manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing...

130
MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DKI JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Siti Khodijah Nurfizri 1111053100021 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH KONSENTERASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H

Upload: ngobao

Post on 03-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING

MANASIK HAJI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN

AGAMA DKI JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Siti Khodijah Nurfizri

1111053100021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTERASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M / 1436 H

Page 2: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

MANAJEMEN PELATIHAN SERTFIKASI PEMBIMBING MANASIK

HAJI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DKI

JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Disusun Oleh :

Siti Khodijah Nurfizri

Nim : 1111053100021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTERASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M / 1436 H

Page 3: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 4: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 5: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

i

ABSTRAK

Siti Khodijah Nurfizri, NIM : 1111053100021, Manajemen Pelatihan Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta,

dibimbing oleh Drs. Study Rizal, LK, MA.

Salah satu faktor keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji, khususnya dalam

hal pelaksanaan rangkaian manasik haji adalah adanya pembimbing manasik haji

yang mumpuni dari segi ilmu dan keahlian. Dalam melaksanakan tugas bimbinganya,

pembimbing harus bertindak profesional dalam segala keadaan, dengan pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik ini, peserta pelatihan diarahkan untuk meningkatkan

kualitas, kreativitas dan integritas pembimbing manasik haji agar mampu melakukan

aktualisasi potensi diri dan tugasnya secara profesional guna mewujudkan jamaah

haji yang mandiri dalam ibadah dan perjalanan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji mulai dari perencanaan (penetapan

tujuan, programing, penjadwalan, dan penganggaran), pengorganisasian, penggerakan

(pembimbingan, dan penjalin hubungan), serta pengawasan yang diterapkan oleh

pihak penyelenggara.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah

penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan makna dalam hal ini

mengenai gambaran manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik. Hal ini

sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002:3) yang

menyatakan “metode kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat

diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut dengan penelitian kualitatif karena

merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.

Hasil dari penelitian manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik

haji yaitu Kanwil Kemenag DKI telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan

baik mulai dari perencanaan (penetapan tujuan, programing, penjadwalan, dan

penganggaran), penorganisasian, penggerakan (pembimbingan dan penjalin

hubungan), dan pengawasan sesuai dengan teori-teori manajemen yang terdapat

dalam literature pustaka. Meskipun masih ada yang perlu diperbaiki dan

dimaksimalkan kinerjanya guna mencapai target yang diharapkan dalam mewujudkan

pembimbing manasik haji yang profesional.

Kata kunci : Pembimbing Manasik, Manajemen Pelatihan

Page 6: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah

memberikan bermacam-macam kenikmatan yang tak dapat terhitung oleh akal

manusia sekalipun. Shalawat seiring salam senantiasa tercurah limpahkan kepada

baginda besar kita Nabi Muhammad SAW. Sang pencerah yang telah membawa

umatnya dari zaman kebodohan hingga zaman globalisasi seperti saat ini yang

tauladannya selalu menjadi sandaran umat manusia.

Berkat karunia dan rahmat-Nyaalh amdulillah penyusun dapat menyelesaikan

Skripsi ini yang berjudul “Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta”. Penyusunan

skripsi ini adalah sebagai syarat Akhir program SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Konsentrasi Manajemen Haji danUmroh.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Sulit

rasanya untuk menyelsaikan skripsi ini tanpa bantuan semua pihak yang terkait

dikarenakan penulis hanyalah manusia biasa yang masih haus akan ilmu. Oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan tanda terimakasih kepada :

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.

Page 7: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

iii

3. Mulkanasir, BA, SPd, MM selaku Sekertaris Jurusan Manajemen

Dakwah.

4. Drs. Study Rizal, LK, MA selaku pembimbing Skripsi yang selalu

memberikan masukan, kritikan dan arahan kepada penulis sehingga

skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

5. Seluruh staff Kanwil Kemenag DKI Bidang Pembinaan dan Pelayanan

Haji dan Umroh yang telah bersedia memberikan informasi baik secara

lisan maupun tulisan.

6. Abi Safri dan Umi Titin yang terus memberikan carger ruhiyah, doa,

nasihat, dan motivasi yang terus menerus kepada ananda dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga tercinta teteh, aa, nenek, sepupu yang selalu memberikan

semangat, dukungan, dan nasihat yang luar biasa.

8. Seluruh sahabat seperjuangan Manajemen Haji dan Umroh angkatan 2011

yang telah memberikan semangat dan masukan untuk menyempurnakan

penulisan skripsi ini.

9. Kelompok liqo Tarbiyah Dzatiyah yang terus memotivasi agar skripsi ini

dapat dengan segera terlesaikan.

10. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memeberikan pelayanan dalam mencari referensi-referensi yang penulis

butuhkan selama kuliah dan penulisan skripsi.

Page 8: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

iv

11. Seluruh anggota LDK 18 UIN Jakarta dan IMM Cabang Ciputat yang

telah mewarnai perjalanan selama kuliah ini, yang telah menularkan

semngat juangnya untuk selalu bermanfaat dimanapun dan dalam konsdisi

apapun.

12. Seluruh pengurus LTQ Syahid UIN Jakarta yang terus mendoakan agar

penulis bisa dengan lancar menyelsaikan skripsi ini, serta masih banyak

lagi yang lainya yang tidak bisa penulis sebutkan.

Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, doa,

dan harapan kita semua mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Penulis sangat menyadari, bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, penulis memohon

maaf jika ada kekurangan serta ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu masukan dan saran sangat terbuka sebagai bahan penyempuraan untuk

selanjutnya. Semoga bermanfaat.Aamiin.

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Jakarta, Juli 2015 M

Ramadhan 1436 H

Siti Khodijah Nurfizri

1111053100021

Page 9: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………... v

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… vii

DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………... viii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah …………………………………… 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………… 6

D. Metode Penelitian ………………………………………………… 8

E. Tinjauan Pustaka …………………………………………………. 14

F. Sistematika Penulisan …………………………………………….. 15

BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG MANAJEMEN

PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK

HAJI

A. Konsep Manajemen Pelatihan …………………………………… 16

1. Pengertian Manajemen Pelatihan ……………………………. 21

2. Fungsi-fungsi Manajemen …………………………………… 26

3. Tujuan Pelatihan dan Langkah-langkah Manajemen

Pelatihan ……………………………………………………...

26

a. Analisis Kebutuhan ……………………………………… 28

b. Penentuan Tujuan Pelatihan ……………………………... 29

c. Pemilihan Metode Pelatihan …………………………….. 29

d. Evaluasi Pelatihan .……………………………………… 34

B. Konsep Sertifikasi Pembimbing Manasik ……………………….. 37

1. Pengertian Sertifikasi Pembimbing…………………………... 37

2. Pengertian Manasik Haji …………………………………….. 38

BAB III : GAMBARAN UMUM KANWIL KEMENAG DKI JAKARTA

A. Sejarah Berdirinya Kanwil Kemenag DKI Jakarta ……………… 41

B. Visi dan Misi kanwil Kemenag DKI Jakarta ……………………. 43

C. Susunan Organisasi Kanwil Kemenag DKI Jakarta …………….. 45

D. Tugas dan Fungsi Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil

Kemenag DKI Jakarta ……………………………………………

46

Page 10: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

vi

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN MANAJEMEN PELATIHAN

SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI

A. Manajemen Pelatihan …………………………………………… 49

1. Perencanaan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji .…....................................................................................

49

2. Pengorganisasian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji ………………………………………………...

69

3. Penggerakan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji ……………………………………………………….....

75

4. Pengawasan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji ….....................................................................................

82

B. Analisis ………………………………………………………….. 89

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………….. 93

B. Saran-Saran ………………………………………………….. 94

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. x

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………. xii

Page 11: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Pengurus Kanwil Kemenag DKI Jakarta ……………... 45

Tabel 3.2 Struktur Bidang Pelayanan Haji dan Umroh …………………... 46

Tabel 4.1 Daftar Calon Peserta Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji ……..……………………………………………………….

59

Tabel 4.2 Jadwal Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ………. 63

Tabel 4.3 Struktur Penyelenggara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji... 70

Tabel 4.4 Daftar Asesor Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik……... 72

Tabel 4.5 Daftar Narasumber Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji ……………………………………………………………...

73

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

…………………………………………………………………..

84

Tabel 4.7 Persentasi Kelulusan Peserta Pelatihan Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji ……………………………………………………

87

Page 12: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

viii

DAFTAR SINGKATAN

TPIHI : Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia

TPHI : Tim Pemandu Haji Indonesia

TKHI : Tim Kesehatan Haji Indonesia

Kanwil : Kantor Wilayah

Kemenag : Kementerian Agama

DKI : Daerah Khusus Ibukota

Kabag : Kepala Bagian

DPHU : Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh

RI : Republik Indonesia

UU : Undang-undang

Kepmen : Keputusan Menteri

MAS : Madrasah Aliyah Swasta

MAN : Madrasah Aliyah Negeri

MTsN : Madrasah Tsanawiyah Negeri

MTsS : Madrasah Tsanawiyah Swasta

KUA : Kantor Urusan Agama

KBIH : Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

Page 13: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 : Surat Penelitian Skripsi

Lampiran 3 : Surat Keterangan Hasil Penelitian

Lampiran 4 : Hasil Wawancara

Lampiran 5 : SK Peserta Sertifikasi

Lampiran 6 : SK Panitia Sertifikasi

Lampiran 7 : SK Narasumber Sertifikasi

Lampiran 8 : Keputusan Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi

Lampiran 9 : PMA No. 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

Lampiran 10 : Dokumentasi Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Page 14: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelatihan adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan. Pelatihan berorientasi pada

peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik, alasan

dilakukanya pelatihan adalah karyawan yang direkrut belum dapat melakukan

pekerjaan dengan baik, adanya perubahan-perubahan dalam lingkungan kerja dan

tenaga kerja, untuk meningkatkan produktivitas, dan menyesuaikan dengan

peraturan.1

Dalam era globalisasi masa kini, lembaga atau perusahaan harus dapat

mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu upaya untuk

mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul ini adalah dengan ditempuh

melalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan hingga terciptanya sumber daya manusia

yang berkualitas dan profesional yang sangat mempengaruhi lembaga atau

perusahaan dalam perkembangan serta kemajuan dari segi manapun.

Dalam penyelenggaraan ibadah haji banyak pihak yang dilibatkan, mulai dari

TPIHI, TPHI, TKHI, dan masih banyak lagi petugas-petugas lainya, petugas dalam

penyelenggaraan ibadah haji salah satunya adalah Pembimbing manasik haji, yaitu

komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan ibadah haji, dimana

1 Marihot Tua Efendi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Grasindo, 2002), h, 190

Page 15: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

2

pembimbing manasik haji adalah petugas yang langsung memberikan pelayanan

kepada jamaah haji dalam hal bimbingan ibadah, pembimbing manasik juga

merupakan penyambung lidah dari pemerintah terkait kebijakan-kebijakan baru yang

diterapkan dalam penyelenggaraan ibadah haji tersebut, karena setiap tahunya

kebijakan penyelenggaraan ibadah haji terus berubah, maka disinilah peran

pembimbing selain sebagai pembimbing manasik juga sebagai penyampai informasi

atau kebijakan ter update untuk kemudian oleh calon jamaah harus ditaati.

Upaya pemerintah untuk mendapatkan petugas pembimbing manasik haji

yang faham dan sevisi dengan pemerintah adalah melalui sertifikasi, dengan adanya

pembimbing manasik yang tersertifikasi maka akan mewujudkan petugas haji yang

profesional, yang mampu meningkatkan kualitas, kreativitas dan integritas

pembimbing manasik haji.

Pemerintah dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan baru kepada para

jamaah haji salah satunya melalui pembimbing manasik haji, untuk itu maka perlu

adanya sertifikasi pembimbing manasik haji, dimana proses mendapatkan sertifikat

pembimbing manasik haji harus melalui berbagai tahapan, salah satunya melalui

pelatihan pembimbing manasik haji yang di dalamnya diberikan berbagai materi-

materi mengenai berbagai kebijakan penyelenggaraan ibadah Haji dan materi-materi

penunjang lainya, sehingga dengan penguatan materi-materi yang diberikan dalam

pelatihan tersebut dapat membentuk petugas pembimbing manasik haji yang

profesional dan mumpuni dalam segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaran

ibadah haji dan tentunya dalam hal prosesi manasik haji.

Page 16: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

3

Anggito Abimanyu dalam sambutanya di Aula IAIN Walisongo Semarang

mengatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam pengelolaan haji belum banyak

dipahami oleh para calon Jemaah haji sehingga menimbulkan banyak pertanyaan.

Pembimbing haji dituntut untuk menjembatani calon Jemaah haji dengan

mengkomunikasikan kebijakan pemerintah. Masalah kebijakan perhajian tidak

banyak dikuasai oleh pembimbing haji, padahal calon Jemaah haji memerlukan

informasi agar dalam menjalankan ibadah merasa tenang dan tidak dilingkupi

prasangka negatitif terhadap pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji. 2

Suroso yang dikutip dalam Jurnal Haji mengemukakan juga tentang

pendapatnya mengenai sertifikasi pembimbing manasik , Para pembimbing manasik

haji harus memiliki kompetensi yang memadai, baik kompetensi subtansi, bahasa,

maupun kompetensi social budaya. Semua kompetensi itu harus dimiliki oleh setiap

pembimbing ibadah haji untuk memberikan layanan ibadah haji yang memadai sesuai

standar. Sertifikasi ini bukan sekedar tuntutan profesionalitas, tapi untuk

memeberikan jaminan mutu bagi para jamaah dalam memperoleh layanan yang

memadai sesuai standar. Sehingga pembimbing dapat mengarahkan calon jamaah haji

memperoleh pengetahuan manasik haji secara komperhensif sehingga dapat

mengantarkan haji yang mabrur.3

Muhammad Zen anggota komisi E DPRD Jawa Tengah berpendapat bahwa

Jika pembimbing memiliki kompetensi sertifikasi, maka pelayanan haji dapat

ditingkatkan sesuai standar. Dengan sertifikasi itu, kompetensi pembimbing dapat

memadai untuk pelayanan yang baik bagi para jamaah haji. Profesionalisme para

petugas, termasuk pembimbing haji, merupakan syarat mutlak kesuksesan

penyelenggaraan ibadah haji. Namun, sertifikiasi pembimbing haji jangan diartikan

sebagai tuntutan profesionalisme semata. Pemberian jaminan mutu, merupakam

tujuan sertifikasi tersebut.4

Landasan hukum penyelenggaraan sertifikasi pembimbing manasik haji ini

berdasarkan atas UU Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,

Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

2 Anggito Abimanyu, dalam sambutanya yang disampaikan pada saat pembukaan pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik haji yang bertempat di IAIN Walisongo Semarang, diakses langsung

dari situs resmi Kemenag RI, www.kemenagRI.go.id diakses pada tanggal 26 Desember 2014. 3 Suroso, Jurnal Haji “Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji yang

Profesional” diakses langsung di www.jurnalhaji.com pada tanggal 15 September 2014 4 Muhammad Zen, Anggota Komisi E DPRD Jateng mengenai harusnya petugas haji

tersertifikasi salah satunya adalah pembimbing manasik haji, diakses langsung di www.jurnalhaji.com

pada tanggal 26 Desember 2014.

Page 17: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

4

Ibadah Haji Reguler, dan SK Dirjen PHU Nomor D/134/2014 tentang Pedoman

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.5

Sertifikasi adalah usaha yang terencana dari pihak Dirjen PHU untuk

mencetak tenaga pembimbing manasik yang berkualitas dan tentunya profesional,

pelatihan ini dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag tingkat Provinsi, salah satunya

diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. program ini digalakan untuk

memenuhi tuntutan perkembangan yang terus berkembang khususnya dalam

kebijakan dalam penyelenggaraan ibadah haji itu sendiri. Pelatihan ini berorientasi

pada peningkatan kemampuan pembimbing manasik haji dan pengetahuan tentang

kebijakan-kebijakan baru yang berlaku di Tanah Air maupun di Tanah Suci

Peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik terdiri dari pegawai Ditjen

Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kantor Urusan Agama, Guru, Penyuluh dan para

pembimbing di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji. Tujuan dari sertifikasi ini

diantaranya adalah untuk mewujudkan tenaga pembimbing manasik yang amanah,

profesional, serta supaya antara kelompok pembimbing di KBIH dan pemerintah

punya kemampuan yang sama, yakni kompetensi dalam hal ilmu manasik, dan

kompetensi pedagogi.6

Untuk merealisasikan program sertifikasi pembimbing manasik haji di atas,

maka harus ada upaya peningkatan SDM (Pembimbing manasik haji) dengan

dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan-pelatihan, dimana pelatihan adalah upaya

5www.kemenag.go.id, diakses pada tanggal 3 Juli 2015 pukul 08.15

6 http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=218255, diakses pada tanggal 20 April 2015

pukul 20.52 wib

Page 18: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

5

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan dari seorang pelatih

kepada para pesertanya dalam kurun waktu yang telah ditetapkan.

Mengelola proses sertifikasi yang baik, maka dibutuhkan manajemen yang

baik, karena menghimpun dan menyamaratakan keahlian manajerial pembimbing

bukan hal mudah, banyak proses dan tahapan yang harus dilalui, harus ada proses

manajemen untuk menjalankan proses sertifikasi pembimbing manasik haji, mulai

dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Dengan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis menuangkan

sebuah karya ilmiah “Skripsi” dengan judul “Manajemen Pelatihan Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI

Jakarta”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penulisan skripsi ini

penulis membatasinya pada Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji Tahun 2014 pada Kanwil Kemenag DKI Jakarta mengenai

Perencanaan (Penetapan Tujuan, Programing, Penjadwalan, Penganggaran),

Pengorganisasian, Penggerakan (Pembimbingan, dan Penjalin Hubungan), dan

yang terakhir adalah Pengawasan.

