manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING
MANASIK HAJI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN
AGAMA DKI JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Siti Khodijah Nurfizri
1111053100021
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTERASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M / 1436 H
MANAJEMEN PELATIHAN SERTFIKASI PEMBIMBING MANASIK
HAJI PADA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA DKI
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Disusun Oleh :
Siti Khodijah Nurfizri
Nim : 1111053100021
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
KONSENTERASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M / 1436 H
i
ABSTRAK
Siti Khodijah Nurfizri, NIM : 1111053100021, Manajemen Pelatihan Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta,
dibimbing oleh Drs. Study Rizal, LK, MA.
Salah satu faktor keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji, khususnya dalam
hal pelaksanaan rangkaian manasik haji adalah adanya pembimbing manasik haji
yang mumpuni dari segi ilmu dan keahlian. Dalam melaksanakan tugas bimbinganya,
pembimbing harus bertindak profesional dalam segala keadaan, dengan pelatihan
sertifikasi pembimbing manasik ini, peserta pelatihan diarahkan untuk meningkatkan
kualitas, kreativitas dan integritas pembimbing manasik haji agar mampu melakukan
aktualisasi potensi diri dan tugasnya secara profesional guna mewujudkan jamaah
haji yang mandiri dalam ibadah dan perjalanan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji mulai dari perencanaan (penetapan
tujuan, programing, penjadwalan, dan penganggaran), pengorganisasian, penggerakan
(pembimbingan, dan penjalin hubungan), serta pengawasan yang diterapkan oleh
pihak penyelenggara.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah
penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan makna dalam hal ini
mengenai gambaran manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik. Hal ini
sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002:3) yang
menyatakan “metode kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut dengan penelitian kualitatif karena
merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.
Hasil dari penelitian manajemen pelatihan sertifikasi pembimbing manasik
haji yaitu Kanwil Kemenag DKI telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan
baik mulai dari perencanaan (penetapan tujuan, programing, penjadwalan, dan
penganggaran), penorganisasian, penggerakan (pembimbingan dan penjalin
hubungan), dan pengawasan sesuai dengan teori-teori manajemen yang terdapat
dalam literature pustaka. Meskipun masih ada yang perlu diperbaiki dan
dimaksimalkan kinerjanya guna mencapai target yang diharapkan dalam mewujudkan
pembimbing manasik haji yang profesional.
Kata kunci : Pembimbing Manasik, Manajemen Pelatihan
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah
memberikan bermacam-macam kenikmatan yang tak dapat terhitung oleh akal
manusia sekalipun. Shalawat seiring salam senantiasa tercurah limpahkan kepada
baginda besar kita Nabi Muhammad SAW. Sang pencerah yang telah membawa
umatnya dari zaman kebodohan hingga zaman globalisasi seperti saat ini yang
tauladannya selalu menjadi sandaran umat manusia.
Berkat karunia dan rahmat-Nyaalh amdulillah penyusun dapat menyelesaikan
Skripsi ini yang berjudul “Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta”. Penyusunan
skripsi ini adalah sebagai syarat Akhir program SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Konsentrasi Manajemen Haji danUmroh.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Sulit
rasanya untuk menyelsaikan skripsi ini tanpa bantuan semua pihak yang terkait
dikarenakan penulis hanyalah manusia biasa yang masih haus akan ilmu. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan tanda terimakasih kepada :
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.
iii
3. Mulkanasir, BA, SPd, MM selaku Sekertaris Jurusan Manajemen
Dakwah.
4. Drs. Study Rizal, LK, MA selaku pembimbing Skripsi yang selalu
memberikan masukan, kritikan dan arahan kepada penulis sehingga
skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.
5. Seluruh staff Kanwil Kemenag DKI Bidang Pembinaan dan Pelayanan
Haji dan Umroh yang telah bersedia memberikan informasi baik secara
lisan maupun tulisan.
6. Abi Safri dan Umi Titin yang terus memberikan carger ruhiyah, doa,
nasihat, dan motivasi yang terus menerus kepada ananda dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga tercinta teteh, aa, nenek, sepupu yang selalu memberikan
semangat, dukungan, dan nasihat yang luar biasa.
8. Seluruh sahabat seperjuangan Manajemen Haji dan Umroh angkatan 2011
yang telah memberikan semangat dan masukan untuk menyempurnakan
penulisan skripsi ini.
9. Kelompok liqo Tarbiyah Dzatiyah yang terus memotivasi agar skripsi ini
dapat dengan segera terlesaikan.
10. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memeberikan pelayanan dalam mencari referensi-referensi yang penulis
butuhkan selama kuliah dan penulisan skripsi.
iv
11. Seluruh anggota LDK 18 UIN Jakarta dan IMM Cabang Ciputat yang
telah mewarnai perjalanan selama kuliah ini, yang telah menularkan
semngat juangnya untuk selalu bermanfaat dimanapun dan dalam konsdisi
apapun.
12. Seluruh pengurus LTQ Syahid UIN Jakarta yang terus mendoakan agar
penulis bisa dengan lancar menyelsaikan skripsi ini, serta masih banyak
lagi yang lainya yang tidak bisa penulis sebutkan.
Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, doa,
dan harapan kita semua mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Penulis sangat menyadari, bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, penulis memohon
maaf jika ada kekurangan serta ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu masukan dan saran sangat terbuka sebagai bahan penyempuraan untuk
selanjutnya. Semoga bermanfaat.Aamiin.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Jakarta, Juli 2015 M
Ramadhan 1436 H
Siti Khodijah Nurfizri
1111053100021
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... v
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… vii
DAFTAR SINGKATAN ……………………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah …………………………………… 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………… 6
D. Metode Penelitian ………………………………………………… 8
E. Tinjauan Pustaka …………………………………………………. 14
F. Sistematika Penulisan …………………………………………….. 15
BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG MANAJEMEN
PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK
HAJI
A. Konsep Manajemen Pelatihan …………………………………… 16
1. Pengertian Manajemen Pelatihan ……………………………. 21
2. Fungsi-fungsi Manajemen …………………………………… 26
3. Tujuan Pelatihan dan Langkah-langkah Manajemen
Pelatihan ……………………………………………………...
26
a. Analisis Kebutuhan ……………………………………… 28
b. Penentuan Tujuan Pelatihan ……………………………... 29
c. Pemilihan Metode Pelatihan …………………………….. 29
d. Evaluasi Pelatihan .……………………………………… 34
B. Konsep Sertifikasi Pembimbing Manasik ……………………….. 37
1. Pengertian Sertifikasi Pembimbing…………………………... 37
2. Pengertian Manasik Haji …………………………………….. 38
BAB III : GAMBARAN UMUM KANWIL KEMENAG DKI JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya Kanwil Kemenag DKI Jakarta ……………… 41
B. Visi dan Misi kanwil Kemenag DKI Jakarta ……………………. 43
C. Susunan Organisasi Kanwil Kemenag DKI Jakarta …………….. 45
D. Tugas dan Fungsi Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil
Kemenag DKI Jakarta ……………………………………………
46
vi
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN MANAJEMEN PELATIHAN
SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI
A. Manajemen Pelatihan …………………………………………… 49
1. Perencanaan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji .…....................................................................................
49
2. Pengorganisasian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji ………………………………………………...
69
3. Penggerakan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji ……………………………………………………….....
75
4. Pengawasan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji ….....................................................................................
82
B. Analisis ………………………………………………………….. 89
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 93
B. Saran-Saran ………………………………………………….. 94
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. x
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………. xii
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Pengurus Kanwil Kemenag DKI Jakarta ……………... 45
Tabel 3.2 Struktur Bidang Pelayanan Haji dan Umroh …………………... 46
Tabel 4.1 Daftar Calon Peserta Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji ……..……………………………………………………….
59
Tabel 4.2 Jadwal Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ………. 63
Tabel 4.3 Struktur Penyelenggara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji... 70
Tabel 4.4 Daftar Asesor Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik……... 72
Tabel 4.5 Daftar Narasumber Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji ……………………………………………………………...
73
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
…………………………………………………………………..
84
Tabel 4.7 Persentasi Kelulusan Peserta Pelatihan Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji ……………………………………………………
87
viii
DAFTAR SINGKATAN
TPIHI : Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia
TPHI : Tim Pemandu Haji Indonesia
TKHI : Tim Kesehatan Haji Indonesia
Kanwil : Kantor Wilayah
Kemenag : Kementerian Agama
DKI : Daerah Khusus Ibukota
Kabag : Kepala Bagian
DPHU : Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umroh
RI : Republik Indonesia
UU : Undang-undang
Kepmen : Keputusan Menteri
MAS : Madrasah Aliyah Swasta
MAN : Madrasah Aliyah Negeri
MTsN : Madrasah Tsanawiyah Negeri
MTsS : Madrasah Tsanawiyah Swasta
KUA : Kantor Urusan Agama
KBIH : Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Surat Penelitian Skripsi
Lampiran 3 : Surat Keterangan Hasil Penelitian
Lampiran 4 : Hasil Wawancara
Lampiran 5 : SK Peserta Sertifikasi
Lampiran 6 : SK Panitia Sertifikasi
Lampiran 7 : SK Narasumber Sertifikasi
Lampiran 8 : Keputusan Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi
Lampiran 9 : PMA No. 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
Lampiran 10 : Dokumentasi Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelatihan adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan. Pelatihan berorientasi pada
peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik, alasan
dilakukanya pelatihan adalah karyawan yang direkrut belum dapat melakukan
pekerjaan dengan baik, adanya perubahan-perubahan dalam lingkungan kerja dan
tenaga kerja, untuk meningkatkan produktivitas, dan menyesuaikan dengan
peraturan.1
Dalam era globalisasi masa kini, lembaga atau perusahaan harus dapat
mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu upaya untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul ini adalah dengan ditempuh
melalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan hingga terciptanya sumber daya manusia
yang berkualitas dan profesional yang sangat mempengaruhi lembaga atau
perusahaan dalam perkembangan serta kemajuan dari segi manapun.
Dalam penyelenggaraan ibadah haji banyak pihak yang dilibatkan, mulai dari
TPIHI, TPHI, TKHI, dan masih banyak lagi petugas-petugas lainya, petugas dalam
penyelenggaraan ibadah haji salah satunya adalah Pembimbing manasik haji, yaitu
komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan ibadah haji, dimana
1 Marihot Tua Efendi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Grasindo, 2002), h, 190
2
pembimbing manasik haji adalah petugas yang langsung memberikan pelayanan
kepada jamaah haji dalam hal bimbingan ibadah, pembimbing manasik juga
merupakan penyambung lidah dari pemerintah terkait kebijakan-kebijakan baru yang
diterapkan dalam penyelenggaraan ibadah haji tersebut, karena setiap tahunya
kebijakan penyelenggaraan ibadah haji terus berubah, maka disinilah peran
pembimbing selain sebagai pembimbing manasik juga sebagai penyampai informasi
atau kebijakan ter update untuk kemudian oleh calon jamaah harus ditaati.
Upaya pemerintah untuk mendapatkan petugas pembimbing manasik haji
yang faham dan sevisi dengan pemerintah adalah melalui sertifikasi, dengan adanya
pembimbing manasik yang tersertifikasi maka akan mewujudkan petugas haji yang
profesional, yang mampu meningkatkan kualitas, kreativitas dan integritas
pembimbing manasik haji.
Pemerintah dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan baru kepada para
jamaah haji salah satunya melalui pembimbing manasik haji, untuk itu maka perlu
adanya sertifikasi pembimbing manasik haji, dimana proses mendapatkan sertifikat
pembimbing manasik haji harus melalui berbagai tahapan, salah satunya melalui
pelatihan pembimbing manasik haji yang di dalamnya diberikan berbagai materi-
materi mengenai berbagai kebijakan penyelenggaraan ibadah Haji dan materi-materi
penunjang lainya, sehingga dengan penguatan materi-materi yang diberikan dalam
pelatihan tersebut dapat membentuk petugas pembimbing manasik haji yang
profesional dan mumpuni dalam segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaran
ibadah haji dan tentunya dalam hal prosesi manasik haji.
3
Anggito Abimanyu dalam sambutanya di Aula IAIN Walisongo Semarang
mengatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam pengelolaan haji belum banyak
dipahami oleh para calon Jemaah haji sehingga menimbulkan banyak pertanyaan.
Pembimbing haji dituntut untuk menjembatani calon Jemaah haji dengan
mengkomunikasikan kebijakan pemerintah. Masalah kebijakan perhajian tidak
banyak dikuasai oleh pembimbing haji, padahal calon Jemaah haji memerlukan
informasi agar dalam menjalankan ibadah merasa tenang dan tidak dilingkupi
prasangka negatitif terhadap pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji. 2
Suroso yang dikutip dalam Jurnal Haji mengemukakan juga tentang
pendapatnya mengenai sertifikasi pembimbing manasik , Para pembimbing manasik
haji harus memiliki kompetensi yang memadai, baik kompetensi subtansi, bahasa,
maupun kompetensi social budaya. Semua kompetensi itu harus dimiliki oleh setiap
pembimbing ibadah haji untuk memberikan layanan ibadah haji yang memadai sesuai
standar. Sertifikasi ini bukan sekedar tuntutan profesionalitas, tapi untuk
memeberikan jaminan mutu bagi para jamaah dalam memperoleh layanan yang
memadai sesuai standar. Sehingga pembimbing dapat mengarahkan calon jamaah haji
memperoleh pengetahuan manasik haji secara komperhensif sehingga dapat
mengantarkan haji yang mabrur.3
Muhammad Zen anggota komisi E DPRD Jawa Tengah berpendapat bahwa
Jika pembimbing memiliki kompetensi sertifikasi, maka pelayanan haji dapat
ditingkatkan sesuai standar. Dengan sertifikasi itu, kompetensi pembimbing dapat
memadai untuk pelayanan yang baik bagi para jamaah haji. Profesionalisme para
petugas, termasuk pembimbing haji, merupakan syarat mutlak kesuksesan
penyelenggaraan ibadah haji. Namun, sertifikiasi pembimbing haji jangan diartikan
sebagai tuntutan profesionalisme semata. Pemberian jaminan mutu, merupakam
tujuan sertifikasi tersebut.4
Landasan hukum penyelenggaraan sertifikasi pembimbing manasik haji ini
berdasarkan atas UU Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
2 Anggito Abimanyu, dalam sambutanya yang disampaikan pada saat pembukaan pelatihan
sertifikasi pembimbing manasik haji yang bertempat di IAIN Walisongo Semarang, diakses langsung
dari situs resmi Kemenag RI, www.kemenagRI.go.id diakses pada tanggal 26 Desember 2014. 3 Suroso, Jurnal Haji “Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji yang
Profesional” diakses langsung di www.jurnalhaji.com pada tanggal 15 September 2014 4 Muhammad Zen, Anggota Komisi E DPRD Jateng mengenai harusnya petugas haji
tersertifikasi salah satunya adalah pembimbing manasik haji, diakses langsung di www.jurnalhaji.com
pada tanggal 26 Desember 2014.
4
Ibadah Haji Reguler, dan SK Dirjen PHU Nomor D/134/2014 tentang Pedoman
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.5
Sertifikasi adalah usaha yang terencana dari pihak Dirjen PHU untuk
mencetak tenaga pembimbing manasik yang berkualitas dan tentunya profesional,
pelatihan ini dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag tingkat Provinsi, salah satunya
diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. program ini digalakan untuk
memenuhi tuntutan perkembangan yang terus berkembang khususnya dalam
kebijakan dalam penyelenggaraan ibadah haji itu sendiri. Pelatihan ini berorientasi
pada peningkatan kemampuan pembimbing manasik haji dan pengetahuan tentang
kebijakan-kebijakan baru yang berlaku di Tanah Air maupun di Tanah Suci
Peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik terdiri dari pegawai Ditjen
Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kantor Urusan Agama, Guru, Penyuluh dan para
pembimbing di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji. Tujuan dari sertifikasi ini
diantaranya adalah untuk mewujudkan tenaga pembimbing manasik yang amanah,
profesional, serta supaya antara kelompok pembimbing di KBIH dan pemerintah
punya kemampuan yang sama, yakni kompetensi dalam hal ilmu manasik, dan
kompetensi pedagogi.6
Untuk merealisasikan program sertifikasi pembimbing manasik haji di atas,
maka harus ada upaya peningkatan SDM (Pembimbing manasik haji) dengan
dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan-pelatihan, dimana pelatihan adalah upaya
5www.kemenag.go.id, diakses pada tanggal 3 Juli 2015 pukul 08.15
6 http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=218255, diakses pada tanggal 20 April 2015
pukul 20.52 wib
5
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan dari seorang pelatih
kepada para pesertanya dalam kurun waktu yang telah ditetapkan.
Mengelola proses sertifikasi yang baik, maka dibutuhkan manajemen yang
baik, karena menghimpun dan menyamaratakan keahlian manajerial pembimbing
bukan hal mudah, banyak proses dan tahapan yang harus dilalui, harus ada proses
manajemen untuk menjalankan proses sertifikasi pembimbing manasik haji, mulai
dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Dengan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis menuangkan
sebuah karya ilmiah “Skripsi” dengan judul “Manajemen Pelatihan Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji pada Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI
Jakarta”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dalam penulisan skripsi ini
penulis membatasinya pada Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji Tahun 2014 pada Kanwil Kemenag DKI Jakarta mengenai
Perencanaan (Penetapan Tujuan, Programing, Penjadwalan, Penganggaran),
Pengorganisasian, Penggerakan (Pembimbingan, dan Penjalin Hubungan), dan
yang terakhir adalah Pengawasan.
