managemen dan pemeliharaan aset sekolah

57

Click here to load reader

Upload: nandang-sukmara

Post on 02-Jul-2015

13.246 views

Category:

Education


55 download

DESCRIPTION

Managemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

TRANSCRIPT

Page 1: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah
Page 2: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Lampiran 8Referensi

Australian Code of Practice for the Safe Removal of Asbestos 2nd Edition [NOHSC: 2002 (2005)].

Australian Code of Practice for the Management and Control of Asbestos in Work-places [NOHSC: 2018 (2005)]

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, No. KEP.104/DJPPK/IX, 2006: Petunjuk teknis pemakaian bahan yang mengandung as-bes di tempat kerja.

Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 Pasal 4 ayat 2 tentang pengelolaan barang daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang pengelo-laan bahan berbahaya dan beracun.

Permendiknas Nomor 21 Tahun 2007: tentang pemeliharaan aset sekolah.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per-03/MEN/Tahun 1985 Tentang Kesela-matan dan Kesehatan Kerja Pemakai Asbes

Perawatan Preventif Sarana Dan Prasarana Pendidikan, 1999, DEPDIKNAS

Pedoman Manajemen Aset Sekolah tahun 2009, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Pedoman Pemeliharaan Gedung Sekolah, 2008, DEPDIKNAS

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Na-sional Pendidikan.

Serial Rumah no. 35, Solusi Rumah Anda, Robertus Panuang dkk., November 2007

Rancangan sistem standarisasi dan perhitungan biyaya pemeliharaan bangunan sekolah, 2000, Aenudin.

108 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

PAN

DU

AN

MA

NA

JEM

EN

P

EM

ELIH

AR

AA

N A

SE

T S

EK

OLA

HPeningkatan mutu pendidikan dasar merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi, mengingat keberhasilan pembangunan suatu bangsa di-tentukan oleh keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menuntaskan program wajib belajar sembilan tahun yang bermutu pada tahun 2009 bagi seluruh anak Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut Departemen pendidikan nasional dalam hal ini Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidi-kan Dasar dan Menengah, telah menyusun berbagai kebijakan dan strategi dalam mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dasar yang bermutu. Salah satu prioritas dalam upaya ini adalah pembangunan sa-rana dan prasarana sekolah SMP.

Implementasi kebijakan ini mendapat dukungan dari pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Basic Education Program (AIBEP)

Sarana dan prasarana sekolah yang telah dibangun perlu dikelola oleh sekolah dan masyarakat agar dapat berfungsi dengan baik selama umur yang direncanakan, aman bagi para warga sekolah, dan tidak berpotensi menimbulkan kerugian materiil yang besar.

Buku panduan ini disusun untuk dijadikan panduan praktis dalam mengelola dan memelihara aset sekolah, termasuk mengelola asbes jika dalam bangunan seko-lah tersebut ada yang menggunakan bahan dari asbes. Kendati panduan ini diter-bitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama melalui mela-lui program AIBEP 2006-2009, panduan ini dapat dipergunakan diseluruh sekolah dilingkungan Depdiknas dan Depag seluruh Indonesia. Buku ini bukan merupakan aturan baku, sehingga didalam pelaksanaannya pihak sekolah dimungkinkan untuk menambah dan mengurangi dari buku panduan ”Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah” ini bila dianggap perlu.

Jakarta, 2009

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

Didik Suhardi, SH. M.Si.

NIP 196312031983031009

Kata Pengantar

x Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 3: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Lampiran 7

Tang

gal

Pel

aksa

naR

uang

Kel

asK

ondi

si B

ahan

Asb

esC

atat

anP

erpu

sK

antin

Lab

WC

12

34

56

Kan

tor

Gur

uK

anto

rK

ep. S

ekR

uang

BP

Daf

tar I

nspe

ksi D

an M

onito

ring

Nam

a Se

kola

h: ..

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

..

B=

Bai

k

J=Je

lek

N=

Nor

mal

107 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 4: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Lampiran 6

Tanggal

Daftar Pelatihan Yang Telah Diberikan Tentang Pengelolaan Bahan AsbesNama Sekolah: ............................................................................

R= RutinT= Tak terencana

Pelatih Bahan Pelatihan CatatanR T

PesertaJenis

Pelatihan

106 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

PAN

DU

AN

MA

NA

JEM

EN

P

EM

ELIH

AR

AA

N A

SE

T S

EK

OLA

H

Daftar IsiKATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar belakang

1.2 Tujuan manajemen aset sekolah

1.3 Ruang lingkup

BAB II. MANAJEMEN ASET SEKOLAH2.1 Defi nisi

2.2 Hal-hal yang perlu dilakukan dalam mengelola aset sekolah

BAB III. PEMELIHARAAN BANGUNAN 3.1 Kategori pemeliharaan

3.2 Tim pelaksana kegiatan

3.3 Pemeliharaan komponen bangunan

BAB IV. MANAJEMEN ASBES DI SEKOLAH4.1 Prinsip umum

4.2 Nilai ambang batas serat asbes di udara

4.3 Bahan asbes ada dimana saja?

4.4 Bagaimana mengelola bahan asbes/mungkinmengandung asbes?

4.5 Kajian kondisi bahan asbes

4.6 Tugas dan tanggungjawab didalam mengelola bahan asbes

x

xi

11

2

2

33

4

11 12

12

16

5859

59

59

59

61

61

xxxxi Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 5: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

4.7 Pakaian pelindung

4.8 Pembongkaran bahan asbes

4.9 Pemeliharaan rutin

4.10 Pekerjaan ringan yang diperbolehkan

4.11 Pengawasan pelaksanaan

4.12 Training

BAB V. PEMELIHARAAN ASET NON BANGUNAN5.1 Pemeliharaan alat peraga sekolah

5.2 Pemeliharaan bahan pustaka

5.3 Pemeliharaan perabot sekolah

LAMPIRAN 1. Frekuensi pemeliharaan setiap komponen bangunan

2. Daftar perlengkapan/alat-alat

3. Tata tertib sekolah

4. Analisa biaya pemeliharaan

5. Daftar kegiatan pemeliharaan bahan asbes

6. Daftar pelatihan yang telah diberikan tentang bahan asbes

7. Daftar inspeksi dan monitoring kegiatan pemeliharaanbahan asbes

8. Referensi

62

63

65

66

69

70

7272

76

79

86

87

90

92

105

106

107

108

xii Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Lampiran 5

Tang

gal

Loka

siB

agia

nK

egia

tan

Pel

aksa

naT

RC

atat

an

Keg

iata

n pe

mel

ihar

aan

baha

n as

bes

yang

tela

h di

laks

anak

anN

ama

Seko

lah:

.....

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

.....

R=

Rut

inT=

Tak

tere

ncan

a

105 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 6: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

NAMA SEKOLAH : SMPN..................................................

PEMELIHARAAN.................................PEKERJAAN :

DESA : ..............................................................

..............................................................

..............................................................

..............................................................

KECAMATAN :

KABUPATEN :

TAHUN ANGGARAN :

PEMELIHARAAN BANGUNAN SEKOLAH

REKAPITULASI

)(

104 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Pendidikan merupakan salah satu dari delapan Standar Pen-didikan Nasional *) sebagai penunjang untuk menjamin lancarnya penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah. Oleh karena itu sarana-prasarana se-bagai aset sekolah harus dikelola dan dipelihara dengan baik agar selalu siap pada saat akan dipergunakan.

Landasan hukum pengelolaan sarana-prasarana pendidikan ini adalah Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab IX tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Bab XII tentang Sarana dan Prasarana Pendi-dikan. Ditindaklanjuti dalam Peraturan Pemerintah (PP) no. 24 tahun 2007 beser-ta lampirannya, tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan, seperti yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Peraturan Menteri Dalam Negeri no. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, yang mengatur tentang pengadaan, pemanfaatan, pengelolaan dan peng-hapusan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, dan Keputusan Direktur Jenderal Pem-binaan Pengawasan Ketenagakerjaan no. Kep.104/DJPPK/IX, tahun 2006, tentang Pemakaian Bahan yang Mengandung Asbes, sebagai pedoman pengelolaan asbes di sekolah.

Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan kebijakan baru dalam pelaksan-aan program pembangunan dan rehabilitasi sekolah dengan konsep pemberdayaan masyarakat yang melibatkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat. Dengan pendekatan ini masyarakat mempunyai rasa kepemilikan dan kepedulian yang tinggi terhadap sekolah/madrasah di wilayahnya.

Agar pengelolaan aset yang berupa sarana-prasarana sekolah ini dapat berjalan baik, pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama memberikan panduan manajemen dan pemeliharaan aset sekolah/madrasah kepada pengelola sekolah/madrasah.

Misi dari diberikannya panduan ini kepada sekolah/madrasah adalah agar sekolah/madrasah tersebut dapat mewujudkan: (1) terkelolanya aset yang dimilikinya seko-

BAB 1. Pendahuluan

PE

ND

AH

ULU

AN

1 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 7: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

lah/madrasah dengan baik, (2) terpeliharanya bangunan sekolah/madrasah dengan baik, dan (3) terkelolanya komponen bangunan yang mengandung asbes di sekolah/madrasah dengan aman. Dengan tercapainya misi ini diharapkan kegiatan balajar mengajar dan kegiatan kependidikan lainnya di sekolah/madrasah dapat berjalan dengan baik dan aman.

*) Ketentuan dalam BSNP yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah no.24 th 2007

1.2 Tujuan Manajemen Aset Sekolaha. Menjamin pengembangan kapasitas yang berkelanjutan dari pengurus seko-

lah di dalam mengembangkan atau mengoptimalkan pemanfaatan aset sekolah melalui pengelolaan dan pemeliharaan yang benar;

b. Menjamin kesiapan operasional sarana-prasarana pendidikan dalam mendukung kelancaran proses pembelajaran di sekolah;

c. Menjamin keselamatan dan kenyamanan semua orang terutama para peserta didik yang menggunakan aset sekolah tersebut. Termasuk didalamnya aman terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan yang mengandung asbes; dan

d. Mengoptimalkan usia pakai aset sekolah, mengingat pemeliharaan dan pengelo-laan yang baik lebih murah daripada perbaikan.

1.3 Ruang LingkupPanduan ini terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu: Manajemen aset sekolah, Pemeli-haraan bangunan, Manajemen asbes di sekolah, dan Pemeliharaan aset non ban-gunan

Manajemen aset sekolah, memuat tentang defi nisi, dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengelola aset.

Pemeliharaan bangunan, memuat tentang: defi nisi pemeliharaan, kategori pemeli-haraan, tim pelaksana kegiatan , dan pemeliharaan komponen bangunan.

Manajemen asbes di sekolah, memuat tentang: nilai ambang batas serat asbes di udara, tipikal lokasi bahan asbes pada bangunan, sistem manajemen asbes di seko-lah, tindakan yang harus diambil untuk mencegah bahaya asbes di sekolah, analisa kondisi asbes, pakaian pelindung, pembongkaran bahan asbes, dan pemeliharaan bahan asbes.

Pemeliharaan aset non bangunan meliputi: pemeliharaan alat peraga, bahan pus-taka, dan perabot.

2 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah 103 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 8: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

102 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

2.1 Defi nisiAset adalah barang, yang dalam pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (Intangible), yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu instansi, organisasi, badan usaha atau individu perorangan.

Manajemen artinya adalah pengelolaan, dan ini berasal dari kata kerja to manage yang artinya mengurus, mengatur, melaksanakan, memperlakukan, dan mengelola.

Aset Sekolah terdiri dari dua jenis:

a. Aset Tidak Bergerak (prasarana) yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan insta-lasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.

b. Aset Bergerak (sarana) terdiri dari perabot, per-alatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.

Manajemen aset sekolah adalah sistem pengelolaan sarana dan prasarana sekolah yang terdiri atas:a. Penatausahaan/Inventarisasi;b. Pemanfaatan;c. Pemeliharaan;d. Pembiayaan; dan e. Monitoring dan Evaluasi

Pihak yang melaksanakan adalah tim yang terdiri dari personil sekolah dan perwakilan masyarakatPersonil Sekolah terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha dan siswa sekolah/madrasah.Perwakilan masyarakat terdiri dari perwakilan pengurus komite sekolah/Madrasah.

BAB 2. Manajemen Asett

3 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 9: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

1. Data umum sekolah

Terdiri dari: Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), sertifi kat lahan, As Built Draw-ing /gambar purna laksana, spesifi kasi teknis komponen bangunan, dan manu-al pemeliharaan, sebagai penuntun keg-iatan pengelolaan dan pemeliharaan.

Data umum sekolah kecuali IMB dan sertifi kat tanah disimpan oleh kepala sekolah. IMB dan sertifi kat tanah ta-nah disimpan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

2. Data aset sekolah

Meliputi barang–barang/aset yang dimili-ki sekolah sebagai obyek pemeliharaan, seperti: bangunan, perabot, kendaraan, buku, alat olah raga, alat musik, alat peraga, dsb. dilengkapi dengan jenis, jumlah, spesifi kasi, dan tingkat kerusa-kan dari setiap barang/aset.

2.2 Hal-hal yang perlu dilaksanakan didalam mengelola aset sekolah:

2.2.1 Inventarisasi aset Inventarisasi aset sekolah/madrasah penting karena digunakan sebagai dasar pe-rencanaan kebutuhan, pemeliharaan, dan pengembangan sekolah periode 5 tahu-nan dan rencana operasional serta pemeliharaan sekolah periode 1 tahunan

Pihak yang melaksanakan adalah tim yang terdiri dari personil sekolah dan perwa-kilan masyarakat

Data yang dikumpulkan melalui kegiatan inventarisasi aset sekolah ini antara lain:

No.

1

2

3

4

5

Deskripsi.

Bentuk Lahan

Status lahan

IMB

Komponen bangunan sekolah

a. Ruang kelas

b. Ruang administrasi

c. WC siswa

d. dll

Gambar As Built

Penjelasan

Segi Empat

Hak Pakai/Hak Guna

Bangunan/dll

Ada

6 ruang

1 ruang

4 buah

Ada

Luas

6.000 m2

81 x 6 m2

163 m2

21 m2

Contoh daftar inventaris bangunan dan lahan sekolah

4 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah 101 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 10: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

100 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Semua aset sekolah harus diinventarisir dan disimpan/dirawat dengan baik

2.2.2 Pemanfaatan asetAgar sarana-prasarana sekolah yang dibangun dapat memberikan pelayanan dalam menunjang kegiatan sekolah sesuai dengan harapan dalam Permendiknas RI no 21 th 2007, tentang standar sarana dan prasarana sekolah, maka semua aset sekolah harus digunakan sesuai dengan fungsinya.

Sekolah harus menanamkan rasa kepedulian kepada seluruh warga sekolah tentang tanggungjawabnya terhadap pengelolaan dan pemeliharaan aset sekolah. Tindakan yang dapat diambil untuk menanamkan rasa kepedulian ini antara lain:

a. Tata tertib sekolah yang berhubungan dengan penggunaan sarana dan prasa-rana dibuat dan dipasang di sekolah.

b. Pemasangan poster-poster untuk mengingatkan penghuni sekolah tentang pen-tingnya pengelolaan dan perawatan. Misalnya berbunyi:

- Kebersihan pangkal kesehatan; - Jagalah Kebersihan; - Buanglah sampah pada tempatnya; - Siramlah toilet hingga bersih setelah digunakan; - Gunakan air secukupnya; - Dan lain-lain.

No.

1

2

3

4

5

6

Deskripsi

Meja guru

Meja siswa

Kursi siswa

Kursi guru

Buku

a. Buku pelajaran IPA terpadu

b. Majalah

Dll.

Jumlah

10 buah

200 buah

200 buah

10 buah

120 buah

40 buah

8

190

195

10

100

10

2

10

5

10

20

30

Keterangan

6.000 m2

Yang rusak sedang diperbaiki

Yang rusak sedang diperbaiki

Semua dalam kondisi baik

Bagian cover buku yang rusak

akan disampul kembali

Contoh daftar inventaris sarana sekolah

5 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 11: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

2.2.3 Pemeliharaan asetPemeliharaan adalah usaha yang dilakukan untuk mempertahankan /menjaga kondi-si aset agar tetap berfungsi melalui tatacara penggunaan yang benar serta perbaikan ringan terhadap bagian aset yang rusak.

Melalui perencanaan pemeliharaan, dapat ditentukan: a. Sasaran dan tujuan pemeliharaan; b. Isi program; c. Aset yang harus dipelihara; d. Organisasi pelaksana program; e. Waktu pemeliharaan;

Siramlah toilet setelah digunakan Gunakan meja sesuai dengan fungsinya

PeraturanSekolah

6 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah 99 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 12: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

98 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

f. Tata cara atau metode pemeliharaan yang digunakan;g. Pelaksana pemeliharaan;h. Biaya yang diperlukan; dan I. Monitoring pelaksanaan program pemeliharaan

Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dibagi menjadi dua bagian:a. Pemeliharaan Bangunan sekolahb. Pemeliharaan Sarana sekolah (non-bangunan)

Langkah-langkah pemeliharaan bangunan serta sarana sekolah dapat dilihat pada Bab 3, 4, dan 5 dari buku panduan ini.

2.2.4 Perencanaan kebutuhan dan penganggaranRencana anggaran biaya adalah menghitung seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program pengelolaan aset sekolah antara lain:

a. Anggaran pemeliharaan rutin (pembelian sapu, kain pel, karbol, kemoceng, dll);b. Perbaikan ringan untuk sarana dan prasarana sekolah;c. Inventarisasi aset sekolah; d. Biaya operasional tim pengelola aset sekolah; dane. Penggantian sarana yang rusak (seperti: lampu, kaca, jendela, pintu, dll)

Pemeliharaan dinding sekolah Pemeliharaan perabot sekolah

7 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 13: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Tahapan penyusunan anggaran antara lain:a. Membuat daftar kebutuhan untuk mengelola aset sekolah; (misalnya PBB, Biaya Pemeliharaan, Operasional Sekolah, dll)b. Melakukan survei harga dan antisipasi perubahan harga; dan c. Menghitung estimasi total kebutuhan biaya pengelolaan aset sekolah.

Rapat penyusunan anggaran biaya pengelola aset sekolahRapat ini diikuti oleh komite sekolah dan tim pelaksana.

2.2.5 Monitoring dan evaluasiTujuan monitoring dan evaluasi adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan kegi-atan pengelolaan aset sekolah sesuai dengan yang telah direncanakan dan mem-berikan umpan balik. Monitoring ini dilaksanakan secara rutin.

Pihak yang melakukan kegiatan monitoring ini adalah pimpinan sekolah.

