manajemen risiko makalah konsep

19
MANAJEMEN RISIKO BANK SYARIAH A. PENDAHULUAN Bisnis adalah suatu aktivitas yang selalu berhadapan dengan risiko dan return. Bank syariah adalah salah satu unit bisnis. Dengan demikian, bank syariah juga akan menghadapi risiko manajemen bank itu sendiri. Bahkan kalau dicermati secara mendalam, bank syariah merupakan bank yang sarat dengan risiko. Karena dalam menjalankan aktivitasnya banyak berhubungan dengan produk-produk bank yang mengandung banyak risiko seperti produk mudharabah, musyarakah, dan sebagainya. Oleh karenanya para pejabat bank syariah harus dapat mengendalikan risiko seminimal mungkin dalam rangka untuk memperoleh keuntungan yang optimum. Secara spesifik, risiko-risiko yang akan dihadapi oleh perbankan syariah dalam kegiatannya yaitu meliputi risiko likuiditas (liquidity risk), risiko pembiayaan/kredit (credit risk), risiko hukum (legal risk), risiko pasar (market risk), risiko operasional (operational risk), risikop reputasi (reputation risk), dan risiko modal (capital risk). Perbankan syariah tidak akan berhadapan dengan risiko tingkat suku bunga secara langsung, karena bank syariah tidak menggunakan instrumen bunga dalam operasionalnya.

Upload: wawan-wae

Post on 18-Jan-2016

96 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

gdtszdfg

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Risiko Makalah Konsep

MANAJEMEN RISIKO

BANK SYARIAH

A. PENDAHULUAN

Bisnis adalah suatu aktivitas yang selalu berhadapan dengan risiko dan return.

Bank syariah adalah salah satu unit bisnis. Dengan demikian, bank syariah juga akan

menghadapi risiko manajemen bank itu sendiri. Bahkan kalau dicermati secara

mendalam, bank syariah merupakan bank yang sarat dengan risiko. Karena dalam

menjalankan aktivitasnya banyak berhubungan dengan produk-produk bank yang

mengandung banyak risiko seperti produk mudharabah, musyarakah, dan sebagainya.

Oleh karenanya para pejabat bank syariah harus dapat mengendalikan risiko seminimal

mungkin dalam rangka untuk memperoleh keuntungan yang optimum.

Secara spesifik, risiko-risiko yang akan dihadapi oleh perbankan syariah dalam

kegiatannya yaitu meliputi risiko likuiditas (liquidity risk), risiko pembiayaan/kredit

(credit risk), risiko hukum (legal risk), risiko pasar (market risk), risiko operasional

(operational risk), risikop reputasi (reputation risk), dan risiko modal (capital risk).

Perbankan syariah tidak akan berhadapan dengan risiko tingkat suku bunga secara

langsung, karena bank syariah tidak menggunakan instrumen bunga dalam

operasionalnya.

Dalam makalah ini, akan dijelaskan meskipun tidak secara rinci tentang

pengertian, penyebab, dan manajemen dari masing-masing risiko-risiko yang telah

disebutkan di atas.

Page 2: Manajemen Risiko Makalah Konsep

B. DEFINISI RISIKO

Kata risiko berasal dari bahasa inggris “risk”, yang artinya berarti ketidakpastian

dari pada kerugian (uncertainly of loss).1

C. JENIS-JENIS RISIKO BANK SYARIAH

Bisnis perbankan baik itu bank konvensional ataupun bank syariah akan

berhadapan dengan berbagai jenis risiko. Risiko perbankan syariah diantaranya adalah

sebagai berikut :

a) Risiko Modal (capital risk)

Unsur lain dari risiko yang berhubungan dengan perbankan adalah risiko modal

(capital risk) yang merefleksikan tingkat leverage yang dipakai oleh bank. Salah satu

fungsi modal adalah melindungi para penyimpan dana terhadap kerugian yang terjadi

pada bank.

