makalah psikologi pendidikan teori belajar dan pembelajarn kognitif
TRANSCRIPT
i
MAKA
MAKALAH
TEORI BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN KOGNITIF
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Dra. Sri Sami Asih, M.Kes
Oleh:
Izdihar Yasmin A. (1401413267)
Fajar Mentari (1401413496)
Nela Mariza O. P. (1401413517)
Erlina Aprilia (1401413602)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “Teori Belajar dan Pembelajaran Kognitif”.
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang
terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis
pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, sehingga penulis dapat
membuat makalah ini dengan baik.
2. Ibu Dra. Sri Sami Asih, M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah
memberi tugas makalah ini.
3. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan
makalah ini.
4. Teman-teman Kelas 4E yang telah memberikan semangat dan motivasi
bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh
karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang positif dan
membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya
guna di masa yang akan datang.
Tegal, 14 April 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
A. Teori Belajar Kognitif...............................................................................2
B. Teori-Teori Belajar Berbasis Kognitivisme..............................................3
C. Lupa dan Ingat ..........................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
A. Simpulan ...................................................................................................9
B. Saran ........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan maksud memperoleh pengetahuan serta untuk
meningkatkan keterampilan yang dimiliki seseorang, kegiatan belajar dapat
dilakukan dimana saja misalnya di perpustakaan, museum, sekolah maupun
tempat rekreasi. Menurut Wertheimer proses belajar tidaklah tepat
mempergunakan metode menghafal, tetapi lebih baik bila murid belajar
dengan pengertian atau pemahaman.
Kegiatan belajar harus berlandaskan pada teori-teori dan prinsip-
prinsip belajar agar biasa mencapai tujuan dari kegiatan belajar tersebut.
Teori belajar membahas dan menjelaskan bagaimana individu belajar dengan
maksud memperoleh pengetahauan, keterampilan, sikap dan nilai dari suatu
proses pembelajaran. Teori-teori belajar dapat digunakan sebagai landasan
untuk menciptakan suatu proses atau kegiatan pembelajaran yang ingin
dicapai oleh seorang guru khususnya dan oleh masyarakat luas pada
umumnya, salah satunya teori belajar kognitif yang akan dibahas dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud teori belajar kognitif?
2. Apa saja teori-teori belajar berbasis kognitivisme?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Memahami pengertian teori belajar kognitif.
2. Memahami teori-teori belajar berbasis kognivisme.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Belajar Kognitif
Menurut Wundt kognitif adalah suatu proses aktif dan kreatif yang
bertujian membangun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Wundt
percaya bahwa pikiran adalah hasil kreasi para siswa yang aktif dan kreatif
yang kemudian disimpan di dalam memori (Divesta, 1987).
Teori belajar kognitif menekankan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori ini lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajar. Model belajar kognitif merupakan suatu bentuk
teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual. Belajar
merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat
terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori ini berpandangan bahwa
belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi,
pengolahan informasi, emosi dan aspek kejiwaan lainnya. belajar merupakan
aktifitas yang melibatkan proses berpikiryang sangat kompleks (Budiningsih,
2005 : 34).
Menurut pendekatan kognitif, dalam kaitan teori pemrosesan
informasi, unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang
dimiliki setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya. Apa yang telah
diketahui siswa akan menentukan apa yang akan diperhatikannya, dipersepsi
olehnya, dipelajari, diingat atau bahkan dilupakan. Perspktif kognitif
membagi jenis pengetahuan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk kata atau disebut pula pengetahuan yang konseptual. Pengetahuan
yang deklaratif rentangnya luas, dapat tentang fakta, konsep, generalisasi,
pengalaman pribadi atau tentang hukum dan aturan.
2. Pegetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau proses-
proses yang harus dilakukan, atau pengetahuan tentang bagaimana
3
melakukan (how to do). Pengetahuan ini dicirikan oleh adanya praktik atau
implementasi dari suatu konsep.
3. Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan mengapa
(when and why) suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural
digunakan. Pengetahuan ini terkait dengan bagaimana
mengimplementasikan baik pengetahuan deklaratif, maupun procedural.
Pengetahuan ini amat penting karena menentukan kapan penggunaan
konsep dan prosedur yang tepat dalam pemecahan masalah.
