makalah sejarah asia timur
DESCRIPTION
Sejarah Asia Timur: Restorasi MeijiTRANSCRIPT
Sejarah Asia Timur
Awal Modernisasi Jepang
Oleh :
Nama : Edi Suari (A1A112033)
Kifli (A1A112)
M. Hifzi (A1A112021)
Dosen : Mansyur, S. Pd, M. Hum
Dr. Herry Porda NP, M. Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya juwalah kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah dengan pembahasan “sejarah awal moderniasi di Jepang” ini.
Makalah ini disusun agar penyusun maupun pembaca dapat memahami dan
menambah pengetahuan tentang awal modernisasi di Jepang, juga dapat melihat dan
menghargai aspek historis yang membentuk perkembangan di Jepang. Makalah ini
disusun berdasarkan hasil kajian dari berbagai sumber. Dalam penyajiannyapun
terdapat berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa penyajian makalah ini belum sempurna, namun kami
telah berusaha menyusunnya dengan sebaik mungkin. Kami Berharap tujuan dari
penyusunan makalah ini dapat tercapai dan semoga banyak ilmu dan manfaat yang
bisa diambil oleh pembaca dari makalah ini. Atas perhatian pembaca kami ucapkan
terima kasih.
Banjarmasin, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..
A. Latar Belakang…………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………
C. Tujuan Penulisan………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………
A. Pembukaan Negara………………………………………………..
B. Jatuhnya Tokugawa……………………………………………….
C. Restorasi Meiji…………………………………………………….
D. Pembangunan Negara Modern…………………………………….
E. Organisasi Pemerintahan Baru…………………………………….
F. Perubahan Ekonomi dan Kebudayaan…………………………….
BAB III PENUTUP……………………………………………………….
A. Kesimpulan………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jepang sebelum Restorasi Meiji adalah bangsa yang hancur karena konflik
sosial dan bentrokan antarkelompok. Akibatnya, kehidupan ekonomi pun tidak tertata
dengan baik. Restorasi Meiji 1868 adalah sejarah penting bagi Jepang karena menjadi
pemantik bagi pembaharuan. Tak heran jika Restorasi Meiji berpengaruh luas dan
abadi bagi bangsa Jepang hinga sekarang.
Di bawah kaisar Meiji, Jepang dapat berkembang pesat dalam waktu relatif
singkat. Untuk mencapai kemajuan itu mungkin memerlukan waktu berabad-abad
lamanya. Yang dimaksud adalah bahwa Jepang langsung dapat memasuki
pembentukan negara modern, dengan industri negara modern pula.
B. Rumusan Masalah
Apa Restorasi Meiji?
Apa yang menyebabkan Keshogunan Tokugawa jatuh?
Bagaimana Jepang saat zaman Meiji?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui apa Restorasi Meiji.
Mengetahui sebab Keshogunan Tokugawa jatuh.
Mengetahui Jepang saat zaman Meiji.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembukaan Negara
Saat Jepang tenggelam dalam tidurnya yang panjang dalam keterasingan,
evolusi bentuk Negara modern dan persatuan nasional sedang berlangsung di bagian
Barat dunia. Lebih dari itu, perkembangan kapitalisme mengakibatkan revolusi
industri yang menyebabkan bangsa Barat melihat ke luar negeri untuk mencari
pasaran bagi hasil industrinya dan untuk sumber-sumber bahan baku baru. Dengan
cara ini tangan dunia Barat mulai merentang ke Jepang.
Bangsa pertama yang mengetuk pintu Jepang ialah Rusia. Pada tahun 1792
Rusia yang telah meluaskan wilayahnya hingga ke Siberia, mengirim seorang
utusannya, Adam Laxmann, ke Nemuro di Hokkaido untuk memulangkan awak kapal
Jepang yang kandas di Rusia, dan untuk mengajukan nota resmi yang memohon
dibukanya hubungan perdagangan antara kedua Negara itu. Bakufu memberitahu
utusan ini tentang kebijaksanaan pengasingan Jepang, mengatakan bahwa
pembicaraan lebih lanjut harus dilakukan di Nagasaki, dan memintanya supaya
pulang kembali. Setelah itu Rusia mengirim utusan ke Nagasaki, tetapi utusan ini pun
diusir oleh penguasa Jepang, yang menyebabkan Rusia kemudian menggunakan
kekuatan militernya untuk menyerang wilayah bagian Utara Jepang. Karena itu
Bakufu meletakkan Hokkaido langsung di bawah pengawasannya dan memperkuat
pertahanan di sana. Sementara itu tentara bayaran bakufu bernama Kondo Juso
menjelajahi daerah Kuriles, dan Mamiya Rinzo membuat survai atas Karafuto
(Sakhalin) dan memastikan bahwa apa yang selama ini dianggap bagian dari benua
sebenarnya merupakan pulau-pulau tersendiri.
