makalah manajemen risiko upload
TRANSCRIPT
MAKALAH MANAJEMEN RISIKO
DOSEN : SURYA BUDIMAN, SE, MBA
DISUSUN OLEH :
ANDRY REZEKY 2008050418
AHMAD SUSILO 2008050472
SEMESTER VI (ENAM) A PEMASARAN MALAM
EKONOMI MANAJEMEN (S1)
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki potensi besar dan prospek yang cerah untuk tampil sebagai
kekuatan baru perekonomian dunia. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan di berbagai
sektor terutama sektor industri serta pembangunan infrastruktur yang semakin
kondusif bagi para pelaku usaha. Demikian pula halnya dengan industri keuangan non
PT BFI Finance Indonesia di Indonesia.
Dalam penerapan Manajemen Risiko di Industri keuangan non Bank PT BFI Finance
Indonesia di Indonesia masih banyak yang harus dilakukan antara lain
mempersiapkan SDM baik secara kualitas maupun kuantitas, database, infrastruktur
lainnya seperti metodologi dan lain-lain. Untuk memenuhi harapan para pelaku
ekonomi dan dalam usaha menciptakan budaya sadar risiko, maka dibutuhkan suatu
wadah yang secara konsisten dapat memfasilitasi kebutuhan akan suatu kajian
terhadap perkembangan Manajemen Risiko di Indonesia.
B. PERUMUSAN MASALAH
Pengelolaan manajemen risiko sangat penting sekali untuk mengatasi permasalahan
yang ada sehingga permasalahan yang ada baik itu permasalahan kecil maupun
permasalahan besar dapat diselesaikan dengan baik. karena hal itulah maka yang
menjadi permasalahan yaitu :
Bagaimana proses manajemen risiko di PT. BFI Finance Indonesia
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan Tujuan penyusunan makalah ini yaitu :
ii
Untuk mengetahui manajemen risiko yang di terapkan di PT. BFI Indonesia
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN RISIKO
Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata
tersebut mempunyai konotasi yang negatif atau sesuatu kejadian yang tidak kita
harapkan. Berikut ini definisi risiko menurut beberapa ahli :
Arthur Williams dan Richard, M. H.
”Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode
tertentu”
Vaughan
mendefinisikan risiko yaitu :
Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Kamus Besar Bahasa Indonesia
"Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan"
B. PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelola risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi
risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul
oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta
tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang
dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
iii
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang
dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain
pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia,
khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
C. PENGERTIAN DAN KONSEP MANAJEMEN RISIKO KREDIT
Risiko kredit merupakan risiko yang paling signifikan dari semua risiko yang
menyebabkan kerugian potensial. Risiko kredit adalah risiko yang terjadi karena
kegagalan debitur, yang menyebabkan tak terpenuhinya kewajiban untuk membayar
hutang. Secara garis besar, risiko kredit dapat dibagi menjadi 3 (tiga): risiko default,
risiko exposure, dan risiko recovery. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai
aktivitas, antara lain: pemberian kredit, transaksi derivatif, perdagangan instrumen
keuangan,.
Joel Bessis menyatakan, Manajemen risiko kredit mencakup dua hal, yaitu risiko
proses putusan kredit, sebelum putusan dibuat sampai menindaklanjuti komitmen
kredit, ditambah risiko pemantauan dan proses laporan. Selanjutnya diperlukan
pengukuran dari risiko kredit, antara lain menggunakan : limit systems and credit
screening, risk quality and ratings, serta credit enhancement. Sedangkan menurut PBI
(Peraturan Bank Indonesia), dinyatakan bahwa proses Manajemen Risiko sekurang-
kurangnya mencakup pendekatan pengukuran dan penilaian risiko, struktur limit dan
pedoman serta parameter pengelolaan risiko, sistim informasi manajemen dan
pelaporannya, serta evaluasi dan kaji ulang manajemen.
