master planning 2
TRANSCRIPT
CILILITAN
KONDISI EKSISTING :
TAPAK STUDI
Lokasi : Kelurahan Cililitan
TAPAK PROYEK
Batasan : - Utara : Direktorat
Kesehatan TNI AD
- Barat : Sungai
- Selatan : PGC
- Timur : Jalan Lingkungan
Luas : 1,27 Ha
LOCATION
LEGEND :
: Tapak Studi
: Tapak Proyek
PENDAHULUAN
KARAKTERISTIK AREA
Karakter aera terbentuk akibat cara
pembentukannya yang tidak dikelola atau
dirancang dengan baik sehingga tidak
terbentuk zoning, grid dan peruntukan yang
baik.
Pola jalan tidak terbentuk dengan jelas
masih merupakan pola jalan yang terbentuk
karena alam ataupun pembangunan secara
liar.
Dalam area studi, sektor permukiman,
komersil, dan pemerintahan menjadi fungsi
dominan. Ini dapat menjadi referensi
penentuan fungsi dalam perencanaan
kedepan.
Terminal, UKI
Site Area
Direktorat Kesehatan TNI AD
BPHN
Badan Kepegawaian Negara Pusat
PLN Pusat
PGC
Pombensin
Halte Busway
Halte Busway
Jalan
Uta
ma M
ayjen
Suto
yo
Jala
n U
tam
a D
ewi S
artik
a
Jalan Sekunder
Jalan Lingkungan
Jalan Lingkungan
Jala
n Li
ngku
ngan
Sungai
Pasar Keramat Jati
No Ukuran Luas KDB KLB
1 51,5 m x 28,5 m 1467,75 m² 587,1 m² 1174,2 m²
2 64,5 m x 49,5 m 3192,75 m² 159,64 m² 319,28 m²
3 43,5 m x 45 m 1957,5 m² 783 m² 2349 m²
4 61,5 m x 78 m 4818 m² 1927,2 m² 14454 m²
5 23,5 m x 54m 1260 m² 0 0
Total 18296,48 m²
Ssi T 2
40 0,8
Phr T 2
5 0,1
Spd T 3
40 1,2
Wkt T 16
Wdg 40 3
Phu
PENDAHULUAN
UKURAN DAN PERUNTUKAN TAPAK
PERATURAN DKI JAKARTA
• Pada RTRW DKI Jakarta Cilitan termasuk
dalam zona Pengendalian
pengembangan
• Pada RTRW DKI Jakarta Cilitan termasuk
dalam kawasan perkantoran,
perdagangan dan jasa serta kawasan
permukiman
• Pada peta rencana pola ruang jakarta
timur kawasan cililitan merupakan pusat
kegiatan tersier
• Pada peta rencana pola ruang jakarta
timur kawasan cililitan merupakan
kawasan perkantoran, perdagangan dan
jasa; kawasan permukiman dan
fasilitasnya; serta kawasan
pemerintahan daerah.
PENDAHULUAN
STANDAR BANGUNAN HIJAU• Lokasi bangunan yang terbaik adalah lokasi yang dekat dengan pelayanan publik dan
transportasi.• Minimalisasi dampak terhadap lingkungan dengan menghindari pembukaan lahan baru
dan area hijau.
1.500 m
Fasilitas Umum dalam Radius 1,500 M
PENDAHULUAN
PERATURAN DKI JAKARTA GREEN ARCHITECTURE
PENDAHULUAN
Kebersinambungan: Sebuah gedung harus dibuat menggunakan
teknologi dan material yang berkesinambungan.
Kesetaraan: Segala desain yang dibuat harus menunjukkan rasa hormat
kepada komunitas di sekitar area konstruksi dan menghargai segala
budaya yang dipercaya masyarakat sekitar. Dan segala bentuk
perencanaan harus mempertimbangkan segala aspek sosial ekonomi.
Keterbukaan: USGBC mengajak masyarakat sekitar untuk ikut terlibat
dalam hal desain dan pembangunan.
Progress: Desain harus memiliki hasil terukur dari dampak bangunan
terhadap masyarakat, lingkungan dan ekonomi daerah.
Keterikatan: Desain bangunan hijau harus menghargai hubungan antara
manusia dengan alam dan mengenali kewajiban manusia terhadap alam.
