perencanaan jalur interpretasi wisata kampus gunung gede ipb

31
PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI (Studi Kasus : Gedung CA, Gedung CB, Gedung Akademik, Gedung GG, GG Lapangan) Disusun oleh: Kelompok 4/P1: Afdha Kharis (J3B212129) Max Velylecano (J3B112001) Na’immah Nur’Aini (J3B112044) Rizky Hardiyanti (J3B112013) Rully Ahmad Awalludin (J3B112023) Wildan Citra Pratama (J3B112040) Dosen : Helianthi Dewi, S.Hut, M.Si Yun Yudiarti, S.Hut, M.Si Occy Bonanza, S.P, M.T Asisten Dosen : Ratna Agustine, A.Md PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

Upload: naimmah-nuraini

Post on 29-Nov-2014

1.443 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

  • 1. PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI (Studi Kasus : Gedung CA, Gedung CB, Gedung Akademik, Gedung GG, GG Lapangan) Disusun oleh: Kelompok 4/P1: Afdha Kharis (J3B212129) Max Velylecano (J3B112001) Naimmah NurAini (J3B112044) Rizky Hardiyanti (J3B112013) Rully Ahmad Awalludin (J3B112023) Wildan Citra Pratama (J3B112040) Dosen : Helianthi Dewi, S.Hut, M.Si Yun Yudiarti, S.Hut, M.Si Occy Bonanza, S.P, M.T Asisten Dosen : Ratna Agustine, A.Md PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
  • 2. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interpretasi merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan dalam mengembangkan destinasi wisata, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung. Teknik interpretasi harus dikuasai oleh seorang ahli ekowisata agar bisa menginterpretasikan obyek yang ada di suatu destinasi wisata, sehingga dengan mudah memiliki keahlian memaparkan obyek-obyek wisata yang membuat para pengunjung tergugah untuk mendatangi destinasi tersebut. Keahlian dalam interpretasi dimiliki seseorang dengan berlatih memaparkan sesuatu informasi secara detail hingga membuat pendengar tergugah dan tertarik untuk mengunjungi obyek-obyek wisata. Dewasa ini untuk menjadi seorang yang ahli dalam bidang interpretasi dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan yang lebih dari biasanya. Seorang ahli interpretasi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang lebih akan mendapatkan kesempatan untuk menjelajahi dunia kerja dengan percaya diri. Berbicara mengenai kegiatan wisata maka tidak sempurna rasanya jika tidak membicarakan tentang tempat wisata. Baik untuk tempat wisata yang memiliki atraksi wisata di permukaan atau bahkan di dalam tanah, baik di permukaan air atau bahkan di dalam air. Jalur interpretasi dibuat dengan tujuan agar memudahkan para wisatawan untuk memahami apa yang menjadi obyek-obyek yang menarik dan tidak biasa dilihat. Jalur interpretasi dibuat pada suatu lokasi bergantung dari potensi obyek dan daya tarik wisata alam yang ada didalam lokasi dan yang diutamakan adalah daya tarik/potensi yang khas dan menonjol dikawasan yang akan dibuat jalur interpretasi. Secara umum pelaksanaan interpretasi perlu diawali dengan perencanaan yang tepat dan perlu dirancang secara mantap. Bahan interpretasi diharapkan tidak statis, setiap waktu perlu dilakukan penyempurnaan karena setiap saat selalu terjadi perubahan keadaan lingkungan dan adanya informasi-informasi baru. Sebelum kegiatan interpretasi diimplementasikan di lapangan, maka dibutuhkan sebuah perencanaan guna mempertimbangkan berbagai aspek. Hal ini dikarenakan dunia pariwisata memiliki aspek dan dimensi yang sangat luas. Perencanaan program interpretasi mencakup pembuatan jalur interpretasi, media interpretasi serta program interpretasi itu sendiri yang disusun dalam sebuah ittenerary. Obyek-obyek unggulan disusun dalam suatu jalur yang akan direncanakan sebagai program interpretasi dan dibuatkan rancangan/desain yang sesuai untuk media interpretasi tersebut.
  • 3. B. Tujuan Tujuan praktikum Perencanaan Jalur Obyek Interpretasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut akan memudahkan dalam proses pengerjaan secara sistematis sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Adapun tujuan-tujuan praktikum adalah : 1. Mengidentifikasi obyek interpretasi dari masing-masing kawasan yang telah ditentukan. 2. Menginterpretasikan masing-masing obyek interpretasi dan menggali informasi sebanyak mungkin. 3. Membuat jalur interpretasi dari kawasan yang telah ditentukan.
