materi afasia

11
MATERI 1. Pengertian Afasia Afasia adalah gangguan kemampuan berbahasa, yaitu hilangnya kemampuan untuk menggunakan bahasa karena terjadinya cedera pada area bahasa di otak. Setiap orang menggunakan bahasa. Berbicara, memperoleh kata- kata yang tepat, memahami sesuatu, membaca, menulis, melakukan isyarat adalah merupakan bagian dari penggunaan bahasa. Ketika satu atau lebih dari penggunaan bahasa tidak lagi berfungsi dengan baik (yang dikarenakan oleh cedera otak), maka kondisi tersebut dinamakan afasia. Afasia A (= tidak) fasia (= bicara), berarti seseorang tidak dapat lagi mengungkapkan apa yang dia mau. Dia tidak bisa lagi menggunakan bahasa. Selain afasia, dapat terjadi kelumpuhan dan atau masalah-masalah sehubungan dengan : - Kemampuan melakukan sesuatu secara sadar. - Kemampuan mengamati situasi di sekelilingnya. - Konsentrasi, pengambilan inisiatif, dan kemampuan mengingat. Penderita tidak dapat melakukan dua hal pada waktu yang bersamaaan. Beberapa definisi afasia sebagai berikut : - Elizabeth J. Corwin, afasia adalah kehilangan total pemahaman atau pembentukan bahasa. - Tikofsky, afasia merupakan suatu manifestasi dari cedera otak dalam komunikasi, yang ditandai dengan adanya gangguan dalam kemampuan berbahasa. - Kenneth scott Wood (1971), afasia diartikan sebagai suatu kehilangan kemampuan fungsi simbolisasi dan ekspresi akibat adanya lesi pada otak yang terjadi karena penyakit, trauma, atau kelainan/penyimpangan dalam perkembangannya - Mildred Fredburg Berry dan Jon Eisenson (1973), afasia sebagai suatu istilah umum,yang menunjukkan adanya kerusakan pada pusat di otak yang mengakibatkan terganggunya aspek linguistik atau bahasa. Gangguan ini meliputi pengertian terhadap kata-kata, simbolisasi atau coding, dan penggunaan bahasa yang meliputi bicara, menulis, dan membaca. - Sidiarto Kusumoputro (1977), afasia didefinisikan sebagai kehiangan kemampuan untuk membentuk, mengungkapkan, atau mengerti suatu pembicaraan. Dengan kata lain afasia adalah kehilangan kemampuan untuk berbahasa aktif dan pasif.

Upload: kartika-wihdatus-syafaah

Post on 15-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

.,

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI afasia

MATERI

1.      Pengertian Afasia

                 Afasia adalah gangguan kemampuan berbahasa, yaitu  hilangnya kemampuan

untuk menggunakan bahasa karena terjadinya cedera pada area bahasa di

otak.                     

Setiap orang menggunakan bahasa. Berbicara, memperoleh kata-kata yang tepat,

memahami sesuatu, membaca, menulis, melakukan isyarat adalah merupakan bagian dari

penggunaan bahasa. Ketika satu atau lebih dari penggunaan bahasa tidak lagi berfungsi

dengan baik (yang dikarenakan oleh cedera otak), maka kondisi tersebut dinamakan afasia.

Afasia  A (= tidak) fasia (= bicara), berarti seseorang tidak dapat lagi mengungkapkan apa

yang dia mau. Dia tidak bisa lagi menggunakan bahasa. Selain afasia, dapat terjadi

kelumpuhan dan atau masalah-masalah sehubungan dengan :

-          Kemampuan melakukan sesuatu secara sadar.

-          Kemampuan mengamati situasi di sekelilingnya.

-          Konsentrasi, pengambilan inisiatif, dan kemampuan mengingat.

Penderita tidak dapat melakukan dua hal pada waktu yang bersamaaan.

                 Beberapa definisi afasia sebagai berikut :

-          Elizabeth J. Corwin, afasia adalah kehilangan total pemahaman atau pembentukan

bahasa. 

