makalah praktek oecd

37
ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT Penilaian praktek OECD prinsip 3 PT Aneka Tambang Tbk Kelompok 3 : Delima Hutabarat Anindita Pinastika Steffi Harum Natalisa

Upload: steffiharum

Post on 19-Feb-2016

279 views

Category:

Documents


54 download

DESCRIPTION

OECD PRINSIP 3

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PRAKTEK OECD

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

Penilaian praktek OECD prinsip 3

PT Aneka Tambang Tbk

Kelompok 3 :

Delima Hutabarat

Anindita Pinastika

Steffi Harum Natalisa

UNIVERSITAS INDONESIA

NOVEMBER 2015

Page 2: MAKALAH PRAKTEK OECD

1. PENDAHULUAN

Saat ini, dunia usaha semakin berkembang dan membutuhkan pengelolaan yang

semakin baik dan sehat. Setiap pimpinan dan seluruh karyawan dari perusahaan publik

diharapkan dapat menunjukkan tindakan yang terpuji kepada stakeholder dan dapat

bertanggungjawab atas semua tindakan dan keputusannya dalam mengelola perusahaan.

Untuk meningkatkan performa perusahaan kearah yang lebih baik, maka perusahaan harus

dikelola secara professional dengan mengindahkan prinsip-prinsip Good Governance.

Keberlangsungan eksistensi perusahaan tidak hanya diukur oleh performa keuangan,

peningkatan keuntungan akan tetapi juga performa internal perusahaan (etika dan Good

Corporate Governance) dan performa kepedulian sosial perusahaan. Etika bisnis memiliki

peran yang sangat besar dalam keberlangsungan eksistensi perusahaan. Penerapan etika

bisnis secara konsisten dapat mewujudkan iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan

untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan mampu memberikan manfaat

yang besar bagi seluruh stakeholder-nya. Oleh karena itu sudah selayaknya perusahaan

menerapkan suatu prinsip Good Corporate Governance yang dapat digunakan sebagai salah

satu alatnya.

Pentingnya penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance telah menjadi

perhatian bagi dunia bisnis di setiap negara. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

yang dikeluarkan oleh OECD menjadi acuan bagi setiap negara dalam penerapannya. Prinsip-

prinsip Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh OECD tahun 2004 mencakup

hal-hal sebagai berikut:

1. Ensuring the basis for an Effective Corporate Governance Framework

2. The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions

3. The Equitable Treatment of shareholders

4. The Role of Stakeholders in Corporate Governance

5. Disclosure and Transparency

6. The responsibilities of the Board

Page 3: MAKALAH PRAKTEK OECD

PT Aneka Tambang (ANTAM) merupakan sebuah perusahaan pertambangan yang

mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. di Eropa dan Asia. Sebagai

sebuah perusahaan yang memiliki wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang

kaya akan bahan mineral, ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan

yang berhati-hati. ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968

melalui merger beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas

tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 ANTAM

menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada

tahun 1999, ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity

dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan

lebih ketat.

Sebagai Perusahaan yang terdaftar di berbagai Bursa Efek (multi listing) antara lain di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Australian Securities Exchange (ASX), dalam mencapai

tujuan strategis menjadi Perseroan berkelas dunia, saat ini ANTAM berfokus pada

peningkatan nilai pemegang saham dan berkomitmen dalam pelaksanaan penerapan prinsp

GCG agar kegiatan operasional Perusahaaan dijalankan dengan berlandaskan prinsip

Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness yang dijiwai oleh

Nilai-Nilai dan Etika Perusahaan.

