manben

22
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh Indonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 di antaranya berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup sungai-sungai induk ini mencapai 1,4 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah dilakukan, banjir yang melanda daerah daerah rawan, pada dasarnya disebabkan tiga hal. Pertama, kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang dan berdampak pada perubahan alam. Kedua, peristiwa alam seperti curah hujan sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya.1 Ketiga, degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan sebagainya. Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air atau peluapan air kepermukaan, peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering, banjir pada umumnya disebabkan oleh air air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi, kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin, setiap 1

Upload: bella-abbellargobel-tralala

Post on 05-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

analisis jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: manben

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di seluruh Indonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 di antaranya

berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup sungai-sungai

induk ini mencapai 1,4 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah dilakukan,

banjir yang melanda daerah daerah rawan, pada dasarnya disebabkan tiga hal.

Pertama, kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang

dan berdampak pada perubahan alam. Kedua, peristiwa alam seperti curah hujan

sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya.1 Ketiga,

degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment

area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan

sebagainya.

Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air atau peluapan air

kepermukaan, peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya

kering, banjir pada umumnya disebabkan oleh air air sungai yang meluap ke

lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi, kekuatan banjir

mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa

lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal

yang rutin, setiap tahun pasti dating banjir, sebenarnya merupakan fenomena

kejadian alam “biasa” yang sering terjadi dan dihadapi hampir diseluruh Negara,

termasuk Indonesia. Banjir sudah termasuk dalam urutan bencana besar, karena

meminta ra-negara di dunia korban besar.

Di seluruh Indonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 di antaranya

berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup sungai-sungai

induk ini mencapai 1,4 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah dilakukan,

banjir yang melanda daerah-daerah rawan, pada dasarnya disebabkan tiga hal.

Pertama, kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang

dan berdampak pada perubahan alam. Kedua, peristiwa alam seperti curah hujan

sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya. Ketiga,

1

Page 2: manben

degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment

area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur

sungai dan sebagainya.

Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat

dipanen dan meluluhlantakkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak

fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan

menelan korban jiwa. Kerugian semakin besar jika kegiatan ekonomi dan

pemerintahan terganggunya, bahkan terhentinya. Meskipun partisipasi masyarakat

dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada aktivitas

tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan beban keuangan negara,

terutama untuk merehabilitasi dan memulihkan fungsi parasana publik yang rusak.

Indonesia menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara yang paling

rawan dan paling sering dilanda bencana banjir, setelah India dan China. Hal

tersebut dikemukakan peneliti Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, Dr.

Muh. Aris Marfai, M.Sc., Selasa (29/12), dalam Seminar Hasil Kegiatan

Pengurangan Risiko Bencana. Seminar yang merupakan hasil kerja sama PSBA

UGM dan Departemen Sosial (Depsos) RI berlangsung di Hotel Brongto,

Yogyakarta.\ Menurut Marfai, banjir di India dan China disebabkan meluapnya air

dari sungai dan laut, sedangkan di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh air

sungai. Kendati demikian, ia memprediksikan banjir dari meluapnya air laut akan

melanda Indonesia di masa mendatang seiring dengan adanya perubahan iklim

global. “Banjir laut sekarang sudah mulai melanda Semarang dan Jakarta,”

ujarnya.

Untuk menanggulangi banjir dapat dilakukan dengan beberapa hal ini. 1)

Pengoptimalan sungai ataupun selokan sungai atau selokan sebaiknya dipelihara

dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Sungai ataupun selokan untuk tidak

digunakan untuk membuang sampah atau tempat pembuangan sampah.

Kebersihan dan deras arusnya harus di pantau setiap bukan hanya mengamati jika

terjadi banjir. 2) Larangan pembuatan rumah penduduk di sepanjang sungai tanah

di pinggiran sungai tidak seharusnya digunakan untuk pemukiman penduduk

karena menyebabkan banjir dan tatanan masyarakat tidak teratur.  3)

