mantap.doc
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH METODOLOGI RISETUNSUR UNSUR PENELITIAN
KELOMPOK IV
NURSYAHID SIREGAR
: 142033202013
SISKA ANGGRAINI
: 142033202014
DESRIATI SINAGA
: 142033202015
NURUL AMALINA
: 142033202016
DOSEN MATA KULIAHDr.dr.Hafni Bachtiar,MPH
PASCA SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ANDALAS PADANG
TA. 2014/2015KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Unsur Unsur PenelitianDalam penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan karena masih dangkalnya pengetahuan penulis. Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya.Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis menerima kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan untuk masa yang akan datang.
Akhirnya dengan penuh harapan dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
iKATA PENGANTAR
iiDAFTAR ISI
1BAB I PENDAHULUAN
1A.LATAR BELAKANG
2B.RUMUSAN MASALAH
2C.TUJUAN
3BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3A.Konsep
5B.Proposisi
6C.Teori
7D.Variabel
9E.Hipotesa
12F.Definisi Operasional
14G. Kaitan Antar Unsur Penelitian
1BAB III KESIMPULAN
2DAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.
Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris. Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/ realita.
Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah secara umum mengandung dua unsur penting yakni pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan fakta).
Untuk dapat melakukan penelitian dengan baik, peneliti perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai unsur penelitian. Unsur-unsur yang menjadi dasar penelitian ilmiah ini adalah : konsep, proposisi, teori, variabel, hipothesis dan definisi operasional serta keterkaitan antara unsur-unsur penelitian ilmiah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian unsur-unsur penelitian meliputi konsep, proposisi, teori, variable, hipotesa, dan defenisi operasional.2. Keterkaitan antar unsur penelitianC. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat memahami tentang1. Pengertian unsur-unsur penelitian meliputi konsep, proposisi, teori, variable, hipotesa, dan defenisi operasional.
2. Keterkaitan antar unsure penelitian
BAB IITINJAUAN PUSTAKAUntuk dapat melakukan penelitian dengan baik, peneliti perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai unsur penelitian. Unsur-unsur yang menjadi dasar penelitian ilmiah ini adalah : konsep, proposisi, teori, variabel, hipothesis dan definisi operasionalA. Konsep
Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alami. Misalnya, untuk menggambarkan kapasitas reproduksi manusia dikenal konsep fertilitas (fertility) dan fekunditas (fecundity). Untuk menggambarkan pergerakkan penduduk dikenal konsep migrasi dan mobilitas. Beberapa konsep yang biasa dipakai dalam penelitian kependudukan dan penelitian sosial adalah : nilai anak, perilaku kontrasepsi, angkatan kerja, pengangguran, sikap terhadap kontrasepsi, morbilitas, mortalitas, stratifikasi sosial, interaksi sosial perilaku memilih, alienasi (keterasingan) dan partisipasi.
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Misalnya, konsep perilaku menyimpang (deviant behavior) dipakai oleh para sosiolog untuk menggambarkan fenomena bunuh diri, kebiasaan minum alkohol dan banyak fenomena lainnya. Konsep perilaku memilih dipakai untuk menerangkan fenomena memilih pekerjaan, memilih tempat tinggal dan memilih jumlah anak.
Dalam kenyataannya, konsep dapat mempunyai tingkat generalisasi yang berbeda. Semakin dekat suatu konsep kepada realitas, semakin mudah konsep tersebut diukur. Banyak konsep-konsep ilmu sosial sangat abstrak terutama yang merupakan unsur dari teori yang sangat umum (grand theory). Misalnya, konsep pilihan pekerjaan (occupational preference) adalah lebih rendah tingkat generalisasinya dari konsep perilaku memilih (choice behavior).
Berbeda dengan konsep-konsep ilmu alam yang menggambarkan fenomena alami yang konkrit (karena dapat diraba dengan panca indera), kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu sosial adalah untuk menggambarkan fenomena sosial yang biasanya bersifat abstrak. Karena itu dalam penelitian sosial, konsep-konsep perlu didefinisikan dengan jelas, sehingga penelitian tersebut dapat dipahami oleh masyarakat akademis yang lebih luas.
Ciri-ciri konsep:
1. Terbentuk dengan jalan abstraksi (proses menarik intisari dari ide-ide, hal-hal, juga gejala sosial) dan generalisasi (menarik kesimpulan umum dari sebuah ide, hal, benda, dan gejala sosial yang khusus).
