management wisata budaya

102
MANAGEMENT WISATA BUDAYA Penerbit Unesa University Press

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

i

MANAGEMENT WISATA

BUDAYA

Penerbit

Unesa University Press

Page 2: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

ii

MANAGEMENT WISATA BUDAYA

Diterbitkan Oleh

UNESA UNIVERSITY PRESS

Anggota IKAPI No. 060/JTI/97

Anggota APPTI No. 133/KTA/APPTI/X/2015

Kampus Unesa Ketintang

Gedung C-15 Surabaya

Telp. 031 – 8288598; 8280009 ext. 109

Fax. 031 – 8288598

Email : [email protected]

[email protected]

vi,96 hal., Illus, 15,5 x 23

ISBN : 978-602-449-476-6

copyright © 2020 Unesa University Press

All right reserved

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang dilarang mengutip atau

memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun baik

cetak, fotoprint, microfilm, dan sebagainya, tanpa izin tertulis dari penerbit

Page 3: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

kkarena atas rahmat dan karunia-Nya kami bisa menyelesaikan buku

ajar untuk mata kuliah Management Wisata Budaya.

Kesuksesan belajar berawal dari kemauan dan ditunjang oleh

berbagai sarana, salah satu diantaranya adalah buku. Harapan kami,

buku ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami mengenai

bagaimana mengembangkan wisata budaya di Indonesia.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam pembuatan buku ajar ini. Kritik dan

saran sangat kami harapkan untuk perbaikan buku ini di masa yang

akan datang.

Surabaya, 12 November 2019

Penulis

Page 4: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

iv

Page 5: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................... v

BAB 1 PARIWISATA .................................................................. 1

A. Apa itu pariwisata ............................................................... 3

B. Faktor-faktor Yang memotivasi Orang Untuk Berpergian . 4

C. Jenis Pariwisata .................................................................. 5

Rangkuman ............................................................................... 9

Latihan Soal .............................................................................. 10

BAB 2 SEJARAH PARIWISATA DI INDONESIA ................. 11

A. Masa Kolonial .................................................................... 13

B. Subsidi dan keuangan ......................................................... 16

C. Promosi Turisme Di Hindia Belanda ................................. 18

D. Hotel Dan Transportasi ...................................................... 24

Rangkuman ............................................................................... 26

Latihan Soal .............................................................................. 26

BAB 3 KEBIJAKAN&PERATURAN PARIWISATA DI

INDONESIA ..................................................................... 27

A. Perundang-undangan RI Mengenai Pariwisata .................. 29

B. Peran Negara Dalam Meningkatkan Pariwisata ................. 31

C. Fungsi dan Tugas Organisasi Pariwisata ............................ 34

D. Unsur Pokok Dalam Industri Pariwisata ............................ 34

Page 6: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

vi

E. Syarat Penentuan Tujuan Pariwisata .................................. 38

F. 5 Hal Yang Harus Dipersiapkan ......................................... 38

Rangkuman ............................................................................... 40

Latihan Soal .............................................................................. 41

BAB 4 WISATA BUDAYA ............................................................ 42

A. Pengertian ........................................................................... 45

B. Pengelolaan Administrasi Pariwisata Budaya .................... 48

C. Obyek Pada Wisata Budaya ............................................... 51

D. Kelebihan Wisata Budaya .................................................. 53

Rangkuman ............................................................................... 58

Latihan Soal .............................................................................. 59

BAB 5 Wisata Budaya Di Bali ....................................................... 60

A. Kondisi Geografis,Sosial, Dan Budaya Bali ......................... 63

B. Pengelolaan Administrasi Pariwisata Budaya ...................... 72

C. Keunggulan Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata ................. 74

Rangkuman ....................................................................................... 89

Latihan Soal ...................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 91

GLOSARIUM .................................................................................. 94

Page 7: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

1

Pariwisata

“The World is a Book and Those Who Do Not Travel Read Only a

Page.”

- Saint Augustine.

Orang-orang bepergian karena berbagai alasan: untuk melarikan

diri, menjelajahi, memahami, dan berpartisipasi. Tetapi inti dari

pengalaman terletak pada tujuan - tempat yang memberikan sesuatu

kepada wisatawan untuk disimpan selamanya dan berbagi dengan

orang lain. Pariwisata ternyata menjadi pendorong ekonomi yang

berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi banyak negara selama

beberapa dekade terakhir. Orang melihat liburan sebagai kebutuhan,

dan bukan sebagai kemewahan dalam skenario saat ini. Pariwisata

menyerukan koordinasi dan kerja sama antara agen perjalanan,

operator wisata, dan wisatawan. Pariwisata memiliki beberapa elemen

utama - tujuan, atraksi, situs, akomodasi, dan semua layanan tambahan.

Industri pariwisata sangat berkembang di abad ke-21 karena

mewakili 9,2% dari PDB dunia dan 235 juta orang dipekerjakan dalam

industri ini (WTTC 2010). Ini menunjukkan bahwa pariwisata adalah

salah satu sektor ekonomi utama di dunia. Di Bab ini tersaji uraian

materi, rangkuman, dan latihan soal. Setelah Anda mempelajari

keseluruhan isi Bab 1 diharapkan Anda memiliki kompetensi berupa

kemampuan :

BAB 1

Page 8: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

2

1. Memahami pengertian pariwisata

2. Menganalisis Jenis-jenis pariwisata

3. Menganalisis Faktor-faktor yang mempengaruhi pariwisata

4. Mengdentifikasi Permintaan Pariwisata

Aktivitas belajar yang Anda lakukan agar berhasil mencapai

kompetensi tersebut adalah

a. Bacalah dengan cermat bagian uraian materi.

b. Bacalah bagian demi bagian dan temukan kata kunci (konsep).

c. Diskusikan bersama teman sejawat dan dosen konsep yang Anda

temukan.

d. Bacalah rangkuman

e. Kerjakan latihan soal sebagai refleksi kemampuan Anda memahami

Bab 1

Pariwisata didefinisikan sebagai setiap perjalanan yang jauh dari

tempat kerja dan tempat tinggal dan mencakup lebih dari sekadar

perjalanan, karena mencakup berbagai alasan, seperti bisnis, festival,

kesehatan, pendidikan, dan agama.

Uraian Materi

Page 9: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

3

Apa itu Pariwisata?

Mathieson and Wall (1982) mendefinisikan pariwisata sebagai

berikut:

"Pergerakan sementara orang ke tujuan di luar tempat

kerja dan tempat tinggal mereka yang biasa, kegiatan yang

dilakukan selama mereka tinggal di tujuan itu, dan fasilitas

yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka."

Pada awalnya pariwisata bersifat tradisional, dengan maksud hanya

bertujuan untuk pergi jauh dari tempat tinggal. Dengan evolusi budaya,

ekonomi, dan pengetahuan, pariwisata mengambil bentuk berbeda yang

disebut pariwisata modern dengan aspek tur yang terencana, tujuan

yang dipelajari dengan baik, dan tujuan tertentu.

Gambar 1: Taj Mahal

Definisi yang lebih luas ini sedikit dirumuskan ulang pada

International Conference on Leisure Recreation Tourism yang

diselenggarakan oleh Worldwide Network of Tourism Experts (AIEST)

dan Masyarakat Pariwisata di Cardiff, pada tahun 1981. Yang

mendifinisikan pengertian dari pariwisata :

Page 10: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

4

“Pariwisata dapat didefinisikan dalam istilah kegiatan

tertentu, dipilih berdasarkan pilihan, dan dilakukan di luar

lingkungan rumah.”.

Pada tahun 1991, United Nations World Tourism Organisation,

menyatakan bahwa

“Pariwisata terdiri dari kegiatan orang yang bepergian ke

dan, tinggal di tempat-tempat di luar lingkungan mereka

yang biasa selama tidak lebih dari satu tahun berturut-turut

untuk liburan, bisnis atau keperluan lainnya ”.

Karakteristik utama pariwisata adalah sebagai berikut:

Pergerakan orang ke tujuan yang berbeda, yang memiliki dua

elemen kunci, yaitu : Satu perjalanan dan dua untu tinggal, yang

keduanya dilakukan bukan berada dekat dengan area tinggal atau

area kerja, tetapi di luar area yang biasa orang tersebut ada.

Gerakan ini terutama bersifat sementara dan untuk jangka waktu

yang relatif singkat membuatnya berbeda dari migrasi.

Faktor-Faktor yang Memotivasi Orang untuk Bepergian

Alasan paling umum bagi orang untuk bepergian jauh dari

rumah adalah:

unangan bisnis dan profesional

Page 11: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

5

Jenis Pariwisata

Setiap orang memiliki keinginannya masing-masing, dan

pemikiran manusia bervariasi dari orang ke orang. Orang-orang di dunia

punya alasan untuk bepergian, beberapa bepergian untuk keperluan

bisnis, beberapa untuk keperluan medis untuk mendapatkan fasilitas

medis yang baik, beberapa perjalanan untuk mengunjungi tempat suci

sementara beberapa perjalanan untuk melihat keanekaragaman alam.

Tujuan utama perjalanan menentukan bentuk perjalanan dan pariwisata,

sehingga pariwisata dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. WISATA ARCHEOLOGIS

Ini adalah bentuk alternatif dari wisata budaya, yang bertujuan

untuk mempromosikan hasrat untuk arkeologi dan konservasi situs

bersejarah. Seperti pariwisata Ekologis (atau Ekowisata), yang

dipromosikan untuk mendorong pengembangan asosiasi budaya.

Pariwisata ini biasanya didukung oleh perusahaan dan koperasi yang

hasil produknya berhubungan untuk pelestarian tempat-tempat

bersejarah.

Wisata arkeologi dapat

mencakup semua produk yang

terkait dengan janji arkeologi

publik, termasuk kunjungan ke

situs rchaeological. museum,

pusat penafsiran, pengaktifan

kembali kejadian bersejarah, dan

penemuan kembali produk asli,

Page 12: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

6

festival, atau teater. Meskipun pariwisata arkeologi masih baru,

banyak lembaga internasional dan pemerintah sudah mulai

merenungkan kegiatan alternatif yang layak untuk pembangunan

ekonomi-sosial yang berkelanjutan. Beberapa negara telah terlibat

selama bertahun-tahun dalam program-program yang menyerupai

poin-poin utama pariwisata Arkeologi untuk pendapatan ekonomi,

termasuk Mesir. Meksiko, dan Peru.

2. WISATA BUDAYA

Wisata warisan budaya (atau hanya wisata budaya) adalah

cabang pariwisata yang berorientasi pada warisan budaya lokasi di

mana pariwisata terjadi. Budaya selalu menjadi objek utama

perjalanan, sejak abad 16 " sampai dengan sekarang. Atraksi budaya

memainkan peran penting dalam pariwisata di semua tingkatan; dari

tingkat global budaya dunia hingga atraksi yang menopang identitas

lokal. Wisata warisan melibatkan kunjungan ke situs bersejarah atau

industri yang, yang salah satunya adalah berkunjung ke kanal-kanal

lama, kereta api, medan pertempuran dll. Tujuan keseluruhannya

adalah untuk mendapatkan apresiasi dari masa lalu

Gambar 3 : Venesia Itali

Page 13: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

7

Dekolonisasi dan imigrasi membentuk latar belakang utama

dari banyak warisan pariwisata kontemporer. Turunnya biaya

perjalanan juga memungkinkan pariwisata warisan dapat diminati

oleh banyak orang. Bentuk lain yang, dari wisata budaya adalah

wisata yang melibatkan perjalanan keagamaan atau ziarah. Banyak

umat Katolik dari seluruh dunia datang ke Kota Vatikan dan situs-

situs lain seperti

Lourdes atau Fatima.

Sejumlah besar

orang Yahudi

memiliki keduanya

mengunjungi Israel

dan beremigrasi ke

sana. Banyak juga yang pergi ke situs Holocaust dan memorials.

Islam memerintahkan pengikutnya untuk membawa haji ke Mekah,

sehingga membedakannya dari pariwisata dalam arti biasa,

meskipun perjalanan juga bisa menjadi acara yang penting secara

budaya bagi jemaah haji. Wisata Warisan juga dapat dikaitkan

dengan peristiwa bersejarah yang telah didramatisir untuk

membuatnya lebih menghibur. Misalnya tur sejarah kota atau kota

digunakan sebagai tema seperti hantu atau Viking.

3. WISATA AGAMA

Dalam agama dan spiritualitas, ziarah adalah perjalanan

panjang atau pencarian signifikansi moral yang besar. Terkadang,

itu adalah perjalanan ke tempat suci atau tempat penting bagi

Page 14: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

8

keyakinan seseorang. Seseorang yang melakukan perjalanan

semacam itu disebut peziarah. Buddhisme menawarkan empat

tempat ziarah: tempat kelahiran Sang Buddha di Kapilavastu. tempat

ia mencapai Pencerahan Bodh Gaya, tempat ia pertama kali

berkhotbah, Banaras dan tempat dia mencapai Parinirvana di

Kusinagara. Tanah Suci bertindak sebagai titik fokus bagi ziarah

banyak agama. seperti Yudaisme, Kristen, Islam dan Iman Baha'i.

Gambar 5 : Body Gaya

Peziarah menyumbangkan elemen penting bagi

perdagangan, dan membawa kemakmuran ke situs-situs ziarah yang

sukses. Pengelola situs sejarah untuk mendorong peziarah adalah

dengan cara membuat relic dan menulis hagiografi orang-orang suci

setempat, yang diisi dengan kisah inspiratif dan dibumbui cerita

mengenai penyembuhan ajaib. Salah satu tempat Ziarah agama

Islam adalah di Mekah - Haji – yang merupakan salah satu dari

Lima Rukun Islam. Di beberapa negara, situs kuburan para

pahlawan memiliki tradisi Ziarah yang sangat kuat karena

mengunjungi kuburan pada saat-saat yang menguntungkan adalah

tampilan identitas nasional dan komunitas.

Page 15: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

9

Beberapa tradisi dalam Islam memiliki sikap negatif

terhadap kunjungan makam, ziarah ketiga yang disetujui secara

agama bagi umat Islam adalah ke gunung Al Quds di Yerusalem

yang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa dan Batuan. Tempat penting

lain bagi umat Islam adalah kota Madinah, tempat tersuci kedua

dalam Islam, di Arab Saudi, tempat Muhammad beristirahat. di Al-

Masjid al-Nabawi (Masjid Nabi); dan distrik Eyiip di Istanbul

(tempat paling suci keempat) adalah tempat Abu Ayyoib al-Ansari

(Turki: Sultan Eyup), pembawa standar nabi Islam Muhammad,

meninggal selama serangan Arab di Konstantinopel pada 670.

Tempat wisata memiliki fitur tempat tujuan pengunjung

dapat menyegarkan diri atau bersantai . Objek Wisata di setiap kota

atau distrik harus memiliki daya tarik utama yang menarik

pengunjung / wisatawan, baik lokal maupun internasional

pengunjung. Itu harus seimbang dengan meningkatkan kualitas

layanan. Keberhasilan suatu kegiatan pariwisata sebagian besar

ditentukan oleh tingkat kualitas layanan diberikan kepada

pengunjung / wisatawan sebagai layanan yang dapat diandalkan

kualitas berbanding lurus dengan mereka kepuasan. Jika kepuasan

pengunjung / wisatawan terpenuhi, diharapkan penghargaan mereka

mendorong upaya untuk meningkatkan layanan [2].