-          Tikofsky, afasia merupakan suatu manifestasi dari cedera otak dalam komunikasi, yang

ditandai dengan adanya gangguan dalam kemampuan berbahasa.

-          Kenneth scott Wood (1971), afasia diartikan sebagai suatu kehilangan kemampuan

fungsi simbolisasi dan ekspresi akibat adanya lesi pada otak yang terjadi karena penyakit,

trauma, atau kelainan/penyimpangan dalam perkembangannya

-          Mildred Fredburg Berry dan Jon Eisenson (1973), afasia sebagai suatu istilah

umum,yang menunjukkan adanya kerusakan pada pusat di otak yang mengakibatkan

terganggunya aspek linguistik atau bahasa. Gangguan ini meliputi pengertian terhadap kata-

kata, simbolisasi atau coding, dan penggunaan bahasa yang meliputi bicara, menulis, dan

membaca.

-          Sidiarto Kusumoputro (1977), afasia didefinisikan sebagai kehiangan kemampuan untuk

membentuk, mengungkapkan, atau mengerti suatu pembicaraan. Dengan kata lain afasia

adalah kehilangan kemampuan untuk berbahasa aktif dan pasif.

-          Bambang Setyono (1982), afasia adalah gangguan fungsi bahasa pasif dan atau aktif

yang terjadi akibat adanya trauma atau kerusakan di pusat bahasa otak. Gangguan funsi

bahasa ini ditandai dengan kehilangan seluruh atau sebagian dari pembentukan konsep,

pengertian, proses simbolisasi (coding), serta aspek linguistik lain di lingkungannya.

Gangguan tersebut tidak termasuk yang diakibatkan oleh adanya gangguan saraf perifer,

kelainan sensoris primer, kelainan fungsi mental, atau masalah psikiatri yang lain.

Page 2: MATERI afasia

Afasia adalah suatu keadaan pada pasien sehingga ia tidak mampu berbicara.

Afasia Broca menjadikan pasien tak mampu membentuk kalimat kompleks dengan tata

bahasa yang benar. Pasien sendiri masih memiliki kemampuan pemahaman bahasa yang

baik, walaupun ada beberapa kasus di mana kemampuan pemahaman bahasa pasien ikut

menurun.

Berikut adalah contoh pasien dengan afasia Broca. Ia bermaksud menjelaskan

bagaimana ia datang ke rumah sakit untuk menjalani bedah gigi.

"Ya... ah... Senin... ng... Ayah dan Peter H... (namanya), dan Ayah.... ng... rumah sakit...

dan... ah... Rabu... Rabu, jam sembilan... dan oh... Kamis... jam sepuluh, ah dokter... dua...

dan dokter... dan ng... gigi... yah."

2.      Klasifikasi Berdasarkan Usia afasia

Berdasarkan usia afasia dapat dibedakan menjadi :

-          Afasia anak

Disebut afasia anak bila kelainan tersebut terjadi pada masa perkembangan baik karena

kelainan kongenital maupun kelainan yang didapat.

-          Afasia dewasa

Disebut dengan afasia dewasa bila kelainan terjadi pada tahap akhir perkembangan bahasa

atau penyebab terjadi setelah perkembangan dan mampu mempergunakan kaidah linguistik.

Berikut beberapa klasifikasi afasia, ada banyak sekali jenis afasia, namun yang

disebutkan berikut merupakan jenis afasia yang sering ditemukan , yaitu:

1.    Afasia Broca (tidak dapat berbicara lancar); disebut juga afasia ekspresif

Orang dengan afasia Broca cenderung berbicara pendek-pendek dan penuh arti karena ia

sulit memproduksi kata-kata atau kalimat. Afasia Broca cenderung berkaitan dengan

hemiparesis kiri.

2.    Afasia Wernicke (tidak dapat menyimak)

Penderita afasia Wernicke hampir merupakan kebalikan dari afasia Broca. Bila afasia Broca

dikategorikan sebagai non-fluent aphasia, maka afasia Wernicke merupakan fluent aphasia.