Stanley Fisher, menyatakan pengukuran diperlukan untuk memperbaiki manajemen
risiko dan mengurangi vulnerability, yang harus dilakukan sebagai bagian penting
dalam strategi regional jangka panjang. Kehati-hatian dan pengawasan sistim
diperlukan agar dapat bertindak cepat dalam mengantisipasi pertumbuhan pasar yang
cepat.
iv
BAB III
PROFIL PT BFI FINANCE INDONESIA
A. SEJARAH PERUSAHAAN
PT BFI Finance Indonesia, Tbk. (BFI) didirikan pada tahun 1982 sebagai perusahaan
patungan dengan Manufacturer Hanover Leasing Corporation (MHLC), Amerika
Serikat, dengan saham sebesar 70%, dan sisanya dimiliki oleh orang Indonesia. Pada
tahun 1986, MHLC menjual sahamnya kepada grup Ongko.
Pada tahun 1990, BFI mendapatkan izin sebagai perusahaan Multi Finance, dari
sebelumnya hanya sebagai perusahaan leasing; kemudian berganti nama menjadi PT.
Bunas Finance Indonesia. BFI mulai melebarkan sayap di bidang leasing (sewa guna
usaha), consumer financing (pembiayaan konsumen) dan factoring (anjak piutang).
Diakhir Mei 1990, BFI mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
Surabaya (BES), sekarang menjadi PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Setelah melaksanakan restrukturisasi keuangan antara tahun 1998 hingga 2000
sebagai akibat dari krisis ekonomi yang terjadi di Asia termasuk Indonesia. BFI
menyelesaikan proses restrukturisasi keuangan tersebut pada tahun 2001, dan
mendapat dukungan yang besar dari para pemegang saham baru. Sebagai
dampaknya, BFI tumbuh menjadi perusahaan dengan neraca yang sehat dan bersih,
didukung oleh para profesional yang mempunyai kemampuan di bidangnya, dan
memilki jaringan bisnis yang luas dalam mengejar peluang bisnis baru di Indonesia.
Lebih lanjut, bisnis BFI beralih ke pembiayaan DANA TUNAI dengan agunan
BPKB motor atau mobil bekas dan pembiayaan cicilan mobil baik untuk produktif
maupun komersial, terutama bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) maupun
wirausaha. Strategi tersebut dinilai berhasil, terbukti dengan peningkatan
pertumbuhan perusahaan, performa keuangan yang sehat dan kualitas kredit yang
baik. Saat ini BFI telah memiliki lebih dari 100 cabang yang tersebar diseluruh
Indonesia, dan didukung oleh lebih dari 2,000 karyawannya, BFI mampu
mendapatkan dan memproses aplikasi serta menagih piutang secara efisien dan
terbukti dengan beberapa penghargaan terkait dengan pencapaian tersebut.
v
B. VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Visi
Menjadi partner solusi keuangan yang turut berkontribusi terhadap peningkatan taraf
hidup masyarakat.
Misi
Menyediakan solusi keuangan yang terpecaya dan efektif kepada konsumen kami
Mencapai tingkat pengembalian modal yang superior dan menciptakan gambaran positif di pasar modal
Menyediakan tempat kerja yang kondusif, adil dan menantang yang akan mendorong potensi terbaik dari para karyawan
Membangun hubungan kemitraan jangka panjang dengan partner bisnis kami berdasarkan saling percaya dan menguntungkan
Memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dimana kami beroperasi
C. PRODUK PT BFI
Produk-produk BFI disiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen, berupa:
o Kredit Cicilan Mobil (KCM), terdiri dari:
Mobil baru
Mobil bekas – Standar
o Pembiayaan Konsumen, terdiri dari:
Mobil bekas - SME (Small & Medium Enterprises)
Motor bekas – SME (Small & Medium Enterprises)
vi
BAB IV
PENGELOLAAN MANAJEMEN RISIKO PADA
PT. BFI FINANCE INDONESIA
A. IDENTIFIKASI RISIKO
Risiko yang sering timbul pada PT. BFI Finance Indonesia adalah :
1. RISIKO KREDIT
Risiko kredit (bahasa Inggris: Credit risk) adalah merupakan suatu risiko kerugian
yang disebabkan oleh ketidak mampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajiban
pembayaran utangnya baik utang pokok maupun bunganya ataupun keduanya.
