makalah[1]

16
 Makalah Penerimaan Negara Disusun Oleh: Opissen Yudisyus Muhammad Nur Syamsi Desyana Enra Sari ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012

Upload: novika

Post on 05-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah penerimaan negara

TRANSCRIPT

Page 1: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 1/16

 

Makalah

Penerimaan Negara

Disusun Oleh:

Opissen Yudisyus

Muhammad Nur Syamsi

Desyana Enra Sari

ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2012

Page 2: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 2/16

 

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I Latar BelakangRumusan MasalahTujuan

111

BAB II Penerimaan NegaraAnggaran Pendapatan dan Belanja NegaraSumber-sumber Penerimaan Negara

Jenis-jenis Penerimaan Negara

235

10

BAB III KesimpulanDaftar pustaka

13

Page 3: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 3/16

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Penerimaan negara merupakan pemasukan yang diperoleh negara untuk membiayai dan

menjalankan setiap program-program pemerintahan, sedangkan Sumber-sumber penerimaan

 Negara berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan

untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan kesejahtraan seluruh rakyat Indonesia.

Sumber-sumber penerimaan Negara antara lain pajak, retribusi, pinjaman,keuntungan

BUMN/BUMD, dll,,dan penerimaan negara yang paling potensial adalah dari peneriman pajak.

Dapat dikatakan setiap tahunnya penerimaan negara dari sektor pajak mengalami kenaikan.

Pada dasarnya penerimaan negara didapat dari masyarakat dan semestinya digunakan lagi bagi

kepentingan masyarakat pada umumnya.Pada awalnya masyarakat awam hanya mengetahui

 penerimaan negara hanya pada sektor pajak saja, dan dalam hal ini kita akan menjelaskan

mengenai sumber-sumber ataupun jenis-jenis penerimaan negara dari beberapa sektor.

B.  Rumusan Masalah

  Bagaimana peran penerimaan negara bagi kesejahteraan masyarakat?

  Bagaiman peran penerimaan negara untuk kemajuan perekonomian?

C.  Tujuan

  Untuk mengetahui apa saja sumber-sumber dari penerimaan negara.

  Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara.

  Agar dapat mengetahui keadaan perekonomian suatu negara.

  Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.

  Agar dapat mengetahui jenis-jenis penerimaan negara.

Page 4: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 4/16

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Penerimaan Negara

Penerimaan pemerintah dapat diartikan sebagai penerimaan pemerintah dalam arti yang

seluas-luasnya yaitu meliputi penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil

 penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah,

mencetak uang, dan sebagainya.

Pendapatan Negara dan Hibah, 2006-2011 

(triliun rupiah) 

Uraian 2006

Real.

2007

Real.

2008

Real.

2009

Real.

2010

Real.

2011

APBN-P

1.Penerimaan Dalam Negeri

a.Penerimaan Perpajakan

 b.PNBP

2.Hibah

636.2

409.2

227.0

1.8

706.1

491.0

215.1

1.7

979.3

658.7

320.6

2.3

847.1

619.9

227.2

1.7

992.3

723.3

268.9

3.0

1.165.3

878.7

286.6

4.7

Jumlah 638.0 707.8 981.6 848.8 995.3 1.169.9

Penerimaan dalam negeri meningkat rata-rata sebesar 11.8 % dalam periode tahun 2006-2010.

 penerimaan perpajakan memberikan kontribusi sebesar 69.4 % terhadap penerimaan dalam negeri,

sedangkan PNBP sebesar 30.6 % .

Page 5: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 5/16

 

B.  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN )

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan

 pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisidaftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara

selama satu tahun anggaran.

Belanja Negara terbagi menjadi dua bagian yaitu :

  Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan

 pembangunan Pemerintah, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah

(dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan

menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang,

Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk

Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.

Belanja Pemerintah Pusat, 2006-2011 (triliun rupiah)

Uraian 2006 LKPP

.

