mata-dakriosistitis akut-revisi

11

Click here to load reader

Upload: radendibyo

Post on 29-Jun-2015

900 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

Dakriosistitis Akut

December 12

2010 Segala isi referat ini bukan menjadi tanggung jawab kami,sebaiknya tidak di copy dan paste saja., terima kasih

www.doktermuda.co.cc

Page 2: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

7

DAKRIOSISTITIS AKUT

I. PENDAHULUAN

Sistem lakrimasi mencakup struktur-struktur yang terlibat dalam produksi dan

drainase air mata. Glandula lakrimal terbentuk dari ektodermal yang banyak terdapat

di bagian anterior supero-lateral orbita. Bagian ini bercabang dan mempunyai kanal

membentuk duktus alveoli. Glandula lakrimal ini sangat kecil dan tidak berfungsi

sempurna hingga 6 minggu setelah kelahiran. Ini menjelaskan mengapa pada bayi

baru lahir tidak memproduksi air mata walaupun menangis.(1,2)

Pada penghujung minggu kelima dari kehamilan, jalur nasolakrimalis

membentuk alur yang terletak diantara nasal dan bagian penonjolan maxilla. Pada

bagian dasar dari alur, duktus nasolakrimalis ini terbentuk dari bagian ektoderm

linear yang tebal. Terdapat bagian solid yang terpisah dari bagian ektoderm dan

terbentuk dalam mesenkim. Bagian ini berkanalisasi membentuk duktus

nasolakrimalis dan sakkus nasolakrimal pada bagian ujung kranialnya.(1)

Kelainan sistem lakrimal sering terjadi dan dapat menimbulkan gejala kronis

dengan morbiditas bermakna. Kelenjar lakrimal normalnya menghasilkan sekitar

1,2µl air mata per menit. Sebagian hilang melalui evaporasi. Sisanya dialirkan

melalui sistem nasolakrimal. Bila produksi air mata melebihi kapasitas sistem

drainase, air mata yang berlebih akan mengalir ke pipi. Ini dapat disebabkan oleh:

- Iritasi permukaan mata, misalnya karena benda asing pada kornea, infeksi, atau

blefaritis.

- Oklusi pada bagian manapun di sistem drainase

Keluhan yang sering ditemukan pada penderita dengan kelainan sistem lakrimal ialah

mata kering, lakrimasi dan epifora.(2,3)

Lakrimasi ialah kelebihan produksi air mata yang disebabkan oleh rangsangan

kelenjar lakrimal. Mata kering disebabkan oleh kurangnya produksi air mata.

Keadaan ini dapat disebabkan oleh sikatris yang terdapar pada konjungtiva, oleh

Page 3: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

8

karena trakoma, trauma kimia, erythema multiforme yang menyumbat kelenjar

lakrimal dan sindrom Sjorgen. Epifora ialah keadaan dimana terjadi gangguan sistem

ekskresi air mata. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kelainan posisi pungtum

lakrimal, jaringan sikatriks pada pungtum, paresis atau paralisis otot orbikularis okuli

yang menyebabkan berkurangnya efek penghisapan dari kanalikuli lakrimal, benda

asing dalam kanalikuli, obstruksi duktus nasolakrimal dan sakus lakrimal.(4)

Dakriosistitis merupakan peradangan sakus lakrimal. Biasanya peradangan ini

dimulai oleh terdapatnya obstruksi duktus nasolakrimalis. Obstruksi ini pada anak-

anak biasanya akibat tidak terbukanya membran nasolakrimal sedang pada orang

dewasa akibat tertekan salurannya.(5)

II. ANATOMI SISTEM LAKRIMAL

Gbr.1 Anatomi Sistem Lacrimal

Mata kanan tampak depan(6)

Page 4: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

9

Sistem lakrimal terdiri atas dua jaringan utama yaitu sistem sekresi lakrimal

atau kelenjar lakrimal dan sistem ekskresi lakrimal.

Sistem sekresi lakrimalis

Bagian utama dari glandula lakrimal sebenarnya merupakan glandula eksokrin

yang terletak pada kuadran superolateral dari orbita dan fossa glandula lakrimal.

Pembentukan embriologi levator aponeurosis glandula lakrimalis dibagi yakni bagian

anterior pada orbita dan lobus palpebra. Bagian superior transversus ligamentum

menembus pada dua lobus ini dengan sedikit serat dan juga memproyeksi ke lateral

tuberkel orbita.

Pada 8 dari 12 duktus lakrimalis mayor yang kosong di bagian superior rata-

rata 5mm terletak di atas lateral tarsal setelah bagian posterior dari aponeurosis

melalui otot muller dan seterusnya melalui konjungtiva. Duktus dari bagian orbital

juga akan bergabung dengan duktus pada bagian lobus palpebra. Karena itu,

membuang atau kerusakan pada bagian porsi palpebra dari glandula akan

menyebabkan penurunan sekresi dari keseluruhan glandula tersebut. Ini penyebab

mengapa pada biopsi glandula lakrimal dilakukan pada bagian lobus orbital.