RANGKUMAN

Page 16: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

10

Bentuklah kelompok, dengan anggota 4-5 orang, kerjakan

dengan durasi waktu 1 minggu, dengan tugas :

1. Buat peringkat dari data mengenai jenis-jenis pariwisata yang

sudah dijelaskan dalam bab 1, khususnya dalam pariwisata

Indonesia.

2. Buat analisis dari peringkat yang sudah anda buat, beserta

dengan contohnya.

LATIHAN SOAL

Page 17: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

11

Sejarah Pariwisata di indonesia

“The World Is A Book And Those Who Do Not Travel Read Only

One Page”

- Ranker.com.

Hubungan antara Indonesia dengan Belanda dalam sektor

kepariwisataan sudah terjalin lama. Hubungan tersebut terjalin sejak

Indonesia masih Hindia-Belanda dan berada di bawah kepemimpinan

Belanda hingga Indonesia merdeka. Hubungan di sektor

kepariwisataan itu sempat terputus pada masa awal Perang Dunia II

hingga tahun 1950-an. Kegiatan kepariwisataan di masa kolonial

Hindia Belanda telah berlangsung sejak tahun 1926, hal itu ditandai

dengan berdirinya kantor biro perjalanan wisata atau travel agent

Lissone Lindeman (LISLIND) dan Vereneging Teoristen Verker (VTV)

yang merupakan biro perjalanan resmi Oficieel Toeristen Biireun

(OTB) sekaligus biro pembuat reklame di Hindia-Belanda yang

memberikan informasi dan fasilitas pendukung promosi kepariwisataan

seperti buku panduan wisata, peta, majalah, brosur, poster, kartu pos

dan foto.

Kegiatan pariwisata pada masa kolonial tepatnya dimulai tahun

1910, pasca Gubemur Jendral J.B. van Heutsz mengeluarkan keputusan

BAB 2

Page 18: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

12

pembentukan Vereeniging Toeristen Verkeer (VTV) pada 24 Maret

1908. Biro wisata VTV dalam mewujudkan objek poster wisata di era

1930an, dibuat oleh perancang reklame di luar Hindia Belanda, antara

lain seperti HM Burton dari Sidney-Australia, dan Roger Broders dari

Paris-Perancis. VTVjuga mendatangkan langsung perancang reklame

dari Eropa seperti J. Korver, Jan Lavies, dan JAWvon Stein.

Di Bab ini tersaji uraian materi, rangkuman, dan latihan

soal. Setelah Anda mempelajari keseluruhan isi Bab 2, diharapkan

Anda memiliki kompetensi berupa kemampuan :

1. Memahami mengenai sejarah pariwisata di Indonesia

2. Mengdentifikasi langkah-langkah dalam meningkatkan pariwisata

di Hindia Belanda

3. Menganalisis keefektifan kebijakan Belanda dalam meningkatkan

kunjungan wisata di Hindia Belanda.

Aktivitas belajar yang Anda lakukan agar berhasil mencapai

kompetensi tersebut adalah

a. Bacalah dengan cermat bagian uraian materi.

b. Bacalah bagian demi bagian dan temukan kata kunci (konsep).

c. Diskusikan bersama teman sejawat dan dosen konsep yang Anda

temukan.

d. Bacalah rangkuman

e. Kerjakan latihan soal sebagai refleksi kemampuan Anda

memahami Bab 2

Page 19: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

13

Pariwisata telah dikenal di dunia sejak zaman prasejarah namun

tentu saja pengertian pariwisata pada zaman itu tidak seperti saat ini

(modern). Sejak dahulu kala bangsa-bangsa di dunia seperti Sumeria,

Phoenisia, sampai dengan Romawi sudah melakukan perjalanan, namun

tujuannya masih untuk berdagang, menambah pengetahuan ilmu hidup,

ataupun ilmu politik. Selanjutnya setelah modernisasi meluas di segala

penjuru dunia, khususnya setelah terjadinya revolusi industri di Inggris,

maka muncul traveller – traveller yang secara bergantian melakukan

perjalanan pariwisata seperti yang kita kenal saat ini. Sedangkan di

Indonesia sendiri, pariwisata telah dikenal sejak zaman kerajaan –

kerajaan yang menguasai wilayah nusantara, walaupun masih

berkepentingan untuk saling menguasai, namun tidak dapat dipungkiri

akan adanya pertukaran kebudayaan antar wilayah. Pariwisata modern

Indonesia mulai dikenal sejak zaman pendudukan Belanda di Indonesia

PARIWISATA MASA KOLONIAL

Vereeniging Toeristenverkeer (VTV)- (Perhimpunan turisme)

didirikan pada bulan April 1908 di Weltevreden, Batavia. Didirikannya

perhimpunan ini dapat dikatakan menjadi awal turisme modern di Hindia-

Belanda, dan merupakan lembaga semi pemerintah yang mendapatkan

subsidi dari pemerintah dan anggotanya. Peresmiannya dilakukan oleh

Gubernur Jenderal Van Heutsz di Weltevreden, Batavia, dengan tujuan

Uraian Materi

Page 20: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

14

didirikannya VTV adalah untuk mengembangkan dan mendorong turisme

di Hindia-Belanda. Salah satunya dengan mendirikan sebuah bureau

(kantor) yang memberikan informasi mengenai turisme di Hindia (Eerste

Jaarverslag Vereeniging Toeristenverkeer, 1908:3).

Berkaitan dengan turisme, kajian yang dilakukan Marieke

Bloembergen (2002) dalam De Koloniale Vertoning: Nederland en Indië

op de wereldtentoonstellingen (1880-1931) membahas sekilas surat kabar

Het Vaderland dan Nieuwe Rotterdamsche Courant. Khususnya tentang

pameran internasional di Amsterdam dan Paris serta identitas Hindia-

Belanda yang menjadi obyek pameran mewakili Belanda. Untuk

menunjang wisata di Hindia Belnda, Eerste Jaarverslag Vereeniging

Toeristenverkeer menghasilkan berbagai poster untuk menarik minat

wisatawan datang. Poster wisata “ Java Wonderland Of Colour” ini

menggambarkan cultural activity para wanita desa yang sedang mencuci

pakaian di sungai, yang dibuat oleh HM Burton tahun 1930

Burton, sebagai perancang grafis berpendidikan barat, menerapkan

konsep dramatisasi atas teks Wonderful1 of Color untuk mengungkapkan

betapa indahnya pulau Jawa, melalui permainan warna, suasana ceria

objek gambar, elemen huruf serta pemilihan /rawe poster dengan aksen

dekoratif yang harmonis. Poster promosi wisata See Bali, dirancang oleh

J. Korver tahun 1939. Didominasi oleh gambar sosok wanita Bali

mengenakan pakaian tradisional Bali berwama kecoklatan. Tubuhnya

digambarkan tanpa mengenakan tutup dada sehingga tampak kedua belah

payudara dan putingnya. Poster dibuat tahun 1930, di cetak wama

menggunakan kertas linen dengan teknik lithography dan bergaya art

deco. Pada sudut kanan bawah poster terdapat inisial nama disainer

Page 21: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

15

J.Korver, di bagian bawah poster terdapat

teks judul poster See Bali dengan font script

untuktulisan See dan sanserifimtuktoks, Bali

. Clossing poster terdapat teks Issued” By

The Travellers Official Information Bureau

Of The Netherlands Indies Batavia” .

Sebagai lembaga yang sifatnya semi

milik pemerintah, VTV mengeluarkan

laporan tahunan secara teratur. Laporan tahunan VTV dimuat secara

berkala oleh surat kabar Belanda tersebut. Algemeen Handelsblad (29-03-

1910) memuat laporan tahun kedua VTV dan laporan tahun keempat

(AH,16-02-1912) yang juga dimuat oleh NRC (11-04-1912). Sedangkan

laporan tahun ketujuh VTV dimuat NRC

(22-05-1915). Dalam NRC (9-11-1928)

dan Het Vaderland (22-11-1928) dimuat

pada laporan tahunan kedua puluh VTV

1927. Selain laporan, diungkap pula kritik

mengenai sedikitnya jumlah turis asal

belandayang datang ke Hindia Belanda

pada 1927. Diketahui jumlah wisatawan

belanda dibandingkan dengan turis

berkebangsaan lain jauh lebih sedikit, dan

diketahui juga bahwa upaya Nederlandsche Reisvereeninging

(perhimpunan perjalanan Belda), untuk meningkatkan jumlah turis tidak

berarti banyak.

Page 22: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

16

Berdasarkan data dari laporan tahunan VTV sepanjang tahun

1919-1929 pada tabel berikut kita dapat melihat perbandingan turis

Belanda dengan turis berkebangsaan asing lainnya.

Selain kritik terhadap minimnya jumlah turis, khususnya dari

Belanda, masalah lama masa tinggal turis juga menjadi sasaran kritik. Het

Vaderland (17-06-1931) menyebutkan setelah masalah transportasi yang

berhasil diatasi, masalah berikutnya adalah masa tinggal para turis. Para

turis biasanya hanya tinggal selama empat hari di Jawa. Masa tinggal para

turis ini dirasakan masih terlalu singkat. Oleh karena itu perlu diupayakan

supaya para turis tersebut lebih lama tinggal di Hindia-Belanda.

Subsidi dan keuangan

Perdebatan seputar subsidi untuk VTV diangkat oleh Algemeen

Handelsblad (15-10-1909) yang memuat hasil rapat Tweede Kamer di

Belanda khususnya tentang Indische Begrooting (anggaran untuk Hindia)

dalam voorlopig verslag (laporan sementara). Banyak anggota yang tidak

setuju dengan usulan subsidi bagi Vereeniging Toeristenverkeer, namun,

kenyataannya meskipun ada pihak yang tidak setuju dengan pemberian

subsidi, lembaga ini tetap mendapatkan subsidi dari pemerintah. Usulan

subsidi ini diungkapkan dalam lampiran A Eerste Jaarverslag der

Page 23: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

17

Vereeniging Toeristenverkeer 1908 (Laporan tahun pertama VTV).

Usulan subsidi diajukan sebelum diresmikannya VTV oleh pemerintah

pada 1908. Mereka mengajukan permohonan supaya subsidi bagi VTV

dimasukkan untuk tahun anggaran 1909, selain subsidi dari pemerintah,

VTV mendapatkan bantuan dari pihak swasta sebesar 17.305 gulden.4

Dalam NRC (3-09-1926) dikemukakan mengenai upaya untuk menaikkan

subsidi pemerintah Hindia-Belanda. Subsidi awalnya senilai 10.000

gulden lalu bertambah menjadi 20.000 gulden.5 NRC membandingkan

subsidi bagi turisme di Hindia dengan subsidi yang diberikan oleh

pemerintah Swiss sebesar 2 juta Frank, pemerintah Jepang 1 juta yen,

demikian pula pemerintah Afrika Selatan yang memberikan subsidi

sebesar 90.000 gulden.

Pada awal berdirinya, lembaga VTV mendapat subsidi dari

pemerintah sebesar 25.000 gulden dan 20.000 gulden. Het Vaderland (4-

08-1938) berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan oleh Volksraad,

mengungkapkan subsidi bagi VTV. Tujuannya adalah pelayanan VTV

bagi turisme di Hindia-Belanda semakin baik. Namun, meskipun subsidi

sudah ditetapkan, Het Vaderland memberikan kritikannya kepada

pemerintah. Kritikannya adalah pemerintah sebaiknya menaikkan subsidi

kepada VTV dengan alasan subsidi yang diberikan tidak mencukupi,

khususnya untuk propaganda VTV.

Satu bulan sebelumnya Het Vaderland (22-07-1938) melaporkan

hasil sidang Volksraad, khususnya dalam pembicaraan anggaran

department van Verkeer en Waterstaat. Van Dias dari Economische

Groep mengajukan argumen mengenai pentingnya bantuan pemerintah

untuk memajukan turisme. Van Dias mengemukakan inisiatif pihak

Page 24: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

18

swasta yang berperan besar dalam memajukan turisme. Ia menunjukkan

banyak perusahaan dan bahkan penduduk pribumi yang akan

mendapatkan keuntungan jika turisme mengalami kemajuan. Oleh karena

itu untuk mendukung turisme memang diperlukan banyak biaya.

Masih berhubungan dengan perihal keuangan, Het Vaderland (20-

10-1936) mengutip Java Bode membahas pengaruh menurunnya nilai

tukar gulden terhadap mata uang asing lainnya seperti poundsterling

Inggris, dolar Amerika dan Singapura terhadap turisme di Hindia Belanda.

Namun, menurut surat kabar tersebut, menurunnya nilai tukar gulden

seharusnya justru menjadi stimulus tambahan bagi turisme di Hindia-

Belanda bukan menjadi hambatan. Maksudnya adalah sasaran turis, tidak

hanya turis dari luar Hindia-Belanda melainkan dari dalam wilayah

Hindia-Belanda sendiri.

Promosi : Reklame, Majalah, Buku, Brosur Turisme di Hindia

Belanda

Pemberitaan yang banyak ditulis oleh tiga surat kabar Belanda

tersebut adalah promosi turisme di Hindia-Belanda. Promosi tersebut

mulai dari foto, buku panduan, majalah, brosur, reklame hingga vouwblad

majalah lipat) yang disajikan dalam bentuk artikel berita kutipan dari surat

kabar lain maupun advertorial (iklan yang berupa berita). Berbagai

penerbitan untuk promosi antara lain 1000 eksemplar gambar Pulau Jawa,

kunstkalender (kalender seni) sebanyak 3000 eksemplar serta 1000

eksemplar kartu pos7 oleh VTV (AH, 27-02-1910). Lainnya adalah Come

to Java, Visit Java and Sumatra, Batavia. Penerbitan Come to Java 8

sebanyak 20.000 eksemplar juga dimuat (NRC 23-07-1926 dan NRC, 13-

Page 25: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

19

01-1927). Selain kartu pos dan buku diterbitkan pula majalah bulanan

‘Tourism’ dengan tiras sebanyak 10.000 eksemplar.9 Majalah ini

dibagikan secara gratis di luar negeri, khususnya di negara-negara sekitar

Hindia-Belanda (HV, 11-01-1927 dan NRC ,13-01-1927).

Sehubungan dengan daerah tujuan turisme di Hindia, Jawa dan

Sumatra merupakan daerah yang kerap dikunjungi oleh para turis. Oleh

karena itu perusahaan pelayaran Rotterdam Lloyd menerbitkan buku

khusus mengenai wilayah tersebut. Hal ini dimuat NRC (02-02-1927).

Buku tersebut adalah Java, the holiday paradise and Sumatra, buku yang

diterbitkan oleh Rotterdam Lloyd Royal Mail Line. Buku itu memuat

saran: ‘Don’t hurry! Java does not give you of its best when subjected to

rapid sight-seeing’ yang merupakan reklame Rotterdam Lloyd.

Ajakan untuk berkunjung ke tempat lain, selain Jawa yang

ditujukan untuk warga Belanda yang tidak tinggal di Hindia-Belanda juga

dilakukan. Misalnya Het Vaderland (11-01-1927) menuliskan bahwa

Page 26: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

20

khusus bagi warga negara Belanda yang mengunjungi Timur Jauh,

misalnya dari Singapura atau Australia dapat melakukan kunjungan

singkat ke Hindia-Belanda karena VTV telah merancang perjalanan dalam

waktu singkat. Bahkan, bagi mereka yang hendak mengenali wilayah

Hindia-Belanda, disarankan tidak hanya Jawa, atau ‘tanah masa depan’

Sumatra tetapi juga ke wilayah timur yaitu kepulauan Maluku yang indah.