  • 4. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Interpretasi Interpretasi adalah suatu proses untuk menyederhanakan ide-ide atau isu-isu yang rumit dan kemudian membaginya dengan masyarakat awam atau umum. Suatu interpretasi yang baik adalah suatu interpretasi yang dapat membangun hubungan antara audiens dengan obyek interpretasi. Apabila dilakukan secara efektif, interpretasi dapat digunakan untuk meyakinkan orang lain, dapat mendorong orang lain untuk merubah cara berpikir dan tingkah laku mereka. Interpretasi adalah pelayanan kepada kelompok sasaran yang datang ke taman-taman, hutan, tempat-tempat yang dilindungi dan rekreasi yang lain, karena kelompok sasaran selain itu bersantai atau mencari inspirasi juga mempunyai keinginan untuk mempelajari tentang alam, atau kebudayaan. Sumberdaya alam yang ingin dilihat dapat berupa proses geologis, satwa, tumbuhan, komunitas ekologis, atau sejarah manusia. Interpretasi adalah suatu mata rantai komunikasi antara pengunjung dan sumberdaya yang ada (Sharpe, 1982). Sedangkan Tilden (1957) yang disebut juga Bapak Interpretasi menyatakan bahwa interpretasi lingkungan adalah suatu aktivitas pendidikan untuk mengungkapkan arti dan hubungan antara obyek alami dengan kelompok sasaran, dengan pengalaman tangan pertama, dan dengan penggambaran media (ilustrasi) secara sederhana. Harold Walin (dalam Sharpe, 1982), Kepala taman Metropolitan Cleveland, mengatakan bahwa Interpretasi adalah suatu cara pelayanan untuk membantu kelompok sasaran supaya tergugah rasa sensitifnya dalam merasakan keindahan alam, kekomplekannya, variasinya dan hubungan lingkungan, rasa kagum dan mempunyai keingintahuan. Hal itu semua akan membantu kelompok sasaran untuk merasakan lingkungan sebagai rumahnya dan dapat mengembangkan persepsinya. B. Perencanaan Interpretasi Perencanaan interpretasi merupakan proses dinamis, terbuka dari berbagai perbaikan maupun penyempurnaan setiap saat dikerjakan oleh tim yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu (konservasi, biologi, pendidikan, lingkungan, budayawan, sejarawan). Muntasib dan Rachmawati (2003) menjelaskan bahwa sebuah perencanaan interpretasi agar mencapai tujuan maksimal tentu memiliki berbagai pertimbangan. Pertimbangan tersebut antara lain: a. Dapat dipergunakan: Dalam interpretasi yang direncanakan, fasilitas interpretasi yang disediakan harus dapat dipergunakan oleh setiap orang. b. Efisiensi Fasilitas yang dibuat harus efisien dari segi pelayanan, penggunaan, dan pembiayaan, serta dapat membantu perencanaan interpretasi.
  • 5. c. Dapat mengungkapkan keindahan Menyediakan suatu paket yang bervariasi tetapi kompak pada sebuah karakteristik yang ada, indah dan peka serta menimbulkan bayangan atau gambaran dari subyek interpretasinya. d. Fleksibel dan selektif Perencanaan interpretasi merupakan suatu proses yang dinamis, maka harus fleksibel dan selektif dalam perencanaan interpretasi. Interpretasi yang disampaikan harus terus berkembang sehingga pengunjung dapat lebih tertarik. e. Dampak negatif seminimal mungkin pada sumberdaya alam maupun budaya Diusahakan dalam setiap kegiatan interpretasi yang dilakukan berdampak negatif seminimal mungkin dan berusaha tidak merugikan bahkan merusak sumberdaya alam yang ada di kawasan tersebut. f. Penggunaan sumberdaya optimal Perencanaan interpretasi sebaiknya lebih banyak menggunakan sumberdaya yang telah tersedia di alam sehingga terkesan terlihat alami. g. Partisipasi publik Diperlukan pula pendapat umum atau saran-saran dari publik dalam sebuah perencanaan interpretasi secara keseluruhan. Hal ini berfungsi sebagai kritik dan saran dalam penyusunan interpretasi.