Dewan Komisaris telah membentuk Komite GCG, Nominasi dan Remunerasi (GCG-

NR), dengan tugas utama Komite GCG-NR memantau dan memastikan diterapkannya GCG

serta standar etika perusahaan secara efektif, mengawasi pelaksanaan pengelolaan sosial dan

lingkungan perusahaan serta pengawasan jalannya proses nominasi dan remunerasi calon

Direksi dan Dewan Komisaris di Perusahaan termasuk juga pengelolaan Human Capital

secara umum. Prinsip GCG pada OECD yang akan dibahas dalam makalah ini adalah prinsip

ke-3 yaitu Perlakuan yang setara terhadap seluruh Pemegang Saham (Equitable

treatment of shareholders).

Page 4: MAKALAH PRAKTEK OECD

2. LANDASAN TEORI

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan

Ekonomi (OECD - Organisation for Economic Co-operation and Development)

merupakan sebuah organisasi internasional dengan tiga puluh negara yang menerima

prinsip demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas. Berawal tahun 1948 dengan nama

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi Eropa (OEEC - Organization for European

Economic Co-operation), dipimpin oleh Robert Marjolin dari Perancis, untuk membantu

menjalankan Marshall Plan, untuk rekonstruksi Eropa setelah Perang Dunia II. Kemudian,

keanggotaannya merambah negara-negara non-Eropa, dan tahun 1961, dibentuk kembali

menjadi OECD oleh Konvensi tentang Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan

Ekonomi.

Misi dan Tujuan OECD

Mempromosikan kebijakan-kebijakan yang akan memperbaiki ekonomi, social, dan

kesejahteraan masyasyarakat diseluruh dunia. OECD Bertujuan untuk membandingkan

pengalaman kebijakan, mencari jawaban untuk masalah umum, mengidentifikasi praktek-

praktek yang baik, dan mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan domestik dan internasional.

Prinsip OECD

Prinsip-prinsip OECD 2004 mengenai coporate governance digunakan sebagai acuan

bagi masyarakat internasional dalam pengembangan corporate governance, namun OECD

menjelaskan masing-masing negara memiliki karakteristik yang berbeda sehingga satu model

pengembangan corporate governance belum tentu cocok untuk semua negara. Salah satu

contoh adalah perbedaan sistem yang digunakan dalam perusahaan. Beberapa negara

menggunakan one tier system dimana pengawas perusahaan disebut “Board” dan pengurus

perusahaan disebut “Key Executives”.

Sementara itu banyak juga negara yang menggunakan two tier system dimana

pengawasan perusahaan dilakukan oleh “Board of Commisoner” dan pengurusan perusahaan

dilakukan oleh “Directors”. Di Indonesia system yang diggunakan adalah two tier system,

sehingga istilah “Board” dalam OECD diartikan sebagai “Dewan Komisaris, dan “Key

Executives” sebagai “Direksi”.

Page 5: MAKALAH PRAKTEK OECD

Secara umum terdapat enam prinsip corporate governance dalam Prinsip-prinsip

OECD 2004 mengenai coporate governance. Keenam prinsip ini menjelaskan hal-hal yang

mencakup, kerangka dasar corporate governance, hak pemegang saham, kesetaraan

perlakuan pemegang saham, peranan stakeholders, keterbukaan dan transparansi, serta

tanggung jawab dewan komisaris.sebagai berikut:

Prinsip 1: Ensuring the Basis for an Effective Corporate Governance Framework

Prinsip corporate governance yang pertama pada dasarnya membahas landasan (framework)

corporate governance yang jelas, tidak boleh bertentang antara satu hukum dengan hukum

lainnya. Pada prinsip pertama juga diharuskan adanya pemisahan tugas antara pengawasan,

pembuat regulasi dan pelaksana tugas operasi kantor sehari-hari.

