materi 5..doc

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mengarahkan siswa untuk memiliki kemampuan berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada tingkat sekolah dasar siswa diharapkan dapat menulis secara efektif dan efesien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks (Depdiknas, 2006). Menulis merupakan sarana yang penting dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan gagasan pendapat, pengalaman, dan perasaan dengan baik. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Selain itu menulis merupakan suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkatkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta pemahaman kosa kata, diksi, 1

Upload: dessy-wiranti

Post on 01-Feb-2016

280 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi 5..doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar mengarahkan siswa

untuk memiliki kemampuan berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis. Pada tingkat sekolah dasar siswa diharapkan dapat menulis

secara efektif dan efesien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks

(Depdiknas, 2006). Menulis merupakan sarana yang penting dikuasai siswa

agar dapat mengungkapkan gagasan pendapat, pengalaman, dan perasaan

dengan baik. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Selain itu menulis

merupakan suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara

berpikir yang teratur yang diungkatkan dalam bahasa tulis. Keterampilan

seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu,

dan pengalaman sebagai suatu keterampilan yang produktif. Menulis

dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainnya, seperti aspek berbicara

maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan menyimak serta

pemahaman kosa kata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda

baca. Pemahaman berbagai jenis karangan serta pemahaman berbagai jenis

paragraf dan pengembangannya.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting

dalam kehidupan, karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang

harus dimiliki oleh siswa. Keterampilan menulis tidak hanya penting dalam

kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan

masyarakat. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau

mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang

dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa

dalam menulis.

1

Page 2: Materi 5..doc

Berdasarkan paparan diatas, penulis menyusun sebuah makalah dengan

judul “Proses Menulis dan Strategi Peningkatan Kemampuan Menulis”,

untuk memberikan pemahaman mengenai proses dan strategi yang digunakan

guru untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat penulis temukan

rumusan permasalahan sebagai berikut:

1.2.1 Apa saja yang termasuk proses menulis?

1.2.2 Bagaimana strategi peningkatan kemampuan menulis?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan

konsep dan pemahaman mengenai proses menulis dan strategi

peningkatan kemampuan menulis.

1.3.2 Tujuan Khusus

Selain memiliki tujuan umum, pembuatan makalah ini juga memiliki

tujuan khusus yakni :

1) Untuk mengetahui apa saja yang termasuk proses menulis

2) Untuk mengetahui strategi peningkatan kemampuan menulis

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis yang didapat dari makalah ini adalah

sebagai mahasiswa yang akan menjadi tenaga pendidik dapat

menjadikan makalah ini sebagai refrensi atau sumber bacaan dalam

mengajarkan siswa tentang proses menulis dan strategi peningkatan

kemampuan menulis serta diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan secara umum dan khususnya ilmu pendidikan.

2

Page 3: Materi 5..doc

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang didapat selain membaca adalah dapat

mengembangkan dan mengamalkan nilai – nilai yang terkandung

dalam makalah ini, dimana nantinya kita dapat menerapkan secara

langsung kepada anak didik mengenai proses menulis dan strategi

peningkatan kemampuan menulis.

3

Page 4: Materi 5..doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Menulis

Menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat

fleksibel. Rangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi : pramenulis, penulisan

draft, revisi, penyuntingan, dan publikasi atau pembahasan. Seperti halnya

perkembangan membaca, perkembangan anak dalam menulis juga terjadi

perlahan-lahan. Dalam tahap ini anak perlu mendapat bimbingan dalam

memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam tulisan. Combs

(1996) mengemukakan bahwa perkembangan menulis mengikuti prinsip-

prinsip berikut :

1) Prinsip keterulangan (recurring principle) anak menyadari bahwa dalam

suatu kata bentuk yang sama terjadi berulang-ulang. Mereka

memperagakannya dengan cara menggunakan suatu bentuk secara

berulang-ulang.

2) Prinsip generatif (generative principle) anak menyadari bentuk-bentuk

tulisan secara lebih rinci, menggunakan beberapa huruf dalam kombinasi

dan pola yang beragam. Mereka mulai memperhatikan adanya keteraturan

huruf dalam suatu kata.