  • 6. III. METODE PRAKTIKUM Praktikum Perencanaan Jalur Interpretasi memiliki beberapa metode dalam pengerjaannya. Motede-metode tersebut ditempuh guna memperlancar proses pengerjaan laporan praktikum ini. Adapun metode-metode praktikum diantaranya ada lokasi dan waktu dimana menjelaskan lokasi dan waktu pengerjaan praktikum. Metode yang kedua adalah alat dan obyek dimana menjelaskan peralatan yang diperlukan dan obyek yang diamati dalam kegiatan praktikum. Metode yang ketiga adalah teknik pengambilan data, dimana menjelskan mengenai teknik-teknik ataupun langkah-langkah yang diambil untuk kegiatan praktikum terutama dalam pengumpulan informasi. Metode yang terakhir adalah langkah kerja, dimana menjelaskan tahapan-tahapan kerja dalam pelaksanaan kegiatan praktikum sampai dengan proses pembuatan laporan. A. Lokasi dan Waktu Kegiatan praktikum Perencanaan Jalur Interpretasi dilaksanakan pada lokasi dan waktu yang berbeda-beda berdasarkan masing-masing kawasan yang akan diinterpretasikan. Adapun lokasi-lokasi pelaksanaan praktikum diantaranya Gedung CB tepatnya di Laboratorium Kultur Jaringan yang dilaksanakan pada hari Senin, 25 Februari 2013 pukul 10.00-13.00 WIB dan hari Selasa, 26 Februari 2013 pukul 09.30-11.00 WIB. Gedung CA tepatnya di Laboratorium Nutrisi dan Diet pada hari Senin, 25 Februari 2013 pukul 23.00-00.30 WIB dan hari Selasa, 26 Februari 2013 pada pukul 09.30-10.00 WIB. Gedung Administrasi tepatnya di ruangan office boy dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Februari pada pukul 17.45-19.00 WIB. Gedung GG Biokim tepatnya di ruangan home theatre Program Keahlian Komunikasi dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Februari 2013 pada pukul 11.45-12.15 WIB. Terkahir di Kampus GG lapang tepatnya di aquarium ikan arwana dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Februari 2013 pada pukul 11.00-13.45 WIB. B. Alat dan Obyek Alat dan obyek yang diperlukan dalam kegiatan praktikum Perencanaan Jalur Interpretasi ada beberapa macam. Alat-alat tersebut antara lain adalah kamera yang berfungsi untuk mengambil gambar sebagai bukti dokumentasi. Alat tulis yang berfungsi untuk mencatat semua informasi yang didapatkan. Laptop/komputer yang berfungsi untuk menyusun laporan. Sedangkan untuk obyek dalam kegiatan praktikum perencanaan jalur interpretasi adalah Gedung CA, Gedung CB, Gedung Administrasi, Gedung GG Biokim dan GG Lapang. C. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data dalam praktikum Perencanaan Jalur Interpretasi adalah dengan cara observasi/pengamatan terhadap obyek secara langsung. Observasi dilakukan dengan mendatangi obyek yang dianggap paling menarik dari masing-masing kawasan yang akan dijadikan jalur interpretasi. Observasi/pengamatan tersebut dilakukan dengan mendatangi lokasi dan mengidentifikasi apa yang menjadi digali dari obyek tersebut sehingga menimbulkan
  • 7. daya tarik dari orang yang mengetahuinya. Selain itu, dengan mengidentifikasi semua potensi yang ada dari obyek tersebut dan dapat menyajikannya menjadi suatu informasi yang tidak biasa sehingga orang yang melihatnya bisa tergugah. Selain observasi/pengamatan, teknik pengambilan data juga dilakukan dengan wawancara. Wawancara tersebut sangat bermanfaat untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, sehingga kita dapat mengembangkan informasi tersebut dan dapat menyajikannya dengan sesuatu yang berbeda. Teknik pengambilan data juga dilakukan dengan cara pengambilan gambar sebagai ilustrasi awal untuk menujukkan obyek yang akan diinterpretasikan. D. Langkah Kerja Langkah kerja dari kegiatan praktikum Perencanaan Jalur Interpretasi terdiri dari beberapa poin. Prosedur pengerjaan mengikuti seluruh metode praktikum yang telah ditentukan. Prosedur pengerjaan dari kegiatan praktikum adalah sebagai berikut: 1. Menentukan obyek yang akan diinterpretasi dari masing-masing kawasan. 2. Mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari masing- masing obyek yang akan diinterpretasikan dari masing-masing kawasan. 3. Merencanakan jalur interpretasi dengan jalur yang sudah menjadi acuan. 4. Membahas hasil perencanaan jalur interpretasi dan membahas obyek interpretasi dengan sejelas mungkin. 5. Menyusun laporan secara berkelompok.
  • 8. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perencanaan Jalur Interpretasi Hasil praktikum Perencaaan Jalur Interpretasi adalah berbentuk denah yang dibuat dalam dua bentuk dengan tujuan jalur-jalur dengan lokasi yang dijadikan obyek interpretasi. Denah yang berupa denah secara lengkap dengan keterangan lokasi-lokasi krusial yang akan mempermudah dalam perencanaan jalur interpretasi. Sedangkan, denah yang kedua adalah gambaran denah secara sederhana dimana denah tersebut merupakan denah yang sesungguhnya dan hanya mecantumkan jalur interpretasi yang didalamnya terdapat obyek-obyek interpretasi yang menarik. Ilustrasi denah secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1 dan untuk sesungguhnya dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Denah Lengkap Jalur Interpretasi Parkiran CB Lap. Bola GG Biokim Lab. Perikanan Ruangan Office Boy CC CA CB Jalan Cilibende
  • 9. Seperti yang terlihat didalam Gambar 1 bahwa jalur yang dibuat merupakan jalur secara lengkap yang hanya menunjukkan lokasi atau kawasan yang akan diinterpretasikan dimana belum menunjukkan obyek secara jelas. Denah secara jelas dari jalur interpretasi yang menunjukkan obyek yang akan diinterpretasikan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Jalur Interpretasi secara Lengkap Keterangan : 1. Laboratorium Lapangan GG 2. Gedung CC 3. Gedung CB 4. Gedung CA 5. Gedung Gunung Gede Biokim Akuarium Arwana R. Office Boy Lab. Nutrisi dan Diet Lab. Kultur Jaringan Lab Home Theatre