Kegiatan yang perlu dimonitor dan dievaluasi antara lain:a. Kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan;b. Partisipasi/kontribusi masyarakat;c. Keuangan dan administrasi yang meliputi penggunaan dana serta tatacara pelaporan; dand. Kinerja dari tim pelaksana

8 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah 97 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 14: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

ANALISA BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNANSumber : Aenudin. (2001)

96 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

2.2.6 Peran dan Tugas

Komponen TugasKepala Sekolah

Guru

Komite Sekolah/Madrasah

1) Melakukan perencanaan kegiatan dan rancangan pembiayaan untuk pengelolaan aset sekolah;

2) Menyusun kebijakan dan aturan/tata-tertib pelaks-naan pendidikan di sekolah yang mendukung pen-ingkatan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan aset sekolah;

3) Membentuk tim/panitia pengelola aset;

4) Memimpin pelaksanaan kegiatan pengelolaan;

5) Mengawasi pelaksanaan dan mengevaluasi keber-hasilan pelaksanaan; dan

6) Mindaklanjuti hasil kegiatan pembangunan, pemeli-haraan & perawatan sarana-prasarana.

1) Memberikan usulan kepada tim sekolah dalam perencanaan kegiatan dan rancangan pembiayaan untuk pengelolaan aset sekolah;

2) Mendukung kerja tim pengelola aset sekolah;

3) Turut mengawasi pelaksanaan kegiatan; dan

4) Menjalin kerjasama dg orang tua siswa dalam hal pengelolaan aset sekolah.

1) Memberikan usulan kepada kepala sekolah dalam perencanaan kegiatan dan rancangan pembiayaan untuk pengelolaan aset sekolah;

2) Menyetujui pembentukan dan kerja tim pengelo-laan aset sekolah;

3) Mengawasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan aset sekolah;

4) Menjalin kerjasama dg masyarakat dalam hal pen-gumpulan dana untuk pengelolaan aset sekolah termasuk pemeliharaannya; dan

5) Menilai keberhasilan pelaksanaan.

9 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 15: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Komponen TugasTata Usaha

Osis

1) Menyusun daftar inventarisasi Aset;

2) Memberikan usulan kepada kepala sekolah dan komite sekolah dalam hal perencanaan dan pe-nyusunan rancangan anggaran untuk pengelo-laan aset sekolah;

3) Bekerjasama dengan tim sekolah dan melaksa-naan kegiatan pengelolaan aset;

4) Melaksanakan inspeksi dan penilaian pelaksanaan; dan

5) Memberikan laporan pelaksanaan kepada kepala sekolah.

1) Membantu pelaksanaan pengelolaan aset seko-lah;

2) Membantu memelihara aset sekolah; dan

3) Menggunakan aset sekolah sesuai dengan fungsi-nya.

10 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Jenis-Jenis Kegiatan Perbaikan

95 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Plitur

keran

Page 16: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Contoh tabel Rekapitulasi Biaya Pemeliharaan Bangunan Sekolah

NAMA SEKOLAH : SMPN ..................................PEKERJAAN : PEMELIHARAAN ...............DESA :KECAMATAN :KABUPATEN :TAHUN ANGGARAN :

PEMELIHARAAN BANGUNAN SEKOLAH

NO

123456789

1011121314151617181920

Perbaikan dinding retak 10 m2 Rp. 100.000 Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.000

ITEM PEKERJAAN

Terbilang : Satu Juta RupiahTotal

VOLUME totalPekerjaan

HargaSatuan

Harga totalHarga Satuan x volum

94 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

PE

ME

LIHA

RA

AN

BA

NG

UN

AN

3. Pemeliharaan Bangunan

Atap

Tembok

Pintu & Jendela

LantaiSanitasi

Kolom & Balok

Instalasi Listrik

Pemeliharaan bangunan adalah usaha mempertahankan umur pakai bangunan dan fungsi, melalui tindakan/kegiatan perawatan yang benar.

Lingkup Pemeliharaan Bangunan SekolahRuang lingkup pemeliharaan bangunan sekolah meliputi semua komponen bangu-nan fi sik yang terdiri atas semua komponen bangunan gedung seperti ilustrasi di bawah ini:

Termasuk komponen eksterior bangunan meliputi halaman, tempat upacara, tiang bendera, tanaman, jalan setapak, pagar, drainase, dll.

11 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 17: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

3.1 Kategori PemeliharaanPemeliharaan dibagi atas dua kategori, yaitu pemeliharaan terencana (planned maintenance) dan pemeliharaan tak-terencana/insidental.

3.1.1 Pemeliharaan terencana Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang diatur untuk mengantisipasi perubahan/penurunan kualitas yang terjadi pada bangunan diwaktu yang akan datang. Pemeliharaan terencana terdiri:

a. Pemeliharaan rutin, yang harus dilakukan secara rutin dalam kurun waktu yang singkat, misalnya setiap hari (harian), seminggu sekali (mingguan). (misalnya: mem-bersihkan lantai setiap hari, menguras bak mandi se-minggu sekali, dll)

b. Pemeliharaan berkala, yang harus dilakukan secara berkala dalam kurun waktu yang agak pajang, misal-nya sebulan sekali (bulanan), setahun sekali (tahunan), atau beberapa tahun sekali. (misalnya: pengecatan ulang, memberi pelumas pada pintu, dll)

3.1.2 Pemeliharaan tak terencana/insidentalPemeliharaan yang tidak terencana merupakan tindakan perbaikan akibat dari adanya kejadian atau kerusakan yang tiba - tiba dan tidak/belum diprediksi sebelumnya.

3.2 Tim Pelaksana Kegiatan PemeliharaanPada dasarnya pemeliharaan sekolah adalah kewajiban bagi semua warga sekolah. Didalam pelaksanaannya perlu dibentuk tim pelaksana kegiatan pemeliharaan yang secara khusus bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tersebut.

Tugas dan tanggungjawab tim tersebut adalah:a. Menginventarisasi jenis dan komponen bangunan yang akan dipelihara;b. Membuat rencana pemeliharaan;c. Menyusun rencana anggaran biaya yang diperlukan;d. Melaksanakan pemeliharaan sesuai dengan yang direncanakan; dane. Membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan, sebagai wujud pertanggung- jawaban tim.

12 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Contoh tabel analisa harga satuan

Kode Analisa : 1-1

Pekerjaan : Perbaikan dinding retak (membobok dan menambal kembali)

Sebelum mendapatkan biaya total pemeliharaan bangunan perlu dicari harga satuan pemeliharaan seperti yang tampak pada tabel diatas.

Setelah harga satuan didapat baru dimasukan kedalam tabel rekapitulasi biaya pe-meliharaan.

Contoh:

Misalnya disekolah ada tembok yang retak sebesar 10 m2. Pertama perlu dicari harga satuan untuk biaya perbaikan dinding retak untuk area 1m2 dengan meng-gunakan daftar analisa biaya pemeliharaan.

Setelah harga satuan diperoleh baru dimasukan kedalam tabel rekapitulasi harga pemeliharaan pada tabel berikut.

NoA

12

B1

C1234

BAHANPasir pasangSemen

ALATAlat bantu- Sendok spesi- Cangkul- Ember, dll

UPAHMandorKepala tukangTukangPekerja

A + B + C Biaya LangsungD Biaya Tak Terduga dll. 10%A + B + C + D Harga Satuan

m3zak

Ls

HOKHOKHOKHOK

..............................

...............

............................................................

Uraian Volume Satuan Harga Satuan (Rp)

93 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 18: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Lampiran 4Analisa Biaya Pemeliharaan

Hal-hal yang mempengaruhi biaya pemeliharaan antara lain:

1) Umur Bangunan; semakin tua usia bangunan semakin besar biaya pemeliharaan-nya;

2) Kualitas Bangunan; semakin buruk kualitas bangunan semakin sering biaya per-baikan dikeluarkan;

3) Volume/Luas Bangunan, semakn besar bangunan dan semakin kompleks sara-nanya semakin banyak biaya pemeliharaan pertahun;

4) Intensitas Kegiatan; kesibukan yang terjadi dalam bagunanan berpengaruh terh-adap besarnya biaya pemeliharaan;

5) Faktor Iklim/cuaca; tingkat kerusakan pada bangunan tergantung pada iklim/cuaca sehingga setiap daerah bisa berbeda;

6) Debu, kotoran, dan polusi udara;

7) Faktor Biologis; kerusakan komponen bangunan akan menentukan besarnya biaya pemeliharaan; dan

8) Air laut, dan angin laut.

Cara Menganalisa Biaya Pemeliharaan

1) Estimasi biaya pemeliharaan didasarkan pada volume pekerjaan dan harga satuan pekerjaan.

2) Volume pekerjaan, ditentukan oleh 8 faktor di atas tadi.

3) Harga satuan, adalah harga bahan, alat dan upah tenaga.

92 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

3.2.1 Inventarisasi dan Perencanaan Pemeliharaan BangunanSebelum menyusun perencanaan pemeliharaan dilakukan survei untuk mengidentifi kasi jenis dan jumlah komponen bangunan yang perlu dipelihara, dan mengklasifi kasikan menurut frekuensi, teknik dan membuat strategi pemeliharaan yang akan dilaksanakan.

Tim pemeliharaan bangunan sebaiknya menyiapkan dokumen sekolah yang terkait dengan komponen bangunan yang akan dipelihara, antara lain:

a. As built drawing (gambar purna laksana), yang menggambarkan kondisi bangu-nan sesuai dengan kenyataan yang dibangun.

b. Spesifi kasi teknik bahan yang digunakan dan pedoman teknik pelaksanaan pekerjaan.

3.2.2 Rencana pemeliharaan untuk jangka waktu satu tahun anggaran, Meliputi:

a. Jenis komponen bangunan yang akan dipelihara;b. Volume setiap komponen;

d. Mempertanggungjawabkan pelak-sanaan

c. Menyusun rencana anggaran

d. Melaksanakan kegiatan pemeli-haraan

a-b. Membuat intervensi & perenca-naan pemeliharaan

13 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 19: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

c. Waktu pelaksanaan pemeliharaan (harian, mingguan,bulanan, tahunan); d. Perkiraan biaya yang diperlukan untuk kurun waktu satu tahun; dane. Pelaksana yang dipercaya untuk mengerjakan (kerja bakti warga sekolah, komite

sekolah, warga sekitar, karyawan sekolah, tukang atau ahli dari luar sekolah, dsb).

Contoh daftar identifi kasi permasalahan pada bangunan sekolah:

Contoh Rencana Kegiatan Pemeliharaan Bangunan Sekolah

NO

NO KomponenBangunan

Kegiatan Pelaksana Hr Mg Bln Rutin Komsek BOS Insi-

dentalTh 5Th

Komponen Bangunan

Atap

DindingPerbaikan dinding retakPlesteran

Cat ulang

Pembersihan rutinLantai

Atap

Kusen

................ ................

Perbaikan atap bocor

Perbaikan talang

Plitur

Ganti kaca pecah

Ganti ubin yang pecah

1 Seng bocor

Lantai2 Kotor

Bola lampu3 Mati

Masalah/kasusPerbaikan PenggantianPemeliharaan

Lingkup Tindakan

Frekuensi Pekerjaan Sumber Pembiayaan Keterangan

14 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

10) Supaya atap bangunan sekolah tidak cepat mengalami kerusakan atau kebo-coran, sebaiknya tidak melempari atap bangunan dengan benda apapun. Aktifi -tas yang mempunyai resiko kerusakan terhadap atap, sebaiknya dijauhkan dari gedung sekolah.

11) Apabila memerlukan pengait pada dinding, mintalah pertolongan tukang untuk memasang lapisan kayu, dan sekruplah pengait pada bagian kayu ini. Memaku dinding dapat menyebabkan keretakan pada dinding tersebut.

12) Apabila terdapat permasalahan pada bangunan dan fasilitasnya, segera lapor-kan kepada tim pemeliharaan gedung atau kepada kepala sekolah.

13) Apabila ada bagian bangunan yang dicurigai/terbuat dari bahan asbes maka bagian bangunan tersebut harus dipelihara sesuai dengan petunjuk pengelolaan bahan asbes di sekolah pada bab 4 buku panduan ini.

91 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 20: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Lampiran 3Tata tertib Sekolah

Berikut ini adalah tata tertib pengguna gedung sekolah yang harus dimengerti dan dipatuhi. Tim pemeliharaan sekolah dapat menambahkan peraturan baru bila diper-lukan. Tata tertib ini membantu menjaga sekolah tetap bersih dan terpelihara dengan baik.

1) Jaga kebersihan dan kerapihan ruangan.

2) Bersihkanlah alas kaki sebelum memasuki ruangan.

3) Buanglah sampah pada tempatnya untuk kemudian dikumpulkan dan dibakar. Dengan menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan secara disiplin maka akan tercipta kondisi belajar yang sehat, aman dan nyaman.

4) Peliharalah kebersihan dinding, perlengkapan, serta perabotan sekolah. Din–ding, perlengkapan serta perabotan yang bersih, enak dipandang sehingga mem-berikan citra yang baik kepada sekolah dan masyarakat. Salurkan kreatifi tas baik berupa tulisan maupun gambar pada selembar kertas, kemudian pajang pada papan mading (majalah dinding) yang terbuat dari kayu. Kayu untuk papan mad-ing ini tidak harus menggunakan material yang baru. Papan lama sisa renovasi pintu atau dinding bangunan bisa digunakan untuk menjadi papan mading ini.

5) Supaya dinding tidak cepat kotor, sebaiknya dinding gedung sekolah tidak digu-nakan untuk bersandar. Perabotan atau barang apapun sebaiknya juga dijaga jaraknya supaya tidak menempel dengan dinding sekolah baik diluar maupun didalam bangunan, karena hal ini dapat menimbulkan kelembaban pada dinding bangunan.

6) Jaga keamanan sekolah dengan baik. Matikan lampu setelah kegiatan sekolah berakhir untuk menghindari pemborosan energi. Tutup dan kunci pintu dengan baik.

7) Apabila air ledeng pada WC atau toilet sedang tidak tersedia, gunakanlah air dari sumur atau persediaan air bersih lainnya untuk memenuhi kebutuhan sanitasi.

8) Untuk menghindari penyumbatan, sebaiknya tidak membuang apapun pada klo-set dan saluran pembuangan air kotor.

9) Tutuplah selalu keran air dengan benar sampai tidak menetes untuk menghindari pemborosan air bersih. Membuka-menutup keran air sebaiknya tidak dengan kasar, untuk menghindari kerusakan pada keran air.

90 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

3.2.3 Menyusun Rencana Anggaran Biaya PemeliharaanRencana pemeliharaan bangunan merupakan bagian dari Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS), oleh karena itu anggaran biaya pemeliharaan bangunan juga bagian dari Rencana Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

Besarnya biaya pemeliharaan dipengaruhi oleh strategi pemeliharaan, umur bangunan, kualitas bangunan, volume/luas bangunan, intensitas kegiatan pada bangunan, faktor iklim/cuaca; dan faktor biologis

Biaya pemeliharaan terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen upah tenaga kerja dan biaya untuk membeli bahan dan peralatan pedukung.

3.2.4 Monitoring dan Evaluasi

1. Kepala sekolah dan pengurus sekolah perlu melakukan monitoring terhadap pelaksanaan

pemeliharaan, dan melakukan evaluasi. Evaluasi difokuskan

kepada efektivitas dan efi siensi kinerja tim

pelaksana.

2. Tim pelaksana kegiatan pemeliharaan

bangunan sekolah harus membuat laporan pertanggung jawaban

kepada kepala sekolah atas pelaksanaan

kegiatan pemeliharaan yang telah dilaksanakan.

Selanjutnya kepala sekolah harus

melaporkan kepada komite sekolah, pada akhir tahun anggaran.

3. Rekomendasi hasil evaluasi terhadap

pelaksanaan pemeliharaan ini dapat digunakan

sebagai masukan atau pertimbangan dalam penyusunan program pemeliharaan di masa

yang akan datang.

15 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 21: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

3.3 Pemeliharaan Komponen Bangunan SekolahDidalam memelihara bangunan sekolah perlu secara terus menerus ditanamkan kepedulian kepada seluruh warga sekolah tentang tanggung jawabnya terhadap pemeliharaan bangunan sekolah, adanya sistem penanganan pemeliharaan bangunan sekolah, dan tersedianya bahan dan peralatan sederhana untuk mendukung pelaksanaan pemeliharaan oleh pihak sekolah.

Pemeliharaan komponen bangunan meliputi pemeliharaan rutin menerus, berkala, insidental, dan perbaikan ringan terhadap komponen bangunan sekolah adalah sebagai berikut:

3.3.1 AtapBagian atap bangunan terdiri dari tiga bagian utama yaitu: kerangka atap, penutup atap, dan plafon/langit-langit.

3.3.1.1 Rangka Atap Kayu

Sebelum bangunan gedung baru digunakan, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi rangka atap. Pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan secara berkala setiap setahun sekali.

Tujuan dari pemeriksaan adalah untuk melihat kemungkinan ada bagian struktur atap yang berubah bentuk, baut-baut pengikat mungkin ada yang kendor atau begel ada yang bergeser dari tempat yang seharusnya karena terjadinya proses penyusutan.

Pemeliharaan Rutin

Baut–baut yang kendor segera dikencangkan kembali dan begel yang lepas atau bergeser segera dibetulkan kembali.

Waktu pemeriksaan dan pembetulan:

Sekitar tiga sampai enam bulan sejak bangunan selesai dibangun, tepatnya setelah musim kemarau jika kayu mengalami proses penyusutan.

Bahan, alat, dan perlengkapan: tangga, kunci inggris, baut cadangan, senter (baterai).

16 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Gunting rumput

Pel

Kuas cat Roller cat

Selang air

Sapu

Cangkul

Tangga

Sikat

89 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 22: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

88 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Selotip PTFL

Bilah perata

Sapu lidi

Gergaji kayu

Tang

Kape

Prasiku kayu

Kemoceng

Serokan sampah

3.3.1.2 Penutup Atap

Penutup atap sering terkena gangguan dari luar seperti angin, hujan, atau kejatuhan benda keras seperti lemparan batu, bola, dsb. Disamping itu, secara berkala perlu dilakukan pemeriksaan bila ada pepohonan yang dahan, ranting dan daunnya bersandar atau menumpang di atas atap karena:

a. Akan mengganggu aliran air saat hujan;

b. Saat ada angin pohon akan bergerak menekan dan menggesek bidang atap da-pat mengakibatkan penutup atap menjadi retak, pecah, atau bergeser sehingga mengakibatkan bocor saat terjadi hujan;

c. Sering terjadi daun terselip di sela–sela genting atau seng dan akan dialiri air saat terjadi hujan; dan

d. Pohon juga sering ditempati semut atau serangga, jika ada bagian yang menem-pel bangunan akan digunakan untuk rambatan serangga ke bangunan.

Oleh karena itu, penutup atap perlu diamati secara rutin terhadap kemungkinan adanya kerusakan, sampah, atau terjadi perubahan yang menyebakan kebocoran.

