masngut learning

5
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner _____________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________ Puslitbang Peternakan, Bogor 29 – 30 September 2003 29 STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN H. M ASNGUT IMAM S. Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur PENDAHULUAN Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan dalam rangka peningkatan pendapatan petani peternak, pemerataan kesempatan kerja, perekonomian dan pemenuhan kebutuhan protein hewani dalam rangka pembangunan nasional pada umumnya merupakan program strategis yang perlu dikembangkan dalam bidang agribisnis melalui pola sistem pertanian terpadu (integrated farming system). Pada kenyataannya sektor pertanian dan sektor peternakan merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dimana keduanya tidak akan terlepas dan saling melengkapi. Melihat potensi negara Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung merupakan peluang yang luas dalam melakukan usaha agribisnis pertanian dan peternakan. Angka statistik maupun hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa produk-produk industri peternakan dan bisnis di sektor peternakan telah menyumbangkan angka pertumbuhan ekonomi pertanian yang sangat mencolok. Melihat peluang yang besar tersebut sektor peternakan perlu mendapatkan perhatian khusus, dalam hal ini pemerintah sebagai lembaga institusi yang mempunyai peran penting dalam rangka menentukan kebijakan-kebijakan di sektor pertanian dan sektor peternakan pada khususnya dengan memberikan kesempatan yang luas kepada usaha kecil, menengah dan koperasi di bidang peternakan. khususnya petani peternak dimana mayoritas mereka mengandalkan tumpuan ekonominya pada sektor pertanian dan peternakan. Meskipun peluang yang besar terbuka luas dalam usaha bidang pertanian dan peternakan, kedua sektor tersebut mempunyai dinamika yang bervariasi dari waktu kewaktu. Khususnya sektor peternakan kendala dilapangan sangat bermacam-macam, mulai dan budi daya sampai proses pemasaran produk hasil peternakan (telur, daging, susu) yang banyak mengakibatkan bisnis peternakan terpuruk. Hal ini saya pikir karena ketergantungan terhadap luar negeri terlalu besar dan juga karena kesiapan mental yang kurang. Untuk itu pemikiran saya sebagai praktisi bidang pertanian dan peternakan dalam membangun dunia pertanian dan peternakan pada khususnya adalah dengan memperkokoh dan menyatukan visi dan misi yang sudah ada yaitu membangun dunia peternakan dalam rangka terwujudnya masyarakat yang sejahtera, sehat, produktif serta kreatif melalui pembangunan peternakan yang tangguh berbasis sumberdaya lokal yang terintegrasi yang mempunyai maksud memihak kepada rakyat, memanfaatkan potensi lokal dan memfasilitasi usaha peternakan rakyat. POLA PENGEMBANGAN PETERNAKAN INDONESIA Optimalisasi pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam dalam berbagai jenis usaha pertanian dan peternakan Melalui pola diversifikasi usaha peternakan- pertanian (sistem pertanian terpadu). Pola tersebut berdasarkan pengalaman yang telah saya lakukan memberikan beberapa keuntungan dalam rangka meningkatkan efisiensi dalam melakukan usaha pertanian-peternakan karena keduanya saling melengkapi. Contoh pola penerapan sistem pertanian terpadu: Diversifikasi peternakan ayam dengan ikan Pola ini menerapkan sistem dimana dalam satu lokasi terdapat dua jenis unit usaha yaitu ayam dengan ikan. Teknis pelaksanaannya yaitu membuat kolam ikan diantara kandang ayam. Keuntungan pola ini adalah dapat mengintensifikasikan lahan dan sekaligus mempunyai keuntungan dalam mengurangi suhu panas kandang ayam. Disisi lain feses ayam yang berada dibawah kandang dapat diternakkan hewan sejenis kecoa yang cocok untuk makanan ikan lele sebagai tambahan protein hewani. Diversifikasi sapi dengan lahan persawahan, perkebunan dan tambak Pola ini menerapkan sistem yang bertujuan untuk membantu memperbaiki struktur, tekstur, kimia dan mikrobiologi tanah dalam upaya melestarikan potensi sumberdaya alam untuk meningkatkan produktifitas lahan pertanian dalam menghasilkan pangan. Sebagai contoh hasil ikutan dari ternak berupa feses sapi yang ditambah dengan bahan lain seperti abu, serbuk gergaji, dan kalsit yang digunakan sebagai bahan pupuk organik