3) Konsep tanda (sign concept) anak memahami kearbiteran tanda-tanda

dalam bahasa tulis. Untuk mempermudah kegiatan komunikasi, orang

dewasa perlu menghubungkan benda tertentu dengan kata yang

mewakilinya.

4) Fleksibilitas (flexibility) anak menyadari bahwa suatu tanda secara

fleksibel dapat berupa menjadi tanda yang lain.

5) Arah tanda (directionality) anak menyadari bahwa tulisan bersifat linier,

bergerak dari satu huruf ke huruf yang lain sampai membentuk suatu kata,

dari arah kiri menuju ke arah kanan, bergerak dari baris yang satu menuju

baris yang lain.

4

Page 5: Materi 5..doc

Temle dkk. (1988 : 99) mengidentifikasi adanya 4 tahap

perkembangan tulisan yang dialami anak, yaitu : prafonemik, fonemik tahap

awal, nama-huruf, dan transisi dan menguasai.

Dalam tahap prafonemik anak sudah mengenali bentuk dan ukuran

huruf, tetapi dia belum dapat menggabungkan huruf untuk menulis kata. Dia

belum menguasai prinsip-prinsip fonetik, yaitu huruf mewakili bunyi-bunyi

yang membentuk kata. Bimbingan yang perlu diberikan pada anak yang

berada dalam tahap prafonemik dapat berupa bacakan dengan keras kata-kata

yang dekat dengan dunia anak, bacakan judul atau label yang dekat dengan

dunia anak, berikan contoh penulisan huruf dan jelaskan bentuk serta

ukurannya.

Dalam tahap fonemik awal anak sudah mulai mengenali prinsip-

prinsip fonetik, tahu cara kerja tulisan, tetapi keterampilan mengoperasikan

prinsip fonetik masih sangat terbatas. Akibat dari terbatasnya keterampilan ini,

anak seringkali menuliskan kata dengan satu atau dua huruf saja. Bimbingan

yang dapat diberikan pada anak yang berada dalam tahap fonemik tahap awal

adalah ajaklah anak memasuki dunia tulis (misalnya dengan memperkenalkan

barang-barang cetak yang diminati anak), kegiatan bimbingan difokuskan

pada memantapakan konsep kata dalam diri anak, teknik yang ditempuh :

membacakan buku yang sangat dekat dengan dunia anak, fokuskan pada kata-

kata tertentu, beri kesempatan pada anak untuk menuliskan apa saja yang

dapat ditulis, yakinkan bahwa anak dapat menulis, hindarkan anak dari rasa

takut membuat kesalahan dalam menulis.

Dalam tahap nama-huruf (menguasai huruf) anak mulai dapat

menerapkan prinsip fonetik. Dia sudah dapat menggunakan huruf-huruf untuk

mewakili bunyi-bunyi yang membentuk suatu kata. Tulisan yang dihasilkan

seringkali belum dapat dibaca, termasuk oleh anak itu sendiri. Bimbingan

yang dapat diberikan pada anak yang berada dalam tahap nama-huruf adalah

latihan penulisan kata/kelompok kata serta cara mengucapakannya,

menunjukan contoh penulisan kata yang tidak tepat dengan memanfaatkan

kamus, mecatat kata-kata yang sering dijumpai dalam kegiatan membaca.

5

Page 6: Materi 5..doc

Dalam tahap transisi, penguasaan anak terhadap sistem tatatulis

semakin lengkap. Meskipun belum konsisten, dia sudah dapat menggunakan

ejaan dan tanda baca dalam menulis, khususnya pemberian spasi antarkata.

Bimbingan untuk anak yang berada dalam tahap transisi difokuskan pada

penguasaan pola dan sistem tatatulis. Kegiatan bimbingan dapat berupa

memperkenalkan aturan tatatulis, cara mengucapkan kata, cara menulis, dan

maknanya dalam konteks, menelaah kesalahan-kesalahan penulisan yang

dilakukan oleh temannya. Dan tahap terakhir adalah anak sudah dapat

menerapkan dengan baik semua sistem tatatulis.