  • 10. Ilustrasi mengenai denah yang berhubungan dengan obyek interpretasi secara jelas tergambar pada Gambar 1 dan Gambar 2, selanjutnya dalam bab hasil selain memperlihatkan obyek juga akan diperlihatkan mengenai obyek interpretasi dalam masing-masing kawasan yang akan dijadikan sebagai destinasi dari tiap-tiap jalur. Adapun obyek interpretasi yang telah diketahui bersifat material dan immaterial dan berjenis alam dan budaya dapat dilihat pada Tabel 1. Dalam tabel akan disebutkan secara terperinci mengenai masing-masing obyek yang dianggap menarik untuk dijadikan obyek interpretasi dan secara jelasnya akan dibahas dalam bab pembahasan. Tabel 1. Obyek Interpretasi dalam Perencanaan Jalur Interpretasi No Lokasi Obyek Nama Obyek Sifat Obyek Jenis Obyek Material Immaterial Alam Budaya 1. Gunung Gede Lapangan Ikan Arwana - Proses pemeliharaan ikan arwana 2. Gunung Gede Biokim Ruangan home theatre Proses tampilnya gambar Diskusi 3. Gedung CA Gedung CB Ruangan Laboratorium Nutrisi dan Diet Proses Gas Alam
  • 11. Pipa Gas Alam Kedisiplinan Kebersihan Tata Tertib 4. Ruangan Inkubasi Laboratorium Kultur Jaringan Laminar air flow Proses Sinar UV saat membunuh mikroorganisme Enzim dan nutrisi dalam benih Kesterilan Benih kultur jaringan (anggrek, nilam, jabon) Proses tumbuh benih
  • 12. 5. Gedung CC Ruangan office boy Bangunan ruangan office boy Kenyamanan Arsitektur bangunan ruangan office boy Bahan material bangunan ruang office boy B. Perencanaan Jalur Interpretasi Perencanaan jalur interpretasi dilakukan dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan. Perencanaan jalur interpretasi pada Kampus Diploma IPB yang meilputi berbagai kawasan yang didalamnya terdapat sarana-sarana yang dapat dijadikan obyek interpretasi. Kawasan-kawasan yang menjadi fokus dalam perencanaan jalur interpretasi diantaranya adalah Lapangan Kampus Gunung Gede yang meliputi kolam perikanan, studio ekowisata, kandang dan perkebunan. Kedua adalah Gedung Kuliah Gunung Gede yang meliputi laboratorium-laboratorium biologi, kimia, ruang kuliah, perpustakaan, masjid dan lain sebagainya. Ketiga adalah Gedung CA yang meliputi ruang-ruang kelas, Laboratorium Diet dan Nutrisi, laboratorium komputer, ruang tunggu dosen dan lain sebagainya. Gedung CB yang meliputi Laboratorium Kultur Jaringan, laboratorium komputer, ruang kelas dan lain sebagainya. Terakhir adalah Gedung CC yang meliputi gedung administrasi, laboratorium terpadu, mushola, ruangan office boy dan lain sebagainya. Kesemua sarana dan prasarana yang ada di dalam kawasan tersebut dapat dijadikan sebagai obyek interpretasi yang menarik sehingga didapatkan sebuah jalur interpretasi yang memiliki spot-spot yang menarik minat orang lain.
  • 13. Pada perencanaan jalur interpretasi disampaikan sebuah urutan rangkaian besar yang berkesinambungan mengenai obyek-obyek yang ada, sehingga akan memberikan pengertian mengenai obyek tersebut. Urutan-urutan tersebut dapat menjadi sekuens sehingga dapat diatur sedemikian rupa supaya dapat menggambarkan, menerjemahkan, atau mendramatisir bagian-bagian tertentu. Didalamnya melibatkan berbagai macam perasaan seperti rasa senang, sedih, kagum, takut, menunjukkan keajaiban dan sebagainya. Obyek-obyek interpretasi dari masing-masing kawasan diharapkan dapat menjadi sekuens yang dapat menarik minat orang lain. Obyek-obyek interpretasi dipilih dengan diskusi kelompok sehingga dapat diperoleh kesepakatan bersama untuk menjadikan obyek-obyek tersebut terlihat menarik dan menonjol. Setelah penentuan obyek dari masing-masing kawasan, semua anggota kelompok mendatangi lokasi yang didalamnya terdapat obyek interpretasi kemudian diidentifikasi dan mengumpulkan informasi selengkap mungkin dari obyek yang akan diinterpretasikan melalui berbagai sumber. Adapun sumber informasi bisa didapatkan melalui wawancara dengan pengelola kawasan terkait atau yang memiliki pengetahuan tetntang obyek interpretasi yang sedang diidntifikasi maupun dari studi literatur misalnya dari buku, internet, jurnal, majalah dan lain sebagainya. Adapun pembahasan dalam praktikum perencanaan jalur interpretasi akan dibahas mengenai obyek-obyek interpretasi dari masing-masing kawasan yang berhasil diidentifikasi dengan menyertakan informasi yang berkaitan dengan obyek. Dalam pembahasan selanjutnya, akan dibahas mengenai deskripsi perencanaan jalur interpretasi yang telah dibuat berdasarkan ilustrasi denah yang sudah ada seperti yang tercantum dalam Gambar 1 dan Gambar 2. Berikut adalah deskripsi atau pembahasan mengenai masing-masing obyek yang akan diinterpretasikan dalam perencanaan jalur. 1. Deskripsi Obyek-obyek Interpretasi a). Lapangan Kampus Gunung Gede, Ikan Arwana Asia (Scleropages formosus) (Max Velylecano- J3B112001 dan Rully Achmad Awalludin J3B112023) Ikan arwana asia adalah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Budidaya perikanan Diploma IPB terletak di lapangan laboratorium program keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya. Budidaya Perikanan (IKN) ini terdiri dari beberapa bakikan. Setiap bakikan berisi jenis ikan yang berbeda-beda. Jenis ikan yang terdapat di bak tersebut adalah ikan mas dan ikan lele. Kegiatan yang dilakukan di lapangan laboratorium budidaya ikan ini biasanya digunakan mahasiswa Program Keahlian IKN untuk melakukan kegiatan praktikum kuliahnya. Salah satu kegiatannya adalah memelihara sarana produksi dan produk perikanan budidaya, mengamati penyakit dan parasit terhadap ikan, dan lain sebagainya.