US Green Building Council (USGBC) adalah otoritas terdepan dalam pelaksanaan standar bangunan hijau di Amerika
Serikat. Mereka telah berkomitmen untuk mematuhi 5 prinsip dasar di bawah ini:
Beberapa bangunan yang mematuhi standar green building menggunakan pemanasan panas bumi dan sistem pendingin, daur ulang air abu-abu atau air hitam,
skylight atau pencahayaan alam lainnya, tenaga surya atau angin, ventilasi meningkat, produk kayu yang berkelanjutan dan udara dua kali disaring. Puing dari
konstruksi sering didaur ulang untuk pembangun lain untuk digunakan dalam proyek-proyek masa depan.
PERATURAN DKI JAKARTA RUANG TERBUKA HIJAU
PENDAHULUAN
Prinsip Ruang Terbuka Hijau
Secara Fungsional:
•Pelestarian ruang terbuka kawasan
•Aksesibilitas publik /umum
•Keragaman fungsi dan aktivitas
•Skala dan proporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi bagi
pejalan kaki (dan penyepeda)
•Sebagai pengikat lingkungan/bangunan
•Sebagai pelindung, pengaman dan pembatas lingkungan/bangunan
bagi pejalan kaki (dan penyepeda)
Secara Fisik dan Nonfisik:
•Peningkatan estetika, karakter dan citra kawasan
•Kualitas fisik
•Kelengkapan fasilitas penunjang lingkungan
Dari Sisi Lingkungan:
•Keseimbangan kawasan perencanaan dengan sekitar
•Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan
•Kelestarian ekologis kawasan
•Pemberdayaan kawasan
Jenis-jenis RTH :
1.Taman Kota
2.Taman Wisata Alam
3.Taman Rekreasi
4.Taman Lingkungan Perumahan dan Permukiman
5.Taman Lingkungan Perkantoran dan Gedung Komersial
6.Taman Hutan Raya
7.Hutan Kota
8.Hutan Lindung
9.Bentang Alam, seperti gunung, bukit, lereng dan lembah
10.Cagar Alam
11.Kebun Raya
12.Kebun Binatang
13.Permakaman Umum
14.Lapangan Olah Raga
15.Lapangan Upacara
16.Parkir Terbuka
17.Lahan Pertanian Perkotaan
18.Jalur di bawah Tegangan Tinggi (SUTT dan SUTET)
19.Sempadan Sungai, Pantai, Bangunan, Situ dan Rawa
20.Jalur Pengaman Jalan, Median Jalan, Rel Kereta Api, Pipa Gas dan
Pedestrian
21.Kawasan dan Jalur Hijau
22.Daerah Penyangga (buffer zone) Lapangan Udara
23.Taman Atap (roof garden
PERATURAN DKI JAKARTA RUANG TERBUKA HIJAU
PENDAHULUAN
Pada peta
infrastruktur hijau
kawasan cililitan
tidak banyak
mendapatkan
perencanaan ruang
terbuka hijau
EKSISTING
Land Use
Komersial
Permukiman
Perkantoran Pemerintahan
Aliran Sungai
Jalan
Keterangan
Site AreaPada keadaan eksisiting are tapak terletak
diantara kantor pemerintahan di bagian utara
dan komersil di bagian selatan dan dikelilingi
dengan perumahan padat.
Karater peruntukan lahan pada area :
-Area permukiman 70 %
-Area pemerintahan 25 %
-Area komersil 5 %
EKSISTING
Building Form and Massing
Site Area
Secara visual siluet kota tapak proyek terapit bangunan tinggi
sehingga membentuk gunung dan lembah perkotaan.
Bentuk bangunan yang terletak disekeliling tapak proyek hampir
semua berbentuk geometri dan simetris. Tidak terdapat bentuk
bangunan yang tidak teratur.
EKSISTING
Building Form and MassingKondisi Bangunan
Site Area
Permanen
Semi-Permanen
Temporar
Keterangan
Pada keadaan eksisiting area tapak, sudah
dipenuhi dengan bangunan permanen
Karater peruntukan lahan pada area :
-Bangunan permanen 80 %
-Bangunan semi-permanen 15 %
-Bangunan temporar 5 %
Pada jalan cililitan besar sekitar tapak banyak terdapat
signage sebagai penanda arah jalan, tanda peringatan,
dan tanda nama bangunan.