2

Page 3: manben

Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi pohon yang telah ditebang

sebaiknya ada penggantinya. Menebang pohon yang telah berkayu kemudian di

tanam kembali tunas pohon yang baru. Hal ini ditujukan untuk regenerasi hutan

dengan tujuan hutan tidak menjadi gundul.  4) Mempergunakan alat pendeteksi

banjir sederhana agar dapat mengetahui datangnya banjir diperlukan alat yang

mendeteksi banjir yang sederhana yang masyarakat dapat mengetahui cara

pembuatnya

1.2 Tujuan

1.2.1 Untuk mengetahui bagaimana banjir di indonesi

1.2.2 Untuk mengetahui peran pemerintah indonesia terhadap banjir

1.2.3 Untuk mengetahui perbandingan antara peran pemerintah yang ada

di jurnal dan jurnal pendamping

3

Page 4: manben

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh

faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa

bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu,

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai

bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah

bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,

banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat

dipanen dan meluluhlantakkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak

fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan

menelan korban jiwa. Kerugian semakin besar jika kegiatan ekonomi dan

pemerintahan terganggunya, bahkan terhentinya. Meskipun partisipasi masyarakat

dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada aktivitas

tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan beban keuangan negara,

terutama untuk merehabilitasi dan memulihkan fungsi parasana publik yang rusak.

Sistem pengiriman merupakan salah satu mekanisme penting yang akan

digunakan dan merupakan salah satu kebijakan banjir digunakan oleh Pemerintah

dalam pengelolaan langkah-langkah non-struktur

2.2 Mekanime

Salah satu usaha pemerintah untuk menanggulangi banjir yaitu presiden

telah mengeluarkan instruksi khusus untuk menanggulangi banjir. Perintah

tersebut dituangkan dalam Instruksi Presiden nomer 4 tahun 2012  Isi instruksi ini

4

Page 5: manben

untuk penanggulangan banjir dan tanah longsor di seluruh wilayah Republik

Indonesia, mulai dari status siaga darurat, tanggap darurat, hingga transisi darurat

ke pemulihan dan pasca bencana.

     Presiden juga memerintahkan para pejabat untuk menyiapkan rencana

kontijensi penanggulangan banjir dan tanah longsor; pencegahan terjadinya banjir

dan tanah longsor; pengendalian banjir dan penanggulangan tanah longsor; serta

penanggulangan pasca bencana banjir dan tanah longsor.  Selain itu, Presiden

SBY meminta para pejabat di atas melakukan koordinasi dan kerjasama untuk

melaksanakan penanggulangan banjir dan tanah longsor, serta meningkatkan

peran serta masyarakat dan dunia usaha untuk kegiatan penanggulangan banjir

dan tanah longsor (Amri, 2012).

Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam

tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi,

kesiapsiagaan, serta peringatan dini;

2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk

meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR),

bantuan darurat dan pengungsian;

3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan

rekonstruksi

Mitigasi pada umumnya dilakukan dalam rangka mengurangi kerugian

akibat kemungkinan terjadinya bencana, baik berupa korban jiwa dan atau

kerugian harta benda yang akan berpengaruh pada kehidupan dan kegiatan

manusia. Untuk mendefinisikan rencana atau strategi mitigasi yang tepat dan

akurat, perlu dilakukan kajian resiko (risk assesment).

Peran pemerintah masih sangat dominan pada setiap tahap bencana.

masyarakat masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah.

5

Page 6: manben

BAB 3. INTERVENSI YANG DISARANKAN

3.1 PICO FRAME WORK

Analisis jurnal dari jurnal utama yang berjudul “Flood Disaster

Management in Malaysia: An Evaluation of the Effectiveness Flood Delivery

System” berdasarkan analisa jurnal menggunakan PICO sebagai berikut:

1. Patient and Clinical Problem (P)

Penelitian dilakukan di Malaysia menjelaskan masalah yang berkaitan

dengan peran sistem pengiriman yang disediakan oleh pemerintah untuk para

korban banjir di Malaysia, pra-bencana, selama dan pasca bencana yang

disebabkan oleh banjir, yang di bandingkan dengan negara Thailand dan Amerika

Serikat

2. Intervention (I)

Malaysia memiliki metodenya yang dapat digunakan dalam holistik cara

untuk memberikan informasi dan bantuan pra-bencana, selama dan pasca bencana,

ketika banjir terjadi di daerah rawan banjir.

