makalah urologi

61
MAKALAH TUTORIAL B-4 FBS 4: URINALISA Anggota: M. Nur Irdal Iqbal 0910211187 Irsyad Arrais P M 1010211082 Kiki Sri Rejeki 1010211083 M. Arif Rahman 1010211084 Putrika Juni. E 1010211089 Auliana Danisya 1010211090 Elga Dewi. R 1010211091 Ni’ma Ulya. D 1010211092 Faraida Jilzani 1010211094 Chintya Ayu. C 1010211096 Nita Juliana 1010211097 Shinta Purbo. P 1010211104 Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta 1

Upload: nima-ulya-darajah

Post on 30-Jun-2015

1.377 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah urologi

MAKALAH TUTORIAL B-4

FBS 4: URINALISA

Anggota:

M. Nur Irdal Iqbal 0910211187

Irsyad Arrais P M 1010211082

Kiki Sri Rejeki 1010211083

M. Arif Rahman 1010211084

Putrika Juni. E 1010211089

Auliana Danisya 1010211090

Elga Dewi. R 1010211091

Ni’ma Ulya. D 1010211092

Faraida Jilzani 1010211094

Chintya Ayu. C 1010211096

Nita Juliana 1010211097

Shinta Purbo. P 1010211104

Fakultas Kedokteran

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

2010/2011

Daftar Isi

Cover.....................................................................................................................................1

1

Page 2: makalah urologi

Daftar isi................................................................................................................................2

BAB I

Kasus tutorial.............................................................................................................3

BAB II

Metode seven jump...................................................................................................4

Terminology..............................................................................................................4

Problems....................................................................................................................4

Hipotesis....................................................................................................................4

Mekanisme ..............................................................................................................5

IDK (I Don’t Know).................................................................................................6

BAB III

Landasan teori...........................................................................................................7

Urologi......................................................................................................................7

Sistem perkemihan....................................................................................................7

Urine........................................................................................................................22

Patologi urine...........................................................................................................43

Homeostasis.............................................................................................................44

Daftar pustaka......................................................................................................................47

2

Page 3: makalah urologi

Bab I

Kasus Tutorial

“Berkemih tidak tuntas”

Aldo, anak laki-laki berusia 7 tahun, mendatangi ibunya di sore hari dan mengeluh tentang

nyeri yang dideritanya saat buang air kecil (berkemih) dan merasa berkemihnya tidak tuntas. Hal ini

baru saja ia alami sepulang bermain bola sepanjang siang hingga sore tadi. Saat ditanya tentang air

seninya, Aldo mengatakan bahwa warna urinnya kuniang tua dan volumenya sedikit.

Ibu Aldo mengatakan bahwa mungkin saja Aldo kurang minum air putih, sehingga jumlah air

seni yang dikeluarkan pun jadi berkurang. Karena Aldo masih bingung dengan penjelasan ibunya, lalu

ibunya menjelaskan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat organ yang berfungsi untuk mengatur

jumlah air seni yang dikeluarkan akan berada dalam jumlah yang cukup.

Kini Aldo pun mengerti. Lalu Aldo minum cukup air putih untuk mengganti keringat yang

keluar dan agar tidak mengalami masalah dengan berkemihnya lagi.

3

Page 4: makalah urologi

Bab II

Metode Seven Jump

A. Terminologi[1]

1. Kidney (ren): salah satu dari dua organ di daerah lumbal yang menyaring

darah, mengekskresikan hasil metabolisme tubuh dalam bentuk urine, dan

mengatur kadar ion hidrogen, natrium, kalium, fosfat, dan ion-ion lain dalam

cairan ekstrasel

2. Bladder (vesika urinaria): kantong muskulomembranosa yang terletak di

bagian anterior rongga panggul, yang merupakan penampung kemih

B. Problem

1. Mengapa Aldo merasakan nyeri pada saat buang air kecil dan merasa

berkemihnya tidak tuntas?

2. Mengapa urinnya kuning tua dan volumenya sedikit?

3. Kandungan apa yang menyebabkan variasi warna urin?

4. Mengapa kurang minum air putih dapat menyebabkan urin yang dikeluarkan

sedikit?

5. Apa hubungan keringat dengan pengeluaran urin?

C. Hipotesis

1. Infeksi saluran kemih, batu ginjal

2. Kurangnya cairan tubuh

3. Cairan urobilinogen, pewarna makanan

4. Karena asupan cairan ke tubuh sedikit mengakibatkan cairan yang

diekskresikan berkurang

5. Regulasi sistem ekskresi (homeostasis)

4

Page 5: makalah urologi

D. Mekanisme

5

Aldo (7 tahun)

Main bola siang-sore

Mengeluh nyeri saat berkemih dan merasa berkemihnya tidak tuntas

Kurang minum air putih

Warna urin kuning tua dan volume sedikit

Minum cukup air putih untuk mengganti keringat yang keluar

Jumlah air seni yang dikeluarkan sedikit

Page 6: makalah urologi

E. IDK (I Don’t Know)

1. Urologi definisi

2. Saluran kemih definisi

Anatomi

Histologi

Fisiologi

Mekanisme kerja ginjal

Mekanisme pembentukan dan pemekatan urin

Fungsi, hormon yang mempengaruhi fisiologi kerja

ginjal dan mekanismenya

3. Urine definisi

Komposisi

Klasifikasi waktu

Sifat dan ciri

Pemeriksaan urin lengkap

urine saja

makroskopik

mikroskopik

kimiawi

4. Patologi urin

Anuria

Oligouria

5. Homeostasis mekanisme pengeluaran keringat dan urin

Makan dan minum haus

6

Page 7: makalah urologi

Bab III

Landasan Teori

Urologi[2]

Definisi: adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit dan kelainan traktur

urogenitalia pria dan wanita.

SISTEM PERKEMIHAN[3]

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah

sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat

yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air

dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Susunan Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang

membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat

urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

Ginjal (Ren)

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di

belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra

thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk

ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih

rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis

dexter yang besar.

7

Page 8: makalah urologi

Fungsi ginjal

Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, b)

mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan

basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin

dan amoniak.

Fascia Renalis terdiri dari:

Fascia renalis terdiri dari a) fascia (fascia renalis), b) Jaringan lemak peri renal, dan c) kapsula yang

sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal

Struktur Ginjal

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di

bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat

lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis,

puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah,

pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang

diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan

bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.

Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan

ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle,

tubulus distal dan tubulus urinarius.

8

Page 9: makalah urologi

Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ±

25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian

lagi terletak pada rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari:

1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

2. Lapisan tengah lapisan otot polos

3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke

dalam kandung kemih.

9

Page 10: makalah urologi

Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi).

letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan

mengempis seperti balon karet.

Dinding kandung kemih terdiri dari:

1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).

2. Tunika muskularis (lapisan berotot).

3. Tunika submukosa.

4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Uretra

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air

kemih ke luar.

Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:

1. Urethra pars Prostatica

2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)

3. Urethra pars spongiosa.

10

Page 11: makalah urologi

Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra

terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran

ekskresi.

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan

elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.

2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.