2. Tidak dapat dinyatakan benar atau salah (karena merupakan suatu himpunan)
3. Jelas tidaknya suatu konsep, ditentukan oleh istilah yang digunakan, dan tingkat/derajat keabstrakannya.
4. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang dikenal dengan variabel.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.
Konsep terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Konsep konkret
Suatu konsep yang berhubungan dengan benda-benda konkret yang dapat diindera dimana peluang kesalahan sangat kecil.
2. Konsep abstrak
Tidak dapat diindera oleh pancaindra tapi hal itu ada.
Fungsi konsep yaitu:
1. Fungsi kognitif
Mengorganisasi observasi dan menata hasilnya.
2. Fungsi evaluatif
Mengevaluasi apa yang telah dipersepsi
3. Fungsi operasional
Mengendalikan dan mengarahkan perilaku individu
4. Fungsi komunikasi
Konsep harus memungkinkan komunikasi
ContohKonsep : PengetahuanVariabel : Tingkat pengetahuanB. Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realita yang dapat diuji kebenarannya, jika proposisi sudah dirumuskan sedemikian rupa dan sementara diterima untuk diuji kebenarannya, proposisi tersebut disebut hipotesa.
Hipotesa adalah proposisi yang dirumuskan untuk pengujian empiris. Dalil (hukum) adalah jenis proposisi yang mempunyai jangkauan (scope) yang lebih luas dan telah mendapatkan banyak dukungan empiris.
Dalam ilmu sosial, proposisi biasanya adalah pernyataan tentang hubungan antara 2 (dua) konsep atau lebih. Misalnya, proposisi modernitas suami-istri adalah salah satu faktor penentu perilaku kontraseptif mereka lebih sering kita jumpai daripada proposisi cenderung pasangan usia subur di Indonesia menggunakan kontrasepsi modern. Benar keduanya adalah proposisi, karena keduanya adalah pernyataan tentang realita yang kebenarannya dapat di uji. Perbedaannya, yang pertama menghubungkan 2 (dua) faktor dan menganggap bahwa satu faktor adalah penyebab dari faktor lainnya, sedangkan proposisi yang kedua hanya menunjukkan distribusi suatu faktor.
Ciri-ciri proposisi yaitu:
Suatu pernyataan mengenai suatu realitas dan tidak mengenai nilai atau pendapat ideal, sehingga dapat dikaji dan diuji betul atau tidaknya.
Syarat proposisi adalah menunjuk atau bersangkut paut dengan gejala yang dapat diamati.
Dalam penelitian sosial dikenal dua tipe proposisi yakni aksioma atau postulat dan teorem.
1. Aksioma atau postulat adalah proposisi yang kebenarannya tidak dipertanyakan lagi oleh peneliti sehingga tidak perlu diuji dalam suatu penelitian.
2. Teorem adalah proposisi yang dideduksikan dari aksioma.Ada dua macam proposisi
Hipotesis : proposisi yang dirumuskan untuk diuji kebenarannya secara empirik
Tesis : proposisi yang memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan yang telah dibenarkan oleh suatu pengujian secara empirik dan cermat
Pembedaan proposisi (atas dasar jumlah konsepatau variabel yang digunakan) :
Proposisi deskriptif merupakan proposisi yang berisikan satu konsep/variabel
Proposisi relasional (ekspalanatif) merupakan proposisi yang berisikan dua atau lebih konsep/variabel.
Perbedaan paling esensial Proposisi dan Hipotesisadalah :
Hipotesis bersifat lebih operasional
Konsep-konsep dalam hipotesis sudah dioperasionalisasikan menjadi variabel
Hipotesis sudah dapat diuji secara empirik
Contoh:Proposisi : Ibu nifas melakukan perawatan payudara untuk memperlancar produksi ASI
Hipotesis : Ada hubungan perawatan payudara dengan kelancaran produksi ASIBeberapa contoh proposisi yang sering dipakai dalam penelitian keluarga berencana (KB) adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan kontrasepsi modern oleh suami istri di Tuntungan Medan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan mereka tentang manfaat alat tersebut.
