pemeriksaan dasar urologi

29
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK UROLOGI Anindya Dinovita 030.07 Nungky Widyastuti 030.08 Tri Mustikawati 030.08 Periode 8 Oktober 2012 – 15 Desember 2012 Pembimbing: Dr. Ahmad Rizky Herda Sp.Urologi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Upload: tiara-rahmawati

Post on 28-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Dasar Urologi

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

UROLOGI

Anindya Dinovita 030.07

Nungky Widyastuti 030.08

Tri Mustikawati 030.08

Periode 8 Oktober 2012 – 15 Desember 2012

Pembimbing:

Dr. Ahmad Rizky Herda Sp.Urologi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA, 10 OKTOBER 2012

Page 2: Pemeriksaan Dasar Urologi

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN UROLOGI

Urologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran / ilmu bedah yang mempelajari

penyakit dan kelainan traktus urinarius laki-laki dan perempuan, genitalia laki-laki dan kelenjar

suprarenal. Organ urinaria terdiri atas ginjal beserta salurannya, ureter, buli-buli dan uretra.

Sedangkan organ reproduksi pria terdiri atas testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis,

prostat dan penis.

Untuk menegakkan diagnosis kelainan urologi, dokter dituntut untuk dapat melakukan

pemeriksaan dasar urulogi dengan seksama dan sistematik, mulai dari:

1. Pemeriksaan subjektif, yaitu mencermati keluhan yang disampaikan oleh pasien dan

digali melalui anamnesis yang sistematik.

2. Pemeriksaan objektif, yaitu melakukan pemeriksaan fisis untuk mencari data – data

yang objektif mengenaik keadaan pasien, dan

3. Pemeriksaan penunjang, yaitu mampu memilih berbagai pemeriksaan yang dapat

menunjang diagnosis, diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium, pencitraan

(imaging). Pada beberapa keadaan mungkin diperluka pemeriksaan penunjang yang

lebih bersifat spesialistik, yakni uroflometri atau orodinamika, elektromiografi,

endourologi, dan laparoskopi.

Page 3: Pemeriksaan Dasar Urologi

ANAMNESIS DAN RIWAYAT PENYAKIT

Untuk menegakkan suatu diagnosis, dokter harus melakukan anamnesis yang sistemaris

dan terarah. Anamesis yang sistematik itu mencakup: (1) keluhan utama pasien, (2) riwayat

penyakit yang pernah ia ataupun keluarganya derita, (3) riwayat penyakit yang diderita saat ini.

Pasien datang ke dokter mungkin dengan keluhan : (1) sistemik yang merupakan

penyulit dari kelainan urologi, antara lain gagal ginjal (malese, pucat, uremia) atau demam

disertai menggigil akibat infeksi/urosepsis dan (2) local (urologi) antara lain nyeri akibat

kelainan urologi, adanya benjolan, disfungsi seksual, atau infertilitas.

NYERI

Nyeri yang terdapat pada organ urogenitalia dirasakan sebagai:

- Nyeri lokal : nyeri yang dirasakan disekitar organ itu sendiri

Contoh : nyeri lokal pada kelainan ginjal dapat dirasakan di daerah sudut kostovertebra,

- Nyeri alih (referred pain) : nyeri yang dirasakan jauh dari tempat organ yang sakit

Contoh : kolik ureter dirasakan sampai inguinal, testis, sampai tungkai bawah

Macam-macam nyeri yang dikeluhkan oleh pasien

a. Nyeri ginjal

Nyeri yang terjai akibat regangan kapsul ginjal. Pielonefritis akut menimbulkan edema,

obstruksi saluran kemih yang mengakibatkan hidronefrosis ataupun dapat terjadi tumor

ginjal

b. Nyeri kolik ureter dan ginjal

Nyeri yang terjadi akibat spasme otot polos ureter atau system kalises ginjal. Hal ini

disebabkan gerakan peristaltiknya terhambat oleh batu, bekuan darah, atau oleh benda

asing lain. Nyeri dirasakan sangat sakit dan hilang timbul sesuai dengan gerakan

peristaltik otot polos.