2007 LKPP. 

2008 LKPP. 

2009 LKPP. 

2010 LKPP. 

2011 APBN

1. Belanja Pegawai 

2. Belanja Barang 

3. Belanja Modal 

4. Pembiayaan Bunga Utang 

5. Subsidi 

6. Belanja Hibah 7. Bantuan Sosial\ 

8. Belanja Lain-lain

73.3 47.2 55.0 79.1 107.4 

- 40.7 37.4

90.4 54.5 64.3 79.8 150.2 

- 49.8 15.6

112.8 56.0 72.8 88.4 275.3 

- 57.7 30.3

127.7 80.7 75.9 93.8 138.1 

- 73.8 38.9 

148.1 97.6 80.3 88.4 192.7 

0,7 68.6 21.7

182.9

142.8141.0

106.6

237.2

0.4 81.8 15.6 

Total 440.0 504.6 693.4 628.8 697.4 908.2

Page 6: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 6/16

 

Dalam kurun waktu 2006-2010, realisasi belanja pegawai secara nominal mengalami

 peningkatan sebesar 20,1 % per tahun, sementara belanja barang mengalami peningkatan

sebesar 24,8 % per tahun, dan realisasi belanja modal mengalami peningkatan sebesar 20,7 %,

sedangkan pembayaran bunga utang secara nominal mengalami peningkatan sebesar 6,2 % per

tahun namun porsinya cenderung menurun, sementara subsidi berfluktuasi, secara nominal

mengalami peningkatan sebesar 17,2 % per tahun. Dalam kurun waktu 2006-2008 pemerintah

tidak mengalokasikan anggaran belanja hibah, tahun 2009 di anggarkan 31,6 miliar namun

tidak terserap seluruhnya karena proses penerbitan dokumen pencairan tidak terealisasikan.

Pada tahun 2010 terealisasi 70,0 miliar atau 28,8 % . Sementara bantuan sosial mengalami

 peningkatan sebesar 15,0 %. Sedangkan belanja lain-lain pada tahun 2006 terealisasi sebesar

8,5 % dan turun1,7 % pada tahun 2011.

  Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian

masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:

  Dana Bagi Hasil

  Dana Alokasi Umum

  Dana Alokasi Khusus

  Dana Otonomi Khusus.

Transfer ke daerah, 2006-2011 

(miliar rupiah)

Uraian 2006 LKPP.

2007 LKPP. 

2008 LKPP. 

2009 LKPP. 

2010 LKPP. 

2011 APBN-

1.Dana Perimbangan 

a. Dana bagi hasil 

 b. Dana Alokasi Umum 

c. Dana Alokasi Khusus

222.130,6 

64.900,3 

145.664,2 

11.566,1

243.967,2 

62.942,0 

164.787,4 

16.237,8

278.714,7 

78.420,2 

179.507,1 

20.787,3

287.251,5 

76.129,9 

186.414,1 

24.707,4 

316.771,3 

92.183,5 

203,571,5 

20.956,3 

347.53

96.772

225.53

25.232

2. Dana Otsus dan penyesuaian 

a. Dana Otonomi khusus 

 b. Dana Penyesuian

4.049,4 

3.488,3 

561,1

9.296,0 

4.045,7 

5.250,3

13.718,8 

7.510,3 

6.208,5

21.333,8 

9.526,6 

11.807,2

28.016,3 

9.099,6 

18.916,7

64.96

10.421

54.548

Jumlah 226.180,0 253.263,0 292.433,5 308.585,3 344.727,6 412.50

Page 7: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 7/16

 

Secara keseluruhan realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar

11,5 % pertahun. Dan secara keseluruhan dana otonomi khusus dan penyesuaian mengalami

 peningkatan.

Fungsi APBN :

  Fungsi alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat dialokasikan untuk

 pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan jembatan, jalan, dan taman umum.

  Fungsi distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan untuk

kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana pensiun.

  Fungsi stabilisasi, yaitu APBN  berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan

 pengeluaran keuangan negara teratur. Jika pendapatan dipakai sesuai dengan yang di

terapkan, APBN berfungsi sebagai stabilisator 

C.  Sumber-sumber Penerimaan Negara

  Penerimaan Dalam Negeri

a.  Pajak

Pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah)

terhadap wajib pajak tertentu berdasarkan undang-undang (pemungutannya

dapat dipaksakan) tanpa ada imbalan langsung bagi pembayarnya.