6
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam skripsi
ini dirumusakan dalam rangka menjawab permasalahan tentang Manajemen
Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil Kemenag DKI
Jakarta tahun 2014, sebagai berikut :
a. Bagaimana Perencanaan (Penetapan Tujuan, Programing, Penjadwalan,
Penganggaran) Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji?
b. Bagaimana Pengorganisasian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji?
c. Bagaimana Penggerakan (Pembimbingan dan Penjalin Hubungan)
Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji?
d. Bagaimana Pengawasan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang di inginkan penulis dalam penelitian skripsi ini secara garis
besarnya adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji yang dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta,
sedangkan secara lebih rincinya adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pelatihan yang dilakukan
oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
7
b. Untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian pelatihan yang
dilakukan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
c. Untuk mengetahui bagaimana penggerakan pelatihan yang dilakukan
oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
d. Untuk mengetahui bagaimana pengawasan pelatihan yang dilakukan oleh
Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pemahaman penulis dalam upaya peningkatan
kualitas pembimbing manasik haji khususnya melalui pelatihan dan
sertifikasi pembimbing manasik haji.
2) Kanwil Kemenag DKI Jakarta
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
Kementerian Agama secara umum, menangani masalah ini secara
khusus, agar mampu mempertahankan kinerja yang sudah baik dan
memaksimalkan kinerja yang belum tercapai secara optimal.
b. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis di lakukanya penelitian ini adalah untuk menerapkan
pemahaman teori yang diperoleh penulis selama dibangku kuliah dengan
praktik yang ada di lapangan.
8
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penyususnan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang di amati. Untuk
memahami istilah penelitian kualitatif ini, perlu kiranya dikemukakan teori
menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Loxy Moleong, yang
mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati.7
Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis berharap dapat memperoleh
data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis
menggunakan metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan
penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji
hipotesis, atau produksi.8
2. Subjek dan Objek Penelitian
Sebjek penelitian ini adalah Bapak Fudhloli selaku Ketua Panitia Pelatihan
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji sekaligus sebagai Pejabat di Bidang
Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta, orang yang dapat
7 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 4 8 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik
(Bandung : PT. Rosdakarya, 2002), h. 24
9
memberikan informasi tentang Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
yang diteliti oleh penulis. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah
Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada Kanwil
Kemenag DKI Jakarta.
3. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mambatasi waktu penelitian pada bulan Januari -
April 2015. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Kanwil
Kementerian Agama DKI Jakarta.
4. Sumber Data
Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan
dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut.
Dalam hal ini penulis menggunakan :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, dari
individu seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang
dilakukan peneliti, yakni peneliti melakukan sendiri observasi dilapangan
maupun di laboraturium.9 Pelaksanaanya dapat berupa survey dengan
mewawancarai panitia pelaksana program pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji.
9 Dergibson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 200), h. 16
10
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen, yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-
buku, jurnal, makalah,website, dan sumber informasi lainya yang
memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai bahan penunjang
penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan :
a. Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.
Hingga saat ini ada dua model observasi yang sudah biasa dilakukan
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pertama, observasi secara
langsung dan ikut terlibat dalam peristiwa yang sedang dijadikan obyek
observasi, dan kedua, observasi non partisipan, yakni pembimbing berada
diluar obyek atau peran yang sedang di identifikasi, bisa dari jarak dekat
atau jarak jauh, artinya pihak observer hanya mengamati dan mencatat
11
fakta atau kejadian-kejadian yang tampak sebagaimana layaknya orang
yang sedang mengamati sesuatu.10
Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian non partisipan terhadap
proses kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. Dalam
observasi ini peneliti melakukan pengumpulan data dari beberapa sumber
dan pencatatan yang kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi
ini sesuai dengan data yang dibutuhkan.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk
mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental/kejiwaan
(psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien. Wawancara juga
merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Dalam penelitian kualitatif yang digunakan adalah teknik wawancara
mendalam, dimana seorang responden atau kelompok responden
mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk di diskusiakan
secara bebas.11
10
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi (Jakarta :
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h. 62
11
Elvinari Ardianto, Metodelogi Penelitian untuk Publik Relation. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2010), Cet ke-1, h. 61
12
Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan cara
tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan ketua dan sekertaris
Bidang Pelayanaan Jamaah Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DKI
Jakarta.
c. Dokumen
Dokumen adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen
seperti data-data, arsip-arsip, dan gambar-gambar ataupun bentuk lainya.12
Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan adalah bersumber dari
Bagian Humas Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Bidang Pelayanana Haji
Kanwil Kemenag DKI Jakarta, dan situs resmi Kemanag RI. Dokumen ini
penulis jadikan referensi atau sumber data dalam penulisan di Bab III
mengenai gambaran umum Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
6. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan
mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar kemudian
dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini disesuaikan
dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif.13
12
Husaini Usman dan Purnomo Akbar Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2003), h. 57 13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Bulan
Bintang, 2003), cet ke-9, h. 11
13
Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Redaksi data yang merupakan bentuk analisis yang relevan, membuang
yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa
hingga kesimpulan-kesimpulanya dapat ditarik dan diverifikasi.
b. Penyajian data, setelah data mengenai manajemen diperoleh, maka data
tersebut disajikan dalam bentuk narasi, visual, gambar, matriks, bagan,
tabel, dan lain sebagainya sehingga tujuan dari penelitian dapat terjawab.
c. Penyimpulan data yang tersaji pada analisa antar kasus khususnya yang
berisi jawaban atas tujuan penelitian kualitatif diuraikan secara singkat,
sehingga dapat mengambil kesimpulan mengenai Manajemen Pelatihan
Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji di Kanwil Kementerian Agama DKI
Jakarta.
7. Pedoman Penulisan Skripsi
Dalam penulisan ini, penulis berpedoman dan mengacu kepada buku
“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang
diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.” yang
diterbitkan oleh CEQDA, April 2007, cet. Ke-2.
14
E. Tinjauan Pustaka
Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat dan yang harus
diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapaun setelah penulis
melakukan kajian kepustakaan, penulis menemukan beberapa judul skripsi yang
membahas tentang pelatihan, judul-judul tersebut adalah :
Skripsi yang ditulis oleh Susilawati mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Jurusan Manajemen Dakwah 2010, “Manajemen Pelatihan Dakwah pada
Pondok Pesantren Al Hikmah Curug Tangerang”. Pada penelitian skripsi tersebut
peneliti mendapatkan hasil bahwa dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik, pelatihan dakwah pun berjalan dengan maksimal,
sehingga banyak kader dakwah yang terlahir dari Pondok tersebut.
Skripsi berikutnya ditulis oleh Irfa Nurina Jati mahasiswa Universitas Negeri
Semarang Jurusan Manajemen 2013 “Manajemen Pelatihan dan Pengembangan
pada Perum Bulog untuk Peningkatan Kinerja Karyawan” pada penelitian skripsi
tersebut peneliti mendapatkan hasil bahwa dengan menerapakan manajemen yang
baik dan langkah-langkah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan para
karyawan Perum Bulog terbukti menghasilkan kinerja karyawan yang maksimal
setelah pelatihan tersebut di selenggarakan
Dilihat dari beberapa judul diatas, penelitian penulis berbeda dari penelitian
sebelumnya. penelitian kali ini menggambarkan bagaimana proses manajemen
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji pada Kanwil Kemenag DKI
Jakarta. Oleh karena itu materi pembahasanyapun berbeda, materi yang penulis
15
bahas tentang “Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji pada
Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada karya ilmiah “skripsi” ini terdiri dari lima (5) bab
yang memiliki sub-sub bab, dan dilengkapi dengan daftar pustaka serta lampiran-
lampiran. Penyusunan bab dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah,
Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.
Bab II : Landasan Teori, bab ini membahas Pengertian Manajemen Pelatihan,
Fungsi-fungsi Manajemen, Tujuan dan Langkah-langkah Manajemen
Pelatihan,Pengertian Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Pengertian Manasik
Haji. Bab III : Gambaran Umum Tentang Obyek Penelitian, Berisi tentang
gambaran umum Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta, yang meliputi latar
belakang dan sejarah berdirinya, visi dan misi dan tujuan, struktur kepengurusan dan
program kerja. Bab IV : Analisis Penelitian, bab ini membahas mengenai hasil
analisis penulis yang diteliti dalam skripsi ini, yang meliputi : Perencanaan Pelatihan,
Pengorganisasian Pelatihan, Penggerakan Pelatihan, dan Pengawasan Pelatihan.
Bab V : Penutup, bab ini berisis tentang kesimpulan yang berupa jawaban-jawaban
dari permasalahan penelitian yang dikemukan sebelumnya, bab ini juga berisi saran
yang sifatnya membangun sebagai solusi dari permasalahan yang telah dikemukakan.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKASI PEMBIMBING MANASIK HAJI
A. Konsep Manajemen Pelatihan
1. Manajemen Pelatihan
Manajemen pelatihan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan
pelatihan. Manajemen secara etimologi berasal dari bahasa latin, yaitu manus
yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata tersebut
digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managre
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage,
dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan
kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.1
Sedangkan dalam Kamus Manajemen, kata manajemen memiliki dua
arti yaitu yang pertama, manajemen adalah proses menggerakan tenaga
manusia, modal dan peralatan lainya, secara terpadu untuk mencapai sasaran
atau tujuan tertentu, yang kedua, manajemen adalah pejabat pemimpin
1 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan , (Jakarta : Bumi Aksara
2009), cet ke-1, h. 5
17
(perusahaan) yang bertanggungjawab atas jalanya organisasi atau
perusahaan.2
Untuk mengetahui lebih luas mengenai pengertian manajemen, penulis
mengemukakan pendapat para pakar mengenai pengertian manajemen,
diantaranya sebagai berikut :
a. Menurut Geoge R Terry yang dikutip dalam buku Tommy
Suprapto, mendefinisikan bahwa : “ Manajemen merupakan
sebuah proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan :
perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainya.3
b. Erni Trisnawati Sule mengemukan bahwa “Manajemen pada
dasarnya merupakan seni atau proses dalam menyelesaikan
sesuatu terkait dengan pencapian tujuan.”4
c. Ulber Silalahi dalam bukunya mengemukakan bahwa“ Manajemen
didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
pengisian staf, pemimpinan dan pengontrolan untuk optimasi
penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas dalam
mencapai tujuan organisasional secera efektif dan efisien.”5
2 BN. Marbun, Kamus Manajemen (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 155
3 Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi (Jakarta : Media Press,
2009), cet ke-1, h. 122 4 Erni Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen ( Jakarta : Kencana
Pernada Media Group, 2005), cet ke-1, h. 6 5 Ulber Silalahi, Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen ( Bandung : Mandar Maju,
2002), cet ke-2, h. 4
18
d. Haiman dan Scott mengatakan “Management is a social and
technical process which utilizes resources, influence human
action, and facilitates changes in order to accomplish or
organization goals.”6
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
makna manajemen mengandung unsur-unsur kegiatan yang bersifat
pengelolaan. Disamping itu juga manajemen berkaitan dengan proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang di
dalamnya terdapat upaya anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
di tetapkan dengan menggerakan sumberdaya organisasi yang dimiliki.
Setelah mendapatkan definisi manajemen, maka selanjutnya mengenai
definisi pelatihan. Pemahaman mengenai pelatihan dapat disimak dari
penjelasan beberapa ahli, di antaranya :
a. Henry Simamora yang mengatakan bahwa “ Program pelatihan
merupakan serangkaian yang dirancang untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kinerja individu, kelompok
dan seluruh organisasi.”7
b. Raymond Noe, mengatakan “Pelatihan merupakan usaha yang
direncanakan oleh perusahaan (organisasi) untuk memfasilitasi
6 Haiman and Scott, Management in the Modern Organization (Boston : Houghton Mifflin
Company, 1970), h. 7 7 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 1994), h.
49
19
pembelajaran kompetensi karyawan yang berhubungan dengan
pekerjaan.
c. Benardin, yang dikutip oleh Sudarmanto mengatakan bahwa :
“Pelatihan adalah segala kegiatan untuk meiningkatkan kinerja
individu sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegangnya,
atau yang berhubungan denga tugas saat ini.8
d. T. Hani Handoko mendefinisikan pelatihan adalah “Proses
sistematik pengubahan prilaku para karyawan dalam suatu arah
guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional”.9
e. Andrew Sakula dan Anwar Prabu, yang dikutip oleh Anwar Prabu
Mangkunegara pelatihan adalah : “Suatu proses pendidikan jangka
pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir
dimana karyawan non-managerial mempelajari pengetahuan dan
keterampilan tekhnis dalam tujuan terbatas.”10
f. Menurut Robert L. Mathis and Jhon H. Jackson pelatihan adalah
“Suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu
untuk membantu mencapai tujuan organisasi.”11
8 Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2009), h. 226 9 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : BPFE,
2000), h. 104 10
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Perusahaan, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya 2005), h. 44 11
Robert L. Mathis and Jhon H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta :
Salemba Empat, 2004), h. 4
20
g. Menurut pendapat Soekidjo Notatmojo, yang dimaksud dengan
pelatihan adalah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual
dan kepribadian manusia”.12
h. Menurut Oemar Hamalik melihat dari segi operasional, pelatihan
diartikan sebagai “Suatu proses yang meliputi serangkaian
tindakan (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk
pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh
tenaga professional kepelatihan dalam suatu waktu yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang
pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas
dalam suatu organisasi.”13
i. Menurut Abdurahmat Fathoni Pelatihan adalah “suatu pembinaan
terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan
merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tugasnya.
Pelatihan juga merupakan upaya untuk mentransfer keterampilan
dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa
sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada
saat melaksanakan pekerjaan.”14
Dari beberapa pengertian tentang pelatihan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat
suatu proses penyaluran pengetahuan, keterampilan dan wawasan dari seorang
pelatih kepada para pesertanya dalam kurun waktu yang telah ditetapkan.
Kemudian dapat penulis simpulkan tentang pengertian manajemen dan
pelatihan di atas bahwa : Manajemen pelatihan adalah suatu proses kerja yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai dengan
12
Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2004), h. 25 13
Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005), h. 10 14
Abdurahmat Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka
Cipta 2006), cet ke-I, h. 147
21
mengubah prilaku pegawai dalam satu arah untuk meningkatkan pekerjaanya
yang melibatkan sumberdaya manusia maupun sumber-sumber lain untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Fungsi-fungsi Manajemen
Mengenai fungsi manajemen ini terdapat banyak sekali pandangan-
pandangan yang berbeda satu sama lain dikalangan para ahli tentang
perumusanya. Penulis mengambil pandangan dari salah seorang ahli
manajemen yang bernama George Terry dalam bukunya Principles of
Management sebagaimana dikutip oleh Winardi, mengemukakan bahwa
fungsi-fungsi manajemen terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, dan
Controling. Urainya adalah sebagai berikut :
a. Planning ( Perencanaan)
Perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan secara matang terhadap sesuatu yang akan dikerjakan
dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.15
Perencanaan ialah perencanaan tentang apa yang akan
dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar apa yang
akan dituju. Perencanaan merupakan suatu persiapan untuk tindakan-
tindakan kemudian.
15
Maringan Masri Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2004), h. 38
22
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan
rencana secara umum adalah :
1) Mendefinisikan persoalan yang direncanakan secara jelas sesuai
denga tujuan yang telah ditetapkan.
2) Mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian
tujuan tersebut.
3) Melakukan analisis atau informasi yang telah dikumpulkan dan
mengklarifikasikanya berdasarkan kepentinganya.
4) Menetapkan batasan-batasan perencanaan.
5) Memilih rencana yang akan digunakan dari sejumlah alternatif
yang ada.
6) Menyiapakan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci dan
menjadwalkan pelaksanaanya.
7) Melakukan pemeriksaan ulang atas rencana yang diusulkan
sebelum rencana dilaksanakan.16
Dalam merencanakan sebuah kegiatan, ada beberapa yang harus
dilakukan, yaitu :
1) Penetapan tujuan
2) Programing
3) Penjadwalan
4) Penganggaran 17
16
Maringan Masri Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2004), h. 39
23
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Organisasi sebagai alat dari manajemen
Ialah organisasi sebagai wadah/tempat manajemen sehingga
memberikan bentuk manajemen yang memungkinkan manajemen
dapat bergerak.