Page 4: Pemeriksaan Dasar Urologi

Pertama-tama dirasakan didaerah sudut kostovertebra kemudian menjalar dinding

depan abdomen, ke region inguinal, hingga ke daerah kemaluan. Tidak jarang nyeri kolik

diikuti keluhan mual dan muntah.

Kalau terjadi kolik uereter, biasanya terasa sangat nyeri, sehingga bisa mengganggu

aktivitas pasien. VASnya antara 8-10. Nyeri kolik ini bisa menjalar sampai inguinal, testis,

dan tungkai bawah

c. Nyeri buli-buli

Dirasakan di suprasimfisis, nyeri ini terjadi akibat overdistensi buli-buli yang biasanya

karena retensi urin atau terdapat inflamasi pada buli-buli (sistitis, tuberculosis atau

sistomiasis). Inflamasi buli-buli biasanya yang dirasakan pasien adalah ketidak nyamanan

di daerah suprapubik (suprapubic discomfort). Nyeri muncul saat buli-buli terisi penuh

dan nyeri berkurang saat selesai miksi.

Pasien sistitis merasakan nyeri yang sangat hebat seperti ditusuk-tusuk pada akhir miksi

dan kadang kala disertai dengan hematuria (stranguria)

d. Nyeri Prostat

Pada umumnya disebabkan karena inflamasi yang mengakibatkan edema kelenjar

prostat dan distensi kapsul prostat.

Sulit ditentukan letaknya biasanya dirasakan di abdomen bawah, inguinal, perineal,

lumbosakral, atau rectum. Sering kali diikuti keluhan miksi berupa frekuensi, disuria,

retensi urin.

e. Nyeri scrotum dan testis

Nyeri pada kantong skrotum bisa primer (akibat ada kelainan pada organ dalam

skrotum : testis dan epididimis) atau sekunder alias referred pain dari organ diluar

skrotum (misalnya terdapat batu di bagian distal ureter, maka penjalaran rasa sakitnya

bisa sampai ke scrotum). Inflamasi akut pada testis atau epididimis menyebabkan

peregangan pada kapsulnya sehingga dirasakan sebagai nyeri yang sangat.

Page 5: Pemeriksaan Dasar Urologi

Nyeri testis seringkali dirasakan hingga ke daerah abdomen, sehingga sering dikacaukan

dengan kelainan abdomen. Nyeri karena inflamasi pada ginjal dan inguinal,seringkali

dirasakan di daerah skrotum. Nyeri tumpul pada testis bias disebabkan karena varikokel,

hidrokel, tumor testis

f. Nyeri penis

Nyeri penis yang dirasakan pada saat sedang tidak ereksi (flaksid) biasanya merupakan

referred pain dari inflamsi pada mukosa buli-buli atau urethra, yang terutama dirasakan

pada meatus urethra eksternum. Selain itu parafimosis dan peradangan pada prepusium

maupun glans penis memberikan rasa nyeri yang terasa pada ujung penis.

Nyeri pada saat ereksi mungkin disebabkan karena penyakit Peynorie atau priapismus.

atau nggak. Penyakit Peyronie terdapat plak jaringan fibrotic yang terba pada tunika

albuginea korpus kavernosum penis sehingga pada saat ereksi, penis melengkung dan

tersa nyeri. Priapismus adalah ereksi penis yang terjadi terus menerus tanpa diikuti

dengan ereksi glans, ereksinya tanpa diikuti hasrat seksual dan terasa sangat nyeri.

Page 6: Pemeriksaan Dasar Urologi

1. KELUHAN MIKSI

Keluhan dirasakan dari mekanisme :

Penyimpanan (stotage) / iritasi meliputi urgensi, polakisuria atau frekuensi, nokturia,

disuria yang biasanya terjadi akibat inflamasi

Pengeluaran urine (voiding) / obstruksi meliputi hesitansi, straining, pancaran urine

melemah, intermitensi, dribling

Keluhan pasca miksi meliputi perasaan tidak puas setelah miksi serta mash terasa ada

sisa urine sehabis miksi

Inkonteinensia urine dan enuresis

Keluhan-keluhan tersebut sering dikenakl sebagai lower urinary tract symptoms (LUTS)

2. HEMATURIA

Hematuria adalah didapatkannya sel drah merah di dalam urine. Hal ini perlu dibedakan

dengan bloody urethral discharge atau pedarahan per urethra yaitu keluar darah dari

meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi, keadaan ini sering terjadi pada trauma

uretra atau tumor uretra.

Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau kecoklatan yang

bukan disebabkan sel darah merah, melainkan oleh zat lain yang mewarnai urine (pada

keadaan hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis

makan/minum bahan yang mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah,

atau setelah mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti fenotiazina, piridium, porfirin,

rifampisin dan fenolftalein)

Secara visual, terdapatnya sel darah merah di dalam urine dibedakan dalam 2 keadaan:

- Hematuria makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai

urine yang berwarna merah.

Jika berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena dapat menimbulkan

penyulit berupa gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran urine, eksanguinasi

sehingga menimbulkan syok hipovolemik/anemia dan menimbulkan urosepsis

Page 7: Pemeriksaan Dasar Urologi

- Hematuria mikroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata tidak dapat dilihata

sebagai urine yang berwarna merah tetapi pemeriksaan mikroskopik ditemukan lebih

dari 2 sel darah merah per lapang pandang.

Hematuria dapata disebabkan oleh berbagai kelainan yang berasal di dalam maupun diluar

system urogenitalia. Yang berasal dari dalam system urogenitalia dapat disebabkan oleh

berbagai kelainan saluran kemih tetapi mulai dari infeksi hingga keganasan saluran kemih.

Waspadai kemungkinan adanya penyakit keganasan saluran kemih,terutama hematuri yang

tidak disertai dengan nyeri.

Kelainan yang berasala dari system urogenitalia antara lain adalah:

- Infeksi/inflamasi : pielonefritis, glomerulonefritis, uereteritis, sistitis dan uretritis

- Tumor jinak atau ganas : tumor Wilm, tumor Grawitz, tumor pielum, tumor ureter,

tumor buli-buli, tumor prostat dan hyperplasia prostat jinak

- Kelainan bawaan system urigenitalia : kista ginjal

- Trauma yang mencederai system urogenitalia

- Batu salurah kemih

Karakteristik suatu hematuria dapat dipakai sebagai pedoman untuk memperkirakan

lokasi penyakit primernya, yaitu porsi hematuria (warna merah yang dilihat saat

berkemih)

Tabel 1. Porsi Hematuri Pada Saat Miksi

*Bedakan dengan bloody discharge uretra, yang keluar saat tidak berkemih. Disebabkan

karena trauma dan rupture uretra.

Inisial Total terminal

Terjadi pada awal miksi Seluruh proses miksi Pada akhir miksi

Tempat kelainan Uretra buli-buli, ureter atau ginjal Leher buli-buli

Page 8: Pemeriksaan Dasar Urologi

Kualitas warna urine dapat juga membantu menentuka penyebab hematuria, yaitu:

- Darah baru berwarna merah segar berasal dari buli-buli, prostat dan uretra

- Darah lama berwarna lebih kecoklatan bentuk seperti cacing berasal dari glomerulus

3. PIURIA

Didapatkannya sel leukosit dalam jumlah tertentu di dalam urine. Secara visual dibedakan

atas:

- Makroskopik : secara kasat mata terlihat berwarna keruh seperti susu atau pus

akibatlekosit didalam urine yang sangat banyak

- Mikroskopik : uine terlihat normal dan pada pemeriksaan sedimen terlihat adanya

beberapa lekosit

4. INKONTINENSIA URINE

Ketidakmampuan seseorang untuk menahan urine yang keluar dari buli-buli, baik disadari

maupun tidak disadari. Terdapat beberapa macam inkotinensia urine, yaitu :

Tabel 2. beberapa jenis inkontinensia urine

Jenis Urine keluar pada saat Terdapat pada

paradoksa (overflow) buli-buli penuh obstruksi intravesika (BPH)

Stress tekanan abdomen

meningkat

kelemahan otot panggul

Urge ada keinginan untuk kencing sistitis, buli-buli nerogen

true atau continous urine selalu keluar pada fistel vesiko atau uretero

vagina, ureter ektopik, kerusakan

sfingter eksterna

Page 9: Pemeriksaan Dasar Urologi

5. ENURESIS

Keluarnya urine yang terjadi pada saat tidur.

