makalah struktur dan fungsi jaringan

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tubuh makhluk hidup, khususnya hewan dan tumbuhan tersusun atas sel-sel yang terus memperbanyak diri dan mengalami diferensiasi untuk kemudian membentuk jaringan yang mempunyai struktur dan fungsinya masing-masing. Jaringan dibentuk dari sekumpulan sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan inilah yang kemudian membentuk organ-organ untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Macam jaringan, organ dan system organ pada setiap organisme tidak selalu sama, tergantung pada tingkatan organisme itu. Pada organisme tingkat rendah, seperti Protozoa, tubuhnya hanya terdiri dari satu sel. Jadi, Protozoa tidak memiliki jaringan organ, dan system organ. Semakin tinggi tingkatan organisme itu, semakin kompleks pula struktur penyusun tubuhnya. 1

Upload: ichaamiinahmiinahmicheyo

Post on 09-Jul-2016

333 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tubuh makhluk hidup, khususnya hewan dan tumbuhan tersusun atas

sel-sel yang terus memperbanyak diri dan mengalami diferensiasi untuk

kemudian membentuk jaringan yang mempunyai struktur dan fungsinya

masing-masing. Jaringan dibentuk dari sekumpulan sel-sel yang memiliki

struktur dan fungsi yang sama. Jaringan inilah yang kemudian membentuk

organ-organ untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.

            Macam jaringan, organ dan system organ pada setiap organisme

tidak selalu sama, tergantung pada tingkatan organisme itu. Pada organisme

tingkat rendah, seperti Protozoa, tubuhnya hanya terdiri dari satu sel. Jadi,

Protozoa tidak memiliki jaringan organ, dan system organ. Semakin tinggi

tingkatan organisme itu, semakin kompleks pula struktur penyusun tubuhnya.

            Meskipun penyusun tubuh organisme berbeda-beda, umumnya

berasal dari bentuk yang hampir sama. Tubuh organisme tingkat tinggi

misalnya, mula-mula berasal dari satu Sel zigot membelah secara mitosis

berkali-kali menghasilkan banyak sel. Sel-sel itu mengalami diferensiasi dan

spesalisasi membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Diferensiasi adalah

proses perubahan bentuk sel. Spesialisasi adalah proses perubahan fungsi sel.

Melalui diferensiasi dan spesialisasi akan tersusun tubuh organisme

Apakah jaringan itu ? Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai

bentuk, fungsi, dan sifat-sifat yang sama. Jaringan-jaringan akan menyusun

1

Page 2: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

diri menjadi suatu pola yang jelas di seluruh bagian tumbuhan. Masing-masing

jaringan memiliki struktur khusus demi menunjang fungsi yang dijalankannya.

Sebagai contoh pada manusia, jaringan otot mempunyai struktur yang berbeda

dengan jaringan syaraf. Perbedaan struktur ini karena adanya spesialisasi dan

diferensiasi tiap sel penyusun sesuai dengan fungsi yang dijalankannya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami menyimpulkan beberapa

pertanyaan, yaitu :

1.2.1. Apa saja jaringan yang berada pada hewan dan tumbuhan?

1.2.2. Seperti apa struktur tiap jaringan pada hewan dan tumbuhan?

1.2.3. Apa fungsi dari masing-masing jaringan?

1.3. Tujuan

Makalah ini bertujuan:

1.3.1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Biologi dasar

1.3.2. Untuk lebih memahami mengenai struktur dan jaringan pada hewan

dan tumbuhan

2

Page 3: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jaringan pada Tumbuhan

Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ

pokok yaitu akar, batang dan daun. Organ tersusun oleh beberapa jaringan,

dan jaringan disusun oleh beberapa sel yang mempunyai bentuk, struktur,

serta fungsi yang sama. Berdasarkan kemampuan sel membelah jaringan pada

tumbuhan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan

permanen. Setiap jaringan memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Secara

Umum, jaringan tumbuhan terbagi menjadi dua, yaitu :

2.1.1. Jaringan Meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat

embrional, artinya mampu secara terus-menerus membelah diri untuk

menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem biasanya merupakan sel

muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri sel

meristem biasanya berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma,

vakuola kecil, inti besar, dan plastida belum matang. Bentuk sel

meristem umumnya sama ke segala arah, misalnya seperti kubus.

Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan

menjadi tiga yaitu :

a. Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral

serta ujung akar.

3

Page 4: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

b. Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya

meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau family

rumput-rumputan.

c. Meristem lateral,, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat

ditemukannya. Contohnya adalah cambium dan cambium gabus

(felogen).

Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

a. Meristem primer

Meristem primer adalah meristem yang berkembang dari sel

embrional. Meristem primer terdapat misalnya pada kuncup ujung

batang dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan

pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer

memungkinkan akar dan batang bertambah panjang. Dengan

demikian, tumbuhan bertambah tinggi.

Meristem primer dapat dibedakan menjadi daerah-daerah dengan

tingkat perkembangan sel yang berbeda-beda. Pada ujung batang

terdapat meristem apikal. Di dekat meristem apikal

ada promeristem dan ujung meristematik lain yang terdiri dari

sekelompok sal yang telah mengalami diferensiasi sampai tingkat

tertentu.

Daerah meristematik di belakang promeristem mempunyai tiga

jaringan meristem, yaitu protoderma, prokambium, dan meristem

4

Page 5: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

dasar. Protoderma akan membentuk epidermis, prokambium akan

membentuk jaringan ikatan pembuluh (xilem primer dan floem

primer) dan kambium. Meristem dasar akan membentuk jaringan

dasar tumbuhan yang mengisi empelur dan korteks seperti

parenkima, kolenkima, dan sklerenkima. Tumbuhan monokotil

hanya memiliki jaringan primer dan tidak memiliki jaringan

sekunder. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan primer dan

jaringan sekunder.

b. Meristem sekunder

Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari

jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi

(sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi kembali bersifat embrional.

Contoh meristem sekunder adalah kambium gabus yang terdapat

pada batang dikotil dan Gymnospermae, yang dapat terbentuk dari

sel-sel korteks di bawah epidermis.

Jaringan kambium yang terletak di antara berkas pengangkut

(xilem dan floem) pada batang dikotil merupakan meristem

sekunder. Sel kambium aktif membelah, ke arah dalam

membentuk xilem sekunder dan ke luar membentuk floem

sekunder. Akibatnya, batang tumbuhan dikotil bertambah besar.

Sebaliknya batang tumbuhan monokotil tidak mempunyai

meristem sekunder sehingga tidak mengalami pertumbuhan

5

Page 6: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

sekunder. Itulah mengapa batang monokotil tidak dapat bertambah

besar.

2.1.2. Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari

diferensiasi dan spesialisasi sel-sel hasil pembelahan jaringan

meristem. Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel yang disesuaikan

dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi adalah pengkhususan sel

untuk mendukung suatu fungsi tertentu. Jaringan dewasa pada

umumnya sudah tidak mengalami pertumbuhan lagi atau sementara

berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa ini ada yang disebut

sebagai jaringan permanen. Jaringan permanen adalah jaringan yang

telah mengalami diferensiasi yang sifatnya tak dapat balik

(irreversibel). Pada jaringan permanen sel-selnya tidak lagi

mengalami pembelahan. Jaringan dewasa meliputi jaringan epidermis,

gabus parenkima, xilem, dan floem. Selain itu ada bagian tumbuhan

tertentu yang memiliki jaringan kolenkima dan sklerenkima.

a. Epidermis

Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan

primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis

tersusun atas satu lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam,

misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk, atau

menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat sehingga

tidak terdapat ruangan-ruangan antarsel. Epidermis merupakan sel

6

Page 7: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

hidup karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah

sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung

plastida.

1. Jaringan epidermis daun

Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah

daun. Jaringan tersebut tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga (sel

penutup) stomata. Pada permukaan atas daun terdapat penebalan

dinding luar yang tersusun atas zat kuting (turunan senyawa lemak)

yang dikenal sebagai kutikula, misalnya pada daun nangka. Selain itu

ada yang membentuk lapisan lilin untuk melindungi daun dari air,

misalnya pada daun pisang dan daun keladi. Ada pula yang

membentuk bulu-bulu halus di permukaan bawah sebagai alat

perlindungan, misalnya pada daun durian. Sekelompok sel epidermis

membentuk stomata atau mulut daun. Stomata merupakan suatu celah

pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup atau sel penjaga.

Melalui mulut daun ini terjadi pertukaran gas.

2. Jaringan epidermis batang

Seperti halnya jaringan epidermis daun, jaringan epidermis batang

ada yang mengalami modifikasi membentuk lapisan tebal yang

dikenal sebagai kutikula, membentuk bulu sebagai alat perlindungan.

3. Jaringan epidermis akar

Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan tempat

terjadinya difusi dan osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi

7

Page 8: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

membentuk tonjolan yang disebut rambut akar dan berfungsi untuk

menyerap air tanah.

Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ

tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan

epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata

terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel

tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam

perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang

mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan

permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan

epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis

(menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk

seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-

rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup

berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing

di samping sebuah sel penutup.

b. Jaringan Gabus

Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang

dibentuk untuk menggantikan epidermis batang dan akar yang telah

menebal akibat pertumbuhan sekunder. Jaringan gabus tampak jelas

pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

Struktur jaringan gabus terdiri atas felogen (kambium gabus) yang

akan membentuk felem (gabus) ke arah luar dan feloderma ke arah

8

Page 9: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

dalam. Felogen dapat dihasilkan oleh epidermis, parenkima di bawah

epidermis, kolenkima, perisikel, atau parenkima floem, tergantung

spesies tumbuhannya. Pada penampang memanjang, sel-sel felogen

berbentuk segi empat atau segi banyak dan bersifat meristematis. Sel-

sel gabus (felem) dewasa berbentuk hampir prisma, mati, dan dinding

selnya berlapis suberin, yaitu sejenis selulosa yang berlemak. Sel-sel

feloderma menyerupai sel parenkima, berbentuk kotak dan hidup.

Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari kehilangan

air. Pada tumbuhan gabus (Quercus suber), lapisan gabus dapat

bernilai ekonomi, misalnya untuk tutup botol.

c. Parenkima

Di sebelah dalam epidermis terdapat jaringan parenkima. Jaringan

ini terdapat mulai dari sebelah dalam epidermis hingga ke empulur.

Parenkima tersusun atas sel-sel bersegi banyak. Antara sel yang satu

dengan sel yang lain terdapat ruang antarsel.

Parenkima disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi

jaringan-jaringan yang lain. Parenkima terdapat pada akar, batang,

dan daun, mengitari jaringan lainnya. Misalnya pada xilem dan floem.

Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkima berfungsi

sebagai jaringan penghasil dan penyimpan cadangan makanan.

Contoh parenkima penghasil makanan adalah parenkima daun yang

memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis. Parenkima yang

memiliki kloroplas disebut sklerenkima. Hasil-hasil fotosintesis

9

Page 10: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

berupa gula diangkut ke parenkima batang atau akar. Di parenkima

batang atau akar, hasil-hasil fotosintesis tersebut disusun menjadi

bahan organik lain yang lebih kompleks, misalnya tepung, protein,

atau lemak. Parenkima batang dan akar pada beberapa tumbuhan

berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ubi

jalar (Ipomoea batatas). Ada pula sel parenkima yang menyimpan

cadangan makanan pada katiledon (daun lembaga biji) seperti pada

kacang buncis (Phaseolus vulgaris).

d. Jaringan Penguat

Untuk memperkokoh tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan

penguat atau penunjang yang disebut juga sebagai jaringan mekanik.

Ada dua macam jaringan penguat yang menyusun tubuh tumbuhan,

yaitu kolenkima dan sklerenkima. Kolenkima mengandung

protoplasma dan dindingnya tidak mengalami signifikasi.

Sklerenkima berbeda dari kolenkima, karena sklerenkima tidak

mempunyai protoplasma dan dindingnya mengalami penebalan dan

zat lignin (lignifikasi).

1. Kolenkima

Sel kolenkima merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip

parenkima. Sel-selnya ada yang mengandung kloroplas. Kolenkima

umumnya terletak di dekat permukaan dan di bawah epidermis pada

batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Kolenkima

10

Page 11: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

jarang terdapat pada akar. Sel kolenkima biasanya memanjang sejajar

dengan pusat organ tempat kolenkima itu terdapat.

Dinding sal kolenkima mengandung selulosa, pektin, dan

hemiselulosa. Dinding sel kolenkima mengalami penebalan yang

tidak merata. Penebalan itu terjadi pada sudut-sudut sel, dan disebut

kolenkima sudut.

Fungsi jaringan kolenkima adalah sebagai penyokong pada bagian

tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba.

2. Sklerenkima

Jaringan sklerenkima terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel

sklerenkima sangat kuat, tebal, dan mengandung lignin (komponen

utama kayu). Dinding sel mempunyai penebalan primer dan kemudian

penebalan sekunder oleh zat lignin. Menurut bentuknya, sklerenkima

dibagi menjadi dua, yaitu serabut sklerenkima yang berbentuk seperti

benang panjang, dan sklereid (sel batu). Sklereid terdapat pada berkas

pengangkut, di antara sel-sel parenkima, korteks batang, tangkai daun,

akar, buah, dan biji. Pada biji, sklereid sering kali merupakan suatu

lapisan yang turut menyusun kulit biji.

