wisata budaya pacu jalur

30
Wisata Budaya WISATA BUDAYA PACU JALUR KUANTAN

Upload: laili-dwi-annisa

Post on 19-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tugas Perencanaan Kawasan Wisata

TRANSCRIPT

Wisata Budaya

2015

WISATA BUDAYA PACU JALUR KUANTAN SINGINGI, RIAUWisata Budaya

PENDAHULUANLatar BelakangIndonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat dan kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya akan berbagai budaya. Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaaandaerahakansangatberpengaruh terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpegaruh pulaterhadap kebudayaandaerah atau kebudayaan lokal. Kebudayaan yaitusuatu kekayaan yang mempunyai nilai nilai yang merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah, Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatudaerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu untuk dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.Kuantan Singingiadalah sebuah daerah yang secara administratif termasuk dalam Provinsi Riau. Daerahnya banyak memiliki sungai. kondisi geografis yang demikian, pada gilirannya membuat sebagian besar masyarakatnya memerlukan jalur sebagai alat transportasi kemudian muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah, seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayung-nya. Selain itu, ditambah lagi dengan perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri). Perubahan tersebut sekaligus menandai perkembangan fungsi jalur menjadi tidak sekadar alat angkut, namun juga menunjukkan identitas sosial. Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu. Perkembangan selanjutnya (kurang lebih 100 tahun kemudian), jalur tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi dan simbol status sosial seseorang, tetapi diadu kecepatannya melalui sebuah lomba. Dan, lomba itu oleh masyarakat stempat disebut sebagai Pacu JajurBudaya pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi adalah suatu tradisi budaya yang telah berlangsung dari zaman penjajahan hingga sekarang, tradisi tersebut adalah pacu jalur. Pacu jalur ini diadakan setiap tahun dalam rangka memperingati hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Tradisi pacu jalur ini tidak hanya masuk dalam agenda wisata budaya Provinsi Riau tapi sudah masuk dalam agenda wisata budaya Nasional. Pacu jalur ini memiliki makna budaya yang terkandung didalamnya, yaitu keuletan, kerjasama, kerja keras, ketangkasan dan sportivitas. budaya khasanah dari Kuantan singing ini tidak hilang begitu saja oleh waktu dan dapat dipertahanakan dari generasi kegenerasi. Kegiatan pacu jalur telah menjadi wisata bagi masyarakat kuantan singingi yang ingin melihat jalur yang bertanding, bahkan tidak hanya masyarakat kuantan singingi saja tetapi para wisatawan luar negeri yaitu Singapura, Malaysia, banyak juga berdatangan untuk melihat pacu jalur.

PEMBAHASANWisata BudayaKeanekaragaman budaya yang ada disuatu tempat dapat dijadikan objek wisata untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Wisata budaya ini menyangkut kekhasan dan keunikan budaya, dapat berupa kesenian, upacara maupun hasil karya seni masyarakat setempat.Wisata budaya adalah bepergian bersama-sama dengan tujuan mengenali hasil kebudayaan setempat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001 : 1274).Batasan yang lain wisata budaya adalah: Gerak atau kegiatan wisatayang dirangsang oleh adanya objek-objek wisata yang berwujud hasil-hasil seni budaya setempat: Adat istiadat, upacara agarna, tata hidup masyarakat, peninggalan sejarah, hasil seni, kerajinan-kerajinan rakyat dan sebagainya(R.S. Damardjati, 1989: 19).Ada 12 unsurkebudayaanyang dapat menarik kedatanganwisatawan, yaitu:1. Bahasa(language). 2. Masyarakat (traditions). 3. Kerajinan tangan(handicraft). 4. Makanandan kebiasaan makan (foods and eating habits). 5. Musikdankesenian(art and music). 6. Sejarahsuatu tempat (history of the region) 7. Cara Kerja danTeknolgi(work and technology). 8. Agama(religion) yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu yang dapat disaksikan. 9. Bentuk dan karakteristikarsitekturdi masing-masing daerah tujuan wisata (architectural characteristic in the area). 10. Tata cara berpakaianpenduduksetempat (dress and clothes). 11. Sistem pendidikan(educational system). 12. Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities).

