masalah anestesi

3
Beberapa Masalah Anestesi Pada Pembedahan Adenotonsilektomi dr. M Roesli Thaib Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Jakarta PENDAHULUAN Orang awam atau beberapa kalangan kedokteran lain masih beranggapan bahwa operasi Adenotonsilektomi merupakan operasi kecil. Tetapi dari segi anestesiologi tidak ada keten- tuan mengenai anestesi " kecil", karena setiap tindakan anes- tesia selalu mengandung risiko. Risiko yang terburuk adalah kematian dimeja operasi. Berat atau ringannya risiko anestesi ditentukan oleh kelainan sistemik sebelumnya, obat-obatan yang pernah didapat dan ketrampilan ahli anestesi yang ber- sangkutan. ANGKA KEMATIAN DAN KOMPLIKASI Kematian pada pembedahan adenotonsilektomi umumnya disebabkan oleh hal-hal yang seharusnya dapat diatasi, yaitu hipoksia karena obstruksi jalan nafas dan perdarahan yang ti- dak teratasi. 1 2 Banyak penulis mengemukakan angka kema- tian pembedahan adenotonsilektomi, seperti : Selama tahun 1979 - 1980, Roesli Thaib dan kawan-kawan telah melakukan anestesi pada 9164 kasus adenotonsilektomi di Klinik Panti Rahardja, Jakarta. Tehnik anestesi mempergu- gunakan cara intubasi, dan teknik operasi dengan metode di- seksi. Didapatkan 1 kematian karena shock yang tak teratasi. 3 Penyulit yang bisa dijumpai : (Lihat Tabel ) OBAT PREMEDIKASI DAN ANESTETIKA Sulfas atropin 0.01-0.02 mg/kg, atau preparat beladona lain harus diberikan sebagai premedikasi terutama kalau memper-

Upload: kyle-winchesters

Post on 04-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Problems in Anesthesia Process

TRANSCRIPT

Page 1: Masalah Anestesi

Beberapa Masalah Anestesi PadaPembedahan Adenotonsilektomi

dr. M Roesli ThaibBagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM,

Jakarta

PENDAHULUANOrang awam atau beberapa kalangan kedokteran lain masihberanggapan bahwa operasi Adenotonsilektomi merupakanoperasi kecil. Tetapi dari segi anestesiologi tidak ada keten-tuan mengenai anestesi"kecil", karena setiap tindakan anes-tesia selalu mengandung risiko. Risiko yang terburuk adalahkematian dimeja operasi. Berat atau ringannya risiko anestesiditentukan oleh kelainan sistemik sebelumnya, obat-obatanyang pernah didapat dan ketrampilan ahli anestesi yang ber-sangkutan.ANGKA KEMATIAN DAN KOMPLIKASIKematian pada pembedahan adenotonsilektomi umumnyadisebabkan oleh hal-hal yang seharusnya dapat diatasi, yaituhipoksia karena obstruksi jalan nafas dan perdarahan yang ti-dak teratasi.1 2Banyak penulis mengemukakan angka kema-tian pembedahan adenotonsilektomi, seperti :Selama tahun 1979 - 1980, Roesli Thaib dan kawan-kawantelah melakukan anestesi pada 9164 kasus adenotonsilektomidi Klinik Panti Rahardja, Jakarta. Tehnik anestesi mempergu-gunakan cara intubasi, dan teknik operasi dengan metode di-seksi. Didapatkan 1 kematian karena shock yang tak teratasi.3Penyulit yang bisa dijumpai : (Lihat Tabel )OBAT PREMEDIKASI DAN ANESTETIKASulfas atropin 0.01-0.02 mg/kg, atau preparat beladona lainharus diberikan sebagai premedikasi terutama kalau memper-gunakan eter, untuk mengurangi sekresi kelenjar jalan nafas.3 --6Akan tetapi untuk mencegah refleks vagus diperlukan dosis2 - 3 kali lebih besar. Narkotika petidin diberikan dengan dosiskecil, 0,5 mg/kg untuk suplemen selama anestesi terutama ka-lau mempergunakan halotan dan N2O saja.Untuk induksi, dapat dipergunakan obat intravena sepertitiopenton (3 - 5 mg/kg), atau ketamin (1 - 2 mg/kg), atau inha-

Page 2: Masalah Anestesi

lasi langsung dengan halotan dan N2O. Suksinilkolin (1 - 2 mg/kg) dipergunakan untuk intubasi.Pemeliharaan anestesia umumnya dipakai halotan dan N20atau eter. Ventilasi dapat spontan atau dibantu sesuai dengankebutuhan.JALAN NAFAS DAN LAPANGAN OPERASICara yang paling aman untuk mempertahankan jalan nafasselama pembedahan adalah teknik intubasi endotrakheal.Kalau pipa endotrakheal dalam rongga mulut menggangguoperasi, pipa endotrakheal non-kinking yang menggunakan spi-ral dapat ditaruh pada saluranbladedariBoyle Davis mouthgag.Ekstubasi pipa endotrakheal, dianjurkan setelah semuarefleks pulih dan penderita mulai bangun.3 -6Akan tetapi ha-rus kita pertimbangkan kemungkinan lepasnya ikatan lukaoperasi kalau terjadi batuk waktu ekstubasi. Karena itu dapatdibenarkan kalau selesai pembedahan pipa endotrakheal di-cabut walaupun stadium anestesia masih dalam tetapi peng-awasan penderita di kamar-pulih harus lebih ditingkatkan.3, 7Cermin Dunia Kedokteran No. 33, 1984 23