3. Lapisan mukosa.

11

Page 12: makalah urologi

HISTOLOGI SALURAN KEMIH[4]

1. Korpuskel renalis / korpuskel ginjal

Terdiri atas seberkas kapiler (glomerulus) yang

dikelilingi oleh kapsula bowman.

Glomerulus : terdiri dari sel endotel, sel podosit

dengan mikrofilamen aktin, membrane basal, sel

mesangial.

Kapiler glomerulus : terdiri dari epitel selapis

gepeng yang berubah bentuk menjadi epitel

selapis kuboid di tubulus kontortus proksimal.

2. Tubulus kontortus proksimal

Epitel kuboid / silindris rendah. Punya sitoplasma asidofilik dengan mitokondria panjang

dalam jumlah besar di bagian basal. Bagian apeksnya terdapat banyak mikrovili yang

membentuk brush border.

3. Lengkung henle

Lumennya lebar dengan dinding terdiri dari sel epitel gepeng dengan inti menonjol kea rah

lumen.

4. Tubulus kontortus distal

Dinding lumen dilapisi sel-sel epitel selapis kuboid. Tidak punya brush border dan tampak

seperti memiliki lebih banyak sel dan inti. Dinding tubulus kontortus distal disusun oleh sel

epitel yang rapat memperlihatkan warna yang lebih gelap yang disebut macula densa.

5. Kandung kemih dan saluran kemih

Pelvis renalis, ureter dan kandung kemih memiliki

struktur histology yang serupa. Mukosa lumen terdiri

dari sel-sel epitel transisional dan jaringan ikat yang

disebut lamina propria. Lamina propria dikelilingi

anyaman otot polos padat.

Bila tidak ada urin, sel sel berbentuk bulat dan

menonjol ke dalam lumen.

Bila ada urin, sel-sel menjadi gepeng.

6. Duktus koligentes

Terdiri atas sel-sel kuboid di atas membrane basal.

12

Page 13: makalah urologi

FUNGSI GINJAL[5]

– Mengatur volume cairan ekstrasel tubuh

– Mengatur komposisi elektrolit cairan ekstrasel

• Kadar Na+ , K+, Ca2+, Mg2+, Chlorida (Cl-) dan Fosfat (PO43-)

• Imbangan asam basa (ion H+ dan ion HCO3-)

– Mengekskresi hasil sisa metabolisme dan benda asing

– Mensekresi hormon eritropoietin, renin dan kalsitriol (1,25 DHC)

– Mensintesis glukosa (glukoneogenesis)

SISTEM PEREDARAN DARAH DI GINJAL

Setiap ginjal dipasok (diperdarahi) oleh

arteri renalis dan vena renalis. Pada saat memasuki

ginjal, arteri renalis secara sistematis terbagi-bagi

untuk akhirnya menjadi pembuluh-pembuluh halus

yang dikenal dengan arteriol aferen. Arteriol aferen

menyalurkan darah ke kapiler glomerulus yang

menyatu dengan arteriol eferen.

PROSES DASAR GINJAL

• Filtrasi glomerulus

13

Page 14: makalah urologi

• Reabsorpsi tubulus

• Sekresi tubulus

• Eksresi

FILTRASI GLOMERULUS

Pada saat darah mengalir melalui glomerulus terjadi filtrasi plasma bebas-protein menembus

kapiler glomerulus kedalam kapsul bowman. Untuk melewati kapsul bowman harus melewati 3

lapisan yang membentuk membran glomerulus, yaitu:

1. Dinding kapiler glomerulus

2. Lapisan gelatinosa asseluler (membran basal)

3. Lapisan dalam kapsul bowman

Ketiga lapisan ini berfungsi sebagai saringan molekul halus yang menahan sel darah merah dan

protein plasma, tetapi melewatkan air dan zat terlarut lain yang ukuran molekulernya cukup kecil. Di

sini juga bisa disebut sebagai urin primer atau filtrat.

REABSORPSI TUBULUS

Pada saat filtrat mengalir melalui tubulus, zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke

plasma kapiler peritubulus. Perpindahan bahan-bahan yang bersifat selektif dari bagian dalam tubulus

14

Page 15: makalah urologi

(lumen tubulus) ke dalam darah di sebut reabsorpsi tubulus. Zat-zat yg direabsorpsi tidak keluar

melalui urin, tetapi diangkut oleh kapiler peritubulus kedalam vena dan kemudian ke jantung untuk

kembali di edarkan.

Dengan demikian hanya sejumlah kecil dari konstituen plasma yang difiltrasi dan bermaanfaat

bagi tubuh ditemukan dalam urin.

Reabsorpsi tubulus melibatkan transportasi transepitel. Diseluruh panjangnya, tubulus memiliki

ketabalan satu lapisan sel dan terletak berdekatan dengan kapiler peritubulus. Sel-sel tubulus yang

berdekatan tidak berkontak satu sama lain kecuali di tempat mereka bersatu melalui taut erat.

Taut erat umumnya mencegah bahan-bahan, kecuali air berpindah diantara sel, sehingga bahan-

bahan harus lewat menembus sel untuk dapat meninggalkan lumen tubulus dan masuk ke darah.

1. Bahan tersebut meninggalkan cairan tubulus dengan melintasi membran luminal sel tubulus

2. Bahan tersebut harus berjalan melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainya

3. Bahan tersebut harus menyeberangi membran basolateral sel tubulus untuk masuk kecairan

interstisium

4. Bahan tersebut harus berdifusi melintasi cairan interstisium

5. Bahan tersebut harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma darah

Terdapat 2 jenis reabsorpsi tubulus, yaitu:

• Reabsorpsi pasif

15

Page 16: makalah urologi

Tidak ada penggunaan energi untuk memindahkan secara netto bahan tersebut,yang terjadi

kerena mengikuti penurunan gradien elektrokimia atau osmotik.Contoh transporatsi transepitel.

• Reabsorpsi aktif

Apabila salah satu dr kelima rangakain td memerlukan energi meskipun keempat rangkain td

bersifat pasif.

REABSORPSI NA⁺

Mekanisme transportasi Na⁺ - K⁺ ATPase yg bergantung energi di membran basolateral penting

untuk reabsorpsi Na⁺.

Reabsorpsi natrium bersifat unik dan kompleks. 80% dari kebutuhan energi total ginjal digunakan

untuk reabsorpsi Na+, membuktikan betapa pentingya. Dari semua Na+ yang difiltrasi, dalam

keadaan normal 99,5% direabsorpsi, dengan rata2 67% direabsorpsi di tubulus proksimal 25% di

lengkung henle, dan 8% di tubulus distal dan tubulus pengumpul.

Beberapa peran penting Na⁺ disetiap segmen yaitu:

• Reabsorpsi natrium di tubulus proksimal berperan penting dalam reabsorpsi glukosa, asam

amino, air, Cl- dan urea

• Reabsorpsi natrium di lengkung henle, bersama dengan reabsorpsi Cl-, berperan penting dalam

kemampuan ginjal menghasilkan urin

• Reabsorpsi natrium dibagian distal nefron bersifat variabel dan berada di bawah kontrol hormon,

menjadi penting dalam mengatur volume CES. Reasorpsi tersebut juga sebgian berkaitan dengan

sekresi K+ dan H+

Reabsorpsi aktif Na menyebakan reabsorpsi pasif Cl, air dan urea.

