makna islam.docx

8
A. Makna Islam Makna Islam secara istilahy digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berbagai sabda beliau. Imam al-Nawawi dalam kitab haditsnya yang terkenal al–Arab’in al-Nawawiyyah menyebutkan definisi Islam pada hadits kedua: “Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa sesunguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakan sholat, menunaikan zakat, menunaikan shaum ramadhan dan menunaikan ibadah haji ke baitullah-jika engkau berkemampuan melaksanakannya.” (H.R Bukhari) Pada hadits yang lain disebutkan , bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Islam ditegakan atas lima hal, persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, penegakan shalat, penunaian zakat, pelaksanaan haji ke baitullah, dan shaum ramadhan. (H.R. Bukhari dan Muslim) Pemahaman terhadap Islam sebagai satu nama agama, satu- satunya agama yang benar dan final, saat ini sedang menghadapi tantangan yang serius saat menghadapi serbuan istilah yang berasal dari peradaban lain. begitu banyak kata sifat yang ditempelkan di belakang Islam, sehingga menjadikan Islam seolah-olah Agama yang Plural. Misalnya istilah-istilah Islam radikal, Islam militan, Islam fundamentalis, Islam kultural, Islam struktural, Islam kiri, Islam salafi, Islam moderat, Islam eksklusif, Islam inklusif, Islam modernis, Islam tradisional, Islam liberal, Islam abangan, Islam jawa, Islam Arab dan sebagainya. Padahal Islam adalah satu, dan hingga kini Islam tetap agama yang masih satu. 1 “pada hari ini telah ku sempurnakan bagimu agamamu dan aku cukupkan bagimu nikmatku dan aku ridhai Islam sebagai agamamu”. (Q.S. 5:3) Ayat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang diridhai Allah dan kata Islam dalam ayat ini menunjukan kepada agama yang diridhai Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan secara 1 Adian Husaini M.A dkk.: Islamic Worldview; Konsep Islam sebagai agama wahyu. (2008) Hlm, 1-2.

Upload: eli-nurlaeli

Post on 20-Sep-2015

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

A. Makna IslamMakna Islam secara istilahy digambarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berbagai sabda beliau. Imam al-Nawawi dalam kitab haditsnya yang terkenal alArabin al-Nawawiyyah menyebutkan definisi Islam pada hadits kedua:Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa sesunguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakan sholat, menunaikan zakat, menunaikan shaum ramadhan dan menunaikan ibadah haji ke baitullah-jika engkau berkemampuan melaksanakannya. (H.R Bukhari)Pada hadits yang lain disebutkan , bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda:Islam ditegakan atas lima hal, persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, penegakan shalat, penunaian zakat, pelaksanaan haji ke baitullah, dan shaum ramadhan. (H.R. Bukhari dan Muslim) Pemahaman terhadap Islam sebagai satu nama agama, satu-satunya agama yang benar dan final, saat ini sedang menghadapi tantangan yang serius saat menghadapi serbuan istilah yang berasal dari peradaban lain. begitu banyak kata sifat yang ditempelkan di belakang Islam, sehingga menjadikan Islam seolah-olah Agama yang Plural. Misalnya istilah-istilah Islam radikal, Islam militan, Islam fundamentalis, Islam kultural, Islam struktural, Islam kiri, Islam salafi, Islam moderat, Islam eksklusif, Islam inklusif, Islam modernis, Islam tradisional, Islam liberal, Islam abangan, Islam jawa, Islam Arab dan sebagainya. Padahal Islam adalah satu, dan hingga kini Islam tetap agama yang masih satu.[footnoteRef:1] [1: Adian Husaini M.A dkk.: Islamic Worldview; Konsep Islam sebagai agama wahyu. (2008) Hlm, 1-2.]

pada hari ini telah ku sempurnakan bagimu agamamu dan aku cukupkan bagimu nikmatku dan aku ridhai Islam sebagai agamamu. (Q.S. 5:3)Ayat ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang diridhai Allah dan kata Islam dalam ayat ini menunjukan kepada agama yang diridhai Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan secara tegas nama agama ini diberi nama Islam setelah sempurna diturunkan Allah.[footnoteRef:2] [2: Ibid,hlm 4.]

