mata

33
BAB I PENDAHULUAN Undang-undang No. 36 tahun 2009 mengamanatkan bahwa pemerintah harus menyediakan pelayanan kesehatang yang bermutu,aman,efisien,terjangkau dan merata. Sebagai unit pelaksana tehnis Dinas kesehatan (UPTD), Puskesmas mempunyai 4 fungsi yaitu sebagai pusat pemberdayaan masyarakat,sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat,sebagai pusat pelayanan kesehatan perorangan primer dan sebagai pusat rujukan kesehatan primer yang bertanggung jawab atas wilayah yang telah ditetapkan. Pelayanan kesehatan masyarakat sektor Pemerintah di Kabupaten/Kota terdiri atas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.Puskesmas dengan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakatnya menyebabkan puskesmas mempunyai peran penting dalam meningkatkan daya ungkit yang besar dalam pembangunan kesehatan di Indonesia karena Puskesmas menrupakan ujung tombak pembangunan kesehatan. 1,4 Indera penglihatan merupakan salah satu alat tubuh manusia yang mempunyai fungsi sangat penting untuk memungkinkan manusia menerima informasi dari lingkungan kehidupan sekitarnya sehingga mampu beradaptasi dan mempertahankan hidup dalam lingkungannya dan menghindarkan diri dari berbagai ancaman yang mungkin terjadi. Dengan demikian kesehatan indera penglihatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam upaya meningkatkan kualitas SDM

Upload: waniesariff

Post on 02-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ikm

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Undang-undang No. 36 tahun 2009 mengamanatkan bahwa  pemerintah harus

menyediakan pelayanan kesehatang yang bermutu,aman,efisien,terjangkau dan merata. Sebagai

unit pelaksana tehnis Dinas kesehatan (UPTD), Puskesmas mempunyai 4 fungsi yaitu sebagai

pusat pemberdayaan masyarakat,sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat,sebagai pusat

pelayanan kesehatan perorangan primer dan sebagai pusat rujukan kesehatan primer yang

bertanggung jawab atas wilayah yang telah ditetapkan. Pelayanan kesehatan masyarakat sektor

Pemerintah di Kabupaten/Kota terdiri atas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.Puskesmas

dengan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakatnya menyebabkan puskesmas mempunyai  peran

penting dalam meningkatkan daya ungkit yang besar dalam pembangunan kesehatan di

Indonesia karena Puskesmas menrupakan ujung tombak pembangunan kesehatan.1,4

Indera penglihatan merupakan salah satu alat tubuh manusia yang mempunyai fungsi

sangat penting untuk memungkinkan manusia menerima informasi dari lingkungan kehidupan

sekitarnya sehingga mampu beradaptasi dan mempertahankan hidup dalam lingkungannya dan

menghindarkan diri dari berbagai ancaman yang mungkin terjadi. Dengan demikian kesehatan

indera penglihatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam upaya meningkatkan kualitas

SDM agar terwujud manusia Indonesia yang cerdas, produktif serta mampu berperan dalam

berbagai bidang pembangunan.1,4

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

(SDM). Indra Penglihatan merupakan syarat penting bagi upaya peningkata kualitas SDM,

karena mata merupakan jarul informasi utama (83%). Keterbelakangan melakukan koreksi

refraksi terutama pada anak usia sekolah akan sangat mempengaruhi kemampuan menyerap

materi pembelajaran dan berkurangnya potensi untuk meningkatkan kecerdasan karena 30%

informasi diserap dengan melihat dan mendengar.2,5

Untuk mewujudkan drajat kesehatan mata yang optimal telah ditetapkan visi, yaitu

gambaran prediksi atau keadaanmasyarakat indonesia pada masa yang akan datang berupa “Mata