Pada tahun 1853 Komodor Perry, komandan dari Squardon Hindia Timur dan
Amerika Serikat memasuki pelabuhan Uraga dengan kapal-kapal perangnya
membawa surat dari presiden Amerika yang ingin membuka hubungan dagang
dengan Jepang. Bakufu memohon pertimbangan dari istana dan para daimyo
mengenai cara membalas surat itu. Terjadi perselisihan paham antara mereka yang
mendukung dibukanya negara dan mereka yang menuntut supaya orang-orang
“biadab” ini diusir. Tetapi ketika Perry kembali pada tahun berikutnya untuk meminta
jawaban, bakufu menyerah dan perjanjian persahabatan antara Jepang dan Amerika
Serikat ditandatangani. Perjanjian itu mengatur bahwa dua pelabuhan, Shimoda dan
Hakodate akan dibuka bagi kapal-kapal Amerika untuk member persediaan bahan
bakar, air dan makanan. Ini disusul dengan perjanjian yang serupa dengan Inggris,
Rusia dan Belanda. Dengan demikian, pintu Negara Jepang sekali lagi dibuka setelah
pengasingan yang berlangsung sepanjang dua abad.
B. Jatuhnya Tokugawa
Pada tahun 1853 Komodor Perry, komandan dari Squardon Hindia Timur dan
Amerika Serikat memasuki pelabuhan Uraga dengan kapal-kapal perangnya
membawa surat dari presiden Amerika yang ingin membuka hubungan dagang
dengan Jepang. Bakufu memohon pertimbangan dari istana dan para daimyo
mengenai cara membalas surat itu. Terjadi perselisihan paham antara mereka yang
mendukung dibukanya negara dan mereka yang menuntut supaya orang-orang
“biadab” ini diusir. Tetapi ketika Perry kembali pada tahun berikutnya untuk meminta
jawaban, bakufu menyerah dan perjanjian persahabatan antara Jepang dan Amerika
Serikat ditandatangani. Perjanjian itu mengatur bahwa dua pelabuhan, Shimoda dan
Hakodate akan dibika bagi kapal-kapal Amerika untuk member persediaan bahan
bakar, air dan makanan. Ini disusul dengan perjanjian yang serupa dengan Inggris,
Rusia dan Belanda. Dengan demikian, pintu Negara Jepang sekali lagi dibuka setelah
pengasingan yang berlangsung sepanjang dua abad.
Menyusul perjanjian persahabatan tersebut, Amerika Serikat kemudian
mendorong bakufu untuk mengadakan perjanjian dagang, tetapi istana tidak
mengizinkan. Menteri bakufu Li Naosuke tidak mengindahkan penolakan dari istana
dan menandatanagani perjanjian dan pada tahun 1858 perjanjian dagang dan
persahabatan ditandatangani antara Jepang dan Amerika Serikat. Perjanjian ini
kurang adil; di samping Shimoda dan Hakodate, empat pelabuhan lain, yaitu
Kaganawa, Nagasaki, Niigata dan Hyogo serta kota Edo dan Osaka terbuka buat
perdagangan; diakui pula hak menetap bagi warga Negara Amerika, penempatan
seorang menteri dan konsul, serta hak ekstra teritorial buat warga Negara Amerika;
dan kedua Negara itu juga mengadakan perjanjian tentang pabean. Dalam beberapa
tahun berikutnya perjanjian serupa diadakan dengan Belanda, Rusia, Inggris dan
Prancis. Penandatanganan perjanjian oleh bakufu tanpa izin kaisar menyebabkan
kekesalan yang meluas dan gerakan anti-bakufu semakin gencar. Li Naosuke
mengambil tindakan represif yang keras melawan oposisi dan banyak orang yang
setia kepada kaisar dibunuhnya. Kebencian terhadap Li sendiri memuncak, dan pada
akhirnya ia dibunuh oleh samurai tak bertuan dari clan Satsuma dan Mito. Pada saat
yang sama pembukaan hubungan dagang dengan Negara-negara asing sangat
mengacaukan perekonomian Jepang. Pembelian barang-barang ekspor dalam jumlah
besar menyebabkan ketidak-seimbangan dalam permintaan dan persediaan yang
mengakibatkan kenaikan harga. Lebih dari itu, nilai emas dan perak sangat berbeda di
Jepang jika dibandingkan dengan nilainya di Negara lain, pedagang asing membawa
perak untuk membeli mata uang emas Jepang, sehingga emas mengalir keluar Jepang
dalam jumlah besar. Karenanya bakufu mengedarkan mata uang emas dengan mutu
yang lebih rendah yang menyebabkan harga-harga semakin melonjak.