• Reabsorpsi klorida

16

Page 17: makalah urologi

Ion klorida yang bermuatan negatif direabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien listrik

yg diciptakan reabsorpsi aktif ion natrium yang bermuatan positif.Jumlah klorida yg di reabsorpsi

tergantung kecepatan reabsorpsi natrium.

• Reabsorpsi air

Air secara pasif direabsorpsi melalui osmosis diseluruh panjang tubulus.dari air yang dfiltrasi,80

di absorpsi secara obligatorik di tubulus proksimal dan lengkung henle karen secara osmotis

mengikuti reabsorpsi zat terlarut.Gaya yang mendorong reabsorpsi adlah kompartemen

hipertonisitas.

• Reabsorspsi urea

secara osmotik di tubulus proksimal yang sekunder terhadap reabsorpsi aktif Na menimbulkan

gradien konsentrasi untuk urea yang mendorong reabsorpsi zat sisa bernitrogen ini.

Jumlah urea yang terdapat di dalam 125 ml cairan filtrasi di permulaan tubulus proksimal

mengalami pemekatan hampir 3 kali lipat dalam volume yang hanya 44 ml di akhir tubulus

proksimal.

17

Page 18: makalah urologi

Produk akhir lainnya yang di

filtrasi selain urea adalah fenol

dan kreatinin. Molekul urea

merupakan molekul yang

direabsorpsi secara pasif akibat

efek konsentrasi ini. Zat sisa

lain berkosentrasi di cairan

tubulus, tetapi mereka tidak

mampu menembus dinding

tubulus

SEKRESI TUBULUS

• Sekresi hidrogen

Sekresi hidrogen ginjal

sangatlah penting dalam

pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Ion hidrogen dapat di tambahkan dalam cairan

filtrasi melalui proses di tubulus proksimal, distal, dan pengumpul.

• Sekresi kalium

Kalium adalah contoh zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan di berbagai

bagian tubulus. Zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif di sekresi di

tubulus pengumpul dan distal. Sekresi ion kalium di tubulus distal dan pengumpul digabungkan

dengan reabsorpsi Na⁺ melalui pompa Na⁺ - K⁺ basolateral yang bergantung energi.

• Sekresi Anion dan kation

organic

18

Page 19: makalah urologi

Tubulus proksimal mengandung 2 jenis pembawa sekretorik yang terpisah, 1 untuk sekresi anion

dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation organik. Sistem ini memeliki beberapa fungsi

penting, contoh: dengan menambahkan lebih banyak ion oraganik tertentu ke cairan tubulus yang

sudah mengandung bahan yang bersangkutan melalui proses filtrasi. Jalur sekretorik organik ini

mempermudah ekskresi bahan-bahan tersebut. Yang termasuk dalam ion tersebut adalah zat

perantara kimiawi yang terdapat dalam darah misalnya prostaglandin, yang setelah menjalankan

tugasnya perlu dibersihkan sehingga aktivitas bilogis mereka tidak berkepanjangan.

EKSKRESI URIN

• Kecepatan ditentukan oleh sebagian besar reabsorpsi

• Ureum, sulfat, fosfat dan sisa metabolisme merupakan bahan yang akan dieksresikan oleh tubuh

• Eksersi zat terlalut selalu disertai oleh eksresi H2O yang setara karena pengaruh faktor osmotic

• Jika kelebihan zat terlarut yang tidak direabsorsi di cairan tubulus maka akan menimbulkan efek

osmotik

• Bila urin pekat terjadi retensi air dengan zat terlarut dan apabila encer terjadi sektersi air berlebih

dibandingkan zat terlarut

• Efek osmotik disebut sebagai diuresis yang meningkatakan ekskresi urine

PEMEKATAN URIN[6]

19

Page 20: makalah urologi

Kepekatan atau keenceran urin bergantung pada hormon argininine vasopressin (AVP) atau

vasopressin, argipressin, atau antidiuretic hormone (ADH). Saat cairan tubuh berkurang (yang dapat

disebabkan oleh kurangnya minum air atau banyaknya cairan tubuh yang keluar), kelenjar pituitari

posterior atau neurohypophysis mensekresi ADH yang akan mereabsorpsi urin di tubulus ginjal

sehingga urin dikembalikan ke aliran darah untuk menghindari kekurangan cairan tubuh sehingga

hanya sedikit urin yang diekskresikan (urin pekat). Sedangkan saat cairan tubuh meningkat, ADH

akan mengencerkan urin agar urin banyak yang diekskresikan sehingga cairan tubuh tidak berlebihan.

Hormon yang mepengaruhi fungsi kerja ginjal[7]

Aldosteron

Aldosteron merangsang reabsorpsi Na+ di tubulus distal dan tubulus pengumpul

Reabsorpsi sejumlah kucil Na+ di bagian distal tubulus berada di bawah control hormon. Sitem

hormon ini yang terpenting adalah Renin-angiotensin-aldosteron yang merangsang absorpsi Na+

Sel – sel granuler aparotus jukstagromelurus mensekresikan hormone renin ke dalam darah sebagai

respons terhadap penurunan NaCl/volume CES/tekanan darah.

Angiotensinogen

Setelah di ekskresikan ke dalam darah, renin bekerja sebagai enzim untuk mengaktifkan

angiotensinogen menjadi angiotensin I

Angiotensinogen adalah protein plasma yang disintesis oleh hati

Pada saat melalui paru, angiotensin I diubah oleh angiotensin-converting enzyme (ACE) menjadi

angiotensin II . Angiotensin II merupakan stimulus utama untuk sekresi hormone aldosteron dari

kelenjar adrenal.

Salah satu efek aldosteron adalah meningkatnya reabsorpsi Na+ oleh tubulus distal dan tubulus

pengumpul.

Aldosteron merangsang sintesis protein-protein baru di dalam sel-sel tubulus

20

Page 21: makalah urologi

Protein – protein itu, yang disebut aldosterone-induced proteins, meningkatkan reabsorpsi Na+

dengan dua cara:

1. Pembentukan saluran Na+ di membran luminal sel tubulus distal dan tubulus pengumpul,

sehingga meningkatkan perpindahan pasif Na+ dari lumen ke dalam sel

2. Menginduksi sintesis pembawa Na+-K+ ATPase, yang disisipkan ke dalam membran

basolateral sel-sel tersebut

Angiotensin II juga merupakank konstriktor kuat bagi arteriol, sehingga zat ini secara langsung

meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan resistensi perifer total.

Angiotensin II juga merangsang rasa haus dan merangsang vasopressin, keduanya berperan

menyebabkan ekspansi volume plasma dan peningkatan tekanan arteri

21

Page 22: makalah urologi

URINE[8]

Definisi: Urin adalah cairan sisa yang di ekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan di keluarkan

dari dalam tubuh melalui proses urinalisis.

Komposisis urin:

95% air

5 % , elemen terlarut terdiri dari :

1. Urea

2. Sodium

3. Potassium

4. Phosphate

5. Sulfhate

6. Creatininine

7. Uric acid

8. Calcium

9. Magnesium dan bikarbonat

Klasifikasi urin :

Urin sewaktu

Urin sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan

khusus..urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang menyertai

pemerikasaan badan tanpa pendapat khusus.