VTV bersedia memberikan informasi dan merancang perjalanan.

Jika diinginkan dapat pula dirancang perjalanan ke wilayah Nieuw-Guinea

yang misterius.11 Sebenarnya hal ini cukup menarik mengingat fasilitas

yang belum memadai di wilayah-wilayah timur tersebut sehingga unsur

petualangan menjadi unsur yang dijual kepada para turis. Bentuk promosi

lainnya adalah penerbitan seri kota-kota di Hindia-Belanda dalam bentuk

vouwbladen (majalah lipat) oleh VTV yang dimuat dalam Het Vaderland

(3-05-1930). Majalah lipat itu untuk sementara menggunakan bahasa

Inggris dilengkapi dengan foto hasil reproduksi yang baik. Isinya antara

Page 27: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

21

lain mengenai Buitenzorg (Bogor) bergambar Botanische Tuin (Kebun

Raya Bogor). Penerbitan seri berikutnya adalah Batavia. Rencana

penerbitan seri kota-kota di Hindia ini dimuat dalam laporan tahunan

1928.

Page 28: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

22

Berbagai reklame, khususnya reklame promosi turisme Hindia

yang digunakan di luar Hindia mendapatkan perhatian sangat serius.

Dalam NRC (3-09-1926) terdapat berita mengenai aturan mengenai

pembuatan reklame turisme Hindia di luar negeri (internasional).

Beberapa bulan sebelumnya disebutkan alasan kurangnya reklame

turisme Hindia Belanda di luar negeri karena tidak tersedianya bahan

yang cukup dan kurangnya pengalaman mengenai reklame

internasional. Oleh karena itu NRC membandingkan VTV dengan

ANVV (Algemene Nederland Vereeniging Vreemdelingenverkeer)

yang membuat iklan untuk menjual turisme di Belanda.

Page 29: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

23

Menjelang 1930-an Bali menjadi obyek turisme yang dianggap

mampu menggantikan Jawa yang sudah tidak ‘murni’ lagi. Jawa yang

telah dieksploitasi habis-habisan dan menjadi kian modern memerlukan

pengganti yang lebih ‘murni’. Akhir 1920-an Bali menjadi pilihan

pengganti Jawa. NRC (19-09-1928) memuat rangkaian acara upacara

adat di Bali bulan Agustus-Oktober 1928, antara lain ngaben di

Klungkung, ngaben di Kahuan Tampaksiring, tari keris di Kesiman,

Denpasar.

Ketenaran Bali membuat Bali menjadi tema utama saat

pameran kolonial internasional di Paris tahun 1931 (Bloembergen,

2004:181). Pintu masuk pavilyun Hindia-Belanda di lokasi pameran,

menggunakan duplikat pintu masuk pura Camenggon di Sukawati, Bali

Page 30: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

24

Selatan dengan tinggi 50 meter lengkap dengan ukiran dari batu granit.

Menurut Het Vaderland (02-10-1931) saat berlangsung, pameran

dihadiri oleh 25.050.638 pengunjung.

Fasilitas Hotel dan Transportasi

Semakin maraknya promosi yang dilakukan untuk menggiatkan

pariwisata di Hindia Belanda, membuat para pengusaha Belanda,

ataupun pemerintah untuk segera menambah fisitas pendukung. Berita

tentang beberapa rencana pembangunan hotel dimuat oleh AH (16-02-

1912), yang digagas oleh pihak swasta di Surabaya, Yogya dan

Bandung serta rencana besar untuk pembangunan hotel baru di Batavia

dan Makassar. Demikian halnya dengan pembentukan Hotelbond yang

salah satu tujuannya adalah turut mengembangkan turisme di Jawa.

Pendirian hotel di Denpasar yang memiliki 16 kamar dobel yang

didirikan oleh KPM dilaporkan NRC (19-09-1928). Informasi tentang

daftar hotel yang dibuat oleh VTV Weltevreden dimuat Het Vaderland,

memuat daftar seluruh hotel di Hindia-Belanda, baik di Jawa maupun

luar Jawa.

Dukungan perusahaan pelayaran dalam pendirian officiel

toeristen bureau sangat besar, seperti dikutip dalam Het Nieuws van de

dag, menyebutkan kapal yang membawa turis dan bersandar di

pelabuhan hanya diwajibkan membayar satu hari meski bersandar lebih

dari satu hari. Tujuan kebijakan itu adalah untuk mendukung turisme.

Mengutip Het Nieuws van de dag menyebutkan datangnya 3000 turis

Amerika dalam “Round the world cruise” dari Agen Thomas Cooks di

Singapura. Agen Thomas Cook di Singapura yang melakukan

Page 31: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

25

perjalanan di Jawa berkomentar tentang kenyamanan baik dalam

perjalanan maupun penginapan di Jawa.

Sarana transportasi merupakan penunjang turisme di Hindia-

Belanda, setelah sempat mengalami masalah dengan jumlah turis,

terutama periode 1906-1919, jumlah turis di Hindia meningkat. Hal itu

tak lepas dari kerjasama dengan perusahaan pelayaran, perusahaan

kereta api. Khusus perusahaan pelayaran KPM dengan kapal barunya

mereka mampu menarik minat penumpang. Hal ini dimuat Het

Vaderland, yang melaporkan kunjungan J.Kracht, agen perusahaan

pelayaran Dollar S.S Lines milik Amerika di Singapura. Kracht, seperti

yang dikutip dari Bataviaasch Nieuwsblad berpendapat:

“ kecilnya peluang turisme di Hindia apabila tidak

ada perubahan kebijakan. Disebutkan pula untuk

menarik para turis Amerika yang ingin

mengunjungi Bali maka KPM diminta untuk

menurunkan tarif. Karena tidak semua turis

Amerika adalah orang kaya (jutawan). Kebanyakan

dari mereka adalah orang yang bekerja keras

(pekerja biasa) mengumpulkan uang untuk

membiayai perjalanannya.”

Perkembangan transportasi, juga sebagai pendukung turisme contohnya

munculnya jalur penerbangan pesawat udara. Pada 1 November 1928

secara resmi jalur penerbangan udara di Hindia-Belanda oleh KNILM

dibuka, dan jalur perdananya ialah Batavia-Bandung (Luchtreisgids

KNILM 1929:10).

Page 32: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

26

Seiring dengan bertambahnya volume perdagangan antara

benua Eropa dan Asia maka semakin ramai pula lalu lintas kunjungan

untuk masing-masing daerah yang memicu bermunculannya agen-agen

di bidang pariwisata dan juga sarana pendukungnya seperti hotel.

Daerah yang paling besar terkena imbas kegiatan pariwisata saat itu

antara lain Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya dan Denpasar. Pada

masa penjajahan Belanda ini kegiatan pariwisata hanya dilakukan olah

kaum kulit putih saja, dan berjalan dengan sangat baik

Bentuklah kelompok, dengan anggota 2 orang, kerjakan dengan

durasi waktu 1 minggu, dengan tugas :

1. Pilih 1 kota yang ada di Indonesia, dengan periode waktu 1900-

1930, kemudian buatlah poster pariwisata.

2. Poster yang saudara rancang harus disesuaikan dengan objek

wisata, kuliner, dan situasi pada masa tersebut

3. Poster yang sudah jadi, dilengkapi dengan sebuah analisis

mengenai mengapa kelompok soudara memilih kota ‘a’ sebagai

destinasi pariwisata, argument disertakan dengan data dan juga

referensi yang terkait.

RANGKUMAN

LATIHAN SOAL

Page 33: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

27

Kebijakan dan Peraturan perundang-undangan pariwisata di indonesia

“The best education I have ever received was through travel”

- Lisa Ling.

United Nation World Tourism Organizations (UNWTO)

mengakui bahwa sektor pariwisata adalah sektor unggulan (tourism is a

leading sector) dan merupakan salah satu kunci penting untuk

pembangunan wilayah dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.

Data UNWTO (2013), menunjukkan bahwa kontribusi sektor

pariwisata terhadap GDP dunia sebesar 9%, 1 dari 11 pekerjaan

diciptakan oleh sektor pariwisata, kontribusi terhadap nilai ekspor

dunia sebesar USD 1,4 trilliun atau setara dengan 5% ekspor yang

terjadi di dunia. Kemenpar (2014) dalam laporannya menyampaikan

pada Tahun 2008, kepariwisataan Indonesia berkontribusi terhadap

PDB sebesar Rp. 153,25 trilyun atau 3,09% dari total PDB Indonesia.

Kemudian pada tahun 2009, kontribusi pariwisata meningkat dari

3,09% menjadi 3,25%. Periode tahun 2010-2014, kontribusi pariwisata

antara lain 4% terhadap PDB Nasional (peringkat 4 nasional penghasil

devisa setelah minyak dan gas, batubara, kelapa sawit), dengan

penyerapan 10,13 juta tenaga kerja, menghasilkan devisa nasional

BAB 3

Page 34: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

28

sebesar 10 milyar USD. Hal tersebut karena sektor Pariwisata mampu

menarik kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 9,4 juta orang

dan menggerakkan 250 juta perjalanan wisatawan nusantara dengan

perbelanjaan sebesar 177 triliun rupiah.

Berdasarkan data tersebut, bukan tidak mungkin kepariwisataan

di Indonesia menjadi yang terbaik di dunia. Berdasarkan WEF (2009),

daya saing pariwisata Indonesia tercatat pada peringkat ke-81 dari 133

negara. Hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar

di dunia, yang didukung dengan budaya serta kakayaan alam berupa

keanekaragaman yang sangat tinggi baik di tingkat genetik, spesies

maupun ekosistem, maka sektor pariwisata di Indonesia menjadi patut

untuk diprioritaskan dalam pembangunan. Berdasarkan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025,

semua sektor pembangunan di Indonesia harus menerapkan prinsip-

prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks pariwisata,

paradigma pembangunan kepariwisataan telah mengalami evolusi, dari

bentuk mass tourism menjadi sustainable tourism.

Atas berbagai dinamika yang telah dipaparkan, maka menjadi

sangat penting untuk mengetahui kebijakan dan peraturan perundang-

undangan terkait kepariwisataan di Indonesia. Di Bab ini tersaji uraian

materi, rangkuman, dan latihan soal. Setelah Anda mempelajari

keseluruhan isi Bab 3, diharapkan Anda memiliki kompetensi berupa

kemampuan :

1. Memahami mengenai sejarah kebijakan dan peraturan perundang-

undangan pariwisata di Indonesia

Page 35: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

29

2. Mengdentifikasi kebijakan dan peraturan perundang-undangan

pariwisata di Indonesia

3. Menganalisis keefektifan kebijakan dan peraturan perundang-

undangan pariwisata di Indonesia

Aktivitas belajar yang Anda lakukan agar berhasil mencapai

kompetensi tersebut adalah

a. Bacalah dengan cermat bagian uraian materi.

b. Bacalah bagian demi bagian dan temukan kata kunci (konsep).

c. Diskusikan bersama teman sejawat dan dosen konsep yang Anda

temukan.

d. Bacalah rangkuman

e. Kerjakan latihan soal sebagai refleksi kemampuan Anda

memahami Bab 3

Perundangan-undangan RI mengenai Pariwisata

1. UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

2. Perpres Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengesahan ASEAN Tourism

Agreement (Persetujuan Pariwisata ASEAN) > ASEAN Tourism

Agreement

3. Instruksi Presiden Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan

Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata.

4. Peraturan Menbudpar Nomor KM-67/UM.001/MKP/2004 tentang

Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata Di Pulau-pulau Kecil.

Uraian Materi

Page 36: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

30

5. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KEP -

012/MKP/IV/2001, 2-4-2001, tentang Pedoman Umum Usaha

Pariwisata, mengatur perizinan usaha pariwisata bagi Daerah

Kabupaten/Kota dengan pengelompokan:

1) Usaha Jasa yang terdiri dari atas :

a. Jasa Biro Perjalanan Wisata ;

b. Jasa Agen Perjalanan wisata ;

c. Jasa Pramuwisata ;

d. Jasa Konvensi, Perjalanan Isentif dan Pameran ;

e. Jasa Impresariat ;

f. Jasa Konsultan Pariwisata ;

g. Jasa Informasi Pariwisata.

2) Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan

dalam:

a. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Alam ;

b. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Budaya ;

c. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Minat Khusus.

3) Usaha Sarana Pariwisata yang terdiri dari :

a. Penyediaan Akomodasi ; > Beberapa Peraturan Pemerintah

Pusat dan Daerah.

b. Penyediaan Makan dan Minum ; > Beberapa Peraturan

Pemerintah Pusat dan Daerah.

c. Penyediaan Angkutan Wisata;

d. Penyediaan Sarana Wisata Tirta;

e. Kawasan Pariwisata.

Page 37: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

31

6. Permenpar 7/2016, Pedoman Penyelenggaraan Wisata Selam

Rekreasi

7. Permenpar 10/2018, Pelayanan Berusaha Terintegrasi Secara

Elektronik Sektor Pariwisata

8. Permenpar 11 Tahun 2019 tentang Standar Usaha Spa

9. Permenpar 11/2015, Pemberlakuan SKKNI Pariwisata

10. Permenpar 2/2017, Pedoman Tempat Penyelenggaraan Kegiatan

(Venue) Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi dan Pameran

11. Permenpar 20/2015, Standar Usaha Panti Pijat

12. Permenpar 5/2017, Pedoman Destinasi Penyelenggaraan

Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi dan Pameran

Peran Negara Dalam Peningkatan Pariwisata

Setelah kemerdekaan, Pariwisata Indonesia berangsur-angsur

menunjukkan kenaikan. Selama periode Repelita I sampai dengan

Repelita IV wisatawan di Indonesia meningkat secara drastis, bahkan

melebihi target yaitu 11.626.000 wisatawan dari yang semula

ditargetkan hanya 3.000.000 orang saja. Pendit (2003), menjelaskan

bahwa istilah pariwisata pertama kali diperkenalkan oleh dua

budayawan pada sekitar tahun 1960, yaitu Moh. Yamin dan Prijono.

Kedua budayawan ini memberikan masukan kepada pemerintah saat

itu untuk mengganti istilah tour agar sesuai dengan bahasa khas

Nusantara. Istilah Pariwisata sendiri berasal dari bahasa Sansekerta

yaitu sebagai berikut :

Page 38: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

32

Pari = Penuh, Lengkap, Keliling

Wis (man) = Rumah, properti, Kampung, Komunitas

Ata = Pergi, Terus Menerus, Mengembara

Yang bila diartikan secara keseluruhan, pariwisata adalah pergi

secara lengkap, meninggalkan rumah (Kampung) untuk berkeliling

secara terus menerus.

Pemerintah bukanlah satu satunya pihak yang bertanggung

jawab untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan pembangunan, akan

tetapi merupakan kenyataan bahwa peran pemerintah dan jajarannya

bersifat dominan. Siagian (2003 : 128) menjelaskan bahwa :

“Pemerintah berfungsi antara lain untuk menjabarkan

strategi pembangunan nasional menjadi rencana

pembangunan, baik kepentingan jangka panjang,

sedang dan pendek. Aparat pemerintah pula yang harus

menciptakan iklim kondusif untuk meningkatkan

kepedulian dan partisipasi berbagai kelompok di

masyarakat.”

