manusia dan kepribadiannya - ugm

11
MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA (Tinjauan Filsafati) tDr. tDjuretfUl,)l1Ji 11114. !Muai, Stc1f Pengc1jc1r Fc1k.FiISdfc1t UGM Pembicaraan tentang manusia merupakan hal yang sangat menarlk, karena berbagai pertanyaan dapat diajukan mengenai manusia ini. Manusia merupakan makhluk yangunik, Urena mampu berkomuni- kasi· melalui bahasa, yaitu tempat penyimpanan ide-ide yang paling tua yang merupakan bahan mentah suatukebudayaan. Manusia menulis buku harlan, memiliki kaca dan dengan sadar menjalani puasa, bertapa di suatu tempat yangjauh dari khalayak ramai. Filosofis manusia tersebut adalah dengan analisis hermeneutis terhadap berbagai perspektif filosoflS tentang manusia oleh filsuf·filsuf. Dati kajian hermeneu· tis atas berbagai pandangan filosofis tentang manusia tersebut, dilakukan komparasi untuk kemudian diideal- isasikan dalam rangka membangun "perspektif baru" tentang kepribadian manusia Indonesia. Tinjauan filsafati· terhadap sosok tubuh manusia dengan kepribadiannya, akan menghasilkan pengetahuan ten- tang man usia pada umumnya, dan ten- tang manusia Indonesia pada khusus- nya yang telah menentukan filsafat hidupnya yaitu Pancasila. B. Perspektif-perspektif tentang Manusia Bahwa manusia adalah lain dan berbeda dari makhluk hidup lain di dunia ini sudahlah jelas. Sapi yang di- Metode yang digunakan untuk latih oleh manusia untuk menarik gem- menelaah problem-problem filsafat bak tidak dapat melatih pedet-pedetnya A. Pengantar Dalam era globalisasi, sesuai dengan kemajuan dan perkembangan yang demikianpesat dalam semua bidang .. ilmudan teknologi, maka hal yang sangat pentingdan mendasar. ter- pulang pada manusia sendiri. Yang di- maksud dengan kata mendasar di sini ialahkepribadian. Beberapa hal yang terjadi dalam kehidupan sekeliling kits menimbulkan keprihatinan yang men- dalam. Setiap hari Burat kabat-surat kabar memuat berita-berita tentang penggunaan wewenang seeara salah, korupsi, pencurian, perampokan dan sebagainya. Gejala-gejala di atas, seeara filO8Ofis mencuatkan pertanyaan-perta- nyaan: Siapakah manusia itu? Apakah kepribadian? Bagaimanakah pemben· tukan kepribadian manusia? Dan, ba- gaimana implementasinya dalam pem- bentukan kepribadian manusia Indone- sia·? 19

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

-------------.j----------_~-_l!lI!fIll!II!II

MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA(Tinjauan Filsafati)

tDr. tDjuretfUl,)l1Ji 11114. !Muai,~Stc1f Pengc1jc1r Fc1k.FiISdfc1t UGM

Pembicaraan tentang manusia merupakan hal yang sangat menarlk,karena berbagai pertanyaan dapat diajukan mengenai manusia ini.Manusia merupakan makhluk yangunik, Urena mampu berkomuni­kasi· melalui bahasa, yaitu tempat penyimpanan ide-ide yang paling tuayang merupakan bahan mentah suatukebudayaan. Manusia menulisbuku harlan, memiliki kaca hi~s, dan dengan sadar menjalani puasa,bertapa di suatu tempat yangjauh dari khalayak ramai.

Filosofis

manusia tersebut adalah dengananalisis hermeneutis terhadap berbagaiperspektif filosoflS tentang manusiaoleh filsuf·filsuf. Dati kajian hermeneu·tis atas berbagai pandangan filosofistentang manusia tersebut, dilakukankomparasi untuk kemudian diideal­isasikan dalam rangka membangun"perspektif baru" tentang kepribadianmanusia Indonesia.

Tinjauan filsafati· terhadap sosoktubuh manusia dengan kepribadiannya,akan menghasilkan pengetahuan ten­tang manusia pada umumnya, dan ten­tang manusia Indonesia pada khusus­nya yang telah menentukan filsafathidupnya yaitu Pancasila.

B. Perspektif-perspektiftentang Manusia

Bahwa manusia adalah lain danberbeda dari makhluk hidup lain didunia ini sudahlah jelas. Sapi yang di­

Metode yang digunakan untuk latih oleh manusia untuk menarik gem­menelaah problem-problem filsafat bak tidak dapat melatih pedet-pedetnya

A. PengantarDalam era globalisasi, sesuai

dengan kemajuan dan perkembanganyang demikianpesat dalam semuabidang.. ilmudan teknologi, maka halyang sangat pentingdan mendasar. ter­pulang pada manusia sendiri. Yang di­maksud dengan kata mendasar di siniialahkepribadian. Beberapa hal yangterjadi dalam kehidupan sekeliling kitsmenimbulkan keprihatinan yang men­dalam. Setiap hari Burat kabat-suratkabar memuat berita-berita tentangpenggunaan wewenang seeara salah,korupsi, pencurian, perampokan dansebagainya. Gejala-gejala di atas, seearafilO8Ofis mencuatkan pertanyaan-perta­nyaan: Siapakah manusia itu? Apakahkepribadian? Bagaimanakah pemben·tukan kepribadian manusia? Dan, ba­gaimana implementasinya dalam pem­bentukan kepribadian manusia Indone­sia·?

