manajemen bangunan & perawatannya
DESCRIPTION
manajemen pengelolaan gedung bertingkatTRANSCRIPT
-
KARYA TULIS
MANAJEMEN BANGUNAN DAN PERWATANNYA
Disusun Oleh:
APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si
NIP. 132 303 844
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis mengenai Manajemen Bangunan dan
Perawatannya .
Tulisan ini merupakan terjemahan dari buku Building Pathology Chapter 7
Building Management and Aftercare karya David S. Watt (1999). Penulis berharap
semoga karya tulis ini dapat memberikan tambahan informasi dibidang perlindungan
bangunan.
Akhirnya penulis tetap membuka diri terhadap kritik dan saran yang
membangun dengan tujuan untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Desember, 2008
Penulis
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
MANAJEMEN BANGUNAN DAN PERAWATANNYA.............................1
REFERENSI .....................................................................................................25
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
1 Perbandingan biaya siklus hidup untuk produk atap (Warisan
Inggris)
4
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
1 Keterbatasan terkait dengan tipe bangunan 6
2 Prisnsip Perbaikan Konservasi (Warisan Inggris, 1993); Brereton 1995)
10
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
MANAJEMEN BANGUNAN DAN PERWATANNYA
Perencanaan dimasa yang akan datang
Tujuan akhir dari kegiatan ini untuk mengidentifikasi beberapa inti
permasalahan yang akan mempengaruhi penggunaan dan perbaikan bangunan serta
penghuninya sebagai hasil dari keseluruhan tindakan.
Apa yang dapat dikerjakan dengan bangunan?
Bangunan digunakan untuk berbagai aktivitas, dan harus dapat memuaskan
pemilik atau penghuninya dalam rangka mendapatkan pengakuan sosial atau bernilai
komersial. Seperti halnya pada bangunan bersejarah atau monumen yang dapat
bertahan karena adanya undang-undang perlindungan atau daya tarik tertentu,
sementara yang lainnya dituntut untuk memberikan fasilitas dan tempat untuk
memenuhi tuntutan populasi dan tenaga kerja yang selalu berubah.
Bangunan disesuaikan dengan keperluan pemilik atau penggunanya, sehingga
selama berdiri, bangunan akan mengalami perubahan bentuk. Seperti perluasan
sederhana untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan keluarga, atau perubahan
kompleks untuk struktur, susunan dan layanan dalam rangka menciptakan kondisi
yang sesuai dengan penggunaan yang baru. Bagaimana perubahan ini direncanakan,
dikelola dan diimplementasikan akan menjadi sangat penting untuk menentukan
keberhasilan bangunan, dan selanjutnya diperlukan kecermatan pertimbangan
membangun sesuai dengan apa yang diharapkan pemilik atau penggunanya.
Kesesuaian kebutuhan klien atau penyewa dengan apa yang dibangun secara
realistis memberikan tantangan dan penghargaan, serta proses penjelasan singkat dan
seleksi yang perlu dimengerti. Tak dipungkiri bahwa orang telah dipengaruhi oleh
bangunan modern serta kenyamanan dan fasilitas yang ditawarkan, dan petunjuk
diperlukan didalam pemilihan dan tingkat pengharapan. Adapun petunjuk tersebut
meliputi:
Penentuan persyaratan pengguna (teknis, funsional, perilaku) Identifikasi keterbatasan pemilihan bangunan (struktural, ruang, lokasi,
lingkungan)
Kesesuaian aktivitas terhadap bangunan
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Bekerja dengan bangunan dan tidak merusaknya (simpatik untuk pengadaan dan pembatasan ruang)
Sifat dan luasan kerja bangunan akan lebih besar atau lebih kecil tergantung
kebutuhan bangunan, pemilik atau pengguna, dan serta seberapa banyak hal tersebut
merubah bangunan dan fasilitasnya. Pekerjaan selanjutnya perlu dipertimbangkan
sebagai usaha untuk mempertahankan kondisi semula melalui aktivitas berikut:
Konservasi membuat bagunan layak untuk beberapa tujuan pengguanaan (International Council of Monument and Sites, 1964); ..aksi untuk mencegah
kerusakan..meliputi semua aksi sepanjang umur dari warisan budaya dan alam
kita (Feilden, 1994, p.3); aksi untuk mengamankan peninggalan atau
melestarikan bangunan, benda-benda peradaban kuno, sumberdaya alam, energi
atau suatu nilai yang diakui pada masa yang akan datang (BS 7913: 1998).
Preservation Metode yang meliputi retensi bangunan atau monumen dalam kondisi semula tanpa penambahan material atau substraksi lain sehingga bangunan
ini dapat ditangani dimasa mendatang dengan semua fakta dan karakternya
(Baines 1923).
Repair pemugaran dari suatu bagian yang rusak atau lapuk melalui pembaruan, penggantian atau penambalan (BS 8210:1986)
Pemeliharaan Kombinasi semua teknik yang meliputi supervisi, kesungguhan mempertahankan, mengembalikan sesuai fungsinya (BS 3811: 1993)
Rekonstruksi Membangun kembali seperti yang ada pada masa lalu berdasarkan dokumentasi atau bukti fisik (BS 7913:1998).
Beberapa proses perubahan suatu bangunan dan atau fasilitas:
Adaptasi penyesuaian perubahan dalam penggunaan bangunan yang meliputi
perubahan dan perluasan
Alteration perubahan struktur bangunan untuk memenuhi persyaratan baru.
Conversion membuat bangunan khusus untuk tujuan penggunaan tertentu.
Extension perluasan bangunan baik secara vertikal dengan bangunan bertingkat
maupun horizontal dengan perluasan area.
Improvement membuat bangunan atau fasilitas untuk mencapai standar, dengan
cara perubahan, perluasan atau penyesuaian.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Modernisasi membuat bangunan sesuai standar berdasarkan persyaratan masyarakat
atau undang-undang.
Refurbishment memeriksa bangunan dan membuatnya sesuai dengan fungsi
kondisi terkini
Rehabilitasi - pekerjaan diluar rencana pemeliharaan untuk memperpanjang umur
bangunan yang bernilai sosial dan ekonomis.
Relokasi memindahkan bangunan pada lokasi yang berbeda
Renovasi merombak bangunan agar sesuai dengan kondisi diantaranya dengan
konversi
Restorasi perombakan kondisi fisik dan atau dekoratif dari suatu bangunan sesuai
dengan fakta/kejadian.
Revitalisasi memperpanjang umur bangunan dengan menyediakan atau
memperbaiki fasilitas.
Manajemen bangunan dan perubahannya
Sesuai dengan bahasan sebelumnya, bahwa bangunan terbentuk dari rangkaian
lapisan yang dipengaruhi oleh tingkat perubahan, seperti yang dikemukakan oleh
Duffy (1990, P.17), bahwa diperlukan alokasi waktu tertentu misalnya jangka waktu -
rangka sampai 50 tahun, jasa/pelayanan sampai 15 tahun, dekoratif sampai 5 tahun
dan perubahan yang diatur berdasarkan harian. Kesadaran dan kontrol terhadap
perubahan berdasarkan teknik manajemen dimana bangunan, orang atau aktivitas -
dan perkembangan menyesuaikan dengan kemampuan dan kedisiplinan.
Keseluruhan teknik manajemen kalkulasi biaya penggunaan, analisis biaya
manfaat, keseluruhan analisis biaya siklus hidup, informasi manajemen, manajemen
pemeliharaan bertanggung jawab untuk penggunaan dan pemeliharaan bangunan,
sehingga memungkinkan penerapan manajemen fasilitas. Manajemen fasilitas
merupakan pendekatan manajemen untuk memelihara bangunan dan orang,
didefinisikan sebagai praktik koordinasi urusan pekerjaan fisik dengan orang dan
organisasi, penyatuan prinsip administrasi bisnis, arsitektur, dan perilaku serta
pengetahuan teknik. (Speeding dan Holmes, 1994, p.1).