Upload: nuril-hudha-al-anshori

Post on 24-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner _____________________________________________________________________________________________

    _____________________________________________________________________________________________Puslitbang Peternakan, Bogor 29 30 September 2003 29

    STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

    H. MASNGUT IMAM S.

    Praktisi Bidang Peternakan dan Pertanian, Blitar, Jawa Timur

    PENDAHULUAN

    Pembangunan pertanian berbasis sektor peternakan dalam rangka peningkatan pendapatan petani peternak, pemerataan kesempatan kerja, perekonomian dan pemenuhan kebutuhan protein hewani dalam rangka pembangunan nasional pada umumnya merupakan program strategis yang perlu dikembangkan dalam bidang agribisnis melalui pola sistem pertanian terpadu (integrated farming system). Pada kenyataannya sektor pertanian dan sektor peternakan merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dimana keduanya tidak akan terlepas dan saling melengkapi. Melihat potensi negara Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung merupakan peluang yang luas dalam melakukan usaha agribisnis pertanian dan peternakan.

    Angka statistik maupun hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa produk-produk industri peternakan dan bisnis di sektor peternakan telah menyumbangkan angka pertumbuhan ekonomi pertanian yang sangat mencolok. Melihat peluang yang besar tersebut sektor peternakan perlu mendapatkan perhatian khusus, dalam hal ini pemerintah sebagai lembaga institusi yang mempunyai peran penting dalam rangka menentukan kebijakan-kebijakan di sektor pertanian dan sektor peternakan pada khususnya dengan memberikan kesempatan yang luas kepada usaha kecil, menengah dan koperasi di bidang peternakan. khususnya petani peternak dimana mayoritas mereka mengandalkan tumpuan ekonominya pada sektor pertanian dan peternakan.

    Meskipun peluang yang besar terbuka luas dalam usaha bidang pertanian dan peternakan, kedua sektor tersebut mempunyai dinamika yang bervariasi dari waktu kewaktu. Khususnya sektor peternakan kendala dilapangan sangat bermacam-macam, mulai dan budi daya sampai proses pemasaran produk hasil peternakan (telur, daging, susu) yang banyak mengakibatkan bisnis peternakan terpuruk. Hal ini saya pikir karena ketergantungan terhadap luar negeri terlalu besar dan juga karena kesiapan mental yang kurang. Untuk itu pemikiran saya sebagai praktisi bidang pertanian dan peternakan dalam membangun dunia pertanian dan peternakan pada khususnya adalah dengan memperkokoh dan menyatukan visi dan misi yang sudah ada yaitu membangun dunia peternakan dalam rangka terwujudnya masyarakat yang sejahtera, sehat,

    produktif serta kreatif melalui pembangunan peternakan yang tangguh berbasis sumberdaya lokal yang terintegrasi yang mempunyai maksud memihak kepada rakyat, memanfaatkan potensi lokal dan memfasilitasi usaha peternakan rakyat.

    POLA PENGEMBANGAN PETERNAKAN INDONESIA

    Optimalisasi pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam dalam berbagai jenis usaha pertanian dan peternakan

    Melalui pola diversifikasi usaha peternakan-pertanian (sistem pertanian terpadu). Pola tersebut berdasarkan pengalaman yang telah saya lakukan memberikan beberapa keuntungan dalam rangka meningkatkan efisiensi dalam melakukan usaha pertanian-peternakan karena keduanya saling melengkapi. Contoh pola penerapan sistem pertanian terpadu:

    Diversifikasi peternakan ayam dengan ikan

    Pola ini menerapkan sistem dimana dalam satu lokasi terdapat dua jenis unit usaha yaitu ayam dengan ikan. Teknis pelaksanaannya yaitu membuat kolam ikan diantara kandang ayam. Keuntungan pola ini adalah dapat mengintensifikasikan lahan dan sekaligus mempunyai keuntungan dalam mengurangi suhu panas kandang ayam. Disisi lain feses ayam yang berada dibawah kandang dapat diternakkan hewan sejenis kecoa yang cocok untuk makanan ikan lele sebagai tambahan protein hewani.