Setelah wafatnya Li Naosuke, bakufu berusaha mengendalikan krisis melalui
kerjasama dengan istana, tetapi kekuasaannya berangsur-angsur menurun. Sementara
itu perasaan anti-orang asing menjadi lebih runcing. Clan Choshu menembak kapal
asing yang melalui selat Shimonoseki dan sebagai pembalasan, tempat-tempat
pertahanannya sendiri diduduki, sementara clan Satsuma diserang pasukan Inggris di
Kagoshima. Clan yang kuat ini cepat menyadari bahwa “mengusir orang biadab”
sebenarnya mustahil, tetapi terus juga beersikeras dalam usaha pengusiran sebagai
cara untuk mempersulit kedudukan bakufu.
Clan Choshu pada mulanya menyerukan kesetiaan pada kaisar dan pengusiran
orang-orang asing, sementara clan Satsuma menyerukan kerjasama antara istana dan
bakufu. Tidak lama kemudian fraksi yang menyerukan dijatuhkannya bakufu
berkuasa di kedua clan tersebut, dan pada tahun 1866 kedua clan tersebut
menandatangani parjanjian aliansi rahasia. Di istana, Iwakura Tomomi dan
bangsawan berpangkat rendah lainnya, berusaha mengeluarkan perintah rahasia dari
kaisar untuk menjatuhkan bakufu ke tangan clan Satsuma dan Choshu. Tetapi pada
hari itu shogun kelima belas, Yoshinubo atas kehendaknya sendiri mengusulkan
pengembalian tampuk pemerintahan kepada istana. Ia melakukan ini sebagai hasil
peringatan yang disampaikan oleh penguasa clan Tosa kepada bakufu yang
menyatakan bahwa satu-satunya jalan untuk menghindari campur tangan dan untuk
memelihara kemerdekaan Jepang, ialah dengan mengembalikan pemerintahan
langsung oleh kaisar secara damai. Istana menerima petisi Yoshinobu dan
mengeluarkan perintah yang menyatakan pemulihan pemerintahan kaisar di tangan
kaisar Meiji (tahun 1868).
C. Restorasi Meiji
Jepang sebelum Restorasi Meiji adalah bangsa yang hancur karena konflik
sosial dan bentrokan antarkelompok. Akibatnya, kehidupan ekonomi pun tidak tertata
dengan baik. Restorasi Meiji 1868 adalah sejarah penting bagi Jepang karena menjadi
pemantik bagi pembaharuan. Tak heran jika Restorasi Meiji berpengaruh luas dan
abadi bagi bangsa Jepang hinga sekarang.
Kaisar Mutsuhito (1852-1912) atau Kaisar Meiji mereformasi Jepang secara
mendasar. Kekuasaan dikembalikan kepada kaisar. Jepang juga mengadopsi beberapa
institusi Barat, termasuk pemerintahan modern, sistem hukum, dan militer.
Dalam tahun pertama pemerintahannya, Kaisar Meiji memindahkan ibu kota
kekaisaran dari Kyoto ke Edo, tempat kedudukan pemerintahan feodal. Kota itu
dinamakan Tokyo yang bermakna Ibu Kota Timur.1
Pada masa ini kaisar justru mendorong rakyat Jepang agar belajar lebih tekun
untuk menyamai keunggulan bangsa-bangsa lain. Kaisar menyuruh tunas-tunas muda
Jepang yang cerdas untuk belajar ke Eropa dan Amerika. Perintah kaisar tersebut
didukung pula oleh keinginan dari dalam diri bangsa Jepang untuk tekun dalam
menjalankan segala hal sehingga bangsa Jepang dapat sejajar dengan bangsa-bangsa
lain yang memiliki keunggulan dan kebesaran.
Restorasi Meiji terjadi pada 1866 sampai 1869, tiga tahun yang mencakup
akhir Zaman Edo dan awal Zaman Meiji. Restorasi Meiji juga dikenal dengan sebutan
Meiji Ishin, Revolusi, atau Pembaruan. Ini adalah rangkaian kejadian yang
menyebabkan perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang. Restorasi ini
merupakan akibat langsung dari dibukanya Jepang pada kedatangan kapal dari dunia
Barat yang dipimpin oleh perwira angkatan laut asal AS, Matthew Perry.
Pembentukan Aliansi Sat Cho, yaitu antar Saigo Takamori, pemimpin
Satsuma, dan Kido Takayoshi, pemimpin Choshu, adalah titik awal dari Restorasi
Meiji. Aliansi ini dicetuskan oleh Sakamoto Ryoma dengan tujuan melawan
Keshogunan Tokugawa dan mengembalikan kekuasaan kepada kaisar.