Fungsi sklerenkima adalah menguatkan bagian tumbuhan yang

sudah dewasa. Sklerenkima juga melindungi bagian-bagian lunak

yang lebih dalam, seperti pada kulit biji jarak, biji kenari dan

tempurung kelapa.

e. Jaringan Pengangkut

11

Page 12: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

1. Xilem

Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke

daun. Elemen xilem terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan

parenkima xilem. Unsur pembuluh ada dua, yaitu pembuluh kayu

(trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel mati, tidak

memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut

bersambungan sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi

sebagai pengangkut air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang

membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas pembuluh.

Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan, tetapi

biasanya 20-700 µm. Dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.

Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan

bunga, trakea terdiri atas sel-sel berbentuk tabung yang berdinding

tebal karena adanya lapisan selulosa sekunder dan diperkuat lignin,

sebagai bahan pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar

daripada diameter trakeid. Ujung selnya yang terbuka

disebut perforasi atau lempeng perforasi. Trakea hanya terdapat pada

Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak terdapat pada

Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) kecuali anggota

Gnetaceae (golongan melinjo).

Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih

kecil, walaupun dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata

diameter trakeid ialah 30 µm dan panjangnya mencapai beberapa

12

Page 13: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan Spermatophyta.

Pada ujung sel trakeid terdapat lubang seperti saringan.

2. Floem

Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari

daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pada umumnya elemen floem

disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiris, serabut floem, sklereid,

dan parenkima floem. Unsur utama adalah pembuluh  tapis dan

parenkima floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan

makanan. Persebaran serabut floem sering kali sangat luas dan

berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.

Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan

diameter 25 µm dan panjang 100-500 µm. Pembuluh tapis

mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel  komponen pembuluh

tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea. Pembuluh

tapis adalah pembuluh angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh

ini bersambungan dan meluas dari pangkal sampai ke ujung

tumbuhan.

2.2. Jaringan Hewan

Seperti halnya tumbuhan, didalam tubuh hewan pun ditemukan sejumlah

jaringan. Beberapa jaringan diantaranya akan bekerja sama melakukan fungsi

khusus. Pada umumnya, jaringan hewan (vertebrata) dibedakan atas empat

kelompok utama. Keempat jaringan hewan tersebut adalah jaringan epitel,

jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

13

Page 14: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

a. Jaringan Epitel

Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi bagian luar tubuh

dan melapisi berbagai rongga didalam tubuh. Jaringan epitel dibangun

oleh sel-sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel. Semua sel-sel epitel

melekat pada membran nonselular yang disebut membran sel.

Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi

sebagai proteksi (misalnya kulit yang melindungi lapisan dibawahnya

terhadap luka-luka mekanis, bahan-bahan kimia, mikroba, dan

kekeringan). Jaringan epitel yang lain berfungsi untuk absorpsi (misalnya

lapisan dalam usus halus), transportasi (misalnya tubulus ginjal ), eksresi

(misalnya kelenjar keringat), sekresi (misalnya berupa lender pada

kelenjar buntu), dan merespon rangsangan (mislanya kuncup pengecap

pada lidah).

Pada umumnya, jaringan epitel dikelompokkan berdasarkan bentuk

dasar dan jumlah lapisannya. Jaringan epitel ada yang berbentuk pipih,

kubus, dan batang. Modifikasi bentuk lainnya adalah transisi antara

bentuk pupih dan batang. Menurut banyaknya lapisan penyusunnya,

jaringan epitel tersusun oleh selapis atau beberapa lapis sel. Selain itu,

ada pula jaringan epitel berlapis semu.

1)      Epitel Pipih (Skuamosa) Selapis

Jaringan epitel pipih selapis terdiri atas sel-sel tipis yang tersusun

rapat. Pada bagian tengah sel terdapat nucleus yang berbentuk cakram.

Epitel pipih selapis terdapat pada permukaan kulit, kapsul Bowman

14

Page 15: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

(ginjal), lapisan dalam alveleolus (paru-paru), dan dinding dalam

pembuluh kalpiler darah. 

2)      Epitel Kubus (Kuboid) Selapis

Jaringan epitel kubus selapis dibangus oleh sel-sel berbentuk kubus.

Dilihat dari pernukaan atas, sel-selnya hanya tampak seperti segilima atau

segi enam. Epitel kubus ditemukan pada permukaan ovarium, retina mata,

tiroid, dan nefron ginjal.

3)      Epitel Batang (Silindris) Selapis

Jaringan epitel batang selapis terdiri atas sel-sel panjang berbentuk

tiang. Epitel batang selapis terdapat pada lapisan saluran pensernaan

makan (esophagus, lambung, usus), uterus, dan kandung empedu. Sel

tersebut dapat menyekresi mukosa yang berguna untuk melindungi

dinding lambung dari asam lambung dan enzim serta melicinkan

makanan ketika melewati usus. Sel epitel yang secara khusus menyekresi

mukosa disebut sel goblet.