Sehat 2020/Vision 2020 – The Right to Sight “(pemenuhan hak untuk melihat dengan optimal

bagi setiap individu). Untuk itu di tetapkan misi mewujutkan mata sehat melalui : promosi

kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat tentang mata sehat ; menanggulangi

gangguan penglihatan dan kebutuhan di masyarakat ; memfasilitasi pemerataan pelayanan

kesehatan mata yang bermutu dan terjangkau, menggalang kemitraan dengan masyarakat dan

pihak-pihak terkait di dalam dan di luar negri untuk mewujutkan mata sehat 2020.2,5

Kesehatan Indera Penglihatan merupakan syarat penting untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, dalam kerangka

mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin.1

WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, di mana sepertiganya

berada di Asia Tenggara. Survei kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-

1996, menunjukkan angka kebutaan 1,5%. Penyebab utama kebutaan adalah katarak (0,78%),

glaukoma (0,20%), kelainan refraksi (0,14%), dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan

dengan lanjut usia (0,38 %). Besarnya jumlah penderita katarak di Indonesia saat ini berbanding

lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut yang pada tahun 2000 diperkirakan sebesar 15,3 juta

(7,4% dari total penduduk). Jumlah dimaksud cenderung akan bertambah besar karena

berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik tahun 1993 , jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia

pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan sebesar 414% dibandingkan dengan keadaan pada

tahun 1990. 1

Berdasarkan laporan hasil Riskesdas/ Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007,

prevalensi nasional Kebutaan adalah 0,9% (berdasarkan hasil pengukuran, visus < 3/60).

Sebanyak 11 provinsi mempunyai prevalensi Kebutaan diatas prevalensi nasional, yaitu Nangroe

Aceh Darussalam, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo. Prevalensi nasional

penderita Katarak sendiri pada penduduk umur >30 tahun adalah 1,8%.2

Kebutaan bukan hanya mengganggu produktivitas dan mobilitas penderitanya, tetapi juga

menimbulkan dampak sosial ekonomi bagi lingkungan, keluarga, masyarakat dan negara lebih-

lebih dalam menghadapi pasar bebas. Menurut Konsultan WHO, Dr. Konyama, kebutaan akan

menjadi masalah kesehatan masyarakat bila prevalensinya 0,5%-1%. Bila prevalensi kebutaan >

1% maka kebutaan telah menjadi masalah sosial. Sebaliknya bila angka kebutaan < 0,5 % maka

kebutaan hanya menjadi masalah klinik (medik). 1

Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan (UKM/PK) merupakan bentuk dari

pengembangan program RENSTRANAS (Rencana Strategis Nasional) Penanggulangan

Gangguan Penglihatan dan Kebutaan untuk mencapai Vision 2020. Pelayanan Kesehatan Mata di

Puskesmas, “Primary Eye Care (P.E.C)” ,telah dimulai sejak tahun 1979/1980. Primary Eye

Care merupakan unit terdepan yang merupakan bagian integral dari Puskesmas, yang meliputi

usaha-usaha peningkatan, pencegahan, dan pengobatan terhadap individu atau masyarakat. 1

Tujuan P.E.C melalui kegiatan pelayanan kesehatan mata yang diintegrasikan di

Puskesmas yangmerupakan pintugerbang utama yang berhubungan langsung denganmasyarakat

sehingga angka kesakitan mata dapatditekan dan angka kebutaan serta kemunduran

fungsipenglihatan dapat dihilangkan. Dengan kebijaksaan untuk penduduk yang berpenghasilan

rendah baik yangtinggal dikota dan di desa mendapat prioritas. Melalui program ini diharapkan

dapat menurunkan angka kebutaan di Indonesia menjadi 1% pada tahun 2004 dan 0,5% pada

tahun 2020.1

Dari masalah kesehatan mata dan kebutaan tersebut mengisyaratkan bahwa upaya

kesehatan mata/pencegahan kebutaan dasar sebagai salah satu kegiatan pokok di Puskesmas akan

melengkapi fungsi Puskesmas dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat khususnya

berupa angka kesakitan mata dan kebutaan, sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan

masyarakat.