Dalam konteks kognivisme yang dianggap pengembanagan teori
pemrosesan informasi yang justru Robert M. Gagne, yang kemudian
dikembangkan oleh Geoerge Miller. Menurut Gangne, dalam pembelajaran
terjadi proses peerimaan informasi yang selanjutnya diolah sehingga
menghasilkan keluaran berupa hasil belajar.
Dalam pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi
internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah kondisi
dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil pembelajaran yang
optimal serta proses kognitif yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan
kondisi eksternal adalah rangsanag dari luar yang mempengaruhi individu
dalam proses pembelajaran.
Model pengolahan informasi merupakan model dalam teori belajar
yang menjelaskan kerja motorik manusia yang meliputi Tiga macam system
penyimpanan ingatan, yaitu :
1. Memori sensori, suatu sistem mengingat stimuli secara cepat.
2. Memori kerja, yaitu memori jangka pendek.
3. Memori jangka panjang. Berfungsi menyimpan informasi yang sangat
besar dalam waktu yang lama.
B. Teori-Teori Belajar Berbasis Kognitivisme
1. Teori Kogitif Gestalt
Pokok pandangan gestalt bahwa objek atau peristiwa tertentu akan
dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi. Pandangan
gestalt lebih menekankan kepada perilaku molar.
4
Implementasi teori Gestalt dalam pembelajaran, antara lain :
(1) Pengalaman tilikan (insight), kemampuan tilikan adalah kemapuan
mengenali keterkaitan unsur-unsur dalam suatu peristiwa.
(2) Pembelajaran bermakana (meaningful learning), kebermakaa unsure-
unsur yang terkait dalam proses pembelajaran akan semakin efektif
sesuatu yang dipelajari, hal ini akan sangat penting dalam pemecahan
masalah.
(3) Perilaku bertujuan (purposive behavior), maknanya perilaku terarah
pada tujuan. Proses pembelajaran akan sangat efektif jika peserta didik
mengenal tujuan yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran
tersebut.
(4) Prinsip ruang hidup (life space), bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan di mana ia berada. Materi
pembelajaran hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan
kondisi lingkungan ditempat siswa tinggal dan hidup. Konsep ini
dikembangkan oleh Lewin.
(5) Transfer dalam belajar, transfer belajar akan terjadi apabila peserta
didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu maslah dan
menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam
pemecahan masalah.
2. Teori Belajar Medan Kognitif dari Kurt Lewin
Kurt lewin mengembangkan teori belajar medan kognitif (cognitive
feld menitikberatkan perhatian pada kepribadian dan psikologi sosial,
karena pada hakikatnya masing-masing individu berada didalam suatu
medan kekuatan, yang bersifat psikologis, yang disebut life space. Life
space mencakup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi,
misalnya orang yang dijumpai, fungsi kejiwaan yang dimiliki dan objek
material yang dihadapi.
Jadi, tingkah laku merupakan hasil inteaksi antar kekuatan, baik yang
berasal dari dalam diri individu, seperti tujuan, kebutuhan, tekanan
kejiwaan, maupun yang berasal dari luar diri individu, seperti tantangan
5
dan permasalahan yang dihadapi. Dalam pencapaian tujuan seorang
individu selalu ada hambatan atau tantangan yang harus dihadapi.
Sehingga motivasi internal akan muncul karena untuk mencapai suatu
tujuan dengan menghadapi hambatan diperlukan motivasi dalam diri,
dengan demikian peran motivasi jauh lebih penting daripada hadiah.
3. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif disebut pula teori perkembangan
intelektual atau teori perkembangan mental. Menurut Piaget,
perkembangan kognitif adalah suatu proses genetik yaitu suatu proses
yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf.
Piaget cenderung menganut teori psikogenesis, artinya pengetahuan
sebagai hasil belajar berasal dari dalam individu. Proses berpikir anak
merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi
intelektual, dari konkret menuju abstrak.
Menurut Piaget Secara garis besar skema yang digunakan anak
untuk memahami dunianya dibagi dalam empat periode utama atau
tahapan-tahapan sebagai berikut :
a) Tahap sensori motor ( sejak lahir sampai sekitar 2 tahun)
b) Tahap pra-operasional ( sekitar usia 2 – 7 tahun)
c) Tahap operasional konkret ( sekitar 7- 11 tahun)
d) Tahap operasional formal ( usia 11 tahun dan seterusnya)
Perkembangan skema adalah universal dalam urutannya, artinya
semua pembelajar di seluruh dunia memang harus melewati tahap sensori
motor sampai kepada tahap operasional formal. Menurut Piaget
(Semiawan, 2002 : 51-52) semua perkembangan skema bersifat universal
bagi seluruh umat manusia, sehingga implikasinya bagi pendidikan adalah
kita tidak dapat mengajarkan sesuatu pada seseorang bila belum ada
kesiapan yang merujuk kepada kematangannya.
Piaget mengembangkan konsep adaptasi dengan dua varian yaitu
asimilasi dan akomodasi. Adaptasi yaitu struktur fungsional, sebuah istilah
yang digunakan Piaget untuk menunjukkan pentingnya pola hubungan
6
individu dengan lingkungannya dalam proses pengembangan kognitif.
Akomodasi yaitu menciptakan langkah baru atau memperbaharui atau
menggabungkan isitlah/konsep lama menghadapi tantangan baru. Jadi,
asimilasi terjadi perubahan pada objeknya, sedangkan pada akomodasi
perubahan pada subjeknya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
objek yang ada diluar dirinya.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a) Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.
b) Anak-anak akan belajar lebih baik bila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik.
c) Bahan yang harus dipejarai anak hendaknya dirasakan sebagai bahan
baru tetapi tidak asing.
d) Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
e) Didalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi dengan teman-temannya.
Konsep Piaget langkah-langkah pembelajaran meliputi aktivitas
sebagai berikut :
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Memilih materi pembelajaran
c) Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif
d) Menentukan kegiatan belajar yang sesuai dengan topik-topik
e) Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas
dan cara berpikir siswa
f) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
4. Teori Discovery Learning dari Jerome S. Bruner
Dasar teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan
bahwa anak harus berperan secara aktif saat belajar di kelas. Konsepnya
dalah belajar dengan menemukan, siswa mengorganisasikan bahan
7
pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai
dengan tingkat kemajuan berpikir anak.
Menurut Bruner seiring dengan terjadinya pertumbuhan kognitif
para pembelajar harus melalui tiga tahapan perkembangan intelektual itu
menurut Bruner meliputi :
a) Enaktif, seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi
terhadap suatu objek.
b) Ikonik, pembelajarn terjadi melalui penggunaan model dan gambar-
gambar dan visualisasi verbal.
c) Simbolik, siswa mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam
istilah yang abstrak.
Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah guru harus
memandu para siswa sehingga mereka dapat membangun basis
pengetahuannya sendiri dan bukan karena diajari melalui memorisasi
hafalan.
Teori pembelajaran dari Jerome Bruner adalah teori pembelajaran
konsep atau pembelajaran kategori atau dikenal sebagai pemerolehan
konsep.
Jadi, pembelajaran konsep adalah strategi yang mempersyaratkan
seorang pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan seorang
pembelajar untuk membandingkan dan mengontraskan kelompok-
kelompok atau kategori-kategori yang mengandung cirri-ciri konsep yang
relevan dengan kelompok atau kategori yang tidak mengandung cirri-ciri
konsep yang relevan.
Langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner sebagai berikut :
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa
c) Memilih materi pelajaran
d) Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar
f) Mengatur topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, dari tahap enaktif, ikonik, ke simbolik
8
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
C. Lupa dan Ingat
Pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran orang yang belajar
adalah sebagai berikut: Mengapa seseorang mengingat sesuatu dan melupakan
yang lain? Mengapa sesorang dapat mengingat hal sepele yang terjadi setahun
yang lalu namun lupa terhadap suatu yang penting yang terjadi pada masa
kemarin? Kebanyakan peristiwa lupa terjadi karena informasi dalam STM
tidak pernah ditransfer ke LTM. Tetapi bisa juga lupa itu terjadi karena
seseorang kehilangan kemampuannya di dalam mengingat informasi yang telah
ada di dalam LTM.
Salah satu alasan penting orang mengalami lupa adalah karena faktor
interferensi.Interferensi terjadi apabila informasi bercampur dengan atau
tergeser oleh informasi lain. Salah satu bentuk interferensi adalah ketika orang
mengalami hambatan dalam melakukan rehersal atas informasi yang dimiliki
karena adanya informasi lain.
Interferensi itu terjadi dalam dua bentuk, yaitu: (a) interferensi
retroaktif, disebut juga inhibisi retroaktif; dan (b) interferensi proaktif, disebut
juga inhibisi proaktif.Interferensi retroaktif itu terjadi apabila informasi yang
telah dipelajari mengganggu peserta didik dalam mempelajari informasi
berikutnya. Dengan kata lain, bab dalam buku yang telah dipelajari
sebelumnya, mengganggu kemampuan seseorang dalam mempelajari bab
berikutnya. Interferensi proaktif terjadi apabila informasi yang baru dipelajari
mengganggu seseorang dalam mengingat informasi yang telah dipelajari
sebelumnya. Misalnya, orang Indonesia yang telah terbiasa mengendarai
kendaraan bermotor sebelah kiri, ketika tinggal dalam waktu lama di negara
Barat dan mereka harus mengendarai kendaraan bermotor di sebelah kanan,
berakibat akan lupa akan kebiasaan mengendarai kendaraan bermotor di
sebelah kiri sebagaimana yang berlaku di Indonesia.
Bentuk interferensi retroaktif tersebut perlu diperhatikan dalam
kegiatan pembelajaran.Ada beberapa cara untuk mengurangi interferensi
retroaktif, yaitu: (a) konsep yang sama atau memiliki karakteristik yang sama
9
hendaknya tidak diajarkan dalam waktu yang berdekatan. Sebaiknya, setiap
konsep itu diajarkan semuanya sebelum memperkenalkan konsep berikutnya.
Misalnya, peserta didik hendaknya benar-benar telah mengenal huruf b
sebelum mempelajari huruf d, dan (b) menggunakan metode pembelajaran
yang berbeda dalam mengajarkan konsep yang sama, atau menggunakan
metode pembelajaran yang berbeda dalam mengajarkan konsep yang sama.
Meskipun seseorang dalam belajar mengalami peristiwa interferensi sehingga
mengalami hambatan dalam belajar, namun ada faktor lain yang dapat
membangkitkan seseorang menjadi ingat akan informasi yang telah dipelajari
pada waktu mempelajari informasi yang sama.Ada dua bentuk pelancaran
dalam membangkitkan ingatan, yaitu: (a) pelancaran proaktif dan (b)
pelancaran retroaktif. Pelancaran proaktif yaitu seseorang akan mengingat
informasi sebelumnya apabila informasi yang baru dipelajari memilki
karakteristik yang sama. Misalnya, orang Indonesia yang sudah terbiasa
dengan menggunakan bahasa Indonesia akan lebih mudah dalam mempelajari
bahasa Melayu. Pelancaran retroaktif yaitu seseorang yang mempelajari
informasi baru akan memantapkan ingatan informasi yang telah dipelajari.
Misalnya, peserta didik yang mempelajari bahasa Indonesia akan
memantapkan ingatan pemahamannya tentang bahasa daerah yang telah
dikuasainya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Teori belajar kognitif lebih menekankan bahwa perilaku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Teori ini lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajar. Tokoh dalam teori belajar kognitivisme dari
Gestalt yang memandang bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang
sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi, teori belajar medan kognitif dari
Kurt Lewin yang memandang bahwa setiap individu berada didalam suatu
medan kekuatan yang bersifat psikologis, teori belajar perkembangan Jean
Piaget yang memandang bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu
proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme bilogis,
perkembangan sistem saraf, teori belajar discovery learning dari Jerome S.
Bruner yang memandang bahwa anak haus berperan secara aktif saat belajar
dikelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan siswa
mengorganisasikan bahan pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk
akhir yang sesuai dengan tingkat kemajuan berpikir anak.
B. Saran
Teori belajar kognitif hendaknya digunakan sebagai landasan atau dasar
yang harus dipahami oleh guru ataupun calon guru pada khususnya dan pada
masyarakat pada umumnya agar apa yang di di pelajari dapat digunakan dalam
kegiatan belajar dan pembelajaran.
11
DAFTAR PUSTAKA
Djaali, 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Hariyanto, Suyono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Remaja
Rosdakarya.
Anni, Catharinan Tri. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat
Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.
Desmawarita, Silvia. ____. Teori Belajar Kognitif. Diunduh dari
http://www.academia.edu/4463621/TEORI_BELAJAR_KOGNITIF.
Alfallahu. 2013. Teori Belajar Kognitif. Diunduh dari
http://alfallahu.blogspot.com/2013/04/teori-pembelajaran-kognitif.html.