Adapun risiko kredit yang sering terjadi pada PT BFI Indonesia yaitu :
Risiko kredit macet pembiyaan dengan agunan mobil bekas
Risiko kredit macet pembiyaan dengan agunan motor bekas
Risiko kredit macet cicilan mobil baru dan bekas
2. RISIKO OPERASIONAL
Risiko Operasional adalah risiko Risiko operasional adalah risiko yang antara lain
disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi
operasional perusahaan. Risiko operasional dapat menimbulkan kerugian keuangan
secara langsung maupun tidak langsung dan kerugian potensial atas hilangnya
kesempatan memperoleh keuntungan. Risiko ini merupakan risiko yang melekat
(inherent) pada setiap aktivitas perusahaan.
Adapun risiko operasional yang sering mucul pada PT BFI Finance Indonesia yaitu :
Risiko kerusakaan kendaraan
Risiko kecelakaan kerja
Risiko manipulasi data
Risiko penjualan kembali kendaraan hasil sitaan.
Risiko Pencurian kendaraan hasil sitaan.
Risiko kerusakan data dan perangkat kantor
vii
Dalam pengidentifikasikan risiko kami menggunakan tehnik pengumpulan data
historis adapun data historis yang kami dapatkan yaitu :
DAFTAR KREDIT MACET
PT BFI FINANCE INDONESIA
KETERANGANJUMLAH NASABAH TOTAL KREDIT MACET
2008 2009 2010 2008 2009 2010
Pembiayaan Mobil Bekas 4.756 8.485 7.558 4.270.987.000 6.758.000.458 5.810.000.124
Pembiayaan Motor Bekas 14.354 11.485 17.213 9.270.987.000 6.758.000.458 13.810.000.124
Kredit Cililan Mobil Baru 1.645 2.324 1.594 2.270.987.000 3.758.000.458 2.010.000.124
Kredit Cicilan Mobil Bekas 4.856 9.387 8.137 1.370.987.000 4.758.000.458 3.810.000.124
TOTAL 25.611 31.681 34.502 17.183.948.000 22.032.001.832 25.440.000.496
DAFTAR RISIKO OPERASIONAL
PT BFI FINANCE INDONESIA
KETERANGANJUMLAH KEJADIAN
2008 2009 2010
Kerusakan Kendaraan 1242 789 978
Kecelakaan Kerja :
Kecelakaan Motor
Kecelakaan Mobil
247
1024
210
912
120
878
Manipulasi Data 135 98 102
Kerusakan Data 245 135 147
Kerusakan komputer dan
perangkat kantor lainnya578 471 271
Pencuriaan kendaraan
sitaan48 11 8
B. EVALUASI DAN PENGUKURAN RISIKO
viii
Setelah risiko diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah mengevaluasi dan mengukur
risiko. Evaluasi risiko pada PT BFI dilakukan rutin setiap tahunnya. Tujuan dari
evaluasi yang dilakukan secara berkala adalah untuk menemukan kendala-kendala serta
kelemahan dari pengelolaan resiko yang telah dilakukan perusahaan, sehingga dapat
dicarikan pemecahan yang lebih tepat untuk pengelolaan risiko tersebut.
Setelah dievaluasi maka tahap selanjutnya adalah pengukuran risiko, pengukuran risiko
yang dilakukan oleh PT BFI adalah sebagai berikut :
TYPE RISIKO TEHNIK PENGUKURAN
Risiko Kredit :
Risiko kredit macet
pembiyaan mobil bekas.
Credit Rating
Risiko kredit macet
pembiyaan motor bekasCredit Rating
Risiko kredit macet cicilan
mobil baru dan bekasCredit Rating
Risiko Operasional :
Risiko kerusakaan kendaraanMatriks Frekuensi dan siginifikan kerugian / VAR
Risiko kecelakaan kerja Matriks Frekuensi dan siginifikan kerugian / VAR
Risiko manipulasi data Matriks Frekuensi dan siginifikan kerugian / VAR
Risiko kerusakan data dan
perangkat kantorMatriks Frekuensi dan siginifikan kerugian / VAR
Risiko penjualan kembali
kendaraan hasil sitaan.Matriks Frekuensi dan siginifikan kerugian / VAR
Risiko Pencurian kendaraan
hasil sitaan.Matriks Frekuensi dan siginifikan kerugian / VAR
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan oleh PT BFI maka di dapatkan hasil sebagai berikut :
JENIS RISIKO PROBABILITAS DAMPAK KERUGIAN
ix
BAGI PERUSAHAAN
Risiko kredit macet
pembiyaan mobil bekas.