  • 14. Obyek material ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan dan keperluan hidup manusia. Diantaranya untuk dijadikan sebagai bahan baku produk makanan olahan dan bahan makanan langsung konsumsi. Contoh hasil olahan dari ikan ini adalah goreng ikan, gula ikan, pepes ikan, ikan bakar, sop ikan, ikan asap, dan lain sebagainya. Sedangkan, obyek immaterial dalam obyek interpretasi adalah proses pemeliharaan ikan arwana. Dimana proses tersebut tidak terlihat secara kasat mata tetapi dapat dirasakan hasilnya. Ilustrasi dari ikan arwana dalam aquarium dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Ikan Arwana didalam Aquarium b). Gedung Gunung Gede Biologi Kimia, Ruang Home Theatre (Afdha Kharis-J3B212129) Kampus Diploma Gunung Gede yang terdiri dari laboratorium- laboratorium biologi maupun kimia, perpustakaan, ruang kelas, kantin gizi, masjid dan lain sebagainya memiliki banyak sarana yang menarik. Salah satu sarana yang menarik dan bisa dijadikan sebagai obyek interpretasi adalah ruangan home theatre yang biasa di gunakan oleh Program Keahlian Komunikasi. Ruangan tersebut terletak dibawah tanah dan berada didepan kantin gizi serta berada disamping laboratorium kimia. Dilihat dari luar ruangan, ruangan tersebut memiliki daya tarik tersendiri bagi orang yang melihatnya. Letak dari ruangan tersebut seolah menjadi daya tarik tersendiri karena posisinya yang berbeda dari bangunan yang lain. Selain dari posisinya, tepat diluar ruangan tersebut terdapat banyak poster-poster sebuah film yang ternyata merupakan film-film karya mahasiswa komunikasi. Ruangan home theatre tersebut merupakan sebuah ruangan seperti kebanyakan ruangan dan digunakan oleh mahasiswa komunikasi untuk menonton film, mengerjakan tugas maupun melakukan diskusi. Ruangan didalam memiliki arsitektur seperti sebuah ruangan didalam cinema atau bioskop. Dimana didalam ruangan tersebut terdapat tempat duduk dan bangku yang berbentuk seperti tangga yang tersusun keatas. Didalam ruangan tersebut terdapat proyektor, air conditioner, speaker mikrofon, layar proyektor dan personal computer. Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013
  • 15. Ruangan tersebut secara keseluruhan merupakan obyek interpretasi material budaya dimana benda-benda tersebut berwujud. Sedangkan, didalam ruangan tersebut yang merupakan obyek immaterial adalah proses penayangan gambar dari film yang ditampilkan. Selain itu obyek immaterial lain yang terdapat didalam ruangan tersebut adalah diskusi. Diskusi biasa dilakukan saat pemutaran film selesai, dimana mahasiswa akan berdiskusi mengenai film yang baru saja ditampilkan. Diskusi merupakan obyek immaterial karena tidak berwujud. Ilustrasi dari ruangan home teatre dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013 Gambar 4. Fasilitas Gambar 5. Ruang Home Theatre c). Gedung CA, Laboratorium Diet dan Gizi (Naimmah NurAini - J3B112044) Gedung CA mrupakan salah satu gedung perkuliahan yang ada dikawasan Kampus Diploma IPB Cilibende. Gedung CA terdiri dari tiga lantai yang masing-masing pada setiap lantainya memiliki ruangan-ruangan yang berbeda. Gedung CA merupakan contoh gedung perkuliahan yang didesain secara modern. Gedung CA memiliki kenyamanan sebagai tempat untuk proses belajar mengajar karena ditunjang dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang lengkap. Ruangan-ruangan didalam Gedung CA didominasi oleh ruang kelas pada lantai dua dan lantai tiga. Gedung CA yang memiliki ruang yang berbeda adalah lantai satu dimana mayoritas ruangan dilantai satu merupakan laboratorium-laboratorium. Laboratorium yang ada dilantai satu misanya Laboratorium Diet dan Nutrisi, laboratorium komputer, laboratorium kimia, dan laboratorium biologi. Salah satu laboatorium yang menarik dari Gedung CA adalah Laboratorium Diet dan Nutrisi. Laboratorium Diet dan Nutrisi terletak disebelah utara dekat dengan pintu masuk. Laboratorium Diet dan Nutrisi merupakan sebuah ruangan yang juga biasa disebut dengan dapur gizi. Laboratorium Diet dan Nutrisi didesain seperti sebuah dapur modern yang Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013