Page 19: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

6

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam skripsi

ini dirumusakan dalam rangka menjawab permasalahan tentang Manajemen

Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil Kemenag DKI

Jakarta tahun 2014, sebagai berikut :

a. Bagaimana Perencanaan (Penetapan Tujuan, Programing, Penjadwalan,

Penganggaran) Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji?

b. Bagaimana Pengorganisasian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji?

c. Bagaimana Penggerakan (Pembimbingan dan Penjalin Hubungan)

Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji?

d. Bagaimana Pengawasan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang di inginkan penulis dalam penelitian skripsi ini secara garis

besarnya adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta,

sedangkan secara lebih rincinya adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pelatihan yang dilakukan

oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

Page 20: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

7

b. Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian pelatihan yang

dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

c. Untuk mengetahui bagaimana penggerakan pelatihan yang dilakukan

oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

d. Untuk mengetahui bagaimana pengawasan pelatihan yang dilakukan oleh

Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

1) Bagi Penulis

Untuk meningkatkan pemahaman penulis dalam upaya peningkatan

kualitas pembimbing manasik haji khususnya melalui pelatihan dan

sertifikasi pembimbing manasik haji.

2) Kanwil Kemenag DKI Jakarta

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

Kementerian Agama secara umum, menangani masalah ini secara

khusus, agar mampu mempertahankan kinerja yang sudah baik dan

memaksimalkan kinerja yang belum tercapai secara optimal.

b. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis di lakukanya penelitian ini adalah untuk menerapkan

pemahaman teori yang diperoleh penulis selama dibangku kuliah dengan

praktik yang ada di lapangan.

Page 21: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

8

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Pada penyususnan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif,

yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang di amati. Untuk

memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukakan teori

menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Loxy Moleong, yang

mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati.7

Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis berharap dapat memperoleh

data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis

menggunakan metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan

penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji

hipotesis, atau produksi.8

2. Subjek dan Objek Penelitian

Sebjek penelitian ini adalah Bapak Fudhloli selaku Ketua Panitia Pelatihan

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji sekaligus sebagai Pejabat di Bidang

Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta, orang yang dapat

7 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009),

h. 4 8 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik

(Bandung : PT. Rosdakarya, 2002), h. 24

Page 22: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

9

memberikan informasi tentang Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

yang diteliti oleh penulis. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah

Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil

Kemenag DKI Jakarta.

3. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mambatasi waktu penelitian pada bulan Januari -

April 2015. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Kanwil

Kementerian Agama DKI Jakarta.

4. Sumber Data

Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan

dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut.

Dalam hal ini penulis menggunakan :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, dari

individu seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang

dilakukan peneliti, yakni peneliti melakukan sendiri observasi dilapangan

maupun di laboraturium.9 Pelaksanaanya dapat berupa survey dengan

mewawancarai panitia pelaksana program pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji.

9 Dergibson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama, 200), h. 16

Page 23: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

10

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-

dokumen, yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-

buku, jurnal, makalah,website, dan sumber informasi lainya yang

memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai bahan penunjang

penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan :

a. Observasi atau Pengamatan

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan

hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.

Hingga saat ini ada dua model observasi yang sudah biasa dilakukan

sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pertama, observasi secara

langsung dan ikut terlibat dalam peristiwa yang sedang dijadikan obyek

observasi, dan kedua, observasi non partisipan, yakni pembimbing berada

diluar obyek atau peran yang sedang di identifikasi, bisa dari jarak dekat

atau jarak jauh, artinya pihak observer hanya mengamati dan mencatat

Page 24: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

11

fakta atau kejadian-kejadian yang tampak sebagaimana layaknya orang

yang sedang mengamati sesuatu.10

Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian non partisipan terhadap

proses kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. Dalam

observasi ini peneliti melakukan pengumpulan data dari beberapa sumber

dan pencatatan yang kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi

ini sesuai dengan data yang dibutuhkan.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk

mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental/kejiwaan

(psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien. Wawancara juga

merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang diperoleh sebelumnya.

Dalam penelitian kualitatif yang digunakan adalah teknik wawancara

mendalam, dimana seorang responden atau kelompok responden

mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk di diskusiakan

secara bebas.11

10

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi (Jakarta :

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h. 62

11

Elvinari Ardianto, Metodelogi Penelitian untuk Publik Relation. (Bandung : Simbiosa

Rekatama Media, 2010), Cet ke-1, h. 61

Page 25: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

12

Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan cara

tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan ketua dan sekertaris

Bidang Pelayanaan Jamaah Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DKI

Jakarta.

c. Dokumen

Dokumen adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen

seperti data-data, arsip-arsip, dan gambar-gambar ataupun bentuk lainya.12

Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan adalah bersumber dari

Bagian Humas Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Bidang Pelayanana Haji

Kanwil Kemenag DKI Jakarta, dan situs resmi Kemanag RI. Dokumen ini

penulis jadikan referensi atau sumber data dalam penulisan di Bab III

mengenai gambaran umum Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan

mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar kemudian

dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini disesuaikan

dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif.13

12

Husaini Usman dan Purnomo Akbar Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : PT.

Bumi Aksara, 2003), h. 57 13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Bulan

Bintang, 2003), cet ke-9, h. 11

Page 26: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

13

Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Redaksi data yang merupakan bentuk analisis yang relevan, membuang

yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa

hingga kesimpulan-kesimpulanya dapat ditarik dan diverifikasi.

b. Penyajian data, setelah data mengenai manajemen diperoleh, maka data

tersebut disajikan dalam bentuk narasi, visual, gambar, matriks, bagan,

tabel, dan lain sebagainya sehingga tujuan dari penelitian dapat terjawab.

c. Penyimpulan data yang tersaji pada analisa antar kasus khususnya yang

berisi jawaban atas tujuan penelitian kualitatif diuraikan secara singkat,

sehingga dapat mengambil kesimpulan mengenai Manajemen Pelatihan

Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji di Kanwil Kementerian Agama DKI

Jakarta.

7. Pedoman Penulisan Skripsi

Dalam penulisan ini, penulis berpedoman dan mengacu kepada buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang

diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.” yang

diterbitkan oleh CEQDA, April 2007, cet. Ke-2.

Page 27: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

14

E. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat dan yang harus

diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapaun setelah penulis

melakukan kajian kepustakaan, penulis menemukan beberapa judul skripsi yang

membahas tentang pelatihan, judul-judul tersebut adalah :

Skripsi yang ditulis oleh Susilawati mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Jurusan Manajemen Dakwah 2010, “Manajemen Pelatihan Dakwah pada

Pondok Pesantren Al Hikmah Curug Tangerang”. Pada penelitian skripsi tersebut

peneliti mendapatkan hasil bahwa dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik, pelatihan dakwah pun berjalan dengan maksimal,

sehingga banyak kader dakwah yang terlahir dari Pondok tersebut.

Skripsi berikutnya ditulis oleh Irfa Nurina Jati mahasiswa Universitas Negeri

Semarang Jurusan Manajemen 2013 “Manajemen Pelatihan dan Pengembangan

pada Perum Bulog untuk Peningkatan Kinerja Karyawan” pada penelitian skripsi

tersebut peneliti mendapatkan hasil bahwa dengan menerapakan manajemen yang

baik dan langkah-langkah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan para

karyawan Perum Bulog terbukti menghasilkan kinerja karyawan yang maksimal

setelah pelatihan tersebut di selenggarakan

Dilihat dari beberapa judul diatas, penelitian penulis berbeda dari penelitian

sebelumnya. penelitian kali ini menggambarkan bagaimana proses manajemen

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji pada Kanwil Kemenag DKI

Jakarta. Oleh karena itu materi pembahasanyapun berbeda, materi yang penulis

Page 28: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

15

bahas tentang “Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada

Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada karya ilmiah “skripsi” ini terdiri dari lima (5) bab

yang memiliki sub-sub bab, dan dilengkapi dengan daftar pustaka serta lampiran-

lampiran. Penyusunan bab dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah,

Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Landasan Teori, bab ini membahas Pengertian Manajemen Pelatihan,

Fungsi-fungsi Manajemen, Tujuan dan Langkah-langkah Manajemen

Pelatihan,Pengertian Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Pengertian Manasik

Haji. Bab III : Gambaran Umum Tentang Obyek Penelitian, Berisi tentang

gambaran umum Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta, yang meliputi latar

belakang dan sejarah berdirinya, visi dan misi dan tujuan, struktur kepengurusan dan

program kerja. Bab IV : Analisis Penelitian, bab ini membahas mengenai hasil

analisis penulis yang diteliti dalam skripsi ini, yang meliputi : Perencanaan Pelatihan,

Pengorganisasian Pelatihan, Penggerakan Pelatihan, dan Pengawasan Pelatihan.

Bab V : Penutup, bab ini berisis tentang kesimpulan yang berupa jawaban-jawaban

dari permasalahan penelitian yang dikemukan sebelumnya, bab ini juga berisi saran

yang sifatnya membangun sebagai solusi dari permasalahan yang telah dikemukakan.

Page 29: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

16

BAB II

LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI

A. Konsep Manajemen Pelatihan

1. Manajemen Pelatihan

Manajemen pelatihan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan

pelatihan. Manajemen secara etimologi berasal dari bahasa latin, yaitu manus

yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata tersebut

digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managre

diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage,

dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan

kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.1

Sedangkan dalam Kamus Manajemen, kata manajemen memiliki dua

arti yaitu yang pertama, manajemen adalah proses menggerakan tenaga

manusia, modal dan peralatan lainya, secara terpadu untuk mencapai sasaran

atau tujuan tertentu, yang kedua, manajemen adalah pejabat pemimpin

1 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan , (Jakarta : Bumi Aksara

2009), cet ke-1, h. 5

Page 30: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

17

(perusahaan) yang bertanggungjawab atas jalanya organisasi atau

perusahaan.2

Untuk mengetahui lebih luas mengenai pengertian manajemen, penulis

mengemukakan pendapat para pakar mengenai pengertian manajemen,

diantaranya sebagai berikut :

a. Menurut Geoge R Terry yang dikutip dalam buku Tommy

Suprapto, mendefinisikan bahwa : “ Manajemen merupakan

sebuah proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan :

perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainya.3

b. Erni Trisnawati Sule mengemukan bahwa “Manajemen pada

dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan

sesuatu terkait dengan pencapian tujuan.”4

c. Ulber Silalahi dalam bukunya mengemukakan bahwa“ Manajemen

didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,

pengisian staf, pemimpinan dan pengontrolan untuk optimasi

penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas dalam

mencapai tujuan organisasional secera efektif dan efisien.”5

2 BN. Marbun, Kamus Manajemen (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 155

3 Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi (Jakarta : Media Press,

2009), cet ke-1, h. 122 4 Erni Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen ( Jakarta : Kencana

Pernada Media Group, 2005), cet ke-1, h. 6 5 Ulber Silalahi, Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen ( Bandung : Mandar Maju,

2002), cet ke-2, h. 4

Page 31: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

18

d. Haiman dan Scott mengatakan “Management is a social and

technical process which utilizes resources, influence human

action, and facilitates changes in order to accomplish or

organization goals.”6

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

makna manajemen mengandung unsur-unsur kegiatan yang bersifat

pengelolaan. Disamping itu juga manajemen berkaitan dengan proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang di

dalamnya terdapat upaya anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah

di tetapkan dengan menggerakan sumberdaya organisasi yang dimiliki.

Setelah mendapatkan definisi manajemen, maka selanjutnya mengenai

definisi pelatihan. Pemahaman mengenai pelatihan dapat disimak dari

penjelasan beberapa ahli, di antaranya :

a. Henry Simamora yang mengatakan bahwa “ Program pelatihan

merupakan serangkaian yang dirancang untuk meningkatkan

pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kinerja individu, kelompok

dan seluruh organisasi.”7

b. Raymond Noe, mengatakan “Pelatihan merupakan usaha yang

direncanakan oleh perusahaan (organisasi) untuk memfasilitasi

6 Haiman and Scott, Management in the Modern Organization (Boston : Houghton Mifflin

Company, 1970), h. 7 7 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1994), h.

49

Page 32: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

19

pembelajaran kompetensi karyawan yang berhubungan dengan

pekerjaan.

c. Benardin, yang dikutip oleh Sudarmanto mengatakan bahwa :

“Pelatihan adalah segala kegiatan untuk meiningkatkan kinerja

individu sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegangnya,

atau yang berhubungan denga tugas saat ini.8

d. T. Hani Handoko mendefinisikan pelatihan adalah “Proses

sistematik pengubahan prilaku para karyawan dalam suatu arah

guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional”.9

e. Andrew Sakula dan Anwar Prabu, yang dikutip oleh Anwar Prabu

Mangkunegara pelatihan adalah : “Suatu proses pendidikan jangka

pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir

dimana karyawan non-managerial mempelajari pengetahuan dan

keterampilan tekhnis dalam tujuan terbatas.”10

f. Menurut Robert L. Mathis and Jhon H. Jackson pelatihan adalah

“Suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu

untuk membantu mencapai tujuan organisasi.”11

8 Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2009), h. 226 9 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : BPFE,

2000), h. 104 10

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Perusahaan, (Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya 2005), h. 44 11

Robert L. Mathis and Jhon H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta :

Salemba Empat, 2004), h. 4

Page 33: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

20

g. Menurut pendapat Soekidjo Notatmojo, yang dimaksud dengan

pelatihan adalah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual

dan kepribadian manusia”.12

h. Menurut Oemar Hamalik melihat dari segi operasional, pelatihan

diartikan sebagai “Suatu proses yang meliputi serangkaian

tindakan (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk

pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh

tenaga professional kepelatihan dalam suatu waktu yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang

pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas

dalam suatu organisasi.”13

i. Menurut Abdurahmat Fathoni Pelatihan adalah “suatu pembinaan

terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan

merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan

kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tugasnya.

Pelatihan juga merupakan upaya untuk mentransfer keterampilan

dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa

sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada

saat melaksanakan pekerjaan.”14

Dari beberapa pengertian tentang pelatihan di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat

suatu proses penyaluran pengetahuan, keterampilan dan wawasan dari seorang

pelatih kepada para pesertanya dalam kurun waktu yang telah ditetapkan.

Kemudian dapat penulis simpulkan tentang pengertian manajemen dan

pelatihan di atas bahwa : Manajemen pelatihan adalah suatu proses kerja yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai dengan

12

Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

2004), h. 25 13

Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005), h. 10 14

Abdurahmat Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka

Cipta 2006), cet ke-I, h. 147

Page 34: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

21

mengubah prilaku pegawai dalam satu arah untuk meningkatkan pekerjaanya

yang melibatkan sumberdaya manusia maupun sumber-sumber lain untuk

mencapai tujuan organisasi.

2. Fungsi-fungsi Manajemen

Mengenai fungsi manajemen ini terdapat banyak sekali pandangan-

pandangan yang berbeda satu sama lain dikalangan para ahli tentang

perumusanya. Penulis mengambil pandangan dari salah seorang ahli

manajemen yang bernama George Terry dalam bukunya Principles of

Management sebagaimana dikutip oleh Winardi, mengemukakan bahwa

fungsi-fungsi manajemen terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, dan

Controling. Urainya adalah sebagai berikut :

a. Planning ( Perencanaan)

Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran

dan penentuan secara matang terhadap sesuatu yang akan dikerjakan

dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditentukan.15

Perencanaan ialah perencanaan tentang apa yang akan

dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar apa yang

akan dituju. Perencanaan merupakan suatu persiapan untuk tindakan-

tindakan kemudian.

15

Maringan Masri Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia

Indonesia, 2004), h. 38

Page 35: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

22

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan

rencana secara umum adalah :

1) Mendefinisikan persoalan yang direncanakan secara jelas sesuai

denga tujuan yang telah ditetapkan.

2) Mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan-

kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian

tujuan tersebut.

3) Melakukan analisis atau informasi yang telah dikumpulkan dan

mengklarifikasikanya berdasarkan kepentinganya.

4) Menetapkan batasan-batasan perencanaan.

5) Memilih rencana yang akan digunakan dari sejumlah alternatif

yang ada.

6) Menyiapakan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci dan

menjadwalkan pelaksanaanya.

7) Melakukan pemeriksaan ulang atas rencana yang diusulkan

sebelum rencana dilaksanakan.16

Dalam merencanakan sebuah kegiatan, ada beberapa yang harus

dilakukan, yaitu :

1) Penetapan tujuan

2) Programing

3) Penjadwalan

4) Penganggaran 17

16

Maringan Masri Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia

Indonesia, 2004), h. 39

Page 36: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

23

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1) Organisasi sebagai alat dari manajemen

Ialah organisasi sebagai wadah/tempat manajemen sehingga

memberikan bentuk manajemen yang memungkinkan manajemen

dapat bergerak.