B. Islam sebagai Agama WahyuAllah swt menegaskan bahwa agama yang akan diterima disisi-Nya hanyalah Islam. (Q.S. Ali-Imran, 3:19) (Q.S. Aliimran 3:85)Fakhrud-Din ar-Razi, dalam kitab tafsirnya, Mafalih al-Ghaib. Menjelaskan bahwa makna islam adalah: (1) Masuk dalam Islam, yakni tunduk dan mengikuti, (2) masuk dalam silm, yakni agama Islam, yang makna asalnya keselamatan dan (3) memurnikan sesuatu, maksudnya memurnikan agama dan aqidah hanya kepada Allah swt.Imam at-Thabrani menguatkan pendapat ar-Razi dengan menyatakan bahwa Islam adalah tunduk dengan merendahkan diri dan khusyu. Berkaitan dengan hal itu Imam Ibn Katsir menegaskan bahwa Islam adalah mengikuti Rasul-rasul yang diutus Allah di setiap waktu sampai Rasul terakhir, yakni Muhammad saw, yang menyempurnakan jalan nabi-nabi sebelumnya.Dari uraian para mufassir diatas, bahwa Islam adalah submission (penyerahan diri) hanya kepada Allah swt melalui ajaran para Nabi-Nya sampai Nabi Muhammad saw. Islam juga dengan sendirinya adalah sebuah nama dan sifat ajaran para Nabi, sejak Adam a.s sampai Muhammad saw.[footnoteRef:3] [3: Nashruddin Syarief: Menangkal Virus Islam Liberal, hlm. 107-109]

Istilah Islam meskipun secara bahasa berarti pasrah bukan berarti Islam hanya diartikan sebagai sikap pasrah kepada tuhan, karena Islam adalah nama sebuah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, maka Islam juga mengajarkan cara pasrah yang benar kepada Allah swt.[footnoteRef:4] [4: Adian Husaini M.A dkk.: Islamic Worldview; Konsep Islam sebagai agama wahyu. (2008) Hlm,5.]

Secara terminologis disepakati oleh para ulama bahwa Islam adalah, kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia sejak manusia diturunkan ke muka bumi dan terbina dalam bentuknya yang terakhir dan sempurna dalam al-Quran yang suci dan diwahyukan Tuhan kepada nabi-Nya yang terakhir yakni Nabi Muhammad saw. Suatu kaidah hidup yang memuat tuntunan yang jelas dan lengkap mengenai aspek hidup manusia, baik spiritual maupun material.Dari definisi itu, dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya, berisi aturan dan norma-norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia-dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Islam adalah agama yang universal, satu-satunya agama yang benar disisi Allah (Q.S. AliImran [3]: 19 dan 85). Selain itu pula, agama yang diturunkan Allah ke muka bumi sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw. Sebagai syariat terakhir (Q.S. al-Maidah [5]: 3 dan Q.S. al-Ahzab [33]: 40) dan merupakan penyempurna terhadap agama-agama sebelumnya (Q.S. al-Maidah [5]: 58; Q.S. AliImran [3]:3)[footnoteRef:5] [5: Drs. H. Ali Anwar Yusuf, M.Si.: Studi Agama Islam, untuk Perguruan Tinggi Umum, Bandung: PUSTAKA SETIA Bandung, 2003, hlm. 32-33]

Islam bisa dikatan satu-satunya agama wahyu (revealed religion) ini bisa dilihat dari berbagai indikator:Pertama, diantara agama-agama yang ada, hanya Islam-lah yang namanya disebutkan dalam kitab sucinya. Kedua, dalam soal nama dan konsep Tuhan. Kosep tuhan dalam Islam memiliki sifat yang khas yang tidak sama dengan konsepsi tuhan dalam agama-agama lain. Ketiga, dalam soal ritual. Islam saat ini masih tetap menikmati ritual yang satu dan tak pernah berubah, karena bersumber dari dasar yang sama yaitu al-Quran dan Sunnah.[footnoteRef:6] [6: Adian Husaini M.A dkk.: Islamic Worldview; Konsep Islam sebagai agama wahyu. (2008) Hlm, 5-6.]

