makalah psikiatri
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat dan rahmat Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Siklotimik”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi persyaratan
kepanitraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Selama penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan
dan untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing atas bimbingan dan
ilmu yang sangat berguna bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang turut membantu dengan memberikan dukungan ide. Biarlah Tuhan Yang
Maha Esa yang membalas setiap kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari makalah ini sangat jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mohon
maaf dan juga mengharapkan masukan berupa kritikan dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, Agustus 2012,
Rini Y Andalia
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1.Latarbelakang................................................................................................................1
1.2.Tujuan............................................................................................................................1
1.3.Ruang Lingkup Pembahasan.........................................................................................2
1.4.Tujuan penulisan...........................................................................................................2
BAB 2 ISI
2.1.Definisi..........................................................................................................................2
2.2.Epidemiologi.................................................................................................................2
2.3.Etiologi..........................................................................................................................3
2.4. Diagnosis dan Manifestasi Klinis...............................................................................10
2.6.Diagnosis Banding......................................................................................................17
2.7.Penatalaksanaan..........................................................................................................18
2.8.Prognosis.....................................................................................................................20
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………....23
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah gangguan siklotimik didasarkan pada observasi Emil Kraepelin dan
Kurt Schneider bahwa sepertiga sampai dua pertiga pasien dengan gangguan mood
menunjukkan gangguan kepribadian.Kraepelin menggambarkan empat tipe gangguan
kepribadian : depresif (pemurung), manik (gembira atau tidak terkekang) , mudah
marah (labil dan meledek-ledak), dan siklotimik.Kraepelin menggambarkan
kepribadian yang mudah marah sebagai adanya kepribadian depresif dan manik secara
bersama-sama, dan ia menggambarkan kepribadian siklotimik sebagai penggantian
kepribadian depresif dan manik.1
Gangguan Siklotimik,sebelumnya dinamakan siklotimia dalam DSM-III-R,
secara simptomatik adalah suatu bentuk ringan dari gangguan bipolar II ; gangguan
ini ditandai oleh episode depresi ringan. Dalam DSM-IV,gangguan siklotimik
dibedakan dari gangguan bipolar II, yang ditandai oleh adanya episode depresif berat
dan episode hipomanik. 1
Gangguan Siklotimik mempunya ciri,yaitu paling sedikit 2 tahun mengalami
banyak kali perubahan mood termasuk periode gejala hipomanik bergantian dengan
disforik yang nonmayor dan periode perasaan normal selama beberapa hari hingga
minggu diantaranya tetapi mood yang normal berjalan kurang dari 2 bulan. 2
3
1.2 Epidemiologi
Pasien dengan gangguan siklotimik mungkin berjumlah 3 sampai 10 persen dari semua
pasien psikiatrik rawat jalan,kemungkinan terutama mereka dengan keluhan yang bermakna
tentang kesulitan perkawinan dan interpersonal. Dalam populasi umum pervalensi seumur
hidup gangguan siklotimik diperkirakan sekitar 1 persen. Angka tersebut kemungkinan lebih
rendah daripada prevalensi sesungguhnya karena, seperti pada pasien gangguan bipolar I,
pasien mungkin tidak memiliki masalah psikiatrik.1
Rasio wanita terhadap laki-laki dalam gangguan siklotimik adalah kira-kira 3
berbanding 2, dan 50 sampai 75 persen dari semua pasien memiliki onset antara usia 15 dan
25 tahun.1
Didapatkan pada 0,3-6% dari populasi, di beberapa tempat bahkan mempunyai
prevalensi yang lebih tinggi. Pada perempuan prevalensi lebih besar : 52 % dari perempuan
yang mempunyai gejala hipomanik dan 57% di antara perempuan umur 51-21 tahun yang
mempunyai gejala hipomanik tanpa gangguan bipolar tipe II mengalami gangguan siklotimik.