1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi,

kesiapsiagaan, serta peringatan dini

2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat

untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and

rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian

3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan,

rehabilitasi, dan rekonstruksi

3. Comparator (C)

Segala negara memilki resolusi sendiri untuk menangani banjir. Sistem

pengiriman merupakan salah satu mekanisme penting yang akan digunakan dan

merupakan salah satu kebijakan banjir digunakan oleh Pemerintah dalam

pengelolaan langkah-langkah non-struktur. Tahap diklasifikasikan manajemen

bencana dikategorikan ke dalam pengurangan risiko pra-bencana dan pemulihan

pasca bencana fase. Bagian yang paling sensitif adalah tahap terakhir dari fase

6

Page 7: manben

pengurangan risiko pra-bencana, karena kelalaian akan diragukan lagi langsung

menyebabkan efek buruk pada warga daerah bencana rentan. Lebih lanjut untuk

itu, panitia NDMRC dipercayakan dengan tanggung jawab perencanaan,

koordinasi dan mengawasi operasi bantuan selama banjir. Komite ini termasuk

departemen pemerintah dan lembaga, dan organisasi sosial yang mampu

memberikan penyelamatan, tempat tinggal, makanan dan obat-obatan bagi para

korban. Selanjutnya, dalam kasus banjir, Krisis Nasional dan Mekanisme

Penanggulangan Bencana (NCDMM) akan disebut Mesin Bantuan Banjir

Bencana Nasional (NFDRM). The NFDRM bereaksi terhadap banjir besar ketika

mereka terjadi, dan pada dasarnya adalah sebuah sistem reaktif. NFDRM adalah

oretically bertanggung jawab untuk operasi di tingkat nasional, negara,

kabupaten, mukim dan desa tingkat. Dalam hal banjir, Pemerintah telah

mengembangkan mesin lega dan manajemen darurat banjir, dan pasca-bencana,

dana dan sistem pengiriman bantuan untuk membantu korban pulih setelah

bencana terjadi. Jadi pada saat pre, selama dan pasca banjir di Malaysia

pemerintah yang memilki tanggung jawab besar terhadap sistem pengiriman dan

bantuan.

Disater Management Level/Excecutive Committe

Jadi manajemen bancan yang

dapat di gunakan sebagai panduan sebagai berikut, yang pertama melalui

kabupaten terlebih dahulu kemudian naik ke negara, setelah itu baru ke pusat yang

7

Page 8: manben

dapat membantu sistem pengiriman pada bancana banjir yang sudah dilakukan

oleh negara Malaysia tetapi masih ada yang kurang dalam penanganannya

4. Outcome (O)

Setiap negara memiliki cara untuk menangani banjir. Malaysia memiliki

metodenya yang dapat digunakan secara holistik cara untuk memberikan

informasi dan bantuan pra-bencana, selama dan pasca bencana, ketika banjir

terjadi di daerah rawan banjir. Malaysia perlu meningkatkan pra-bencana sistem

pengiriman untuk mencegah dampak negatif dan banjir kerusakan di masa depan

karena perubahan iklim dengan pola yang berbeda.

Untuk negara Thailand, merupakan negara Asia dengan bencana banjir

terbesar pada 2011. Mereka sudah memiliki pencegahan banjir dan Kebijakan

banjir, tetapi ketika situasi ini terjadi, mekanisme yang digunakan tidak cocok.

Setelah itu pengalaman, Pemerintah membuat perbaikan dan belajar dari banjir

2011 dan membuat perencanaan ukuran jangka pendek dan panjang untuk

melawan dengan masa depan banjir. Pemerintah akan belajar dari situasi itu dan

membuat yang tepat di masa depan.

Amerika Serikat tidak memiliki efektif dan Resolusi efisien untuk menangani

bencana. Namun, ketika Badai Katrina menghantam New Orleans, Pemerintah AS

melakukan tidak mengambil tanggung jawab yang tepat untuk menghadapi

bencana ini tetapi adanya diskriminasi di antara korban membuat bantuan sistem

pengiriman terlambat dalam bencana deklarasi, menyebabkan korban menjadi

frustrasi dengan Pemerintah. Namun, pemerintah mereka sudah memiliki NFIP

untuk membantu rakyat mereka untuk menutupi kerugian bencana. Bagi mereka,

korban banjir yang tidak bisa menentukan kapan banjir yang mungkin terjadi, ada

lebih luas konsekuensi yang timbul dari kurangnya persiapan dan

ketidakmampuan untuk menyimpan harta mereka. Namun, mereka belajar dari

situasi ini bahwa mereka harus membayar lebih banyak perhatian dan hati-hati

berkonsentrasi pada sistem pengiriman peringatan banjir. Selain itu, Pemerintah

harus memainkan peran penting dalam menyediakan layanan yang efektif untuk

korban banjir

8

Page 9: manben

3.2 Sumber Literature

Jurnal utama yang penulis angkat untuk dianalisa sebagai berikut :

No.