Iritasi pada bagian okular mengaktifkan produksi air mata dari glandula

lakrimal. Refleks pengeluaran air mata ini dikendalikan oleh nervus trigeminus untuk

sensorik. Bagian efferen lebih komplit. Serat parasimpatetik berasal dari nukleus

salivatorius superior yang berasal dari pons, keluar dari batang otak melalui nervus

fasialis. Serat lakrimalis ini kemudian meninggalkan N.VII ini sebagai nervus

petrosal superficial yang lebih besar dan keluar ke ganglion sphenopalatina. Dari

sana, semua yang diatas masuk ke glandula lakrimal melalui cabang superior dari

nervus zygomaticus melalui anastomose diantara nervus zygomaticotemporal dan

nervus lakrimalis. Namun bagaimana karakteristik kerja dari sistem nervus simpatetik

untuk penghasilan air mata masih belum diketahui. Glandula eksokrin aksessorius

dari Krause dan wolfring terletak di bagian dalam dari forniks superior dan di atas

tarsal superior. (1)

Page 5: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

10

Sistem ekskresi lakrimalis

Merupakan bagian dari sistem drainase lakrimal melalui puncta yang terletak

medial dari bagian atas dan bawah kelopak mata. Bagian bawah puncta terletak lebih

lateral dibanding puncta atas. Secara normal, puncta agak inversi. Setiap punctum

dikelilingi oleh ampulla.

Setiap punctum mengarah ke kanalikuli. Kanalikuli merupakan struktur non-

keratinasi, epitel squamous non mucin. Berjalan 2mm vertikal dan berputar 90o

dan

berjalan 8-10mm medial berhubungan dengan sakus lakrimalis. Pada 90% pasien,

kanalikuli ini berkombinasi membentuk kanalikuli tunggal sebelum masuk ke bagian

dinding lateral dari sakus lakrimalis.

Valva Rosenmuller dideskripsikan sebagai struktur yang mencegah refluks air

mata dari sakus kembali ke kanalikuli. Terdapat beberapa studi yang menyatakan

bahwa kanalukuli membelok dari posterior ke bagian anterior di belakang dari tendo

kantus medial sebelum memasuki sakus lakrimal. Belokan ini pada konjungtiva

berperan untuk memblokir refluks.

Terletak pada anterior medial orbital, sakus lakrimalis terletak dalam

cekungan tulang yang dibatasi oleh lakrimal anterior dan posterior, dimana tendo

kantus medial melekat. Pada tendo kantus medial merupakan struktur kompleks

berkomposisi krura anterior dan posterior. Dari medial ke lamina papyracea

merupakan bagian tengah dari meatus hidung, kadang juga terdapat sel ethmiod.

Bagian kubah dari sakus memanjang beberapa mm di atas tendo kantus medial. Pada

bagian superior, sakus ini dilapisi dengan jaringan fibrosa. Ini menjelaskan mengapa

pada kebanyakan kasus, distensi sakus lakrimalis memanjang dari inferior ke tendo

kantus medial. Pada bagian lateral, sakus lakrimal ini bersambung pula dengan

duktus nasolakrimalis.

Duktus nasolakrimalis berukuran 12mm atau lebih panjang. Berjalan melalui

tulang dalam kanalis nasolakrimalis yang melengkung inferior dan sedikit lateral dan

posterior. Duktus nasolakrimalis ini membuka ke dalam hidung melalui ostium, yang

biasanya sebagian dilapisi oleh lipatan mukosa (valva hasner). Kegagalan

Page 6: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

11

pembentukan ostium ini pada kebanyakan kasus adalah disebabkan oleh obstruksi

duktus nasolakrimalis kongenital.(1)

Topografi sistem lakrimal

Suplai darah dari sakus lakrimalis berasal dari cabang palpebra superior dan

inferior dari arteri oftalmica. arteri angularis, arteri infraorbitalis cabang dari arteri

sphenopalatina dan mengalir ke vena angularis, vena infraorbitalis dan vena-vena di

hidung. Saluran getah bening masuk ke dalam glandula submandibular dan glandula

cervical dalam. Persarafan berasal dari cabang nervus infratrochlearis dari nervus

nasociliaris dan antero-superior nervus alveolar.(7)

III. FISIOLOGI SISTEM LAKRIMAL

Sistem lakrimal terdiri atas dua jaringan utama yaitu sistem sekresi lakrimal

atau kelenjar lakrimal dan sistem ekskresi lakrimal. Komponen sekresi terdiri atas

kelenjar yang menghasilkan berbagai unsur pembentuk cairan air mata. Duktus

nasolakrimalis merupakan unsur ekskresi sistem ini yang mencurahkan sekret ke

dalam hidung. Volume terbesar air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata utama yang

terletak di fossa lakrimalis di kuadran temporal atas orbita. Kelenjar yang berbentuk

kenari ini dibagi oleh kornu lateral aponeurosis levator menjadi lobus orbita yang

lebih besar dan lobus palpebra yang lebih kecil, masing-masing dengan sistem

saluran pembuangannya tersendiri ke dalam forniks temporal superior. Lobus

palpebra kadang-kadang dapat dilihat dengan membalikkan palpebra superior.