Banyak dilaporkan adanya peningkatan angka gangguan cemas perpisahan, gangguan panik,
gangguan obsesif kompulsif dan anxietas berlebihan, gangguan pemutusan perhatian dan
hiperaktivitas, gangguan tingkah laku dan gangguan sikap menentang serta depresi mayor
dan disforik. Didapatkan juga komorbiditas dengan gangguan bulimia,kepribadian yang
dependen serta penyalahgunaan zat.Gangguan fisik yang sering menyertai adalah alergi,asma
dan sakit kepala migren.2
4
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Siklotimik
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik senior
dibagian Psikiatri FK USU dan meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai Gangguan
Siklotimik.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Gangguan Siklotimik,sebelumnya dinamakan siklotimia dalam DSM-III-R, secara
simptomatik adalah suatu bentuk ringan dari gangguan bipolar II ; gangguan ini ditandai oleh
episode depresi ringan. Dalam DSM-IV,gangguan siklotimik dibedakan dari gangguan
bipolar II, yang ditandai oleh adanya episode depresif berat dan episode hipomanik. Seperti
dengan gangguan distimik, kategorisasi gangguan siklotimik dengan gangguan mood
menyatakan adanya hubungan,kemungkinan biologis,dengan gangguan bipolar I, Tetapi
beberapa dokter psikiatrik menganggap gangguan bipolar I dan disebabkan oleh hubungan
objek yang kacau pada awal kehidupan.1
Cyclothymia berasal dari akar kata Yunani Kyklos, yang berarti “lingkaran” dan
thymia (“spirit”). Gangguan Siklotimik merupakan gangguan suasana perasaan kronis
(paling sedikit 2 tahun) yang didirikan oleh pergantian peningkatan suasana perasaan dan
tingkat depresi berat.Gangguan siklotimik biasanya bermula pada akhir masa remaja atau
awal masa dewasa dan berlangsung selama bertahun-tahun.2
juga dikenal sebagai siklotimik merupakan bentuk ringan dari Gangguan jiwa bipolar.
Kondisi mania dan depresi bisa mengganggu, namun tidak seberat pada Gangguan Bipolar I
dan Tipe II.3
6
2.2 Etiologi
Penyebab pasti siklotimik tidak diketahui, tetapi sering merupakan akibat dari faktor
genetik yang sama yang menyebabkan gangguan bipolar. Bahkan, ada 15% estimasi risiko
50% bahwa orang dengan siklotimik akhirnya akan didiagnosis dengan gangguan bipolar
mengikuti sebuah full-blown manik episode atau depresi berat. Orang dengan gangguan
siklotimik biasanya memiliki riwayat keluarga depresi mayor, gangguan bipolar, bunuh diri,
atau alkohol atau ketergantungan obat.5
Seperti juga gangguan distimik, kontroversi tentang mempermasalahkan apakah
gangguan siklotimik adalah berhubungan dengan gangguan mood, baik secara biologis
maupun patologis. Beberapa peneliti telah mendalilkan bahwa gangguan siklotimik memiliki
hubungan yang lebih erat dengan gangguan kepribadian ambang dibandingkan dengan
gangguan mood. Kendatipun ada adanya kontroversi tersebut, banyaknya data biologis dan
genetika mengarahkan pengertian gangguan siklotimik merupakan suatu gangguan mood.1
Faktor biologis. Data genetika merupakan pendukung yang paling kuat untuk
hipotesis bahwa gangguan siklotimik adalah suatu gangguan mood.1
Faktor Psikososial. Sebagian besar teori psikodinamik mendalilkan bahwa
perkembangan gangguan siklotimik terletak pada trauma dan fiksasi selama stadium oral
dalam perkembangan bayi.Freud mendalikan bahwa keadaan siklotimik adalah usaha ego
untuk mengatasi superego yang kuat dan suka menghukum1
Pasien dengan gangguan siklotimik ditandai oleh depresi yang berganti-ganti dengan
periode hipomania. Hipomaniasering kali dipicu oleh kehilangan interpersonal yang berat.
