manajeman rssm

80
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP). Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Gillers,1989). Swanburg (2000) mendefinisikan mendefenisikan sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien,efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga perlu menerapkan menejemen yaitu dalam bentuk manajemen keperwatan. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawtan untuk memberikan asuhan pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillers,1989). Model praktek keperwatan masyarakat pendekata menajemen (manajement approach) sebagai pilar praktek professional yang pertama oleh kerena itu proses

Upload: q-chayanx-khamoe

Post on 04-Jul-2015

447 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: manajeman RSSM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan

menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang

optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan

profesional (MPKP).

Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang

lain (Gillers,1989). Swanburg (2000) mendefinisikan mendefenisikan sebagai

ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara

efisien,efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak

orang sehingga perlu menerapkan menejemen yaitu dalam bentuk manajemen

keperwatan. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui

anggota staf keperawtan untuk memberikan asuhan pengobatan dan bantuan

terhadap para pasien (Gillers,1989).

Model praktek keperwatan masyarakat pendekata menajemen

(manajement approach) sebagai pilar praktek professional yang pertama oleh

kerena itu proses manajeman harus dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin

pelayanan yang diberikan kepada pasien atau keluarga merupakan praktek yang

professional.

Pemberian asuhan keperawatan dengan metode model praktik keperawatan

professional (MPKP), secara profesional diharapkan dapat meningkatkan

kepuasan klien dan kepuasan perawat yang tinggi secara kuantitatif dan secara

kualitatif, staf keperawatan lebih memberi perhatian terhadap pekerjaannya.

Penciptaan iklim motivasi dalam MPKP, merupakan hal yang positif yang

dapat di ambil dan memberikan kinerja yang baik pula untuk perawat. Karena

dalam menciptakan iklim motivasi ini seluruh perawat dapat dilibatkan dalam

Page 2: manajeman RSSM

2

berbagai kegiatan seperti, pengambilan keputusan,menciptakan/mengontol

suasana kerja yang kondusif.

Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia

belum mencerminkan model praktik keperawatan professional (MPKP).

Berdasarkan analisis tentang struktur dan proses pemberian asuhan keperawatan

yang ada di rumah sakit, sulit untuk menerapkan proses seperti yang dilakukan di

luar negeri yang juga menggunakan metode MPKP disebabkan oleh jumlah

tenaga tidak berdasarkan derajat ketergantungan pasien, kurang mampu

melakukan tindakan terapi keperawatan tetapi lebih pada tindakan kolaborasi,

kurang mampu mengintroduksi hal-hal baru dan cenderung bekerja secara rutin,

kurang mampu menunjukkan kemampuan kepemimpinan dan tidak ada otonomi

dalam mengambil keputusan untuk asuhan keperawatan klien.

Dengan pengembangan MPKP, diharapkan nilai profesional dapat

diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan

keperawatan. Sehingga penciptaan iklim motivasi dalam keperawatan juga dapat

terlaksana dengan baik.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan

menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Keberadaan keperawatan dalam

memberikan ASKEP dalam situasi yang komplek selain 24 jam secara

berkesinambungan melibatkan klien, keluarga maupun profesi atau tenaga

kesehatan yang lain.

Pendekatan manajemen di MPKP

Diruang MPKP pendekatan manajemen, manajeman ditetapkan dalam bentuk

proses manajemen yang terdiri di tahapan proses:

1. Perencanaan (planning) modul 1A

2. Pengorganisasian (organizing) modul 1B

3. Pengarahan (directing) modul 1C

4. Pengendalian (controling) modul 1D

Page 3: manajeman RSSM

3

Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan adalah

manajemen partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu

manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Dengan demikian focus

keperawatan adalah respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan baik

actual maupun potensial, sehingga lingkup garapan perawat adalah

penyimpangan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Proses manajemen satu

unit pelayanan kesehatan mencangkup manajemen asuhan dan manajemen

pelayanan. Dimana kedua manajemen tersebut saling terkait dan saling

terintegrasi. Rumah sakit jiwa prof. Dr. Soeroyo Magelang adalah salah satu

rumah sakit tipe A yang merupakan rumah sakit jiwa rujukan nasional yang

menerima pasien dari berbagai daerah disekitarnya baik yang berasal dari pulau

jawa sendiri maupun yang berasal dari berbagai daerah lainnya di Indonesia.

Untuk itu perlu menampilkan metode pemberian ASKEP yang tepat sehingga

dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.

Sejak tahun 2002 secara bertahap telah dibentuk 4 ruang yang

menerapkan metode asuhan keperawatan baru yang disebut Model Praktek

Keperawatan Profesional (MPKP) dengan tujuan untuk meningkatkan mutu

asuhan keperawatan di RS Jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang.

Hasil observasi wawancara yang dilakukan kelompok praktik preklinik

keperawatan tanggal 21-24 Maret 2011 di bangsal P9 Wisma Gatutkaca RSJ

Soeroyo Magelangm, yaitu bangsal pasien gangguan jiwa khusus pria didapatkan

beberapa masalah diantaranya metode asuhan keperawatan yang belum optimal.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 3 hari dinas, calon

praktisi keperawatan mampu melaksanakan proses manajemen keperawatan yang

ada di bangsal P9 Wisma Gatutkaca RSJ Soeroyo Magelang dan Setelah

mempelajari modul ini diharapkan pembaca mampu:

1. Menerapkan perencanaan MPKP

2. Menerapkan pengorganisasian di MPKP

Page 4: manajeman RSSM

4

3. Menerapkan proses pengarahan di MPKP

4. Menerapakan pengendalian di MPKP

b. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktik selama 3 hari dinas, calon praktisi keperawatan

mampu mencapai kompetensi pada siklus manajemen keperawatan meliputi :

1. Melakukan pengkajian situasi di bangsal wanita W9 sebagai dasar untuk

menyusun rencana strategi dan operasional.

2. Untuk menentukan alternatif pemecahan masalah di ruangan.

3. Memenuhi salah satu tugas untuk preklinik keperawatan manajemen S1

Keperawatan STIKES TMS Bengkulu.

C. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan preklinik manajemen keperawatan jiwa ini dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Jumat/25 Maret-Senin/27 Maret 2011

Tempat : RSJ Soeroyo Magelang

Waktu : Mulai pukul 07.00-14.00 WIB

D. Praktikan

Praktek Preklinik ini dilakukan pada gelombang kedua, angkatan ‘07 Mahasiswa

keperawatan STIKES TMS Bengkulu tahun anggaran 2010/2011, dengan anggota

kelompok adalah sebagai berikut :

1. Reka Nopriana

2. Meri Hastuti Alta

Page 5: manajeman RSSM

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)

Kegiatan usaha kerja sama dengan kerja sama dengan cara membagikan,

mengelompokan pekerjaan yang harus dilakukan, menerapkan dan menjalin

hubungan kerja antar bagian dan menjalani hubungan antar staf dan batasan.

1. 3 hal dalam pengorganisasian

1) Pola sruktur yang berarti proses hubungan interaksi yang berhubungan secara

efektif

2) Penataan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi

3) Sruktur kerja organisasi termasuk kelompok kerja kegiatan yang sama, pola

hubungan antar kegiatan yang tepat dan pembinaan cara komunikasi yang

efektif antar perawat.

2. Prinsip-prinsip dalam pengoraganisasian

1) Pembagian kerja

Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga

setiap orang memiliki tugas tertentu.

Hal yang perlu diperhatikan :

Jumlah tugas yang dibebankan seseorang tebatas dan sesuai dengan

kemampuannya

Tiap bangsal/bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis

Tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas

Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis atau jelas atau erat

hubungannya

Mencegah terjadinya pengotakan antar staf/kegiatan

Penggolongan tugas berdasarkan kegiatan mendesak, kesulitan atau waktu

2) Pendelegasian tugas

Yaitu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak

dalam batas-batas tertentu.

Page 6: manajeman RSSM

6

a) Keuntungan pendelegasian bagi staf

Mengembangkan rasa tanggung jawab

Meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri

Lebih berkualitas

Lebih puas terhadap pekerjaan

b) Keuntungan pemimpin

Mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal seperti perencanaan

dan evaluasi

Meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri

Memberikan pengaruh dan power baik interen maupun eksteren, dapat mencapai

pelayanan dan saran keperawatan melalui usaha lain

Hal yang mempengaruhi pendelegasian :

Sifat kegiatan; untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih

besar kepada staf

Kemampuan staf; tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu

berat

Hasil yang diharapkan; agar pemimpin jangan mendelegasikan tugas yang utuh

daripada mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan.

