preservasi &restorasi bangunan-bangunan tua

18
TUGAS PENGANTAR TEKNIK SIPIL PRESERVASI & RESTORASI BANGUNAN-BANGUNAN TUA Oleh: Dama Julian M 16309818 Jiant Vialy 16309837 M.Harits Abdulrahman 16309846 Nono Suwarno 163098

Upload: jiant-vialy

Post on 20-Jun-2015

1.291 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

TUGAS PENGANTAR TEKNIK SIPIL

PRESERVASI & RESTORASI BANGUNAN-BANGUNAN TUA

Oleh:

Dama Julian M 16309818

Jiant Vialy 16309837

M.Harits Abdulrahman 16309846

Nono Suwarno 163098

UNIVERSITAS GUNADARMA

Page 2: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Laporan ini dapat

diselesaikan tepat waktu. Laporan pengantar teknik sipil yang berjudul preservasi

dan restorasi bangunan-bangunan tua ini dibuat guna menyelesaikan tugas yang

telah diberikan mata kuliah pengantar teknik sipil jurusan teknik sipil fakultas teknik

sipil dan perencanaan Universitas Gunadarma

Preservasi dan restorasi sebuah bangunan tua, bertujuan untuk

memperbaharui sebuah banguan yang telah tua. Sehingga menjadi gedung yang

bernilai ekonomis lebih tinggi serta aman untuk digunakan,dapat digunakan

sebagaimana fungsinya maupun melakukan konvensi fungsi agar bangunan

tersebut memiliki fungsi yang baru.

Dengan motto tiada gading yang tak retak, kami sadari bahwa laporan ini jauh

dari kata sempurna, oleh sebab itu kam sangat megharapkan saran saran

membangun serta kritik, yang membuat kami lebih baik,pada laporan-laporan

berikutnya.

Depok,januari 2010

penulis

Page 3: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

Bab I

Teknik ForensikTeknik forensik adalah suatu cabang baru dari teknik sipil yang mempelajari

bagaimana dan mengapa bangunan dapat mengalami kerusakan. Biasanya teknik

forensik menyelidiki bahan, produk, struktur atau komponen yang gagal atau tidak

beroperasi / berfungsi sebagaimana dimaksud, menyebabkan cedera atau

kerusakan harta benda. 

Konsekuensi dari kegagalan adalah ditangani oleh hukum kewajiban produk.

Lapangan juga berhubungan dengan proses dan prosedur retracing menyebabkan

kecelakaan dalam pengoperasian kendaraan atau mesin. Subjek yang paling sering

diterapkan dalam kasus-kasus hukum sipil, meskipun dapat digunakan dalam kasus-

kasus hukum pidana.Secara umum tujuan suatu penyelidikan teknik forensik adalah

untuk menemukan penyebab atau penyebab kegagalan dengan pandangan untuk

meningkatkan performa atau kehidupan sebuah komponen, atau untuk membantu

pengadilan dalam menentukan fakta-fakta kecelakaan. Ini dapat juga melibatkan

investigasi klaim kekayaan intelektual.

Metode – Metode Teknik Forensik

Metode Investigasi

Disini para teknik forensik memeriksa, mencari sumber informasi yang

diperlukan. Seperti pemeriksaan saksi pernyataan, pengetahuan kerja

standar saat ini, serta pemeriksaan komponen yang gagal itu sendiri.

Metode Pemprosesan Penyelidikan

Di metode ini teknik forensik membandingkan dari data-data yang diperoleh

dari tempat kejadian perkara (TKP) dengan teori-teori yang sudah ada.

Metode Penyimpulan Investigasi

Di metode ini adalah tahap terakhir dalam metode yang dilakukan teknik

forensik. Dalam tahap ini para teknik forensik dapat menyimpulkan mengapa

bangunan dapat mengalami kecelakaan.