Menurut Siagian (1992 : 128) Pemerintahan negara pada

hakikatnya berfungsi untuk mengatur dan melayani. Fungsi pengaturan

biasanya dikaitkan dengan hakikat negara modern sebagai suatu negara

hukum (legal state), sedangkan fungsi pelayanan dikaitkan dengan

hakikat negara sebagai suatu negara kesejahteraan (welfare state).

Disini terlihat jelas bahwasanya peran pemerintah dipahami

sebagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatur maupun

mengelola masyarakat di dalam suatu negara, dengan tujuan untuk

menegakkan hukum dan menciptakan kesejahteraan bagi

Page 39: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

33

masyarakatnya. Jika dalam pemerintahan negara modern peran

pemerintah sudah mulai dibatasi, hal tersebut berbeda ketika melihat

negara berkembang seperti Indonesia, pemerintah masih dibutuhkan

sebagai pihak yang diharapkan dapat mengayomi dan mengelola

berbagai permasalahan yang timbul di kalangan masyarakat.

Ketahanan ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang masih

rentan terhadap persaingan terbuka di seluruh dunia saat ini menuntut

peran pemerintah yang lebih, khususnya bagi negara-negara

berkembang seperti Indonesia. Peran pemerintah di Indonesia memiliki

karakteristik yang tidak tak terbatas membuat adanya pembagian

kekuasaan, seperti pembagian kekuasaan antara legislatif, eksekutif,

dan yudikatif yang masing-masing memiliki peran tersendiri dalam

rangka melakukan peranannya mengelola pembangunan.

Otonomi daerah yang diberlakukan di Indonesia membuat

adanya pembagian antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah

daerah yang dinilai lebih mampu dan mengerti permasalahan serta

potensi di daerah memiliki wewenang yang seluas luasnya untuk

mengelola hal tersebut. Menurut Siagian (1992 : 128) Pemerintahan

negara pada hakikatnya berfungsi untuk mengatur dan melayani.

Fungsi pengaturan biasanya dikaitkan dengan hakikat negara modern

sebagai suatu negara hukum (legal state), sedangkan fungsi pelayanan

dikaitkan dengan hakikat negara sebagai suatu negara kesejahteraan

(welfare state).

Page 40: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

34

Fungsi dan tugas dari organisasi pariwisata

a) Berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan dengan segala

fasilitas dan potensi yang dimilikinya.

b) Melakukan koordinasi diantara bermacam-macam usaha, lembaga,

instansi dan jawatan yang ada dan bertujuan untuk

mengembangkan industri pariwisata.

c) Mengusahakan memasyarakatkan pengertian pariwisata pada

orang banyak, sehingga mereka mengetahui untung dan ruginya

bila pariwisata dikembangkan sebagai suatu industri.

d) Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki

produk wisata dan pengembangan produk-produk baru guna dapat

menguasai pasaran diwaktu-waktu yang akan datang.

e) Menyediakan semua perlengkapan dan fasilitas untuk kegiatan

pariwisata.

f) Merumuskan kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara teratur

dan berencana.

Unsur pokok dalam industri pariwisata

Pengembangan Industri pariwisata di suatu negara atau daerah

tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak memiliki unsur – unsur

berikut ini :

Page 41: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

35

1. Politik dan Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah

Setempat

Unsur yang pertama ini terkait dengan peran pemerintah

dalam rangka mengelola potensi pariwisata di daerahnya. Melalui

Politik dan Kebijakan yang dikeluarkannya, pemerintah dapat

mempengaruhi keberlangsungan industri pariwisata di daerahnya.

Pemerintah dapat meningkatkan kualitas pariwisata di daerahnya

atau justru menenggelamkan potensi pariwisata yang ada melalui

kebijakannya.

2. Perasaan Ingin Tahu

Pada awalnya hakikat paling utama yang melahirkan

pariwisata adalah perasaan manusia yang terdalam, yang seba ingin

tahu segala sesuatu selama hidup di dunia. Manusia ingin tahu segala

sesuatu di dalam dan diluar lingkungannya, mereka ingin tahu tentang

kebudayaan di negara asing, cara hidup dan adat istiadat negeri antah

berantah, udara dan hawa udara yang berbeda beda di berbagai

negeri, keindahan dan keajaiban alam dengan bukit, gunung, lembah

serta pantainya, dan berbagai hal yang tidak ada dalam lingkungan

sendiri.

3. Sifat Ramah Tamah

Sifat ramah tamah rakyat Indonesia ini merupakan salah

satu “modal potensial” yang besar dalam bidang pariwisata,

disamping keindahan alam dan atraksi yang menarik, sifat ramah

tamah ini juga merupakan investasi tak nyata dalam arti kata

sesungguhnya pada industri pariwisata karena merupakan daya

tarik sendiri.

Page 42: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

36

4. Jarak dan Waktu (Aksesibilitas)

Yang harus diperhatikan oleh stakeholder yang

berkompeten didalam indsutri pariwisata dewasa ini adalah tentang

waktu dan jarak tempuh yang dibutuhkan oleh wisatawan untuk

mencapai objek wisata.

5. Atraksi

Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik

dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi, atau

umumnya disebut objek wisata, baik yang biasa berlangsung tiap

harinya serta yang khusus diadakan pada waktu tertentu di

Indonesia sangat banyak.

6. Akomodasi

Akomodasi merupakan rumah sementara bagi sang

wisatawan sejauh atau sepanjang perjalanannya membutuhkan

serta mengharapkan kenyamanan, keenakan, pelayanan yang baik,

kebersihan sanitasi yang menjamin kesehatan, serta hal-hal

kebutuhan hidup sehari hari yang layak dalam pergaulan dunia

Internasional

7. Pengakutan (Courier)

Faktor pengangkutan dalam dunia pariwisata

membutuhkan syarat tertentu, antara lainjalan yang baik, lalu lintas

lancer, alat angkutan yang cepat disertai dengan syarat secukupnya

dalam bahasa asing yang umum dipergunakan oleh pergaulan

dunia Internasional.

Page 43: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

37

8. Harga-Harga

Di tempat atau di negara mana harga barang atau ongkos

perjalan yang lebih murah dan lebih baik, sudah tentu wisatawan

akan memilihnya.

9. Publisitas dan Promosi

Publisitas dan promosi yang dimaksud disini adalah

propaganda kepariwisataan dengan didasarkan atas rencana atau

program secara teratur dan berkelanjutan baik. Ke dalam Publisitas

dan promosi ini ditujukan pada masyarakat dalam negeri sendiri

dengan maksud dan tujuan menggugah pandangan masyarakat

agar mempunyai kesadaran akan kegunaan pariwisata baginya,

sehingga Industri Pariwisata di negeri ini memperoleh

dukungannya. Ke luar, publisitas dan promosi ini ditujukan pada

dunia luar dimana kampanye penerangan benar-benar mengandung

berbagai fasilitas-fasilitas dan atraksi yang unik dan menarik

terhadap wisatawan. Dalam hal ini Indonesi hendaknya dapat

mengedepankan fasilitas yang unik dan memenuhi standar dunia

industri pariwisata serta menyajikan atraksi menarik yang beda

dari tempat lain.

10. Kesempatan Berbelanja

Kesempatan berbelanja atau lazim pula dikatakan shopping

adalah kesempatan untuk membeli barang, oleh-oleh, atau

souvenir untuk dibawa pulang ke rumah atau ke negaranya.

Page 44: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

38

Syarat Penentuan Tujuan Wisata

1. Daerah itu harus menpunyai “something to see” yaitu harus

mempunyai obyek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda dengan

apa yang dimiliki oleh daerah lain.

2. Di daerah tersebut harus mempunyai “something to do” di tempat

tersebut setiap banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, dan harus

banyak disediakan fasilitas rekreasi atau amusements yang dapat

membuat mereka betah di tempat itu.

3. Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan

“something to buy”, ditempat tersebut harus tersedia souvenir dan

kerajian rakyat sebagian oleh-oleh atua souvenir untuk dibawa

pulang ketempat asal masing-masing. Selain itu juga harus ada

sarana-sarana lain, seperti money charger, bank, kantor pos, kontor

telpon, dan lain sebagainya.

5 Hal Yang Harus Dilakukan Objek Wisata agar

wisatawan dapat menikmati perjalanan wisatanya, yaitu :

Attractions

Yaitu apa yang menjadi pusat dari suatu obyek wisata.

Attractions dapat menarik wisatawan untuk berkunjung, dan dapat

diklasifikasikan dalam skala lokal, provinsi, wilayah, nasional serta

internasional. Pada dasarnya wisatawan tertarik untuk mengunjungi

suatu obyek wisata karena terdapat ciri khas di tempat tersebut, cirri

tersebut antara lain :

Page 45: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

39

1) Keindahan alam

2) Iklim dan cuaca

3) Kebudayaan

4) Sejarah

5) Ethnicity

6) Accessibility

Facility

Fasilitas disini dibutuhkan dalam rangka melayani wisatawan

saat menikmati obyek wisata. Fasilitas cenderung mendukung, bukan

mendorong pertumbuhan obyek wisata, seperti contohnya fasilitas

yang tersedia harus sesuai antara harga dan kualitas, fasilitas juga harus

sesuai dengan kemampuan membayar target wisatawan yang

mengunjungi obyek wisata tersebut.

Infrastruktur

Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :

1) Sistem pengairan/air

2) Sumber listrik dan energi

3) Jaringan komunikasi

4) Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air

5) Jasa-jasa kesehatan

6) Jalan-jalan/jalan raya

Page 46: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

40

Transportation

Selain ketiga hal diatas, transportasi juga merupakan unsur

penting yang harus ada di obyek wisata. Adanya transportasi yang

baik, seperti tersedianya bus, travel, dan lain sebagainya

memungkinkan wisatawan dapat lebih mudah dalam menjangkau

obyek wisata yang dituju, dengan kemudahan transportasi maka tentu

saja akan mempengaruhi banyaknya wisatawan yang berkunjung.

Hospitality (keramahtamahan)

Wisatawan merupakan orang yang sedang berada di lingkungan

yang baru dan belum mereka kenal, maka sifat keramah tamahan

menjadi salah satu unsur yang penting dalam rangka membuat suatu

obyek wisata menarik bagi wisatawan.

Pariwisata ini tentu saja tidak akan berjalan dengan sendirinya,

namun dibutuhkan beberapa faktor penting pendukungnya. Salah satu

faktor pendukung yang penting yaitu peranan pemerintah Indonesia,

baik itu dalam hal pembuatan kebijakan yang mendukung, maupun

sebagai promotor utama kedalam maupun keluar negeri. Melalui

kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia, diharapkan sektor

pariwisata Indonesia dari waktu ke waktu menjadi berkembang dan

lebih kuat. Melalui perannya sebagai promotor, pemerintah diharapkan

RANGKUMAN

Page 47: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

41

mampu mengangkat potensi-potensi pariwisata di Indonesia yang

dirasa masih belum optimal pengelolaannya.

1. Apakah perubahan situasi perekonomian politik, sikap suatu

masyarakat akan dapat mempengaruhi industry pariwisata?

2. Modal dasar apa yang harus dimiliki oleh daerah tertentu bila ingin

meningkatkan ekonomi masyarakatnya melalui sektor pariwisata?

3. Menurut anda apakah penerapan sapta pesona dapat member

manfaat pada kunjungan wisata ? alasan .

LATIHAN SOAL

Page 48: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

42

Wisata budaya “Travel is not reward for working, it’s education for living”

- Felicia pope.

Pariwisata adalah berbagai kegiatan wisata dan didukung oleh

berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Undang-Undang

Republik Indonesia No. 10Tahun 2009 tentang Pariwisata). Salah satu

jenis pariwisata menurut Spillane, berdasarkan motif obyektif adalah

pariwisata untuk budaya (culture tourism). Istilah warisan budaya

biasanya dikaitkan dengan kegiatan wisata warisan budaya, adalah

warisan budaya berupa benda material, Bangunan, Struktur Budaya,

Situs Budaya, dan Kawasan Budaya di darat dan / atau air yang perlu

dilestarikan karena memiliki nilai penting bagi sejarah, sains,

pendidikan, agama, dan / atau budaya melalui proses penentuan

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang

Warisan Budaya).

Wisata budaya mencakup semua aspek dari perjalanan di mana

orang belajar tentang cara hidup dan berpikir satu sama lain. Oleh

karena itu, pariwisata adalah sarana penting untuk mempromosikan

hubungan budaya dan kerja sama internasional. Pariwisata juga

berguna untuk mempromosikan pengetahuan, pemahaman dan citra

BAB 4

Page 49: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

43

suatu bangsa melalui pariwisata. Konsep kegiatan pariwisata dapat

diidentifikasi berdasarkan tiga faktor, yaitu sesuatu untuk dilihat,

sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk dibeli. Sesuatu untuk

dilihat terkait dengan atraksi di tujuan wisata, sesuatu yang harus

dilakukan berkaitan dengan kegiatan wisatawan dan sesuatu untuk

dibeli terkait dengan kegiatan belanja yang dilakukan wisatawan.

Wisata budaya tidak hanya tentang mengkonsumsi produk budaya dari

masa lalu tetapi juga terkait dengan pengetahuan kehidupan

kontemporer dan budaya masyarakat saat ini.

Definisi wisata budaya dapat dibagi menjadi 2 (dua): Definisi

konseptual dari perpindahan orang ke tempat wisata budaya yang jauh

dari tempat tinggal normal mereka, dengan maksud untuk

mengumpulkan informasi dan pengalaman baru untuk memenuhi

kebutuhan budaya mereka dan definisi teknis dari semua pergerakan

orang untuk atraksi budaya tertentu, seperti situs warisan, seni dan

manifestasi budaya, seni dan drama di luar tempat tinggal biasa

mereka. Di Bab ini tersaji uraian materi, rangkuman, dan latihan soal.

Setelah Anda mempelajari keseluruhan isi Bab 4, diharapkan Anda

memiliki kompetensi berupa kemampuan :

1. Memahami pengertian pariwisata budaya

2. Mengdentifikasi aspek-aspek dari pariwisata budaya di Indonesia

3. Merancang program wisata budaya di Indonesia

Aktivitas belajar yang Anda lakukan agar berhasil mencapai

kompetensi tersebut adalah

a. Bacalah dengan cermat bagian uraian materi.

b. Bacalah bagian demi bagian dan temukan kata kunci (konsep).

Page 50: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

44

c. Diskusikan bersama teman sejawat dan dosen konsep yang Anda

temukan.

d. Bacalah rangkuman

e. Kerjakan latihan soal sebagai refleksi kemampuan Anda memahami

Bab 4

Wisata budaya adalah subset dari pariwisata yang berkaitan

dengan budaya suatu negara atau wilayah, khususnya gaya hidup

orang-orang di wilayah geografis tersebut, sejarah orang-orang itu, seni

mereka, arsitektur, agama, dan unsur-unsur lain yang membantu

membentuk cara hidup mereka. Wisata budaya meliputi pariwisata di

daerah perkotaan, terutama kota bersejarah atau besar dan fasilitas

budaya mereka seperti museum dan teater. Ini juga dapat mencakup

pariwisata di daerah pedesaan yang menampilkan tradisi komunitas

budaya asli, serta nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Secara umum

disepakati bahwa wisatawan budaya menghabiskan jauh lebih banyak

daripada turis standar.