2) Organisasi sebagai fungsi manajemen

Ialah organisasi dalam arti dinamis (bergerak), yaitu organisasi

memberi kemungkinan tempat manajemen bergerak dalam

batasan-batasan tertentu. Dengan kata lain, dinamis berarti bahwa

organisasi itu bergerak dengan mengadakan pembagian

pekerjaan.18

Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam

struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan

tertentu.19

17

Indo Yaman Nasrudin dan Hemmy Fauzan¸ Pengantar Bisnis dan Manajemen, (Jakarta :

UIN Jakarta Press, 2006),h. 173 18

Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Adminstrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia

Indonesia, 2004), h. 36 19

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta : Kencana,

2005), Cet ke-1, h. 4

Page 37: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

24

Penulis mendefinisikan organisasi sebegai sekumpulan orang

atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk

mewujudkan tujuan tersebut melalui kerjasama.

c. Actuating (Penggerakan)

Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan

penggerakan adalah “Keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode

untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja

sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien,

efektif, dan ekonomis.20

Sedangkan menurut George R Terry “Penggerakan merupakan

suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha anggota dari suatu

kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi

tujuan-tujuan pribadi dan kelompok.”21

Penggerakan mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan

manusiawi dari pegawai-pegawai, memberi penghargaan, memimpin

mengembangkan dan memberi kompensasi kepada karyawan. Dalam

prekteknya penggerakan mempunyai lima fungsi manajemenen yaitu :

1) Motivator

2) Pembimbing

3) Penjalin hubungan

20

Sondang P Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-

1, h. 95 21

George R Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), h. 198

Page 38: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

25

4) Komunikasi

5) Pemberi dan pelaksana Pembina.22

d. Controling (Pengawasan)

Pengawasan adalah suatu tindakan atau proses kegiatan untuk

mengetahui hasil kegiatan, pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, untuk

kemudian dilakukan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali

kesalahan-kesalahan itu, begitu juga menjaga agar pelaksanaan tidak

berbeda dengan rencana yang ditetapkan. Adapun pengawasan

menurut beberapa ahli manajemen adalah sebagai berikut :

1) Menurut Mc. Farland yang dikutip dalam buku Maringan Masry

Simbolon bahwa pengawasan sebagai Suatu proses dimana

pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan

yang dilakukan oleh bawahanya sesuai dengan rencana, perintah,

tujuan, kebijakan yang telah ditentukan.23

2) Menurut J. Miockler yang dikutip Kadarman, Pengawasan adalah

suatu upaya sistematis untuk menetapkan kinerja standar pada

perencanaan, untuk merancang sistem umpan balik informasi,

untuk membandingkan kinerja actual dengan standar yang

ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu

penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut

serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk

menjamin bahwa sumber daya perusahaan telah dipergunakan

seefektif mungkin. 24

22

Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Adminstrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia

Indonesia, 2004), h. 38 23

Maringan Masri Simbolon, Dasar-Dasar Adminstrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia

Indonesia, 2004), h. 61 24

A.M. Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996),

h. 132

Page 39: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

26

3) Menurut Muchtar Efendi, Pengawasan adalah sebagai proses untuk

menjamin bahwa tujuan-tujuan dalam proses kegiatan dapat

dicapai dengan cara membuat kegiatan-kegiatan yang sesuai

dengan yang direncanakan.25

4) Menurut T. Handoko, Pengawasan adalah memeberikan dan

mengevaluasi penyampaian rencana dan standar serta penilaian

hasil pekerjaan dengan memasukan dan mengeluarkan solusi yang

di hasilkan.26

Dari beberapa pengertian diatas tentang pengawasan, dapat penulis

simpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu upaya dalam

mengawal kegiatan, agar kegiatan yang berjalan sesuai dengan rencana

dan tidak terjadi penyimpangan.

3. Tujuan dan Langkah-langkah Pelatihan

a. Tujuan Pelatihan

Kegiatan-kegiatan pelatihan merupakan tanggung jawab bagian

SDM dan pimpinan langsung. Pimpinan mempunyai tanggung jawab

atas kebijakan-kebijakan umum dan prosedur yang dibutuhkan untuk

menerapkan program latihan tersebut. Oleh karena itu komitmen

pemimpin sangat penting agar latihan berjalan secara efektif, baik

secara perencanaan, proses dan tujuan dari pelatihan dapat tercapai.

25

Muchtar Efendi, Psikologi Manajemen dan Adminstrasi, ( Jakarta : Bandung Maju, 1983),

Cet ke-3, h. 13 26

T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 1996), Cet ke-9, h. 360

Page 40: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

27

Adapun tujuan pelatihan menurut Henry Simamora yaitu :

1) Memperbaiki kinerja.

2) Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan

teknologi.

3) Mengurangi waktu belajar karyawan baru supaya menjadi

kompeten .

4) Membantu memecahkan persoalan operasional.

5) Mempersiapkan karyawan baru untuk promosi.

6) Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.

7) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi.

8) Meningkatakan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.27

Selain itu, menurut Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah mengemukakan

bahwa tujuan pelatihan adalah :

1) Meningkatkan kualitas dan produktivitas.

2) Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih

menguntungkan.

3) Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia.28

27

Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : STIE YKPN, 1997),

h. 83-84 28

Ambar T. Sulistiyawati dan Rosidah, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta :

PT. Rineke Citra, 2003), h. 177

Page 41: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

28

b. Langkah-langkah Pelatihan

Sebagaimana halnya dengan setiap pelaksanaan dalam sebuah kegiatan

yang dilakukan dengan tahap-tahap tertentu untuk mencapai tujuan yang

diharapkan, maka dalam manajemen pelatihan pula perlu tahap kegiatan yang

memang sesuai dengan tujuan pelatihan itu sendiri, tahap-tahap dalam

pelatihan terdiri dari : Analisis Kebutuhan, Penentuan Tujuan Pelatihan,

Penentuan Metode Pelatihan, dan Evaluasi Pelatihan.29

1) Analisis Kebutuhan

Menganalisis kebutuhan pelatihan organisasi atau yang sering disebut

need alaysis atau need assessment adalah penentuan kebutuhan pelatihan yang

akan dilakukan. Keputusan menyelenggarakan latihan harus berdasar pada

data yang telah dihimpun dengan melakuan suatu penilaian kebutuhan-

kebutuhan. Penilaian kebutuhan mendiagnosis masalah-masalah saat ini dan

tantangan di masa yang akan dihadapi. Analisis kebutuhan dilakukan melalui

langkah-langkah :

a) Analisis kebutuhan organisasi

Dalam taraf ini pengungkapan kebutuhan akan latihan akan menyoroti

tempat atau organisasi yang sangat membutuhkan latihan dengan

analisis organisasi sehingga dalam analisis organisasi harus terjawab

pertanyaan-pertanyaan pokok, dimana latihan sangat diperlukan.

29

Ambar T. Sulistiyawati dan Rosidah, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta :

PT. Rineke Citra, 2003), h. 178

Page 42: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

29

b) Analisis Kebutuhan tugas

Analisis tugas yaitu menganalisis tugas-tugas yang harus dilakukan

dalam setiap jabatan yang dapat dipelajari dari perilaku peran tersebut,

dan informasi analisis jabatan yaitu uraian tugas persyaratan tugas dan

standar untuk kerja yang terhimpun dalam informasi sumber daya

manusia organisasi.

c) Analisis kebutuhan pegawai

Analisis kebutuhan pegawai adalah menganalisis mengenai apakah ada

pegawai yang kurang dalam kesiapan tugas-tugas atau kurangnya

kemampuan keterampilan dan pengetahuan yang dapat diketahui dari

penilaian kinerja, observasi kelapangan, dan kuisoner.

2) Penentuan Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan harus dirumuskan secara spesifik, apakah perubahan

perilaku atau perubahan pengetahuan yang ingin dicapai setelah pelatihan

dilakukan. Berdasarkan tujuan tersebut maka ditentukan materi untuk

pelatihan untuk mencapai tujuan.

3) Pemilihan Metode Pelatihan

Dalam pemilihan metode pelatihan, ada dua metode yang digunakan yaitu

berdasarkan bentuk dan berdasarkan jenis metode yang dilakukan. Ada dua

kategori pokok program latihan, yaitu :

Page 43: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

30

a) Berdasarkan Bentuk, meliputi :

1) Learning in the job

2) Leactures

3) Problem solving

4) Studi curse

5) Konferensi dan seminar

6) Kepanitiaan

7) Rotasi jabatan

8) Keanggotaan dalam asosiasi profesional.30

b) Berdasarkan Jenis Metode yang diberikan

1) On the job training, yaitu dilakukan pada waktu jam kerja

berlangsung, baik secara formal maupun secara informal, Teknik ini

merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Latihan

dengan menggunakan metode ini dilakukan di tempat kerja.

Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung

seorang pelatih yang berpengalaman. Metode latihan ini sangat

ekonomis, karena tidak perlu membiayai para trainers dan trainee,

tidak perlu menyediakan peralatan dan tempat khusus. Ada

beberapa metode pelatihan on the job training, yaitu :

a) Pembekalan (Coaching), adalah bentuk pelatihan yang

dilakukan ditempat kerja oleh atasan dengan membimbing

petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya

tidak terencana, misalnya bagaimana melakukan pekerjaan

dan bagaimana memecahkan masalah.

30

Ambar T. Sulistiyawati dan Rosidah, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta :

PT. Rineke Citra, 2003), h. 180

Page 44: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

31

b) Rotasi Jabatan (Job Rotation), adalah program yang

direncanakan secara formal dengan cara menugaskan

karyawan pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan

dalam begian yang berbeda dengan organisasi untuk

menambah pengetahuan mengenai pekerjaan dalam

organisasi.

c) Latihan Instruksi Jabatan (Job Intruction Training), adalah

pelatihan dimana ditentukan seseorang bertindak sebagai

pelatih untuk mengintruksikan bagaimana melakukan

pekerjaan tertentu dalam proses kerja.

d) Magang (Apprenticeship), adalah pelatihan yang

mengkombinasikan antara pelajaran dikelas dan praktek

dilapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada

peserta, peserta dibawa ke lapangan.

e) Penugasan Sementara, penempatan karyawan pada posisi

manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk

jangka waktu tertentu yang ditetapkan. Karyawan terlibat

dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-

masalah organisai yang nyata.31

2) Off the job training, yaitu pelatihan dan pengembangan yang dilakukan

secara khusus diluar pekerjaan. Pelatihan dengan menggunakan

31

Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,

(Bandung : PT. Rafika Aditama, 2006), h. 45-56

Page 45: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

32

metode ini berarti karyawan sebagai peserta diklat keluar sementara

dari kegiatan atau pekerjaanya. Kemudian mengikuti pendidikan atau

pelatihan, dengan menggunakan teknik-teknik belajar mengajar seperti

lazimnya. Pada umumnya metode ini yaitu :

a) Bimbingan berencana (programed Intruction), adalah metode

bimbingan berencana yang terdiri dari serangkaian langkah

yeng berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu

pekerjaan. Metode ini meliputi langkah-langkah yang telah

diatur terlebih dahulu melalui prosedur yang berhubungan

dengan penguasaan keterampilan khusus dan pengetahuan

umum. Bimbingan berencana dapat dilakukan dengan

mengguanakan buku dan mesin petunjuk pengajaran.

b) Metode konferensi, konferensi merupakan suatu pertemuan

formal tempat terjadinya diskusi atau konsultasi tentang suatu

yang penting. Konferensi menkankan adanya diskusi kelompok

kecil, meteri pembelajaran yang terorganisasi dan melibatkan

peserta aktif.

c) Metode kuliah, kuliah merupakan suatu ceramah yang

disamapaikan secara lisan untuk tujuan-tujuan pendidikan.

d) Studi kasus, adalah uraian tertulis atau lisan tentang masalah

yang ada atau keadaan selama waktu tertentu yang nyata

maupun secara hipotasis. Pada metode studi kasus, peserta

Page 46: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

33

diminta mengidentifikasi masalah-masalah dan merekondisi

pemecahan masalahnya.32

e) Vestibule training, training ini dilakukan dalam suatu ruang

khusus terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan

peralatan yang sama seperti yang akan dikerjakan pada

pekerjaan yang sebenernya.

f) Seminar, metode seminar ini bertujuan untuk mengembangkan

keahlian dan kecakapan peserta untuk menilai dan memberikan

saran-saran yang konstruktif mengenai pendapat orang

(pembawa makalah). Peserta dilatih agar dapat mempersepsi

dan mengevaluasi serta memberikan saran-saran, menerima

atau menolak pendapat atau usul-usul orang lain.

g) Permainan peran (role playing), Petatar memainkan peran

tertentu dimana diberikan suatu permasalahan dan bagimana

seandainya petatar tersebut menangani permasalahan yang ada.

Teknik ini dapat digunakan untuk mengubah sikap petatar.

Seperti misalnya menjadi lebih toleran terhadap perbedaan

individual dan juga dapat digunakan untuk mengembangkan

keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain.33

32

Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,

(Bandung : PT. Rafika Aditama, 2006), h. 65 33

Mutiata S. Pangabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung : PT. Rafika

Aditama, 2002), h.49

Page 47: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

34

h) Teknik di dalam Keranjang.

Metode ini digunakan dengan memberi bermacam-macam

persoalan kepada para peserta latihan. Dengan kata lain peserta

latihan diberi basket atau keranjang yang penuh dengan

bermacam-macam persoalan yang harus diatasi. Kemudian

peserta latihan diminta untuk memcahkan masalah-masalah

tersebut sesuai dengan teori dan pengalaman yang dimulai dari

perencanaan sampai dengan evaluasi.34

4) Evaluasi Pelatihan

Implementasi program pelatihan berfungsi sebagai proses

transformasi. Para karyawan yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan-

karyawan yang berkemampuan, sehingga dapat diberikan tanggung jawab

yang lebih besar. Untuk menilai program-program tersebut, bagian SDM

mengevaluasi kegiatan-kegiatan latihan apakah sudah mencapai hasil yang

di inginkan atau tidak. Anwar Parabu Mangkunegara berpendapat bahwa

evaluasi pelatihan dapat di dasarkan pada kriteria (pedoman dari ukuran

kesuksesan), dan rancangan percobaan. Adapun evaluasi percobaan dapat

didasarkan pada :

a) Kriteria dalam Evaluasi Pelatihan menurut Anwar Prabu Mangkunegara

Ada empat kriteria yang dapat digunakan sebagai pedoman dari

ukuran kesuksesan pelatihan, yaitu :

34

Sulsilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta : BPFE, 1994), h. 58

Page 48: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

35

1) Kriteria Pendapat

Kriteria ini didasarkan pada bagaimana pendapat peserta latihan

mengenai program pelatihan yang telah dilakukan. Hal ini dapat

diungkap dengan menggunakan kuisioner mengenai pelaksanaan

pelatihan.

2) Kriteria Belajar

Kriteria belajar dapat diperoleh dengan menggunakan tes

pengetahuan, tes keterampilan yang mengukur skill, dan

kemampuan peserta.

3) Kriteria Prilaku

Kriteria prilaku dapat diperoleh dengan menggunakan tes

keterampilan kerja.

4) Kriteria Hasil

Kriteria hasil dapat dihubungkan dengan hasil yang diperoleh,

seperti meningkatkan produktivitas dan meningkatnya kualitas

kerja.35

b) Evaluasi menurut Donal L. Krikpatcrik, beliau mengidentifikasi

empat tingkatan diamana pelatihan dapat dievaluasi meliputi :

1) Reaksi, organisasi mengevaluasi tingkat reaksi peserta pelataihan

dengan melakukan wawancara atau dengan memberikan kuosioner

kepada peserta.

35

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Perusahaan, (Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2005), h. 59

Page 49: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

36

2) Pembelajaran, tingkat-tingkat pembelajaran dapat dievaluasi

dengan mengukur seberapa baik peserta pelatihan teleh

mempelajari ide, konsep teori, dan sikap. Ujian-ujian pada materi

pelatihan secara umum digunakan untuk mengevaluasi

pembelajaran dan dapat diberikan pada saat sebelum atau sesudah

pelatihan untuk memebandingkan hasilnya.

3) Prilaku, mengevaluasi pelatihan pada tingkat prilaku, berarti

mengukur pengaruh pelatihan terhadap kinerja pekerjaan melalui

wawancara kepada peserta pelatihan dan rekan kerja mereka, serta

mengamati kinerja pada pekerjaan.

4) Hasil, para pemberi kerja mengevaluasi hasil-hasil dengan

mengukur pengaruh dari pelatihan pada pencapaian tujuan

organisasional. Karena hasil-hasil seperti produktivitas, kualitas,

waktu, penjualan, dan biaya secara relative konkret, jenis evaluasi

ini dapat dilakukan dengan menbandingkan data-data sebelum dan

setelah pelatihan.36

36

Robert L. Manthis dan Jhon H. Jackson, Human Resource Management ,( Jakarta : Salemba

Empat, 2006), h. 330-331

Page 50: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

37

B. Konsep Sertifikasi Pembimbing Manasik

1. Pengertian Sertifikasi Pembimbing

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji adalah proses pemerolehan

sertifikat pembimbing oleh seseorang yang telah bertugas sebagai

pembimbing ibadah haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH),

Ikatan Persaudaraan Ibadah Haji Indonesia (IPHI), atau Pegawai Kementerian

Agama (Penyuluh Agama Islam, Petugas KUA, dan Pegawai yang

berkompeten pada bidang haji). Sertifikat pembimbing ibadah haji merupakan

bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada pembimbing ibadah

haji sebagai tenaga profesional.37

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pembimbing manasik

melalui pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian

Agama Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

sebagai penjamin mutu (quality assurance). Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji adalah proses penilaian dan pengakuan pemerintah atas kemampuan dan

keterampilan seseorang untuk melakukan bimbingan manasik haji secara

professional.

37

Suroso, Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jateng Jurnal Haji Sertifikasi

Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji Yang Berkualitas , diakses pada 15 September 2014

Page 51: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

38

2. Pengertian Manasik Haji

Manasik berasal dari nuskan-nusukan-mansakan adalah bentuk jamak dari

mansaku yang bertarti tata cara ibadah. Maka kata manasik haji artinya tata

cara ibadah haji.38

Sedangkan menurut Harahap sumuran menerangkan bahwa manasik

adalah tata cara pelaksanaan haji, atau hal-hal peribadatan yang berkaitan

dengan ibadah haji, yaitu : melaksanakan ihram dan miqat yang telah

ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di Mudzalifah, melempar

jumrah, dan lain sebagainya.39

Ibadah Haji merupakan salah satu rukun islam yang lima, sebagaimana di

riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah saw telah bersabda

yang artinya :

Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob

radiallahuanhuma dia berkata: Saya mendengar Rasulullah

Shallallahu‟alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara:

Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa

nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat,

melaksanakan haji dan puasa Ramadhan.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 97 :

ولله على الناس حج البيت مه استطاع إليه سبيال ومه كفر فإن اهلل غني عه العالميه

38

Gus Arifin, Fiqih Haji dan Umroh, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2014) h. 377 39

Harahap Sumuran, Kamus Istilah Haji dan Umroh ( Jakarta : Mitra Abadi Press, 2008), h.

