sp imron ugm

20
Science Project OSN PERTAMINA 2013 PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM DAN MIKROALGAE SEBAGAI AGEN BIOREMIDIASI LIMBAH LINDI Bidang : Rancang Bangun Anggota : 1. Imron Royanto (11/313637/BI/8658) 2. Afina Dina Kamila (10/301634/BI/8940) 3. Rudi Nirwantono (10/302022/BI/8530) FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

Upload: imron-riyanto

Post on 24-Oct-2015

118 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

Page 1: Sp Imron UGM

Science Project OSN PERTAMINA 2013

PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM DAN

MIKROALGAE SEBAGAI AGEN BIOREMIDIASI LIMBAH LINDI

Bidang : Rancang Bangun

Anggota :

1. Imron Royanto (11/313637/BI/8658)

2. Afina Dina Kamila (10/301634/BI/8940)

3. Rudi Nirwantono (10/302022/BI/8530)

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: Sp Imron UGM
Page 3: Sp Imron UGM

PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM DAN

MIKROALGAE SEBAGAI AGEN BIOREMIDIASI LIMBAH LINDI

Imron Royanto, Afina Dina Kamila, Rudi Nirwantono

Abstrak

Produksi air lindi merupakan salah satu permasalahan yang timbul dari

pengolahan sampah. Limbah lindi merupakan hasil dari aliran air hujan yang

melalui lapisan sampah pada TPA atau lapisan sampah yang dipendam dalam

tanah. Zat pencemar dalam air lindi berupa materi organik, logam berat, dan

senyawa berbahaya lainnya. Limbah lindi menyebabkan pencemaran air tanah dan

air permukaan karena konsentrasi pencemar yang cukup tinggi. Limbah logbag

merupakan limbah budidaya jamur tiram yang potensial karena jamur dalam

logbag merupakan agen remidiasi. Bahan organik yang dihasilkan jamur berperan

untuk netralisir ion logam berat. Selain itu jamur menghasilkan enzim-enzim yang

dihasilkan untuk mengubah senyawa sehingga berkurang tingkat toksisitasnya.

Jamur juga dapat menyerap dan mengakumulasikan logam berat dalam

miseliumnya. Jamur juga dapat dikombinasikan dengan mikroalgae dalam

remediasi limbah lindi. Algae merupakan dua agen remediasi yang sangat

potensial karena mampu menetralisir dan mengakumulasi agen pencemar seperti

logam berat pada selnya serta mengurangi cemaran limbah organik nitrat dan

fosfat sehingga membuat air limbah yang diolah dapat cukup aman untuk dilepas

ke lingkungan dan tidak menimbulkan eutrofikasi. Oleh karena itu tujuan dari

program ini untuk mempelajari remediasi limbah lindi serta mengetahui efektifitas

limbah jamur mikroalga dalam limbah lindi. Tahapan yang dilakukan untuk

mencapai tujuan meliputi persiapan bioreaktor, inkubasi jamur dalam bioreaktor,

inkubasi mikroalga dalam bioreaktor, dan pengujian efektifitas remediasi.

Bioreaktor yang digunakan dalam karsa cipta ini adalah open pond berukuran

2x2x0.5 m berjumlah dua buah untuk bioreaktor jamur, dan tida buah bioreaktor

untuk microalgae. Inkubasi pada bioreaktor jamur selama 7 hari sementar inkubasi

bioreaktor mikroalga dengan menggunakan kultur Chlorella zofingiensis dalam

medium BBM sebanyak 400L dengan konsentrasi 7x109sel/L diinokulasikan

dalam limbah lindi. Pengujian Efektifitas Remediasi diukur dengan cara

menganalisis kuantatif konsentrasi logam (Hg dan Cd) dan nutrien (N dan P).

berdasarkan hasil program diharapkan diperoleh sistem pengolahan lindi yang

efisien dalam mengurangi zat pencemar limbah lindi.

Kata Kunci: limbah lindi, bioremidiasi, microalgae, jamur

Page 4: Sp Imron UGM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampah telah menjadi masalah di berbagai kota besar di Indonesia. Sistem

pengolahan sampah konvensional menimbulkan berbagai dampak negatif

terutama di bidang kesehatan dan lingkungan. Salah satu permasalahan yang

timbul dari pengolahan sampah di Indonesia adalah adanya produksi air lindi.