Page 4: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

Bab II

Preservasi atau rekonstruksi Bangunan TuaPreservasi / Rekonstruksi bangunan adalah pembangunan kembali bangunan

tua atau bangunan yang tidak terpakai menjadi bangunan baru atau bangunan yang

dapat digunakan kembali sebagaimana fungsinya dulu, atau mengkonvensi suatu

bangunan sehingga memiliki fungsi yang baru. Contohnya benteng peninggalan

penjajah yang di rekonstruksi menjadi museum. Dan beberapa gedung tua yang

diperbaharui

Cara rekonstruksi bangunan tua yaitu sebagai berikut:

Memutuskan Tujuan Pemulihan Bangunan Tua

Hal pertama yang harus dilakukan dalam upaya pemulihan sebuah bangunan

tua adalah memutuskan tujuan dari pemulihan bangunan tersebut, mencakup

fungsi dan manfaat gedung tersebut setelah dipulihkan dan teknik-teknik

merekonstruksi bangunan tersebut agar dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Menilai Kondisi Bangunan

Hal yang juga penting dilakukan adalah menilai kondisi bangunan, dari

kelayakannya, apakah bangunan tersebut masih layak berdiri atau tidak dan

dilihat dari segi preposisi (kestrategisan) bangunan tersebut.

Memilih Cara Merekonstruksi Bangunan

Banyak cara yang dapat digunakan dalam merekonstruksi bangunan, oleh

sebab itu dalam merekonstruksi sebuah bangunan seorang ahli harus mampu

memilih cara terbaik dalam merekonstruksi sebuah bangunan.

Melakukan Rekonstruksi

Setelah memilih cara merekonstruksi bangunan,menilai kondisi bangunan dan

memutuskan tujuan pemulihan suatu bangunan . hal terpenting yang harus

dilakukan adalah melakukan rekonstruksi itu sendiri. Yakni proses untuk

mengubah bangunan yang telah rusak termakan oleh usia menjadi bangunan

yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu digunakan sebagaimana

bangunan baru.

Page 5: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

Bab III

Teknik-Teknik RestorasiRestorasi adalah pengembalian suatu bangunan. Yang telah usang dan tidak

layak untuk digunakan kembali agar bangunan tersebut dapat berjalan dengan

fungsinya dan menjadikan suatu gedung mampu berfungsi kembali menjadi fungsi

gedung tersebut pada awalnya.dalam merestorasi terdapat beberapa teknik untuk

melakukannya, diantaranya:

3.1 Pemulihan Dinamis

Pemulihan dinamis menggunakan teknik rekonstruksi, perakitan ulang dan

perbaikan. Rekonstruksi dilakukan dengan menyatukan kembali beberapa fragmen

yang jatuh dengan bagian yang tersisa masih di tempat aslinya

Dalam pemulihan statis, sebelum pengobatan dapat diterapkan pada bahan,

kita hendaknya meklakukan hal hal berikut:

1. menentukan sifat bahan bangunan dan

2. menentukan penyebab dan tingkat kerusakan.

3.2 Pemulihan Statis

Sebuah pemulihan statis melibatkan intervensi langsung (pelestarian

perlakuan) dari bahan. Beberapa metode statis pembersihan mekanis dengan sikat

baja, perbaikan atau penataan kembali dan pemeliharaan tindakan seperti

Waterproofing, lumut damproofing repellant dan perawatan kimia lainnya. Dalam

pemulihan statis, sebelum pengobatan dapat diterapkan pada bahan - pertama,

menentukan sifat bahan bangunan, dan, kedua, menentukan penyebab dan tingkat

kerusakan. Agar pemulihan statis tersebut dapat berjalan secara efektif

3.3 Kombinasi Dinamis dan Statis

Gabungan antara teknik pemulihan Dinamis dan Statis dan merupakan teknik

pemulihan yang kami rekomendasikan. Dalam pemulihan statis, sebelum

pengobatan dapat diterapkan pada bahan - pertama, menentukan sifat bahan

bangunan, dan, kedua, menentukan penyebab dan tingkat kerusakan. 