Objek-objek tersebut tidak jarang dikemas khusus bagi penyajian untukturis, dengan maksud agar menjadi lebih menarik. Dalam hal inilah seringkali terdapat kesenjangan selera antara kalangansenidan kalanganindustripariwisata. Kalangan seni mengatakan bahwa pengemasan khusus objek-objek tersebut untuk turis akan menghilangkan keaslian dari suatu budaya, sedangkan kalangan pariwisata mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah salah asalkan tidak menghilangkan substansi atau inti dari suatukarya seni.Dalam perkembangannya pemanfaatan budaya untuk sektor pariwisata terdapatprodankontra, yaitu: Pariwisata merusak budayaKaum yang menentang pariwisata berbasis budaya berpendapat bahwa kedatangan turis ke daerah tujuan wisata dapat merusak keaslian atau keutuhanhayati suatu produk budaya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pariwisata telah merusak atau, menghancurkan kebudayaan lokal. Pariwisata secara langsung memaksa ekspresi kebudayaan lokal untuk dimodifikasi, agar sesuai dengan kebutuhan pariwisata.Ekspresi budaya dimodifikasi agar dapat dijual kepada wisatawan.Contoh kasusnya adalahSendra Tari Ramayana, tidak lagi disajikan secara utuh, perananskenariotidak berfungsi lagi. Selain itu,tari Kecakjuga mengalami nasib serupa. Pertunjukkan tari Kecak yang mudah disaksikan diBali, kelihatan nilai sakralnya sudah terpotong-potong karena harus disesuaikan dengan waktu wisatawan yang ingin menyaksikannya Pariwisata memperkuat budayaWalaupun tidak sedikit pihak yang menentang perkembangan pariwisata berbasis budaya ini, namun banyak jugaSosiologdanAntropologyang justru melihat bahwa pariwisata (internasionalisasi) tidak merusak kebudayaan, melainkan justru memperkuat, karena terjadinya proses yang disebutinvolusi kebudayaan (cultural involution). Tidak ada budaya asliTerlepas dari pro kontra tersebut,sosiologSelo Soemardjanmengungkapkan pendapatnya. Menurutnya, kebudayaan akan terus berkembang, karena memang dengan sengaja atau tidak, memang terus berkembang, karena adanya rangsangan, seperti adanya perkembangan industri pariwisata. Proses saling memengaruhi adalah gejala yang wajar dalaminteraksiantar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsaIndonesiaataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan memengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah, atau dengan kata lain budaya adalah suatu hal yang dinamis, yang terus berkembang seiring perputaran waktu, baik karena dipengaruhi pariwisata ataupun dipengaruhi masyarakat pemilik kebudayaan itu sendiri.

Wisata budaya ini memiliki efek negatif terhadap kelangsungan budaya itu sendiri, diantaranya : Terjadinya interaksi masyarakat tradisional dengan masyarakat modern yang memungkinkan adanya pola saling mempengaruhi, yang akan merubah pola kehidupan budaya masyarakat setempat. Komersialisasi wisata budaya yang berlebihan mengakibatkan adanya upaya untuk merubah kultur budaya apabila dinilai kurang memiliki nilai ekonomis. Terjadinya transformasi dari aktifitas sosial ke arah produk dan perkenalan dengan bentuk ekonomi yang baru akan sedikit banyak mengubah tata nilai struktur dan kultur masyarakat.Berkenaan dengan hal tersebut, muncul rambu-rambu untuk menekan dampak penurunan nilai-nilai budaya seperti yang ditulis kode etik pariwisata dunia, yaitu: Kegiatan pariwisata harus dirancang sedemikian rupa untuk memungkinkan kelangsungan hidup dan berkembangnya hasil-hasil budaya , seni tradisional, dan seni rakyat, dan bukan sebaliknya menimbulkan terjadinya standarisasi dan penurunan hasil-hasil budaya tersebut