Sesuai dengan kasus pada PT Sumalindo Lestari Jaya, Tbk. maka prinsip yang akan dibahas

dalam makalah ini adalah prinsip ke-2 yaitu Hak-hak Pemegang Saham dan Fungsi-fungsi

Penting Kepemilikan Saham (The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions) dan

Prinsip ke-3 yaitu Perlakuan yang sama terhadap Pemegang Saham (The Equitable

Treatment of Shareholders)

Prinsip 2II: The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions

Prinsip corporate governance yang ke dua dari OECD pada dasarnya mengatur mengenai

Hak-hak Pemegang Saham dan Fungsi-fungsi Kepemilikan Saham. Hal ini terutama

mengingat investor saham terutama dari suatu perusahaan publik, memiliki hak-hak khusus

seperti saham tersebut dapat dibeli, dijual ataupun ditransfer. Pemegang saham tersebut juga

berhak atas keuntungan perusahaan sebesar porsi kepemilikannya. Selain itu kepemilikan atas

suatu saham mempunyai hak atas semua informasi perusahaan dan mempunyai hak untuk

mempengaruhi jalannya perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Secara

rinci prinsip 2 mengatur hak-hak pemegang saham sebagaimana dapat dilihat dalam uraian di

bawah ini.

Kerangka corporate governance harus melindungi dan menunjang pelaksanaan hak-hak

pemegang saham.

A. Hak-hak dasar pemegang saham harus mencakup hak untuk:

1. memperoleh cara pendaftaran yang aman atas kepemilikan;

2. menyerahkan atau mengalihkan saham;

3. memperoleh informasi yang relevan atau material tentang perusahaan secara teratur

dan tepat waktu;

4. berpartisipasi dan memberikan hak suara dalam rapat umum pemegang saham;

Page 6: MAKALAH PRAKTEK OECD

5. memilih dan mengganti anggota pengurus; dan

6. 6. memperoleh hak atas bagian keuntungan perusahaan.

B. Pemegang saham harus memiliki hak untuk berpartisipasi dalam, dan diberikan informasi

yang cukup atas keputusan-keputusan tentang perubahan-perubahan penting perusahaan

seperti:

1. perubahan anggaran dasar, atau akte pendirian atau dokumen-dokumen tentang

pengelolaan perusahaan lainnya;

2. otorisasi saham tambahan; dan

3. transaksi luar biasa, termasuk pengalihan seluruh atau hampir seluruh asset, yang

berdampak pada penjualan perusahaan.

C. Pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara efektif dan

memberikan hak suara dalam RUPS dan harus diberikan informasi tentang aturan-

aturannya, termasuk tata cara pemungutan suara, yang mengatur penyelenggaraan RUPS.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Pemegang saham harus disediakan informasi yang memadai dan akurat tentang

tanggal, tempat dan agenda RUPS, termasuk informasi lengkap dan akurat tentang

masalah-masalah yang akan diputuskan dalam rapat.

2. Pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada

pengurus, termasuk pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan audit eksternal tahunan,

untuk memasukkan butir-butir dalam agenda RUPS, dan untuk mengusulkan

pemecahannya, dalam batas-batas yang wajar.

3. Partisipasi efektif pemegang saham dalam keputusan-keputusan penting pengelolaan

perusahaan, seperti pencalonan dan pemilihan anggota pengurus harus difasilitasi.

Pemegang saham harus dapat membuat pandangan-pandangan mereka berkaitan

dengan kebijakan penggajian anggota pengurus dan pejabatpejabat kunci diketahui.

Kewajaran atas komponen skema penggajian/kompensasi bagi anggota pengurus dan

karyawan harus didasarkan pada persetujuan pemegang saham.

4. Pemegang saham harus dapat memberikan hak suara secara langsung atau secara in

absentia, dan harus dianggap memiliki kekuatan yang sama, baik dilakukan dengan

kehadiran atau tanpa kehadiran pemegang saham yang bersangkutan.

Page 7: MAKALAH PRAKTEK OECD

D. Struktur dan komposisi permodalan yang memungkinkan pemegang saham tertentu untuk

memperoleh tingkat pengendalian yang tidak proporsional dengan kepemilikan sahamnya

harus diungkapkan.