EKSISTING
Signage
Pada perumahan TNI terdapat
pendukung aktivitas yang cukup
memadai untuk penduduk
setempat juga didukung oleh
fasilitas pendukung transportasi di
sekeliling perumahan TNI.
12
3
1
1
2 2 3
EKSISTING
Activity Support
1
23
1
2
3
Terminal transportasi
Penjual makanan kaki lima
Perkantoran
pemerintahan
EKSISTING
Activity Support
EKSISTING
Open Space
Pada sekitar area tapak tidak terdapat open space untuk umum.
Semua ruang terbuka hijau di sekitar tapak merupakan ruang
terbuka privat. Hal ini dapat menjadi landasan referensi kebutuhan
publik dalam perencaan area tapak.
Site Area
Preservation
Tidak terdapat bangunan preservasi di sekitar tapak
area, sehingga perencanaan di tapak proyek tidak
harus mengikti atau melindungi bangunan
preservasi.
EKSISTING
Circulation and Parking
Site Area
Jalan
Uta
ma M
ayjen
Suto
yo
Jala
n U
tam
a De
wi S
artik
a
Jalan Utama Condet Raya
Jalan Sekunder Jambul Larna
Jalan Utama Cililitan Besar
Jalan SekunderJa
lan Se
kunder
PLN
Jalan Sekunder
Jalan Sekunder
Site Area
Jalan Kendaraan Pedestrian Ways
Jalan Utama
Jalan Sekunder
Sungai
Pada area tapak terdapat jalan untuk pedestrian, hal ini dapat menjadi
landasan bukaan tapak untuk menjadi main entrance.
IDENTIFIKASI MASALAH
Pusat kemacetan
Perpindahan dari busway ke transportasi umum lainnya
Polusi air
Permaslaahan lingkungan
Pedestrian tidak nyaman
Masalah lingkungan hidup
Masalah lingkungan hidup
permasalahan lingkungan dan polusi air
Pada bagian ini merupakan bagian dari permasalahan umum yang terdapat di apak studi berdasarkan survey
lapangan. Permasalahan umum pada tapak studi :
- Masalah Lingkungan hidup misalnya tidak adanya fasum, permukiman yang padat, pedestrian yang
tidak memenuhi standar, dan tidak tersedianya parkir dll
- Terjadinya pencemaran
air disepanjang sungai
oleh permukiman
sekitar.
- Permasalahan transisi
antar moda mass
transportation
- Adanya titik - titik
kemacetan pada
persimpangan jalan.
KARAKTER AREA DAN PERMASALAHAN
Permukiman permanen dengan fasilitas jalan
setapak
Permukiman temporer dengan fasilitas jalan
utama
Permukiman temporer dengan fasilitas jalan
utama
Permukiman temporer dengan fasilitas jalan sekunder
Permukiman permanen dengan fasilitas jalan sekunder
Permukiman permanen dengan fasilitas jalan
setapak
Permukiman permanen dengan fasilitas jalan
lingkungan
Fasilitas pemerintahan, permanen
Fasilitas pemerintahan, permanen
Halte busway
Terminal
Permukiman temporer dengan fasilitas jalan
utama
Permukiman, semi permanen, jalan setapak
Komersial, permanen, polusi air
Sungai
Pusat Kemacetan
Permukiman permanen dengan fasilitas jalan setapak, polusi air
MATRIK POTENSI DAN PERMASALAHAN
Objek Tema
Elemen perkotaan Potensi Permasalahan Walkable Neighborhood Aksesibilitas Biolclimatic
Land Use • Peruntukan menjadi wisma dagang
• Maksimal 16 lantai• Tapak yang luas• Pusat pengembangan tersier
jakarta timur• Kawasan perdagangan,
perkantoran dan jasa
• Peruntukan menjadi taman umum
• KDB yang diperbolehkan hanya sekitar ± 30 %
• Kawasan permukiman dalam RTRW jakarta
Building Form and
Massing
• Skyline tapak diantara
bangunan tinggi
• Bentuk bangunan sekeliling
geometris
• Bangunan sekeliling
merupakan bangunan
rendah
• Bentuk ruang kota yang
tidak jelas
Sirculation and
Parking
• Intensitas kendaraan
diperkirakan akan
meningkat.