Risiko modal berkaitan dengan kualitas aset. Bank yang menggunakan sebagian

besar dananya untuk mendanai aset yang berisiko perlu memiliki modal penyangga yang

besar untuk sandaran bila kinerja aset-aset itu tidak baik.2

b) Risiko Likuiditas

Risiko antara lain disebabkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah

jatuh tempo. Bank memiliki dua sumber utama bagi likuiditasnya, yaitu aset dan

liabilitas.3

c) Risiko Kredit/ Pembiayaan

Resiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan

atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya.

Hal ini terjadi sebagai akibat terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau

melakukan investasi karena dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditasnya 1 Mulyani, Risiko dalam perbankan dan asuransi, http://risiko dalam perbankan dan asuransi.blogspot.com risiko dalam perbankan dan asuransi.html di kutip pada 19/05/2011.2 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP), 2005, hlm 358.3 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005, hlm 60.

Page 3: Manajemen Risiko Makalah Konsep

sehingga penilaian kredit menjadi kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai

kemungkinan resiko untuk usaha yang dibiayainya.

d) Risiko Pasar

Resiko pasar adalah resiko kerugian yang dapat dialami bank melalui portofolio

yang dimilikinya sebagai akibat pergerakan variabel pasar (adverse movement) yang

tidak menguntungkan. Variabel pasar yang dimaksud adalah suku bunga (interest rate)

dan nilai tukar (foreign exchange rate).

Meskipun bank syariah tidak berurusan dengan tingkat suku bunga, namun bagi

Indonesia yang menerapkan dual banking system resiko ini akan berpengaruh secara

tidak langsung yaitu pada pricing, mengingat nasabah yang dijangkau oleh bank syariah

bukan saja nasabah-nasabah yang loyal secara penuh terhadap syariah, tetapi juga

nasabah-nasabah yang akan menempatkan dananya ke tempat-tempat yang akan

memberikan keuntungan maksimal baginya tanpa memperhitungkan halal atau haramnya

e) Risiko Operasional

Resiko operasional adalah resiko akibat kurangnya (deficiencies) sistem informasi

atau sistem pengawasan internal yang akan menghasilkan kerugian yang tidak

diharapkan. Resiko ini mencakup kesalahan manusia (human error), kegagalan sistem,

dan ketidakcukupan prosedur dan kontrol yang akan berpengaruh pada opersional bank.

f) Risiko Hukum

Resiko hukum adalah terkait dengan resiko bank yang menanggung kerugian

sebagai akibat adanya tuntutan hukum, kelemahan dalam aspek legal atau yuridis.

Kelemahan ini diakibatkan antara lain oleh ketiadaan peraturan perundang-undangan

yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak terpenuhinya syarat-syarat

syahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.4

g) Risiko Reputasi

4 Hendro Wibowo, Manajemen Risiko Bank Syariah , http://hndwibowo.blogspot.com/2008/06/ manajemen risiko bank syariah.html, di kutip pada 20/05/2011.

Page 4: Manajemen Risiko Makalah Konsep

Resiko reputasi adalah resiko yang timbul akibat adanya publikasi negatif yang

terkait dengan kegiatan usaha bank atau karena adanya persepsi negatif terhadap bank.

Hal-hal yang sangat berpengaruh pada reputasi bank antara lain adalah; manajemen,

pelayanan, ketaatan pada aturan, kompetensi, fraud dan sebagainya.

D. MANAJEMEN RISIKO BANK SYARIAH

1. Defenisi Manajemen Resiko

Manajemen Resiko diartikan sebagai rangkaian prosedur dan metodologi yang

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan resiko

yang timbul dati kegiatan usaha Bank.5

2. Manajemen Risiko Pembiayaan Bank Syariah

Risiko pembiayaan muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan

pokok dan yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya. Penyebab utama

terjadinya risiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau

melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas,

sehingga penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan

risiko usaha yang dibiayainya.

