manben
DESCRIPTION
analisis jurnalTRANSCRIPT
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di seluruh Indonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 di antaranya
berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup sungai-sungai
induk ini mencapai 1,4 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah dilakukan,
banjir yang melanda daerah daerah rawan, pada dasarnya disebabkan tiga hal.
Pertama, kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang
dan berdampak pada perubahan alam. Kedua, peristiwa alam seperti curah hujan
sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya.1 Ketiga,
degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment
area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan
sebagainya.
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air atau peluapan air
kepermukaan, peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya
kering, banjir pada umumnya disebabkan oleh air air sungai yang meluap ke
lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi, kekuatan banjir
mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa
lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal
yang rutin, setiap tahun pasti dating banjir, sebenarnya merupakan fenomena
kejadian alam “biasa” yang sering terjadi dan dihadapi hampir diseluruh Negara,
termasuk Indonesia. Banjir sudah termasuk dalam urutan bencana besar, karena
meminta ra-negara di dunia korban besar.
Di seluruh Indonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 di antaranya
berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup sungai-sungai
induk ini mencapai 1,4 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah dilakukan,
banjir yang melanda daerah-daerah rawan, pada dasarnya disebabkan tiga hal.
Pertama, kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang
dan berdampak pada perubahan alam. Kedua, peristiwa alam seperti curah hujan
sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya. Ketiga,
1
degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment
area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur
sungai dan sebagainya.
Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat
dipanen dan meluluhlantakkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak
fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan
menelan korban jiwa. Kerugian semakin besar jika kegiatan ekonomi dan
pemerintahan terganggunya, bahkan terhentinya. Meskipun partisipasi masyarakat
dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada aktivitas
tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan beban keuangan negara,
terutama untuk merehabilitasi dan memulihkan fungsi parasana publik yang rusak.
Indonesia menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara yang paling
rawan dan paling sering dilanda bencana banjir, setelah India dan China. Hal
tersebut dikemukakan peneliti Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, Dr.
Muh. Aris Marfai, M.Sc., Selasa (29/12), dalam Seminar Hasil Kegiatan
Pengurangan Risiko Bencana. Seminar yang merupakan hasil kerja sama PSBA
UGM dan Departemen Sosial (Depsos) RI berlangsung di Hotel Brongto,
Yogyakarta.\ Menurut Marfai, banjir di India dan China disebabkan meluapnya air
dari sungai dan laut, sedangkan di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh air
sungai. Kendati demikian, ia memprediksikan banjir dari meluapnya air laut akan
melanda Indonesia di masa mendatang seiring dengan adanya perubahan iklim
global. “Banjir laut sekarang sudah mulai melanda Semarang dan Jakarta,”
ujarnya.
Untuk menanggulangi banjir dapat dilakukan dengan beberapa hal ini. 1)
Pengoptimalan sungai ataupun selokan sungai atau selokan sebaiknya dipelihara
dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Sungai ataupun selokan untuk tidak
digunakan untuk membuang sampah atau tempat pembuangan sampah.
Kebersihan dan deras arusnya harus di pantau setiap bukan hanya mengamati jika
terjadi banjir. 2) Larangan pembuatan rumah penduduk di sepanjang sungai tanah
di pinggiran sungai tidak seharusnya digunakan untuk pemukiman penduduk
karena menyebabkan banjir dan tatanan masyarakat tidak teratur. 3)
2
Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi pohon yang telah ditebang
sebaiknya ada penggantinya. Menebang pohon yang telah berkayu kemudian di
tanam kembali tunas pohon yang baru. Hal ini ditujukan untuk regenerasi hutan
dengan tujuan hutan tidak menjadi gundul. 4) Mempergunakan alat pendeteksi
banjir sederhana agar dapat mengetahui datangnya banjir diperlukan alat yang
mendeteksi banjir yang sederhana yang masyarakat dapat mengetahui cara
pembuatnya
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui bagaimana banjir di indonesi
1.2.2 Untuk mengetahui peran pemerintah indonesia terhadap banjir
1.2.3 Untuk mengetahui perbandingan antara peran pemerintah yang ada
di jurnal dan jurnal pendamping
3
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa
bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu,
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai
bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat
dipanen dan meluluhlantakkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak
fasilitas pelayanan sosial ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan
menelan korban jiwa. Kerugian semakin besar jika kegiatan ekonomi dan
pemerintahan terganggunya, bahkan terhentinya. Meskipun partisipasi masyarakat
dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada aktivitas
tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan beban keuangan negara,
terutama untuk merehabilitasi dan memulihkan fungsi parasana publik yang rusak.