E. Pengalihan pengendalian perusahaan harus diperbolehkan agar berfungsi secara efisien

dan transparan yang meliputi :

1. Peraturan dan prosedur tentang pengambilalihan pengendalian perusahaan di pasar

modal, dan transaksi luar biasa, seperti merger dan penjualan asset perusahaan dalam

jumlah yang substansial, harus diatur secara jelas dan diungkapkan sehingga investor

mengetahui hak-hak dan pilihan-pilihannya. Transaksi-transaksi harus dilakukan pada

harga yang transparan dan dengan syarat-syarat yang wajar yang melindungi hak-hak

seluruh pemegang saham sesuai dengan klasifikasinya.

2. Kebijakan anti take over tidak boleh digunakan untuk melindungi manajemen dan

pengurus dari kewajiban melakukan pertanggungjawaban.

F. Pelaksanaan hak-hak atas kepemilikan oleh seluruh pemegang saham, termasuk investor

kelembagaan, harus difasilitasi. Hal-hal yang perlu diatur adalah :

1. Investor institusi yang bertindak dalam kapasitas secara fiduciary harus

mengungkapkan keseluruhan tata kelola perusahaan dan kebijakan pemungutan suara

berkaitan dengan investasinya, termasuk tata cara yang telah ditetapkan untuk

memutuskan penggunaan hak suara mereka.

2. Investor institusi yang bertindak dalam kapasitas secara fiduciary harus

mengungkapkan bagaimana mereka menangani benturan kepentingan yang material

yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan hak-hak pemilik utama berkaitan dengan

investasinya.

G. Pemegang saham, termasuk pemegang saham institusi, harus diperbolehkan untuk saling

berkonsultasi tentang masalah-masalah berkenaan dengan hak-hak dasar pemegang

saham sebagaimana didefinisikan dalam Prinsip-prinsip tersebut diatas, dapat

dikecualikan untuk mencegah penyalahgunaan.

Prinsip 3III: The Equitable Treatment of Shareholders

Page 8: MAKALAH PRAKTEK OECD

Pada prinsip ke-3 ini ditekankan perlunya persamaan perlakuan kepada seluruh pemegang

saham termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing. Prinsip ini

menekankan pentingnya kepercayaan investor di pasar modal. Untuk itu industri pasar modal

harus dapat melindungi investor dari perlakuan yang tidak benar yang mungkin dilakukan

oleh manajer, dewan komisaris, dewan direksi atau pemegang saham utama perusahaan.

Pada praktiknya pemegang saham utama perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih

banyak untuk memberikan pengaruhnya dalam kegiatan operasional perusahaan. Dari praktik

ini, seringkali transaksi yang terjadi memberikan manfaat hanya kepada pemegang saham

utama atau bahkan untuk kepentingan direksi dan komisaris.

Dari kemungkinan terjadinya usaha-usaha yang dapat merugikan kepentingan investor, baik

lokal maupun asing, maka prinsip ini menyatakan bahwa untuk melindungi investor, perlu

suatu informasi yang jelas mengenai hak dari pemegang saham. Seperti hak untuk memesan

efek terlebih dahulu dan hak pemegang saham utama untuk memutuskan suatu keputusan

tertetu dan hak untuk mendapatkan perlindungan hukum jika suatu saat terjadi pelanggaran

atas hak pemegang saham tersebut.

Prinsip ini terbagi atas 3 Sub prinsip utama.

A. Pertama adalah mengenai kesamaan perlakuan antara pemegang saham dalam kelas

saham yang sama. Di dalam prinsip ini terdapat 5 sub prinsip yang didiskusikan.

1. Sub prinsip pertama mengenai kemudahan dari investor untuk mendapatkan informasi

mengenai hak yang melekat pada setiap seri dan kelas saham sebelum mereka

membeli saham suatu perusahaan. Dalam sub prinsip ini investor harus mengetahui

hak yang melekat pada saham yang mereka beli. Seperti jika investor membeli saham

preference, maka investor tersebut akan mendapatkan bagian dari keuntungan

perusahaan namun disisi lain biasanya saham itu tidak mempunyai hak voting.