Didalam praktiknya, manajemen fasilitas mencari penggunaan optimal
bangunan dan pelayanannya serta kondisi yang tepat bagi penghuninya melalui
perpaduan keputusan dan aksi. Hal ini meliputi:
Perkembangan sistem informasi pemeliharaan
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Pemeliharaan struktur dan susunan bangunan Pemeliharaan jasa/pelayanan bangunan
Tabel 1. Perbandingan biaya siklus hidup untuk produk atap (Warisan Inggris)
Produk Daya tahan (tahun) Biaya awal () untuk suplai dan
perbaikan/m2
Perbaikan dan Pemeliharaan % dari
biaya awal
Biaya dalam 100 tahun /m2
Lembar alumunium 40 32.50 2 102.00 Lembaran tembaga 65 42.50 1 73.00 Lembaran timah 100 55.00 1 59.00 Lembaran stainless steel 100 42.50 1 46.00 Lembaran seng 40 37.50 2 114.00 Keramik 40 33.00 10 113.00 Beton 30 12.50 10 85.00 Semen 30 24.50 12 134.00 Perekat 30 28.00 12 149.00 Welsh slates 100 46.00 12 56.00 batu 100 110.00 12 133.00
Manajemen lokasi dan bangunan/struktur kuno Pemantauan kondisi dalam bangunan (Sistem manajemen bangunan) Ketentuan dan kontrol fasilitas pengguna Monitoring dan kontrol keperluan pengguna Staf (keamanan, pembuat keputusan, kebersihan, pegawai bawahan, insinyur
perumahan).
Perkembangan khusus dan terkini seperti pendekatan yang meliputi Occupancy
Cost Appraisal and Profiling (OCAP), dikembangkan oleh kelompok kerja/pelaksana
bangunan. Ini merupakan pendekatan untuk memperkirakan dan mengoptimalkan
biaya kepemilikan bangunan yang berdasarkan 4 unsur:
Audit ketahanan Biaya riwayat pemeliharaan Audit energi Survey kondisi.
Meskipun OCAP dapat dilaksanakan pada setiap tahapan dalam bangunan,
keberadaannya desain tahap awal berpengaruh besar terhadap keseluruhan biaya.
Melalui rangkaian audit teknik pada tahap strategis dalam proses desain dan
konstruksi, pengaruh negatif pada keseluruhan kinerja dapat diidentifikasi dan
dieliminasi melalui feedback pada kelompok desain. Pada saat bersamaan , biaya
pemeliharaan dan profil energi dapat disiapkan sehingga pemilik bangunan,
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
pengembang atau pemakai gedung dibuat perduli terhadap kekurangan biaya
dikemudian hari.
Keterbatasan bangunan yang ada
Bangunan didisain dan dibangun untuk memenuhi kebutuhan primer. Ketika
bangunan tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut dan dipertimbangkan untuk
penggunaan lain, ada beberapa hal yang perlu untuk dipertimbangkan. Pendirian
bangunan pada masa lalu dilakukan dengan menggunakan material dan metode
konstruksi tradisional. Beberapa metode dan fasilitas yang diberikan oleh bangunan
ternyata berada dibawah standar persyaratan bangunan sekarang, dan perlu adanya
perhatian untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas gedung tersebut. Beberapa
pekerjaan yang mungkin dapat dilakukan antara lain:
Persyaratan insulasi panas Persyaratan insulasi akustik Persyaratan perlindungan kelembaban Perbaikan ventilasi dan pencahayaan Memberikan dan atau mengadakan kembali pelayanan baru dan yang telah ada Persyaratan tindakan pencegahan kebakaran Pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan undang-undang
Sebagai tambahan informasi, tipe bangunan tertentu terkadang memiliki keterbatasan
yang disebabkan oleh lokasi, konstruksi, pemeliharaan atau penggunaan bentuk.
Mengenai hak guna untuk bangunan
Keberhasilan penggunaan suatu bangunan ditentukan oleh berbagai faktor, dan
kebanyakan ditentukan oleh hak pengguna dalam hal perubahan struktur, susunan
struktur dan pelayanan bangunan. Perlu adanya pemahaman diantara bangunan dan
pasar potensial (meliputi suplay, demand dan investasi potensial) ketika dilakukan
penaksiran kelayakannya untuk kepentingan tertentu.
Dalam memperkirakan sebuah bangunan untuk penyesuaian atau penggunaan
kembali, beberapa hal dan opsi yang harus dipertimbangkan antara lain:
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Bangunan Pertanian Lokasi di pedesaan (terisolasi, biaya pelayanan instalasi baru) Pemborosan parsial (Bagian bangunan kosong tak termanfaatkan) Volume ruang tunggal (gudang) Tercemar (kencing binatang, pupuk) Terdapat pabrik dan permesinan Sedikit/ jarang memiliki jendela Rincian / gambaran khusus (pintu masuk/keluar tinggi saling berhadapan)
Bangunan industri Kedalaman perencanaan (mengurangi ventilasi dan cahaya) Ruangan besar (tinggi untuk permesinan) Tercemar (ground, permukaan lantai) Terdapat pabrik dan permesinan Batas ruangan (posisi kolom biasa)
Bangunan rumah tangga
Gambaran bagian luar (balkon, sandaran) Perlengkapan tetap dan perabot Bangunan tambahan (kandang) Kebun dan disain arsitektur taman Bagian kebun (air mancur, dinding pembatas)
Bangunan Milik Lembaga
Perjanjian yang bersifat membatasi Ruangan besar (ruang pertemuan) Bagian khusus penggunaan asli ( Cills jendela pada sekolahan) Bangunan tambahan Keterbatasan pemeliharaan (pemanasan ruang besar) Kebun besar atau taman (areal bermain, tempat upacara)
Gereja dan Kapel
Kurang layanan kegunaan Hubungan layanan (penggalian didalam tanah pekuburan) Pejanjian yang bersifat membatasi (jual beli alkohol di gereja) Hak publik terhadap jalan (jalan setapak umum) Akses publik (tempat pemakaman) Perasaan publik dan kemarahan akibat perubahan Gambaran luar (puncak, sandaran, puncak menara) Perlengkapan dalam dan perabot (bel, lukisan, kumpulan alat musik tiup, bangku gereja, mimbar, lukisan
dinding. Perabotan bersejarah (meja, kursi, peti, buku)
Gambar 1. Keterbatasan terkait dengan tipe bangunan
Lokasi (vandalisme, tempat masuk ilegal, pembakaran yang disengaja, dan peluang pasar)
Sensitifitas penggunaan dan atau kepemilikan (ancaman terhadap pegawai, teroris) Keterbatasan kebijakan dan persyaratan (kebijakan perencanaan, kesehatan dan
keselamatan)
Pertimbangan legal (kemudahan, hak mendapat kejelasan, hak jalan) Pembelanjaan/ kebutuhan pengembangan (kesepakatan back to back, perencanaan
kembali)
Bentuk konstruksi (sifat kerusakan, keterbatasan material) Konfigurasi ruang (geometri, perencanaan terbuka, selular)
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Sifat akomodasi dan perluasan (volume, perhitungan luas area lantai gross and nett, ketianggian atap terhadap lantai)
Potensi perubahan fungsi dan organisasi dimasa mendatang (penggunaan ruang atap, penggunaan ruang diantara bangunan, ruangan parkir, kemungkinan jalan
keluar, keterbatasan struksur)
Potensi pembongkaran secara selektif untuk mencapai ketersediaan maksimal Bahaya dan resiko kesehatan dan keamanan bagi kontraktor dan pengguna
(kerusakan lantai, asbes)
Penampakan kerusakan khusus yang memerlukan perlindungan dan retensi. Pola sirkulasi (orang, informasi, material, barang) Ketentuan pelayanan dan kelengkapan dari perlengkapan (pelebaran lantai,
penutupan plafon, tempat kerja, meja kerja, penginapan, lampu)
Meningkatkan efisiensi energi (perkiraan dampak lingkungan, pengelolaan bangunan berbasis komputer, recover panas, pendingin dan ventilasi pasif)
Perbaikan lingkungan kerja (kualitas udara, pencahayaan, dan ventilasi) Ramah lingkungan dan berkelanjutan (pengelolaan sampah, resapan air hujan,
daur ulang air limbah)
Pertimbangan lain yang juga diberikan untuk keperluan khusus dan keinginan
pengguna bangunan meliputi:
Aspirasi dan atau harapan (apa yang diharapkan dari bangunan sekarang dan yang akan datang)
Kecenderungan gaya hidup masa depan (peningkatan ketentuan parkir mobil, rumah kerja, pekerjaan sampingan)
Persyaratan pengguna (ergonomik, keterbatasan akses dan fasilitas, keamanan personal, standar kenyamanan).
Keuangan (hibah, pinjaman, pajak, penyewaan) Jangka waktu (masa lowongan kerja, sebelum memborongkan) Klien (banyak orang dan organisasi sedang tertarik untuk memanfaatkan ilmu
fengsui untuk tata letak internal dan dekorasi ruangan).