Page 6: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

Untuk dapat merekomendasikan pengobatan yang sesuai untuk material,

penting untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran. Tingkat

kerusakan tergantung pada tingkat pajanan terhadap faktor-faktor kemerosotan

yakni struktur yang terbuka memiliki risiko yang lebih besar memburuk cepat

daripada yang teduh satu.

Kerusakan dapat disebabkan oleh cacat fisik yaitu intrinsik atau ekstrinsik

yaitu air, kondisi iklim, polusi atmosfer. Jika kerusakan disebabkan oleh faktor

intrinsik, penggantian atau rekonstruksi akan perlakuan yang paling mungkin. 

Pelestarian pengobatan tergantung pada sifat dan klasifikasi materi, apakah

itu organik misalnya lunak dan kayu keras varietas atau di-organik.

Bahan organik seperti kayu, sangat rentan terhadap kerusakan

agen. Perawatan untuk kayu biasanya pengganti. Perawatan yang disarankan untuk

batu tergantung pada klasifikasi dari batu yaitu jika silikous atau karbon. Batu

klasifikasi dapat diidentifikasi bentuk pemeriksaan visual, tes fisik analisis kimia atau

analisis mikroskopis.

Di-bahan organik relatif stabil dan biasanya tidak membutuhkan banyak

perlindungan sebagai objek yang organik di alam. Secara umum, bagaimanapun,

semua bahan dipengaruhi oleh kondisi buruk dan beberapa benda yang di-organik

dapat memburuk dengan sangat cepat tanpa perawatan yang tepat. 

Untuk memastikan bahwa bahan kimia yang digunakan untuk pengobatan

sesuai, bahan kimia harus diuji pada sepotong kecil materi sebelum diterapkan

kepada seluruh struktur. Mungkin akan membantu untuk mencari bantuan atau

nasihat dari seorang ahli geologi, kayu teknolog atau ahli kimia. 

Page 7: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

Bab IV

Contoh Bangunan Yang Direkonstruksi

4.1 Lawang Sewu

Nama ini diambil dari bahasa Jawa yang berarti “Seribu Pintu”, sebuah

gambaran betapa banyaknya pintu yang terdapat di gedung itu. Dibangun pada

tahun 1907. Gedung ini terletak di dekat Tugu Pemuda Semarang.

Sebelum direkonstruksi

Setelah direkonstruksi

Page 8: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

4.2 Benteng Vredeburg

Benteng ini dibangun pada masa penjajahan Belandan tahun 1765 dan saat itu

berfungsi sebagai benteng untuk bertahan melindungi Gubernur Hindia Belanda

yang tinggal di Gedung Gubernuran (saat ini disebut Gedung Agung). Benteng

Vredeburg juga dilengkapi dengan meriam-meriam yang mengarah ke Keraton

Yogyakarta untuk mengantisipasi serangan yang muncul dari tentara Keraton

Yogyakarta.

Sebelum Direkonstruksi

Setelah Direkonsktruksi

Page 9: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

4.3 Candi Borobudur

Borobudur adalah nama sebuah candi budha yang terletak

di Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah

barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini

didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an

Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Sebelum Direkonstruksi

Setelah Direkonstruksi

Page 10: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

4.4 Colosseum Roma

Didirikan oleh Raja Vespasian dan terselesaikan oleh

anaknya Titus.Kebanyakan arkeolog berpendapat bahwa Colosseum dibuat pada

tahun 70-82 M. Asal nama Colosseum berasal dari sebuah patung setinggi 130 kaki

atau 40 m yang bernama Colossus. Colosseum di set untuk menampung 50.000

orang penonton.

Sebelum Direkonstruksi

Setelah Direkonstruksi

Page 11: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

Bab V Merawat Bangunan TuaCara merawat bangunan tua salah satunya adalah mengalih fungsikan

bangunan tersebut.