Bentuk pariwisata ini juga menjadi secara umum lebih populer

di seluruh dunia, dan laporan OECD baru-baru ini telah menyoroti

peran yang dapat dimainkan oleh wisata budaya dalam pengembangan

regional di berbagai wilayah dunia. Wisata budaya telah didefinisikan

sebagai 'perpindahan orang ke tempat-tempat wisata budaya yang jauh

Uraian Materi

Page 51: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

45

dari tempat tinggalnya yang normal, dengan maksud untuk

mengumpulkan informasi dan pengalaman baru untuk memenuhi

kebutuhan budaya mereka'. Kebutuhan budaya ini dapat mencakup

pemantapan identitas budaya sendiri, dengan mengamati "orang lain"

yang eksotis.

Pengertian

Awal abad ke-20, pariwisata dan budaya dipandang sebagai

sebagian besar aspek tujuan yang terpisah. Sumber daya budaya

dipandang sebagai bagian dari warisan budaya destinasi, sebagian

besar terkait dengan pendidikan penduduk lokal dan fondasi identitas

budaya lokal atau nasional. Pariwisata, di sisi lain, sebagian besar

dipandang sebagai kegiatan yang berhubungan dengan waktu luang

yang terpisah dari kehidupan sehari-hari dan budaya penduduk

setempat. Ini berangsur-angsur berubah menjelang akhir abad 20,

ketika aset budaya dalam menarik wisatawan menjadi sesuatu yang

dapat dijual. Secara khusus, sejak 1980-an dan seterusnya "wisata

budaya" menjadi dipandang sebagai sumber utama pembangunan

ekonomi di banyak destinasi dunia. Artikulasi yang berkembang antara

budaya dan pariwisata dirangsang oleh sejumlah faktor:

Wisata budaya adalah perjalanan yang dilakukan dengan

keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara

melakukan kunjungan ke tempat lain atau luar negeri, mempelajari

keadaan, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat, cara hidup, budaya

serta seni yang dimiliki oleh mereka. Perjalanan ini biasanya dilakukan

Page 52: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

46

wisatawan untuk mengambil kesempatan mengambil bagian dalam

kegiatan-kegiatan budaya seperti seni tari, seni drama, seni musik dan

seni suara atau kegiatan yang memiliki motif sejarah dan sebagainya.

Wisata budaya adalah jenis wisata yang paling populer di negeri kita.

Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa wisata jenis inilah yang

menjadi pilihan utama bagi wisatawan mancanegara yang ingin

mengetahui kebudayaan dan kesenian kita serta segala sesuatu yang

berhubungan dengan adat istiadat dan kehidupan seni budaya kita

(Pendit, 1994:41).

“Dalam perspektif budaya, aktivitas kepariwisataan

merangsang tumbuh kembangnya kreasi seni budaya yang

dapat diperkenalkan kepada para wisatawan. Untuk itu,

perlu digali kebudayaan daerah (lokal), dikembangkan,

bahkan dilestarikan” (Munawaroh, dkk., 1999:93-94).

Sedangkan Goeldner (Nafila, 2013: 1), mengemukakan bahwa

pariwisata budaya mencakup semua aspek dalam perjalanan untuk

saling mempelajari gaya hidup maupun pemikiran. Definisi ini lebih

mengarah pada tujuan pengunjung/atau wisatawan mengunjungi wisata

budaya lebih pada untuk memahami hakikat dan membandingkannya

dengan kondisi budaya yang dimilikinya sebagai sebuah pemahaman

baru, tentunya disamping adanya nilai estetika yang terkandung di

dalamnya.

Mappi (Asriady, 23: 2016) lebih jelas mengemukakan bahwa

beberapa aspek yang termasuk dalam objek pariwisata budaya

diantaranya, seperti: adanya upacara kelahiran, taritarian tradisional,

musik-musik tradisional, perkawinan, pakaian tradisional (pakaian

Page 53: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

47

adat), berbagai macam upacara (seperti turun ke sawah dan upacara

panen), bangunan-bangunan bersejarah, cagar budaya, beberapa

peninggalan tradisonal, kain tradisional (seperti kain tenun), pemeran

festival budaya dan pertunjukan tradisional, hasil tekstil lokal, meseum

sejarah dan budaya, serta adat-istiadat lokal lainnya. Cakupan objek

wisata budaya dengan demikian sangatlah luas, namun secara

sederhana dapat dikatakan bahwa situs wisata budaya tersebut berasal

dari apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh manusia selaku

pemilik budaya sebagai identitas dari kebudayaan tertentu yang muncul

dalam artefact, ideafact dan sosiofact.

Wisata budaya yang demikian sangatlah menarik bagi

wisatawan yang berada di luarnya, sehingga hal ini menjadi potensi

dan daya tarik tersendiri apabila dapat dikemas dengan baik, sehingga

akhir-akhir ini pariwisata budaya di Indonesia semakin tumbuh dengan

pesatnya pada setiap daerah. Menurut McKercher dan du Cros (2002),

bahwa adanya perkembangan pariwisata budaya berkaitan erat dengan

adanya apresiasi dari masyarakat untuk secara terus-menerus menjaga

dan memelihara aset budaya atau pusaka budaya mereka yang dalam

perkembangannya saat ini semakin dirasakan berkurang. Ahli tersebut

kemudian menguraikan bahwa pada dasarnya pariwisata budaya ini

paling tidak memiliki empat elemen, seperti pariwisata, bagaimana

penggunaan aset-aset budaya tersebut, konsumsi produk/hasil karya,

dan wisatawan budaya itu sendiri.

Keempat elemen ini perlu dianalisa lebih lanjut untuk lebeih

menekankan pada bagaimana pelayanan publik dibentuk guna

mengembangkan keempat elemen dasar dalam pariwisata budaya

Page 54: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

48

tersebut. Secara garis besar, ketiga sumber munculnya pariwisata

budaya tersebut tentunya memunculkan apresiasi yang tidak sama dari

para pengunjung/wisatawan. Daya tarik wisata budaya yang bersumber

dari sosial budaya dan sejarah sejauh ini sepertinya jauh lebih menarik

perhatian wisatawan dibandingkan dengan yang bersumber dari agama.

Terutama sekali yang bersumber dari wisata sejarah bukan hanya untuk

memenuhi rasa ingin tahu, namun juga sebagai bagian dari

pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan.

Pengelolaan Administrasi Pariwisata Budaya

Kaitannya dengan fungsi administrasi dalam pengembangan

pariwisata budaya tidak lepas dari beberapa hal seperti dijelaskan Rezi

Kurnia Putri (2015: 53-54), diantaranya adalah pengelolaan administrtif yang

terdiri dari dua komponen yaitu sebagai berikut:

1) Inventaris daya tarik wisatawan,

2) Inventaris fasilitas untuk wisatawan.

Pengelolaan objek wisata budaya dengan cara inventarisasi tersebut

juga perlu dikemas dengan pendeskripsian setiap objek dengan sejelas-

jelasnya, sampai pada keunikan-keunikan yang dimiliki. Bila perlu dalam

penulisannya selain menggunakan bahasa Indonesia sekaligus dapat

menggunakan bahasa global seperti bahasa Inggris. Inilah yang sampai saat

ini masih memerlukan usaha yang lebih, karena hanya sedikit dari objek

wisata khususnya wisata budaya yang keberadaanya sudah

didokumentasikan terutama dalam bentuk tulisan, kebanyakan hanya dalam

bentuk dokumentasi gambar.

Page 55: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

49

Selain melakukan inventarisasi terhadap dua hal di atas, promosi dan

pemasaran wisata perlu mendapatkan dukungan yang kuat pada pengembil

kebijakan administratif. Semua daya tarik yang sudah diinventarisir harus

dipromosikan dengan cara yang elegan dan tentunya mengikuti

perkembangan teknologi. Karena saat ini masyarakat global sedang

berorientasi pada informasi online, maka pengadminsitrasian yang baik

dalam pemasarannya harus pula mengikuti perkembangan trend tersebut

untuk dapat eksis dan terus dapat bersaing dalam menarik para wisatawan.

Page 56: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

50

Dukungan pemerintah sebagai pengambil kebijakan juga

memiliki peranan yang strategis. Paling tidak seperti dijelaskan Rivai

(Agustina, dkk. 2016: 7), yaitu:

1) Adanya peran dalam kepemimpinan yaitu berusaha mengerjakan

segala sessuatu yang benar. Dimana hal ini harus sesuai dengan

visi dan misi daerah yang bersangkutan, dan

2) Adanya peran manajemen yang tentunya memiliki peranan yang

dama dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tupoksinya secara

benar dalam pelaksanaannya.

Peranan pemerintah dengan birokrasinya dalam pengembangan

pariwisata budaya memang harus sejalan dengan visi-misi daerah yang

bersangkutan. Artinya baik pengelolaan secara birokrasi atau pun apa

saja yang akan ditawarkan sebagai bagian dari situs pariwisata budaya

mencerminkan identitas dan keunikan daerah tersebut.

Keunikan-keunikan tersebut harus dikemas dalam bentuk yang

elegan untuk menguatkan daya tarik wisatawan. Disamping itu, dalam

fungsinya sebagai bagian dari menejemen pengembangan pariwisata

budaya harus pula memiliki daya dukung yang mempuni dalam

pelayanannya. Oleh sebab itu, pelayanan dari segala aspek akan sangat

mempengaruhi intensitas wisatawan untuk berkunjung. Wawasan

pelayanan publik yang mempuni seperti akan didiskusikan selanjutnya

menjadi penting untuk diberikan kepada menejemen yang secara

langsung menangani kegiatan pariwisata budaya tersebut.

Page 57: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

51

Obyek Pada Wisata Budaya

Obyek wisata budaya adalah satu tempat wisata yang

sumbernya dari hasil kebudayaan manusia. Benda-benda diciptakan

oleh masyarakat sesuai dengan kebudayaan masing-masing. Dan

tentunya tata nilai dan benda-benda yang terdapat di daerah yang satu

dengan daerah lain berbeda-beda dengan keunikan dan khas tersendiri.

Contoh obyek wisata yang merupakan hasil karya serta budaya

manusia antara lain :

1. Monumen bersejarah, yang termasuk dalam kategori ini yaitu :

bangunan candi yang ada di Indonesia, seperti Candi Borobudur, Candi

Prambanan, benteng, bangunan masjid tua, serta gereja yang sudah tua.

2. Tempat dengan nilai sejarah atau tempat bersejarah, diantaranya :

museum, tempat menyimpan benda arkeologi, pusat kesenian.

Page 58: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

52

3. Hasil seni yang berupa rumah adat, senjata tradisional, alat musik

tradisional, kesenian rakyat.

4. Perayaan seperti dilaksanakannya upacara adat, upacara

keagamaan, pesta tradisional.

Page 59: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

53

5. Obyek yang merupakan buah dari pemikiran dan pengetahuan

modern antara lain : bendungan, industri penerbangan, peluncuran

satelit, teropong bintang, dan sebagainya.

Kelebihan Wisata Budaya

Wisata Budaya sebagai Wisata Edukasi

Edukasi atau pendidikan adalah sebuah hal yang sangat penting

bagi masyarakat suatu negara. Hal ini berhubungan dengan pengenalan

identitas dari negara tersebut. Kebudayaan merupakan sebuah unsur

penting dari suatu negara. Hal ini dikarenakan kebudayaan merupakan

salah satu pemegang identitas penting dari bangsa tersebut. maka dari itu

dengan kita belajar mengenai suatu kebudayaan maka kita akan lebih

Page 60: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

54

mengenal mengenai identitas dari bangsa kita sendiri, dalam hal ini

bangsa Indonesia.

Selain itu kita dapat juga mengenal ciri khas dan sifat suatu bangsa

dari kebudayaan yang dihasilkannya. Setiap negara akan memiliki ciri

kebudayaan yang berbeda, dengan mempelajari unsur kebudayaan

tersebut maka kita bisa menentukan ciri sifat mendasar dari bangsa

tersebut. Wisata budaya sebagai media edukasi merupakan hal yang

sangat penting bagi generasi muda, terutama anak-anak. Menggunakan

metode ini sendiri tentunya akan lebih mudah dan menyenangkan. Kita

dapat mengunjungi berbagai tempat seperti, wisata kota tua jakarta, Candi

Prambanan, Istana Ratu Boko. Setiap tempat tersebut bisa menjadi media

edukasi yang sangat penting.

Wisata Budaya Sebagai Wisata Sejarah

Kelebihan wisata budaya yang lain yang bisa kita dapatkan adalah

melalui wisata budaya kita dapat belajar sejarah. Sejarah merupakan hal

penting yang harus kita pelajari dan kita ketahui. Kelebihan wisata budaya

sebagai pusat wisata sejarah juga sangat erat hubungannya dengan

kelebihan wisata budaya sebagai wisata edukasi.

Page 61: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

55

Kedua kelebihan ini sudah menjadi paket yang lengkap. Jika kita

mempelajari sejarah dari suatu kebudayaan yang ada di Indonesia, maka

kita akan menemukan berbagai titik temu mengapa budaya itu muncul.

Selain itu kita juga bisa mengetahui dari tujuan penciptaan suatu budaya

tersebut. Wisata budaya yang juga bisa menjadi wisata sejarah ini akan

dapat menjelaskan dan memberikan pengetahuan bagi para pengunjung

mengenai fungsi awal dari suatu situs budaya.

Seperti halnya fungsi awal dari Candi Prambanan, terlepas dari

dongeng yang ada. Sayangnya tak banyak yang merasa tertarik dengan hal

ini. biasanya mereka yang datang hanya berkunjung untuk sekedar

berfoto-foto ria saja. Namun, sedikit banyak sebaiknya kita tetap

mempelajari sejarah dari suatu situs budaya tertentu. Hal ini bertujuan

untuk dapat membuat kita lebih menghargai suatu situs warisa budaya.

Banyak sekali wsiata budaya yang ada di Indonesia seperti wisata budaya

di Yogyakarta, Wisata budaya di Bandung, Wisata Budaya di Bali.

Wisata Budaya Sebagai Wisata Religi dan Spiritual

Banyak situs budaya yang ada di Indonesia ini pada dasar

pembentukan awalnya merupakan sebuah tempat peribadatan. Bahkan

Page 62: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

56

situs-situs tersebut masih terjaga fungsinya hingga sekarang, dan pada

waktu-waktu tertentu aliran keagamaan akan menggunakan situs tersebut

untuk upacara. Seperti contohnya penggunaan Candi Borobudur untuk

upacara keagamaan umat Budha saat Waisak, begitu juga dengan

beberapa candi yang ada di Indonesia. Kesempatan wisata situs budaya

untuk menjadi sebuah tempat wisata religi memang sangat besar

kemungkinannya. Hal ini dikarenakan masih banyak sekali masyarakat

yang menganggap dan menjadikan suatu situs budaya tertentu sebagai

situs aliran keagamaan mereka, atau yang mewakili kepercayaan mereka.

Namun, terkadang beberapa situs budaya juga bisa menjadi wisata

spiritual yang tak ada hubungannya dengan agama.