Studi KasusWISATA BUDAYA PACU JALURSejarah Pacu JalurKuantan Singingi atau biasa disebut Kuansing merupakan sebuah kabutapen di Provinsi Riau. Sepanjang Kabupaten Kuantan Singingi terbentang Sungai Kuantan. Pada zaman dahulu kala, masyarakat Kuansing menggunakan Jalur sebagai alat transportasi air.Jaluradalah sejenis perahu panjang yang dikemudikan dengan cara didayung. Sebagai transportasi air, Jalur dapat membawa banyak penumpang yaitu sekitar 40-60 orang (tergantung ukuran jalur). Namun seiring berkembangnya zaman, muncul jalur-jalur yang berukiran indah. Ukiran-ukiran tersebut diukir disekitar selembayung Jalur, sehingga Jalur bukan lagi sekedar alat transportasi melainkan juga sebagai kreasiseni.Jalur-jaluritu kemudian diadu kecepatannya melalui sebuah lomba yaituPacu Jalur. Pada awalnya Pacu Jalur diadakan di kampung-kampung sekitar Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam, seperti Maulid Nabi SAW, Idul Fitri dan Tahun Baru Islam. Namun, setelah masuknya Belanda ke Indonesia, Pacu Jalur berubah fungsi yaitu untuk memperingati HUT Ratu Wihelmina. Pacu Jalur sempat tidak diadakan pada zaman penjajahan Jepang. Setelah zaman Kemerdekaan Indonesia, Pacu Jalur kembali diadakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh karena itu, Pacu Jalur selalu diadakan sekitar bulan Agustus disetiap tahunnya.Lokasi Pacu Jalur

Kawasan pacu jalurPacu jalur diselenggarakan di pinggir sungai kuantan yang juga terkenal dengan nama Tepian Narosa di kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi.

Taman di kawasan pacu jalur Peta Kawasan Pacu Jalur

Gerbang kawasan pacu jalur

Tepian Narosa \

Proses Pembuatan JalurSebelum menjadi sebuah jalur yang utuh dan dapat didayung serta dilombakan di Sungai Kuantan, terdapat serangkaian proses adat istiadat dalam pembuatan sebuah jalur. Pembuatan jalur akan dilakukan oleh masing-masing desa ataupun dusun. Prosesi adat istiadat ini tidak ditetapkan waktu dan tanggalnya, karena tiap desa ataupun dusun memiliki rencana yang berbeda-beda dalam proses pembuatannya. Proses pembuatan sebuah jalur harus dilakukan secara terurut, yaitu: Rapek Banjar (Rapat Desa)Rapat ini bertujuan untuk membentuk panitia pembuatan Jalur. Pengurus itu dinamakanPartuo. Dalam rapat ini juga ditentukan tempat pencarian kayu jalur. Seluruh rancangan kegiatannya dimusyawarahkan bersama dalam rapat desa ini. Sehingga proses selanjutnya dapat dilakukan secara terinci dan teratur. Mencari Kayu JalurUntuk mencari kayu jalur, masyarakat suatu desa atau dusun dikumpulkan disuatu tempat untuk kemudian pergi mencari kayu jalur. Disana dipersiapkan berbagai macam alat-alat untuk mencari kayu jalur. Peralatan yang dibawa oleh laki-laki seperti kapak, gergaji batang dan lainnya. Sedangkan yang perempuan mempersiapkan makan dan minum untuk para lelaki. Selanjutnya dibutuhkandukun jaluruntuk membantu kegiatan magis dalam proses penebangan kayu, misalnya membacakan doa sebelum menebang pohon besar dan lain sebagainya. Pencarian kayu jalur dilakukan di hutan dan dikerjakan secara bergotong royong. Untuk membuat sebuah Jalur, diperlukan pohon besar yang berukuran panjang 25-40 meter dan diameter sekitar 1 2 meter. Membuat JalurJalur terbuat dari satu batang yang utuh tanpa disambung-sambung apalagi di potong-potong. Oleh karena pekerjaan ini termasuk sulit, maka dibutuhkan partuodan pengurus lainnya yang telah dibentuk dalam rapat desa untuk segera melakukan proses pembuatan Jalur. Selama proses pembuatan Jalur, diputarlah beberapa musik tradisional seperti Randai Kuantan Singingi, Saluang dan lain sebagainya. Berikut juga dengan makanannya yaitu berupa makanan khas Kuantan Singingi seperti konji berayak, godok, lopek, paniaram, dan lain sebagainya. Proses pembuatan jalur terbagi menjadi 3 proses, yaitu: Membuat Jalur Secara Kasar, maksudnya adalah membentuk jalur secara kasar sesuai dengan apa yang diperlukan. Jalur setengah jadi ini dibentuk saat masih dihutan dan biasa disebut Jalur Tolakar. Maelo Jaluar (Menarik Jalur). Jalur ditarik dari hutan menuju kampung. Proses menarik Jalur ini dinamakan Maelo Jalur. Jalur ditarik oleh masyarakat baik laki-laki maupun perempuan.