    Diversifikasi sapi dengan lahan persawahan, perkebunan dan tambak

    Pola ini menerapkan sistem yang bertujuan untuk membantu memperbaiki struktur, tekstur, kimia dan mikrobiologi tanah dalam upaya melestarikan potensi sumberdaya alam untuk meningkatkan produktifitas lahan pertanian dalam menghasilkan pangan. Sebagai contoh hasil ikutan dari ternak berupa feses sapi yang ditambah dengan bahan lain seperti abu, serbuk gergaji, dan kalsit yang digunakan sebagai bahan pupuk organik

  • ____________________________________________________________________________________________________________________

    _____________________________________________________________________________________________30 Puslitbang Peternakan, Bogor 29 30 September 2003

    yang pengolahannya melalui proses pengomposan (pupuk kompos) atau menggunakan cacing sebagai pengurai (pupuk cascing) untuk pemenuhan pupuk tanaman padi, hortikultura, tanaman perkebunan. Lahan hijauan makanan ternak, dan mengolah lokasi tambak pada saat kering tambak, dengan harapan dapat mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk kimia (anorganik) yang semakin mahal dan dalam jangka waktu tertentu dapat merusak struktur dan komposisi lahan pertanian.

    Diversifikasi tanaman kakao dengan domba

    Pola ini menerapkan sistem dimana dalam satu lahan tanaman kakao digembalakan ternak domba, dengan tujuan ternak domba akan memperoleh hijauan makanan ternak berupa rumput-rumputan yang berada disekitar tanaman kakao tersebut dan memberikan keteduhan ternak domba saat digembalakan, karena sifat dari ternak domba yang tidak tahan terhadap sinar matahari secara langsung.

    Diversifikasi sapi perah dengan sapi potong

    Pola ini menerapkan sistem dimana dalam satu unit usaha sapi perah dapat diupayakan dua jenis produk yang dihasilkan yaitu susu dan daging. Sapi perah jantan yang dilahirkan dibesarkan sebagai sapi potong yang diambil dagingnya, sedangkan sapi betina dibesarkan untuk menjadi induk baru penghasil susu.

    Peningkatan skala kepemilikan dalam usaha peternakan

    Peternakan di Indonesia pada umumnya adalah peternakan rakyat yang mempunyai skala kepemilikan yang relatif sedikit, misalnya kepemilikan sapi perah, sapi potong, kambing dan domba, dalam satu keluarga hanya 2-3 ekor yang merupakan usaha sampingan dari sektor pertanian. Sebagai contoh dalam usaha sapi perah satu keluarga mampu memelihara 5 ekor sapi perah, jika biaya pemeliharaan Rp. 9.000/ekor/hari dengan produksi susu rata-rata 12 l/hari (harga susu Rp. 1.500/l) maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 9.000/ekor/hari. Disamping itu, dalam lingkungan rumahnya terdapat beraneka macam usaha peternakan lain seperti ayam, maka petani peternak tersebut akan mendapatkan penghasilan harian berupa penjualan susu dan telur selain penghasilan musiman dari hasil persawahan berupa padi atau yang lain.

    Pengembangan wilayah berdasarkan komoditas unggulan

    Pola tersebut didasarkan pada jumlah dan jenis ternak yang diupayakan pada daerah-daerah tertentu

    berdasarkan sumber daya alam yang mendukung. Seperti Kabupaten Blitar menghaslikan telur rata-rata 300 ton/hari. Jumlah tersebut mencukupi kebutuhan telur bagi masyarakat daerah dan daerah-daerah lain, karena di daerah tersebut terdapat kampung peternakan ayam dimana setiap keluarga mempunyai rata-rata 500-2000 ayam ras petelur, atau di daerah Grati, Pasuruan terdapat kampung sapi perah. Penetapan Indonesia Timur maupun daerah di luar Jawa sebagai sentra usaha sapi potong secara ranch sangat cocok karena mempunyai padang rumput yang luas sebagai hijauan makanan ternak.