Penggunaan Bangunan Bersejarah
Bangunan, monumen dan areal wisata berperan penting terhadap karakter
masyarakat perkotaan dan pedesaan, serta memberikan bukti yang nyata antar masing-
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
masing atau fase perkembangan manusia. Terdapat hubungan antara sejarah
bangunan dimasa lampau dan keinginan di masa sekarang, terutama berhubungan
dengan pendidikan, pekerjaan, pariwisata, pelatihan, dan rekreasi.
Perilaku masyarakat terhadap gedung bersejarah umumnya menerima adanya
konsep konservasi dan menghalangi adanya keinginan untuk dijadikan milik pribadi.
Ketertarikan, perhatian tersebut diwujudkan melalui keikut sertaan dalam melakukan
konservasi dan mengetahui lebih jauh tentang gedung tersebut.
Cara yang dilakukan untuk kegiatan konservasi tersebut antara lain melalui
pengaturan areal bangunan bersejarah dan monumen, perbaikan dan pemeliharaan
agar terjaga dari kondisi yang merusak bangunan, serta membuat serangkaian
kerangka pemikiran meliputi :
Filosofi ( piagam internasional, kenyamanan masyarakat nasional, kebutuhan lokal )
Teknik (pelayanan penasehat, profesional) Legal (mendaftarkan bangunan tersebut, mengatur monumen kuno, areal
konservasi).
Finansial ( bantuan hibah, pajak, potensial invest) Managerial ( petunjuk manajemen, rencana pembentukan areal konservasi) Kurator ( inspeksi secara berkala tiap lima tahun, perencanaan pemeliharaan
preventif).
Hal-hal tersebut telah diabadikan dalam beberapa perjanjian/piagam
internasional, resolusi dan rekomendasi yang dikeluarkan oleh UNESCO, ICOMOS,
dan pada dokumen dan perundangan yang dibuat oleh masing-masing negara. Sebagai
contoh beberapa peraturan yang terkait dengan bangunan bersejarah yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Kerajaan Inggris antara lain:
Manifesto of Society For Protection of Ancient Building (1877) Anthens Charter (1933)- Kota bersejarah Venice Charter (1966) konservasi dan restorasi monumen dan tempat bersejarah Burra Charter (1981, amended 1988) Tambahan dari pemerintah australia untuk
Venice Charter
Florence Charter (1982)- preservasi kebun/taman bersejarah Planning ( Pendaftran Gedung dan Areal konservasi )-1990 DoE Planning Policy Guidance 16: Arkeologi dan Planning (1990)
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
DoE/DNH Planning Policy Guidance 15: Planning dan Lingkungan bersejarah (1994)
British Standar 7913 (1998)- Petunjuk prinsip untuk konservasi bangunan bersejarah.
Prinsip Perbaikan Bangunan
Beberapa prinsip dalam perbaikan bangunan didasarkan pada beberapa hal berikut:
Sesuai dengan persyaratan spesifik (perundangan, kesehatan dan keselamatan, perjanjian kewajiban penyewaan)
Kepuasan terhadap fungsi, kinerja dan peraturan yang diinginkan oleh pengguna. Merubah atau menghilangkan kerusakan Memperlambat deteriorasi dan pembusukan Nilai perlindungan serta kegunaan bangunan dan fasilitas Sesuai keinginan atau standar yang diharapkan
Dalam melakukan pekerjaan perbaikan bangunan, beberapa hal yang
dipertimbangkan:
Pemahaman bangunan, sifat dan tingkat usulan pekerjaan, sebelum dimulai Rencana dan eksekusi pekerjaan dalam menetapkan program inspeksi, perbaikan,
dan pemeliharaan untuk pencegahan
Prioritas pekerjaan untuk membuat yang terbaik dalam menggunakan sumberdaya (penting, perlu dan diinginkan)
Eksekusi pekerjaan dengan benar untuk memaksimalkan penggunaan sumberdaya (perancah) dan meminimumkan gangguan terhadap penghuni (yang dibuat
bertahap dengan penghuni)
Memenuhi standar kesehatan dan keselamatan (peralatan perlindungan pribadi, satpam)
Menyertakan pekerjaan untuk mempertahankan kinerja bangunan (insulasi panas) Menyertakan pekerjaan yang membutuhkan pemeliharaan pada masa yang akan
datang dan penggunaan bangunan (perbaikan langit-langit, sistem monitoring in
situ)
Merekam sifat dan tingkat pekerjaan secara menyeluruh (arsip kesehatan dan keselamatan)
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Penjelasan tentang kondisi yang dapat diterima perlu pertimbangan penggunaan
dan pentingnya bangunan, aturan yang sesuai, serta kebutuhan dan keinginan pemilik
atau pengguna. Pada kasus bangunan bersejarah dan monumen, kebutuhan ini diatur
dalam konteks etika teori dan praktek konservasi.
Perbaikan bangunan Bersejarah dan Monumen
Manajemen dan perawatan bangunan bersejarah, dan monumen memiliki
kerangka kerja/ prinsip yang ditetapkan oleh peraturan dan perundan-undangan.
Selanjutnya hal yang terkait dengan perbaikan bangunan dan monumen.
Tujuan Perbaikan Tujuan awal perbaikan adalah untuk mengendalikan kerusakan tanpa merusak karakter bangunan atau monumen, perubahan bagian yang bersejarah atau bernilai penting arsitektur tidak boleh mengganggu atau merusak susunan/struktur bersejarah Kebutuhan untuk Perbaikan Adanya campur tangan pada proses perbaikan harus dijaga untuk meminimumkan persyaratan stabilitas dan konservasi gedung serta monumen, dengan tujuan menyesuaikan dengan kecukupan struktur untuk memastikan kemampuan bangunan tersebut bertahan dalam jangka waktu lama dan untuk menemukan penggunaan yang paling sesuai. Pencegahan kerusakan yang tidak diinginkan Keaslian dari bangunan berejarah atau monumen ditentukan oleh kesesuaian desain dan integritas dari pembuatnya. Pemindahan yang tidak perlu terhadap susunan bangunan sejarah , akan menyebabkan perbedaan penampakan gedung atau monumen, yang akan mengurangi nilai keasliannya, dan secara nyata akan menurunkan nilai bangunan bersejarah tersebut. Menganalisis struktur bangunan bersejarah Pemahaman perkembangan sejarah suatu bangunan atau monumen perlu dipersiapkan dalam rangka melakukan perbaikan. Penyelidikan para pakar arkheologi dan arsitektur, merekam dan menginterpretasikan struktur khusus dan diperlukan adanya penilaian dalam konteks yang lebih luas Analisis Penyebab Kerusakan Analisis sejarah pengembangan bangunan atau monumen, penggambaran desain perbaikan dilanjutkan dengan survey kerusakan struktur dan penyelidikan sifat dan kondisi material dan penyebab proses kerusakan. Adopsi Teknik Pembuktian Didalam perbaikan, tujuan seharusnya disesuaikan dengan bahan yang ada dan metode konstruksi, untuk menjaga penampilan dan kesatuan sejarah dar bangunan atau monumen, dan menjamin ketepatan perbaikan. Metode dan teknik baru seharusnya hanya dipergunakan setelah mereka buktikan melalui periode waktu yang lama dan dimana metode alternatif tradisional sudah tidak mampu lagi mengidentifikasi. Dalam memutuskan pengambilan material dan teknik baru, akan diperlukan keseimbangan manfaat terhadap bangunan atau monumen pada masa mendatang dan tingkat penyebab kerusakan penampilan, integritas dan struktur bangunan bersejarah. Kebenaran Material Perbaikan seharusnya dilakukan secara jelas, tidak menyembunyikan sesuatu atau dibuat-buat dan tidak seharusnya melebihkan sesuatu yang tidak perlu. Menghilangkan perubahan yang merusak Penambahan atau perubahan termasuk perbaikan awal adalah penting karena bagian tersebut akan berperan dalam kumulatif bangunan bersejarah atau monumen. Dimana bagian tersebut akan selalu dianggap kuat dalam mendukung retensinya. Perlindungan untuk Masa Depan Bangunan bersejarah atau monumen seharusnya diawasi dan dijaga secara teratur sehingga dapat memberikan kegunaan yang tepat. Ini merupakan cara terbaik melindungi bangunan tersebut dimasa mendatang dan meminimumkan perbaikan lanjutan.