Apabila ditemukan adanya kerusakan, harus segera dilakukan perbaikan agar tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih parah dan menjalar ke bagian bangunan lainya.

Pembersihan rutin perlu dilakukan secara berkala pada talang setiap menjelang musim hujan atau setiap kelihatan ada kotoran yang diduga dapat menganggu aliran air hujan.

Waktu Pembersihan Rutin: sebulan sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: tangga, papan kayu, sapu lidi, pengki (serokan).

Saat membersihkan penutup atap (genteng, seng atau bahan lainnya), jangan sampai kaki menginjak langsung di atasnya. Jika terpaksa harus menginjak, gunakan papan tebal 2 cm, lebar minimum 20 cm dan panjang sekitar 2 m untuk alas pijakkan. Hal ini agar genteng, seng maupun talang tidak rusak.

17 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 23: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

3.3.1.2.1. Penutup Atap Genteng

Masalah yang sering terjadi:

a. Terdapat kotoran sampah daun kering, baik yang jatuh dari pohon di sekitarnya maupun yang terbawa angin;

b. Genteng retak/pecah akibat benturan benda keras atau kerusakan pada rangka atap;

c. Posisi genteng bergeser atau lepas/jatuh (terutama bagian tepi), karena adanya gesekan, getaran atau dorongan angin;

d. Pemasangan tidak rapi karena bentuk genteng tidak seragam (sempurna) akibat penyusutan saat proses pengeringan dan pembakaran; dan

e. Pemasangan genteng bubungan (nok) sering bocor karena pemasangan kurang sempurna, bisa disebabkan oleh perubahan bentuk pada balok nok atau papan ruiter yang mengalami penyusutan sehingga spesi pada pasangan genteng re-tak dan bocor saat hujan. Kemungkinan lainnya adalah adanya retak rambut pada spesi akibat penyusutan yang cepat karena terkena panas langsung saat pemasangannya.

Solusinya:A. Perawatan berkala

Waktu: enam bulan sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: tangga, sapu lidi, serokan

1) Bersihkan secara berkala kotoran baik di atas genteng maupun talang minimal setiap menjelang musim hujan. Pada saat membersihkan tidak menginjak langsung pada genteng maupun talang, dapat dilakukan dengan cara membuka genteng beberapa buah yang posisinya pada usuk/kasau sehingga kaki bisa menginjak langsung pada usuk/kasau tersebut.

2) Periksa atap genteng secara berkala sehingga jika ada yang bergeser, jatuh atau pecah dapat segera diketahui. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat dari loteng (ruang antara langit-langit dengan genteng), untuk melihat apakah terdapat lubang dengan melihat cahaya dari luar yang menembus sela-sela genteng.

18 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah 87 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Lampiran 2Daftar perlengkapan dan alat-alat pemeliharaan gedung sekolah

Kereta dorong

Perata plesteran

Palu sakar & palu besar

Sekop

Meteran

Linggis

Ember

Obeng listrik & obeng biasa

Cetokan semen

Page 24: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

86 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Lampiran 1Rangkuman Frekuensi Pemeliharaan Bangunan Sekolah

LAM

PIR

AN

Komponen Bangunan

1. Atapa. Kerangka atapb. Penutup atapc. Pembersihan talang

2. Plafon3. Dinding

a. Pembersihanb. Pengecatan

4. Pintu - Jendelaa. Pembersihanb. Pelumasan/pembetulanc. Pengecatan

5. Lantai6. Instalasi air & Sanitasi(WATSAN)7. Instalasi listrik8. Halaman (Eksterior)

a. Pembersihan sampahb. Pembersihan selokanc. Pemotongan tumbuhand. Pemeliharaan taman

v

vv

v (3-4 th)

v (3-4 th)

vvvv

v

v

vv

v

vvvv

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

v

Frekuensi Pemeliharaan

Harian Mingguan Bulanan Tahunan Setiap saatdiperlukan

B. Perbaikan ringan

Segera lakukan perbaikan atau penggantian jika diketahui ada yang rusak dengan cara:

a. Ganti genteng yang pecah atau retak.

b. Perbaiki dan tempatkan kembali genteng yang bergeser posisinya.

c. Genteng yang bentuknya tidak sempurna sebaiknya diganti agar pasangan bisa rapi dan tidak mengakibatkan bocor.

Waktu: tiga bulan sekali atau saat diketahui ada indikasi kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: tangga, genting cadangan.

Genteng bubungan yang bocor harus diperbaiki dengan membongkar bagian yang bocor dan sekitarnya. Sebelum dipasang kembali spesinya dilapisi terlebih dahulu dengan lembaran plastik supaya kalau terjadi retak pada spesinya rembesan air dapat tertahan oleh plastik dan mengalir ke genteng di bawahnya. Campuran spesi sebaiknya ditambahkan dengan bahan kedap air (water proofi ng).

Waktu: insidental saat diketahui ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: tangga, papan kayu ukuran 2cm x 20cm panjang 2 m, minimum 2 lembar, Peralatan tukang batu (palu, betel, cetok/sendok spesi, rooskam, bilah perata,sekop, ember), genteng dan bubungan cadangan, plastik lembaran, semen, pasir, air, karung penutup

3.3.1.2.2 Penutup atap seng gelombang

Masalah yang sering terjadi:

a. Baut atau paku penahan longgar dan tidak dileng-kapi dengan cincin karet (rubber sealer), sehingga mudah bocor;

b. Bentuk lembaran tertekuk karena terkena benturan atau terinjak sehingga aliran air tidak lancar;

c. Lembaran tertekuk terutama di bagian tepi, karena paku penahannya lepas dan lembaran terdorong angin;

d. Seng bubungan bergeser karena pakunya lepas, mengakibatkan ada bagian bubungan yang tidak tertutup dan bocor;

Tanpa cincin karet

Dengan cincin karet

19 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 25: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

e. Adanya lubang paku yang gagal terpasang atau salah memaku; dan

f. Lembaran atap berkarat

Solusinya:A. Perawatan berkala

Periksa atap seng gelombang secara berkala, bila ada yang bergeser, pakunya lepas, atau kerusakan lain. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan melihat dari loteng (ruang antara langit-langit dengan seng), untuk melihat apakah terdapat lubang dengan melihat cahaya dari luar yang menembus lubang/sela-sela seng.

Waktu: tiga bulan sekali atau saat diketahui ada indikasi kerusakan.

Alat, perlengkapan: tangga, dan baterei.

B. Perbaikan ringan:

1) Beri silikon sealer atau fl inkote untuk menutup kelonggaran di sekeliling baut/paku supaya tidak terjadi bocor.

2) Jika tidak mengganggu lembaran yang berlekuk dibiarkan saja jangan ditekuk balik karena akan terjadi sobek. Tetapi kalau lekukkannya sudah mengakibatkan aliran air tidak lancar sebaiknya lembaran tersebut diganti.

3) Jika ditemukan ada paku atau sekrup pengikat yang lepas atau kendor segera dilakukan perbaikan, untuk menghindari bocor saat terjadi hujan dan paku atau sekrup harus dilengkai dengan ring karet.

4) Jika atap yang diganti berupa seng (metal berlapis galvanis) maka bahan peng-ganti tersebut sebelum dicat terlebih dulu dilapisi dengan meni besi (red-oxide) kemudian dilapisi dengan cat tahan cuaca (weather shield).

5) Dalam melakukan perbaikan jangan sampai menginjak langsung ke bidang atap. Jika terpaksa harus menginjak, gunakan papan yang agak panjang (± 2m) seba-gai alas injakan kaki.

6) Jika ditemukan ada bekas lobang paku yang gagal terpasang, maka lubang tersebut harus ditutup menggunakan fl inkote yang dilakukan dengan cara:

- laburkan fl inkote pada retakan atau lubang; - lapisi dengan kain; dan - laburkan fl inkote kembali di atasnya hingga rata.

7) Jika ada yang berkarat, bersihkan bagian yang berkarat tersebut dengan meng-gunakan sikat kawat dan diamplas dengan amplas halus. Setelah bersih lakukan prosedur seperti pada no.4. Apabila karat sudah parah (bila disikat sudah sangat tipis dan berlubang) maka sebaiknya lembaran tersebut diganti dengan lembaran yang baru.

20 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

5.3.4 Pemeliharaan Perabot Dengan Bahan dasar particle boardKarakteristik bahan: Particle board tersusun dari serbuk kayu dicampur dengan per-ekat/lem dan dipres/cetak sehingga menjadi lembaran. Bagian luar dipapisi dengan lembaran formika atau PVC (plastik) yang tahan terhadap air. Perekat/lem yang di-gunakan umumnya tidak tahan terhadap air atau lembab.

Masalah yang sering timbul:

- Perabot kotor oleh debu atau kotoran lain;

- Sepatu alas kakinya lepas/rusak;

- Aksesoris kendor/lepas;

- Melentur/melendut akibat beban; dan

- Rusak karena particle board terurai.

Solusi:

A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Gunakan perabot sesuai dengan fungsinya, misalnya tidak duduk di atas meja, tidak menggunakan meja untuk panggung, dsb.;

2) Bersihkan permukaan setiap hari dengan sulak (kemoceng), dan jika ada kotoran yang melekat bersihkan dengan kain basah dan di-lap lagi dengan kain lap sampai kering;

3) Hindarkan dari sinar matahari langsung dan air;

4) Jangan menaruh benda panas di atas pera-bot;

5) Jika menggeser almari atau meja seba-iknya isi/beban dikosongkan terlebih dulu supaya ringan, kemudian diangkat (tidak diseret).

6) Jangan menempatkan perabot di tempat yang lem-bab;

7) Tidak membebani perabot yang melebihi batas kekuatannya, karena bahan ini mudah melentur; dan

8) Pastikan bahwa kaki meja, kursi, atau almari yang menumpu ke lantai harus dilengkapi dengan sepatu dari plastic atau karet agar terhindar dari lembab atau air dari lantai.

85 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 26: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Kursi plastik yang rusak

- Cat kusam atau terkelupas;

- Sepatu alas kakinya lepas/rusak; dan

- Berkarat

Solusi:

A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Gunakan perabot sesuai dengan fungsinya, misalnya tidak duduk di atas meja, tidak menggunakan meja untuk panggung, dsb;

2) Bersihkan permukaan setiap hari dengan sulak (kemoceng), dan jika ada kotoran yang melekat bersihkan dengan kain basah;

3) Hindarkan dari sinar matahari langsung;

4) Jangan menaruh benda panas di atas perabot;

5) Jika menggeser almari atau meja sebaiknya isi/beban dikosongkan terlebih dulu supaya ringan, kemudian diangkat (tidak diseret); dan

6) Dijaga jangan sampai sobek atau patah akibat salah penggunaan atau pembe-banan yang melebihi kapasitas, karena sulit atau bahkan tidak bisa diperbaiki.

Waktu: setiap hari

Alat, perlengkapan dan bahan: kain lap, sulak (kemoceng)

B. Pemeliharaan berkala

Lakukan pemeriksaan secara berkala, bila ada tanda-tanda kerusakan atau akan terjadi kerusakan seperti aksesoris lepas, buka/tutup pintu/laci tidak lancar, sepatu alas kaki rusak/hilang, dsb.).

Waktu: tiga bulan sekali.

Alat, perlengkapan dan bahan: lembar pencatatan.

C. Perbaikan ringan

Segera lakukan perbaikan jika ada bagian-bagian lepas, kendor, atau rusak, agar tidak semakin parah. Tetapi jika rusaknya sudah parah dan tidak efi sien dilakukan perbaikan, sebaiknya disingkirkan saja dan ganti dengan yang baru.

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, perlengkapan dan bahan: tang, obeng, aksesoris pengganti.

84 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Waktu: enam bulan sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: tangga, palu besi, catut/tang, papan 2cm x 20cm panjang 2m, seng baru, paku/sekrup seng, fl inkote, cat tahan cuaca, meni besi, silikon sealer, ring karet, sikat kawat, amplas halus.

3.3.2 Plafon/Langit-Langit Masalah yang sering timbul:

1) Plafon kotor oleh debu atau sarang laba-laba;

2) Terdapat noda, kusam dan jamur akibat terkena air dari atap yang bocor;

3) Plafon rusak, mengelupas, berlubang; dan

4) Kalau ada bahan lain yang digunakan selain tripleks, lihat Bab 4 tentang Manajemen Asbes di sekolah.

Solusinya:A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Bersihkan plafon dengan menggunakan sapu bertangkai panjang. Jika menggu-nakan tangga perhatikan agar kaki tangga atau steger harus diberi alas kain atau kertas yang digulung-gulung agar tumpuan tangga tidak merusak lantai/keramik akibat dari beban yang terpusat.

2) Hindarkan penempatan benda-benda yang membebani plafon, karena dapat mengakibatkan plafon melengkung, pecah atau pakunya terlepas.

Waktu: seminggu sekali.

Alat, dan perlengkapan: sapu bertangkai panjang dan tangga.

B. Pemeliharaan berkala

1) Periksa secara berkala, bila ada tanda-tanda bekas tetesan air dari atap bo-cor, atau ada tanda-tanda kerusakan berupa penurunan kerangka, paku lepas, lapisan tripleks mengelupas, dsb.

2) Lakukan pengecatan ulang (setiap 3 tahun atau 4 tahun sekali) atau bila war-nanya sudah terlihat kusam dan disarankan menggunakan cat warna putih agar ruangan menjadi terang, karena bisa berfungsi sebagai refl ektor cahaya.

Waktu: tiga bulan sekali atau saat ada indikasi kerusakan, dan pengecatan ulang setiap 3-4 tahun sekali.

Alat: tangga, kuas/roller, dan cat.

21 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 27: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

C. Perbaikan ringan

1) Paku yang lepas harus segera dipaku kembali agar kerusakan tidak menjadi lebih parah;

2) Jika ada penutup plafon yang rusak seperti tripleks lapisannya terkelupas atau ada yang berlobang atau sobek segera lakukan penggantian khusus untuk lem-baran yang rusak tersebut, dan dicat seperti bagian yang lain; dan

3) Plafon yang terdapat noda jamur sebaiknya dilapisi dengan cat kayu sebelum dicat dengan cat plafon.

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: palu, gergaji, tangga, kuas/rol cat, amplas, paku tripleks, lembaran tripleks, plamur tembok, dan cat.

3.3.3 Dinding Masalah yang sering timbul:

Identifi kasi bagian plafon

yang rusak

Tembok kotor Tembok retak Tembok lembab

Bagian yang rusak dilepaskan

Plafon yang rusak diganti

Dicat kembali

22 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

8) Tidak membebani perabot yang melebihi batas kekuatannya, karena kalau ter-jadi perubahan bentuk (bengkok, lendut, patah) akan sulit untuk dikembalikan seperti semula;

9) Jauhkan bahan-bahan yang menyebabkan korosi dari perabot agar tidak berka-rat; dan

10) Pastikan bahwa kaki meja, kursi, atau almari yang menumpu ke lantai harus dilengkapi dengan sepatu dari plastic atau karet agar tidak menimbulkan luka gores pada lantai.

Waktu: setiap hari.

Alat, perlengkapan dan bahan: kain lap, sulak (kemoceng).

B. Pemeliharaan berkala

Lakukan pemeriksaan secara berkala, bila ada tanda-tanda kerusakan atau akan terjadi kerusakan berupa tumbuhnya karat, buka/tutup pintu/laci tidak lancar, sam-bungan akan lepas, cat mengelupas, sepatu alas kaki rusak/hilang, dsb.

Waktu: tiga bulan sekali.

Alat, perlengkapan dan bahan: lembar pencatatan.

C. Perbaikan ringan

1) Jika ada cat yang tekelupas segera lakukan pengecatan ulang sebelum terlan-jur berkarat. Sebelum pengecatan ulang, terlebih dahulu harus diamplas sampai bersih, baru dimeni dengan meni besi dan dicat;

2) Lakukan perbaikan jika ada bagian-bagian lepas, kendor, atau rusak, agar tidak semakin parah. Tetapi jika rusaknya sudah parah dan tidak efi sien dilakukan per-baikan, sebaiknya disingkirkan saja dan ganti dengan yang baru.

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, perlengkapan dan bahan: kuas, kape, obeng, amplas, meni, cat, sepatu/alas kaki (karet/plastik).

5.3.3 Pemeliharaan Perabot berbahan Plastik Karakteristik bahan ini bervariasi, tetap umumnya bersifat elastis, ringan, tidak tahan api, dan mudah sobek. Bahan jenis ini kalau sudah rusak sulit/tidak bisa diperbaiki.

Masalah yang sering timbul:

- Perabot kotor oleh debu atau kotoran lain;

- Tergores oleh benda tajam sehingga pelapis luarnya rusak;

83 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 28: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

3) Perbaikan terhadap yang lapuk dapat dilakukan dengan mengganti bagian yang rusak/lapuk tersebut. Tetapi jika kerusakan terlalu parah dan tidak efi sien dilaku-kan perbaikan, sebaiknya disingkirkan saja.

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, perlengkapan dan bahan: alat tukang kayu, kape, kuas, paku/sekrup peng-ganti, kunci L, bahan cat/pelitur, amplas.

5.3.2 Pemeliharaan Perabot dari bahan logamKarakteristik logam: Pada umumnya logam mempunyai kekuatan cukup tinggi, tetapi tidak tahan terhadap asam dan bahan penyebab korosi yang akan mengakibatkan logam berkarat.

Masalah yang sering timbul:

- Perabot kotor oleh debu atau kotoran lain;

- Tergores oleh benda tajam sehingga pelapis luarnya rusak;

- Cat kusam atau terkelupas;

- Sepatu alas kakinya lepas/rusak; dan

- Berkarat

Solusi:

A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Bersihkan permukaan setiap hari dengan sulak (kemo-ceng), dan seminggu sekali dibersihkan dengan lap ba-sah;

2) Hindarkan dari sinar matahari langsung dan air hujan;

3) Jangan menaruh benda panas di atas perabot;

4) Jika menggeser almari atau meja sebaiknya isinya dikosongkan terlebih dulu su-paya ringan, kemudian diangkat (tidak diseret) dan dipindahkan ketempat yang dikehendaki;

5) Gunakan perabot sesuai dengan fungsinya, misalnya tidak duduk di atas meja, tidak menggunakan meja untuk panggung, dsb;

6) Hindarkan dari asam dan segera bersihkan jika terlanjur terkena, karena akan mudah korosi;

7) Jika ada bagian yang basah segera dikeringkan dengan menggunakan kain lap untuk menghindari tumbuhnya karat;

82 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Retak rambut Plester tembok rapuh Cat tembok warnanya kusam dan tak merata

Solusinya:A. Pemeliharaan rutin

1) Bersihkan permukaan dinding dari debu atau kotoran lain-nya secara rutin (seminggu sekali) sebelum debu /kotoran terlanjur melekat. Gunakan kemoceng untuk membersih-kan debu kering, tetapi kalau sudah terlanjur melekat guna-kan kain basah (lembab) supaya kotoran mudah lepas.