BAB II

PENGERTIAN

Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan (UKM / PK) Dasar adalah upaya

kesehatan dasar dibidang UKM / PK yang dilaksanakan di tingkat Puskesmas, diselenggarakan

secara khusus ataupun terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya, di dalam ataupun di

luar gedung oleh tenaga kesehatan Puskesmas dengan didukung oleh peran serta aktif

masyarakat dan ditujukan kepada individu, keluarga, masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.3

Yang dimaksud dengan kegiatan di dalam gedung dalam UKM / PK adalah kegiatan

yang terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lain atau secara khusus, meliputi pemeriksaan

diagnostik kelainan mata, seperti pemeriksaan retraksi, tonometri, funduskopi, tes buta warna

dan lapang pandang. 3

Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan di luar gedung dalam UKM / PK adalah

kegiatan yang terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya ataupun secara khusus meliputi

skrining mata, penanggulangan kebutaan katarak, glaucoma dan lain-lain. 3

Peran serta masyarakat adalah peran serta aktif masyarakat baik sebagai pemberi maupun

penerima pelayanan dengan memobilisasi sumber daya yang tersedia dalam pemecahan masalah

kesehata mata masyarakat setempat melalui perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pembinaan,

dan pengembangan UKM/PK setempat. 3

Tenaga professional mencakup tenaga profesional umum dan khusus. Tenaga profesional

umum yaitu dokter dan perawat, dokter gigi, analis (tenaga Laboratorium), asisten apoteker, dan

sebagainya. Tenaga profesional khusus yaitu tenaga kesehatan dengan pendidikan khusus atau

tambahan di bidang kesehatan mata, seperti perawat mahir mata. Selain itu terdapat pula tenaga

non professional yaitu kader/ tenaga relawan seperti pemuka masyarakat, dokter kecil, dan

sebagainya3

Kebutaan adalah pengelihatan kedua mata dengan koreksi maksimal kurang dari 5 %

pengelihatan normal.

BAB III

TUJUAN

A. Tujuan Umum

Meningkatnya derajat kesehatan mata dalam rangka meningkatkan kualitas

sumberdaya masyarakat.

B. Tujuan Khusus

1. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat pemeriksaan dirinya

dibidang kesehatan mata dan pencegahan kebutaan.

2. Menurunnya prevalensi kesehatan mata dan kebutaan sehingga tidak lagi menjadi

masalah kesehatan masyarakat.

3. Meningkatnya jangkauan pelayanan refraksi sehingga masyarakat yang mengalami

gangguan fungsi penglihatan dapat terlayani.

BAB IV

KEGIATAN DAN SASARAN

Tujuan Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan

Melayani pemeriksaan kesehatan mata dasar dan semi spesialis / spesialis (khusus untuk

Puskesmas Pembina) untuk semua kasus mata, baik yang dirawat jalan ataupun rawat inap.

Sasaran Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan

Semua golongan umur dengan prioritas pada masyarakat berpenghasilan rendah,

khususunya kelompok yang rawan.

Kegiatan Pelayanan Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan

1. Prinsip Kerja

Pelayanan diberikan secara cepat, tepat dan nyaman dengan sikap yang ramah dan

bertanggung jawab.

2. Kegiatan

a) Melakukan penyuluhan kesehatan mata termasuk pemasaran sosial di dalam maupun

di luar gedung, baik individu maupun kelompok.

b) Melakukan pemeriksaan mata khusus.