Pendelegasian Efektif :

Jangan membaurkan dengan pelemparan tugas, oleh karena itu jangan

mendelegasikan tugas yang tidak mau melakukannya

Jangan takut salah

Jangan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki

keterampilan atau pengetahuan untuk sukses

Kembangkan tingkat keterampilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka dapat

melakukan tugas yag didelegasikan

Perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf untuk berhasil

Antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan

masalahnya

Hindari kritik jika terjadi kesalahan

Page 7: manajeman RSSM

7

Berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung

gugat dan dukungan yang tersedia

Berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan

baik

Langkah Pendelegasian Efektif :

Tetapkan tugas yang akan didelegasikan

Pilihlah orang yang akan diberi delegasi

Berikan tugas yang akan didelegasikan dengan jelas

Uraikan hasil spesifik yang diharapkan dan kapan hasil tersebut diharapkan

selesai

Jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut

Minta satf tersebut menyiapkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut

atas tugas yang didelegasikan

Berikan dukungan

Evaluasi hasilnya

3) Koordinasi

Yaitu keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada

dibangsal. Keselarasan ini dapar terjalin antar perawat dengan ktua tim

kesehatan lain maupun tenaga dari bagian lain.

Manfaat koordinasi :

Menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada di bangsal/bagian dan

perasaan lebih penting dari yang lain

Menumbuhkan rasa saling membantu

Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf

Cara koordinasi :

Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/rapat, pencatatan dan pelaporan,

pembakuan formulir yang berlaku.

4) Manajemen waktu

Analisa waktu yang dipakai; menentukan kategori kegiatan yang ada

Page 8: manajeman RSSM

8

Memeriksa kembali masing-masing posisi dari tiap aktivitas

Menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan dan perkembangan serta

tujuan yang akan dicapai

Mendelegasikan

3. Srtuktur organisasi

1. Terdiri dari struktur bentuk dan bagan

2. Tergantung pada besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai

3. Menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertical maupun

horizontal

4. Melihat posisi tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab serta tanggung gugat

5. Disesuaikan dengan pengelompokan kegiatan atau sistem penugasan yang

digunakan.

4. Pengelompokan kegiatan

1. Organisasi dengan serangkaian tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai

tujuan

2. Kegiatan dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi

3. Pengorganisasian untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai

dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

5. Metode Pemberian pelayanan kesehatan

Metode pemberian asuhan keperawatan professional yang sudah ada dan

akan terus dikembangkan dimasa depan dalam menghadapi trend pelayanan

keperawatan yaitu :

I. Metode funsional

Perawat melakukan tugas tertentu sesuai jadwal kgiatan yang ada

Perawat senior akan sibuk melakukan tugas manjerial sedangkan asuhan

keperawatan pada pasien dilakukan ole perawat yunior atau yang belum

punya pengalaman

Penanggung jawab askep dibebankan kepada perawat yang bertugas pada

tindakan tertentu.

Page 9: manajeman RSSM

9

A. Kelebihan

Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pemberian tugas yang jelas

dan pengwasan yang baik

Sangat baik untuk rumah sakit yang tenaga dengan perbandingan tenaga

professional (pelaksana lanjutan atau penyedia) yang lebih sedikit di

bandingkan dengan tenaga perawat pelaksana dan perawat pembantu

(pemula).

B. Kekurangan

Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat

Pelayanan keperawatan dilakukan terpisah-pisah sehingga tidak dapat

menerapkan proses keperawatan

Perawat cendrung berorientasi pada tindakan yang berkaitan dengan

keterampilan saja

II. Metode Alokasi Klien Keperawatan Total

Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk suatu atau

beberapa klien oleh satu orang perawat apad saat bertugas selama periode waktu

tertentu atau sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam

pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan keperawatan

klien.

A. Kelebihan

Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien

Memberikan kesempatan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang

komperehensif

Motivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas, non

keperawatan dapat dilakukan oleh yang bukan perawat

Mendulang penerapan proses keperawatan kepuasan tugas secara

keseluruhan dapat dicapai

B. Kekurangan

Jumlah beban kerja tinggi terutama jika klien banyak sehingga tugas rutin

yang sederhana terlewatkan

Page 10: manajeman RSSM

10

Peserta didik sakit untuk melatih keterampilan dalam perawatan besar,

misalnya: menyuntik dan mengukur suhu

Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung

jawab klien bertugas.

III. Metode Tim

Metode ini menggunakan tim yang tersiri dari anggota yang berbeda-beda

dalam memberikan askep terhadap pasien. Perawt dibagi menjadi 2-3 yang terdiri

dari tenaga professional teknikal pembantu dalam satu grup kecil yang saling

membantu dengan jumlah 6-7 orang dalam satu tim.

Konsep Metode Tim

Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu

menggunakan berbagai teknik kepemimpinan

Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana dan

pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan terjamin

Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim

Peran kepala ruangan penting dalam model ini model tim akan

berhasil baik bila di dukung oleh KARU

Tanggung Jwab Ketua tim

Membuat perencanaan

Membuat koordinasi, supervise, dan evaluasi

Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai

tingkat kebutuhan pasien

Tanggung jawab anggota tim

Memberikan askep kepada pasien sesuai tanggung jawab secara

langsung

Kerja sama antara anggota tim dan antr tim

Memberikan laporan

Mengembangkan kepemimpinan anggota

Menyelenggarakan konferwnsif selama 15-20 menit setiap hari

untuk pengembangan dan revisi rencana asuhan keperawatan

Page 11: manajeman RSSM

11

A. Kelebihan

Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruhkan

Mendukung pelaksanaan proses keperawatan

Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah di

atasi dan memberikan kepuasan kepada anggota tim.

B. Kekurangan

Komunikasi antar tim bisa membutuhkan waktu di mana sulit

melaksanakan di waktu sibuk

IV. Metode Primer

Metode penugasan dimana satu perawat bertanggung jawab penuh selama

24 jam terhadap askep pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit,

mendorong pratik mandiri perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana

askep pelaksan. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat yang

terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,

melakukan, dan koordinasi askep selama pasien di rawat.

Konsep dasar model askep ini adalah adanya tanggung jawab, tanggung

gugat serta otonomi dari perawat serta melibatkan keterlibatan pasien dan

keluarga.

Tugas perawat primer

Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif

Membuat tujuan dan rencana keperawatan

Melaksanakan rencana yang telah di buat selama dinas

Mengkominikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang telah di

berikan dokter maupun perawat lain

Mengevaluasikan keberhasilan yang dicapai

Menerima dan menyesuiakan rencana

Menyiapkan penyulauhan pulang

Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga

social ,masyarakat

Membuat jadwal perjanjian klinik

Page 12: manajeman RSSM

12

Mengadakan kunjungan rumah sakit

Ketenagaan Metode Primer

Setiap perawat adalah perawat bed side

Beban kasus 4-6 orang perawat atau dengan rasio perawat dan pasien

sebesar 1-4 atau 1-5 disesuaikan dengan jumlah yang ada di ruangan

dan jumlah perawat yang ada

A. Kelebihan

Bersifat kontinuinitas dan komprehensif

Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap

hasil dan memungkinkan pengembangan diri

Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter dan

rumah sakir (Gallies, 1989)

Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa di

manusiawikan karena terpenuhi kebutuhan secara individu

Asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapaian pelayanan

yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi informasi

dan advokasi

Pertukaran informasi tentang kondisi pasien selalu diperbaharui

dan kolprehensif kekurangan

Hanya dapat di lakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman

pengetshuan yang memadai dengan criteria insertif, sel direction.

Kemampuan pegambilan keputusan yang tepat menguasai

keperawatan clinik accountable serta mampu berkolaborasi dan

berbagai di siplin

V. Metode Modular

Yaitu pengorganisasian pelayanan / asuahan keperawatan yang dilakukan

oleh perawat professional dan non profesional (terampil) untuk kelompok klien

dari mulai masuk rumah sakit sampai pilang di sebut tanggung jawab total atau

keseluruhan.

