manjmen knstruksi
DESCRIPTION
struktur organisasiTRANSCRIPT
BAB 4
STRUKTUR ORGANISASI
Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi yaitu
dibuatnya struktur organisasi yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
proyek. Tanpa adanya organisasi yang solid maka pelaksanaan proyek tidak dapat
berjalan dengan baik. Perkembangan model-model struktur organisasi proyek
sejalan dengan perkembangan teknologi dan kompleksitas proyek. Proyek-proyek
yang bersifat sederhana tentu tidak memerlukan organisasi yang rumit dan
kompleks. Semakin kompleks suatu proyek konstruksi akan membutuhkan
sumber daya yang besar dan pada akhirnya juga akan diperlukan struktur
organisasi tertentu yang diharapkan mampu melaksanakan proyek tersebut.
Mengingat begitu pentingnya kedudukan organisasi dalam konteks proyek
konstruksi maka tim manajemen harus mampu dan memahami seluk-beluk
pembentukan struktur organisasi. Dengan demikian tim manajemen diharapkan
mampu untuk membentuk struktur organisasi yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik proyek yang ada.
A. KONSEP ORGANISASI
Pada akhir tahun 1980-an struktur organisasi pada perusahaan-perusahaan
mengalami suatu kondisi yang disebut revolusi tersembunyi (hidden revolution).
Manajemen mulai sadar bahwa organisasi suatu perusahaan pada hakikatnya harus
bersifat dinamis, dan mampu dengan cepat malekukan restrukturisasi kondisi
lingkungan yang ada. Faktor lingkungan tersebut muncul akibat meningkatnya
kompetensi pasar, perubahan teknologi, kebutuhan untuk melakukan pengawasan
terhadap sumber-sumber suatu perusahaan yang multi produk.
Menurut Kerzner (1995), pada dasarnya ada empat faktor utama yang
menyebabkan revolusi organisasi, yaitu:
a. Revolusi teknologi (kompleksitas dan berbagai macam produk, munculnya
material dan proses baru, dan pengaruh dari hasil-hasil penelitian yang
semakin banyak dilakukan).
b. Kompetisi dan tekanan untuk mencari keuntungan (kejenuhan pasar,
inflasi gaji dan harga material dan efisiensi produksi).
c. Harga pasar yang semakin tinggi.
d. Permintaan konsumen yang sulit diprediksi.
Munculnya revolusi organisasi mendorong tim manajemen memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi dan menginterprestasi sinyal-sinyal yang ada,
sehingga bentuk organisasi yang baru sesuai dengan kondisi dan situasi. Menurut
Grinnell dan Apple (dalam Kerzner, 1995) terdapat lima kondisi umum mengapa
struktur organisasi tradisional tidak sesuai lagi untuk mengelola suatu proyek.
a. Manajemen sudah merasa cukup puas dengan keterampilan teknik yang
ada, namun tidak disadari bahwa suatu proyek terkendala oleh
keterbatasan waktu, anggaran dan kebutuhan lainnya.
b. Munculnya komitmen yang tinggi untuk melaksanakan proyek, tetapi
fluktuasi yang besar tentang bagaimana unjuk kerja spesifikasi yang baik
dapat tercapai.
c. Kemampuan/bakat spesialis yang tinggi dalam proyek merasa
dieksploitasi dan disalahgunakan.
d. Kelompok teknik/individu tertentu merasa acuh tak acuh dengan
kelompok lainnya dalam mengatasi kegagalan-kegagalan yang terjadi
dalam perusahaan.
e. Suatu proyek harus tepat waktu dan sesuai spesifikasi, tetapi ada saja suatu
kelompok/individu merasa tidak puas atas apa yang telah dicapai
perusahaan.
Sayangnya kondisi yang demikian tidak disadari oleh pihak manajemen,
sehingga kadang-kadang terlambat mengantisipasi perubahan. Pihak manajemen
seharusnya secara kontinu melihat perubahan-perubahan eksternal yang terjadi
dan tidak hanya memperhatikan kondisi internal organisasi saja. Suatu sistem
organisasi merupakan gabungan dari faktor manusia dan non manusia, bila ingin
mengadakan perubahan organisasi maka harus mampu menganalisis sub sistem
sosioteknis yang ada. Sistem social organisasi dipresentasikan oleh anggota
organisasi dan perilaku anggotanya. Sedangkan sistem teknikal meliputi
teknologi, material, dan mesin yang digunakan dalam pekerjaan.
