makalah sawit

17
MAKALAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacg) Disusun Oleh : Ayu Welaseh Nopriadi Umar Hanaping Rusli PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

Upload: yuliana-sabarina

Post on 02-Aug-2015

275 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Sawit

MAKALAH KELAPA SAWIT

(Elaeis guineensis Jacg)

Disusun Oleh :

Ayu Welaseh

Nopriadi

Umar Hanaping

Rusli

PROGRAM STUDI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

2009

Page 2: Makalah Sawit

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena akhirnya

Makalah Kelapa Sawit dapat diselesaikan. Penyusunan mengenai makalah ini

berdasarkan hasil data-data yang diperoleh , penyusunan makalah ini dalam rangka

menunjang untuk kelengkapan dari tugas-tugas yang telah di berikan oleh

mahasiswa / mahasiswi Poltanesa mata kuliah Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit

Hasil Perkebunan ini diberikan oleh kami pada Semester V Progam Studi Teknologi

Pengolahan Hasil Perkebunan Poltanesa. Diharapkan apa yang telah dikerjakan pada

laporan ini benar adanya sesuai apa yang telah diberikan oleh penulis yang

bersangkutan.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai

pihak yaitu Dosen Pembimbing Teknologi Kelapa Sawit Hasil Perekebunan kepada

Bapak Mujibu dan teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah

ini.

“ Tiada Gading Yang Tak Retak ” , penulis menyadari bahwa masih terdapat

kekurangan pada penulisan makalah Kelapa Sawit ini, oleh karena itu saran dan kritik

yang membangun sangat penulis harapkan.

Sei. Keledang, November 2009

Page 3: Makalah Sawit

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semula tanaman kelapa sawit (Elaeis guieensis Jacg) hanya diusahakan oleh

perkebunan besar di Indonesia. Sejak tahun 1977-1978 pemerintahan Indonesia

bertekad mengubah situasi tersebut dengan mengembangkan pola perkebunan

rakyat melalui sistem PIRBUN (Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan). Perusahaan

Besar sebagai “inti” berfungsi memberikan alih teknologi kepada perkebunan

rakyat di sekittarnya yang berkedudukan sebagai kebun “plasma”.

Petani plasma berkewajiban menjual seluruh seluruh hasil kebun plasma

kepada perusahaan inti. Sejak adanya pola PIRBUN maka komposisi

pengusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia berubah dengan cepat. Luas

perkebunan rakyat tumbuh dengan kecepatan 50,2% sedan gkan perkebunan

negara 9,5% dan perkebunan swasta 9,2% (Soetrisno Loekman dan Winahyu,

1991).

Pengembangan perkebunan rakyat secara cepat ini merupakan salah satu

tujuan pemerintah, karena disamping untuk menghasilkan devisa negara juga

untuk memperluas kesempatan kerja dan sekaligus juga untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat.

Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas primadona;

luasnya terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan

besar negara atau perkebunan besar swasta. Saat ini perkebunan rakyat sudah

berkembang dengan pesat. Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di

Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang dibeberapa

propinsi antara lain : Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau,

Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,

Irian Jaya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Jawa Barat.

Permintaan minyak kelapa sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah

Page 4: Makalah Sawit

industri pangan juga digunakan sebagai bahan mentah industri nonpangan. Jika

dilihat dari biaya produksinya, komoditas kelapa sawit jauh lebih rendah dari

pada minyak nabati lainnya.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan

pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengolahan kelapa sawit?

2. Produk-produk apa saja yang dapat dihasilkan dari industry kelapa sawit?

3. Bagaimana prospek industri kelapa sawit kedepannya?

C. Tujuan Praktikum

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang proses pengolahan kelapa sawit

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis produk yang dihasilkan dari

industri kelapa sawit

3. Untuk mengetahui prospek industri kelapa sawit dalam mengembangkan

perekonomian nasional maupun internasional

Page 5: Makalah Sawit

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Kelapa sawit merupakan salah satu factor yang menentukan kebehasilan usaha

perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit, inti

sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks

industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil

(CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. PKS tersusun atas

unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia.

Parameter penting produksi seperti efisiensi ekstraksi, rendemen, kualitas produk

sangat penting perananya dalam menjamin daya saing industri perkebunan kelapa

sawit di banding minyak nabati lainnya. Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak

CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam

pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan

kehilangan dalam pengolahannya, sehingga kualitas CPO yang dihasilkan tidak

semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik.

Kelapa sawit yang mulanya berasal dari Afrika tropis memiliki produktivitas yang

jauh lebih tinggi daripada tumbuhan sejenis yang juga memproduksi minyak lemak.

Kelapa sawit mengkonversi energi cahaya menjadi minyak dengan efisiensi

transformasi yang amat tinggi. Karena itu, usaha yang kami lakukan saat ini, tidak

hanya bermakna membantu dunia industri utama Indonesia di masa depan, tetapi juga

turut membantu memecahkan masalah energi dunia.

Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa

sawit dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : Dura, Pisifera, Tenera.

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap

memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar

dan kandungan minyak pertandannya berkisar 18%.Pisifera buahnya tidak memiliki

Page 6: Makalah Sawit

cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah.

Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit

unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang

buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase

daging per buahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya dapat

mencapai 28%.Untuk pembibitan massal, digunakan teknik kultur jaringan. Kelapa

sawit biasanya berbuah setelah berumur 2,5 tahun. Buahnya menjadi masak 5,5 bulan

setelah penyerbukan.

Dalam memanen perlu diperhatikan beberapa ketentuan umum agar buah yang

dihasilkan baik mutunya sehingga minyak yang dihasilkan juga bermutu baik.

Panenan harus dilaksanakan pada saat yang tepat akan menentukan kuantitas dan

kualitas buah kelapa sawit.

Dalam pembentukan minyak di dalam buah berlangsung selama 24 hari, yaitu pada

saat buah mulai masak. Panenan yang dilakukan sebelum proses pembentukan

minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak yang kurang dari semestinya.

Panenan sesudah proses pembentukan minyak selesai, akan merugikan karena banyak

buah yang lepas dari tandannya dan jatuh ke tanah. Buah yang terlalu masak,

kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas (free fatty acid) yang

mengakibatkan rendahnya mutu minyak dan mudah terserang hama dan penyakit.

Page 7: Makalah Sawit

BAB III. HASIL & PEMBAHASAAN

Pengolahan tanda buah segar sampai diperoleh minyak kasar (crude palm oil,

CPO) dan inti sawit dilaksanakan melalui proses yang cukup panjang. Tahap-tahap

pengolahan kelapa sawit adalah sebagai berikut :

a. Pengangkutan buah ke pabrik

b. Perebusan buah (sterilisasi)

c. Pelepasan buah (stripping) dari tandan dan pelumatan (digestion)

d. Pengeluaran minyak (ekstraksi)

e. Pemurnian dan penjernihan minyak (klarifikasi)

f. Pemisahan biji dri sisa-sisa daging buah

g. Pengeringan dan pemecahan biji

h. Pemisahan inti dari cangkang

Masing-masing tahap/urutan pengolahan akan dibicarakan lebih lanjut seperti berikut

ini :

a. Pengangkutan buah ke pabrik

Buah kelapa sawit hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik, agar

segera dapat diolah. Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak

dengan kadar asam lemak bebas (free fatty acid, ffa) tinggi. Untuk

menghindarkan terbentuknya asam lemak bebas (ALB), pengolahan harus sudah

dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah panenan.

Asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit, diakibatkan oleh kegiatan

enzim lipase yang biasanya terjadi sebelum pemrosesan buah dilaksanakan. Buah

kelapa sawit mengandung enzim lipase yang sangat aktif, yang dapat memecah

lemak menjadi asam lemak dan gliserol, bilamana struktur sel buah matang

tersebut rusak.

Page 8: Makalah Sawit

Buah kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya mengandung

0,1% asam lemak. Tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah, dapat

mengandung asam lemak bebas sampai 50%, hanya dalam waktu beberapa jam

saja. Bahkan apabila buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus, dalam

waktu 24 jam kandungan asam lemak bebasnya dapat mencpai 67%. Untuk

membatasi terbentunya asam lemak bebas, buah kelapa sawit harus segera

dipanasi dengan suhu antara 90°-100°C sebelum pelepasan daging buahnya

(depulping). Dengan cara ini asam lemak bebas yang terbentuk hanya sedikit saja.

Untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas tersebut, pengangkutan

buah dari kebun ke pabrik harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan

secepat-cepatnya. Oleh karena itu, buah kelapa sawit dari kebun harus secepatnya

diangkut dengan alat angkutan yang tepat, yang dapat mengangkut buah

sebanyak-banyaknya, seperti lori, traktor gandengan, dan truk. Sesampainya

dipabrik, buah harus segera ditimbang , kemudian dimasukkan kedalam lori

perebusan yang bisanya berkapasitas 2,5 ton setiap lori. Buah beserta lorinya

kemudian direb us pada suatu tempat perebuasan (sterilizer).

b. Perebusan buah (sterilisasi)

Buah beserta lorinya direbus dalam tempat rebusan dengan

mengalirkan/menekankan uap panas selama 60 menit kedalam tempat rebusan

tersebut. Suhu uap yang digunakan adalah 125°C dan tekanan dalam ruangan

sterilisasi ±2,5 atmosfir. Tujuan dari perebusan buah adalah :

Agar buah mudah dilepaskan dari tandannya

Untuk membunuh enzim penstimulir pembentukan asam lemak bebas

Agar daging buah menjadi lunak

Untuk memudahkan terlepasannya inti dari cangkangnya

Untuk menambah kelembapan dalam daging buah sehingga minyak mudah

dikeluarkan (dipidahkan)

Untuk mengkoagulasikan protein sehingga proses pemurnian minyak lebih

mudah

Page 9: Makalah Sawit

c. Pelepasan buah dan pelumatan

Tandan buash yang telah direbus dimasukkan kedalam mesin pelepas

buah (thresher), kemudian buah yang lepas (rontok) dibawa kedalam mesin

pelumat (degester). Sambila dilumat, buah dipanasi (diuapi) lagi, supaya

daging buah hancur dan lepas dari bijinya. Keadaan memudahkan proses

pengeluaran (ekatraksi) minyak.