Jenis pajak di Indonesia:

  Pajak Pusat:

  Pajak Penghasilan (PPh) 

  Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN) 

  Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn-BM) 

  Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 

  Dan lain-lain

Page 8: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 8/16

 

Penerimaan Dalam Negeri, 2006-2010 (triliun rupiah)

Uraian 2006 Real.

2007 Real. 

2008 Real. 

2009 Real. 

2010 Real. 

201APBP 

1.Penerimaan Perpajakan a. Pajak Dalam Negeri i.Pajak Penghasilan 

a) Migas  b)Nonmigas 

ii.Pajak Pertambahan Nilai 

iii.Pajak Bumi dan Bangunan iv.BPHTB v. Cukai vi. Pajak Lainnya 

 b. Pajak Perdagangan Internasional i.Bea Masuk  ii. Bea Keluar

409.2 396.0 208.8 43.2 165.6 123.0 

20.9 3.2 37.8 2.3 13.2 12.1 1.1 

491.0 470.1 238.4 44.0 194.4 154.5 

23.7 6.0 44.7 2.7 20.9 16.7 4.2 

658.7 622.4 327.5 77.0 250.5 209.6 

25.4 5.6 51.3 3.0 36.3 22.8 13.6 

619.9 601.3 317.6 50.0 267.6 193.1 

24.3 6.5 56.7 3.1 18.7 18.1 0.6 

723.3 694.4 357.0 58.9 298.2 230.6 

28.6 8.0 66.2 4.0 28.9 20.0 8.9

878

831

432

65.2366298

29.10.0 68.14.2 46.9

21.525.4

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak  a.Penerimaan SDA 

i.Migas\ ii.Nonmigas 

 b.Bagian Laba BUMN c.PNBP Lainnya d.Pendapatan Badan Layanan

Umum

227.0 167.5 158.1 9.4 21.5 38.0 0.0

215.1 132.9 124.8 8.1 23.2 56.9 2.1

320.6 224.5 211.6 12.8 29.1 63.3 3.7

227.2 139.0 125.8 13.2 26.0 53.8 8.4

268.9 168.8 152.7 16.1 30.1 59.4 10.6

286

192

17318.8

28.8

50.315.4

Total 636.2 706.1 979.3 847.1 992.2 1.16

Dalam periode 2006-2010, Pph merupakan komponen terbesar dalam penerimaan pajak dalam

negeri sebesar 52,1 %. Sementara, PPN dan PPnBM sebagai penyumbang terbesar kedua

sebesar 32,6 %. Sedangkan pajak perdagangan internasional sebesar 4,0 % terhdapa total

Page 9: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 9/16

 

 penerimaan perpajakan dengan kontribusi bea masuk sebesar 3,1 % dan bea keluar sebesar 0,9

%.

  Pajak Daerah:

  Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 

  Pajak Hotel dan Restoran (PHR) 

  Pajak Reklame

  Pajak Hiburan

  Pajak Bahan Bakar

 b.  Retribusi

Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh daerah berdasarkan

 peraturan daerah (pemungutannya dapat dipaksakan) di mana pemerintah

memberikan imbalan langsung bagi pembayarnya. Contoh, pelayanan medis di

rumah sakit milik pemerintah, pelayanaan perpakiran oleh pemerintah,

 pembayaran uang sekolah, dll

Retribusi daerah dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu retribusi jasa

umum,retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.

1. Retribusi Jasa Umum adalah pungutan atas pelayanan yang disediakan atau

diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta

dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

2. Retribusi Jasa Usaha adalah pungutan atas pelayanan yang disediakan oleh

 pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:

a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum

dimanfaatkan secara optimal; dan/atau

 b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum dapat disediakan secara

memadai oleh pihak swasta.