Urin pagi

Yang dimaksudjan dengan urin pagi ialah urin yang pertama-tama kali dikeluarkan pada pagi

hari setelah bangun tidur.urin ini juga lebih pekat dari pada urin yang dikeluarkan pada siang

hari, jadi baik untuk pemeriksaan sediment, berat jenis, protein, dll. Dan juga baik untuk

pemeriksaan kehamilan bedasarkan HCG ( human chorionic gonadotropin )

Urin postprandial

Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosuria; ia merupakan urin yang

pertama kali dilepaskan 1setengah – 3 jam sehabis makan.

Urin 24 jam

Merupakan kumpulan kuantitatif urin dalam waktu 24 jam pada selang-selang waktu tertentu

biasanya pemeriksaan di tujukan bagi penderita diabetes mellitus untuk melihat banyaknya

glukosa yang dikeluarkan dari santapan 1 hingga santapan berikutnya.

22

Page 23: makalah urologi

Urin 3 gelas dan 2 gelas pada orang laki-laki

Penampungan secara ini dipakai pada pemerikasaan urologic dan dimaksudkan unutk

mendapat gambaran tentang letaknya radang atau lesi yang mengakibatkan adanya nanah atau

darah dalam urin seorang laki-laki.

Sifat dan ciri:

Identifikasi cairan sebagai urin: bila kadar ureum tinggi (melebihi 1 g/dl) dan kadar kreatinin lebih

tinggi dari 50 mg/dl

Jumlah urin 24 jam: berbeda- beda tiap orang karena faktor makanan, minuman, berat badan,

umur, dan jenis kelamin. Rata-rata daerah tropik antara 800-1300 ml untuk dewasa, anak-

anak usia 6-12 tahun rata-rata ½ dari dewasa, dan anak-anak usia 1-6 tahun rata-rata ¼ dari

dewasa.

Jumlah urin 12 jam siang: 2-4 kali lebih besar dari 12 jam malam

Warna urin: pada umumnya ditentukan oleh besarnya diuresis. Makin tinggi diuresis, makin

muda warna urin. Warna normal urin antara kuning muda-kuning tua, disebabkan oleh zat

warna terutama urobilin dan urochrom

Kejernihan: sebab-sebab urin keruh

Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar

Bakteri-bakteri

Unsur-unsur sedimen dalam jumlah besar (eritrosit, leukosit, sel epitel)

Chyclus dan lemak (menyebabkan urin menyerupai susu encer)

Benda-benda koloid

Berat jenis: makin tinggi diuresis, makin rendah berat jenis urin

Urin 24 jam normal: 1,016-1,022

Urin sewaktu: 1,003-1,030

Bau urin: disebabkan oleh

Makanan

Obat-obatan

Perombakan bakteri dan ureum (bau amonial)

Bau pada ketonuria (asam asetat, aseton)

Bau busuk

PEMERIKSAAN URIN (URINALISIS)[9]

23

Page 24: makalah urologi

Urinalisis, istilah untuk tes urin umum, dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan seseorang,

mendiagnosis kondisi medis seseorang, atau untuk memonitor penyakit seseorang. Tidak semua tes

pada urin disebut urinalisis, misalnya tes kehamilan dan tes narkoba

Urinalisis[10]

• Salah satu pemeriksaan yang sering diminta para dokter.

• Pengumpulan bahan mudah, dapat memberikan informasi berbagai fungsi metabolik tubuh,

baik fungsi renal maupun non renal

Secara umum urinalisis dibagi :

• Pemeriksaan dasar : Pemeriksaan rutin/penyaring

• Pemeriksaan khusus :Biakan urin, Protein kuantitatif 24 jam, Hemosiderin urin , Oval fat

bodies, dsb

Pemeriksaan dasar meliputi :

• pemeriksaan makroskopik : warna, kejernihan, pH, berat jenis

• pemeriksaan mikroskopik : eritrosit, leukosit, epitel, silinder kristal jamur, dsb

• pemeriksaan kimia urin : protein, glukosa, keton, darah/hemoglobin, bilirubin,

urobilinogen, nitrit, esterase leukosit

Berdasarkan hasil urinalisis, kita akan mengetahui apakah kondisi kita baik atau buruk secara

medis, biasanya dibuat berdasarkan tiga pemeriksaan.

Pertama, pemeriksaan visual. Urin mengindikasikan kesehatan yang baik bila terlihat bersih. Bila

tidak, maka ada masalah dalam tubuh kita. Kesehatan bermasalah biasanya ditunjukkan oleh

kekeruhan, aroma tidak biasa, dan warna abnormal.

WARNA URIN

24

Page 25: makalah urologi

Warna urin dan penyebabnya :

Kuning :

a. Zat warna normal : urobilin

b. Zat warna abnormal : bilirubin

c. Obat : Santonin & PSP (asam), pewarna makanan

Hijau :

a. Zat warna normal : indikan

b. Obat : methyleneblue, evan’s blue

c. Kuman : Ps. Aeruginosa

Merah :

a. Zat warna normal : uroerythrin

b. Zat warna abnormal : hemoglobin, pofirin, porfobilin

c. Obat : congored, BSP

d. Kuman : B. prodigiosus

Cokelat :

a. Zat warna normal : urobilin dalam jumlah besar

b. Zat warna abnormal : bilirubin, hematin

Coklat tua-hitam :

a. Zat warna normal : indikan dalam jumlah besar

b. Zat warna abnormal : darah tua, alkapton, melamin

c. Obat : derivat fenol, agryrol

Serupa susu

a. Zat warna normal : fosfat, urat dalam jumlah besar

b. Zat warna abnormal : pus, getah prostat, chylus, zat-zat lemak, bakteri, protein beku

25

Page 26: makalah urologi

KEJERNIHAN

normal : urin segar à jernih

urin segar yang keruh disebabkan :

- banyak fosfat

- banyak bakteri,

- sedimen banyak,

- chylus,

- benda-benda koloid

Urin menjadi keruh setelah dibiarkan karena :

* Urat-urat amorf

* Fosfat amorf

* Karbonat

* Bakteri

BAU URIN

Normal urin berbau khas

Dapat berbau lain:

Bau buah-buahan

Amoniak (perombakan oleh bakteri)

Bau busuk (Ca saluran kemih)

Bau jengkol, karena makan jengkol

Kedua, kita akan mendapatkan hasil dari tes yang menggunakan kertas kimia yang akan berganti

warna bila substansi tertentu terdeteksi atau ada di atas normal. Tes ini dimaksudkan untuk

memeriksa:

Level pH yang mengindikasikan kadar asam di urin. Level pH tidak normal bisa bermakna

gangguan ginjal atau saluran kencing.

Konsentrasi yang menunjukkan tingkat konsentrasi partikel-partikel yang ada di urin.

Konsentrasi di atas normal biasanya mengindikasikan dehidrasi.

Protein yang seyogianya tidak terdeteksi. Pertambahan sedikit tidak terlalu mengkhawatirkan,

namun jumlah besar mungkin menunjukkan sebuah masalah di ginjal.