c) Melakukan rujukan ke Laboratorium untuk swab vagina bagi ibu hamil dengan

keluhan fluor albus atau untuk swab sekret mat pada bayi baru lahir dengan

conjungtivitis

d) Melakukan tindakan crede pada bayi baru lahir

e) Pemberian capsul vitamin A dosis tinggi pada Balita setiap 6 bulan

f) Melakukan skrining mata di masyarakat

g) Memberikan pengobatan

h) Melakukan pemeriksaan cisus/refraksi dan mata luar

i) Melakukan pemeriksaan tekanan intraokular

j) Malkukan tes buta warna

k) Melakukan tes anel

l) Melakukan pemeriksaan funduskopi

m) Melakukan pemeriksaan lapang pandang

n) Melakukan pemeriksaan laboratorium pada kasus-kasus tertentu

o) Memberikan resep kaca mata

p) Melakukan operasi katarak

q) Mengobati glaukoma akut

r) Melakukan rujukan untuk kasus-kasus yang tidak bisa ditangani

s) Memotivasi masyarakat dalam UKM/PK

t) Melakukan pencatatan dan pelaporan

3. Waktu Pelayanan

Setiap Hari

a) Untuk rawat jalan mulai dari pukul 08.30-12.00

b) Untuk rawat inap mulai pukul 07.30-08.30

Kecuali untuk kasus Gawat Darurat setiap hari

4. Tenaga:

Untuk Puskesmas Pembina:

a) Dokter umum terlatih 1 orang

b) Dokter spesialis mata 1 orang

c) Paramedis terlatih 1 orang

d) Perkarya 1 orang

Untuk di lapangan : Kader, Pemuka Masyakarat, Dokter Kecil, dan lain sebagainya

5. Kelengkapan Administrasi

a) Formulir Register Harian

b) Formulir Rekapitulasi Bulanan

Sesuai SP2TP dan program

6. Peralatan Kerja:

Sesuai standard yang sudah ditetapkan untuk Puskesmas Pembina dan Puskesmas

7. Prosedur Tetap:

a) Puskesmas

Petugas Loket

- Mendaftar dan membuat/mencari status

- Menerima pembayaran sesuai Peraturan Daerah

- Membawa Status ke Balai Pengobatan

- Mengambil status yang telah diperiksa dari Balai Pengobatan

- Mencatat di Buku Register

Perawat

- Menerima status pasien

- Melakukan anamnesa

- Melakukan pemeriksaan keperawatan (tensi, nadi R/R, suhu)

- Mencatat hasil pemeriksaan di status

- Membantu/asisten dokter sewaktu melakukan pemeriksaan

Dokter Umum

- Melengkapi anamnesa bilamana perlu

- Melakukan pemeriksaan umum dan mata khusus

- Melakukan penyuluhan individu

- Memberikan pengobatan/rujukan dan atau resep kaca mata

-

b) Puskesmas Pembina

Petugas loket

o Mendaftar dan membuat / mencari status

o Menerima pembayaran sesuai dengan Peraturan Daerah

o Membawa status ke poli mata

o Mendaftar dan membuat / mencari status

o Menerima pembayaran sesuai dengan Peraturan Daerah

o Membawa status ke balai pengobatan

o Mengambil status yang telah diperiksa dari Balai pengobatan

o Mencatat di buku register

Perawat

o Menerima status pasien

o Melakukan Anamnesa

o Melakukan pemeriksaan keperawatan (tensi, nadi, pernafasan, suhu)

o Mencatat hasil pemeriksaan di status

o Membantu atau asisten dokter sewaktu melakukan pemeriksaan

o Mempersiapkan pasien operasi katarak

o Asisten operasi

Dokter Umum terlatih dan atau dokter spesialis mata

o Melengkapi anamnesa bilamana perlu

o Melakukan pemeriksaan umum dan mata khusus

o Melakukan penyuluhan individu

o Memberikan pengobatan/rujukan dan atau resep kacamata

Khusus untuk Dokter spesialis mata

o Mekakukan operasi yang diperlukan

Sasaran Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan diprioritaskan pada masyarakat

berpenghasilan rendah khususnya kelompok rawan tanpa mengabaikan kelompok lainnya

dengan menggunakan teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di

tingkat Puskesmas.