C. Karakteristik Ajaran Umat IslamDari berbagai sumber keputusan tentang islam yang ditulis oleh para tokoh atau ualamanya, dapat diketahui bahwa ajaran-ajaran islam memiliki karakteristik sebagai berikut:1. KonfrehensifAjaran islam membentuk umat dalam kesatuan yang bulat walau pun umat islam itu berbeda-beda bangsa dan berlainan suku. Didalam menghadapi asas-asas yang umum, umat islam bersatu padu, meskipun dalam suatu kebudayaan berbeda beda.2. ModeratAjaran islam memiliki jalan tengah, jalan yang imbang, tidak terlalu berat ke kanan mementiingkan kewajiban (rohani) dan tidak pula berat ke kiri mementingkan kebendaan (jasmani)3. DinamisDari segi ini, ajaran islam mempunyai kemampuan bergerak dan berkembang, mempunyai daya hidup, dapat membentuk diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ajaran islam tepancar dari sumber yang luas dan dalam, yaitu islam yang memberikan kepada manusia sejumlah huku fositif yang dapat dipergunakan untuk segenap masa dan tempat.4. Universal Ajaran islam tidak ditunjukan kepada satu kelompok atau bangsa tetentu, melainkan sebagai rahmatan lil alamin, sesuai dengan misi yang diemban oleh Rasulullah SAW.5. Elastis dan FleksibelAjaran islam berisi disiplin-disiplin yang dibeban kan kepada sitiap individu. Disiplin-disiplin tersebut wajib ditunaikan dan berdosa bagi yang melanggarnya. Meskipun jalurnya sudah jelas membentang, namun dalam keadaan tertentu terdapat kelonggaran (rukhshah). Kelongaran-kelongaran tersebut menunjukan bahwa ajaran islam islam itu bersifat elastis,luwes, dan manusiawi.6. Tidak memberatkanManusia adalah mahluk dhaif (lemah), mempunyai kemampuan yang serba terbatas. Oleh sebab itu, syariat islam tidak membebani seseorang sampai melampui kadar kemampuannya. Sesuai dengan misi islam sebagai rahmat bagi manusia, maka islam datang untuk membebaskan manusia dari segala sesuatu yang memberatkannya.7. Graduasi (Berangsur-angsur)Allah sebagai pembuat hukum adalah Maha bijaksana. Hukum dan ajaran yang diberikan kepada manusia secara psikologi sesuai dengan fitrahnya sendiri. Sangat sulit dilaksanakan bila hukum itu datang sekaligus. Oleh karena itu, Allah memberikannya secara berangsur-angsur.[footnoteRef:7] [7: Ibid,hlm.36-39]

D. Konsep Din IslamSecara gamblang hadits dialog antara Nabi saw dan Jibril menggambarkan bagaimana struktur din Islam

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Pada suatu hari Nabi saw tampak di tengah-tengah manusia, lalu jibril datang kepadanya dan bertanya: Apa iman itu? Beliau menjawab: Iman adalah kau beriman kepada Allah, malaikatnya, bertemu dengan-Nya, rasul-rasul-Nya, dan keu beriman pada kebangkitan. Jibril bertanya lagi: Apa Islam itu? Beliau menjawab: Islam adalah kauberibadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mendikan shalat, mendirikan zakat yang fardlu, dan shaum Ramadhan. Jibril bertanya lagi: Apa ihsan itu? Beliau menjawab: Yaitu kau beribadah kepada Allah seolah-olah kau melihat-Nya, dan jika tidak maka sesungguhnya Dia melihatmu. Jibril bertanya lagi: Kapan kiamat itu? Beliau menjawab: tidaklah yang ditanya lebih tau daripada yang bertanya. Tapi aku akan memberi tahu kepadamu tanda-tandanya: apabila seorang hamba sahaya melahirkan majikannya, apabila pengembala unta yang hitam bermegah-megah dalam bangunan. Ada lima yang tidak diketahui kecuali oleh Allah. Kemudian Nabi Muhammad membaca Sesungguhnya Allah, di sisi-Nyalah pengetahuan kiamat...). Setelah itu Jibril berpaling, dan Nabi Saw berkata: Suruh dia kembali. Tapi mereka tidak melihat seatu pun. Maka Nabi Saw bersabda: Itu adalah Jibril Ia datang mengajarkan agama kepada manusia.[footnoteRef:8] [8: . Nashhruddin Syarief:menangkal virus Islam liberal, hlm. 120-121]