Limbah lindi merupakan hasil dari aliran air hujan yang melalui lapisan sampah

pada TPA atau lapisan sampah yang dipendam dalam tanah. Pencemar dalam air

lindi berupa materi organik terlarut, komponen makro inorganik, logam berat, dan

senyawa xenobiotik organik (Kjeldsen et al., 2002). Limbah lindi mampu

menyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan karena konsentrasi

pencemar yang cukup tinggi melebihi kemampuan ekosistem untuk meremediasi

secara alami.

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan terletak di Dukuh

Bendo Ngablak, Sitimulya, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, masih

menggunakan sistem sanitary landfill yang merupakan pengolahan sampah

dengan memendam sampah yang tidak dapat di daur ulang. TPST Piyungan

Yogyakarta merupakan tempat pembuangan sampah terakhir dari semua

kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (sampah domestik). Air lindi yang

dihasilkan dari penimbunan sampah di TPST ini banyak mengandung bahan

organik berupa nitrogen dan fosfat dengan konsentrasi tinggi yang dapat memicu

terjadinya eutrofikasi. Kandungan logam berat yang terlarut seperti Hg, Zn, Cd

dan Cu juga cukup tinggi.

Limbah air lindi dari TPST Piyungan diolah sebelum dialirkan melalui

Sungai Opak menggunakan open pond dengan penambahan floculant, serta

dengan pengolahan air dengan mesin pengolah limbah. Namun, ternyata

pengolahan tersebut belum maksimal karena kolam pengolahan yang terlalu kecil

dan berada di tempat terbuka menyebabkan air lindi akan meluap ke sekitar saat

terjadi hujan (Suratna, 2008). Hasil pengolahan dengan sistem ini juga belum

layak dialirkan ke lingkungan karena terjadinya kerusakan beberapa fasilitas.

Page 5: Sp Imron UGM

Kamila (2013) melaporkan, rata-rata kandungan nitrat pada kolam pengolahan

terakhir limbah lindi mencapai 23.17 ppm, melebihi kadar maksimum nitrat yang

diperbolehkan dibuang ke lingkungan yakni sebesar 20 ppm. Sedangkan kadar

nitrit terhitung 0.98 ppm dengan kadar maksimum yang diizinkan sebesar 1 ppm.

Dalam gagasan kami dibuat desain sistem pengolahan limbah lindi dengan

metode bioremediasi menggunakan limbah budidaya jamur tiram (logbag) dan

strain unggul mikroalga Chorella zofingiensis. Jamur tiram merupakan jamur

yang dapat mendegradasi lignin. Jamur dalam medium beserta kontaminannya

(Penicillium sp. dan Aspergillus sp.) dapat meremediasi pencemaran logam berat

dalam air sehingga sangat berpotensi digunakan sebagai agen bioremidiasi (Yulita

dan Dewi, 2013). Selain itu jamur juga dapat menetralkan agen pencemar lain

seperti bahan organik, pestisida, polyciclyc aromatic hydrocarbon (PAHs), dan

zat-zat berbahaya lainnya (Jumbriah, 2006). Sementara itu mikroalga merupakan

mikroorganisme fotosintetik yang diketahui mudah beradaptasi terhadap

pencemar dengan adaptasi fisiologis (González et al., 2010), berpotensi untuk

mengurangi konsentrasi nutrien pencemar dan menyerap logam berat (Abdel-

Raouf et al. 2012). Selain itu, keuntungan jangka panjang berupa potensi

pemanfaatan biomasa mikroalga sebagai sumber biofuel. Dengan

mengkombinasikan kedua agen bioremediasi tersebut diharapkan mampu menjadi

inovasi yang solutif dalam mengurangi dampak pencemaran perairan dan tanah

oleh limbah air lindi dari TPA.

B. Perumusan Masalah

Pengolahan lindi dapat dilakukan dengan berbagai macam perlakuan

antara lain precipitation, ion-exchange, electrochemical, dan evaporative

recovery, namun perlakuan di atas membutuhkan biaya yang besar. Sebagai

alternatif, mikroalga dan limbah logbag jamur tiram digunakan sebagai agen

bioremediasi. Pengolahan limbah dengan jamur relatif murah karena budidaya

jamur tiram banyak terdapat di Indonesia termasuk di Yogyakarta sehingga suplai

limbah logbag cukup banyak. Selan itu pengolahan menggunakan mikroalga akan

sangat menguntungkan terutama apabila diaplikasikan di negara tropis. Secara

alami beberapa jenis mikroalga terdapat dalam kolam pengolahan lindi, namun

belum dapat mengurangi konsentrasi pencemar dengan maksimal. Dalam karsa

Page 6: Sp Imron UGM

cipta ini akan digunakan strain unggulan Chorella zofingiensis yang memiliki laju

pertumbuhan yang cepat dan pengurangan konsentrasi pencemar yang efektif.

