makalah sistem endokrin

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang System merupakan berbagai organ yang bersatu dalam menjalankan suatu fungsi dan kerja yang sama. Hal inilah yang akan saya bahas dalam makalah ini. Pengaturan beberapa proses fisiologis melibatkan kerjasama struktural dan fungsional antara sistem endokrin dan sisem saraf. Banyak organ dan jaringan endokrin memiliki sel-sel saraf khusus, yang disebut sel- sel neurosekresi yang mensekresikan hormon. Bahkan hewan yang sangat berbeda seperti serangga dan vertebrata mempunyai sel-sel neurosekresi dalam otaknya yang mensekresikan hormon kedalam darah. Beberapa zat kimia mempunyai fungsi baik sebagai sistem hormon endokrin maupun sebagai sinyal dalam system saraf. Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (duictless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai

Upload: udin242

Post on 28-Oct-2015

567 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

anatomi fisiologi, sistem endokrin

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

System merupakan berbagai organ yang bersatu dalam menjalankan suatu

fungsi dan kerja yang sama. Hal inilah yang akan saya bahas dalam makalah ini.

Pengaturan beberapa proses fisiologis melibatkan kerjasama struktural dan

fungsional antara sistem endokrin dan sisem saraf. Banyak organ dan jaringan

endokrin memiliki sel-sel saraf khusus, yang disebut sel-sel neurosekresi yang

mensekresikan hormon. Bahkan hewan yang sangat berbeda seperti serangga dan

vertebrata mempunyai sel-sel neurosekresi dalam otaknya yang mensekresikan

hormon kedalam darah. Beberapa zat kimia mempunyai fungsi baik sebagai sistem

hormon endokrin maupun sebagai sinyal dalam system saraf.

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (duictless) yang

menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk

memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan

dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan

menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.

Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,

kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.Sistem

endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi

internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-

hormon secara langsung ke dalam aliran darah.

1

2

Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan

berbagai organ tubuh. Berbagai makhluk hidup mempunyai hormon untuk

mengkoordinasikan kegiatan dalam tubuhnya, seperti pada insecta, Echinodermata,

dan mamalia. Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi

substans untuk digunanakn di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan

substansi yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.

Hormon merupakan senyawa kimia khusus diproduksi oleh kelenjar endokrin

tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat

adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan

syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam

darah menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang

dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu sehingga timbul kontraksi

kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.

3

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ?

2. Apa fungsi Sistem Endokrin ?

3. Bagaimana Klasifikasi dalam hal Struktur Kiminya ?

4. Bagaimana Karakteristik Sistem Endokrin ?

5. Bagaimana pengendalian hormon secara umum?

6. Apa saja Klasifikasi hormon?

7. Apakah fungsi hormon utama Sistem Endokrin?

8. Bagaiman patofisiologi hormon secara umum?

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah :

1. Agar mahasiswa dapat memahami Anatomi & Fisiologi dari Sistem Endokrin

sehingga mempermudah dalam mempelajari patofisiologi dari system

endokrin.

2. Untuk lebih mengetahui tentang sistem kelenjar endokrin dan kelenjar-

kelenjar yang terdapat di dalamnya.

3. Untuk memahami pengertian dari sistem endokrin dan untuk mengetahui

macam-macam sistem endokrin pada manusia

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang

menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk

mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan

dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan

menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak

memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-

kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.

Endokrinologi merupakan cabang ilmu biologi yang membahas tentang

hormon dan aktivitasnya. Hormon merupakan satu dari sistem komunikasi utama

dalam tubuh meskipun kadarnya hanya dalam jumlah yang sangat kecil namun dapat

menjalankan atau menghentikan proses-proses metabolik. Hormon disekresikan

langsung oleh khusus yaitu yang ada pada kelenjar endokrin, hormon berupa senyawa

kimia, ada dalam darah dengan kadar yang sangat rendah, fungsinya pengatur

metabolism jaringan.

Sistem endokrin bekerja sama secara kooperatif dengan sistem saraf dan

disebut dengan sistem neuroendokrin yang memiliki fungsi kendali dan koordinasi

pada hewan. Perbedaan cara kerja antara sistem endokrin dan sistem saraf yaitu pada

sistem endokrin cara kerjanya dengan menggunakan transmisi kimia dan waktu

respons lambat. Sedangkan pada sistem saraf cara kerjanya yaitu dengan

menggunakan transmisi elektrik dan waktu respons yang cepat.