  • 16. didalamnya terdapat berbagai peralatan memasak yang biasa di gunakan oleh mahasiswa dari Program Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi. Ruangan dari Laboratorium Diet dan Nutrisi dapat menjadi obyek interpretasi yang menarik karena memiliki berbagai macam benda-benda yang menarik dan dapat pula dijadikan sebagai obyek interpretasi. Salah satu obyek interpretasi dalam Laboratorium Diet dan Nutrisi adalah penggunaan kompor dengan gas alam. Obyek interpretasi yang dapat dilihat dari Laboratorium Diet dan Nutrisi adalah pipa penghubung dan pipa gas alam yang berhubungan satu sama lain untuk dihubungkan dengan kompor. Pipa penghubung berwarna merah yang berfungsi untuk menghubungkan gas yang didapatkan oleh pipa gas alam yang berwarna kuning dengan kompor. Pipa- pipa tersebut memiliki keunikan dan manfaat yang besar dalam proses-proses memasak di Laboratorium Diet dan Nutrisi. Oleh karena itu, pipa-pipa tersebut dapat dijadiakan sebagai obyek material karena memiliki keunikan dan dapat menggugah perasaan orang untuk mempelajari lebih dalam. Selain obyek material, Laboratorium Diet dan Nutrisi memiliki obyek interpretasi bersifat immaterial yang sangat menonjol, diantaranya adalah kebersihan, kedisiplinan, keseriusan, ketertiban. Didalam ruangan Laboratorium Diet dan Nutrisi sangat nyaman karena bersih dari berbagai sudut, hal tersebut merupakan langkah awal untuk memasak semua harus dalam keadaan bersih dan rapi. Kedua adalah kedisiplinan, didalam Laboratorium Diet dan Nutrisi harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dikarenakan banyak barang-barang berbahaya yang apabila lengah sedikit dapat menyebabkan kecelakaan. Selain itu, kedisiplinan merupakan modal awal untuk memulai memasak. Selanjutnya keseriusan juga harus dimiliki oleh tiap-tiap mahasiswa yang memasuki Laboratorium Diet dan Nutrisi karena apabila tidak memiliki keseriusan akan berakibat buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Terakhir adalah ketertiban, pada saat memasuki Laboratorium Diet dan Nutrisi harus mematuhi peraturan tata tertib yang sudah ditentukan misalnya dari mulai baju, sepatu, name tagcorpusdan celemek. Didalam Laboratorium Diet dan Nutrisi memiliki keunikan dan banyak hal-hal menarik yang dapat dijadikan sebagai obyek interpretasi. Obyek-obyek inerpretasi dari Laboratorium Diet dan Nutrisi diharapkan akan mampu memberikan ketertarikan kepada setiap orang sehingga tergugah untuk menginterpretasikan obyek-obyek yang ada secara lebih mendalam. Ilustrasi dari Laboratorium Diet dan Nutrisi dapat dilihat pada Gambar 6.
  • 17. Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013 Gambar 6. Laboratorium Nutrisi dan Diet d). Gedung CB, Laboratorium Kultur Jaringan (Wildan Citra Pratama - J3B112040) Gedung CB memiliki sebuah ruangan berupa laboratorium yang sangat menarik. Ruangan tersebut merupakan Laboratorium Kultur Jaringan atau biasa disebut dengan Ruang Inkubasi Kultur Jaringan. Ruang inkubasi kultur jaringan merupakan sebuah laboratorium yang dimanfaatkan untuk menyimpan benih-benih yang dihasilkan melalui proses kultur jaringan sampai nantinya menjadi benih yang tumbuh menjadi tanaman. Benih-benih yang ada didalam Ruang Inkubasi Kultur Jaringan tersebut diantaranya ada anggrek, nilam dan jabon. Calon-calon bibit tanaman tersebut tersimpan didalam tabung inkubasi dan terjajar rapi didalam rak lemari yang diatasnya terdapat cahaya lampu yang bermanfaat untuk membantu proses pertumbuhan bakal bibit-bibit tersebut. Proses-proses dalam menghasilkan bibit tersebut disebut dengan kultur jaringan. Kultur Jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat. Proses-proses kultur jaringan harus steril dari mulai alat dan pembuat kultur jaringannya. Peralatan dalam proses kultur jaringan antara lain Laminar air flow cabinet yang berfungsi untuk melakukan proses kultur jaringan dengan kondisi yang steril. Proses kultur jaringan juga memerlukan sinar UV untuk membunuh mikroorganisme yang ada di sekitar laminar air flow cabinet.