Memurut kaum behaviorist bahwa tidak ada satu pun struktur organisasi
yang tepat untuk mengatasi terjadinya perubahan hari esok. Struktur organisasi
yang digunakan untuk mengoptimalkan untuk kerja perusahaan harus melihat
adanya keseimbangan antara kebutuhan social dan persyaratan teknis yang ada.
Organisasi dapat didefenisikan sebagai kelompok orang yang aktivitasnya
harus dikoordinasikan dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Fungsi koordinasi
mempersyaratkan adanya komunikasi yang intensif dan pemahaman yang jelas
hubungan serta interdependensi antara orang-orang dalam organisasi. Struktur
organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan teknologi, kompleksitas,
sumber daya yang tersedia, produk/jasa yang dihasilkan, kompetisi, dan model
pembuatan keputusan. Harus disadari bahwa tidak ada struktur organisasi yang
baik dan jelek, tetapi yang hanya struktur organisasi yang sesuai atau tidak sesuai.
Pada dasarnya terdapat berbagai macam bentuk organisasi dalam usaha
restrukturisasi manajemen. Metode strukturisasi yang tepat tergantung dari orang-
orang dalam organisasi, produk perusahaan, dan filsafat manajemen yang dianut.
B. ALIRAN KERJA ORGANISASI
Suatu organisasi harus selalu direstrukturisasi agar sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dan lingkungan. Restrukturisasi akan berakibat pada
beberapa perubahan seperti peran individu baik secara formal maupun informal.
Dalam berbicara tentang struktur organisasi pasti terkait dengan tiga konsep
utama yaitu otoritas (authority), tanggung jawab (responsibility), dan akuntabilitas
(accountability).
1. Otoritas adalah kekuasaan (power) yang ada pada seseorang (karena
posisinya), sehingga ia mampu membuat suatu keputusan yang harus
diikuti oleh orang lain.
2. Tanggung jawab adalah kewajiban/tugas yang harus dikerjakan seseorang
secara efektif karena memiliki peran dalam suatu organisasi formal.
3. Akuntabilitas adalah otoritas dan tanggung jawab seseorang secara total
dalam menyelesaikan tugas secara memuaskan (akuntabilitas = otoritas +
tanggung jawab).
Otoritas dan tanggung jawab dapat didelegasikan pada level bawah
organisasi, sedangkan akuntabilitas biasanya tetap melekat pada seseorang (tidak
dapat didelegasikan). Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi ketiga faktor
tersebut sering menjadi permaslahan, bila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena
itu pengelolaan ketiga faktor tersebut menjadi salah satu faktor penentu dalam
keberhasilan suatu proyek.
C. ORGANISASI TRADISIONAL/ORGANISASI KLASIK
Tujuan umum dari dibuatnya struktur organisasi adalah agar tercipta
hubungan yang baik antara (1) pekerjaan yang akan dilaksanakan, (2) orang yang
akan melaksanakan pekerjaan, dan (3) tempat dimana pekerjaan dilaksanakan
(Ritz, 1994). Dalam proyek konstruksi bentuk organisasi tradisional memiliki ciri-
ciri antara lain:
1. Konsultan perencana terpisah.
2. Konstraktor utama bersifat tunggal.
3. Melibatkan subkontraktor atau proyek dikerjakan secara sendiri oleh
kontraktor utama.
Secara garis besar ada berbagai macam struktur model organisasi
tradisional antara lain:
1. Struktur organisasi vertikal
2. Struktur organisasi horizontal
3. Struktur organisasi vertikal dan horizontal
4. Struktur organisasi model tradisional
5. Struktur organisasi model Rusia
6. Struktur orgsnisasi model Polandia
7. Struktur organisasi model Amerika
8. Struktur organisasi model Arab
9. Struktur organisasi model Cina
10. Struktur organisasi model Women Lib
11. Struktur organisasi model PBB
12. Struktur organisasi Vatikan
A
B
C
FB C D E
A
Gambar 4. 2. Struktur Horisontal
Gambar 4..3. Organisasi Vertikal dan Horisontal
Gambar 4.1 Struktur Vertikal
Gambar-gambar berikut memperlihatkan model-model struktur organisasi
tersebut.