Memperhalus Jalur,proses ini merupakan proses menyelesaikan Jalur Tolakar menjadi Jalur yang sesungguhnya. Sehingga jalur terlihat lebih halus dan sempurna.

Mendiang Jalur (Mengasapi Jalur)Mendiang Jalur maksudnya adalah mengasapi Jalur yang telah selesai dibuat. Hal ini bertujuan untuk menjadikan Jalur lebih kuat, lebih baik dan meringankan Jalur.

Mengecat JalurAgar Jalur memiliki nilai seni, maka jalur di cat dan diberi ukiran-ukiran yang memiliki nilai seni. Ukiran-ukiran dan nama jalur yang digunakan sesuai dengan hasil rapat. Tidak lupa pula pada selembayung Jalur diberikan dan dituliskan nama, tanggal dibuat, dan nama desa sebagai tanda pengenal bagi Jalur tersebut. Jika seluruh proses telah selesai, maka jalur siap untuk dipacukan. Jalur yang telah siap untuk dipacukan, memiliki bagian-bagian sebagai berikut:1. Luan(haluan)2. Talingo(telinga depan)3. Panggar(tempat duduk)4. Pornik(lambung)5. Ruang timbo(tempat menimba air)6. Talingo belakang7. Kamudi(tempat pengemudi)8. Pandaro(bibit jalur)9. Ular-ular(tempat duduk pedayung)10. Selembayung(ujung jalur berukir)11. Panimbo(gayung air)12. Jalurdilengkapi pula dengan sebuah dayung untuk setiap pemain.

PemainPacu Jalur hanya dilakukan oleh laki-laki yang berusia 15-40 tahun dan dari sebuah jalur terdiri dari 40-60 orang(tergantung ukuran jalur). Pemain atau pemacu Jalur merupakan masyarakat dari desa, dusun, organisasi, negara, kabupaten, atau kecamatan dimana jalur berasal. Pemain atau pemacu Jalur memiliki tugas yang berbeda-beda, yang pasti seluruh pemain harus memiliki keahlian berenang.

Pembagian tugas para pemain diantaranya: Penari depan

Tukang tari merupakan anak laki-laki yang berusia kurang lebih 15 tahun. Tukang tari bertugas untuk menari-nari dihaluan depan Jalur. Tukang tari juga berfungsi untuk menunjukkan kepada para penonton, agar penonton dapat tahu Jalur mana yang sedang unggul. Tukang tari akan mulai berdiri dan menari saat haluan Jalur berhasil mendahului lawannya. Tukang tari akan kembali duduk disaat haluan Jalurnya tidak lagi didepan, begitu selanjutnya hingga sampai kepancangfinish.