19

Page 2: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

Lain pula pendapat Ortega Y.Gasset (1883-1955). Filsuf Spanyol inimenamakan manusia "hewan yang da­pat merenungkan diri" (\\Talgrave, 1967,hal.43). Kemampuan untuk merenung­kan diri yang nampaknya demikiansederhana inilah justru yangmembuatia adalah manusia. Apakah yang di­maksud oleh Ortega dengan kemam­puan khas ini? Yang dimaksud ialah,sekali waktu manusia dapat memu­tuskan hubungan dengan keadaansekelilingnya, merenungkan apa yangtelah dan apa yang uan diperbuat. Iadapat meneliti bathinnya, lubuk hati­nya yang sedalam-dalamnya, dan se­cara radikal ia dapat beralih haluan.Inilah, melihat ke dalam bathin, lang­sung menentukan apa yang akan diper­buat, ini tidak mungkin terjadi padahewan. Manusia merupakan makhlukhistoris, ia tidak memiliki apa yangdisebut alam, ia memiliki sejarah.Dunia kehidupan ini bagaikan suatudrama ataupun suatu novel, dimanamanusia sendiri adalah dramawan ataupenulis. Keberadaan manusia adalahkejadian dalam hidupnya. Apa yang

untuk menarik gerobak sebagai peng- rnempunyai dunia, dan bagi manusiagantinya kclak. Dalam membicarakan dunia ini t.erbuka adanya. Afanusia tiemanusia ini filsuf-filsuf menerangkan- dak mempunyai insting-insting dan or­letak beda-beda itu. Tentu saja ,gan yang terbatas pada satu millieupandangan filsuf-filsuf itu tergantultg~;saja.Manusia mempunyai kemampuanpada keahlian masing-masing. untuk sesuatu yang bernama obyek. Ia

Von Uexkuhl, seorang biologyang mampu untukmengambil jarak darihidup antara tahun I894.1944,yangbarang sesuatu, dan mamputelah menyelidiki kehidupan binatang- memisahkan antara subyek dan obyek.binatang, menarik kesimpulan b~hwa Bagi seekor singa, seekor kambing ada­binatang itu masing-masing mempu- lah mangsa yang nikmat, titik. Singanyai dunia yang khusus baginya. tidak mempunyai ob}"ek lain, kecualiDiceritakannya hidup seekor kutu mangsa, musuh atau teman singa, se·kambing. Sesudah dikembang-biakkan bah ia terkurung di dalam dunia seke­ia menjatuhkan dirinya di tanah, me- liling singa yang terbatas itu.rangkak menyusuri sebatang pohon dan Apakah pada manusia jugaberhenti pada satu dahan. Di sini kutu demikian? Tidak, manusia mampuitu menunggu sampai ada kijang atau menyatakan kata 'tidak', dan denganlembu at.au hewall lain lewat di bawah menyatakan 'tidak' ini dunia terbukapohon itu. Kutu llii }uiIlya mempunyai, baginya, ia dapat memilih. Ia tldaktiga indera. Ia dapat merasa kalau terkurung dalam dunia sekeliling yangmenyentuh pohon, ia dapat menjalar sempit dan terbatas seperti dunia he­sampai dahan atas, ia mempunyai daya \\'an.mencium kalau ada hewan yang ber­suhu panas tertentu lewat dibawahnya.Kutu menjatuhkan dirinya pada tubuhhewan tersebut, makan (dalam artimenghisap darah hewan itu) seke­nyang-kenyangnya, berkemba·ng biakdan seterusnya. Tetapi hewan yang Ie­wat itu harus memiliki suhu tertentu.Jika hewan yang lewat itu bersuhulain, maka si kutu tidak terangsang.Jadi inderanya terbatas hanya padasuhu tertentu. Inilah yang dimaksudoleh Von Uexkuhl dengan dunia ke­liling khusus itu yang disebutnya Urn­welt. Menurut Von Uexkuhl selanjut­nya manusia ju.ga mempunyai Umwelt.hanya saja manusia dapat membedakanantara umweltnya sendiri dengan duniasekeliling yang lain. Pertanyaan yangtimbul apakah benar demikian. Apakahmanusia hanya memiliki apa yang dise­but "Umwelt". Apakah keadaannya ti­dak lain.

Max Scheler, juga seorang fIlsufJerman mengajukan pendapat yangsangat menarik. Menurut dia manusiatidak mempunyai dunia keliling yangterbatas seperti dunia hewan. Manusia

2.0

Page 3: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

dapat difahami tentang manusia adalabstruktur yang dapat difahami dari ke­jadian da1am hidupnya itu. Struktur inimerupakan struktur .historis, yangkita eapai dalam hidup yang kitahayati, apa yang terjadi, dan apayang sudah lalu. Memahami manusiatidaklah memahami struktur statis daridasar alamiah manusia itu, melainkanmemahami struktur dinamis dari ak­tivitasnya. Apa yang diperbuat manusiatidak dapat dimengerti berdasarkanhubungan sebab-sebab keajeganalamiah melainkan berdasarkanhubungan khusus dengan apa yang te­lab diperbuatnya dahulu. Ini adalahartian inti apa.yang disebut oleh Ortega"historisitas". Seperti halnya alam ada­lah obyek ilmu-ilmu alam, manusia ada­lab obyek sejarah (Walgrave, 1967;hal.55-56). Dalam kaitannya denganotonomi manusia, Driyarkara berpenda­patbahwa:

...manusia bertindak dengan mer­deka. Dialahyang berbuat. Sebelumberbuat dia menguasai perbuatan yangmasih akan dilahirkan. Dia berbuatatau tidak berbuat, berbuat demikianatau tidak berbuat demikian. Memang

~ manusia kerap kali terjerumus, terje­pit dalam suatu situasi (keadaan). Akantetapi dia sendirilah yang harus mener­ima atau tidak menerima situasi itu.Kemerdekaan bathin tetap diperkosa,akan tetapi tidak dapat dipaksa(Dryarkara, 1980, hal. 18).

Aristoteles menyebutkan bahwamanusia itu keadaannya seimbang.Benda-bends yang berada di sekelilingkita itu tidak pemah tanpa bentuk, ti­dak pemah melulu materi. Benda­benda itu selalu berada dalam satu ke­rangka yang dapat dikenali dan dapattergapai oleh pikiran manusia.. Semuakejadian yang berada di dunia inimempunyai satu suat tertentu, yaituada bentuk-bentuknya menonjal ke de­pan dan mereali.sasikan diri. Tanaman­tanaman di dalam proses pertumbuh­annya selalu menuju ke kesempurnaansampai pada bentuk yang paling bagus.

