manajemen pengetahuan dan implementasi iso 9001-oleh penulis lipi

2
Situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia  (ISSN 2086-5309)  http://www.lipi.go.id [opini] Mana jem en Pengetahuan dan Implementasi ISO 9001 (2 /2) Rabu, 24 Februari 2010 oleh: Fahd Pahdepie  Bid ang K erja Sama Tek nik & Ja sa Ilmiah, Pusa t Pene lit ian S iste m Mut u da n Teknologi Penguj ian LI PI Bagaimana jika konsep knowledge management  ini dikaitkan dengan proses implementasi sistem manajemen mutu seperti yang terdapat dalam ISO 9001? Knowledge management tentu saja sangat berguna dalam rangka menciptakan dan memelihara budaya mutu yang telah dicanangkan sebuah perusahaan/organisasi, terutama pasca pasca-sertifikasi ISO 9001. Selama ini masalah yang sering muncul setelah penerapan (atau sertifikasi) ISO 9001 di sebuah perusahaan/organisasi (pemerintah maupun non-pemerintah) adalah pengelolaan dan peningkatan  berkesina m bun gan dari siste m mutu ISO 90 01 itu se ndiri pas ca-s ertifikasi. Masalah- masalah seperti m enurunny a motivasi seluruh un it perusahaan /organisas i (tidak sam a lagi seperti s aat ingin disertifikasi), bagaimana memberikan nilai tambah pada seluruh dokumen sistem mutu yang sudah dibuat, dan yang terpenting bagaimana memelihara budaya mutu sehingga kebijakan mutu dan sasaran mutu bisa terlaksana dengan  baik. Gagasan mengintegrasikan konsep knowledge management dalam penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001 pada prinsipnya adalah upaya membangun budaya mutu berbasis manajemen pengetahuan—bahwa st rategi- st rategi dan p endekatan manajem en p engetah uan san gat mungkin dil akuk an dalam rangka pengelolaan dan  pen ingkatan b erkel anjuta n ( continous quality impr oveme nt ) dari sistem mutu ISO 9001. Pada intinya penulis ingin mengatakan bahwa sebuah organisasi atau perusahaan yang menerapkan konsep knowledge management  dalam pelaksanaan sistem mutu ISO 9001 pasca-sertifikasi akan lebih mudah menciptakan  bud aya mutu daripada perus ahaa n/o rganis as i yan g tidak m eng ado ps i kons ep knowledge management . Pasalnya, sistem mutu ISO 9001 pada tataran yang lebih luas sebenarnya adalah sistem yang dibangun dengan pondasi kebijakan-kebijakan yang terdokumentasi dan dijalankan secara konsisten untuk membangun budaya mutu dalam sebuah perusahaan/organisasi. Budaya mutu ini hanya akan bisa dicapai jika sebuah perusahaan/organisasi secara konsisten dan berkelanjutan mampu memelihara dan mengelola motivasi, dokumentasi, dan sasaran sistem mutu dengan baik serta terus -menerus men-share d an menular kannya pad a s elur uh elemen/un it organisasi. Dokumentasi dan Budaya Mutu Misalnya, penyusunan dokumen mutu yang tepat serta sesuai dengan kondisi perusahaan/organisasi akan membantu percepatan dalam mewujudkan pencapaian visi, misi dan sasran mutu perusahaan/organisasi. Namun, dokumentasi saja ternyata tidak cukup untuk menciptakan “budaya mutu”. Sebuah dokumen mesti “berbunyi” dan mampu menjadi jembatan pengetahuan yang merepresentasikan sebuah nilai mutu—sehingga dokumen tersebut  ben ar-bena r bisa m enjadi unit pen dukun g dalam rangka m enc iptakan “bu day a m utu ” tadi. Jadi, yang terpenting sebenarnya bukan dukumennya atau bagaimana segalanya terdokumentasikan, tetapi lebih  pad a bag aim ana se tiap pen get ahu an (dari hu lu ke h il ir) da pat terdo kum ent as ik an den gan baik, se hingg a ketika un it sistem sewaktu-waktu berubah, pengetahuan yang sudah terdokumentasikan dalam sebuah dokumen mutu akan menjadi guidance dalam r angka pencap aian sas ran mutu yang dii ngink an. Dokum en ad alah s arana atau jem batan agar  pen get ahu an yan g terkandu ng di dalamnya bisa terekam ( recorded ) dengan baik dan bisa didistribusikan kepada seluruh elemen organisasi. Hal ini pulalah yang disasar oleh knowledge management , yakni bagaimana pengetahuan dapat teridentifikasi, terekam, terdistribusi, dan dapat dikelola dengan baik sehingga bisa menjadi aset perusahaan/organisasi yang tak ternilai harganya. Sebagaimana nilai substantif dan semangat dari konsep “dokumentasi” dalam sistem mutu ISO 9001, knowledge management juga menginginkan transformasi dari apa yang disebut  prop ertie s o f tac it k now led ge (kekayaan/aset pengetahuan yang tak diketahui/tak didokumentasikan) menuju  prop ertie s of exp lic it k now led ge (k ekayaan/ase t penget ahuan y ang diketahu/terdokum entas ik an). Tacit knowledge  adalah pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing individu yang berada dalam sebuah  perus ahaa n/o rganis as i; mi s alnya keahli an di s alah s atu bidang terten tu, kem ampuan atau keahli an unt uk mengelola dan atau mengoperasikan sebuah alat atau sistem tertentu, kemampuan untuk menuntun, melatih, atau membimbing 7/14/2011 LIPI www.lipi.go.id/www.cgi?cetakberita&1/2