2) Penempatan perabot atau benda lain sebaiknya tidak menempel rapat pada dinding agar dinding masih bisa dibersihkan dan udara bisa leluasa beredar dan mencegah dinding menjadi lembab hingga mudah terkelupas.

3) Hindari dinding dari benturan benda keras agar permukaan tidak terluka atau cacat.

4) Hindari tembok dari benda penyebab korosif seperti garam, pupuk, dan bahan kimia lain.

Waktu: harian, mingguan dan saat kelihatan ada kotoran menempel.

Alat dan perlengkapan: kemoceng, tangga, sapu bertangkai.

23 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 29: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

B. Pemeliharaan berkala

1) Lakukan pengamatan (kontrol) setiap tiga bulan sekali, jika ada perubahan seperti re-tak, mengelupas atau tanda-tanda kerusa-kan lainnya.

2) Lakukan pengecatan ulang sekurang kurangnya 3 ta hun sekali dengan cat tembok untuk memberi perlin- dungan sekaligus memberi keindahan.

Waktu: tiga bulan untuk pengamatan kerusakan, dan tiga tahun untuk pengecatan ulang.

Alat, bahan dan perlengkapan: kuas/rol cat, skrap (kape), tangga, amplas,dempul tembok, plamur, dan cat tembok.

C. Perbaikan ringan

1) Dinding yang retak menembus pasangan bata/batakonya, perlu ada pengama-tan terhadap retak yang terjadi, apakah terus bertambah lebar atau tidak. Jika retak terus bertambah lebar perlu dikonsultasikan dengan ahli bangunan, karena kemung-kinan ada perubahan pada pondasi. Langkah-langkah perbaikan seperti ilustrasi berikut:

Pengamatan terhadap retak yang terjadi

Jaga agar plesteran tetap basah/lembab selama pros-es pengeringan (±2 minggu). Setelah tembok kering baru

dilakukan pengecatan.

Perlebar retak tersebut dengan dibobok agar bisa

diisi dengan spesi.

Aci dengan pasta semen agar halus dan rata dengan

bagian yang lain/lama

Siram terlebih dahulu den-gan air sampai jenuh

Isi bobokan dengan spesi 1 PC : 3 Ps hingga penuh dan rata permukaan-

nya. Bila perlu beri perkuatan dengan besi beton Ø 6 mm setiap jarak 40 cm arah tegak lurus terhadap arah retakan

tersebut ditanam dalam plesteran.

24 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

6) Untuk menghindari serangan rayap dapat dilakukan dengan cara tidak menempatkan perabot di tempat lembab, dan sering dipindah (digeser) posisinya; dan

7) Tidak menggores permukaan perabot dengan benda tajam agar lapisan pelindungnya tidak rusak dan per-mukaan tetap halus dan rata.

Waktu: setiap hari.

Alat, perlengkapan dan bahan: kemoceng, kain lap, pembersih kaca (bila ada pe-rabot yang menggunakan kaca),

B. Pemeliharaan berkala

Periksa secara berkala, bila ada tanda-tanda kerusakan atau akan terjadi kerusakan berupa sekrup kendor, sambungan akan lepas, cat mengelupas, dsb.).

Waktu: tiga bulan sekali.

Alat, perlengkapan dan bahan: -

C. Perbaikan ringan

Lakukan pelapisan/fi nishing ulang (pelitur, cat, melamin, vernis, dsb.) apabila sudah terkelupas atau kusam, misalnya setiap tiga atau empat tahun sekali, dengan cara:

1) Diamplas seluruh permukaan yang akan dicat/pelitur hingga rata dan halus;

2) Jika ada yang berlubang, tutup lubang tersebut dengan dempul;

3) Jika meggunakan cat, sebelum dicat lapisi dulu dengan plamur, diamplas, baru dicat;

4) Jika menggunakan pelitur, sebelum melakukan pemelituran terlebih dahulu lapisi permukaan dengan oker seperti memplamur, diamplas sampai halus dan rata.

Lanjutkan dengan pemelituran dengan menggunakan kain oval yang halus dicelupkan dalam pelitur dan di-oleskan ke permukaan kayu dengan arah memutar;

1) Kencangkan setiap saat bila ada sekrup atau paku perangkai yang kendor;

2) Khususnya perabot yang sambungannya meng-gunakan sistem knock-down jika sekrup sambun-gan kendor/terlihat sambungan renggang segera kencangkan, dengan menggunakan kunci L; dan

81 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 30: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Bahan Dasar Perabot yang banyak kita jumpai di sekolah antara lain:

1) Perabot dengan bahan dasar kayu;

2) Perabot dengan bahan dasar logam;

3) Perabot dengan bahan dasar plastik/fi ber; dan

4) Perabot dengan bahan dasar particle board.

Berikut diuraikan cara pemeliharaan perabot sekolah berdasarkan bahan dasarnya sebagai berikut:

5.3.1 Pemeliharaan perabot dengan bahan dasar kayuKarakteristik kayu, tampilan menarik, kualitasnya sangat bervariasi sesuai jenis kay-unya, tetapi pada umumnya tidak tahan terhadap cuaca, tidak tahan terhadap ben-turan keras, mudah terbakar, mudah dimakan rayap.

Masalah yang sering timbul:

- Perabot kotor oleh debu atau kotoran lain;

- Tergores oleh benda tajam atau terkuka oleh benturan benda keras;

- Cat kusam atau terkelupas;

- Sambungan kendor/lepas; dan

- Rusak, lapuk atau dimakan rayap

Solusi:

A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Gunakan perabot sesuai dengan fungsinya, misalnya tidak duduk di atas meja, tidak menggunakan meja untuk panggung, dsb.;

2) Bersihkan permukaan setiap hari dengan sulak (kemoceng), dan seminggu sekali dibersihkan de- ngan lap basah;

3) Hindarkan dari sinar matahari langsung dan air hujan; perabot;

4) Jangan menaruh benda panas di atas perabot; dan

5) Jika menggeser almari atau meja sebaiknya isinya dikosongkan terlebih dulu supaya ringan, kemu-dian diangkat (tidak diseret) dan dipindahkan ke tempat yang dikehendaki;

80 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: peralatan tukang batu (palu, betel, cetok spesi, rooskam, bilah perata (blebes), skop, ember), Peralatan tukang cat (amplas, skrap/kape, kuas/rol cat), Bahan: semen, pasir, air, besi tulangan Ø 6mm (bila perlu), plamur, cat tembok, steger (dari bambu), dan paku.

2) Tembok lembab; Jika penyebabnya karena terjadi resapan air dari tanah bawah pondasi, penanggulangannya dengan cara membuat lapisan kedap air pada pa- sangan tembok sekitar 20 cm diatas muka lantai. Caranya adalah sebagai berikut:

a. Bongkar tembok bagian bawah mulai rata muka lantai setinggi 25 cm bagian tepi dan 70 cm bagian tengah (melengkung), secara bertahap dan setiap tahap kurang lebih 100 cm;

b. Pasang tembok kembali setinggi 20 cm dengan campuran spesi kedap air (1 pc : 2 Pasir);

c. Lanjutkan pasangan diatasnya dengan pasangan tembok biasa sampai lubang-nya tertutup kembali;

d. Lanjutkan tahap-tahap berikutnya pada seluruh bagian tembok yang lembab se-suai dengan tahapan diatas;

e. Setelah semua bagian yang dibongkar terpasang kembali, lanjutkan dengan memplesternya dengan campuran kedap air trasram dan diaci; dan

f. Setelah kering baru diplamur, diamplas, lalu dicat dengan cat yang sewarna den-gan bagian tembok lainnya.

1. Bongkar tembok bagian bawah 2. Pasang tembok kembali set-inggi 20 cm dengan campuran spesi kedap air

4. Lanjutkan perbaikan hingga tidak ada lagi bagian yang lembab. Setelah kering baru diplamur, diamplas, lalu dicat kembali

3. Lanjutkan pasangan diatasnya dengan pasangan tembok biasa sampai lubang-nya tertutup

25 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 31: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Jika langkah diatas sulit untuk dilaksanakan maka langkah alternatif lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Bongkar plester tembok yang lembab;

b. Plester kembali dengan spesi 1 PC : 2 pasir (kedap air) dan diaci; dan

c. Setelah plesteran kering kemudian diplamur, diamplas dan dicat.

Jika lembabnya tembok karena ada penyebab lain maka penyebab tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum dilakukan perbaikan terhadap plesteran.

Waktu: setiap saat ada kerusakan

Alat, bahan dan perlengkapan: peralatan tukang batu (palu, betel, cetok spesi, rooskam, blebes, skop, ember), Perlatan tukang cat (amplas, skrap/kape, kuas/rol cat), Bahan: semen portlan, pasir, air, plamur, cat tembok.

3) Plesteran mengelupas mungkin disebabkan karena pemplesteran dilakukan saat tembok dalam keadaan kering/tanpa dibasahi terlebih dahulu, atau spesi plesternya jelek (pasir banyak mengandung lumpur atau semennya terlalu sedikit) langkah-langkah perbaikannya antara lain:

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: peralatan tukang batu (palu, betel, cetok spesi, rooskam, blebes,skop, ember), perlatan tukang cat (amplas, skrap/cap, kuas/rol cat). Bahan: semen portlan, pasir, air, plamur, cat tembok.

Bongkar plester tersebut dan lakukan pemelester-an ulang dengan cam-puran 1 pc: 2.

Sebelum diplester bersi-hkan permukaan tembok tersebut bila ada kotoran, dan basahi terlebih da-hulu permukaan tembok sampai jenuh.

Plester kembali dengan campuran sama dengan plesteran bagian yang lain dan di aci.

Jaga kelembaban plesteran baru tersebut dengan selalu membasahi permukaannya selama ± 2 minggu, set-elah kering baru diamplas, diplamur dan dicat

26 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

4) Menjilid buku-buku lama yang rusak atau menjilid buku baru yang diperkirakan akan cepat rusak karena kurang kuat jilidannya; dan

5) Melaminasi (laminating) agar dokumen tidak cepat rusak.

d. Membasmi kutu buku

1) Kerusakan terbesar pada buku terutama disebabkan karena kutu buku (silvelfi sh, booklice).

2) Binatang kecil ini dapat dibasmi melalui tindakan pengobatan antara lain dengan fumigasi yakni pengasapan dengan uap dan gas beracun (gas innert).

3) Caranya:

Bahan pustaka dimasukkan ke kantong plastik, kedua ujungnya diikat, lalu dialiri gas nitrogen sampai menggelembung. Salah satu ujungnya diberi saluran untuk menge-luarkan gas oksigen, sehingga hanya tinggal gas nitrogennya saja. Jika dalam kan-tong tadi sudah tak ada gas oksigennya lagi berarti binatang di dalamnya akan mati. Obat napthalline ball juga bisa digunakan dengan menempatkan disela-sela buku.

e. Pencegahan terhadap serangan rayap

Langkah-langkah pengamanan bahan pustaka terhadap rayap:

1) Diadakan fumigasi setiap enam bulan sekali dengan bahan fumigan Carbon tetra chlorid (C C14);

2) Penempatan rak buku tidak menempel pada dinding;

3) Usahakan alamari perpustakan tidak lembab;

4) Pada rak buku perlu diberi kapur barus;

5) Penerangan / iluminasi cahaya ruang perpustakan cukup baik;

6) Penyimpanan buku didalam gudang selalu dibungkus plastik bening;

7) Kebersihan lantai ruang perpustakaan harus selalu diperhatikan;

8) Lantai gedung perpustakaan sebaiknya diberi obat anti rayap; dan

9) Ruang perpustakaan diperlukan ventilasi yang baik.

5.3 Pemeliharaan perabot sekolahPerabot sekolah yang dimaksud disini adalah furniture dan perlengkapan sekolah lainnya, diantaranya: meja-kursi , almari simpan, almari catalog, papan tulis, papan statistik, papan absen, papan pengumuman, rak buku, rak tas/barang, lemari kardek, kotak PPPK, dipan periksa, kotak sampah, tungku & tiang bendera untuk ruang, fi ll-ing cabinet, credenza, penggantung koran, dsb.

79 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 32: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

5) Mengatur sirkulasi udara dengan baik, misalnya membuat ventilator, mamasang exhaust fan, alat pendingin, dsb;

6) Menyimpan bahan renik/mikro dalam kotak polyster (jangan dari bahan logam).

7) Menghindarkan buku dari bahan kimia asam kuat/basa;

8) Mengurangi gas pembentuk asam kuat dengan mengatur sirkulasi udara yang baik;

9) Jangan makan, minum dan merokok di ruangan;

10) Jangan menggunakan perekat yang mengandung bahan amylum;

11) Mengatur suhu udara tidak terlalu tinggi, (jika ada pengatur suhu);

12) Mengatur kelembaban udara antara 40 - 45% untuk kertas dan antara 20 - 30% untuk fi lm (jika ada pengatur suhu);

13) Mengatur suhu ruangan antara 20 - 24º C untuk buku dan antara 6 - 12ºC untuk fi lm (jika ada pengatur suhu);

14) Menjaga ruangan agar tidak gelap dengan memasang penerangan yang cukup; dan

15) Ciptakan lingkungan yang sehat dan jangan meninggalkan sisa makanan dalam ruang pustaka.

b. Membasmi unsur perusak bahan pustaka

1) Melakukan pengobatan melalui fumigasi untuk mematikan serangga dan cendawan/jamur.

2) Melakukan deasidifi kasi untuk menghilangkan, menetralkan, atau melindungi kertas dari pengaruh asam.

c. Mengawetkan bahan pustaka

1) Memutihkan kertas untuk menghilangkan noda pada kertas akibat faktor fi sis, kimia dan biota, dengan menggunakan Chloramin-T, Sodium Chlorida-Chlorin, Potassium permanganat, Hypochlorit dan Hidrogen peroksida (H2O2);

2) Menghilangkan noda khusus seperti cat, bisa digunakan campuran alkohol dan benzena, piridin diikuti air dan terpentin. Noda lemak/minyak dengan alkohol, gasolin benzena, piridin;

3) Menghilangkan asam dengan menggunakan larutan bersifat basa, misalnya kal-sium hidroksida, kalsium karbonat dsb;

78 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

4) Retak rambut pada plesteran, untuk memperbaikinya karena retak yang sangat lembut ini sulit untuk dimasuki pasta semen. Perbaikan yang bisa dilakukan adalah:

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: perlatan tukang cat (amplas, skrap/kape, kuas/rol cat), rooskam, cetok, ember. Bahan meliputi: semen portlan, air, pla-mur, cat tembok, dan Perlengkapan: steger (dari bambu).

5) Plester tembok rapuh

Perbaikan yang bisa dilakukan adalah:

a. Bongkar bagian yang rapuh sampai pada bagian yang tidak rapuh hingga bersih;

b. Kalau yang rapuh sampai bagian batanya, bongkar dan ganti pasangan bata yang rapuh tersebut;

c. Basahi permukaan bekas bongkaran sampai jenuh;

d. Pada bagian yang akan diplester, disiram terlebih dahulu dengan air semen; dan

e. Plester dengan spesi campuran 1 PC : 3 pasir dan diaci.

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: peralatan tukang batu (palu, betel, cetok/sendok spesi, rooskam, papan perata, skop, ember), Peralatan tukang cat (amplas, skrap/kape, kuas/rol cat), Bahan: semen ,pasir, batu bata/batako, air, plamur, cat tembok, dan Perlengkapan: steger (dari bambu), paku.

Amplas permukaan tem-bok sampai catnya hilang

Basahi dengan air seluruh per-mukaan yang akan diperbaiki. Untuk tembok dalam, permu-kaan diplamur dengan plamur tembok yang encer lalu diulang dengan plamur kental hingga semua pori-pori retakan penuh. Untuk dinding luar gunakan plamur yang terbuat dari se-men putih dicampur dengan lem. Setelah kering diamplas dan diplamur dengan plamur tembok.

Dicat kembali

27 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 33: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

6) Cat kusam/rusak

Mungkin disebabkan karena pengecatan dilakukan saat tembok belum kering betul, sehingga cat ditembus oleh air akibat penguapan. Langkah-langkah perbaikan yang bisa diambil:

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: peralatan tukang cat (amplas, skrap/ kape, kuas/rol cat), Bahan: air, plamur, cat tembok, dan perlengkapan: steger (dari bambu), paku.

3.3.4 Pintu dan jendela Masalah yang sering timbul:

a. Kotor oleh debu atau kotoran lain;

b. Daun pintu mengalami penurunan/renggang sehingga lidah kunci tidak tepat masuk ke dalam lubang kuncinya;

c. Engsel pintu berderit;

d. Kaca jendela pecah;

e. Kayu dimakan rayap;

f. Kunci sulit dibuka; dan

g. Cat mengelupas atau kusam.

Solusi: A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Bersihkan secara rutin seluruh permukaan kusen maupun daun pintu dan jendela dari segala kotoran, dengan menggunakan kain lap yang lembab. Lakukan ini setiap seminggu sekali, atau saat kelihatan ada ko-toran yang menempel.

Tembok diamplas sampai bersih dari cat lamanya

Plamur dengan plamur tembok (bila per-mukaan tembok tidak rata) dan diamplas

hingga halus

Dicat hingga merata

28 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

2. Bahan non cetakan:

Bahan non cetakan misalnya microfi che, microfi lm, slides, transparances, fi lmstrips, soundfi lm, photo, audio-video cassettes, diskets, CD, LD, VCD, DVD, CD-ROM, dan sebagainya. Bahan-bahan tadi perlu ditempatkan di tempat yang khusus.

3. Bahan pembelajaran (instructional materials)

Bahan pembelajaran (instructional materials) seperti peta, bola dunia, atlas, poster, model, panel board, transparansi, bahan hasil penggandaan, dan sebagainya. Ba-han-bahan seperti itu perlu ditempatkan dan ditangani secara benar.

5.2.2 Metode Pemeliharaan Bahan PustakaPerawatan bahan pustaka adalah segala usaha untuk menyelamatkan bahan pus-taka, baik dalam bentuk asli maupun alih bentuknya dan informasi yang ada di da-lamnya dari unsur-unsur yang merusak, agar bahan pustaka tadi dapat tahan lama.

1. Faktor Penyebab kerusakan

Ada tiga faktor penyebab kerusakan bahan pustaka, meliputi:

a. Faktor fi sik, seperti aus akibat gesekan karena sering dipakai, kena debu/kotoran, terkena sinar matahari langsung;

b. Faktor kimia, karena oksidasi, gas, reaksi kimia; dan

c. Faktor biologis, karena cendawan atau serangga seperti silverfi sh, book lice, book worm atau bubuk buku, rayap, kecoa, tikus, dan manusia lewat sisa ma-kanan.