TukangTimboatau TukangConcangTukangtimbo atau tukang concang berdiri ditengah-tengah Jalur dengan membawa sebuah peluit danupia(pelepah pinang yang sudah kering). Tukang timbo bertugas sebagai pemberi aba-aba kepada semua anak pacuan agar mendayung secara serentak yaitu dengan cara meniup peluit serta memutar-mutarupiadan menghempaskannya ke air sungai. Dengan demikian seluruh anak pacuan lainnya akan segera kembali bersemangat dan mendayung dengan serentak. Tidak lupa pula tukang timbo juga bertugas untuk menimba keluar seluruh air yang masuk kedalam Jalur agar Jalur tidak karam atau tenggelam.

TukangOnjaiTukangonjai berdiri dibagian Jalur paling belakang. Tukang onjai berfungsi sebagai pemberi irama bagi Jalur, sehingga Jalur akan lebih cepat dan mudah didayung.

TukangPinggangTukang pinggang biasanya terletak dibagian belakang Jalur, sekitar 2-3 orang didepan Tukang onjai. Tukang pinggang berfungsi untuk mengatur kemudi dari Jalur. Jalur akan membelok ke kiri atau ke kanan dengan dibantu oleh tukang pinggang.

Anak PacuanAnak pacuan adalah pemain atau pemacu lainnya selain yang tersebut diatas. Anak pacuan bertugas mendayung Jalur sekuat tenaga dan seirama sesuai dengan aba-aba tukangconcang.

Peralatan Khas yang Ada dalam Budaya Pacu Jalur PancangPancangdigunakan sebagai garis start (pancang start), garis finish (pancang finish) serta sebagai pembatas bagi dua buah Jalur yang sedang bertanding. Dalam festival pacu jalur, terdiri dari 6 pancang yang tersebar dari hulu hingga hilir arena Pacu Jalur.

Baju SeragamBaju seragam merupakan baju yang digunakan oleh para pemain atau pemacu Jalur. Biasanya baju seragam dibuatkan oleh beberapa sponsor. Sehingga pemain tidak harus membayar biaya pembuatan baju seragam. Pelepah PinangPelepah pinang digunakan oleh tukang timbo yang berada ditengah2 jalur, tukang timbo biasanya menghempaskan pelepah ke air untuk memberi semangat kepada anak pacuan. DayungDayung digunakan oleh anak pacuan untuk mendayung. Mayang KelapaMayang kelapa bisanya dipegang oleh penari depan yang dilambai lambaikan, biasanya mayang sudah di mantrai dukun jalur sebelum digunakan.Tim Penyelamat dan Tim KesehatanDalam Pacu Jalur dibutuhkan tim penyelamat dan tim kesehatan. Tim penyelamat digunakan untuk menyelamatkan anak pacuan yang terjatuh dari Jalur yang mereka pacukan. Biasanya tim penyelamat dan tim kesehatan bergabung bersama untuk berjaga-jaga dipinggir Sungai Kuantan dengan menggunakanspeed bootataupunpompong.Sehingga para tim dapat dengan mudah menyelamatkan, jika ada anak pacuan yang pingsan,kram, atau terjatuh ke sungai.Undian Pacu JalurUndian Pacu Jalur adalah selembar kertas yang bertuliskan nama-nama Jalur lengkap dengan desa, dusun atau kecamatan asal serta nama Jalur yang siap bertanding dihari pertandingan.

Dinamakan undian Pacu Jalur karena setiap Jalur yang mendaftar akan diundi tepat 1 hari sebelum pertandingan dilaksanakan. Dengan demikian lebih kurang 100 buah Jalur yang mengikuti pertandingan akan mendapatkan lawan main, posisi berpacu (kiri atau kanan) serta urutan berpacu. Daftar dari undian tersebutlah yang kemudian dikemas dalam sebuah Undian Pacu Jalur. pengunjung akan mudah menemukan Undian Pacu Jalur, karena dijual secara berkeliling (biasanya dilakukan oleh anak kecil) sambil mengucapkan undian pacu undian pacu undian pacu. Pengunjung dapat membelinya pada mereka sehargaRp.1000dan biasanya gratis sebuah pena untuk memberi tanda Jalur mana saja yang memenangkan pertandingan.Tenda Jalur atau Tambatan JalurTenda Jalur atau tambatan Jalur adalah tempat dimana sebuah Jalur parkir. Ditenda tersebut akan tersedia beberapa makanan serta minuman untuk setiap pemain. Didalam tenda tersebut pula para pemain berganti pakaian seragam mereka. Tenda Jalur biasanya terletak diatas pulau yang terdapat dipinggir Sungai Kuantan.