• Membuat lahan parkir di
dalam tapak (atau dalam
bangunan)
• Kemacetan diakibatkan
pengeteman angkot
disepanjang jalan utama.
• Pelanggaran parkir di
sepanjang jalan utama
menjadi penyebab
keramaian baru di sekitar
tapak.
Signage • Tidak adanya peraturan yang
mengatur peletakan
penanda
• Kurangnya penanda
kawasan, fasilitas
MATRIK POTENSI DAN PERMASALAHAN
Objek Tema
Elemen perkotaan Potensi Permasalahan Walkable Neighborhood Aksesibilitas Biolclimatic
Activity Support • Pendukung aktifitas hanya
tinggal pengembangan
• Banyak kegiatan yang belum
terwadahi
• Pendukung aktifitas yang
hanya berlaku untuk
penghuni perumahan TNI
• Kegiatan memakan lahan
publik
Open Space • Sebagai penunjang kegiatan,
berupa tempat rekreasi
(taman), menambah
presentase lahan hijau di
kawasan tersebut, serta
lahan parkir.
• Open space berupa
taman tidak ada pada
kawasan tersebut.
Pedestrian ways • Sudah tersedianya jalur
pedestrian di pinggir jalan-
jalan besar
• Jalur pedestrian dipakai
untuk parkir, pedegang
kaki lima
- Berdasarkan tabel matrik diatas dari tiga tema yang ada, maka tema yang dapat mengakat potensi dan
menyelesaikan masalah di tapak studi adalah walkable neigborhood.
PENDEKATAN TEMA
ECO CITY
WALKABLE NEIGHBORHOOD
MIXED USE
City of accessibility for everyone
Minimalisir waste outputs
Integrasi fisik dan kegiatan
Saling terhubung
WALKABLE
Memusat pada pusat kawasan
Ada berbagai jenis hunian - biasanya rumah, rowhouses , dan apartemen
Di pinggir lingkungan itu, terdapat toko-toko dan kantor
Parkiran terletak dibelakang bangunan
Jalan-jalan dalam lingkungan itu membentuk jaringan yang terhubung, yang menyebarkan lalu lintas dengan
menyediakan berbagai pejalan kaki dan rute kendaraan untuk tujuan apapun.
Saling terhubung antar fasilitas bangunan
TEMA
Penyeimbang kawasan
Sebuah desain komunitas yang kompak, lebih condong kepada pejalan kaki dan pengguna sepeda untuk perjalanan jarak
dekat dengan menyediakan area khusus bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda.
ECO CITY
WALKABLE NEIGHBORHOOD
MIXED USE
City of accessibility for everyone
Minimalisir waste outputs
Integrasi fisik dan kegiatan
Saling terhubung
TUJUAN PENGEMBANGAN
• Lingkungan memiliki pusat jelas.
• Sebagian besar tempat tinggal berada dalam berjalan kaki lima menit dari pusat, rata-rata sekitar 0,25
kilometer (1.300 ft; 0,40 km).
• Ada berbagai jenis hunian - biasanya rumah, rowhouses , dan apartemen
• Di pinggir lingkungan itu, terdapat toko-toko dan kantor
• Jalan-jalan dalam lingkungan itu membentuk jaringan yang terhubung, yang menyebarkan lalu lintas dengan
menyediakan berbagai pejalan kaki dan rute kendaraan untuk tujuan apapun.
• Parkir diturunkan ke bagian belakang bangunan.
ANALISIS TAPAK
Site Area
Land UseLand Use Eksiting Land Use LRK
Peruntukan pada eksisiting sebagai
permukiman
Peta Rencana Pola Ruang Jakarta Timur
kawasan cililitan merupakan
kawasan perkantoran,
perdagangan dan jasa;
kawasan permukiman dan
fasilitasnya; serta kawasan
pemerintahan daerah.
kawasan cililitan merupakan pusat kegiatan tersier
Peta Rencana Pola Ruang Jakarta Timur
Peruntukan pada LRK sebagai
wisma dagang, Phu, Ssi, Phr
Walkable NeigborhoodFungsi :
Permukiman, Perkantoran, Retail
Sarana Pendukung :
Terminal, Park and Ride, Taman Publik
ANALISIS TAPAK
Building Form and Massing
Site Area
Kemungkinan Skyline Tapak Area
Berdasarkan skyline kota
bangunan pada tapak
menjadi lembah kota
sedangkan di apit gunung
kota di bagian utara dan
selatan.