Efek hormon pada tubuh hewan yaitu, kelenjar endokrin mensekresikan

hormon dan hormon tersebut akan ditangkap/diterima oleh organ sasaran melalui

reseptor khusus, dan apabila ikatannya sudah tepat, maka akan mengaktivasi enzim di

sel dan diperantai oleh duta kedua, maka metabolisme dan fungsi sel sasaran akan

4

5

aktif dan memberikan efek biologis untuk menunjang aktivitas kehidupan yaitu

berupa perkembangan, pertumbuhan, peredaran darah, denyut jantung, osmoregulasi,

komposisi darah, regenerasi, pengeluaran, reproduksi, dan pergantian kulit.

2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai

susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel,

lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak

mengandung pembuluh kapiler.

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan

memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk

mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling

berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,

medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf

(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar

ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.

Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak

melaui saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah.

Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat

terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita

melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.

Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar

tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut

hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary,

kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.

6

Kelenjar endokrin (endocrineglarul) terdiri dari :

1. Kelenjar hipofise atau pituitari (hypophysisor pituitary glanrl)

Terletak di dalam rongga kepala dekat dasar otak. Kelenjar hipofise berukuran

tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di dasar tengkorak. Kelenjar ini

terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian belakang. Bagian belakang merupakan

kelanjutan dari hipotalamus (bagian dari otak).

Kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan (growth hormone), hormon

perangsang tiroid (TSH), perangsang gonad (FSH), dan lain-lain. Hormon

pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan, tetapi menurun setelah

manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan dalam jumlah berlebih

selama masa pertumbuhan, akan didapatkan anak menjadi sangat tinggi.

Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus yaitu :

a. Lobus anterior ( adenohipofise )

menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi

dari semua organ endokrin yang lain. Contoh hormon antara lain:

hormon somatrotopik, mengendalikan pertumbuhan tubuh

hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam

menghasilkan hormon tiroksin

hormon ACTH ( adrenokortikotropik ), menegndalikan kelenjar suprarenal

dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal

b. Lobus posterior ( neurohipofise )

lobus ini mengeluarkan 2 jenis hormon anatar lain:

hormon ADH (anti diuretik hormone) = mengatur jumlah air yang keluar

melalui ginjal membuat kontraksi otot polos. ADH disebut juga sebagai

hormon pituitrin

7

hormon oksitosin = merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu

melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Terletak di dasar

tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang spenoid.

2. Kelenjar tiroid (thyroid glanrl) atau kelenjar gondok

Terletak di leher bagian depan. Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok berbentuk

mirip kupu-kupu yang menempel di bagian depan batang tenggorok (trachea).

Kelenjar ini ikut naik turun pada waktu menelan. Pembesaran kelenjar tiroid disebut

goiter atau struma. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh kebanyakan produksi

hormone atau karena kekurangan iodium hingga produksi hormon berkurang, dan

pada kasus lain karena tumor. Produksi hormon yang berlebihan dapat menyebabkan

gejala jantung berdebar, yang bila berlarut-Iarut akan melemahkan jantung, banyak

keringat dan berat badan turun, serta mata menonjol seperti ikan koki. Pembesaran

tiroid yang aktif disebut hot nodule dan yang tidak aktif disebut cold nodule.

Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak di sebelah kanan dari trakea diikat

bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Letak, di

dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring.

Fungsi kelenjar tiroid adalah:

1. bekerja sebagai perangsang proses oksidasi

2. mengatur penggunaan oksidasi

3. mengatur pengeluaran CO2

4. metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan

5. pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

Hipofungsi akan menyebabkan penyakit kretinisme dan penyakit miksedema

sedangkan, hiperfungsi akan menyebabkan penyakit eksotalmikgoiter. Sekresi tiroid

diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh hormon

tirotropik.

8

3. Kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl)

Dekat kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang

turut mengatur kadar calcium darah. Kelenjar ini berukuran sebesar beras, berjumlah

4, terletak di sudut-sudut kelenjar tiroid, karena itu kadang-kadang ikut terpotong

pada operasi tiroid.

Jika itu terjadi, bagi yang bersangkutan tidak terlalu menjadi masalah jika

masih ada 1-2 kelenjar yang tertinggal. Tanpa kelenjar ini yang bersangkutan akan

mengalami kejang otot karena gangguan kadar calcium darah.

Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini

berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang menghasilkan hormon pada

tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini

menghasilkan hormon yang berfungsi “ mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam

tubuh “.

fungsi umum kelenjar paratiroid adalh:

a. mengatur metabilisme fosfor

b. mengatur kadar kalsium darah

hipofungsi akan menyebabkan penyakit tetani sedangkan, hiperfungsi akan

menyebabkan kelainan-kelainan seperti: sakit pada tulang, kadar kalsium darah

meningkat, dan kelemahan pada oto-otot

4. Kelenjar suprarenal (suprarenalglanrl)

Terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan. Kelenjar suprarenal, bagian pinggir

(cortex) dan tengah (medulla). Bagian cortexmenghasilkan hormon pengatur

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh (adrenocorticotrophichormone, ACTH) dan

vital untuk kehidupan. Bagian medulla menghasilkan adrenalin dan juga merupakan

bagian dari sistem simpatis. Kelenjar suprarenal juga menghasilkan sex-hormone

dalarn jumlah sedikit.