Paneaindera dan otak menyerap ben­tuk-bentuk benda itu. AIam inimemiliki sesuatu yang mengandungseni yang terjabar <Ii da1am tangan-ta­ngan si seniman. Manusia juga nampakda1am kerangka ini sebagai makhlukyang selaras dan mampu mendudukitempat yang sentral.Manusia memilikikeluwesan di dalam keseluruhan alamyang hidup. Ia merupakan kesatuanyang vital. Pemberian bentuk dari tu­buh yang manusiawi itulah yang meru­pakan permulaan kehidupan. Jika ke­hidupan tidak ada, manusia pun akanmati. Manusia yang hidup itulahmanusiayang sebenarnya, ia adalahmakhluk yang dengan satu gerakannyamenyentuh bentuk-bentuk benda baikdengan tangannya maupun denganotaknya (Van Peursen, tanpa tahun;hal.33). Di dalam semua tindakan-tin­dakannya ini terbukti bahwa bentukdan tubuh· bekerja sama. Bentuk yanghidup inilah yang disebut roh. Manusiamerupakan satu kesatuan, karena rohitu tidak dapat melepaskan diri darimanusia, seperti halnya kita melepas­kan bentuk dati sebuah area. Kalautidak ada bentuk maka area itu hanyamerupakan material belaka. Sepertihalnya manusia jika tidak memiliki roh.Jadi roh itulah yang merupakan bentukdari manusia yang membuatnya men­jadi makhluk hidup. Di sini manusiadapat memiliki kesadaran akanhubungannya dengan yang Illahi.

Dalam kaitan ini, Driyarkara ber­pendapat bahwa:

"Seluruh manu8ia adalah rohani;8eluruh manusia adalah djasmani. Ke­satuan itu bisa disebut : kesatuan ro­hani-djasmani. Rohani-djasmani bukan­lab dua bagian, karena keduanja menje­luruh. Kita bisa kata: ada aspek rohani,ada aspek djasmani. Dalam berpikir,maka dua aspek ini bisa kita pandangtersendiri, sehagai dua barang yangtersendiri. Maka kita kata: badan dandjiwa. Djiwa adalah prinsip rohani tadi,badan adalah prinsip djasmani Pan­dangan djiwa-badan ·adalah bisa salah

2.I

Page 4: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

karena memandang dua prinsip sebagaitersendiri. Djika kits bitjara tentangbadan tersendiri, maka disitu pandang­an kits memetjah belah kesatuan, de­pgan hanja memandang dan mengang­gap seolah-olah badan itu adatersendiri. Dalam realitas jang ada bu­kan badan, tetapi manusia, dan inimempunjai aspek rohani dan djasmani"(Driyarkara, 1969, hal.9).

Selanjutnya Driyarkara memper­ingatkan bahwa seluruh anggota badanitu bekerja sarna dengan sempuma.

"Lihatlah tangan manusia, ma­tjam ·8pa sadja jang dibiasai Lihatlahdalam taria-tarian bagaimana bagusnjabadan manusia dalam aksi! Lihatlahketangkasan-ketangkas8D badanmaDusia dalam olah-raga! Sungguhmengagumkan. Disamping pandanganjang sangat sederhana ini, lihatlah pe­ranan badan manusia dalam ilmupengetahuan. Bisakah sardjana bela­djar tanpa badannja? Tidak. Lihatlahkonstruksi-konstruksi technik dari com­puter, mesin hitung, reaktor atom. Se­mua itu hanja mungkin karena ·badanmanusia. Lihatlah sekarang barang­barang seni! Luki8an yang indah-indah!·Mungkinkah itu tanpa badan manusia?Tidak. Dengarkan musik jangmengharukan: mungkinkah itu tanpahadan manusia? Tidak. (Driyarkara,1969; hal. 15).

Salah satu karunia yang diterimaoleh manusia ialab apa yang· disebutbahasa. Dengan bahasa manusia dapatberhubungan dengan manusia lain. Da­lam tahun tigapuluhan suami istri psi­kolog Kellog dati Universitas Indianamemungut seekor anak simpanse be­tina. Ia diberi nama Gua, dan dididiksarna dengan anak laki-Iaki mereka.Gua belajar mengenakan pakaian,duduk di kursi, makan dengan sendok,mengenal beberapa kata dan bereaksiterhadap kata-kata itu. Gua menunjuk­kan kemampuan yang sarna dengananak laki-laki Kellog itu, sarnpai ia her­umur kira-kira 9 bulan ketika si anakmanusia mulai belajar dan dapat berbi-

cars. Di sini si Gua ketinggalan, tetapbungkam dan kemudian harus kembalike kandangnya. Simpanse tetap keting­galan karena' ia tidak dapat berbicara(Langer, 1949, hal83). Mengapademikian keadaannya? Coba kits lihat.Berbicara ini adalah mengeluarkanbunyi-bunyi dan untuk mengeluarkanbunyi-bunyi ini manusia temyata di­karuniai alat-slat istimewa. Ia mem­punyai apa yang disebutpangkal teng­gorokan (larynx) dan bagian otak pusatberbicara. Karena letak pangkal teng­gorokan ini sedemikian rupaberhubungan dengan rongga mulutserta hubungannya yang khas· puladengan bagian otak pusst berbicara,maka ·manusia dapat mengeluarkanbunyi-bunyi yang beraneka ragam. Per­tanyaan akan timbul, bunyi-bunyi apa'?Apa sekedar bunyi-bunyi saja? Tidak!Kerja sama antara ketiga hal tersebutdi stas dapat membuat manusia menge­luarkanbunyi-bunyi yang mengandungarti. Bunyi-bunyi itu adalah bahasa.Sebelum tulisan diciptakan olehmanusia, pesan-pesan dan nasehat darinenek moyang disampaikan melaluibahasa li.san. Ini bcrarti bahwa bahas8merupakan tempat penyimpanan ide­ide yaitu bahan mentah kebudayaan.