Keterpaduan Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan Dasar dengan

Kegiatan Pokok Puskesmas Lainnya

Kegiatan Pokok

Sasaran Tugas Perincian Kegiatan Tenaga Alat

1. KIA Prakonsepsi PromotifPreventif

Penyuluhan individu/kelompok di bidang kesehatan mata

Tenaga perawatan, dokter, kader, dukun bersalin

Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi)

Hamil PromotifPreventifCase finding

o Kelainan mata luar

o Gangguan pengelihatan

Rujukan

Penyuluhan individu/kelompok di bidang kesehatan mataAnamnesa keluhan mata

Rujuk ke laboratorium, swab vagina (bila ada keluhan fluor albus untuk pencegahan infeksi gonokokus pada bayi yang dilahirkan)Rujuk ke pengobatan bila ada keluhan/kelainan mata

Tenaga perawatan, dokter, kader, dukun bersalin

Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi)Pen lightKapas lidiSterilPiringan biak agar-agar Thayer- Martin atau piringan coklat

Persalinan Promotif

Preventif

Case finding

Rujukan ke pengobatan

Penyuluhan kesehatan mata

Anamnesa keluhan mata

Pemeriksaan mata

Bila ada keluhan/kelainan

Tenaga perawatan, dokter, dukun bersalin

Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi)

Pen Light

Nifas Promotif

Preventif

Case finding

Rujukan

Penyuluhan kesehatan mata

Anamnesa keluhan mata

Pemeriksaan mata

Rujuk ke lab : swab vagina (bila ada fluor albus)

Rujukan ke pengobatan bila ada keluhan/kelainan

Tenaga perawatan, dokter, kader, dukun bersalin

Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi)

Pen Light

Oftalmoskop

Bayi Promotif

Preventif

Case finding

o Kelainan mata

Rujukan

Crede pada bayi baru lahir

Anamnesa

Pemeriksaan mata

Rujuk ke lab : bila ada secret pada konjungtiva

Rujuk ke pengobatan bila ada keluhan/kelainan

Sanitarian

Tenaga perawatan

dokter

Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi)

AgNO3 1 % tetes mata atau tetrasiklin salep mata

Alat-alat lab (lihat ibu hamil)

Balita Promotif

Preventif

Case finding

o Kelainan refraksi

o Kelainan mata luar

o Kelainan bawaan (katarak, juling, dll)

Penyuluhan individu/kelompok

Pembagian kapsul vit. A dosis tinggi tiap 6 bulan

Anamnesa keluhan mata

Pemeriksaan mata

Tenaga perawatan

Dokter

Kader

Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi)

Kapsul Vit. A 200.000 IU

Pen Light

Rujukan

Rujuk ke lab

Rujuk ke pengobatan bila ada kelainan

2. KB W.U.S (Wanita Usia Subur)

Promotif

Preventif

Case finding

o Fluor albus

Rujukan

Penyuluhan kesehatan mata

Individu

Kelompok

Pemeriksaan mata bila ada keluhan fluor albus

Rujuk sediaan ke lab

Rujuk ke pengobatan

Tenaga perawatan, dokter

Poster, leaflet, alat lab (lihat ibu hamil)

3. Gizi Balita Promotif

Preventif

Penyuluhan kesehatan mata

Individu

Kelompok

Pembagian caps. vit. A dosis tinggi tiap 6 bulan

Tenaga gizi, perawatan, dokter, kader

Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi)

Kapsul Vit. A 200.000 IU

Ibu hamil/menyusui

Promotif

Preventif

Penyuluhan kesehatan mata

Individu

kelompok

Poster, leaflet, demonstrasi makanan sehat (gizi)

4. Kesehatan lingkungan

Kelompok masyarakat dan lingkungannya

Perusahaan (pabrik)

Promotif

Preventif

Penyuluhan kesehatan mata

Sanitarian, tenaga perawatan, dokter

Poster, leaflet, alat-alat pelindung mata (lintas sektoral)

5. P2M Kelompok masyarakat

Keluarga

Promotif

Preventif

Case holding

Penyuluhan kesehatan mata

Juru imunisasi, petugas malaria desa, tenaga perawatan,

Poster, leaflet

Senter

Individu o Penyakit mata luar

o Buta senja

o Gangguan pengelihatan

Rujukan

Pemeriksaan mata

Pengobatan sederhana (sama dengan prokesa)

dokter

6. PKM Kelompok masyarakat

Keluarga

Individu

Promotif

Preventif

Case finding

Penyuluhan kesehatan mata

Nasehat perkawinan (penyakit keturunan)