Sekresi dari kelenjar lakrimal utama dipicu oleh emosi atau iritasi fisik dan

menyebabkan air mata mengalir berlimpah melewati tepian palpebra. Persarafan

kelenjar utama datang dari nucleus lakrimalis pons melalui nervus intermedius dan

menempuh jalur rumit dari cabang maxillaris nervus trigeminus.(2,5)

Kelenjar lakrimal tambahan, meskipun hanya sepersepuluh dari massa utama

mempunyai peran penting. Kelenjar Krause dan Wolfring identik dengan kelenjar

utama namun tidak memiliki sistem saluran. Kelenjar-kelenjar ini terletak di dalam

Page 7: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

12

konjungtiva, terutama di fornix superior. Sel goblet uniseluler, yang juga tersebar di

konjungtiva menghasilkan glikoprotein dalam bentuk musin.

Sistem ekskresi terdiri atas puncta, kanalis, sakus lakrimalis dan duktus

nasolakrimalis. Setiap berkedip, palpebra menutup menyebarkan air mata secara

merata di atas kornea dan menyalurkan kedalam system ekskresi pada aspek medial

palpebra. Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan dengan kecepatan sesuai

dengan jumlah yang diuapkan dan itulah sebabnya hanya sedikit yang sampai ke

sistem ekskresi. Bila memenuhi sakus konjungtiva, air mata akan memasuki puncta

sebagian karena sedotan kapiler. (2)

Dengan menutup mata, bagian khusus orbikularis pra-tarsal yang mengelilingi

ampula mengencang untuk mencegahnya keluar. Bersamaan waktu, palpebra ditarik

kearah Krista lakrimalis posterior dan traksi fascia mengelilingi sakus lakrimalis

berakibat memendeknya kanalikulus dan menimbulkan tekanan negative di dalam

sakus. Kerja pompa dinamik ini menarik air mata ke dalam sakus yang kemudian

berjalan melalui duktus nasolakrimalis karena pengaruh gaya berat dan elastisitas

jaringan ke dalam meatus inferior hidung.(2)

IV. INSIDEN DAN PREVALENSI

Infeksi dari sakkus lakrimalis adalah penyakit umum yang biasanya terdapat

pada bayi atau wanita pasca menopause. Peradangan dan infeksi dari sakus lakrimal

paling sering terjadi pada dua kelompok umur, yaitu anak-anak dan dewasa 40 tahun

Gbr.2 Gerakan mengedip yang

menyebarkan air mata(6)

Page 8: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

13

ke atas. Frekuensi penderita lebih banyak ditemukan pada usia 50-60 tahun.

Dakriosistitis jarang terdapat pada golongan usia pertengahan kecuali sesudah

trauma. Pada anak-anak khususnya yang baru lahir paling sering terjadi kongenital

dakriosistitis. Pada dakriosistitis infantile, tempat stenosis biasanya pada valvula

hasner. Tiadanya kanalisasi adalah kejadian umum (4-7% dari neonatus), namun

biasanya duktus itu membuka secara spontan dalam bulan pertama. Hasil studi juga

menunjukkan bahwa angka 70-83% kasus didapatkan pada wanita. (2,6,8)

V. PATOGENESIS

Dakriosistitis merupakan peradangan sakus lakrimal. Biasanya peradangan ini

dimulai oleh terdapatnya obstruksi duktus nasolakrimalis. Obstruksi ini pada anak-

anak biasanya akibat tidak terbukanya membran nasolakrimalis. Sistem

nasolakrimalis berkembang sebagai tabung solid yang kemudian mengalami

kanalisasi dan menjadi paten tepat sebelum cukup bulan. Jika kanalikuli mengalami

obstruksi, sebagian kumpulan air mata yang tidak mengalir dalam sakus dapat

terinfeksi dan berakumulasi sebagai mukokel atau menyebabkan dakriosistitis.