Page 10: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 10/16

 

3. Retribusi Perizinan Tertentu adalah pungutan atas pelayanan perizinan tertentu

oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk

 pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber

daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi

kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

c.  Keuntungan BUMN/BUMD

Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat berhak memperoleh bagian laba yang

diperoleh BUMN. Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah sebagai

 pemilik BUMD berhak memperoleh bagian laba BUMD.

d.  Denda dan Sita

Pemerintah berhak memungut denda atau menyita asset milik masyarakat,

apabila masyarakat (individu/kelompok/organisasi) diketahui telah melanggar

 peraturan pemerintah. Misalnya: denda pelanggaran lalulintas, denda ketentuan

 peraturan perpajakan, penyitaan barang-barang illegal, penyitaan jaminan atas

hutang yang tidak tertagih, dll

e.  Pencetakan Uang

Pencetakan uang umumnya dilakukan pemerintah dalam rangka menutup defisit

anggaran, apabila tidak ada alternatif lain yang dapat ditempuh pemerintah.

Penentuan besarnya jumlah uang yang dicetak harus dilakukan dengan cermat,

agar pencetakan uang tidak menimbulkan inflasi

f.  Pinjaman

Pinjaman pemerintah merupakan sumber penerimaan negara, yang dilakukanapabila terjadi defisit anggaran. Pinjaman pemerintah dikemudian hari akan

menjadi beban pemerintah, karena pinjaman tersebut harus dibayar kembali,

 berikut dengan bunganya. Pinjaman dapat diperoleh dari dalam maupun luar

negeri. Sumber pinjaman bisa berasal dari pemerintah, institusi perbankan,

institusi non bank, maupun individu

Page 11: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 11/16

 

g.  Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah

Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh pemerintah dari individu,

institusi, atau pemerintah. Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh dari

dalam maupun luar negeri. Dan tidak ada kewajiban pemerintah untuk

mengembalikan sumbangan, hadiah, atau hibah. Sumbangan, hadiah, dan hibah

 bukan penerimaan pemerintah yang dapat dipastikan perolehannya. Tergantung

kerelaan dari pihak yang memberi sumbangan, hadiah, atau hibah.

h.  Penyelenggaraan Undian Berhadiah

Pemerintah dapat menyelenggarakan undian berhadiah dengan menunjuk suatu

institusi tertentu sebagai penyelenggara. Jumlah yang diterima pemerintah

adalah selisih dari penerimaan uang undian dikurangi dengan biaya operasi dan

 besarnya hadiah yang dibagikan. Banyak negara menyelenggarakan undian

 berhadiah, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Jerman,

Indonesia (pernah).

 Penerimaan Luar Negeri

a. Pinjaman program

Pinjaman Program, yang seluruhnya merupakan pinjaman luar negeri yang

segera dapat dicairkan.

 b.Pinjaman proyek

Pinjaman Proyek, yang sebagian besar berasal dari reaksi komitmen pinjaman

 proyek tahun-tahun sebelumnya.

Page 12: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 12/16

 

Penerimaan Luar Negeri, 2006 –  2011 (Miliar Rupiah) 

Uraian 2006 LKPP.

2007 LKPP. 

2008 LKPP. 

2009 LKPP. 

2010 LKPP. 

2011 APBN-

1.Pinjaman Program 2.Pinjaman Proyek

13.579,6

16.093,0

19.607,5 14.462,6

30.100,4 20.118,3

28.937,7 29.724,3

28.974,6 25.820,2

19.201,

36.981,

Total 29.672,6  34.070,1  50.218,7  58.662,0  54.794,8  56.182,

Secara rinci realisasi penarikan pinjaman proyek secara rata-rata hanya mencapai 70,9 persen

dari target, dan penarikan program secara rata-rata mencapai 102,6 persen. Secara nominal

realisasi pinjaman proyek cenderung meningkat. selama periode 2006-2010 realisasi

pinjaman program relatif sesuai dengan target yang ditetapkan. Dalam periode tahun 2007-

2008, penarikan pinjaman program mengalami peningkatanyang terutama disebabkan oleh

adanya kebutuhan dalam mengantisipasi keterbatasanpenerbitan SBN akibat krisis global.

Meskipun demikian, pada periode tahun 2009–2011 terdapat kecenderungan menurun seiring

dengan kebijakan pengadaan pinjaman yang diarahkan kepada pinjaman proyek.