Sistem pengiriman merupakan salah satu mekanisme penting yang akan
digunakan dan merupakan salah satu kebijakan banjir digunakan oleh Pemerintah
dalam pengelolaan langkah-langkah non-struktur
2.2 Mekanime
Salah satu usaha pemerintah untuk menanggulangi banjir yaitu presiden
telah mengeluarkan instruksi khusus untuk menanggulangi banjir. Perintah
tersebut dituangkan dalam Instruksi Presiden nomer 4 tahun 2012 Isi instruksi ini
4
untuk penanggulangan banjir dan tanah longsor di seluruh wilayah Republik
Indonesia, mulai dari status siaga darurat, tanggap darurat, hingga transisi darurat
ke pemulihan dan pasca bencana.
Presiden juga memerintahkan para pejabat untuk menyiapkan rencana
kontijensi penanggulangan banjir dan tanah longsor; pencegahan terjadinya banjir
dan tanah longsor; pengendalian banjir dan penanggulangan tanah longsor; serta
penanggulangan pasca bencana banjir dan tanah longsor. Selain itu, Presiden
SBY meminta para pejabat di atas melakukan koordinasi dan kerjasama untuk
melaksanakan penanggulangan banjir dan tanah longsor, serta meningkatkan
peran serta masyarakat dan dunia usaha untuk kegiatan penanggulangan banjir
dan tanah longsor (Amri, 2012).
Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam kedalam
tiga kegiatan utama, yaitu:
1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, serta peringatan dini;
2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk
meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR),
bantuan darurat dan pengungsian;
3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan
rekonstruksi
Mitigasi pada umumnya dilakukan dalam rangka mengurangi kerugian
akibat kemungkinan terjadinya bencana, baik berupa korban jiwa dan atau
kerugian harta benda yang akan berpengaruh pada kehidupan dan kegiatan
manusia. Untuk mendefinisikan rencana atau strategi mitigasi yang tepat dan
akurat, perlu dilakukan kajian resiko (risk assesment).
Peran pemerintah masih sangat dominan pada setiap tahap bencana.
masyarakat masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah.
5
BAB 3. INTERVENSI YANG DISARANKAN
3.1 PICO FRAME WORK
Analisis jurnal dari jurnal utama yang berjudul “Flood Disaster
Management in Malaysia: An Evaluation of the Effectiveness Flood Delivery
System” berdasarkan analisa jurnal menggunakan PICO sebagai berikut:
1. Patient and Clinical Problem (P)
Penelitian dilakukan di Malaysia menjelaskan masalah yang berkaitan
dengan peran sistem pengiriman yang disediakan oleh pemerintah untuk para
korban banjir di Malaysia, pra-bencana, selama dan pasca bencana yang
disebabkan oleh banjir, yang di bandingkan dengan negara Thailand dan Amerika
Serikat
2. Intervention (I)
Malaysia memiliki metodenya yang dapat digunakan dalam holistik cara
untuk memberikan informasi dan bantuan pra-bencana, selama dan pasca bencana,
ketika banjir terjadi di daerah rawan banjir.