Resiko menjadi semakin terlihat manakala perekonomian mengalami krisis atau

resesi. Kelesuan ekonomi akan berdampak langsung pada menurunnya omzet penjualan

perusahaan, sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan untuk dapat memenuhi

kewajiban membayar utang-utangnya. Demikian pula jika terjadi kenaikan tingkat bunga.

Kerugian bagi bank semakin bertambah apabila ternyata jaminan bagi pemberian

kredit tidaklah memadai atau meng-cover pinjaman yang diberikan. Bank akan

mengalami kesulitan yang berat jika ia terbelit dengan masalah kredit macet yang

terlampau besar.6

a. Pembiayaan Ijarah : Resiko yang timbul dan penyebabnya7

5 Rahmani Timorita Yulianti, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, http://master-islamic.ac.id, di kutip pada 20/05/2011.6 Zainul Arifin, Dasar-Dasr Manajemen Bank Syariah...hlm 210.7 http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/manajemen pengawasan risiko pada produk-pruduk bank syariah .html di kutip pada 20/05/2011.

Page 5: Manajemen Risiko Makalah Konsep

Jika barang milik bank, timbul resiko tidak produktifnya asset iajarah karena tidak

adanya nasabah.

Jika barang bukan milik bank, timbul resiko rusaknya barang oleh nasabah karena

pemakaian tidak normal.

Dalam hal jasa tenaga kerja yang disewakan bank kemudian disewakan kepada

nasabah, timbul resiko tidak performnya pemberi jasa.

Penyelesaian :

Resiko yang timbul karena ketiadaan nasabah merupakan bussines risk yang tidak

dapat dihindari.

Jika resiko timbul karena pemakaian di luar normal, Bank dapat menetapkan

kovenan ganti rugi kerusakan barang yang tidak disebabkan oleh pemakaian

normal.

Jika resiko yang timbul karena tidak perform-nya pemberi jasa, Bank dapat

menetapkan kovenan bahwa resiko tersebut merupakan tanggung jawab nasabah

karena pemberi jasa dipilih sendiri oleh nasabah.

b. Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT).

Resiko yang bisa timbul adalah ketidakmampuan nasabah membayar

angsuran dalam jumlah besar di akhir periode. Sedangkan penyebabnya yaitu jika

pembayaran dilakukan dengan sistem Ballon Payment (pembayaran angsuran dalam

jumlah besar di akhir periode). Risiko tersebut dapat diselesaikan dengan cara

memperpanjang jangka waktu sewa.

c. Pembiayaan Salam dan Istishna

Karena kedua skim ini barang diserahkan di akhir akad, maka resiko yang

akan dihadapi adalah gagal serah barang dan resiko jatuhnya harga barang. Cara

untuk meyelesaikannya adalah sebagai berikut :

Page 6: Manajemen Risiko Makalah Konsep

Resiko jatuhnya harga barang diantisipasi dengan menetapkan bahwa jenis

pembiayaan ini hanya dilakukan atas dasar kontrak/pesanan yang telah ditentukan

harganya.

Resiko gagal serah dapat diantisipasi bank dengan menetapkan kovenan resiko

kolateral 220 %, yaitu 100 % lebih tinggi daripada rasio standar 120 %.

d. Pembiayaan Mudharabah/Musyarakah8

Kontrak mudharabah dijalankan oleh bank syariah, maerupakan suatu

kontrak peluang investasi yang mengandung banyak risiko tinggi. Sebab model

kontrak tersebut sarat dengan asymmetric information. Arsimetrik informasi adalah

kondisi yang menunjukkan sebagai investor mempunyai informasi dan yang lainnya

tidak memilikiinya. Arsimetrik informasi yang dilakukan agen dalam kontrak

keuangan biasanya berbentuk moral hazard dan adverse selection. Sadr dan Iqbal

mengatakan : adverse selection terjadi pada kontrak utang ketika peminjam memiliki

kualitas yang tidak baik atas kredit diluar batas ketentuan tingkat keuntungan tertentu,

dan moral hazard terjadi ketika melakukan penyimpangan atau menimbulkan risiko

yang lebih besar dalam kontrak.