26

Page 27: makalah urologi

Gula yang biasanya terlalu rendah untuk dapat dideteksi. Makanya, keberadaan sedikit gula

akan dilanjutkan dengan tes untuk diabetes.

Keton yang, bila terdeteksi, menandakan diabetes dan membutuhkan tes lanjutan.

Berbagai produk sel darah putih, misalnya nitrit dan lekosit esterase, yang mungkin

menandakan infeksi saluran kencing.

Sel darah merah atau komponen darah lain, seperti hemoglobin atau myoglobin, yang

mungkin menandakan kerusakan ginjal, batu ginjal, infeksi, kelainan darah, atau kanker

kandung kemih. Hasil ini tentunya membutuhkan tes lanjutan.

Ketiga, hasil yang datang dari pemeriksaan mikroskopis yang dilakukan untuk mengetahui apakah

kandungan berikut ini berada di atas normal atau tidak.

Lekosit (sel darah putih) untuk kemungkinan infeksi.

Eritrosit (sel darah merah) sebagai tanda kelainan ginjal, kelainan darah, atau kondisi medis

lainnya.

Sel epitelial yang memiliki dua makna: tumor atau sampel urin terkontaminasi, Biasanya,

laboratorium akan meminta sampel baru.

Bakteri atau jamur yang mungkin mengindikasikan infeksi.

Kristal untuk kemungkinan batu ginjal

Prosedur Tes

Ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan dari wadah dan segera tutup wadah. Celupkan strip

reagen sepenuhnya ke dalam urin selama dua detik. Hilangkan kelebihan urine dengan menyentuhkan

strip di tepi wadah spesimen atau dengan meletakkan strip di atas secarik kertas tisu. Perubahan warna

diinterpretasikan dengan membandingkannya dengan skala warna rujukan, yang biasanya ditempel

pada botol/wadah reagen strip. Perhatikan waktu reaksi untuk setiap item. Hasil pembacaan mungkin

27

Page 28: makalah urologi

tidak akurat jika membaca terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika pencahayaan kurang. Pembacaan

dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam pembacaan

secara visual.

Pemakaian reagen strip haruslah dilakukan secara hati-hati. Oleh karena itu harus

diperhatikan cara kerja dan batas waktu pembacaan seperti yang tertera dalam leaflet. Setiap habis

mengambil 1 batang reagen strip, botol/wadah harus segera ditutup kembali dengan rapat, agar

terlindung dari kelembaban, sinar, dan uap kimia. Setiap strip harus diamati sebelum digunakan untuk

memastikan bahwa tidak ada perubahan warna.

CARIK CELUP

• Carik celup dicelupkan ke dalam urin dalam waktu < 1 detik, angkat

• Letakkan carik celup mendatar pada sisinya di kertas saring, agar kelebihan urin mengalir &

diserap, mencegah carry over antar pita reagen.

• Setelah 30-60 detik warna yg terjadi dibandingkan dgn warna pd botol carik celup secara

visual.

Glukosa 

dg cara benedict :

Masukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi

Tambahkan urine 5-8 tetes

Masukkan tabung ke air mendidih selama 5 menit

Angkat tabung, kocok, lalu lihat hasilnya

Menilai hasil

Negati+f (-) : tetap biru jernih

Positif + (1+) : hijau kekuningan & keruh (0.5-1 %)

Positif ++ (2+) : kuning keruh (1-1.5 %)

Positif +++ (3+) : jingga atau warna lumpur (2-3,5 %)

28

Page 29: makalah urologi

Positif ++++ (4+) : merah keruh (> 3,5 %)

Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul dalam urin (kurang

dari 130 mg/24 jam). Glukosuria (kelebihan gula dalam urin) terjadi karena nilai ambang ginjal

terlampaui atau daya reabsorbsi tubulus yang menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes

mellitus. Namun, glukosuria dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan kadar glukosa dalam

darah, oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang diagnosis diabetes

mellitus.

Untuk pengukuran glukosa urine, reagen strip diberi enzim glukosa oksidase (GOD), peroksidase

(POD) dan zat warna.

Protein

Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus

ginjal. Normal ekskresi protein urine biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam

setiap satu spesimen. Lebih dari 10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria.

Sejumlah kecil protein dapat dideteksi dari individu sehat karena perubahan fisiologis. Selama

olah raga, stres atau diet yang tidak seimbang dengan daging dapat menyebabkan protein dalam

jumlah yang signifikan muncul dalam urin. Pra-menstruasi dan mandi air panas juga dapat

menyebabkan jumlah protein tinggi.

Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi albumin merupakan petanda

yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena penyakit glomeruler, diabetes

mellitus, dan hipertensi. Sedangkan peningkatan ekskresi globulin dengan berat molekul rendah

merupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe penyakit tubulointerstitiel.

Dipsticks mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap

albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein.

Bilirubin

Tes Harison :

29

Page 30: makalah urologi

5 ml urin dikocok dan dimasukkan ke tabung reaksi

Tambah 5 ml bariumchlorida, campur dan saring

Kertas yang berisi presipat diangkat dari corong, buka lipatan dan ditaruh mendatar diatas corong,

biarkan sampai agak kering

Tambah 2-3 tetes reagens fouchet, timbul warna hijau menandakan positif bilirubin

Bilirubin yang dapat dijumpai dalam urine adalah bilirubin direk (terkonjugasi), karena tidak

terkait dengan albumin, sehingga mudah difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan ke dalam urine

bila kadar dalam darah meningkat. Bilirubinuria dijumpai pada ikterus parenkimatosa (hepatitis

infeksiosa, toksik hepar), ikterus obstruktif, kanker hati (sekunder), CHF disertai ikterik.

Urobilinogen

Cara Schlesinger :

Masukkan 5 ml urin ke tabung reaksi

Tambah 2-4 tetes lugol, biarkan 5 menit

Tambah reagen schlesinger campur dan saring

Periksa adanya fluorosensi pada filtrat dg cahaya matahari

Adanya fluorosensi hijau menandakan positif

Empedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasi mencapai area duodenum,

tempat bakteri dalam usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Sebagian besar urobilinogen

berkurang di faeses; sejumlah besar kembali ke hati melalui aliran darah, di sini urobilinogen diproses

ulang menjadi empedu; dan kira-kira sejumlah 1% diekskresikan ke dalam urine oleh ginjal.

Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel hepar menurun atau terdapat

kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinal yang melebehi batas kemampuan hepar untuk

melakukan rekskresi. Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin berlebihan

(ikterik hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun), kerusakan parenkim hepar (toksik

hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasan hepar), penyakit jantung dengan bendungan

30

Page 31: makalah urologi

kronik, obstruksi usus, mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit. Urobilinogen urine menurun

dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang parah (jumlah empedu yang

dihasilkan hanya sedikit), penyakit inflamasi yang parah, kolelitiasis, diare yang berat.

Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau dapat disebabkan oleh

kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen.

Keasaman (pH)

Filtrat glomerular plasma darah biasanya diasamkan oleh tubulus ginjal dan saluran pengumpul

dari pH 7,4 menjadi sekitar 6 di final urin. Namun, tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat

berkisar dari 4,5 – 8,0. pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifat

basa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Urine pagi

hari (bangun tidur) adalah yang lebih asam. Obat-obatan tertentu dan penyakit gangguan

keseimbangan asam-basa jug adapt mempengaruhi pH urine.