2. Tindakan Pemeliharaan bahan pustaka.

Pemeliharaan bahan pustaka mencakup 3 hal, meliputi:

- Mencegah kerusakan;

- Membasmi hama perusak; dan

- Mengawetkan.

a. Mencegah kerusakan meliputi:

1) Memperlakukan buku dengan hati-hati dan benar;

2) Menjilid kembali/ulang buku-buku baru yang sekiranya mudah rusak;

3) Menjaga kebersihan, menghindari kotoran, debu, dan minyak;

4) Menjauhkan buku dari sinar matahari langsung karena mengandung sinar ultra violet;

77 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 34: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

5.1.6 Administrasi Alat Peraga1) Administrasi alat peraga merupakan proses pencatatan bagian dari inventarisasi

sarana dan prasarana, yang bertujuan untuk mengetahui keadaan peralatan dan bahan dengan cepat dan tepat, baik secara kuantitas maupun kualitas;

2) Inventarisasi yang berhubungan dengan kuantitas merupakan pertanggungjawa-ban kepemilikan, sedangkan inventarisasi kualitas merupakan pertanggungjawa-ban pemakaian dan perawatan; dan

3) Secara sederhana berikut diberikan contoh pencatatan peralatan dengan meng-gunakan buku inventaris dan contoh Kartu Perawatan alat, seperti tabel berikut:

Contoh: Buku inventarisasi alat peraga

5.2 Pemeliharaan bahan pustaka

5.2.1 Jenis Bahan PustakaBahan pustaka dpat dikelompokkan dalam tiga jenis:

Bahan cetakan (print material)

Bahan non cetak (non print material)

Bahan pengajaran (instructional material)

1. Bahan cetakan:

Bahan pustaka yang tergolong dalam jenis bahan cetakan antara lain: buku, majalah, surat kabar, brosur/ leafl ets dsb. Pemeliharaan terhadap jenis bahan cetakan ini ada-lah sebagai berikut;

a. Majalah nomor lepas ditempatkan di rak majalah. Setelah lengkap nomornya, lalu dijilid secara berurutan agar mudah dalam penyimpanan dan pencariannya saat diperlukan;

b. Brosur dan bahan berumur pendek (fi le of ephemeras) lainnya ditempatkan di vertical fi le; dan

c. Buku ditempatkan di rak buku dalam posisi tegak dengan tingkat kepadatan 55-65% per papan rak. Jika jilidannya kurang kuat perlu dijilid ulang dulu atau di leminasi)

No ProdusenJumlah

Baik RusakNo

KatalogNama

Alat/bahanAsal/Tahun

TahunPenggunaan

Merk/Tipe

Kete-rangan

76 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

2) Semprotkan cairan pembersih kaca untuk membersihkan kaca pintu/ jendela, kemudian dilap sampai bersih dan kering kembali. Lakukan secara rutin seminggu sekali.

Waktu: seminggu sekali atau setiap saat ada yang kotor.

Alat, bahan dan perlengkapan: kain lap, tangga, cairan pembersih kaca.

B. Pemeliharaan berkala

Lakukan secara berkala setiap 3 bulan sekali atau ketika kelihatan ada yang tidak normal.

1) Engsel diberi pelumas agar tidak berderit, ringan dan tidak berkarat. Kencang- kan sekrupnya jika kelihatan kendor;

2) Grendel dan kait angin diberi pelumas agar mudah penggunaannya dan tidak berkarat;

3) Slot diberi pelumas (vaselin); dan

4) Kencangkan baut pada engsel pintu/ jendela yang longgar.

Waktu: tiga bulan sekali atau setiap saat ada yang kasus.

Alat, bahan dan perlengkapan: kain lap, obeng, tangga, cairan pembersih kaca, oli pelumas, dan vaselin.

C. Perbaikan ringan

1) Daun pintu yang mengalami penurunan, diatasi dengan:

a. Buka daun pintu, ukur besarnya penurunan.

b. Kencangkan sekrup-sekrup engsel atau tambah engsel baru jika penurunannya besar.

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: obeng, palu, skrup engsel, dan engsel pintu/jendela (bila perlu).

2) Kaca jendela pecah

Waktu: setiap saat ada yang pecah.

Alat, bahan dan perlengkapan: obeng, catut, paku, amplas, dempul, plamur kayu, cairan pembersih kaca, cat/politur kayu, steger kayu.

29 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 35: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

1) Buka bingkai jendela yang pecah2) Buka nat jendela3) Bersihkan dari pecahan kaca yang tertinggal

4) Pasang kaca yang baru dengan ukuran sama dengan kaca yang lama

5) Pasang kembali nat jendela6) Dicat/vernis kembali

3) Kayu kusen dan jendela dimakan rayap, diatasi dengan:

a. Bersihkan permukaan kayu hingga terlihat bagian- bagian yang rusak oleh rayap;

b. Potong kayu yang terkena rayap;

c. Oleskan cairan anti rayap disekeliling sambungan, dapat juga menggunakan minyak tanah;

d. Tutup kembali bagian kayu yang rusak oleh rayap tersebut, dengan cara melapisi/menambal dengan kayu sesuai bentuk semula; dan

e. Dicat/politur kembali.

Waktu: saat ada yang dimakan rayap.

Alat, bahan dan perlengkapan: gergaji, pahat, ketam, skrap/kape, cairan anti rayap atau minyak tanah, kuas, dan cat/politur.

4) Kunci yang sulit dibuka dapat diatasi dengan:

Untuk kunci tanpa selinder

a. Buka mekanis kunci;

b. Buka rumah kunci dan periksa apakah ada bagian karat/patah;

c. Jika berkarat maka di amplas, lalu diberi pelumas; dan

d. Apabila kuncinya patah maka harus diganti.

30 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

5) Alat yang sensitip terhadap pengaruh cuaca harus ditempatkan di tempat yang terlindung dari pegaruh cuaca tersebut;

6) Pastikan setiap selesai dipergunakan semua peralatan harus kembali lengkap dan ditempatkan dalam tempat semula;

7) Peralatan yang terbuat dari logam, hindarkan jangan sampai terkena asam kar-ena akan terjadi korosi; dan

8) Peralatan yang kotor saat digunakan dan dicuci, maka sebelum disimpan harus dikeringkan terlebih dulu dengan dilap dengan kain atau ditiriskan sampai kering, sebelum dimasukkan dalam tempat penyimpanan.

5.1.5 Pemeliharaan MikroskopMikroskop perlu dipelihara secara khusus, karena ada sistem optik yang memiliki tingkat presisi tinggi dan sa-ngat rumit.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1) Mikroskop disimpan dalam keadaan tertutup plastik dan dimasukkan ke dalam kotaknya;

2) Disimpan dalam tempat yang kering. Jika perlu al-mari diberi lampu 5 watt (lebih baik warna merah) dan diberi silica-gel. Lembab dapat menyebabkan lensa menjamur;

3) Jangan menyentuh atau memegang permukaan lensa dengan jari. Tapak jari yang membekas pada lensa sulit dibersihkan dan apabila dapat dibersihkan se-ringkali lapisan tipis pelindung lensa (coated) akan ikut terkikis dan hilang;

4) Pengoperasian bagian-bagian mikroskop selalu dilakukan dengan hati-hati agar bagian-bagian mekaniknya tidak rusak karena kesalahan operasi;

5) Jangan membongkar bagian-bagian mikroskop. Pembongkaran dan perbaikan hanya dapat dijamin apabila dilakukan oleh pabriknya atau tenaga ahli yang telah berpengalaman;

6) Mikroskop jangan sampai jatuh atau kena benturan keras benda lain, karena hal ini dapat mengurangi atau mengganggu presisi sistem optiknya;

7) Membersihkan secara teratur permukaan lensa okuler dan obyektif dari kotoran (debu, air dan minyak). Gunakan bahan pelarut xylol atau alkohol absolut dengan tissue khusus untuk membersihkan lensa; dan

8) Periksa mur, baut, bola lampu, cermin dan perlengkapan lainnya secara peri-odik.

75 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 36: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

1) Hindarkan dan bersihkan dari debu dan kotoran lain sebelum dimasukkan dalam almari penyimpanan;

2) Hindarkan terkena sinar matahari langsung, kecuali memang sesuai dengan penggunaannya;

3) Simpan dalam keadaan bersih dan di tempat yang mudah dijangkau (misalnya di almari atau rak penyimpan) saat sedang tidak dipergunakan;

4) Alat yang sensitip terhadap pengaruh cuaca harus disimpan di tempat yang khusus, terhindar dari pengaruh cuaca;

5) Peralatan yang di dalam kotak atau kopor berisi kit percobaan dapat disimpan dalam almari atau rak;

6) Pastikan setiap selesai dipergunakan semua peralatan harus kembali lengkap dan disimpan dalam tempat semula;

7) Peralatan yang terbuat dari logam hindarkan jangan sampai terkena asam ka-rena akan terjadi korosi; dan

8) Peralatan yang kotor saat digunakan dan dicuci, maka sebelum disimpan harus dikeringkan terlebih dulu dengan kain lap atau diangin-anginkan sampai kering, sebelum dimasukkan dalam tempat penyimpanan.

5.1.4 Alat Peraga IPS TerpaduAlat peraga IPS terpadu umumnya berdimensi kecil kar-ena fungsi alat ini adalah untuk demonstrasi di kelas, sehingga mudah dibawa ke kelas saat akan diperguna-kan. Alat ini ada yang berbahan dasar kertas, plastik maupun logam. Oleh karena itu pemeliharaan yang di-lakukan harus sesuai dengan karakteristik bahan dasar tersebut, disamping perhatian terhadap fungsi. Pemeli-haraan yang dapat dilakukan antara lain:

1) Peralatan harus dijaga dari debu dan kotoran lain sebelum dimasukkan dalam almari penyimpanan;

2) Hindarkan terkena sinar matahari langsung, kecuali memang sesuai dengan penggunaannya;

3) Simpan dalam keadaan bersih dan di tempat yang mudah dijangkau (misalnya di almari atau rak penyimpan) saat sedang tidak dipergunakan;

4) Peralatan yang berupa foto, gambar, poster atau peta, dapat langsung ditempel atau digantung di dinding sekolah, tetapi harus sering dibersihkan dari debu yang menempel dengan menggunakan kemoceng/sulak;

74 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

5) Pintu dan Jendela lapuk dapat diatasi dengan:

Waktu: setiap saat ada yang rusak.

Alat, bahan dan perlengkapan: gergaji, pahat , ketam, kuas, obeng, tang, skrap/kape, dempul, plamur, dan cat kayu.

Buka Rumah Kunci

Buang permukaan kayu yang rusak oleh rayap.

Bagian yang rusak dibingkai (untuk mal batas daerah yang akan didempul)

Dempul bagian yang rusak hingga sama dengan bagian lainnya

Finishing kembali dengan cat/politur

Beri Pelumas Pada Silinder Kunci

Beri Pelumas Pada Rumah Kunci

Untuk kunci dengan silinder

a. Buka mekanis kunci;

b. Periksa apakah macet pada mekanis atau silinder; dan

c. Beri pelumas bila yang macet mekanisnya. Bila yang rusak silindernya ganti dengan silinder yang baru.

Waktu: saat ada yang rusak.

Alat, bahan dan perlengkapan: obeng, tang, pelumas, vaselin, silinder kunci.

31 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 37: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

6) Cat kayu mengelupas atau kusam

Lakukan pengecatan ulang secara berkala dengan cara:

a. Amplas cat yang lama hingga cat yang mengelupas bersih;

b. Plamur dengan plamur kayu hingga merata;

c. Setelah kering diamplas lagi dengan amplas halus (ukuran 0) sampai permu kaan halus; dan

d. Lakukan pengecatan ulang hingga rata.

Waktu: setiap tiga tahun sekali atau setiap saat ada yang rusak.

Alat, bahan dan perlengkapan: amplas, dempul, skrap/kape, plamur, cat kayu.

3.3.5 Lantai Keramik Masalah yang sering timbul:

a. Lantai kotor dan bernoda;b. Keramik pecah/retak;c. Keramik melengkung naik (popping); dand. Keramik lepas.

Solusi:A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Menjaga agar lantai selalu bersih dari debu atau kotoran lainnya dan dijaga agar selalu kering dengan cara disapu dan dipel secara rutin (setiap hari) dan/ atau segera se-telah terlihat kotor atau basah.

2) Noda pada lantai yang sulit dibersihkan dapat dibersih-kan dengan asam clorida (HCl) 32 % (dapat dibeli di toko kimia). Kalau kesulitan memperoleh HCl, dapat meng-gunakan belimbing wuluh (belimbing sayur). Daging be-limbing digosokan ke permukaan lantai yang kena noda, diamkan 10 menit agar kadar asamnya bekerja, kemu-dian gosok dengan sikat sampai nodanya terangkat, lalu bersihkan dengan air biasa dan dipel hingga kering.

3) Hindari terjadinya goresan pada permukaan lantai, misal-nya saat memindahkan mebel atau benda lain dengan cara diangkat (tidak diseret), kecuali jika kakinya dilengkapi dengan roda.

32 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

5) Alat yang tidak bisa dimasukkan dalam almari/rak (seperti: lembing, matras, dsb.), tempatkan pada tempat yang aman, tidak lembab, teratur dan tidak meng-gangu aktivitas lain. Lebih bagus jika ada gudang khusus untuk alat–alat olah raga tersebut.

5.1.2 Alat Musik/KesenianSeperti halnya alat olahraga, peralatan musik atau kes-enian ini juga bervariasi. Umumnya alat musik yang di-beli untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) antara lain: suling, harmonika, gitar, dan alat musik tra-disional daerah. Pemeliharaan yang dapat dilakukan antara lain:

1) Simpan dalam almari/rak penyimpan saat tidak sedang digunakan;

2) Pisahkan dengan alat pembelajaran yang lain (selain alat kesenian);

3) Hindarkan dan bersihkan dari debu dan kotoran lain, baik saat pemakaian mau-pun penyimpanan;

4) Hindarkan terkena panas langsung dan lembab kecuali sesuai dengan peng-gunaannya;

5) Peralatan yang ada kotak/pelindungnya, pastikan telah dimasukkan dalam kotak pelindung dengan benar sebelum dimasukkan dalam almari penyimpanan;

6) Atur penempatan dalam almari penyimpan agar tidak saling tindih untuk menghin-dari terjadinya kerusakan dalam penyimpanan, serta disusun agar mudah pengambilan dan penyimpanan kembali; dan

7) Perbaikan atau penyetelan kembali harus dilakukan oleh orang yang berkom-peten.

5.1.3 Alat Peraga IPA Terpadu Alat peraga untuk mendukung KBM IPA umumnya berdimensi kecil yang mudah dibawa ke kelas saat akan dipergunakan, karena fungsi alat ini adalah untuk demonstrasi di kelas. Sesuai dengan bidang ilmunya

alat ini terdiri dari dua kelompok, yakni IPA Biologi dan IPA Fisika. Peralatan pe-raga IPA ini sebagian besar dalam bentuk Kit yang tersusun dalam kotak, sehingga cukup aman dan mudah penyimpanannya. Sedangkan alat peraga IPA Biologi ada yang dalam bentuk Kit, ada pula yang lepas tanpa kotak. Pemeliharaan yang dapat dilakukan antara lain:

73 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 38: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

PE

ME

LIH

AR

A A

SE

T N

ON

B

AN

GU

NA

NA

BAB 5. Pemelihara Aset Non Bangunan

5.1 Pemeliharaan alat peraga sekolahAlat peraga memiliki karakteristik maupun spesifi kasi tertentu, oleh karena itu dalam penyimpanannya se-baiknya dikelompokkan berdasarkan karakteristik alat tersebut, kecuali ada keterbatasan lain.

5.1.1 Alat olah ragaAlat olah raga dimensinya sangat bervariasi. Beberapa jenis bisa disimpan dalam almari, tetapi beberapa jenis yang lain ukurannya cukup besar sehingga tidak bisa di-simpan dalam almari. Peralatan olah raga ini umumnya kotor bila selesai digunakan.

1) Simpan dalam almari atau rak penyimpan saat tidak digunakan;

2) Bersihkan dari debu yang menempel dangan lap sebelum dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan;

3) Tempatkan dalam almari dengan teratur agar tidak saling tindih untuk memudah-kan dalam pengambilan dan menempatkan kembali, serta terhindar dari keru-sakan;

4) Pisahkan alat tersebut dengan alat pembelajaran lainnya (selain alat olah raga); dan

72 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

4) Meja, kursi, steger/tangga, atau barang lainnya yang kakinya dari besi, pastikan bahwa kaki meja /kursi tersebut dipasang sepatu plastik atau karet, agar tidak menimbulkan goresan pada saat digeser.

5) Hindari terjadinya beban titik yang melebihi batas kemampuan agar lantai tidak pecah.

Waktu: setiap hari atau setiap terlihat kotor.

Alat, bahan dan perlengkapan: sapu ijuk, HCl (32%), kain pel, air sabun (bila lantai bernoda).

B. Pemeliharaan berkala

Lakukan pengamatan/kontrol terhadap lantai barangkali ada gejala akan terjadi kerusakan ( bulanan) dengan cara mengetuk permukaan lantai dimana bagian yang berbunyi nyaring berarti spesi dibawah lantai kurang padat.

C. Perbaikan ringan

Jika lantai keramik ada yang pecah, lepas atau popping, maka perbaikannya adalah sebagai berikut:

1) Lepas keramik yang pecah dengan hati-hati, lebih baik gunakan mesin potong keramik hingga lapisan spesi dibawahnya ikut terpotong, agar keramik sekitarnya tidak ikut pecah.

2) Jika tidak ada alat pemotong, hancurkan keramik yang pecah mulai dari tengah kemudian semakin ketepi (ja-ngan dimulai dari nat) dan jangan sampai memecahkan lapisan bawahnya, karena akan berakibat keramik seki-tarnya ikut pecah.

3) Permukaan dasar lantai dikasarkan sekaligus agak diperdalam, dengan pelan dan hati-hati agar lapisan tidak pecah.

4) Siram dengan air semen merata seluruh permukaan.

5) Pastikan keramik yang akan dipasang sudah direndam hingga jenuh dan ditiriskan.

6) Permukaan keramik bagian bawah diolesi tipis de-ngan pasta semen.

7) Tuangkan spesi di lantai dasar yang akan dipasangi keramik dengan merata.

33 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 39: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

8) Pasang keramik hingga semua terletak dengan sem-purna dan tekan hingga melekat dengan baik.

9) Jika sudah cukup kering, isi naat dengan bubur se-men hingga penuh.

10) Permukaan keramik dilap bersih dengan kain lap atau serbuk gergaji, segera sebelum semen kering. Jika semen terlanjur mengeras dipermukaan keramik, hi-langkan dengan bahan kimia (HCl kadar 32%) yang dapat dibeli di apotek.

Waktu: insidental saat ada lantai keramik yang rusak.