2. Penerimaan kontrasepsi modern oleh suami istri di Tuntungan Medan dipengaruhi oleh sikap.
3. Penerimaan kontrasepsi modern oleh suami istri di Tuntungan Medan dipengaruhi oleh informasi.
C. Teori
Teori yaitu serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
Menurut definisi, teori mengandung tiga hal yakni :
1. Teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling berhubungan.
2. Teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep.
3. Teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.Sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematis antara fenomena sosial maupun alami yang hendak diteliti adalah teori, yaitu rangkaian yang logis dari satu proposisi atau lebih.D. Variabel
Pengertian
Variabel, secara etimologis, berasal dari kata Vary yang berarti berubah-ubah atau bervariasi baik dalam substansinya maupun dalam jenis dan keluasannya, dalam konteks analisis hubungan, variabel dikelompokan ke dalam variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Umumnya variabel merupakan operasionalisasi dari konsep, meskipun bisa juga berbentuk konsep yang kontinum sehingga mempunyai variasi nilai, sedangkan bila variabel merupakan penjabaran dari konsep (sehingga sudah operasional), maka langkah berikutnya tinggal menentukan indikator sebagai patokan dalam membuat item-item pertanyaan/pernyataan (Instrumen Penelitian) yang diperlukan untuk pengumpulan data dalam penelitian.Menurut S. Morgono (1997), variabel didefinisikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya, variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, tingkat pendidikan menager, dan sebagainya). Variabel juga dapat diartikan sebagai pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih. Misalnya variabel jenis kelamin (pria dan wanita), variable ukuran industi (kecil, menengah, dan besar), jarak angkut (dekat, sedang, dan jauh), variable sumber modal (modal dalam negeri dan modal siang), dan sebaginya.
Variabel yaitu konsep yang mempunyai variasi nilai. Jadi konsep pengetahuan bukan variabel, karena pengetahuan tidak mengandung pengertian adanya nilai yang bervariasi. Tingkat pengetahuan adalah variabel karena memiliki nilai yang berbeda. Seks adalah variabel karena mempunyai nilai yaitu laki-laki dan wanita. Umur, Pendidikan, Status perkawinan, jumlah anak, semuanya adalah variabel.
Konsep-konsep yang tidak mengandung pengertian nilai yang beragam biasanya dapat diubah menjadi variabel dengan memusatkan pada aspek tertentu dari konsep tersebut. Jadi, konsep perilaku kontrasepsi dapat diubah menjadu variabel dengan merubahnya menjadi penggunaan kontrasepsi.
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, Nilai suatu variabel dapat dinyatakan dengan angka atau kata-kata.
Mengapa memerlukan variabel ? Kebanyakan konsep ilmu sosial berada pada tingkatan yang abstrak. Untuk itu, konsep yang abstrak harus diubah menjadi konsep yang lebih konkret sehingga konsep itu dapat diteliti /diamati / diukur. Konsep inilah yang dikenal sebagai variabel.
Variabel dapat berupa peristiwa, tingkah laku, atau karakteristik dari individu, kelompok, dan masyarakat lainnya yang dapat diukur dan dapat dibentuk dengan melakukan pengelompokan beberapa atribut yang logis dari dua/lebih atribut.
contoh variabel
Sehat adalah konsep.Untuk mengetahui apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat maka pengetahuan konsep sehat tersebut harus melalui konstruk atau variabel-variabel misalnya: tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya. Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah dan sebagainya ini variabel-variabel yang digunakan untuk mengobservasi atau mengukur apakah seseorang itu sehat atau tidak sehat.
Sosial-ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur sosial ekonomi keluarga misalnya, harus melalui variabel-variabel seperti tinggi pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga itu.
Penentuan Variable Penelitian
Menurut S. Morgono (1997: 135) sesudah mengemukakan beberapa proposisi berdasarkan konsep dan teori tertentu, peneliti perlu menentukan variable-variabel penelitian, yang selanjutnya merumuskan hipotesis berdassarkan hubungan antarvariabel.
Variable Dilihat dari Hasil Pengukuran
Menurut Yatim Riyanto (1996: 9-12), variable dapat dibedakan berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pengukuran. Ada 4 (empat) tingkat variable yang dihasilkan dari pengukuran dan pengamatan, yaitu :
Variable Berskala Nominal
Variable yang menunjukkan lebel yang hanya mampu membedakan antara cirri atau sifat unit satu dengan yang lainnya. Bersifat mutually exclusive.
Variable Berskala Ordinal
Variable yang tersusun berdasarkan jenjang dalam atribut tertentu.
Variable Berskala Interval
Variable yang skala pengukurannya memiliki jarak yang konsisten atau memiliki satuan atau unit tertentu. Misalanya nilai prestasi belajar siswa dalam bentuk skor.
Variable Rasio
Variable yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. Bersifat perbandingan, seperti hasil pengukuran berat badan.