Gambar 2. Prisnsip Perbaikan Konservasi (Warisan Inggris, 1993); Brereton 1995)
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Prinsip Pemeliharaan Bangunan
Bangunan dan pelayanannya tidak dapat dilalaikan karena akan menyebabkan
bangunan menjadi usang sebagai hasil dari faktor yang berhubungan dengan
penggunaan bangunan (fungsional, ekonomi, lokasi, sosial, kebijakan atau fisik) dan
perubahan kebutuhan serta aspirasi pengguna bangunan. Umur dan keusangan
bangunan berhubungan dengan penurunan nilai, ini merupakan proses yang
berkelanjutan, namun hal ini dapat dihindari dengan perbaikan dan pemeliharaan yang
tepat.
Sifat Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan (pemeliharaan
pencegahan) atau dilakukan restorasi bangunan sesuai standar setelah mengalami
kerusakan (pemeliharaan perbaikan). Apa yang harus dipertimbangkan supaya
bangunan memenuhi standar akan dijelaskan dalam hubungan pentingnya bangunan
(misalkan sebagai bangunan arsitektur kusus atau bangunan bersejarah?), pengguna
bangunan dan kegunaannya dimana bangunan tersebut ditempatkan.
Penetapan program dalam perencanaan pemeliharaan merupakan salah satu sifat
pencegahan dan perbaikan harus diorganisasi dan dilaksanakan dengan penuh
perkiraan, kontrol, menggunakan rekaman untuk penjelasan awal rencana berdasarkan
hasil survey dari kondisi sebelumnya (BS 8210:1986). Seperti pendekatan yang
memiliki banyak kegunaan, meliputi:
Mempertahankan nilai bangunan Memenuhi penggunaan optimal dengan meminimalkan biaya pemeliharaan
tidak langsung
Menghasilkan penempakan yang bagus Memaksimalkan umur material dan komponen Menjamin penggunaan meterial dan komponen yang terbaik Menjaga moral pengguna Menjamin standar yang sesuai bagi kesehatan, kenyamanan dan keamanan Jaminan asuransi kerugian Jaminan sesuai dengan peraturan dan kebijakan pemerintah.
Jika semua proses pemeliharaan telah direncanakan, pemeliharaan pencegahan
akan menurunkan biaya yang dikarenakan keadaan darurat atau kerusakan. Di
Flanders dan Belanda sebagai contoh ditetapkan sistem monumentenwacht yang
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
menjamin bangunan bersejarah dipelihara dengan baik dengan memanfaatkan tim
pengontrol terdiri dari penasehat hukum yang tidak berpihak dan craftsmen untuk
melaporkan kondisi bangunan dan penanganan perbaikannya (Binst, 1995; Daan dan
orthing 1998).
Tindakan Pemeliharaan Terencana
Tujuan dari suatu program atau rencana pemeliharaan adalah untuk memelihara
bangunan dan lokasi dalam kondisi yang sesuai dengan periode waktu pakai. Kondisi
bangunan itu sendiri, menjadi sesuatu yang harus diperhatikan jika ingin
menyesuaikan antara bangunan dan pemakainya, serta periode, yang mungkin
berhubungan dengan design life atau istilah lain yang ditentukan, dibutuhkan kehati-
hatian menjelaskan dalam usaha menyeimbangkan antara kepuasan bentuk dan biaya
dari pekerjaan pemeliharaan.
Program pemeliharaan adalah tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan pekerjaan pada interval sebelumnya, atau menyesuaikan dengan kriteria
yang ada dan bermaksud untuk mengurangi kemungkinan penurunan penampilan atau
melemahnya suatu item' (BS 3811:1993). Seperti telah diketahui, perawatan harus
direncanakan dan ditinjau kembali secara berkala untuk mendapatkan informasi baru.
Rencana pemeliharaan jangka panjang, seperti yang dikerjakan di atas melebihi
empat sampai lima tahun periode, akan:
menentukan besarnya pengeluaran untuk mencapai standar yang jelas menghindari besarnya fluktuasi dalam pengeluaran menentukan waktu optimum untuk menyelesaikan pekerjaan perbaikan utama dan
peningkatan
menentukan struktur dan penempatan karyawan organisasi pemeliharaan
Rencana jangka menengah atau tahunan akan memberikan penaksiran yang
lebih akurat mengenai banyaknya pekerjaan untuk dilaksanakan di tahun mendatang
dan membentuk langkah awal untuk mengatur anggaran keuangan. Program ini akan
ditingkatkan dari :
memajukan pekerjaan selanjutnya dari rencana jangka panjang ketika dianggap perlu
menyingkap pekerjaan dengan pemeriksaan tahunan
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
permintaan pekerjaan oleh pengguna ketika pemeriksaan tunjangan untuk pekerjaan yang diminta oleh pengguna, hanya saja tidak mampu
didefinisikan dengan tepat pada saat pemeriksaan
tunjangan untuk pemeliharaan rutin sehari-hari yang berdasar pada catatan yang lalu
Rencana jangka pendek (contohnya bulanan) akan mengembangkan pekerjaan
yang dimajukan dari rencana jangka menengah, dan harus cukup terperinci untuk
memberikan urutan dan lamanya pekerjaan dan uraian kebutuhan tenaga kerja,
bangunan-bangunan dan material.
Prinsip-prinsip Tindakan Konservasi
Tindakan konservasi, sebaliknya dari tindakan pemeliharaan, tindakan ini
mungkin digambarkan sebagai monitoring dan pengendalian agen perusak yang utama
(termasuk cahaya, kelembaban relatif, temperatur, polutan lingkungan, hama, bencana
dan kecelakaan) untuk memastikan penggunaan dan perawatan berikutnya yang
ekonomis dan praktis untuk bangunan berharga atau yang sensitif dan yang
terkandung dalam bangunan tersebut.
Walaupun prinsip tindakan konservasi sudah secara khusus dikembangkan oleh
musium dan galeri, namun dengan cara yang sama dapat diberlakukan bagi monumen
dan bangunan, begitujuga dengan peralatan tetap dan perabotan mereka. Terutama
untuk yang terkait dengan monumen dan bangunan yang kosong atau yang sekali-kali
digunakan (seperti kapel dan gereja).
Pertimbangan-pertimbangan Praktis
Dalam menaksir suatu bangunan atau monumen dengan maksud untuk
menerapkan program tindakan konservasi diperlukan beberapa atau semua
pertimbangan berikut ini :
lokasi dan situasi (seperti angin, sumber polusi lingkungan) konstruksi bangunan (seperti tingkat isolasi/penyekatan, perembesan udara,
kesesakan cuaca
morfologi bangunan (seperti volume, luas, lantai sampai langit-langit) pemilikan (seperti tetap, sekali-kali, kosong)
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
aktivitas pengguna (seperti diakses publik, muatan lantai) aktivitas pendukung (seperti keamanan, petugas kebersihan) kondisi-kondisi lingkungan (seperti temperatur, kelembaban, cahaya, ventilasi,
fluktuasi dalam kondisi-kondisi)
penilaian resiko (seperti pencurian barang berharga) adanya kontaminasi dan polutan (seperti interaksi kimia dan pelepasan gas dari
benda yang dipaparkan)
dokumentasi (seperti menginventarisasikan peralatan tetap, barang dan perabot)
Pelaksanaan Teori dalam Praktek
Ketika informasi ini telah dikumpulkan dan dibandingkan, diperlukan untuk
mempertimbangkan cara bangunan dan isinya dilindungi dari resiko yang tidak perlu
atau kerusakan. Dalam hal ini, idealnya ada pertimbangan fasilitas dan peralatan yang
ada yang dapat dimodifikasi untuk meningkatkan kondisi-kondisi, sebelum
memutuskan adanya penambahan atau penyisipan instalasi baru.
Ukuran tindakan konservasi dapat meliputi beberapa atau semua berikut ini :
Modifikasi bangunan pabrik (seperti menyegel sirkulasi udara, penambahan penyekat panas)
Pemberian penyangga dan/atau penghalang fisik (seperti storm porches, kotak display, penyusunan ulang penggunaan ruang, mengubah rute di sekitar bangunan)
Modifikasi dugaan pengguna (seperti penafsiran tingkat pencahayaan yang berlebih)
Pengurangan tingkat pencahayaan (seperti menutupi dengan gorden, tirai, shutter, ultraviolet film/filter)
Revisi untuk operasi peralatan bangunan yang ada (seperti pemberian panas tingkat rendah yang agak tetap)
Modifikasi peralatan bangunan yang ada (seperti penggunaan humidistats sebagai pengganti alat pengatur panas)
Instalasi peralatan bangunan baru (seperti pengaturan suhu, humidifikasi, dehumidifikasi)
Pembagian daerah bangunan (seperti benda yang peka cahaya ditempatkan di tengah bangunan)
Prosedur untuk menangani polusi (seperti sampling teratur, penggunaan indikator)
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Prosedur untuk mengendalikan kerumunan serangga (seperti perangkap/jebakan)
Perencanaan untuk Bencana dan Keadaan Darurat
Bencana, apakah dalam wujud api, banjir atau tindakan vandalisme, akan
mempengaruhi bangunan maupun pemiliknya dan mempunyai dampak yang serius
bagi mereka yang bekerja di dalamnya, atau menjadi penyebab manajemen bangunan
dan perawatan selanjutnya.