2.2 Strategi Peningkatan Kemampuan Menulis

Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis, guru perlu

memperhatikan bahan ajar menulis dan metode pengajaran menulis.

1) Bahan Ajar Menulis

Dalam kurikulum 1994 (GBPP) SD, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia,

pengajaran menulis (kelas 1 dan 2) dipilah menjadi 2 kategori, yakni

pengajaran pramenulis dan menulis. Yang termasuk kategori pengajaran

pramenulis adalah :

a) Melemaskan lengan dengan menulis di udara.

b) Memegang pensil dengan benar (pensil tajam, jarak mata pensil dan

jari cukup, posisi atau kemiringan pensil benar, susunan jari, dan posisi

tangan kiri benar).

c) Melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, melatih

dasar menulis (garis tegak, miring, lurus, lengkung).

d) Melemaskan jari dengan cara menuliskan huruf dengan menggunakan

jari (di bak pasir, di meja, atau di udara)

Pengajaran menulis (permulaan) difokuskan pada penulisan huruf,

penulisan kata, penggunaan kalimat sederhana, dan tanda baca (huruf

kapital, titik, koma, dan tanda tanya). Dengan demikian dapat

dikemukakan bahwa materi pelajaran menulis untuk pengajaran menulis

permulaan meliputi :

6

Page 7: Materi 5..doc

a) penulisan huruf,

b) penulisan kata,

c) penggunaan kalimat sederhana,

d) tanda baca (huruf capital, titik, koma, dan tanda tanya),

Kurikulum 1994 tidak secara rinci mengemukakan huruf-huruf apa

saja yang harus diajarkan untuk anak kelas 1 maupun kelas 2. Dalam butir

pembelajaran untuk kelas 1, cawu 1 dinyatakan bahwa siswa

diperkenalkan pada 14 jenis huruf , dan untuk cawu 2 diperkenalkan 20

huruf.

2) Metode Pengajaran Menulis

Dalam Buku Petunjuk Membaca dan Menulis di SD (Depdikbud,

1996) dikemukakan langkah-langkah pengajaran menulis dikelas 1 dan 2

SD, yang secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut.

a) Pengenalan huruf

Pengenalan huruf dapat dilakukan melalui langkah-langkah :

(1) menyajikan gambar

(2) menyebut dan menulis nama yang terdapat dalam gambar

(3) menggunakan teknik analisis dan sintesis

(4) memperkenalkan bentuk-bentuk huruf

b) Latihan

Kegiatan yang dilakukan yaitu

(1) memegang pensil dan sikap duduk

(2) gerakan tangan dalam menulis : garis lurus, setengah lingkaran,

dan lingkaran

(3) mengeblat : menggunakan karbon, kertas tipis, menebalkan tulisan

(4) menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf

(5) menatap huruf/kata (koordinasi mata, ingatan, dan ujung jari)

7

Page 8: Materi 5..doc

c) Menyalin tulisan

Kegiatan yang dilakukan yaitu menyalin huruf, menyalin kata,

menyalin kalimat, dan menyalin bacaan sederhana.

d) Menulis halus/indah

Penekanan diarahkan pada bentuk huruf, ukuran huruf, tebal tipisnya

penulisan huruf, serta kerapian tulisan.

e) Dikte

Kegiatan yang dilakukan dalam dikte meliputi : anak menyiapkan alat

tulis, guru mengucapakan kalimat, anak menulis kalimat yang

diucapkan guru, tulisan anak dikoreksi oleh temannya, dan anak

membetulkan tulisannya.

f) Melengkapi

Kegiatan yang disarankan meliputi : melengkapi dengan huruf,

melengkapi dengan suku kata, dan melengkapi dengan kata.

g) Menulis nama

Kegiatan menulis nama difokuskan pada penulisan nama benda atau

gambar, nama orang, nama binatang, dan nam jalan.

h) Mengarang sederhana berdasarkan gambar seri, cerita sederhana, atau

pengalaman anak.

Sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum bidang studi bahasa

Indonesia 1994, setiap bentuk pembelajaran bahasa Indonesia harus

berlandaskan pendekatan yang telah ditetapkan dalam kurikulum

tersebut. Pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan rancangan

komunikatif dengan pola penataan bahan tematis. Rancangan ini

dimaksudkan agar siswa mampu berkomunikasi dalam situasi yang

wajar berdasarkan tema tertentu. Tema dipakai sebagai sarana

pemersatu kegiatan pembelajaran bahasa. Proses pembelajaran ini

tampak pada penyatuan berbagai kegiatan pembelajaran dan berbagai

aspek bahan ajar. Berikut dikemukan beberapa model pembelajaran

menulis.

8

Page 9: Materi 5..doc

Model I : Menjiplak

Sesuai dengan tingkat kesulitannya, ada berbagai macam menjiplak

dalam belajar bahasa Indonesia.

a. Menjiplak huruf, misalnya :

a i u n k

a i u n k

A I U M K

Aa Ii Uu Mm Kk

Huruf latin ini bisa dibantu dengan tanda titik-titik dan tanda panah

seperti diatas

b. Menjiplak kata, misalnya :

1) Pepaya (tanpa bantuan gambar)

2) Pepaya (dengan bantuan gambar)

9

..............

..............

Page 10: Materi 5..doc

c. Menjiplak kalimat, misalnya

1) Ibu pergi kepasar

2) Gambar pasar

Ibu pergi kepasar

d. Menjiplak wacana sederhana, misalnya :

Namaku Ani

10

...........................................................................

...........................................................................

Page 11: Materi 5..doc

Nama ayahku Lukman

Nama ibuku Rukmini

Sedangkan nama adikku Hari

Setelah siswa menjiplak kata, kalimat, atau wacana, kegiatan

pembelajaran dapat dilanjutkan dengan aspek pemaduan pembelajaran

bahasa yang lain, misalnya membaca dan menyimak serta analisis aspek

bahasa sesuai dengan tingkatan mereka. Kegiatan pembelajaran semacam

itu digambarkan sebagai berikut.

Menatap Pemahaman Menatap

Gambar objek

asli

a

b

c

Memenggal : kata

suku kata kalimat kata

Menentukan huruf besar dan

kecil

Menentukan tanda baca :

titik, tanya, seru

Dilanjutkan dengan latihan

a. Membaca/mengucapkan

b. MenyimakMenulis

Model II : Menyalin

Menyalin biasanya di mulai dari tingkatan kata, kalimat sampai pada

wacana. Menyalin bisa dari :

a. Kata, kalimat dan wacana yang menggunakan huruf lepas ke huruf lepas

dan

b. Kata, kalimat dan wacana yang menggunakan huruf lepas ke huruf latin

atau sebaliknya

11

.....................................................................................

....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

Page 12: Materi 5..doc

Model III : Menatap

Menatap biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek agar siswa

dapat membahasakan objek tersebut. Objek tersebut bisa berupa: gambar kata

dan gambar kalimat, serta objek asli.

Model IV : Menyusun

Kegiatan menyusun yang paling sederhana adalah menyusun

huruf menjadi kata, dilanjutkan dengan menyusun kata menjadi kalimat,

dan kalimat menjadi wacana seperti tergambar berikut ini :

b a u j m

nasi memasak Ibu

12

.........................................................

...........................................................

Kesenangannya bermain tinju

Aku senang bermain-main

Adikku suka juga bermain

Kesenanganku bermain bola

……………………………

……….

……………………………

………

……………………………

………

……………………………

…..….

Page 13: Materi 5..doc

Kegiatan menyusun tersebut dapat dipadukan dengan aspek

pembelajaran yang lain seperti bergambar berikut ini.

Model V : Melengkapi

Kegiatan melengkapi dapat berupa melengkapi kalimat yang sebagian

katanya dihilangkan dan bisa juga melengkapi kalimat-kalimat dalam wacana,

misalnya :

a.

b.