Filsuf Perancis, Bergson (1859­1941), melihat manusia sebagai satu­satunya makhluk hidup yang memilikikesadaran bahwa dalam dirinya adayang disebutnya gairah hidup atau'elan vital'. Manusia tidak hidup dalamsatu kotak meminjam istilah vanUexkuhl 'Umwelt'. la mengenal ke­mungkinan akan berhasil atau gagal, iamempunyai pengertian akan kata'mati'. la dikaruniai insting dan inteli­gensi. Inteligensi ini menduduki tempatyang amat penting dalam hidupmanusia. Sebelum tara! ini, semuamakhluk hidup telah mereguk secararakus, air dari mangkuk kehidupandengan sepuas-puasnya Mereka men­jilat dengan lahap madu yang berada ditepi mangkuk itu, madu yang tersediaoleh alam. Mereka menelan semuanya

Page 5: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

sampai tetes-tetes terakhir. Tetapi inte­Iigensi manusia lebih berhati-hati; iamengintip, melihat dengan seksamaapa yang berada pada dasar mangkukitu. Di samping intelek, manusia jugadikaruniai intuisi. Intuisi manusiainilah yang memungkinkan is meneri­ma "wahyu" Illahi (Bergson, 1932,hal. 199-201).

Van Peursen melihat manusia da­lam kerangka budaya. Berdasarkankemampuannya itu manusia meru­pakan makhluk pembentuk budaya. Ke­budayaan di sini adalah alam, dilihatdari sudut pandang kemungkinan-ke­mungkinan manu- siawi Manusia itumemproyeksikan jalan hidupnya yangterbuka bagi dunia yang mengelilingi­nya. Petani sejak jaman purba telahmengusahakan tanahnya untuk padasuatu waktu menuai hasilnya. Sungaidibuat menjadi waduk-waduk tempatair. Hasil-hasil pekerjaan tanah liat,jembangan misalnya dihias dengantanda-tanda yang berisi magi. Mataharidipuja sebagai dewa. Demikianlahmanusia itu dengan berbagai cara se­lalu ·berhubungan dengan usaha-usahayang ada hubungan dengan dirinya. Iamengolah tanah ladangnya, dan seolah­olah· dengan tangannya is memberikancap pada apa yang diusahakannya.Dengan tangannya manusia mampumenggapai sesuatu yang dikehendaki­nya. Dengan gerakan tangannya juga,ia bersyukur kepada Ilahi yang mem­berikan alam ini kepadanya. Seolah­olah manusia ini tidak dapat lepas ta­ngan dari hal-hal yang ada di dunia iniSelama itu pula manusia seialu meng­ambil sikap terhadap alam ini. Semuahal yang ia temui tentu memilikihubungan dengan perjalanan hidupnya.Ini nampak sekali jika manusia diban­dingkan dengan makhluk hidup yanglain yaitu hewan. Bukankah beberapafilsuf berpendapat bahwa hewan ituterlahir sudah lengkap dibanding de­ngan bayi manusia, di dalam arti bahwahewan lebih dapat cepat mandiri? Dandari bayi sampai pada waktu dia mati,

• ]Mmal FiLS4fat, Maret Igt}7

hewan tetap seperti apa adanya. Lainsekali sifatnya dengan manusia,manusia berpakaian, manusia berhias,manusia menggunakan alat-alat, iamemanfaatkan api, ia membajak tanah,dan sebagainya. Jika hewan lahir sudahmemiliki kulit dan buIu sebagaipakaiannya, manusia justru mampumenciptakan mode (Van Peursen, tanpatahun, hal: 103).

Bagaimana keadaan sosokmanusia itu dalam filsafat? Di dalamfilsafat terdapat berbagai pertaDyaan,misalnya hubungan antara manusiadengan masyarakat, hubunganmanusia yang satu dengan manusiayang lain, tentang manusia dan Tuhan,dan manusia dengan sejarahnya. Filsa­fat tidak akan dapat memecahkan se­mua persoalan ini, memang itumenyentuh persoalan agama, etilt, 8spi­rasi-aspirasi sosial dan kebijaksanaankehidupan sehari-hari. Namun, filsafatdapat memberikan suatu penjelasan.Filsafat mampu memaksa manusiamencapai kesadaran yang jujur, per­timbangan yang masuk akal, pemikirantentang tujuan manusia sendiri danpikiran pribadi dalam kebudayaan ber­sama.

c. KepribadianMembahas suatu kepribadian bu­

kan sesuatu yang mudah, terutamakarena konsep kepribadian telah diberiarti yang bermacam-macam sangat her­variasi dan tergantung dari aliran yangdianut oleh si penulis. Juga dari gam­baran yang telah disusun oleh penulisyang bersangkutan mengenai manusia.Satu hal yang jelas d.i sini adalah ke­nyataan bahwa manusia merupakansesuatu yang sentral. Manusia hidupdalam masyarakat bersama manusialain dan dalam kehidupan bersama inidituntut suatu sikap dari masing­masing individu.

Di depan telah disebutkan namaBergson yang menyatakan, bahwa seba­gai makhluk hidup, manusia adalahsatu-satunya yang memiliki inteligensi,

Page 6: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

dan dengan inteligensinya iamenghadapi hidup. Kecerdasannya,masyarakat dan bahasanya, me­nyatakan dengan tegas perbedaannyadari makhluk hewan. Tetapi, gambarantentang dunia yang diterima olehmanusia lewat inteligensinya, belumlahlengkap, karena mereka hanya menun­juUan lapisan luamya saja. Meneroboslapisan luar, maraih inti kedalamanuntuk menuju ke perkembangan lebihlanjut, itulah kemampuan intuisi. BagiBergson, intuisi merupakan kemam­puan manusia untuk meraih kenyataanyang tidak tergantung pada posisi se­seorang, dengan lain perkataan ken­yataan mutlak. Hal ini sangat pentingartinya, dalam seorang manusia meng­ambil satu keputusan (Bergson, 1932,hal. 199-201). Tentang masyarakat, wa­dah yang paling sempuma bagi ke­hidupan antar manusia Bergson menga­jukan teori yang sangat menarik. Iamembedakan antara tertib natural dantertib sosial Satu sel yang merupakankomponen atau organisme, terikat olehtali temali yang tiada nampak padahakikatnya tunduk pada disiplin yangmenuntut pengorbanan dari sel-sal itu,demi kelanjutan hidup si organisme.Inilah yang disebut orde natural, organ­isme yang hidup berdasarkan hukum­hukum tetap dan pasti Sifatnya laindaripada satu masyarakat yaitu yangterdiri atas manusia yang memiliki ke­hendak bebas.