1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, serta peringatan dini
2. Kegiatan saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat
untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and
rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian
3. Kegiatan pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan,
rehabilitasi, dan rekonstruksi
3. Comparator (C)
Segala negara memilki resolusi sendiri untuk menangani banjir. Sistem
pengiriman merupakan salah satu mekanisme penting yang akan digunakan dan
merupakan salah satu kebijakan banjir digunakan oleh Pemerintah dalam
pengelolaan langkah-langkah non-struktur. Tahap diklasifikasikan manajemen
bencana dikategorikan ke dalam pengurangan risiko pra-bencana dan pemulihan
pasca bencana fase. Bagian yang paling sensitif adalah tahap terakhir dari fase
6
pengurangan risiko pra-bencana, karena kelalaian akan diragukan lagi langsung
menyebabkan efek buruk pada warga daerah bencana rentan. Lebih lanjut untuk
itu, panitia NDMRC dipercayakan dengan tanggung jawab perencanaan,
koordinasi dan mengawasi operasi bantuan selama banjir. Komite ini termasuk
departemen pemerintah dan lembaga, dan organisasi sosial yang mampu
memberikan penyelamatan, tempat tinggal, makanan dan obat-obatan bagi para
korban. Selanjutnya, dalam kasus banjir, Krisis Nasional dan Mekanisme
Penanggulangan Bencana (NCDMM) akan disebut Mesin Bantuan Banjir
Bencana Nasional (NFDRM). The NFDRM bereaksi terhadap banjir besar ketika
mereka terjadi, dan pada dasarnya adalah sebuah sistem reaktif. NFDRM adalah
oretically bertanggung jawab untuk operasi di tingkat nasional, negara,
kabupaten, mukim dan desa tingkat. Dalam hal banjir, Pemerintah telah
mengembangkan mesin lega dan manajemen darurat banjir, dan pasca-bencana,
dana dan sistem pengiriman bantuan untuk membantu korban pulih setelah
bencana terjadi. Jadi pada saat pre, selama dan pasca banjir di Malaysia
pemerintah yang memilki tanggung jawab besar terhadap sistem pengiriman dan
bantuan.
Disater Management Level/Excecutive Committe
Jadi manajemen bancan yang
dapat di gunakan sebagai panduan sebagai berikut, yang pertama melalui
kabupaten terlebih dahulu kemudian naik ke negara, setelah itu baru ke pusat yang
7
dapat membantu sistem pengiriman pada bancana banjir yang sudah dilakukan
oleh negara Malaysia tetapi masih ada yang kurang dalam penanganannya
4. Outcome (O)
Setiap negara memiliki cara untuk menangani banjir. Malaysia memiliki
metodenya yang dapat digunakan secara holistik cara untuk memberikan
informasi dan bantuan pra-bencana, selama dan pasca bencana, ketika banjir
terjadi di daerah rawan banjir. Malaysia perlu meningkatkan pra-bencana sistem
pengiriman untuk mencegah dampak negatif dan banjir kerusakan di masa depan
karena perubahan iklim dengan pola yang berbeda.
Untuk negara Thailand, merupakan negara Asia dengan bencana banjir
terbesar pada 2011. Mereka sudah memiliki pencegahan banjir dan Kebijakan
banjir, tetapi ketika situasi ini terjadi, mekanisme yang digunakan tidak cocok.
Setelah itu pengalaman, Pemerintah membuat perbaikan dan belajar dari banjir
2011 dan membuat perencanaan ukuran jangka pendek dan panjang untuk
melawan dengan masa depan banjir. Pemerintah akan belajar dari situasi itu dan
membuat yang tepat di masa depan.
Amerika Serikat tidak memiliki efektif dan Resolusi efisien untuk menangani
bencana. Namun, ketika Badai Katrina menghantam New Orleans, Pemerintah AS
melakukan tidak mengambil tanggung jawab yang tepat untuk menghadapi
bencana ini tetapi adanya diskriminasi di antara korban membuat bantuan sistem
pengiriman terlambat dalam bencana deklarasi, menyebabkan korban menjadi
frustrasi dengan Pemerintah. Namun, pemerintah mereka sudah memiliki NFIP
untuk membantu rakyat mereka untuk menutupi kerugian bencana. Bagi mereka,
korban banjir yang tidak bisa menentukan kapan banjir yang mungkin terjadi, ada
lebih luas konsekuensi yang timbul dari kurangnya persiapan dan
ketidakmampuan untuk menyimpan harta mereka. Namun, mereka belajar dari
situasi ini bahwa mereka harus membayar lebih banyak perhatian dan hati-hati
berkonsentrasi pada sistem pengiriman peringatan banjir. Selain itu, Pemerintah
harus memainkan peran penting dalam menyediakan layanan yang efektif untuk
korban banjir
8
3.2 Sumber Literature
Jurnal utama yang penulis angkat untuk dianalisa sebagai berikut :
No.