Sedang Berdampak sedang terhadap
kelangsungan hidup perusahaan
Risiko kredit macet
pembiyaan motor bekas
Sedang Berdampak sedang terhadap
kelangsungan hidup perusahaan
Risiko kredit macet
cicilan mobil baru dan
bekas
Sedang Berdampak sedang terhadap
kelangsungan hidup perusahaan
Risiko kerusakaan
kendaraan
Tinggi Berdampak kecil terhadap
keuangan perusahaan tetapi
berdampak besar terhadap
operasional perusahaan
Risiko kecelakaan kerja Rendah Berdampak kecil terhadap
keuangan perusahaan tetapi
berdampak besar terhadap
operasional perusahaan
Risiko manipulasi data Rendah Berdampak besar terhadap
kelangsungan hidup perusahaan
Risiko kerusakan data
dan perangkat kantor
Sangat Rendah Berdampak kecil terhadap
keuangan perusahaan tetapi
berdampak besar terhadap
operasional perusahaan
Risiko penjualan
kembali kendaraan hasil
sitaan.
rendah Berdampak kecil terhadap
kelangsungan hidup perusahaan
Risiko Pencurian
kendaraan hasil sitaan.
Sangat Rendah Berdampak besar terhadap
kelangsungan hidup perusahaan
Ket :
Probabilitas sangat rendah = Jarang Sekali Terjadi
Probabilitas rendah = Jarang Terjadi
x
Probabilitas sedang = Sering Terjadi
Probabilitas Tinggi = Sangat Sering Terjadi
C. PENGELOLAAN KREDIT
1. RISIKO KREDIT
Pengelolaan risiko kredit yang dilakukan oleh PT. BFI Finance Indonesia yaitu
dengan cara pengendalian risiko kredit adapun pengendalian risiko yang dilakukan
ialah :
a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Komisaris bertanggung jawab dalam melakukan persetujuan dan peninjauan
berkala atau sekurang-kurangnya secara tahunan mengenai strategi dan
kebijakan risiko kredit pada PT BFI Finance Indonesia. Strategi dan kebijakan
yang dimaksud yaitu mencerminkan batas toleransi Kredit terhadap risiko dan
tingkat probabilitas pendapatan yang diharapkan akan diperoleh secara terus
menerus dengan memperhatikan siklus dan perubahan kondisi ekonomi.
b. Memberlakukan Kriteria Pemberian Kredit Yang Sehat
Dalam melakukan penilaian secara komprehensif terhadap profil risiko
debitur. PT BFI Finance Indonesia mempertimbangkan beberapa Faktor dalam
persetujuan kredit antara lain meliputi:
tujuan kredit dan sumber pembayaran;
profil risiko terkini dari debitur dan agunan serta tingkat sensitivitas
terhadap perkembangan kondisi ekonomi dan pasar;
analisis kemampuan untuk membayar kembali, baik secara historis
maupun di masa yang akan datang berdasarkan perkembangan
keuangan historis dan proyeksi arus kas dengan berbagai scenario (ex
ante dan ex post analysis);
kemampuan bisnis debitur dan kondisi sektor ekonomi/usaha
peminjam serta posisi peminjam dalam industri tertentu;
persyaratan kredit yang diajukan, termasuk perjanjian yang dirancang
untuk membatasi perubahan eksposur risiko debitur di waktu yang
akan datang.
xi
c. Seleksi terhadap Transaksi Risiko Kredit
Seleksi yang dilakukan terhadap transaksi kredit dan komitmen dalam
mengambil eksposur risiko harus mempertimbangkan tingkat profitabilitas,
yang sekurang-kurangnya dilakukan dengan cara memastikan bahwa analisa
perkiraan biaya dan pendapatan telah dilakukan secara komprehensif dan
mencakup biaya operasional, biaya dana, dan biaya yang berhubungan dengan
estimasi terjadinya default dari debitur sampai diperolehnya pembayaran
penuh, serta perhitungan kebutuhan modal.