4)      Epitel Bersilia

Jaringan epitel besilia disusun oleh sel-sel epitel batang. Silia

terdapat pada permukaan bebasnya. Epitel bersilia dapat ditemukan pada

saluran respirasi (ronggs hidung, trakea, bronkus) dan saluran reproduksi

(uterus, ovinduk). Gerakan silia dapat membantu menggerakkan material

padat dalam saluran ke satu arah. Epitel bersilia selalu bekerja sama

dengan mukosa yang disekresikan oleh sel-sel goblet.

5)      Epitel Berlapis Semu

15

Page 16: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

Jaringan epitel berlapis semu merupakan jaringan epitel yang

tersusun oleh selapis sel yang seolah-olah tampak berlapis-lapis. Struktur

demikian disebabkan adanya sebagian sel yang tidak dapat mencapai

bagian permukaan. Meskipun setiap sel yang tidak dapat mencapai bagian

permukaan. Meskipun setiap sel menempel pada membrane basal,

kedudukan masing-masing nucleus berada pada posisi yang berbeda-

beda. Epitel berlapis semu dapat ditemukan pada saluran respirasi dan

saluran kelamin.

6)      Epitel Pipih Berlapis

Jaringan epitel pipih berlapis disusun oleh beberapa lapis sel epitel

pipih. Lapisan epitel tersebut dibedakan atas epitel pipih menanduk dan

epitel pipih tidak menanduk. Epitel pipih menanduk banyak mengandung

serat keratin (zat tanduk), kering, dan mudah mengelupas. Epitel pipih

menunduk banyak ditemukan pada permukaaan kulit. Sebaliknya, epitel

pipih tidak menanduk biasanya bersifat lembab. Epitel tersebut ditemukan

pada mulut, esophagus, laring dan vagina.

7)      Epitel Kubus Berlapis

Jaringan epitel kubus berlapis terdiri atas beberapa lapis sel epitel

kubus. Epitel tersebut terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak,

kelenjar mamae, dan permukaan folikel ovarium.

8)      Epitel Batang Berlapis

16

Page 17: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

Jaringan epitel batang berlapis jarang ditemukan. Dalam tubuh

manusia, jaringan tersebut hanya ditemukan pada selaput lendir mata dan

saluran kelenjar air liur.

9)      Epitel Transisi

Jaringan epitel transisi merupakan jaringan epitel peralihan antara

bentuk pipih dan batang. Epitel tersebut terdiri atas tiga sampai empat

lapisan sel yang ukuran dan bentuknya sama, kecuali pada bagian

permukaan bebasnya yang tampak lebar pipih (datar). Semua sel epitel

transisi mampu memodifikasi bentuknya pada kondisi yang berbeda.

Epitel transisi terdapat pada kandung kemih, ureter, uretra, dan pelvis

didaerah ginjal.

b. Jaringan Ikat

Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan

ikat meliputi tulang, tulang rawan, tendon dan ligament. Selain itu,

jaringan ikat dapat juga berupa jaringan pengikat dari beberapa jaringan

lain, seperti kulit dengan struktur-struktur dibawahnya (eputelium

mesenteris). Jaringan ikat biasanya dapat membentuk selubung disekitar

organ-organ tubuh sehingga masing-masing organ menjadi terpisah satu

dengan yang lain.

Jaringan ikat tersusun dari sel-sel jaringan ikat dan matriks. Sel-sel

jaringan ikat, antara lain fibroblas, kondroblas (kondorosit), osteosit, dan

adiposity. Semua sel-sel tersebut tersebar didalam matriks. Matriks adalah

17

Page 18: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

cairan ekstraselular yang kekentalannya bervariasi, mulai dari padat

(kental), semicair, dan cair.

Matriks memiliki tiga tipe serat, yaitu serat kolagen, serat elastic, dan

serat reticular. Serat kolagen atau serat putih mengandung protein kolagen

(menyebabkan serat lebih fleksibel, tetapi kurang kuat). Serat elastin

dapat ditemukan pada paru-paru, pembuluh arteri, dan kandung empedu.

Kehadiran serat tersebut dapat berfungsi sebagai pelindung (pembungkus)

pada tulang, otot, dinding pembuluh darah, dan lapisan dermis.

Serat reticular merupakan serat kolagen berukuran sangat kecil dan

tersusun seperti jala. Serat reticular berfungsi dalam menghubungkan

jaringan ikat dengan jaringan yang lain.