Page 13: manajeman RSSM

13

Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil dan

memiliki kemampuan kepemiminan. Ideal 2-3 untuk 8-12 orang klien.

A. Kelebihan dan kerigiam

Sama dengan gabungan antara metode tim demgan metode perawatan

primer.

VI. Metode Pengelolaan Kasus

Metode ini menggunakan pendekatan holistic dari filosofi keperawatan

dimana setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien

selama jam dinasnya. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda-beda untuk

setiap shif dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan di rawat oleh orang yang

sama pada hari berikutnya. Metode penggunaan penugasan kasus biasa

diterapkan satu pasien satu perawat. Dalam hal ini umumnya dilaksanakan oleh

perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi. Intensive care

A. Kelebihan

Perawat lebih memahami kasus per kasus

Sistem evaluasi dari manajerial lebih mudah

B. Kekurangan

Belum dapat di identifikasinya perawat penanggung jawab

Perlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar yng

sama

2.6 Pengelolaan Pemberian Pelayanan Kesehatan

2.6.1 Kepala Ruangan

Pengertian

Kepala ruangan adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung

jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalidakan kegiatan keperawatan

di ruang rawat.

Tanggung jawab kepala ruangan

Mengatur pembagian tugas pegawai

Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan

Page 14: manajeman RSSM

14

Mengatur dan mengendalikan ligostik / administrasi ruangan

Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah

Mengikuti ronde tim medis

Mengadakan ronde keperawatan

Membimbing siswa / mahasiswa dalam proses keperawatan di ruangan rawat

Menilai kerja staf ruangan, membuat DP3 dan usulan kenaikan pangkat

Memberikan administrasi, membuat jadwal dinas dan surat menyurat

Memberikan orientasi pada pegawai baru, termasuk kepada residen, mahasiswa

kedokteran dan mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktek di

ruangan dan melakukan pembinaan tenaga keperawatan

Menciptakan dan memelihara kerja yang harmonis dengan klien, keluarga, dan

tim kesehatan lain.

Wewenang Seorang Karu

Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan

Member petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas kepada staf keperawatan

Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan

peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruangan rawat

Menanda tangani surat dan ketetapan yang menjadi keputusan ruangan

Menghadiri rapat berkala dengan kepala instasi atau kepala RSuntuk kelancaran

palaksanaan keperawatan

Peran Kepala ruangan menurut burges (2988) dan Swanaburg (1990)

1. Peran Interpersonal

Seorang kepala ruangan berperan sebagai symbol pimpinan organisasi dengan

pekerja rutin organisasi. Seorang pemimpin bertanggung jawab memberikan

motivasi dan mengaktifkan anggotanya

2. Peran Informasional

Peran monitor, mencari dan menerima berbagai informasi untuk

menembangkan organisasi. Merupakan pusat informasi internal dan eksternal,

peran deseminator, menginterpestasikan dan mentranformasikan informasi yang

diperoleh dari luar maupun dari dalam organisasi. Peran pembicara :

Page 15: manajeman RSSM

15

meneruskan informasi kepada orang lain tentang rencana organisasi dan lain-

lain. Peran decisional, yaitu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah.

Uraian Tugas Karu

1. Perencanaan

Menunjukkan ketua tim dan bertugas diruangan masing-masing

Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya

Mengindentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi, dan

persiapan pulang bersama ketua tim

Mengindetifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas

dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan /

penjadwalan

Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

Mebgikuti visite dokter, untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,

tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan

dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan

Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan

Membimbing diskusi untuk pemecahan masalah

Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah

Memberikan informasi kepada pasien / keluarga yang baru masuk

Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latiahan diri

Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan

Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan RS

Ronde keperawatan, yaitu merupakan suatu metode yang dilakukan

dalam ruangan keperawatan oleh kepala ruangan, ketua tim, dan perawat

pelaksana

2. Pengorganisasian

Merumuskan metode penugasan yang digunakan

Merumuskan tujuan metode penugasan

Page 16: manajeman RSSM

16

Membuat rincian tugas katim dan anggota tim secara jelas

Membuat rentang kendali, karu membawahi 2 katim dan katim

membawahi 23 PP

Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan , membuat proses

dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll

Mengatur dan mengendalikan situasi tempat pratek

Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan

Mendelegasikan tugas saat karu tidak berada di tempat, kepada katim

Memberikan wewnang tata usaha untuk mengurus administrasi pasien

Mengatur penugasan jadwal pos dan prakarya

Identifkasi masalah dan cara penanganan

3. Pengarahan dan pengawasan

Pengarahan

Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada katim

Memnerikan pujian kepada anggota tim yang melaksankan tugas

yang baik

Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan keterampilan

dan sikap

Melibatkan bawahan sejak awal sampai akhir

Meninggalkan kolaborasi dengan anggota lain

Pengawasan

Melakukan komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung

dengan katim maupun pelaksanaan askep yang diberikan pasien

Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir katim,

membaca dan memeriksa intervensi serta semua dokumentasi,

mendengarkan laporan katim tentang pelaksanaan tugas

2.6.2 Ketua Tim

Ketua tim aalah seorang perawat yang bertugas mengepalai sekelompok

tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan

bertanggung jawab langsung kepada karu.

Page 17: manajeman RSSM

17

Tanggung Jawab Ketua Tim

Mengkaji klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat.

Pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinambungan, tanpa

melakukan surat terima tugas.

Mengkoordinasikan rencana perawat yang tepat waktu membimbing anggota

tim untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan

Meyakinkan semua evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan

keperawatan

Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung / laporan

anggota tim

Ketua tim harus memiliki kemampuan :

Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim

Menjadi kesulitan dalam asuhan keperawatan

Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien

Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien

Merevisi dan meyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien

Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun kerja

dari anggota tim

Menjadi guru dan pengajar

Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif

Uraian Tugas

1. Perencanaan

Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap

pergantian dinas

Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasrkan

ketergantungan klien

Menyusun rencana asuhan keperawatan meliputi pengkajian,

intervensi, dan kreteria evaluasi

Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep meliputi :

Page 18: manajeman RSSM

18

Menyiapkan format pencatatan

Menyiapkan alat untuk pemantauan pasien

Menyiapkan peralatan obat

Mengikuti visite dokter

Menilai hasl pengkajian kelompok da mendiskusikan

permasalahan yang ada

Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan antara

anggota tim

Memberikan pertolongan segera pada klien yang kedaruratan

Membuat lapoaran klien

Melakukan ronde keperawatan bersama dengan karu

Memberikan orientasi pada klien baru

2. Pengorganisasian

Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan

yaitu tercapainya proses askep sesuai dengan kondisi dan

ebutuhan klien secara profesioanal melalui pembagian kerja

yang tepat, pemanfaatan alat dan barang yang tersedia tanpa

menyimpang dari prinsip tindakan

Melakukan pembagian tugas bersama karu sesuai perencanaan

terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya

Pembagian tugas / kerja berdasarkan tingkat ketergantungan

klien dimna seorang perawat bertanggung jawab terhadap 2 – 3

orang klien dan saling bekerja sama dengan perawat lain serta

tidak mengabaikan klien yang bukan menjadi tanggung

jawabnya

Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim

Mendelegasika pelaksanaan proses asuhan keperawatan kepada

anggota kelompok dan pelimpahan wewenang yang meliputi

wewenang mengambil keputusan, wewenang dalam

Page 19: manajeman RSSM

19

menggunakan sumber daya seperti sama perawat, pasien

termasuk anggota pasien

Membuat rincian tugas meliputi :

Melaksnakan asuhan keperawatan sesuai rencana

Mendokumentasikan tindakan dan hasil yang telah

dilaksanakan

Membuat laporan keadaan klien dan asuhan keperawatan

Mengevaluasi hasil dan proses keperawatan yang telah

diberikan

Melaksanakan kerja sama dengan anggota tim lainnya

3. Pengarahan

Memberikan pengaraha tentang tugas stiap anggota tim dalam

waktu melakukan askep

Memberikan petunjuk kepada anggota tim alam melaksanakan

askep

Memberikan teguran, pengarahan pada anggota tim yang

melakukan tugas / berbuat kesalahan

Memberi pujian pada anggota tim yang melaksankan tugasnya

tepat sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip tindakan, rasional

sesuai dengan kebutuhan serta kondisi klien

4. Pengawasan

Melakukan komunikasi langsung terhadap pelaksana dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada klien

Melakukan supervise

Secara langsung melihat / mengawasi proses keperawatan

yang dilaksanakan oleh anggota

Secara tidak langsung melihat daftar perawat pelaksana,

membaca dan memeriksa caper, membaca catatan perawat

selama proses keperawatan, mendengarkan laporan secara

lisna dari anggota tim tugas yang dilkaukan

Page 20: manajeman RSSM

20

Melakukan evaluasi

Bersama karu mengevaluasi kegiatan dan laporan dari anggota

tim

Meningkatkan kemampuan analisa (pengetahuan) dan

kemampuan psikomotor serta sikap melalui diskusi dan

pengarahan

Mengevaluasi penampilan kerja perawat pelaksana dan askep

yang dilakukan oleh anggota tim

Mengecek dokumentasi setelah tindakan perawat yang dilakukan

2.6.3 Perawat Pelaksana

Perawat pelaksan adalah seorang tenga keperawatan yang diberi wewenang

untuk melaksnakan pelayanan asuhan keperawatan diruang rawat.