Judul Keterangan Sumber
1. Flood Disaster
Management in
Malaysia: An
Evaluation of the
Effectiveness
Flood Delivery
System
Nama jurnal: International Journal of Social Science and Human, Vol 5, No 4
Tahun terbit : April 2015Peneliti : Mohamad Sukeri Bin
Khalid and Shazwani Binti Shafiai
http://www.ijssh.org/papers/488-V10012.pdf
Penulis dalam menganalisa jurnal membutuhkan jurnal pendukung agar
memperkuat analisa jurnal utama yang penulis angkat. Adapun jurnal pendukung
yang dapat memperkuat jurnal utama sebagai berikut :
No. Judul Keterangan Sumber1. The Implementation of
Knowledge
Management System
(KMS) for the Support
of Humanitarian
Assistance/Disaster
Relief (HA/DR) in
Malaysia
Nama jurnal : international Journal of humanities and Social ScienceTahun terbit : April 2011Peneliti : Nuha Abdullah
Hassan, Nur-Adib Hayiyusuh, Rasha K. Nouri
http://www.ijhssnet.com/journals/Vol._1_No._4;_April_2011/14.pdf
2. Key Elements Flood Disaster Management
Nama jurnal :Tahun terbit : 27 January 2012Peneliti : W. J. W. Botzen & J. C. J. H. Aerts &J. C. J. M. van den Bergh
http://www.un.org/esa/sustdev/publications/flood_guidelines_sec02.pdf
9
3. Building capabilities for flood disaster and hazard preparedness and riskReduction in nigeria: need for spatial planning and land management
Nama Jurnal : journal of sustainable development in Africa ISSN 1520-5509Tahun terbit : 2012Peneliti: Clarion University of
Pennsylvania, Clarion, Pennsylvania
http://www.preventionweb.net/files/30403_buildingcapabilitiesforflooddisaste.pdf
4. Review Article: A
review and critical
analysis of the e_orts
towards urban flood
reduction in the Lagos
region of Nigeria
Nama Jurnal : natural Haards and Earth System SciencesTahun terbit : 2015Peneliti : P. Bubeck, et al.
http://thescipub.com/PDF/ajessp.2015.157.166.pdf
5. Physical Vulnerability Assessment Based on Fluid and ClassicalMechanics to Support Cost-Benefit Analysis of Flood RiskMitigation Strategies
Nama Jurnal : Water 2012, 4, 196-218; doi:10.3390/w4010196
Tahun terbit : 28 February 2012
Peneliti : Bruno Mazzorana, et al.
http://www.mdpi.com/2073-4441/4/1/196/htm
3.3 Teori dan Konsep Intervensi
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air atau peluapan air
kepermukaan, peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya
kering, banjir pada umumnya disebabkan oleh air air sungai yang meluap ke
lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi, kekuatan banjir
mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa
lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Untuk
menanggulangi terjadinya banjir diperlukan adanya upaya untuk menurunkan
terjadinya banjir atau yang biasa disebut mitigasi. Banjir adalah hal yang rutin,
setiap tahun pasti dating banjir, sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam
10
“biasa” yang sering terjadi dan dihadapi hampir diseluruh Negara, termasuk
Indonesia.
Dari jurnal menjelaskan bahwa menurut Kementerian Sumber Daya Alam
dan Lingkungan, pengalaman sebelumnya telah menunjukkan bahwa pendekatan
yang paling efektif adalah melalui pengembangan program pengelolaan banjir
menggunakan pendekatan holistik terhadap lima strategi berikut: Pencegahan-
menghindari pembangunan rumah, properti dan industri di daerah rawan rawan
banjir sekarang dan masa depan untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh
banjir. 2) Perlindungan-untuk mengurangi kemungkinan dan dampak banjir di
lokasi tertentu, dengan Pemerintah mengambil langkah-langkah struktural dan
non-struktural. 3) Kesiapan-untuk memberikan informasi kepada masyarakat
tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi banjir dan tentang risiko banjir. 4)
Tindakan-in Darurat kasus banjir, mengembangkan tanggap darurat, merumuskan
rencana dan tindakan. 5) Pemulihan dan pelajaran-setelah banjir bencana, kembali
ke kondisi normal secepat mungkin dan mengurangi baik dampak sosial dan
ekonomi