Jaringan ikat memiliki beberapa fungsi, misalnya menyokong dan

mengikat jaringan lain, melindungi tubuh terhadap serangan bakteri,

mencegah kehilangan panas, memebentuk struktur tubuh, dan berperan

dalam pembentukan darah. Jaringan tersebut dibedakan berdasarkan

srtuktur dan fungsinya menjadi jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat,

jaringan rangka, jaringan hematopetik, dan jaringan adiposa.

Jenis-jenis jaringan ikat dan lokasinya didalam tubuh manusia.

1)      Jaringan Ikat Longgar

Jaringan ikat longgar merupakan tipe paling umum dari jaringan ikat.

Jaringan ikat longgar mengandung sejumlah fibroblast, yaitu semacam sel

jaringan ikat yang mampu mengahasilkan serat-serat kolagen dan elastik.

18

Page 19: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

Jaringan ikat longgar disebut juga jaringan areolar. Jaringan ikat

longgar mengisi ruang-ruang kosong di antara sel-sel  otot, mendukung

jaringan epitel, dan membentuk lapisan pembungkus pada beberapa organ

dalam vertebrata. Jaringan ikat longgar dapat ditemukan pada papilla

lapisan dermis, hipotermis, lapisan luar rongga perut (peritonium), rongga

paru-paru, pembuluh arteri, membran mukosa, dan kandung kemih.

2)      Jaringan Ikat Padat

Jaringan  ikat padat mengandung banyak serat kolagen. Jaringan ini

dikenal memiliki banyak fungi khusus dibandngkan jaringan ikat longgar.

Misalnya, jaringan ikat pada tendon berfungsi untuk menghubungkan otot

dengan tulang, sedangkan jaringan ikat pada ligament berfungsi untuk

menghubungkan tulang dengan tulang lain pada persendian.

3)      Jaringan Rangka

Jaringan rangka dibangun oleh tulang dan tulang rawan. Kedua

komponen jaringan rangka tersebut merupakan kerangka penyangga

tubuh vertebrata.

a)      Tulang

Tulang merupakan jaringan ikat yang paling kuat. Lebih kurang 30%

matriks tulang tersusun dari materi organic (berupa serat kolagen) dan

70% garam-garam anorganik, terutama berupa garam-garam kalsiun

(contohnya kalium fosfat dan kalium karbonat). Kandungan garam-garam

anorganik pada tulang menyebabkan jaringan tersebut menjadi keras yang

sesuai dengan peranannya sebagai penyokong dan pelindung. Sementara

19

Page 20: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

itu, kandungan materi organic menyebabkan tulang bersifat fleksibel dan

kuat.

Tulang memiliki tiga tipe sel, yaitu osteoit, osteoblas, dan osteoklas.

Osteosit adalah sel-sel tulang yang terdapat didalam lacuna (didalam

matriks), sedangkan osteoblas merupakan sel induk osteosit dan

pembentukan materi organic matriks. Osteoklas berukuran besar dan

berinti banyak yang berperan dalam penyerapan dan perombakan jaringan

tulang.

Berdasarkan strukturnya,tulang dibedakan atas tulang kompak dan

tulang spons. Tulang kompak terdiri atas lingkaran-lingkaran konsentris

tipis yang disebut lamela. Masing-masing lamella mengelilingi suatu

pusat kanal (saluran) yang disebut kanal Havers. Didalam kanal Havers

terdapat pembuluh darah, pembuluh saraf, dan jaringan ikat longgar. Satu

klan Havers berserta lamelanya disebut system Havers atau osteon.

Diantara lamela-lamela biasa diselingi oleh sejumlah lacuna yang

mengandung sel-sel tulang. Sel-sel tulang yang berdekatan dapat saling

berhubungan melalui saluran yang disebut kanalikuli. Kanalikuli

berfungsi sebagai penyuplai makanan dan oksigen pada sel-sel tulang.

Tulang spons atau tulang berongga merupakan tulang susunan yang

matriksnya membentuk rongga. Tulang tersebut terdapat pada ujung

tulang pipa. Rongga antarruang diisi oleh jaringan sumsum, yaitu sum-

sum kuning (menghasilkan lemak) atau sumsummerah (menghasilkan sel

darah merah dan sel darah putih tertentu). Materi organic tulang spons

20

Page 21: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

terutama disusun oleh serat-serat kolagen. Pada tulang tersebut tidak

terdapat system Heavers.

b)      Tulang Rawan

Tulang rawan atau kartilago terdiri atas sel-sel kartilago (kondrosit)

dan matriks ekstraselular. Kondorosit berfungsi membentuk kondorosit

baru dan membentuk/ menyekresi matriks ekstra selular. Kondorosit

terletak didalam lacuna (rongga matriks). Kartilago dibungkus oleh suatu

selaput yang disebut perikondrium.