Keshogunan Tokugawa resmi berakhir berakhir pada 9 November 1867,
ketika Shogun Tokugawa ke-15, Tokugawa Yoshinobu, memberikan kekuasaannya
kepada kaisar dan 10 hari kemudian mundur dari jabatannya. Titik ini adalah awal
restorasi kekuasaan imperial. Walau begitu, Yoshinobu masih tetap memiliki
kekuasaan yang signifikan.
Restorasi Meiji merupakan usaha besar-besaran kaisar Meiji untuk
menciptakan Jepang baru, yaitu transformasi dari Negara yang terisolasi dan miskin
menjadi Negara yang modern. Restorasi Meiji membawa perubahan besar dalam
1 Mangandaralam, Syahbuddin. Mengenal dari Dekat Jepang, Negara Matahari Terbit, PT Remaja Rosdakarya, Bandung: 1993. hal. 19
kehidupan bangsa Jepang, terutama pendidikan. Sebelum Restorasi Meiji, Jepang
melaksanakan pendidikannya berdasarkan sistem masyarakat feodal, yaitu pendidikan
untuk samurai, petani, tukang, pedagang, serta rakyat jelata. Kegiatan ini
dilaksanakan di kuil dengan bimbingan para pendeta Buddha yang terkenal dengan
sebutan Terakoya (sekolah kuil).
Dalam kurun waktu bergulirnya Restorasi Meiji (Meiji Ishin) dan decade
sesudahnya, bangsa Jepang telah membuktikan diri kepada dunia sebagai bangsa
yang memiliki kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi maju yang dapat
disejajarkan dengan AS dan Negara-negara maju lainnya. Hal yang terpenting dari
Restorasi Meiji adalah pembaharuan di bidang pendidikan, yaitu mengubah sistem
pendidikan dari tradisional menjadi modern (saat itu dimulai dengan mengadopsi
sistem Jerman), program wajib belajar, mengirim mahasiswa Jepang untuk belajar ke
luar negeri (Prancis dan Jerman), dan meningkatkan anggaran sektor pendidikan
secara drastis.
D. Pembangunan Negara Modern
Setelah pembangunan untuk memulihkan pemerintahan oleh kaisar, fraksi
anti-bakufu menghasut para pengikut bakufu untuk menyatakan permusuhan secara
terbuka dan melancarkan serangan dengan maksud manghukum Yoshinobu karena
memusuhi kaisar. Tetapi berkat pembicaraan antara Katsu Yasuyoshi yaitu tentara
bayaran bakufu dan Saigo Takamori, perwira staf pasukan kekaisaran, Istana Edo
yang selama ini menjadi tempat kediaman Shogun, berpindah tanpa pertumpahan
darah. Nama Edo diganti menjadui Tokyo, dan kaisar pindah ke sana dari Kyoto
untuk mendirikan rezim baru.
Langkah pertama pemerintahan baru ini ialah mengambil alih, atas nama
istana, seluruh tanah dan rakyat yang hingga saat itu berada di bawah kekuasaan para
daimyo, dan menghapus hubungan feodal yang telah berlaku sekian lamanya. Ini
terjadi melalui petisi yang diajukan ke istana di bawah pimpinan keempat clan yaitu
Satsuma, Choshu, Tosa dan Hizen. Petisi itu memohon supaya para daimyo diizinkan
memberikan tanah dan rakyatnya kepada kaisar. Bentuk gerakan ini merupakan
akibat kesetiaan kepada kaisar yang memuncak sejak tahun-tahun terakhir
pemerintahan bakufu. Istana mendirikan pemerintahan pusat dengan menghapus clan
dan mendirikan perfektur yang diperintah oleh gubernur yang ditunjuk oleh
pemerintah.
Satu langkah penting lainnya adalah penghapusan sistem pangkat feodal.
Perbedaan antara samurai, petani, tukang dan pedagang dihapus, dan hak-hak pribadi
atas kebebasan memilih pekerjaan, tempat tinggal, hak milik dan kebebasan dalam
perkawinan diakui. Bekas samurai yang berjumlah sekitar dua juta orang, menjadi
masalah sosial yang menyulitkan, tetapi pemerintah menangani masalah ini dengan
memberikan kepada mereka pensiun berbentuk obligasi yang berlaku secara turun
temurun, dan menyalurkan tenaga mereka dalam pekerjaan sebagai petani, tukang
dan pedagang. Sistem wajib militer diberlakukan ; semua laki-laki berumur dua puluh
tahun ke atas, dengan beberapa pengecualian, diharuskan menjalankan tugas militer.