6. PNEUMATURIA

Berkemih bercampur dengan udara, dapat terjadi karena adanya fistula antara buli-buli dan

usus atau terdapat proses fermentasi glukosa menjadi gas CO2 pada penderita DM

7. HEMATOSPREMIA

Didapatkannya darah didalam cairan ejakulat atau cairan semen. Biasanya dialami pasien

usia pubertas dan paling banyak pada usia 30-40 tahun. Paling sering disebabkan dari

prostat dan vesikula seminalis. Sebagian besar tidak diketahui penyebabnya dan bias

sembuh sendiri (hematospremia primer). Hematospremia sekunder dapat disebabkan

karena pasca biopsy prostat, inflamasi/infeksi vesikula seminalis maupun prostat atau

karsinoma prostat

8. KELUHAN PADA SKROTUM DAN ISINYA

Biasanya paasien datang dengan keluhan buah zakar membesar (tumor testis, hidrokel,

spermatokel,hematokel atau hernia skrotalis), terdapat bentukan berkelok-kelok seperti

cacong didalam kantong (varikokel) atau buah zakar tidak berada didalam skrotum

(kriptorkismus)

9. DISFUNGSI SEKSUAL

Biasanya meliputi :

- Libido turun

- Kekuatan ereksi menurun

- Ejakulasi retrograde

- Disfungsi ereksi

- Tidak merasakan orgasme

- Ejakulasi dini

Page 10: Pemeriksaan Dasar Urologi

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik pasien meliputi pemeriksaan tentang keadaan umu pasien dan

pemeriksaan urologi. Pada pemeriksaan urologi harus diperhatikan setiap organ mulai dari

pemeriksaan ginjal, buli-buli, genitalia eksterna dan pemeriksaan neurologi.

Page 11: Pemeriksaan Dasar Urologi

1. PEMERIKSAAN GINJAL

- INSPEKSI : di daerah pinggang dimulai dengan meminta pasien duduk relaks dengan

membuka pakaian pada daerah perut sebelah atas. Perhatikan adanya pembesaran

asimetris pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas. Pembesaran mungkin

dapat disebabkan karena hidronefrosis, abses paranefrik, atau tumor ginjal.

- PALPASI : dilakukan secara bimanual dengan memamkai dua tangan. Tangan kiri

diletakkan di sudut kostovertebra untuk mengangkat ginjal ke atas sedangkan tangan

kanan meraba ginjal dari depan di bawah arkus kosta. Dengan melakukan palpasi

bimanual, ginjal kanan yang normal pada anak atau dewasa kurus seringkali masih dapat

diraba. Ginjal kiri sulit diraba karena terletak lebih tinggi daripada sisi kanan

- PERKUSI : dilakukan dengan memberikan ketokan pada sudut kostovertebra.

Pembesaran ginjal karena hidronefrosis atau tumor ginjal, mungkin terasa nyeri pada

perkusi

- AUSKULTASI : suara bruit yang terdengar di daerah episgastrium atau abdomen sebelah

atas curiga adanya stenosis arteria renalis. Bruit pada abdomen juga bias disertai oleh

aneurisma arteria renalis atau malformasi arteriovenus.

2. PEMERIKSAAN BULI-BULI

Buli-buli normal sulit untuk idraba, kecuali jika sudah terisi urine paling sedikit 150 mL.

Pada pemeriksaan buli-buli diperhatikan adanya benjolan/massa atau jaringan parut

bekas irisan/operasi di suprasimfisis. Massa di daerah suprasimfisis mungkin merupakan

tumor ganas buli-buli atau karena buli-buli yang terisi penuh dari suatu retensi urine.

Dengan palpasi dan perkusi dapat ditentukan batas atas buli-buli. Seringkali dengan

inspeksi terlihat buli-buli yang terisi penuh hingga melewati batas atas umbilikus.