Orang dengan afasia jenis ini justru dapat berbicara dengan lancar, dengan kalimat-kalimat

yang panjang, namun yang dibicarakan tersebut tidak mempunyai arti atau menggunakan

kata-kata yang tidak diperlukan. Mereka bahkan bisa membuat kata-kata baru (neologisme).

3.    Afasia anomik (tidak dapat menyebut nama benda)

Individu dengan afasia ini memiliki kesulitan dengan penamaan. Pasien sulit menyebutkan

nama kata-kata tertentu, termasuk kesulitan menyebutkan jenis kata dari kata tersebut (kata

benda, sifat, dan lain-lain).

4.    Afasia konduksi (tidak dapat mengulang kalimat)

Pasien dengan afasia konduksi mengalami kerusakan pada fasciculus arcuata, bagian dari

otak yang menghubungkan informasi antara area Wernicke dan area Broca. Kemampuan

pengulangan kata atau kalimatnya sangat buruk.

Page 3: MATERI afasia

5.    Afasia global (gabungan dari keseluruh jenis afasia)

3.       Penyebab Afasia

     Afasia biasanya disebabkan oleh kerusakan pada pusat bahasa otak. Bagian

otak yang rusak ini adalah lobus temporalis sebelah kiri dan lobus frontalis di sebelahnya.

Kedua area ini mengatur penggunaan bahasa seseorang. Kerusakan pada area-area

tersebut dapat terjadi karena :

a.       cedera otak, pendarahan otak

b.      tumor,

c.       stroke,

d.      infeksi

                  Berikut merupakan pusat bahasa otak :

-          Area Broca adalah bagian dari otak manusia yang terletak di gyrus frontalis superior

pada lobus frontalis korteks otak besar. Area ini berperan pada proses bahasa, serta

kemampuan dan pemahaman berbicara.

-          Area Wernicke terletak berdampingan dengan area Broca. Keduanya ditemukan hanya

pada salah satu belahan otak saja, umumnya pada bagian kiri, karena populasi manusia

kebanyakan "dominan kiri".

a.      Cedera otak

           Afasia disebabkan oleh cedera otak. Penyebab cedera otak umumnya disebabkan

oleh kelainan pada pembuluh darah. Kelainan tersebut juga dinamakan pendarahan otak,

gangguan pembuluh darah otak, atau geger otak. Istilah medisnya adalah CVA Cerebro (=

otak ) Vasculair (= pembuluh darah) Accident (= kecelakaan). Penyebab lain terjadinya

afasia adalah trauma (cedera pada otak karena kecelakaan, misalnya kecelakaan lalu lintas,

jatuk di kamar mandi) yang menyebabkan cedera pada otak.     

b.      Tumor

           Tumor otak dimana tumor ini terletak pada otak baik benigna maupun maligna. Jika

tumor ini berada di otak, maka akan mengganggu fungsi dari sistem syaraf di otak.

           Sistem syaraf merupakan sistem koordinasi atau sistem kontrol yang bertugas

menerima rangsang, menghantarkan rangsang ke seluruh tubuh dan memberikan respon

terhadap rangsangan tersebut.

c.       Stroke

           Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh

gangguan suplai darah kebagian otak.

           Stroke adalah gangguan perfusi otak yang diakibatkan oklusi (sumbatan), embolisme

serta pendarahan, patologi dalam otak itu sendiri bukan karrena faktor luar) yang

mengakibatkan gangguan permanen atau sementara.

           Pada saat gangguan, umumnya ada penyakit lain yang mendahului terutama

penyakit kardiovaskuler (jantung, hipertensi), ganguan otak (degeneratif, atritis, penyakit

Page 4: MATERI afasia

pembuluh darah tepi, paru-paru menahun, kanker, DM yang tak terkendali, dan trauma

kepala.

           Akibatnya adalah gangguan suplai darah ke otak, menyebabkan kehilangan gerak,

pikiran, memori, bicara atau sensasi baik sementara maupun permanen.

d.      Infeksi

           Infeksi ini terjadi karena masuknya mikroorganisme ke dalam jaringan otak.