Akhirnya pemerintahan baru mengubah sistem pajak tanah yang selama ini
menjadi sumber sebagian besar penghasilan tahunan para samurai. Pertama-tama
larangan jual-beli tanah pertanian dicabut dan akte tanah dikeluarkan sebagai bukti
pemilikan atas tanah ; harga setiap bidang tanah ditentukan dan dikenakan pajak
sebesar tiga persen. Sistem pembayaran dalam bentuk bentuk uang, dan landasan
keuangan pemerintah diperkuat dengan menolak keluwesan dalam jumlah pajak yang
harus dibayar menurut besarnya panen setiap tahun. Pembaharuan lain dalam bidang
ekonomi mencakup usaha memperkenalkan sistem keuangan baru atas dasar sistem
desimal dengan yen, sen dan rin sebagai unit dasarnya; memajukan pembangunan
industri baru melalui pabrik percontohan yang diselenggarakan oleh pemerintah; dan
memperbaiki hubungan dan angkutan melalui sistem pos modern, telepon dan
telegrap, jalan kereta api dan sebagainya.
Dalam bidang urusan luar negeri, segera sesudah pembentukannya,
pemerintahan baru menyatakan kebijaksanaan untuk membuka negara dan
mengadakan hubungan persahabatan dengan negara-negara lain. Ditentukan juga
bahwa kaisar akan menerima kunjungan menteri-menteri asing dan diplomasi Jepang
akan dijalankan atas nama kaisar. Utusan yang dipimpin oleh Iwakura Tomomi
sebagai duta besar berkuasa penuh dikirim ke Eropa dan Amerika untuk berusaha
mengubah perjanjian yang tidak adil, tetapi tidak banyak berhasil. Namun utusan ini
sekali lagi sangat terkesan oleh kemajuan yang yang dicapai peradaban asing dan
oleh kekayaaan negara-negara besar, dan kembali ke Jepang dengan keyakinan penuh
bahwa Jepang harus bekerja keras untuk mencapai tingkatan yang sama secepat
mungkin.
Sekitar waktu itu Jepang membuka hubungan dagang dengan Korea dan Cina,
dan beberapa persoalan wilayah yang telah lama tertunda dibereskan. Pertikaian
dengan Cina mengenai hak atas kepulauan Ryukyu diselesaikan dengan masuknya
kepulauan itu kedalam perfektur Okinawa sebagai bagian Negara Jepang, dan
perjanjian untuk menukar Sakhalin dengan kepulauan Kuriles diadakan dengan
Rusia. Sakhalin menjadi wilayah Rusia sedangkan Kepulauan Kuriles menjadi
wilayah Jepang.
Sebagai dasar ideologis bagi pemerintahan kaisar yang baru dipulihkan
kembali itu ditekankan pentingnya “agama Shinto asli” dari aliran Hirata At-sutane.
Dalam usaha untuk memurnikan agama Shinto, perpaduan lama antara Buddha dan
Shinto ditolak dan diadakan perbedaan yang jelas antara kuil Buddha dan tempat
ibadat Shinto. Beberapa kuil bahkan dihancurkan. Sehubungan dengan agama
Kristen, larangan Bakufu terhadap agama tersebut masih berlaku untuk sementara,
tetapi setelah perjalanan utusan Iwakura ke negara-negara Barat, pemerintah mulai
meneliti kembali larangan itu dan akhirnya mencabutnya.
Sekolah-sekolah baru didirikan menurut gaya Barat, dan sistem pendidikan
diatur kembali supaya dapat memberikan pendidikan bagi rakyat tanpa membedakan
tingkatan social, kekayaan atau jenis kelamin. Gagasan-gagasan baru dari barat juga
mulai masuk. Yang amat penting di antara karya-karya yang dipengaruhi Barat ialah
tulisan Fukuza Yukichi yang mengajarkan gagasan akan kebebasan, persamaan hal,
kemerdekaan nasional dan penghargaan terhadap ilmu pengetahuan empiris. Semua
itu sangat membantu usaha penghapusan pandangan hidup feodal yang kuno.
Pembaharuan terjadi secara teratur dan mempengaruhi seluruh pemerintahan,
ekonomi, agama dan pendidikan. Jepang yang feodal sedang berusaha sekuat tenaga
mengangkat dirinya ke taraf yang sama seperti negara-negara modern lainnya.
Bahkan unsur-unsur praktis dalam kehidupan sehari-hari mengalami perubahan yang
nyata. Kebiasaan membawa pedang ditinggalkan, konde yang dahulu dipakai pria
dicukur, dan orang Jepang mulai memakai pakaian gaya Barat di luar rumah; lampu
tradisional yang ditutup kertas diganti dengan lampu minyak dan gas; dan sebagai
ganti tandu dipakai kereta berkuda atau kereta yang ditarik orang. Kebiasaan baru ini
sangat dikagumi oleh orang-orang zaman itu, yang menamakannya bummei-kaika,
yaitu “peradaban dan penerangan.”