Urine yang diperiksa haruslah segar, sebab bila disimpan terlalu lama, maka pH akan berubah

menjadi basa. Urine basa dapat memberi hasil negatif atau tidak memadai terhadap albuminuria dan

unsure-unsur mikroskopik sedimen urine, seperti eritrosit, silinder yang akan mengalami lisis. pH

urine yang basa sepanjang hari kemungkinan oleh adanya infeksi. Urine dengan pH yang selalu asam

dapat menyebabkan terjadinya batu asam urat.

Berikut ini adalah keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi pH urine :

pH basa : setelah makan, vegetarian, alkalosis sistemik, infeksi saluran kemih (Proteus atau

Pseudomonas menguraikan urea menjadi CO2 dan ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis

tubulus ginjal, spesimen basi.

pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit demam pada anak), asidosis sistemik

(kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosis respiratorik atau metabolic memicu

pengasaman urine dan meningkatkan ekskresi NH4+), terapi pengasaman.

Berat Jenis (Specific Gravity, SG) 

31

Page 32: makalah urologi

Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yang mengukur konsentrasi zat

terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk

memekatkan dan mengencerkan urin.

Spesifik gravitasi antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harus dianggap wajar jika fungsi

ginjal normal. Nilai rujukan untuk urine pagi adalah 1,015 – 1,025, sedangkan dengan pembatasan

minum selama 12 jam nilai normal > 1,022, dan selama 24 jam bisa mencapai ≥1,026. Defek fungsi

dini yang tampak pada kerusakan tubulus adalah kehilangan kemampuan untuk memekatkan urine.

BJ urine yang rendah persisten menunjukkan gangguan fungsi reabsorbsi tubulus. Nokturia

dengan ekskresi urine malam > 500 ml dan BJ kurang dari 1.018, kadar glukosa sangat tinggi, atau

mungkin pasien baru-baru ini menerima pewarna radiopaque kepadatan tinggi secara intravena untuk

studi radiografi, atau larutan dekstran dengan berat molekul rendah. Kurangi 0,004 untuk setiap 1%

glukosa untuk menentukan konsentrasi zat terlarut non-glukosa.

Darah (Blood)

Pemeriksaan dengan carik celup akan memberi hasil positif baik untuk hematuria,

hemoglobinuria, maupun mioglobinuria. Prinsip tes carik celup ialah mendeteksi hemoglobin dengan

pemakaian substrat peroksidase serta aseptor oksigen. Eritrosit yang utuh dipecah menjadi

hemoglobin dengan adanya aktivitas peroksidase. Hal ini memungkinkan hasil tidak sesuai dengan

metode mikroskopik sedimen urine.

Hemoglobinuria sejati terjadi bila hemoglobin bebas dalam urine yang disebabkan karena danya

hemolisis intravaskuler. Hemolisis dalam urine juga dapat terjadi karena urine encer, pH alkalis, urine

didiamkan lama dalam suhu kamar. Mioglobinuria terjadi bila mioglobin dilepaskan ke dalam

pembuluh darah akibat kerusakan otot, seperti otot jantung, otot skeletal, juga sebagai akibat dari olah

raga berlebihan, konvulsi. Mioglobin memiliki berat molekul kecil sehingga mudah difiltrasi oleh

glomerulus dan diekskresi ke dalam urine.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Hasil positif palsu dapat terjadi bila urine tercemar deterjen yang mengandung hipoklorid atau

peroksida, bila terdapat bakteriuria yang mengandung peroksidase.

Hasil negatif palsu dapat terjadi bila urine mengandung vitamin C dosis tinggi, pengawet

formaldehid, nitrit konsentrasi tinggi, protein konsentrasi tinggi, atau berat jenis sangat tinggi.

Urine dari wanita yang sedang menstruasi dapat memberikan hasil positif.

Keton 

32

Page 33: makalah urologi

Cara Rothers :

Masukkan 5 ml urin ke tabung reaksi

Tambah 1 gr reagen rothers (amoniumsulfat)

Pegang tabung miring teteskan 1-2 ml amoniumhidroxida pekat ke dindingatas urin

Letakkan tabung tegak dan baca hasil setelah 3 menit

Warna ungu kemerahan mpada perbatasan kedua cairan menandakan positif, kecepatan warna

mempengaruhi banyaknya, warna coklat menandakan negatif

Badan keton (aseton, asam aseotasetat, dan asam β-hidroksibutirat) diproduksi untuk

menghasilkan energi saat karbohidrat tidak dapat digunakan. Asam aseotasetat dan asam β-

hidroksibutirat merupakan bahan bakar respirasi normal dan sumber energi penting terutama untuk

otot jantung dan korteks ginjal. Apabila kapasitas jaringan untuk menggunakan keton sudah

mencukupi maka akan diekskresi ke dalam urine, dan apabila kemampuan ginjal untuk mengekskresi

keton telah melampaui batas, maka terjadi ketonemia. Benda keton yang dijumpai di urine terutama

adalah aseton dan asam asetoasetat.

Ketonuria disebabkan oleh kurangnya intake karbohidrat (kelaparan, tidak seimbangnya diet

tinggi lemak dengan rendah karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan gastrointestinal),

gangguan metabolisme karbohidrat (mis. diabetes), sehingga tubuh mengambil kekurangan energi

dari lemak atau protein, febris.

Nitrit

Di dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolisme protein, yang kemudian

jika terdapat bakteri dalam jumlah yang signifikan dalam urin (Escherichia coli, Enterobakter,

Citrobacter, Klebsiella, Proteus) yang megandung enzim reduktase, akan mereduksi nitrat menjadi

nitrit. Hal ini terjadi bila urine telah berada dalam kandung kemih minimal 4 jam. Hasil negative

bukan berarti pasti tidak terdapat bakteriuria sebab tidak semua jenis bakteri dapat membentuk nitrit,

atau urine memang tidak mengandung nitrat, atau urine berada dalam kandung kemih kurang dari 4

jam. Disamping itu, pada keadaan tertentu, enzim bakteri telah mereduksi nitrat menjadi nitrit, namun

kemudian nitrit berubah menjadi nitrogen.

33

Page 34: makalah urologi

Spesimen terbaik untuk pemeriksaan nitrit adalah urine pagi dan diperiksa dalam keadaan segar,

sebab penundaan pemeriksaan akan mengakibatkan perkembang biakan bakteri di luar saluran kemih,

yang juga dapat menghasilkan nitrit.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Hasil positif palsu karena metabolisme bakteri in vitro apabila pemeriksaan tertunda, urine

merah oleh sebab apapun, pengaruh obat (fenazopiridin).

Hasil negatif palsu terjadi karena diet vegetarian menghasilkan nitrat dalam jumlah cukup

banyak, terapi antibiotik mengubah metabolisme bakteri, organism penginfeksi mungkin tidak

mereduksi nitrat, kadar asam askorbat tinggi, urine tidak dalam kandung kemih selama 4-6

jam, atau berat jenis urine tinggi.

Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel dan benda berbentuk partikel lainnya.