362

Page 52: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

39

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)

orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa

mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak

memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi

wasallam berkhutbah dan bersabda, yang artinya adalah :

“Wahai sekalian manusia, sungguh telah diwajibkan atas kalian berhaji maka

berhajilah kalian. Lalu ada seorang yang bertanya, “Apakah wajib setiap

tahun wahai Rasulullah?” beliau lalu terdiam. Sampai ketika orang itu

bertanya pada kali yang ketiga beliau menjawab, “Seandainya saya katakan

„ya‟ maka haji akan menjadi wajib setiap tahunnya dan kalian pasti tidak

akan sanggup melakukannya.” (HR. Muslim no. 1337).

Keimanan seseorang tidak akan sempurna sebelum ia mengerjakan ibadah

haji ke Baitullah. Meskipun begitu ibadah haji hanya ditekankan sekali

seumur hidup.

Adapun dari rangkaian pengertian manasik haji diatas, maka penulis

menguraikan beberapa proses pelaksanaan manasik haji, diantaranya adalah :

1. Ihram

Ihram adalah niat memulai mengerjakan ibadah haji/umroh.

2. Thawaf

Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali, dimana ka’bah

selalu berada disebelah kirinya dimulai dan diakhiri di sudut (rukun)

Hajar Aswad.

Page 53: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

40

3. Sa’i

Sa’i adalah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya

sebanyak 7 kali yang dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit

Marwah.

4. Wukuf

Wukuf adalah keberadaan diri seseorang di Arafah walaupun sejenak

dalam waktu antara tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah (hari

Arafah) sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah (hari Nahar).

5. Mabit

Mabit adalah bermalam/istirahat. Mabit dibagi dua yaitu mabit di

Mudzalifah tanggal 9 Dzulhijjah dan mabit di Mina pada malam

menjelang tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.

6. Lontar Jumroh

Lontar Jumroh adalah melontar atau melemparkan batu kerikil ke

dinding (marma) jumrah (Ula, Wustha, dan Aqobah) pada hari Nahar

dan hari Tasyrik

7. Tahalul

Tahalul adalah keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibeolehkan)

melakukan perbuatan yang sebelemnya dilarang selama berihrom.

Tahalul ada 2 yaitu Tahalul Awal dan Tahalul Tsani.40

40

Gus Arifin, Peta Perjalanan Haji dan Umroh (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

2010), h. 11

Page 54: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

41

BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH

KEMENTERIAN AGAMA DKI JAKARTA

A. Sejarah terbentuknya Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religious, hal tersebut tercermin

baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara.

Secara historis, benang merah nafas keagamaan tersebut dapat ditelusuri sejak

abad V masehi, dengan berdirinya kerajaan kutai yang bercorak hindu dii

Kalimantan, melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau Jawa, antara lain kerajaan

Tarumanegara di Jawa Barat dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah. Dan

pada masa kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai lambing

kejayaan agama Budha, kerajaan Sriwijaya juga membangun sekolah tinggi

Budha di Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-Asia Tenggara

pada masa itu. Bahkan bebrapa siswa dari Tiongkok yang ingin memperdalam

agama Budha lebih dahulu, bebrapa tahun membekali pengetahuan awal di

Palembang sebelum melanjutkan ke India. Dan pada abad ke 7, melalui para

pedagang Arab yang telah lama berhubungan dagang dengan kepulauan

Indonesia, tidak lama setelah islam berkembang di Jazirah Arab. Agama islam

tersiar secara hampir merata di seluruh Kepulauan Nusantara seiring dengan

berdirinya kerajaan-kerajaan islam, seperti Perlak dan Samudera Pasai di Aceh,

kerajaan Demak, Pajang dan kerajaan Mataram di Jawa Tengah, kerajaan

Page 55: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

42

Cirebon, dan Banten di Jawa Barat, kerajaan Goa di Sulawesi Selatan, Tidore

Banjar di Kalimantan, dan lain-lain.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang Penjajah

Belanda, banyak raja dan kalangan bangsawan yang bangkit menentang penjajah.

Mereka tercatat sebagai pahlawan bangsa, seperti Sultan Iskandar Muda, Teuku

Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan lain-lain. Secara filosofis, sosio

politis dan historis, agama bagi bangsa Indonesia sudah berurat dan berakar

dalam kehidupan bangsa. Itulah sebabnya para taokoh dan pemuka agama, selalu

tampil sebagai pelopor pergerakan perjuangan kemerdekaan, baik melalui partai

politik, maupun sarana lainya. Perjuangan kemerdekaan tersebut melalui jalan

yang panjang sejak zaman colonial Belanda sampai kalahnya Jepang pada perang

Dunia ke II.

Mr. Muhammad Yamin adalah orang pertama yang mengusulkan dalam

siding BPUPKI agar Pemerintah RI membentuk Kementerian Islamiyah. Para

tokoh yang mengusulkan agar Kementerian yang mengurusi agama dimasukan

ke dalam Kemneterian Dalam Negeri, bahkan ada yang mengusulkan ke

Kementerian Pendidikan. Dari 27 anggota PPKI ternyata hanya 6 orang yang

menyetuji adanya Kementerian yang menguurusi Agama. Namun pada siding

Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNPI) pada tanggal 11

November 1945 mengemukakan kembali usul adanya Kementerian Agama

sendiri, usul tersebut dilanjutkan kembali dalam berbagai rapat yang dipelopori

oleh berbagai tokoh agama sehingga Presiden Soekarno memberikan isyarat

kepada Wapres Moh. Hatta agar ada kementerian khusus mengurusi agama.

Page 56: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

43

Maka pada tanggal 3 Januari 1946 lahirlah Kementerian Agama RI dengan H.

Rasjidi BA sebagai Meneteri Agama yang pertama. Dalam keputusan Menteri

Agama, tentang tata organisasi dan tata kerja Kementerian Agama Provinsi dan

Kab/Kota, kedudukan Kantor Wilayah Kemneterian Agama Provinsi DKI

Jakarta adalah Institusi vertical Kementerian Agama yang berada dibawah dan

tanggung jawab langsung kepada Menterti Agama RI.

Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, berdiri satu tahun

setelah Kementerian Agama RI didirikan, dengan kepala Kanwil yang pertama

adalah R.H.O Hudaya, selanjutnya H.M. Djamil Latief S.H, K.H. Muchtar

Natsir, H. Salahudin El Chairi BA, Drs. H. Muhammad, H. Halimi AR, Drs. H.

Mubarok, Drs. H. A. Bidawi Zubir, Drs. H. Rusli Wolman,MM, Drs. H. Abdul

Chair, Drs. H. Muhaimin RD, H. Ahmad Fauzan Harun, S.H, Drs. Sutami,

M.Pd.I, dan H. Muhaimin Luthfie.1

B. Visi dan Misi Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta

Visi-Misi merupakan hal yang cukup penting dalam sebuah organisasi, Karena

Visi-Misi merupakan gambaran dari sebuah organisasi, karena tanpa Visi-Misi,

sebuah organisasi tidak akan memiliki dasar tujuan jangka panjang yang nantinya

akan digunakan dalam menjalankan aktivitas keseharianya.

1 www.kemenagdki.go.id, diakses pada tanggal 10 Januari 2015

Page 57: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

44

1. Visi

Terwujudnya masyarakat Jakarta yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri,

bermartabat dan partisipasif.

2. Misi

a. Meningkatkan Ketaatan Umat Beragama

b. Melestarikan Kerukunan Hidup Umat Beragama

c. Meningkatkan Mutu Raudatul Athfal / Paud, Madrasah, Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan.

d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Bimbingan Haji, Pengembangan

Wakaf dan Zakat.

e. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Bersih.2

2 Humas Kanwil Kemenag DKI Jakarta, data tersebut diperoleh pada tanggal 20 Januari 2015

Page 58: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

45

C. Susunan Organisasi Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta

Adapun strruktur organisasi Kanwil Kemenag DKI Jakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Sedangkan struktur Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian

Agama DKI Jakarta yang memilki kewenangan menjalankan tugas sertifikasi

pembimbing manasik haji adalah :

Page 59: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

46

Tabel 3.2

D. Tugas dan Fungsi Kanwil

Berdasarka Peraturan Menteri Agama (PMA) Republik Indonesia Nomor 13

Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian

Agama, maka kedudukan, tugas pokok dan fungsdi Kementerian Agama Provinsi

adalah sebagai berikut :

1. Kedudukan

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi adalah Instansi Vertikal

Kementerian Agama yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Menteri Agama.

Bidang Pelayanan Haji

dan Umroh

Seksi

Pendaftaran

dan

Pelayanan

Haji

Seksi

Pembinaan

Haji dan

Umroh

Seksi

Akomodasi,

Transportasi

&

Perlengkapa

Seksi

Pengelolaan

Keuangan

Haji

Seksi

Sistem

Informasi

Kelompok

Jabatan

Fungsional

Page 60: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

47

2. Tugas Pokok

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi mempunyai tugas melaksanakan

tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam Wilayah Provinsi berdasarkan

kebijakan Menteri Agama dan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

menyelenggarakan fungsi :

a) Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang pelayanan

dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di provinsi;

b) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang haji dan umrah;

c) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah,

pendidikan agama dan keagamaan;

d) Pembinaan kerukunan umat beragama

e) Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi;

f) Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi

program; dan

g) Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan lembaga

masyarakat dalam rangka pelaksanan tugas kementerian di provinsi.

Sedangkan Tugas dan Fungsi Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh adalah :

Page 61: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

48

a) Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji, memiliki tugas melakukan penyiapan

pelaksanaan pelayanan, bimbingan tekhnis, dan pembinaan di bidang

pendaftaran dan dokumen haji.

b) Seksi pembinaan haji dan umroh, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pelaksanaan pelayanan, bimbingan tekhnis, dan pembinaan dibidang pembinaan

haji dan umroh.

c) Seksi Akomodasi, Transportasi, dan Perlengkapan Haji mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang

akomodasi, transportasi, dan perlengkapan haji

d) Seksi Pengelolaan Keuangan Haji mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengelolaan

keuangan haji.

e) Seksi Sistem Informasi Haji mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengelolaan

sistem informasi haji dan umrah.3

3 Humas Kanwil Kemenag DKI Jakarta, data tersebut diperoleh pada tanggal 20 Januari 2015

Page 62: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

49

BAB IV

ANALISIS PENELITIAN

MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKSI PEMBIMBING

MANASIK HAJI

A. Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

1. Perencanaan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Dalam manajemen fungsi pertama adalah perencanaan, yaitu pemilihan

sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya, apa yang harus dilakukan, kapan,

bagaimana, dan oleh siapa. Segala bentuk kegiatan maupun program yang akan

dilakukan akan berjalan dengan efektif apabila sudah dipersiapkan sebelumnya

mengenai apa yang akan dilakukan secara matang dan terperinci.

Sertifikasi adalah usaha yang terencana dari pihak Dirjen PHU untuk mencetak

tenaga pembimbing manasik yang berkualitas dan tentunya profesional, pelatihan ini

dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag tingkat Provinsi, salah satunya diselenggarakan

oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. program ini digalakan untuk memenuhi tuntutan

perkembangan yang terus berkembang khususnya dalam kebijakan dalam

penyelenggaraan ibadah haji itu sendiri. Pelatihan ini berorientasi pada peningkatan

Page 63: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

50

kemampuan pembimbing manasik haji dan pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan

baru yang berlaku di Tanah Air maupun di Tanah Suci.1

Pembimbing manasik haji sebagai tenaga profesional harus memperoleh

penghargaan sehingga memiliki kesempatan untuk membimbing jamaah calon haji

sampai ke tanah suci. Sebagai profesional, pembimbing ibadah haji tentu memiliki

komitmen tinggi terhadap kewajiban, hak dan etiknya. Selain itu, mereka juga perlu

memperoleh pembinaan dan jaminan pengembangan karir pembimbing ibadah haji,

perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan

kesehatan kerja. Dengan bekal pengetahuan dalam pelatihan dan pendidikan yang

diberikan secara komprehensif dan terintegrasi selama 10 hari, diharapkan seluruh

peserta yang lulus dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan penyelenggaraan

ibadah haji yang baik dan memberikan pelayanan yang maksimal terhadap seluruh

jamaah haji.2

Ahmad Syukri sebagai salah satu panita pelatihan sertifkasi pembimbing manasik

haji yang penulis wawancarai mengenai hal ini menuturkan, Sejak awal program ini

digulirkan, Dirjen PHU menyakini bahwa program ini bisa menjadi salah satu solusi

dalam mengurangi permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan ibadah haji

khususnya yang berkaitan dengan rangkaian manasik, karena tolak ukur kemabruran

1 Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Syukri Fanani selaku panitia pelaksana pelatihan

sertfikasi pembimbing manasik pada tanggal 23 Januari 2015 2 Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli selaku ketua pelaksana pelatihan sertfikasi

pembimbing manasik pada tanggal senin, 20 April 2015

Page 64: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

51

haji seseorang adalah melaksanakan rangkaian ibadah haji yang tertib dan sempurna,

serta program ini merupakan upaya agar terwujudnya petugas haji yang profesional.3

Dalam merencanakan sebuah kegiatan, penulis mengutip pendapatnya Indo

Yaman Nasrudin dan Hemmy Fauzan¸ dalam bukunya Pengantar Bisnis dan

Manajemen ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti :

Gambar 4.1

a) Penetapan Tujuan

Dalam rangka meramalkan tujuan, seorang manajer harus menentukan dengan

tegas hasil akhir yang diinginkan, disinilah pentingnya tujuan, dimana tujuan

merupakan gambaran megenai hal-hal yang ingin dicapai. Karena pelatihan sertifikasi

3 Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Syukri Fanani selaku panitia pelaksana pelatihan

sertfikasi pembimbing manasik pada tanggal 23 Januari 2015

Perencanaan

Penetepan Tujuan

Programing

Penjadwalan

Penganggaran

Page 65: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

52

ini merupakan program dari pusat yaitu Dirjen PHU, namun pelaksanaanya di

serahkan kepada Kanwil Kemenag tingkat Provinsi, salah satunya dalam hal ini

adalah Kanwil Kemenag DKI Jakarta yang bekerjasama dengan Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan adalah sasaran atau yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. Dalam menentukan tujuan pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik haji ini, Bapak Fudholi menuturkan bahwa tujuan

diadakanya pelatihan sertifikasi pembimbing ini adalah :

1) Tujuan Jangka Pendek

Tujuan jangka pendek dari dilaksanakanya pelatihan sertifikasi pembimbing

manasik haji ini adalah tidak terlepas dari latar belakang penyelenggaraan

ibadah haji, yaitu harus adanya petugas haji yang menyertai jamaah salah

satunya adalah pembimbing manasik, dalam penyelengaaraan ibadah haji

tidak bisa dilepaskan dari peran pembimbing manasik. Dimana dengan

diselenggarakanya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini supaya

pembimbing manasik tersebut satu visi dan misi dengan pemerintah,

khususnya dalam pemahaman dan kaitanya dengan kebijakan

penyelenggaraan haji baik di Tanah Air maupun di Arab Saudi, karena setiap

tahunya kebijakan tersebut terus up date. Maka dengan adanya pelatihan

Page 66: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

53

sertifikasi pembimbing manasik ini diharapkan proses pelaksanaan

penyelenggaraan ibadah haji berjalan dengan baik.4

2) Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini,

Bapak Fudholi menuturkan bahwa tujuanya sudah tercantum dalam SK Dirjen

PHU No D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji,

yaitu :

a) Meningkatkan kualitas, kreativitas, dan integritas pembimbing manasik

haji agar mampu melaukan aktualisasi potensi diri dan tugasnya secara

profesional guna mewujudkan Jemaah haji yang mandiri dalam ibadah

dan perjalanan.

b) Memberikan pengakuan dan perlindungan atas profesionalitas

pembimbing manasik dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan

kewenanganya dalam memberikan bimbingan manasik sesuai dengan

ketentuan pemerintah.

c) Menstandarisasikan kompetensi pembimbing agar dapat memeberikan

jamaninan kualitas pelayanan dibidang bimbingan manasik.

d) Menjadi mediasi dari Dirjen PHU dalam mewujudkan penjamin mutu bagi

pembimbing manasik baik yang ada di pemerintah maupun dimasyarakat.5

4 Wawancara Pribadi dengan Bapak Fudholi selaku Ketua Panitia Pelaksana Pelatihan

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji sekaligus sebagai Pejabat di Bidang Pelayanan Haji dan Umroh

Kanwil Kemenag DKI Jakarta, pada tanggal 3 Juni 2015 pukul 11.00 WIB

Page 67: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

54

b) Programing

Dalam sebuah program perencanaan harus menetapkan kegiatan-kegiatan yang

dibutuhkan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Bapak Fudhloli ketika diminta

keterangan lebih lanjut oleh penulis mengenai hal tersebut, beliau menuturkan bahwa

dalam hal ini penyelenggara menetapkan kegiatan-kegiatan, hal-hal yang di butuhkan

dan perlu dilibatkan dalam penyelenggaran program pelatihan sertifikasi pembimbing

manasik haji tersebut, penentuan waktu dan tempat, penentuan syarat peserta,

narasumber, asesor dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji.

Penyelenggara dalam hal ini Kanwil Kemenag DKI Jakarta melaksanakan

perencanaan dalam programing pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji

meliputi :

a) Pra Persiapan, meliputi :

1) Penyusunan TOR / Kerangka Acuan / Proposal

2) Pembuatan SK Panitia

3) Pembuatan SK Narasumber dan Moderator

4) Pembuatan SK Peserta

5) Undangan Rapat

6) Pengiriman Undangan Rapat

7) Rapat Pesiapan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.

b) Persiapan, meliputi :

5 Keputusan Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji

Page 68: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

55

1) Undangan Menjadi Peserta

2) Undangan Menjadi Narasumber dan Operator

3) Surat Tugas Peserta dan Panitia

4) Blanko Biodata Peserta

5) Blanko Curiculum Vite Narasumber

6) Seleksi Berkas dan Penetapan Calon Peserta

7) Rapat Pengumuman Peserta dan Penetapan Pelaksana Pelatihan

8) Daftar Hadir Peserta dan Panitia

9) Daftar Hadir Narasumber dan Moderator.