Lebih dari kurun waktu dua abad struktur manajemen organisasi
tradisional digunakan dalam suatu organisasi. Beberapa contoh struktur organisasi
tradisional.
Gambar 4.4. Model Tradisional
Gambar 4.5. Model Rusia
Gambar 4.6. Model Polandia
Gambar 4.7. Model Amerika
Gambar 4.8. Model Arab
Gambar 4.9. Model China
Gambar 4.10. Model Women Lib
Gambar 4.11. Model PBB
Gambar 4. 12. Model Vatikan
Sumber: Kerszner, 1995
D. KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN ORGANISASI
KLASIK
Keuntungan Penggunaan Organisasi Klasik
Pada dasarnya ada beberapa keuntungan dalam penggunaan struktur
organisasi klasik adalah sebagai berikut:
1. Sangat mudah melakukan pengawasan dan penggunaan dana, karena
hanya manajer fungsional yang memiliki hak absolut mengontrol anggaran
proyek.
2. Kemungkinan untuk melakukan pengawasan teknis lebih baik karena
dapat dilakukan pengelompokan keahlian (spesialis) guna berbagi
pengetahuan dan tanggung jawab.
3. Personel dapat ditugaskan dalam berbagai macam proyek.
4. Seluruh proyek dapat mengambil keuntungan dari penggunaan teknologi
mutakhir (lebih baik digunakan dalam situasi kelangkaan personel/tenaga).
5. Penggunaan tenaga kerja lebih fleksibel.
6. Menyediakan tenaga kerja yang banyak.
7. Menyediakan kesinambungan dalam disiplin fungsional, kebijakan,
prosedur, dan garis tanggung jawab mudah didefinisikan dan dapat
dipahami.
8. Dapat melakukan produksi masal dengan spesifikasi yang mapan/jelas.
9. Menyediakan sistem pengawasan yang bagus terhadap personel.
10. Komunikasi dilakukan secara vertical dan setiap bawahan hanya
bertanggung jawab terhadap satu atasan.
11. Cepat melakukan tanggapan terhadap satu masalah.
Kelemahan Organisasi Klasik
Demikian pula penggunaan struktur organisasi klasik memiliki beberapa
kekurangan sebagai berikut:
1. Tidak ada seorang pun yang memiliki tanggung jawab penuh pada
keseluruhan proyek (tidak ada otoritas formal; tidak ada tim penyelesaian
masalah); sebagai akibatnya adalah koordinasi antara staf fungsional
menjadi sulit, sehingga eksekutif puncak harus terlibat dengan kegiatan
teknis sehari-hari yang bersifat rutin.
2. Tidak memiliki penekanan yang tegas pada orientasi proyek dalam
menyelesaikan tugas-tugas proyek.
3. Koordinasi menjadi kompleks, pengambilan keputusan menjadi panjang.
4. Keputusan yang dibuat didomoniasi oleh kelompok fungsional yang paling
kuat.
5. Tidak ada orientasi khusus pada pelanggan.
6. Respons terhadap keinginan/keluhan konsumen rendah.
7. Sulit menunjuk siapa yang paling bertanggung jawab; ini akibat dari tidak
ada sistem pelaporan langsung, perencanaan yang berorientasi proyek
sangat kecil, dan tidak ada otoritas dalam proyek.
8. Motivasi dan inovasi menurun.
9. Ide-ide yang muncul cenderung berorientasi pada kelompok fungsional
dari pada pengembangan proyek secara keseluruhan.
STRUKTUR ORGANISASI
MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Proyek Konstruksiyang dibina oleh Bapak I Made Wena
olehAfiffatin Nurrochmah 130522506282Muhammad Fauzi S 130522506274
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNANSEPTEMBER 2015