2) Organisasi sebagai fungsi manajemen
Ialah organisasi dalam arti dinamis (bergerak), yaitu organisasi
memberi kemungkinan tempat manajemen bergerak dalam
batasan-batasan tertentu. Dengan kata lain, dinamis berarti bahwa
organisasi itu bergerak dengan mengadakan pembagian
pekerjaan.18
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam
struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan
tertentu.19
17
Indo Yaman Nasrudin dan Hemmy Fauzan¸ Pengantar Bisnis dan Manajemen, (Jakarta :
UIN Jakarta Press, 2006),h. 173 18
Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Adminstrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2004), h. 36 19
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta : Kencana,
2005), Cet ke-1, h. 4
24
Penulis mendefinisikan organisasi sebegai sekumpulan orang
atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk
mewujudkan tujuan tersebut melalui kerjasama.
c. Actuating (Penggerakan)
Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
penggerakan adalah “Keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode
untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja
sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien,
efektif, dan ekonomis.20
Sedangkan menurut George R Terry “Penggerakan merupakan
suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha anggota dari suatu
kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi
tujuan-tujuan pribadi dan kelompok.”21
Penggerakan mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan
manusiawi dari pegawai-pegawai, memberi penghargaan, memimpin
mengembangkan dan memberi kompensasi kepada karyawan. Dalam
prekteknya penggerakan mempunyai lima fungsi manajemenen yaitu :
1) Motivator
2) Pembimbing
3) Penjalin hubungan
20
Sondang P Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2005), cet ke-
1, h. 95 21
George R Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), h. 198
25
4) Komunikasi
5) Pemberi dan pelaksana Pembina.22
d. Controling (Pengawasan)
Pengawasan adalah suatu tindakan atau proses kegiatan untuk
mengetahui hasil kegiatan, pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, untuk
kemudian dilakukan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali
kesalahan-kesalahan itu, begitu juga menjaga agar pelaksanaan tidak
berbeda dengan rencana yang ditetapkan. Adapun pengawasan
menurut beberapa ahli manajemen adalah sebagai berikut :
1) Menurut Mc. Farland yang dikutip dalam buku Maringan Masry
Simbolon bahwa pengawasan sebagai Suatu proses dimana
pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh bawahanya sesuai dengan rencana, perintah,
tujuan, kebijakan yang telah ditentukan.23
2) Menurut J. Miockler yang dikutip Kadarman, Pengawasan adalah
suatu upaya sistematis untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan, untuk merancang sistem umpan balik informasi,
untuk membandingkan kinerja actual dengan standar yang
ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut
serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa sumber daya perusahaan telah dipergunakan
seefektif mungkin. 24
22
Maringan Masry Simbolon, Dasar-dasar Adminstrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2004), h. 38 23
Maringan Masri Simbolon, Dasar-Dasar Adminstrasi dan Manajemen (Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2004), h. 61 24
A.M. Kadarman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996),
h. 132
26
3) Menurut Muchtar Efendi, Pengawasan adalah sebagai proses untuk
menjamin bahwa tujuan-tujuan dalam proses kegiatan dapat
dicapai dengan cara membuat kegiatan-kegiatan yang sesuai
dengan yang direncanakan.25
4) Menurut T. Handoko, Pengawasan adalah memeberikan dan
mengevaluasi penyampaian rencana dan standar serta penilaian
hasil pekerjaan dengan memasukan dan mengeluarkan solusi yang
di hasilkan.26
Dari beberapa pengertian diatas tentang pengawasan, dapat penulis
simpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu upaya dalam
mengawal kegiatan, agar kegiatan yang berjalan sesuai dengan rencana
dan tidak terjadi penyimpangan.
3. Tujuan dan Langkah-langkah Pelatihan
a. Tujuan Pelatihan
Kegiatan-kegiatan pelatihan merupakan tanggung jawab bagian
SDM dan pimpinan langsung. Pimpinan mempunyai tanggung jawab
atas kebijakan-kebijakan umum dan prosedur yang dibutuhkan untuk
menerapkan program latihan tersebut. Oleh karena itu komitmen
pemimpin sangat penting agar latihan berjalan secara efektif, baik
secara perencanaan, proses dan tujuan dari pelatihan dapat tercapai.
25
Muchtar Efendi, Psikologi Manajemen dan Adminstrasi, ( Jakarta : Bandung Maju, 1983),
Cet ke-3, h. 13 26
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 1996), Cet ke-9, h. 360
27
Adapun tujuan pelatihan menurut Henry Simamora yaitu :
1) Memperbaiki kinerja.
2) Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan
teknologi.
3) Mengurangi waktu belajar karyawan baru supaya menjadi
kompeten .
4) Membantu memecahkan persoalan operasional.
5) Mempersiapkan karyawan baru untuk promosi.
6) Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.
7) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi.
8) Meningkatakan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.27
Selain itu, menurut Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah mengemukakan
bahwa tujuan pelatihan adalah :
1) Meningkatkan kualitas dan produktivitas.
2) Menciptakan sikap, loyalitas dan kerjasama yang lebih
menguntungkan.
3) Memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya manusia.28
27
Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : STIE YKPN, 1997),
h. 83-84 28
Ambar T. Sulistiyawati dan Rosidah, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta :
PT. Rineke Citra, 2003), h. 177
28
b. Langkah-langkah Pelatihan
Sebagaimana halnya dengan setiap pelaksanaan dalam sebuah kegiatan
yang dilakukan dengan tahap-tahap tertentu untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, maka dalam manajemen pelatihan pula perlu tahap kegiatan yang
memang sesuai dengan tujuan pelatihan itu sendiri, tahap-tahap dalam
pelatihan terdiri dari : Analisis Kebutuhan, Penentuan Tujuan Pelatihan,
Penentuan Metode Pelatihan, dan Evaluasi Pelatihan.29
1) Analisis Kebutuhan
Menganalisis kebutuhan pelatihan organisasi atau yang sering disebut
need alaysis atau need assessment adalah penentuan kebutuhan pelatihan yang
akan dilakukan. Keputusan menyelenggarakan latihan harus berdasar pada
data yang telah dihimpun dengan melakuan suatu penilaian kebutuhan-
kebutuhan. Penilaian kebutuhan mendiagnosis masalah-masalah saat ini dan
tantangan di masa yang akan dihadapi. Analisis kebutuhan dilakukan melalui
langkah-langkah :
a) Analisis kebutuhan organisasi
Dalam taraf ini pengungkapan kebutuhan akan latihan akan menyoroti
tempat atau organisasi yang sangat membutuhkan latihan dengan
analisis organisasi sehingga dalam analisis organisasi harus terjawab
pertanyaan-pertanyaan pokok, dimana latihan sangat diperlukan.
29
Ambar T. Sulistiyawati dan Rosidah, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta :
PT. Rineke Citra, 2003), h. 178
29
b) Analisis Kebutuhan tugas
Analisis tugas yaitu menganalisis tugas-tugas yang harus dilakukan
dalam setiap jabatan yang dapat dipelajari dari perilaku peran tersebut,
dan informasi analisis jabatan yaitu uraian tugas persyaratan tugas dan
standar untuk kerja yang terhimpun dalam informasi sumber daya
manusia organisasi.
c) Analisis kebutuhan pegawai
Analisis kebutuhan pegawai adalah menganalisis mengenai apakah ada
pegawai yang kurang dalam kesiapan tugas-tugas atau kurangnya
kemampuan keterampilan dan pengetahuan yang dapat diketahui dari
penilaian kinerja, observasi kelapangan, dan kuisoner.
2) Penentuan Tujuan Pelatihan
Tujuan pelatihan harus dirumuskan secara spesifik, apakah perubahan
perilaku atau perubahan pengetahuan yang ingin dicapai setelah pelatihan
dilakukan. Berdasarkan tujuan tersebut maka ditentukan materi untuk
pelatihan untuk mencapai tujuan.
3) Pemilihan Metode Pelatihan
Dalam pemilihan metode pelatihan, ada dua metode yang digunakan yaitu
berdasarkan bentuk dan berdasarkan jenis metode yang dilakukan. Ada dua
kategori pokok program latihan, yaitu :
30
a) Berdasarkan Bentuk, meliputi :
1) Learning in the job
2) Leactures
3) Problem solving
4) Studi curse
5) Konferensi dan seminar
6) Kepanitiaan
7) Rotasi jabatan
8) Keanggotaan dalam asosiasi profesional.30
b) Berdasarkan Jenis Metode yang diberikan
1) On the job training, yaitu dilakukan pada waktu jam kerja
berlangsung, baik secara formal maupun secara informal, Teknik ini
merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan. Latihan
dengan menggunakan metode ini dilakukan di tempat kerja.
Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung
seorang pelatih yang berpengalaman. Metode latihan ini sangat
ekonomis, karena tidak perlu membiayai para trainers dan trainee,
tidak perlu menyediakan peralatan dan tempat khusus. Ada
beberapa metode pelatihan on the job training, yaitu :
a) Pembekalan (Coaching), adalah bentuk pelatihan yang
dilakukan ditempat kerja oleh atasan dengan membimbing
petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya
tidak terencana, misalnya bagaimana melakukan pekerjaan
dan bagaimana memecahkan masalah.
30
Ambar T. Sulistiyawati dan Rosidah, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta :
PT. Rineke Citra, 2003), h. 180
31
b) Rotasi Jabatan (Job Rotation), adalah program yang
direncanakan secara formal dengan cara menugaskan
karyawan pada beberapa pekerjaan yang berbeda dan
dalam begian yang berbeda dengan organisasi untuk
menambah pengetahuan mengenai pekerjaan dalam
organisasi.
c) Latihan Instruksi Jabatan (Job Intruction Training), adalah
pelatihan dimana ditentukan seseorang bertindak sebagai
pelatih untuk mengintruksikan bagaimana melakukan
pekerjaan tertentu dalam proses kerja.
d) Magang (Apprenticeship), adalah pelatihan yang
mengkombinasikan antara pelajaran dikelas dan praktek
dilapangan, yaitu setelah sejumlah teori diberikan kepada
peserta, peserta dibawa ke lapangan.
e) Penugasan Sementara, penempatan karyawan pada posisi
manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk
jangka waktu tertentu yang ditetapkan. Karyawan terlibat
dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-
masalah organisai yang nyata.31
2) Off the job training, yaitu pelatihan dan pengembangan yang dilakukan
secara khusus diluar pekerjaan. Pelatihan dengan menggunakan
31
Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
(Bandung : PT. Rafika Aditama, 2006), h. 45-56
32
metode ini berarti karyawan sebagai peserta diklat keluar sementara
dari kegiatan atau pekerjaanya. Kemudian mengikuti pendidikan atau
pelatihan, dengan menggunakan teknik-teknik belajar mengajar seperti
lazimnya. Pada umumnya metode ini yaitu :
a) Bimbingan berencana (programed Intruction), adalah metode
bimbingan berencana yang terdiri dari serangkaian langkah
yeng berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Metode ini meliputi langkah-langkah yang telah
diatur terlebih dahulu melalui prosedur yang berhubungan
dengan penguasaan keterampilan khusus dan pengetahuan
umum. Bimbingan berencana dapat dilakukan dengan
mengguanakan buku dan mesin petunjuk pengajaran.
b) Metode konferensi, konferensi merupakan suatu pertemuan
formal tempat terjadinya diskusi atau konsultasi tentang suatu
yang penting. Konferensi menkankan adanya diskusi kelompok
kecil, meteri pembelajaran yang terorganisasi dan melibatkan
peserta aktif.
c) Metode kuliah, kuliah merupakan suatu ceramah yang
disamapaikan secara lisan untuk tujuan-tujuan pendidikan.
d) Studi kasus, adalah uraian tertulis atau lisan tentang masalah
yang ada atau keadaan selama waktu tertentu yang nyata
maupun secara hipotasis. Pada metode studi kasus, peserta
33
diminta mengidentifikasi masalah-masalah dan merekondisi
pemecahan masalahnya.32
e) Vestibule training, training ini dilakukan dalam suatu ruang
khusus terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan
peralatan yang sama seperti yang akan dikerjakan pada
pekerjaan yang sebenernya.
f) Seminar, metode seminar ini bertujuan untuk mengembangkan
keahlian dan kecakapan peserta untuk menilai dan memberikan
saran-saran yang konstruktif mengenai pendapat orang
(pembawa makalah). Peserta dilatih agar dapat mempersepsi
dan mengevaluasi serta memberikan saran-saran, menerima
atau menolak pendapat atau usul-usul orang lain.
g) Permainan peran (role playing), Petatar memainkan peran
tertentu dimana diberikan suatu permasalahan dan bagimana
seandainya petatar tersebut menangani permasalahan yang ada.
Teknik ini dapat digunakan untuk mengubah sikap petatar.
Seperti misalnya menjadi lebih toleran terhadap perbedaan
individual dan juga dapat digunakan untuk mengembangkan
keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain.33
32
Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
(Bandung : PT. Rafika Aditama, 2006), h. 65 33
Mutiata S. Pangabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung : PT. Rafika
Aditama, 2002), h.49
34
h) Teknik di dalam Keranjang.
Metode ini digunakan dengan memberi bermacam-macam
persoalan kepada para peserta latihan. Dengan kata lain peserta
latihan diberi basket atau keranjang yang penuh dengan
bermacam-macam persoalan yang harus diatasi. Kemudian
peserta latihan diminta untuk memcahkan masalah-masalah
tersebut sesuai dengan teori dan pengalaman yang dimulai dari
perencanaan sampai dengan evaluasi.34
4) Evaluasi Pelatihan
Implementasi program pelatihan berfungsi sebagai proses
transformasi. Para karyawan yang tidak terlatih diubah menjadi karyawan-
karyawan yang berkemampuan, sehingga dapat diberikan tanggung jawab
yang lebih besar. Untuk menilai program-program tersebut, bagian SDM
mengevaluasi kegiatan-kegiatan latihan apakah sudah mencapai hasil yang
di inginkan atau tidak. Anwar Parabu Mangkunegara berpendapat bahwa
evaluasi pelatihan dapat di dasarkan pada kriteria (pedoman dari ukuran
kesuksesan), dan rancangan percobaan. Adapun evaluasi percobaan dapat
didasarkan pada :
a) Kriteria dalam Evaluasi Pelatihan menurut Anwar Prabu Mangkunegara
Ada empat kriteria yang dapat digunakan sebagai pedoman dari
ukuran kesuksesan pelatihan, yaitu :
34
Sulsilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta : BPFE, 1994), h. 58
35
1) Kriteria Pendapat
Kriteria ini didasarkan pada bagaimana pendapat peserta latihan
mengenai program pelatihan yang telah dilakukan. Hal ini dapat
diungkap dengan menggunakan kuisioner mengenai pelaksanaan
pelatihan.
2) Kriteria Belajar
Kriteria belajar dapat diperoleh dengan menggunakan tes
pengetahuan, tes keterampilan yang mengukur skill, dan
kemampuan peserta.
3) Kriteria Prilaku
Kriteria prilaku dapat diperoleh dengan menggunakan tes
keterampilan kerja.
4) Kriteria Hasil
Kriteria hasil dapat dihubungkan dengan hasil yang diperoleh,
seperti meningkatkan produktivitas dan meningkatnya kualitas
kerja.35
b) Evaluasi menurut Donal L. Krikpatcrik, beliau mengidentifikasi
empat tingkatan diamana pelatihan dapat dievaluasi meliputi :
1) Reaksi, organisasi mengevaluasi tingkat reaksi peserta pelataihan
dengan melakukan wawancara atau dengan memberikan kuosioner
kepada peserta.
35
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Perusahaan, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2005), h. 59
36
2) Pembelajaran, tingkat-tingkat pembelajaran dapat dievaluasi
dengan mengukur seberapa baik peserta pelatihan teleh
mempelajari ide, konsep teori, dan sikap. Ujian-ujian pada materi
pelatihan secara umum digunakan untuk mengevaluasi
pembelajaran dan dapat diberikan pada saat sebelum atau sesudah
pelatihan untuk memebandingkan hasilnya.
3) Prilaku, mengevaluasi pelatihan pada tingkat prilaku, berarti
mengukur pengaruh pelatihan terhadap kinerja pekerjaan melalui
wawancara kepada peserta pelatihan dan rekan kerja mereka, serta
mengamati kinerja pada pekerjaan.
4) Hasil, para pemberi kerja mengevaluasi hasil-hasil dengan
mengukur pengaruh dari pelatihan pada pencapaian tujuan
organisasional. Karena hasil-hasil seperti produktivitas, kualitas,
waktu, penjualan, dan biaya secara relative konkret, jenis evaluasi
ini dapat dilakukan dengan menbandingkan data-data sebelum dan
setelah pelatihan.36
36
Robert L. Manthis dan Jhon H. Jackson, Human Resource Management ,( Jakarta : Salemba
Empat, 2006), h. 330-331
37
B. Konsep Sertifikasi Pembimbing Manasik
1. Pengertian Sertifikasi Pembimbing
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji adalah proses pemerolehan
sertifikat pembimbing oleh seseorang yang telah bertugas sebagai
pembimbing ibadah haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH),
Ikatan Persaudaraan Ibadah Haji Indonesia (IPHI), atau Pegawai Kementerian
Agama (Penyuluh Agama Islam, Petugas KUA, dan Pegawai yang
berkompeten pada bidang haji). Sertifikat pembimbing ibadah haji merupakan
bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada pembimbing ibadah
haji sebagai tenaga profesional.37
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pembimbing manasik
melalui pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
sebagai penjamin mutu (quality assurance). Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji adalah proses penilaian dan pengakuan pemerintah atas kemampuan dan
keterampilan seseorang untuk melakukan bimbingan manasik haji secara
professional.
37
Suroso, Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jateng Jurnal Haji Sertifikasi
Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji Yang Berkualitas , diakses pada 15 September 2014
38
2. Pengertian Manasik Haji
Manasik berasal dari nuskan-nusukan-mansakan adalah bentuk jamak dari
mansaku yang bertarti tata cara ibadah. Maka kata manasik haji artinya tata
cara ibadah haji.38
Sedangkan menurut Harahap sumuran menerangkan bahwa manasik
adalah tata cara pelaksanaan haji, atau hal-hal peribadatan yang berkaitan
dengan ibadah haji, yaitu : melaksanakan ihram dan miqat yang telah
ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di Mudzalifah, melempar
jumrah, dan lain sebagainya.39
Ibadah Haji merupakan salah satu rukun islam yang lima, sebagaimana di
riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah saw telah bersabda
yang artinya :
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob
radiallahuanhuma dia berkata: Saya mendengar Rasulullah
Shallallahu‟alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara:
Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa
nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
melaksanakan haji dan puasa Ramadhan.
Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 97 :
ولله على الناس حج البيت مه استطاع إليه سبيال ومه كفر فإن اهلل غني عه العالميه
38
Gus Arifin, Fiqih Haji dan Umroh, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2014) h. 377 39
Harahap Sumuran, Kamus Istilah Haji dan Umroh ( Jakarta : Mitra Abadi Press, 2008), h.
362
39
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam berkhutbah dan bersabda, yang artinya adalah :
“Wahai sekalian manusia, sungguh telah diwajibkan atas kalian berhaji maka
berhajilah kalian. Lalu ada seorang yang bertanya, “Apakah wajib setiap
tahun wahai Rasulullah?” beliau lalu terdiam. Sampai ketika orang itu
bertanya pada kali yang ketiga beliau menjawab, “Seandainya saya katakan
„ya‟ maka haji akan menjadi wajib setiap tahunnya dan kalian pasti tidak
akan sanggup melakukannya.” (HR. Muslim no. 1337).
