manajemen hipertensi emergensi perioperatif dengan medikasi parenteral
TRANSCRIPT
8/19/2019 Manajemen Hipertensi Emergensi Perioperatif Dengan Medikasi Parenteral
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-hipertensi-emergensi-perioperatif-dengan-medikasi-parenteral 1/2
MANAJEMEN HIPERTENSI EMERGENSI PERIOPERATIF DENGAN MEDIKASI
PARENTERAL
Hubungan antara hipertensi dengan resiko operasi telah ditunjukan sejak awal tahun 1970.
Dalam dua penelitian terdahulu, Prys-oberts et al. menunjukan bahwa pasien dengan hipertensi
tidak terkontrol !enderung akan mengalami perubahan berupa iskemi miokardium saat dilakukan pemeriksaan elektrokardiogra"i, dengan episode hipotensi saat induksi anestesi dilakukan. Pasien
tanpa hipertensi atau dengan hipertensi yang terkontrol dengan pengobatan !enderung tidak
mengalami episode hipotensi tersebut, meskipun tipe anestesi yang digunakan adalah sama.
Hipertensi meningkatkan resiko terjadinya perkembangan atau perubahan gagal jantung
perioperati", gagal ginjal, iskemia miokardium, atau stroke. #ingkat resiko ini tergantung pada
tekanan darah. $etika pasien memiliki tekanan darah %1&0'110 mmHg tanpa kerusakan organ
target, hal ini bukanlah salah satu "aktor resiko terjadinya komplikasi kardio(askular perioperati"
karena tingkat tekanan darah ini dirasa tidak perlu untuk diturunkan se!ara !epat menuju normal.
The Joint National Comittee mende"inisikan hipertensi emergensi sebagai peningkatan tekanan
darah )biasanya *1&0'1+0 mmHg yang bersi"at merusak organ target. Pasien dengan tekanan
darah seperti ini namun asimptomatik dan tidak memiliki tanda'gejala kerusakan organ target,
harus dipertimbangkan sebagai pasien dengan hipertensi emergensi pula. Hal ini dikarenakan,
pasien dengan tingkat tekanan darah seperti ini memiliki resiko lebih tinggi saat operasi dan
terapi "armakologis dilakukan. $etika medikasi oral tidak dapat dilakukan, hipertensi emergensi
dapat diatasi dengan medikasi parenteral. enis obat yang digunakan haruslah mudah, aman, dan
dapat diper!aya. Didalam artikel ini akan dibahas mengenai manajemen hipertensi emergensi
perioperati" dengan medikasi parenteral. anajemen emergensi hipertensi, diseksi aorta, dan
hipertensi pada kehamilan tidak termasuk dalam !akupan re(iew ini.
P/#23423 P/5P/2#6
Pada pasien normotensi, induksi anestesi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah )+0-0
mmHg dan nadi )18-+0 denyut per menit. Pada pasien dengan riwayat hipertensi, peningkatan-
peningkatan ini akan terjadi juga dan bahkan lebih besar )90 mmHg dan 0 denyut per menit.
:eiring dengan berlangsungnya waktu, tekanan darah ini akan mulai turun )-0 mmHg karena
e"ek langsung dari anastesi dan inhibisi sistem sara" simpatis. Pasien dengan hipertensi yang
tidak terkontrol bisa mengalami penurunan juga )-;0 mmHg namun si"atnya lebih drasti!.
Penurunan tekanan darah ini dapat menyebabkan hipotensi saat operasi dan syok. Dalam penelitian yang dilakukan kepada ;80 pasien, menunjukan bahwa hipotensi intraoperati"
)tekanan darah %80< dari tekanan darah preoperati" atau penurunan sebanyak < tekanan
darah dalam 10 menit merupakan salah satu "aktor resiko terjadinya komplikasi kardio(askular
perioperati" )aritmia jantung, iskemi, gagal jantung, atau gagal ginjal.
Dengan kata lain, ketika tekanan darah sedang meningkat se!ara sedang saat dilakukan
pembedahan )%1&0'110 mmHg penurunan tekanan darah se!ara !epat tidaklah dibutuhkan dan
8/19/2019 Manajemen Hipertensi Emergensi Perioperatif Dengan Medikasi Parenteral
http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-hipertensi-emergensi-perioperatif-dengan-medikasi-parenteral 2/2
beberapa penelitian sebelumnya tidak dapat membuktikan keuntungan dari penundaan
pembedahan tersebut. 3amun ketika tekanan darah adalah *1&0'110 mmHg sebelum operasi,
pemberian medikasi antihipertensi sebaiknya dilakukan dan selama operasi berlangsung, tekanan
darah harus dimonitor.
P/#23423 P5:#5P/2#6
asa pas!a operasi juga berhubungan dengan peningkatan tekanan darah. $etika terjadi
penyembuhan seketika dati anastesia, terdapat peningkatan tekanan darah sekitar 10-18 mmHg
tetapi masih terdapat "luktuasi pada pasien yang memiliki riwayat hipertensi sebelumnya.
Dengan kata lain hipertensi pas!a operasi dan disebabkan dari berbagai ma!am penyebab seperti
nyeri, penarikan obat anastesia, dan hiperkabia. $emungkinan ke!il penyebab lainnya adalah
ke!emasan, hipoksia, hiper(olumia. Penyebab-penyebab sekunder inilah yang harus
diidenti"ikasi dan di obatio sebelum medikasi antihipertensi diberikan.
#/2P 52#
$etiksa melakukan e(aluasi kepada pasien dengan tekanan darah *1&0'110 mmHg, klinisi
pertama-tama harus mengelompokan pasien dengan hipertensi emergensi atau pasien