Tandan kosong (telah lepas buah-buahnya) kemudian diangkut

ketempat pembakaran (incinerator) dan digunakan sebagai bahan bakar

untuk menghasilkan uap yang digunakan dalam proses sterilisasi. Sebagai

sisa pembakaran diperoleh abu yang mengandung ±30% K2O, yang

digunakan untuk pemupukan Kalium di kebun. Sebagian tandan kosong juga

digunakan sebagai bahan mulsa.

d. Pengeluaran minyak (ekstraksi)

Ada bermacam-macam cara untuk mengeluarkan minyak (extraction of

oil). Tetapi yang umumnya dipakai, adalah pengepresan dengan

menggunakan alat/mesin pengepres tipe hydraulic, centrifugal, atau

continous screw press. Daging buah yang sudah dilumatkan di mesin

pelumat dimasukkan ke dalam alat pengepres, kemudian dipres sihingga

minyak dapat dikeluarkan dan dipisahkan dari ampasnya. Minyak yang

keluar ditampung untuk selanjutnya dimurnikan. Sedangkan ampasnya

dikeluarkan secara terpisah dan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar.

e. Pemurnian dan penjernihan minyak (klarifikasi)

Minyak yang keluar dari mesin mengepres mengandung 45% -55%

air, lumpur dan bahan-bahan lainnya. Minyak yang masih kasar ini kemudian

dibawa ke tangki pemurnian, akan diperoleh 90% minyak, dan sisa lainnya

adalah lumpur. Minyak tersebut, setelah dilakukan penyaringan, kemudian

ditampung dalam tangki dan dijernihkan lebih lanjut untuk memisahkan air

yang masih terkandung didalamnya. Selanjutnya minyak dilewatkan pada

continuous vaccum drier sehingga diperoleh minyak dilewatkan berkadar air

Page 10: Makalah Sawit

kurang dari 0,1 %. Minyak ini ditampung dalam tangki-tangki penampungan

dan sudah siap untuk dijual kepada konsumen.

f. Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah

Sisa pengepresan yang berupa ampas, dibawa kealat pembuang sisa

daging buah (depericarper). Pada proses pemisahan biji dari sabutnya,

digunakan proses pengeringan dan penghembusan. Dengan proses ini serat

dan bahan-bahan lain yang kering ringan terhembus ke luar lalui cyclone,

kemudian untuk digunakan sebagai bahan bakar ketel uap.

g. Pengeringan dan pemecahan biji

Biji dari alat pembuang daging buah (depericarper) diangkut ke silo

dan dikeringkan. Biji-biji yang telah kering ini, intinya negkerut dan mudah

dilepaskan dari cangkang atau tempurungnya. Biji yang kecil-kecil sering

lolos dan hilang. Biji yang telah dipisah-pisahkan, berdasarkan diameter atau

besar kecilnya, kemudian dipisah lagi agar initi dan cangkangnya dapat

dipisahkan.

h. Pemisahan inti dari cangkang

Prinsip pemisahan biji dari cangkangnya adalah karena adanya

perbedaan berat jenis antara inti dengan cangkangnya. Caranya ialah, dengan

mengapungkan biji-biji yang telah dipecahkan dalam larutan lempung yang

mempunyai berat jenis 1,16. Dalam keadaan ini inti kelapa sawit akan

melayang/menngapung dalam larutan, dan berada di atas lapisan cangkang

yang mengendap di dasar. Inti dan cangkang diambil secara terpisah

kemudian dicuci sampai bersih. Alat yang digunakan untuk pemisahan inti

dari cangkangnya disebut hydrocyclone separator.

BAB IV. KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Page 11: Makalah Sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu kelompok tanaman multiguna di

mana tanaman ini banyak mempunyai manfaat selain di gunakan dalam proses

pengolahan minyak, kelapa sawit juga dapat di gunakan sebagai bahan

kosmetik kecantikan dan masih banyak yang lainnya. Di samping itu juga

kelapa sawit ini merupakan penghasilan terbesar dalam perusahaan industri

perkebunan. Dapat di simpulkan bahwa dari proses pengolahan kelapa sawit

ternyata membutuhkan proses waktu yang efisien agar nantinya minyak yang

di dapatkan berkualitas sehingga tidak merugikan masyarakat yang

membutuhkan nya.

B. Saran

Untuk saran yang dapat kami sampaikan yaitu pembudidayaan untuk

perkebunan kelapa sawit lebih di kembangkan agar pengolahan minyak sawit

yang di lakukan akan tetap terus berjalan dan juga selalu menciptakan produk

yang terbaik agar bisa bersaing dengan perusahaan industri perkebunan yang

lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Makalah Sawit

Setyamidjaja, Djoehana, 1991. Budidaya Kelapa Sawit, Kanisius, Yogyakarta, 62

hlm.

Risza, Suyatno, 1994. Kelapa Sawit, Kanisius, Yogyakarta, 188 hlm.