  • 18. Proses kultur jaringan merupakan obyek interpretasi bersifat immaterial, karena proses kultur jaringan tersebut tidak terlihat secara kasat mata. Selain itu, proses-proses seperti penyinaran pada bibit- bibit tanaman dan sinar UV merupakan obyek immaterial. Kestrerilan dalam proses pembuatan kultur jaringan tersebut juga merupakan obyek immaterial karena tidak berwujud. Terakhir dalam proses kultur jaringan tersebut, ada proses air yang terserap oleh benih yang digunakan untuk merombak enzim dan nutrisi dalam benih sehingga dapat berkecambah, proses tersebut juga merupakan obyek interpretasi yang bersifat immaterial. Sedangkan, peralatan yang digunakan seperti laminar air flow cabinet, lampu merupakan obyek interpretasi yang bersifat material. Ilustrasi mengenai ruang inkubasi kultur jaringan dapat dilihat pada Gambar 7. Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013 Gambar 7. Ruang Inkubasi Kultur Jaringan e). Gedung Administrasi, Ruang Istirahat Petugas Kebersihan (Rizky Hardiyanti-J3B11202013) Gedung Administrasi Cilibende ini dibangun dengan nuansa bangunan modern. Ruangan gedung terdiri atas Ruang tunggu yang didalamnya terdapat fasilitas seperti sofa dan meja yang disediakan demi menunjang kenyamanan tamu. Terdapat pula tempat duduk- duduk yang bisa dipergunakan mahasiswa untuk bersantai yang disebelahnya terdapat tembok yang dihiasi bebatuan indah serta beberapa piagam yang menambah nilai estetika ruangan. Selain itu digedung ini tersedia beberapa ruangan seperti Laboratorium, ruang rapat, ruang dosen, mushala serta toilet. Laboratorium kimia dan fisika yang didalamnya terdapat banyak peralatan percobaan yang lengkap untuk mendukung akademik mahasiswa. Ruang kuliah yang berkapasitas 70 mahasiswa serta ruang rapat dosen difasilitasi dengan berbagai properti pendukung seperti proyektor, AC, meja dan kursi untuk mendukung segala aktifitas di gedung ini. Mushala dan toilet pun didesain sedemikian rupa serta dirawat agar selalu nyaman digunakan. Lorong di bangunan ini memiliki lantai putih yang selalu terlihat bersih sehingga menambah rasa nyaman bagi tamu. Tak lupa di berbagai sudut terdapat tempat sampah yang memudahkan tamu
  • 19. membuang sampah dan menjaga kebersihan bangunan ini. Berbagai fasilitas tersebut diharapkan mampu meningkatkan kenyamanan dan mendukung seluruh kegiatan di Kampus Diploma IPB. Selain gedung administrasi terdapat juga bangunan menarik yang menjadi bagian dari gedung administrasi, yaitu gedung dibelakang kampus yang ada didekat pintu empat dan memiliki bentuk seperti kontainer. Ruangan tersebut berbahan material seng yang ditata sedemikian rupa. Didalam ruang tersebut terdapat dua lantai dimana lantai yang atas digunakan untuk penyimpanan alat-alat praktikum dan ruang yang bawah digunakan untuk ruang istirahat para petugas kebersihan. Bangunan tersebut berjumlah dua dengan masing-masing fungsinya tidak jauh berbeda yaitu sebagai tempat penyimpanan alat-alat perkuliahan. Menariknya dari bangunan tersebut adalah bahan material pembentuknya dan bentuknya yang unik dimana terdapat dua banguanan sejajar dengan tangga biru sebagai penghubungnya dan adanya dua jendela diatas masing-masing bangunan sebagai sarana untuk pergantian udara. Bangunan tersebut merupakan obyek material yang unik dan tidak biasa ditemukan, oleh karena itu tempat tersebut darpat dikembangkan menjadi obyek interpretasi. Ilustrasi mengenai ruang istirahat petugas kebersihan dapat dilihat pada Gambar 8. Sumber : Dokumentasi Kelompok, 2013 Gambar 8. Ruang Istirahat Petugas Kebersihan dan Penyimpanan Alat 2. Perencanaan Jalur Interpretasi Berdasarkan uraian yang sudah ada, maka dibuat sebuar perencanaan jalur interpretasi yang tercantum dalam Gambar 1 maupun Gambar 2. Jalur tersebut dibuat menyesuaikan obyek-obyek interpretasi yang telah dipilih. Adapun urutan perjalanan rute perencanaan jalur interpretasi secara siklus adalah sebagai berikut.
