manajemen informasi disaster

33
DISASTER NURSING KELOMPOK 3: AHMAD SYAHRIYADI DEVISAFITRI FIRLI DAMAYANTI HELDA AIDA PERMATA RENNY ELISABETH VERAWATI NABABAN WURI HANDAYANI YULIA ASTRID TYANA FADHILAH

Upload: heldaaidaa

Post on 04-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bencana

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Informasi Disaster

DISASTER NURSINGKELOMPOK 3:

AHMAD SYAHRIYADIDEVISAFITRI

FIRLI DAMAYANTIHELDA AIDA PERMATA

RENNY ELISABETHVERAWATI NABABAN

WURI HANDAYANIYULIA ASTRID TYANA FADHILAH

Page 2: Manajemen Informasi Disaster

Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu maksud, tujuan ataupun berita-berita kepada pihak-pihak lain dan mendapatkan respons/tanggapan sehingga pada masing-masing pihak mencapai pengertian yang maksimal. Bentuk komunikasi tersebut dapat dilakukan secara lisan, tulisan, isyarat/tanda dan juga dapat menggunakan peralatan (misalnya; radio dengan informasi suara, data dan gambar). Dalam suatu keadaan darurat (disaster) baik dalam skala kecil, menengah dan besar, unsur komunikasi adalah salah-satu komponen (sub-system) yang berperan menentukan terhadap; berhasil atau kurang berhasil, bahkan gagalnya suatu operasi penyelamatan (search and rescue) dan pengerahan bantuan penanganan serta penanggulangan terhadap kejadian musibah/bencana.

Page 3: Manajemen Informasi Disaster

Komponen penunjang dalam penanggulangan bencana

• Organisasi (mission organization);• Fasilitas;• Pelayanan gawat darurat (emergency care);• Komunikasi; dan• Dokumentasi

Page 4: Manajemen Informasi Disaster

Fungsi Komunikasi Komunikasi yang berada didalam jaring koordinasi untuk

penanganan bencana (disaster) harus berfungsi setiap saat, baik pada tahap sebelum terjadi musibah/bencana, saat terjadi musibah/bencana, maupun pada tahap pasca terjadinya musibah/- bencana. Fungsi-fungsi tersebut, meliputi ;

1. Sarana pengindera-dini (early warning system), agar musibah/-bencana/marabahaya yang terprediksi/diperkirakan akan terjadi dapat dideteksi sejak awal, sehingga semua usaha pertolongan dan penyelamatan dapat dilakukan tepat waktu, terseleksi (tepat guna) dan mengurangi timbulnya kerugian yang banyak (harta benda bahkan jiwa manusia).

Page 5: Manajemen Informasi Disaster

2. Sarana koordinasi antar semua institusi/instansi/organisasi/- potensi yang terlibat operasi, agar menemukan cara yang tepat, cepat, efektif dan efisien.

3. Sarana untuk mengalirkan perintah, berita-berita dan berikut pengendalian terhadap semua unsur dan elemen yang terlibat dalam operasi/kegiatan pertolongan/penyelamatan.

4. Sarana bantuan administrasi dan logistik.

Page 6: Manajemen Informasi Disaster

Komunikasi bencana

Berkaitan dengan bencana, komunikasi dapat berfungsi sebagai radar sosial yang memberi kepastian kepada pihak lain mengenai adanya bencana si suatu tempat. Dalam konteks tulisan ini, komunikasi diperuntukkan pada kegiatan pra bencana yang meliputi kesiagaan, peringatan dini dan mitigasi. Dalam hal ini, komunikasi memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kesiagaan yang diperlukan dan persiapan apa yang harus dilakukan ketika bencana itu terjadi. Semua ini, dimaksudkan untuk mengurangi seminimal mungkin korban jiwa dan kerugian harta benda.

Page 7: Manajemen Informasi Disaster

Upaya penanggulangan bencana haruslah dimulai jauh sebelum bencana terjadi karena antisipasi sedini mungkin akan mampu menekan jumlah kerugian jiwa dan materi. Ketika upaya penanggulangan bencana dapat dilakukan sedini mungkin, kita berharap muncul sikap, tindakan, dan perilaku yang menekankan kesadaran manusia dan peningkatan kemampuan manusia menghadapi ancaman.