Variabel Berdasarkan Peranannya
Menurut Yatim Riyanto (1996), jenis variable ditinjau dari fungsinya dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1) Variabel bebas (independent variabel)
2) Variabel tak bebas atau tergantung atau terikat (dependent variable)
3) Variabel perantara (intervening variabel).Contoh:1. Tingkat pengetahuan dan pemberian ASI Esklusif
Variabel bebas : Tingkat Pengetahuan
Variabel terikat : Pemberian ASI EsklusifE. Hipotesa
Tujuan penelitian adalah menelaah hubungan sistematis antara variabel-variabel. Hubungan ini biasanya disajikan dalam bentuk hipothesis yang merupakan suatu unsur penelitian yang amat penting. Hipotesa adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentantif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
Hipothesis yang baik harus memenuhi 2 kriteria, yaitu : (1). Hipotesa harus menggambarkan hubungan antara variabel-variabel dan (2). Hipotesa harus memberikan petunjuk bagaimana pengujian hubungan tersebut. Ini berarti, variabel-variabel yang dicantumkan dalam Hipotesa harus dapat diukur dan arah hubungan antara variabel-variabel tersebut harus jelas.
Seringkali rumusan Hipotesa dimulai dengan suatu proposisi yang menunjukkan hubungan antara variabel dan diikuti oleh pernyataan yang lebih spesifik tentang arah serta kuatnya hubungan tersebut. Misalnya, untuk penelitian tentang penggunaan kontrasepsi modern dapat dirumuskan sebagai berikut :
Tingkat penggunaan kontrasepsi modern dipengaruhi oleh persepsi suami istri tentang manfaat kontrasepsi tersebut dan persepsi mereka tentang sikap kelompok referens terhadap hal yang samaHipotesa diatas menunjukkan hubungan antara 2 (dua) variabel bebas (persepsi tentang manfaat kontrasepsi modern dan persepsi tentang sikap kelompok referens terhadap kontrasepsi modern) dan variabel terikat (tingkat penggunaan kontrasepsi modern). Jenis Hipotesa ini disebut Hipotesa relasional. Selain Hipotesa relasional, terdapat Hipotesa deskriptif. Hipotesa ini bertujuan menggambarkan karakteristik suatu sampel menurut variabel tertentu. Salah satu contoh Hipotesa deskriptif adalah : Proporsi orang-orang desa berpendidikan tinggi yang beremigrasi lebih besar daripada yang berpendidikan rendah.
Semua Hipotesa yang diatas disebut dengan Hipotesa kerja atau Hipotesa alternatif dan diberi simbil Ha. Untuk menguji Hipotesa alternatif tersebut, diperlukan pembanding dan disebut dengan Hipotesa nihil atau Hipotesa nol dan diberi simbol Ho (seringkali disebut juga dengan Hipotesa statistik). Rumusan Hipotesa nol adalah kebalikan dari Hipotesa alternatif. Jadi kalau Hipotesa alternatif berbunyi : Tingkat penggunaan kontrasepsi modern dipengaruhi oleh persepsi suami istri tentang manfaat kontrasepsi tersebut dan persepsi mereka tentang sikap kelompok referens terhadap hal yang sama , maka Hipotesa nol berbuyi : Tingkat penggunaan kontrasepsi modern tidak dipengaruhi oleh persepsi suami istri tentang manfaat kontrasepsi tersebut dan persepsi mereka tentang sikap kelompok referens terhadap hal yang sama. Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak dapat ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil deduksi dari teori atau proposisi, hipotesa lebih spesifik sifatnya sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris.
Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih dan juga dinyatakan secara deklaratif. Pernyataan deklaratif yang dimaksud di sini adalah pernyataan yang dapat menyatakan arah hubungan di antara variabel-variabel yang dimasalahkan keterhubungannya (directional hyphotesis). Ciri utama dari variabel yang baik dalah kesederhanaan dalam perumusan, penggunaan variabel-variabel yang tegas, berbentuk sedemikian sehingga kebenarannya dapat diuji oleh peneliti lain. Adapun sumber dari hipotesa ini dapat diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan dugaan peneliti itu sendiri, hasil-hasil dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, serta teori-teori yang sudah terbentuk.