Banyak macam unsur mikroskopik dapat ditemukan baik yang ada kaitannya dengan infeksi (bakteri,

virus) maupun yang bukan karena infeksi misalnya perdarahan, disfungsi endotel dan gagal ginjal.

Metode pemeriksaan mikroskopik sedimen urine lebih dianjurkan untuk dikerjakan dengan

pengecatan Stenheimer-Malbin. Dengan pewarnaan ini, unsur-unsur mikroskopik yang sukar terlihat

pada sediaan natif dapat terlihat jelas.

Eritrosit

Eritrosit dalam air seni dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih. Secara teoritis,

harusnya tidak dapat ditemukan adanya eritrosit, namun dalam urine normal dapat ditemukan

0 – 3 sel/LPK. Hematuria adalah adanya peningkatan jumlah eritrosit dalam urin karena:

kerusakan glomerular, tumor yang mengikis saluran kemih, trauma ginjal, batu saluran kemih,

infeksi, inflamasi, infark ginjal, nekrosis tubular akut, infeksi saluran kemih atas dan bawah,

nefrotoksin, dll.

34

Page 35: makalah urologi

Eritrosit dapat terlihat berbentuk normal, membengkak, krenasi, mengecil, shadow atau ghost

cells dengan mikroskop cahaya. Spesimen segar dengan berat jenis 1,010-1,020, eritrosit

berbentuk cakram normal. Eritrosit tampak bengkak dan hampir tidak berwarna pada urin

yang encer, tampak mengkerut (crenated) pada urine yang pekat, dan tampak mengecil sekali

dalam urine yang alkali. Selain itu, kadang-kadang eritrosit tampak seperti ragi

Leukosit

Lekosit berbentuk bulat, berinti, granuler, berukuran kira-

kira 1,5 – 2 kali eritrosit. Lekosit dalam urine umumnya adalah neutrofil (polymorphonuclear,

PMN). Lekosit dapat berasal dari bagian manapun dari saluran kemih.

o Lekosit hingga 4 atau 5 per LPK umumnya masih dianggap normal. Peningkatan

jumlah lekosit dalam urine (leukosituria atau piuria) umumnya menunjukkan adanya

infeksi saluran kemih baik bagian atas atau bawah, sistitis, pielonefritis, atau

glomerulonefritis akut. Leukosituria juga dapat dijumpai pada febris, dehidrasi, stress,

leukemia tanpa adanya infeksi atau inflamasi, karena kecepatan ekskresi leukosit

meningkat yang mungkin disebabkan karena adanya perubahan permeabilitas

membran glomerulus atau perubahan motilitas leukosit. Pada kondisi berat jenis urin

rendah, leukosit dapat ditemukan dalam bentuk sel Glitter merupakan lekosit PMN

yang menunjukkan gerakan Brown butiran dalam sitoplasma. Pada suasana pH alkali

leukosit cenderung berkelompok. Lekosit dalam urine juga dapat merupakan suatu

kontaminan dari saluran urogenital, misalnya dari vagina dan infeksi serviks, atau

meatus uretra eksterna pada laki-laki.

Sel Epitel

Sel Epitel Tubulus

Sel epitel tubulus ginjal berbentuk bulat atau

oval, lebih besar dari leukosit, mengandung inti

bulat atau oval besar, bergranula dan biasanya

terbawa ke urin dalam jumlah kecil. Namun,

pada sindrom nefrotik dan dalam kondisi yang

mengarah ke degenerasi saluran kemih,

35

Page 36: makalah urologi

jumlahnya bisa meningkat. Jumlah sel tubulus ≥ 13 / LPK atau penemuan fragmen sel tubulus

dapat menunjukkan adanya penyakit ginjal yang aktif atau luka pada tubulus, seperti pada

nefritis, nekrosis tubuler akut, infeksi virus pada ginjal, penolakan transplnatasi ginjal,

keracunan salisilat.

Sel epitel tubulus dapat terisi oleh

banyak tetesan lemak yang berada dalam

lumen tubulus (lipoprotein yang

menembus glomerulus), sel-sel seperti

ini disebut oval fat bodies / renal tubular

fat / renal tubular fat bodies. Oval fat

bodiesmenunjukkan adanya disfungsi

disfungsi glomerulus dengan kebocoran plasma ke dalam urin dan kematian sel epitel

tubulus.Oval fat bodies dapat dijumpai pada sindrom nefrotik, diabetes mellitus

lanjut, kerusakan sel epitel tubulus yang berat karena keracunan etilen glikol, air

raksa. Selain sel epitel tubulus, oval fat bodies juga dapat berupa makrofag atau

hisiosit.

Sel epitel transisional

Sel epitel ini dari pelvis ginjal, ureter, kandung kemih (vesica urinaria), atau uretra, lebih

besar dari sel epitel tubulus ginjal, dan agak lebih kecil dari sel epitel skuamosa. Sel epitel

ini berbentuk bulat atau oval, gelendong dan sering mempunyai tonjolan.

Sel skuamosa

Epitel skuamosa umumnya dalam jumlah yang lebih rendah

dan berasal dari permukaan kulit atau dari luar uretra. Signifikansi utama mereka adalah

sebagai indikator kontaminasi.

36

Page 37: makalah urologi

1. Silinder hialin

Silinder hialin atau silinder

protein terutama terdiri dari

mucoprotein (protein Tamm-

Horsfall) yang dikeluarkan oleh

sel-sel tubulus. Silinder ini

homogen (tanpa struktur),

tekstur halus, jernih, sisi-

sisinya parallel, dan ujung-ujungnya membulat. Sekresi protein Tamm-

Horsfall membentuk sebuah silinder hialin di saluran pengumpul

2. Silinder Eritrosit

Silinder eritrosit bersifat

granuler dan mengandung

hemoglobin dari kerusakan

eritrosit. Adanya silinder

eritrosit disertai hematuria

mikroskopik memperkuat

diagnosis untuk kelainan

glomerulus. Cedera glomerulus yang parah dengan kebocoran eritrosit atau

kerusakan tubular yang parah menyebabkan sel-sel eritrosit melekat pada

matriks protein (mukoprotein Tamm-Horsfall) dan membentuk silinder

eritrosit.

3. Silinder Leukosit

Silinder lekosit atau silinder nanah,

terjadi ketika leukosit masuk dalam

matriks Silinder. Kehadiran mereka

menunjukkan peradangan pada ginjal,

karena silinder tersebut tidak akan

terbentuk kecuali dalam ginjal.

Silinder lekosit paling khas untuk

pielonefritis akut, tetapi juga dapat ditemukan pada penyakit glomerulus

(glomerulonefritis). Glitter sel (fagositik neutrofil) biasanya akan menyertai

silinder lekosit. Penemuan silinder leukosit yang bercampur dengan bakteri

mempunyai arti penting untuk pielonefritis, mengingat pielonefritis dapat

37

Page 38: makalah urologi

berjalan tanpa keluhan meskipun telah merusak jaringan ginjal secara

progresif.

4. Silinder Granular

Silinder granular adalah

silinder selular yang

mengalami degenerasi.

Disintegrasi sel selama transit

melalui sistem saluran kemih

menghasilkan perubahan

membran sel, fragmentasi inti, dan granulasi sitoplasma. Hasil disintegrasi

awalnya granular kasar, kemudian menjadi butiran halus.