D.  Jenis-jenis Penerimaan Negara

Berdasarkan institusi yang menanganinya, penerimaan negara dibedakan menjadi:

1)  Penerimaan Pemerintah Pusat

a)  Penerimaan Pembiayaan

  Pinjaman sektor Perbankan

  Pinjaman luar negeri

 Penjualan Obligasi Pemerintah

  Privatisasi BUMN

  Penjualan aset pemerintah

 b)  Penerimaan Negara dan Hibah

  Penerimaan Dalam Negeri

Page 13: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 13/16

 

  Penerimaan perpajakan

  Penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) 

  Bagian laba BUMN

  Lain-lain penerimaan yang sah

  Penerimaan Luar Negeri

  Pinjaman Program, yang seluruhnya merupakan pinjaman luar negeri yang

segera dapat dicairkan.

  Pinjaman Proyek, yang sebagian besar berasal dari reaksi komitmen

 pinjaman proyek tahun-tahun sebelumnya.

2)  Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi

  Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:

  Pajak Daerah

  Retribusi Daerah

  Bagian laba BUMD

  PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana

darurat, dan lain-lain pendapatan.

  Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:

  Bagian daerah dari PBB dan BPHTB ( Bea perolehan hak atas tanah &

 bangunan)

  Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak Perseorangan/Pribadi

  Bagian daerah dari Sumber daya alam

  Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum

  Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus

  Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:

  Pinjaman dari Pemerintah Pusat

  Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya

Page 14: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 14/16

 

  Pinjaman dari BUMN/BUMD

  Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank

  Pinjaman dari Luar Negeri

  Penjualan Aset Daerah

  Penerbitan Obligasi Daerah

3)  Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

  Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:

  Pajak Daerah

  Retribusi Daerah

  Bagian laba BUMD

  PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana

darurat, dan lain-lain pendapatan.

  Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:

  Bagian daerah dari PBB dan BPHTB

  Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak Perseorangan/Pribadi

  Bagian daerah dari Sumber daya alam

  Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum

  Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus

  Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:

  Pinjaman dari Pemerintah Pusat

  Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya

  Pinjaman dari BUMN/BUMD

  Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank

  Pinjaman dari Luar Negeri

  Penjualan Aset Daerah

  Penerbitan Obligasi Daerah

Page 15: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 15/16

 

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1.  Penerimaan pemerintah dapat diartikan sebagai penerimaan pemerintah dalam arti yang

seluas-luasnya yaitu meliputi penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil

 penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan pemerintah, pinjaman pemerintah,

mencetak uang, dan sebagainya

2.  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan

 pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

3.  Belanja negara terbagi menjadi dua bagian yaitu pusat dan daerah

Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan

 pembangunan Pemerintah, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah

(dekonsentrasi dan tugas pembantuan).

Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian

masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan

4.  Sumber-sumber Penerimaan Negara

Penerimaan Dalam Negeri meliputi pajak, terbagi menjadi pajak pusat dan daerah, retribusi,Keuntungan BUMN/BUMD, Denda dan Sita, Pencetakan Uang, Pinjaman, Sumbangan,

Hadiah, Dan Hibah, serta Penyelenggaraan Undian Berhadiah . sedangkan penerimaan dari

luar negeri berupa pinjaman proyek dan pinjaman progam.

5.  Jenis penerimaan negara terbagi menjadi tiga berdasarkan institusi yang menanganinya

yaitu penerimaan pemerintah pusat, penerimaan pemerintah daerah propinsi, penerimaan

 pemerintah daerah kabupaten/kota.

Page 16: makalah[1]

7/21/2019 makalah[1]

http://slidepdf.com/reader/full/makalah1-56dac56aa5db4 16/16

 

Daftar Pustaka

Guritno,2009,  Ekonomi Publik edisi ketiga, BPFE Yogyakarta 

Sukanto,2009, Ekonomika Publik edisi pertama, BPFE Yogyakarta

http://www.depkeu.go.id/Ind/ 

http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/ 

http://www.pajak.go.id/ 

http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/default.asp