Keimanan seseorang tidak akan sempurna sebelum ia mengerjakan ibadah
haji ke Baitullah. Meskipun begitu ibadah haji hanya ditekankan sekali
seumur hidup.
Adapun dari rangkaian pengertian manasik haji diatas, maka penulis
menguraikan beberapa proses pelaksanaan manasik haji, diantaranya adalah :
1. Ihram
Ihram adalah niat memulai mengerjakan ibadah haji/umroh.
2. Thawaf
Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali, dimana ka’bah
selalu berada disebelah kirinya dimulai dan diakhiri di sudut (rukun)
Hajar Aswad.
40
3. Sa’i
Sa’i adalah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya
sebanyak 7 kali yang dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit
Marwah.
4. Wukuf
Wukuf adalah keberadaan diri seseorang di Arafah walaupun sejenak
dalam waktu antara tergelincirnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah (hari
Arafah) sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah (hari Nahar).
5. Mabit
Mabit adalah bermalam/istirahat. Mabit dibagi dua yaitu mabit di
Mudzalifah tanggal 9 Dzulhijjah dan mabit di Mina pada malam
menjelang tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.
6. Lontar Jumroh
Lontar Jumroh adalah melontar atau melemparkan batu kerikil ke
dinding (marma) jumrah (Ula, Wustha, dan Aqobah) pada hari Nahar
dan hari Tasyrik
7. Tahalul
Tahalul adalah keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibeolehkan)
melakukan perbuatan yang sebelemnya dilarang selama berihrom.
Tahalul ada 2 yaitu Tahalul Awal dan Tahalul Tsani.40
40
Gus Arifin, Peta Perjalanan Haji dan Umroh (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
2010), h. 11
41
BAB III
GAMBARAN UMUM KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA DKI JAKARTA
A. Sejarah terbentuknya Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religious, hal tersebut tercermin
baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara.
Secara historis, benang merah nafas keagamaan tersebut dapat ditelusuri sejak
abad V masehi, dengan berdirinya kerajaan kutai yang bercorak hindu dii
Kalimantan, melekat pada kerajaan-kerajaan di pulau Jawa, antara lain kerajaan
Tarumanegara di Jawa Barat dan kerajaan Purnawarman di Jawa Tengah. Dan
pada masa kerajaan Sriwijaya, candi Borobudur dibangun sebagai lambing
kejayaan agama Budha, kerajaan Sriwijaya juga membangun sekolah tinggi
Budha di Palembang yang menjadi pusat studi agama Budha se-Asia Tenggara
pada masa itu. Bahkan bebrapa siswa dari Tiongkok yang ingin memperdalam
agama Budha lebih dahulu, bebrapa tahun membekali pengetahuan awal di
Palembang sebelum melanjutkan ke India. Dan pada abad ke 7, melalui para
pedagang Arab yang telah lama berhubungan dagang dengan kepulauan
Indonesia, tidak lama setelah islam berkembang di Jazirah Arab. Agama islam
tersiar secara hampir merata di seluruh Kepulauan Nusantara seiring dengan
berdirinya kerajaan-kerajaan islam, seperti Perlak dan Samudera Pasai di Aceh,
kerajaan Demak, Pajang dan kerajaan Mataram di Jawa Tengah, kerajaan
42
Cirebon, dan Banten di Jawa Barat, kerajaan Goa di Sulawesi Selatan, Tidore
Banjar di Kalimantan, dan lain-lain.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang Penjajah
Belanda, banyak raja dan kalangan bangsawan yang bangkit menentang penjajah.
Mereka tercatat sebagai pahlawan bangsa, seperti Sultan Iskandar Muda, Teuku
Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan lain-lain. Secara filosofis, sosio
politis dan historis, agama bagi bangsa Indonesia sudah berurat dan berakar
dalam kehidupan bangsa. Itulah sebabnya para taokoh dan pemuka agama, selalu
tampil sebagai pelopor pergerakan perjuangan kemerdekaan, baik melalui partai
politik, maupun sarana lainya. Perjuangan kemerdekaan tersebut melalui jalan
yang panjang sejak zaman colonial Belanda sampai kalahnya Jepang pada perang
Dunia ke II.
Mr. Muhammad Yamin adalah orang pertama yang mengusulkan dalam
siding BPUPKI agar Pemerintah RI membentuk Kementerian Islamiyah. Para
tokoh yang mengusulkan agar Kementerian yang mengurusi agama dimasukan
ke dalam Kemneterian Dalam Negeri, bahkan ada yang mengusulkan ke
Kementerian Pendidikan. Dari 27 anggota PPKI ternyata hanya 6 orang yang
menyetuji adanya Kementerian yang menguurusi Agama. Namun pada siding
Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNPI) pada tanggal 11
November 1945 mengemukakan kembali usul adanya Kementerian Agama
sendiri, usul tersebut dilanjutkan kembali dalam berbagai rapat yang dipelopori
oleh berbagai tokoh agama sehingga Presiden Soekarno memberikan isyarat
kepada Wapres Moh. Hatta agar ada kementerian khusus mengurusi agama.
43
Maka pada tanggal 3 Januari 1946 lahirlah Kementerian Agama RI dengan H.
Rasjidi BA sebagai Meneteri Agama yang pertama. Dalam keputusan Menteri
Agama, tentang tata organisasi dan tata kerja Kementerian Agama Provinsi dan
Kab/Kota, kedudukan Kantor Wilayah Kemneterian Agama Provinsi DKI
Jakarta adalah Institusi vertical Kementerian Agama yang berada dibawah dan
tanggung jawab langsung kepada Menterti Agama RI.
Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, berdiri satu tahun
setelah Kementerian Agama RI didirikan, dengan kepala Kanwil yang pertama
adalah R.H.O Hudaya, selanjutnya H.M. Djamil Latief S.H, K.H. Muchtar
Natsir, H. Salahudin El Chairi BA, Drs. H. Muhammad, H. Halimi AR, Drs. H.
Mubarok, Drs. H. A. Bidawi Zubir, Drs. H. Rusli Wolman,MM, Drs. H. Abdul
Chair, Drs. H. Muhaimin RD, H. Ahmad Fauzan Harun, S.H, Drs. Sutami,
M.Pd.I, dan H. Muhaimin Luthfie.1
B. Visi dan Misi Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta
Visi-Misi merupakan hal yang cukup penting dalam sebuah organisasi, Karena
Visi-Misi merupakan gambaran dari sebuah organisasi, karena tanpa Visi-Misi,
sebuah organisasi tidak akan memiliki dasar tujuan jangka panjang yang nantinya
akan digunakan dalam menjalankan aktivitas keseharianya.
1 www.kemenagdki.go.id, diakses pada tanggal 10 Januari 2015
44
1. Visi
Terwujudnya masyarakat Jakarta yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri,
bermartabat dan partisipasif.
2. Misi
a. Meningkatkan Ketaatan Umat Beragama
b. Melestarikan Kerukunan Hidup Umat Beragama
c. Meningkatkan Mutu Raudatul Athfal / Paud, Madrasah, Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan.
d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Bimbingan Haji, Pengembangan
Wakaf dan Zakat.
e. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik dan Bersih.2
2 Humas Kanwil Kemenag DKI Jakarta, data tersebut diperoleh pada tanggal 20 Januari 2015
45
C. Susunan Organisasi Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta
Adapun strruktur organisasi Kanwil Kemenag DKI Jakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Sedangkan struktur Bidang Pelayanan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian
Agama DKI Jakarta yang memilki kewenangan menjalankan tugas sertifikasi
pembimbing manasik haji adalah :
46
Tabel 3.2
D. Tugas dan Fungsi Kanwil
Berdasarka Peraturan Menteri Agama (PMA) Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama, maka kedudukan, tugas pokok dan fungsdi Kementerian Agama Provinsi
adalah sebagai berikut :
1. Kedudukan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi adalah Instansi Vertikal
Kementerian Agama yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Menteri Agama.
Bidang Pelayanan Haji
dan Umroh
Seksi
Pendaftaran
dan
Pelayanan
Haji
Seksi
Pembinaan
Haji dan
Umroh
Seksi
Akomodasi,
Transportasi
&
Perlengkapa
Seksi
Pengelolaan
Keuangan
Haji
Seksi
Sistem
Informasi
Kelompok
Jabatan
Fungsional
47
2. Tugas Pokok
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi mempunyai tugas melaksanakan
tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam Wilayah Provinsi berdasarkan
kebijakan Menteri Agama dan Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
menyelenggarakan fungsi :
a) Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang pelayanan
dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di provinsi;
b) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang haji dan umrah;
c) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah,
pendidikan agama dan keagamaan;
d) Pembinaan kerukunan umat beragama
e) Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi;
f) Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi
program; dan
g) Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan lembaga
masyarakat dalam rangka pelaksanan tugas kementerian di provinsi.
Sedangkan Tugas dan Fungsi Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh adalah :
48
a) Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji, memiliki tugas melakukan penyiapan
pelaksanaan pelayanan, bimbingan tekhnis, dan pembinaan di bidang
pendaftaran dan dokumen haji.
b) Seksi pembinaan haji dan umroh, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan pelayanan, bimbingan tekhnis, dan pembinaan dibidang pembinaan
haji dan umroh.
c) Seksi Akomodasi, Transportasi, dan Perlengkapan Haji mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang
akomodasi, transportasi, dan perlengkapan haji
d) Seksi Pengelolaan Keuangan Haji mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengelolaan
keuangan haji.
e) Seksi Sistem Informasi Haji mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis, dan pembinaan di bidang pengelolaan
sistem informasi haji dan umrah.3
3 Humas Kanwil Kemenag DKI Jakarta, data tersebut diperoleh pada tanggal 20 Januari 2015
49
BAB IV
ANALISIS PENELITIAN
MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKSI PEMBIMBING
MANASIK HAJI
A. Manajemen Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
1. Perencanaan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Dalam manajemen fungsi pertama adalah perencanaan, yaitu pemilihan
sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya, apa yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana, dan oleh siapa. Segala bentuk kegiatan maupun program yang akan
dilakukan akan berjalan dengan efektif apabila sudah dipersiapkan sebelumnya
mengenai apa yang akan dilakukan secara matang dan terperinci.
Sertifikasi adalah usaha yang terencana dari pihak Dirjen PHU untuk mencetak
tenaga pembimbing manasik yang berkualitas dan tentunya profesional, pelatihan ini
dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag tingkat Provinsi, salah satunya diselenggarakan
oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta. program ini digalakan untuk memenuhi tuntutan
perkembangan yang terus berkembang khususnya dalam kebijakan dalam
penyelenggaraan ibadah haji itu sendiri. Pelatihan ini berorientasi pada peningkatan
50
kemampuan pembimbing manasik haji dan pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan
baru yang berlaku di Tanah Air maupun di Tanah Suci.1
Pembimbing manasik haji sebagai tenaga profesional harus memperoleh
penghargaan sehingga memiliki kesempatan untuk membimbing jamaah calon haji
sampai ke tanah suci. Sebagai profesional, pembimbing ibadah haji tentu memiliki
komitmen tinggi terhadap kewajiban, hak dan etiknya. Selain itu, mereka juga perlu
memperoleh pembinaan dan jaminan pengembangan karir pembimbing ibadah haji,
perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja. Dengan bekal pengetahuan dalam pelatihan dan pendidikan yang
diberikan secara komprehensif dan terintegrasi selama 10 hari, diharapkan seluruh
peserta yang lulus dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan penyelenggaraan
ibadah haji yang baik dan memberikan pelayanan yang maksimal terhadap seluruh
jamaah haji.2
Ahmad Syukri sebagai salah satu panita pelatihan sertifkasi pembimbing manasik
haji yang penulis wawancarai mengenai hal ini menuturkan, Sejak awal program ini
digulirkan, Dirjen PHU menyakini bahwa program ini bisa menjadi salah satu solusi
dalam mengurangi permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan ibadah haji
khususnya yang berkaitan dengan rangkaian manasik, karena tolak ukur kemabruran
1 Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Syukri Fanani selaku panitia pelaksana pelatihan
sertfikasi pembimbing manasik pada tanggal 23 Januari 2015 2 Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli selaku ketua pelaksana pelatihan sertfikasi
pembimbing manasik pada tanggal senin, 20 April 2015
51
haji seseorang adalah melaksanakan rangkaian ibadah haji yang tertib dan sempurna,
serta program ini merupakan upaya agar terwujudnya petugas haji yang profesional.3
Dalam merencanakan sebuah kegiatan, penulis mengutip pendapatnya Indo
Yaman Nasrudin dan Hemmy Fauzan¸ dalam bukunya Pengantar Bisnis dan
Manajemen ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti :
Gambar 4.1
a) Penetapan Tujuan
Dalam rangka meramalkan tujuan, seorang manajer harus menentukan dengan
tegas hasil akhir yang diinginkan, disinilah pentingnya tujuan, dimana tujuan
merupakan gambaran megenai hal-hal yang ingin dicapai. Karena pelatihan sertifikasi
3 Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Syukri Fanani selaku panitia pelaksana pelatihan
sertfikasi pembimbing manasik pada tanggal 23 Januari 2015
Perencanaan
Penetepan Tujuan
Programing
Penjadwalan
Penganggaran
52
ini merupakan program dari pusat yaitu Dirjen PHU, namun pelaksanaanya di
serahkan kepada Kanwil Kemenag tingkat Provinsi, salah satunya dalam hal ini
adalah Kanwil Kemenag DKI Jakarta yang bekerjasama dengan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan adalah sasaran atau yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. Dalam menentukan tujuan pelatihan
sertifikasi pembimbing manasik haji ini, Bapak Fudholi menuturkan bahwa tujuan
diadakanya pelatihan sertifikasi pembimbing ini adalah :
1) Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek dari dilaksanakanya pelatihan sertifikasi pembimbing
manasik haji ini adalah tidak terlepas dari latar belakang penyelenggaraan
ibadah haji, yaitu harus adanya petugas haji yang menyertai jamaah salah
satunya adalah pembimbing manasik, dalam penyelengaaraan ibadah haji
tidak bisa dilepaskan dari peran pembimbing manasik. Dimana dengan
diselenggarakanya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini supaya
pembimbing manasik tersebut satu visi dan misi dengan pemerintah,
khususnya dalam pemahaman dan kaitanya dengan kebijakan
penyelenggaraan haji baik di Tanah Air maupun di Arab Saudi, karena setiap
tahunya kebijakan tersebut terus up date. Maka dengan adanya pelatihan
53
sertifikasi pembimbing manasik ini diharapkan proses pelaksanaan
penyelenggaraan ibadah haji berjalan dengan baik.4
2) Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini,
Bapak Fudholi menuturkan bahwa tujuanya sudah tercantum dalam SK Dirjen
PHU No D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji,
yaitu :
a) Meningkatkan kualitas, kreativitas, dan integritas pembimbing manasik
haji agar mampu melaukan aktualisasi potensi diri dan tugasnya secara
profesional guna mewujudkan Jemaah haji yang mandiri dalam ibadah
dan perjalanan.
b) Memberikan pengakuan dan perlindungan atas profesionalitas
pembimbing manasik dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan
kewenanganya dalam memberikan bimbingan manasik sesuai dengan
ketentuan pemerintah.
c) Menstandarisasikan kompetensi pembimbing agar dapat memeberikan
jamaninan kualitas pelayanan dibidang bimbingan manasik.
d) Menjadi mediasi dari Dirjen PHU dalam mewujudkan penjamin mutu bagi
pembimbing manasik baik yang ada di pemerintah maupun dimasyarakat.5
4 Wawancara Pribadi dengan Bapak Fudholi selaku Ketua Panitia Pelaksana Pelatihan
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji sekaligus sebagai Pejabat di Bidang Pelayanan Haji dan Umroh
Kanwil Kemenag DKI Jakarta, pada tanggal 3 Juni 2015 pukul 11.00 WIB
54
b) Programing
Dalam sebuah program perencanaan harus menetapkan kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Bapak Fudhloli ketika diminta
keterangan lebih lanjut oleh penulis mengenai hal tersebut, beliau menuturkan bahwa
dalam hal ini penyelenggara menetapkan kegiatan-kegiatan, hal-hal yang di butuhkan
dan perlu dilibatkan dalam penyelenggaran program pelatihan sertifikasi pembimbing
manasik haji tersebut, penentuan waktu dan tempat, penentuan syarat peserta,
narasumber, asesor dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji.
Penyelenggara dalam hal ini Kanwil Kemenag DKI Jakarta melaksanakan
perencanaan dalam programing pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji
meliputi :
a) Pra Persiapan, meliputi :
1) Penyusunan TOR / Kerangka Acuan / Proposal
2) Pembuatan SK Panitia
3) Pembuatan SK Narasumber dan Moderator
4) Pembuatan SK Peserta
5) Undangan Rapat
6) Pengiriman Undangan Rapat
7) Rapat Pesiapan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.
b) Persiapan, meliputi :
5 Keputusan Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji
55
1) Undangan Menjadi Peserta
2) Undangan Menjadi Narasumber dan Operator
3) Surat Tugas Peserta dan Panitia
4) Blanko Biodata Peserta
5) Blanko Curiculum Vite Narasumber
6) Seleksi Berkas dan Penetapan Calon Peserta
7) Rapat Pengumuman Peserta dan Penetapan Pelaksana Pelatihan
8) Daftar Hadir Peserta dan Panitia
9) Daftar Hadir Narasumber dan Moderator.
Dalam perencanaan ini, pihak Kanwil yang bertanggung jawab atas
program ini menetapkan persyaratan yang harus di penuhi oleh Peserta,
Narasumber dan Asesor. Persyaratan yang dimaksud dalam hal ini tercantum
dalam SK Dirjen PHU No D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji.