Sehingga diperoleh efluen (hasil olahan) yang layak untuk dialirkan ke badan air.

C. Tujuan Karsa Cipta

Desain sistem pengolahan ini dirancang bertujuan untuk mengurangi

konsentrasi zat pencemar dalam limbah lindi tanpa menambah resiko perlakuan

terhadap ekosistem dengan memanfaatkan limbah logbag jamur tiram dan

microalgae sehingga limbah dapat dialirkan ke badan air dengan aman.

D. Manfaat

Bagi Pihak Sasaran

a. Membantu pemerintah daerah dalam pengolahan limbah lindi sehingga limbah

yang di lepas ke badan air lebih ramah lingkungan.

b. Menjadi jembatan untuk saling berbagi pengetahuan tentang pengolah limbah

lindi.

Bagi Mahasiswa Pelaksana

a. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan dan menerapkan

pengetahuan dalam pengolahan limbah lindi.

b. Sebagai sarana kontribusi mahasiswa terhadap kesehatan lingkungan di

Indonesia, khususnya di daerah DIY.

c. Menjadi sarana pengabdian masyarakat sebagai wujud dari Tri Dharma

Perguruan Tinggi.

Bagi Lingkungan

a. Menjaga kelestarian lingkungan, terutama lingkungan akuatik, dengan

mengurangi pencemar yang masuk ke badan air.

E. Luaran

Dari produk yang dihasilkan diharapkan luaran berupa:

1. Paten desain pengolahan limbah lindi dengan aplikasi bioremediasi

memanfaatkan limbah budidaya jamur tiram (logbag) dan mikroalga.

2. Efluen (hasil olahan) limbah lindi yang ramah lingkungan.

3. Informasi strain mikroalga yang berpotensi untuk bioremediasi limbah lindi.

Page 7: Sp Imron UGM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Lindi

Limbah lindi berbahaya bagi lingkungan karena mampu menyebabkan

pencemaran air tanah dan air permukaan. Pencemar dalam air lindi biasanya

berupa materi organik terlarut, komponen makro inorganik, logam berat, dan

senyawa xenobiotik organik (Kjeldsen et al. 2002; Richards dan Mullins, 2012).

Materi organik terlarut yang berlebihan dalam lingkungan akuatik dapat

menyebabkan efek eutrofikasi, yaitu meningkatnya populasi organisme tertentu

yang menyebabkan ketidakseimbangan rantai makanan. Eutrofikasi pada perairan

dengan pencemar kompleks lebih berbahaya, misalnya eutrofikasi N dapat

menyebabkan menurunkan kadar DO akibat nitrifikasi dan dapat bersifat toksik

saat berbentuk amonia (Mehmood et al., 2009). Efek eutrofikasi lainnya antara

lain kasus blooming cyanobacteria, Microcystis aeruginosa yang bersifat toksik,

karena mengeluarkan senyawa cyanotoxin (Kotut et al., 2010). Cyanobacteria

juga mampu menghambat pertumbuhan fitoplankton lain yang berperan dalam

remediasi alami limbah lindi (Barrington et al., 2013).

Dalam lingkungan akuatik logam berat dapat berupa ion terlarut sebagai

ion hidrat, ion kompleks, seperti OH-, Cl- atau CO32-, atau ion organik kompleks

seperti amina, asam humat, asam fulvat dan protein; atau partikulat. Beberapa

senyawa logam berat tertentu yang tidak dapat didegrasi, dapat terakumulasi di

dalam lingkungan pada tingkat yang dapat mengancam kesehatan manusia atau

kualitas lingkungan. Sebagai contoh, kadmium merupakan logam berat yang

diketahui paling berbahaya bagi komunitas akuatik. Pada konsentrasi 2 ppm,

logam ini menyebabkan beberapa penghambatan pada proses fisiologis yang

memicu kelainan pertumbuhan dan hambatan dalam fotosintesis serta fiksasi

nitrogen. Pada Euglena gracilis kadmium mampu mengurangi kemampuan

motilitas. Stres kadmium diketahui dapat mengubah pengambilan nitrat dan

metabolisme pada Thalassiosira fluviatilis dan T. aestivalis.