Festival Pacu JalurSetelah Jalur selesai dibuat dan peralatan pertandingan telah selesai dipersiapkan. Maka diadakanlah Festival Pacu Jalurdi Sungai Kuantan. Biasanya sebelum diadakannya Festival Pacu Jalur Nasional, diadakan pula terlebih dahulu Festival Pacu Jalur Kecamatan. Festival Pacu Jalur Kecamatan mulai diadakan sejak 2 bulan diberbagai Kecamatan menjelang Pacu Jalur Nasional. Kemudian acara puncaknya adalah Festival Pacu Jalur Nasional yang diadakan pada bulan Agustus disetiap tahunnya.Berikut penjelasan mengenai urutan acara dalam Festival Pacu Jalur: Acara PembukaanAcara pembukaan merupakan acara dimana diadakannya pesta peresmian pembukaan Festival Pacu Jalur tepatnya dilaksanakan di Lapang Limuno Kota Teluk Kuantan. Dalam acara ini terdapat beberapa pertunjukan budaya, seperti Tari Jalur, Tari Persembahan atau Tari Carano. Selain itu juga akan diresmikan atau dibuka dengan beberapa kata sambutan dari pejabat daerah, ketua pelaksana, gubernur atau bahkan wakil presiden. Acara pembukaan ini diadakan dipagi hari dalam hari pertama Festival Pacu Jalur digelar.

Acara IntiAcara inti dilakukan dihari yang sama setelah dilakukannya acara pembukaan. Acara inti diadakan pada siang hari sekitar pukul 14.00 WIB tepatnya di Arena Pacu Jalur yaitu Tepian Narosa Kota Teluk Kuantan. Acara inti merupakan acara sesungguhnya, dimana semua Jalur akan diadu. Biasanya Jalur yang berpartisipasi selalu melebihi 100 Jalur. Bisa dibayangkan betapa ramainya Sungai Kuantan pada saat itu. Dalam acara inti terdiri lagi dari beberapa proses adat istiadat yang harus dilakukan oleh setiap Jalur dan pemainnya, yaitu:1. Pertama,setiap Jalur akan berada ditepi Sungai Kuantan, tepatnya didekat tenda jalur/ tambatan Jalur seperti yang telah saya sebutkan diatas. Kemudian disana setiap Jalur akan dipersiapkan kelengkapannya terlebih dahulu begitu pula dengan setiap pemainnya.2. Kedua,seluruh pemain melakukan pemanasan terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan membaca doa serta mendengarkan beberapa pengarahan olehpartuo dandukun jalur. Setelah itu, seluruh pemain akan mengisi Jalur sesuai dengan tugasnya masing-masing. Jalur siap didayung dan bersiap-siap di hulupancang start.