1. Peserta
a. Persyaratan Umum
1) Mengajukan permohonan dilampiri rekomendasi kepala
kantor Kemenag Kabupaten atau Kota.
2) Membuat pernyataan pernah menjadi pembimbing manasik
3) Mengisi formulir pendaftaran dan instrument portofolio,
dengan melampirkan : Foto copy ijazah SI atau sederajat,
foto copy KTP dan Kartu Keluarga, usia minimal 30 dan
56
maksimal 56 tahun (dihitung mulai berlangsung kegiatan
sertifikasi), foto berwarna, latar belakang merah 3 x 4 = 2
lembar, dan surat keterangan sehat dari dokter pemerintah.
b. Persyaratan Khusus
1) Jujur, bertanggung jawab, berakhlak mulia, memiliki
dedikasi dan rasa nasionalisme.
2) Pernah menjadi pembimbing manasik minimal 2 tahun, dan
3) Mampu berkomunikasi bahasa Inggris dan atau bahasa
Arab.
2. Narasumber
Narasumber adalah tenaga ahli yang memiliki kompetensi
keilmuan dan praktik manasik. Persyaratan untuk Narasumber
dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini adalah
sebagai berikut :
a. Tenaga akademik pangkat minimal Lektor atau pendidikan S2
bidang ilmu agama Islam.
b. Pejabat / pegawai Kementerian Agama, pangkat minimal
Pembina (IV / a) baik pusat maupun daerah.
c. Menguasai materi dan pengalaman manasik serta bidang
tertentu sesuai mataeri yang diampu.
d. Menguasai metode dan pendekatan cara belajar orang dewasa.
57
3. Asesor
Asesor adalah tenaga ahli yang memiliki kompetensi dalam
melakukan verifikasi persyaratan peserta sertifikasi dan penilaian
sebagai dasar menentukan kelulusan peserta pembimbing manasik.
Adapun persyaratan Asesor adalah sebagai berikut :
a. Dosen aktif pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri.
b. Pejabat terkait, khususnya pada bidang Penyelenggaraan Haji
dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Provinsi.
c. Pendidikan minimal sarjana S2.
d. Memiliki pengetahuan yang memadai dibidang perhajian.
e. Memilki kompetensi yang memadai dalam pendampingan
kebahasaan, dan pengetahuan teknis perhajian.
f. Pembentukanya dilaksanakan di masing-masing provinsi
dengan prosedur sesuai ketentuan.
Setelah perencanaan programing diatas di setujui dan ditetapkan bersama oleh
pihak Kanwil dan berkoordinasi dengan Kemenag Tingkat Kota, kemudian pihak
Kanwil melakukan rapat koordinasi dengan pihak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yaitu pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai pelaksana dan
penanggung jawab dalam hal akademik pelatihan sertifikasi pembimbing manasik
haji tersebut. Setelah berkoordinasi dengan pihak UIN, kemudian Kanwil Kemenag
DKI Jakarta menetapkan Penyelenggaraan sertifikasi meliputi : Persiapan,
Pelaksanaan, dan Pelaporan.
58
a) Persiapan sertifikasi meliputi :
1) Penunjukan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta oleh Dirjen PHU.
2) Peununjukan penyelenggara sertifikasi pembimbing manasik
haji meliputi : Panitia Pelaksana, Narasumber, dan Asesor oleh
Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
3) Penyiapan jadwal kegiatan, membuat undangan Peserta,
Narasumber, dan Asesor oleh Kepala Kanwil Kemenag DKI
Jakarta.
4) Penyiapan tempat kegiatan dan sarana pendukung lainya.
5) Melaksanakan rapat koordinasi panitia pelaksana dengan
Asesor, Narasumber dan pihak yang terlibat dalam pelatihan
sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut.
6) Melakukan pemanggilan calon peserta yang telah memenuhi
persyaratan adminstratif.
Dalam hal ini, bapak Fudhloli menuturkan bahwa peserta yang
memenuhi persyaratan administratif kemudian oleh Kanwil
Kemenag DKI Jakarta ditetapkan sebagai calon peserta
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut
sebanyak 100 orang dari jumlah peserta yang daftar sebanyak
125 orang. Adapaun daftar calon peserta tersebut adalah
sebagai berikut :
59
Daftar Calon Peserta Pelatihan Sertfikasi Pembimbing Manasik Haji yang
ditetapkan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta
Tabel 4.1
No Nama Utusan / Instansi
1 Drs. H. Taufik, MM Subag Hukum dan KUB
2 H. Mugiyono, S.Ag, Mpd.I Bidang PAKIS
3 H. Mursalin, MA Bidang PAKIS
4 H. Sugito, Mpd.I Bidang Penais, Zakat dan Wakaf
5 Hj. Soimah, M.Pd.I Bidang Penais, Zakat dan Wakaf
6 Drs. H. Muh. Amin Daulay, Mpd.I Bidang URAIS dan Pembinaan
Syariah
7 Drs. Lukman HT,Msi Bidang URAIS dan Pembinaan
Syariah
8 Drs. H. Ramelan IS, MM Bidang URAIS dan Pembinaan
Syariah
9 H. Dadi Suryadi, M.Pd.I Kemenag Jakarta Utara
10 H. Wirta, M.Si Kemenag Jakarta Utara
11 Drs. H. Amir Mahmud, M.Pdi Kemenag Jakarta Utara
12 H. Edi Suaedi, S.Sos.I KBIH Ekalima Nur Abadi
13 Hj. Fatimah Assuroh, Spd KBIH Al Ikhwan
14 H. Tubagus Mukri KBIH Safinatunnajah
15 Drs. Daloh Abdaloh, M.Kom. I Kemenag Jakarta Utara
16 H. Anis Fuad, M.Ag Kemenag Jakarta Utara
17 Surya Indrianti KBIH Ar Raudhoh
18 H. Mudrimin, MA Kemenag Jakarta Utara
19 H. Titik Purwanto, MA Kemenag Jakarta Utara
20 H. Masruhin Ponpes Al Aqso
21 Laut Amal Seto Wigono, SE Kemnag Jakarta Utara
22 Drs. H. Sinur KUA Kemayoran
23 Kasyful Anwar, Lc Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
24 H. Asmar, S.Ag Kemenag Jakarta Pusat
25 H. Hadi Rosyadi, S.Ag Kemenag Jakarta Pusat
26 Drs. H. Beben Mubarok PW. Persatuan Islam DKI Jakarta
27 Drs. H. Wahyudin PW. Persatuan Islam DKI Jakarta
28 Abu Zahid Mahfudz KBIH Al Muddasyiriyah
29 Lukmanul Hakim, Lc Masjid Jami Yarsi
30 Drs. H. Syaifulloh Nasir Masjid Jami Yarsi
31 H. Syaifulloh S.Ag M.Pd KUA Johar Baru
32 Drs. Abdul Kholiq, MM Guru MAN 13
33 Drs. H. Sulaiman, M.Ag Pengawas Madya
34 Drs. H. Muhammad Amin, M.Ag Pengawas Madya
35 H. Amar Hasan, MA Kepala KUA Setiabudi
60
36 H. Jubaedi, SH Penghulu Madya
37 Hj. Riadi Jannah Siregar, MA Guru MAS
38 Hj. Neneng Kamalia, S.Ag Penyuluh Agama Ahli Muda
39 Hj. Saidah, MA Penyuluh Agama Ahli Muda
40 Achmad Marwadi Hamdani Penyuluh KUA MP
41 Drs. H. Sadikin, M.Pd Guru MTsN 19
42 Hj. Masripah, S.Pdi Pelaksana KUA MP
43 H. Asrudin Penghulu
44 H. Muhammad Zuhri Kepala KUA Kebayoran Lama
45 Dra. H. Siti Pahriyah Penyuluh Muda
46 H. Saiful Bahri Guru MTsN 1
47 Drs. KH. Abdurrahman S KBIH Al Ihram
48 H. Ahmad Sulaiman Kemenag Jakarta Selatan
49 Drs. H. Muta’alim, MM KBIH Al Maka
50 H. Zaini, MA KUA Palmerah
51 H. Andi, S.Ag KUA Kebon Jeruk
52 H. Syarif Hidayat, S.Ag KUA Gropet
53 Drs. H. M. Yunus, M.Pd POKJAWAS
54 Dra. Hj. Apiyah, MA KBIH Al Ihrom
55 H. Muhammad Azhar, S.Ag KBIH Minhajut Tholibin
56 H. Jaenudin, S.Pdi POKJAWAS
57 H. Sofwan KBIH Shiratu Ar Rohim
58 H. Muhammad Shofwatullah KBIH Miftahul Huda
59 H. Nur Syawaluddin, S. I. Kom KBIH Safinatun Najah
60 Drs. H. Ali Mukafi, M.Ag POKJAWAS
61 Drs. H. Mulyadi MUI
62 H. Marwadi, S.Ag KUA Kalideres
63 Drs. H. Noer Achpas A, MM MTsN 12
64 Saifullah, S.Ag,MM KBIH Miftahul Jannah
65 Drs. H. Tabroni, MA Kemenag ADM Pulau Seribu
66 H. Ali Wafly Fakoubun, M.Pdi Kemenag ADM Pulau Seribu
67 Muhammad Yusuf, SE KBIH Gobel
68 H. Ahmad Taufik KBIH Al Bana
69 Hj. Mulyati KBIH Al Bana
70 Irfan Budiman KBIH Al Wafa
71 Drs. H. M. Shohib Murtani KBIH Al Bin
72 Amir Ma’mun, Lc KBIH Al Bin
73 Drs. H. M. Chozin Machmud, MM KBIH Ar Risalah
74 Hj. Nurjanah, S.Pdi KBIH Ar Risalah
75 H. Dany Rachmany Gani, SH KBIH Azziziyah
76 M. Mujtahid KBIH Azziziyah
77 Khairul Amri KBIH Gobel
78 Ahmad Fauzi, S.Ag KBIH Ummahatul Huda
61
79 H. M. Ridwan Yahya, Lc. MA KBIH Nawaitu
80 H. M. Mujib Ka KUA Duren Sawit
81 H. Dedi Supriyadi KUA Pulo Gadung
82 Drs. H. Mastur, MM KUA Pulo Gadung
83 Drs. Sulaiman KUA Pulo Gadung
84 Drs. Muhammad Yusuf KUA Matraman
85 Hj. Yahya Yahroni KUA Cakung
86 Hj. Lili Kholilah, S.Ag KUA Cakung
87 Hj. Marliana Agustin, SS KUA Ciracas
88 Nasrullah Jamaludin KUA
89 Drs. H. Ahmad Rafiuddin KUA Duren Sawit
90 H. Pahlawan Jurangga Daulay,
S.Ag. M.Pd
KUA Matraman
91 Drs. H. Hasan Yaubun MAN 9 Jakarta
92 H. Hasbi Yatim, M.Pdi MTs Jauharaton
93 Drs. H. Hayatun MTs Al Wathoniyah
94 Nasrullah, M.Pdi KBIH Ummahatul Huda
95 H. Anasti, M.Pdi KUA Jatinegara
96 H. Endang Munawar, S.Ag KUA Cakung
97 H. Sayadi, S.Ag KUA Matraman
98 H. Anwar Rusli BPAH
99 H. Jaelani BPAH
100 H. Mudriman, MA KBIH
Daftar calon peserta diatas yang telah ditetapkan oleh Kanwil Kemenag DKI
Jakarta kemudian dikirim dan di verifikasi ulang oleh pihak Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk ditetapkan sebagai
peserta yang berhasil lulus tahap verifikasi berkas yang kemudian berhak mengikuti
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini yang bertempat di Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta.
b) Pelaksanaan
c) Pelaporan
62
c) Penjadwalan
Penjadwalan merupakan hal yang cukup penting dalam setiap kegiatan, yang
dalam hal ini kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji. Penjadwalan
ini berfungsi baik dalam penentuan lokasi maupun waktu yang dipergunakan. Dalam
tahap penjadwalan kegiatan pelatihan sertifikasi ini sudah dikoordinasikan
sebelumnya dengan pihak UIN yang kemudian setelah kedua pihak antara UIN dan
Kanwil Kemenag DKI Jakarta sudah deal dalam menentukan jadwal tersebut, maka
disusunlah hal tersebut. Lokasi yang digunakan dalam pelatihan ini adalah yang
bertempat di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, adapun time schedule dalam
peralisasian pelatihan sertifikasi pembimbing manasik ini adalah sebagai berikut :
Jadwal Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Tabel 4.2
Hari/tanggal Waktu Agenda Narasumber
Senin , 21 Mei 13.00-15.15 Check in dan registrasi
peserta
15.15-16.00 Sholat Ashar
16.00-16.30 Pretest dan kontrak belajar Muchlas Noor Hidayat, S. Sos.I
16.30-18.30 Penjelasan program H. Purwanto, SE.MM
18.30-19.30 Ishoma
19.30-22.00 Pembukaan :
a. Pembacaan kalam
Ilahi
Peserta
b. Menyanyikan lagu
kebangsaan
Peserta
c. Laporan panitia
pelaksana
H. Saiful Mujab, MA
d. Pembukaan acara
sekaligus keynote
speech : Kebijakan
penyelenggaraan
ibadah haji di
Indonesia
Dr. Anggito Abimanyu
63
e. Pembacaan doa Peserta
f. Penutup dan ramah
tamah
Selasa, 13 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah
05.00-05.30 Kuliah shubuh Peserta
05.30-07.30 Olahraga, sarapan dan
persiapan acara
Kelompok peserta
07.30-08.00 Overview Panitia
08.00-09.30 Pemantapan karakter Artiriani Puspita, M.Psi
09.30-10.00 Coffe break
10.00-11.30 Kebijakan
penyelenggaraan Haji
Arab Saudi
Drs. H. Ahda Barori
11.30-12.30 Ishoma
12.30-14.00 Kebijakan pembinaan haji Dr.H.M. Attamimy, M.Ag
14.00-15.30 Kebijakan pelayanan dan
perlindungan haji
H. Saiful Mujab, M.A
15.30-16.00 Coffe break dan sholat
ashar
16.00-17.30 Kebijakan pelayanan
kesehatan
dr. Fidiansyah
17.30-19.00 Ishoma
19.00-20.30 Problematika
penyelenggaraan Ibadah
Haji (diskusi kelompok)
KBIH
20.30-04.30 Coffe break dan istirahat
Rabu, 14 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta
05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta
05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan
persiapan acara
Peserta
07.30-08.00 0verview Panitia
08.00-09.30 Tugas dan fungsi
pembimbing manasik
H. Purwanto, SE.MM
09.30-10.00 Coffee break
10.00-11.30 Tugas dan fungsi
pembimbing manasik
Dr. H. Ali Rochmat
11.30-12.30 Ishoma Peserta
12.30-15.30 Fiqih haji Prof.Dr. Huzaimah Tahido
15.30-16.00 Coffee break dan shalat
ashar
16.00-18.15 Teori bimbingan manasik
haji
Dr. Hasanudin, MA
18.15-19.00 Ishoma
64
19.00-21.15 Teori bimbingan ziarah Dr. Sunandar, MA
21.15-04.30 Cofee break dan istirahat
Kamis, 15
Mei
04.50-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta
05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta
05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan
persiapan acara
07.30-08.00 Overview Panitia
08.00-09.30 Bimbingan manasik bagi
wanita
Dra. Mastanah, MA
09.30-10.00 Coffee break
10.00-11.30 Bimbingan manasik bagi
wanita
Dra. Mastanah, MA
11.30-12.30 Ishoma
12.30-15.30 Manajemen perhajian
Indonesia
Drs. H. Cepy Supriatna
15.30-16.00 Coffe break dan sholat
ashar
16.00-17.30 Hikmah haji Pimpinan FK KBIH
17.30-19.00 Ishoma
19.00-22.00 Manajemen manasik haji Drs. H. Ahmad Kartono
22.00-04.30 Coffee break dan istirahat
Jumat, 16 Mei 04.50-05.00 Sholat shubuh berjamaah
05.00-05.30 Kuliah shubuh
05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan
persiapan acara
07.30-08.00 Overview
08.00-09.30 Perjalanan haji dan
penegnalan situs islam dan
sirah nabawiyah
Prof. Dr. Murrodi, MA
09.30-10.00 Coffee break
10.00-11.30 Perjalanan haji dan
penegnalan situs islam dan
sirah nabawiyah
Prof. Dr. Murrodi, MA
11.30-14.00 Ishoma
14.00-15.30 Tradisi dan kultur social
budaya Arab
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA
15.30-16.00 Coffe break dan sholat
ashar
16.00-17.30 Psikologi komunikasi Prof. Dr.Andi Faisal Bhakti, MA
17.30-19.00 Ishoma
19.00-20.30 Problematiak
penyelenggaraan ibadah
haji (diskusi kelompok)
KBIH
65
20.30-04.30 Coffee break dan istirahat
Sabtu, 17 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta
05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta
05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan
persiapan acara
Kelompok peserta
07.30-08.00 Overview
08.00-09.30 Metodologi pembimbing
manasik haji
Dr. Arief Subhan, MA
09.30-10.00 Coffee break
10.00-11.30 Metodologi pembimbing
manasik haji
Dr. Arief Subhan, MA
11.30-12.30 Ishoma
12.30-15.30 Psikologi kepribadian
pembimbing haji
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag.
M.Si
15.30-16.00 Coffe break dan sholat
ashar
16.00-18.15 Psikologi kepribadian
pembimbing haji
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag.