1. Tugas dan bertanggung jawab perawat pelaksana

Mengikuti serah terima klien dari dinas pagi, bersama perawat

primer sore dan malam

Mengikuti pre-comprence/post-comprence dengan perawat primer

Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer

tidak ada ditempatnya

Melakukan implementasi kepada klien berdasarkan rencana askep

yang telah dibuat oleh perawat primer

Melakukan evaluasai terhadap tindakan yang telah dilakukan

Melakukan pencatatan dan pelaoparan berdasarkan format

dokumentasi kepaerawatan yang ada di ruangan

Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic/laboratrium,

pengobatan dan tindakan

Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien/keluarga dengan

kalimat yang mudah dimengerti, bersikap sopan dan ramah tamah

Berperan serta dalam melakukan penyuluhan kesehatan pada klien

dan keluarga

Page 21: manajeman RSSM

21

Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang

rawat

Menyimpan, memelihara dan menyiapkan perawata yang

diperlukan sehingga siap pakai

Melakukan dinas roatasi sesuai dengan jadwal yang sudah di buat

oleh karu rawat

Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan

rawat.

Uraian tugas perawat pelaksana

a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses

keperawatan dengan proses kasih sayang

Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah klien

Melakasnakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana

Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan

Mencatat atau melaporkan semua tindakan keperawatan dan

respon klien pada cacatan keperawatan

b. Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab

Pemberian obat

Pemeriksaan laboratorium

Persiapan klien yang akan di operasi

c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, social, dan

spiritual dari klien

Memelihara kebersihan klien dan lingkungan

Penderitaan klien dengan member rasa aman, nyaman dan

ketenangan

Pendekatan dan komunikasi terapeutik

d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan

keperawatan dan pengobtan/diagnosis

Page 22: manajeman RSSM

22

e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan

dirinya

f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat/sakaratul maut

g. Membantu kepala ruangan dalam penatalaksnaan ruangan/pulang secara

administratif

Menyiapkan data klien baru meninggal/pulang misalnya :

menyediakan surat izin pulang, surat keterngan istirahat sakit,

petunjuk diet, resep obat untuk di rumah jika diperlukan, kartu

control, surat rujukan atau pemeriksaan ulang dll

Sensus harian/formulir

Rujukan harian/formulir

h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada di ruangan menurut

fungsinya supaya siap pakai

i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan

keindahan ruangan

j. Melakuka tugas pagi, sore, malam/hari libur secara bergantian sesuai

harian tugas

k. Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai dengan penyakitnya (PKMRS)

l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan atau

tulisan

m. Melatih pasien untuk melaksanakn tindakan perawatan di rumahny,

misalnya : perawat, dan melatih anggota gerak

n. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan seperti rodstool,

tongkat penyanggah, protesa.

2. Wewenang pelaksana

a. Membina informasi dan petunjuk pada atasan

b. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien atau keluarga pasien sesuai

kemapuan dan batas kewenangannya

3) Pengarahan (Directing)

Page 23: manajeman RSSM

23

Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan

dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adlah

pengorganisasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada

akhirnya akan bermuara pada melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan sebelumnya ( Marquis dan Huuton, 1998).

Pengarahan (directing) adalah suatu proses menggerakkan orang-

orang agar mau bekerjasama dengan ikhlas dan bersemangat dalam

mencapai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan dan

pengorganisasian yang telah disusun (Wijono,1997). Pengarahan juga

berkaitan dengan manajemen sumberdaya manusia yaitu : motivator,

manajemen konflik, pendelegasiaan, komunikasi dalam tim, dan

memfasilitasi kolaborasi antar anggota tim. Salah saru proses pengarahan

dalam keperawatan adlah serah terima tugas atau overran.

4) Pengendalian (Controlling)

Proses akhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan.

Fayol (1998) mendefinisikan control sebagai pemeriksaan apakah segala

sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi

yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan, yang bertujuan

untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar diperbaiki dan tidak

terjadi lagi.

Pengendalian (controlling) berhubungan erat dengan perencanaan

karena proses pngendalian mengacu pada tujuan dan perencanaan yang telah

dibuat. Terutama pengendalian dalam pendokumentasian pencatatan asuhan

keperawatan.

Menurut Mockler (1984), pengendalian menajemen adalah usaha

sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan

perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk

membandingkan prestasi yang sesungguhnya degan standar yang telah

ditetapkan. Pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan

Page 24: manajeman RSSM

24

bahwa aktivitas sebanarnya sesuai yang direncanakan dan berfungsi untuk

menjamin kualitas serta pengevaluasi penampilan, langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam pengendalian dan pengontrolan meliputi :

a. Menetapkan standard an menetapkan metode pengukuran prestasi

kerja

b. Melakukan pengukuran prestasi kerja

c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar

d. Mengambil tindakan korektif

Peralatan atau instrument dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk

menunjukkan standart yang telah dicapai. Audit merupakan pekerjaan yang

telah dilakukan, kategori audit terdiri dari :

a. Audit struktur

b. Audit proses

c. Audit hasil

Pada model MPKP kegiatan pengendalian diterapkan dalam bentuk

kegiatan pengukuran :

a. Indicator muti umum :

Perhitungan lam hari perawatan (BOR)

Penghitungan rata-rata lama rawat (ALOS)

Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi (TOI)

Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempat dari saat di isi ke saat terisi

kembali. Indicator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi

penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong 1-3 hari saja.

b. Indicator mutu rumah sakit :

Penghitungan pasien dengan Decubitus

Penghitungan pasien infeksi saluran kemih

Penghitungan pasien infeksi luka operasi

Penghitungan pasien infeksi luka infuse

c. Kondisi pasien :

Page 25: manajeman RSSM

25

Audit dokumentasi asuhan keperawatan

Survey masalah baru

Kepuasan pasien dan keluarga

Penilaian kemampuan pasien dan keluarga

d. Kondisi SDM :

Kepuasan tenaga kesehatan, perawat dan dokter

Penilaian kinerka perawat

Survey Masalah Keperawatan

Survey masalah keperawatan adalah survey maslah keperawatan dengan

standart NANDA untuk klien baru opname yang dilakukan selama satu periode

waktu tertentu (satu bulan).

Audit Dokumentasi Asuhan Keerawatan

Audit dokementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan megevaluasi

dokumen asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana.

Di MPKP audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada setiap status klien yang

telah pulang atau meninggal dan hasil audit di buat rekapan dalam satu bulan.

B. TIMBANG TERIMA (OVERRAN)

1. Pengertian Timbang Terima

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi

perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komnikasi yang

efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan liannya. Salah satu

bentuk komunikasi yang harus di tingkatkan efektivitasnya adlah saat

pergantian shift (timbang terima pasien).

Timbang terima pasien (overan) merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan

Page 26: manajeman RSSM

26

keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin

dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan

mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan / belum dan

perkembangan pasien saat itu. Informasi yang dismapaikan harus akurat

sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan

sempurna. Timbangan terima dilakukan oleh perawat primer (penanggung

jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis an lisan.

