makalah ulumul qur'an

11
1 KISAH KISAH DI DALAM AL-QUR”AN Makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas pada matakuliah Ulumul Qur‟an Disusun Oleh: Rahmat Budi nuryadin NIM : 08350022 Jur/fak : AS/ Syari’ah JURUSAN AL-AHWAL AS-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012

Upload: rahmat-bn

Post on 24-Jul-2015

2.032 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Ulumul Qur'an

1

KISAH KISAH DI DALAM AL-QUR”AN

Makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas pada matakuliah Ulumul Qur‟an

Disusun Oleh:

Rahmat Budi nuryadin

NIM : 08350022

Jur/fak : AS/ Syari’ah

JURUSAN AL-AHWAL AS-SYAKHSIYAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: makalah Ulumul Qur'an

2

BAB I

PENDAHULUAN

Sudah dikethuai dan dipergunakan berabad-abad bahwa Al-Qur‟an sebagai sumber

utama bagi umat Islam dalam mengatur segala aspek kehidupan, petunjuk bagi sikap dan

prilaku kehidupan dunia maupun persiapan menuju akhirat. Banyak orang kagum atau

tertarik pada al-Qur‟an, namun tanpa dapat menjelaskan mengapa mereka kagum dan tertarik.

Tanpa dogma-dogma teologispun teks al-Qur‟an telah menjadi bukti yang inheren atas

kemaha indahannya. Beberapa keindahan yang menonjol dalam teks-teks al-Qur‟an bagi

orang awam sekalipun, adalah teks-teks tentang kisah (cerita).

Kisah (cerita) di dalam al-Qur‟an terdapat dalam 35 surat dan 1.600 ayat. Tak

mengherankan jika kemudian Allah menyebut al-Qur‟an sebagai kumpulan cerita terbaik,

meski ia bukanlah buku cerita biasa.

“…Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-Qur’an ini

kepadamu (QS. Yusuf: 3)

Predikat kisah terbaik ini semakin kokoh karena kisah-kisah dalam Al-Qur‟an telah

diberi karakter sebagai kisah yang benar (al-qashash al-haq).Sayangnya jumlah yang hampir

mendominasi seluruh isi al-Qur‟an ini kurang mendapat perhatian para peneliti dibandingkan

perhatian mereka terhadap ayat-ayat hukum, teologi, dan yang lainnya.

Bagi anak-anak, duduk manis menyimak penjelasan dan nasihat merupakan sesuatu

yang tidak menyenangkan. Sebaliknya, duduk berlama-lama menyimak cerita atau kisah

adalah aktivitas yang mengasyikkan. Oleh karenanya memberikan pelajaran dan nasihat

melalui cerita adalah cara mendidik yang cerdas dan bijak. Itulah sebabnya, dalam

mengemban tugas dakwah, untuk membuka hati manusia Allah memerintahkan kepada

Rasulullah untuk banyak-banyak bercerita. Dengan bahasa perintah yang cukup tegas Allah

berfirman:

Page 3: makalah Ulumul Qur'an

3

“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-

ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah,

maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan

jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan

orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-

kisah itu agar mereka berfikir.”(QS. al-A‟raf : 176).

Dalam Alquran terdapat beberapa pokok-pokok kandungan. Diantara pokok-pokok

kandungan Alquran adalah aqidah, syariah, akhlak, sejarah, iptek, dan filsafat. Sebagian

orang seperti Mahmud Syaltut, membagi pokok ajaran Alquran menjadi dua pokok ajaran,

yaitu Akidah dan Syariah. Namun sesuai dengan tema makalah ini hanya akan dijelaskan

secara lebih rinci terkait dengan bidang sejarah.

Kandungan Alquran tentang sejarah atau kisah-kisah disebut dengan istilahQashashul

Quran (kisah-kisah Alquran). Bahkan ayat-ayat yang berbicara tentang kisah jauh lebih

banyak ketimbang ayat-ayat yang berbicara tentang hukum. Hal ini memberikan isyarat

bahwa Alquran sangat perhatian terhadap masalah kisah, yang memang di dalamnya banyak

mengandung pelajaran (ibrah).

Oleh karena itu kisah/sejarah dalam Alquran memiliki makna tersendiri bila

dibandingkan isi kandungan yang lain. Maka perlu kiranya kita sebagai umat Islam untuk

mengetahui isi sejarah yang ada dalam Alquran sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari

kisah-kisah umat terdahulu.

Secara garis besar makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian qashashul quran,

macam-macamnya serta manfaat mempelajari qashashul quran. Selain itu dalam makalah ini

akan dipaparkan pula beberapa pendapat kaum orientalis yang meragukan keaslian

(keoriginalan) kisah-kisah umat terdahulu yang terdapat dalam Alquran beserta bantahan-

bantahan terhadapnya.

Page 4: makalah Ulumul Qur'an

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qashashul Quran

Secara bahasa, kata qashash berasal dari bahasa Arab dalam bentuk masdar yang

bermakna urusan, berita, kabar maupun keadaan. Dalam Alquran sendiri kata qashash bisa

memiliki arti mencari jejak atau bekas dan berita-berita yang berurutan.

Sedangkan secara terminologis, kisah di definisikan oleh Muhammad Khalafullah

dalam al Fann al Qashashi fi al Quran adalah “Suatu karya kesusasteraan mengenai peristiwa

yang terjadi atas seorang pelaku yang sebenarnya tidak ada. Atau dari seorang pelaku yang

benar-benar ada tapi peristiwa yang berkisar pada dirinya dalam kisah itu tidak benar-benar

terjadi, atau peristiwa itu benar-benar terjadi pada diri pelaku tapi kisah itu disusun atas dasar

seni yang indah yang mendahulukan sebagian peristiwa dan membuang sebagian lagi , atau

peristiwa yang benar-benar itu ditambahi dengan peristiwa yang tidak terjadi atau dilebih-

lebihkan sehingga penggambaran pelaku-pelaku sejarahnya keluar dari kebenaran

sesungguhnya alias para pelaku fiktif “

Dari pengertian secara etimologis dan terminologis diatas dan setelah memperhatikan

kisah yang diungkapkan al Quran maka pengertian kisah al Quran atau Qashash al Quran

adalah pemberitaan al Quran tentang hal ikhwal umat yang telah lalu, kenabian yang

terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Dan juga al Quran banyak mengandung

keterangan tentang kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri

dan peninggalan atau jejak setiap ummat serta diceritakan dengan caranya sendiri yang

menarik dan mempesona.

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat kita katakana bahwa kisah-kisah yang

terdapat dalam al Quran, semuanya adalah cerita yang benar-benar terjadi, tidak cerita

fiksi,khayal,apalagi dongeng serta juga bukan karangan Nabi Muhammad seperti yang

dituduhkan oleh kaum orientalis. Al Quran menjelaskan kebenaran kisah dalam surah al

Imran 63, al Kahfi 13, al Qashas 3, dan menjelaskan peristiwa yang telah terjadi dengan

benar yaitu peristiwa tenggelamnya Firaun dan pengikutnya di Laut Merah dan hanya jasad

Firaun yang diselamatkan, hal ini terdapat pada surah al Baqarah 50 dan Yunus 90, 92. Dan

masih banyak peristiwa terdahulu yang di informasikan al Quran dan hasilnya adalah benar-

benar terjadi.

Page 5: makalah Ulumul Qur'an

5

B. Macam-Macam Kisah

Apabila kita cermati kisah-kisah yang terdapat dalam al Quran maka dapat ditemukan

macam-macam kisah yang menurut Manna Khalil al Khattan ada tiga yaitu:

- Kisah para Nabi, kisah ini mengandung dakwah Nabi kepada kaumnya, Mukjizat

yang memperkuat dakwahnya, sikap orang yang memusuhinya, tahapan dan

perkembangan dakwahnya serta akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai

dan yang mendustakan. Misalnya kisah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun, Isa,

Muhammad dan Nabi-Nabi serta Rasul lainnya.

- Kisah yang berhubungan dengan peristiwa masa lampau tapi bukan para Nabi,

Misalnya kisah al Kahfi, Talut dan Jalut, Qabil dan habil, Zulkarnaen, Karun, Ashabus

Sabti, Maryam, Askhabul Ukhdud, ashabul Fil dan lain-lain.

- Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah

Muhammad, seperti perang badr, Uhud, Hunain, Tabuk, Ahzab, Hijrah Nabi, isra‟ Nabi

dan lain-lain.

C. unsur-unsur kisah dalam Alquran

1. Pelaku (al-Syaksy). Dalam Alquran para actor dari kisah tersebut tidak hanya

manusia, tetapi juga malaikat, jin dan bahkan hewan seperti semut dan burung hud-

hud.

2. Peristiwa (al-Haditsah). Unsur peristiwa merupakan unsur pokok dalam suatu cerita,

sebab tidak mungkin, ada suatu kisah tanpa ada peristiwanya. Berkaitan peristiwa,

sebagian ahli membagi menjadi tiga, yaitu:

- peristiwa yang merupakan akibat dari suatu pendustaan dan campur tangan qadla-

qadar Allah dalam suatu kisah.

- peristiwa yang dianggap luar biasa atau yang disebut mukjizat sebagai tanda bukti

kebenaran, lalu datanglah ayat-ayat Allah, namun mereka tetap mendustakannya

lalu turunlah adzab.

- peristiwa biasa yang dilakukan oleh orang-orang yang dikenal sebagai tokoh yang

baik atau buruk, baik merupakan rasul maupun manusia biasa.

3. Percakapan (Hiwar). Biasanya percakapan ini terdapat pada kisah yang banyak

pelakunya, seperti kisah Nabi Yusuf, kisah Musa dsb. Isi percakapan dalam Alquran

Page 6: makalah Ulumul Qur'an

6

pada umumnya adalah soal-soal agama, misalnya masalah kebangkitan manusia,

keesaan Allah, pendidikan dsb. Dalam hal ini Alquran menempuh model percakapan

langsung. Jadi Alquran menceritakan pelaku dalam bentuk aslinya.

D. Tujuan dan Fungsi Qashasul Quran

Apa sebenarnya tujuan dan fungsi kisah dalam Alquran? Kisah-kisah dalam Alquran

merupakan salah satu cara yang dipakai Alquran untuk mewujudkan tujuan yang bersifat

agama. Sebab Alquran itu juga sebagai kitab dakwah agama dan kisah menjadi salah satu

medianya untuk menyampaikan dan memantapkan dakwah tersebut.

Oleh karena tujuan-tujuan yang bersifat religius ini, maka keseluruhan kisah dalam

Alquran tunduk pada tujuan agama baik tema-temanya, cara-cara pengungkapannya maupun

penyebutan peristiwanya. Namun ketundukan secara mutlak terhadap tujuan agama bukan

berarti ciri-ciri kesusasteraan pada kisah-kisah tersebut sudah menghilang sama sekali,

terutama dalam penggambarannya. Bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan agama dan

kesusasteraan dapat terkumpul pada pengungkapan Alquran. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tujuan kisah Alquran adalah untuk tujuan agama, meskipun demikian tidak mengabaikan

segi-segi sastranya

Adapun tujuan dan fungsi dalam Alquran antara lain adalah:

1. Untuk menunjukkan bukti kerasulan Muhammad saw. Sebab beliau meskipun tidak

pernah belajar tentang sejarah umat-umat terdahulu, tapi beliau dapat tahu tentang

kisah tersebut. Semua itu tidak lain berasal dari wahyu Allah.

2. Untuk menjadikan uswatun hasanah suritauladan bagi kita semua, yaitu dengan

mencontoh akhlak terpuji dari para Nabi dan orang-orang salih yang disebutkan

dalam Alquran.

3. Untuk mengokohkan hati Nabi Muhammad saw dan umatnya dalam beragama Islam

dan menguatkan kepercayaan orang-orang mukmin tentang datangnya pertolongan

Allah dan hancurnya kebatilan.

4. Mengungkap kebohongan ahli kitab yang telah menyembunyikan isi kitab mereka

yang masih murni.

5. Untuk menarik perhatian para pendengar dan menggugah kesadaran diri mereka

melalui penuturan kisah.

Page 7: makalah Ulumul Qur'an

7

6. Menjelaskan prinsip-prinsip dakwah agama Allah, yaitu bahwa semua ajaran para

Rasul intinya adalah tauhid.

E. Kisah Para Nabi dalam Budaya Arab Jahiliyah

a. Kisah Nabi Hud dan Kaum „Ad

Sebelum datangnya Islam, orang-orang Arab telah mempunyai pengetahuan

tentang kerasulan (profetologi) walaupun proses kejadiannya dan periode

pembentukannya tidak diketahui,yang memuat kronologi nabi-nabi yang berbeda dari

tradisi Perjanjian Lama. Kecuali Nabi Nuh, ia menempatkan Nabi Saleh dari suku

Tsamud dan nabi Hud dari suku „Ad lebih tua dari semua nabi di dalam tradisi

Perjanjian Lama, dan bahkan kedua suku tersebut dinamakan “al Arab al „Ariba” (

orang-orang Arab yang paling sedia kala) sehingga sangat wajar jika kedua nama nabi

tersebut sering muncul dalam puisi Arab pra Islam.

Kaum „Ad adalah suku zaman lampau yang mana orangnya mempunyai struktur

badan tinggi , besar dan kuat (Q.S al A‟raf 69), membangun gedung di tempat yang

tinggi-tinggi, membuat benteng pertahanan dan apabila menyiksa sebagai orang yang

kejam lagi bengis (Q.S. As Syuara 128-130).

Nabi Hud diutus oleh Allah kepada kaum „Ad, tapi mereka mengingkarinya dan

bahkan mereka mengatakan bahwa agama tidak lain adalah kebiasaan orang terdahulu

sehingga tak mungkin kaum Ad di adzab (Q.S. Asy Syu‟ara 137-138) maka sangat

wajar jika mereka dimusnahkan oleh angin badai selama tujuh malam dan menyapu

bersih segala yang ada kecuali bangunan-bangunan.

b. Kisah Nabi Saleh dan Kaum Tsamud

Tsamud adalah satu bangsa di Arabia Kuno, mereka disebut dalam prasasti

Sargon, di Ptolemy, di Pliny dan tulisan klasik lainnya seperti dalam puisi Arab Pra

Islam. Ia telah mengadakan hubungan dengan Arabia Timur Laut terutama dengan al

Hijr (Madyan). Ia telah mengebor batu karang di dalam wadi/lembah (Q.S. al Fajr 9),

mereka telah membangun istana di tanah yang datar, memahat gunung untuk

dijadikan rumah (Q.S. al A‟raf 74).

Nabi Saleh, salah seorang dari mereka di utus kepadanya, namun mereka

mengingkari dan bahkan meminta bukti kejelasan bahwa Nabi Saleh sebagai utusan

Tuhan, sebagai bukti kebenaran pesannya tiba-tiba muncul seekor unta betina beserta

Page 8: makalah Ulumul Qur'an

8

anak unta namun malah dibunuh oleh kaum Tsamud (Q.S. Huud 64-65, al A‟raf 77)

oleh karena itu Allah hancurkan kaum itu dengan gempa bumi yang dahsyat (Q.S. al

A‟raf 78), dengan sambaran petir (Q.S. Fushilat 17, ad Dzariyat 44) dengan suara

keras yang mengguntur (Q.S al Qamar 31)

c. Kisah Nabi Sulaiman dan Kaum Saba‟

Kaum Saba‟ diinformasikan oleh al Quran sebagai kaum yang diberikan Allah

dua kebun yang sangat subur (Q.S. Saba‟ 15) dan diberikan negeri yang berdekatan

agar dapat melakukan perjalanan siang dan malam, sekarang adalah negeri Syam dan

Yaman (Q.S. Saba‟ 18).

Belum ditemukan oleh penulis bahwa nabi Sulaiman diutus oleh Allah kepada

kaum Saba‟, tapi hanya ditemukan proses komunikasi antara nabi Sulaiman dengan

Ratu Saba‟ (yang dalam beberapa tafsir diidentifikasi sebagai ratu Balqis) melalui

surat yang isinya agar meninggalkan menyembah matahari dan menuju berserah diri

kepada Allah (Q.S. an Naml 27-44).

Karena berpalingnya kaum Saba‟ kepada anugerah Allah yang telah diberikan

kepadanya maka di datangkan kepadanya banjir dan runtuhnya bendungan Ma‟arib

yang merusak kesuburan kebun mereka (Q.S. Saba‟ 16).

d. Kisah Nabi Nuh

Dalam al Quran, kaum Nuh sering dirujuk sebagai suatu kisah yang

berkembang, kisah ini diulang-ulang yaitu kisah dimana Nuh diutus untuk kaumnya

agar tidak menyembah selain Allah ( Q.S. Huud 25- 35), dan mereka yang berpaling

kepada pesan dari nabi Nuh ditenggelamkan dalam banjir besar sedangkan mereka

yang beriman diselamatkan dalam kapal (Q.S. Huud 40-48).

Di negeri Arabia Pra Islam cerita tersebut telah diketahui meskipun dalam puisi

Arab awalnya diragukan, dan cerita itu pula diperluas untuk mencakup rincian cerita

Perjanjian Lama dan unsur-unsur tradisi Yahudi luar-al Kitab.

e. Kisah Nabi Ibrahim

Ibrahim sebagai seorang yang hanif, seorang Nabi dan peletak dasar agama

monoteis.Ia sangat anti pati terhadap penyembahan kepada berhala yang dilakukan

masyarakat dan Bapaknya dan menyeru hanya menyembah kepada pencipta manusia

Page 9: makalah Ulumul Qur'an

9

(Q.S.Maryam 41-50, al Anbiya52-56, as Syuara 69-81,as Saffat 83-92) sehingga ia

menyerang berhala sesembahan itu (Q.S. as Saffat 93).

Pesan dan ajakan Ibrahim tidak dihiraukan bahkan diejeknya maka hukuman

Allah kepadanya adalah tidak dihancurkan seperti kisah nabi-nabi dahulu tetapi

dijadikan orang yang menderita kekalahan paling buruk /merugi (Q.S.al Anbiya‟ 70)

atau dijadikan orang yang kurang berharga/hina (Q.S. as Sahaffat 98)

f. Kisah Nabi Luth

Kisah nabi Luth ini terjadi di kota Sadom yang terletak di dekat pantai Laut

Tengah (Q.S. al Hijr 76, al Furqan 40 dan as Shaffat 137 ), Nabi Luth berusaha

mengingatkan kaumnya untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak senonoh dan

tidak melakukan hubungan seksual yang tidak wajar, mereka dan isteri Luth berpaling

dan bahkan mengusirnya, namun Luth dan seluruh keluarganya enggan pergi Atas

perbuatannya, kota dan masyarakatnya dilanda hujan dahsyat dan badai kerikil, dan

hanya Luth sekeluarga kecuali isterinya yang selamat (Q.S.al qamar 33-34).

F. Pandangan Orientalis Terhadap Kisah Dalam Alquran

Ada beberapa orientalis yang berpendapat bahwa kisah-kisah masa lampau yang

dikemukakan Alquran diketahui Nabi Muhammad saw dari seorang pendeta atau beliau

jiplak dari kitab Perjanjian Lama. Pendapat ini jelas tidak benar dari banyak segi. Pertama,

Nabi Muhammad saw tidak pernah belajar pada siapapun. Memang pada masa kanak-kanak

beliau pernah ikut berdagang pamanya ke Syam dan bertemu dengan rahib yang bernama

Buhaira yang meminta pamannya agar member perhatian serius pada nabi karena dia melihat

tanda-tanda kenabian pada beliau. Namun pertemuan ini pun hanya terjadi beberapa saat. Di

sini kita bertanya, “kalau remaja kecil (Muhammad saw) belajar pada rahib itu, apakah logis

dalam pertemuan singkat itu beliau memperoleh banyak informasi yang mendetail, bahkan

sangat akurat?” tentu saja tidak.

Ada juga seorang orientalis yang bernama Montgomery Watt yang berkata bahwa

Nabi Muhammad saw belajar pada Waraqah bin Naufal. Menurutnya, Khadijah merupakan

anak paman Waraqah bin Naufal, sedangkan ia merupakan agamawan yang akhirnya

menganut agama Kristen. Tidak dapat disangkal Khadijah berada di bawah pengaruhnya dan

boleh jadi Muhammad telah menimba sesuatu dari semangat dan pendapat-pendapatnya. Kita

Page 10: makalah Ulumul Qur'an

10

mengakui kalau Waraqah beragama Kristen, tapi bahwa Muhammad dating belajar

kepadanya adalah sesuatu yang tidak dapat diterima.

Hal ini karena menurut pelbagai riwayat kedatangan beliau menemui Waraqah adalah

setelah beliau menerima wahyu dan bukan sebelumnya. Di sisi lain, Waraqah berpendapat

bahwa yang datang pada Nabi Muhammad saw di gua Hira itu adalah malaikat yang pernah

datang pada Nabi Musa dan Isa a.s., dan beliau menyatakan bahwa seandainya hidup saat

Muhammad dimusuhi kaumnya, niscaya dia akan membelanya. Jika demikian logiskah jika

Nabi Muhammad saw belajar kepadanya setelah Waraqah mengakui kenabiannya.

Tidaklah tepat jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw mempelajari Kitab

Perjanjian Lama karena disamping beliau tidak dapat membaca dan menulis, juga karena

terdapat sekian banyak informasi yang dikemukakan Alquran yang tidak termaktub dalam

Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru, missal kisah Ashab Al-Kahfi. Kalaupun ada yang

sama, seperti beberapa kisah nabi-nabi, namun dalam rincian atau rumusan terdapat

perbedaaan-perbedaan.

Bahwa terjadi persamaan dalam garis besar bukan lalu merupakan bukti penjiplakan.

Apakah jika seseorang pada puluhan tahun yang lalu melukis candi Borobudur, kemudian

kini datang pula pelukis lain yang melukisnya dan ternyata lukisan itu sama atau mirip

dengan yang sebelumnya apakah Anda berkata bahwa pelukis kedua menjiplak dari pelukis

pertama.

Nabi Muhammad saw sejak dini telah mengakui bahwa beliau adalah pelanjut dari

risalah para nabi. Beliau mengibaratkan diri beliau dengan para nabi sebelumnya bagaikan

seorang yang membangun rumah, maka dibangunnya dengan sangat baik dan indah, kecuali

satu bata di pojok rumah itu. Orang-orang berkeliling di rumah tersebut dan mengaguminya

sambil berkata, “Seandainya diletakkan bata di pojok rumah ini, maka Akulah (pembawa)

bata itu dan Akulah penutup para nabi.” Demikian sabda Beliau yang diriwayatkan oleh

Bukhari melalui Jabir bin Abdillah.

G. Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas kita dapat mengambil beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Alquran merupakan kitab suci umat Islam dan manusia seluruh alam yang tidak dapat

diragukan kebenarannya dan berlaku sepanjang zaman, baik masa lalu, masa sekarang

maupun masa yang akan datang.

Page 11: makalah Ulumul Qur'an

11

2. Sebagian isi kandungan dalam Alquran kebanyakan memuat tentang qashas (sejarah)

umat-umat terdahulu sebagai bahan pelajaran bagi umat sekarang (umat Islam).

3. Qashashul quran adalah kabar-kabar dalam Alquran tentang keadaan-keadaan umat

yang telah lalu dan kenabian masa dahulu, serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

4. Tujuan kisah Alquran adalah untuk memberikan pengertian tentang sesuatu yang

terjadi dengan sebenarnya dan agar dijadikan ibrah (pelajaran) untuk memperkokoh

keimanan dan membimbing ke arah perbuatan yang baik dan benar.

5. Kisah dalam Alquran dibedakan tiga macam, yaitu: kisah dakwah para nabi, kejadian

umat terdahulu dan kejadian di zaman Rasulullah Muhammad saw.

6. Unsur kisah Alquran juga ada tiga, yakni: adanya Pelaku, kejadian atau peristiwa dan

percakapan.

7. Inti dari fungsi kisah dalam Alquran adalah untuk dakwah menegakkan kalimat

tauhid, membantah kebohongan kaum kafir serta menjadikannya sebagai pelajaran

yang amat berharga bagi umat Islam.

8. Beberapa kaum orientalis ada yang meragukan keaslian kisah-kisah dalam Alquran.

Namun anggapan mereka terbantahkan dengan bukti-bukti yang telah dipaparkan di

atas.