Walkable Neigborhood•Memiliki pusat yang jelas
•Toko dan kantor terletak di pinggir lingkungan
•Garasi terletak di belakang hunian
•Bangunan menciptakan ruang luar yang jelas
Berdasarkan Tujuan :
•Sebagai penyeimbang maka skyline pada
tapak dibentuk tinggi agar menjadi seimbang
•Mengikuti bentuk bangunan sekitar agar
membentuk ruang kota yang jelas.
Bentuk bangunan – bangunan penting berbentuk geometris
sehingga menjadi pengaruh besar terhadap bentukan denah
bangunan nantinya.
ANALISIS TAPAK
Open Space
Objek Potensi Masalah
Open Space
Sebagai penunjang kegiatan, berupa tempat rekreasi (taman), menambah presentase lahan hijau di kawasan tersebut, serta lahan parkir.
Open space berupa taman tidak ada pada kawasan tersebut.
Untuk kawasan di Kota Jakarta harus disediakan ruang terbuka hijau 30% terhadap luas kawasan secara keseluruhan.
Pada kawasan tapak hanya terdapat open space yang bersifat privat yang diperuntukkan bagi instasi pemerintah
Di dekat tapak terdapat halte bus transjakarta dan terminal angkot, yang menyebabkan keramaian. Ini dapat menjadi sebuah ancaman yang akan menimbulkan kemacetan menuju tapak di jam-jam sibuk.
Jalan utama
Jalan penghubung
Jalan kecil (Pedestrian)
keramaian
KendalaKemungkinan kemacetan yang diakibatkan pengeteman angkot disepanjang jalan mayor jendral sutoyo.
Potensi
• Intensitas kendaraan diperkirakan
meningkat pada saat bangunan sudah
dibangun sehingga akan berpeluang
menambah kemacetan.
• Trotoar sepanjang jalan mayor jendral
sutoyo dapat dijadikan sebagai akses
pejalan kaki (yang bersifat rekreatif atau
pertokoan) menuju tapak
Trotoar yang berada di
sepanjang jalan mayor
jendral sutoyo, disertai
dengan toko-toko kecil.
Circulation and Parking
ANALISIS TAPAK
Jalan utama
Jalan penghubung
Jalan kecil (Pedestrian)
keramaian
Di dekat tapak tidak terdapat
lahan parkir, karena tapak tepat
berada dekat dengan jalan
utama, di samping itu sepanjang
jalan ini merupakan area dilarang
parkir
Potensi
Membuat lahan parkir di dalam tapak (atau
dalam bangunan)
Kendala
Adanya pelanggaran parkir di sepanjang jalan
mayor jendral sutoyo, menjadi penyebab
keramaian baru di sekitar tapak.
ANALISIS TAPAKCirculation and Parking
ANALISIS TAPAKPedestrian Ways
Object Potensi Permasalahan
Pedestrian
ways
• Terdapat jembatan
penyeberangan yang
juga terhubung ke
halte busway
• Banyak pedagang
kaki lima yang
mengambil alih
trotoar
• Tidak ada penanda
jalur penyeberang
disimpangan lampu
merah
Walkable NeigborhoodBerdasarkan Tujuan :
•Menyediakan jalur pedestrian dari dan yang melewati tapak
untuk mencapai kawasan lain
•Menjadikan pedestrian yang layak, aman dan nyaman
ANALISIS TAPAK
SIGNAGE
Object Potensi Permasalahan
Signage • Tidak adanya peraturan yang
mengatur peletakan penanda
• Tidak ada papan iklan seperti
reklame, baliho
• Kurangnya penanda
kawasan, fasilitas
• Visualisasi terhadap
penanda terbatas karena
terhalang pohon
Walkable NeigborhoodBerdasarkan Tujuan :
•Menyediakan prasarana yang layak bagi pejalan kaki
•Memberikan informasi yang mudah dilihat dan dimengeri oleh
pejalan kaki
ANALISIS TAPAK
ACTIVITY SUPPORT
12
3
1
1
2
2
3
Object Potensi Permasalahan
Activity
Support
• Pendukung aktifitas
hanya tinggal
pengembangan
• Banyak kegiatan yang
belum terwadahi
• Pendukung aktifitas
yang hanya berlaku
untuk penghuni
perumahan TNI
• Kegiatan memakan
lahan publik
Walkable NeigborhoodBerdasarkan Tujuan :
•Membuat ruang hijau publik
•Membuat bangunan yang berfungsi untuk publik
KONSEP
Kawasan Permukiman
Kawasan Permukiman
Perkantoran
Kawasan Permukiman
HALTE
Dengan bentuk sirkulasi ini, bisa memfasilitasi
orang yang ingin ke halte.