Obstruksi sistem drainase merupakan predisposisi infeksi sakus lakrimalis. Pasien

datang dengan pembengkakan nyeri pada medial orbita, yang merupakan sakus yang

membesar dan terinfeksi.(3)

VI. ETIOLOGI

Penyebab dakriosostitis pada umumnya adalah stenosis sakus lakrimalis. Pada

bayi, infeksi menahun menyertai obstruksi duktus nasolakrimalis, namun

dakriosistitis akut jarang terjadi. Dakriosistitis akut pada anak-anak seringkali adalah

akibat infeksi Haemophilus influenzae. Dakriosistitis akut pada orang dewasa

biasanya disebabkan Staphylococcus aureus atau kadang-kadang Streptococcus β

hemolyticus. Agen infeksi dapat ditemukan secara mikroskopik dengan memulas

hapus konjungtiva yang diambil setelah memeras sakus lakrimalis. (2,6)

Page 9: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

14

VII. GEJALA KLINIS

Gejala utama dakriosistitis adalah berair mata dan belekan (bertahi mata).

Peradangan berupa pembengkakan, merah dan nyeri, biasanya disertai dengan

pembengkakan kelenjar pre-aurikuler, submandibular serta demam ringan. Kadang-

kadang kelopak mata dan daerah sisi hidung membengkak. Gejala dakriosistitis akut

ialah epifora dan regurgitasi pada penekanan daerah sakus lakrimal. Pada stadium

lanjut dapat dapat terjadi komplikasi berupa fistula. Apabila terdapat erosi kornea

misalnya karena trauma, maka erosi akan berkembang menjadi ulkus kornea. (2)

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan adalah:

Dakriosistografi, cara ini relatif mahal dan memerlukan keterampilan ahli

radiologiuntuk mendapatkan foto yang baik.

Sondase horizontal, uji penting dilakukan hanya pada arah horizontal. Hasil

pengujian akan membedakan letak sumbatan pada daerah pra-sakus atau pasca

sakus.(10)

Gbr.3 Pembesaran sakus lakrimal

mata kanan pada dakriosistitis akut(9)

Page 10: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

15

IX. DIAGNOSIS BANDING

Selulitis orbita

Sinusitis ethmoidal

Sinusitis frontalis(5)

X. PENATALAKSANAAN

Pengobatan dakriosistitis adalah dengan melakukan pengurutan daerah sakus

sehingga nanah bersih dari dalam kantung dan kemudian diberi antibiotik local dan

sistemik. Bila terlihat fluktuasi dengan abses pada sakus lakrimal maka dilakukan

insisi. Bila kantung lakrimal telah tenang dan bersih maka dilakukan pemasokan

pelebaran duktus nasolakrimalis. Bila sakus tetap meradang dengan adanya obsruksi

duktus nasolakrimal maka dilakukan tindakan pembedahan dakriosistorinostomi atau

operasi toti.

Pengobatan dakriosistitis pada anak (neonates) adalah dengan melakukan

pengurutan kantong air mata kearah pangkal hidung. Dapat diberikan antibiotik atau

tetes mata, sulfonamide 4-5 kali sehari. Bila perlu dapat dilakukan probing ulangan.

Pengobatan dakriosititis akut dewasa adalah dengan kompres hangat pada

daerah sakus yang terkena dalam frekuensi yang cukup sering. Antibiotik yang

sesuai, baik sistemik maupun lokal. Bila terjadi abses dapat dilakukan insisi dan

drainase.(5)

XI. PROGNOSIS

Pengobatan dakriosistitis dengan antibiotik biasanya dapat memberikan

kesembuhan pada infeksi akut. Jika stenosis menetap lebih dari 6 bulan maka

diindikasikan pelebaran duktus dengan probe. Satu kali tindakan efektif pada 75%

kasus. (11)

Page 11: MATA-DAKRIOSISTITIS AKUT-revisi

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Structure and Function of the External Eye and

Cornea. In: Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Development, Anatomy and

Physiologi of the Lacrimal Secretory and Drainage System. Singapore:

American Academy of Ophthalmology; 2007. p.259-264

2. Vaughan Daniel. Oftalmologi umum (General Ophthalmology). Widya Medika.

Jakarta. 2000

3. James Bruce. Oftalmologi. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2006

4. Ilyas Sidarta,Prof. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa

kedokteran, edisi ke-2. Sagung Seto. Jakarta.2002

5. Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3. Fakultas kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta.2005

6. Lang Gerhard. Ophtalmology, A Pocket Textbook atlas, second edition.

Stuttgart, New York.2006

7. Pitts R Crick, Tee P Khaw. A Textbook of Clicical Ophthalmology, 3rd

edition.

World Scientifis Publishing. Singapore;2003.p.27-29

8. Gilliland Grand. Dacryocystitis. Available from: URL: HYPERLINK

http://www.emedicine.com

9. StLukesEye. Dacrycystitis. St.Luke’s Cataract & Laser Institute. Available

From: www.StLukesEye.com

10. Sastrosatomo Hadisudjono. Penanganan gangguan system ekskresi lakrimal.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.1993

11. Robert Altha. Dacryocystitis. Available from: www.HealthAtoz.com