Page 8: Manajemen Informasi Disaster

Dalam menghadapi bencana, kita memerlukan komunikasi sosial yang melibatkan banyak masyarakat. Menurut Wilbur Schram (dalam Lestari, 2011: 90), ada empat fungsi komunikasi sosial:

1. Komunikasi sebagai radar sosial. Komunikasi sosial berfungsi untuk memastikan atau memberi keyakinan kepada pihak lain mengenai informasi yang sedang berlangsung, bahwa apabila ada informasi yang baru dan relevan dengan kehidupan masyarakat, masyarakat yang memperoleh informasi tersebut dapat menggunakannya dalam pergaulan sehari - hari, agar tidak ketinggalan informasi.

Page 9: Manajemen Informasi Disaster

2. Komunikasi sebagai manajemen. Komunikasi sosial berfungsi sebagai dasar tindakan atau kegiatan komunikasi yang menjadi alat untuk mengatur atau mengendalikan anggota komunitas dan anggota ini mengetahui apa yang diharapkan oleh pihak lain terhadap dirinya dalam hidup bermasyarakat.

3. Komunikasi sebagai sarana sosialisasi. Kegiatan komunikasi untuk menyampaikan pengetahuan atau pendidikan bagi warga ataupun generasi baru dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan ini disebut juga sebagai proses sosialisasi.

4. Kegiatan komunikasi yang berfungsi untuk menghibur masyarakat, atau kegiatan yang dapat melepaskan ketegangan hidup bermasyarakat.

Page 10: Manajemen Informasi Disaster

Dalam komunikasi bencana diperlukan keahlian dan kemampuan komunikasi yang tak sekedar menyampaikan pesan bencana secara meluas saja tetapi diperlukan juga kemampunan membentuk semangat untuk berbagi dengan penuh empati. Oleh karena itu penting diketahui beberapa karakteristik efektifitas komunikasi antarpersonal seperti yang dikatakan A. DeVito (1997: 259) :

Page 11: Manajemen Informasi Disaster

• Openness Openness atau keterbukaan, menunjukkan

pada dua aspek, yaitu kita harus terbuka pada orang yang berinteraksi dengan kita.

• EmphatyEmphaty atau empati, adalah kemampuan

seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain.

• SupportivennesSupportivennes atau perilaku suportif,

seseorang dalam menghadapi suatu masalah tidak bersikap bertahan.

Page 12: Manajemen Informasi Disaster

• PositivennesPositivennes atau sikap positif, sikap

positif merujuk pada dua hal, yaitu sikap positif pada diri sendiri dan sikap positif terhadap orang lain dan dalam berbagai situasi komunikasi.

• EqualityEquality atau kesamaan, kesamaan disini

merujuk pada dua hal, yaitu kesamaan bidang pengalaman diantara pelaku komunikasi.

Page 13: Manajemen Informasi Disaster

Acuan penanggulangan bencana

• Memasang sarana diseminasi informasi, termasuk :”dedicated link”(saluran Komunikasi khusus), radio Internet , server untruk system “5 in One”dan sirene, sehingga informasi dari BMG dapat diterima secepat – cepatnya.

• Membuat peta jalur evakuasi dan zona evakuasi dan rambu – rambu bahaya tsunami atau bencanadi sepanjang pantai yang rawan tsunami.

• Membangun shelter pengungsian yang dilengkapi dengan jalan dari pemukiman penduduk ke shelter, serta sarana dan prasarana darurat di pengungsian.

Page 14: Manajemen Informasi Disaster

• Mengadakan pelatihan evakuasi baik untuk masyarakat pesisir maupun aparat terkait, secara berkala 2 (dua) kali setahun, dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi tsunami.

• Memfasilitasi peningkatan pemahaman masyarakat melalui Pendidikan formal dan nonformal.

Page 15: Manajemen Informasi Disaster

Informasi dalam Bencana

• Informasi Pra Bencana‐Dalam rangka mendukung upaya upaya sebelum terjadi ‐bencana diperlukan data dan informasi yang lengkap, akurat dan terkini sebagai bahan masukan pengelola program di dalam mengambil keputusan terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Salah satu bentuk informasi yang cukup penting adalah adanya profil yang mengambarkan kesiapsiagaan sumber daya dan upaya upaya yang telah dilakukan terkait dengan ‐penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di daerah, khususnya di tingkat kabupaten/kota.

Page 16: Manajemen Informasi Disaster

Informasi yang dikumpulkan dalam bentuk profil terdiri dari:

• gambaran umum wilayah, yang meliputi letak geografis, aksesibilitas wilayah gambaran wilayah rawan bencana, geomedic mapping, data demografi, dan informasi bencana yang pernah terjadi;

• Upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, yang pernah dilakukan;

• Upaya tanggap darurat dan pemulihan, yang pernah dilakukan;

• Gambaran pengelolaan data dan informasi.