3. Ketiga,Jalur bersiap-siap menunggu panggilan dari panitia pelaksana Pacu Jalur. Kemudian 2 Jalur yang akan berlawanan akan dipanggil oleh juri, maka kedua Jalur tersebut harus segera bersiap-siap untuk berpacu.4. Keempat,lambaian bendera akan segera tampak dan letusan meriam akan segera terdengar apabila haluan kedua Jalur berada dalam posisi yang sama dipancang start. Ini menandakan dimulainya pertandingan bagi kedua Jalur yang dipanggil untuk bertanding. Kemudian kedua Jalur berpacu tanpa henti hinggapancang finish.5. Kelima,setelah kedua Jalur yang berpacu sampai dipancang finish, maka seluruh pemain akan bersalaman antara satu dan lainnya dengan pemain yang berada di Jalur lawan dan dilanjutkan dengan menepi ke dekat tribun hakim/juri. Kemudian juri akan segera mengumumkan jalur manakah yang akan menjadi pemenang dalam pertandingan tersebut.6. Keenam,setiap Jalur yang telah mengetahui menang atau kalah berdasarkan pengumuman oleh dewan juri, maka Jalur akan didayung untuk kembali pulang ke tambatan Jalur. Begitulah 6 urutan proses yang akan dialami oleh setiap Jalur hingga seluruh Jalur selesai bertanding.

Setiap Jalur yang memenangkan pertandingan di hari pertama, akan kembali di undi pada hari kedua tepatnya dipagi hari sehingga pada siang harinya dapat kembali bertanding. Begitu selanjutnya hingga didapatkan pemenang-pemenang dari Festival Pacu Jalur tersebut.

Acara PenutupanAcara penutupan merupakan acara akhir dari seluruh rangkaian kegiatan Festival Pacu Jalur. Acara ini biasanya dilakukan pada hari terakhir (hari keempat) Festival Pacu Jalur. Acara penutupan ini biasanya dilaksanakan pada malam hari, tepatnya di Taman Jalur Kota Teluk Kuantan. Dalam acara tersebut juga terdapat berbagai macam hiburan dan acara adat. Dan yang terpenting pada malam itu akan dibagikan hadiah-hadiah bagi seluruh pemenang (biasanya hingga 15 besar). Hadiah tersebut selalu berbeda-beda jumlahnya disetiap tahun. Namun yang pasti, juara-juara akan mendapatkan hadiah berupa hewan ternak dan uang jutaan rupiah. Besar atau jumlahnya hadiah berbeda-beda untuk setiap peringkatnya. Dan hadiah yang paling utama sekali adalah Piala Bergilir dan Piala Tetap. Piala tetap didapatkan apabila sebuah Jalur memenangkan Juara Pertama selama 3 tahun berturut-turut.Acara LainnyaSaatFestival Pacu Jalur dilaksanakan, terdapat pula rangkaian acara lainnya yang dapat ditemui, yaitu: Pasar MalamDi pasar malam ini dapat ditemukan berbagai macam arena permainan seperti yang tersedia dipasar malam pada umumnya. Selain itu juga dapat berbelanja murah di pasar malam tersebut. Dan yang paling penting adalah pengunjung dapat membeli makanan khas Kuansing serta membeli barang-barang yang hanya ada saat Festival Pacu Jalur berlangsung, diantaranya baju bersablon Pacu Jalur, pernak-pernik Pacu Jalur, serta akan menemukan miniatur dari jalur-jalur yang bertanding. Pacu Jalur ExpoDi Pacu Jalur Expo ini akan dipaparkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Pacu Jalur. Pengunjung akan mendapatkan penjelasan tentang Pacu Jalur serta segala yang bersangkutan dengan Kuansing, seperti budaya, adat istiadat, kesenian tradisional, dan lain sebagainya. Festival Kesenian DaerahSelain mengunjungi pasar malam dan pacu jalur expo, pengunjung juga dapat menyaksikan festival kesenian daerah dimalam harinya. Dalam festival tersebut dilombakan beberapa tarian, musik, dan berbagai kesenian Kuantan Singingi.