9

5. Pulau Langerhans (islets of langerhans)

Terletak di dalam jaringan kelenjar pankreas. Kelenjar pancreas melalui

pulau-pulau langerhans yang tersebar di dalamnya menghasilkan honnon insulin dan

glucagon. Kedua hormon ini mengatur kadar dan penggunaan glukosa dalarn darah.

Gangguan produksi honnon insulin mengakibatkan terjadinya penyakit diabetes

mellitus.

6. Kelenjar kelamin (gonarl)

Ada 2 kelenjar yaitu: kelenjar testika dan kelenjar ovarika

a. kelenjar testika

Terdapat pada laki-laki terletak pada skortum menghasilkan hormon “

testosteron “. Fungsi testosteron adalah:

1. menentukan sifat kejantanan

2. menghasilkan sel mani

3. mengontrol pekerjaan seks sekunder laki-laki (kumis, jakun, jenggot, dll)

b. kelenjar ovarika

Terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kana

uterus,menghasilkan hormon progesteron dan estrogen. fungsinya

adalah:memberikan sifat kewanitaan (pinggul yang besar, payudara yang besar, dll

10

Selain itu ada beberapa organ endokrin yang menghasilkan zat lain selain

hormon yakni :

Kelenjar Hormon Zat lain yang

dihasilkan

Pankreas Insulin, glukagon Enzim pencernaan

Testis Testosteron Sel sperma

Ovarium Estrogen, progesteron Sel telur / ovum

2.3 Fungsi Sistem Endokrin

Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang

berkembang

2. Menstimulasi urutan perkembangan

3. Mengkoordinasi sistem reproduktif

4. Memelihara lingkungan internal optimal

5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat

2.4 Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya

1. Hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut

dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis.,

insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan

katekolamin (mis.,dopamin,norepinefrin, epinefrin)

2. Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen,

progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis.,

tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-

11

kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan

bebas.

2.5 Karakteristik Sistem Endokrin :

Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur

tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.

Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:

1. sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.

Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi

hari dan menurun pada malam hari.

2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu,

seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya

menyebabkan siklus menstruasi.

3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar

subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar

kalsium serum.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk

dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas

selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi

sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.

Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon

dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya.

Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi

oleh ginjal.

2.6. Pengendalian Endokrin

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di

dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.

12

Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur

dalam batas-batas yang tepat.

Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak

atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya

jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu

tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk

merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam

darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar Hipofisa mengetahui bahwa tidak

diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.

Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah

kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki

fungsi yang memiliki jadwal tertentu.

Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH

dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron

pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.

Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap

bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ

memberikan respon terhadap semacam jam biologis.

2.7 Klasifikasi hormon

1. Hormon perkembangan : hormon yangmemegang peranan di dalam

perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.

2. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh

bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.

3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi

endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan

folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).

4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh

kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

13

2.8 Hormon Utama Sistem Endokrin

Hormon Yang

menghasilkan

Fungsi

Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan

garam & air dengan cara

menahan garam & air serta

membuang kalium

Antidiuretik(vasopresin) Kelenjar Hipofisa 1.  Menyebabkan ginjal menahan

air bersama dengan aldosteron,

membantu mengendalikan

tekanan darah

Kartikosteroid Kelenjar adrenal

memiliki efek yang

luas diseluruh

tubuh

1. Anti peradangan

mempertahankan kadar gula

darah,tekanan darah kekuatan

otot

2. Membantu mengendalikan

tekanan darah

Kartikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan pembentukan

& pelepasan hormon oleh

korteks adrenal

Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel

darah merah

Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan

ciri seksual & sistem

reproduksi wanita

Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula

darah

14

Hormon pertumbuhan Kelenjar Hipofisa Mengendalian pertumbuhan &

perkembangan

2.    Meningkatkan pembentukan

protein

Insulin Pankreas Menurunkan kadar gula darah

Mempengaruhi metabolisme

glukosa,protein & lemak di

seluruh tubuh

LH (Luteinizing Hormone)

FSH (Follicle Stimulating

Hormone)

Kelenjar Hipofisa Mengendalikan fungsi

reproduksi (pembentukan

sperma &

smentum,pematangan sel

telur,siklus menstruasi)