Jika kita datang mengunjungi suatu situs budaya mengagumi

keindahan arsitekturnya, kemegahannya dan teknik-teknik yang

digunakan dalam proses pembuatannya maka kita bisa merasakan

kenyamanan disitu. Tujuan wisata religi sendiri memang adalah sebuah

kenyamanan yang didapatkan oleh pengunjung dan hal tersebut tak ada

hubungannya dengan aliran kepercayaan. Beberapa situs dan bahkan

mungkin kebanyakan situs budaya memiliki kelebihan dalam hal ini.

Wisata Budaya Sebagai Tempat Wisata Keluarga

Hal ini merupakan hal yang jamak didapatkan atau dilakukan di

berbagai tempat wisata. Namun, menghabiskan waktu mengunjungi

berbagai macam situs kebudayaan yang ada pastinya akan sangat menarik

untuk dilakukan. Terutama bagi mereka yang sudah berkeluarga dan

memiliki momongan, dengan mengunjungi situs budaya kita sudah ikut

melestarikan dan memberikan pelajaran kepada anak. Pembelajaran ini

Page 63: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

57

menjadi sangat penting, apalagi anak-anak akan sangat mudah tertarik

dengan sesuatu yang megah dan menakjubkan. Hal ini dapat ditemukan

dan diwujudkan dengan mengunjungi situs-situs budaya yang ada.

Selain kelebihan yang disebutkan diatas masih ada beberapa

kelebihan yang yang dimiliki oleh wisata budaya. Beberapa kelebihan

tersebut seperti

1. Ikut melestarikan budaya

2. Menambah wawasan kebudayaan

3. Mengankat citra dan martabat bangsa

4. Memupuk rasa cinta tanah air

5. Mengetahui keberagam budaya bangsa

6. Dapat menjadi cara untuk mempererat kesatuan dari bangsa []

7. Menambah penadpatan ekonomi daerah

8. Ikut melesatrikan dan menjaga keberlangsunga

9. Dapat mengetahui jenis kebudayaan arsitekstur daerah tertentu

10. Dapat memahami dan mengerti beberapa aktivitas budaya lokal

11. Dapat memupuk rasa cinta tanah air pada generasi muda

12. Menjadikan situs budaya sebagai media ilmu pengetahuan yang

menarik

Page 64: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

58

Wisata budaya merupakan salah satu objek pariwisata yang

cukup menarik perhatian wisatawan dewasa ini. Kunjungan ke objek

wisata budaya selain disebabkan oleh adanya rasa ingin tahu dan

penasaran, sekaligus juga untuk menemukan nilai etika dan estetika

dari tempat dan budaya lain yang berbeda dengan seorang/kelompok

wisatawan tersebut. Disamping kelengkapan sarana dan daya dukung

lain yang dapat menarik wisatawan, kemampuan administrasi yang

baik dan pelayanan yang memadai dapat menjadi tolak ukur kemajuan

sektor atau objek wisata budaya tersebut. Kemampuan pengelolaan

administrasi yang dimaksud dalam hal ini lebih mengarah pada

kemampuan menejmen pengelola pariwisata tersebut baik untuk

menginventarisir semua objek inti dan pelengkap dari wisata budaya

tersebut, sekaligus menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan yang

diperlukan wisatawan untuk menjangkau objek wisata itu. Kaitannya

dengan perlunya inventarisasi kebutuhan wisatawan secara

administratif, berhubungan erat juga dengan kebutuhan pelayanan,

dalam konteks ini dapat disebut sebagai pelayanan terhadap wisatawan

publik. Pelayanan yang baik oleh pengelola pariwisata akan berbanding

lurus dengan perkembangan objek wisata tersebut. Selain itu, guna

menguatkan

RANGKUMAN

Page 65: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

59

1. Pilih 1 wilayah (kota)

2. Buat Poster promosi wisata budaya

3. Menggunakan kertas A3

4. Waktu mengerjakan adalah 1 minggu

Tugas tersebut dikerjakan secara kelompok, dengan jumlah

anggota 2 orang, dan pastikan setiap kelompok memilih destinasi

(kota) yang berbeda.

LATIHAN SOAL

Page 66: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

60

Wisata budaya Di bali “Eat, Pray, Love”

- Bali.

Menurut Vickers (1989) dan Picard (1996) dalam

Williams dan Darma Putra (1997) menuliskan bahwa pada era

pemerintahan Presiden Soeharto yakni presiden Indonesia yang ke-

dua, Bali telah dijadikan sebagai pusat pembangunan pariwisata

Indonesia. Begitu juga beberapa organisasi internasional telah

mengangggap bahwa pembangunan pariwisata di Indonesia

sebenarnya telah dimulai di Bali sejak pemerintahan penjajahan

Belanda.

“The New Order of President Suharto additionally

stressed the importance of national and ethnic

identity to Indonesia, evident in the country’s motto of

‘unity in diversity’. This support for the rich

cultural heritage of Indonesia, coupled with

increases in the locals’ standard of living, are

likely to have contributed to the increased interest

of Balinese in their identity” (Williams dan Darma

Putra, 1997).

BAB 5

Page 67: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

61

Lebih lanjut Williams dan Darma Putra (1997) bahwa

pada masa orde baru jaman pemerintahan Presiden Soeharto

telah memberikan perhatian yang cukup penting tentang

pentingnya nasionalisme dan identitas bangsa yang lebih jelas

tertuang dalam konsep “Bhineka Tunggal Ika”, hal ini yang

mendorong berkembangnya budaya daerah dan pada akhirnya akan

memperkaya khasanah budaya nasional, karena budaya nasional

tersebut sebenarnya unitas dari keberagaman budaya daerah yang

ada di nusantara ini. Berkembangnya Budaya Bali juga

merupakan manisfestasi dari “Bhineka Tunggal Ika” yang pada

akhirnya kita bisa nikmati buahnya saat ini sebagai factor

keunikan pariwisata Bali.

“How cultural tourism in Bali is defined?” Cultural

Tourism is tourism developed based on local

Balinese cultures which is typically characterized by

Hindu religion which becomes a part of national

cultures as the basic domain, harmonious, and

balanced relationship between tourism and culture”

(Subadra, 2011)

Pariwisata Budaya Bali dapat diwujudkan dan

dimanifestasikan dalam bentuk: Situs-situs bersejarah, arsitektur

bali, tradisi, upacara keagamaan, kerajinan tangan, seni dan musik,

pakaian daerah, makanan lokal bali, dan manifestasi lainnya

yang dilhami oleh budaya dan agama Hindu Bali. Di Bab ini tersaji

uraian materi, rangkuman, dan latihan soal. Setelah Anda

Page 68: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

62

mempelajari keseluruhan isi Bab 5, diharapkan Anda memiliki

kompetensi berupa kemampuan :

1. Memahami Komponen wisata sejarah di Bali

2. Mengdentifikasi aspek-aspek dari pariwisata budaya di Bali

Aktivitas belajar yang Anda lakukan agar berhasil mencapai

kompetensi tersebut adalah

a. Bacalah dengan cermat bagian uraian materi.

b. Bacalah bagian demi bagian dan temukan kata kunci (konsep).

c. Diskusikan bersama teman sejawat dan dosen konsep yang

Anda temukan.

d. Bacalah rangkuman

e. Kerjakan latihan soal sebagai refleksi kemampuan Anda

memahami Bab 5

Kepariwisataan yang dikembangkan di Pulau Bali adalah

kepariwisataan budaya yang berlandaskan nilai-nilai Tri Hita,

Karana sebagai landasan filosofis pembangunan kepariwisataan.

Dengan konsep pengembangan kepariwisatan budaya,

kepariwisataan di Pulau Bali dikembangkan agar mampu

memberikan manfaat yang optimal untuk pelestarian budaya,

konservasi lingkungan yang berkelanjutan serta peningkatan

Uraian Materi

Page 69: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

63

kesejahteraan masyarakat. Pengembangannya diarahkan melalui

pengembangan destinasi pariwisata yang aman, nyaman dan

berkualitas, pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing,

pengembangan pemasaran pariwisata secara terpadu dan

pengelolaan tata kelola kepariwisataan secara terintergrasi.

Selain itu, konsep pengembangan pariwisata berbasis budaya

dipandang sangat penting mengingat Bali memiliki daya tarik wisata

budaya, selain daya tarik wisata yang lain. Daya tarik wisata budaya

tersebut seperti pura, puri, pasar, patung/monumen, hotel, museum

dan budaya tradisi masyarakat yang unik. Sedangkan daya tarik

wisata lainya seperti daya tarik wisata pantai, wisata desa, wisata

hutan mangrove, taman rekreasi dan wisata belanja.

Kondisi Geografi, Sosial, Dan Budaya Bali

Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

wilayahnya terdiri atas satu pulau, yaitu Pulau Bali dan beberapa

pulau-pulau kecil di sekitarnya. Di antara pulau kecil tersebut, pulau

yang paling besar adalah Nusa Penida yang berada di Tenggara

Pulau Bali. Luas seluruh wilayah Bali adalah 5633KM². Bentuk

Pulau bali seperti kipas yang direntangkan, yang di bagian

tengahnya terdapat pegunungan yang memanjang dari barat ke

timur. Pegunungan ini sekaligus sebagai batas alam antara Bali

bagian Utara dan Bali bagian Selatan.

Page 70: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

64

Gunung tertinggi di Bali adalah Gunung Agung (3.142 m dpl),

yang terletak di kabupaten Karang Asem, gunung lainnya, adalah

Gunung Batur (1717 m dpl). Kondisi Bali bagian Utara memiliki

dataran rendah yang sempit. Hal ini berbeda dengan Bali bagian

Selatan, yang menghampar dari Kabupaten Jembrana di Barat sampai

Kabupaten Karang Asem di Timur. Di bagian ujung Selatan terdapat

semenanjung Benoa.

Page 71: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

65

Pulau Dewata dikelilingi oleh laut yang banyak terdapat

terumbu karang. Pantai di selatan cenderung memiliki pasir putih

sementara yang di utara dan barat memiliki pasir hitam. Bali tidak

memiliki saluran air besar, meskipun sungai Ho dilewati oleh kapal

dengan sampan kecil. Pantai yang ber-pasir hitam antara

pantai Pasut dan pantai Klatingdukuh sedang dikembangkan oleh

pemerintah Bali untuk pariwisata, tetapi selain dari pura yang ada di

pantai Tanah Lot, pantai-pantai yang ber-pasir hitam lainnya belum

digunakan untuk pariwisata secara signifikan.

Kota terbesar yang ada di Bali dan sekaligus merupakan ibukota

provinsi Bali adalah Kota Denpasar, dekat dengan daerah pantai

selatan. Populasinya adalah sekitar 491.500 jiwa (2002). Kota terbesar

kedua di Bali adalah ibu kota kolonial tua yaitu Singaraja, yang terletak

di pantai utara dan memiliki penduduk sekitar 100.000 orang.

Kota/Daerah penting lainnya yang termasuk resor pantai adalah Kuta,

yang bisa dibilang bagian dari kawasan perkotaan Denpasar,

dan Ubud yang terletak di utara Denpasar yang merupakan pusat

budaya di pulau Bali.

Tiga pulau-pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara secara

administratif merupakan bagian dari Kabupaten Klungkung yaitu pulau

Nusa Penida, pulau Nusa Lembongan dan pulau Nusa Ceningan.

Pulau-pulau tersebut terpisahkan dari pulau Bali oleh Selat Badung. Di

sebelah timur terdapat Selat Lombok yang memisahkan Bali dari

Lombok dan menandai divisi biogeografis antara fauna dari ecozone

Indomalayan dan fauna khas yang berbeda dari Australasia.

Page 72: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

66

Transisi ini dikenal sebagai Garis Wallace (Wallace Line), yang

diambil dari nama Alfred Russel Wallace yang pertama kali mengusulkan

zona transisi antara dua bioma utama ini. Ketika permukaan air laut turun

selama zaman es Pleistosen, Bali terhubung dengan Jawa dan Sumatra dan

daratan utama Asia dan membagikan fauna Asia, tapi air yang dalam dari

Selat Lombok terus menjaga Lombok dan daerah Sunda Nusantara yang

lebih rendah terisolasi.

Provinsi Bali terbagi menjadi 8 kabupaten dan 1 kotamadya, yaitu:

Page 73: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

67

Pendukung kebudayaan Bali adalah masyarakat Bali, yang

dikenal sebagai etnik Bali atau orang Bali. Sebagai sebuah etnik, orang

Bali memiliki ciri identitas etnik yang melekat pada diri dan

kelompoknya. Dinas Pariwisata Provinsi Bali, mendefinisikan etnik

Bali sebagai sekelompok manusia yang terikat oleh kesadaran akan

kesatuan kebudayaan, baik kebudayaan lokal Bali maupun kebudayaan

nasional. Rasa kesadaran akan kesatuan kebudayaan Bali ini diperkuat

oleh adanya kesatuan bahasa, yakni bahasa Bali, agama Hindu, dan

kesatuan perjalanan sejarah dan kebudayaanya. Keyakinan terhadap

agama Hindu melahirkan berbagai macam tradisi, adat, budaya,

kesenian, dan lain sebagainya yang memiliki karakteristik yang khas,

yang merupakan perpaduan antara tradisi dan agama. Dalam kehidupan

sehari-hari, karakteristik tersebut mewujudkan diri dalam berbagai

konsepsi, aktivitas sosial, maupun karya fisik orang Bali.

Identitas etnik orang Bali juga tampak pada busana tradisional

Bali dan identitas ruang serta lingkungan tempat tinggal (Supatra,

2006: 88-89). Pakaian adat Bali memiliki nilai filosofi yang dalam.

Filosofi pakaian adat Bali dalam hampir sama dengan kebanyakan

pakaian adat daerah lain dalam beberapa hal, akan tetapi karena Bali

juga merupakan salah satu tempat yang sudah mendunia dan

disakralkan, maka filosofi pakaian adat Bali kini menjadi penting

dalam eksistensinya. Pakaian adat Bali mempunyai standardisasi dalam

kelengkapannya. Pakaian adat Bali lengkap umumnya dipakai pada

upacara adat/keagamaan atau upacara perayaan besar. Sedangkan

pakaian adat madya dipakai saat melaksanakan ritual sembahyang

harian atau saat menghadiri acara yang menggembirakan seperti

Page 74: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

68

contohnya ketika pesta kelahiran anak, kelulusan anak, sukses

memperoleh panen, atau penyambutan tamu.

Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup

akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara

aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu,

pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau

yang biasa disebut ‘’Tri Hita Karana’’. Pawongan merupakan para

penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik

antara penghuni rumah dan lingkungannya. Rumah adat Bali ternyata

dibangun sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang

mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam

Budaya China).

Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup

akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara

aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu,

pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau

yang biasa disebut ‘’Tri Hita Karana’’. Pawongan merupakan para

Page 75: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

69

penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik

antara penghuni rumah dan lingkungannya.