Pemeriksaan bimanual pada buli-buli dibawah pembiusan dilakukan untuk menentukan

ekstensi dan mobilitas tumor buli-buli stelah reseksi. Pada wanita, palpasi bimanual

dilakukan dengan menekan buli-buli memakai tangan yang diletakkan di atas abdomen

dan jari tangan yang lain pada vagina. Pada pria,tangan satu pada badomen dan jari

tangan lain mengangkat bu;i-buli melalui colok dubur.

Page 12: Pemeriksaan Dasar Urologi

3. PEMERIKSAAN GENITALIA EKSTERNA

- INSPEKSI : perhatikan meatus dan glans penis, terutama sulkus koronarius (pada pasien

yang belum disirkumsisi prepusium harus diretraksi ke proksimal terlebih dahulu).

Perhatikan kelainan yang ada, antara lain : mikropenis, makropenis, hipospadia, kordae,

epispadia, stenosis pada meatus uretra eksterna, fimosis/parafimosis, fistel uretro-kutan

dan ulkus.

- PALPASI : striktur uretra anterior yang berat menyebakan fibrosis korpus spongiusum

yang teraba disebalah ventral penis berupa jaringan keras (spiongiofibrosis)

4. PEMERIKSAAN SKROTUM DAN ISINYA

- INSPEKSI : perhatikan adakah pembesaran pada skrotum

- PALPASI : adakah persaan nyeri saat diraba

- PEMERIKSAAN TRANSLUMINASI : dilakukan ditempat yang gelap dan menyinari

skrotum dengan cahaya terang. Jika isi skrotum tampak menerawang berarti berisi

cairan kistus dan dikatan sebagai transluminasi positif

5. COLOK DUBUR (RECTAL TOUCHER)

Memasukan jari telunjuk ynag sudah diberi pelican ke dalam lubang dubur. Pada

pemeriksaan colok dubur, yang dinilai adalah :

- Tonus sfingter ani dan reflex bulbokavernosus (BCR)

Penilaian BCR dilakukan dengan cara merasakan adanya reflex jepitan pada sfingter ani

pada jari akibat rangsangan sakit yang kita berikan pada glans penis atau klitoris

- Mencari kemungkinan adanya massa di dalam lumen rectum

- Menilai keadaan prostat

6. PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Page 13: Pemeriksaan Dasar Urologi

Ditujukan untuk mencari kemungkinan adanya kelainan neurologic yang mengakibatkan

kelainan pada system urogenitalia seperti pada lesi motor neuron atau lesi saraf perifer

yang merupakan penyebab dari buli-buli neurogen.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. URINALISIS

Page 14: Pemeriksaan Dasar Urologi

Pemeriksaan ini meliputi :

- Makroskopik dengan menilai warna, bau dan berat jenis urine

- Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/pH, protein dan gula dalam urine

- Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel-sel, cast (silinder), atau bentukan lain di

dalam urin

Urin mempunyai pH yang relative basa kemungkinan terdapat infeksi oleh

bakteri pemecah urea, sedangkan jika pH yang terlalu asam kemungkina terdapat

asidosis pada tubulus ginjal atau ada batu asam urat. Jika didapatkan glukosuria berarti

dicurigai adanya suatu diabetes mellitus atau nilai ambang glukosa yang rendah. Nitrat

atau lekosit di dalama urine identik dengan infeksi/inflamasi. Leukosituria pada urin

yang stelah dikultur kemungkinan adalah pemberian terapi ISK yang belum teunta,

keganasan atau batu slauran kemih.

Berat jenis adalah uji sederhana yang dapat menunjukan kemampuan ginjal

dalam memekatkan urine. BJ yang rendah (<1008) menandakan adanya insufisiensi

ginjal, asupan air yang banyak, poliuria, atau sindroma inappropriate anti diuretic

hormone.

Tabel 3 . bentukan Sedimen pada Pemeriksaan Mikroskopik Urin

Sel dari darah Sel dari saluran Sel dari luar saluran

kemih

silinder kristal

Eritrosit Epitel Bakteri Hialin Oksalat

Leukosit Sperma Fungi Granul Urat

Plasma Parasit Waxy

Pemeriksaan mikroskopik urine untuk mencari adanya sel darah, sel yang berasal

dari saluran reproduksi pria, sel organism yang berasal dari luar saluran kemih, silinder

ataupun Kristal.