Individu dalam masyarakat lebahmisalnya, dalam menjalankan tugasterpaku menurut struktumya; organ­isme masyarakatnya relatif tetap dantidak berubah-ubah, sedang individudalam masyarakat manusia memilikiberbagai kemungkinan, masyarakatnyamempunyai berbagai bentuk, terbukabagi macam-macam perkembangan. AI­hasil, pada masyarakat hewani setiapaturan ditetapkan oleh alam dan mem­pakan keharusan, sedang dalammasyarakat manusia hanya ada satuhal yang natural, yaitu keharusanadanya aturan (Bergson, 1932, hal 20).

Manusia mengambil dan menentukansikap ini sama dengan menunjukkankepribadiannya. Jika Bergson menun­tut adanya tata tertib sosial, makaBarbu seorang filsuf 808ia] Inggrismenunjukkan pentingnya tats tertibitu.

Suatu yang harus dicatat ialahkonsep tentang tata tertib, struktur dansistem merupakan hal yang pokok un­tuk mengerti tentang personalitas:mereka sama pentingnya bagi manusiauntuk mengerti tentang masyarakatdan kebudayaan. Harus diakui bahwakepribadian pada satu taraf mengan­dung artian organisasi, dan karenanyadia merupakan struktur dan sistemdalam berbagai manifestasi mentalseorang individu. Namun demikian inidapat diartikan dalam dua cara.Pertama, istilah-istilah organisasi,struktur dan sistem menunjuk ke sum­ber-sumber d.alam yaitu, impuls,dorongan dan perasaan dari kehidupanmental seorang individu. Dalam artianini kepribadian merupakan strukturmotivasional yang berkesinambungan,dan seorang individu dikatakanmemiliki kepribadian, jika ia memilikistruktur yang demikian itti. Menurutpandangan yang lain, istilah-istilah or­ganisasi dan struktur menunjuk kemanifestasi kehidupan psikis yang ek­sternal dan terbuka. Istilah-istilah itumenunjuk ke aspek-aspek reaksiseorang individu terhadap sesuatu yangdapat dilihat dari luar. Di sinikepribadian berarti struktur tingkahlaku yang spesifik. Ia hanya merupakanhasil dari penjumlahan respon individuterhadap lingkungannya yang ber­ulang-ulang saja. Contoh yang sangatekstrem adalah pendapat seorang psi­kolog yang bernama Eysenck yang her­pendapat bahwa kepribadian itu adalahreaksi-reaksi terhadap situasi-situasitertentu. Di sini pemilaian sampai padaapa yang disebut konservatif atau radi­kal, lebih extravert daripada introvert,agresif atau halus, toleran, dan seba­gainya. Jadi, organisasi suatu

Page 7: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

kepribadian itu merupakan variabelyang bersifat obyektif dan karenanyadapat diukur. Ia menunjukkan tarafkorelasi antara reaksi-reaksi semacam.Jadi kepribadian itu adalah suatu or­ganisasi struktur atau sistem mentalyang stabil yang mencakup faktor-fak­tor motivasional dalam pola-pola res­pon-respon eksternal.

Pendekatan secara dikotomi ini didalam ilmu jiwa dewasa inimenujupada dua macam konsep kepribadian,yaitu kepribadian sebagai suatu struk­tur motivasional dan kepribadian seba­gai struktur tingkah laku. Menurutpendekatan yang pertama, kepribadiandilihat sebagai entitas mental yang ber­sifat otonorn. Sumber-sumber tingkahlalku seorang individu itu berada dalamdiri individu itu sendiri menurut polnketurunan, misalnya disposisi, insting­insting, dan sebagainya. Ini menunjuk­kan bahwa pada setiap situasi reaksiitu ditentukan oleh reaksi dari dalam.Jadi pemahaman dan pengertian ting­kah laku manusia berarti menghubung­kan reaksi-reaksi khas. Misalnya per­sepsi, emosi dan sebagainya, dengandisposisi yang sudah ada atau struktur­struktur pengalaman. Dari sini timbulsuatu pandangan bahwa kepribadianitu adalah : (1) Perasaan bahwa tubuhseseorang itu merupakan sesuatu yangberbeda dan bebas dari badan-badanyang lain dan dari lingkungan fISmyang secara keseluruhan. (2) Ada suatuperasaan kesinambungan, kesatuandan persamaan. Ini dapat retrospektifdan dapat prospektif yaitu suatukeyakinan bahwa meskipun pengala­man-pengalaman diri itu berbagaimacamnya dan perubahan itu selaluterjadi dalam perkembangan seseorang,namun ada sesuatu dalam diri orang ituyang tetap ada, kemarin, hari ini, dandi waktu yang akan datang. Suatu ke­sadaran bahwa hidup itu merupakansuatu proyek yang berkembang di da­lam kurun waktu tertentumerupakandimensi dasar dari kepribadiannya.(3)Perasaan integritas, ini merupakan as-

pek sentral dari kepribadian. Perasaanintegritas ini "kondusif' tidak hanyasebagai sesuatu yang internal dansubyektif mumi, melainkan juga obyek­tif, karenanya merupakan suatu kondisipikir yang dapat dikomunikasikan.Pendekatan yang kedua bertujuanmempelajari tingkah laku organisme,baik hewani ataupun manusiawi untukmenyusun hubungan-hubungan dankeajegan, dan berdasarkan itu sampaipada suatu model teoritik mengenai or­ganisme khusus. Ada lagi suatu teoriyang mengandalkan saat beroperasi,yaitu saat ini, situasi ini dan di sini.Jadi menurut teori ini kepribadian ada­lab suatu faktor yang bersifat situa­sional (Barbu, 1971, hal 125- 126).

Dalam menunjukkan bahwakepribadian merupnknn sesuntu yangsentral dalam diri manusia, Driyarkaramenyatakan :

"Pertama-tama harus kita ingat,bahwa manusia adalah PRIBADI(pengata diri atau persona). Dalam dirimanusia yang kita sebut pertama-tamaialah bahwa ia "memiliki" diri sendiri."Janganlah isi perkataan ini dianggapringan. Untuk memberi kesan tentangapa yang dimaksud, kita katakan,bahwa manusia "Bersemayam dalamdiri sendiri". Ingatlah arti "bersema­yam" pada jaman dulu. Bersemayamtidak hanya berarti "berada",melainkan juga bertahta. Bertahtamengandung arti berkuasa, berdaulat;kekuasaan, kewibawaan, kedaulatanseakan-akan terlihat dalam cara dudukraja, yang kita sebut bersemayam itu(Driyarkara, 1980, hal. 17).