E. Organisasi Pemerintahan Baru
Setelah Bakufu maka yang menjadi kepala pemerintahan adalah Tenno.
Tetapi dalam kenyataannya yang memegang kekuasaan pemerintah bukanlah Tenno.
Karena pada waktu itu Tenno masih muda (umur 14 tahun). Dalam pemerintahan
baru itu Tenno hanya dianggap sebagai symbol kekuasaan. Jabatan-jabatan tinggi
dipegang oleh Putra Kerajaan. Sedangkan yang memegang kekuasaan pemerintahan
adalah kelompok Samurai. Kelompok Samurai ini merupakan oligarki yang
mengendalikan pemerintah dalam restorasi Meiji.
Oleh karena itu pada tahun 1863, pemerintah mengadakan perubahan struktur
pemerintahan. Perubahan pemerintahan itu adalah sebagai pengganti pemerintahan
Bakufu. Pemerintahan baru itu dikepalai sendiri oleh Tenno. Stuktur pemerintahan
baru itu terdiri dari 3 (tiga) jabatan dan 8 (delapan) badan direktorat, yaitu :
1. Eksekutif junior
2. Penasehat junior
3. Wakil eksekutif
Sedangkan 8 bidang direktorat tersebut adalah:
1. Penasehat khusus Gizo
2. Direktorat agama
3. Direktorat dalam negeri
4. Direktorat angkatan laut
5. Direktorat angkatan darat
6. Direktorat angkatan udara
7. Direktorat angkatan kerajaan
Dengan adanya perubahan bentuk pemerintahan itu, kaisar mengumumkan
piagam sumpah kepada para bangsawan dan para pejabat yang berkumpul di istana
Kyoto. Sumpah itu adalah untuk membentuk prinsip-prinsip dasar pemerintahan yang
kuat, dan meniru model barat.
Pada 6 April 1868, untuk pertama kalinya dalam sejarah Jepang Meiji Tenno
mengangkat “sumpah setia“ ( Charter Outh ) dihadapan para Daimyo dan Aristokrat.
Charter Outh pada prinsipnya berisi empat asas, yakni :
Asas Musyawarah
Musyawarah merupakan sesuatu yang harus dipegang teguh. Semua peraturan
negara akan ditetapkan dengan jalan musyawarah. Dalam hal ini akan dibentuk
Setempat.
Asas Persatuan
Seluruh rakyat Jepang harus bersatu dan sependapat, agar ketertiban dalam
masyarakat dapat terpelihara dengan baik. Hak-hak bagi semua lapisan masyarakat
akan dijamin oleh negara.
Asas Keadilan
Segala tradisi lama yang merugikan bangsa dan negara dihapuskan.
Persamaan hak dan kewajiban akan dijadikan dasar kehidupan nasional.
Asas Pendidikan
Pendidikan merupakan kombinasi antara sistem pendidikan lama dan baru ,
yang merupakan campuran cara berpikir Cina dan Jepang serta pendidikan Barat akan
dijadikan dasar bagi terciptanya negara baru yang maju dan modern seperti barat.
Jepang juga akan mengambil dan mempergunakan tenaga-tenaga yang cakap dari luar
guna pembangunan bangsa dan negara Jepang.
Dari isi sumpah setia tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
pelaksanaan pemerintahan negara dipimpin oleh Kaisar, dibantu rakyat. Tujuannya
untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Restorasi yang dijalankan Meiji Tenno meliputi berbagai bidang, salah
satunya dalam bidang pemerintahan, langkah-langkah yang diambil oleh Meiji Tenno
dalam mengadakan restorasi dalam bidang politik, yaitu :
1. Kaisar berpegang teguh pada Charter Outh.
2. Sistem pemerintahan meniru sistem pemerintahan Barat yaitu pemerintahan
dibagi ke dalam Departemen-departemen. Akan dibentuk Konstitusi baru
yang akan dipimpin oleh Ito Hirobumi.
3. Sistem pemerintahan feodal dihapus. Seluruh tanah negara akan dibagi ke
dalam prefecture. Prefecture adalah suatu daerah yang dikepalai oleh seorang
profect ( Kepala Departemen).
