malaria

15
MALARIA * Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria dapat berlangsung akut ataupun kronik. Malaria merupakan penyebab penting dalam mortalitas dan morbiditas kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, terutama di negara-negara tropis. Plasmodium penyebab malaria yang ada di Indonesia terdapat beberapa jenis yaitu plasmodium falciparum, plasmodum vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan yang mix atau campuran. Secara umum, manifestasi klinis malaria adalah demam periodik, anemia, dan splenomegali. Gejala yang klasik yaitu terjadinya “Trias Malaria” yang terjadi berurutan: periode dingin (15-60 menit) dimana pasien mulai menggigil diikuti periode panas: pasien muka merah, nadi cepat, panas badan tetap tinggi beberapa jam kemudian diikuti periode berkeringat yaitu pasien berkeringat banyak dan temperatur turun sehingga pasien merasa sehat. Diagnosis pasti malaria harus harus ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik atau tes diagnostik cepat (RDT-Rapid Diagnostic Test). Pemeriksaan mikroskopik darah tepi satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darh tepi 3 kali dan hasil negatif maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan. Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan

Upload: yanti-tandjung

Post on 12-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

malaria, tugas internsip, tugas koas,

TRANSCRIPT

Page 1: malaria

MALARIA*

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang

menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.

Infeksi malaria dapat berlangsung akut ataupun kronik. Malaria merupakan penyebab penting

dalam mortalitas dan morbiditas kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil,

terutama di negara-negara tropis.

Plasmodium penyebab malaria yang ada di Indonesia terdapat beberapa jenis yaitu

plasmodium falciparum, plasmodum vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan

yang mix atau campuran.

Secara umum, manifestasi klinis malaria adalah demam periodik, anemia, dan

splenomegali. Gejala yang klasik yaitu terjadinya “Trias Malaria” yang terjadi berurutan:

periode dingin (15-60 menit) dimana pasien mulai menggigil diikuti periode panas: pasien

muka merah, nadi cepat, panas badan tetap tinggi beberapa jam kemudian diikuti periode

berkeringat yaitu pasien berkeringat banyak dan temperatur turun sehingga pasien merasa

sehat.

Diagnosis pasti malaria harus harus ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah

secara mikroskopik atau tes diagnostik cepat (RDT-Rapid Diagnostic Test). Pemeriksaan

mikroskopik darah tepi satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan diagnosa

malaria. Pemeriksaan darh tepi 3 kali dan hasil negatif maka diagnosa malaria dapat

dikesampingkan. Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui: tetesan preparat

darah tebal dan tetesan darah tipis. Tetesan preparat darah tebal bertujuan menemukan parasit

malaria dalam darah, sedangkan tetesan darah tipis digunakan untuk identifikasi jenis

plasmodium bila dengan preparat darah tebal sulit ditentukan.

Departemen Kesehatan RI membagi tatalaksana malaria menjadi 2, yaitu

penatalaksanaan malaria tanpa komplikasi dan malaria dengan komplikasi.

A) Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi

1) Malaria falciparum dan Malaria vivaks

Pengobatan malaria falciparum dan vivaks saat ini menggunakan ACT di tambah

primakuin. Dosis ACT untuk malaria falciparum sama dengan malaria vivaks,

sedangkan obat primakuin, untuk malaria falciparum hanya diberikan pada hari

pertama saja dengan dosis 0,75 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks selama 14 hari

Page 2: malaria

dengan dosis 0,25 mg /kgBB. Lini pertama pengobatan malaria falciparum dan malaria

vivaks adalah seperti yang tertera di bawah ini:

(a) Lini Pertama

ACT + Primakuin

Tabel 1. Pengobatan Lini Pertama Malaria falciparum menurut berat badan dengan

Dihydroartemisinin + Piperakuin (DHP)dan Primakuin

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan

<5 kg 6-10 kg11- 17

kg

18-30

kg31-40 kg

41-59

kg> 60 kg

0 -1

Bulan

2 -11

Bulan

1 - 4

tahun

5 - 9

tahun

10 -14

Tahun

> 15

Tahun

> 15

Tahun

1-3 DHP 1/4 1/2 1 1½ 2 3 4

1Primakuin - - 3/4 1½ 2 2 3

Tabel 2. Pengobatan Lini Pertama Malaria vivaks menurut berat badan dengan

Dihydroartemisinin + Piperakuin (DHP)dan Primakuin

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan

<5

kg

6-10

kg

11- 17

kg

18-30

kg

31-40

kg

41-59

kg

> 60

kg

0 -1

Bula

n

2 -11

Bulan

1 - 4

tahun

5 - 9

tahun

10 -14

Tahun

> 15

Tahun

> 15

Tahun

1-3 DHP 1/4 ½ 1 1½ 2 3 4

1-14Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1 1

Dosis obat : Dihydroartemisinin = 2 – 4 mg/kgBB

Piperakuin = 16 – 32 mg/kgBB

Primakuin = 0,75mg/kgBB (P falcifarum untuk hari I)

Primakuin = 0,25 mg/kgbb (P vivax selama 14 hari)

Page 3: malaria

Catatan :

- Sebaiknya dosis pemberian DHA + PPQ berdasarkan berat badan, apabila

penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka pemberian obat dapat

berdasarkan kelompok umur.

- Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel pengobatan),

maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.

- Dapat diberikan pada ibu hamil trimester 2 & 3

- Bila pasien P.f dengan BB > 80 kg datang kembali dalam waktu 2 bulan setelah

pemberian obat dan pemeriksaan Sediaan Darah masih positif P.f, maka diberikan

DHP dengan dosis ditingkatkan menjadi 5 tablet/hari selama 3 hari.

Tabel 3. Pengobatan Lini Pertama Malaria falciparum menurut berat badan dengan

Artesunat +Amodiakuin dan Primakuin

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan

<5kg 6-10kg 11-17kg 18-30kg 31-40kg 41-49kg 50-59kg >60 kg

0 -1

Buln

2 -11

Bulan

1 - 4

tahun

5 - 9

tahun

10 -14

Tahun

> 15

Tahun

> 15

Tahun

> 15

Tahun

1-3Artesunat ¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4

1 Primakuin - - 3/4 1½ 2 2 2 3

Tabel 4. Pengobatan Lini Pertama Malaria vivaks menurut berat badan dengan

Artesunat +Amodiakuin dan Primakuin

Ha

riJenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan

<5kg 6-10kg 11-17kg 18-30kg 31-40kg 41-49kg 50-59kg ≥ 60kg

0 -1

Bulan

2 -11

Bulan

1 - 4

tahun

5 - 9

tahun

10 -14

Tahun

> 15

Tahun

> 15

Tahun

> 15

Tahun

1-3Artesunat ¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4

1-

14

P vivax

Primakuin- - 1/4 1/2 ¾

11

1

Dosis obat : Amodiakuin basa = 10mg/kgbb dan Artesunat = 4mg/kgbb.

Primakuin = 0,75mg/kgBB (P falcifarum untuk hari I)

Primakuin = 0,25 mg/kgbb (P vivax selama 14 hari)

Page 4: malaria

(b) Lini kedua untuk malaria falciparum

Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin

Pengobatan lini kedua malaria falciparum diberikan, jika pengobatan lini pertama tidak

efektif dimana ditemukan: gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak

berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).

Tabel 5. Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria Falciparum

(Dengan Obat Kombinasi Kina dan Doksisiklin)

Tabel 6. dosis Doksisiklin

Hari Jenis obat Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan

<5kg 6-19 kg 20-29 kg 30-44 kg 45-59 kg > 60 kg

0-1

bulan

1 – 8

tahun

> 8 tahun 10-14

tahun

> 15 tahun > 15 tahun

Hari 1-7 Doksisiklin - - 2 x 25 mg 2 x 50 mg 2 x 75 mg 2 x 100 mg

Catatan : Dosis Kina diberikan sesuai BB (3 x 10mg/kgBB / hari)

Dosis Doksisiklin 3.5 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari( > 15 tahun)

Dosis Doksisiklin 2.2 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari( 8-14 tahun)

HariJenis

obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan

<5kg 6-10kg 11-17kg18-

30kg

31-

33kg

34-

40kg

41-45

kg56-60 kg >60 kg

0-1

bulan

2-11

bulan

1 - 4

tahun

5-9

tahun

10-14

tahun

10-14

tahun

> 15

tahun

> 15

tahun

> 15

tahun

Hari

1-7

Kina sesuai

BB

3 x ½ 3 x 1 3 x 1½ 3 x 1½ 3 x 2 3 x 2½ 3 x 2½ 3 x 3

Hari

1

Prim

akuin

-

¾ 1½ 2 2 2 2 3 3

Page 5: malaria

Tabel 7. Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria Falciparum

(Dengan obat kombinasi Kina dengan Tetrasiklin)