5. Silinder Lilin (Waxy Cast)

Silinder lilin adalah silinder

tua hasil silinder granular

yang mengalami perubahan

degeneratif lebih lanjut.

Ketika silinder selular tetap

berada di nefron untuk

beberapa waktu sebelum mereka dikeluarkan ke kandung kemih, sel-sel dapat

berubah menjadi silinder granular kasar, kemudian menjadi sebuah silinder

granular halus, dan akhirnya, menjadi silinder yang licin seperti lilin (waxy).

Silinder lilin umumnya terkait dengan penyakit ginjal berat dan amiloidosis

ginjal. Kemunculan mereka menunjukkan keparahan penyakit dan dilasi

nefron dan karena itu terlihat pada tahap akhir penyakit ginjal kronis.

Bakteri

Bakteri yang umum dalam spesimen urin karena banyaknya mikroba flora normal vagina atau

meatus uretra eksternal dan karena kemampuan mereka untuk cepat berkembang biak di urine

pada suhu kamar. Bakteri juga dapat disebabkan oleh kontaminan dalam wadah pengumpul,

kontaminasi tinja, dalam urine yang dibiarkan lama (basi), atau memang dari infeksi di

saluran kemih. Oleh karena itu pengumpulan urine harus dilakukan dengan benar

(lihat pengumpulan spesimen urine)

Diagnosis bakteriuria dalam kasus yang dicurigai infeksi saluran kemih memerlukan tes

biakan kuman (kultur). Hitung koloni juga dapat dilakukan untuk melihat apakah jumlah

bakteri yang hadir signifikan. Umumnya, lebih dari 100.000 / ml dari satu organisme

mencerminkan bakteriuria signifikan. Beberapa organisme mencerminkan kontaminasi.

38

Page 39: makalah urologi

Namun demikian, keberadaan setiap organisme dalam spesimen kateterisasi atau suprapubik

harus dianggap signifikan.

Trichomonas vaginalis

Trichomonas vaginalis adalah parasit menular seksual yang dapat berasal dari urogenital laki-

laki dan perempuan. Ukuran organisme ini bervariasi antara 1-2 kali diameter leukosit.

Organisme ini mudah diidentifikasi dengan cepat

dengan melihat adanya flagella dan

pergerakannya yang tidak menentu.

Kristal

Kristal yang sering dijumpai adalah kristal

calcium oxallate, triple phosphate, asam urat. Penemuan kristal-kristal tersebut tidak

mempunyai arti klinik yang penting. Namun, dalam jumlah berlebih dan adanya predisposisi

antara lain infeksi, memungkinkan timbulnya penyakit "kencing batu", yaitu terbentuknya

batu ginjal-saluran kemih (lithiasis) di sepanjang ginjal – saluran kemih, menimbulkan jejas,

dan dapat menyebabkan fragmen sel epitel terkelupas. Pembentukan batu dapat disertai

kristaluria, dan penemuan kristaluria tidak harus disertai pembentukan batu.

1. Kalsium Oksalat

2. Triple Fosfat

3. Asam Urat

39

Page 41: makalah urologi

PATOLOGI URIN[11]

Anuria : Supresi total sekresi urin oleh ginjal, disebut juga anuresis. Sekresi jumlah urin

kurang dari 100ml per 24 jam.

Angioneurotic a., anuria yang terjadi pada nekrosis korteks ginjal

Calculous a., anuria yang disebabkan oleh batu ginjal

Obstructive a., kegagalan ekskresi urin akibat sumbatan, seperti oleh batu ginjal dalam

pengeluaran urin

Prerenal a., penghentian sekresi urin akibat dari turunnya tekanan darah sampai lebih rendah

dari tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan tekanan filtrasi yang cukup didalam

glomeruli

Renal a., kegagalan sekresi urin oleh ginjal meskipun tekanan filtrasi didalam glomerulus

cukup adekuat dan ureternya paten

Postrenal a., anuria yang disebabkan oleh obstruksi ureter atau uretra. Oleh karena

pembesaran prostat dan proses keganasan dalam rongga pelvis dan batu pada saluran kemih

Oligouria : Sekresi jumlah urin yang berkurang dalam hubungan dengan asupan cairan,

biasanya dinyatakan sebagai kurang dari 400ml per 24 jam atau sekitar 100-300ml

per 24 jam. Disebut juga hypouresis dan oliguresis.

41

Page 42: makalah urologi

Homeostasis[12]

Adalah keadaan yang slalu stabil di lingkungan internal tubuh.

-homeostasis pengeluaran berkeringat & pengeluaran urin-

Panas

Lingkungan panas suhu inti

Termoreseptor perifer (kulit) termoreseptor sental (hipotalamus)

Vasodilatasi pembuluh darah kulit

Respons vasomotorik kulit

Hipotalamus

Sistem saraf simpatis

42

Page 43: makalah urologi

Pembuluh darah kulit

Vasodilatasi

Berkeringat

Karena berkeringat......

Volume CES

Tekanan darah arteri

Reseptor volume atrium kiri

Vasopresin

Vasokontriksi anterior

Permeabilitas tubulus distal terhadap H2O

Reabsorpsi H2O

Pengeluaran urin

43

Page 44: makalah urologi

Hati Ginjalparu kortekas adrenal

ginjal

Renin ACE

Angiotensinogen

angiotensin I

Angiotensin II aldosteron

vasopresin

vasokonstriksi arteriol

Nacl / volume cairan ekstrasel tekanan darah arteri

reabsorpsi Na+ oleh tubulus ginjal (reabsorpsi Cl- mengikuti secara pasif)

Na+ (dan Cl-) ditahan

Na+ (dan Cl-) secara osmotis menahan

lebih banyak H2O dlm CES

H2O ditahan

haus

Pemasukan cairanreabsorpsi H2O oleh tubulus ginjal

Mekanisme haus[13]

Menggunakan mekanisme rennin – angiotensin – aldosteron.

44

Page 45: makalah urologi

DAFTAR PUSTAKA

[1] Dorland’s Medical Dictionary. 31th ed. Philadelphia : W.B. Saunders;1995.

[2] Dasar-dasar Urologi. 2nded. [ Basuki B. Purnomo]. CV.Sagung Seto, Jakarta. 2009.p.1

[3] http://www.dostoc.com/

[4] Luiz Carlos Junquiera, Jose Carneiro. Histologi Dasar. 10thed. The McGraw Hill Companies, Inc.

2003.p.369-386

[5] Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia. 2nd. A Division of International Thomson Publishing, Inc..

1996.p.461

[6] http://www.dostoc.com/

[7] Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia. 2nded. A Division of International Thomson Publishing,

Inc.. 1996.p.477-478

[8] R. Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian rakyat, Jakarta. 1969.p.69-81

[9] http://www.dostoc.com/

[10] R. Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian rakyat, Jakarta. 1969.p.69-121

[11] Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi. 6thed. Elsevier Science. 2002.p.895

[12] Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia. 2nded. A Division of International Thomson Publishing,

Inc.. 1996.p.602

[13] Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia. 2nded. A Division of International Thomson Publishing,

Inc.. 1996.p.478-479

45

Page 46: makalah urologi

46