4. Pemerintah mengijinkan adanya National Assembly.
Awal tahun 1868 sistem feodal masih tetap dipakai, secara resmi system
pemerintahan feodal dihapus tahun 1871 dengan dikeluarkannya Imperial Rescript
oleh Kaisar. Sesudah itulah golongan samurai mendapat kesempatan memegang
jabatan dalam pemerintahan. Negara dibagi menjadi propinsi yang diperintah oleh
Gubernur yang dipilih dan diangkat olek kaisar. Para Daimyo yang kehilangan
jabatan ada penyaluran dari pemerintah, yang mempunyai kecakapan diberi jabatan
tertentu dan yang tidak memiliki kecakapan diberhentikan dan dipensiun.
Walaupun secara resmi pemerintahan feodal telah dihapuskan , namun rakyat
masih belum merasa puas karena pemerintahan masih dimonopoli oleh segolongan
revolusioner, dan masih bersifat oligarkhi. Rakyat menuntut agar kaisar segera
membentuk pemerintahan dengan adanya perwakilan dari rakyat. Hal ini ditanggapi
oleh Kaisar dengan mengeluarkan suatu pernyataan bahwa ia akan memerintah
menurut kehendak rakyat dan akan membentuk konstitusi. Pembentukan komstitusi
dilakukan oleh Ito yang kemudian dikenal sebagai Bapak Konstitusi Jepang, dengan
para pembantunya dan ternyata berhasil. 11 Februari 1889 secara resmi Konstitusi
diumumkan oleh kaisar kepada seluruh rakyat.
Konstitusi 1889 mengandung pokok-pokok pikiran antara lain :
a. Kedudukan Kaisar
Menurut Konstitusi, Kaisar adalah sumber dari segala kekuasaan. Kedudukan
Kaisar suci dan tidak dapat diganggu gugat. Kekuasaan praktis ( real power )
dijalankan oleh badan pemerintahan atas nama Kaisar. Jadi dalam menjalankan
pemerintahan khususnya dalam kekuasaan legislatif, Kaisar dibantu atau didampingi
oleh Diet.
b. Diet ( DPR )
Sistem perwakilan di Jepang menganut system seperti di Eropa Barat, yaitu
perwakilan yang terdiri dari dua kamar ( bicameral ), yaitu :
House Of Peers ( Upper House), anggotanya terdiri dari para bangsawan
tinggi yang dipilih dari para pembayar pajak yang tinggi dalam negara.
House Of Representative, anggotanya terdiri dari rakyat biasa yang
ditunjuk atau dipilih.
Semua undang-undang harus mendapat pengesahan dari Diet dan persetujuan
harus didasarkan pada kelebihan suara yang mutlak.
c. Kabinet
Kabinet ( The Council Of Minister ) langsung bertanggung jawab kepada
Kaisar. Menurut Konstitusi 1889, Kabinet yang diketuai oleh Perdana Menteri
mempunyai Departemen sebagai berikut :
Departemen Dalam Negeri
Departemen Luar Negeri
Departemen Pendidikan
Departemen Perhubungan
Departemen Keuangan
Departemen Kehakiman
Departemen Perdagangan dan Industri
Departemen Pertanian dan Kehutanan
Departemen Kereta Api
Departemen Seberang Laut
d. Prive Council ( DPA )
Tugasnya sebagai penasehat Kaisar. Di samping Prive Council, Kaisar masih
mempunyai penasehat langsung yaitu Genro atau ahli-ahli negara. Genro adalah suatu
lembaga yang dibentuk di luar undang-undang.
Berdasarkan Konstitusi 1889, bentuk pemerintahan Jepang adalah Monarkhi
Konstitusional. Di mana Kabinet bertanggung jawab kepada Kaisar. Struktur
Organisasi dari Pemeritahan Jepang yang baru adalah :
Kaisar sebagai penguasa tertinggi dalam menjalankan pemerintahan. Kaisar
dibantu oleh :
Kabinet yang bertanggung jawab langsung kepada Kaisar.
Prive Council yang berfungsi sebagai penasehat Kaisar.
Genro yang berfungsi sebagai penasehat Kaisar.
F. Perubahan Ekonomi dan Kebudayaan
Restorasi Meiji termasuk juga melakukan revolusi dalam bidang ekonomi,
dimana sistem ekonomi feodal runtuh dan digantikan dengan sistem ekonomi
kapitalis modern. Baik segi persoalan politik maupun ekonomi di Jepang, semuanya
memperoleh pengaruh barat.
Dua hal yang harus diperhatikan dalam masalah ekonomi, yaitu :
1. Bagaimana cara untuk menguasai kembali sumber-sumber perekonomian,
penghasilan nasional, terutama untuk kepentingan pemerintah Jepang. Hal ini
ditempuh dengan cara antara lain : membuat jalan-jalan kereta api, mendirikan
bank-bank, mengijinkan pelayaran bagi kapal-kapal asing.