Selanjutnya tentang tindakan­tindakan manusia suhubungan dengandaya mengambil keputusan, Driyarkaramenyatakan bahwa kegiatan atau aksiitu timbul dari pemangku (subyek) yangbergiat atau beraksi itu.

"Sebab itu corak aksi menunjuk­kan coraknya yang beraksi itu. Karenaaksi manusia bersifat merdeka, makadari itu manusia pun merdeka.

Aksi manusia itu datangnya tidak

Page 8: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

dari luar, melainkan dari dalam, darimanusia sendin. Dia yang menentu­kannya. Sebab itu manusia bagai­manapun juga kekurangannya ( di sinikita merasa bahwa manusia mengan­dung banyak pertentangan) betul-betulberdaulat, berdin sendiri. Berdaulat,berdiri sendiri berarti bahwa dis tidakmerupakan suatu "bagian", dia adalahsuatu "keseluruhan" (totalitas), dia ada­lab keutuhan" (Driyarkara, 1980,hal. 19).

Bahwa manusia merupakan mak­hluk hidup yang khusus selanjutnyadikatakan:

"Di dunia yang tampil·ke mukasebagai subyek hanyalah manusia. Diaberdiri dengan pendirian, dengan sikap,dengan mengerti pendiriannya dan si­kapnya. Dia dapat. merulDuHkan sikap­nya, dapat menganalisis pendiriannyadan mengubah-ubahnya. Dia selalumenghadapi yang bukan dia sebagaisesuatu yang obyektif-real di hadapan­nya. Dia mengadakan: obyektivisasi.Artinya dia melihat realisasi di hada-,pannya sebagai realitas tersendiri ·yangada terhadapnya. Kemampuan meng­ambil dan merubah sikap menunjukkanadanya kemerdekaan dan pengertian(Driyarkara, 1990).

Teori tentang kepribadian yangmenam untuk' disimak, adalah teoridengan pendekatan sosial psikologis.Teori kepribadian yang dirumuskanoleh Freud dan Yung, - dua pakar psik­oanalisis asal Austria, - tersusun dalam8uasana posifistik yang mendasari ilmufisika dan biologi abad ke 19.

Manusia pertama-tama dianggapsebagai satu sistem energi yang rumityang menopang dirinya melalui tran­saksi-traDsaksi dengan dunia luar. Tn­juan utama transaksi tersebut adalahkelangsungan hidup individual,perkembangbiakan spesiesnya, danperkembangannya tersebut bersifat evo­lutir.

Menuruf; teori evolusi memangbeberapa kepribadian memiliki kemam­puan lebih dibanding yang lain dalam

• ]Jtrnafi[;afat, Maret ICRJ

menyesuaikan dengan keadaan seke­liling untuk tetap hidup.

Pada akhir abad ke 19 sosiologidan antropologi mulai tumbuh sebagaiilmu yang mandiri. Menurut keduailmu ini manusia merupakan produkmasyarakat tempat ia hidup.Kepribadian lebih bersifat sosial daripada biologis. Doktrin ·sosiologis' dankultural Makin merasuk ke dalam ilmujiwa dan psikoanalisis, dan mengikisd.asar-dasar nativistik dan fisikal dalamilmu itu. Beberapa murid Freud yangtidak puas dengan ajaran gurunya me­ngenai pandangan piciknya tentangpengaruh sosial atas terbentukn)takepribadian, mulai menarik diri darialiran psikoanalitik klasik, dan mulaimerubah teori analitik itu dan menye­8uaikannya dengan wan baru yangberorientasi pada ilmu·ilmu sosial.

Sumbangan yang sangat pentingkepada kemajuan teori sosial psikologistelah diberikan olehantara lain, AAdler dan Erich Fromm.. A Adler yanglahir <Ii Wina pada tahun 1870, dapatdipandang sebagai·orang yang terpen­ting dalam hal ini. Ia mulai kariernyasebagai dokter ahli penyakit mata. Ke­mudian perhat,iannya beralih ke ilmujiwa. Mula-mula ia adalah pengikutFreud, tetapi kemudian memisahkandiri dari gurunya karena tidak setujudengan pandangan Freud tentang sek­sualitas. Menurut Adler manusia mern­pakan seorang makhluk sosial, dan mo­tivasinya yang utama adalah dorongansosial. Manusia berhubungan denganmanusia lain, ikut berperan dalam ak­tivitas sosial, menempatkan kese­jahteraan masyarakat di atas kese­jahteraan diri sendiri, dan memilihgaya hidup yang berorientasi 808ia!.Perhatian 808ial ini sudah terlahir da­lam diri manusia.

Manusia menurut Adler memilikiapa yang disebutnya nCreative Selr,diri kreatif Ide ini merupakan sum­bangan Adler yang 8angat pentingkepada teori· kepribadian. "Diri" atau"Selr menurut Adler merupakan suatu

2.6

Page 9: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

sistem yang sangat pribadi yang mener·jemahkan peogalaman organisme men·jadi bermakna. Lebih dari itu, dirikreatif ini selalu meneari pengalamanyang akan memimpin manusia me­menuhi hidupnya yang unik, dan kalaupengalaman ini belum ditemuinya, dirikreatif akan menciptakannya. Selanjut­nya ide Adler yang memisahkannyadari psikoanalisis klasik ialah tekanan­nya pada keunikan kepri- badian. Iamenganggap setiap persona merupakankonfIgUrasi motif, perhatian dan nilai­nilai; setiap tindakan seseorang mem­hawa cap yang jelas dari gaya hidupnyasendiri.