Alat, bahan dan perlengkapan: Palu, betel, mesin potong keramik, meteran, air, se-men, pasir, waterpass pendek, sendok spesi, kuas, kain lap atau serbuk gergaji.

3.3.6 Instalasi air dan Sanitasi (Water and sanitation = WATSAN)Instalasi Air dan Sanitasi meliputi:

a. persediaan air bersih dengan segenap bak penampung dan instalasinya .

b. pembuangan air kotor dari KM/WC, bak cuci, dll dengan segenap komponen dan instalasinya. Komponen WATSAN antara lain:

- Kamar mandi dan WC

- Septictank dan peresapan

- Washtafel

- Bak cuci dapur

- Pipa instalasi penyaluran air dan pembuangan

3.3.6.1 Kamar Mandi

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a. Bak mandi kotor oleh endapan air/lumut;

b. Air dalam bak mandi menjadi sarang nyamuk;

c. Bak mandi yang terbuat dari pasangan tembok sering bocor;

d. Closet kotor berkerak;

e. Closet tersumbat, aliran air gelontor tidak lancar;

f. Saluran penguras tidak tertutup dengan sempurna atau bocor; dan

g. Floordrain/Saluran pembuangan air buntu.

34 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Bahan pelatihan bahaya asbes antara lain:

a. Informasi tentang lokasi bahan asbes disekolah (Lihat gambar As Built jika ada)

b. Informasi bahaya bahan asbes bagi kesehatan.

Bahan asbes berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat karsinogenik/dapat menimbulkan kangker. Bahaya ini terjadi karena terhirupnya serat asbes yang me-layang di udara sewaktu bernafas.

Oleh karena itu semua penghuni sekolah harus mematuhi petunjuk pengelolaan ba-han asbes sekolah seperti yang tercantum pada buku panduan ini agar dapat terhin-dar dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan asbes.

c. Informasi tentang petunjuk pengelolaan bahan asbes.

4.12.2 Pelatihan cara kerja yang aman dengan bahan asbesPelatihan ini ditujukan kepada para pekerja/kontraktor yang akan berhubungan lang-sung dengan bahan asbes sewaktu bekerja (misalnya:pembongkaran bahan asbes, pengeboran, dll). Lihat Buku Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah bab 4.7, 4.8, dan 4.9.

Pemakaian semua jenis bahan bangunan yang mengandung asbes sebaiknya dihindari mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan pada kesehatan warga sekolah.Bagi sekolah yang terlanjur menggunakan material yang mengandung asbes harus melaksanakan pengelolaan bahan asbes sesuai panduan ini.

71 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 40: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Kenapa semua penghuni sekolah harus mendapatkan informasi/ pelatihan tentang bahaya bahan asbes?

Karena: Sekolah harus menjamin kesela-matan dan kesehatan semua penghuninya dari bahaya asbes.

Inspeksi dan monitoring kondisi bahan asbes harus dilakukan oleh tim pemeliharaan sekolah setiap bulan dan setiap saat ada bahan asbes yang rusak atau terganggu oleh kegiatan sekolah.

4.12.TrainingSemua penghuni sekolah harus mendapatkan informasi/ pelatihan tentang bahaya asbes bagi kesehatan dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegah ba-haya asbes.

4.12.1 Pelatihan tentang bahaya bahan asbes bagi kesehatan

Pelaksana

Pak Tri

Pak Yusup

9/6/09

9/7/09

B

B

B

B

B

B

N

N

B

J

Tidak AdaTindakan

Asbes yang rusak perlu

dibuang

B= Baik J= JelekN= Normal

NotesRuang KelasPerpus Kantor Dll

Kondisi Bahan Asbes

Tgl

70 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Solusi:A. Pemeliharaan rutin/menerus

a. Menguras bak mandi secara periodik minimal tiga hari sekali, dengan air sabun dan sikat.

b. Setelah selesai menguras pastikan bahwa saluran penguras bak mandi telah tertutup kembali dengan sempurna.

c. Membersihkan lantai, dinding KM/WC dan closet setiap hari dengan air sabun dan sikat hingga bersih.

d. Lakukan penghematan, gunakan air secukupnya, sebelum meninggalkan kamar mandi pastikan bahwa kran air dalam keadaan tertutup.

e. Biasakan jika membuka kran dan air tidak mengalir, tutup kembali kran tersebut sebelum meninggalkannya. Maksudnya jika sewaktu-waktu air mengalir, airnya tidak terbuang percuma.

f. Bersihkan fl oor drain dengan cara membuka tutup-nya, mengambil kotorannya dan menutupnya kem-bali. Kotoran yang sering tertinggal pada fl oordrain berupa pasir, rambut atau serat kain, diambil dan dimasukkan ember untuk dibuang keluar. Jangan membuang kotoran dari fl oor drain ke dalam lobang/pipa fl oor drain tersebut, karena dapat mengakibat-kan tersumbatnya pipa pembuang tersebut. Pelak-sana perlu memahami dulu cara membuka dan menutup fl oordrain, agar tidak melakukan kesalahan yang dapat berakibat fl oor drain menjadi buntu kar-ena tertutup mangkoknya, atau justru mangkoknya dilepas karena dianggap menghalangi aliran air. Aki-batnya air penahan dalam fl oordrain tidak berfungsi dan menimbulkan bau tidak sedap.

g. Sediakan tempat sampah dalam KM/WC dan beri pengumuman agar tidak membuang sampah ke da-lam closet.

h. Toilet harus di siram hingga bersih setelah diguna-kan.

35 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 41: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

i. Kamar mandi yang berlumut dan berkerak karena ja-rang dibersihkan akan menjadi sulit dibersihkan de-ngan air sabun. Cara mengatasinya:

- Taburkan bubuk kaporit secara merata seluruh per-mukaan.

- Biarkan selama kurang lebih ½ jam, tak lama akan muncul buih-buih berarti kerak dan lumut sudah terangkat.

- Segera siram dengan air sampai kaporitnya bersih.

- Gosok lagi menggunakan air sabun dan dibilas sampai semua kotoran bersih.

j. Closet yang berkerak sulit dibersihkan dengan air sabun. Cara membersihkan:

- Siramkan cuka dapur pada bagian yang berkerak;

- Biarkan selama sekitar satu jam;

- Gosok dengan sikat sampai keraknya terangkat; dan

- Bilas dengan air hingga bersih.

Waktu: tiga hari sekali

Alat, bahan dan perlengkapan: sikat, ember, air cuka, bubuk kaporit, dan sabun.

B. Pemeliharaan Berkala

Lakukan pengamatan/kontrol secara berkala (bulanan) terhadap bak mandi, closet dan komponen lain dalam KM/WC tersebut barangkali ada kerusakan atau gejala kerusakan atau fungsi yang tidak lancar.

C. Perbaikan ringan

Bak mandi pasangan tembok sering bocor atau rembes, diatasi dengan langkah (li-hat gambar disamping):

1) Keramik dan plesteran bak di bongkar;

2) Diplester ulang dengan lapisan trasraam (semen:pasir = 1:2);

3) Dilapisi water proofi ng untuk membuat kedap air;

4) Diuji kebocorannya dengan cara bak di isi dengan air selama 24 jam, pastikan bahwa air tidak berkurang; dan

5) Setelah dipastikan tidak bocor lagi, lanjutkan dengan pemasangan keramik.

36 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

4.11. Pengawasan pelaksanaan Sekolah harus menyimpan segala dokumentasi tentang kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan bahan asbes yang telah dilaksanakan di sekolah. Dokumen-dokumen yang harus disimpan antara lain:

a. Gambar As Built yang menunjukan lokasi bahan asbes pada bangunan;

b. Dokumen surat ijin kerja/daftar kegiatan pemeliharaan asbes untuk tukang/kon-traktor (lampiran 5);

c. Daftar periksa (Cek List) tentang pelatihan yang telah diberikan pada penghuni sekolah atau pekerja dan daftar kegiatan pemeliharaan yang telah dilakukan (lampiran 6);

d. Daftar inspeksi dan monitoring (lampiran 7); dan

e. Kalau tersedia, dokumen laporan hasil pemeriksaan kadar serat bahan asbes diudara.

R= RutinT= Tak Terencana

R= RutinT= Tak Terencana

Contoh “Daftar Kegiatan Pemeliharaan”

Contoh “Daftar Pelatihan”

Tgl

Tgl

9/9/09

9/6/09

9/11/09

Siswa baru V

Tukang V

Kep. Sek

Tim

Pemeliharaan

Asbestos Awarness

Cara kerja yang aman

dengan bantuan asbes

Lihat 4.12

Lihat 4.8; 4.9

dan 4.10

Perpustakaan Plafon Pengecatan Tim PemeliharaanV Lihat 5.8

Lokasi

Peserta Pelatihan CatatanBahan PelatihanJenis Pelatihan

Bagian Kegiatan Pelaksana CatatanR

R T

T

69 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 42: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Pembersihan

a. Setelah pekerjaan selesai para pekerja harus membersihkan diri/mandi;

b. Plastik sampah asbes harus diikat rapat dan diberi label tanda bahaya asbes; dan

c. Sampah asbes harus di kubur di lubang yang aman dari gangguan dengan tebal minimum timbunan 25 cm.

Pelaksanaan pengeboran plafon

a. Tandai Bagian yang akan dibor;

b. Bor bagian bawah cangkir plastik;

c. Isi bagian dalam cangkir dengan gel rambut;

d. Pasang mata bor melalui lubang pada cangkir dan pastikan mata bor lebih pan-jang dari tinggi cangkir;

e. Pastikan pinggiran luar cangkir menutup permukaan plafon dengan erat sewaktu dibor;

f. Bor Plafon;

g. Keluarkan mata bor dari cangkir;

h. Singkirkan cangkir dari plafon;

i. Gunakan kain lap basah untuk membersihkan plafon dan alat bor;

j. Buang kain lap yang telah dipakai pada kantong sampah asbes; dan

k. Lubang bor di cat lagi dengan bahan kedap air atau dilapisi dengan sealer.

Isi bagian dalam cangkir dengan gel rambut

Kantong sampah asbes

Tandai bagian yang akan dibor

Pasang mata bor melalui lubang pada cangkir

Dibor

68 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

WC mampat tidak lancar: biasanya disebabkan oleh adanya barang yang menyum-bat atau septic tank penuh.

Apabila saluran tersumbat maka benda yang menyumbat harus dihilangkan, dengan cara seperti gambar berikut:

Waktu: saat terjadi kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: auger / fl exible wire, pompa toilet, dan ember.

Benda penghalang dipaksa ke-luar dengan cara diberi tekanan.

Benda penghalang harus dikeluarkan

Kalau tidak bisa

(1) (2) (3)

(4) (5)

37 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 43: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Panggil penyedot septictank Masukan kapur aktif ke dalam septictank lalu ko-toran dikeluarkan secara manual

3.3.6.2 Septictank dan Peresapan

Permasalahan yang sering timbul: bak penampung tinja penuh, sehingga air dari closet tidak bisa men-galir atau mengalir tetapi tidak lacar, atau Peresapan jenuh, resapan ke tanah sekitar tidak ancar.

Solusi:Pemeliharaan rutin/menerus

1) Jaga agar pipa – pipa saluran masuk maupun keluar aman dari gangguan. Pipa pelepas udara (vent) juga dijaga agar tidak rusak dan dapat berfungsi dengan baik;

2) Hindari masuknya zat beracun yang dapat mematikan bakteri penghancur ko-toran, dan menyebabkan proses penghancuran tinja tidak berjalan sempurna;

3) Pastikan bahwa pipa udara (vent) tidak tersumbat; dan

4) Jangan memasukkan kapas, kertas, atau benda lain yang tidak bisa hancur lang-sung oleh air ke dalam WC, karena akan membuat bak septictank cepat penuh. Bila terhenti dalam pipa benda tersebut akan kering dan akan menyebabkan pipa tersumbat.

Pemeliharaan berkala

1) Lakukan pengamatan/kontrol secara berkala (bulanan) terhadap kemungkinan adanya gangguan fungsi atau gejala kerusakan dengan menuang air ke closet dan mengamati kelancaran alirannya;

2) Kontrol pipa vent tidak rusak dan lubangnya tidak tertutup; dan

3) Secara periodik dikuras untuk membuang lumpurnya agar ruang kerja bakteri penghancur tinja tidak terganggu. Pada kondisi normal periode pengurasan ± 10 tahun, atau saat ada gejala aliran dari WC terasa tersendat.

Atau

38 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Pelaksanaan pengeboran dinding

a. Bagian yang akan di bor harus ditempel dengan selotip/plester yang kuat pada bagian dalam dan luarnya untuk mencegah ada bagian yang retak;

b. Lapisi bagian yang akan di bor dengan krim cukur atau gel rambut yang banyak pada bagian dalam dan luar yang akan dibor;

c. Bor melalui bagian yang telah diberi gel rambut;

d. Gunakan lap basah untuk melap dinding yang dibor dan alat bor yang telah se-lesai digunakan;

e. Buang kain lap yang telah digunakan pada kantong sampah asbes karena telah terkontaminasi serat asbes; dan

f. Bagian yang dibor harus di cat dengan cat waterproof atau dilapisi dengan seal-er.

(a)

Selotip pada bagian dalam dan luar

(d)

Dibersihkan

(b)

Lapisi bagian yang akan dibor dengan krim cukur/gel

(e)

Buang perlengkapan yang terkena asbes

(c)

Bor melalui bagian yang telah diberi krim cukur/gel

(f)

Lapisi lubang dengan lapisan pelindung

67 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 44: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

4.10. Pekerjaan ringan yang diperbolehkanPada prinsipnya, semua bahan yang mengandung asbes yang telah terpasang yang dalam kondisi baik/normal, dibiarkan ditempat dan tidak diganggu. Kegiatan/peker-jaan ringan pada bahan ini diperbolehkan selama bahan tersebut berada dalam kon-disi baik/normal. Pekerjaan ringan tersebut adalah pengeboran untuk pemasangan instalasi listrik dan dilaksanakan sesuai dengan cara berikut ini.

Persiapan pengeboran

a. Sebelum kegiatan yang akan mengganggu asbes dilakukan, wilayah kerja harus ditutup dan hanya pekerja yang boleh ada di lokasi;

b. Pekerjaan hanya boleh dilakukan setelah waktu belajar mengajar selesai;

c. Peralatan Pelindung yang di berikan oleh pihak sekolah harus dikenakan. Se-perti: helm, masker, ponco, sarung tangan, dan sepatu boot karet; dan

d. Pekerja diberikan training mengenai bahaya asbes dan cara kerja yang aman.

Peralatan

a. Peralatan bor manual atau yang bertenaga batere dengan kecepatan rendah;

b. Gel rambut atau krim cukur;

c. Kain lap, ember, semprotan, dan kantong plastik;

d. Tanda Peringatan dan selotip yang kuat; dan

e. Cup plastik yang kuat (untuk pengeboran bagian plafon).

66 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Peresapan yang tidak lancar, buka tutupnya, keluarkan airnya dan bersihkan din-ding dalam dari kotoran yang melapisinya. Kotoran ini melekat dan menutup pori-pori dinding sehingga airnya sulit meresap ke tanah sekitarnya.

Waktu: pengontrolan dilakukan bulanan, dan pengurasan dilakukan setiap sepuluh tahun sekali atau saat kondisi tidak normal.

Alat, bahan dan perlengkapan: mobil penyedot septictank, atau skop, kapur aktif.

3.3.6.3 Wastafel (tempat cuci tangan)

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

1) Wastafel kotor

2) Saluran pembuang pada wastafel tersumbat

Solusi:A. Pemeliharaan rutin/menerus

Langkah langkah pemeliharaan wastafel adalah sebagai berikut:

1) Bersihkan wastafel dan segala asesorisnya setiap hari, baik di bagian dalam maupun bagian luarnya dengan menggunakan kain atau busa dan air sabun. Bila perlu gunakan sikat plastik untuk mengangkat kotoran.

2) Bagian bawah wastafel ada bagian yang disebut siphon yang berfungsi untuk pe-nahan bau. Bentuk siphon ada yang berbentuk botol, ada yang berupa pipa ber-bentuk huruf S (leher angsa). Keduanya dilengkapi dengan bagian yang mudah dibuka untuk membersihkan kotoran yang mengendap di dalamnya. Pembersi-han sebaiknya dilaksanakan sebulan sekali, atau kurang tergantung frekuensi penggunaan maupun jenis kotoran yang masuk kedalamnya. Caranya:

a. letakkan ember di bawah siphon saat membuka, agar air buangnya tidak mengotori atau membasahi lantai dan tertampung ke ember;

b. buka bagian botol atau lubang pengurasnya;

c. bersihkan segala kotoran yang ada di dalamnya; dan

d. pasang kembali botol atau penutup lubang pengurasnya.

(1 & 2) (3 & 4)

39 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 45: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Waktu: pembersihan setiap hari, sedangkan siphon dibersihkan setiap sebulan sekali atau setiap aliran kurang lancar.

Alat, bahan dan perlengkapan: kain lap/busa, sikat, air sabun, ember.

B. Pemeliharaan berkala

Lakukan pengamatan/kontrol secara berkala (bulanan) terhadap bak mandi, closet dan komponen lain dalam KM/WC tersebut barangkali ada kerusakan atau gejala kerusakan.

C. Perbaikan ringan

Wastafel yang tersumbat (buntu)

1) Masukan 2 sendok makan soda api ke dalam wastafel yang dipenuhi air;

2) Biarkan selama 25-30 menit; dan

3) Jika belum berhasil gunakan cara dibawah ini.

a. Bongkar/lepas pipa pembuang di bawah;

b. Bersihkan kotoran yang menyumbat; dan

c. Setelah bersih pasang kembali dengan menggunakan treat tape/seal tape pada sambungannya

Waktu: Saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: kain lap/busa, sikat, soda api, dan ember

3.3.6.2 Bak cuci dapur (Sink)

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a. Bak cuci kotor dan berkerak;

b. Saluran pembuang buntu/tidak lancar

Solusi: Pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan perbaikan ringan

A. Pemeliharaan rutin/menerus

Bak cuci dapur biasanya tidak dilengkapi dengan siphon, karena kotoran sisa ma-kanan cukup banyak. Sebagai penggantinya lubang pembuang bak cuci dilengkapi dengan tutup karet. Saat tidak sedang digunakan lubang pembuang ditutup sehingga tidak ada bau tak sedap yang keluar dari lubang pembuang tersebut.

Pemeliharaan yang dilakukan:

1) Bersihkan bak cuci setiap selesai digunakan, atau minimal sehari sekali untuk bak cuci yang penggunaannya tidak terlalu sering.

40 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

4.9. Pemeliharaan rutin

A. PengecatanTatacara

a. Gunakan kuas, jangan gunakan pompa bertekanan tinggi untuk mengecat;

b. Ketika menggunakan roller, gunakan secara perlahan untuk menghindari abrasi atau kerusakan lainnya.