Kawasan Permukiman
Kawasan Permukiman
Perkantoran
HALTE
Dibuat jalur sirkulasi pada bangunan yang
dapat dilalui secara publik orang.Komersial
KONSEP
Kawasan Permukiman
Kawasan Permukiman
Perkantoran
Kawasan Permukiman
HALTE
Pusat Lingkungan
Memanfaatkan jalur pedestrian untuk
meramaikan bangunan publik
Akses ke halte
Komersial
Jalan publik diturunkan agar lebih
mengedepankan workable
Jalur Pedestrian
REKOMEN MASTERPLAN
ALOKASI LAHAN
25 %
Hunian
dan Retail
25 %
Kantor dan
Retail
50 % Ruang
Terbuka Hijau
Publik
Fungsi :
Sesuai dengan tujuan
membentuk kawasan yang
kompak dan sesuai dengan
karakter desain dari walkable
neighborhood, sehingga
fungsi utama yaitu :
Hunian
Kantor
Retail
Pendukung :
Ruang Terbuka Hijau
Taman Rekreasi
REKOMEN MASTERPLAN
ALOKASI LANTAI DAN LUAS
2 lantai retail : 5040 m²
8 lantai kantor : 5760 m² 10 lantai hunian : 7200 m²
3 lantai retail : ± 9000 m²
KONSEP MASTERPLAN
ZONING FUNGSI
Hunian dan Retail,
hunian diletakan
dibagian pojok
belakang agar lebih
privasi
Kantor dan Retail,
diletakan dibagian depan
dekat dengan main
entrance agar lebih
terlihat dari jalan
Ruang Terbuka
Hijau Publik,
sebagai buffer
kebisingan
untuk
bangunan dan
kawasan
dibelakang
tapak
Zona Service, diletakan
dibelakang dan langsung
mengkases ke basmen
KONSEP MASTERPLAN
STRUKTUR RUANG KAWASAN
Sturktur ruang kawasan dibagi 4
ruang yang terpusat plasa di
tengah sebagai pusat interasi
antara blok yang terpisah oleh
jalan raya publik.
Pembagian struktur ruang juga
dibagi oleh jalur pedestrian dari
satu kawasan ke kawasan lain.
Ini juga dimanfaatkan untuk
kawasan retail sehingga lebih
ramai.
KONSEP MASTERPLAN
POLA PERGERAKAN
Retail integrasi
dapat dipindahkan
ke bawah dan
keatas sesuai
dengan desain
masing-masing
Tower dapat
diputar sesuai
dengan orientasi
desain namun lebih
condong orientasi
ke timurRetail integrasi
dapat dimaju
mundurkan sesuai
dengan desain.
KONSEP MASTERPLAN
SARANA DAN PRASARANA
Sirkulasi service
terletak
dibelakang
bangunan namun
berada di lapisan
bawah yang
langsung
terhubung ke
basemen
Sirkulasi publik
utama terletak
ditengah namun
ditembus ke lapisan
bawah yang
langsung terhubung
ke basemen untuk
parkir
Sirkulasi pedestrian
menghubungkan
kawasan ke
kawasan lain dan
menghubungkan
sekeliling tapak
Main Entrance
Side Entrance
Service Entrance
KONSEP MASTERPLAN
REKOMEN MASTERPLAN