7
Hipomania dapat juga dihubungkan dengan fantasi bawah sadar bahwa objek yang hilang
telah digantikan. Penyangkalan tersebut biasanya terjadi singkat, dan pasien segera menerima
preokupasi dengan penderitaan dan penyengsaraan yang karakteristik untuk gangguan
siklotimik.1
2.3 Diagnosis dan Gambaran Klinis Siklotimia
Kriteria diagnostik gangguan siklotimik menurut DSM-IV mengharuskan
pasien tidak pernah memiliki kriteria untuk suatu episode depresif berat dan tidak
memenuhi kriteri auntuk episode manik selama 2 tahun pertama gangguan. Kriteria juga
mengharuskan adanya gejala yang lebih atau kurang konstan selama dua tahun (atau satu
tahun untuk anak-anak dan remaja)1
Penderita mengalami beberapa episode hipomania dan episode depresi, namun
tidak pernah mengalami episode mania (full manic) atau depresi berat (major
depression) atau episode campuran. Diagnosa cyclothymic disorder ditegakkan bila
penyakit berlangsung selama 2 tahun atau lebih (setahun pada anak anak dan remaja).
Selama masa itu, gejala tidak pernah hilang setidaknya selama 2 bulan.1
Gejala menimbulkan kesulitan atau gangguan dalam kehidupan yang
bersangkutan, misalnya dalam masalah sekolah atau hubungan sosial.1
Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Siklotimik
A. Selama sekurangnya 2 tahun,adanya banyak periode dengan gejala hipomanik
dan banyak periode dengan gejala depresif yang tidak memenuhi kriteria
untuk episode depresi berat.
Catatan : Pada anak-anak dan remaja,lama harus sekurangnya 1 tahun.
B. Selama periode 2 tahun di atas (1 tahun pada anak-anak dan remaja ) orang
8
tidak pernah tanpa gejala dalam kriteria A selama lebih dari 2 bulan.
C. Tidak ada episode depresif berat,episode manik,atau episode campuran yang
ditemukan selama 2 tahun pertama gangguan.
D. Gejala dalam kriteria A tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
skizofreniform, gangguan delusional, atau gangguan psikotik yang tidak
ditentukan.
E. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya,obat
yang disalahgunakan,medikasi) atau suatu kondisi medis umum
(misalnya,hipertiroidisme)
F. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan
dalam fungsi sosial,pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
Tabel dari DSM-IV,Diagnostic and Statistical Manual of mental disorders ed 4 Hak cipta
American Psychiatric Association,Washington,1994.1
Gejala dan gangguan siklotimik adalah identik dengan gejala yang ditemukan pada
gangguan bipolar I, kecuali biasanya kurang parah. Tetapi,kadang-kadang gejala mungkin
sama dalam keparahannya tetapi durasi yang lebih singkat daripada yang terlihat pada
gangguan bipolar I.1
Pedoman diagnostik menurut PPDGJ-III
F.34.0 Siklotimia
Ciri esensial ialah ketidak-stabilan menetap dari afek (suasana perasaan), meliputi
banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan,di antaranya tidak ada yang cukup parah
atau cukup lama untuk memenuhi kriteria gangguan afektif bipolar (F31) atau gangguan
depresif berulang.
Setiap episode alunan efektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk kategori
mana pun yang disebut dalam episode manik (F30) atau episode depresif (F32)3
2.4 Diagnosis Banding
9
Jika suatu diagnosis gangguan siklotimik dipertimbangan, semua penyebab medis dan
berhubungan zat yang mungkin untuk depresi dan mania harus dipertimbangkan. Kejang dan
zat tertentu (kokain,amfetamin,dan steroid) perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis
banding.1