2. Manfaat Timbang Terima

a. Bagi Perawat

Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat

Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat

Pelaksnaan asuhan keperawatan yang berkesinambungan

Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna

b. Bagi Pasien

Klien bisa menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang

belum terungkap

c. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Timbang Terima

1. Dilaksnakan tepat pada saat pergantian shift

2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau pananggung jawab pasien

3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yng akan dinas

4. Hal-hal yang harus dilaporkan harus sesuai dengan kondisi klien

5. Adanya unsure bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab

C. RONDE KEPERAWATAN

1. Pengertian :

Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah

keperawatan klien yang dilaksanakan di samping pasien membahas dan melaksanakan

asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer dan atau

konsuler, kepala ruangan, perawat asociate yang melibatkan seluruh anggota tim. Adapun

kegiatan ini mempunyai karakteristik meliputi klien dilibatkan secara langsung, klien

Page 27: manajeman RSSM

27

merupakan fokus kegiatan, PA/PP dan konsuler melakukan diskusi, konsuler

mengfasilitasi kreatifitas dan konsuler membantu mengembangkan kemampuan PA dan

PP dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien

yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan

melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan

oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang

dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan

melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh

perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga

melibatkan seluruh anggota tim.

2. Karakteristik :

a. Klien dilibatkan secara langsung

b. Klien merupakan fokus kegiatan

c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama

d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas

e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat

primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

3. Tujuan :

a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis

b. Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari

masalah klien

c. Meningkatkan vadilitas data klien

d. Menilai kemampuan justifikasi

e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

f. Meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana perawatan.

Page 28: manajeman RSSM

28

1. Peran

a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)

Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk

memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :

1) Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien

2) Menjelaskan masalah keperawatan utama

3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan

4) Menjelaskan tindakan selanjtunya

5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

b. Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler

1) Memberikan justifikasi

2) Memberikan reinforcement

3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan

yang rasional

4) Mengarahkan dan koreksi

5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

2. Langkah-Langkah

Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai

berikut :

a. Pesiapan

1) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde

2) Pemberian informed consent kepada klien/keluarga

b. Pelaksanaan Ronde

1) Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan

difokuskan

Page 29: manajeman RSSM

29

2) Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah

dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan

3) Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana

tindakan yang akan dilakukan

4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan

ditetapkan

c. Pasca Ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menerapkan

tindakan yang perlu dilakukan

Langkah – langkah Ronde Keperawatan

D. KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Proses Komunikasi

Page 30: manajeman RSSM

30

Tappen (1995) mengemukakan pendapat bahwa komunikasi adalah

suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat, dan pemberian nasehat yang

terjadi antara dua orang atau lebih yang bekerja sama. Komunikasi juga

merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantar suatu seni

untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan cara yang mudah

sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan

pemberan pesan.

Pesan tersebut dapat berupa pesan verbal, tertulis, maupun non

verbal. Proses ini juga melibatkan suatu lingkungan internal dan eksternal, di

mana komunikasi dilaksanakan. Lingkungan internal meliputi: nilai-nilai,

kepercayaan, temperamen, dan tingkay stress pengirim dan penerima pesan,

sedangkan factor eksternal meliputi: keadadaan cuaca, suhu, faktor

kekuasaan, dan waktu. Kedua belah pihak antara penerima dan pengirim

pesan haris peka terhadap factor internal dan factor eksterna, seperti persepsi

dari komunikasi yang ditentukan oleh lingkungan eksternal yang ada.

2. Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan

Walaupun komunikasi dalam suatu organisasi adalah sangat komplek,

manajer harus dapat melaksanakan komunikasi melalui beberapa tahap

trsebut dibawah ini:

a. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman

tentang siapa yang akan terkena dampak dari pengambilan keputusan

yang telah dibuat. Jaringan komunikasi formal dan informal perlu

dibangun antara manajer dan staf

b. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, akan tetapi sebagi proses

yang tak terpisahkan dalam kebijakan orgnisasi. Jika bagian lainnya akan

terkena dampak akibat komunikasi, manajer harus berkonsultasi tentang

isi komunikasi dan meminta umpan balik dari orang yang komperen

sebelum melakukan suatu perubahan atau tindakan

c. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat. Dalam buku Nursalam

(2001) di tekankan bahwa prinsip komuniksi seorang perawat

Page 31: manajeman RSSM

31

prosfesional adalah CARE : complete, Acurate: Rapid, dan Engelish yang

artinya adlah sebagai berikut :

Cirri khas perawat professional di masa depan dalam memberikan

pelayanan keperawatan harus dapat berkomunikasi secara lengkap,

adekuat, dan cepat. Artinya setiap melakukan komunikasi ( lisan maupun

ulis ) dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya harus

memenuhi ketiga unsur di atas dengan di dukung suatu fakta yang

memadai. Profil perawat masa depan yang terpenting adalah mampu

berbicara dan menulis bahasa asing, minimal bahaa inggris. Hal ini di

maksudkan untuk mengantisipasi terjadinya persaingan /pasar bebas pada

abad ke-21 ini.

d. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat di terima

secara akurat. Salah satu cara untuk melakuknaya pada proses ini adalah

meminta penerima pesan untuk mengulangi pesan atau instruksi yang di

sampaikan.

e. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang penting bagi

manajer. Hal yang perlu di lakukan adalah menerima semua informasi

yang di sampaikan orang lain, dan menunjukan rasa menghargai dan ngin

tahu terhadap pesan yang di sampaikan.

3. Model Komunikasi

1. Komunikasi tertulis

Komunikasi tertulis adalah bagian terpenting dalam organisasi. Dalam

mencapai setiap kebutuhan individu/staf, setiap organisasi telah

mengembangkan metode penulisan dalam mengkomunikasikan pelaksanaan

pengelolaan, miasalnya publikasi peerusahaan, surat-menyurat ke staf,

pembayaran dan jurnal. Manajer harus terlibat dalam komunikasi tertulis,

khususnya kepada stafnya.

2. Komunikasi Secara Langsung

Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan

baik secara formal maupun informal. Mereka harus melakukan komunikasi

Page 32: manajeman RSSM

32

secara verbal saat pertemuan formal, baik kepada individu dalam kelompok

dan presentasi secara formal.

Tujuan komuniksai verbal adalah “assertiveness”. Perilakun asertif adalah

suatu cara komunikasi yang memberikan kesempatanj individun untuk

mengekspresikan perasaannya secara langsung, jujur, dan dengan cara yang

sesuai tanpa menyinggung perasaan orang lain yang diajak berkomunikasi.

Hal yang harus di hindari pada komunikasi secara asertif adalah pasif dan

agresif, khususnya agresif yang tidak langsung. Komunikasi pasif terjadi jika

individu tidak tertarik terhadap topik atau hanya engganm berkomunikasi,

sedangkan komunikiasi agresif terjadi jika individu merasa superior terhadap

topik yag dibicarakan.

3. Komunikasi non-verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan ekpresi

wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh. Menurut Arnold dan boggs(1989),

karena komunikasi nonverbal meliputi kompenen emosi terhadap pesan yang

diterima atau disampaikan, maka komunikasi nonverbal lebih mangandung

arti yang signifikan dibandingkan komunuikasi verbal. Tetapi akan menjadi

sesuatu yang membahayakan jika komunikasi nonverbal disalahartikan tanpa

adanya penjelasan secara verbal.

Dibawah ini adalah kunci bagian komunikaso nonverbal yang dapat

terjadi tanpa atau dengan komunikasi verbal :

Lingkungan

Pakaian

Kontak mata

Postur tubuh dan gesture

Ekspresi wajah

Suara; intonasi, volume, dan refleksi

4. Komunikasi Via Telepon

Page 33: manajeman RSSM

33

Pada era milenium ini, manajer sangat tergantung melakukan komunikasi

menggunakan telepon. Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut,

memungkinkan manajer untuk merespon setiap perkembangan dan masalah

dalam organisasi. Oleh karena itu, untuk menjaga citra organisasi, manajer,

dan semua staf harus belajar dan sopan serta menghargai setiap menjawab

telepon. Jika orang lain harus menunggu untuk berbicara, maka waktu yang

diperlukan harus singkat untuk menghindari kesan yang negatif.

Tahapan proses komunikasi kelompok yaitu :

Sumber Komunikasi: Langkah-langkah antara satu sumber dan penerima yang

menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna.

Pengkodean (encoding): Mengubah satu pesan komunikasi menjadi bentuk

simbolik. Empat kondisi yang mempengaruhi pesan terkode, yaitu keterampilan,

sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budaya.