Kesadaran bagi Adler merupakanpusat kepribadian. Manusia adalahmakhluk yang sadar, ia sadar·akan se­bab-sebab tindakannya, kekurangan­kekurangannya dan tujuan yang ia ke­hendaki. Lebih dari itu, manusia mern­pakan individu yang mampu merenea­nakan dan mengarahkan tindakannyadengan penuh kesadaran untuk mereaI­isasikan dirinya (Hall and Lindzey,1967; hal. 114-125).

Teori kepribadian berdasar pen­dekatan sosial psikologis juga diajukanoleh Erich Fromm, seorang psikolog dansosiolog yang lahir di Frankfurt Jer­man, pada tahun 1890. Kiranyamenarik uotuk melihat tema yang ter­penting yang terdapat dalam tulisan­tulisan Fromm. Manusia, menurutFromm, merasa kesepian dan dirinyaterisolasi karena ia terlepas dari alamdan dari orang lain, sesama hidup. Kon­disi terisolasi ini tidak terdapat padaspesies hewan apapun, perasaan iniadalah khas manusiawi. Hal ini ber­hubungan dengan kebebasan. Seorangbudak misalnya, waktu ia terbebas daripemiliknya akan merasa terlempar kedunia yang asing baginya. Ia akanmerasakan kesepian yang mencekam,karena sebagai budak ia merasa mem­punyai ikatan dengan seseorang,meskipun ia tidak bebas. Dalam bu­kunya "Escape from Freedom" (1941),Fromm men:rusun sebuah tesis bahwa

semakin besar kebebasan yang dida·patkan oleh manusia, rasa kesepianyang Makin besar akan melanda diri·oya. Kebebasan kemudian menjadi kon­disi negatif yang ingin dihindari olehsetiap manusia. Apakah penanggulang­an terhadap dilema ini? Ada dua cara:manusia mengikatkan dirinya dalamsuasana kasih dan bekerja sarna, ataumendapatkan rasa aman, dengan me­nyerahkan diri sepenuhnya denganmasyarakat. Dengan cara yang pertamamanusia dengan kebebasannya mem­bangun suatu mesyarakat yang lebihbaik, sedang dengan cara yang kedua,manusia terjatuh dalam satu ikatanbaru. Buku "Escape from Freedom" di­tulis di bawab bayang-bayang kedikta­toran Nazi dan meIluIljukkan bahw8bentuk ke-totaliterianisme ini memangmenarik bagi sebagian manusia, karenaia menawarkan suatu rasa keamananbaru. Tetapi Fromm menekankan da­lam buku-bukunya yang ditulis kemu­dian bahwa bentuk apapun masyarakateiptaan manusia, baik itu feodal, bpi­talis, fasis, sosialis maupun komunismerupakan usaba untuk memecahkanpersoalan kontradiksi yang mendasardalam diri manusia. Kontradiksi ini ter..jabar pada kenyataan bahwa manusiamerupakan bagian dari alam, nsmunpada saat yang sarna ia terlepas darialam itu. Manusia memiliki sifat he­wani maupun snat manusiawi. Sebagaihewan ia m.empunyai kebutuhan fisioIo­gis tertentu yang harus dipenuhi, seba­gai manusia ia memiliki kesadaran,akal dan imajinasi. Dua aspek inimerupakan kondisi dasar eksistensimanusia. Pemahaman psikis manusiaharus didasarkan pada analisis kebutu­han manusia yang diturunkan dari kon­disi eksistensinya. Apakah kebutuhanspesifik yang muneul dari kondisi eksis­tensi manusia tersebut? MenurutFromm ada lima jumlahnya, yaitu: (1)kebutuhan akan keterikatan denganorang lain; (2) kebutuhan akan tran­sendensi; (3) kebutuhan memiliki akar;(4) kebutuhan akan jati-diri, dan (5) ke-

Page 10: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

butuhan akan kerangka orientasiKebutuhan yang pert8m8, yaitu

akan keterikatan dengan manusia lainberasal dari kenyataan bahwa dalammanusia "memanusia", ia terlepas darikesatuannya dengan alamo Hewan ter­lahir sudah terlengkapi dengan daysbersatu dengan alam, sedang manusiadengan kemampuan bernalar dan beri­majinasi justru kehilangan hubunganwab dengan alam itu. Sebagai gantihubungan instingtif dengan slam se­perti halnya yang dimiliki oleh hewanitu, manusia harus menciptakan Buatuhubungan atas kekuatan sendiri. Menu­rut Fromm hubungan antar manusiayang paling sempurna adalah yang ber­dasarkan kasih yang produktif. Cintaiasih produktif ini mengandung artiansaling menyayangi, bertanggung jawab,saling hormat dan saling mengerti. Ke­butuhan kedua mengacu kepada kebu­tuhan manusia untuk bangkit meng­atasi naluri hewani untuk menjadipribadi kreatif. Apabila dorongankreatif ini salah jalan manusia akanmenjadi makhluk perusak (destroyer).

Fromm menunjukkan bahwacinta dan benci bukanlah doronganyang antitetis. Keduanya merupakanjawaban atas kebutuhan manusia un­tuk mengatasi naluri hewani. Hewantidak dapat mencintai dan membencidalam artian kasih manusiawi, tetapimanusia dapat. Kebutuhan ketiga yaitukebutuhan untuk memiliki akar yangwajar. Ia ingin menjadi bagian integraldari dURia dan merasa bahwa iamemiliki tempat di situ. Sebagai anakia terikat erat pads ibunya, tetapi apa­bila hubungan semacam ini tetap adasesudah ia melampaui maS8 kanak-ka­nak dan menjadi dewasa, ini dianggapsebagai fixasi yang tidak sebat. Altaryang paling memuaskan dan paling se­bat adalah perasaan persaudaraanantara dis dengan pria.dan wanita lain.Tetapi manusia juga ingin memiliki jatidiri untuk dirinya sendiri. Itulah kebu­tuhan keempat yang tersebut di atas.Apabila melalui usaha kreatifnya

sendiri is tidak dapat meneapai tujuanini. mungkin (lia uapat mencapai SU8tutaraf kenaikan dengan cara mengidenti­fikasikan diri dengan kelompok lain.Contohnya: Seorang warganegaramengidentifikasikan dirinya dengannegaranya, seorang pegawai perusa­haan dengan perusaha- annya ·dan se­bagainya. Dalam hal ini identitas mun­cuI dari rasa tergolong atau menjadibagian dari seseorang; yang kelima, o­rang perlu mempunyai kerangka aeuan.Suatu cara yang mantap dan konsistenuntuk memahami .dunia sekeliling.Kerangka aeuan yang dikemhangkan­nya itu mungkin bersifat rasional,mungkin irrasional, mungkin memilikikedua unsur ini.