Dalam perencanaan ini, pihak Kanwil yang bertanggung jawab atas

program ini menetapkan persyaratan yang harus di penuhi oleh Peserta,

Narasumber dan Asesor. Persyaratan yang dimaksud dalam hal ini tercantum

dalam SK Dirjen PHU No D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji.

1. Peserta

a. Persyaratan Umum

1) Mengajukan permohonan dilampiri rekomendasi kepala

kantor Kemenag Kabupaten atau Kota.

2) Membuat pernyataan pernah menjadi pembimbing manasik

3) Mengisi formulir pendaftaran dan instrument portofolio,

dengan melampirkan : Foto copy ijazah SI atau sederajat,

foto copy KTP dan Kartu Keluarga, usia minimal 30 dan

Page 69: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

56

maksimal 56 tahun (dihitung mulai berlangsung kegiatan

sertifikasi), foto berwarna, latar belakang merah 3 x 4 = 2

lembar, dan surat keterangan sehat dari dokter pemerintah.

b. Persyaratan Khusus

1) Jujur, bertanggung jawab, berakhlak mulia, memiliki

dedikasi dan rasa nasionalisme.

2) Pernah menjadi pembimbing manasik minimal 2 tahun, dan

3) Mampu berkomunikasi bahasa Inggris dan atau bahasa

Arab.

2. Narasumber

Narasumber adalah tenaga ahli yang memiliki kompetensi

keilmuan dan praktik manasik. Persyaratan untuk Narasumber

dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini adalah

sebagai berikut :

a. Tenaga akademik pangkat minimal Lektor atau pendidikan S2

bidang ilmu agama Islam.

b. Pejabat / pegawai Kementerian Agama, pangkat minimal

Pembina (IV / a) baik pusat maupun daerah.

c. Menguasai materi dan pengalaman manasik serta bidang

tertentu sesuai mataeri yang diampu.

d. Menguasai metode dan pendekatan cara belajar orang dewasa.

Page 70: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

57

3. Asesor

Asesor adalah tenaga ahli yang memiliki kompetensi dalam

melakukan verifikasi persyaratan peserta sertifikasi dan penilaian

sebagai dasar menentukan kelulusan peserta pembimbing manasik.

Adapun persyaratan Asesor adalah sebagai berikut :

a. Dosen aktif pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri.

b. Pejabat terkait, khususnya pada bidang Penyelenggaraan Haji

dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi.

c. Pendidikan minimal sarjana S2.

d. Memiliki pengetahuan yang memadai dibidang perhajian.

e. Memilki kompetensi yang memadai dalam pendampingan

kebahasaan, dan pengetahuan teknis perhajian.

f. Pembentukanya dilaksanakan di masing-masing provinsi

dengan prosedur sesuai ketentuan.

Setelah perencanaan programing diatas di setujui dan ditetapkan bersama oleh

pihak Kanwil dan berkoordinasi dengan Kemenag Tingkat Kota, kemudian pihak

Kanwil melakukan rapat koordinasi dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yaitu pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai pelaksana dan

penanggung jawab dalam hal akademik pelatihan sertifikasi pembimbing manasik

haji tersebut. Setelah berkoordinasi dengan pihak UIN, kemudian Kanwil Kemenag

DKI Jakarta menetapkan Penyelenggaraan sertifikasi meliputi : Persiapan,

Pelaksanaan, dan Pelaporan.

Page 71: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

58

a) Persiapan sertifikasi meliputi :

1) Penunjukan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta oleh Dirjen PHU.

2) Peununjukan penyelenggara sertifikasi pembimbing manasik

haji meliputi : Panitia Pelaksana, Narasumber, dan Asesor oleh

Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

3) Penyiapan jadwal kegiatan, membuat undangan Peserta,

Narasumber, dan Asesor oleh Kepala Kanwil Kemenag DKI

Jakarta.

4) Penyiapan tempat kegiatan dan sarana pendukung lainya.

5) Melaksanakan rapat koordinasi panitia pelaksana dengan

Asesor, Narasumber dan pihak yang terlibat dalam pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut.

6) Melakukan pemanggilan calon peserta yang telah memenuhi

persyaratan adminstratif.

Dalam hal ini, bapak Fudhloli menuturkan bahwa peserta yang

memenuhi persyaratan administratif kemudian oleh Kanwil

Kemenag DKI Jakarta ditetapkan sebagai calon peserta

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut

sebanyak 100 orang dari jumlah peserta yang daftar sebanyak

125 orang. Adapaun daftar calon peserta tersebut adalah

sebagai berikut :

Page 72: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

59

Daftar Calon Peserta Pelatihan Sertfikasi Pembimbing Manasik Haji yang

ditetapkan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta

Tabel 4.1

No Nama Utusan / Instansi

1 Drs. H. Taufik, MM Subag Hukum dan KUB

2 H. Mugiyono, S.Ag, Mpd.I Bidang PAKIS

3 H. Mursalin, MA Bidang PAKIS

4 H. Sugito, Mpd.I Bidang Penais, Zakat dan Wakaf

5 Hj. Soimah, M.Pd.I Bidang Penais, Zakat dan Wakaf

6 Drs. H. Muh. Amin Daulay, Mpd.I Bidang URAIS dan Pembinaan

Syariah

7 Drs. Lukman HT,Msi Bidang URAIS dan Pembinaan

Syariah

8 Drs. H. Ramelan IS, MM Bidang URAIS dan Pembinaan

Syariah

9 H. Dadi Suryadi, M.Pd.I Kemenag Jakarta Utara

10 H. Wirta, M.Si Kemenag Jakarta Utara

11 Drs. H. Amir Mahmud, M.Pdi Kemenag Jakarta Utara

12 H. Edi Suaedi, S.Sos.I KBIH Ekalima Nur Abadi

13 Hj. Fatimah Assuroh, Spd KBIH Al Ikhwan

14 H. Tubagus Mukri KBIH Safinatunnajah

15 Drs. Daloh Abdaloh, M.Kom. I Kemenag Jakarta Utara

16 H. Anis Fuad, M.Ag Kemenag Jakarta Utara

17 Surya Indrianti KBIH Ar Raudhoh

18 H. Mudrimin, MA Kemenag Jakarta Utara

19 H. Titik Purwanto, MA Kemenag Jakarta Utara

20 H. Masruhin Ponpes Al Aqso

21 Laut Amal Seto Wigono, SE Kemnag Jakarta Utara

22 Drs. H. Sinur KUA Kemayoran

23 Kasyful Anwar, Lc Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia

24 H. Asmar, S.Ag Kemenag Jakarta Pusat

25 H. Hadi Rosyadi, S.Ag Kemenag Jakarta Pusat

26 Drs. H. Beben Mubarok PW. Persatuan Islam DKI Jakarta

27 Drs. H. Wahyudin PW. Persatuan Islam DKI Jakarta

28 Abu Zahid Mahfudz KBIH Al Muddasyiriyah

29 Lukmanul Hakim, Lc Masjid Jami Yarsi

30 Drs. H. Syaifulloh Nasir Masjid Jami Yarsi

31 H. Syaifulloh S.Ag M.Pd KUA Johar Baru

32 Drs. Abdul Kholiq, MM Guru MAN 13

33 Drs. H. Sulaiman, M.Ag Pengawas Madya

34 Drs. H. Muhammad Amin, M.Ag Pengawas Madya

35 H. Amar Hasan, MA Kepala KUA Setiabudi

Page 73: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

60

36 H. Jubaedi, SH Penghulu Madya

37 Hj. Riadi Jannah Siregar, MA Guru MAS

38 Hj. Neneng Kamalia, S.Ag Penyuluh Agama Ahli Muda

39 Hj. Saidah, MA Penyuluh Agama Ahli Muda

40 Achmad Marwadi Hamdani Penyuluh KUA MP

41 Drs. H. Sadikin, M.Pd Guru MTsN 19

42 Hj. Masripah, S.Pdi Pelaksana KUA MP

43 H. Asrudin Penghulu

44 H. Muhammad Zuhri Kepala KUA Kebayoran Lama

45 Dra. H. Siti Pahriyah Penyuluh Muda

46 H. Saiful Bahri Guru MTsN 1

47 Drs. KH. Abdurrahman S KBIH Al Ihram

48 H. Ahmad Sulaiman Kemenag Jakarta Selatan

49 Drs. H. Muta’alim, MM KBIH Al Maka

50 H. Zaini, MA KUA Palmerah

51 H. Andi, S.Ag KUA Kebon Jeruk

52 H. Syarif Hidayat, S.Ag KUA Gropet

53 Drs. H. M. Yunus, M.Pd POKJAWAS

54 Dra. Hj. Apiyah, MA KBIH Al Ihrom

55 H. Muhammad Azhar, S.Ag KBIH Minhajut Tholibin

56 H. Jaenudin, S.Pdi POKJAWAS

57 H. Sofwan KBIH Shiratu Ar Rohim

58 H. Muhammad Shofwatullah KBIH Miftahul Huda

59 H. Nur Syawaluddin, S. I. Kom KBIH Safinatun Najah

60 Drs. H. Ali Mukafi, M.Ag POKJAWAS

61 Drs. H. Mulyadi MUI

62 H. Marwadi, S.Ag KUA Kalideres

63 Drs. H. Noer Achpas A, MM MTsN 12

64 Saifullah, S.Ag,MM KBIH Miftahul Jannah

65 Drs. H. Tabroni, MA Kemenag ADM Pulau Seribu

66 H. Ali Wafly Fakoubun, M.Pdi Kemenag ADM Pulau Seribu

67 Muhammad Yusuf, SE KBIH Gobel

68 H. Ahmad Taufik KBIH Al Bana

69 Hj. Mulyati KBIH Al Bana

70 Irfan Budiman KBIH Al Wafa

71 Drs. H. M. Shohib Murtani KBIH Al Bin

72 Amir Ma’mun, Lc KBIH Al Bin

73 Drs. H. M. Chozin Machmud, MM KBIH Ar Risalah

74 Hj. Nurjanah, S.Pdi KBIH Ar Risalah

75 H. Dany Rachmany Gani, SH KBIH Azziziyah

76 M. Mujtahid KBIH Azziziyah

77 Khairul Amri KBIH Gobel

78 Ahmad Fauzi, S.Ag KBIH Ummahatul Huda

Page 74: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

61

79 H. M. Ridwan Yahya, Lc. MA KBIH Nawaitu

80 H. M. Mujib Ka KUA Duren Sawit

81 H. Dedi Supriyadi KUA Pulo Gadung

82 Drs. H. Mastur, MM KUA Pulo Gadung

83 Drs. Sulaiman KUA Pulo Gadung

84 Drs. Muhammad Yusuf KUA Matraman

85 Hj. Yahya Yahroni KUA Cakung

86 Hj. Lili Kholilah, S.Ag KUA Cakung

87 Hj. Marliana Agustin, SS KUA Ciracas

88 Nasrullah Jamaludin KUA

89 Drs. H. Ahmad Rafiuddin KUA Duren Sawit

90 H. Pahlawan Jurangga Daulay,

S.Ag. M.Pd

KUA Matraman

91 Drs. H. Hasan Yaubun MAN 9 Jakarta

92 H. Hasbi Yatim, M.Pdi MTs Jauharaton

93 Drs. H. Hayatun MTs Al Wathoniyah

94 Nasrullah, M.Pdi KBIH Ummahatul Huda

95 H. Anasti, M.Pdi KUA Jatinegara

96 H. Endang Munawar, S.Ag KUA Cakung

97 H. Sayadi, S.Ag KUA Matraman

98 H. Anwar Rusli BPAH

99 H. Jaelani BPAH

100 H. Mudriman, MA KBIH

Daftar calon peserta diatas yang telah ditetapkan oleh Kanwil Kemenag DKI

Jakarta kemudian dikirim dan di verifikasi ulang oleh pihak Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk ditetapkan sebagai

peserta yang berhasil lulus tahap verifikasi berkas yang kemudian berhak mengikuti

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini yang bertempat di Asrama Haji

Pondok Gede Jakarta.

b) Pelaksanaan

c) Pelaporan

Page 75: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

62

c) Penjadwalan

Penjadwalan merupakan hal yang cukup penting dalam setiap kegiatan, yang

dalam hal ini kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. Penjadwalan

ini berfungsi baik dalam penentuan lokasi maupun waktu yang dipergunakan. Dalam

tahap penjadwalan kegiatan pelatihan sertifikasi ini sudah dikoordinasikan

sebelumnya dengan pihak UIN yang kemudian setelah kedua pihak antara UIN dan

Kanwil Kemenag DKI Jakarta sudah deal dalam menentukan jadwal tersebut, maka

disusunlah hal tersebut. Lokasi yang digunakan dalam pelatihan ini adalah yang

bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, adapun time schedule dalam

peralisasian pelatihan sertifikasi pembimbing manasik ini adalah sebagai berikut :

Jadwal Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Tabel 4.2

Hari/tanggal Waktu Agenda Narasumber

Senin , 21 Mei 13.00-15.15 Check in dan registrasi

peserta

15.15-16.00 Sholat Ashar

16.00-16.30 Pretest dan kontrak belajar Muchlas Noor Hidayat, S. Sos.I

16.30-18.30 Penjelasan program H. Purwanto, SE.MM

18.30-19.30 Ishoma

19.30-22.00 Pembukaan :

a. Pembacaan kalam

Ilahi

Peserta

b. Menyanyikan lagu

kebangsaan

Peserta

c. Laporan panitia

pelaksana

H. Saiful Mujab, MA

d. Pembukaan acara

sekaligus keynote

speech : Kebijakan

penyelenggaraan

ibadah haji di

Indonesia

Dr. Anggito Abimanyu

Page 76: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

63

e. Pembacaan doa Peserta

f. Penutup dan ramah

tamah

Selasa, 13 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah

05.00-05.30 Kuliah shubuh Peserta

05.30-07.30 Olahraga, sarapan dan

persiapan acara

Kelompok peserta

07.30-08.00 Overview Panitia

08.00-09.30 Pemantapan karakter Artiriani Puspita, M.Psi

09.30-10.00 Coffe break

10.00-11.30 Kebijakan

penyelenggaraan Haji

Arab Saudi

Drs. H. Ahda Barori

11.30-12.30 Ishoma

12.30-14.00 Kebijakan pembinaan haji Dr.H.M. Attamimy, M.Ag

14.00-15.30 Kebijakan pelayanan dan

perlindungan haji

H. Saiful Mujab, M.A

15.30-16.00 Coffe break dan sholat

ashar

16.00-17.30 Kebijakan pelayanan

kesehatan

dr. Fidiansyah

17.30-19.00 Ishoma

19.00-20.30 Problematika

penyelenggaraan Ibadah

Haji (diskusi kelompok)

KBIH

20.30-04.30 Coffe break dan istirahat

Rabu, 14 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta

05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta

05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan

persiapan acara

Peserta

07.30-08.00 0verview Panitia

08.00-09.30 Tugas dan fungsi

pembimbing manasik

H. Purwanto, SE.MM

09.30-10.00 Coffee break

10.00-11.30 Tugas dan fungsi

pembimbing manasik

Dr. H. Ali Rochmat

11.30-12.30 Ishoma Peserta

12.30-15.30 Fiqih haji Prof.Dr. Huzaimah Tahido

15.30-16.00 Coffee break dan shalat

ashar

16.00-18.15 Teori bimbingan manasik

haji

Dr. Hasanudin, MA

18.15-19.00 Ishoma

Page 77: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

64

19.00-21.15 Teori bimbingan ziarah Dr. Sunandar, MA

21.15-04.30 Cofee break dan istirahat

Kamis, 15

Mei

04.50-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta

05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta

05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan

persiapan acara

07.30-08.00 Overview Panitia

08.00-09.30 Bimbingan manasik bagi

wanita

Dra. Mastanah, MA

09.30-10.00 Coffee break

10.00-11.30 Bimbingan manasik bagi

wanita

Dra. Mastanah, MA

11.30-12.30 Ishoma

12.30-15.30 Manajemen perhajian

Indonesia

Drs. H. Cepy Supriatna

15.30-16.00 Coffe break dan sholat

ashar

16.00-17.30 Hikmah haji Pimpinan FK KBIH

17.30-19.00 Ishoma

19.00-22.00 Manajemen manasik haji Drs. H. Ahmad Kartono

22.00-04.30 Coffee break dan istirahat

Jumat, 16 Mei 04.50-05.00 Sholat shubuh berjamaah

05.00-05.30 Kuliah shubuh

05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan

persiapan acara

07.30-08.00 Overview

08.00-09.30 Perjalanan haji dan

penegnalan situs islam dan

sirah nabawiyah

Prof. Dr. Murrodi, MA

09.30-10.00 Coffee break

10.00-11.30 Perjalanan haji dan

penegnalan situs islam dan

sirah nabawiyah

Prof. Dr. Murrodi, MA

11.30-14.00 Ishoma

14.00-15.30 Tradisi dan kultur social

budaya Arab

Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA

15.30-16.00 Coffe break dan sholat

ashar

16.00-17.30 Psikologi komunikasi Prof. Dr.Andi Faisal Bhakti, MA

17.30-19.00 Ishoma

19.00-20.30 Problematiak

penyelenggaraan ibadah

haji (diskusi kelompok)

KBIH

Page 78: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

65

20.30-04.30 Coffee break dan istirahat

Sabtu, 17 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta

05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta

05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan

persiapan acara

Kelompok peserta

07.30-08.00 Overview

08.00-09.30 Metodologi pembimbing

manasik haji

Dr. Arief Subhan, MA

09.30-10.00 Coffee break

10.00-11.30 Metodologi pembimbing

manasik haji

Dr. Arief Subhan, MA

11.30-12.30 Ishoma

12.30-15.30 Psikologi kepribadian

pembimbing haji

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag.

M.Si

15.30-16.00 Coffe break dan sholat

ashar

16.00-18.15 Psikologi kepribadian

pembimbing haji

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag.