Pesan (Apa yang dikomunikasikan): Dipengaruhi oleh kode/kelompok symbol yang

kita gunakan untuk mentransfer makna, isi dari pesan itu sendiri dan keputusan yang

kita ambil dalam memilih dan menata baik kode maupun isi.

Saluran (channel): Medium lewat mana suatu pesan komunikasi berjalan. Medium

dipilih oleh sumber, yang harus menentukan saluran mana yang formal dan

informal.

Pendekodean: Penerjemah ulang pesan komunikasi seorang pengirim. Penerima

merupakan sasaran arah pesan itu tapi sebelum pesan dapat di terima, simbol-simbol

harus di terjemahkan kedalam suatu ragam yang dapat dipahami oleh si penerima.

Penerima

Umpan Balik: Tautan akhir dalam proses komunikasi, mengembalikan pesan

kedalam sistem guna memeriksa kesalah pahaman, umpan balik merupakan suatu

penentu apakah pesan itu telah dipahami. (Stephen Robbins, Perilaku Organisasi,

hal. 6-7)

Kegiatan Perawat yang memerlukan komunikasi adalah :

Komunikasi saat timbang terima: Komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien

terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi dan yang belum, serta respon pasien

yang terjadi.

Page 34: manajeman RSSM

34

Interview/Anamnese: Komunikasi dengan tujuan untuk memperoleh data tentang

keadaan klien yang akan dipergunakan dalam mendukung masalah yang dihadapi

pasien dan melaksanakan tindakan dengan akurat. Anamnese ini bisa dengan pasien,

keuarga, dokter dan tim lainnya.

Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat dalam komunikasi ini

Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat. Ciptakan

suasana yang hangat dan kekeluargaan

Hindari interupsi

Hindari respon dengan kata hanya ya dan tidak (perawat kurang tertarik

degan topik yang dibicarakan)

Jangan memonopoli pembicaraan

Hindari hambatan personal (Jika perawat menunjukan rasa tidak senang

pada klien, maka hasil yang didapat tidak optimal.

Komunikasi melalui komputer: Melalui komputer, informasi-informasi terbaru dapat

cepat didapatkan dengan menggunakan internet bila perawat mengalami kesulitan

dalam menangani masalah klien.

Komunikasi tentang kerahasiaan: Pasien yang masuk menyerahkan rahasia dan rasa

percaya kepada Institusi. Oleh karena itu perawat harus berusaha menjaga dengan

baik.

Komunikasi melalui sentuhan: Metode ini merupakan metode dalam mendekatkan

hubungan antara pasien dan perawat. Sentuhan yang diberikan oleh perawat juga

dapat sebagai terapi pagi pasien, khususnya pasien dengan depresi, kecemasan dan

kebingungan, dalam mengambil suatu keputusan.

Dokumentasi sebagai alat komunikasi: Ketrampilan dokumentasi yang efektif

memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan

lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang dan akan dikerjakan oleh perawat.

Komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya: Komunikasi yang baik akan

meningkatkan hubungan profesional antar perawat dan tim kesehatan lainnya :

dokter, ahli gizi, fisioterapi, dll.(Doc Stoc, Komunikasi dalam Manajemen

Keperawatan, 23-12-2009).

Page 35: manajeman RSSM

35

Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan

Walaupun komunikasi dalam suatu organisasi adalah sangat kompleks, manajer harus

dapat melaksanakan komunikasi melalui beberapa tahap tersebut dibawah ini antara lain:

Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa

yang akan terkena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat.

Komunikasi bukan hanya sebagai perantara akan tetapi sebagai bagian proses yang

tak terpisahkan dalam kebijaksanaan organisasi.

Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.

Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima secara

akurat.

Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang penting bagi manajer.

Page 36: manajeman RSSM

36

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL

1. Profil/Gambaran Umum Ruang Keperawatan wisma Banowati W9 Rumah Sakit

Prof. dr. Soeroyo

Terletak di dibelakang ruang kep.P13,samping kiri ruangan W10 dan samping

kanan jalan menuju rehabilitasi dan belakangnya W6.dan di ruangan wisma Banowati

terdapat perawat berjumlah 11 orang, dimana diruangan ini perawat perempuan

semua dengan tingkat pendidikan D3 perawat 9 orang, S1 keperawatan 2 orang, dan

dirungan ini juga dibantu dengan tenaga kesehatan professional yang lain nya yaitu 1

psikiatri ,1 dokter umum dan 1 psikolog dan dengan status pekerjaan PNS 13 orang

dan non PNS 2 orang. Dimana pasien yang terdapat di ruangan wisma banowati

sebanyak 25 pasien,adapun gangguan jiwa yang terdapat di ruangan wisma banowati

w9 adalah hallusinasai ,waham ,isolasi sosial, PK.

Di ruang w9 Wisma Banowati juga terdapat ruang perawat, ruang pemeriksaan

kesehatan, ruang pasien, ruang makan, kamar mandi pasien, kamar kecil

pasien,dibelakang tempat cuci piring, serta ruangan yang dilengakapi dengan TV

sekaligus ruangan makan, ruangan untuk penkes keluarga dan pasien agar dapat

mendiskusi kasus klien, teras depan untuk ruangan berkunjung keluarga pasien.

Page 37: manajeman RSSM

37

2.Struktur Organisasi wisma banowati

STRUKTUR ORGANISASI

WISMA BANOWATI

Ketua tim

Suryant Amki

Ketua tim II

Hj. Siti uswatun H S.kep

Perawat pelaksana

1. Markamah

2. Sri susilowati,Amk

3. Sih winarni,Amk

4. Soehariyadiningsih,Amk

5. Indah susilowati, S.kep

6. Dian Citra S.kep

Perawat pelaksana

1. Supriyati,Amk

2. Lastriyati, Amk

3. Suswati P, Amk

4. Wahyu chonifah, Amk

Ka. Instalansi Rawat Inap Jiwa

Ka. Instalansi Rawat Inap Wanita

Kepala wisma

Sri Hartuti S.kep

Page 38: manajeman RSSM

38

Magelang , 23 juni 2010

DIREKTUR UTAMA

Dr. Bella Patrianay Spk

Nip : 19610226 198902 1 001

3.Metode MPKP yang digunakan

Metode yang yang digunakan dalam ruangan Wisma Bamowati(W9) adalah

metode tim dimana terdiri dari anggota yang berbeda dalam memberikan askep

terhadap pasien ,dimana dalam 1 tim terdiri dari 6-7 orang,dan dari tim itu dibagi

menjadi 2-3 yang terdiri dari tenaga professional dan teknikal pembantu dalam grup

kecil yang saling membantu dan saling tukar pikiran dalam pemberian askep pada

pasien.

Daftar team parawatan bangsal WIX

Team 1 = Surjanti Amk Pengelola

1. Isngati Subrianti Amk

2. Puji astute Sri susilawati Amk

3. Esa sri afiah Sih winarni Amk

4. Sarilah Soehariyadiningsih Amk

5. Nur utami Dian citra P S.kep

6. Marwati Malia agustina Amk

Page 39: manajeman RSSM

39

7. Siti qoriah Surjanti Amk

8. Nurkhasanah Sri susilawati Amk

9. Siti fatinah Sih winarni Amk

10. Satiti K Sih winarni Amk

11. Sri dadi Soehariyadiningsih Amk

12. Supriyatun Dian Citra P S.kep

13. Sri suparyani Maria agustina Amk

Team II= Hj. Siti Uswatun H S.kep Pengelola

1. Darmi Hj seuswatun S.kep

2. Sri ningsih Supriyanti Amk

3. Fatonah Lastriyanti Amk

4. Zulaidah Suswati Amk

5. Poniyem Faridatul S.kep

6. Tri wahyuni Wahyu K, Amk

7. Supriyanti Hj.seuswatun S.kep

8. Istiyah Supriyati Amk

9. Suprmi Lastriyati, Amk

10. Sukirah Suswati, Amk

11. Paryati Falidatul S.kep

12. Hululul wafizah Wahyu K, Amk

4.tugas dan fungsi

1. Karu

Tugas dan Fungsi Karu:

a. Perencanaan

dimana Karu yang menentukan/menunjuk ketua

tim,mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya

mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien ,jumlah

perawat yang dibutuhkan

Page 40: manajeman RSSM

40

,merencanakan strategi pelaksana perawat dan mengikuti

visit dokter,untuk mengetahui kondisi,

patofisiologi dan tindakan medis yang dilaku dan

mengkonsultasikan tindakan yang baru diberikan pada

pasien .