Mikroorganisme tersebut dapat berupa bakteri, virus maupun jamur. Bila infeksi tadi

menyerang sistem susunan syaraf akan menimbulkan gangguan. Terjadinya infeksi tersebut

ditandai dengan timbulnya rasa sakit, kenaikan suhu badan, edema dan gangguan fungsi.

Infeksi ini dapat dibedakan atas

-          Meningitis, terjadinya infeksi pada meningen ini dapat terjadi karena fraktur kranii,

penyebaran secara hematogen (septikemia atau infeksi fokal) ataupun perkontiunitatum

( sinusitis, mastoiditis, otitis media akut.

-          Enseffalitis, merupakan infeksi jaringan otak yang umumnya disebabkan oleh virus

neuropatik, pantropik, visotropik.

-          Abses Serebri ini terjadi karena adanya penggumpalan nanah yang terjadi akibat adanya

infeksi. Gumpalan nanah ini akan meningkatkan tekanan intrakranial.

     Berikut beberapa penyebab yang mengakibatkan afasia pada anak :

a.     Lingkungan sosial dan emosional anak

Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi danperkembangan 

bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara dan

bahasa pada anak, termasuk lingkungan keluarga.

b. Sistem masukan / input.

Gangguan pada sistem pendengaran, penglihatan, dan defisit taktilkinestetik dapat

menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak.

c. Sistem pusat bicara dan bahasa

Kelainan pada susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman,

interpretasi, formulasi, dan perencanaan   bahasa,   juga   aktivitas   dan kemampuan  

intelektual   dari   anak.

d. Sistem produksi

Sistem produksi suara meliputi laring, faring, hidung, struktur mulut dan

mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara,

bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring,

faring dan rongga mulut.

Page 5: MATERI afasia

Seseorang mengalami pendarahan otak jika aliran darah di otak tiba-tiba mengalami

gangguan. Hal ini dapat terjadi melalui dua cara, yaitu :

-         Terjadi penyumbatan pada pembuluh darah

-         Kebocoran pada pembuluh darah.

Penyumbatan :Disebabkan oleh penebalan dinding pembuluh darah (trombosis) atau penggumpalan darah (emboli) yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Dalam hal ini terjadi serangan otak.

Kebocoran :

Di pembuluh darah terdapat bagian yang lemah (aneurisma). Bagian tersabut dapat menjadi

berpori-pori, selanjutnya mengalami kebocoran, bahkan pecah. Dalam hal ini terjadi

pendarahan otak.

Oleh para dokter, pendarahan otak disebut CVA Cerebro Vasculair Accident atau

kecelakaan vaskuler otak. Otak kita membutuhkan oksigen dan glukoso untuk dapat

berfungsi. Jika terjadi perdarahan otak atau gangguan lainnya seperti cedera otak, tumor,

stroke,  infeksi dan lain-lain sehingga terjadi penyumbatan maupun kebocoran pembuluh

darah. Maka lambat laun sel-sel otak di bagian tersebut mengalami kematian. Di otak

terdapat berbagai bagian dengan fungsi berbeda-beda. Pada kebanyakan orang, bagian

untuk kemampuan menggunakan bahasa terdapat di sisi kiri otak diantaranya area broca

dan area wernicke. Jika terjadi cedera pada bagian bahasa di otak, maka terjadi afasia.

5.      Tanda dan Gejala Afasia

Gejala afasia adalah tanda-tanda klinis yang tidak normal dari fungsi reseptif atau

ekspresif yang secara reatif mempengaruhi kemampuan komunikasi seseorang. Gejala-

gejala yang dapat mengarah pada diagnosa afasia adalah sebagai berikut:

1.    Ketidakmampuan berbicara spontan

2.    Ketidakmampuan membentuk kata-kata

3.    Ketidakmampuan menyebut nama suatu benda/objek

4.    Ketidakmampuan mengulang suatu frase

Page 6: MATERI afasia

5.    Parafasia (mengganti huruf atau kata)

6.    Agramatisme (ketidakmampuan berbicara dengan bahasa yang baik dan baku)

7.    Produksi kalimat yang tidak lengkap

8.    Ketidakmampuan membaca dan mrnulis

9.    Ketidakmampuan untuk memahami bahasa

Para penderita afasia dapat mengalami kesulitan dalam banyak hal. Hal-hal tersebut

sebelumnya merupakan sesuatu yang biasa terjadi di kehidupannya sehari-hari seperti:

-          Melakukan percakapan berbicara dalam grup atau lingkungan yang gaduh.