Page 8: Sp Imron UGM

B. Kondisi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Piyungan

Pengolahan limbah lindi di TPST Piyungan dengan dilakukan dengan tiga

tahap perlakuan, yaitu dengan penambahan Polyalumunium Chlorine (PAC),

penggunaan alat water treatment, dan penambahan pasir silika dan karbon aktif.

Ketiga tahap tersebut masih sangat sederhana dan kurang mampu mengolah

limbah dengan baik. Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan secara periodik

tiga bulan sekali, limbah yang dibuang ke lingkungan masih belum memenuhi

standar baku mutu yang telah ditetapkan (Tabel 1).

Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Fisika Kimia Air Limbah Lindi, TPST Piyungan,

28 Maret 2013.

No. Parameter Satuan Hasil Uji

Kadar Maksium Efluen primer Efluen sekunder

1. pH - 7.9 8.3 6.0-9.0

2. Temperatur oC 30.9 29.9 ±3oC suhu udara

3. BOD ppm 850.1 330.1 50

4. COD ppm 2171 844 125

5. Amonia bebas ppm 62.246 104.769 1

6. Nitrat ppm 6.63 3.88 20

7. Nitrit ppm 0.0024 0.4125 1

Kadar BOD, COD dan amonia bebas masih melebih standar baku mutu

lingkungan untuk dapat dibuang ke badan air. Setiap parameter tersebut sangat

jauh dari standar yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan

limbah lindi belum maksimal dan masih menghasilkan efluen sekunder yang

mencemari lingkungan (Kamila, 2013).

C. Logbag Jamur sebagai Agen Bioremediasi

Begitu diminatinya jamur titam dan budidaya yang cukup mudah membuat

pengusaha jamur semakin berkembang. Namun sayangnya pertumbuhan dan

perkembangan industri budidaya jamur tidak diimbangi dengan penanganan

limbah dengan cukup baik. Dari kegiatan budidaya jamur tersebut dihasilkan

limbah berupa sisa logbag atau media tanamnya. Logbag sisa pengkulturan jamur

biasanya tidak digunakan lagi karena kandungan nutrisi di dalam media tanam

tersebut telah berkurang sehingga produksi jamur akan berkurang.

Limbah logbag jamur sebagian besar tersusun atas miselia jamur, selulosa,

hemiselulosa, dan lignin. selain itu limbah media jamur ini masih banyak

Page 9: Sp Imron UGM

mengandung nutrient berupa fosfor, kalium, nitrogen, kalsium, sulfur dan unsur-

unsur mikro lainnya (Anonim 2003). Karakteristik kompos limbah media jamur

seperti ditunjukkan pada Tabel 2.

Jamur yang berada dalam logbag merupakan jamur yang dapat

mendegradasi lignin dalam kayu. Jamur dalam medium tersebut beserta

kontaminannya (Penicillium sp. dan Aspergillus sp.) diketahui memiliki

kemampuan meremediasi pencemaran logam berat dalam air sehingga sangat

berpotensi digunakan sebagai agen bioremidiasi (Yulita et al., 2013; Eggen,

1999.). Hal tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti netralisasi

logam berat dan akumulasi dalam sel. Netralisasi dilakukan dengan

memanfaatkan senyawa organic dari jamur sebagai donor electron untuk

mengurangi bilangan redoks ion logam berat sehingga tingkat toksisitasnya

berkurang. Selain itu bahan organik dalam miselium yang pada umumnya

bermuatan negatif di air dapat mengikat ion logam berat sehingga dapat

diimobilisasi. Kemudian miselium jamur itu sendiri dapat menyerap logam berat

melalui mekanisme pertukaranion sehingga terakumulasikan dalam miselium

jamur (Barker dan Bryson, 2002).