Penetapan harga (pricing) fasilitas kredit harus dilakukan secara konsisten
dengan memperhitungkan tingkat risiko dari transaksi yang bersangkutan,
khususnya kondisi debitur secara keseluruhan serta kualitas dan tingkat
kemudahan pencairan (marketability ) agunan yang dijadikan jaminan.
d. Analisis Persetujuan serta Pencatatan Kredit
Hal-hal yang dilakukan oleh PT BFI Finance Indonesia dalam analisis persetujuan
serta pencatatan kredit yaitu :
Prosedur pengambilan keputusan untuk pinjaman dan atau komitmen,
khususnya apabila melalui pendelegasian wewenang, harus diformalkan
secara jelas sesuai dengan karakteristik PT BFI Finance Indonesia (ukuran,
organisasi, jenis aktivitas, dan kompleksitas transaksi) serta harus
didukung oleh sistem yang dimiliki oleh PT BFI Finance Indonesia.
PT BFI Finance Indonesia memastikan bahwa kerangka kerja atau
mekanisme kepatuhan prosedur pendelegasian dalam mengambil
keputusan pemberian kredit dan atau komitmen terdapat pemisahan fungsi
antara yang melakukan persetujuan, analisis dan administrasi kredit.
PT BFI Finance Indonesia memiliki satuan kerja yang melakukan review
guna menetapkan atau mengkinikan kolektibilitas atau kualitas transaksi
yang mengandung risiko kredit. Proses review tersebut sekurangkurangnya
dilakukan secara triwulanan yang meliputi klasifikasi eksposur risiko
kredit, penilaian kualitas (marketability) agunan, penentuan besarnya
provisi. Hasil review tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari arsip perkreditan.
xii
Dalam mengembangkan sistem administrasi kredit, PT BFI Finance
Indonesia memastikan:
efisiensi dan efektivitas operasional administrasi kredit, termasuk
pemantauan dokumentasi, persyaratan kontrak, perjanjian kredit (legal
aspect) dan pengikatan agunan;
akurasi dan ketepatan waktu informasi yang diberikan untuk sistem
informasi manajemen;
pemisahan fungsi/tugas (segregation of duties) yang layak;
kelayakan pengendalian seluruh prosedur back office, dan
kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur intern tertulis serta
ketentuan yang berlaku.
PT BFI Finance Indonesia menatausahakan dan mendokumentasikan
seluruh informasi kuantitatif dan kualitatif serta bukti-bukti material
dalam arsip (file) kredit yang digunakan dalam melakukan penilaian
dan kaji ulang.
PT BFI Finance Indonesia melengkapi catatan pada arsip perkreditan
sekurang kurangnya setiap triwulan, khususnya bagi debitur yang
memiliki tunggakan atau kredit yang diklasifikasikan serta juga
terhadap debitur yang mengakibatkan portofolio kredit terekspos risiko
yang tinggi (large exposures and loan concentration).
e. Memberlakukan Penetapan Limit
Dalam prosedur penetapan limit risiko kredit, PT BFI Finance Indonesia
antara lain harus menggambarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penetapan limit risiko kredit dan proses pengambilan keputusan/penetapan
limit risiko kredit.
PT BFI Finance Indonesia harus menetapkan limit untuk seluruh nasabah
atau counterparty sebelum melakukan transaksi dengan nasabah tersebut,
dimana limit tersebut dapat berbeda satu sama lain;
Limit untuk risiko kredit ditujukan untuk mengurangi risiko yang
ditimbulkan karena adanya konsentrasi penyaluran kredit. Limit yang
ditetapkan sekurang-kurangnya mencakup:
eksposur kepada nasabah atau counterparty;
eksposur kepada pihak terkait;
xiii
eksposur terhadap sektor ekonomi tertentu atau area geografis.
Limit untuk satu nasabah atau counterparty dapat didasarkan atas hasil
analisis data kuantitatif yang diperoleh dari informasi laporan keuangan
maupun hasil analisis informasi kualitatif yang dapat bersumber dari hasil
interview dengan nasabah.
Penetapan limit risiko kredit harus didokumentasikan secara tertulis dan
lengkap yang memudahkan penetapan jejak audit (audit trail) untuk
kepentingan auditor intern maupun ekstern.
2. RISIKO OPERASIONAL
Pengelolaan risiko Operasional yang dilakukan oleh PT. BFI Finance Indonesia ialah :
a. Risiko kerusakaan kendaraan
PT. BFI Finance Indonesia melakukan pendanaan terhadap risiko kendaraan
dengan melakukan pemeliharaan dan perawatan kendaraan operasional.