-          Membaca buku, koran majalah atau papan petunjuk di jalan raya.

-          Pemahaman akan lelucon atau menceritakan lelucon.

-          Mengikuti program di televisi atau radio.

-          Menulis surat atau mengisi formulir.

-          Bertelepon

-          Berhitung mengingat angka atau berurusan dengan uang.

-          Menyebutkan nama-namanya sendiri atau anggota keluarga

Penderita afasia mengalami kesulitan menggunakan bahasa tetapi mereka bukan

orang tidak waras. Kebanyakan penderita afasia mendapati kehidupan mereka berbeda

sama sekali. Hal-hal sebelumnya dapat dilakukan mudah, sekarang dilakukan dengan susah

payah dan membutuhkan lebih banyak waktu. Banyak penderita afasia tidak percaya diri

dan khawatir akan masa depannya. Oleh karena itu, bantuan dan dukungan dari lingkungan

mereka merupakan hal yang sangat penting. Bertemu dengan penderita afasia lainnya juga

membantu.

Tanda-tanda bahaya terjadi afasia pada anak :

b. 4-6 Bulan

Tidak menirukan suara yang dikeluarkan orang tuanya.

Pada usia 6 bulan belum tertawa atau berceloteh..

b. 8-10 Bulan

Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian.

Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya.

9-10 bulan, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis.

c. 12-15 Bulan

·         12 bulan, belum menunjukkan mimik.

·         12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara, seperti “mama”,“dada”.

·         12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu.

·         15 bulan, belum mampu memahami arti “tidak boleh” atau “daag”.

Page 7: MATERI afasia

·         15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda.

·         15 bulan, belum dapat mengucapkan 13 kata.

d. 18-24 Bulan

·         18 bulan, belum dapat mengucapkan 610 kata.

·         18-20 bulan, tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian.

·         21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana.

·         24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat.

·         24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon.

·         24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau katakata orang lain.

·         24 bulan, tidak mampu menunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya.

e. 30-36 Bulan

·         30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga.

·         36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana dan pertanyaan dan tidak dapat

dipahami oleh orang lain selain anggota keluarga.

f. 3-4 Tahun

·         3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak mamiliki

minat bermain dengan sesamanya.

·         3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti “ayah” diucapkan “aya”.

·         4 tahun, masih gagap dan tidak dimengerti secara lengkap.

6.      Penatalaksanaan afasia

Banyak penderita afasia pernah dirawat dalam periode tertentu di rumah sakit.

Opname di rumah sakit biasanya dilakukan setelah terjadi cedera otak. Setelah keluar dari

rumah sakit, banyak dari mereka yang masih membutuhkan penanganan lanjutan.

Penanganan afasia hampir selalu diteruskan ke ahli logopedia (=seseorang yang ahli dalam

bidang komunikasi) atau pada ahli terapi wicara.

Tindakan dalam terapi wicara. Berikut, sifat tindakan dalam terapi wicara dapat

dibedakan atas :

-          Kuratif. Tindakan terapi wicara bertujuan untuk menyembuhkan gangguan/kelainan

perilaku komunikasi, agar dapat berkomunikasi secara wajar.

-          Rehabilitatif atau Habilitatif. Tindakan terapi wicara bertujuan untuk memulihkan dan

memberikan kemampuan kepada penderita gangguan/kelainan perilaku komunikasi

sebagaimana kemampuan sebelum sakit atau sekurang-kurangnya mendekati kemampuan

komunikasi normal.

Page 8: MATERI afasia

-          Preventif. Tindakan terapi wicara bertujuan mencegah terjadinya gangguan/kelainan

perilaku komunikasi, sehingga seseorang dapat tumbuh dan perkembangan secara wajar.