Konsep perencanaan ke depan menganggap kecelakaan dan keadaan darurat
terus meningkat yang diterima oleh perusahaan dan pengguna bangunan yang terlibat
dengan, atau berakibat pada barang berharga atau informasi penting (termasuk
musium, galeri dan lembaga keuangan). Perencanaan untuk bencana atau kecelakaan,
dan penetapan suatu mekanisme yang akan menjamin tindakan yang cepat dan efektif,
adalah keterampilan khusus yang memerlukan pengetahuan yang rinci mengenai
bangunan dan penghuninya serta penggunanya yang bermacam-macam. Ini juga
terpercaya pada kerjasama dan dukungan pemilik, pengguna dan karyawan.
Persiapan untuk Bencana dan Keadaan Darurat
Persiapan dari bencana atau keadaan darurat didasarkan pada pemeriksaan
bangunan secara menyeluruh dan penilaian mengenai bahaya dan resiko yang
berhubungan dengan pemakaiannya, bersamaan dengan program pelatihan dan
familiarisasi. Perencanaan untuk bencana akan meliputi yang berikut ini :
Pemeriksaan berkala dan survei bangunan dan struktur Pemeriksaan berkala dan uji coba kegunaan bangunan Persiapan dan pemeliharaan catatan (seperti denah yang menunjukkan alat
pemadam api)
Persiapan penilaian resiko (seperti mengidentifikasi cara untuk mengurangi bahaya atau meminimalkan resiko)
Penilaian kerumah-tanggaan (seperti aturan pembersihan secara berkala, produk dan metode yang sesuai)
Penilaian jasa dan tenaga kerja pendukung (seperti keamanan, pengawas, staff bawahan)
Monitoring lingkungan kerja (seperti fasilitas staff, pertemuan)
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Manajemen dalam kerja bangunan (seperti penambahan staf baru dan kontraktor, surat ijin hot-works)
Persiapan inventaris (seperti arsip baik foto maupun yang tertulis, kode keamanan) Sumber informasi (seperti nomor kontak keadaan darurat, akses kunci/kode,
dokumen asuransi, petunjuk pemeliharaan dan operasi, otoritas rancangan bencana
lokal)
Sumber bantuan dan pertolongan (seperti pemadam kebakaran, polisi, kontak lokal, reaksi staff)
Menaksir ketersediaan salinan informasi dan/atau peralatan (seperti salinan informasi penting, misalnya inventaris, lokasi yang dirawat)
Menaksir perlindungan spesifik untuk barang atau informasi penting Mengembangkan logistik bencana (seperti jaringan komunikasi, pelatihan dan
familiarisasi untuk staff, penanggungjawab kunci, praktek pemadaman api,
prosedur pengungsian)
Persiapan petunjuk untuk pekerjaan yang tidak sering dilakukan (seldom-performed)
Menyediakan petunjuk praktis (seperti penggunaan pemadam api, fasilitas untuk orang cacat)
Peninjauan ulang dan monitoring prosedur (seperti belajar dari pengalaman, memperbaharui prosedur, menerbitkan dan menyebarkan informasi yang relevan)
Mengatur Lokasi dan Bangunan yang Tidak Terpakai
Ketika suatu bangunan menjadi kosong, adalah penting untuk menindaki dengan
secepatnya untuk berbagai masalah dengan tujuan perlindungan strukturnya, susunan
dan kegunaannya dalam jangka pendek, selagi pilihan untuk pemakaian jangka
panjang dipertimbangkan. Adalah penting untuk mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu
menyebabkan daerah kerusakan dan tindakan perusakan lebih besar dibanding
bangunan yang ditempati dan perlu mempertimbangkan beberapa atau semua masalah
berikut ini :
Kemungkinan pencurian lebih besar (seperti penutupan atap yang menuntun, corak internal, hiasan kebun)
Potensial untuk menghadapi resiko kejahatan dengan pembakaran dan vandalisme lebih besar
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Tindakan masuk tanpa ijin dan mendiami gedung lebih besar Meningkatnya laju deteriorasi dan pembusukan(seperti perubahan temperature,
mengurangi ventilasi, kondisi-kondisi yang mendukung pertumbuhan jamur).
Kemungkinan bahaya yang tidak bisa dihindari (seperti ketidakstabilan, kerusakan struktur, penggunaan sebelumnya)
Perhatian lingkungan (seperti pengendalian hama, pengendalian penyakit, penampungan sampah)
Unsur yang berbahaya (seperti asbes, residu kimia, sumber radiasi, limbah barang lain)
Bentuk-bentuk berbahaya (seperti hilangnya papan lantai, tangga rumah yang tidak aman)
Tercemarnya tanah
Survei dan penilaian, bersamaan dengan penilaian resiko yang terstruktur, harus
dikerjakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang potensial dan
menginformasikan tatacara dimana bangunan dan lokasi diatur dan dijamin aman.
Informasi yang terperinci mengenai perlindungan bangunan tidak terpakai mencakup
suatu daftar manajemen yang dipikirkan untuk mengurangi resiko serangan,
ditetapkan oleh Loss Prevention Council (1996).
Tindakan untuk mengatur dan melindungi suatu bangunan yang tidak terpakai
kemungkinan meliputi beberapa atau semua di bawah ini:
Membuat bangunan terlindung oleh masukan yang tidak diinginkan Menghilangkan gambar jika itu terjadi Membiarkan pintu terbuka untuk meningkatkan pergerakan udara Pembersihan dan penyapuan cerobong asap untuk meningkatkan ventilasi Pemindahan tumbuh-tumbuhan dan material lain jauh dari dinding bagian luar Pemindahan semua sampah dan material yang mudah terbakar (internal dan
eksternal)
Pembersihan berkala sehingga tikus yang baru menetas dapat dilihat pada pemeriksaan berkala
Memberikan penahan sementara wujud yang mudah terkena serangan (seperti plaster cetak pada langit-langit)
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Pemindahan corak arsitektural yang berharga (seperti lantai perapian, paneling hardwood) untuk menjamin persediaan(mencatat keperluan didaftar persetujuan
bangunan)
Penghentian fungsi peralatan (seperti air, gas, listrik, telekomunikasi) Pengairan tangki bawah, pipa, cadangan air dan boiler Pembatalan dan pengaturan kembali pelayanan pos Pembatalan pengiriman tetap (seperti susu, surat kabar, bahan makanan) Pertimbangkan layanan darurat (seperti polisi dan pemadam api) Pekerjaan perbaikan untuk hal-hal yang perlu Pemeriksaan/monitoring berkala (seperti struktur eksternal yang mudah rusak
seperti atap yang melindungi bangunan dari air hujan, pintu, jendela)
Memulai tindakan pemeliharaan yang direncanakan (termasuk kebun dan halaman)
Penyediaan keamanan (seperti alarm, boarding over opening, kunci, pencahayaan, tirai, pegawas, penjaga)
Pemeriksaan masa asuransi (seperti ketidakmilikan perlindungan karena kedaluwarsa setelah periode tertentu)
Pertimbangan penggunaan sementara (seperti menggunakan fasilitas yang disediakan)
Kesehatan dan Lingkungan Bangunan
Badan Kesehatan dunia European Charter on Environment and Health
menyatakan bahwa setiap individu berhak atas lingkungan yang kondusif untuk
mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang paling tinggi dan kesehatan setiap
individu, terutama kelompok yang peka dan beresiko tinggi, harus dilindungi (WHO,
1989).