Bila ada keluhan dirujuk

Tenaga penyuluh kesehatan, perawatan, dokter, kader

Kader (Guru UKS dokter kecil

Poster, alat peraga

7. Pengobatan

Individu Pengobatan Pengobatan terhadap :

Konjungtivitis Pterigium dan

Pinguekula Defisiensi vitamin

A Trakhoma tanpa

Trikhiasis Blefaritis Hordeolum

Glaukoma

Tindakan sederhana :

Insisi hordeolum, tarsotomi, ekstraksi, corpus alienum ekstraokuler, pterigium ekstirpasi

Pertolongan pertama gawat mata

Glaukoma akut

Trauma kimia, tumpul, tajam

Merujuk kasus yang tak dapat

Dokter, perawat mata

Epilator

Loupe

Senter

Speculum mata

Obat-obat mata nonsteroid, Diamox

Alat insisi

Corpus alienum spoed

Pantocain

Rujukan

diatasi ke RS atau BKMM.

Formulir rujukan

8. P.H.N Keluarga

Instansi

Individu

Promotif

Preventif

Case finding

Kuratif

Rehabilitatif

Penyuluhan kesehatan mata

Diagnostik 10 penyakit utama mata

Koreksi refraksi sederhana s/d visus 5/10

Pengobatan

Rujukan ke pengobatan

Tenaga perawatan, kader

Kesehatan

Non kesehatan

Idem 7

9. UKS Anak sekolah Promotif

Preventif

Penyuluhan kesehatan mata

Anamnesa

Pemeriksaan :

o Kelainan refraksi

o Kelainan mata luar

o Tes buta warna

o Defisiensi vit. A

Pengobatan

Rujuk ke Puskesmas untuk mendapat pengobatan

Tenaga perawatan (petugas UKS), dokter, kader

UKS kit

Buku Ishihara

10. Gigi/Mulut

Individu

Anak sekolah

Kelompok masyarakat

Promotif

Preventif

Penyuluhan gigi yang berkaitan dengan kesehatan mata

Penyuluhan hubungan kelainan gigi sebagai fokal infeksi mata

Dokter gigi, perawat gigi, kader

11. Kesehatan Jiwa

Individu

Keluarga

Promotif

Preventif

Penyuluhan kesehatan jiwa yang berkaitan dengan kesehatan mata

Tenaga perawatan, dokter, kader

Poster, leaflet

Senter

Case finding

Rujukan

Deteksi kelainan mata pada penderita kelainan jiwa

Pengobatan mata

Pengobatan Puskesmas, saran rujukan

12. Lab Individu Case finding Pemeriksaan laboratorium pada specimen yang berkaitan dengan kesehatan mata

Petugas lab Alat-alat lab

13. Kesehatan Olah Raga

Individu Promotif

Preventif

Case finding

Pengobatan/rujukan

Penyuluhan

Deteksi kelainan mata akibat olah raga

Peningkatan fungsi pengelihatan dikaitkan dengan olah raga

Pengobatan pada kelainan/kecelakaan akibat olah raga

Dokter, perawat, kader

14. Kesehatan Kerja

Individu

Kelompok masyarakat

Promotif

Preventif

Case finding

Pengobatan/rujukan

Penyuluhan

Deteksi dini kelainan mata akibat kerja

Peningkatan fungsi pengelihatan dikaitkan dengan kesehatan kerja

Pengobatan pada kelainan mata akibat kesehatan kerja

Rujukan kasus-kasus yang tidak dapat diatasi

Dokter, perawat, kader

15. Usila Individu

Keluarga

Promotif

Preventif

Penyuluhan

Pelayanan kesehatan usila

Dokter, perawat, kader

Kelompok masyarakat

Kuratif/rujukan

Rehabilitatif

Rujukan kasus yang tak dapat diatasi

Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Kegiatannya dalam bentuk penyuluhan kesehatan termasuk pemasaran social, serta

melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian UKM/PK Dasar dalam

rangka menciptakan kemandirian masyarakat dalam memelihara kesehatan mata mereka.