M.Si
18.15-19.00 Ishoma
19.00-20.30 Percakapan Bahasa Arab
dan Bahasa Inggris
Fauzun, LC.MA
20.30-04.30 Coffee break dan istirahat
Minggu, 18
Mei
04.50-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta
05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta
05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan
persiapan acara
Kelompok peserta
07.30-08.00 Overview
08.00-09.30 Startegi pembimbingan
manasik haji di Tanah Air
dan Arab Saudi
Dra. Jundah Sulaiman, MA
09.30-10.00 Cofee berak
10.00-11.30 Pembuatan rencana kerja
operasional
H. Herman Syukri, M.Si
11.30-12.30 Ishoma
12.30-15.30 Pembuatan rencana kerja
operasional
Dr. Arief Subhan, MA
15.30-16.00 Coffee berak dan sholat
ashar
16.00-17.30 Outbound Abdurrahman, M.Si
17.30-19.00 Ishoma
19.00-20.30 Problematika
penyelnggaraan ibadah
haji (diskusi kelompok)
KBIH
66
20.30-04.30 Coffee break dan istirahat
Senin, 19 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta
05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta
05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan
persiapan acara
Kelompok peserta
07.30-08.00 Overview
08.00-09.30 Praktek manasik haji FK KBIH 1
09.30-10.00 Coffee break
10.00-11.30 Praktek manasik haji FK KBIH 2
11.30-12.30 Ishoma
12.30-15.30 Praktek manasik haji FK KBIH 3
15.30-16.00 Coffe break dan sholat
ashar
16.00-18.15 Praktek manasik haji FK KBIH 4
18.15-19.00 Ishoma
19.00-20.30 Praktek manasik haji FK KBIH 5
20.30-04.30 Coffee break dan istirahat
Selasa, 20 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta
05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta
05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan
persiapan acara
Kelompok peserta
07.30-08.00 Overview
08.00-09.30 Micro guiding Asessor
09.30-10.00 Coffee break
10.00-11.30 Micro guiding Asessor
11.30-13.00 Ishoma
13.00-14.30 Evaluasi (rencana tindak
lanjut dan refleksi)
Panitia
14.30-16.00 Coffe break dan sholat
ashar
16.00-17.30 Evaluasi (rencana tindak
lanjut dan refleksi)
Panitia
17.30-19.00 Ishoma
19.00-20.30 Post test dan wawancara
20.30-04.30 Coffee break dan istirahat
Rabu, 21 Mei 04.30-05.00 Sholat shubuh berjamaah Peserta
05.00-05.30 Kuliah shubuh Kelompok peserta
05.30-07.30 Olahraga, sarapan, dan
persiapan acara
Kelompok peserta
07.30-08.00 Overview
08.00-09.30 Penyelesaian tugas-tugas Panitia
09.30-10.00 Coffee break
67
10.00-11.30 Penutupan
11.30-13.00 Ishoma
13.00-14.00 Check out
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari Bapak Fudhloli melalui
wawancara langsung mengenai penjadwalan tersebut, dalam pelaksanaanya jadwal
tersebut dari segi waktu terealisasi dengan semestinya dan tidak ada perubahan,
namun yang berubah hanya pada susunan materi yang disampaikan kepada peserta
yang tidak sesuai dengan urutan yang sebelumnya sudah ditentukan, yang
dikarenakan sebagaian besar Narasumber yang diberikan kewajiban untuk
menyampaikan materi tersebut belum ada kecocokan waktu dalam memberikan
materi pada pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut.
d) Penganggaran
Dalam setiapa kegiatan, anggaran merupakan hal yang tidak boleh dilupakan
Bapak Fudhloli selaku ketua panita pelaksana pelatihan sertifikasi pembimbing
manasik yang penulis wawancarai, beliau menuturkan bahwa penyusunan anggaran
harus dilakukan pada saat perencanaan, agar dalam pelaksanaanya seorang manajer
(pelaksana) sudah mengetahui pos-pos pemasukan dan pos-pos pengeluaran yang
nantinya akan terjadi, sehingga apabila anggaran yang nantinya diterima atau
dikeluarkan tidak kurang atau melebihi anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.6
6 Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli pada tanggal 20 April 2015 selaku ketua panita
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sekaluigus ebagai pejabat di Bidang Pelayanan Haji dan
Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta
68
Menurut penuturan Bapak Fudhloli, kegiatan ini di biayai dari DIPA Kanwil
Kemenag DKI Jakarta Nomor : SP DIPA-025.09.2/416298/2014 tanggal 5 Desember
2013 Revisi I Nomor : SP DIPA-025.09.2/416298/2014 tanggal 14 Februari 2014.
Sementara alokasi pengeluaranya adalah sebagai berikut :
1) Fee Narasumber
2) Fee Asesor
3) Fee Panitia
4) Adminstrasi
5) Akomodasi
6) Konsumsi
7) Transportasi peserta.7
Mengenai laporan anggaran yang dikeluarkan untuk pelaksanaan sertifikasi
pembimbing manasik haji ini, penulis tidak memuat laporan tersebut, hal ini
dikarenakan pihak Kanwil (Ketua Pelaksana) tidak memebahas lebih rinci mengenai
anggaran ini, mereka menuturkan bahwa hal ini tidak untuk di Publish karena
beberapa alasan yang tidak dapat disampaikan di halayak umum.
7 Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli pada tanggal 20 April 2015 selaku ketua panita
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sekaluigus ebagai pejabat di Bidang Pelayanan Haji dan
Umroh Kanwil Kemenag DKI Jakarta
69
2. Pengorganisasian Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai suatu proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, menempatkan orang-orang di setiap aktivitas ini, menyiapkan alat-
alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada
setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Sehingga
pengorganisasian dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sangat penting
dilakukan, supaya pekerjaan yang dilakukan menjadi efektif dan efisien. Sebab
dengan adanya pengorganisasian maka rencana kegiatan pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik akan berjalan dengan baik.
Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai aktifitas menyusun suatu kerangka
lembaga yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan dengan jalan membagi dan
menyusun jalinan hubungan kerja antara satuan-satuan organisasi atau petugasnya.
Adapun pengorganisasian dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik ini
adalah mencakup semua lini yang terlibat. Berikut struktur organisasi penyelanggara
sertfikasi pembimbing manasik haji yang tercantum dalam SK Dirjen PHU No.
D/134/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Pembimbing manasik adalah
sebagai berikut :
70
Struktur Penyelenggara Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Tabel 4.3
Jadi, setelah perencanaan telah tersusun atau terprogram, para
pengelola pelatihan tersebut mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tersebut
dengan tata kerja sebagai berikut :
a. Koordinator (Direktur Pembinaan Haji dan Umroh), yaitu memberikan
masukan dan arahan pelaksanaan program sertfikasi pembimbing manasik
haji. Dalam melaksanakan tugasnya, koordinator memiliki kewenangan
mengusulkan perubahan materi dan narasumber.
b. Panitia Pelaksana (berasal dari Kanwil Kemenag DKI Jakarta dan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta), yaitu merencanakan,
melaksanakan kegiatan dengan menyusun panduan dan jadwal kegiatan,
memfasilitasi, menetapkan calon peserta, dan melaporkan kegiatan
sertifikasi kepada Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta. Panitia pelaksana
Pelaksana
Sertifikasi Dekan
Fakultas Dakwah
dan Komunikasi
UIN Jakarta
Koordinator
Direktur
Pembinaan Haji
dan Umroh
Penanggung
jawab Kepala
Kanwil
Kemenag DKI
Jakarta
Pengarah Dirjen PHU / Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Narasumber Panitia pelaksana Asesor
Peserta
71
memiliki kewenangan mengatur proses pelaksanaan kegiatan sertifikasi
dan penggunaan anggaran.
Berikut adalah susunan Panitia Pelaksana Pelatihan Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji sesuai dengan SK Kanwil Kemenag DKI
Jakarta No. 365 Tahun 2014 tentang Penetapan Panitia dan Pengawas
Sertifikasi Pembimbing dan Penyuluh Haji Angkatan 1 Tahun Anggaran
2014.
1. Penanggung Jawab : H. Saiful Mujab, MA
2. Ketua : H. Fudloli
3. Sekertaris : Drs. Study Rizal, LK, MA
4. Anggota : H. Lasino
H. Ahmad Syukri
H. Uung Kurni
H. Titin Kurniagus
M. U. Asep S.A
Nur Triono
Muchlas Noorhidayat 8
c. Asesor (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta), yaitu melakukan verifikasi data dan persyaratan
peserta, menilai tugas, dan merekomendasikan kelulusan peserta. Asesor
memilki kewenangan menilai keabsahan data dan merekomendasikan
8 Surat Keputusan Kanwil Kemenag DKI Jakarta tentang Penetapan Panitia dan Pengawas
Sertifikasi Pembimbing Manasik dan Penyuluh Haji angKatan 1 Tahun Anggaran 2014
72
calon peserta yang memenuhi kualifikasi yang di syaratkan, serta
rekomendasi atas kelulusan peserta sertifikasi.
Berikut adalah daftar Asesor yang terlibat dalam pelaksanaan
sertifikasi pembimbing manasik haji sesuai dengan SK Pengguna
Anggaran Kanwil Kemenag DKI Jakarta No. 410 Tahun 2014 tanggal 5
Mei 2014 tentang Penetapan Narasumber, Asesor, dan Moderator
Sertifikasi Pembimbing dan Penyuluh Haji Tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
Daftar Asesor pada Pelatihan Sertifikasi
Pembimbing Manasik Haji
Tabel 4.4
No Nama
1 Dr. Suhaimi, M.Si
2 Drs. M. Luthfi, M.Ag
3 Mulkanasir, BA, SPd, MM
4 Drs. Rini Laili Prihatini, M.Si
5 Nurul Hidayawati, S.Ag, M.Pd
6 Wati Nilamsari, M.Si
7 Noor Bekti Negoro, SE
8 Drs. Cecep Castrawijaya, MA
9 Drs. Sugiharto, MA
10 Ade Rina Farida, M.Si
d. Narasumber (Para praktisi Haji baik dari UIN Syarif Hidayatulllah
maupun dari Dirjen PHU RI) yaitu memberikan materi pembelajaran
kepada peserta sesuai jadwal yang disusun oleh panitia pelaksana.
Narasumber memilki kewenangan menyusun dan menyajikan materi
73
sesuai dengan kurikulum dan silabi dengan metodologi pembelajaran
orang dewasa.9
Berikut adalah daftar Narasumber yang terlibat dalam Pelatihan
Sertifikasi Pembimbing manasik Haji yang sesuai dengan SK Pengguna
Anggaran Kanwil Kemenag DKI Jakarta No. 410 Tahun 2014 tanggal 5
Mei 2014 tentang Penetapan Narasumber, Asesor, dan Moderator
Sertifikasi Pembimbing dan Penyuluh Haji Tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
Daftar Narasumber pada Pelatihan Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji Tabel 4.5
No Nama Materi
1 H. Saiful Mujab, MA Kebijakan Pelayanan dan
Perlindungan Haji
2 H. Purwanto, SE,MM Tugas dan Fungsi Pembimbing
Manasik
3 Dr. H. Ali Rochmad, Mpd Kebijakan Penyelenggaraan
Ibadah Haji di Indonesia
4 Tasman, MA Pemantapan Karakter
5 Drs. H. Ahda Barori Kebijakan Penyelenggaraan Haji
Arab Saudi
6 Dra. Mastanah, MA Bimbingan Manasik bagi wanita
7 dr. Thafsin Al Farizi, M.Sc Kebijakan Pelayanan Kesehatan
8 Prof. Dr. Murodi, MA Perjalanan Haji, Pengenalan Situs
Islam dan Siarah Nabawiyah
9 Drs. H. Hasanudin, MA Teori Bimbingan Manasik Haji
dan Zaiarah
10 Drs. H. Cepy Supriyatna Manajemen Perhajian Indonesia
11 Prof. Dr. Hj. Huzaemah TY,
MA
Fiqih Haji
12 Dr. Sunandar, MA Teori Bimbingan Manasik dan
Ziarah
9 Keputusan Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik
Haji
74
13 Drs. H. Ahmad Kartono Manajemen Manasik Haji
14 Prof. Dr. Azyumardi Azra,
MA
Tradisi dan Kultur Sosial Budaya
Arab
15 Dr. Hj. Raudhonah,MA Psikologi Komunikasi
16 Dr. Arif Subhan, MA Metodologi Pembimbing Manasik
Haji
17 Prof. Dr. Komuarudin Hidayat Psikologi Kepribadian
Pembimbing Haji
18 Fauzun Jamal, Lc, MA Percakapan Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris
19 Drs. H. Herman Syukri, M.Si Pembuatan Rencana Kerja
Operasional
20 H. Purwanto, SE,MM Pembuatan Rencana Kerja
Operasional
21 Dra. Hj. Jundah Sulaiman,
MA
Strategi Pembimbingan Manasik
Haji di Tanah Air dan Arab Saudi
22 Tasman,MA Outbound
23 Drs. H. M Mahdun, MA Hikmah Haji
24 Dr. H. Ali Rochmad, Mpd Kebijakan Pembinaan Haji
25 Dr. Arief Subhan, MA Pembulatan dan Kesimpulan Hasil
Pelatihan Sertfikasi Pembimbing
dan Penyuluh Haji
Daftar nama-nama diatas berdasarkan penuturan bapak Fudhloli adalah
mereka yang sudah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam SK
Dirjen PHU No D/134/2014 tantang Pedoman Pelaksanana Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji, sebagai bagian dari pihak yang terlibat langsung dalam rangkaian
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dari awal sampai akhir pelaksanaan,
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing pun mereka
menjalankan dengan baik sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing.
Berdasarkan penuturan Bapak Fudhloli juga, dalam melakukan aktifitas
pengorganisasian seluruh penyelenggara kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing
manasik haji yang terlibat dalam program ini selalu berkoordinasi satu sama lain
75
dengan baik antar divisi lainya, mereka menerapkan sistem dan peraturan yang
berlaku kepada seluruh pihak yang terlibat, seluruh unsur-unsur pengorganisasian
seperti pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang berdasarkan struktur
organisasi, dijalankan dengan baik sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
3. Penggerakan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Penggerakan adalah suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi
penggerakan ini bertujuan untuk menggerakan orang agar mau bekerja dengan
sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan yang
baik. Penggerakan merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana, dengan
berbagai arahan memotivasi setiap anggota untuk melaksankan kegiatan dalam
organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab. Maka dari itu,
penggerakan tidak lepas dari peranan kemampuan leadership.
Penggerakana dibutuhkan sikap yang pro-aktif dalam mengelola sebuah
organisasi ataupun lembaga, adapun yang terjadi di dalam Struktur Kepanitiaan
Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Kanwil Kemenag DKI Jakarta, dalam
menjalankan program pelatihan sertifikasi pembimbing manasik. Seluruh panitia
yang terlibat, diberikan kepercayaan penuh oleh Kepala Kanwil Kemenag DKI
76
Jakarta dalam mengelola rangkaian kegiatan program tersebut yang bekerjasama
dengan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.10
Penulis mengutip teorinya Maringan Masri Simbolon dalam bukunya Dasar-
dasar Adminstrasi dan Manajeman, Penggerakan mencakup penetapan dan pemuasan
kebutuhan manusiawi dari seluruh pihak yang terlibat, memberi penghargaan,
memimpin mengembangkan dan memberi kompensasi kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam hal ini pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji,
namun hal yang terjadi pada kepanitiaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik
dan seluruh pihak lain yang terlibat dalam program ini, berdasarkan data yang
diperoleh penulis dari hasil wawancara dengan Bapak Fudhloli menerangkan bahwa
untuk masalah pemberian penghargaan, kompensasi dalam bentuk materi tidak
berlaku pada pelaksanaan ini, semua pihak yang terlibat mendapatkan haknya berupa
materi tersebut sesuai dengan tingkat golongan masing-masing tanpa membeda-
bedakan kontribusi lebih yang mereka berikan dalam pelaksanaan pelatihan tersebut.
Pada dasarnya menggerakan rencana-rencana ataupun program tersebut butuh
kemampuan atau seni menggerakan orang lain atau disebut sebagai kepemimpinan.
Dalam prakteknya penggerakan memiliki beberapa fungsi manajemen yang penulis
kutip dari pandanganya Maringan Masri Simbolon yaitu :
10
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Syukri Fanani pada tanggal 20 Januari 2015
77
Gambar 4.2
Namun dalam penelitian ini penulis hanya membahas pada dua point yaitu pada
Pembimbingan dan Penjalin Hubungan.
1) Pembimbingan
Dalam hal ini agar suatu kegiatan berjalan dengan baik, maka Ketua
Pelaksana Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Kanwil Kemenag
DKI Jakarta yaitu Bapak Fudhloli, dalam hal ini bertindak sebagai
penanggung jawab kegiatan, menuturkan bahwa, beliau memberikan arahan
atau bimbingan secara langsung kepada seluruh anggota panita yang telibat,
dan hal ini biasanya dilaksanakan setiap 2 malam sekali selama acara tersebut
berlangsung, dalam bimbingan tersebut beliau memberikan arahan mengenai
hal-hal yang perlu ditingkatkan lagi dalam kinerja seluruh panitia, saling
sharing antar panitia mengenai permasalahan peserta yang ditemukan selama
Penggerakan
Pembimbing
Penjalin Hubungan
Komunikasi Motivator
Pemberi dan Pelaksana Pembina
78
proses pelatihan tersebut, dan tentunya memberikan solusi dari setiap
permasalahan yang terjadi selama acara tersebut berjalan, sehingga dengan
adanya pembimbingan tersebut dapat memberikan semangat baru kepada
seluruh panitia yang terlibat sehingga tujuan awal yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat terwujud dengan maksimal.
2) Penjalin Hubungan
Demi terwujudnya harmonisasi dan sinkronisai pelatihan dan pembinaan
tersebut, maka diperlukan adanya jalinan hubungan atau komunikasi,
keakraban antar seluruh pihak yang terlibat. Dalam hal ini seluruh pihak yang
terlibat dalam kegiatan tersebut, terus berupaya sebaik mungkin untuk
mengompakan seluruh barisanya dalam mewujudkan kesuskesan kegiatan ini.