Rumah tinggal masyarakat Bali sangat unik karena rumah

tinggal tidak merupakam satu kesatuan dalam satu atap tetapi terbagi

dalam beberapa ruang-ruang yang berdiri sendiri dalam pola ruang

yang diatur menurut konsep arah angin dan sumbu gunung Agung.Hal

ini terjadi karena hirarki yang ada menuntut adanya perbedaan strata

dalam pengaturan ruang-ruang pada rumah tinggal tersebut.Seperti

halnya tempat tidur orang tua dan anak-anak harus terpisah, dan juga

hubungan antara dapur dan tempat pemujaan keluarga.Untuk

memahami hirarki penataan ruang tempat tinggal di Bali ini haruslah

dipahami keberadaan sembilan mata angin yang identik dengan arah

utara, selatan, timur dan barat.Bagi mereka arah timur dengan sumbu

hadap ke gunung Agung adalah lokasi utama dalam rumah tinggal,

sehingga lokasi tersebut biasa dipakai untuk meletakkan tempat

pemujaan atau di Bali di sebut pamerajan.Bagian-bagian pada rumah

tinggal tradisional Bali sebagai berikut:

Page 76: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

70

1. Angkul-angkul yaitu entrance yang berfungsi seperti candi bentar

pada pura yaitu sebagai gapura jalan masuk. Angkul-angkul

biasanya teletak di kauh kelod.

2. Aling-aling adalah bagian entrance yang berfungsi sebagai

pengalih jalan masuk sehingga jalan masuk tidak lurus kedalam

tetapi menyamping. Hal ini dimaksudkan agar pandangan dari luar

tidak langsung lurus ke dalam. Alingaling terletak di kaluh kelod.

3. Natah atau halaman tengah merupakan pusat dari pekarangan

yang dikelilingi bale-bale.

4. Mrajan atau sanggah, terleteak dibagian timur laut atau kaja

kangin pada sembilan petak pola ruang, merupakan area suci pada

rumah berfungsi sebagai tempat pemujaan.

5. Bale Dangin yaitu bangunan perumahan tradisional Bali yang

komposisinya berada di sisi timur disebut dengan bale dangin,

Type yang dibangun type sake nem dalam perumahan tergolong

sederhana bila bahan dan penyelesaiannya sederhana, dapat pula

digolongkan madia bila ditinjau dari penyelesaiannya dibangun

dengan bahan penyelesaian madia.

6. Bale Delod Dalam komposisi bangunan rumah saka kutus ini

menempati letak bagian kelod yang juga disebut Bale delod, dalam

proses pembangunan bale delod letaknya dari bale meten diukur

dengan menggunakan tapak kaki dengan pengurip angandang

tergantung dari kecenderungan penghuni rumah. Bale delod

difungsikan sebagai sumanggem, bangunan untuk upacara adat,

tamu dan tempat bekerja atau serbaguna.

Page 77: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

71

7. Bale Daje Bangun rumah yang paling awal dibangun dalam

perumahan, type bangunan sake kutus diklasifikasikan sebagai

bangunan madia dengan fungsi tunggal sebagai tempat tidur yang

disebut bale meten. Komposisinya berada disisi kaja natah

(halaman tengah) menghadap kelod berhadapan dengan

sumanggem/bale delod. Dalam proses membangun rumah bale

meten merupakan bangunan awal.

8. Bale Dauh / Loji ini terletak di bagian Barat ( Dauh natah umah ),

dan sering pula disebut dengan Bale Loji, serta Tiang Sanga.

Fungsi Bale Dauh ini adalah untuk tempat menerima tamu dan

juga digunakan sebagai tempat tidur anak remaja atau anak muda.

9. Paon ( Dapur ) yaitu tempat memasak bagi keluarga. Bagian yang

terpenting dari rumah dapur orang bali tempatnya terpisah dengan

bagian – bagian rumah yang lain. Dapur biasanya ditempatkan

disebelah barat bale delod berdekatan dengan pintu masuk rumah

atau dalam bahasa bali biasa disebut lebuh. Fungsi dapur di bali

memang sama dengan dapur – dapur pada umumnya akan tetapi

bagian – 22 bagian dapur tradisional bali harus memiliki tungku

dalam bahasa bali disebut Bungut Paon.

10. Jineng/lumbung sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen,

berupa padi dan hasil kebun lainnya. Fungsinya sebagai

penyimpanan hasil panen yang berupa gabah di bagian atapnya.

Dan dibawahnya dibentuk menyerupai bale untuk tempat bersantai

dan bercengkrama bersama keluarga. Orang – orang yang

memiliki jineng ini biasanya golongan petani yang memiliki hasil

Page 78: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

72

panen setiap tahun. Jineng biasanya terletak bersebelahan dengan

dapur yang pada umumnya berada pada bagian depan areal rumah.

Pengelolaan Administrasi Pariwisata Budaya

Sebagai ikon dan konfigurasi pariwisata Indonesia, bali telah

menjelma menjadi salah satu destinasi wisata dunia yang sangat

populer. Pariwisata telah menjadi generator penggerak pembangunan

perekonomian masyarakat Bali. Dari data empiris yang ada, tidak

kurang 80% dari seluruh masrakat Bali menggantungkan hidupnya

pada pariwisata(Widiatedja, 2011: 25). Berbagai dampak pariwisata

juga telah dirasakan oleh masyarakat Bali. Tekanan terhadap

lingkungan akibat pembangunan fisik semakin besar. Pemerintah

Provinsi Bali sebagai pemegang otoritas dan legitimasi beserta

seluruh stakeholders menggulirkan kebijakan pembangunan

pariwisata yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan sebagai upaya

menjaga konsistensi dan kontinuitas peran dan kontribusi pariwisata

bagi Bali. Dalam tataran nasional, Undang-Undang No 32 tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam

konsiderannya mengamanatkan pembangunan ekonomi nasional

diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan. Sedangkan dalam sektor pariwisata,

Undang-Undang No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

mengamanatkan bagian integral dari pembangunan nasional yang

dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan

bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap

Page 79: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

73

nilai-nilai agama, budaya yang hidup, serta kepentingan nasional.

Ditegaskan pula bahwa prinsip penyelenggaraan kepariwisataan

adalah berkelanjutan.

Pada tataran lokal, Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan

Peraturan Daerah (Perda) No 3 Tahun 1974 tentang Pariwisata

Budaya sebagai acuan pengembangan pariwisata Bali secara

komprehensif. Dalam perjalanannya Perda tersebut menagalami

perbaikan menjadi Perda No 3 tahun 1991 yang pada prinsipnya

menyatakan bahwa kepariwisataan yang dikembangkan di Bali adalah

pariwisata budaya yang dijiwai oleh Agama Hindu. Dengan demikian,

kegiatan kepariwisataan dapat berjalan selaras, serasi, dan harmonis

dengan budaya Bali dan nilai luhur Agama Hindu. Adapun

beberapa kebijakan yang menyangkut pengelolaan pariwisata

berkelanjutan di Bali, antara lain:

a. Perda Tingkat I Bali No 3 tahun 1974 juncto Perda Tk I Bali

Nomor 3 Tahun 1991 tentang Pariwisata Budaya.

b. Perda Provinsi Bali No.3 tahun 2005 juncto Perda No 16 tahun

2009 tentang RTRW Propinsi Bali

c. Perda Provinsi bali No 4 tahun 2005 tentang Pengendalian

Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.

d. Perda Provinsi Bali no.5 tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur

Bangunan Gedung.

e. Perda Provinsi Bali No.7 tahun 2007 tentang Usaha Penyediaan

Sarana Wisata Tirta.

f. Perda Provinsi Bali No.5 Tahun 2008 tentang Pramuwisata.

Page 80: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

74

Keunggulan Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata

Bali dan pariwisata tidak bisa dipisahkan. Sebagai daerah tujuan

wisata utama, kekayaan dan keindahan alam, serta keunikan seni

budayanya menjadi daya tarik utama. Bali tidak hanya terkenal dalam

negeri tetapi di luar negeri. Faktor yang menyebabkan Bali sebagai

daerah tujuan wisata andalan di Indonesia, karena memiliki kekhasan

pada objek wisatanya, khususnya wisata budaya. Berikut keunggulan

wisata budaya yang ada di Bali :

1. Pura Ulun Danu Beratan

Bangunan pura yang merupakan tempat pemujaan bagi umat

Hindu di Bali ini, terletak di tepi danau Beratan Bedugul. Pura Ulun

Danu sendiri tempat memuja Dewi Danu yang diyakini sebagai Dewi

Kesuburan dan pemberi anugerah. Lokasinya di dataran tinggi kawasan

Bedugul, nuansa alamnya indah dengan perpaduan serasi antara

keberadaan pura dalam balutan danau Beratan yang cantik dikenal

dengan objek wisata Bedugul. Sehingga tempat wisata budaya dengan

alam mengagumkan ini menjadi tujuan tour yang paling populer,

Page 81: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

75

sehingga anda yang pertama kali ke liburan ke pulau Dewata Bali,

maka objek wisata Bedugul wajib menjadi agenda tour anda.

2. Pura Luhur Uluwatu

Apa yang ditawarkan di Pura Luhur Uluwatu memang benar-

benar membuat wisatawan berdecak kagum, sebuah pura bertengger di

ujung bukit karang dengan ketinggian tebing hampir 100 meter yang

langsung berbatasan dengan laut, suguhan alam yang indah tidak hanya

keunikan pura tersebut tetapi tebing-tebing cantik yang mengelilingi

kawasan ini, apalagi ketika matahari terbenam, pemandangan alam di

tempat ini lebih spektakuler, selain itu setiap sore menjelang sunset di

kawasan Uluwatu ini dipentaskan seni tari tradisional, yakni tari Kecak

yang sudah sangat populer dengan latar belakang keberadaan pura

Uluwatu, samudera Hindia dan sunset, sebuah tujuan wajib tour di

Bali, terutama kawasan Bali Selatan.

Page 82: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

76

3. Pura Tanah Lot

Wisata budaya dengan balutan alam yang indah bisa anda

temukan di Tanah Lot, sebuah objek wisata yang populer dan selalu

ramai dikunjungi dan menjadi agenda tour wajib di pulau Dewata Bali.

Sebuah pura bertengger pada sebongkah batu karang besar di tengah

pantai, pura yang menjadi tempat pemujaan umat Hindu ini merupakan

warisan sejarah masa lalu dengan berbagai kisah uniknya, tampil

begitu menawan sehingga mampu menghipnotis para pengunjung,

apalagi saat kehadiran sunset (matahari terbenam), sebuah pura lagi

terletak di sebelah baratnya dikenal dengan Pura Karang Bolong, pura

ini bertengger di tebing batu karang juga terlihat cantik.

Page 83: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

77

4. Tari Barong Di Batubulan

Pementasan seni tari tradisional di Bali ini sangat populer,

tempat tari Barong ini di desa Batubulan, Gianyar, menjadi salah satu

tujuan wisata budaya yang populer di Bali, tari Barong dipentaskan

setiap pagi hari pukul 09.30 selama 1 jam, sehingga mereka yang

mengagendakan tour ke arah Ubud, Kintamani atau tour wilayah bali

Timur, bisa mengagendakan ke Batubulan terlebih dahulu. tari Barong

sebenarnya adalah tarian sakral yang hanya dipentaskan saat-saat ada

upacara keagamaan umat Hindu. Berkembangnya pariwisata di Bali,

maka tari Barong tersebut juga dikemas sebagai tari hiburan bahkan

anda masih bisa menyaksikan sisi mistis dari pementasan tari Barong

tersebut, tari Barong di Batubulan mengisahkan pertempuran kebaikan

dan keburukan yang selalu abadi.

Page 84: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

78

5. Pura Besakih

Mengenal budaya Bali lebih dekat, maka anda bisa berkunjung

ke pura Besakih, tempat wisata pura di Bali Timur ini adalah

merupakan komplek pura terbesar di Bali dan sebagai pusat perayaan

upacara keagamaan bagi umat Hindu, sehingga menjadi tujuan tour

populer di pulau Dewata Bali. Komplek pura cukup luas, sehingga jika

anda ingin mengemas paket tour ke objek wisata Besakih, maka anda

butuh tour guide (pemandu wisata) bisa guide yang anda bawa sendiri

atau sewa guide lokal di lokasi. Sehingga anda bisa mengetahui

mengenai sejarah berdirinya pura Besakih tersebut dari pemandu

wisata, lokasi mana yang ideal untuk menikmati keindahan warisan

budaya Hindu tersebut, termasuk hal-hal yang perlu diperhatikan bagi

mereka yang berkunjung ke pura Besakih.

Page 85: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

79

6. Taman Air Tirta Gangga

Peninggalan sejarah masa lalu tersebut menjadi sebuah warisan

budaya yang sekarang terjaga baik di kabupaten Karangasem. Tirta

Gangga berkembang dan ditata sehingga menjadi tujuan tour yang

populer di wilayah Bali Timur. Objek wisata di Bali Timur ini

dibangun Raja Karangasem yaitu Anak Agung Anglurah Ketut

Karangasem Agung, dibangun dalam bentuk istana air dengan

menggabungkan arsitektur khas tradisional Bali dan China. Ada dua

buah kolam permandian di Tirta Gangga untuk dewasa dan anak-anak,

sumber air kolam tersebut berasal dari mata air alam, sehingga airnya

sangat jernih, kemudian dialirkan ke kolam ikan dan selanjutnya untuk

irigasi. Sebuah tugu air di tengah-tengah kolam menjadi ikon tempat

wisata ini.

Page 86: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

80

7. Taman Ujung Karangasem

Wisata budaya yang menyangkut peninggalan sejarah masa lalu

adalah objek wisata taman Ujung Karangasem atau dikenal dengan

taman Sukasada, taman tersebut dibangun pada masa kerajaan

Karangasem oleh raja I Gusti Bagus Jelantik dengan gelar kerajaan

Agung Anglurah Ketut Karangasem. Awal dibangun pada tahun 1901,

taman tersebut dinamakan kolam Dirah untuk mengasingkan mereka

yang memiliki ilmu hitam. Namun raja berubah pikiran dan

menjadikan tempat tersebut sebagai tempat peristirahatan raja, lengkap

tempat perjamuan dan semedi, dengan perpaduan arsitektur tradisional

Bali, China dan Belanda. Objek wisata budaya di Bali Timur ini

populer sebagai tujuan tour dan photo pre-wedding.

Page 87: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

81

8. Puri Saren Ubud

Warisan budaya masa lalu yang berupa istana kerajaan tersebut

masih terjaga dengan baik, sebuah bangunan puri yang memang cukup

spesial keberadaanya saat ini sehingga menjadi tujuan wisata yang

cukup populer, dan menjadi destinasi wajib saat tour ke Ubud.

Lokasinya di kawasan sentral Ubud dan mudah dijangkau. Dikenal

dengan Puri Saren Agung Ubud dibangun pada masa pemerintahan

kerajaan Tjokorda Ida Putu Kandel di masa pemerintahan raja ini

berkisar dari tahun 1800-1823 M. Warisan budaya masa lalu ini terjaga

dengan baik sampai saat ini yang merupakan saksi bisu sejarah Bali. Di

Puri Ubud juga saat ini dipentaskan sejumlah seni tari Bali yang bisa

disaksikan wisatawan, sebagai tempat pelestarian budaya tradisional,

mengembangkan dan melindungi berbagai seni dan sastra Bali.

Page 88: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

82

9. Tirta Empul Tampaksiring

Tujuan wisata budaya berikutnya di Bali adalah Pura Tirta

Empul Tampaksiring, pura ini menjadi salah satu objek wisata populer

di Kabupaten Gianyar, ramai dikunjungi wisatawan apalagi lokasinya

strategis, searah perjalanan tour ke Kintamani dan Ubud. Di Pura Tirta

Empul ini terdapat sebuah pemandian suci yang diperuntukkan umat

untuk ritual melukat (meruwat) menghilangkan segala jenis pengaruh

negatif dalam tubuh manusia. Pura Tirta Empul memiliki sejarah yang

unik, berkaitan dengan legenda raja Maya Denawa yang dikenal lalim

dan kejam memerintah rakyatnya, raga tersebut akhirnya tewas di

tangan Dewa Indra yang diutus dari kahyangan.