Pembersihan

1) Gunakan kain lap basah untuk membersihkan peralatan;

2) Gunakan kain lap basah untuk mengepel wilayah kerja;

3) Segala peralatan yang digunakan harus di kumpulkan ke kantung sampah as-bes;

4) Kantung sampah asbes harus dilap dengan kain lap basah sebelum dikeluarkan dari lokasi kerja;

5) Setelah pekerjaan selesai para pekerja harus membersihkan diri/mandi;

6) Sampah asbes harus dibuang pada saat pekerjaan diakhir hari kerja; dan

7) Sampah Asbes harus di kubur di lubang dengan tinggi minimum timbunan 25 cm.

65 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 46: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Tata

cara

Pem

bong

kara

n B

ahan

Asb

es

12

3

4, 5

, dan

6

64 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

2) Kotoran berupa kerak berwarna putih sisa-sisa mencuci perkakas dapur terka-dang sulit dihilangkan. Cara membersihkannya:

- larutkan 2 sendok makan soda kue dengan perasan air jeruk nipis ½ gelas;

- siramkan pada sink dan diamkan beberapa menit; dan

- gosok dengan busa sampai bersih, lalu dibilas dengan air sabun dan keringkan.

Waktu: dibersihkan setiap hari.

Alat, bahan dan perlengkapan: kain lap/busa, sikat, soda kue, jeruk nipis, dan air sabun.

B. Pemeliharaan berkala

Lakukan pengamatan/kontrol secara berkala (bulanan) terhadap bak cuci barangkali ada kerusakan atau gejala kerusakan.

Waktu: dibersihkan setiap hari.

Alat, bahan dan perlengkapan: kain lap/busa, sikat, soda kue, jeruk nipis, dan air sabun.

C. Perbaikan ringan

Jika saluran pembuang dari bak cuci (sink) tersumbat akibat lemak sisa pencucian yang terakumulasi di saluran sink, cara mengatasinya:

1) Masukkan garam dan bikarbonat soda ke dalam mulut pipa saluran yang mam pat;

2) Siram dengan air panas yang mendidih.

Alternatif lain jika belum bisa lancar, saluran/pipa pembuang bersihkan dengan menggunakan auger atau fl exible wire untuk mengambil atau menghancurkan ko-toran yang ada dalam pipa.

Waktu: Saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: kain lap/busa, sikat, garam, bikarbonat soda, air mendidih, ember, dan auger atau fl exible wire.

3.3.6.5 Pipa instalasi air

Permasalahan yang sering timbul: Pipa bocor karena pecah atau lepas penyambungannya.

Dinding lembab akibat pipa yang bocor

41 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 47: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Solusi:

A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Tandai jalur pemipaan instalasi air, terutama yang berada di dalam tanah di luar bangunan, agar tidak terkena gangguan yang dapat merusak.

2) Jaga agar tidak ada aktivitas atau tindakan yang merusak pipa tersebut seperti anak bermain, erosi tanah, dll.

B. Pemeliharaan berkala

Lakukan pengamatan/kontrol secara berkala (bulanan) terhadap instalasi (pemi-paan) air dengan menelusuri jalur lintasannya, barangkali ada kerusakan atau gejala kerusakan. Jika jalur lintasan tersebut tidak diketahui, dapat melacaknya dengan melihat pada as built drawing. Kebocoran pipa dapat dideteksi melalui adanya tanah atau tembok yang basah (sementara bagian lain tidak basah) pada lintasan pipa tersebut. Bisa juga ditandai dengan kran yang tidak mengalir saat dibuka padahal tangki penampung air terisi penuh.

C. Perbaikan ringan

Langkah-langkah perbaikan:

1) Cari lokasi sumber kebocoran2) Stop penyaluran air dengan menutup stop kran.

3) Jika pipa tertanam da-lam dinding tembok, buka plesteran dinding tembok tersebut dengan betel/pahat tembok.

4) Ganti atau tambal pipa yang bocor

5) Dinding diplester dan setelah kering dicat kembali

42 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

4.8 Pembongkaran bahan asbes

Setiap kegiatan yang berhubungan dengan pembongkaran atau ber-potensi merusak bahan yang mengandung asbes harus dilaporkan pada dinas tenaga kerja setempat untuk mendapatkan bantuan serta petunjuk teknis.

Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan oleh pihak seko-lah untuk menjaga keselamatan penghuni sekolah dari bahaya asbes.

Persiapan

a. Sebelum kegiatan yang akan mengganggu asbes dilakukan,wilayah kerja harus ditutup dan hanya pekerja yang boleh ada di lokasi;

b. Pekerjaan hanya boleh dilakukan setelah waktu belajar mengajar selesai;

c. Pekerja harus menggunakan alat-alat kerja dan pelindung yang diberikan oleh pihak sekolah. seperti: helm, masker, ponco, sarung tangan, sepatu boot karet, obeng, kain lap, ember, semprotan, dan lembaran plastik;

d. Lantai kerja dan dinding dilapisi plastik; dan

e. Pekerja diberikan informasi mengenai bahaya asbes dan cara bekerja yang aman dengan bahan asbes.

Pelaksanaan

1) Asbes harus di basahi sebelum di bongkar. Lembaran asbes harus dibasahi de-ngan menggunakan kain lap basah. Kain lapnya tidak boleh dibilas lagi, yang boleh adalah mengelap dengan bagian kain lap yang belum tersentuh asbes;

2) Lembaran asbes harus di bongkar dengan baik sehingga tidak ada yang pecah/rusak;

3) Sampah asbes harus dimasukan kedalam plastik yang telah diberi tanda peri- ngatan dan dibuang saat pembongkaran selesai;

4) Setelah pekerjaan pembongkaran selesai para pekerja harus mandi;

5) Semua alat kerja dan pelindung harus di kembalikan kepada sekolah untuk di-simpan dan hanya boleh digunakan untuk kegiatan pembongkaran/perawatan bahan asbes; dan

6) Sampah Asbes harus di kubur di lubang dan ditimbun dengan ketebalan timbu-nan minimum 25 cm

63 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 48: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

4.7. Pakaian Pelindung

Pakaian pelindung wajib dike-nakan oleh setiap pekerja yang akan merawat atau membongkar bagian bangunan yang mengan-dung bahan asbes.

Melaporkan kepada Dinas Ketenagakerjaan bila ada kegiatan pembongkaran bahan asbes di sekolah dan meminta petunjuk teknis pelaksanaan.

Sekolah harus menyediakan perlengkapan pelindung-bagi para pekerja yang akan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bahan asbes. Komite Sekolah harus menyiapkan anggaran untuk pengelolaan bahan asbes di sekolah.

Semua pihak baik guru, murid, staf, dan penghuni sekolah lainnya harus mematuhipedoman manajemen asbes di sekolah, termasuk didalamnya tidak merusak atau mengganggu bahan asbes yang telah terpasang di sekolah

Kacamata pelindungMasker pelindung

Sarung tangan

Ponco

Sepatu boot

Kotak peralatan

62 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Bila ada pipa yang bocor harus segera diganti, namun secara darurat harus diatasi dulu agar penyaluran air tidak terganggu. Langkahnya seperti gambar berikut:

Waktu: saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan:

Untuk pipa PVC dan tertanam dalam tembok: palu, betel, gergaji besi, treat tape, pipa cadangan, kuas, amplas, lem pipa.

Untuk pipa galvanis, sebaiknya dikerjakan oleh tukang pipa, mengingat peralatan yang diperlukan cukup banyak mungkin tidak tersedia di sekolah. Peralatan tersebut adalah: pemotong pipa, pembuat ulir pipa, klem penjepit pipa, kunci pipa. Bahan yang diperlukan; pipa dan shock penyambung pipa, barel union, treat tape (seal tape/isolasi pipa), oli pelumas.

3.3.6.6 Keran air

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a) Keran kotor dan berkarat/kerak di bagian luar se-hingga akan merusak lapisan ausnya;

b) Keran mampat, air tidak lancar saat dibuka, bisa ter-jadi karena adanya karat atau kerak di bagian da-lamnya; dan

c) Keran bocor/tidak rapat saat ditutup, biasanya terjadi karena ring karet (washer)nya sudah aus atau karet sudah tidak lentur lagi (mengeras).

Gunakan klem dan skrup Gunakan tape listrik

Gunakan klem Gunakan dempul plastik

43 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 49: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Solusi:A. Pemeliharaan rutin/menerus

Bersihkan keran dengan air sabun dan busa atau kain lap, bila perlu bisa dengan sikat.

Waktu: setiap hari.

Alat, bahan dan perlengkapan: kain lap/busa, sikar, air sabun.

B. Pemeliharaan berkala

Lakukan pengamatan/kontrol secara berkala (bulanan) terhadap keran dengan men-coba membuka dan menutup barangkali ada ketidak lancaran atau gejala kerusa-kan.

Waktu: setiap dua bulan sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: -

C. Perbaikan ringan .

Bila keran (dari logam) mampat diduga terdapat karat atau kerak di dalam, bersihkan dengan cara:

1) lepaskan keran dari tempatnya;

2) rebus air yang dicampur dengan cuka;

3) rendam keran dalam air tersebut sekitar 15 menit; dan

4) bersihkan kerak dengan sikat pada bagian luar, sedangkan pada bagian dalam yang tidak terjangkau dengan sikat, putar-putar keran dengan membuka dan menutup seperti waktu menggunakan dengan berulang ulang sampai lancar.

Bila keran bocor, langkah-langkah penyelesaiannya:

1) Stop penyaluran air dengan menutup stop kran;

2) Buka sekrup untuk melihat karetnya (bagian yang sering rusak karena peng-gunaan);

3) Ganti ring karet (washer) bila tidak bisa maka di ganti dengan keran yang baru; dan

4) Apabila diganti keran baru waktu memasang perlu diberi seal tape (treat tape) pada ulir keran ke pipa sambungannya.

Waktu: saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: kunci pipa atau kunci inggris, sikat, panci air, drei/obeng, keran pengganti (bila perlu), treat tape, dan cuka.

44 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

4.5. Kajian kondisi bahan asbesSekolah yang menggunakan bahan yang mungkin mengandung asbes (misalnya bahan plafon yang bukan terbuat dari tripleks) harus mengkaji kondisi dari bahan tersebut setiap bulan atau pada saat bahan tersebut terganggu/rusak. Kemudian perlu diambil tindakan sesuai dengan hasil kajian tersebut.

4.6. Tugas dan tanggungjawab didalam pengelolaan bahan asbesPimpinan Sekolah harus bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan atas bahan asbes yang terda-pat disekolah untuk menjaga kesehatan dan keselama-tan semua staf, murid sekolah, dan pekerja dari debu asbes.

Memberikan penyuluhan kepada para murid, guru, dan staf tentang bahaya asbes serta tatacara pengelolaan bahan yang mengandung asbes

Pimpinan sekolah harus menugaskan tim pemeliharaan-bangunan sekolah untuk melaksanakan pengelolaan bahan yang mengandung asbes.

Kondisi

Baik

Normal

Buruk

Description

Bahan asbes terbungkus/tertutup rapi, tidak pecah, dan tidak dapat di jangkau siswa/ter-ganggu oleh aktifi tas sekolah.

Sulit dijangkau dan dalam kondisi baik/tidak pecah/tidak rapuh.

Dapat dijangkau oleh siswa akibat kegiatan disekolah dan permukaannya sudah rusak atau pecah.

Management Action

- Dipelihara (lihat 4.9)

- Pekerjaan ringan diperbolehkan (lihat 4.10)

Dibuang (Lihat. 4.8)

61 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 50: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Apakah ada bahan yang mengandung asbes di sekolah?

Apakah ada bahan panel yang dipakai

selain tripleks?

Tidak Ada bahan yang menagndung asbes (tidak perlu diambil

tindakan)

Asumsikan ada bahan asbes

Evaluasi kondisi bahan yang mengandung asbes

Apakah dapat meng-ganggu kesehatan?

Laporkan pada dinas Ketenagakerjaan

Tentukan cara pengelo-laan

Pembuangan(4.8)

Diagram pengelolaan bahan asbes di sekolah

Tidak

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

YaDiberi tanda

peringatan dan dipelihara (4.9 &

4.10)

Di evaluasi secara berkala

Verifi kasi apakah ada bahan asbes?

Pastikan dengan mengecek Gam-

bar As Built

Cek gambit As Built dan lakukan inspeksi untuk mengetahui lokasi

bahan tersebut

60 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

3.3.6.7 Bak penampung (tangki penampung air)

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

1) Bak penampung kotor, karena ada endapan lumpur dari air permukaan kotor oleh debu;

2) Bocor pada sambungan pipa outlet; dan

3) Kerangka baja penyangga tangki berkarat.

Solusi:A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Tangki air atau bak penampung perlu secara periodik (misalnya seminggu sekali) dibersihkan.

2) Langkah-langkah pemeliharaan sebagai berikut:

- Bersihkan lumpur endapan maupun lumut pada bak penampung (tangki) bagian dalam hingga bersih.

- Selesai pembersihan bagian dalam sekaligus lanjutkan pembersihan tangki dan komponen lainnya di bagian luar.

Waktu: seminggu sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: sikat dan air sabun.

B. Pemeliharaan berkala

Lakukan pemeriksaan secara berkala (tiga bulan sekali) untuk memastikan bahwa:

1) Lubang vent bekerja dengan baik;

2) Pelampung penutup keran berfungsi dengan baik;

3) Lubang peluap tidak tersumbat;

4) Keran penguras bekerja dengan baik;

5) Konstruksi kerangka baja: dibersihkan karatnya dengan sikat baja dan dicat ulang setiap 3 tahun sekali; dan

6) Bila penyangga terbuat dari beton perhatikan apak-ah ada retak besar yang berbahaya.

Perawatan konstruksi kerangka baja

(5)

45 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 51: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

C. Perbaikan ringan

Bila ada pipa yang bocor harus segera diganti, namun secara darurat harus diatasi dulu agar penyaluran air tidak terganggu. Langkahnya seperti gambar yang telah diuraikan pada perbaikan pipa di atas.

3.3.7 Instalasi ListrikPermasalahan yang sering timbul antara lain:

a) Bola lampu mati, mungkin karena masa pakainya habis, atau gangguan lain;

b) Sekering putus, kemungkinan ada arus pendek;

c) Saklar dan stop kontak terlepas dari dudukannya (longgar terhadap dinding);

d) Stop kontak rusak; dan

e) Aliran arus terputus, sehingga lampu, stop kontak dan saklar tidak berfungsi.

Solusi:A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) As built drawing selalu tersedia di kantor sekolah, sebagai panduan bila akan melacak jaringan instalasi listriknya;

2) Bersihkan lampu termasuk kap atau armaturnya dari kotoran (debu) setiap hari dengan menggunakan kemoceng/sulak atau kain. Jangan membersihkan bola lampu saat lampu menyala bila tergoyang fi lamen akan cepat putus/mati;

3) Segera diganti apabila ada lampu yang mati akibat putusnya fi lamen;

4) Hindari mematikan dan menghidupkan lampu yang tidak perlu. Kestabilan tegangan pada instalasi lis-trik akan menjaga keawetan lampu;

5) Pastikan lampu selalu dimatikan setelah selesai di-gunakan (setelah pulang sekolah); dan

6) Simpan catatan meteran dan pantau tagihan lis-trik setiap bulan. Hal itu dilakukan untuk mencari besarnya variasi konsumsi daya pemakaian untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

46 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

4.2. Nilai ambang batas serat asbes di udaraKonsentrasi debu asbes di udara lingkungan kerja tidak boleh melebihi ambang ba-tas yang ditetapkan oleh pemerintah indonesia yaitu 2 serat per mililiter udara.

Kajian mengenai keberadaan bahan asbes pada material bangunan dan kadar kon-sentrasi debu asbes diudara dapat dilakukan oleh Kantor Pusat Hiperkes-Depnaker, Jl. A. Yani No. 69-70 Jakarta Pusat.

4.3. Bahan asbes bisa ada dimana saja?

Mengingat banyaknya produk asbes serta sulitnya mengidentifi kasi keberadaan ba-han asbes pada material bahan bangunan, maka semua produk bahan bangunan berbentuk panel yang bukan terbuat dari triplex harus dianggap sebagai bahan yang mengandung asbes.

4.4. Bagaimana cara mengelola bahan asbes/mungkin mengandung asbes?Tujuan dari pengelolaan bahan yang mengandung asbes di sekolah adalah untuk menjaga kesehatan dan keselamatan semua penghuni sekolah dari bahaya yang dapat ditimbulkan dari menghirup serat asbes yang terdapat di udara.

Pengelolaan bahan asbes dapat dilakukan oleh pihak sekolah dengan mengikuti dia-gram berikut ini:

Dinding

Plafon

Penutup Atap

59 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 52: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

MA

NA

JEM

EN

AS

BE

S D

IS

EK

OLA

H

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001: se-mua bahan asbes kecuali Asbes Putih (Chrysotile) telah dilarang penggunaannya di Indonesia. Asbes putih termasuk dalam kategori bahan beracun dan berbahaya yang masih dapat digunakan di Indonesia.

Penggunaan bahan yang mengandung Chrysotile harus mengikuti Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, No. KEP.104/DJPPK/IX,2006: Petunjuk teknis pemakaian bahan yang mengandung asbes ditempat kerja.

4.1. Prinsip umum

Semua orang pada lokasi dimana terdapat bahan yang mengandung /mungkin men-gandung asbes harus menda-patkan informasi yang cukup mengenai dampak bahan asbes pada kesehatan dan cara pencegahannya seperti yang terdapat pada buku pan-duan ini.

Kalau ada,Gambar As Built harus dikaji sebelum kegiatan pemeliharaan/perbaikan dilaksanakan.

Kalau tidak terganggu dan tertutup. Bahan asbes tidak terlalu ber-bahaya bagi kesehatan, sehingga bahan asbes yang sudah terlanjur terpasang sebaiknya dibiarkan ditempat.

Perlu dilakukan pemberian tanda pada bahan asbes yang kondisinya buruk. (lihat 4.5). Lokasi bahan asbes/mungkin mengandung asbes harus ditunjukan pada Gambar As Built.

Tindakan pencegah-an harus diambil untuk mencegah debu asbes berterbangan di udara.

BAB 4. Manajemen Asbes di Sekolah

58 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Waktu: seminggu sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: tangga, kemoceng/sulak, dan kain lap.

B. Pemeliharaan berkala

Lakukan pengecekan secara berkala setiap bulan; hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Pastikan tidak ada kabel terbuka yang terpasang;

2) Pastikan semua pemasangan stop-kontak di dinding, dipasang dengan sempur-na dan aman;

3) Pastikan tidak ada kebocoran air pada daerah lampu atau pada stop-kontak lis-trik;

4) Cek apakah starter pada lampu TL (neon) masih berfungsi (belum mati);

5) Periksa dan ganti bola lampu yang terbakar/ putus setiap ada yang mati; dan

6) Periksa saklar/stop-kontak, apakah masih dalam kondisi baik? Ganti saklar/stop-kontak yang rusak dengan segera, untuk mencegah kerusakan lainnya dan mencegah kemungkinan terjadi kebakaran akibat arus pendek.