Pemeliharaan dan Perawatan yang dilakukan yaitu melakukan service berkala
minimal satu bulan sekali dan mengganti spareparts yang rusak khusus untuk
kendaraan operasional roda empat. Dan untuk kendaraan operasional roda dua
PT. BFI Finance Indonesia mewajibkan karyawan bagian lapangan memiliki
motor sendiri sehingga PT. BFI Finance Indonesia tidak melakukan
pemeliharaa kendaraan akan tetapi PT. BFI Finance Indonesia memberikan
uang perawatan kendaraan setiap bulannya kepada karyawan bagian lapangan.
b. Risiko kecelakaan kerja
Dalam pengelolaan risiko kecelakaan kerja PT BFI Finance Indonesia
mentransfer risiko tersebut ke perusahaan asuransi.
c. Risiko manipulasi data
Untuk risiko manipulasi data PT. BFI Finance Indonesia melakukan
pengendalian risiko tersebut dengan menerapkan system operasional yang
sangat ketat sehingga peluang karyawan untuk melakukan manipulasi data
sangat kecil sekali. Dan PT. BFI Finance Indonesia memberlakukan sanksi
yang tegas terhadap oknum karyawan yang ketahuan melakukan manipulasi
data. Adapuan sanksi yang diberikan oleh PT. BFI Finance Indonesia yaitu
pumutusan kontrak kerja dan penyerahan hukuman kepada berwajib
xiv
d. Risiko penjualan kembali kendaraan hasil sitaan
Pengelolaan risiko penjualan kembali kendaraan hasil sitaan yang dilakukan
oleh PT. BFI Finance Indonesia yaitu dengan cara menjual kepada pedagang
mobil/motor seken (bekas) dengan cara cash maupun kredit.
e. Risiko Pencurian kendaraan hasil sitaan.
Untuk menghindari risiko pencurian kendaraan hasil sitaan PT. BFI Finance
Indonesia melakukan pengamanan dengan cara menempatkan satu orang
petugas pengamanan dan memasang CCTV di ruangan penyimpanan
kendaraan hasil sitaan.
f. Risiko kerusakan data dan perangkat kantor
Dalam pengelolaan risiko kerusakaan data PT. BFI Finance Indonesia
melakukan perawatan software secara berkala dan memback up semua data
yang ada dengan pencatatan manual dan komputerisasi. Untuk kerusakaan
perangkat kantor PT. BFI Finance Indonesia melakukan pendanaan risiko
tersebut dengan cara mengganti perangkat kantor yang rusak.
D.REVISIT
Revisi yang perlu dilakukan PT BFI Finance Indonesia adalah pada pengelolaan risiko
kredit macet motor, selama ini PT BFI Finance Indonesia dalam memberikan kredit
jaminan BPKB motor kurang menerapkan kreteria pemberian kredit yang
sehat,seharusnya PT BFI Finance Indonesia lebih selektif lagi dalam pemberian kredit
dengan jaminan BPKB motor sehingga risiko kredit macetnya semakin berkurang.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Risiko kredit yang sering terjadi pada PT BFI Indonesia yaitu :
Risiko kredit macet pembiyaan dengan agunan mobil bekas
Risiko kredit macet pembiyaan dengan agunan motor bekas
xv
Risiko kredit macet cicilan mobil baru dan bekas
Risiko operasional yang sering mucul pada PT BFI Finance Indonesia yaitu :
Risiko kerusakaan kendaraan
Risiko kecelakaan kerja
Risiko manipulasi data
Risiko penjualan kembali kendaraan hasil sitaan.
Risiko Pencurian kendaraan hasil sitaan.
Risiko kerusakan data dan perangkat kantor
B. SARAN
Dalam hal ini penyusun hanya bisa menyarankan agar PT BFI Finance Indonesia
dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas baik itu SDM, Teknologi serta
kualias pelayanan terhadap nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Pedoman operasional PT. BFI Finance Indonesia.
www.wikipedia.com
www.scrib.com
Ali, Masyhud, Manajemen Risiko (Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi
Tantangan Globalisasi Bisnis, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006
xvi
Dr. Mambuh M. Hanfafi, M.B.A, Manajemen Risiko, Yogyakarta, UPPSTIM YKPN,
2009
xvii