HriJenis

obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan

<5kg6-

10kg11-17kg 18-30kg

31-

33kg 34-40kg

41-

45kg

50-

60kg>60kg

0-1

bulan

2-11

bulan

1 – 4

tahun

5-9

tahun

10-14

tahun

10-14

tahun

> 15

tahun

> 15

tahun

> 15

tahun

Hari

1-7

Kina sesua

i BB

3 x ½ 3 x 1 3 x 1½ 3 x 1½ 3 x 2 3 x 2½ 3 x 2½ 3 x 3

Hari

1

Prim

akuin

- ¾ 1½ 2 2 2 2 3 3

Tabel dosis Tetrasiklin

HariJenis

obatJumlah tablet perhari menurut berat badan

<5kg6-

10kg11-17kg 18-30kg 31-40kg 41-49kg

50-59

kg≥ 60 kg

0-1

bulan

2 – 11

bulan

1 - 4

tahun

5-9

tahun

10-14

tahun

> 15

tahun

> 15

tahun

> 15

tahun

Hari

1-7

Tetras

iklin

- - - Sesuai

BB

4 x 125

mg

4 x

125mg

4 x

250mg

4 x

250mg

Catatan : Dosis Tetrasiklin 4 mg/kgBB/kali diberikan 4xsehari

c) Pengobatan lini kedua malaria vivaks

Kina + Primakuin

Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivaks yang tidak respon terhadap

pengobatan ACT.

Page 6: malaria

Tabel 8. Pengobatan Lini Kedua Malaria Vivaks

HriJenis

obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan

<5kg6-

10kg11-17kg 18-30kg 31-33kg 34-40kg

41-45

kg56-60kg >60 kg

0-1

bulan

2-11

bulan

1 - 4

tahun

5-9

tahun

10-14

tahun

10-14

tahun

> 15

tahun

> 15

tahun

> 15

tahun

Hari

1-7

Kina sesuai

BB

3 x ½ 3 x 1 3 x 1½ 3 x 1½ 3 x 2 3 x 2½ 3 x 2½ 3 x 3

Hari

1-14

Prim

akuin

- - ¼ ½ ¾ ¾ 1 1 1

d) Pengobatan malaria ovale

(1) Lini pertama Malaria ovale

Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT (Artemisinin

Combination Therapy) yaitu Dihydroartemisinin Piperaquin (DHP)

atau Artesunate + Amodiaquin. Dosis pemberian obatnya sama

dengan untuk malaria vivaks

(2) Pengobatan Lini Kedua Malaria Vivaks/Ovale

Pengobatan Lini ke 2 untuk malaria ovale sama dengan untuk

malaria vivax

e) Pengobatan malaria malariae

Pengobatan P. malariae cukup diberikan ACT 1 kali perhari selama 3

hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak

diberikan primakuin

f) Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. Vivaks/P.ovale dengan

Artemisinin Combination Therapy (ACT).

Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3 hari serta

primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari .

Page 7: malaria

Tabel 9. Pengobatan infeksi campur P.falciparum + P. Vivax/P.ovale dengan Dehydroartemisinin+Piperakuin

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan

<5 kg 6-10 kg 11- 17 kg 18-30 kg 31-40 kg 41-59 kg > 60 kg

0 -1

Bulan

2 -11

Bulan

1 - 4

tahun

5 - 9

tahun

10 -14

Tahun

> 15

Tahun

> 15

Tahun

1-3 DHP 1/4 1/2 1 1,5 2 3 4

1-14Primakuin

- - 1/4 1/2 3/4 1 1

Tabel 10. Pengobatan infeksi campur P.falciparum + P. Vivax/P.ovale dengan Artesunat + Amodiaquin

HariJenis obat

Jumlah tablet perhari menurut berat badan

<5 kg 6-10 kg 11- 17 kg 18-30 kg 31-40 kg 41-59 kg > 60 kg

0 -1 Bulan

2 -11 Bulan

1 – 4 tahun

5 – 9 tahun

10 -14 Tahun

> 15Tahun > 15Tahun

1-3

Artesunat

¼ ½ 1 2 3 4 4

Amodiakuin

¼ ½ 1 2 3 4 4

1-14 Primakuin

- - ¼ ½ ¾ 1 1

Amodiakuin basa = 10 mg/kgbb dan Artesunat = 4 mg/kgbb.

g) Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. malariae dengan Artemisinin Combination Therapy (ACT).

Infeksi campur antara P. falcifarum dengan P.malariae diberikan regimen ACT selama 3 hari dan primakuin pada hari I.

ATAU

Page 8: malaria

B) Pengobatan malaria pada ibu hamilPada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan pada orang dewasa lainnya, perbedaan adalah pada pemberian obat malaria berdasarkan umur kehamilan. Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin. Tabel B.1. Pengobatan malaria pada ibu hamil :

Umur Kehamilan PengobatanTrimester I (0-3 bulan) Kina tablet selama 7 hariTrimester II (4-6 bulan) ACT tablet selama 3 hariTrimester III (7-9 bulan) ACT tablet selama 3 hari

C) Penatalaksanaan malaria berat

Pengobatan malaria berat di tingkat Puskesmas dilakukan dengan memberikan

artesunate/artemeter ataupun kina dihidroklorida intramuscular sebagai dosis

awal sebelum merujuk ke RS rujukan. Apabila rujukan tidak memungkinkan,

pengobatan dilanjutkan dengan pemberian dosis lengkap artesunate/artemeter intra

muscular. Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil di Puskesmas dilakukan dengan

memberikan kina HCl pada trimester 1 secara intra muscular dan

artesunate/artemeter injeksi untuk trimester 2 dan 3.