Page 17: Manajemen Informasi Disaster

• Informasi saat dan pasca bencanaInformasi saat dan pasca bencana ini terdiri dari :‐

Informasi pada awal kejadian bencana;Informasi ini harus disampaikan segera setelah kejadian awal diketahui serta dikonfirmasi kebenarannya dengan menggunakan formulir penyampaian informasi Form (terlampir). Sumber informasi dapat berasal dari masyarakat, sarana pelayanan kesehatan, dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dan lintas sektor.:

Page 18: Manajemen Informasi Disaster

• Informasi penilaian kebutuhan cepat.Informasi ini dikumpulkan segera setelah informasi

awal kejadian bencana diterima oleh Tim Penilaian Kebutuhan Cepat dengan menggunakan formulir isian form (terlampir). Sumber informasinya dapat berasal dari masyarakat, sarana pelayanan kesehatan, dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dan lintas sektor.

• Informasi perkembangan kejadian bencanaInformasi ini dikumpulkan setiap kali terjadi

perkembangan informasi terkait dengan upaya penanganan krisis kesehatan akibat bencana yang terjadi. Formulir penyampaian informasinya menggunakan form (terlampir). Sumber informasi berasal dari sarana pelayanan kesehatan dan dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota.

Page 19: Manajemen Informasi Disaster

Sarana penyampaian informasi

• Informasi pra bencana‐Profil yang mengambarkan kesiapsiagaan

sumber daya dan upaya upaya yang telah ‐dilakukan terkait dengan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di daerah, khususnya di tingkat kabupaten/kota dapat disampaikan melalui email dan secara online melalui website.

Page 20: Manajemen Informasi Disaster

• Informasi saat dan pasca bencana‐Informasi pada awal kejadian bencana yang

menggunakan Form dapat disampaikan melalui telepon dan melalui faksimil. Informasi pada awal kejadian bencana yang menggunakan Form dapat disampaikan melalui sms gate way. Informasi ‐penilaian kebutuhan cepat yang menggunakan Form dapat disampaikan e mail dan secara online melalui ‐website serta melalui faksimil. Informasi perkembangan kejadian bencana yang menggunakan Form dapat disampaikan melalui e mail dan secara ‐online melalui website serta melalui faksimil.

Page 21: Manajemen Informasi Disaster

Mekanisme kerja informasi

• Pra BencanaInformasi yang dikumpulkan pada saat pra

bencana adalah :Informasi sumber daya baik tenaga, dana,

sarana dan prasarana dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana (Form Kesiapsiagaan pada Pedoman Sistem Informasi Penangggulangan Krisis Akibat Bencana). Informasi tersebut bersumber dari Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi.

Page 22: Manajemen Informasi Disaster

• Informasi dari lintas sektor terkait, misalnya meteorologi dan geofisika dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana yang disebabkan oleh fenomena cuaca dan iklim (prakiraan cuaca harian/mingguan, prakiraan hujan bulanan dan prakiraan musim hujan/kemarau) serta informasi gempa bumi dan tsunami yang bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.

Page 23: Manajemen Informasi Disaster

• Informasi nomor telepon, faksimili (kantor dan rumah) serta nomor telepon genggam/mobile dari petugas yang telah ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana baik dari lintas program maupun lintas sektor untuk membangun jaringan informasi dan komunikasi ( contact person). Informasi tersebut bersumber dari Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan lintas sector yang terkait dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Page 24: Manajemen Informasi Disaster

Saat bencana

• Penyusunan laporan awal penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

• Penyusunan laporan perkembangan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Page 25: Manajemen Informasi Disaster

Pasca bencana

• Informasi yang dikumpulkan pada saat pasca bencana adalah :– Informasi pemulihan/rehabilitasi dan pembangunan

kembali/rekonstruksi sarana/prasarana kesehatan yang mengalami kerusakan.

– Informasi upaya pelayanan kesehatan (pencegahan KLB, pemberantasan penyakit menular, perbaikan gizi), kegiatan surveilans epidemiologi, promosi kesehatan dan penyelenggaraan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar di tempat penampungan pengungsi maupun lokasi sekitarnya yang terkena dampak.