Jamur juga diketahui dapat menetralkan agen pencemar lain seperti bahan

organik, pestisida, polyciclyc aromatic hydrocarbon (PAHs), dan zat-zat

berbahaya lainnya (Jumbriah, 2006; Eggen, 1999.). Proses netralisasi dilakukan

dengan mengubah senyawa berbahaya menjadi senyawa yang lebih ramah bagi

lingkungan. Hal tersebut dapat dilakukan karena jamur menggunakan enzim yang

Page 10: Sp Imron UGM

secara alami diproduksi oleh miselia. Selain itu jamur juga dapat menyerap

nutrient yang terlarut dalam air seperti nitrat, ammonium, dan fosfat sehingga

dapat menurunkan potensi eutrofikasi ketika air limbah dilepas kelingkungan

(Bollag, 1974; Barker dan Bryson, 2002).

D. Mikroalga sebagai Agen Bioremediasi

Bioremediasi merupakan penggunaan organisme hidup untuk

mendegradasi polutan atau mencegah polusi melalui pengolahan air,

menimbulkan beberapa teknologi alternatif untuk menghilangkan pencemar dari

lingkungan. Hal ini sangat potensial karena sederhana dan relatif murah. Tujuan

dari bioremediasi adalah menghilangkan kontaminasi dari tanah, air dan udara

yang tercemar menggunakan mikrobia atau organisme lain.

Algae memiliki potensi sebagai agen bioremediasi pada badan air yang

tercemar. Kelompok Algae dengan potensi tersebut adalah Cyanobacteria (Algae

Hijau-Biru), microalgae (umumnya Chlorophyta) dan makroalga, ketiganya

memiliki kapasitas yang besar untuk akumulasi logam berat terlarut dalam air dan

memainkan peranan penting dalam teknologi green clean.

Mikroalgae (hijau dan cyanobacteria) digunakan untuk menghilangkan

logam berat dari sistem perairan sejak memiliki kapasitas yang tinggi untuk

mengakumulasi logam terlarut. Eksudat yang dihasilkan oleh mikroalgae sangat

penting untuk menjaga konsentrasi ion logam bebas tetap rendah dalam air alami,

dengan demikian mengurangi efek toksik. Berbagai kelebihan mikroalga sebagai

bioremediator antara lain memiliki fleksibilitas dan fleksibilitas untuk berbagai

aplikasi, kemampuan selektif untuk mengikat logam berat lebih daripada logam

alkali tanah, kemampuan dalam beberapa kasus untuk mengurangi konsentrasi

logam untuk standar air minum (melalui biosorpsi), efektivitas biaya, kemampuan

untuk menghilangkan pencemar tanpa memberikan kontribusi zat berbahaya ke

badan air, mudah dalam penyaringan (Richards dan Mullins, 2013)

Page 11: Sp Imron UGM

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Dasar Rancangan Produk

Produk berupa desain prototipe sistem pengolahan limbah lindi sebagai

perlakuan tambahan dari sistem pengolahan yang sudah ada dengan pemanfaatan

limbah logbag budidaya jamur tiram dan kemampuan remediasi mikroalga

Chlorella zofingiensis.

B. Desain Produk

Skema rancang bangun produk terlampir.

C. Tahap Pelaksanaan

1. Persiapan

Tahap pertama yang akan dilakukan adalah perizinan dan

kerjasama dengan TPST Piyungan. Tahap kedua adalah pembelian alat

dan bahan. Kemudian dilakukan pembuatan bioreaktor sesuai dengan

rancangan. Bioreaktor yang digunakan dalam penerapan teknologi ini

adalah open pond berukuran 2x2x0.5 m berjumlah dua kolam untuk

bioreaktor jamur dan tiga buah bioreaktor kultivasi algae.

Persiapan bioreaktor jamur dilakukan hanya dengan membuat

wadah untuk limbah logbag jamur tiram. Wadah yang digunakan berupa

kain dengan pori-pori yang cukup besar dan dibuat seperti kantung.

Kantung yang digunakan berukuran 1,5 x 0,3 x 0,3 m. Kantung digunkan

agar limbah logbag tidak terhambur yang justru dapat mengotori

bioreaktor.

Persiapan

• Perizinan

• Rancang bangun reaktor

• Persiapan kultur mikroalga dan logbag jamur tiram

Bioremediasi

• Filtrasi tahap I

• Inkubasi dalam reaktor logbag jamur tiram.

• Inkubasi dalam reaktor miroalga.

• Filtrasi tahap II

Uji Efektifitas Remediasi

• Analisis Hg, Cd, TN, TP sebelum dan sesudah treatment.

Page 12: Sp Imron UGM

Sementara itu, untuk persiapan kultur mikroalga dimulai dengan

persiapan medium cair dan pembelian kultur Chlorella zofingiensis.

Kultur yang sudah didapat diperbanyak hingga volume stock mencapai

1200 L dengan kepadatan minimal 7x109 sel/L.

2. Pengolahan pada Bioreaktor Limbah Logbag

Limbah lindi dari kolam perlakuan tahap terakhir TPST Piyungan

difilter menggunakan kain berukuran 20 mesh dan 100 mesh. Limbah

logbag budidaya jamur diinokulasikan dalam limbah lindi dalam reaktor

dengan kondisi optimum selama 7 hari. Kemudian dialirkan ke

bioreaktor mikroalga. Setelah digunakan logbag dapat digunakan sebagai

bahan bakar setelah dikeringkan terlebih dahulu.

3. Pengolahan pada Bioreaktor Mikroalga

Kemudian kultur sebanyak 400 L Chlorella zofingiensis

(sianobakteri) dalam medium diinokulasikan dalam tiap kolam bioreaktor

limbah lindi. Inkubasi dilakukan selama 7 hari dengan temperatur yang

dijaga pada kondisi optimum yakni sekitar 23±3°C. Kemudian pada hari

terakhir inkubasi, efluen difilter kembali dengan kain 100 mesh untuk

memisahkan mikroalga dan dialirankan ke saluran pembuangan.

4. Pengujian Efektifitas Remediasi

Efektifitas remediasi mikroalgae diukur dengan cara menganalisis

kuantatif konsentrasi logam terlarut (Hg dan Cd), konsentrasi nutrien (N

dan P). Analisis dilakukan pada sampel sebelum dan sesudah inkubasi

mikroalga.

Page 13: Sp Imron UGM

DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Raouf, N., A.A. Al-Homaidan, dan I.B.M. Ibraheem. 2012. Microalgae and

wastewater treatment. Saudi Journal of Biological Sciences, 19: 257–275.

Anonim. 2003. Bord Glas Mush Book: Enrich Your Business with Spent

Mushroom Compost. Ireland: Developing Horticulture.

Barker, A.V., G.M. Bryson. 2002. Bioremediation of Heavy Metals and Organic

Toxicant By Composting. The Scientific World, 2:407-420.

Barrington, D. J., E. S. Reichwaldt, dan A. Ghadouani. 2013. The use of

hydrogen peroxide to remove cyanobacteria and microcystins from waste

stabilization ponds and hypereutrophic systems. Ecological Engineering,

50:86– 94.

Bollag, J.M. 1974. Microbial Transformation of Pesticides. Adv. Appl. Microbial,

18: 75-130.

Eggen, T. 1999. Application of Fungal From Commersial Mushroom Production

Pleuorotus ostreatus For Bioremediation of Creosote Contaminated Soil.

International Biodeterioration and Biodegradation, 44: 117-126.

Jumbriah. 2006. Bioremediasi Tanah Tercemar Diazinon Secara Ex Situ Dengan

Menggunakan Kompos Limbah Media Jamur (Spent Mushroom Compost).

Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2006.

Kamila, A. D. 2013. Diversitas dan Densitas Fitoplankton di Kolam Pengolahan

Lindi Tempat Pembuangan Sampah Akhir, Piyungan, Bantul, Daerah

Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian Seminar. Fakultas Biologi,

Universitas Gadjah Mada. Hal: 10-12.

Kjeldsen, P., M.A. Barlaz, A.P. Rooker, A.Baun, A.Ledin, T.H. Christensen.

2002. Present and Long-Term Composition of MSW Landfill Leachate: A

Review. Critical Reviews in Environmental Science and Technology, 32:4,

297-336.

Kotut, K., A. Ballot, C. Wiegand, L. Krienitz. 2010. Toxic cyanobacteria at

Nakuru sewage oxidation ponds–A potential threat to wildlife. Limnologica,

40: 47–53.

Page 14: Sp Imron UGM

Richards, R.G. dan B.J. Mullins. 2013. Using microalgae for combined lipid

production and heavy metal removal from leachate. Ecological Modelling

249:59– 67.

Suratna. 2008. Pengaruh mikroba aktif terhadap kualitas pupuk cair dari lindi

TPA Piyungan. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta. Hal: 1-2.