M.Si

18.15-19.00 Ishoma

19.00-20.30 Percakapan Bahasa Arab

dan Bahasa Inggris

Fauzun, LC.MA

20.30-04.30 Coffee break dan istirahat

Minggu, 18

Mei

04.50-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta

05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta

05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan

persiapan acara

Kelompok peserta

07.30-08.00 Overview

08.00-09.30 Startegi pembimbingan

manasik haji di Tanah Air

dan Arab Saudi

Dra. Jundah Sulaiman, MA

09.30-10.00 Cofee berak

10.00-11.30 Pembuatan rencana kerja

operasional

H. Herman Syukri, M.Si

11.30-12.30 Ishoma

12.30-15.30 Pembuatan rencana kerja

operasional

Dr. Arief Subhan, MA

15.30-16.00 Coffee berak dan sholat

ashar

16.00-17.30 Outbound Abdurrahman, M.Si

17.30-19.00 Ishoma

19.00-20.30 Problematika

penyelnggaraan ibadah

haji (diskusi kelompok)

KBIH

Page 79: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

66

20.30-04.30 Coffee break dan istirahat

Senin, 19 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta

05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta

05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan

persiapan acara

Kelompok peserta

07.30-08.00 Overview

08.00-09.30 Praktek manasik haji FK KBIH 1

09.30-10.00 Coffee break

10.00-11.30 Praktek manasik haji FK KBIH 2

11.30-12.30 Ishoma

12.30-15.30 Praktek manasik haji FK KBIH 3

15.30-16.00 Coffe break dan sholat

ashar

16.00-18.15 Praktek manasik haji FK KBIH 4

18.15-19.00 Ishoma

19.00-20.30 Praktek manasik haji FK KBIH 5

20.30-04.30 Coffee break dan istirahat

Selasa, 20 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta

05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta

05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan

persiapan acara

Kelompok peserta

07.30-08.00 Overview

08.00-09.30 Micro guiding Asessor

09.30-10.00 Coffee break

10.00-11.30 Micro guiding Asessor

11.30-13.00 Ishoma

13.00-14.30 Evaluasi (rencana tindak

lanjut dan refleksi)

Panitia

14.30-16.00 Coffe break dan sholat

ashar

16.00-17.30 Evaluasi (rencana tindak

lanjut dan refleksi)

Panitia

17.30-19.00 Ishoma

19.00-20.30 Post test dan wawancara

20.30-04.30 Coffee break dan istirahat

Rabu, 21 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta

05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta

05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan

persiapan acara

Kelompok peserta

07.30-08.00 Overview

08.00-09.30 Penyelesaian tugas-tugas Panitia

09.30-10.00 Coffee break

Page 80: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

67

10.00-11.30 Penutupan

11.30-13.00 Ishoma

13.00-14.00 Check out

Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari Bapak Fudhloli melalui

wawancara langsung mengenai penjadwalan tersebut, dalam pelaksanaanya jadwal

tersebut dari segi waktu terealisasi dengan semestinya dan tidak ada perubahan,

namun yang berubah hanya pada susunan materi yang disampaikan kepada peserta

yang tidak sesuai dengan urutan yang sebelumnya sudah ditentukan, yang

dikarenakan sebagaian besar Narasumber yang diberikan kewajiban untuk

menyampaikan materi tersebut belum ada kecocokan waktu dalam memberikan

materi pada pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut.

d) Penganggaran

Dalam setiapa kegiatan, anggaran merupakan hal yang tidak boleh dilupakan

Bapak Fudhloli selaku ketua panita pelaksana pelatihan sertifikasi pembimbing

manasik yang penulis wawancarai, beliau menuturkan bahwa penyusunan anggaran

harus dilakukan pada saat perencanaan, agar dalam pelaksanaanya seorang manajer

(pelaksana) sudah mengetahui pos-pos pemasukan dan pos-pos pengeluaran yang

nantinya akan terjadi, sehingga apabila anggaran yang nantinya diterima atau

dikeluarkan tidak kurang atau melebihi anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.6

6 Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli pada tanggal 20 April 2015 selaku ketua panita

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sekaluigus ebagai pejabat di Bidang Pelayanan Haji dan

Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta

Page 81: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

68

Menurut penuturan Bapak Fudhloli, kegiatan ini di biayai dari DIPA Kanwil

Kemenag DKI Jakarta Nomor : SP DIPA-025.09.2/416298/2014 tanggal 5 Desember

2013 Revisi I Nomor : SP DIPA-025.09.2/416298/2014 tanggal 14 Februari 2014.

Sementara alokasi pengeluaranya adalah sebagai berikut :

1) Fee Narasumber

2) Fee Asesor

3) Fee Panitia

4) Adminstrasi

5) Akomodasi

6) Konsumsi

7) Transportasi peserta.7

Mengenai laporan anggaran yang dikeluarkan untuk pelaksanaan sertifikasi

pembimbing manasik haji ini, penulis tidak memuat laporan tersebut, hal ini

dikarenakan pihak Kanwil (Ketua Pelaksana) tidak memebahas lebih rinci mengenai

anggaran ini, mereka menuturkan bahwa hal ini tidak untuk di Publish karena

beberapa alasan yang tidak dapat disampaikan di halayak umum.

7 Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli pada tanggal 20 April 2015 selaku ketua panita

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sekaluigus ebagai pejabat di Bidang Pelayanan Haji dan

Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta

Page 82: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

69

2. Pengorganisasian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai suatu proses penentuan,

pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk

mencapai tujuan, menempatkan orang-orang di setiap aktivitas ini, menyiapkan alat-

alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada

setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Sehingga

pengorganisasian dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sangat penting

dilakukan, supaya pekerjaan yang dilakukan menjadi efektif dan efisien. Sebab

dengan adanya pengorganisasian maka rencana kegiatan pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik akan berjalan dengan baik.

Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai aktifitas menyusun suatu kerangka

lembaga yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan dengan jalan membagi dan

menyusun jalinan hubungan kerja antara satuan-satuan organisasi atau petugasnya.

Adapun pengorganisasian dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik ini

adalah mencakup semua lini yang terlibat. Berikut struktur organisasi penyelanggara

sertfikasi pembimbing manasik haji yang tercantum dalam SK Dirjen PHU No.

D/134/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing manasik adalah

sebagai berikut :

Page 83: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

70

Struktur Penyelenggara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Tabel 4.3

Jadi, setelah perencanaan telah tersusun atau terprogram, para

pengelola pelatihan tersebut mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tersebut

dengan tata kerja sebagai berikut :

a. Koordinator (Direktur Pembinaan Haji dan Umroh), yaitu memberikan

masukan dan arahan pelaksanaan program sertfikasi pembimbing manasik

haji. Dalam melaksanakan tugasnya, koordinator memiliki kewenangan

mengusulkan perubahan materi dan narasumber.

b. Panitia Pelaksana (berasal dari Kanwil Kemenag DKI Jakarta dan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta), yaitu merencanakan,

melaksanakan kegiatan dengan menyusun panduan dan jadwal kegiatan,

memfasilitasi, menetapkan calon peserta, dan melaporkan kegiatan

sertifikasi kepada Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta. Panitia pelaksana

Pelaksana

Sertifikasi Dekan

Fakultas Dakwah

dan Komunikasi

UIN Jakarta

Koordinator

Direktur

Pembinaan Haji

dan Umroh

Penanggung

jawab Kepala

Kanwil

Kemenag DKI

Jakarta

Pengarah Dirjen PHU / Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Narasumber Panitia pelaksana Asesor

Peserta

Page 84: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

71

memiliki kewenangan mengatur proses pelaksanaan kegiatan sertifikasi

dan penggunaan anggaran.

Berikut adalah susunan Panitia Pelaksana Pelatihan Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji sesuai dengan SK Kanwil Kemenag DKI

Jakarta No. 365 Tahun 2014 tentang Penetapan Panitia dan Pengawas

Sertifikasi Pembimbing dan Penyuluh Haji Angkatan 1 Tahun Anggaran

2014.

1. Penanggung Jawab : H. Saiful Mujab, MA

2. Ketua : H. Fudloli

3. Sekertaris : Drs. Study Rizal, LK, MA

4. Anggota : H. Lasino

H. Ahmad Syukri

H. Uung Kurni

H. Titin Kurniagus

M. U. Asep S.A

Nur Triono

Muchlas Noorhidayat 8

c. Asesor (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta), yaitu melakukan verifikasi data dan persyaratan

peserta, menilai tugas, dan merekomendasikan kelulusan peserta. Asesor

memilki kewenangan menilai keabsahan data dan merekomendasikan

8 Surat Keputusan Kanwil Kemenag DKI Jakarta tentang Penetapan Panitia dan Pengawas

Sertifikasi Pembimbing Manasik dan Penyuluh Haji angKatan 1 Tahun Anggaran 2014

Page 85: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

72

calon peserta yang memenuhi kualifikasi yang di syaratkan, serta

rekomendasi atas kelulusan peserta sertifikasi.

Berikut adalah daftar Asesor yang terlibat dalam pelaksanaan

sertifikasi pembimbing manasik haji sesuai dengan SK Pengguna

Anggaran Kanwil Kemenag DKI Jakarta No. 410 Tahun 2014 tanggal 5

Mei 2014 tentang Penetapan Narasumber, Asesor, dan Moderator

Sertifikasi Pembimbing dan Penyuluh Haji Tahun 2014 adalah sebagai

berikut :

Daftar Asesor pada Pelatihan Sertifikasi

Pembimbing Manasik Haji

Tabel 4.4

No Nama

1 Dr. Suhaimi, M.Si

2 Drs. M. Luthfi, M.Ag

3 Mulkanasir, BA, SPd, MM

4 Drs. Rini Laili Prihatini, M.Si

5 Nurul Hidayawati, S.Ag, M.Pd

6 Wati Nilamsari, M.Si

7 Noor Bekti Negoro, SE

8 Drs. Cecep Castrawijaya, MA

9 Drs. Sugiharto, MA

10 Ade Rina Farida, M.Si

d. Narasumber (Para praktisi Haji baik dari UIN Syarif Hidayatulllah

maupun dari Dirjen PHU RI) yaitu memberikan materi pembelajaran

kepada peserta sesuai jadwal yang disusun oleh panitia pelaksana.

Narasumber memilki kewenangan menyusun dan menyajikan materi

Page 86: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

73

sesuai dengan kurikulum dan silabi dengan metodologi pembelajaran

orang dewasa.9

Berikut adalah daftar Narasumber yang terlibat dalam Pelatihan

Sertifikasi Pembimbing manasik Haji yang sesuai dengan SK Pengguna

Anggaran Kanwil Kemenag DKI Jakarta No. 410 Tahun 2014 tanggal 5

Mei 2014 tentang Penetapan Narasumber, Asesor, dan Moderator

Sertifikasi Pembimbing dan Penyuluh Haji Tahun 2014 adalah sebagai

berikut :

Daftar Narasumber pada Pelatihan Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji Tabel 4.5

No Nama Materi

1 H. Saiful Mujab, MA Kebijakan Pelayanan dan

Perlindungan Haji

2 H. Purwanto, SE,MM Tugas dan Fungsi Pembimbing

Manasik

3 Dr. H. Ali Rochmad, Mpd Kebijakan Penyelenggaraan

Ibadah Haji di Indonesia

4 Tasman, MA Pemantapan Karakter

5 Drs. H. Ahda Barori Kebijakan Penyelenggaraan Haji

Arab Saudi

6 Dra. Mastanah, MA Bimbingan Manasik bagi wanita

7 dr. Thafsin Al Farizi, M.Sc Kebijakan Pelayanan Kesehatan

8 Prof. Dr. Murodi, MA Perjalanan Haji, Pengenalan Situs

Islam dan Siarah Nabawiyah

9 Drs. H. Hasanudin, MA Teori Bimbingan Manasik Haji

dan Zaiarah

10 Drs. H. Cepy Supriyatna Manajemen Perhajian Indonesia

11 Prof. Dr. Hj. Huzaemah TY,

MA

Fiqih Haji

12 Dr. Sunandar, MA Teori Bimbingan Manasik dan

Ziarah

9 Keputusan Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik

Haji

Page 87: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

74

13 Drs. H. Ahmad Kartono Manajemen Manasik Haji

14 Prof. Dr. Azyumardi Azra,

MA

Tradisi dan Kultur Sosial Budaya

Arab

15 Dr. Hj. Raudhonah,MA Psikologi Komunikasi

16 Dr. Arif Subhan, MA Metodologi Pembimbing Manasik

Haji

17 Prof. Dr. Komuarudin Hidayat Psikologi Kepribadian

Pembimbing Haji

18 Fauzun Jamal, Lc, MA Percakapan Bahasa Arab dan

Bahasa Inggris

19 Drs. H. Herman Syukri, M.Si Pembuatan Rencana Kerja

Operasional

20 H. Purwanto, SE,MM Pembuatan Rencana Kerja

Operasional

21 Dra. Hj. Jundah Sulaiman,

MA

Strategi Pembimbingan Manasik

Haji di Tanah Air dan Arab Saudi

22 Tasman,MA Outbound

23 Drs. H. M Mahdun, MA Hikmah Haji

24 Dr. H. Ali Rochmad, Mpd Kebijakan Pembinaan Haji

25 Dr. Arief Subhan, MA Pembulatan dan Kesimpulan Hasil

Pelatihan Sertfikasi Pembimbing

dan Penyuluh Haji

Daftar nama-nama diatas berdasarkan penuturan bapak Fudhloli adalah

mereka yang sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam SK

Dirjen PHU No D/134/2014 tantang Pedoman Pelaksanana Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji, sebagai bagian dari pihak yang terlibat langsung dalam rangkaian

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dari awal sampai akhir pelaksanaan,

dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing pun mereka

menjalankan dengan baik sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing.

Berdasarkan penuturan Bapak Fudhloli juga, dalam melakukan aktifitas

pengorganisasian seluruh penyelenggara kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing

manasik haji yang terlibat dalam program ini selalu berkoordinasi satu sama lain

Page 88: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

75

dengan baik antar divisi lainya, mereka menerapkan sistem dan peraturan yang

berlaku kepada seluruh pihak yang terlibat, seluruh unsur-unsur pengorganisasian

seperti pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang berdasarkan struktur

organisasi, dijalankan dengan baik sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

3. Penggerakan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Penggerakan adalah suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota

kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi

penggerakan ini bertujuan untuk menggerakan orang agar mau bekerja dengan

sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan yang

baik. Penggerakan merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana, dengan

berbagai arahan memotivasi setiap anggota untuk melaksankan kegiatan dalam

organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu,

penggerakan tidak lepas dari peranan kemampuan leadership.

Penggerakana dibutuhkan sikap yang pro-aktif dalam mengelola sebuah

organisasi ataupun lembaga, adapun yang terjadi di dalam Struktur Kepanitiaan

Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Kanwil Kemenag DKI Jakarta, dalam

menjalankan program pelatihan sertifikasi pembimbing manasik. Seluruh panitia

yang terlibat, diberikan kepercayaan penuh oleh Kepala Kanwil Kemenag DKI

Page 89: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

76

Jakarta dalam mengelola rangkaian kegiatan program tersebut yang bekerjasama

dengan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.10

Penulis mengutip teorinya Maringan Masri Simbolon dalam bukunya Dasar-

dasar Adminstrasi dan Manajeman, Penggerakan mencakup penetapan dan pemuasan

kebutuhan manusiawi dari seluruh pihak yang terlibat, memberi penghargaan,

memimpin mengembangkan dan memberi kompensasi kepada pihak-pihak yang

terlibat dalam hal ini pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji,

namun hal yang terjadi pada kepanitiaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik

dan seluruh pihak lain yang terlibat dalam program ini, berdasarkan data yang

diperoleh penulis dari hasil wawancara dengan Bapak Fudhloli menerangkan bahwa

untuk masalah pemberian penghargaan, kompensasi dalam bentuk materi tidak

berlaku pada pelaksanaan ini, semua pihak yang terlibat mendapatkan haknya berupa

materi tersebut sesuai dengan tingkat golongan masing-masing tanpa membeda-

bedakan kontribusi lebih yang mereka berikan dalam pelaksanaan pelatihan tersebut.

Pada dasarnya menggerakan rencana-rencana ataupun program tersebut butuh

kemampuan atau seni menggerakan orang lain atau disebut sebagai kepemimpinan.

Dalam prakteknya penggerakan memiliki beberapa fungsi manajemen yang penulis

kutip dari pandanganya Maringan Masri Simbolon yaitu :

10

Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Syukri Fanani pada tanggal 20 Januari 2015

Page 90: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

77

Gambar 4.2

Namun dalam penelitian ini penulis hanya membahas pada dua point yaitu pada

Pembimbingan dan Penjalin Hubungan.

1) Pembimbingan

Dalam hal ini agar suatu kegiatan berjalan dengan baik, maka Ketua

Pelaksana Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Kanwil Kemenag

DKI Jakarta yaitu Bapak Fudhloli, dalam hal ini bertindak sebagai

penanggung jawab kegiatan, menuturkan bahwa, beliau memberikan arahan

atau bimbingan secara langsung kepada seluruh anggota panita yang telibat,

dan hal ini biasanya dilaksanakan setiap 2 malam sekali selama acara tersebut

berlangsung, dalam bimbingan tersebut beliau memberikan arahan mengenai

hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi dalam kinerja seluruh panitia, saling

sharing antar panitia mengenai permasalahan peserta yang ditemukan selama

Penggerakan

Pembimbing

Penjalin Hubungan

Komunikasi Motivator

Pemberi dan Pelaksana Pembina

Page 91: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

78

proses pelatihan tersebut, dan tentunya memberikan solusi dari setiap

permasalahan yang terjadi selama acara tersebut berjalan, sehingga dengan

adanya pembimbingan tersebut dapat memberikan semangat baru kepada

seluruh panitia yang terlibat sehingga tujuan awal yang telah ditetapkan

sebelumnya dapat terwujud dengan maksimal.