    Mengembangkan peran aktif kelambagaan peternakan

    Kelembagaan peternakan mempunyai peran yang besar dalam rangka pembangunan peternakan. Lembaga ini berperan sebagai wadah yang mampu memberikan naungan kepada peternak terhadap gejolak yang timbul. Misalnya dengan adanya lembaga ini peternak mempunyai kekuatan pasar dimana posisi tawar akan tinggi sehingga peternak tidak mudah dikuasai atau dirugikan oleh pihak lain yang ingin mempermainkan harga. Selain itu peternak akan mempunyai jaringan pasar yang lebih luas.

    Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna yang mudah dilakukan petani ternak

    Informasi dunia peternakan perlu disampaikan melalui media massa maupun media elektronik atau dalam bentuk lain yang mudah diterima petani ternak atau masyarakat umum yang nantinya untuk disebar luaskan. Pemanfaatan teknologi dalam dunia peternakan belum banyak dirasakan oleh sebagian petani ternak, karena teknologi yang ada sekarang memerlukan biaya yang tinggi dan kurang cocok bila diterapkan pada petani ternak karena keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang kurang mendukung. Padahal teknologi dalam dunia peternakan sangat diperlukan dalam rangka peningkatan produksi dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan. Untuk itu peran serta semua pihak sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya dan pemanfaatan teknologi tepat guna pada tingkat peternak.

    Pengendalian dan pemberantasan penyakit ternak

    Pengendalian dan pemberantasan penyakit ternak dari wilayah peternakan diperlukan dalam menunjang keberhasilan peternakan, hal tersebut dapat dilakukan dengan jalan mengawasi keluar masuknya ternak antar wilayah, maupun dengan melakukan vaksinasi pada ternak.

  • Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner _____________________________________________________________________________________________

    _____________________________________________________________________________________________Puslitbang Peternakan, Bogor 29 30 September 2003 31

    SARAN

    Lembaga penelitian dan pengembangan peternakan mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan perkembangan dunia peternakan dengan hasil penelitiannya. Menurut hemat saya Litbang yang ada di bawah naungan Direktorat Jendral Peternakan mempunyai semacam laboratorium hidup (teaching farm) yang mempunyai manfaat: 1) sebagai sarana penelitian, 2) sebagai sumber pendapatan Litbang, 3) sebagai pusat percontohan bagi petani ternak, usaha tersebut dapat berupa badan usaha milik Litbang yang dikelola oleh seorang professional.

    Contoh usaha bidang peternakan yang kami lakukan sebagai gambaran bila dilaksanakan badan usaha milik Litbang

    Misal: Litbang mempunyai laboratorium lapang seluas 5 ha dengan bidang usaha ayam ras petelur dengan skala kepemilikan 140.000 ekor. Modal awal yang diperlukan sekitar Rp 7 M untuk periode I, karena dalam periode I akan membeli ayam siap bertelur (umur 3-3,5 bulan). Asumsi produksi telur 6,3 ton/hari, dengan asumsi harga jual Rp. 5.600, konsumsi pakan 120 g dengan harga pakan Rp. 1.500/kg, harga pokok telur Rp 5.000/kg, ditambah jual ayam afkir diperkira-kan sebesar Rp 900.000.000, maka dalam satu periode keuntungan diperkirakan Rp 2,7 M. Jadi modal awal akan kembali dalam waktu 2-3 periode pemeliharaan. Disamping itu dalam satu lokasi peternakan ayam ras petelur terdapat difersifikasi dengan usaha lain, yaitu difersifikasi antara ayam ras petelur dengan kolam ikan lele yang berada diantara kandang ayam atau tanaman lain. Pada kenyataannya lele yang dipelihara dalam satu lokasi peternakan ayam ras petelur akan lebih menguntungkan karena hampir 70% pakan ikan lele dapat dipenuhi dari kotoran ayam dan sejenis kecoa yang biasa hidup pada feses ayam yang berada dibawah kandang. Dengan ukuran kolam P = 37 m dan L = 5 m kapasitas 20.000 ekor dengan tingkat kematian 10% dalam jangka waktu 2,5-3 bulan akan menghasilkan

    sekitar 2 ton. Dengan perhitungan FCR 0,7-0,8, maka harga pokok Rp. 3.800/kg. Jika harga ikan lele Rp. 4.400/kg keuntungan bersih sekitar Rp. 1.200.000/ periode. Dengan pola difersifikasi tersebut maka intensifikasi usaha lebih tinggi.