Gangguan siklotimik harus dibedakan dari gangguan mood Karena kondisi medis umum. Diagnosis adalah suasana hati Disorder Karena adanya Kondisi Kedokteran Umum, Dengan Fitur Campuran, ketika gangguan suasana hati dinilai sebagai konsekuensi fisiologis langsung dari suatu kondisi, spesifik biasanya kronis medis umum (misalnya hipertiroidisme) Penentuan ini berdasarkan sejarah, temuan laboratorium, atau pemeriksaan fisik. Jika dinilai bahwa gejala depresi tidak konsekuensi fisiologis langsung dari kondisi medis umum, maka gangguan mood utama dicatat pada Axis I (misalnya, siklotimik Disorder) dan kondisi medis umum pada Axis III.Ini akan terjadi, misalnya, jika gejala suasana hati dianggap konsekuensi psikologis memiliki kondisi medis yang kronis umum atau jika tidak ada hubungan etiologi antara gejala suasana hati dan kondisi medis umum 4
Gangguan mood Zat-induced dibedakan dari Disorder siklotimik oleh fakta bahwa zat (terutama stimulan) dinilai akan penyebabnya terkait dengan gangguan mood Para perubahan suasana hati sering yang sugestif Disorder siklotimik biasanya menghilang setelah penghentian penggunaan narkoba.4
Menurut PPDGJ-III
- Gangguan afektif bipolar (F31.-)
- Gangguan depresif berulang 3
2.5 Penatalaksanaan
10
Terapi biologis . Obat antimanik merupakan pengobatan lini pertama untuk pasien
dengan gangguan siklotimik. Walaupun data percobaan terbatas pada penelitian lithium, obat
antimanik lainnya sebagai contoh , carbamazepin dan valproate (Depakene) juga efektif , dan
hasil tersebut telah dilaporkan. Dosis dan konsentrasi plasma dari obat tersebut harus
dilakukan dengan berhati-hati, karena peningkatan kepekaanya terhadap episode hipomanik
atau manik akibat antidepresan. Kira-kira 40 sampai 50 persen dari semua pasien gangguan
siklotimik yang diobati dengan antidepresan mengalami episode tersebut.1
Terapi Psikososial . Psioterapi untuk pasien gangguan siklotimik paling baik
diarahkan kepada meningkatkan kesadaran pasien tentang kondisinya dan membantu mereka
mengembangkan mekanisme mengatasi pergeseran mood-nya. Karena sifat gangguan
siklotimik yang jangka panjang, pasien sering kali memerlukan terapi seumur hidup. Terapi
keluarga dan kelompok dapat berupa suportif,edukasional,dann terapeutik untuk pasien dan
mereka yang terlibat di dalam kehidupan pasien.1
2.6 Prognosis
Beberapa pasien dengan gangguan siklotimik ditandai sebagai peka, hiperaktif, atau
murung pada saat masih anak kecil. Onset gejala yang jelas gangguan siklotimik sering kali
terjadi secara secara samar-samar dalam usia belasan tahundan awal usia 20-an. Timbulnya
gejala pada waktu tersebut mungkin menganggu prestasi orang tersebut di sekolah dan
kemampuannya mendapatkan persahabatan dengan teman sebanyanya. Kira-kira sepertiga
dari semua pasien gangguan siklotimik berkembang memiliki gangguan depresif berat, paling
sering gangguan bipolar II.1
BAB 3
11
KESIMPULAN
Kraepelin menggambarkan empat tipe gangguan kepribadian : depresif
(pemurung), manik (gembira atau tidak terkekang) , mudah marah (labil dan meledek-
ledak), dan siklotimik.Kraepelin menggambarkan kepribadian yang mudah marah
sebagai adanya kepribadian depresif dan manik secara bersama-sama, dan ia
menggambarkan kepribadian siklotimik sebagai penggantian kepribadian depresif dan
manik.1
Gangguan Siklotimik,sebelumnya dinamakan siklotimia dalam DSM-III-R,
secara simptomatik adalah suatu bentuk ringan dari gangguan bipolar II ; gangguan
ini ditandai oleh episode depresi ringan. Dalam DSM-IV,gangguan siklotimik
dibedakan dari gangguan bipolar II, yang ditandai oleh adanya episode depresif berat
dan episode hipomanik. 1
Prognosis : Timbulnya gejala pada waktu tersebut mungkin menganggu
prestasi orang tersebut di sekolah dan kemampuannya mendapatkan persahabatan
dengan teman sebanyanya. Kira-kira sepertiga dari semua pasien gangguan siklotimik
berkembang memiliki gangguan depresif berat, paling sering gangguan bipolar II.1
12
DAFTAR PUSTAKA
Sadock BJ, Sadock VA. 2010. Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri Klinis. EGC: Jakarta. Sisklotimik Hal 860-864
Maramis 2010,catatan ilmu kedokteran jiwa ed:2,airlangga universitas,surabaya.
Maslim,rusdi.Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ III.2001.Jakarta : PT Nuh Jaya.
13