Page 15: Pemeriksaan Dasar Urologi

Didapatkan eritrosit didalam darah secara bermakna (>2 per lapang pandang)

menunjukan adanya cedera pada system saluran kemih. Leukosituria bermakna (>5 per

lapang pandang) atau piuria merupakan tanda dari inflamasi saluran kemih.

Cast (silinder) adalah mukoprotein dan berbagai elemen yang berasal dari

parenkim ginjal yang tercetak di tubulus ginjal, jika diketemukan silinder di dalam

pemeriksaan sedimen urine menandakan adanya kerusakan parenkim ginjal.

2. PEMERIKSAAN DARAH

- Darah rutin

Terdiri atas pemeriksaan kadar hemoglobin, leukosit, laju endap darah, hitung jenis dan

hitung trombosit

- Faal ginjal

Yang sering diperiksa adalah pemeriksaan kadar kreatinin, kadar ureum atau BUN (blood

urea nitrogen) dan klirens kreatinin.

- Elektrolit

Kadar natrium sering diperiksa pada pasien yang menjalani tindakan reseksi prostat

transuretra (TURP). Selama TURP banyak cairan yang masuk ke sirkulasi sistemik

sehingga terjadi relatif hiponatremia.

Selain itu pemeriksaan elektrolit berguna untuk mengetahui factor predisposisi

pembentukan batu saluran kemih, antara lain kalsium, fosfat, magnesium.

- Faal hepar dan faal pembekuan

Faal hepar ditujukan untuk mencari adanya metastasis suatu keganasan atau untuk

melihat fungsi hepar secara umum. Pemeriksaan hemostasis sangat penting guna

mempersiapkan pasien dalam menjelang operasi besar yang diperkirakan banyak

menimbulkan perdarahan.

- Pemeriksaan penanda tumor

Antara lain PAP (Prostatic Acid Phosphatase) dan PSA (Prostate Specific Antigen) yang

sering berguna dalam membantu menegakkan diagnosis karsinoma prostat, AFP (α-feto

protein) dan Human Chorionic Gonadotropin (β-HCG) untuk mendeteksi adanya tumor

Page 16: Pemeriksaan Dasar Urologi

testis jenis non seminoma dan pemeriksaan VMA (Vanyl Mandelic Acid) dalam urine

untuk mendeteksi tumor neuroblastoma.

3. ANALISIS SEMEN

Dikerjakan pada pasien varikokel atau infertilitas pria untuk menegakkan diagnosis atau

mengikuti perkembangan hasil pasca terapi atau pasca operasi infertilitas pria.

4. ANALISI BATU

Kegunaan analisis batu adalah untuk mengetahui jenis batu guna mencegah terjadinya

kekambuhan di kemudian hari. Pencegahan dapat berupa pengaturan diet atau

pemberian obat-obatan. Yang paling penting adalah analisis inti batu karena terjadinya

gangguan metabolism yang menyebabkan timbulnya batu dimulai dari pembentukan

inti batu.

5. KULTUR URINE

Diperiksa jika ada dugaan infeksi saluran kemih. Sebaiknya diambil sample urine porsi

tengah (mid stream urine). Jika didapatkan kuman di dalam urine, dibiakkan di dalam

medium tertentu untuk mencari jenis kuman dan sekaligus sensivitas kuman terhadap

antibiotic yang diujikan.

6. SITOLOGI URINE

Merupakan pemeriksaan sitopatologi sel urotelium yang terlepas dan terikut urine.

Derajat perubahan sel itu diklasifikasikan dalam 5 kelas mulai dari (1) normal, (2) sel

yang mengalami peradangan, (3) sel atipik, (4) diduga menjadi sel ganas dan (5) sel yang

sudah mengalami perubahan morfologi menjadi sel ganas.