Upload: bobby-im-sibarani

Post on 06-Jul-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Pengetahuan Dan Implementasi ISO 9001-Oleh Penulis LIPI

5/7/2018 Manajemen Pengetahuan Dan Implementasi ISO 9001-Oleh Penulis LIPI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-pengetahuan-dan-implementasi-iso-9001-oleh-penulis-lipi 1/3

 

Situs Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (ISSN 2086-5309) http://www.lipi.go.id 

[opini] Manajemen Pengetahuan dan Implementasi ISO 9001 (2/2)Rabu, 24 Februari 2010

oleh: Fahd Pahdepie

 Bidang Kerja Sama Teknik & Jasa Ilmiah, Pusat Penelitian Sistem Mutu dan

Teknologi Pengujian LIPI 

Bagaimana jika konsep knowledge management  ini dikaitkan dengan proses

implementasi sistem manajemen mutu seperti yang terdapat dalam ISO 9001?

Knowledge management tentu saja sangat berguna dalam rangka menciptakan dan

memelihara budaya mutu yang telah dicanangkan sebuah perusahaan/organisasi,

terutama pasca pasca-sertifikasi ISO 9001. Selama ini masalah yang sering muncul

setelah penerapan (atau sertifikasi) ISO 9001 di sebuah perusahaan/organisasi

(pemerintah maupun non-pemerintah) adalah pengelolaan dan peningkatan

 berkesinambungan dari sistem mutu ISO 9001 itu s endiri pasca-sertifikasi.

Masalah-masalah seperti menurunnya motivasi seluruh unit perusahaan/organisas i (tidak sama lagi seperti saat ingin

disertifikasi), bagaimana memberikan nilai tambah pada seluruh dokumen sistem mutu yang sudah dibuat, dan yang

terpenting bagaimana memelihara budaya mutu sehingga kebijakan mutu dan sasaran mutu bisa terlaksana dengan baik.

Gagasan mengintegrasikan konsep knowledge management dalam penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan

ISO 9001 pada prinsipnya adalah upaya membangun budaya mutu berbasis manajemen pengetahuan—bahwa

strategi-strategi dan pendekatan manajemen pengetahuan sangat mungkin dilakukan dalam rangka pengelolaan dan

 peningkatan berkelanjutan (continous quality improvement ) dari sistem mutu ISO 9001.

Pada intinya penulis ingin mengatakan bahwa sebuah organisasi atau perusahaan yang menerapkan konsep

knowledge management dalam pelaksanaan sistem mutu ISO 9001 pasca-sertifikasi akan lebih mudah menciptakan

  budaya mutu daripada perusahaan/organisasi yang tidak mengadopsi konsep knowledge management . Pasalnya,

sistem mutu ISO 9001 pada tataran yang lebih luas sebenarnya adalah sistem yang dibangun dengan pondasi

kebijakan-kebijakan yang terdokumentasi dan dijalankan secara konsisten untuk membangun budaya mutu dalamsebuah perusahaan/organisasi. Budaya mutu ini hanya akan bisa dicapai jika sebuah perusahaan/organisasi secara

konsisten dan berkelanjutan mampu memelihara dan mengelola motivasi, dokumentasi, dan sasaran sistem mutu

dengan baik serta terus-menerus men-share dan menularkannya pada s eluruh elemen/unit organisasi.

Dokumentasi dan Budaya Mutu

Misalnya, penyusunan dokumen mutu yang tepat serta sesuai dengan kondisi perusahaan/organisasi akan

membantu percepatan dalam mewujudkan pencapaian visi, misi dan sasran mutu perusahaan/organisasi. Namun,

dokumentasi saja ternyata tidak cukup untuk menciptakan “budaya mutu”. Sebuah dokumen mesti “berbunyi” dan

mampu menjadi jembatan pengetahuan yang merepresentasikan sebuah nilai mutu—sehingga dokumen tersebut

 benar-benar bisa menjadi unit pendukung dalam rangka menciptakan “budaya mutu” tadi.