Berkaitan dengan hadits diatas Imam al-Bukhari menyatakan: Fa jaala dzalika kullahu dinan: Beliau (Nabi saw) Menjadikan semua itu agama. Maksudnya agama itu adalah iman (aqidah), Islam (syariah), dan ihsan (akhlak). Dalam hal ini, maka harus dibedakan antara Islam dalam sebuah pengertian agama/syariat Allah kepada Nabi seperti telah dijelaskan sebelumnya, dengan Islam dalam pengertian sebagai salah satu ajaran dari agama Islam itu sendiri. Dikaitkannya dengan rukun agama tersebut dengan tanda-tanda kiamat mengisyaratkan keterkaitannya dengan kehancuran tatanan masyarakat ketika agama (iman, Islam, dan ihsan) tidak diamalkan sebagaimana mestinya. Dari hadits ini tampak jelas bagi kita bahwa Rasul saw mendefinisikan agama lewat amalan yang konkrit, bukan melalui sebuah pengertian yang teoritis dan filosofis.Secara sederhana bisa dijelaskan bahwa iman orientalisnya keyakinan atau aqidah. Islam orientasinya pengamalan ibadah atau syariat, sedangkan ihsan orientasinya menejemen diri atau akhlaq. Oleh karenanya, jika hanya percaya adalanya Allah (iman) tapi tidak mau mengikuti syariat Nabi (Islam) sebagaimana halnya musyrikin Jahiliyyah, maka itu tidak bisa disebut beragama Islam. Atau, jika hanya mengikuti syariaat Nabi (Islam) tanpa meyakininya (iman) seperti orang munafiq, itu pun tidak beragama Islam, demikian jika hanya percaya dan beribadah (iman dan Islam), tapi yidak berakhlaq mulia (ihsan) tidak dapat dikatagorikan beragama Islam yang benar. Yang dua pertama (tidak iman-Islam) dikatagorikan kafir, sementara yang terakhir (tidak ihsan) dikatagorikan fasiq, tidak sampai kafir. Islam sebagai agama dengan demikian harus mencakup iman, Islam dan ihsan. Jika tidak, tunggu saja kiamat semakin mendekat.[footnoteRef:9] [9: Ibid, hlm. 121-122]

1) Antara Iman dan IslamPenting untuk disinggung kembali dalam hal ini pengertian iman dan Islam. Baik iman ataupun Islam, kedua-duanya mempunyai makna; makna hakiki dan makna tidak hakiki. Iman/Islam yang hakiki adalah iman/Islam dalam bentuk yang sempurna. Di antara contoh ayat tentang iman Islam yang hakiki adalah ... Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqien ( orang-orang yang benar dalam keimanannya-pen)[footnoteRef:10] [10: QS. Al-Hadid [57] : 19]

(Tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.[footnoteRef:11] [11: QS. al-Baqarah [2] : 112]

Sementara itu iman-Islam dalam pengertian yang tidak hakiki, adalah iman-Islam sebagai identitas saja, sekedar diikrarkan dan ia belum melaksanakan syariat secara sempurna. Meskipun demikian ia dikatagorikan muslim-mumin yang haram diperangi dan divonis kafir. Contoh ayat yang menjelaskan iman-Islam dalam pengertian identitas agama ini adalah: ... Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin[56], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh...[footnoteRef:12] [12: QS. al-Baqarah [2] : 62]

... Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu...[footnoteRef:13] [13: QS. Al-Hujurat [49] : 14]

Singkatnya, iman dan Islam itu satu makna dalam arti identitas agama atau ekspresi keagamaan yang sempurna. Dan itu terjadi jika dua kalimat tersebur disebutkan secara terpisah dan menyendiri; iman saja atau Islam saja. Tapi jikalau iman dan Islam itu disebutkan dalam satu kalimat yang sama, maka maknanya ada perbedaan. Iman orientasinya keyakinan, sedangkan Islam orientasinya amalan. Seperti tercantum dalam hadits tentang iman, Islam dan ihsan di atas, atau yang disinggungkan dalam QS. Al-Hujurat diatas[footnoteRef:14] [14: Ibid, hlm. 124]