  • 20. Ruang istrirahat petugas kebersihan Aquarium Ikan Arwana (GG Lapang) Ruang Inkubasi Kultur Jaringan Ruangan home theatre Laboratorium Diet dan Nutrisi Perencanaan jalur interpretasi dimulai dari Lapangan Gunung Gede, spot tepatnya di aquarium ikan arwana. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju spot yang kedua melalui Lapangan Bola Gunung Gede kemudia belok kekanan jalan menuju Kampus Cilibende. Pada saat sudah sampai Kampus Cilibende melewati pintu 1 maka berjalan kearah utara melewati mushola Cilibende di belakang kemudia berbelok kekanan menuju ruang istirahat petugas kebersihan dan penyimpanan barang. Spot selanjutnya adalah menuju CB tepatnya di Laboratorium Kultur Jaringan dimana harus berjalan lurus melewati laboratorium mikrobiologi dan Laboratorium lingkungan kemudian masuk ke Gedung CB menuju Laboratorium Kultur Jaringan. Tujuan selanjutnya setelah Gedung CB adalah Gedung CA dimana akan menuju Laboratorium Nutrisi dan Diet dimana dari pintu keluar Gedung CB kemudian belok ke kanan kemudian masuk kedalam Gedung CA lantai satu dimana Laboratorium Nutrisi dan Diet berada di pojok kanan bersebelahan dengan Laboratorium Komputer. Setelah itu jalur selanjutnya yang harus dilalui adalah keluar dari Gedung CA dan menuju pintu 2 kemudian berjalan menuju Kampus Gunung Gede melewati jalan setapak yang ada kemudia menuju Ruangan Home Theatre. Tujuan terakhir dari jalur interpretasi tersebut adalah kembali ke spot semula yaitu Lapangan Gunung Gede tepatnya di aquarium ikan arwana. Jalur tersebut dibuat dari penentuan titik awal dantitik akhir di spot aquarium ikan arwana karena disana merupakan sebuah tempat ruang terbuka hijau yang ideal menjadi tujuan akhir dari jalur perencanaan interpretasi. Jalur interpretasi yang dibuat berdasarkan spot-spot yang ada dan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah ada seperti jalan. Perencanaan jalur interpretasi tersebut nantinya diharapkan mampu memenuhi kriteria jalur interpretasi yang baik seperti diarahkan pada obyek yang spektakuler, jalur tidak licin, tidak curam, tidak tergenang dan tidak berlumpur. Jalur
  • 21. dilengkapi dengan rambu-rambu dan penunjuk arah yang jelas. Jalur tidak lurus dan jarak antara jalur satu dengan lainnya tidak terlalu jauh. Jalur tidak melalui komunitas tumbuhan yang rapuh dan habitat satwa yang mudah terganggu. Keterkaitan mengenai obyek interpretasi dan jalur interpretasi secara jelas telah dibahas dibab pembahasan mengenai mengapa obyek-obyek tersebut dipilih. Jalur interpretasi menyesuaikan spot-spot yang telah dipilih dan menyesuaikan dengan panjang jalur yang baik juga diestimasi dengan waktu berjalan kaki. Perencanaan jalur tersebut juga bergantung dari kondisi lapangan, jarak sebenarnya dilapangan, serta kondisi orang atau sasaran yang berjalan dijalur tersebut.
  • 22. V. KESIMPULAN A. Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum perencanaan jalur interpretasi adalah jalur yang ada dibuat dengan mempertimbangkan berbagai aspek dimulai dari penyatuan spot- spot obyek dan menyatukannya dengan sarana jalan yang ada. Perencanaan jalur interpretasi harus memperhatikan beberapa kriteria agar menjadi jalur interpretasi yang baik. Jalur interpretasi yang telah dibuat adalah Lapangan Gunung Gede Aquarium Arwana menuju Ruangan Istirahat Petugas Kebersihan dan Tempat Penyimpanan Barang di Kampus Cilibende Gedung Administrasi menuju Laboratorium Kultur jaringan di Gedung CB kemudian menuju ke Laboratorium Nutrisi dan Diet di Gedung CA kemudian keluar melalui pintu 2 dan menuju ke Ruangan Home Theatre di Gunung Gede Biokim kemudia spot terakhir adalah kembali ketempat semula di Lapangan Gunung Gede tepatnya di Aqarium Ikan Arwana.
  • 23. DAFTAR PUSATAKA Avenzora, R. Sunarminto, Tutut. Yudiarti, Yun. 2012. Panduan Praktikum Edisi Revisi Teknik Interpretasi. Bogor. Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor. Rachmawati, E. dan Yudiarti, Y. 2008. Teknik Interpretasi. Bogor. Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor. ________. 2012. Teknik Interpretasi diakses di http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mrl_055483_chapter2.pdf pada hari Minggu, 24 Februari 2013 pada pukul 21.00 WIB. _______. Pelatihan Fasilitator Lingkungan 2008 Memfasilitasi Pubik sebagai Agen Perubahan dalam Pengelolaan Lingkungan secara Berkelanjutan Penguatan Kapasitas Memfasilitasi Program Pendidikan Lingkungan, yang dilaksanakan oleh RMI-The Indonesian Institute for Forest and Environment. 2008