Pertanyaan kesehatan dan lingkungan bangunan adalah satu yang mempengaruhi
kita semua apakah para pemakai dan pemilik bangunan atau mereka yang bekerja
untuk memperbaiki dan memelihara bangunan. Peraturan hanya dapat mempengaruhi
dan mengendalikan kegiatan secara langsung di dalam dan di sekitar bangunan dan
melakukan sedikit perlindungan pada kami dari pengaruh tidak langsung dari disain
yang kurang baik, praktek spesifikasi dan konstruksi. Penelitian terbaru dan
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
berkelanjutan, mengangkat sejumlah permasalahan penting dan dari banyak masalah
kesadaran meningkat ke arah masalah kesehatan yang lebih luas yaitu keberlanjutan
dan lingkungan.
Bangunan Tidak Layak
Sekarang ini diperkirakan terdapat 1.52 juta hunian di Inggris (di luar persediaan
20.4 juta hunian, sama dengan 7.5%) dianggap tidak layak melalui survei kondisi
rumah di Inggris pada tahun 1996 (DETR, 1998a); proporsi ini sama seperti pada
tahun 1991. Tipe hunian yang paling tidak layak adalah rumah sebelum ratun 1991
(16.1%) dan dikonversi rata-rata (21.6%), dan alasan yang paling umum mengapa
tidak layak adalah fasilitas tidak memuaskan untuk mengolah dan memasak makanan,
rusak dan lembab. Rata-rata biaya pembuatan hunian yang cocok sekitar 5230,
dengan penetapan biaya hunian kosong sebanyak dua kali seperti hunian yang
ditempati.
Suatau hunian dipertimbangkan tidak layak oleh Housing Act 1985 jika hunian
tersebut secara struktural tidak stabil, tidak bebas dari kerusakan serius dan tidak
bebas dari kelembaban yang mengancam kesehatan penghuninya. Sebagai tambahan,
setiap hunian harus mempunyai :
pencahayaan, ventilasi dan pemanasan yang cukup sistem penyaluran air yang efektif penempatan toilet untuk penggunaan eksklusif dari penghuni penempatan bath atau shower dan basin sesuai dengan persediaan air panas dan
dingin
fasilitas yang memuaskan untuk mengolah dan memasak makanan termasuk tempat cuci piring sesuai dengan persediaan air panas dan dingin
Kondisi-kondisi seperti hunian di atas, termasuk kelembaban (satu dari lima
rumah telah menunjukkan menderita penyakit akibat kelembaban), kekurangan bahan
bakar, fasilitas yang tidak aman (seperti salah pemasangan, ketidakadaan alarm asap
dan peralatan pemanasan yang berbahaya) dan polusi dalam rumah (seperti karbon
monoksida, asbes dan saluran masuk persediaan air), mempunyai pengaruh yang nyata
terhadap kesehatan penghuninya (Shelter, 1997).
Peraturan Kesehatan dan Keamanan
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Badan hukum kesehatan dan keamanan yang besar dan lengkap (umum dan
tertulis) memberikan hak dan kewajiban pada semua anggotanya yang terlibat dalam
konstruksi, termasuk klien, perancang, supplier, pemilik tanah dan kontraktor.
Masalah kriminal dan sipil bisa terjadi sebagai hasil pengabaian hukum kesehatan dan
keamanan. Hal yang terpenting dari peraturan yang berhubungan dengan kesehatan
dan keamanan pekerjaan adalah kesehatan dan keamanan di tempat kerja. Peraturan
tahun 1974 diterapkan pada setiap jenis situasi pekerjaan. Peraturan tersebut memuat
kewajiban umum terhadap kesehatan dan keamanan orang-orang yang terlibat dalam
pekerjaan termasuk pemberi pekerjaan, pekerja, pekerja perseorangan, supplier alat-
alat kerja dan orang-orang yang mengontrol bangunan dan sekitar pekerjaan.
Walaupun tidak jatuh pada badan utama peraturan kesehatan dan keamanan,
Occupiers Liability Acts 1957 dan 1984 relevan bagi penghuni bangunan dan
kewajibannya ke arah kontraktor yang bekerja pada bangunan dan orang yang
melanggar. Sejak European Communities Act 1972, Inggris perlu untuk mematuhi
semua peraturan European Union. Implementasi dari peraturan kesehatan dan
keamanan di Great Britain tercakup dalam peraturan Manajemen kesehatan dan
keamanan di tempat kerja tahun 1992, sementara pengaturan spesifik harus meliputi
kesehatan, keamanan dan kesejahteraan di tempat kerja (lihat di bawah); persiapan
kebutuhan mendatang dan penggunaan peralatan kerja; perlindungan diri dari
peralatan di tempat kerja; petunjuk penanganan operasi; dan pengenalan peralatan.
Peraturan di tempat kerja (kesehatan, keamanan dan kesejahteraan) 1992 diterapkan
pada semua tempat kerja, selain yang digunakan untuk konstruksi, pertambangan dan
aktifitas lainnya, dan membutuhkan pemberi pekerjaan dan orang lain dalam
mengontrol tempat kerja untuk memastikan tingkat pemeliharaan yang cocok,
ventilasi, temperatur dalam ruangan, pencahayaan, kebersihan, persiapan ruangan,
sanitasi yang cocok, fasilitas pencucian dan air minum.
Peraturan konstruksi meliputi kesehatan dan keamanan telah dimasukkan dalam
peraturan konstruksi 1996 (kesehatan, keamanan kesejahteraan), yang meliputi
kegiatan seperti perancangan tempat, pergerakan bumi, kerusakan bangunan,
ekskavasi dan pondasi, akses sementara, penentuan super struktur dan kestabilan
struktur, akses dan pekerjaan tetap, penanggulangan kebakaran, prosedur darurat,
training dan supervise, dan kebutuhan terhadap inspeksi dan pelaporan.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
The Control of Substances Hazardous to Health Regulations 1994. Peraturan
Pengendalian Bahan Berbahaya untuk kesehatan 1994 berlaku untuk semua bahan
yang dapat menyebabkan efek kesehatan kurang baik, dan termasuk di dalamnya
bahan kimia, agen biologi, semua penyebab kanker, alergi dan debu. Peraturan
COSHH mewajibkan pemberi kerja untuk menilai resiko bahan yang berbahaya di
tempat kerja; mencegah, atau paling tidak mengendalikan resiko-resiko tersebut
seperti; menyediakan, memelihara, mencoba dan menguji alat pengukur dan
memastikan bahwa peralatan tersebut digunakan; memonitor tempat kerja agar tetap
di atas batas ekspose yang ditentukan; menyediakan pengawas kesehatan: dan
menyediakan informasi yang relevan, pelatihan dan instruksi ke karyawan.
Sekarang ini, Peraturan Konstruksi (Disain dan Manajemen) 1994 telah
melakukan suatu perubahan yang nyata dengan mempertimbangkan tatacara
keselamatan dan kesehatan dalam hubungannya dengan pekerjaan konstruksi.
Sekarang ini ada kewajiban pada pelanggan, perancang dan pemborong utama untuk
mempertimbangkan bagaimana pekerjaan akan diatur ditempat dan untuk memastikan
bahwa persyaratan tertentu telah dipenuhi sebelumnya, selama dan setelah pekerjaan
diselesaikan. Peraturan CDM berlaku bagi proyek manapun yang menyertakan
pekerjaan konstruksi dan harus dilaporkan (yaitu tahap konstruksi akan jadi lebih lama
dari 30 hari atau akan melibatkan lebih dari 500 hari orang bekerja atau perobohan,
dan untuk proyek yang tidak menyertakan laporan, tetapi ada lima atau lebih orang
yang akan dilibatkan di waktu kapanpun. Pekerjaan konstruksi dipertimbangkan
termasuk melengkapi, pengangkatan, pemeliharaan, dekorasi ulang, pemeliharaan,
perobohan dan persiapan lokasi.
Kita tidak bisa tinggal atau bekerja dalam lingkungan masyarakat yang bebas
dari resiko sehingga menjadi penting untuk melibatkannya dalam konstruksi untuk
mempertimbangkan mengambil resiko yang akan dihadapi ketika bekerja pada suatu
lokasi, menggunakan bangunan atau memelihara fasilitasnya. Oleh karena itu
penilaian resiko menjadi suatu bagian penting dari proses konstruksi dan harus
digunakan untuk mengidentifikasi resiko, menilai besarnya resiko, dan menandai
adanya tindakan yang harus diambil untuk menghilangkan atau mengurangi
kemungkinan adanya kerugian.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Pendekatan alternative untuk manajemen dan setelah pemeliharaan
Bertambahnya perhatian terhadap lingkungan dan kesehatan di semua tempat
tinggal tinggal atau tempat bekerja, bangunan telah mendorong perubahan cara kita
merasakan dan berhubungan dengan bangunan dan cacat bangunan. Sebagai hasilnya,
dipilih pendekatan yang konvensional untuk pemilihan material dan remediasi harus
terlebih dahulu memikirkan dan menempatkannya dalam konteks lingkungan yang
lebih luas.