Dalam hal ini ketua pelakasana kegiatan terus berhubungan baik dengan
seluruh pihak yang terlibat melalui komunikasi yang intens sejak awal
perenacanaan sampai akhir pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing
manasik haji ini selesai.11
Pada proses penggerakan ini, Ketua Panitia Pelatihan Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji selaku pelaksana dan penanggung jawab pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji tidak bisa bekerja sendiri, karena pada fungsi ini semua
yang telah dilakukan pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian dilakukan
sehingga pelaksana membutuhkan cukup banyak orang terutama untuk mencapai
tujuan yang di harapkan setelah pelaksanaan pelatihan pembimbing manasik haji ini.
Karena ini program berupa pelatihan, maka pada penggerakanya bukan hanya pada
11
Wawancara pribadi dengan Bapak Fudhloli pada tanggal 20 April 2014
79
pihak penyelenggara saja yang terlibat, akan tetapi para Peserta pelatihan, Asesor dan
Narasumber.
Dimana Peserta pada pelatihan ini sebagai penerima transferan ilmu yang
diberikan pada saat pelatihan berlangsung dengan materi-materi yang telah ditentukan
oleh pihak penyelenggara sebelumnya, materi tersebut dalam pelatihan ini telah
tercantum dalam pedoman SK Dirjen PHU No. D/134/2014 Tentang Pedoman
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji. Penggerakan yang dilakukan terhadap peserta
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini meliputi :
a) Pelaksanaan sertifikasi meliputi :
1) Pre test
Pre test dimaksudkan untuk mengukur tingkat pengetahuan, keterampilan,
kepribadian, pengalaman sebagai pembimbing manasik, penyamaan
presepsi, pemahaman terhadap proses penguatan kompetensi pembimbing
manasik.
2) Kegiatan proses pembelajaran
Proses pelaksanaan pembelajaran sertifikasi pembimbing manasik sesuai
kurikulum dan silabi yang ditetapkan. Dalam pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji ini kurikulum yang diberikan adalah sebagai
berikut :
a) Materi dasar, sebanyak 20 %, meliputi :
1) Penjelasan program sertifikasi
2) Kebijakan penyelenggaraan ibadah haji dan Ta’limatul hajj
3) Kebijakan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan haji
80
4) Kebijakan pelayanan kesehatan haji
5) Tugas dan fungsi pembimbing haji
b) Materi inti, sebanyak 60 %, meliputi :
1) Fiqih haji
2) Bimbingan manasik haji serta ziarah
3) Bimbingan manasik bagi wanita
4) Praktek manasik haji
5) Problematika penyelenggaraan ibadah haji (studi kasus manasik
haji)
6) Perjalanan haji, pengenalan situs islam dan sirah Nabawiyah
7) Tradisi dan kultur social budaya Arab
8) Manajemen perhajian Indonesia
9) Manajemen manasik haji
10) Hikmah haji
11) Psikologi kepribadian pembimbing haji
12) Strategi pembimbingan manasik haji di Tanah Air dan Arab Saudi
13) Metodelogi pembimbing manasik haji
14) Psikologi komunikasi
15) Percakapan bahasa Arab dan bahasa Inggris.
c) Materi penunjang, sebanyak 20 %, meliputi :
1) Pembuatan rencana kerja operasional
2) Micro guiding
3) Out bound
4) Evaluasi
81
5) Pemantapan karakter
6) Post test dan wawancara
7) Penutupan.
3) Post test
Pelaksanaan akhir sertifikasi dilakukan post test untuk mengukur
keberhasilan proses pembelajaran meliputi tes tertulis, lisan, dan micro
guiding.
4) Penilaian
Penilian dalam sertifikasi pembimbing manasik ini dilakukan penilaian
kelulusan dengan ketentuan :
a) Tidak mengikuti proses pembelajaran lebih dari 8 JPL,
b) Format penilian menggunakan bobot pre test 15 %, partisipan 25%,
post test 20 %, dan micro guiding 40 %,
c) Standar kualifikasi kelulusan rata-rata nilai tertimbang 70-100.
5) Penetapan kelulusan
Dalam penetapan kelulusan sertifikasi, ditetapkan sebagai berikut :
a) Penyelenggara sertifikasi melakukan pengujian dan pengolahan hasil
ujian peserta sertifikasi
b) Hasil ujian peserta sertifikasi disamapaikan kepada Dirjen PHU
c) Kriteria dan penetapan kelulusan dibuat oleh Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
82
d) Kelulusan sertifikasi manasik haji ditetapkan oleh Dirjen sesuai usul
penyelenggara sertifikasi.12
Selanjutnya adalah Narasumber, Narasumber disini dilibatkan sebagai pihak
pengisi acara dalam proses pentransferan ilmu atau materi yang diberikan untuk para
peserta (pembimbing manasik), sedangkan Asesor dilibatkan dalam proses penilaian,
mulai dari pemberkasan yang harus dilengkapi oleh calon peserta sertifikasi
pembimbing mansik haji, menentukan calon peserta yang berhak mengikuti pelatihan
yang diselenggarakan, serta pihak yang menentukan apakah peserta setelah
menjalankan rangkaian pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji berhak atau
tidak mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji.
4. Pengawasan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Pengawasan adalah suatu tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui
hasil kegaiatan, pelaksanaan, kesalahan, kegagalan, untuk kemudian dilakukan
perbaikan, atau dengan kata lain pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan
ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pihak yang terlibat
sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan.
Berdasarkan penuturan Bapak Fudhloli, pengawasan dalam pelatihan
sertifikasi pembimbing manasik ini dilakukan oleh beberapa pihak yang terlibat
langsung yaitu mulai dari Ketua Panitia Pelaksana, dalam hal ini Bapak Fudhloli
12
Keputusan Dirjen PHU Nomor D/134/2014 tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing
Manasik Haji Dirjen PHU
83
yaitu melakukan Pengawasan terhadap seluruh panitia yang terlibat, seluruh
rangkaian kegiatan acara pada pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji, serta
hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan program tersebut, dalam pengawasan
yang dilakukan oleh ketua panitia, beliau menuturkan bahwa pengawasan dalam
pelatihan ini dilakukan sejak awal sertifikasi pembimbing manasik haji ini dimulai,
hal ini dilakukan supaya seluruh rangkaian kegiatan tersebut dapat secara maksimal
di laksanakan sehingga tujuan dari sertifikasi pembimbing manasik ini bisa terwujud.
Pengawasan dilaksanakan oleh beliau secara langsung dengan ikut serta dalam
rangkaian pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut,
sehingga hal ini memudahkan beliau dalam melakukan pengawasan, selain itu beliau
juga melakukan koreksi pada setiap kegiatan yang memang kurang sesuai dengan
konsep awal yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga dengan koreksian tersebut
dapat dicarikan solusinya dan hambatan dalam pelatihan tersebut dapat dikendalikan.
Pengawasan selanjutnya dilakukan oleh pihak panitia dan tim asesor,
pengawasan ini dilakukan oleh mereka terhadap seluruh peserta pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji sejak awal peserta tersebut ditetapkan sebagai pihak yang
berhak mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji sampai akhir
pelaksanaan pelatihan tersebut, hal ini dilakukan untuk menilai peserta yang benar-
benar mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dengan baik sehingga
mereka berhak mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji. Dari 100 orang
peserta yang ditetapkan sejak awal oleh Pihak Kanwil Kemenag DKI Jakarta
berdasarkan SK. Pengguna Anggaran Kanwil Kemenag DKI Jakarta No. 392 Tahun
2014 tanggal 2 Mei 2014 tentang Penentapan Peserta Sertifikasi Pembimbing dan
84
Penyuluh Haji Angkatan 1 tahun Anggaran 2014 kemudian daftar tersebut dikirim
untuk di verifikasi berkas oleh pihak Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maka ditetapkanlah calon peserta pelatihan
sertifikasi pembimbing manasik haji sebanyak 85 orang untuk mengikuti pelatihan
sertifikasi pembimbing manasik haji ini yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede
Jakarta, dan kemudian hanya 79 orang saja yang berhasil lulus dan mendapatkan
sertifikat, jumlah kelulusan peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini
dipengaruhi oleh kedisiplinan peserta dalam mengikuti pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji yang belum taat pada peraturan yang telah ditetapkan oleh
penyelenggara. Berikut adalah hasil penilaian terhadap peserta pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji, data tersebut penulis dapatkan dari Bapak Lasino, beliau
merupakan salah satu panitia pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji dan
pejabat di Kanwil Kemenag DKI Jakarta pada Bidang Pelayanan Haji dan Umroh,
yaitu :
Hasil Penilaian Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji
Kementerian Agama RI Kantor Wilayah DKI Jakarta
Angkatan 1 Tahun 2014
Tabel 4.6
NO NAMA PESERTA UTUSAN NILAI PREDIKAT
1 Drs. Taufik MM Subag Hukum dan KUB 97 Sangat memuaskan
2 Hj. Fatimah Assuroh, S. Pd KBIH Al Ikhwan 80 Baik
3 H. Hadi Rosyadi, S. Ag Kemenag Jak-Pus 92 Sangat memuaskan
4 H. Amar Hasan, MA Kepala KUA Setiabudi 92 Sangat memuaskan
5 H. Saiful Bahri Guru MTSN 1 82 Memuaskan
6 H. Muhammad Sofwatullah KBIH Miftahul Huda 83 Memuaskan
7 Drs. H. M. Shohib Murtani KBIH Al Bin 92 Sangat Memuaskan
8 H. Dedi Supriyadi KUA Pulo Gadung 86 Memuaskan
9 Drs. H. Hasan Yaubun MAN 9 Jakarta 86 Memuaskan
10 H. Mugiyono, S. Ag, M.Pd.i Bidang PAKIS 76 Baik
85
11 Drs. Daloh Abdaloh, M. Kom.I Kemenag Jakarta Utara 84 Memuaskan
12 Drs. H. Beben Mubarok PW.Persatuan Islam
DKI
12 Tidak lulus
13 H. Jubaedi, SH Penghulu Madya 84 Memuaskan
14 H. Ahmad Sulaeman Kemenag Jakarta selatan 84 Memuaskan
15 H. Nur Syawaluddin, S.I. Kom KBIH Safienatuna
Najah
92 Sangat Memuaskan
16 Amir Ma'mun, LC KBIH Al Bin 86 Memuaskan
17 Drs. H. Mastur, MM Pulo Gadung 91 Sangat Memuaskan
18 H. Hasbi Yatim, M. Pdi MTs Jauharotul Huda 92 Sangat Memuaskan
19 H. Mursalih, MA Bidang Pakis 87 Memuaskan
20 H. Anis Fuad, S. Ag Kemanag Jakarta Utara 84 Memuaskan
21 Drs. H. Wahyudin PW Persatuan Islam
DKI
79 Baik
22 Hj. Riadi Jannah Siregar Guru MAS 91 Sangat Memuaskan
23 Drs. H. Ali Mukafi, M.Ag POKJAWAS 86 Memuaskan
24 Drs. H. M.Chozin Machmud,
MM
KBIH Ar-Risalah 11 Tidak lulus
25 Drs. Sulaiman Pengawas Jaksel 84 Memuaskan
26 Drs. H. Khayatun MTS Al Wathoniyah 82 Memuaskan
27 H. Sugito, M.Pd.I Penais 79 Baik
28 Surya Indrianti KBIH Ar Raudhah 78 Baik
29 Abu Zahid Mahfudz KBIH Al
Muddasyiriyah
79 Baik
30 Hj. Neneng Kamalia, S.Ag KBIH Ar Raudhah 78 Baik
31 Drs. H. Muta'alim, MM MM. KBIH Al Maka 79 Baik
32 Drs. H. Mulyadi MUI 84 Memuaskan
33 Hj. Nurjanah, S.Pd.I KBIH Ar Risalah 73 Baik
34 Drs. Muhammad Yusuf KUA Matraman 73 Baik
35 H. Anasti, M.Pdi Mts. Alhamidiyah 78 Baik
36 Hj. Soimah, M.Pd.i Bidang PAKIS 85 Memuaskan
37 H. Murdimin ,MA Kemenag Jakarta Utara 77 Baik
38 Lukmanul Hakim, LC Masjid Jami Yarsi 80 Baik
39 Hj. Saidah, MA Penyuluh Agama 81 Memuaskan
40 H. Zaini, MA KUA Palmerah 77 Baik
41 Drs. H. Noer Achpas A, MM MTsN 12 80 Baik
42 H. Dany Rachmany Gani, SH KBIH Aziziyah 12 Tidak lulus
43 Dra. Hj. Yayah Yahroni KUA Cakung 74 Baik
44 H. Endang Munawar, S.Ag KUA Cakung 80 Baik
45 Drs. H. Lukman HT, Msi Bidang URAIS 87 Memuaskan
46 H. Itik Purwanto, MA Kemenag Jakarta Utara 81 Memuaskan
47 Drs. H. Syaefullah Nasir Masjid Jami Yarsi 81 Memuaskan
86
48 Drs. H. Shadiqin, MPd Guru MTSN 19 80 Baik
49 H. Syarif Hidayat, S.Ag KUA Gropet 82 Memuaskan
50 Saifulloh, S.Ag, MM KBIH Miftahul Jannah 83 Memuaskan
51 M. Mujtahid KBIH Azziziyah 81 Memuaskan
52 Hj. Lili Kholilah, S,Ag KUA Cakung 80 Baik
53 H. Anwar Rusli BPAH 79 Baik
54 Drs. H. Ramelan IS, MM Bidang URAIS 85 Memuaskan
55 Laut Amal Seto Wiguno, SE Kemenag Jakarta Utara 84 Memuaskan
56 H. Syaipulloh, S. Ag, M.Pd KUA Johar Baru 85 Memuaskan
57 Hj. Masripah S. Pd.I Pelaksana KUA MP 80 Baik
58 Drs. HM. Yunus, M. Pd POKJAWAS 80 Baik
59 Muhammad Yusuf, SE KBIH Gobel 84 Memuaskan
60 Khairul Amri KBIH Gobel 80 Baik
61 Hj. Marliana Agustin, SS KUA Ciracas 83 Memuaskan
62 H. Jaelani BPAH 83 Memuaskan
63 H. Dadi Suryadi, M. Pdi Kemenag Jakarta Utara 82 Memuaskan
64 Drs. H. Sinur KUA Kemayoran 79 Baik
65 Drs. H. Abdul Choliq, MM Guru MAN 13 82 Memuaskan
66 H. Arsudin Penghulu 83 Memuaskan
67 Dra. Hj. Apiyah, MA KBIH Al Ihrom 0 Tidak lulus
68 H. Ahmad Taufik KBIH Al Bana 83 Memuaskan
69 Ahmad Fauzi, S. Ag KBIH Ummahatul Huda 82 Memuaskan
70 Nasrullah Jamaluddin KUA 78 Memuaskan
71 H. Wirta S.Ag. M. Si Kemenag Jakut 85 Memuaskan
72 Drs. H. Sulaiman KUA Pulo gadung 82 Memuaskan
73 H. Muhammad Zuhri Ka. KUA Kebayoran
Lama
82 Memuaskan
74 H. Jaenudin, S. Pd.I Pokjawas Jakarta Barat 78 Baik
75 Hj. Mulyati KBIH Al Bana 81 Memuaskan
76 H. M. Ridwan Yahya, Lc.,
M.A
KBIH Nawaitu 13 Tidak lulus
77 Drs. H. Ahmad Rafiuddin KUA Durensawit 83 Memuaskan
78 H. Edi Suaedi, S.Sos.I KBIH Ekalima Nur
abadi
81 Memuaskan
79 H. Asmar, S. Ag Kandepag Jakpus 84 Memuaskan
80 Drs. H. Moh. Amin, M. Ag Kemenag Jaksel/P.
Madya
84 Memuaskan
81 Dra. Hj. Siti Pahriyah Penyuluh KUA Keb.
Lama
80 Baik
82 H. Sofwan KBIH Shirathu al
Rohim
82 Memuaskan
83 Irfan Budiman KBIH Al Wafa 10 Tidak lulus
84 H. M. Mujib KA. KUA Durensawit 92 Sangat memuaskan
87
85 H. Pahlawan Jurangga Daulay,
S.Ag, M.Pd
KUA Matraman 88 Memuaskan
Ketentuan kriteria kelulusan :
a. Lulus Sangat memuaskan 91-100
Memuaskan 81-90
Baik 70-80
b. Remedial 65-69
*Diberi kesempatan mengikuti untk Micro Guiding hingga 2 x
c. Tidak lulus < 64
Persentasi Kelulusan Sertifikasi
Pembimbing Manasik dan Penyuluh Haji
Kementerian Agama RI Kanwil DKI Jakarta Tahun 2014
Tabel 4.7
Sangat memuaskan
Memuaskan
Baik
Lulus Bersyarat
Tidak Lulus
Kategori Nilai Jumlah %
Sangat memuaskan 9 10.6
Memuaskan 45 52.9
Baik 25 29.4
Lulus bersyarat 0 0.0
Tidak lulus 6 7.1
Total 85 100.0
88
Dari jumlah peserta yang berhasil mendapatkan sertifikat pembimbing
manasik haji ini, Bapak Fudhloli menutukan bahwa jumlah diatas masih belum
mencapai target yang diharapkan sebelumnya, penyelenggara khususnya Kanwil
berharap dari awal jumlah peserta yang lulus yaitu 100 orang berdasarkan penetapan
jumlah peserta yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
pihak Kanwil, namun setelah menjalankan verifikasi berkas yang dilakukan oleh
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari jumlah tersebut, ditetapkanlah yang
berhak mengikuti pelatihan hanya 85 peserta saja, dan dari jumlah tersebut hanya 79
peserta saja yang berhasil lulus dan mendapatkan sertifikat, hal yang menyebabkan
peserta tidak lulus adalah karena ketidaksiplinan peserta dalam menjalankan pelatihan
ini, diantara kesalahan yang dilakukan oleh peserta adalah tidak patuhnya pada
peraturan pihak penyelanggara yang telah ditetapkan, adanya peserta yang
menggunakan jasa joki ketika pelatihan berlangsung, dan masih banyak lagi yang
lainya yang menyebabkan para peserta tidak lulus. Dengan adanya kejadinan ini,
dimana penyelenggara tidak bisa mencapai target tersebut, diharapkan ini menjadi
bahan perbaikan pelatihan selanjutnya dalam meningatkan dan menegaskan kembali
aturan main kepada seluruh peserta pelatihan untuk bisa mengindahkan dan
menerapkan kedisiplinan sejak awal pelatihan ini berlangsung.