Jenis-jenis Hipotesa
Ada beberapa hipotesa, yaitu hipotesa yang menyatakan hubungan (korelasi) dan perbedaan (komparasi). Jenis hipotesa sebagai berikut :
Hipotesa Dilihat dari Katagori Rumusannya
Menurut Yatim Riyanto (1996: 13), hipotesa terbagi dua : hipotesa nihil (null hypotheses) disingkat Ho, dan hipotesa alternative (alternative hyphoteses) disebut hipotesis kerja disingkat Ha.
Ho : tidak adanya pengaruh dari variabel dengan variabel lain
Ha : adanya hubungan pengaruh antara variabel dengan variabel lain.
Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji
Menurut Yatim Riyanto (1996: 14), hipotesis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hipotesis tentang hubungan, yaitu menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu pada penelitian korelasional. Dan hipotesis tentang perbedaan, yaitu menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda.
Jenis Hipotesis yang Dilihat dari Keluasan atau Lingkup Variabel yang Diuji
Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua : hipotesis mayor, hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian., dan hipotesis minor, hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor.
Karakteristik Hipotesis yang Baik
Ciri-ciri hipotesis yang baik menurut Donald Ary, et al. (dalam Arief Furchan, 1982: 126-129 dan Yatim Riyanto, 1996: 16) sebagai berikut :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuju.
4) Hipotesis hendaknya konsisten.
5) Hipotesis hendaknya sesederhana dan seringkas mungkin.
Pengujian Hipotesis
Menarik kesimpulan tentang konsekuensi yang akan dapat diamati bila hipotesis tersebut benar. Memilih metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan, eksperimentasi, atau prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak. Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.
F. Definisi Operasional
Salah satu unsur yang membantu komunikasi antar penelitian adalah definisi operasional, yaitu merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut.
Dibawah ini diberikan contoh-contoh dari definisi operasional :
1. Definisi Garis Kemiskinan (poverty line)
Dalam penelitian ini dipakai ukuran garis kemiskinan yang dikembangkan oleh Sajogyo (IPB). Yang tergolong miskin adalah mereka yang mempunyai tingkat pengeluaran senilai kurang dari 320 kg beras per kapita per tahun (Di Pedesaan) dan kurang dari 480 kg per kapita per tahun (Di Perkotaaan).
2. Definisi Pasangan Usia Subur (PUS)
Adalah pasangan berstatus kawin berusia antara 15 44 tahun
G. Kaitan Antar Unsur PenelitianUntuk dapat melakukan penelitian dengan baik, peneliti perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai unsur penelitian. Unsur-unsur yang menjadi dasar penelitian ilmiah ini adalah : konsep, proposisi, teori, variabel, hipothesis dan definisi operasional. Hubungan antara unsur-unsur penelitian ilmiah ini dapat juga disajikan secara skematis sebagai berikut :
Gambar 1. Hubungan Antara Unsur-Unsur Penelitian
Gambar 1 memperlihatkan proses teoritis dan proses empiris suatu penelitian, perumusan konsep, penyusunan proposisi dan teori, identifikasi variabel dan perumusan hipothesis merupakan proses teoritis dalam suatu penelitian ilmiah. Perumusan definisi operasional, pengumpulan data, perumusan dan pengujian hipothesis statistik merupakan proses empiris.
Semua unsur penelitian memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, dan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan.
BAB IIIKESIMPULAN
Unsur-unsur ilmu yang digunakan dalam penelitian yaitu konsep, proposisi, teori, variabel, hipotesa dan definisi operasional.
Konsep yaitu istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak seperti kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Proposisi yaitu hubungan yang logis antara dua konsep.
Teori yaitu serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
Variabel yaitu sesuatu yang mempunyai variasi nilai.
Hipotesa yaitu sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan instrumen kerja dari teori.
Definisi operasional yaitu unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
DAFTAR PUSTAKA
Singarimbun, Masri dkk. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES & Anggota IKAPI.Notoatmodjo,Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Suyanto,B dan Sutinah.2012. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media GroupKonsep: istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak kejadian, keadaan individu atau kelompok
Proposisi: hubungan antar konsep
Hipotesis: asumsi atau jawaban sementara dari peneliti
Hipotesis statistik: hipotesis untuk pengujian statistik
Variabel: operasionalisasi konsep, bervariasi dan dapat diukur
Definisi operasional: operasionalisasi (penjelasan) variabel
KONSEP
VARIABEL
VARIABEL
DEFINISI
OPERASIONAL
DEFINISI
OPERASIONAL
Hipotesis statistik
Hipotesis
Proposisi
KONSEP
HUBUNGAN ANTARA UNSUR-UNSUR PENELITIAN
2