Pengobatan malaria di tingkat RS dianjurkan untuk menggunakan artesunate

intravena. Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil pada trimester 2 dan 3

menggunakan artesunate intravena,sedangkan untuk ibu hamil trimester 1

menggunakan kina parenteral.

Artesunate (AS) diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb per-iv, dan diulang

setelah 12 jam dengan dosis yang sama. Selanjutnya artesunate diberikan 2,4 mg/kgbb

per-iv satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Pemberian AS parenteral

dapat diganti oral setelah paling kurang pemberian 3 kali ( 0 jam, 12 jam dan 24

jam ). Larutan artesunate ini juga bisa diberikan secara intramuskular (i.m) dengan

dosis yang sama. Bila penderita sudah dapat minum obat, maka pengobatan

dilanjutkan dengan regimen dihydroartemisinin-piperakuin + primakuin atau ACT

lainnya (Lihat dosis pengobatan lini pertama malaria falsiparum tanpa komplikasi).

Pilihan utama : Artesunat intravena

Page 9: malaria

Artemeter intramuskular tersedia dalam ampul yang berisi 80 mg artemeter

dalam larutan minyak. Artemeter diberikan dengan dosis 1,6mg/kgbb intramuskular

dan di ulang setelah 12 jam. Selanjutnya artemeter diberikan 1,6 mg/kgbb

intramuskular satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Bila penderita

sudah dapat minum obat, maka pengobatan dilanjutkan dengan regimen

dihydroartemisinin-piperakuin + primakuin (Lihat dosis pengobatan lini pertama

malaria falsiparum tanpa komplikasi).

Obat alternatif malaria berat

Pemberian Kina dihidroklorida pada malaria berat secara intramuskuler untuk pra

rujukan

Kina dihidroklorida 10 mg/kgbb intramuskular diberikan dengan masing-masing 1/2

dosis pada paha depan kiri-kanan (jangan diberikan pada bokong). Untuk pemakaian

intramuskular, kina diencerkan dengan 5-8 cc NaCl 0,9% untuk mendapatkan

konsentrasi 60-100 mg/ml.

Dosis dan cara pemberian kina pada orang dewasa termasuk untuk ibu hamil :

Loading dose : 20 mg garam/kgbb dilarutkan dalam 500 ml dextrose 5% atau NaCl

0,9% diberikan selama 4 jam pertama. Selanjutnya selama 4 jam kedua hanya

diberikan cairan dextrose 5% atau NaCl 0,9%. Setelah itu, diberikan kina dengan

dosis maintenance 10 mg/kgbb dalam larutan 500 ml dekstrose 5 % atau NaCl selama

4 jam. Empat jam selanjutnya, hanya diberikan lagi cairan dextrose 5% atau NaCl

0,9%. Setelah itu diberikan lagi dosis maintenance seperti diatas sampai penderita

dapat minum kina per-oral. Bila sudah sadar / dapat minum obat pemberian kina iv

diganti dengan kina tablet per-oral dengan dosis 10 mg/kgbb/kali, pemberian 3 x

sehari (dengan total dosis 7 hari dihitung sejak pemberian kina perinfus yang

pertama).

Dosis anak-anak : Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila umur < 2

bulan : 6-8 mg/kg bb) diencerkan dengan dekstrosa 5 % atau NaCl 0,9 % sebanyak 5-

Kina dihidroklorida parenteral

Page 10: malaria

10 cc/kgbb diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai penderita sadar dan

dapat minum obat.

Catatan

- Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena toksik bagi jantung

dan dapat menimbulkan kematian.

- Pada penderita dengan gagal ginjal, dosis maintenance kina diturunkan 1/3 - 1/2

nya.

- Pada hari pertama pemberian kina oral, berikan primakuin dengan dosis 0,75

mg/kgbb.

- Dosis kina maksimum dewasa : 2.000 mg/hari.

- Hipoglikemia dapat terjadi pada pemberian kina parenteral

*Oleh: dr. Sepriyanti Y. Tandjung (diambil dari berbagai sumber)

Mengetahui

Dokter Pendamping Internsip RSU. S. K. Lerik

dr. Aisah