2) Penjalin Hubungan

Demi terwujudnya harmonisasi dan sinkronisai pelatihan dan pembinaan

tersebut, maka diperlukan adanya jalinan hubungan atau komunikasi,

keakraban antar seluruh pihak yang terlibat. Dalam hal ini seluruh pihak yang

terlibat dalam kegiatan tersebut, terus berupaya sebaik mungkin untuk

mengompakan seluruh barisanya dalam mewujudkan kesuskesan kegiatan ini.

Dalam hal ini ketua pelakasana kegiatan terus berhubungan baik dengan

seluruh pihak yang terlibat melalui komunikasi yang intens sejak awal

perenacanaan sampai akhir pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing

manasik haji ini selesai.11

Pada proses penggerakan ini, Ketua Panitia Pelatihan Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji selaku pelaksana dan penanggung jawab pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji tidak bisa bekerja sendiri, karena pada fungsi ini semua

yang telah dilakukan pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian dilakukan

sehingga pelaksana membutuhkan cukup banyak orang terutama untuk mencapai

tujuan yang di harapkan setelah pelaksanaan pelatihan pembimbing manasik haji ini.

Karena ini program berupa pelatihan, maka pada penggerakanya bukan hanya pada

11

Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli pada tanggal 20 April 2014

Page 92: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

79

pihak penyelenggara saja yang terlibat, akan tetapi para Peserta pelatihan, Asesor dan

Narasumber.

Dimana Peserta pada pelatihan ini sebagai penerima transferan ilmu yang

diberikan pada saat pelatihan berlangsung dengan materi-materi yang telah ditentukan

oleh pihak penyelenggara sebelumnya, materi tersebut dalam pelatihan ini telah

tercantum dalam pedoman SK Dirjen PHU No. D/134/2014 Tentang Pedoman

Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji. Penggerakan yang dilakukan terhadap peserta

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini meliputi :

a) Pelaksanaan sertifikasi meliputi :

1) Pre test

Pre test dimaksudkan untuk mengukur tingkat pengetahuan, keterampilan,

kepribadian, pengalaman sebagai pembimbing manasik, penyamaan

presepsi, pemahaman terhadap proses penguatan kompetensi pembimbing

manasik.

2) Kegiatan proses pembelajaran

Proses pelaksanaan pembelajaran sertifikasi pembimbing manasik sesuai

kurikulum dan silabi yang ditetapkan. Dalam pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji ini kurikulum yang diberikan adalah sebagai

berikut :

a) Materi dasar, sebanyak 20 %, meliputi :

1) Penjelasan program sertifikasi

2) Kebijakan penyelenggaraan ibadah haji dan Ta’limatul hajj

3) Kebijakan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan haji

Page 93: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

80

4) Kebijakan pelayanan kesehatan haji

5) Tugas dan fungsi pembimbing haji

b) Materi inti, sebanyak 60 %, meliputi :

1) Fiqih haji

2) Bimbingan manasik haji serta ziarah

3) Bimbingan manasik bagi wanita

4) Praktek manasik haji

5) Problematika penyelenggaraan ibadah haji (studi kasus manasik

haji)

6) Perjalanan haji, pengenalan situs islam dan sirah Nabawiyah

7) Tradisi dan kultur social budaya Arab

8) Manajemen perhajian Indonesia

9) Manajemen manasik haji

10) Hikmah haji

11) Psikologi kepribadian pembimbing haji

12) Strategi pembimbingan manasik haji di Tanah Air dan Arab Saudi

13) Metodelogi pembimbing manasik haji

14) Psikologi komunikasi

15) Percakapan bahasa Arab dan bahasa Inggris.

c) Materi penunjang, sebanyak 20 %, meliputi :

1) Pembuatan rencana kerja operasional

2) Micro guiding

3) Out bound

4) Evaluasi

Page 94: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

81

5) Pemantapan karakter

6) Post test dan wawancara

7) Penutupan.

3) Post test

Pelaksanaan akhir sertifikasi dilakukan post test untuk mengukur

keberhasilan proses pembelajaran meliputi tes tertulis, lisan, dan micro

guiding.

4) Penilaian

Penilian dalam sertifikasi pembimbing manasik ini dilakukan penilaian

kelulusan dengan ketentuan :

a) Tidak mengikuti proses pembelajaran lebih dari 8 JPL,

b) Format penilian menggunakan bobot pre test 15 %, partisipan 25%,

post test 20 %, dan micro guiding 40 %,

c) Standar kualifikasi kelulusan rata-rata nilai tertimbang 70-100.

5) Penetapan kelulusan

Dalam penetapan kelulusan sertifikasi, ditetapkan sebagai berikut :

a) Penyelenggara sertifikasi melakukan pengujian dan pengolahan hasil

ujian peserta sertifikasi

b) Hasil ujian peserta sertifikasi disamapaikan kepada Dirjen PHU

c) Kriteria dan penetapan kelulusan dibuat oleh Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 95: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

82

d) Kelulusan sertifikasi manasik haji ditetapkan oleh Dirjen sesuai usul

penyelenggara sertifikasi.12

Selanjutnya adalah Narasumber, Narasumber disini dilibatkan sebagai pihak

pengisi acara dalam proses pentransferan ilmu atau materi yang diberikan untuk para

peserta (pembimbing manasik), sedangkan Asesor dilibatkan dalam proses penilaian,

mulai dari pemberkasan yang harus dilengkapi oleh calon peserta sertifikasi

pembimbing mansik haji, menentukan calon peserta yang berhak mengikuti pelatihan

yang diselenggarakan, serta pihak yang menentukan apakah peserta setelah

menjalankan rangkaian pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji berhak atau

tidak mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji.

4. Pengawasan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Pengawasan adalah suatu tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui

hasil kegaiatan, pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, untuk kemudian dilakukan

perbaikan, atau dengan kata lain pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan

ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pihak yang terlibat

sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan.

Berdasarkan penuturan Bapak Fudhloli, pengawasan dalam pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik ini dilakukan oleh beberapa pihak yang terlibat

langsung yaitu mulai dari Ketua Panitia Pelaksana, dalam hal ini Bapak Fudhloli

12

Keputusan Dirjen PHU Nomor D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing

Manasik Haji Dirjen PHU

Page 96: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

83

yaitu melakukan Pengawasan terhadap seluruh panitia yang terlibat, seluruh

rangkaian kegiatan acara pada pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji, serta

hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan program tersebut, dalam pengawasan

yang dilakukan oleh ketua panitia, beliau menuturkan bahwa pengawasan dalam

pelatihan ini dilakukan sejak awal sertifikasi pembimbing manasik haji ini dimulai,

hal ini dilakukan supaya seluruh rangkaian kegiatan tersebut dapat secara maksimal

di laksanakan sehingga tujuan dari sertifikasi pembimbing manasik ini bisa terwujud.

Pengawasan dilaksanakan oleh beliau secara langsung dengan ikut serta dalam

rangkaian pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut,

sehingga hal ini memudahkan beliau dalam melakukan pengawasan, selain itu beliau

juga melakukan koreksi pada setiap kegiatan yang memang kurang sesuai dengan

konsep awal yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga dengan koreksian tersebut

dapat dicarikan solusinya dan hambatan dalam pelatihan tersebut dapat dikendalikan.

Pengawasan selanjutnya dilakukan oleh pihak panitia dan tim asesor,

pengawasan ini dilakukan oleh mereka terhadap seluruh peserta pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji sejak awal peserta tersebut ditetapkan sebagai pihak yang

berhak mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sampai akhir

pelaksanaan pelatihan tersebut, hal ini dilakukan untuk menilai peserta yang benar-

benar mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dengan baik sehingga

mereka berhak mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji. Dari 100 orang

peserta yang ditetapkan sejak awal oleh Pihak Kanwil Kemenag DKI Jakarta

berdasarkan SK. Pengguna Anggaran Kanwil Kemenag DKI Jakarta No. 392 Tahun

2014 tanggal 2 Mei 2014 tentang Penentapan Peserta Sertifikasi Pembimbing dan

Page 97: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

84

Penyuluh Haji Angkatan 1 tahun Anggaran 2014 kemudian daftar tersebut dikirim

untuk di verifikasi berkas oleh pihak Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maka ditetapkanlah calon peserta pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik haji sebanyak 85 orang untuk mengikuti pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik haji ini yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede

Jakarta, dan kemudian hanya 79 orang saja yang berhasil lulus dan mendapatkan

sertifikat, jumlah kelulusan peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini

dipengaruhi oleh kedisiplinan peserta dalam mengikuti pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji yang belum taat pada peraturan yang telah ditetapkan oleh

penyelenggara. Berikut adalah hasil penilaian terhadap peserta pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji, data tersebut penulis dapatkan dari Bapak Lasino, beliau

merupakan salah satu panitia pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dan

pejabat di Kanwil Kemenag DKI Jakarta pada Bidang Pelayanan Haji dan Umroh,

yaitu :

Hasil Penilaian Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji

Kementerian Agama RI Kantor Wilayah DKI Jakarta

Angkatan 1 Tahun 2014

Tabel 4.6

NO NAMA PESERTA UTUSAN NILAI PREDIKAT

1 Drs. Taufik MM Subag Hukum dan KUB 97 Sangat memuaskan

2 Hj. Fatimah Assuroh, S. Pd KBIH Al Ikhwan 80 Baik

3 H. Hadi Rosyadi, S. Ag Kemenag Jak-Pus 92 Sangat memuaskan

4 H. Amar Hasan, MA Kepala KUA Setiabudi 92 Sangat memuaskan

5 H. Saiful Bahri Guru MTSN 1 82 Memuaskan

6 H. Muhammad Sofwatullah KBIH Miftahul Huda 83 Memuaskan

7 Drs. H. M. Shohib Murtani KBIH Al Bin 92 Sangat Memuaskan

8 H. Dedi Supriyadi KUA Pulo Gadung 86 Memuaskan

9 Drs. H. Hasan Yaubun MAN 9 Jakarta 86 Memuaskan

10 H. Mugiyono, S. Ag, M.Pd.i Bidang PAKIS 76 Baik

Page 98: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

85

11 Drs. Daloh Abdaloh, M. Kom.I Kemenag Jakarta Utara 84 Memuaskan

12 Drs. H. Beben Mubarok PW.Persatuan Islam

DKI

12 Tidak lulus

13 H. Jubaedi, SH Penghulu Madya 84 Memuaskan

14 H. Ahmad Sulaeman Kemenag Jakarta selatan 84 Memuaskan

15 H. Nur Syawaluddin, S.I. Kom KBIH Safienatuna

Najah

92 Sangat Memuaskan

16 Amir Ma'mun, LC KBIH Al Bin 86 Memuaskan

17 Drs. H. Mastur, MM Pulo Gadung 91 Sangat Memuaskan

18 H. Hasbi Yatim, M. Pdi MTs Jauharotul Huda 92 Sangat Memuaskan

19 H. Mursalih, MA Bidang Pakis 87 Memuaskan

20 H. Anis Fuad, S. Ag Kemanag Jakarta Utara 84 Memuaskan

21 Drs. H. Wahyudin PW Persatuan Islam

DKI

79 Baik

22 Hj. Riadi Jannah Siregar Guru MAS 91 Sangat Memuaskan

23 Drs. H. Ali Mukafi, M.Ag POKJAWAS 86 Memuaskan

24 Drs. H. M.Chozin Machmud,

MM

KBIH Ar-Risalah 11 Tidak lulus

25 Drs. Sulaiman Pengawas Jaksel 84 Memuaskan

26 Drs. H. Khayatun MTS Al Wathoniyah 82 Memuaskan

27 H. Sugito, M.Pd.I Penais 79 Baik

28 Surya Indrianti KBIH Ar Raudhah 78 Baik

29 Abu Zahid Mahfudz KBIH Al

Muddasyiriyah

79 Baik

30 Hj. Neneng Kamalia, S.Ag KBIH Ar Raudhah 78 Baik

31 Drs. H. Muta'alim, MM MM. KBIH Al Maka 79 Baik

32 Drs. H. Mulyadi MUI 84 Memuaskan

33 Hj. Nurjanah, S.Pd.I KBIH Ar Risalah 73 Baik

34 Drs. Muhammad Yusuf KUA Matraman 73 Baik

35 H. Anasti, M.Pdi Mts. Alhamidiyah 78 Baik

36 Hj. Soimah, M.Pd.i Bidang PAKIS 85 Memuaskan

37 H. Murdimin ,MA Kemenag Jakarta Utara 77 Baik

38 Lukmanul Hakim, LC Masjid Jami Yarsi 80 Baik

39 Hj. Saidah, MA Penyuluh Agama 81 Memuaskan

40 H. Zaini, MA KUA Palmerah 77 Baik

41 Drs. H. Noer Achpas A, MM MTsN 12 80 Baik

42 H. Dany Rachmany Gani, SH KBIH Aziziyah 12 Tidak lulus

43 Dra. Hj. Yayah Yahroni KUA Cakung 74 Baik

44 H. Endang Munawar, S.Ag KUA Cakung 80 Baik

45 Drs. H. Lukman HT, Msi Bidang URAIS 87 Memuaskan

46 H. Itik Purwanto, MA Kemenag Jakarta Utara 81 Memuaskan

47 Drs. H. Syaefullah Nasir Masjid Jami Yarsi 81 Memuaskan

Page 99: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

86

48 Drs. H. Shadiqin, MPd Guru MTSN 19 80 Baik

49 H. Syarif Hidayat, S.Ag KUA Gropet 82 Memuaskan

50 Saifulloh, S.Ag, MM KBIH Miftahul Jannah 83 Memuaskan

51 M. Mujtahid KBIH Azziziyah 81 Memuaskan

52 Hj. Lili Kholilah, S,Ag KUA Cakung 80 Baik

53 H. Anwar Rusli BPAH 79 Baik

54 Drs. H. Ramelan IS, MM Bidang URAIS 85 Memuaskan

55 Laut Amal Seto Wiguno, SE Kemenag Jakarta Utara 84 Memuaskan

56 H. Syaipulloh, S. Ag, M.Pd KUA Johar Baru 85 Memuaskan

57 Hj. Masripah S. Pd.I Pelaksana KUA MP 80 Baik

58 Drs. HM. Yunus, M. Pd POKJAWAS 80 Baik

59 Muhammad Yusuf, SE KBIH Gobel 84 Memuaskan

60 Khairul Amri KBIH Gobel 80 Baik

61 Hj. Marliana Agustin, SS KUA Ciracas 83 Memuaskan

62 H. Jaelani BPAH 83 Memuaskan

63 H. Dadi Suryadi, M. Pdi Kemenag Jakarta Utara 82 Memuaskan

64 Drs. H. Sinur KUA Kemayoran 79 Baik

65 Drs. H. Abdul Choliq, MM Guru MAN 13 82 Memuaskan

66 H. Arsudin Penghulu 83 Memuaskan

67 Dra. Hj. Apiyah, MA KBIH Al Ihrom 0 Tidak lulus

68 H. Ahmad Taufik KBIH Al Bana 83 Memuaskan

69 Ahmad Fauzi, S. Ag KBIH Ummahatul Huda 82 Memuaskan

70 Nasrullah Jamaluddin KUA 78 Memuaskan

71 H. Wirta S.Ag. M. Si Kemenag Jakut 85 Memuaskan

72 Drs. H. Sulaiman KUA Pulo gadung 82 Memuaskan

73 H. Muhammad Zuhri Ka. KUA Kebayoran

Lama

82 Memuaskan

74 H. Jaenudin, S. Pd.I Pokjawas Jakarta Barat 78 Baik

75 Hj. Mulyati KBIH Al Bana 81 Memuaskan

76 H. M. Ridwan Yahya, Lc.,

M.A

KBIH Nawaitu 13 Tidak lulus

77 Drs. H. Ahmad Rafiuddin KUA Durensawit 83 Memuaskan

78 H. Edi Suaedi, S.Sos.I KBIH Ekalima Nur

abadi

81 Memuaskan

79 H. Asmar, S. Ag Kandepag Jakpus 84 Memuaskan

80 Drs. H. Moh. Amin, M. Ag Kemenag Jaksel/P.

Madya

84 Memuaskan

81 Dra. Hj. Siti Pahriyah Penyuluh KUA Keb.

Lama

80 Baik

82 H. Sofwan KBIH Shirathu al

Rohim

82 Memuaskan

83 Irfan Budiman KBIH Al Wafa 10 Tidak lulus

84 H. M. Mujib KA. KUA Durensawit 92 Sangat memuaskan

Page 100: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

87

85 H. Pahlawan Jurangga Daulay,

S.Ag, M.Pd

KUA Matraman 88 Memuaskan

Ketentuan kriteria kelulusan :

a. Lulus Sangat memuaskan 91-100

Memuaskan 81-90

Baik 70-80

b. Remedial 65-69

*Diberi kesempatan mengikuti untk Micro Guiding hingga 2 x

c. Tidak lulus < 64

Persentasi Kelulusan Sertifikasi

Pembimbing Manasik dan Penyuluh Haji

Kementerian Agama RI Kanwil DKI Jakarta Tahun 2014

Tabel 4.7

Sangat memuaskan

Memuaskan

Baik

Lulus Bersyarat

Tidak Lulus

Kategori Nilai Jumlah %

Sangat memuaskan 9 10.6

Memuaskan 45 52.9

Baik 25 29.4

Lulus bersyarat 0 0.0

Tidak lulus 6 7.1

Total 85 100.0

Page 101: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

88

Dari jumlah peserta yang berhasil mendapatkan sertifikat pembimbing

manasik haji ini, Bapak Fudhloli menutukan bahwa jumlah diatas masih belum

mencapai target yang diharapkan sebelumnya, penyelenggara khususnya Kanwil

berharap dari awal jumlah peserta yang lulus yaitu 100 orang berdasarkan penetapan

jumlah peserta yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

pihak Kanwil, namun setelah menjalankan verifikasi berkas yang dilakukan oleh

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari jumlah tersebut, ditetapkanlah yang

berhak mengikuti pelatihan hanya 85 peserta saja, dan dari jumlah tersebut hanya 79

peserta saja yang berhasil lulus dan mendapatkan sertifikat, hal yang menyebabkan

peserta tidak lulus adalah karena ketidaksiplinan peserta dalam menjalankan pelatihan

ini, diantara kesalahan yang dilakukan oleh peserta adalah tidak patuhnya pada

peraturan pihak penyelanggara yang telah ditetapkan, adanya peserta yang

menggunakan jasa joki ketika pelatihan berlangsung, dan masih banyak lagi yang

lainya yang menyebabkan para peserta tidak lulus. Dengan adanya kejadinan ini,

dimana penyelenggara tidak bisa mencapai target tersebut, diharapkan ini menjadi

bahan perbaikan pelatihan selanjutnya dalam meningatkan dan menegaskan kembali

aturan main kepada seluruh peserta pelatihan untuk bisa mengindahkan dan

menerapkan kedisiplinan sejak awal pelatihan ini berlangsung.