Tari Tradisional Kuansing Festival Kesenian DaerahNilai-nilai yang terdapat pada budaya pacu jalur

Nilai BudayaDari serangkaian acara yang panjang ini, pastinya akan terdapat beberapa nilai-nilai budaya. Nilai-nilai yang dapat diambil dari diadakannya budaya Pacu Jalur adalah kerja sama, kerja keras, gotong royong, ketangkasan, sportivitas, dan masih banyak nilai-nilai budaya lainnya. Dengan diadakannya Festival Pacu Jalur, maka akan menumbuhkan pula jiwa nasionalisme dan cinta lingkungan. Nasionalisme terbukti ada, karena Pacu Jalur adalah acara untuk memperingati HUT Republik Indonesia. Kemudian cinta lingkungan juga akan tertanam dalam diri masyarakat Kuantan Singingi, karena masyarakat membutuhkan kayu jalur untuk membuat Jalur. Sehingga seluruh masyarakat diharapkan dapat menjaga lingkungan agar kayu pembuat jalur tetap tersedia di Kuantan Singingi.

Nilai Adaptasikedekatan dengan alam, nilai ekonomi, sosial, seni, religius, dan pariwisata. Nilai adaptasi. Kehadiran jalur merupakan hasil dari adaptasi masyarakat Kuantan terhadap kondisi alam sekitar yang dilalui oleh dua aliran sungai besar. Kondisi demikian memberikan inspirasi atau imajinasi bagi mereka untuk menciptakan jalur sebagai alat transportasi sungai.

Nilai EkonomiJalur merupakan salah satu alat transportasi yang sangat vital dalam kehidupan ekonomi masyarakat Kuantan. Jalur tersebut digunakan sebagai alat transportasi untuk mencari ikan di sungai dan pergi ke ladang, serta sebagai sarana pengangkutan untuk mendistribusikan berbagai jenis hasil bumi. Dengan demikian, keberadaan jalur tersebut menjadi salah satu faktor penting peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat Kuantan Singingi di Riau.

Nilai SeniJalur merupakan hasil kreasi masyarakat Kuantan yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Melalui sentuhan tangan-tangan terampil masyarakat tersebut, kayu gelondongan yang panjang dan besar dapat disulap menjadi sebuah jalur yang ramping dan indah. Nilai estitika pada jalur juga terlihat jelas pada selembayung-nya yang diberi beragam motif ukiran dengan teknik ukir yang tinggi. Nilai SosialWujud dari nilai sosial terlihat pada proses pembuatan jalur. Mulai dari proses awal hingga akhir senantiasa dilaksanakan secara bergotong-royong dan suka rela. Segala tenaga dan biaya yang diperlukan untuk membuat sebuah jalur menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat dalam suatu desa. Nilai PariwisataKehadiran jalur menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke Kuantan Singingi. Jalur ini menjadi salah satu sarana lomba dalam festival yang dikenal dengan pacu jalur. Festival tersebut kini menjadi salah satu even wisata kebanggaan Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau

PENUTUPKesimpulanMasyarakat Kuantan Singingi memiliki banyak kearifan lokal dalam menyikapi kondisi alam di sekitarnya. Kehadiran jalur sebagai sarana transportasi merupakan bukti dari kearifan tersebut. Oleh karena itu, hasil kreasi masyarakat Kuantan ini perlu dilestarikan agar tetap eksis hingga akhir zaman. Wisata budaya pacu jalur di kabupaten Kuantan Singingi ini menjadi nilai kebanggaan tersendiri yang dimiliki daerah ini. Yang lebih penting dari itu adalah menggali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dan kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustakahttps://arrajihfiddarain.wordpress.com/2013/10/19/wisata-budaya-pacu-jalur-kuantan-singingi-riau/http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_berbasis_budayahttp://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F4.bp.blogspot.com%2F-P0Qib6MnZRU%2FTrc-Aa2BdAI%2FAAAAAAAAB3o%2F9Zx199uK6HI%2Fs1600%2FKUANTAN%252BSINGI.JPG&imgrefurl=http%3A%2F%2Fdesnantara-tamasya.blogspot.com%2F2011%2F11%2Fpeta-kabupaten-kuantan-singigi.html&h=782&w=800&tbnid=U9PkUV9doPpJJM%3A&zoom=1&docid=kUsWJP9pSLExtM&ei=xAn2VNn0Jo2zuQTiqoGQAg&tbm=isch&ved=0CCIQMygBMAE