2. Bagaimana cara untuk mengembangkan ekonomi Jepang yang sebaik-
baiknya. Hal ini ditempuh dengan jalan :
Mengirimkan misi untuk belajar pengetahuan ekonomi Barat.
Membuka hubungan ekonomi dengan bangsa-bangsa barat secara luas.
Membuka pabrik-pabrik.
Pembangunan di bidang ekonomi meliputi juga bidang pertanian,
perindustrian dan perdagangan. Namun yang paling berhasil adalah di bidang
perindustrian dan perdagangan. Perdagangan Jepang maju pesat karena adanya
dumping policy. Di bidang industry muncul golongan baru yang disebut Zaibatsu,
terdiri dari Keluarga Mitsui, Sumimoto dan Jassuda.
Bersamaan dengan cita-cita restorasi, pengaruh kebudayaan barat lambat laun
dapat mempengaruhi kebudayaan kehidupan rakyat Jepang. Karena kuatnya dorongan
restorasi tersebut, maka penyerapan orang asing semakin cepat. Bahkan, seorang
terkemuka Jepang bernama Inoue Kaoru menganjurkan agar pakaian barat diterima
sebagai pakaian tetap di Jepang. Sebenarnya sejak akhir zaman Bakufu kehidupan ala
Eropa sudah dapat dilihat oleh masyarakat di sepanjang kota. Salah satu kehidupan
ala Eropa pada zaman Bakufu itu adalah meluasnya pakaian kostum barat yang
dipakai orang Jepang. Tetapi sebelum pamakaian kostum barat tersebut meluas di
Jepang, pakaian orang Jepang hanya terdiri dari 2 (dua) potong. Karena begitu
meluasnya kostum barat tersebut, sehingga pakaian kerja Jepang diganti dengan
kostum barat karena dianggap lebih praktis.
Serdadu adalah orang yang pertama-tama memakai pakaian ala Eropa. Karena
sejak akhir zaman Bakufu, para serdadu itu sudah sering mengadakan latihan dan
memerlukan pakaiaan yang praktis. Karena begitu meluasnya pemakaian kostum
barat dalam kalangan. Masyarakat, pada zaman Meiji baik masyarakat biasa, pegawai
pemerintah maupun kaisar mulai memakai pakaian Eropa. Melihat keadaan tersebut
sehingga pemerintah menetapkan undang-undang bahwa pakaian seragam dan
pakaian resmi harus menggunakan kostum ala Eropa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jepang sebelum Restorasi Meiji adalah bangsa yang hancur karena konflik
sosial dan bentrokan antarkelompok. Akibatnya, kehidupan ekonomi pun tidak tertata
dengan baik. Restorasi Meiji 1868 adalah sejarah penting bagi Jepang karena menjadi
pemantik bagi pembaharuan. Tak heran jika Restorasi Meiji berpengaruh luas dan
abadi bagi bangsa Jepang hinga sekarang.
Restorasi Meiji yang terjadi di Jepang telah mengubah Jepang menjadi negara
modern dan imperialis, di mana pembangunan yang dilakukan pada akhirnya
menjerumuskan mereka kedalam Perang dunia II. Jepang yang tadinya merupakan
masyarakat yang kolot dan terisolir secara drastis berubah menjadi masyarakat yang
modern.
Restorasi Meiji ini tidak akan mampu berjalan jika tidak diimbangi dengan
kemampuan dan etos kerja yang baik dari masyarakatnya. Sebuah bangsa tidak akan
bisa maju jika tidak ada keinginan dari dalam bangsa itu untuk merubahnya. Satu hal
yang mesti kita ingat dari Restorasi Meiji adalah bahwa antara unsure-unsur baru dan
unsur-unsur tradisional semuanya berjalan secara bersama-sama. Jadi bisa kita
katakan meskipun Jepang mengalami perubahan di berbagai bidang dan sektor. Nilai-
nilai tradisi leluhurnya tetap terjaga dengan baik hingga sekarang. Ini memberikan
pelajaran bagi kita bahwa modernisasi bukan berarti merubah pola hidup dan tradisi
lama leluhur yang positif dengan budaya barat.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Sakamoto, Taro. Jepang Dulu dan Sekarang, Gadjah Mada University Press, Jakarta:
1982.
Susilo, Taufik Adi. Spirit Jepang: 30 Inspirasi & Kunci Sukses Orang-Orang Jepang,
Garasi, Jogjakarta: 2009.
Mangandaralam, Syahbuddin. Mengenal dari Dekat Jepang, Negara Matahari Terbit,
PT Remaja Rosdakarya, Bandung: 1993.
http://zuardey.blogspot.com/2012/05/restorazi-meiji-dan-modernisasi-jepang.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29054/4/Chapter%20II.pdf