Kegiatan melengkapi dapat dipadukan dengan aspek pembelajaran

yang lain seperti tergambar berikut.

13

huruf – kata

kata-kata – kalimat

kalimat – wacana

Pemahaman

Dilanjutkan dengan latihan :

membaca/mengucapkan

menyimak

. . . pergi ke pasar.

Herman . . . bola

Sanusi belajar . . . .

Anak Rajin

Rini anak yang . . . belajar. Setiap hari . . . .

rajin belajar. Dia paling . . . belajar matematika

Mata pelajaran lain pun . . . pelajari. Karena itu

dia naik . . . rangking pertama

Page 14: Materi 5..doc

Melengkapi Pemahaman Penggunaan

Model VI : Menulis Halus

Menulis halus bertujuan agar siswa dapat menulis dengan tepat,

terbaca, dan rapi. Menulis halus bisa dalam bentuk kalimat atau wacana

dengan menggunakan huruf lepas atau latin, misalnya :

Model VII : Dikte

Dikte adalah kegiatan memperdengarkan kata, kalimat, atau wacana

kepada siswa agar meminta mereka untuk menuliskan apa yang telah

didengar. Dikte dapat dipadukan dengan aspek pembelajaran lain seperti

tergambar berikut :

14

kalimat

wacana

Dilanjutkan latihan

membaca/

mengucapkan

menyimak

Analisis :

Huruf besar-kecil

Tanda baca

Made pergi ke Pura Made pergi ke Pura

………………………… …………………………

Dikte

Kata,

kalimat,

wacana

Ditulis

Pemahaman

Analisis :

(Suku) kata

Huruf

besar/kecil

Tanda baca

Penggunaan

Dilanjutkan dg

kegiatan :

Membaca/

mengucapkan

Menyimak

Page 15: Materi 5..doc

Model VIII : Mengarang

Mengarang dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula

tanpa bantuan gambar.

a. Mengarang dengan bantuan gambar

b. Mengarang tanpa bantuan gambar. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan

mengungkapkan hasil : (1) pengamatan objek terhadap lingkungan anak,

dan (2) pengalaman yang pernah dilakukan.

15

Page 16: Materi 5..doc

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

3.1.1 Menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat

fleksibel. Rangkaian aktivitas yang dimaksud meliputi : pramenulis,

penulisan draft, revisi, penyuntingan, dan publikasi atau pembahasan.

3.1.2 Combs (1996) mengemukakan bahwa perkembangan menulis

mengikuti prinsip-prinsip berikut : Prinsip keterulangan (recurring

principle), Prinsip generatif (generative principle), Konsep tanda (sign

concept), Fleksibilitas (flexibility) dan Arah tanda (directionality).

Temle dkk. (1988 : 99) mengidentifikasi adanya 4 tahap

perkembangan tulisan yang dialami anak, yaitu : prafonemik, fonemik,

tahap awal, nama-huruf, transisi, dan menguasai.

3.1.3 Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa menulis, guru perlu

memperhatikan bahan ajar menulis dan metode pengajaran menulis.

3.2 Saran

Berdasarkan penjelasan di atas, maka saya dapat memberikan saran

kepada beberapa pihak, yaitu:

3.2.1 Kepada Mahasiswa Terkait

Dengan adanya makalah ini, mahasiswa perlu mengetahui dan

memahami tentang proses menulis dan strategi peningkatan

kemampuan menulis. Mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik

16

Page 17: Materi 5..doc

nantinya dapat memberikan pemahaman kepada anak didiknya

mengenai proses menulis dan strategi peningkatan kemampuan

menulis ini.

3.2.2 Kepada Pembaca

Untuk memberikan wawasan kepada pembaca serta agar pembaca

mengetahui bagaimana proses menulis dan strategi peningkatan

kemampuan menulis.

DAFTAR RUJUKAN

Rofi’uddin, Ahmad. dkk. 1998. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas

Tinggi. Jakarta : Depdikbud

17