7. HISTOPATOLOGI

Diambil melalu biopsy jaringan ataupun melalu operasi. Pada pemeriksaan ini dapat

ditentukan suatu jaringan normal, mengalami proses inflamasi, pertumbuhan benigna,

Page 17: Pemeriksaan Dasar Urologi

atau terjadi pertumbuhan maligna. Dapat juga menentukan stadium patolgok serta

derjat diferensiasi suatu keganasan.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI (PENCITRAAN)

1. FOTO POLOS ABDOMEN

Page 18: Pemeriksaan Dasar Urologi

Cara pembacaan foto yang sistematis harus memperhatikan “4 S”. yaitu:

- Side : diperiksa apakah penempatan sisi kiri dan kana sudah benar. Sisi kiri terdapat

bayangan gas pada lambung, sisi kanan oleh bayangan hepar

- Skeleton : perhatikan tulang-tulang vertebra, sacrum, kosta serta sendi sakroiliaka

- Soft tissues : perhatikan adanya pembesaran hepar, ginjal, buli-buli akibat retensi urine

atau tumor buli-buli, serta perhatikan bayangan garis psoas

- Stone : perhatikan adanya bayangan opaque dalam system urinaria, yaitu mulai dari

ginjal, ureter hingga buli-buli. Beakan dengan kalsifikasi pembuluh darah atau flebolit

dan feses yang mengeras atau fekolit.

2. INTRAVENOUS PIELOGRAFI (IVP)

Foto yang dapat menggambarkan keadaan system urinaria melalui bahan kontras radio-

opak. Pencitraan ini dapat menunjukkan adanya kelainan anatomi dan kelainan fungsi

ginjal dan saluran kemih.

Tabel 4. Tahapan Pembacaan Foto PIV

MENIT URAIAN

0 Foto polos perut

5 Melihat fungsi ekskresi ginjal. Pada ginjal normal system pelviklises sudah tampak

15 Kontras sudah mengisi ureter dan buli-buli

30Foto dalam keadaan berdiri, dimaksudkan untuk menilai kemungkinan terdapat

perubahan posisi ginjal (ren mobilis)

60

Melihat keseluruhan anatomi saluran kemih, antara lain: filling defect, hidronefrosis,

double system atau kelainan lain. Pada buli-buli diperhatikan adanya identasi prostat,

trabekulasi, penebalan otot detrusor, dan sakulasi buli-buli

PASCA MIKSI Menilai sisa kontras (residu urine) dan divertikel pada buli-buli

Page 19: Pemeriksaan Dasar Urologi

3. SISTOGRAFI

Pencitraan buli-buli dengan memakai kontras. Foto ini dapat dikerjakan dengan

beberapa cara, antara lain: (1) melalui foto IVP, (2) memasukkan kontras melalui kateter

uretra langsung ke buli-buli dan (3) memasukkan kontras melalui kateter sistostomi atau

melalui pungsi suprapubik.

Dari sistogram dapat dikenali adanya tumor atau bekuan darah di dalam buli-buli yang

ditunjukan oleh adanya filling defect, adanya robekan buli-buli yang terlihat sebagai

ekstravasasi kontras ke luar dari buli-buli, adanya divertikel buli-buli, buli-buli

neurogenik.

4. URETROGRAFI

Merupakan pencitraan uretra dengan memakai bahan kontras. Bahan kontras

dimasukkan langsung melalui meatus uretra eksterna melalui klem Broadny yang

dijepitkan pada glans penis. Gambaran yang mungkin terjadi pada uretrogram adalah :

(1) jika terdapat striktur uretra akan tampak adanya penyempitan atau hambatan

kontras pada uretra, (2) trauma uretra tampak sebagai ekstravasasi kontras ke luar

dinding uretra atau (3) tumor uretra atau batu non opak pada uretra tampak sebagai

filling defect pada uretra

5. PIELOGRAFI RETROGRAD (RPG)

Merupakan pencitraan system urinaria bagian atas (dari ginjal hingga ureter) dengan

cara memasukkan bahan kontras radio-opak langsung melalui kateter ureter yang

dimasukkan transuretra. Indikasi pembuatan foto ini adalah (1) jika ada kontra indikasi

pembuatan foto IVP atau (2) IVP belum bias menjelaskan keadaan ginjal maupun ureter,

antara lain pada ginjal non visualized

6. PIELOGRAFI ANTEGRAD

Page 20: Pemeriksaan Dasar Urologi

Pencitraan sistem urinaria bagian atas dengan cara memasukkan kontras melalui sistem

saluran (kaliks) ginjal. Bahan kontras dimasukkan melalui kateter nefrostomi yang

sebelumnya sudah terpasang, atau dapat pula dimasukkan melalui pungsi pada kaliks

ginjal.

7. USG (ULTRASONOGRAFI)

USG dapat membedakan antara massa padat (hiperekoik) dengan massa kistus

(hipoekoik), sedangkan batu non opak yang tidak dapat dideteksi dengan foto rontgen

akan terdeteksi oleh USG sebagai echoic shadow.

Pemeriksaan pada ginjal dipergunakan:

(1) Untuk mendeteksi keberadaan dan keadaan ginjal (hidronefrosis, kista, masaa atau

pengkerutan ginjal) yang pada pemeriksaan IVP menunjukan non visualized

(2) Sebagai penuntun saat melakukan pungsi ginjal atau nefrostomi perkutan

(3) Sebagai pemeriksaan penyaring pada dugaan adanya trauma ginjal derajat ringan

Pada buli-buli, USG berguna untuk menghitung sisa urine pasca miksi dan mendeteksi

adanya batu atau tumor di buli-buli. Pada kelenjar prostat, melalui pendekatan

transrektal (TRUS) dipakai untuk mencari nodul pada keganasan prostat dan

menentukan volume/besarnya prostat.

8. COMPUTED TOMOGRAPHY (CT)

Pemeriksaan ini lebih baik daripada USG. CT lebih superior daripada IVP karena dapat

memberikan visualisasi yang lebih baik terhadap parenkim ginjal dan dapat

menggambarkan keadaan organ non urologi.

Tabel 5. Indikasi pemeriksaan CT Scan pada kelainan urologi

- Kecurigaan adanya masaa di ginjal

- Penderajatan (staging) keganasan urologi

- Abses, urinoma dan infeksi urogenitalia

Page 21: Pemeriksaan Dasar Urologi

- Kolik ureter/ginjal

- Cedera urogenitalia

- Kecurigaan kelainan di retroperitoneum/kelenjar adrenal

9. MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)

Pencitraan yang tidak diperlukan pemakaian kontras, sehingga teknik ini aman pada

pasien insufisiensi ginjal. Kontraindikasi pemeriksaan ini adalah jika pasien memakai

implant yang dapat mempengaruhi medan magnet (misalnya pada pasien yang

memakai pacemaker jantung)

MR urografi (MRU) adalah teknik untuk pencitraan pada sistem kalises dan ureter.

Teknik ini bermanfaat untuk pasien insufisiensi ginjal, alergi kontras yodium atau wanita

hamil. Sulit untuk mendekteksi batu saluran kemih karena ham[ir sama dengan bekuan

darah atau tumor.

10. SINTIGRAFI

Mampu menunjukan keadaan anatomi dan fungsi suatu organ. Banyak digunakan di

bidang urologi, untuk mengetahui faal ginjal, mengetahui anatomi ginjal pada

pielonefritis kronis, untuk mencari adanya refluks vesiko ureter, mendiagnosis varikokel,

toriso testis dan dapat untuk mencari metastasis karsinoma prostat pada tulang.

11. ANGIOGRAFI

Di bidang urologi, sering dilakukan pemeriksaan arteriografi renalis, yang dilakukan

secara selektif pada arteria tersebut. Prosedur pemeriksaan arteriografi ini adalah

memasukan kateter melalui pungsi secara perkutan pada arteria femoralis komunis.

Kontras kemudian disuntikan hingga terlihat gambaran arteri yang akan diperiksa.

Indikasi pemeriksaan ini adalah:

(1) Dugaan stenosis arteria renalis (hipertensi renovaskuler)

Page 22: Pemeriksaan Dasar Urologi

(2) Malformasi vaskuler yang biasanya sebagai persiapan donor transplantasi ginjal

(3) Embolisasi tumor untuk mengurangi perdarahan pada waktu pembedahan atau

menghentikan perdarahan pada tumor

(4) Trauma ginjal