Retensi dan adaptasi bangunan yang ada paling ekonomis dan bisa mendukung
cara untuk menemukan kebutuhan masyarakat untuk perumahan, tempat hiburan,
rekreasi dan bekerja, sekalipun demikian bangunan berpotensi terus-menerus sering
dirobohkan untuk menyiapkan bangunan baru yang bergengsi yang menawarkan
kembalian tinggi untuk pemberi modal dan pemegang saham. Bagaimanapun,
peningkatan yang sesui tidak dapat diterima dan nilai sisa aktiva tetap yang
membangun persediaan nasional diakui dan dilindungi.
Adaptasi bangunan untuk penggunaan yang baru menjadi kebutuhan ekonomi
dan sosial, yang memerlukan suatu penilaian ulang menyangkut peran dan nilai
bangunan tradisional dan lingkungannya; ini terutama pada kasus bangunan yang
memiliki sejarah khusus atau menarik perhatian sejarah. Tidaklah mungkin untuk
melindungi terus-menerus dan menentang perubahan peraturan yang diperlukan untuk
membawa bangunan tersebut kembali ke penggunaan yang menguntungkan.
Diperlukan bagan rencana yang mudah dan masuk akal yang berkombinasi dengan
teori konservasi dipercaya yang terbaik untuk praktek disain sekarang ini untuk
menuju masa depan yang sehat.
Proyek bangunan di tingkat perorangan, spesifikasi dan penggunaan material
alternatif dianggap merusak lingkungan atau membahayakan kesehatan, termasuk
yang tampak dalam daftar material yang mengganggu dalam garansi berjalan atau
dalam kontrak profesional akan diganti (BRE Digest 425, 1997; Maycox, 1997),
selanjutnya untuk yang lebih berpengalaman. Material dengan masa pakai singkat dan
memiliki energi tinggi terus dihambat atau dilarang oleh orang-orang yang sadar
lingkungan, dan bahan bangunan dan produk akan memperoleh eco-labelling terus
bertambah (BRE IP 11, 1993). Informasi pada produk dan peralatan juga lebih
tersedia, termasuk publikasi seperti Greener Building : Products and Services
Directory (Hall & Warm, 1998), The Green Guide to Specification (Shiers et al.,
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
1998) and The Real Green Book (Association for Environmental Conscious Building,,
1998).
Masalah kenyamanan dan kesehatan juga terus meningkat yang dipercaya
dengan mempertimbangkan manajemen dan setelah perawatan bangunan. Kondisi
kerja yang buruk mempunyai pengaruh yang nyata pada efisiensi dan produktivitas,
sebagai contoh ketika penyakit asma dan penyakit yang berhubung dengan pernapasan
dalam kasus tertentu dihubungkan dengan cacat dan defisiensi bangunan.
Permasalahan seperti itu memerlukan suatu tindakan kombinasi, di dasarkan pada
perencanaan yang teliti dan implementasi, yang memerlukan suatu pergeseran dalam
pemikiran dan praktek yang lebih maju(Singh, 1996, p. 30). Pendekatan seperti itu
mungkin meliputi:
Menghilangkan sumber polusi (seperti merokok) Menghindarkan polutan tertentu (seperti meggunakan material alternatif seperti cat
low-solvent )
Memisahkan sumber pencemaran atau polusi (seperti containment, encapsulation, shielding, sealing)
Perancangan untuk menghindari permasalahan (seperti ventilasi yang efektif, panas yang nyaman, pencahayaan, pemeliharaan)
Menghilangkan keberadaan kontaminasi atau tempat keberadaan polutan (seperti pembersihan perabot secara berkala)
Menaksir dan monitoring kondisi-kondisi (seperti pemeriksaan berkala atau survei)
Pengambilan pendekatan yang lebih bijak juga mungkin untuk memanage
pelapukan dalam bangunan, tetapi memerlukan pemahaman yang lebih besar
mengenai mekanisme pelapukan dan deteriorasi sehingga dapat efektif dan dipercaya.
'Lingkungan' or 'hijau' pendekatannya untuk perlakuan jamur dan serangan serangga,
sebagai contoh, yang mana penggunaan ventilasi ditingkatkan dan meningkatkan
tindakan pemeliharaan sebagai ganti dari aplikasi bahan-kimia beracun, mungkin
menunjukkan kesuksesan (Hutton et al., 1991; Singh & White, 1995; Ridout, 1998).
Isu Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan
Keberlanjutan mempunyai banyak penafsiran, terutama bila digunakan dalam
kaitan dengan alam dan pembangunan lingkungan. Definisi seperti meningkatkan
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
mutu hidup manusia ketika hidup di dalam daya-dukung ekosistem (IUCN/ UNEP/
WWF, 1991, p. 10) dan 'meningkatkan mutu hidup seperti memelihara lingkungan,
baik untuk diri kita maupun untuk generasi masa depan' (Woolley, 1997)
mempertunjukkan aplikasi luas dari prinsip keberlanjutan yang dibentuk Earth
Summit di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Perhatiannya sekarang sekarang, seperti
pola perubahan cuaca (termasuk pengaruh dari pemanasan global), polusi,
pengurangan kemiskinan dan eksklusi sosial, permintaan rumah baru (diduga 4.4 juta
rumah baru diperlukan pada tahun 2016), pengembangan daratan greenbelt,
penggunaan lokasi brownfield dan kebutuhan untuk pengangkutan umum
terintegrasi), semuanya berpotensi mempunyai pengaruh pada hidup kita sehingga
perlu untuk ditujukan dan dipahami tindakan yang membahayakan nantinya.
Pembangunan berkelanjutan (dikenal sebagai Agenda 21), yang mungkin
diartikan sebagai 'pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
membahayakan kemampuan generasi masa depan untuk menemukan kebutuhan
mereka sendiri' (Brundtland Commission, 1987) atau 'menuju keberhasilan
pembangunan ekonomi dalam mewujudkan standar hidup yang lebih tinggi yang
melindungi dan meningkatkan lingkungan, dan meyakini bahwa ada manfaat ekonomi
dan lingkungan bagi semua orang, tidak hanya beberapa orang saja' (DETR, 1998b),
mengambil prinsip ini lebih lanjut dengan mempertimbangkan dampak pembangunan
pada lingkungan yang alami. Ini memerlukan suatu pendekatan yang terstruktur untuk
memanage kebutuhan saat ini dan generasi masa depan dengan memperhatikan
perumahan, jalan, energi, ilmu pertanian dan kehutanan, dan dalam pengertian paling
luasnya, meliputi bagaimana kita mengatur bangunan kita yang sekarang ada.
Konsumsi sumber daya yang terbatas untuk aktivitas ini juga memerlukan
pengaturan untuk membuat penggunaan terbaik dari apa yang tersedia. Sebagai
contoh, masing-masing dari kita akan membutuhkan 500 ton pasir, kerikil, batu
gamping dan tanah liat untuk pembuatan batu bata dan beton ( alasiewicz, 1998, p.
28). Antara 80 dan 90% dari semua rumah tangga dan limbah komersial 56 juta orang
di Inggris dan Wales sekarang ini memasuki lokasi landfill (Gray, 1998, p. 173).
Biaya yang sangat banyak dengan 100 000-200 000 hektar daratan berpotensi
dicemari di UK diperkirakan mencapai 2 milyar ( Nathanail dan Nathanail, 1998, p.
73). Apakah ini penggunaan terbaik sumber alam kita dan bagaimana cara kita
merencanakan untuk masa yang akan datang?
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Stewardship dan Penafsiran Nilai
Pada tingkatan umum, keberlanjutan mempunyai kaitan dengan isu stewardship.
Tidak hanya memerlukan pengetahuan sumber daya atau asset yang sedang diatur,
tetapi juga pengetahuan dalam menilai kekayaan saat ini dan masa depan. Dalam
kasus lingkungan bersejarah (memeluk situs arkeologi, bangunan, area dan sisa
material aktivitas manusia masa lampau), English Heritage (1996, p. 7; 1997, p. 4)
mempertimbangkan nilai di bawah ini :
Nilai budaya (seperti makna tempat, konteks hidup, membedakan identitas, evolusi, situs arkeologi, landscape, townscapes, bangunan)
Nilai pendidikan dan akademik (seperti evolusi masyarakat, karakteristik budaya masa lampau, pemahaman akar budaya, meningkatkan kesadaran)
Nilai rekreasi (seperti rekreasi dan kenikmatan pribadi, mutu hidup) Nilai astetika(seperti townscapes, tradisi bahasa daerah, material bangunan lokal,
rancangan dan landscape alami)
Nilai ekonomi (seperti pembangunan ekonomi, turisme, ketenaga-kerjaan, penanaman modal)
Nilai sumber daya (seperti energi yang terkandung, sumber daya jejak kaki, energi dan efisiensi sumber daya)
Nilai boleh juga datang dari 'simbiosis antara bangunan dan bentukan alam.