Mengendalikan ciri seksual

pria & wanita (penyebaran

rambut, pembentukan otot,

tekstur & ketebalan kulit, suara

& bahkan mungkin sifat

kepribadian

Oksitosin Kelenjar Hipofisa Menyebabkan kontraksi otot

rahim & saluran susu di

payudara

Hormon Paratiroid Kelenjar Paratiroid Mengendalikan pembentukan

tulang

Mengendalikan pelepasan

kalsium & fosfat progesteron

indung telur

Mempersiapkan lapisan rahim

15

untuk penanaman sel telur

yang telah dibuahi

4.    Mempersiapkan kelenjar susu

untuk menghasilkan susu

Polaktin Kelenjar Hipofisa Memulai & mempertahankan

pembentukan susu di kelenjar

susu

Renin & angiotensin Ginjal Mengenalikan tekanan darah

Hormon Tiroid Kelenjar Tiroid Mengatur pertumbuhan,

pematangan & kecepatan

metabolisme

TSH (Tyroid-Stimulating

Hormone)

Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukan &

pelepasan kelenjar tiroid

Aktivasi Sel-Sel Target :

Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel

berfungsi dengan satu atau dua metoda : Pertama melalui penggunaan mediator

intraselular dan, kedua yaitu mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator

intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan

permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel

akanmengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon

berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan

glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan

gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein

(misalnya enzim, steroid). Substansi inimempengaruhi reaksi dan proses selular.

16

2.9 Patofisiologi Hormon Secara Umum

Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya

bergantung pada perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang spesifik.

Hormon dapat bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone itu sendiri

(autokrin), mempengaruhi sel sekirtar (parakrin), atau mencapai sel target di organ

lain melalui darah (endokrin).

Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor dan memperlihatkan

pengaruhnya melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal selular. Hal ini biasanya

melalui penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya menyebabkan

berkurangnya pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat siklus pengaturan dengan

umpan balik negatif. Pada beberapa kasus, terdapat umpan balik positif (jangka yang

terbatas), berarti hormon menyebabkan peningkatan aktifitas perangsangan sehingga

meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan digunakan bila pelepasan hormon

dipengaruhi secara bebas dari efek hormonalnya. Beberapa rangsangan pengontrolan

dan pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar penghasil hormon.

Berkurangnya pengaruh hormon dapat disebabkan oleh gangguan sintesis dan

penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah gangguan transport di dalam sel yang

mensintesis atau gangguan pelepasan. Defisiensi hormon dapat juga terjadi jika

kelenjar hormon tidak cukup dirangsang untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika

sel penghasil hormon tidak cukup sensitive dalam bereaksi terhadap rangsangan, atau

jika sel panghasil hormon jumlahnya tidak cukup (hipoplasia, aplasia).

Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu

cepat atau kecepatan pemecahannya meningkat. Pada hormon yang berikatan dengan

protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada perbandingan hormon yang

berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak dapat menunjukkan efeknya, pada sisi

lain, hormon akan keluar dengan dipecah atau dieksresi melalui ginjal.

17

Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di tempat

kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan, misalnya defek

enzim, hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi karena

target organ tidak berespons (misal, akibat kerusakan pada reseptor hormone atau

kegagalan transmisi intra sel) atau ketidakmampuan fungsional dari sel atau organ

target .

Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi, yang pertama

peningkatan pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh rangsangan

tunggal yang berlebihan. Peningkatan sensitivitas, atau terlau banyak jumlah sel

penghasil hormon (hyperplasia, adenoma). Kelebihan hormon dapat juga disebabkan

oleh pembentukan hormon pada sel tumor yang tidak berdiferensiasi diluar kelenjar

hormonnya (pembentukan hormon ektopoik).

Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah atau

diinaktifkan terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ (ginjal atau hati).

Pemecahan dapat diperlambat dengan meningkatnya hormon ke protein plasma,

tetapi bagian yang terikat dengan protein.

18

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan

memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk

mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling

berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.

Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu

mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan

pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.

hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu.

terdapat hormon setempat dan hormon umum.

Kelenjar endokrin (endocrineglarul) terdiri dari :

1. Kelenjar hipofise atau pituitari (hypophysisor pituitary glanrl) yang terletak di

dalam rongga kepala dekat dasar otak.

2. Kelenjar tiroid (thyroid glanrl) atau kelenjar gondok yang terletak di leher

bagian depan.

3. Kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl) dekat kelenjar tiroid. Kelenjar

paratiroid menghasilkan parathormon yang turut mengatur kadar calcium

darah.

4. Kelenjar suprarenal (suprarenalglanrl) yang terletak di kutub atas ginjal kiri-

kanan.

5. Pulau Langerhans (islets of langerhans) di dalam jaringan kelenjar pankreas.

6. Kelenjar kelamin (gonarl)laki di testis dan indung telur pada wanita.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini, mungkin masih banyak terdapat kesalahan.

Untuk itu, diperlukan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah

ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

18