Yulita, A.S.L., R.S. Dewi. 2013. Kemampuan Pleurotus ostreatus, Pennicullium

sp. dan Aspergillus sp. dalam Menyerap Logam Zn pada Limbah Cair Batik.

Seminar Nasional PBI ke-22, Purwokerto, 2013.

Page 15: Sp Imron UGM

LAMPIRAN

A. Lampiran 1

Desain bioreaktor untuk remediasi limbah lindi menggunakan bioreaktor limbah

logbag jamur tiram dan bioreaktor microalgae.

Gambar 1. Desain bioreaktor remidiasi limbah lindi.

Page 16: Sp Imron UGM

Lampiran 2.

Page 17: Sp Imron UGM

Lampiran 3. Biodata Kelompok

Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Imron Riyanto

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Biologi

4 NIM 11/313637/BI/08658

5 Tmpat dan Tanggal Lahir Muara Bungo, 6 Oktober 1992

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/ HP 085799368619

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi MI Nabul Ulum MTS RU Pati MASS Jombang

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2005-2008 2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation)

No

Nama Pertemuan Ilmiah

/Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1

2

3

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir(dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1

2

3

Page 18: Sp Imron UGM

Biodata Anggota

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Afina Dina Kamila

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Biologi

4 NIM 10/301634/BI/8490

5 Tmpat dan Tanggal Lahir Surakarta, 20 Juni 1992

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/ HP 08575414424

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SD Ta’mirul

Islam Surakarta

SMP N 1

Surakarta

SMA N 1

Surakarta

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah

/Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 Kongres dan Seminar

Taksonomi Kelautan

Indonesia I

Preliminary

inventory of

Shallow-water

Macroalgae

Colleted from

Karimunjawa

National Park,

Indonesia

Jakarta, 20-22

September 2011

2

3

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir(dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1

2

3

Page 19: Sp Imron UGM

Biodata Anggota

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Rudi Nirwantono

2 Jenis Kelamin Laki-Laki

3 Program Studi Biologi

4 NIM 10/302022/BI/8530

5 Tmpat dan Tanggal Lahir Tuban, 10 Juni 1992

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/ HP 085726305086

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 1 Sokaraja

Kulon

SMP Negeri 1

Sokaraja

SMA Negeri 1

Purwokerto

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah

/Seminar

Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1 International Conference for

Biology Science

Biodiversity of

Hermit Crab

(Decapoda;

Crustacea) in

Coastal Area of

Gunung Kidul

Regency,

Yogyakarta,

Indonesia

Yogyakarta, 2011

2 Seminar Nasional Masyarakat

Taksonomi Kelautan

Biodiversity of

Decapods

(Crustacean) in

Coastal Area of

Tengah Island,

Karimunjawa

National Park

Jakarta, 2011

3 Internasional Conference for

Biodiversity

Portunid Crabs

(Decapoda:

Brachyura:

Portunidae) from

Coastal Area of

Gunung Kidul

Regency,

Yogyakarta,

Indonesia

Mataram, 2012

4 Seminar Nasional PBI Efek Warna Cahaya Purwokerto, 2013

Page 20: Sp Imron UGM

Universitas Jenderal

Soedirman

Pada Pertumbuhan,

Survival Rate dan

Profil Protein Serum

Darah Ikan Nila

(Oreochromis

niloticus Linnaeus)

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir(dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan

Tahun

1 Peraih Medali Emas

Olimpade Nasional

MIPA Perguruan

Tinggi Bidang

Biologi

DIKTI 2013

2 Mahasiswa

Berprestasi Fakultas

Biologi

Fakultas Biologi, UGM 2012

3 Peraih Medali

Perunggu Olimpade

Nasional MIPA

Perguruan Tinggi

Bidang Biologi

DIKTI 2012

4 Peraih Medali

Perunggu Olimpade

Nasional MIPA

Perguruan Tinggi

Bidang Biologi

DIKTI 2011

5 Peraih Juara 1

Cerdas Cermat

Tangkas Biologi

Kedokteran

Universitas Jenderal

Soedirman Purwokerto

2010

6 Pelatihan Nasional

Tim Olimpiade

Biologi Indonesia

(Pelatanas TOBI),

Bandung

Tim Olimpiade Biologi

Indonesia

2009

7 Peraih Perunggu

Olimpiade Nasional

Bidang Biologi di

Jakarta

DIKMENUM 2009