Berdasarkan serat yang terkandung didalam matriks, kartilago

dibedakan atas kartilago hialin, kartilago elastic, dan kartilago fobrosa.

Kartilago hialin merupakan jenis kartilago yang paling umum diantara

kartilago yang lain. Kartilago tersebut memiliki matriks semitransparan

yang mengandung serat kolagen yang sangat halus dan kondroitin sulfat.

Kartilago hialin dapat ditemukan pada permukaan luar sendi, dinding

saluran respirasi (hidung, laring, trakea, bronkus), serta pertemuan antara

tulang rusuk dan tulang dada. Pada masa embrio, kartilago hialin

merupakan rangka sementara hingga digantikan oleh tulang.

Kartilago elastic pada dasarnya sama dengan kartilago hialin, tetapi

jenis kartilago tersebut lebih banyak mengandung serat elastic. Oleh

karena itu, jaringan tersebut lebih fleksibel dibandingkan kartilago hialin.

Kartilago elastic dapat ditemukan pada daun telinga, dinding luar saluran

pernapasan, pembuluh eustachius, dan epiglotis.

21

Page 22: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

Kartilago fibrosa terdiri atas sejumlah besar serat kolagen dan sedikit

air sehingga kurang fleksibel. Kartilago fibrosa banyak ditemukan pada

tulang belakang dan berperan seperti bantalan. Jaringan tersebut juga

ditemukan disalam simpisis pubis (daerah antara dua tulang pinggang dan

pelvis) dan kapsul ligament lutut.

4)      Jaringan Hematopietik

Jaringan Hematopietik berperan dalam pembentukan sel-sel darah

merah dan putih. Jaringan tersebut terletak didalam sumsum tulang merah

dan jaringan limfoid mamalia dewasa. Sumsum tulang merah

menghasilkan sel-sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih

granulosit, sedangkan sel darah putih agranulosit (limfosit dan monosit)

merupakan diferensiasi jaringan limfoid.

5)      Jaringan Adiposa

Jaringan adiposa atau jaringan lemak adalah tipe jaringan ikat yang

terdiri atas sel-sel besar yang terspesialisasi untuk menyimpan lemak.

Jaringan tersebut menempati posisi terbesar didalam seluruh tubuh. Laki-

laki dengan berat normal, mengandung jaringan adiposa sekitar 15% -

20% perberat tubuh dan wanita 20-25% perberat tubuh. Sementara itu,

bayi yang baru lahir mengandung jaringan adiposa 2-5% perberat tubuh.

Jaringan adiposa berperan sebagai cadangan makanan, bantalan lemak

untuk melindungi organ-organ terhadap benturan mekanis dan pengatur

suhu tubuh. Jaringan tersebut terdapat dibawah lapisan kulit, sekitar

daerah ginjal, didalam tulang, rongga perut, dan dada.

22

Page 23: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

c.    Jaringan Otot

Jaringan otot terdiri atas sel-sel otot yang bertanggung jawab

terhadap pergerakan tubuh. Jaringan yang berasal dari lapisan mesoderm

embrionik tersebut diperkirakan menyusun 40% bobot mamalia. Otot

dapat berkontraksi karena mengandung protein kontraktil dan serat otot

yang disebut myofibril. Setiap myofibril terdiri atas filament-filamen

protein, yaitu aktin dan myosin. Berdasarkan bentuk morfologi dan

fungsinya, jaringan otot diklarifikasikan menjadi otot rangka (lurik), otot

polos, dan otot jantung.

1)   Otot Rangka (Polos)

Otot rangka adalah otot yang sebagian besar melekat pada rangka.

Otot rangka terdiri atas berkas-berkas serat panjang berbentuk silinder

dan berinti banyak yang terletak dipinggir sel. pada penampang

longitudinal miofibril terlihat adanya berkas gelap dan berkas terang

seperti lurik sehingga otot rangka disebut juga otot lurik.

Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya

berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau

serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut panjang. Setiap sel

mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot

lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot

volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat.

Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot

lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka

23

Page 24: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga terdapat di lidah,

bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai alat

gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga

dapat menggerakkan tulang dan tubuh.

2)      Otot Polos

Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan

cahaya berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan

homogen. Otot polos mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian

tengah besar, dan ujungnya meruncing. Dalam setiap sel otot

polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan bentuknya pipih.

Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak

sadar) sehingga disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan

serabut saraf dari sistem saraf otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat

dan lama, tetapi tidak mudah lelah. Otot polos terdapat pada alat-alat

tubuh bagian dalam sehingga disebut juga otot visera. Misalnya pada

pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih,

dan saluran pernapasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar

kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan. Selain itu,

berguna pula untuk mengontrol diameter pembuluh darah dan gerakan

pupil mata.

3)      Otot Jantung

Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini

tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling

24

Page 25: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

berhubungan satu dengan lainnya. Setiap sel otot jantung mempunyai satu

atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma.Otot jantung bekerja di

luar kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunteer dan

selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung

berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi

lambat. Dinamakan otot jantung karena hanya terdapat di jantung.

Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup

dan mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri khas

otot jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua

sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.

d.      Jaringan Saraf

Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron.

Neuron ini banyak dan bercabang-cabang, menghubungkan jaringan satu

dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf, akson

(neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel saraf kemudian

berkumpul membentuk ganglion. Ganglion-ganglion ini letaknya hanya

pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan kanan sumsum tulang belakang.

Jalannya impuls dimulai dari adanya rangsangan atau stimulan dari

luar yang ditangkap oleh dendrit, kemudian dilanjutkan ke badan sel. Dari

badan sel impuls akan diteruskan ke akson (neurit). Akson inilah yang

akan menyampaikan impuls ke sel-sel saraf yang akhirnya disampaikan

ke organ efektor. Jaringan saraf dibentuk oleh sel saraf yang

disebut neuron. Neuron terdiri atas badan sel dan serabut sel.

25

Page 26: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

Dendrit membawa rangsang menuju badan sel, sedangkan akson

membawa impuls rangsang dari badan sel ke neuron lain atau otot. Akson

dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung mielin. Selubung

tersebut adalah perluasan membran sel yang mengiringi akson. Di bagian

tertentu, selubung mielin menipis, kemudian menebal kembali. Bagian

selubung mielin yang menipis tersebut dinamakan nodus Ranvier. Nodus

ini sangat berperan untuk penguatan dan percepatan pengiriman impuls

saraf. Berdasarkan cara neuron mengirimkan rangsang, neuron dapat

dikelompokkan sebagai berikut.

1.      Neuron aferen, Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang

dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak

dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik

berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang

belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan

saraf pusat, baik sum-sum tulang belakang atau otak. Oleh karena itu,

penerima rangsang ini sering disebut juga neuron sensorik.

2.      Neuron intermedier, penghubung antara neuron aferen dan neuron

eferen. Neuron intermedier terdapat di sistem saraf pusat. Neuron

intermedier meneruskan rangsang dari neuron aferen ke neuron eferen,

atau ke neuron intermedier yang lain.

3.      Neuron eferen, meneruskan impuls saraf yang diterima dari neuron

intermedier. Pesan yang dikirim menentukan tanggapan tubuh terhadap

26

Page 27: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

rangsang yang diterima oleh neuron aferen. Dendrit dari neuron eferen

menempel di otot sehingga sering disebut juga neuron motorik.

Badan sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah

kumpulan badan sel saraf yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan

sumsum tulang belakang. Sel saraf mempunyai beberapa fungsi berikut.

a. Merespon perubahan lingkungan (iritabilitas).

b. Membawa impuls-impuls saraf (pesan) ke pusat saraf maupun

sebaliknya (konduktivitas).

c. Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah

atau menghindar.

27

Page 28: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

a. Tumbuhan dan Hewan memiliki jaringan yang strukturnya berbeda-beda

sesuai dengan fungsi yang dijalankan masing-masing jaringan.

b. Jaringan terbentuk dari proses spesialisasi dan diferensiasi sekumpulan

sel.

c. Jaringanlah yang membentuk organ-organ hewan dan tumbuhan

3.2. Saran

a. Sebaiknya bagi kita untuk memperhatikan pola hidup kita agar jaringan

dalam tubuh kita tidak rusak sehingga metabolisme terganggu.

28

Page 29: Makalah Struktur Dan Fungsi Jaringan

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. Dari: Biology. 5th ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga.

Mader, S.S. 2004. Biology. Boston: McGraw-Hill.

Pratiwi, D.A., dkk. 2006, Biologi. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, Rahmat. November, 20 2012. “Makalah Lengkap Tentang Struktur Jaringan Tumbuhan”. http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/makalah-lengkap-tentang-struktur.html Diunggah pada 12 Oktober 2014

Purnami, Junia. September, 26 2013. “Makalah Biologi, Jaringan Hewan” http://purnamiap.blogspot.com/2013/09/makalah-biologi-jaringan-hewan.html Diunggah pada 12 Oktober 2014

29