89
B. Analisis Penelitian
Secara garis besar manajemen pelatihan ini telah berjalan dengan baik, meskipun
ada beberapa kekurangan yang belum tercapai, berikut ini uraninya :
1. Perencanaan
Fungsi perencanaan dalam manajemen diantaranya adalah Penetepan Tujuan,
Programing, Penjadwalan dan Penganggaran.
Penetapan Tujuan, analisis penulis tentang fungsi perencanaan dalam
manajemen yaitu penetapan tujuan, Berdasarkan data diatas, penulis menganalisis
bahwa dengan ditetapkan tujuan tersebut, maka langkah Pemerintah dalam hal ini
Dirjen PHU sudah sangat baik dan patut di apresiasi dalam upaya memberikan
pelayanan terbaiknya dalam penyelenggaraan ibadah haji khususnya dalam layanan
mansik haji, sehingga diharapkan semua tujuan yang telah ditentukan dapat terwujud
dengan baik, sehingga penyelenggaraan ibadah haji khususnya dalam hal bimbingan
manasik bagi para jamaah haji dapat secara maksimal dilaksanakan sehingga jamaah
dapat lebih mandiri dalam melaksanakan ibadah haji, dan tentunya penyelenggaraan
ibadah haji kedepanya dengan adanya pembimbing manasik yang profesional dapat
berjalan lebih baik lagi.
Programing, Analisis penulis tentang programing berdasarkan temuan diatas,
penulis menyimpulkan bahwa dengan ditetapkanya tahapan-tahapan kegiatan dan
ketentuan yang sudah direncanakan diatas, maka akan memudahkan penyelenggara
mengenai hal-hal yang harus dilaksanakan terlebih dahulu, hal-hal yang perlu
dilibatkan, sampai dengan pelaksanaan hingga pelaporanya kegiatan tersebut harus
seperti apa, sehingga perencanaan diatas menjadi acuan untuk program yang akan
90
dijalankan selanjutnya, dengan demikian penyelenggara bisa lebih makasimal dan
fokus pada agenda yang akan dijalankan selanjutnya karena kerangka kegiatanya
sudah ada.
Penjadwalan, dengan informasi diatas tersebut, maka analisis penulis dengan
keadaan jadwal tersebut, khususnya dalam hal perubahan urutan materi yang
seharusnya disampaikan terlebih dahulu sesuai dengan susunan yang ada dimanual
acara, maka hal tersebut akan mempengaruhi kurang maksimalnya pemahaman dan
menambah kebingungan peserta pelatihan. Karena susunan materi diatas sebelumnya
sudah diatur oleh pihak Pusat yaitu Dirjen PHU yang dimuat dalam SK Dirjen PHU
No D/134/2014, dan sudah melalui pertimbangan dengan sangat matang sebelumnya
sehingga yang dimuat dalam SK Dirjen PHU tersebut dijadikan sebagai pedoman
pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik yang seharusnya dalam pelaksanaanpun
harus dilaksanakan. Namun kenyataanya belum sesuai dengan yang ditelah
ditetapkan dalam SK Dirjen PHU tersebut.
Penganggaran, anggaran yang di gunakan dalam pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji diperoleh dari dana DIPA dan dimanfaatkan dengan baik
pada pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelatihan sertifikasi pembimbing
manasik haji yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
Berdasarkan beberapa temuan mengenai perencanaan diatas, maka analisis
penulis tentang perencanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji mulai dari
menetukan tujuan, programing, penjadwalan sampai dengan penganggaran, maka
91
kesimpulanya adalah bahwa Kanwil Kemenag DKI Jakarta dan seluruh pihak yang
terlibat dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik sudah menjalankan fungsi
manajemen dengan baik yang sesuai dengan teori perencanaan. Seluruh
penyelenggara yang terlibat merencanakan semuanya secara detail dalam pelatihan
sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut, sehingga hal wajib yang dibutuhkan
dalam rangkaian acara tersebut terpenuhi dengan baik dan lancar.
2. Pengorganisasian
Dalam pengorganisaian pelatihan ini, berdasarkan temuan penulis, dengan
dibagi-baginya kegiatan dalam tugas-tugas yang lebih terperinci, hal ini menurut
analisis penulis dilakukan untuk mencegah timbulnya akumulasi pekerjaan hanya
pada diri seorang pelaksana saja, dimana jika hal ini terjadi tentulah akan
memberatkan dan menyulitkan salah satu pihak. Komposisi orang-orang dalam
pengorganisasian ini pun sudah cukup sangat baik dan diisi oleh orang-orang yang
sangat berkompeten dibidangnya masing-masing, sehingga dalam penetapan orang-
orang yang terlibat dalam struktur organisasi ini sudah cukup tepat sesuai dengan hal
yang direncanakan sejak awal.
3. Penggerakan
Dalam penggerakan pelatihan ini, berdasarkan temuan lapangan yang penulis
telah paparkan diatas, salah satunya penggerakan yang dilakukan oleh ketua
pelaksana khususnya dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai leadership pada
pelatihan tersebut untuk menggerakan seluruh pihak yang terlibat dalam pelatihan
sertifikasi pembimbing manasik ini sudah cukup baik, hal ini menunjukan bahwa
92
fungsi penggerakan pada pelatihan tersebut sudah sesuai dengan teori yang ada yang
telah penulis kemukakan dalam tinjauan teori walupun belum maksimal dijalankan.
Begitupun penggerakan yang telah dilakukan oleh pihak yang terlibat lainya (Panitia,
Narasumber, Peserta, Asesor) semuanya telah menjalankan fungsinya masing-masing
dengan baik sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya.
4. Pengawasan
Analisis penulis tentang pengawasan yang dilakukan oleh seluruh pihak yang
terlibat (Ketua Panitia, Panitia, dan Asesor) pada dasarnya telah dijalankan dengan
baik, namun disisi lain dengan tidak tercapainya target peserta yang seharusnya lulus
yaitu target awal sebanyak 100 orang, namun kenyataanya hanya 79 orang yang
berhasil mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji, dan hal ini tentunya dalam
pengawasan yang dilakukan harus lebih ditingkatkan lagi sejak dari awal peserta
memulai pelatihan. Walupun faktanya hal yang mempengaruhi jumlah peserta yang
lulus adalah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor
kedisiplinan peserta dalam mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji
yang belum maksimal, diharapkan untuk penyelenggaraan pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji kedepanya bisa lebih ditingkatkan lagi sehingga target
yang ingin di capai dapat terwujud.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan penerapan fungsi manajemen, maka penulis
menyimpulkan bahwa :
1. Perencanaan
Setiap program acara dan kegiatan yang diadakan oleh kanwil (panitia) telah
direncanakan terlebih dahulu. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan telah di
sesuaikan dengan perencanaan yang telah ditetapkan, meliputi : Penetapan
tujuan, Programing, Penjadwalan dan Penganggaran.
2. Pengorganisasian
Setelah perencanaan program pelatihan tersusun, para pengelola
mengkoordinasikan semua tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan pelaksanaan pelatihan kepada seluruh pihak yang terlibat. Sehingga
tujuan dari pelatihan tersebut dapat terwujud dengan baik dengan adanya
kerjasama dan koordinasi yang baik.
3. Penggerakan
Dalam proses penggerakan pelatihan sertifkasi pembimbing manasik haji
yang telah direncankan kemudian dalam rangka pencapaian tujuan itu maka
seluruh pihak yang terlibat digerakan dalam upaya merealisasikan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya, maka dalam hal ini ketua panita pelaksana
94
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji menggerakan program
pelatihan ini dengan beberapa tahap, diantaranya : Pembimbingan dan
Penjalin Hubungan yang diberikan kepada seluruh panita yang terlibat,
sehingga hasil maksimal yang diharapkan dapat terwujud.
4. Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik
haji ini dilakukan oleh beberapa pihak yaitu mulai dari Ketua Panitia
pelaksana pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang mengawasi
seluruh kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini dari awal
sampai akhir, selanjutnya pengawasan yang dilakukan oleh tim Asesor dan
Panitia terhadap seluruh Peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik
haji, hal ini dilakukan untuk menilai seluruh peserta yang berhak
mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji.
B. Saran
Untuk mengembangkan dan meningkatkan sertifikasi pembimbing mansik
ini dalam mencapai tujuanya, saran penulis antara lain adalah :
1. Perlunya transparansi anggaran yang digunakan, agar masyarakat tahu
pos-pos pengeluaran apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pelatihan sertfikasi pembimbing manasik.
2. Kepada pihak penyelenggara sertifikasi ini, penulis menyarankan
untuk sosialiasai yang dilakukan agar lebih ditingkatkan lagi. Agar
95
lebih banyak masyarakat atau mengetahui program ini, sehingga
bukan hanya dari jajaran kemenag dan tokoh agama saja yang
mengetahui program ini, melainkan kami dari pihak mahasiswa
jurusan manajemen haji dan umroh juga bisa memperisapkan diri
untuk bisa mengikuti sertifikasi pembimbing kelak ketika sudah
mumpuni.
3. Melihat dari banyaknya jumlah peserta yang lolos dalam rangkaian
pemberkasan dan pelatihan ini, hal ini tentu saja mempengaruhi
terhadap keberhasilan pelatihan sertifikasi ini pada tahun 2014. Oleh
karena itu penulis menyarankan kepada Kanwil Kemenag DKI Jakarta
agar dapat melakukan hal : Meningkatkan kerjasama dengan kampus-
kampus yang didalamnya ada jurusan manajemen haji dan umroh
sejak dini dalam rangka penyediaan SDM yang sesuai dengan kriteria,
agar para mahsiswa bisa mempersiapkan dirinya yang kelak jadi
pembimbing ibadah haji sejak dini.
96
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinari. Metodelogi Penelitian untuk Publik Relation. Bandung :Simbiosa
Rekatama Media. 2010.
Arifin, Gus. Fiqih Haji dan Umroh. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2014.
Arifin,Gus. Peta Perjalanan Haji dan Umroh. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
2010.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta
Bulan Bintang. 2003.
Basyuni, Muhammad . Reformasi Manajemen Haji. Jakarta : FDK Press. 2008.
Efendi, Muchtar. Psikologi Manajemen dan Adminstrasi. Jakarta : Bandung Maju.
1983.
Efendi Tua, Marihot. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grasindo. 2002.
Hamalik, Oemar. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2005.
Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
BPFE. 2000.
Kadarman, A.M. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
1996.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya. 2005.
Marbun, BN. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 2003.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
2009.
Nasrudin ,Indo Yaman. Pengantar Bisnis dan Manajemen. Jakarta : UIN Jakarta
Press. 2006.
Notatmojo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineka
Cipta. 2004.
Poerwandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta :
97
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3
UI. 1983.
Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis
Statistik. Bandung : PT. Rosdakarya. 2002.
Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta : PT.
Raja Grapindo Persada. 2004.
R Terry, George. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. 1993.
Siagian, Dergibson,dkk. Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama. 2000.
Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial . Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2005.
Silalahi, Ulber. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung : Mandar
Maju. 2002.
Sudarmanto. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. 2009.
Suroso. Jurnal Haji Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji yang
Berkualitas. 2014.
Suprapto, Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Jakarta : Media
Press. 2009.
Trisnawati Sule , Erni. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana Pernada Media
Group. 2005.
Usman , Husaini,dkk. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2003.
Daftar Pertanyaan Penelitian Skripsi
Hari/ Tanggal : Senin, 20 April 2015
Tempat : Kanwil Kemenag DKI Jakarta
Narasumber : Bapak Fudhloli
1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan oleh Kanwil Kememnag DKI Jakarta
khususnya oleh bidang pelayanan haji dan umroh dalam pelaksanaan
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji?
Jawab :
Perencanaan awal dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini
bermulai setelah SK Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang pedoman
pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji, kemudian Kanwil
berkoordinasi dengan Kanwil kemenag tingkat kota untuk membahas tentang
sosialisasi penerimaan atau perekrutan pada program sertifikasi pembimbing
manasik tersebut. Dalam tahapan ini, Kanwil menentukan waktu dan tempat,
penetapan persyaratan dan kriteria, hal-hal yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan program tersebut, penetapan tujuan, kemudian setelah semuanya
telah ditetapkan dan disepakati barulah diterbitkan surat edaran baik dalam
bentuk online maupun manual dalam proses sosialisasi program pelatihan.
Setelah itu kanwil mengadakan rapat koordinasi dengan pihak UIN sebagai
penyelenggara di bidang akademik, sebagai penanggung jawab tehadap
pelaksanaan dalam bidang akademiknya.
2. Apa tujuan dari diadakanya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji
baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji ini?
Jawab :
Tujuan jangka pendek dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini
adalah tidak terlepas dari latar belakang yang dalam penyelanggaraan ibadah
haji tidak bisa lepas dari peran pembimbing manasik haji, tujanya adalah
untuk menciptakan pembimbing manasik haji yang satu visi dan misi dengan
pemerintah, khususnya dalam hal kebijakan pemerintah Arab Saudi atau
Ta’limatul Hajj dan kebijakan Pemerintah RI yang setiap tahunya selalu
update. Sementara untuk tujuan jangka panjangny bisa dilihat dalam SK
Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik.
3. Bagaimana dengan anggaran yang di gunakan pada pelaksanaan program
pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji?
Jawab :
Anggaran yang digunakan dalam sertifikasi pembimbing manasik haji ini
berasal dari dana DIPA Kanwil Kemenag DKI Jakarta Nomor : SP DIPA-
025.09.2/416298/2014 tanggal 14 Februari 2014, dan alokasi anggaran
tersebut disalurkan untuk fee Narasumber, Panitia, Asesor, Akomodasi,
Konsumsi dan Transport.
4. Bagaimana programing dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji
ini?
Jawab :
Dalam prgraming ini, semua hal yang dilakukan oleh Kanwil merujuk pada
SK Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji.
Tahapan-tahapan dalam programing ini adalah :
a. Melakukan koordinasi dengan Kanwil Kemenag tingkat Provinisi untuk
membahas program sertifikasi pembimbing manasik haji
b. Menentukan waktu dan tempat
c. Penetapan persyaratan dan kriteria calon peserta
d. Membuat surat edaran perihal perekrutan sertifikasi pembimbing manasik
haji ini baik dalam bentuk online maupun manual
e. Rapat koordinasi dengan pihak UIN selaku penyelenggra bidang
akademik, penanggung jawab terhadap hal akademik
f. Melakukan seleksi berkas yang kemudian dikirim ke UIN untuk di
verifikasi
g. Setelah semuanya ditetapkan, teknis pelaksaan langsung diatur oleh pihak
panitia.
5. Bagaimana pengorganisasian yang dilakukan dalam pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji ini?
Jawab :
Untuk membagi-bagi tugas dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik
haji ini, Kanwil menentukan panitia pada pelaksanaan pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji ini yang berasal dari Kanwil DKI dan UIN,
menetapkan asesor yang telah direkomendasikan oleh UIN, dimana mereka
mempunyai tugas masing-masing dan jobdesnya sudah tecantum dalam SK.
6. Bagaimana Penggerakan yang dilakukan oleh panita pelaksana pada pelatihan
sertifikasi pembimbing manasik haji ini, adakah penghargaan lebih yang
diberikan kepada panita?
Jawab :
Penggerakan yang dilakukan oleh saya (bapak Fudhloli) terhadap seluruh
pihak yang terlibat khususnya panitia, hal yang dilakukan adalah memberikan
bimbingan dan arahan, melakukan komunikasi dengan seluruh panitia, namun
dalam praktek penggerakan ini saya (bapak Fudhloli) tidak memberikan
pemuasan kebutuhan berupa pemberian pengahargaan berupa materi (bonus)
khusus untuk panita, mereka melakukan tugasnya atas tanggung jawabanya
sendiri walaupun tidak diembel-embeli dengan bonus dalam melaksanakan
tugasnya namun mereka menjalankan tugasnya dengan sangat profesional.
Penggerakan dalam palatihan ini juga dilakukan oleh seluruh pihak yang
terlibat mulai dari panitia, asesor dan peserta.
7. Bagaimana dengan Pengawasan yang dilakukan pada pelatihan sertifikasi
pembimbing manasik haji?
Jawab :
Pengawasan yang dilakukan dalam hal ini adalah mencakup semuanya yang
terlibat. Pengawasan terhadap peserta dilakukan oleh panitia dan asesor dalam
hal ini untuk menilai apakah peserta yang mengikuti pelatihan tersebut sudah
mengikuti dengan baik atau belum. Sedangkan pengawasan terhadap panitia
diawasi langsung oleh ketua panitia, pengawasan terhadap panitia dilakukan
untuk meninjau sejauh mana program yang telah dilakukan berjalan sesuai
dengan rencana awal apa tidak.
Dokumentasi Rangkaian Kegiatan Pelatihan Sertifikasi Pembimbing Haji
Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta
Tahun Pelaksanaan 2014 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta