makalah ta

27
BAB I PENDAHULUAN Kerangka konsepsual (conceptual framework) adalah suatu sistem logis dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan-laporan keuangan. Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep- konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Upload: nurul-hilal

Post on 13-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kerangka konsepsual (conceptual framework) adalah suatu sistem logis dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan-laporan keuangan.

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ta

BAB I

PENDAHULUAN

Kerangka konsepsual (conceptual framework) adalah suatu sistem logis dari tujuan-

tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar

konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan

laporan-laporan keuangan.

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang

terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan

bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari

akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan

keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang

mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian,

dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya,

cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep

lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi

berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan

dan pelaporan.

Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi

bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka kerja konseptual

untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan

konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB akan memudahkan

seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual

menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang

Page 2: Makalah Ta

baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset dan

pendapatan serta menyediakan petunjuk untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan

keuangan yang tepat.

Dengan adanya Standard Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru, memberikan

petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan pelaporan keuangan yang berbeda dari sebelumnya.

Sehingga diperlukan adanya publikasi kepada seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar

menyesuaikan dengan peraturan baru yang berlaku

Page 3: Makalah Ta

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Kerja Konseptual

Rerangka konseptual dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur (Belkaouli,

1993). Hal ini disebabkan struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansi

yang di dasarkan pada proses penalaran logis (logical normative). Atas dasar penalaran ini,

teori merupakan proses pemikiran menurut rerangka konseptual tertentu untuk menjelaskan

apa yang harus di lakukan apabila ada fakta atau fenomena baru.

FASB (1978) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai suatu format yang saling

berkaitan sebagai berikut : “….suatu format yang koheren tentang tujuan (objectives) dan

konsep dasar yang saling berkaitan, yang di harapkan dapat menghasilkan standar-standar

yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi, serta keterbatasan akuntansi

keuangan dan pelaporan keuangan”.

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang

terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan

bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari

akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Dasar-dasar ini mendasari konsep akuntansi,

konsep yang menjadi petunjuk dan prinsip bagi transaksi-transaksi akuntansi, pengukuran

transaksi-transaksi tersebut untuk sekelompok pengguna akuntansi.

Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals

(kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni

yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus

Page 4: Makalah Ta

dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta

mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep

lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi

berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan

dan pelaporan.

Kerangka konseptual diperlukan untuk:

1. Mengumumkan lebih banyak standar yang berguna dan konsisten di masa yang akan

datang (dasarnya sama).

2. Masalah-masalah praktis yang baru muncul, sehingga dapat dengan cepat dipecahkan

dengan referensi kerangka teori dasar yang sudah ada.

3. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai

laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar

laporan keuangan perusahaan.

4. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada

kerangka teori yang telah ada.

2.2 Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting Standard

Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan

dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:

1. SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang

menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.

2. SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang menjelaskan

karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.

Page 5: Makalah Ta

3. SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang

memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti

aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.

4. SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business

enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta

pedoman tentang informasi.

5. SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3 dan

memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.

6. SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting

measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa

depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran.

2.3 Tujuan Dasar Kerangka Kerja Konseptual

Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk

menyediakan informasi:

1. Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas

bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit.

2. Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial,

serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa

depan.

3. Tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubahan

di dalamnya.

Tujuan (objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang

berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu menyempit

pada kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka

Page 6: Makalah Ta

dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Pada akhirnya, tujuan

berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai

prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yaitu arus kas yang menjadi harapan

investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision

usefulness).

Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan

mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose financial statement), yaitu

menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok

pemakai.

2.4 Konsep-Konsep Fundamental

Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi

akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja

terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.

a. Kualitas Primer

Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.

1. Relevansi

Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah

keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat

dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak

relevan. Informasi  yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni

mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus

memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa

yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Page 7: Makalah Ta

Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness).

Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan

kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.

2. Keandalan

Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi,  netral, disajikan secara tepat serta

bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-

individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual

dari informasi.

Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau

keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.

Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan

menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.

Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan

dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.

Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok

pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias.

3. Keberdayaujian (verifiability)

Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi

akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga

perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur

(keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah

berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu,

dan taksiran umur ekonomis.

4. Kenetralan (neutrality)

Page 8: Makalah Ta

Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok

pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih

kepada kelompok tertentu.

5. Kejujuran penyajian (representational faithfulness)

Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang

disampaikan.

b. Kualitas Sekunder

Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah

keberdayabandingan  (comparability) dan konsistensi (consistency).

1. Keberdayabandingan

Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu

perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau

membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal).

Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.

2. Konsistensi

Sebuah entitas  dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila 

mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian

serupa, dari periode ke periode.

Kendala-kendala

Terdapat  dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi

seperti yang telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua

kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan

adalah praktek industri dan konservatisme.

Page 9: Makalah Ta

Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness)

Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten

dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur,

maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah.

Materialitas (materiality)

Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan

secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian

item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan.

Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan

apakan suatu item material atau tidak.

Praktik industri.(industry practices)

Sifat unik dari sejumlah industri  dan perusahaan terkadang memerlukan

penyimpangan dari teori dasar.

Konservatisme (conservatism)

Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam

menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika

diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi

sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.

Elemen-elemen Laporan Keuangan

SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya

bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-

elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam,  yaitu :

aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba

komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba

Page 10: Makalah Ta

ada 7 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan

kerugian.

2.5 Pengakuan dan Pengukuran Kerangka Kerja Konseptual

Kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk

mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan

apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan

dilaporkan oleh sistem akuntansi.

Asumsi-Asumsi Dasar

Asumsi-asumsi  menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar

akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat

dipraktikkan.

a) Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption)

Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan

terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan

lainnya).

b) Kesinambungan (going concern)

Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan hidup yaitu

perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman mengindikasikan bahwa,

meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan

hidup yang panjang.

c) Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption)

Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau

aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.

d) Asumsi periodisitas (periodicity assumption)

Page 11: Makalah Ta

Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan

mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan tidak

bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi periodisitas

(periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah

perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini bervariasi,

tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan.

Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi

1) Biaya historis (historical cost)

GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan

berdasarkan harga akuisisi. Kos(cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan

penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.

2) Pengakuan pendapatan

Pendapatan umumnya diakui jika: a) telah direalisasi atau dapat direalisasikan, dan b)

telah dihasilkan.

3) Prinsip Penandingan (matching principle)

Beban  untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan

tertentu atau dengan periode tertentu.

4) Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle)

Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan

mencerminkan trade off penilaian.

2.6 Peran Kerangka Konseptual

Kerangka kerja konseptual dari tingkat akuntansi, bertujuan untuk menyediakan

struktur teori akuntansi. Pada tingkat tertinggi yang teoritis, menyatakan ruang lingkup dan

tujuan pelaporan keuangan. Pada tingkat konseptual berikutnya mendasar, mengidentifikasi

dan mendefinisikan karakteristik kualitatif informasi keuangan (seperti relevansi, keandalan,

Page 12: Makalah Ta

komparatif, dan dimengerti) dan elemen dasar akuntansi (seperti aktiva, kewajiban, ekuitas,

biaya pendapatan, dan keuntungan). Di tingkat operasional yang lebih rendah, kesepakatan

kerangka kerja konseptual dengan prinsip dan aturan pengakuan dan pengukuran elemen

dasar dan jenis informasi yang akan ditampilkan dalam laporan keuangan.

Manfaat rerangka konseptual:

1. Untuk keperluan manajer dalam mengambil keputusan.

2. Bagi manajemen dan auditor untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan sesuai

dengan aturan yang ditetapkan.

Kerangka konseptual diperlukan pelaporan keuangan (laporan keuangan dan

penjelasan tambahannya). Pelaporan keuangan adalah informasi yang diperlukan untuk

keperluan stakeholder dalam pengambilan keputusan terdiri dari :

o Laporan keuangan

o Catatan singkat (disclosure dan informasi tambahan)

2.7 Tujuan untuk Kerangka Kerja Konseptual

IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan

adalah untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi tersebut

akan dipilih salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:

a) Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b) Berguna dalam menilai prospek arus kas.

c) Tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di

dalamnya.

Page 13: Makalah Ta

Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB, pada

periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik topik berikut:

1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit.

2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna.

3. Unsur-unsur laporan keuangan.

4. Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur.

5. Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.

IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan penyajian

laporan keuangan. itu dikeluarkan oleh IASC, organisasi pendahulu ke IASB, pada tahun

1989 dan kemudian diadopsi oleh IASB pada tahun 2001. kerangka menggambarkan konsep-

konsep dasar dengan yang laporan keuangan disusun. Ini berfungsi sebagai panduan untuk

tidak menyasar langsung dalam IAS atau IFRS atau interpretasi.

IASB menyatakan bahwa kerangka:

o Menentukan tujuan laporan keuangan.

o Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan

keuangan berguna.

o Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan dan

pengukuran mereka dalam laporan keuangan.

2.8 Masalah-Masalah Dalam Kerangka Konseptual

FASB mencoba menunjukkan masalah-masalah konseptual terpenting yang berkaitan

dengan penetapan standar, yaitu :

Masalah 1 : Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus

digunakan?

Ada tiga (3) pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau

penghasilan (earnings) :

Page 14: Makalah Ta

Pandangan Aktiva/ Kewajiban atau Pandangan Neraca/Pandangan

Pemeliharaan Modal

Berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan

kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban sedangkan beban

adalah penurunan aktiva dan peningkatan kewajiban.

Beberapa peningkatan dan penurunan dalam aktiva bersih dikeluarkan dari definisi

penghasilan, yaitu, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode-

periode lalu, serta keuntungan dan kerugian akibat pemilik (holding gains and losses)

Pandangan Pendapatan/Beban atau Pandangan Laporan Laba Rugi/Pandangan

Penandingan

Berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan

penandingan yang tepat (proper matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisih antara

pendapatan di satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan

tersebut.

Penandingan, yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi terdiri

atas :

1. Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi

2. Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara:

Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan

Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan)

Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi.

Pandangan pendapatan/beban terutama menekankan pengukuran penghasilan perusahaan,

dan bukannya kenaikan atau penurunan modal bersih. Aktiva dan kewajiban (termasuk yang

ditangguhkan), dianggap sebagai nilai sisa (residu) yang harus dibawa ke periode-periode di

Page 15: Makalah Ta

masa depan untuk memastikan terjadinya penandingan yang tepat dan menghindari terjadinya

distorsi keuntungan.

Pandangan Non-artikulasi

Didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh redundansi

(pencatatan yang berlebihan) karena seluruh peristiwa yang dilaporkan di laporan laba rugi

juga dilaporkan di neraca, meski dari sudut pandang berbeda.

Pendapatan dan beban dapat mendominasi pengukuran penghasilan. Kedua laporan

keuangan tersebut memiliki keberadaan dan arti yang saling independen. Karenanya, dapat

digunakan skema-skema pengukuran yang berbeda untuk keduanya.

Salah satu contohnya dari pandangan non artikulasi ini adalah penggunaan metode LIFO

di laporan laba rugi dan FIFO di neraca.

Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan namun

ternyata juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandangan

aktiva/kewajiban atau pandangan pendapatan/beban. Pilihan diantara kedua pandangan ini

tergantung pada pandangan yang mana yang merupakan proses pengukuran yang

fundamental :

1. Pengukuran atribut-atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan-

perubahannya

- Penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahan-perubahan

tertentu dari aktiva dan kewajiban

2. Proses penandingan

- Perubahan yang terjadi dalam aktiva dan kewajiban hanyalah konsekuensi dan

akibat dari pendapatan dan beban.

- Telah mengarah dengan diakuinya hal-hal seperti “beban yang ditangguhkan”,

“kredit yang ditangguhkan”, dan “cadangan” dalam laporan posisi keuangan yang

Page 16: Makalah Ta

tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan kewajiban namun diperlukan

untuk memastikan adanya penandingan dan penentuan laba dengan benar.

Page 17: Makalah Ta

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang

terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan

bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari

akuntansi keuangan dan laporan keuangan

Tujuan dari pelaporan keuangan menurut SFAC NO. 1 (Statement of Financial

Accounting Concepts) : Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi

investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan

yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus bersifat comprehensive bagi mereka

yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomi dan memiliki

kemauan untuk memelajari informasi dengan cara yang rasional..

KARAKTERISTIK KUALITATIF DAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN

1) Karakteristik Kualitatif dari Informasi

FASB dalam SFAC NO. 2, karakteristik kualitatif dimaksudkan untuk memberikan

kriteria dasar dalam memilih :

alternatif metode akuntansi dan pelaporan keuangan

persyaratan pengungkapan (disclosure)

Kegunaan bagi pengambilan keputusan, dari dua yang terpenting, lalu sekunder dan

yang lainnya :

Relevansi dan Reliability, berkaitan dengan : timeliness, predictive value dan

feedback value

Comparability dan Consistency, yang merupakan kualitas sekunder

Page 18: Makalah Ta

Cost – benefit dan Materiality , merupakan kriteria untuk mengakui informasi

akuntansi

2) Element laporan keuangan dalam SFAC No.3, terdiri dari :

Aktiva (assets)

Hutang (liabilities)

Ekuitas (equity)

Investasi oleh pemilik (investment by owners)

Distribusi pada pemilik (distribution to owners)

Laba komprehensive (comprehensive income)

Pendapatan (revenue)

Biaya (expenses)

Keuntugan (gains)

Kerugian (losses)

3) Pengakuan dan pengukuran. Dalam SFAC NO. 5 dibedakan antara laba periodik

(earning) dan laba komprehensif (comprehensive income).

B. SARAN

Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan merupakan hal penting yang sangat

perlu dipelajari dalam memahami Teori Akuntansi, oleh karena itu marilah kita tingkatkan

pengetahuan dan pemahaman kita agar mampu mengaplikasikan dalam dunia praktek

nantinya.