Menurut Titi handayani, direktur eksekutif jogja heritage society (JHS), dalam istilah konservasi, alih fungsi bangunan diistilahkan dengan adaptivius, yakni penyesuaian fungsi bangunan untuk masa kini. Salah satunya tempat wisata. Konservasi bukan berarti mengawetkan, namun juga perkembangan. Salah satu alasan mengapa pemilik bangunan tua ingin merubah fungsinya yakni pemilik merasa bangunan tua tidak berguna lagi jika difungsikan sebagai fungsi yang lama. Wujud alih fungsi bangunan kuno menjadi tempat usaha dapat kita lihat salah satunya di kerajinan dan toko perak Ansor’s Silver, Kotagede. Kotagede merupakan kota yang terkenal dengan kerajinan peraknya di Yogyakarta.Sang pemilik berniat melestarikan bangunan tua itu.

Pelestarian ini dibuktikannya tanpa mengubah bentuk dan konstruksi bangunan, ia hanya menambahkan beberapa ornamen semipermanen, melakukan pengecatan berkala dan menambahkan cor agar bangunan bertambah kokoh.

Dan bangunan hasil rekonstruksi kembali dan konvensi dari fungsi sebelumnya memiliki nilai seni yang lebih tinggi dari bangunan baru. Tetapi seperti yang kita ketahui, nilai dari merawat gedung yang tua serta rehabilitasinya terkadang lebih tinggi dibandingkan dengan membangun gedung baru. Dan merawat bangunan tua, sering kali masih dihiraukan dan tidak dilakukan secara maksimal, dilihat dari bangunan bangunan tua di indonesia yang cukup banyak dan bernilai tinggi, itu tidak sebanding dengan perawatan yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerahnya. Yang masih segan untuk mengeluarkan biaya untuk melakukan perawatan kepada bangunan bagunan bernilai sejarah tinggi.

Page 12: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

Didalam rekonstruksi atau preservasi serta restorasi atau pengembalian dari

bangunan bagunan yang sudah tua penting untuk dilakukan, sebab dapat

menghemat dari faktor biaya serta melestarikan arsitektur yang bernilai sejarah

tinggi agar dapat tetap dilestarikan. Disamping itu, dengan melakukan rekonstruksi,

kita mampu melestarikan kebudayaan, teknik arsitektur dan lain sebagainya juga

meningkatkan keindahan dari suatu daerah.

Saran:

Kami sangat menyarankan agar pemerintah serta pemerintah daerah

berperan aktif dalam perservasi dan restorasi bangunan bangunan tua yang memiliki

nilai seni yang tinggi dan kaya akan nilai sejarah, serta seperti hal nya di new york,

banyak bangunan-bangunan tua yang masih dijaga dan masih digunakan untuk

sarana bisnis serta kegunaan lainnya. Sebab dilihat di indonesia, pemerintah lebih

mengutamakan pembangunan pembangunan baru dibandingkan dengan melakukan

preservasi dan restorasi bangunan- bangunan lama yang memiliki nilai seni yang

tinggi serta nilai historikal.

Page 13: Preservasi &Restorasi Bangunan-bangunan Tua

PENUTUP

Demikianlah seluruh laporan yang telah kami buat, agar dapat digunakan

sebagaimana fungsinya dan dapat menambah wawasan serta kesadaran kepada

kita akan pentingnya restorasi dan preservasi dari bangunan tua. Yang sangat

menarik dan bernilai historikal.

Kami mengharapkan agar laporan ini dapat bermanfaat. Dilihat dari

banyaknya gedung-gedung tua di Indonesia yang masih kurang diperhatikan dan

sangat memerlukan rekonstruksi atau preservasi serta reservasi. Yang sebenarnya

dapat digunakan dalam banyak hal, seperti halnya dijadikan museum dan objek

wisata.

Dengan motto tiada gading yang tak retak, kami sangat menyadari bahwa

laporan ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik

pembangun sangat kami harapkan untuk tulisan tulisan kami berikutnya. Dan sekian

dan terima kasih.

Depok,januari 2010

penulis