Judul Keterangan Sumber

1. Flood Disaster

Management in

Malaysia: An

Evaluation of the

Effectiveness

Flood Delivery

System

Nama jurnal: International Journal of Social Science and Human, Vol 5, No 4

Tahun terbit : April 2015Peneliti : Mohamad Sukeri Bin

Khalid and Shazwani Binti Shafiai

http://www.ijssh.org/papers/488-V10012.pdf

Penulis dalam menganalisa jurnal membutuhkan jurnal pendukung agar

memperkuat analisa jurnal utama yang penulis angkat. Adapun jurnal pendukung

yang dapat memperkuat jurnal utama sebagai berikut :

No. Judul Keterangan Sumber1. The Implementation of

Knowledge

Management System

(KMS) for the Support

of Humanitarian

Assistance/Disaster

Relief (HA/DR) in

Malaysia

Nama jurnal : international Journal of humanities and Social ScienceTahun terbit : April 2011Peneliti : Nuha Abdullah

Hassan, Nur-Adib Hayiyusuh, Rasha K. Nouri

http://www.ijhssnet.com/journals/Vol._1_No._4;_April_2011/14.pdf

2. Key Elements Flood Disaster Management

Nama jurnal :Tahun terbit : 27 January 2012Peneliti : W. J. W. Botzen & J. C. J. H. Aerts &J. C. J. M. van den Bergh

http://www.un.org/esa/sustdev/publications/flood_guidelines_sec02.pdf

9

Page 10: manben

3. Building capabilities for flood disaster and hazard preparedness and riskReduction in nigeria: need for spatial planning and land management

Nama Jurnal : journal of sustainable development in Africa ISSN 1520-5509Tahun terbit : 2012Peneliti: Clarion University of

Pennsylvania, Clarion, Pennsylvania

http://www.preventionweb.net/files/30403_buildingcapabilitiesforflooddisaste.pdf

4. Review Article: A

review and critical

analysis of the e_orts

towards urban flood

reduction in the Lagos

region of Nigeria

Nama Jurnal : natural Haards and Earth System SciencesTahun terbit : 2015Peneliti : P. Bubeck, et al.

http://thescipub.com/PDF/ajessp.2015.157.166.pdf

5. Physical Vulnerability Assessment Based on Fluid and ClassicalMechanics to Support Cost-Benefit Analysis of Flood RiskMitigation Strategies

Nama Jurnal : Water 2012, 4, 196-218; doi:10.3390/w4010196

Tahun terbit : 28 February 2012

Peneliti : Bruno Mazzorana, et al.

http://www.mdpi.com/2073-4441/4/1/196/htm

3.3 Teori dan Konsep Intervensi

Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air atau peluapan air

kepermukaan, peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya

kering, banjir pada umumnya disebabkan oleh air air sungai yang meluap ke

lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi, kekuatan banjir

mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa

lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Untuk

menanggulangi terjadinya banjir diperlukan adanya upaya untuk menurunkan

terjadinya banjir atau yang biasa disebut mitigasi. Banjir adalah hal yang rutin,

setiap tahun pasti dating banjir, sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam

10

Page 11: manben

“biasa” yang sering terjadi dan dihadapi hampir diseluruh Negara, termasuk

Indonesia.

Dari jurnal menjelaskan bahwa menurut Kementerian Sumber Daya Alam

dan Lingkungan, pengalaman sebelumnya telah menunjukkan bahwa pendekatan

yang paling efektif adalah melalui pengembangan program pengelolaan banjir

menggunakan pendekatan holistik terhadap lima strategi berikut: Pencegahan-

menghindari pembangunan rumah, properti dan industri di daerah rawan rawan

banjir sekarang dan masa depan untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh

banjir. 2) Perlindungan-untuk mengurangi kemungkinan dan dampak banjir di

lokasi tertentu, dengan Pemerintah mengambil langkah-langkah struktural dan

non-struktural. 3) Kesiapan-untuk memberikan informasi kepada masyarakat

tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi banjir dan tentang risiko banjir. 4)