Instalasi listrik yang materialnya berupa kabel dan material lainnya akan menjadi aus sejalan dengan perjalanan waktu. Oleh karena itu instalasi listrik perlu diuji dan diperiksa oleh tenaga ahli kelistrikan minimal 5 tahun sekali.

As-built drawing selalu tersedia

Lampu yang sudah rusak

Pastikan bahwa stop kontak dan lampu berfungsi dengan baik

Cara Penggantian Bola Lampu

Simpan catatan meteran dan pantau tagihan listrik

47 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 53: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Waktu: pengontrolan sebulan sekali, dan tes instalasi setiap lima tahun sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: tangga, obeng, dan obeng listrik (tes pen).

C. Perbaikan ringan

Pekerjaan instalasi listrik merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian. Per- baikan instalasi ini juga perlu dilakukan oleh orang yang berkompeten, mengingat bila terjadi kesalahan bisa berbahaya. Perbaikan yang bisa dilakukan oleh warga sekolah atau tim pemeliharaan bangunan sekolah adalah:

1) Mengganti bola lampu maupun TL bila ada yang putus;

2) Mengganti sekering bila putus dengan sekring baru yang ukurannya sama. Ja-ngan sekali-kali mengganti sekering dengan kabel yang lebih besar dari yang sehatrusnya (sekering lama);

3) Perbaikan stop kontak meliputi: a) putusnya per pada kontak-kontak saklar, b) mur/baut pada stop kontak dan sakelar tidak terpasang dengan sempurna, c) saklar pecah akibat benturan benda mekanis. Jika stop kontak sudah tidak bisa diperbaiki lagi sebaiknya diganti dengan yang baru; dan

4) Memperbaiki fi tting lampu bila sekrup tidak terpasang dengan baik atau kabel lepas, atau fi tting pecah/rusak. Bila tidak bisa diperbaiki segera diganti dengan yang baru.

Untuk komponen lain seperti penggantian kabel, pengecekan jaringan, penambahan titik lampu baru, penggantian box sekering, dsb. harus dilakukan oleh orang yang ahli. Ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan yang bisa mengakibatkan arus pendek yang dapat menimbulkan percikan api.

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: tangga, lampu cadangan, starter, sekering, tang kabel, obeng, obeng listrik (tes pen), saklar, stop kontak, fi tting dan isolasi.

Jika hal-hal tersebut diatas tidak dipatuhi maka akan menimbulkan bahaya keba-karan. Sehubungan dengan hal itu sekolah dianjurkan agar memiliki alat pemadam kebakaran.

3.3.8 Pemeliharaan Halaman SekolahPekerjaan pemeliharaan halaman sekolah diantaranya:

a. Tanaman pohon dan taman;

b. Pintu gerbang dan pagar keliling bangunan;

c. Tempat pembuangan sampah;

48 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

3.3.8.8 Peresapan air hujan

Apabila air tanah cukup dalam sebaiknya air hujan tidak semuanya langsung dibuang ke selokan dan keluar halaman, tetapi diresapkan ke dalam tanah di halaman seko-lah. Ini dimaksudkan untuk menjaga kesetabilan air tanah. Lebih-lebih jika sumber air sekolah tersebut berasal dari sumur.

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a. Saluran peresapan tersumbat oleh sampah atau kotoran padat lainnya pada sa-ringan peresapan;

b. Sumur peresapan penuh dengan lumpur yang terbawa oleh air hujan, sehingga tidak dapat menampung air lagi; dan

c. Saringan penahan sampah cepat rusak, karena terbuat dari logam sehingga mu-dah berkarat.

SolusiA. Pemeliharaan rutin/menerus

Jaga agar saluran tidak tersumbat dengan cara membersihkan sampah atau kotoran padat lainnya yang berpotensi menyumbat saluran, baik di saluran terbuka yang menuju peresapan maupun di inletnya/saringan.

Waktu: setiap hari saat musim hujan.

Alat, bahan: sapu lidi, serokan dan sekop.

B. Pemeliharaan berkala

Setiap musim kemarau lumpur yang ada di dalam peresapan harus diangkat sampai bersih, dengan cara angkat tutup peresapan dan bersihkan kotoran dan lumpur yang ada di dalam peresapan tersebut. Setelah bersih ditutup kembali.

Waktu: setiap musim kemarau (setelah musim hujan dan sebelum musim hujan beri-kutnya.

Alat, bahan: Sekop, cangkul, sendok spesi dan gerobak dorong.

C. Perbaikan ringan

Jika saringan penahan sampah rusak segera diganti dengan yang baru.

Waktu: setiap terjadi kerusakan.

Alat, bahan: palu, tang dan saringan pengganti.

57 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 54: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

c. Dinding tepi lantai di sekeliling sumur ditumbuhi lumut;

d. Pompa air tidak berfungsi dengan baik;

e. Saluran ke tangki penampung bocor; dan

f. tangki penampung kotor

(khusus mengenai pipa saluran air dan tangki penampungan air telah dibahas pada bagian Instalasi Air dan Sanitasi).

SolusiA. Pemeliharaan rutin/menerus

Bersihkan lantai sekitar sumur dari berbagai jenis kotoran

Waktu: setiap hari atau setiap saat terlihat ada kotoran.

Alat: sapu lidi, serokan, skop, ember.

B. Pemeliharaan berkala

1) Kontrol dinding sumur dan penutup mungkin terjadi retak, pompa bila ada keru-sakan atau gejala kerusakan. Bila pompa air menggunakan jenis pompa tangan, tuas pemompa dan engselnya secara berkala diberi pelumas. Semua besi yang terlihat dilindungi dengan cat supaya tidak mudah berkarat;

2) Jika sekolah menggunakan pompa listrik, periksalah secara berkala dengan memperhatikan suara pompa saat sedang dihidupkan. Jika suaranya terasa kasar dibandingkan dengan sebelumnya atau ada masalah yang berhubungan dengan kinerja pompa tersebut, sebaiknya minta bantuan ahlinya untuk diper-baiki; dan

3) Bersihkan dinding sumur dari lumut dan tumbuhan lain.

Waktu: sebulan sekali

Alat, bahan: skrap/kape, serokan, sikat.

C. Perbaikan ringan

Jika ada kerusakan dinding sumur atau lantai disekelilingnya, segera diperbaiki agar kerusakan tidak semakin parahyang dapat mengakibatkan sumur menjadi terce-mar.

Jika pompa air mengalami kerusakan sebaiknya diperbaiki oleh tenaga ahli yang berpengalaman.

Waktu: segera saat diketahui ada kerusakan.

Alat, bahan: peralatan tukang batu, semen, dan pasir.

56 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

d. Drainase air hujan;

e. Jalan setapak;

f. Rabat beton sekitar gedung;

g. Sumur dan pompa; dan

h. Utilitas (instalasi listrik, air kotor, septictank dan resapan).

3.3.8.1 Tanaman pohon dan taman

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a. Pohon terlalu tinggi, dahan dan rantingnya mengenai bangunan atau kabel di sekitarnya;

b. Daun kering yang jatuh mengotori halaman, drainase, dan atap/talang;

d. Taman (tanaman hias) tumbuh tidak teratur;

e. Rumput halaman sebagai “ground cover” mati, sehingga tanah menjadi terbuka; dan

f. Letak pohon yang kurang memberi manfaat, misalnya kurang dapat melindungi bangunan dari panas matahari, kurang rindang,dsb.

ket. a: tinggi maksimal pohon sejajar dengan tinggi atap gedung, radius akar maksimal = radius daun terluar

SolusiA. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Bersihkan sampah daun yang jatuh secara rutin setiap hari.

2) Siram tanaman/taman bila tidak sedang musim hujan.

3) Tanam pohon pada tempat yang tepat agar dapat menjadi pelindung bangunan

49 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 55: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

dari sinar matahari langsung dan angin kencang. Penanaman pohon juga ditem-patkan pada bagian halaman yang perlu perindang dan tidak mengganggu aktifi tas belajar (termasuk olah raga).

Waktu: penyiraman setiap hari, dan penyiangan dan pemupukan sebulan sekali/sesuai dengan kebutuhan.

Alat, bahan dan perlengkapan: selang air, cangkul, gunting rumput, pupuk, masker, sarung tangan.

B. Pemeliharaan berkala

1) Periksa pepohonan baik akar maupun dahannya apakah ada yang mengenai bangunan atau kabel;

2) Pangkas dahan/ranting pohon yang mengganggu bangunan/kabel secara berka-la tiga bulan sekali;

3) Jika ada akar pohon yang diduga akan merusak bangunan (pondasi, jalan seta-pak, rabat keliling, dinding penahan tanah (talud), maupun saluran drainase), segera potong pohon tersebut dan ganti dengan pohon yang akarnya tidak bera-kar tunggang, jika masih memungkinkan potong akar pohon yang mengganggu; dan

4) Lakukan pemangkasan secara bekala dengan menggunakan gunting rumput. Halaman yang tidak tertutup oleh tanaman ditanami rumput agar tidak mudah erosi.

Waktu: tiga bulan sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: cangkul, gunting rumput, gergaji, parang, selang air, bibit tanaman/rumput, pupuk tanaman.

3.3.8.2 Pemeliharaan Pintu Gerbang dan Pagar

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a. Pagar kotor berlumut atau berkarat karena sering kena air atau udara lembab;

b. Engsel/roda pintu gerbang tidak lancar karena karat;

c. Cat mengelupas karena pengaruh cuaca;

d. Pagar /pintu gerbang rusak karena pemakaian atau karena hal lain;

e. Roda atau engsel pintu gerbang rusak karena pe-makaian; dan

f. Pagar dirambati tumbuhan jalar.

50 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Waktu: saat terjadi kerusakan

Alat, bahan: peralatan tukang batu, semen , pasir, kerikil, alat pencabut rumput, dan air.

3.3.8.6 Rabat beton sekitar gedung

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a. Retak atau pecah oleh penyusutan;

b. Amblas karena penurunan tanah dasarnya; dan

c. Lapisan permukaan semen mengelupas

A. Pemeliharaan berkala

Periksa secara berkala bila ada kerusakan atau tanda-tanda kerusakan, segera diperbaiki sebelum kerusakannya menjadi semakin meluas.

B. Perbaikan ringan

1) Kerusakan pada rabat beton, sebelum dibongkar terlebih dahulu harus ditemu-kan penyebabnya dan dihilangkan. Jika ada akar tumbuhan yang merusak rabat tersebut harus dipotong dan dibuang;

2) Bongkar bagian yang rusak, ratakan lagi tanah dasarnya dan padatkan serta diberi urugan pasir; dan

3) Cor kembali dengan beton yang kualitasnya sama dengan bagian yang lain.

Waktu: segera setelah terjadi kerusakan.

Alat, bahan: peralatan tukang batu, semen, pasir, kerikil, dan air.

3.3.8.7 Sumur dan Pompa Air

Sekolah yang menggunakan sumur sebagai sumber air harus dijaga agar terhindar dari pencemaran. Sebaik-nya sumur tersebut berdinding beton dan ditutup su-paya tidak kemasukan kotoran yang dapat mencemari. Jarak antara sumber air dari tanah dan resapan septik-tank minimal 10m.

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a. Lantai halaman sekeliling sumur terdapat genangan air;

b. Lantai sumur kotor oleh sampah dan lumpur/pasir;

55 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 56: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

Jika penyebabnya tanah dibawah saluran yang amblas, maka terlebih dahulu harus diurug dengan pasir dan dipadatkan. Sedangkan jika rusaknya disebabkan oleh erosi tanah samping, maka harus dilakukan pengurugan dengan tanah dan tanah tersebut ditanami dengan rumput agar tahan terhadap erosi. Bila perlu diberi penahan tanah dari kayu, bambu atau pasangan batu bata.

b. Setelah penyebab kerusakan selesai diatasi baru dibangun kembali seperti ben-tuk semula.

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: peralatan tukang batu, cangkul, parang, gerobag dorong, sekop, dsb.

3.3.8.5 Jalan setapak/selasar penghubung

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a. Terjadi retak / pecah akibat beban atau penurunan tanah dasar;

b. Rusak karena terangkat oleh akar pohon; dan

c. Tumbuhnya rumput liar (pada jalan setapak yang ter-buat dari con-block)

Solusi:A. Pemeliharaan berkala

Periksa secara berkala bila ada kerusakan dan segera diperbaiki sebelum keru- sakannya menjadi semakin meluas.

B. Perbaikan ringan

1) Jika jalan setapak terbuat dari rabat beton, sebelum dibongkar terlebih dahulu harus ditemukan penyebabnya dan dihilangkan. Jika ada akar tumbuhan yang merusak jalan tersebut harus dipotong dan dibuang.

- Bongkar bagian yang rusak dan ratakan lagi tanah dasarnya dan padatkan serta diberi urugan pasir.

- Cor kembali dengan beton sekualitas bagian yang lain.

2) Bila terbuat dari paving blok, bongkar dengan hati-hati agar tidak pecah. Setelah tanah dasar dipadatkan dan diurug pasir, pasang kembali rata dengan bagian yang lain.

Bersihkan rumput liar yang tumbuh di sela-sela paving block

54 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

SolusiA. Pemeliharaan rutin/menerus

Bersihkan pagar dari tumbuhan menjalar dan kotoran yang menempel secara rutin seminggu sekali.

Waktu: seminggu sekali atau saat terlihat kotor.

Alat, bahan dan perlengkapan: parang, sikat, dan air.

B. Pemeliharaan berkala

1) Bersihkan lumut setiap enam bulan sekali terutama setelah musim hujan;

2) Engsel atau roda pintu gerbang secara berkala diberi pelumas supaya licin; dan

3) Pagar dicat ulang setiap tiga tahun sekali dengan menggunakan cat yang sesuai dengan jenis bahan pagar tersebut. Kalau pagar dari tembok, gunakan plamur dan cat tembok, sedangkan pagar dari besi gunakan cat dan meni besi. Sebelum di cat, pagar diamplas terlebih dahulu sampai bersih dan dicat saat pagar dalam keadaan kering.

Waktu: enam bulan sekali, khusus pengecatan bisa tiga tahun sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: skrap/cap, amplas, kuas, cat, oli pelumas, dempul, dan plamur.

C. Perbaikan ringan

a. Pagar yang rusak segera diperbaiki dikembalikan sesuai dengan bentuk semu-la;

b. Roda atau engsel pintu rusak juga segera dibetulkan agar pintu dapat berfungsi seperti semula; dan

c. Apabila tenaga sekolah tidak mampu melakukan sendiri sebaiknya mengundang orang yang mampu mengingat peralatannya belum tentu dimiliki oleh sekolah.

Waktu: insidental saat terjadi kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: peralatan milik tukang atau bengkel.

3.3.8.3 Tempat Pembuangan Sampah

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a. Bak sampah rusak karena sering digunakan untuk membakar sampah. Seharus-nya sampah tidak dibakar dalam bak sampah, tetapi dibuatkan tempat khusus seperti drum yang dindingnya diberi lubang udara.

51 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Page 57: Managemen dan pemeliharaan aset sekolah

b. Pintu dan/atau tutup bak sampah yang terbuat dari logam mudah berkarat dan cepat rusak

Solusi: A. Pemeliharaan rutin/menerus

1) Sampah harus dibersihkan setiap hari dari bak pe-nampung sementara di sekolah, untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir;

2) Jangan membakar sampah dalam bak penampung; dan

3) Seminggu sekali bak sampah disemprot dengan air sampai bersih.

Waktu: Setiap hari.

Alat, bahan dan perlengkapan: gerobak dorong, sapu lidi, serokan, dan selang air.

B. Pemeliharaan berkala

1) Lakukan pengecekan pada bak sampah setiap sebulan sekali apakah ada bagian yang rusak atau tanda-tanda akan rusak;

2) Pintu dan/atau penutup bak sampah jika menggunakan logam harus dicat seta-hun sekali dengan cat besi. Sebelum dicat bersihkan dulu karatnya dengan am-plas hingga bersih; dan

3) Dinding bak sampah yang terbuat dari pasangan tembok atau beton sebaiknya dicat setiap tiga tahun sekali dengan cat kayu(cat minyak) agar pori-porinya ter-tutup rapat dan permukaan tembok menjadi licin.

Waktu: pengecekan setiap bulan, pengecatan bahan logam satu tahun sekali dan pengecatan tembok bak sampah tiga tahun sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: skrap/kape, amplas, kuas, cat, dempul, dan pla-mur.

C. Perbaikan ringan

1) Dinding bak sampah yang rusak (misalnya plester mengelupas, tembok retak, dsb.) segera diperbaiki sesuai dengan bentuk semula;

2) Engsel pintu dan/atau penutup segera diganti bila rusak; dan

3) Demikian juga pintu dan/atau penutupnya bila rusak/keropos segera diperbaiki kembali.

52 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah

Waktu: setiap saat ada kerusakan.

Alat, bahan dan perlengkapan: peralatan tukang batu, tukang cat dan tukang besi/las, pasir, semen, bata/batako, cat, meni.

3.3.8.4 Drainase air hujan

Permasalahan yang sering timbul antara lain:

a. Terdapat sampah daun dari tanaman/tumbuhan sekitarnya;

b. Terjadi endapan lumpur khususnya saat musim hu-jan;

c. Terjadi retak akibat erosi atau pemadatan tanah disekelilingnya;

d. Rusak karena terangkat oleh akar pohon;

e. Retak karena ada penurunan tanah dasarnya; dan

f. Cek kemiringan saluran agar tidak ada genangan air.

SolusiA. Pemeliharaan rutin/menerus

Bersihkan saluran terbuka dari sampah, endapan lumpur atau kotoran lainnya. Gu-nakan sapu lidi dan serokan untuk membersihkan sampah daun kering. Sedangkan sampah endapan lumpur dan sejenisnya dapat diangkat dengan menggunakan ce-tok/sekop.

Waktu: setiap hari.

Alat: sapu lidi, serokan, dan sekop.

B. Pemeliharaan berkala

Periksa setiap tiga bulan sekali keadaan saluran apakah ada kerusakan atau gejala kerusakan. Jika ditemukan kerusakan segera lakukan perbaikan.

Waktu: tiga bulan sekali.

Alat, bahan dan perlengkapan: alat pencatat.

C. Perbaikan ringan

a. Jika saluran retak atau pecah, sebaiknya dicari penyebab retaknya saluran terse-but. Sebelum memperbaiki harus dihilangkan terlebih dahulu penyebab kerusa-kan. Jika penyebabnya akar pohon, maka akar pohon tersebut harus dipotong.

53 Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah