makalah puskesmas

44

Click here to load reader

Upload: yuni-angriani

Post on 11-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

puskesmas

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah puskesmas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher

angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang di lengkapi dengan unit

penampungan kotor dan air untuk membersihkannya.

Keputusan Menteri Kesehatan tentang Strategi Nasional Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat tahun 2008, jamban sehat memiliki arti fasilitas pembuangan

tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit.2

Mempunyai dan menggunakan jamban bukan hanya untuk kenyamanan

melainkan juga turut melindungi dan meningkatkan kesehatan keluarga maupun

masyarakat.1

Data dari studi dan survei sanitasi dari Puskesmas Nan Balimo, jumlah

seluruh rumah di Laing 258 Nan Balimo 1632 di dapatkan proporsi rumah tangga

yang menggunakan fasilitas buang air besar (BAB) milik sendiri masih rendah

dibawah pencapaian target. Daerah tertinggi rumah tangga yang tidak memiliki

fasilitas BAB/open defecation adalah kelurahan Laing

Sanitasi lingkungan di Kelurahan Nan Balimo dan Keluran Laing masih

belum memadai. Salah satu kebutuhan sanitasi dasar yang belum tercapai adalah

tempat pembuangan tinja manusia. Berdasarkan data yang diperoleh dari

Puskesmas Nan Balimo Solok tahun 2014 hanya 47.4% Laing dan Nan Balimo

73.6% rumah tangga yang memiliki tempat pembuangan tinja sendiri, dari jumlah

ini hanya 70.5% yang memenuhi syarat kesehatan. Target untuk akses

pembuangan tinja harus mencapai 90% dimana artinya seluruh masyarakat harus

memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan di rumah.3

Tersedianya jamban sebagai fasilitas pembuangan tinja dapat mencegah

kontaminasi air, kontak antara tinja dan manusia, serta tinja tidak dihinggapi

serangga ataupun binatang lain yang dapat menjadi sumber penyebaran penyakit.

Page 2: Makalah puskesmas

2

Berdasarkan data inilah penulis tertarik untuk mengambil judul Kesehatan

Lingkungan mengenai peningkatan penggunaan jamban sehat untuk menurunkan

jumlah kunjungan masyarakat ke klinik sanitasi Puskesmas Nan Balimo Solok

yang disebabkan oleh penyebaran penyakit akibat kurangnya pengetahuan tentang

pentingnya penggunaan jamban di setiap rumah.

1.2. Tujuan

1. Mengidentifikasi penggunaan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Nan

Balimo.

2. Menentukan permasalahan jamban di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo

3. Menentukan upaya peningkatan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja

Puskesmas Nan Balimo.

4. Menemukan penyebab utama rendahnya cakupan penggunaan jamban di

wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo.

5. Menemukan upaya pemecahan masalah dan alternatif pemecahan masalah

agar cakupan penggunaan jamban di wilayah kerja puskesmas Nan Balimo

dapat mencapai target yang ditetapkan Puskesmas Nan Balimo.

6. Menyusun Plan of Action dalam upaya peningkatan penggunaan jamban

1.3. ManfaatDalam penulisan Plan of Action ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi kepada pihak puskesmas dalam melaksanakan upaya peningkatan

penggunaan jamban di wilayah kerja Puskesmas Nan balimo. Selain itu proses

penulisan Plan of Action ini dapat menjadi bahan pembelajaran dan menambah

pengetahuan penulis dalam menganalisa permasalahan dan memberikan solusi

pada permasalahan yang ditemui di Puskesmas Nan Balimo.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pembahasan masalah ini adalah mengenai gambaran

Puskesmas Nan Balimo Kota Solok dan manajemen program Kesling mengenai

cakupan komplikasi obstetric (PK) yang ditangani di Puskesmas Nan Balimo

Page 3: Makalah puskesmas

3

Tahun 2015.

Page 4: Makalah puskesmas

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Pembuangan tinja atau buang air besar

Pembuangan tinja atau buang air besar disebut secara eksplisit dalam

dokumen Millenium Development Goals (MDGs). Dalam nomenklatur ini buang

air besar disebut sebagai sanitasi yang meliputi jenis pemakaian atau penggunaan

tempat buang air besar, jenis kloset yang digunakan dan jenis tempat pembuangan

akhir tinja. Dalam laporan MDGs 2010, kriteria akses terhadap sanitasi layak

adalah bila penggunaan fasilitas tempat BAB milik sendiri atau bersama, jenis

kloset yang digunakan jenis latrine dan tempat pembuangan akhir tinjanya

menggunakan tangki septik atau sarana pembuangan air limbah (SPAL). Kriteria

yang digunakan Joint Monitoring Program (JMP) WHO-UNICEF 2008, sanitasi

terbagi dalam empat kriteria, yaitu improved, shared, unimproved dan open

defecation. Dikategorikan sebagai improved bila penggunaan sarana pembuangan

kotorannya milik sendiri, jenis kloset latrine dan tempat pembuangan akhir

tinjanya tangki septik atau SPAL.1,4

Pengertian lain terkait jamban menyebutkan bahwa jamban keluarga

adalah suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan

mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut jamban atau WC

sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi

penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Kotoran

manusia yang dibuang dalam praktik sehari-hari bercampur dengan air, maka

pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya sama dengan pengolahan air

limbah. Oleh sebab itu pengolahan kotoran manusia, demikian pula syarat-syarat

yang dibutuhkan pada dasarnya sama dengan syarat pembuangan air limbah.1,5

2.1. Jenis-jenis jamban

Terdapat beberapa jenis jamban sesuai bentuk dan namanya, antara lain: 4,6,7

1. Jamban cubluk (pit privy)

Page 5: Makalah puskesmas

5

Jamban ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah sedalam 2,5

sampai 8 meter dengan diameter 80-120cm. Dindingnya diperkuat dari batu

bata ataupun tidak. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah jamban

tersebut dapat dibuat dari bambu, dinding bambu dan atap daun kelapa. Jarak

dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.

Gambar 2.1 Jamban cubluk

2. Jamban cemplung berventilasi (ventilated improved pit latrine)

Jamban ini hampir sama dengan jamban cubluk, bedanya menggunakan

ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi ini dapat dibuat dari

bambu.

Gambar 2.2 Jamban cubluk berventilasi

3. Jamban empang (fish pond latrine)

Page 6: Makalah puskesmas

6

Jenis jamban ini dibangun di atas empang ikan. Sistem jamban empang

memungkinkan terjadi daur ulang (recycling) yaitu tinja dapat langsung

dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan

tinja, demikian seterusnya.

Gambar 2.3 Jamban empang

4. Jamban pupuk (the compost privy)

Secara prinsip jamban ini seperti jamban cemplung tetapi lebih dangkal

galiannya, di dalam jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang,

sampah, dan daun-daunan.

5. Septic tank

Jamban jenis septic tank merupakan jamban yang paling memenuhi syarat.

Septic tank merupakan cara yang memuaskan dalam pembuangan untuk

kelompok kecil yaitu rumah tangga dan lembaga yang memiliki persediaan

air yang mencukupi, tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem

penyaluran limbah masyarakat. Septic tank merupakan cara yang terbaik yang

dianjurkan oleh WHO tapi memerlukan biaya mahal, tekniknya sukar dan

memerlukan tanah

Untuk mencegah penularan penyakit yang berbasis lingkungan digunakan

pembagian 3 jenis jamban, yaitu: 6,7

1. Jamban Leher Angsa

adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungan berupa tangki septik

kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian kotoran manusia

yang dilengkapi dengan resapannya. Air yang terdapat pada leher angsa

adalah untuk menghindarkan bau dan mencegah masuknya lalat dan kecoa.

Page 7: Makalah puskesmas

7

2. Jamban Cemplung

adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi

menyimpan dan meresapkan cairan kotoran / tinja ke dalam tanah dan

mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan

ada penutup agar tidak berbau serta agar lalat dan kecoa tidak masuk, lubang

jamban perlu ditutup.

3. Jamban Plengsengan

Pipa dipasang miring ke lubang penampungan sehingga kotoran langsung

dialirkan melalui lubang tersebut. Digunakan oleh masyarakat yang tidak

terbiasa dengan leher angsa.

Jamban ini perlu air untuk menggelontor kotoran. Lubang jamban perlu juga

ditutup

Gambar 2.4 Jenis-jenis jamban

2.2. Cara memilih jamban

a. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air

b. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air

dan daerah padat penduduk karena dapat menggunakan multiple latrine

yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh

beberapa jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5

jamban)

Page 8: Makalah puskesmas

8

c. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya

ditinggikan kurang lebih 60cm dari permukaan air pasang.

2.3. Manfaat dan Fungsi Jamban

Terdapat beberapa alasan diharuskannya penggunaan jamban,yaitu:

1. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau

2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.

3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular

penyakit diare, kolera, disentri, thypus, cacingan, penyakit saluran

pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.

Jamban juga berfungsi sebagai pemisah tinja dari lingkungan. Jamban

yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :

1. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit

2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman

3. Bukan tempat berkembangnya serangga sebagai vektor penyakit

4. Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan

2.4. Lokasi Pembuatan JambanDengan memperhatikan pola pencemaran tanah dan air tanah, maka hal-hal

berikut harus diperhatikan untuk memilih lokasi penempatan sarana pembuangan

tinja: 6

Pada dasarnya tidak ada aturan pasti yang dapat dijadikan sebagai patokan

untuk menentukan jarak yang aman antara jamban dan sumber air. Banyak

faktor yang mempengaruhi perpindahan bakteri melalui air tanah, seperti tingkat

kemiringan, tinggi permukaan air tanah, serta permeabilitas tanah. Yang

terpenting harus diperhatikan adalah jamban atau kolam pembuangan

(cesspool) harus ditempatkan lebih rendah, atau sekurang-kurangnya sama

tinggi dengan sumber air bersih. Apabila memungkinkan, harus dihindari

penempatan langsung di bagian yang lebih tinggi dari sumur. Jika

penempatan di bagian yang lebih tinggi tidak dapat dihindarkan, jarak 10m akan

mencegah pencemaran bakteri ke sumur. Penempatan jamban di sebelah kanan

atau kiri akan mengurangi kemungkinan kontaminasi air tanah yang mencapai

sumur. Pada tanah pasir, jamban dapat ditempatkan pada jarak 7,5m dari sumur

Page 9: Makalah puskesmas

9

apabila tidak ada kemungkinan untuk menempatkannya pada jarak yang lebih

jauh.

Pada tanah yang homogen, kemungkinan pencemaran air tanah sebenarnya nol

apabila dasar lubang jamban berjarak lebih dari 1,5m di atas permukaan air tanah,

atau apabila dasar kolam pembuangan berjarak lebih dari 3m di atas permukaan

air tanah.

Penyelidikan yang seksama harus dilakukan sebelum membuat jamban

cubluk (pit privy), jamban bor (bored-hole latrine), kolam pembuangan dan sumur

resapan di daerah yang mengandung lapisan batu karang atau batu kapur. Hal ini

dikarenakan pencemaran dapat terjadi secara langsung melalui saluran dalam

tanah tanpa filtrasi alami ke sumur yang jauh atau sumber penyediaan air minum

lainnya

2.5. Kriteria Jamban Sehat

Jamban Sehat (improved latrine) merupakan fasilitas pembuangan tinja

yang memenuhi syarat : 9

1. Tidak mencemari tanah disekitarnya

2. Mudah dibersihkan dan aman digunakan

3. Dilengkapi dinding dan atap pelindung

4. Penerangan dan ventilasi cukup

5. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

6. Tersedia air dan alat pembersih

2.6. Cara Pemeliharaan Jamban

Cara yang dapat dilakukan untuk memelihara jamban antara lain: 9

a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air

b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih

c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat

d. Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran.

e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih)

f. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki

Page 10: Makalah puskesmas

10

2.7. Persyaratan Pembuangan Tinja

Terdapat beberapa bagian sanitasi pembuangan tinja antara lain6-7:

a. Rumah Jamban: Berfungsi sebagai tempat berlindung dari lingkungan

sekitar, harus memenuhi syarat ditinjau dari segi kenyamanan maupun

estetika. Konstruksi disesuaikan dengan keadaan tingkat ekonomi rumah

tangga.

b. Lantai Jamban: Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang

sifatnya harus baik, kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air.

Konstruksinya juga disesuaikan dengan bentuk rumah jamban.

c. Tempat Duduk Jamban: Fungsi tempat duduk jamban merupakan tempat

penampungan tinja, harus kuat, mudah dibersihkan, berbentuk leher angsa

atau memakai tutup yang mudah diangkat.

d. Kecukupan Air Bersih: Jamban hendaklah disiram minimal 4-5 gayung yang

bertujuan menghindari penyebaran bau tinja dan menjaga kondisi jamban

tetap bersih. Juga agar menghindari kotoran tidak dihinggapi serangga

sehingga dapat mencegah penularan penyakit.

e. Tersedia Alat Pembersih: Tujuan pemakaian alat pembersih, agar jamban

tetap bersih setelah jamban disiram air. Pembersihan dilakukan minimal 2-3

hari sekali meliputi kebersihan lantai agar tidak berlumut dan licin.

Sedangkan peralatan pembersih merupakan bahan yang ada di rumah jamban

didekat jamban.

f. Tempat Penampungan Tinja: Adalah rangkaian dari sarana pembuangan tinja

yang berfungsi sebagai tempat mengumpulkan kotoran/tinja. Konstruksi

lubang harus kedap air dapat terbuat dari pasangan batu bata dan semen,

sehingga menghindari pencemaran lingkungan.

g. Saluran Peresapan: Merupakan sarana terakhir dari suatu sistem pembuangan

tinja yang lengkap berfungsi mengalirkan dan meresapkan cairan yang

bercampur tinja.

2.8. Penggunaan Jamban Sehat Kelurahan Nan Balimo & Keluran Laing

Sampai saat ini diperkirakan sekitar 70.5% masyarakat Nan balimo dan Laing

Page 11: Makalah puskesmas

11

masih buang air besar sembarangan, seperti di sungai, kebun, sawah, kolam dan

tempat-tempat terbuka lainnya. Masyarakat tersebut enggan untuk buang air besar

di jamban karena banyak yang beranggapan membangun jamban sangat mahal,

lebih enak BAB di sungai, tinja dapat digunakan untuk pakan ikan, dan alasan lain

yang dikatakan merupakan kebiasaan sejak dulu dan diturunkan dari nenek

moyang. Perilaku tersebut sangat merugikan kesehatan, karena tinja merupakan

media tempat hidup bakteri coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit

diare dan berisiko menjadi wabah penyakit bagi masyarakat.

Tinja merupakan bentuk kotoran yang merugikan dan membahayakan

kesehatan masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang dengan baik dan benar.

Maka itu tinja harus dibuang pada suatu tempat yaitu jamban. Jamban keluarga

adalah suatu istilah yang digunakan sebagai tempat pembuangan kotoran manusia

dalam suatu keluarga. Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk

membuang tinja, baik anak-anak (termasuk bayi dan balita) dan orang dewasa.

Pembuatan jamban keluarga yang sehat, sebaiknya mengikuti beberapa syarat,

yaitu: tidak mengotori tanah maupun air permukaan di sekeliling jamban tersebut,

tidak dapat terjangkau oleh serangga, terutama lalat dan kecoak, tidak

menimbulkan bau, mudah dipergunakan dan dipelihara, sederhana serta dapat

diterima oleh pemakainya.7

Page 12: Makalah puskesmas

12

BAB III

HASIL PRAKTEK KLINIK

3.1. Gambaran Umum Institusi Puskesmas 10

3.1.1. Analisa Situasi

Puskesmas Nan Balimo merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kota

Solok yang berdiri pada tahun 2008 dengan luas tanah 1200 M2, dan merupakan

puskesmas non perawatan atau puskesmas rawat jalan.

Puskesmas Nan Balimo terletak di Kecamatan Tanjung Harapan dengan batas –

batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aripan Kabupaten Solok

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel PPA dan Kampung Jawa

- Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan tanjung paku

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung jawa

Jarak antara Puskesmas Nan Balimo dengan Ibukota Propinsi Sumatera Barat 67

km, dengan Luas wilayah kerja 1474 Ha yang terbagi atas 2 (dua) kelurahan,

yaitu :

Page 13: Makalah puskesmas

13

- Kelurahan Nan Balimo

Kelurahan Laing

3.1.2. VISI DAN MISI

VISI

“Terwujudnya masyarakat Nan Balimo dan laing mandiri untuk hidup

sehat”

MISI

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk ber-PHBS

Meningkatkan kemitraan dengan stake holder bidang kesehatan

Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan

Meningkatkan sumber daya manusia kesehatan

Memantapkan manajemen Puskesmas dan sistim informasi

Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja

Memelihara dan meningkatkan UKP dan UKM serta kesehatan lingkungan

3.1.3. SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

1. Gedung Puskesmas

1 buah gedung puskesmas yang terletak di Kelurahan Nan Balimo Kota

Solok

2. Puskesmas Pembantu

Pustu Gelanggang Betung

Pustu Tembok

Pustu Laing Taluk

Pustu Laing Pasir

3. Pos Kesehatan Kelurahan

Poskeskel Nan Balimo

Poskeskel Laing

4. Sarana Transportasi

Kendaraan Dinas Roda 4 : 1 Unit

Page 14: Makalah puskesmas

14

Kendaraan Dinas Roda 2 : 13 Unit

DATA SARANA DAN PRASARANA KESEHATANDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO

TAHUN 2015

No Jenis Sarana Jumlah

1. Puskesmas Induk 1 Unit

2. Puskesmas Pembantu 4 Unit

3. Poskeskel 2 Unit

4. Posyandu Balita 9 Unit

5. Posyandu Lansia 4 Unit

6. Kendaraan Dinas Roda 4 1 Unit

7. Kendaraan Dinas Roda 2 13 Unit

3.1.4. KETENAGAAN PUSKESMAS

Tenaga yang ada di Puskesmas Nan Balimo Tahun 2015, yaitu :

No Jenis Tenaga Jumlah Ket1 Dokter Umum 22 Dokter Gigi 13 Kesehatan Masyarakat 4 1 Kepala Pusk, 1 TU4 Tenaga Perawat 95 Tenaga Bidan 12 1 sukarela6 Tenaga Sanitarian 17 Tenaga Gizi 38 Perawat Gigi 19 Tenaga Apotik/gudang obat 210 Tenaga Analis 111 Tenaga Refraksi Optisi 012 Tenaga RM 113 Tenaga Elektromedik 014 Tenaga Umum 0

Page 15: Makalah puskesmas

15

15 Tenaga Supir 116 Penjaga Malam 117 Tenaga Kebersihan 1

Total 40

3.2. Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di

Puskesmas Nan Balimo

Dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan masyarakat di

Puskesmas Nan Balimo terdapat 2 program puskesmas yaitu program wajib dan

program pengembangan, dimana pencapaian terget pada masing – masing

program wajib di tahun 2014 adalah :

3.2.1. Upaya Kesehatan Wajib

1. Promosi kesehatan

A. Kegiatan yang dilakukan :

Penyuluhan ke Sekolah

Penyuluhan di Posyandu

Penyuluhan Keliling

Pembinaan Kelurahan model PHBS KTR

Pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga

B. Hasil Kegiatan :

No KegiatanPencapaian

(%)Target (%)

1. Penyuluhan Keliling 8x

2. Penyuluhan Ke Posyandu 108x

3. Pembinaan Kelurahan Siaga 2x

4. Penyuluhan ke Sekolah 10x

5. Kelurahan Siaga 100 %

2. Kesehatan Lingkungan

A. Kegiatan yang dilakukan :

inspeksi sanitasi dasar

Page 16: Makalah puskesmas

16

rumah sehat

pemeriksaan TTU-TPM

STBM

Pengelolaan sampah RT

Pembinaan dan Pengawasan kwalitas air

Penyuluhan Hygiene sanitasi ke sekolah

Penyuluhan kawasan sehat

B. Hasil Kegiatan :

No Kegiatan Pencapaian % Target %Akses air bersih 16.2 95Jamban keluarga 70.5 92Pembuangan limbah 85.13 95Pengelolaan sampah 84.95 98Rumah sehat 87,12 90TTU 89,4 75TPM 82,5 65

3. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB

A. Program yang dilakukan :

1. Program Kesehatan Ibu

Kelas Ibu Hamil

Pelayanan ANC

Kunjungan Bumil Resti

Kunjungan Nifas

Pemantauan Stiker P4K/ANC Berkwalitas

otopsi verbal,dll

2. Program Kesehatan Anak

DDTK

Kelas Ibu Balita

3. Program Keluarga Berencana

pelayanan dan konseling

penanganan komplikasi ringan

B. Hasil Kegiatan

Page 17: Makalah puskesmas

17

1. Program Kesehatan Ibu

No Kegiatan Pencapaian (%)Target

(%)1 K1 Sasaran 187 107,5 1002 K4 Sasaran 187 96 953 Persalinan oleh Nakes sasaran 179 93,3 904 Persalinan komplikasi Obstetri 100 805 Kunjungan Nifas 82,7 906 Deteksi resti ibu hamil o Nakes 15 207 Deteksi Resti ibu Hamil o Masy 0 108 Kematian Ibu hamil/bersalin/nifas 0 0

2. Program Kesehatan Anak

No Program Kegiatan sasaran Pencapaian (%) Target (%)

(Anak) Jumlah KN1 170 88,23 90

Jumlah KN Lengkap sasaran 170

170 82,7 90

DDTK 2x/tahun 659 82,9 90Jumlah neonatus komplikasi yg ditangani

0 26,6 80

(Bayi) Pelayanan BayiDDTK 4x/th 170 90,5 90Yankes anak balita 170 84,6 85

Jlh kematian neonatus 0 4 -

Jlh kematian bayi 0 1 -Jlh Kematian Balita 0 0 -

3. Program Keluarga Berencana

No Kelurahan JmlPUS

Peserta KB Baru Peserta KB Aktif

DROP OUT

Kumulatif Kumulatif Kumu

Page 18: Makalah puskesmas

18

latif

Jml % Jml % Jml %

1 Nan Balimo 1250 108 8,64 908 72,6 83 6,64

2 laing 174 41 23,6 133 76,4 23 13,2

Total 1424 149 16,12 1041 74,5 106

16,5

4. Perbaikan Gizi Masyarakat

A. Kegiatan yang dilakukan :

Penimbangan Masal & Pembr Vit A (bln Feb & Agst)

pengukuran Status Gizi Murid TK/PAUD

pengukuran Status Gizi Siswa SD, SLTP & SLTA

Pemberian PMT Pemulihan

Kelas gizi

Survey GAKY tingkat rumah tangga.

Kegiatan rutin seperti :

pemberian vit A

pemberian tablet Fe

Gernasdarzi

B. Hasil Kegiatan

No Kegiatan Pencapaian (%) Target (%)1

D/S Balita 65,7 69N/D’ Balita 89.4 87BGM/D Balita 0,9 3Pendistribusian Vit A 98 85Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 96 95Bayi usia 0-6 bulan mendapat asi ekslusif

90.9 80

Balita gizi buruk mendapat perawatan - -Cakupan rumah tangga yg konsumsi 100 90

Page 19: Makalah puskesmas

19

beryodium

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

A. Kegiatan yang dilakukan :

a. Prog. P2P

Sosialisasi P2P dan Surveilans

Pemeriksaan kontak TB

Penyegaran Kader TB

Penyuluhan HIV – AIDS,IMS & TB untuk pemuda dan

Lapas

Survey Epidemiologi

PTM

Posbindu

b. Kusta

penemuan dan penanganan kasus

c. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TBC

Pelacakan kasus kontak

PMO TB

TB mangkir

Penyaringan saspec

d. Penecegahan dan Pemberantasan DBD

Sosialisasi DBD

Pemantauan Jentik

PE

e. Penemuan dan Penanggulangan Pneumonia

penemuan dan penanganan kasus

f. Penemuan dan Penanganan Kasus Rabies :

Pelacakan Kasus

g. Program Imunisasi

Pelayanan Imunisasi

BIAS

Page 20: Makalah puskesmas

20

TT WUS

Sweeping

Pelacakan KIPI

B. Hasil Kegiatan

1. Prog. P2P

No Kegiatan Pencapaian % Target %Penemuan kasus BTA (+) * 38 70Angka Bebas Jentik(ABJ) 77,43 92Penemuan kasus Pneumoni *

18 org -

Pengobatan Diare 100 100Penanganan kasus DBD 100 100Penemuan kasus Kusta - -

Rabies : Kasus Gigitan 19 org -

Pemberian VAR/SAR 9 -

IVA : diperiksa 63 org 237 orghasil (+) 2 org -Pemakaian Zink pada diare pada anak balita

100 100

2. Program Imunisasi

No Kegiatan Pencapaian % Target %Imunisasi lengkap 91.2 90HB 0 92.4 85

BCG 95.3 95

Polio 1 96.5 95DPT HB 1 101.2 95DPT HB 3 95.9 90Polio 4 98.2 90Campak 91.2 90BIAS Campak 96.3 95BIAS DT/TT 93.9 95TT WUS SMU 91.1 85TT WUS POSYANDU 82.9 85

6. PROGRAM PENGEMBANGAN (INOVASI)

Page 21: Makalah puskesmas

21

A. Kegiatan

1. UKS

Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA

Pembinaan Sekolah Sehat

Pelatihan Dokter Kecil/Kader Kesehatan

2. Perkesmas

asuhan keperawatan pada keluarga

kunjungan rumah KK Resti

3. Kesehatan Jiwa

penemuan dini dan penanganan kasus jiwa

rujukan kasus jiwa

4. Kesehatan Mata

penemuan dan penangan kasus

rujukan

5. Kesehatan Lansia

pelayanan di dalam dan luar gedung

pembinaan kelompok Lansia

senam lansia

Penyuluhan Kesehatan Lansia

Deteksi Dini Kesehatan Lansia

6. PKPR (Pelayanan Kes Peduli Remaja)

pelatihan kader PKPR

Penyuluhan & konsultasi ke sekolah

konsultasi bagi remaja

7. Kesehatan Gigi & Mulut

Dalam Gedung :

Pelayanan kedaruratan Gigi

Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar

Pelayanan medik gigi dasar

Luar Gedung

UKGS

Page 22: Makalah puskesmas

22

UKGM

B. Hasil Kegiatan

1. UKS

No Kegiatan Pencapaian % Target %

Skrining : SD * - 100

SMP/SMU - 100

Pelatihan Dokter Kecil - 100

Pembinaan sekolah sehat 4 sekolah

2. Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia, Perkesmas, PKPR

(Pelayanan Kes Peduli Remaja)

No Program Kegiatan Pencapaian % Target %

JIWA Cakupan Pelayanan 32 orang -

LANSIA Pelayanan dalam dan

luar gedung

81.49 73

PERKESMAS Jumlah KK yg dibina 125 59

PKPR Pelayanan dalam dan

luar gedung

88,07 8

2

3.3. Fokus Kajian Program Kesehatan Lingkungan

3.3.1. Identifikasi Masalah

Proses identifikasi masalah melalui kegiatan observasi dan wawancara

dengan pemimpin puskesmas, pemegang program kesling di puskesmas, kader-

kader posyandu, dan masyarakat. Beberapa masalah yang didapatkan di

Puskesmas Nan Balimo antara lain :3

1. Rendahnya capaian akses sarana air bersih

target jumlah jiwa yang menggunakan air bersih adalah sebanyak 6525. di

Puskesmas Nan Balimo hanya ditemukan sebanyak 16.2% yang

seharusnya mencapai target 95%

Page 23: Makalah puskesmas

23

2. Masih rendahnya masyarakat yang memenuhi syarat rumah sehat

Survei pemeriksaan yang dilakukan kader-kader Puskesmas Nan Balimo

ke setiap rumah tangga tahun 2014 mencapai 87.12% masih di bawah

target pencapaian 90%

3. Rendahnya capaian kegiatan pengelolaan sampah

Target pengelolaan smapah memenuhi syarat tahun 2014 adalah 98% dari

jumlah 1708 rumah yang diperiksa dalam hasil survei pemeriksaan

terarkhir tahun 2014 mencapai 84.95%

4. Rendahnya capaian pengelolaan Limbah

Target pencapaian pengelolaaan limbah memenuhi syarat 95% sedangkan

dari hasil survei Puskesmas Nan Balimo tahun 2014 sebanyak 85.13% dari

1454 pengelolaan limbah yang memenuhi syarat.

5. Rendahnya capaian akses jamban pada program kesehatan lingkungan di

Puskesmas Nan Balimo

Target akses jamban pada program kesehatan lingkungan tahun 2014

adalah 92% dimana di wilayah kerja puskesmas Nan Balimo pencapaian

selalu di bawah target.

3.3.2. Penetapan Prioritas Masalah

Setelah dilakukan analisis, masalah tersebut dikelompokkan dalam 5

masalah utama yaitu :

1. Di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo di dapatkan 16.25% yang

menggunakan sarana air bersih dari taget pencapaian yang seharusnya

95%

2. Rendahnya pencapaian akses jamban dari target yang dicapai yaitu 92%

3. Rendahnya pengetahuan masyarakat yang memenuhi rumah sehat dari

target yang dicapai yaitu 90%

4. Rendahnya pengetahuan pengelolaan smapah yang di periksa dan

memenuhi syarat dari target yang seharusnya 98%.

5. Rendahnya pengetahuan pengolaan limbah di daerah tersebut yang

diperiksa dan memenuhi syarat dari target pencapauan sebanyak 85.13%.

Page 24: Makalah puskesmas

24

Beberapa masalah yang ditemukan di Puskesmas Nan Balimo harus ditentukan

prioritas masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas.

Upaya yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut adalah

menggunakan teknik skoring sebagai berikut :

1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)

Nilai 1 : tidak penting

Nilai 2 : kurang penting

Nilai 3 : cukup penting

Nilai 4 : penting

Nilai 5 : sangat penting

2. Seriusnes ( tingkat keseriusan)

Nilai 1 : tidak penting

Nilai 2 : kurang penting

Nilai 3 : cukup penting

Nilai 4 : penting

Nilai 5 : sangat penting

3. Growth ( tingkat perkembangan)

Nilai 1 : tidak penting

Nilai 2 : kurang penting

Nilai 3 : cukup penting

Nilai 4 : penting

Nilai 5 : sangat penting

Tabel . Nilai Skoring berdasarkan USG

Masalah U S G P Prioritas

Rendahnya penggunaan air bersih

5 5 4 120 II

Rendahnya akses pencapaian jamban

5 5 5 125 I

Rendahnya pencapaian

3 3 4 36 IV

Page 25: Makalah puskesmas

25

rumah sehat

Rendahnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang memenuhi syarat

4 4 4 64 III

Rendahnya penegetahuan dalam pengelolaan limbah yang memenuhi syarat

3 3 3 27 V

3.3.4. Analisis Sebab Akibat

Berdasarkan skala prioritas pada Tabel 3.1 penulis menganggap perlunya

upaya menghentikan kebiasaan open defecation dan masih rendahnya

penggunaan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo terutama di

Kelurahan Laing. Hal ini disebabkan masih rendahnya akses jamban sehat dari

target program klinik sanitasi yaitu 70.5% (target 92%).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pimpinan puskesmas

serta pemegang program kesehatan lingkungan diperoleh permasalahan sebagai

berikut:

NO Variabel Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

Faktor Penyebab

Penyebab Masalah

1 Manusia Kebiasaan masyarakat melakukan

open defecation (BABS) di sungai,

serta rendahnya pengetahuan

masyarakat mengenai kriteria

jamban sehat.

Dilakukan penyuluhan

mengenai pentingnya

penggunaan jamban sehat.

Page 26: Makalah puskesmas

26

Belum adanya kemauan dari

masyarakat untuk mengubah

prilaku open defecation (BABS).

Dilakukan pemicuan

mengenai pentingnya

penggunaan jamban sehat.

2 Metode Kurangnya tenaga kerja untuk

kesehatan lingkungan.

Menambahkan jumlah tenaga kerja

3 Material Tidak adanya tempat penampungan

tinja.

Membantu masyarakat

untuk membuat tempat

penampungan tinja

alternatif sesuai dengan

yang disampaikan pada saat

pemicuan

4 Lingkungan Terdapatnya aliran sungai di

sepanjang wilayah pemukiman

penduduk

Memberikan penyuluhan tentang dampak BAB di sungai

5 Dana Kurangnya biaya untuk petugas kesling

Memaksimalkan penggunaan sumber dana puskesmas yang ada

Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa (Fishbone)

Puskesmas Nan Balimo

2014

serta rendahnya pengetahuan masyarakat Kebiasaan

BABS

Metode Manusia

Page 27: Makalah puskesmas

27

Kurangnya tenaga Belum adanya kemauan mengubah prilaku BABS

kerja

Tidak adanya tempat

penampungan tinja kurangnya biaya untuk kesling

Terdapatnya

aliran sungai

3.1.4. Plan Of Action

1. Manusia

1. Kebiasaan open defecation masyarakat dan kurang pengetahuan mengenai

jamban sehat.

Rencana : Dilakukan penyuluhan dan pemicuan mengenai

pentingnya penggunaan jamban sehat.

Pelaksana : Pimpinan puskesmas, Petugas Puskesmas dan dokter

puskesmas

Sasaran : Masyarakat Kelurahan Nan Balimo dan Kelurahan Laing

Target : Meningkatnya pengetahuan masyarakat pentingnya

penggunaan jamban sehat

Tempat : Balai Pertemuan warga

Pelaksanaan : Penyuluhan secara massal dan personal

2. Belum ada kemauan dari masyarakat untuk mengubah perilaku open defecation

Rencana : membuat kontrak sosial yang ditandatangani dan berisi

kesepakatan masyakat untuk mengubah kebiasaan open

Rendahnya PencaPaian akses

Jamban sehat Sebanyak 70,5%

Dari target 92% diWilayah

PuskesmasNan Balimo

MaterialDana Lingkungan

Page 28: Makalah puskesmas

28

defecation dan keinginan untuk memperbaiki jamban yang

memenuhi syarat.

Pelaksana : Pimpinan puskesmas, Lurah, dokter Puskesmas.

Sasaran : Masyarakat Kelurahan Nan Balimo dan Laing yang

melakukan

Open Defecation dan belum memenuhi jamban sehat .

Target : Masyarakat Kelurahan Nan Balimo dan Laing yang

melakukan Open Defecation , belum memenuhi jamban

sehat bersedia menandatangani kontrak sosial.

Tempat : Balai pertemuan warga

Pelaksanaan : Penyuluhan secara personal

2. Metode

1. Tidak ada kader khusus untuk promosi kesehatan lingkungan.

Rencana : Menunjuk duta kesehatan lingkungan berdasarkan dari

kegiatan

pemicuan yang dilakukan berdasarkan pengetahuan dan

kemauan warga tersebut untuk membantu dirinya sendiri

dan warga lainnya mengaplikasikan penggunaan jamban

sehat

Pelaksana : Dokter puskesmas

Sasaran : Warga masyarakat yang mengikuti pemicuan

Tempat : Balai Pertemuan Warga

Pelaksanaan : Merekrut kader baru dan memberikan pelatihan kader baru

tersebut

3. Lingkungan

Terdapatnya aliran sungai di sekitar Kelurahan Nan Balimo dan Laing

yang mudah diakses sehingga dijadikan jamban oleh masyarakat.

Pemanfaatan sungai untuk kepentingan lain seperti membuat keramba ikan dan

irigasi sehingga tidak digunakan terutama open defecation.

Rencana : Menyampaikan solusi ini kepada Tokoh masyarakat

Pelaksana : Pimpinan Puskesmas dan Pemegang Program

Page 29: Makalah puskesmas

29

Sasaran : Camat dan tokoh masyarakat

Target : Adanya pemanfaatan lain dari sungai sehingga tidak ada

lagi penduduk yang open defecation.

Tempat : Balai pertemuan warga

Pelaksanaan : Penyuluhan personal dan penyebab pemflet sewaktu

penyuluhan tentang bahayanya open defecation

4. Material

a. Tidak ada tempat pembuangan tinja

Rencana : Membantu masyarakat untuk membuat tempat

penampungan tinja alternatif sesuai dengan yang

disampaikan pada saat pemicuan

Pelaksana : Masyarakat, petugas puskesmas, dokter puskesmas.

Sasaran : Masyarakat yang tidak memiliki jamban atau memiliki

jamban yang tidak sehat.

Target : Tidak ada lagi masyarakat yang tidak memiliki jamban

sehat

Tempat : Wilayah Kelurahan Nan Balimo dan Laing

Penatalaksanaan : Penyuluhan massal

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Penggunaan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo masih

rendah terutama di Kelurahan Laing.

Rendahnya penggunaan jamban sehat ini disebabkan karena:

Page 30: Makalah puskesmas

30

- Faktor lingkungan: terdapatnya aliran sungai yang melalui wilayah kerja

Puskesmas Nan Balimo

- Faktor manusia: adanya kebiasaan masyarakat yang buang air besar di

sungai dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai jamban sehat

- Faktor material: tidak ada tempat penampungan tinja

Metode:

- Belum adanya kemauan masyarakat untuk mengubah

perilaku

- Kurangnyaada tenaga kerja untuk promosi kesehatan

terutama untuk permasalahan sanitasi

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penggunaan jamban

sehat antara lain:

- Dilakukan penyuluhan dan pra-pemicuan mengenai

pentingnya penggunaan jamban sehat

Saran

1. Masyarakat

Masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran pentingnya penggunaan

jamban sehat serta dapat mengubah perilaku open defecation sehingga

dapat menurunkan faktor risiko terjadinya penyakit berbasis lingkungan.

2. Pembina wilayah

Diharapkan pembina wilayah lebih meningkatkan pengawasan terhadap

penggunaan jamban sehat.

3. Camat dan Lurah

Camat dan lurah diharapkan lebih ikut serta menggerakkan masyarakat

Page 31: Makalah puskesmas

31

untuk menggunakan jamban sehat serta membantu dalam pengadaan

jamban yang memenuhi syarat

4. Puskesmas

Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan terutama di bidang kesehatan

lingkungan, promosi kesehatan dan lprogram lainnya serta memberi

reward kepada pemegang program yang berhasil menjalankan tugas

dengan baik

Menambah jumlah tugas kesling untuk melakukan promosi kesehatan

dan pengawasan mengenai penggunaan jamban sehat

DAFTAR PUSTAKA

1. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC; 2007.

2. UU No 825/2008. Strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat; 2008.

3. Profil kesehatan nan balimo solok. 2015

4. Puskesmas Nan Balimo. Laporan tahunan puskesmas Nan Balimo. 2014.

5. Azwar A. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber

Widya; 1995.

Page 32: Makalah puskesmas

32

6. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta:

PT. Rineka Cipta; 2003.

7. Soeparman dan Suparmin. Pembuangan Tinja & Limbah Cair (Suatu

Pengantar). Jakarta: EGC; 2002.

8. Soemaji.P. Pembuangan Kotoran dan Air Limbah. Jakarta: Grasindo; 2005.

9.Sutjipto.dkk. Standar Prosedur Operasional Klinik Sanitasi. Jakarta. Departemen

kesehatan ;2002

10. Depkes RI. Informasi Pilihan Jamban Sehat.