Tindakan-in Darurat kasus banjir, mengembangkan tanggap darurat, merumuskan

rencana dan tindakan. 5) Pemulihan dan pelajaran-setelah banjir bencana, kembali

ke kondisi normal secepat mungkin dan mengurangi baik dampak sosial dan

ekonomi

Tahap sistem banjir di Malaysia sendiri ada beberapa tahap yaitu

pengurangan resiko pra-bencana dan pemulihan pasca bencana. Lebih lanjut untuk

itu, panitia NDMRC dipercayakan dengan tanggung jawab perencanaan,

koordinasi dan mengawasi operasi bantuan selama banjir. Komite ini termasuk

departemen pemerintah dan lembaga, dan organisasi sosial yang mampu

memberikan penyelamatan, tempat tinggal, makanan dan obat-obatan bagi para

korban. Selanjutnya, dalam kasus banjir, Krisis Nasional dan Mekanisme

Penanggulangan Bencana (NCDMM) akan disebut Mesin Bantuan Banjir

Bencana Nasional (NFDRM). Pada tahap pra-bencana memiliki tujuan dari

kesiapan, untuk mengurangi risiko residual melalui sistem peringatan dini dan

tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi efek dari bencana banjir. Selama

banjir di Malaysia ada mesin untuk bantuan banjir yang dapat memantau keadaan

banjir. sistem informasi peringatan banjir canggih dan akurat diberikan pada

waktu yang tepat sebelum dan sepanjang durasi banjir, juga akan membantu untuk

11

Page 12: manben

mengurangi jumlah kematian korban banjir, trauma dan kerusakan properti. Peta

bahaya banjir harus diproduksi awal dan disebarluaskan kepada publik sebelum

tangan untuk membantu dan membimbing para korban banjir untuk keselamatan

di waktu tercepat mungkin rute ketika banjir terjadi. Pada pasca bencana di

malaysia memiliki 2 bentuk bantuan: bantuan keuangan dan bantuan non

keuangan. Untuk bantuan keuangan digunakan bidang-bidang seperti

pembangunan infrastruktur fisik, akan dibutuhkan untuk melaksanakan strategi

pengelolaan banjir yang efektif.

Peran pemerintah yang menanggulangi banjir yang efektif sudah sangat

berperan dan membantu m,asyarakat. Hanya saja untuk tim medis yang turun

membantu belum dimunculkan, kurang ada tim medis yang ada. Padahal pada

pasca bencana banjir akan banyak sekali penyakit yang muncul, seperti penyakit

kulit, ISPA, dan sebagainya

3.4 Implikasi dan Rekomendasi

Penjelasan pada jurnal ini sangat bisa di aplikasikan di Indonesai, karena

indonesia juga merupakan negara yang rawan bencana apalagi terhadap banjir.

Mungkin Indonesia sudah mulai maju dalam bidang penanganan banjir oelh

pemerintah, tetapi mungkin sama seperti negara Thailan yang sudah canggih

tetapi yang dilakukan pemerintah di cocok atau tidak sesuai dengan kondisi yang

ada. Tidak lupa juga peran atau partisipasi dari diri sendiri yang harus terus di

tingkatkan agar semua menjadi selarasa sejalan tidak hanya pemerintah yang

bertanggung jawab penuh akan bencana banjir tersebut. Sementara itu upaya

untuk memperkuat pemerintah daerah dalam kegiatan sebelum pra bencana dapat

dilakukan melalui perkuatan unit/lembaga yang telah ada dan pelatihan kepada

aparatnya serta melakukan koordinasi dengan lembaga antar daerah maupun

dengan tingkat nasional, mengingat bencana tidak mengenal wilayah administrasi,

sehingga setiap daerah memiliki rencana penanggulangan bencana yang potensial

di wilayahnya.

12

Page 13: manben

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,

tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Apalagi banjir yang sering sekali melanda Indonesia yang memiliki sungai-sungai

induk ini mencapai 1,4 juta hektar yang merupakan kategori rawan banjir. Dari

situ pemerintah Indonesia secara resmi dan legal menangani pengelolaan bencana

dengan membentuk Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) yang bertugas

merumuskan dan menetapkan kebijakan mengkoordinasikan pelaksanaan serta

memberikan standard dan pengarahan terhadap upaya penanggulangan bencana di

Indonesia. Dimana peran pemerintah sangat penting karena dari pemerintah dapat

memantau banjir yang telah terjadi.

4.2 Saran

Pada upaya pemerintah untuk mengatasi banjir yang dilakukan di

Indonesia setidaknya di jelaskan kepada masyarakat. Agar masyarakat dapat

mengimbangi tindakan pemerintah dan menetahui apa yang akan dilakukan. Dan

masyarakat sendiri harus sadar diri dan meningkatkan partisipasi dalam

menanggulangi banjir.

13