Tahap sistem banjir di Malaysia sendiri ada beberapa tahap yaitu
pengurangan resiko pra-bencana dan pemulihan pasca bencana. Lebih lanjut untuk
itu, panitia NDMRC dipercayakan dengan tanggung jawab perencanaan,
koordinasi dan mengawasi operasi bantuan selama banjir. Komite ini termasuk
departemen pemerintah dan lembaga, dan organisasi sosial yang mampu
memberikan penyelamatan, tempat tinggal, makanan dan obat-obatan bagi para
korban. Selanjutnya, dalam kasus banjir, Krisis Nasional dan Mekanisme
Penanggulangan Bencana (NCDMM) akan disebut Mesin Bantuan Banjir
Bencana Nasional (NFDRM). Pada tahap pra-bencana memiliki tujuan dari
kesiapan, untuk mengurangi risiko residual melalui sistem peringatan dini dan
tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi efek dari bencana banjir. Selama
banjir di Malaysia ada mesin untuk bantuan banjir yang dapat memantau keadaan
banjir. sistem informasi peringatan banjir canggih dan akurat diberikan pada
waktu yang tepat sebelum dan sepanjang durasi banjir, juga akan membantu untuk
11
mengurangi jumlah kematian korban banjir, trauma dan kerusakan properti. Peta
bahaya banjir harus diproduksi awal dan disebarluaskan kepada publik sebelum
tangan untuk membantu dan membimbing para korban banjir untuk keselamatan
di waktu tercepat mungkin rute ketika banjir terjadi. Pada pasca bencana di
malaysia memiliki 2 bentuk bantuan: bantuan keuangan dan bantuan non
keuangan. Untuk bantuan keuangan digunakan bidang-bidang seperti
pembangunan infrastruktur fisik, akan dibutuhkan untuk melaksanakan strategi
pengelolaan banjir yang efektif.
Peran pemerintah yang menanggulangi banjir yang efektif sudah sangat
berperan dan membantu m,asyarakat. Hanya saja untuk tim medis yang turun
membantu belum dimunculkan, kurang ada tim medis yang ada. Padahal pada
pasca bencana banjir akan banyak sekali penyakit yang muncul, seperti penyakit
kulit, ISPA, dan sebagainya
3.4 Implikasi dan Rekomendasi
Penjelasan pada jurnal ini sangat bisa di aplikasikan di Indonesai, karena
indonesia juga merupakan negara yang rawan bencana apalagi terhadap banjir.
Mungkin Indonesia sudah mulai maju dalam bidang penanganan banjir oelh
pemerintah, tetapi mungkin sama seperti negara Thailan yang sudah canggih
tetapi yang dilakukan pemerintah di cocok atau tidak sesuai dengan kondisi yang
ada. Tidak lupa juga peran atau partisipasi dari diri sendiri yang harus terus di
tingkatkan agar semua menjadi selarasa sejalan tidak hanya pemerintah yang
bertanggung jawab penuh akan bencana banjir tersebut. Sementara itu upaya
untuk memperkuat pemerintah daerah dalam kegiatan sebelum pra bencana dapat
dilakukan melalui perkuatan unit/lembaga yang telah ada dan pelatihan kepada
aparatnya serta melakukan koordinasi dengan lembaga antar daerah maupun
dengan tingkat nasional, mengingat bencana tidak mengenal wilayah administrasi,
sehingga setiap daerah memiliki rencana penanggulangan bencana yang potensial
di wilayahnya.
12
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Apalagi banjir yang sering sekali melanda Indonesia yang memiliki sungai-sungai
induk ini mencapai 1,4 juta hektar yang merupakan kategori rawan banjir. Dari
situ pemerintah Indonesia secara resmi dan legal menangani pengelolaan bencana
dengan membentuk Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) yang bertugas
merumuskan dan menetapkan kebijakan mengkoordinasikan pelaksanaan serta
memberikan standard dan pengarahan terhadap upaya penanggulangan bencana di
Indonesia. Dimana peran pemerintah sangat penting karena dari pemerintah dapat
memantau banjir yang telah terjadi.
4.2 Saran
Pada upaya pemerintah untuk mengatasi banjir yang dilakukan di
Indonesia setidaknya di jelaskan kepada masyarakat. Agar masyarakat dapat
mengimbangi tindakan pemerintah dan menetahui apa yang akan dilakukan. Dan
masyarakat sendiri harus sadar diri dan meningkatkan partisipasi dalam
menanggulangi banjir.
13