Pengembangan Kesehatan Mata Masyarakat

Kegiatan dalam bentuk penampilan berbagai inovasi baru yang ditujukan pada pemecahan

masalah sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya setempat dalam

rangka menciptakan derajat kesehatan mata masyarakat yang optimal.

Pencatatan dan Pelaporan

Berbagai hal yang berkaitan dengan masukan, proses, dan keluaran upaya kesehatan

mata/pencegahan kebutaan dasar direkam secara terpadu dalam SP2TP.

BAB V

PELAKSANAAN KEGIATAN

PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU

No. Kegiatan Sasaran Tempat dan

Waktu

Pelaksana

1 Pemeriksaan penyakit Mata Semua pasien

yang berkunjung

ke Poliklinik

Mata

Poli Mata

Senin – Jumat

08.30 - 12.00

Dokter Umum

Perawat

Pelaksana

Paramedis

2 Pengobatan Penyakit Mata Semua pasien

yang berkunjung

ke Poliklinik

Mata

Poli Mata

Senin – Jumat

08.30 - 12.00

Dokter umum

3 Pemeriksaan oleh Spesialis Semua pasien

yang berkunjung

ke Poliklinik

Mata dan

memerlukan

pemeriksaan

oleh ahli

Poli Mata

Senin dan

Kamis

08.30 - 12.00

Dokter Spesialis

Mata

4 Pemeriksaan Khusus Mata :

Pemeriksaan Visus

Tonometri

Semua pasien

yang berkunjung

ke Poliklinik

Mata

Poli Mata

Senin – Jumat

08.30 - 12.00

Dokter Umum

Pemeriksaan Khusus Mata : Semua pasien

yang berkunjung

Poli Mata Dokter Spesialis

Mata

Funduskopi ke Poliklinik

Mata

Senin – Jumat

08.30 - 12.00

Dokter Umum

5 Penyuluhan individu Semua pasien

yang berkunjung

ke Poliklinik

Mata

Poli Mata

Senin – Jumat

08.30 - 12.00

Dokter Spesialis

Mata

Dokter Umum

Perawat

Pelaksana

6 Penyuluhan Kelompok :

Retinopati Dabetikum

Penderita DM

pada Khususnya

Aula PKM

Ps.Minggu

Satu Kali

perbulan

08.00 – 12.00

Dokter Umum

yang ditunjuk

7 Penjaringan Kasus Katarak Khusus pasien

Katarak

Poli Mata

Senin – Jumat

08.30 - 12.00

Dokter Spesialis

Mata

Dokter Umum

Perawat

Pelaksana

8 Rujukan Katarak Khusus pasien

Katarak

Poli Mata

Senin – Jumat

08.30 - 12.00

Dokter Spesialis

Mata

Dokter Umum

Bekerja sama

dengan RSCM

9 Memberikan Resep Kacamata Semua pasien

yang telah

dilakukan

pemeriksaan

visus dan

Poli Mata

Senin – Jumat

08.30 - 12.00

Dokter Spesialis

Mata

Dokter Umum

memerlukan

kacamata

10 Operasi :

Hordeolum

Pterigium

Corpus Alienum

Semua pasien

dengan keluhan

yang

memerlukan

tindakan bedah

minor

Poli Mata

Senin dan

Kamis

08.30 - 12.00

Dokter Spesialis

Mata

Perawat

Pelaksana

Terlatih

11 Melakukan pencatatan dan

pelaporan

Dokumen PKM

kecamatan Pasar

Minggu

Poli Mata

Senin – Jumat

08.30 - 12.00

Perawat

Pelaksana

PENILAIAN HASIL KERJA DOKTER SPESIALIS MATA BULAN JUNI 2011

PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU

A. KASUS

N

0

Penyakit Jumlah

1 Glaukoma 3 Kasus

2 Katarak 34 kasus

3 Kelainan Refraksi 80 kasus

4 Kelainan Kornea 7 kasus

5 Konjungtivitis 31 kasus

6 Trauma 4 kasus

7 Corpus Alienum 3 kasus

8 Pterygium 2 kasus

9 Hordeolum 24 kasus

10

Penyakit Mata Lain 104 kasus

B. TINDAKAN

N Tindakan Jumlah