Page 89: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

83

10. Desa Tenganan

Sebuah desa wisata yang memiliki budaya dan sejumlah tradisi

unik yang masih dilestarikan sampai saat ini. Penduduk desa Tenganan

mengklaim bahwa mereka adalah penduduk asli Bali (Bali Aga),

memang pada masa serangan Majapahit ke pulau dewata Bali, maka

desa Tenganan inilah yang tidak bisa ditaklukkan, dan tidak

terpengaruh oleh budaya luar, sehingga budaya dan hal-hal tradisional

yang mereka pegang teguh masih bisa disaksikan sampai saat ini

diantaranya; seperti aturan adat dalam membuat rumah, tidak

merayakan Nyepi, tidak ada penjor Galungan, tidak mengenal poligami

dan tidak mengenal upacara ngaben seperti di Bali pada umumnya.

Desa Tenganan juga memiliki tradisi unik dinamakan perang pandan

dan juga kerajinan tenun dobel ikat kain Pegringsingan. Desa

tradisional ini menjadi salah satu desa Bali Aga di pulau Dewata Bali.

Page 90: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

84

11. Desa Trunyan

Mengenal budaya dan tradisi unik di Bali yang tidak anda

temukan di tempat lainnya akan menjadi sebuah pengalaman wisata

tour yang menarik, seperti halnya kita anda berada di desa Trunyan

sebuah desa terpencil yang berada di tepi danau Batur ini memiliki

budaya dan tradisi pemakaman mayat yang berbeda dibandingkan

tempat manapun. Tubuh yang meninggal hanya diletakkan di atas

tanah di bawah taru (pohon) Menyan, uniknya jasad tersebut tidak

mengeluarkan bau sedikitpun. Di desa Tenganan juga ada tari sakral

yang dikenal dengan tari Barong Brutuk. Untuk mengunjungi

pemakaman desa Trunyan bisa sewa perahu dengan menyeberangi

danau Batur dari dermaga Kedisan, Toya Bungkah dan dari desa

Trunyan sendiri. Sebuah desa Tradisional atau desa Bali Aga yang

merupakan penduduk asli pulau Bali.

Page 91: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

85

12. Objek Wisata Kertha Gosa Klungkung

Jejak-jejak peninggalan sejarah budaya masa lampau masih

terpatri indah dan berdiri kokoh sampai saat ini dan dikenal dengan

Kertha Gosa. Bangunan sejarah masa lalu tersebut dibangun pada

jaman kerajaan Gelgel yaitu pada abad XVII, di masa pemerintahan

Dewa Agung Jambe, beliau adalah raja pertama Klungkung, putra ke

dua Dalem Dimade yang mana merupakan raja terakhir dari dinasti

kerajaan Gelgel, bangunan istana atau puri tersebut dinamakan Semara

Pura, seperti nama ibu kota Kabupaten Klungkung. Bangunan

bersejarah ini lengkap dengan ornamen ukiran tradisional Bali dan seni

lukis wayang Kamasan, menjadi salah satu tujuan wisata budaya

populer di wilayah Klungkung dan tujuan tour searah menuju Besakih

dan Candidasa.

Page 92: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

86

13. Desa Penglipuran

Menikmati wisata budaya Bali maka kurang lengkap sebelum

ke desa Penglipuran, sebuah desa tua yang memiliki tatanan budaya

tersendiri dan berbeda. Terutama dalam tampilan fisik desa

Penglipuran tersebut. Jalan tertata dengan rapi dan indah, bentuk

angkul-angkul (gapura rumah) sama, luas pekarangan sama dan setiap

rumah harus memiliki sebuah rumah tradisional yang beratapkan dan

berdinding bambu. Penataan desa Penglipuran ini begitu indah dengan

tetap menjaga warisan budaya masa lalu. Kendaraan tidak

diperbolehkan memasuki jalan utama desa, karena sudah disediakan

parkir khusus untuk warga dan juga wisatawan. Desa tradisional

Penglipuran menjadi tujuan tour populer di kawasan Bali Tengah.

Page 93: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

87

14. Objek Wisata Goa Gajah

Peninggalan budaya masa lalu pura Goa Gajah diperkirakan

dibangun pada abad XI Masehi pada masa pemerintahan dinasti

Warmadewa, yang difungsikan sebagai tempat suci bagi pemeluk

Budha dan Hindu, ini menandakan pada masa kerajaan tersebut sudah

terjadi akulturasi budaya Hindu dengan Budha. Ciri khas dari tempat

ini adalah sebuah gua yang mana permukaannya gua dihiasi ukiran

karang boma. Goa buntu dengan tinggi dan lebar sekitar 2 meter

tersebut berbentuk letter T, terdapat ceruk pada dinding gua yang

diperkirakan sebagai tempat para Biksu bertapa. Objek wisata Goa

gajah ini menjadi salah satu situs cagar budaya di pulau Bali dan

menjadi tujuan tour di kawasan Ubud yang terletak searah perjalanan

dengan Kintamani.

Page 94: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

88

15. Pura Goa Lawah

Budaya Bali yang lebih banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu,

tentunya akan terdapat banyak tempat suci pura yang bisa dinikmati

oleh wisatawan, seperti juga akan keberadaan Pura Goa Lawah, yang

mana pura ini sebagai salah satu pura penting di Bali yang digolongkan

sebagai Pura Sad Kahyangan atau 6 buah pura yang sebagai penyangga

pulau Bali diantaranya pura Lempuyang, Andakasa, Silayukti, Goa

Lawah, Uluwatu dan Batukaru. Pura ini terletak berdekatan dengan

pantai sehingga menjadi tempat dan tujuan umat saat prosesi Nyegare

Gunung, sehingga tidak mengherankan jika anda tour dan berkunjung

ke sini, sewaktu-waktu akan bertemu dengan rombongan umat Hindu

melakukan persembahyangan.

Page 95: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

89

Sektor pariwisata dapat dipertimbangkan sebagai pendapatan

devisa luar negeri termasuk di Indonesia, khususnya Bali. Dimulai dari

tahuan 70an serta berkembang sejak dimana tahun 1980 menjadi

puncaknya. Pariwisata di Bali mengalami kondisi yang baik dan buruk,

seperti misalnya di tahun 1970an mereka tidak dapat perhatian dari

pemerintah. Selanjutnya tumbuh dan berkembang sejak 1980 sampai

sekarang. Bali merupakan suatu pulau yang indah dan unik dengan

tradisi dan adat istiadatnya, dengan penduduk mayoritas beragama

hindu yang sarat dengan ritual. Bali menarik untuk dikunjungi

wisatawan, hal tersebut membuat pariwisata di Bali semakin

berkembang pesat.

Untuk memertahankan eksistensi pariwisata Bali kedepan maka

konsep pembangunan alam Bali yang berwawasan Tri Karana yang

dirancang pendahulu pendahulu, masih tetap relevan untuk menjaga

keharmonisan dan keutuhan alam Bali secara komperhensip.

RANGKUMAN

Page 96: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

90

Studi Kasus :

“ Bali memiliki daya tarik tersendiri, menjadi pintu masuknya

wisatawan asing ke Indonesia, dan sekaligus sebagai sumber

pendapatan daerah dan nasional yang bersumber dari sektor

pariwisata. Sejalan dengan berkembangannya sektor ini, berdampak

pada munculnya berbagai permasalahan yang dapat mengancam

keutuhan Bali dengan berbagai isunya, memberi tantangan dan

kesempatan bagi masyarakat Bali. Sebagai Solusi dari permasalahan

dan isu tersebut , kedepan Bali perlu memiliki benteng terbuka , dan

tetap membangun Bali secara harmonis berdasarkan konsep Tri Hita

Karana.”

Rancanglah, sebuah paper berdasarkan studi kasus diatas.

Syarat:

1. Dikerjakan dalam kelompok, beranggotakan max 5 orang

2. Harus melampirkan data sebagai bahan analisisnya

3. Durasi pengerjaan adalah 1 minggu

4. Kertas A4, spasi 1.5 tema fons : Times New Roman 12

LATIHAN SOAL

Page 97: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

91

DAFTAR PUSTAKA

Altinay L, Paraskevas A. 2008. Planning Research in Hospitality and

Tourism. Burlington (US): Butterworth-Heinemann.

Atik Haryanto, Analisis Potensi Obyek Wisata Alam Di Kabupaten

Cilacap. Skripsi Surakarta. Fakultas Geografi UMS

Avenzora R. 2008. Penilaian potensi objek wisata: aspek dan indikator

penilaian. Di dalam:. Ekoturisme - Teori dan Praktek. Aceh

(ID): BRR NAD-Nias.

Gamal Suwantoro, 2004, Dasar-Dasar Pariwisata, Yogyakarta : Andi.

Kertopati, L. 2016. Wisata Berkelanjutan Indonesia Nomor Dua di

Dunia. CNN Indonesia. Retrieved from

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160909171737-

269-157320/wisata-berkelanjutan-indonesia-nomor-dua-di-

dunia

Koentjaraningrat, 2002. Manusia Dan Kebudayaan di Indonesia,

Jakarta: Djambatan

Kodhyat, H., (1996). Sejarah Pariwisata Dan Perkembangannya Di

Indonesia, Jakarta : Gasindo.

Komersialisasi Kesenian Bali terjadi sejak Zaman Kolonial diakses,

Jumat, 31 Januari 2014 12:27WIB

Kusmiati, A., 2004. Dimensi estetika Pada KaryaArsitek dan Disan ,

Jakarta: Djambatan.

MacCannel, Dean. 1976. The Tourist: A New Theoryof the Leisure

Class. New York: Schocken Books.

Page 98: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

92

McArthur, S., & Hall, C. M. 1993. Visitor management and

interpretation at heritage sites. Auckland: Oxford University Press.

Mousavi, S. S., Doratli, N., Mousavi, S. N., & Moradiahari, F. 2016.

Defining Cultural Tourism. International Conference on

Civil, Architecture and Sustainable Development (CASD-

2016), (December), 70–75.

Muwardi W. 1998. Kualifikasi Sumber Daya Manusia di Sektor Publik.

Prosiding Lokakarya.

Naisbitt, John. 1994. Global paradox. William Morrow & Co

Pearce, Douglas. 1983. Pengembangan Wisata: Topik Dalam Geografi

Terapan. Inggris: Grup Longmand Terbatas.

Pendit, N.S. 1990. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana.

Jakarta: Pradnya Paramita.

Pitana, Gde, Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset,

2009.

Picard, M. 1993. Cultural Tourism in Bali. In M. Hitchcock, K. V.T. &

P. M.J.G. (Eds.), Tourism in South East Asia (pp. 71-98).

London and New York: Routledge.

Ridwan, Mohammad.2012. perencanaan Pariwisata dan

Pengembangan Pariwisata, Medan Polonia: PT. Sofmedia

Robinson, M., & Picard, D. 2011. Tourism, Culture and Sustainable

Development. Sustainable Development, 54(1&2), 97.

Spillane, James J. 1989. Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan

Prospeknya. Penerbit Gunung Mulya.

Spilane, JJ., 1987, Pariwisata Indonesia, Sejarah dan Prospeknya,

Kanisius, Yogyakarta

Page 99: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

93

Sunaryo, B. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata

Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava

Media.

Spillane, James J. 1989. Pariwisata Indonesia; Siasat Ekonomi dan

Kebudayaan, Kanisius, Yogyakarta.

Sunjayadi, A., 2007 .Vereeniging Toertistenverker Batavia (1908-

1942) - Awal Turisme Modern di Hindia Belanda,Jakarta:

Terbitan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

(FIB) UI.

Timothy, D. J., & Boyd, S. W. 2003. Heritage tourism. England:

Pearson Education Limited.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang

Cagar Budaya

Yoeti, O.A., 2000. Ilmu Pariwisata: Sejarah, Perkembangan dan

Prospeknya, Jakarta: PT. Perea.

Yoeti, Okta A. 1985. Pemasaran Pariwisata. Bandung, Angkasa.

Yoeti, Okta A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung, Angkasa.

Yoeti, Okta A. 1982 Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan

Wisata, Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Page 100: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

94

GLOSARIUM

Atraksi : Sesuatu yang menarik perhatian; daya

tarik; 2 pertunjukan; tontonan: acara perpisahan

itu dimeriahkan dengan -- sulap oleh anak-anak.

Atraksi wisata : Seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan

alam, atau hiburan, yang merupakan daya tarik

wisatawan di daerah tujuan wisata.

Situs : lokasi suatu kejadian, struktur, objek, atau hal lain,

baik aktual, virtual, lampau, atau direncanakan.

Akomodasi : Fasilitas penginapan bagi orang sedang berpergian,

seperti hotel dan losmen.

Industri : Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi

menjadi barang yang bermutu tinggi dalam

penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun

dan perekayasaan.

Festival : Pesta besar atau sebuah acara meriah yang

diadakan dalam rangka memperingati sesuatu.

Tradisional : Sesuatu kebiasan yang berasal dari leluhur yang

diturunkan secara turun temurun dan masih banyak

dijalankan oleh masyarakat saat ini

Wisata : Merupakan suatu kegiatan perjalanan baik individu

maupun grup dari tempat tinggal menuju suatu

tempat tertentu untuk mendapatkan pengalaman

diluar aktivitas kesehariannya (seperti: bekerja,

sekolah, mengurus rumah tangga dll) dalam waktu

yang sementara.

Page 101: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

95

Budaya : Suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang, dan

diwariskan dari generasi ke generasi.

Apresiasi : Suatu proses melihat, mendengar, menghayati,

menilai, menjiwai dan membandiangkan atau

menghargai suatu karya seni.

Dekolonisasi : Lepasnya negara-negara jajahan dari tangan negara

penjajah.

Imigrasi : Perpindahan orang dari suatu negara-

bangsa (nation-state) ke negara lain, di mana ia

bukan merupakan warga negara.

Warisan : Harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris

kepada ahli waris.

Ziarah : Dilakukan ke suatu tempat yang suci dan penting

bagi keyakinan dan iman yang bersangkutan.

Spiritualitas : Pengalaman manusia secara umum dari suatu

pengertian akan makna, tujuan dan moralitas.

Lokal : Suatu hal yang berasal dari daerah sendiri.

Internasional : Sesuatu yang menyangkut lebih dari satu negara.

Brosur : Suatu alat untuk promosi barang, jasa dan lain-lain,

yang terbuat dari kertas yang dimana di dalamnya

terdapat sejumlah informasi dan juga penawaran

mengenai jasa atau produk tersebut.

Kartu pos : Selembar kertas tebal atau karton tipis berbentuk

persegi panjang yang digunakan untuk menulis dan

pengiriman tanpa amplop dan dengan harga yang

lebih murah daripada surat.

Page 102: MANAGEMENT WISATA BUDAYA

96

Reklame : Gambar yang berguna untuk menawarkan atau

mempromosikan barang dagangan atau jasa kepada

masyarakat agar tertarik untuk membeli atau

mengkonsumsinya.

Wilayah : Sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial

dari sebuah kedaulatan.