b.Pengorganisasian

Dimana Karu yang merumuskan Metode penugasan yang

digunakan

tujuan metode penugasan ,membuat rincian tugas katim dan

anggota tim secara jelas

,membuat rentang kendali,karu membawahi 2 katim dan setiap

katim membawahi 5-6 PP

Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan , membuat

proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dll.

c.Pengarahan dan Pengawasan

Dimana karu Memberikan pengarahan tentang penugasan

kepada katim

Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksankan

tugas yang baik,Memberikan motivasi dalam peningkatan

pengetahuan keterampilan dan sikap

Melibatkan bawahan sejak awal sampai akhir,Meninggalkan

kolaborasi dengan anggota lain ,

Melakukan komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi

langsung dengan katim maupun pelaksanaan askep yang

diberikan pasien

Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir

katim, membaca dan memeriksa intervensi serta semua

Page 41: manajeman RSSM

41

dokumentasi, mendengarkan laporan katim tentang

pelaksanaan tugas

2. Katim

Perencanaan

Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap

pergantian dinas

Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasarkan

ketergantungan klien

Menyusun rencana asuhan keperawatan meliputi pengkajian,

intervensi, dan kreteria evaluasi

Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep meliputi :

Menyiapkan format pencatatan

Menyiapkan alat untuk pemantauan pasien

Menyiapkan peralatan obat

Mengikuti visite dokter

Menilai hasil pengkajian kelompok dan mendiskusikan

permasalahan yang ada

Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan antara

anggota tim

Memberikan pertolongan segera pada klien yang kedaruratan

Membuat lapoaran klien

Melakukan ronde keperawatan bersama dengan karu

Memberikan orientasi pada klien baru

Pengorganisasian

Merumuskan tujuan dari pengorganisasian tim keperawatan

yaitu tercapainya proses askep sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan klien secara profesioanal melalui pembagian kerja

Page 42: manajeman RSSM

42

yang tepat, pemanfaatan alat dan barang yang tersedia tanpa

menyimpang dari prinsip tindakan

Melakukan pembagian tugas bersama karu sesuai perencanaan

terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya

Pembagian tugas / kerja berdasarkan tingkat ketergantungan

klien dimana seorang perawat bertanggung jawab terhadap 2 – 3

orang klien dan saling bekerja sama dengan perawat lain serta

tidak mengabaikan klien yang bukan menjadi tanggung

jawabnya

Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim

Mendelegasika pelaksanaan proses asuhan keperawatan kepada

anggota kelompok dan pelimpahan wewenang yang meliputi

wewenang mengambil keputusan, wewenang dalam

menggunakan sumber daya seperti sama perawat, pasien

termasuk anggota pasien

Membuat rincian tugas meliputi :

Melaksnakan asuhan keperawatan sesuai rencana

Mendokumentasikan tindakan dan hasil yang telah

dilaksanakan

Membuat laporan keadaan klien dan asuhan keperawatan

Mengevaluasi hasil dan proses keperawatan yang telah

diberikan

Melaksanakan kerja sama dengan anggota tim lainnya

Pengarahan

Memberikan pengaraha tentang tugas stiap anggota tim dalam waktu

melakukan askep

Memberikan petunjuk kepada anggota tim alam melaksanakan askep

Memberikan teguran, pengarahan pada anggota tim yang melakukan

tugas / berbuat kesalahan

Page 43: manajeman RSSM

43

Memberi pujian pada anggota tim yang melaksankan tugasnya tepat

sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip tindakan, rasional sesuai dengan

kebutuhan serta kondisi klien

Pengawasan

Melakukan komunikasi langsung terhadap pelaksana dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada klien

Melakukan supervise

Secara langsung melihat / mengawasi proses keperawatan

yang dilaksanakan oleh anggota

Secara tidak langsung melihat daftar perawat pelaksana,

membaca dan memeriksa caper, membaca catatan perawat

selama proses keperawatan, mendengarkan laporan secara

lisna dari anggota tim tugas yang dilkaukan

Melakukan evaluasi

Bersama karu mengevaluasi kegiatan dan laporan dari anggota

tim

Meningkatkan kemampuan analisa (pengetahuan) dan

kemampuan psikomotor serta sikap melalui diskusi dan

pengarahan

Mengevaluasi penampilan kerja perawat pelaksana dan askep

yang dilakukan oleh anggota tim

Mengecek dokumentasi setelah tindakan perawat yang dilakukan

3. PP(Perawat pelaksana)

1. Uraian tugas perawat pelaksanaMemberikan pelayanan keperawatan

secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan proses kasih

sayang Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah klien

Page 44: manajeman RSSM

44

Melakasnakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana

Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan

Mencatat atau melaporkan semua tindakan keperawatan dan

respon klien pada cacatan keperawatanMelaksanakan program

medis dengan penuh tanggung jawab

Pemberian obat

Pemeriksaan laboratorium

Persiapan klien yang akan di operasi

2 Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, social, dan

spiritual dari klien

Memelihara kebersihan klien dan lingkungan

Penderitaan klien dengan member rasa aman, nyaman dan

ketenangan

Pendekatan dan komunikasi terapeutik

3 Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi

tindakan keperawatan dan pengobtan/diagnosis

4 Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan

dirinya

5 Memberikan pertolongan segera pada klien gawat/sakaratul maut

6 Membantu kepala ruangan dalam penatalaksnaan ruangan/pulang secara

administrative

Menyiapkan data klien baru meninggal/pulang misalnya :

menyediakan surat izin pulang, surat keterngan istirahat sakit,

petunjuk diet, resep obat untuk di rumah jika diperlukan, kartu

control, surat rujukan atau pemeriksaan ulang dll

Sensus harian/formulir

Rujukan harian/formulir

Page 45: manajeman RSSM

45

7 Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan

keindahan ruangan

8 Melakuka tugas pagi, sore, malam/hari libur secara bergantian sesuai

harian tugas

9 Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai dengan penyakitnya

(PKMRS)

10 Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan

atau tulisan

11 Melatih pasien untuk melaksanakn tindakan perawatan di rumahnya,

misalnya : merawat, dan melatih anggota gerak

12 Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan seperti

rodstool, tongkat penyanggah, protesa.

5.Pelaksanaan Timbang Overan

Pelaksanaan timbangan overan dilakukan pada pada pertukaran shif baik itu

pada shif malam-pagi yang dilaksana kan pada jam 07.00 , shif pagi –siang dilakukan

pada jam 14.00 dan overan dilakukan pada shif siang-malam yang dilakukan pada

jam 20.00 dan itu dilakukan rutin untuk hari-hari seterusnya.

6.Pelaksanaan Komunikasi Therapeutik

Model Komunikasi yang digunakan di rumah sakit jiwa Prpf.Dr. Soeroyo

magelang antara lain sebagai berikut :

Komunikasi tertulis: Komunikasi tertulis adalah bagian yang penting dalam

organisasi. Dalam mencapai setiap kebutuhan individu/staf, setiap organisasi telah

mengembangkan metode penulisan dalam mengkomunikasikan pelaksanaan

pengelolaan, misalnya publikasi perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran,

dan jurnal.

Komunikasi secara langsung: Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal

kepada atasan dan bawahan baik secara formal maupun informal.

Komunikasi non-verbal: Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan

menggunakan ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh atau “ body language”

.

Page 46: manajeman RSSM

46

Komunikasi via telepon : Pada era milinium ini, manajer sangat tergantung

melakukan komunikasi menggunakan telpon. Dengan kemudahan sarana

komunikasi tersebut, memungkinkan manajer untuk merespons setiap

perkembangan dan masalah dalam organisasi.

B.PEMBAHASAN

1. Pembahasan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan di ruang perawat Wisma Banowati Rumah

Sakit Jiwa Prof.Dr.Soeroyo Magelang adalah :

07.00 Overan dinas,

pre conference,

Membimbing makan dan memberi obat,

Membimbing membersihkan ruangan.