Page 26: Manajemen Informasi Disaster

– Informasi relawan, kader dan petugas pemerintah yang memberikan KIE kepada masyarakat luas, bimbingan pada kelompok yang berpotensi mengalami gangguan stress pasca trauma dan memberikan konseling pada individu yang berpotensi mengalami gangguan stress pasca trauma.

– Informasi pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang.

– Informasi rujukan korban yang tidak dapat ditangani dengan konseling awal dan membutuhkan konseling lanjut, psikoterapi atau penanggulangan lebih spesifik.

Page 27: Manajemen Informasi Disaster

Penerapan Sistem Komunikasi – Informasi dalam Bencana

JARING KOMUNIKASI

1. KOMUNIKASI INFORMASI

2. KOMUNIKASI KOORDINASI

3. KOMUNIKASI ADMINSTRASI LOGISTIK

4. KOMUNIKASI PENGENDALIAN OPERASI

ALAT KOMUNIKASI(Hardware)

1. TELP Emg (one way comm)

2. Telp , Fax, Radio, Telex

3. Telp , Fax, Radio, Telex

4. Radio komunikasi (two way comm, terbatas) Fasilitas komunikasi harus terintegrasi (dapat

saling berhubungan – dalam satu sistem). Dapat menghubungkan titik pelayanan terendah

sampai pusat rujukan tertinggi. Dapat mengatasi keadaan terjelek dari segi

teknis

Page 28: Manajemen Informasi Disaster

 FORMULIRPENGIRIMAN BERITA

Pengirim berita

Nama : ………………..Telp./Callsign : ………………...Tanggal : ......................Waktu : pk .................

Tujuan berita (nama institusi tujuan):Posko Kesehatan......., Rumah sakit :……………………………………………Nama penerima berita : ……………………

Sifat berita : penting/segera/biasaNomor berita :.............................

Isi berita : …………………………………………………. ………………………………………………….. ………………………………………………….. …………………………………………………..

Tanda tangan pengirim berita : ………………………………. ………………………………..

Page 29: Manajemen Informasi Disaster

 

FORMULIR PENERIMA BERITA

Pengirim beritaNama : ………………..Nomor Telp./Callsign : ………………...

Penerima beritaNama : ………………..Waktu : Pkl……………..Tanggal : …………………

Sifat berita : penting/segera/biasaNomor berita : .............................Isi berita : …………………………………………………. ………………………………………………….. ………………………………………………….. …………………………………………………..

Catatan : Berita -dicek kembali : ………………………………. - tidak dicek : ……………………………….

Tanda tangan pengirim/ penerima berita : ………………………………. ………………………………..

Page 30: Manajemen Informasi Disaster

SISTEM INFORMASI

1. Diperlukan data atau informasi untuk penyusunan

kebijakan maupun perencanaan dalam upaya pencegahan

dan penyiagaan untuk menghadapi ancaman terjadinya

bencana.

2. Informasi tentang adanya bahan berbahaya/ bahan kimia

di sebuah intitusi kesehatan (RS) harus diberikan , sebagai

antisipasi pertolongan pertama bila terjadi bencana.

3. Pembuatan peta tentang

1. Daerah dengan ancaman bahaya (hazard mapping,

risk mapping),

2. Alur untuk bantuan medis dan alur penanganan

medis

3. Lokasi fasilitas kesehatan untuk rujukan

Page 31: Manajemen Informasi Disaster

4. Kegiatan pelaporan dan monitoring serta evaluasi

dari berbagai usaha sejak penyiagaan sampai dengan

penanganan, dilakukan secara periodik dan teratur,

dengan pola tertentu agar dapat dievaluasi untuk

perbaikan atau pengembangan yang diperlukan.

5. Data dan informasi ini dapat dimanfaatkan oleh

semua fihak yang memerlukan, sehingga terjalin

suatu kesamaaan konsep dan keterpaduan dalam

upaya penanganan.

SISTEM INFORMASI

Page 32: Manajemen Informasi Disaster

INFORMASI UNTUK MASYARAKAT

• Diperlukan informasi yang sudah disiapkan untuk media masa

• Informasi yang diberikan harus akurat dan jangan memberi pernyataan untuk hal hal yang belum jelas (jangan spekulatif)

• Informasi yang diberikan secara teratur / periodik akan lebih baik dan menguntungkan

• Petugas Humas yang diberi tugas menyampaikan informasi harus dipilih karena kemampuannya dan tetap berada dibawah pos komando / sentra pengendalian.

Page 33: Manajemen Informasi Disaster