    Industri peternakan sapi perah dengan skala pemeliharaan 200 ekor sapi laktasi dengan produksi rata-rata 1.600 l/hari kemudian diolah menjadi sebuah produk bahan pangan baik berupa susu pasteurisasi, keju, yoghurt, dan lain-lain, maka nilai jual akan lebih tinggi. Sedangkan limbah padat dari sapi perah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos untuk kebutuhan pupuk lahan hijauan makanan ternak dan dapat juga dipasarkan. Dengan demikian pola difersifikasi tersebut dapat dikelola dalam bentuk sistem pertanian terpadu.

    Dengan didirikannya pabrik pakan mini dengan kapasitas produksi sekitar 20 ton/hari (sapi 3 t/hari dan ayam 17 t/hari) untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak sapi dan ayam ras petelur maka biaya produksi pakan dapat ditekan.

    Dari contoh uraian diatas, harapan kami Litbang akan mempunyai pendapatan tetap dari badan usaha yang dijalankan dan kualitas penelitian akan semakin baik karena hasil penelitian selalu terpantau dan sesuai dengan harapan petani peternak yang menggunakan hasil penelitian tersebut.

    Selain itu antara Litbang, Perguruan Tinggi, dan praktisi harus selalu saling berkomunikasi dan berkoordinasi agar mencapai titik temu yang sinergis dalam rangka evaluasi dan kegiatan para peneliti dari Litbang maupun Perguruan Tinggi dan dengan praktisi yang menggunakan hasil peneilitian. Dengan harapan membangun dunia peternakan dapat terwujud dengan baik.

    Demikian beberapa pemikiran saya sebagai praktisi bidang pertanian-peternakan dalam rangka pengembang-an peternakan yang berkesinambungan.

    DISKUSI

    Pertanyaan:

    1. Banyak tanah-tanah kosong yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Bagaimana menurut Bapak apakah tidak dapat dimanfaatkan untuk tempat ternak dan atau ditanami rumput?

    2. Bila dimana-mana berkembang peternakan dan perikanan dengan skala relatif kecil, apakah tidak menjadi masalah over produksi sehingga sulit dipasarkan?

    3. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, mempunyai sebuah "teaching farm" yang menggodok/mendidik mahasiswa koasistensi berperan sebagai atau tepatnya "berpura-pura" sebagai manajer. Di teaching farm tersebut ada beberapa komoditi, seperti sapi perah, sapi potong, ayam petelur, kambing, domba, dan lain-lain. Setiap mahasiswa diberi peran untuk menjadi "manajer", dimana teaching farm tersebut

  • ____________________________________________________________________________________________________________________

    _____________________________________________________________________________________________32 Puslitbang Peternakan, Bogor 29 30 September 2003

    dapat memberi keuntungan ke fakultas. Bagaimana menurut Bapak, agar teaching farm tersebut dapat memberikan keuntungan yang layak?

    4. Masalah yang masih merupakan kendala untuk pelaksanaan skala kecil antara lain:

    - Ternak masih merupakan pekerjaan sambilan saja, bagaimana menyuluhkan petani agar ternak dapat diupayakan untuk menjadi pekerjaan utama?

    - Peternakan skala kecil memang memerlukan lahan yang tidak terlalu luas, tetapi polusinya berupa bau dan pencemaran ke lingkungan merupakan masalah sehingga sering diusir oleh tetangga. Bagaimana mengatasi hal ini?

    5. Bagaimana menurut Bapak bila sistem pertanian terpadu berbasis peternakan ini diterapkan untuk skala rumah tangga? Berapa luas lahan minimal yang dibutuhkan apabila diterapkan di lahan kering. Sebaiknya sistem usaha yang diterapkan seperti apa sehingga dapat memberikan kehidupan yang layak bagi petani.

    6. Apabila sistem pertanian terpadu ini diterapkan secara kelompok, bagaimana sistem pelaksanaannya.

    - Di Blitar, ada kemitraan ayam petelur, utamanya adalah kepercayaan. Perlu belajar lebih baik prospek-prospek kemitraan yang modalnya adalah saling percaya.

    - Pembibitan sapi-sapi lokal dengan model IB yang menggunakan semen sapi-sapi exotic, performannya cukup baik.

    7. Kombinasi usaha sapi potong dan sapi perah sangat menarik. Bagaimana tanggapan Bapak?

    Jawaban:

    1. Tanah-tanah kosong jelas dapat dimanfaatkan untuk usaha peternakan atau menanam rumput (kalau ada yang beli). Lebih baik tanah-tanah tersebut digunakan secara terpadu untuk usaha peternakan. Diversifikasi usaha pertanian merupakan salah satu alternatif usaha untuk menghindari resiko kegagalan.

    2. Pengalaman menunjukkan bahwa peternak-peternak kecil memiliki pangsa pasar tersendiri yang sifatnya "in-situ". Kenyataan juga menunjukkan bahwa justru peternak kecil masih mampu hidup, karena tidak ada biaya pengeluaran secara tunai, sehingga mereka mempunyai daya hidup yang tinggi (ada ketahanan).

    3. Teaching farm yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi harus berlandaskan azas yang berorientasi ekonomi. Hal ini dapat dimulai dengan suatu bidang lahan sebesar 12 Ha untuk usaha peternakan terpadu (sapi, ayam, kebun rumput, dan lain sebagainya). Usaha tersebut harus dilaksanakan dengan sistem "low external input" untuk memberikan nilai tambah yang optimal. Profesionalisme adalah kata kunci yang paling tepat dalam mendukung usaha ini.

    4. Watak kewiraswastaan harus didorong dari awal sehingga usaha peternakan menjadi tangguh dan mandiri. Misalnya, pada awalnya usaha dimulai dengan ayam lalu berkembang menjadi usaha sapi. Sehingga bisa dibedakan pengusaha peternak yang memiliki sifat wiraswasta, dan yang hanya peternak saja.

    Hampir satu desa memelihara ayam, sehingga polusi bau tidak masalah karena semuanya melaksanakan hal yang sama.

    5. Skala usaha rumah tangga yang layak adalah untuk sapi perah 3-5 ekorper KK, dan ayam broiler sebanyak 300-500 ekor per KK. Dengan penerimaan sebesar Rp. 10.000 per hari dari setiap ekor sapi perah, dan ayam broiler sebesar Rp. 600 per ekor; maka dapat diprediksi penerimaan petani dalam satu bulan. Intinya adalah bahwa usaha tersebut harus dilakukan secara terintegrasi, sehingga di dalam masing-masing rumah tangga terdapta sumber kehidupan secara mandiri.

    6. Intinya harus integrasi, di dalam RT ada sumber kehidupan secara mandiri.

  • Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner _____________________________________________________________________________________________

    _____________________________________________________________________________________________Puslitbang Peternakan, Bogor 29 30 September 2003 33

    - Sistem kelompok baru akan dicoba oleh pemerintah daerah di Jawa Timur. Di lahan kering ditanami tanaman "repro", semacam lamtoro dengan batang pendek. Tanaman ini tahan terhadap cuaca panas dan kekeringan, dimana pada musim kemarau tanaman tersebut masih dapat tumbuh dengan baik.

    - Pelaksanaan sistem kelompok harus dimodali dengan watak usaha, hindari ketergantungan dan model bantuan dari pihak manapun. Ayam kampung masih tetap dapat bertahan karena memiliki pangsa pasar tersendiri, sehingga tidak tergoyahkan keberadaannya.

    7. Saya sependapat, namun dibangun berdasarkan model kredit dengan 2 ekor sapi perah, dan 1 ekor sapi potong, dimana jaminannya peternak harus menyetorkan susu segar.

    Kiat untuk mencapai sukses adalah kerja keras, hemat, disiplin, dan jujur.