08.00 Interaksi

09.00 TAK

10.00 Interaksi

11.00 Pendokumentasian

12.00 Post conference

12.30 Membimbing makan dan memberi obat

Membimbing membersihkan ruangan

14.00 Operan

14.30 Mengobservasi kondisi klien

15.00 Interaksi

16.00 Bimbingan ADL dan bimbingan spiritual

17.00 Bimbingan makan dan minum obat

Bimbingan membersihkan ruangan

18.00 Membimbing sholat isya

Pendokumentasian

Page 47: manajeman RSSM

47

20.30 Operan

22.00 Mengobservasi kondisi klien

05.00 Membimbing sholat shubuh

Membimbing kebutuhan personal hygien

06.00 Menyiapkan alat makan

Pendokumentasian

Metode MPKP yang digunakan di ruang Wisma banowati adalah Metode

keperawatan yang menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam

memberikan askep terhadap pasien. Perawat dibagi menjadi 2-3 yang terdiri dari tenaga

professional teknikal pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu dengan

jumlah 6-7 orang dalam satu tim.

Adapun rencana dalam sistem overran yaitu kedua kelompok shift dalam keadaan sudah

siap. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang

disampaikannya. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab

shift yang selanjutnya meliputi :Kondisi atau keadaan klien secara umum, Tindak lanjut untuk

dinas yang menerima operan dan Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.

Timbang terima ruang keperawatan Wisma Banowati ini dilaksanakan setiap

penggantian shift/operan dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang

terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,

rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu

dilimpahkan. Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan pada

masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih

prioritas yang perlu didiskusikan.

Komunikasi terapheutik yang digunakan di Wisma Banowati adalah Komunikasi

Tertulis yang dalam mengkomunikasikan pelaksanaan pengelolaan, misalnya publikasi

perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnal. Kepala Ruangan juga selalu

mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik secara formal maupun informal

dan komunikasi non-verbal dengan menggunakan ekspresi wajah gerakan tubuh, dan sikap

tubuh. Serta menggunakan komunikasi via telepon dimana kepala ruangan sangat tergantung

melakukan komunikasi menggunakan telpon. Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut,

Page 48: manajeman RSSM

48

memungkinkan kepala ruangan untuk merespons setiap perkembangan dan masalah dalam

organisasi.

2. Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan yg diambil dari huruf depan kata Strength, Weakness,

Opportunity dan Threat, yg dalam bahasa Indonesia mudahnya diartikan sbg Kekuatan,

Kelemahan, Peluang dan Ancaman.

Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yg paling dasar, yg

berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya

adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari

peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.

ANALISA SWOT

S ( kekuatan ) W ( kelemahan ) O

(kesempatan)

T ( hambatan )

1 Pendidikan Adanya ruang khusus

untuk praktikan yang

dilengkapi dengan

buku-buku yang

berhubungan dengan

keperawatan jiwa

Rasio CI dengan

peserta didik

kadang-kadang

tidak memadai

Rumah sakit

jiwa prof. Dr.

Soeroyo

merupakan

rumah sakit

rujukan

tertinggi dan

rumah sakit

tertua di

Indonesia

Kurikulum

pendidikan yang

membuat

distribusi

praktikan

menumpuk di

ruangan

diwaktu-waktu

tertentu

2. Nutrisi Makanan datang pada

waktu yang relatif

Makanan

disajikan dengan

Adanya

mahasiswa

Pasien yang

mengkosumsi

Page 49: manajeman RSSM

49

sama setiap harinya ketentuan RS

Pengawasan

terhadap makanan

yang dikonsumsi

pasien dari luar

masih kurang,

kecuali jika pasien

yang menanyakan

keperawatan

di ruangan

dapat

membantu

mengawasi

pemenuhan

kebutuhan

nutrisi klien

makanan dari

luar

3. Istirahat dan

tidur

Adanya peraturan dan

tata tertib tentang

jumlah dan waktu

berkunjung

Masih adanya

keluarga pasien

yang berkunjung

pada jam-jam

istirahat

Adanya

mahasiswa

keperawatan

di ruangan

dan keluarga

dapat

membantu

pemenuhan

kebutuhan

istirahat dan

tidur pasien

Kondisi penyakit

dan efek

samping obat

mengakibatkan

pasien sulit

untuk tidur

seperti sesak

napas dan batuk

4. Personal

hygiene

Perawat mengajarkan

keluarga dan pasien

tentang tata cara

personal hygiene

Masih kurangnya

kesadaran

keluarga untuk

melakukan

personal

higiene ,dan masih

kurangnya

keinginan

praktikan untuk

belajar melakukan

personal

hygiene ,hal ini

terlihat dari

Adanya

praktikan

yang praktek

di ruang

perawatan

Masih

kurangnya

tingkat

pengetahuan

pasien tentang

pentingnya

personal hygiene

Page 50: manajeman RSSM

50

kondisi klien

5. Keamanan

dan

kenyamanan

Lingkungan yang

dibersihkan 3 kali

sehari

Adanya pembersihan

besar-besaran setiap

bulannya

kurang terjamin

karena adanya

pasien yang ingin

kabur

Adanya

mahasiswa

keperawatan

di ruangan

dan keluarga

dapat

membantu

menjaga

keamanan

dan

kenyamanan

klien

Tidak adanya

satpam di

ruangan

keperawatan

6. Manajemen

unit

Lingkungan

kerja

Fisik

Adanya ruangan

pemeriksaan, ruang

perawat, kamar mandi

perawat, kamar mandi

pasien dan ruangan

yang di lengakapi

dengan TV dan Radio

Adanya beberapa

ruangan yang

tidak terpakai dan

memerlukan

pembenahan agar

tertata lebih rapi

dan baik.

Adanya

cleaning

service

Kurangnya

tenaga CS

Page 51: manajeman RSSM

51

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Metode MPKP yang digunakan di ruang Wisma Banowati adalah Metode

keperawatan yang menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda

dalam memberikan askep terhadap pasien. Perawat dibagi menjadi 2-3 yang terdiri

dari tenaga professional teknikal pembantu dalam satu grup kecil yang saling

membantu dengan jumlah 6-7 orang dalam satu tim

Timbang terima ruang keperawatan Wisma Banowati ini dilaksanakan setiap

penggantian shift/operan dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan

timbang terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah

keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal

penting lainnya yang perlu dilimpahkan. Penjelasan tentang klien oleh perawat dalam hal

ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau

telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

Komunikasi terapheutik yang digunakan di Wisma Banowati adalah Komunikasi

Tertulis yang dalam mengkomunikasikan pelaksanaan pengelolaan, misalnya publikasi

perusahaan, surat menyurat ke staf, pembayaran, dan jurnal. Kepala Ruangan juga selalu

mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan baik secara formal maupun

informal dan komunikasi non-verbal dengan menggunakan ekspresi wajah gerakan tubuh,

dan sikap tubuh. Serta menggunakan komunikasi via telepon dimana kepala ruangan

sangat tergantung melakukan komunikasi menggunakan telpon. Dengan kemudahan

sarana komunikasi tersebut, memungkinkan kepala ruangan untuk merespons setiap

perkembangan dan masalah dalam organisasi

B. SARAN

Page 52: manajeman RSSM

52

Demi tercapainya suatu keberhasilan mencapai usaha yang maksimal untuk

penyempurnaan Laporan Preklinik Manajemen Keperawatan, maka diharapkan agar

Mahasiswa serta Dosen dapat berpartisipasi dan memberikan saran dari semua kalangan

pendidikan untuk menuju hasil yang lebih baik sangat penulis harapkan sehingga

penyempurnaan laporan ini dapat kita rasakan bersama manfaatnya. Amin !!!

DAFTAR PUSTAKA

Swansburg. R.C. 2000 Pengantar Kepemimpinan dan manajemen keperawatan

untuk perawat klinis. Terjemahan. Jakarta; EGC

Nursalam, Mnurs (Honours). 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam

Praktik keperawatan ProfesionalI; Salemba Medika.

Modul model keperawatan profesional jiwa (MPKP jiwa) oleh : Tim MPKP

http//:w ww .iklimmo tivas id ala mpraktekk eperaw at an.com

http//:ww w .perananiklim motiv as idala mM PK P.com

http//:ww w .penerapanM P K P dalamikli mmot ivas i.com

http://as-kep.blogspot.com/2009/04/pre-dan-post-conference.html

http://blog-indonesia.com/blog-archive-12361-28.html

Page 53: manajeman RSSM

53