Dalam kontrak mudharabah, ketika proses produksi dimulai, maka agen

menunjukkan etika baiknya atas tindakan yang telah disepakati bersama. Namun

setelah berjalan, muncul tindakan yang tidak terkendalikan yaitu moral hazard

( tindakan yang tidak dapat diamati) dan adserve selection ( etika pengusaha yang

secara melekat yang tidak dapat diketahui oleh pemilik modal). Dari uraian di atas,

terlihat bahwa masalah asimetrik informasi adalah sangat berhubungan erat dengan

masalah keuangan atau investasi. Terlebih jika dikaitkan dengan kontrak keuangan

mudharabah.

Penyimpangan-penyimpangan berupa asymmetric information dalam

kontrak mudharabah dapat diminimalisasikan, sehingga dapat mengoptimalkan hasil

investasinya. Dalam kaitan ini Presley dan Session menunjukkan cara-cara untuk

mengendalikan asimetrik informasi dalam kontrak mudharabah yang dikenal dengan

istilah “ incentive compatible constraints “.

8 Muhammad, Manajemen Bank Syariah...hlm 365.

Page 7: Manajemen Risiko Makalah Konsep

Model yang disarankan oleh Presley dan Session tersebut kemudian

diadopsi oleh Karim (2000) untuk mengendalikan penerapan pembiayaan

mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Karim menjelaskan, bahwa : untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya risiko asimetrik informasi (moral hazard), maka

bank syariah (BMI) menerapkan sejumlah batasan-batasan tertentu ketika

menyalurkan pembiayaan kepada mudharib yaitu :

a) Menerapkan batasan agar porsi modal dari pihak mudharib-nya lebih besar dan

atau mengenakan jaminan.

b) Menetapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang risiko operasionalnya

lebih rendah

c) Menetapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis dengan arus kas yang

transparan

d) Menetapkan syarat agar mudharib melakukan bisnis yang biaya tidak

terkontrolnya rendah.

Batasan atau syarat tersebut merupakan bagian dari proses monitoring dan

supervisi bank syariah atas pembiayaan mudharabah yang disalurkan. Hasil

penelitian Sadr dan Iqbal (2000) menyimpulkan bahwa : dengan meningkatkan

pengawasan dan pemantauan, meminimalisasi asimetrik informasi dapat memperkecil

terjadinya masalah agensi.9

e. Pembiayaan Murabahah10

Resiko yang akan timbul yaitu tidak bersaingnya bagi hasil kepada dana

pihak ketiga. Sedangkan penyebab adalah kenaikan DCMR (Direct Competitors

Market Rate), kenaikan ICMR (InDirect Competitors Market Rate), kenaikan ECRI

(Expected Competitive Return For Investors). Solusinya yaitu dengan menetapkan

jangka waktu maksimal pembiayaan dengan mempertimbangkan :

Tingkat (marjin) keuntungan saat ini dan prediksi perubahan di masa mendatang

yang berlaku di pasar perbankan syariah (DCMR) semakin cepat perubahan

DCMR, semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan.9 Muhammad, Manajemen Bank Syariah...hlm 367.10 http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/manajemen pengawasan risiko pada produk-pruduk bank syariah .html di kutip pada 20/05/2011.

Page 8: Manajemen Risiko Makalah Konsep

Suku bunga kredit saat ini dan prediksi perubahannya di masa mendatang yang

berlaku di pasar perbankan konvensional (ICMR). Semakin cepat perubahan

ICRM, semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan.

Ekspektasi bagi hasil kepada Dana Pihak Ketiga yang kompetitif di pasar

perbankan syariah. Semakin besar perubahan ekspektasi tersebut diperkirakan

akan terjadi semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan.

3. Manajemen Risiko Likuiditas

Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari,

mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, memuaskan permintaan nasabah akan

pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi menarik dan

menguntungkan.

Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga

menganggu kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena

akan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya profitabilitas. Besar kecilnya

risiko ini banyak ditentukan oleh :

a. Kecermatan perencanaan arus kas (cash flow) atau arus dana berdasarkan prediksi

pembiayaan dan prediksi pertumbuhan dana-dana.

b. Ketepatan dalam mengatur struktur dana-dana termasuk kecukupan dana-dana non

bagi hasil.

c. Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas.

d. Kemampuan menciptakan akses ke pasar antarbank atau sumber dana lainnya.11

Mitigasi Resiko Likuidasi12 :a. Diversifikasi terhadap sumber pendanaan.b. Tersedianya hubungan dengan sumber/kelompok pendanaan.c. Pemeliharaan terhadap tingkat/level likuiditas (cash,money at call, marketabe

securities).d. Arranging standby facilities.e. Skema Asuransi pendanaan kontrol atas kesesuaian maturity assets dan liabilities.

11 Muhammad, Manajemen Bank Syariah...hlm 359.12 Zulfikar, Manajemen Bank Syariah, http://belajar bank –syariah.blogspot.com/2007/07/manajemen risiko bank syariah.html di kutip pada 20/05/2011.

Page 9: Manajemen Risiko Makalah Konsep

4. Manajemen Risiko Operasional Bank Syariah

Dalam manajemen risiko ada beberapa komponen yang relevan dengan risiko

operasional yaitu sistem informasi, pengawasan internal, kesalahan manusiawi (human

error), kegagalan sistem, dan ketidakcakupan prosedur dan kontrol.

Penerapan manajemen risiko dari nol memang tidaklah mudah. Untungnya ada

model yang cocok untuk dicontoh. Kelompok industri lain mempunyai metode

pengelolaan risiko operasioanal yang sangat mapan, layak dan teruji diantaranya yaitu :

a. Mengidentifikasi hazard

Mempertimbangkan semua aspek dari situasi saat ini dan masa yang akan

datang, lingkungan dan masalah yang secara historis diketahui. Pengidentifikasian

hazard harus disekati bersama-sama karena tidak seorangpun yang dapat

melakukannya sendiri dengan sukses.

b. Menaksir risiko

Tahap berikutnya adalah menganalisis risiko yang terkait, bagaimana dan

berapa besar kemungkinannya. Konsep penting yang lain adalah interaksi. Interaksi

terjadi bila dua buah hazard terjadi bersama-sama sekaligus.

c. Menganalisis kadar pengawasan risiko

d. Membuat keputusan pengawasan risiko

e. Menerapkan pengawasan

Ini adalah tahap dimana manfaat dari persiapan dan pemikiran yang hati-hati

menjadi jelas. Dalam rangka mencapai kesuksesan dalam penerapan pengawasan,

haruslah ditemukan kebutuhan mutlak untuk mendapatkan satu pendekatan

menyeluruh terhadap risiko operasional.13

f. Supervisi dan evaluasi.

5. Manajemen Risiko Pasar14

13 Muhammad, Manajemen Bank Syariah...hlm 360.14 Zulfikar, Manajemen Bank Syariah, http://belajar bank –syariah.blogspot.com/2007/07/manajemen risiko bank syariah.html di kutip pada 20/05/2011.

Page 10: Manajemen Risiko Makalah Konsep

a) Resiko yang timbul akibat adanya perubahan variabel pasar, seperti : suku bunga,

nilai tukar, harga equity dan harga komoditas sehingga nilai portofolio/asset yang

dimiliki bank menurun.

b) Berdasarkan bank Indonesia, sebagai bank umum dengan prinsip syariah, maka

Bank Syariah hanya perlu mengelola resiko pasar yang terkait dengan perubahan

nilai tukar yang dapat menyebabkan kerugian Bank.

Pricing pada perbankan syariah yang berhubungan dengan resiko suku bunga :

Profit Murabahah tidak dapat ditingkatkan seiring dengan meningkatnya suku

bunga.