-          Promotif. Tindakan terapi wicara yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

perilaku komunikasinya sehingga dapat meningkatkan tingkat kehidupan secara lebih

optimal.

Beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memberi semangat dalam proses

perkembangan bahasa anak :

-          Ekspresi kalimat seru

-          Mengombinasikan ekspresi verbal dengan mengarahkan atau melakukan gerak isyarat

untuk mendapatkan benda

-          Mengoceh selama bermain

-          Menirukan kata terakhir yang diucapkan anak

-          Menirukan suara lingkungan

-          Berusaha untuk bernyanyi

Apa yang dapat dilakukan, baik bagi penderita afasia maupun kita atau siapa saja

yang ingin berkomunikasi pada penderita afasia ?

Apabila Anda adalah penderita afasia :

-          Katakan pada orang lain bahwa Anda menderita afasia.

-          Pakai kartu penanda, dimana tertulis apa itu afasia.

-          Jika dengan berbicara tidak berhasil, coba gunakan bahasa isyarat, gambar, tulisan atau

dengan menunjuk untuk memperjelas apa yang Anda maksudkan.

-          Minta pertolongan pada keluarga atau teman.

-          Rencanakan dan siapkan di pikiran Anda atau tulis percakapan yang akan Anda lakukan.

Apabila Anda berkomunikasi dengan penderita afasia :

a.       Ketika Anda ingin memberitahukan sesuatu kepada penderita afasia :

-          Luangkan waktu khusus untuk percakapan tersebut. Duduk tenang dan buat kontak

mata.

-          Jika Anda merasa tidak yakin dengan percakapan tersebut, mulai dengan sesuatu yang

sederhana mengenai diri Anda. Setelah itu ajukan pertanyaan yang jawabannya ingin Anda

ketahui.

-          Bicaralah dengan tenang dengan menggunakan kalimat-kalimat pendek. Berikan

penekanan pada kata-kata yang paling penting.

-          Tuliskan kata-kata yang paling penting. Ulangi pesan yang ingin Anda sampaikan dan

berikan tulisan tersebut kepada pasien afasia. Pasien afasia dapat menggunakan tulisan

tersebut untuk membantu ingatannya atau sebagai alat bantu komunikasi.

Page 9: MATERI afasia

-         Bantu penderita afasia mengungkapkan permasalahannya dengan menggunakan bahasa isyarat, menggambar, atau menulis atau minta dia untuk  menunjuk, memberikan isyarat, menggambar, atau menuliskan permasalahannya. Sama-sama mencari di buku saku bahasa atau buku percakapan.

b.      Ketika penderita afasia ingin memberitahukan sesuatu kepada Anda

-          Pertama-tama harus jelas mengenai siapa yang dibicarakan, apa yang terjadi, dan

dimana atau kapan kejadian itu berlangsung. Sangat penting bagi Anda untuk mengajukan

pertanyaan yang tepat, inventif, dan sebisa mungkin dilakukan dengan sistematis. Coba

untuk selalu memberikan pertanyaan pilihan. Tuliskan pilihan yang salah satunya harus atau

dapat dipilih, berdekatan satu sama lain.

Kesabaran mengalahkan segalanya

Melakukan pembicaraan dengan penderita afasia menuntut banyak waktu dan

kesabaran. Terlepas dari tip-tip di atas, dapat terjadi bahwa pada akhirnya Anda tidak

sepenuhnya mengerti isi pembicaraan tersebut. Biarkan pembicaraan tersebut mengendap

untuk beberapa waktu dan setelah itu coba sekali lagi. Kemungkinan Anda akan lebih

berhasil.

Informasi lebih lanjut dalam berbagai bahasa, organisasi afasia nasional serta

memberikan informasi mengenai afasia dapat di peroleh di website Association

internationale aphasie (AIA) www.aphasia-international.com

Tujuan website ini adalah untuk memberikan perhatian pada afasia juga untuk menstimulasi

pendirian kelompok-kelompok kontak para penderita afasia. Ini dimaksudkan untuk

mencegah terjadinya isolasi sosial para penderita afasia.

 VI.            METODE

1.      Ceramah

2.      Tanya jawab