1 Pemeriksaan Visus 77 Kasus

2 Resep Kacamata 65 Kasus

3 Funduskopi 9 Kasus

4 Angkat Corpus Alienum 2 Kasus

5 Insisi Hordeolum 2 Kasus

6 Avulsi Pterygium 1 Kasus

7 Haecting Off 1 Kasus

C. RUJUKAN

N Penyakit Jumlah

1 Glaukoma 3 Kasus

2 Katarak 9 Kasus

3 Kelainan Refraksi 5 Kasus

4 Penyakit Mata Lain 5 Kasus

PENCATATAN KASUS PERIODE JANUARI – JUNI 2011

PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU

(FOTOKOPI)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Upaya Kesehatan Mata/ Pencegahan Kebutaan di Puskesmas merupakan unit

terdepan yang meliputi usaha-usaha peningkatan, pencegahan dan pengobatan mata

terhadap semua golongan umur dengan prioritas pada masyarakat berpenghasilan

rendah, khususunya kelompok yang rawan. Kegiatan ini bertujuan melayani pemeriksaan

kesehatan mata dasar dan semi spesialis / spesialis (khusus untuk Puskesmas Pembina)

untuk semua kasus mata, baik yang dirawat jalan ataupun rawat inap.

Kegiatannya mencakup melakukan penyuluhan kesehatan mata, pemeriksaan

mata khusus, rujukan ke Laboratorium untuk swab vagina bagi ibu hamil dengan keluhan

fluor albus atau untuk swab sekret mat pada bayi baru lahir dengan conjungtivitis,

tindakan crede pada bayi baru lahir, pemberian capsul vitamin A dosis tinggi pada Balita

setiap 6 bulan, skrining mata di masyarakat, pengobatan, pemeriksaan refraksi dan mata

luar, pemeriksaan tekanan intraokular, tes buta warna, tes anel, pemeriksaan funduskopi,

pemeriksaan lapang pandang, pemeriksaan laboratorium pada kasus-kasus tertentu,

memberikan resep kaca mata , melakukan operasi katarak, mengobati glaukoma akut,

memotivasi masyarakat dalam UKM/PK serta melakukan pencatatan dan pelaporan.

Diharapkan dengan dilaksanakan pelbagai kegiatan ini masalah Kesehatan Indera

Penglihatan di Indonesia tidak lagi menjadi masalah Kesehatan Masyarakat.

B. SARAN

1. Meningkatkan sarana dan prasarana pemeriksaan kesehatan mata di Puskesmas.

2. Menambah frekuensi penyuluhan tentang kesehatan mata dalam setiap bagian di

Puskesmas.

3. Mengadakan program anjuran pemeriksaan mata pada hari tertentu yang

ditujukan pada pasien yang datang ke puskemas baik yang mempunyai gejala

penyakit mata maupun tidak.

4. Meningkatkan peran serta setiap keluarga dalam ikut membantu memelihara

kesehatan mata seluruh anggota keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK USU. Pelayanan Kesehatan Mata Melalui

Puskesmas. Available: http://ebookbrowse.com/sss155-slide-pelayanan-kesehatan-mata-

melalui-puskesmas-pdf-d68637011

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Laporan

Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional 2007.

3. Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Puskesmas di DKI Jakarta.

4. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/

penanggulangan_kebutaan_katarak_terpadu.pdf

5. Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH. Kebijakan Pelayanan Kesehatan mata. Available at :

http://www.ditplb.or.id/profile.php?id=74