Harga komoditi (salam) ditetapkan dan dibayar dimuka pada saat kontrak/akad

ditandatangani.

Ijarah ditetapkan diawal tetapi dapat dinegoisasikan kembali di kemudian hari jika

kondisi ini telah ditetapkan sebelumnya didalam kontrak/akad.

Rasio bagi hasil (Mudharabah & Musyarakah) ditetapkan diawal namun dapat

dinegoisasikan kembali dikemudian hari jika nasabah (Counterparty) setuju.

Pricing Bank Konvensional akan mempengaruhi pricing di perbankan syariah

6. Fungsi Manajemen Resiko

a. Menetapkan arah dan risk appetite dengan mengkaji ulang secara berkala dan

menyetujui risk exposure limits yang mengikuti perubahan strategi perusahaan.

b. Menetapkan limit umumnya mencakup pemberian kredit, penempatan non kredit,

asset liability management, trading dan kegiatan lain seperti derivatif dan lain-

lain.

c. Menetapkan kecukupan prosedur atau prosedur pemeriksaan (audit) untuk

memastikan adanya integrasi pengukuran resiko, kontrol sistem pelaporan, dan

kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur yang berlaku.

d. Menetapkan metodologi untuk mengelola resiko dengan menggunakan sistem

pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dengan sistem komputerisasi sehingga

dapat diukur dan dipantau sumber resiko utama terhadap organisasi Bank.

Page 11: Manajemen Risiko Makalah Konsep

E. PENUTUP

Berdasarkan paparan makalah kami di atas, ada beberapa yang perlu dipahami

yaitu bahwa tidak ada satupun bisnis atau investasi yang tidak mengandung risiko. Risiko

yaitu ketidakpastian daripada kerugian (uncertainlt of loss).

Oleh karenanya, perlu adanya penerapan manajemen dalam rangka meminimalisir

risiko-risiko tersebut sehingga bank dapat meningkatkan profitabilitasnya. Untuk

menerapkan manajemen tersebut memang tidak mudah dan oleh karena itu harus ada

suatu kerjasama antara satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah sistem

manajemen yang kuat.

Page 12: Manajemen Risiko Makalah Konsep

Tak lain dengan bank konvensional, bank syariah juga menghadapi risoko yang

tak jauh berbeda. Perbedaan yang paling mendasar yaitu bank syariah tidak akan

berhadapan langsung dengan risiko tingkat suku bunga, karena bank syariah tidak

menggunakan instrumen tersebut dalam operasionalnya.

Akan tetapi, jika di pahami dengan saksama, bank syariah lebih syarat dengan

risiko-risiko karena bank syariah menggunakan produk-produk yang rentan terhadap

risiko seperti mudharabah dan musyarakah.

Kesimpulannya, manajemen risiko disini sangatlah penting dan mendukung

berhasil tau tidaknya bank dalam melaksanakan tugasnya. Tidak hanya kerjasama intern,

kerjasama ekstern juga harus diperhatikan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Risiko dalam perbankan dan asuransi, http://risiko dalam perbankan dan

asuransi.blogspot.com risiko dalam perbankan dan asuransi.html

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan

(UPP), 2005, hlm 358.

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta : Pustaka Alvabet, 2005,

hlm 60.

HendroWibowo,ManajemenRisikoBankSyariah,http://hndwibowo.blogspot.com/2008/06/

manajemen risiko bank syariah.html.

Page 13: Manajemen Risiko Makalah Konsep

Rahmani Timorita Yulianti, Manajemen Risiko Perbankan Syariah, http://master-

islamic.ac.id,

http://shariahlife.wordpress.com/2007/01/16/manajemen pengawasan risiko pada

produk-pruduk bank syariah .html.

Zulfikar,ManajemenBankSyariah,http://belajarbanksyariah.blogspot.com/2007/07/

manajemen risiko bank syariah.html.