Jadi, yang terpenting sebenarnya bukan dukumennya atau bagaimana segalanya terdokumentasikan, tetapi lebih

 pada bagaimana setiap pengetahuan (dari hulu ke hilir) dapat terdokumentas ikan dengan baik, sehingga ketika unit

sistem sewaktu-waktu berubah, pengetahuan yang sudah terdokumentasikan dalam sebuah dokumen mutu akan

menjadi guidance dalam rangka pencapaian sas ran mutu yang diinginkan. Dokumen adalah sarana atau jembatan agar 

 pengetahuan yang terkandung di dalamnya bisa terekam (recorded ) dengan baik dan bisa didistribusikan kepada

seluruh elemen organisasi.

Hal ini pulalah yang disasar oleh knowledge management , yakni bagaimana pengetahuan dapat teridentifikasi,

terekam, terdistribusi, dan dapat dikelola dengan baik sehingga bisa menjadi aset perusahaan/organisasi yang tak 

ternilai harganya. Sebagaimana nilai substantif dan semangat dari konsep “dokumentasi” dalam sistem mutu ISO

9001, knowledge management juga menginginkan transformasi dari apa yang disebut  properties of tacit knowledge

(kekayaan/aset pengetahuan yang tak diketahui/tak didokumentasikan) menuju   properties of explicit knowledge(kekayaan/aset pengetahuan yang d iketahu/terdokumentas ikan).

Tacit knowledge adalah pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing individu yang berada dalam sebuah

 perusahaan/organisas i; misalnya keahlian di salah satu bidang tertentu, kemampuan atau keahlian untuk mengelola

dan atau mengoperasikan sebuah alat atau sistem tertentu, kemampuan untuk menuntun, melatih, atau membimbing

7/14/2011 LIPI

www.lipi.go.id/www.cgi?cetakberita&… 1/2

Page 2: Manajemen Pengetahuan Dan Implementasi ISO 9001-Oleh Penulis LIPI

5/7/2018 Manajemen Pengetahuan Dan Implementasi ISO 9001-Oleh Penulis LIPI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-pengetahuan-dan-implementasi-iso-9001-oleh-penulis-lipi 2/3

 

sebuah pengetahuan tertentu secara tatap-muka ( face-to-face). Sedangkan explicit knowledge adalah kemampuan

untuk mendiseminasikan, mereproduksi, mengakses, atau mengembangkan secara lebih baik dari sebelumnya,

kemampuan untuk mentransfer pengetahuan melalui produk, model, atau proses lain yang s udah terdokumentas ikan

dengan baik.

Ketika sebuah perusahaan atau organisasi mampu mentransformasi tacit knowledge menuju explicit knowledge

mereka tidak akan tersandung masalah-masalah klasik seputar misalnya keahlian yang dimiliki seseorang, tetapi tidak 

dimiliki yang lainnya, sehingga meskipun ketika individu tersebut tidak ada di perusahaan/organisasi sistem atau

 proses yang membutuhkan keahliannya bisa tetap terlaksana dengan baik karena “pengetahuan”-nya sudah terekam

dalam sebuah dokumentas i yang bisa diakses dan dilakukan oleh s iapa saja.

Pada tataran yang lebih luas, knowledge management ingin menciptakan “budaya pengetahuan” (knowledge

culture) sebagai budaya organisasi/perusahaan (corporate culture), yakni ketika proses knowledge creation,

knowledge innovation, knowledge distribution and sharing , serta knowledge reproduction bisa menjadi kebiasaan

yang dilakukan dengan penuh kesadaran s ecara berkelanjutan oleh seluruh elemen organisas i/perusahaan.

Ketika budaya pengetahuan telah tercipta dalam sebuah organisasi, maka upaya untuk menerapkan budaya mutu

dalam organisasi tersebut akan menjadi proses yang mudah dilakukan. Sebab kebijakan dan sas ran-sasran mutu akan

dengan mudah didistribusikan dan disebarkan secara terus-menerus dari satu unit organisasi ke unit organisasi

lainnya.

Gagasan integrasi knowledge management ke dalam proses implementasi sistem mutu berdasarkan ISO 9001 ini tentusaja masih terbuka untuk didiksusikan dan diperdebatkan. Namun, sebagai sebuah tawaran, menjalankan proses

implementasi ISO 9001 dengan pendekatan dan staregi knowledge management rasanya akan menjadi isu yang

menarik dalam dunia bisnis dan manajemen di era ekonomi pengetahuan seperti sekarang ini. Sebab, sejauh ini satu-

satunya formulasi yang dipercaya mampu mengatasi masalah “corporate amnesia”, masalah krusial yang juga menjadi

agenda utama implementasi ISO 9001, adalah konsep knowledge management (Dalkir, 2005). (fp, afs)

» Kontak : Fahd Pahdepie

» CETAK HALAMAN INI

7/14/2011 LIPI

www.lipi.go.id/www.cgi?cetakberita&… 2/2

Page 3: Manajemen Pengetahuan Dan Implementasi ISO 9001-Oleh Penulis LIPI

5/7/2018 Manajemen Pengetahuan Dan Implementasi ISO 9001-Oleh Penulis LIPI - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-pengetahuan-dan-implementasi-iso-9001-oleh-penulis-lipi 3/3