Fl'Ollllll be.rp~lldapatbahwa kebu­tuhan inibersifat murni manusiawi danmurni obyektif. Kebutuhan ini tidakterdapat pada hewan dan tidak ditu­runkan dari pengamalan tentang apayang dikehendaki manusia. Kebutuhanini hukan merupakan produk masya­rakat melainkan sudah berakar dalamsifat alarni manusia sendiri melaluievolusi. Lalu, apakah hubunganmasyarakat dengan existensi manusia?Fromm percaya bahwa manifestariikhusus dari kebu-tuhan ini ditentukanoleh tatanan sosial tempat ia hidup.Kepribadian manusia berkembang se­suai dengan kesempatan yang diberi­kan oleh masyarakat tertentu kepadadirinya. Dalam masyarakat kapitalistikmisalnya, orang akan merasa memilikijatidiri jika ia adalah orang kaya atauseorang akan merasa memiliki akar jikaia menduduki jabatan yang tangguhdan diandalkan dalam satu perusahaanraksasa. Dengan kata lain, penyesuaianmanusia terhadap masyarakat biasanyamerupakan kompromi antara kebutu­han dari dalam dan tuntutan dati luar.Dia mengembangkan karakter sosialsesuai permintaan masyarakat (Hall,Lindzey, 1967, hal 127-130).

Sampai di sini telah ditunjuk­kan siapa manusia itu dan bagai­mana kepribadian itu. Notonagoro

Page 11: MANUSIA DAN KEPRIBADIANNYA - UGM

mendefinisikan manusia sebagai mak­hluk yang hersifat monopluralis ataumajemuk tunggal. Menurut susunankodratnya, manusia itu tersusun atasjiwa dan raga. Jiwa memiliki tigakekuasaan, yaitu akal, rasa dan kehen­dak. Raga terdiri atas unsur anorganis,vegetatif dan animal Menurot sifat ko­dratnya manusia itu adalah makhlukindividu, dan makhluk 808ial Menurutkedudukan kodratnya, ia adalah mak­hluk berdiri pribadi, dan makhluk Tu­han. Unsur hakikat kodrat tersebut diatas, merupakan kesatuan mutlak, ti­dak dapat dipisahkan satu dengan lain­nya.

Bagaimana dengan manusia In­donesia? Manusia Indonesia telahmemilih iIlsafat hidupnya yaitu Pan­casila. Hasil pelaksanaan Pancasilapada diri pribadi adalah kepribadianPancasila. Kepribadian Pancasila ada­lah kepribadian Indonesia. MenurutNotonagoro :

"... yang dinamakan kepribadianIndonesia itu adalah jumlah kesatuansifat-sifat yang tetap terlekat padabangsa dan orang Indonesia, yangtetap, tidak berubah, terdiri atas sifat­sifat hakekat kemanusiaan dan sifat­sifat hakekat yang khusus, yangmenyebabkan bangsa Indonesia danorang Indonesia sebagai diri, sebagaidiri pribadi terpisah dari bangsa laindan orang bangsa lain serta berbedadaripadanya (Notonagoro, 1987, h.102).

D. Kesimpulan1. Manusia adalah makhluk hidup yangunik. la mendapat karunia dari TuhanYang Maha Esa kelengkapan rohanidan jasmani. ,2. Manusia yang hidup adalah manusiayang sebenarnya. Ia merupakan ke­satuan vital.3. Dalam slam ini manusia merupakansesuatu yang sentral. Dalam meng­hadapi alam ini ia bertindak tidak se­cara langsung, justru berdasarkan ke­mampuannya mengobyektivikasikanapa yang dihadapinya.

4. Tidak seperti halnya dunia hewan,dunia manusia bersifat terbuka, tempatia dapat membuat pilihan.5. Dalam hidup kemasyarakatan ma­nusia dituntut untuk menentukan si­Up. Penentuan eikap ini didukung olehsumber kekuasaan jiwanya, yaitu akal,rasa, kehendak dan intuisi. Ia mampubersikap mandiri.6. Jiwa dan raga manusia bekerja sarnamenuju ke kesempumaan: setiap 88atia mampu memperbaiki taraf hidupnya,karena keadaannya seimbang. Ia memi­liki keluwesan di dalam meng- hadapikeseluruhaD alam ini.7. Dalam Pancasila, manusia Indonesiamendapatkan tun-tunan untuk hidupseeara baik, dalam artian berkepribadi­an yang tangguh.

DAFTAR PUSTAKABarbu, Zevedei, 1971, Society, Culture and

Personality. Oxford, Basil Blackwell.Bergson, H., 1977, Creative Evolution.

Greenwood Press Publishers.________, 1932, The Two Sources of Morality

and Religion. Greenwood PressPublishers Westport, Connecticut.

Dryarkara, 1969, Filsafat ,,\lanusia. Ka­nisius, Jakarta.

____a_a_a, 1980, Tentang klanusUJ. Kanisius,Yogyakarta.

Durkheim, E., 1961, Moral Education,.Translated by E.K. Wilson and H.Schnurer. The Free Press.

Encyclopedia of Philosophy. Mc.Millan andFree Press. Paul Edwards, Ed. inChief. Vol. 5 & 6, 1972.

Hall, Calvin S. and Lindzey, Gardner, 1967,Theories of Personality, New York,John Wiley & Sons, Inc. London,Sydney.

Langer, B.K., 1949, Philosophy in a new key.A Mentor Book, The New AmericanaUbrary.

Notonagoro, 1987, Pancasila Secara IlmiahPopuler.Bina Aksara, Jakarta.

Peursen, van C.A., , Wegwijs in deWijsbegeerte. Paris Manteau.

Walgrave, J.H., 1967, De Wijsbegeerte vanOrtega Y. Gasset. AuI$ Boeken,Spectrum.