Pengintegrasian kebijakan berhubungan dengan aspek alami dan sejarah dusun,
sebagai contoh, pertunjukan bermanfaat manakala sejarah dan kendala organisasi
dilupakan, dan informasi dibagikan antara yang bertanggung jawab untuk mengatur
dan menerapkan perubahan (Gay, 1995, p. 86). Broadening pandangan dan tertarik
akan isu yang lebih luas yang menyediakan tantangan yang terkait dengan hubungan
bangunan dan lingkungan mereka.
Karakter dan keistimewaan lokal apakah milik kota, area atau desa tertentu, juga
kebutuhan untuk diakui dan dihargai akan kontribusi mereka kepada keanekaragaman
suatu daerah atau area. Prakarsa, seperti Agenda Lokal 21, yang mendorong
keikutsertaan individu dan masyarakat dalam pengembangan dan perlindungan dari
lingkungan yang merusak, dan pekerjaan organisasi, seperti Common Ground,
membantu di dalam mengenali dan menghormati sumber daya yang mudah
pecah/pecah.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Bangunan Sekarang dan Masa Depan
Dalam analisa terakhir, apa yang orang harapkan dan patut didapatkan dari
bangunan mereka? Individu menginginkan rumah yang aman, nyaman dan mudah
untuk dipelihara. Penyewa melihat secara ekonomi, kemampuan beradaptasi dan
peningkatan produktivitas untuk temu kebutuhan mengubah mereka. Investor mencari
pengembalian keuangan yang meningkat. Masyarakat menuntut bangunan yang ramah
lingkungan dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Kebutuhan bangunan dan para pemakai kebutuhan mereka, perlu dipahami
dengan lebih baik jika mengharapkan sukses dalam mengatur dan mengawasi.
Pemahaman seperti itu akan mendatangkan prinsip dan praktek ilmu penyakit
bangunan yang diuraikan dalam buku ini dan buku yang lain dalam rangkaian ilmu
penyakit bangunan.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
REFERENSI
Association for Environmental Conscious Building (1998) The Real Green Book: Directory of AECB Members in the UK and Ireland. Llandysul: AECB.
Baines, F. (1923) Preservation of ancient monuments and historic buildings. RIBA journal, XXXI (4), 22 December, 104-106.
Bins., S. (1995) Monument watch in Flanders and the N2therlands. In The Economics of Architectural Conservation. (P. Burman, R. Pickard and S. Taylor eds). York: Institute of Advanced Architectural Studies, pp. 103-107.
Brereton, C. (1995) The Repair of Historic Buildings: Advice on Principles mid Methods, 2nd edn. London: English Heritage.
British Standards Institution (BSI) (1986) British Standard Guide to Building Maintenance Management. BS 8210. London: BSI.
British Standards Institution (BSI) (1993) Glossary of Terms used in Terotechnology, 4th edn., BS 3811. London: BSI.
British Standards Institution (BSI) (1998) Guide to the Principles of the Conserva-tion of Historic Buildings. BS 7913. London: BSI.
Brundtland Commission (1987) Our Common Future: The Report of the World Commission on Environment and Development. Oxford: Oxford University Press.
Building Research Establishment (BRE) (1993) Ecolabelling of Building Materials and Building Products. Information Paper 11. Garston: BRE.
Building Research Establishment (BRE) (1997) Lists of Excluded Materials: A Changing Practice. Digest 425. Garston: BRE.
Dann, N. & Worthing, D. (1998) How to ensure good conservation through good maintenance. Chartered Surveyor Monthly, 7 (6), 40-41.
Department of the Environment, Transport and the Regions (DETR) (1998a). English House Condition Survey 1996:A Summary. Housing Research Summary
80. London: DETR. Department of the Environment, Transport and the Regions (DETR) (1998b) Sustainable Production and Use of Chemicals: Consultation Paper on Chemicals in the Environment. London: DETR.
Duffy, F. (1990) Measuring building performance. Facilities, 8,17-20. English Heritage (1993) Principles of Repair. London: English Heritage.
English Heritage (1996) Sustainability and the Historic Enviro;rmenk Report pre-pared by Land Use Consultants and CAG Consultants. London: English Heritage.
English Heritage (1997) Sustaining the Historic Environment: New Perspectives oil the Future. London: English Heritage.
English Heritage (n.d.). The revival and enhancement of the stone slate roofing industry in a model area of Britain - the South Pennines. English Heritage Research Transactions - Volume 2. Forthcoming publication. London: James & James.
Feilden, B.M. (1994) Conservation of Historic Buildings, 2nd edn. Oxford- Bat-terworth-Heinemann.
Gay, H. (1995) Integrated conservation of natural and historical aspects of the countryside. Journal of Architectural Conservation, 1 (3), November, 70-89.
Gray, J.M. (1998) Hills of waste: A policy conflict in environmental geology. In Issues in Environmental Geology: A British Perspective (M. Bennett and P.
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
-
Apri Heri Iswanto : Manajemen Bangunan Dan Perawatannya, 2008 USU e-Repository 2008
Doyle eds), pp. 173-95. Bath: Geological Society Publishing House. Hall, K. & Warm, P. (1998) Greener Building: Products and Services Directory, 4th
edn. East Meon: AECB. Hutton, T., Lloyd, H. & Singh; ). (1991) The environmental control of timber
decay. Structural Survey, 10 (1), 5-20. Hutton, T. & Lloyd, H. (1993) 'Mothballing' buildings: Proactive maintenance and
conservation on a reduced budget. Structural Survey, 11 (4), 335-42. International Council of Monuments and Sites (1964) Venice Charter for the
Conservation and Restoration of Monuments and Sites, Article 5, Venice: ICO-MOS.
IUCN/UNEP/WWF (1991) Caring for the Earth: A Strategy for Sustainable Living. London: Earthscan.
Loss Prevention Council (1996) Code of Practice for the Protection of Unoccupied Buildings, 2nd edn. Borehamwood: Loss Prevention Council.
Maycox, D. (1997) Lists of deleterious materials can sometimes be harmful. Chartered Surveyor Monthly, 6 (5), 46-7.
Mitchell, E. (1988) Emergency Repairs for Historic Buildings. London: Butterworth Architecture.
Nathanail, C.P. and Nathanail, J.F. (1998) Professional training for geologists in contaminated land management. In Contaminated Land and Groundwater: Future Directions (D. Lerner and N. Walton eds), pp. 73-77. Engineering Geology Special Publication 14. London: Geological Society.
National Trust (1998) 1997/98 Annual Report and Accounts. London: National Trust. Park, S. (1993) Mothballing Historic Buildings. Preservation Brief 31. Washington:
US Department of the Interior, National Parks Service (Preservation Assis-tance).
Ridout, B. (1998) The treatment of timber decay into the 21st century. Journal of Architectural Conservation, 4 (3), 7-19.
Shelter (1997) Homelessness and Health: How Homelessness and Bad Housing Impact on Physical Health. London: Shelter Information.
Shiers, D., Howard, N. & Sinclair, M. (1998) The Green Guide to Specification, 2nd edn. CRC/BRE: Garston.
Singh, J. (1996) Health, comfort and productivity in the indoor environment. Indoor Built Environment, 5, 22-33.
Singh, J. & White, N. (1995) Dry rot and building decay: A greener approach. Construction Repair, 9 (2), 28-32.
Spedding, A. & Holmes, R. (1994) Facilities management. In CIOB Handbook of Facilities Management (A. Spedding ed.), pp. 1-8. Harlow: Longman Scientific & Technical.
Woolley, N. (1997) RIGS research evaluates the true cost of sustainability.Chartered Surveyor Monthly, 7, (3), November/December, 35.
World Health Organization (WHO) (1989) European Charter on Environment and Health. Copenhagen: WHO.
Zalasiewicz, J. (1998) Buried treasure. New Scientist, 159, (2140), 27-30.
Halaman