Page 102: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

89

B. Analisis Penelitian

Secara garis besar manajemen pelatihan ini telah berjalan dengan baik, meskipun

ada beberapa kekurangan yang belum tercapai, berikut ini uraninya :

1. Perencanaan

Fungsi perencanaan dalam manajemen diantaranya adalah Penetepan Tujuan,

Programing, Penjadwalan dan Penganggaran.

Penetapan Tujuan, analisis penulis tentang fungsi perencanaan dalam

manajemen yaitu penetapan tujuan, Berdasarkan data diatas, penulis menganalisis

bahwa dengan ditetapkan tujuan tersebut, maka langkah Pemerintah dalam hal ini

Dirjen PHU sudah sangat baik dan patut di apresiasi dalam upaya memberikan

pelayanan terbaiknya dalam penyelenggaraan ibadah haji khususnya dalam layanan

mansik haji, sehingga diharapkan semua tujuan yang telah ditentukan dapat terwujud

dengan baik, sehingga penyelenggaraan ibadah haji khususnya dalam hal bimbingan

manasik bagi para jamaah haji dapat secara maksimal dilaksanakan sehingga jamaah

dapat lebih mandiri dalam melaksanakan ibadah haji, dan tentunya penyelenggaraan

ibadah haji kedepanya dengan adanya pembimbing manasik yang profesional dapat

berjalan lebih baik lagi.

Programing, Analisis penulis tentang programing berdasarkan temuan diatas,

penulis menyimpulkan bahwa dengan ditetapkanya tahapan-tahapan kegiatan dan

ketentuan yang sudah direncanakan diatas, maka akan memudahkan penyelenggara

mengenai hal-hal yang harus dilaksanakan terlebih dahulu, hal-hal yang perlu

dilibatkan, sampai dengan pelaksanaan hingga pelaporanya kegiatan tersebut harus

seperti apa, sehingga perencanaan diatas menjadi acuan untuk program yang akan

Page 103: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

90

dijalankan selanjutnya, dengan demikian penyelenggara bisa lebih makasimal dan

fokus pada agenda yang akan dijalankan selanjutnya karena kerangka kegiatanya

sudah ada.

Penjadwalan, dengan informasi diatas tersebut, maka analisis penulis dengan

keadaan jadwal tersebut, khususnya dalam hal perubahan urutan materi yang

seharusnya disampaikan terlebih dahulu sesuai dengan susunan yang ada dimanual

acara, maka hal tersebut akan mempengaruhi kurang maksimalnya pemahaman dan

menambah kebingungan peserta pelatihan. Karena susunan materi diatas sebelumnya

sudah diatur oleh pihak Pusat yaitu Dirjen PHU yang dimuat dalam SK Dirjen PHU

No D/134/2014, dan sudah melalui pertimbangan dengan sangat matang sebelumnya

sehingga yang dimuat dalam SK Dirjen PHU tersebut dijadikan sebagai pedoman

pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik yang seharusnya dalam pelaksanaanpun

harus dilaksanakan. Namun kenyataanya belum sesuai dengan yang ditelah

ditetapkan dalam SK Dirjen PHU tersebut.

Penganggaran, anggaran yang di gunakan dalam pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji diperoleh dari dana DIPA dan dimanfaatkan dengan baik

pada pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelatihan sertifikasi pembimbing

manasik haji yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

Berdasarkan beberapa temuan mengenai perencanaan diatas, maka analisis

penulis tentang perencanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji mulai dari

menetukan tujuan, programing, penjadwalan sampai dengan penganggaran, maka

Page 104: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

91

kesimpulanya adalah bahwa Kanwil Kemenag DKI Jakarta dan seluruh pihak yang

terlibat dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik sudah menjalankan fungsi

manajemen dengan baik yang sesuai dengan teori perencanaan. Seluruh

penyelenggara yang terlibat merencanakan semuanya secara detail dalam pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut, sehingga hal wajib yang dibutuhkan

dalam rangkaian acara tersebut terpenuhi dengan baik dan lancar.

2. Pengorganisasian

Dalam pengorganisaian pelatihan ini, berdasarkan temuan penulis, dengan

dibagi-baginya kegiatan dalam tugas-tugas yang lebih terperinci, hal ini menurut

analisis penulis dilakukan untuk mencegah timbulnya akumulasi pekerjaan hanya

pada diri seorang pelaksana saja, dimana jika hal ini terjadi tentulah akan

memberatkan dan menyulitkan salah satu pihak. Komposisi orang-orang dalam

pengorganisasian ini pun sudah cukup sangat baik dan diisi oleh orang-orang yang

sangat berkompeten dibidangnya masing-masing, sehingga dalam penetapan orang-

orang yang terlibat dalam struktur organisasi ini sudah cukup tepat sesuai dengan hal

yang direncanakan sejak awal.

3. Penggerakan

Dalam penggerakan pelatihan ini, berdasarkan temuan lapangan yang penulis

telah paparkan diatas, salah satunya penggerakan yang dilakukan oleh ketua

pelaksana khususnya dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai leadership pada

pelatihan tersebut untuk menggerakan seluruh pihak yang terlibat dalam pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik ini sudah cukup baik, hal ini menunjukan bahwa

Page 105: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

92

fungsi penggerakan pada pelatihan tersebut sudah sesuai dengan teori yang ada yang

telah penulis kemukakan dalam tinjauan teori walupun belum maksimal dijalankan.

Begitupun penggerakan yang telah dilakukan oleh pihak yang terlibat lainya (Panitia,

Narasumber, Peserta, Asesor) semuanya telah menjalankan fungsinya masing-masing

dengan baik sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya.

4. Pengawasan

Analisis penulis tentang pengawasan yang dilakukan oleh seluruh pihak yang

terlibat (Ketua Panitia, Panitia, dan Asesor) pada dasarnya telah dijalankan dengan

baik, namun disisi lain dengan tidak tercapainya target peserta yang seharusnya lulus

yaitu target awal sebanyak 100 orang, namun kenyataanya hanya 79 orang yang

berhasil mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji, dan hal ini tentunya dalam

pengawasan yang dilakukan harus lebih ditingkatkan lagi sejak dari awal peserta

memulai pelatihan. Walupun faktanya hal yang mempengaruhi jumlah peserta yang

lulus adalah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor

kedisiplinan peserta dalam mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji

yang belum maksimal, diharapkan untuk penyelenggaraan pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji kedepanya bisa lebih ditingkatkan lagi sehingga target

yang ingin di capai dapat terwujud.

Page 106: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan penerapan fungsi manajemen, maka penulis

menyimpulkan bahwa :

1. Perencanaan

Setiap program acara dan kegiatan yang diadakan oleh kanwil (panitia) telah

direncanakan terlebih dahulu. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan telah di

sesuaikan dengan perencanaan yang telah ditetapkan, meliputi : Penetapan

tujuan, Programing, Penjadwalan dan Penganggaran.

2. Pengorganisasian

Setelah perencanaan program pelatihan tersusun, para pengelola

mengkoordinasikan semua tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan

ketentuan pelaksanaan pelatihan kepada seluruh pihak yang terlibat. Sehingga

tujuan dari pelatihan tersebut dapat terwujud dengan baik dengan adanya

kerjasama dan koordinasi yang baik.

3. Penggerakan

Dalam proses penggerakan pelatihan sertifkasi pembimbing manasik haji

yang telah direncankan kemudian dalam rangka pencapaian tujuan itu maka

seluruh pihak yang terlibat digerakan dalam upaya merealisasikan tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya, maka dalam hal ini ketua panita pelaksana

Page 107: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

94

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji menggerakan program

pelatihan ini dengan beberapa tahap, diantaranya : Pembimbingan dan

Penjalin Hubungan yang diberikan kepada seluruh panita yang terlibat,

sehingga hasil maksimal yang diharapkan dapat terwujud.

4. Pengawasan

Pengawasan yang dilakukan dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik

haji ini dilakukan oleh beberapa pihak yaitu mulai dari Ketua Panitia

pelaksana pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang mengawasi

seluruh kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini dari awal

sampai akhir, selanjutnya pengawasan yang dilakukan oleh tim Asesor dan

Panitia terhadap seluruh Peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik

haji, hal ini dilakukan untuk menilai seluruh peserta yang berhak

mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji.

B. Saran

Untuk mengembangkan dan meningkatkan sertifikasi pembimbing mansik

ini dalam mencapai tujuanya, saran penulis antara lain adalah :

1. Perlunya transparansi anggaran yang digunakan, agar masyarakat tahu

pos-pos pengeluaran apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

pelatihan sertfikasi pembimbing manasik.

2. Kepada pihak penyelenggara sertifikasi ini, penulis menyarankan

untuk sosialiasai yang dilakukan agar lebih ditingkatkan lagi. Agar

Page 108: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

95

lebih banyak masyarakat atau mengetahui program ini, sehingga

bukan hanya dari jajaran kemenag dan tokoh agama saja yang

mengetahui program ini, melainkan kami dari pihak mahasiswa

jurusan manajemen haji dan umroh juga bisa memperisapkan diri

untuk bisa mengikuti sertifikasi pembimbing kelak ketika sudah

mumpuni.

3. Melihat dari banyaknya jumlah peserta yang lolos dalam rangkaian

pemberkasan dan pelatihan ini, hal ini tentu saja mempengaruhi

terhadap keberhasilan pelatihan sertifikasi ini pada tahun 2014. Oleh

karena itu penulis menyarankan kepada Kanwil Kemenag DKI Jakarta

agar dapat melakukan hal : Meningkatkan kerjasama dengan kampus-

kampus yang didalamnya ada jurusan manajemen haji dan umroh

sejak dini dalam rangka penyediaan SDM yang sesuai dengan kriteria,

agar para mahsiswa bisa mempersiapkan dirinya yang kelak jadi

pembimbing ibadah haji sejak dini.

Page 109: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

96

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinari. Metodelogi Penelitian untuk Publik Relation. Bandung :Simbiosa

Rekatama Media. 2010.

Arifin, Gus. Fiqih Haji dan Umroh. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2014.

Arifin,Gus. Peta Perjalanan Haji dan Umroh. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

2010.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta

Bulan Bintang. 2003.

Basyuni, Muhammad . Reformasi Manajemen Haji. Jakarta : FDK Press. 2008.

Efendi, Muchtar. Psikologi Manajemen dan Adminstrasi. Jakarta : Bandung Maju.

1983.

Efendi Tua, Marihot. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grasindo. 2002.

Hamalik, Oemar. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan

Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2005.

Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :

BPFE. 2000.

Kadarman, A.M. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

1996.

Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya. 2005.

Marbun, BN. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 2003.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

2009.

Nasrudin ,Indo Yaman. Pengantar Bisnis dan Manajemen. Jakarta : UIN Jakarta

Press. 2006.

Notatmojo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineka

Cipta. 2004.

Poerwandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta :

Page 110: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

97

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3

UI. 1983.

Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis

Statistik. Bandung : PT. Rosdakarya. 2002.

Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta : PT.

Raja Grapindo Persada. 2004.

R Terry, George. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. 1993.

Siagian, Dergibson,dkk. Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama. 2000.

Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial . Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2005.

Silalahi, Ulber. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung : Mandar

Maju. 2002.

Sudarmanto. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. 2009.

Suroso. Jurnal Haji Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji yang

Berkualitas. 2014.

Suprapto, Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Jakarta : Media

Press. 2009.

Trisnawati Sule , Erni. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana Pernada Media

Group. 2005.

Usman , Husaini,dkk. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2003.

Page 111: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

Daftar Pertanyaan Penelitian Skripsi

Hari/ Tanggal : Senin, 20 April 2015

Tempat : Kanwil Kemenag DKI Jakarta

Narasumber : Bapak Fudhloli

1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan oleh Kanwil Kememnag DKI Jakarta

khususnya oleh bidang pelayanan haji dan umroh dalam pelaksanaan

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji?

Jawab :

Perencanaan awal dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini

bermulai setelah SK Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang pedoman

pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji, kemudian Kanwil

berkoordinasi dengan Kanwil kemenag tingkat kota untuk membahas tentang

sosialisasi penerimaan atau perekrutan pada program sertifikasi pembimbing

manasik tersebut. Dalam tahapan ini, Kanwil menentukan waktu dan tempat,

penetapan persyaratan dan kriteria, hal-hal yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan program tersebut, penetapan tujuan, kemudian setelah semuanya

telah ditetapkan dan disepakati barulah diterbitkan surat edaran baik dalam

bentuk online maupun manual dalam proses sosialisasi program pelatihan.

Setelah itu kanwil mengadakan rapat koordinasi dengan pihak UIN sebagai

Page 112: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

penyelenggara di bidang akademik, sebagai penanggung jawab tehadap

pelaksanaan dalam bidang akademiknya.

2. Apa tujuan dari diadakanya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji

baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji ini?

Jawab :

Tujuan jangka pendek dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini

adalah tidak terlepas dari latar belakang yang dalam penyelanggaraan ibadah

haji tidak bisa lepas dari peran pembimbing manasik haji, tujanya adalah

untuk menciptakan pembimbing manasik haji yang satu visi dan misi dengan

pemerintah, khususnya dalam hal kebijakan pemerintah Arab Saudi atau

Ta’limatul Hajj dan kebijakan Pemerintah RI yang setiap tahunya selalu

update. Sementara untuk tujuan jangka panjangny bisa dilihat dalam SK

Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik.

3. Bagaimana dengan anggaran yang di gunakan pada pelaksanaan program

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji?

Jawab :

Anggaran yang digunakan dalam sertifikasi pembimbing manasik haji ini

berasal dari dana DIPA Kanwil Kemenag DKI Jakarta Nomor : SP DIPA-

025.09.2/416298/2014 tanggal 14 Februari 2014, dan alokasi anggaran

tersebut disalurkan untuk fee Narasumber, Panitia, Asesor, Akomodasi,

Konsumsi dan Transport.

Page 113: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

4. Bagaimana programing dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji

ini?

Jawab :

Dalam prgraming ini, semua hal yang dilakukan oleh Kanwil merujuk pada

SK Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.

Tahapan-tahapan dalam programing ini adalah :

a. Melakukan koordinasi dengan Kanwil Kemenag tingkat Provinisi untuk

membahas program sertifikasi pembimbing manasik haji

b. Menentukan waktu dan tempat

c. Penetapan persyaratan dan kriteria calon peserta

d. Membuat surat edaran perihal perekrutan sertifikasi pembimbing manasik

haji ini baik dalam bentuk online maupun manual

e. Rapat koordinasi dengan pihak UIN selaku penyelenggra bidang

akademik, penanggung jawab terhadap hal akademik

f. Melakukan seleksi berkas yang kemudian dikirim ke UIN untuk di

verifikasi

g. Setelah semuanya ditetapkan, teknis pelaksaan langsung diatur oleh pihak

panitia.

5. Bagaimana pengorganisasian yang dilakukan dalam pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji ini?

Jawab :

Untuk membagi-bagi tugas dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik

haji ini, Kanwil menentukan panitia pada pelaksanaan pelatihan sertifikasi

Page 114: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

pembimbing manasik haji ini yang berasal dari Kanwil DKI dan UIN,

menetapkan asesor yang telah direkomendasikan oleh UIN, dimana mereka

mempunyai tugas masing-masing dan jobdesnya sudah tecantum dalam SK.

6. Bagaimana Penggerakan yang dilakukan oleh panita pelaksana pada pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik haji ini, adakah penghargaan lebih yang

diberikan kepada panita?

Jawab :

Penggerakan yang dilakukan oleh saya (bapak Fudhloli) terhadap seluruh

pihak yang terlibat khususnya panitia, hal yang dilakukan adalah memberikan

bimbingan dan arahan, melakukan komunikasi dengan seluruh panitia, namun

dalam praktek penggerakan ini saya (bapak Fudhloli) tidak memberikan

pemuasan kebutuhan berupa pemberian pengahargaan berupa materi (bonus)

khusus untuk panita, mereka melakukan tugasnya atas tanggung jawabanya

sendiri walaupun tidak diembel-embeli dengan bonus dalam melaksanakan

tugasnya namun mereka menjalankan tugasnya dengan sangat profesional.

Penggerakan dalam palatihan ini juga dilakukan oleh seluruh pihak yang

terlibat mulai dari panitia, asesor dan peserta.

7. Bagaimana dengan Pengawasan yang dilakukan pada pelatihan sertifikasi

pembimbing manasik haji?

Jawab :

Pengawasan yang dilakukan dalam hal ini adalah mencakup semuanya yang

terlibat. Pengawasan terhadap peserta dilakukan oleh panitia dan asesor dalam

hal ini untuk menilai apakah peserta yang mengikuti pelatihan tersebut sudah

Page 115: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

mengikuti dengan baik atau belum. Sedangkan pengawasan terhadap panitia

diawasi langsung oleh ketua panitia, pengawasan terhadap panitia dilakukan

untuk meninjau sejauh mana program yang telah dilakukan berjalan sesuai

dengan rencana awal apa tidak.

Page 116: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii

Dokumentasi Rangkaian Kegiatan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Haji

Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta

Tahun Pelaksanaan 2014 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta

Page 117: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 118: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 119: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 120: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 121: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 122: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 123: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 124: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 125: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 126: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 127: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 128: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 129: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii
Page 130: MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28127/1/SITI... · Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah. iii