2. Sub prinsip kedua berbicara mengenai perlindungan kepada pemegang saham

minoritas dari tindakan yang merugikan yang dilakukan oleh atau atas nama

pemegang saham utama. Salah satu bentuk perlindungan kepada pemegang saham

minoritas sebenarnya adalah bagaimana direksi menjalankan perusahaan untuk

kepentingan perusahaan bukan untuk kepentingan pemegang saham tertentu sehingga

tidak ada perbedaan manfaat yang diperoleh antara pemegang saham.

3. Sub prinsip selanjutnya adalah mengenai pihak yang boleh mewakili pemegang

saham dalam RUPS. Pada prinsip ini juga menjelaskan bahwa bank kustodian tidak

secara otomatis menjadi wakil pemegang saham di RUPS. Bank kustodian

Page 9: MAKALAH PRAKTEK OECD

mempunyai tugas untuk menyediakan informasi mengenai agenda RUPS sehingga

pemegang saham dapat menentukan suara mereka di RUPS termasuk apakah mereka

akan melimpahkan hak suaranya pada seluruh agenda atau mereka akan memberikan

hak suara pada suatu agenda tertentu

4. Sub prinsip ke empat adalah penghilangan hambatan pemberian suara oleh pemegang

saham yang berdomisili di di luar wilayah kedudukan Emiten atau Perusahaan Publik.

Hambatan akan terjadi karena biasanya pemegang saham asing menyimpan saham

mereka melalui suatu rantai perantara (intermediaries). Saham tersebut dicatat atas

nama nasabah dalam akun perusahaan sekuritas lalu akun perusahaan sekuritas

tercatat pada lembaga penyelesaian dan penyimpanan.

Dengan demikian maka nama dari pemegang saham yang asli tidak langsung dapat

diketahui, sehingga begitu perusahaan akan meminta keputusan dari pemegang saham

atas suatu transaksi tersebut, informasi yang seharusnya sampai sebelum keputusan di

ambil, penyampaiannya menjadi tidak tepat waktu. Dampak dari terlambatnya

informasi kepada pemegang saham adalah tidak cukupnya waktu dari pemegang

saham untuk menganalisa dan memberikan masukan kepada perusahaan atas hal

tersebut.

Dengan melihat bahwa terdapat kemungkinan perusahaan tidak dapat memberikan

perlakuan yang saham kepada semua pemegang sahamnya, maka sebaiknya

perundang-undangan yang ada harus dapat memberikan kejelasan mengenai pihak

yang dapat diberikan kewenangan oleh pemegang saham asing sebagai wakilnya

sehingga informasi dapat segera diterima oleh pemegang saham. Selain itu peranturan

jika dimungkinkan juga dapat mengatur mengenai penyerderhanaan rantai perantara.

5. Sub prinsip terakhir dari bagian kesatu prinsip 3 ini adalah mengenai proses dan

prosedur RUPS yang harus memperhatian perlakuan yang sama bagi seluruh

pemegang saham, termasuk prosedur yang sederhana dan tidak mahal bagi pemegang

saham untuk melakukan hak votingnya. Masih ada beberapa perusahaan yang

mempunyai prosedur rumit dan mahal dalam hubungannya dengan hak voting

pemegang saham. Misalnya penetapan fee bagi pelaksanaan hak voting pemegang

sahamnya dan persyaratan kehadiran bagi pemegang saham untuk melakukan voting.

Untuk itu sub prinsip ini mengusulkan kepada perusahaan-perusahaan untuk dapat

menghilangkan kesulitan pemegang saham untuk berpartisipasi dalam RUPS dan juga

mengusulkan untuk dapat menggunakan fasilitas elektronik jika pemegang saham

tidak dapat hadir dan juga tidak menujuk wakilnya di RUPS.

Page 10: MAKALAH PRAKTEK OECD

B. Bagian kedua prinsip 3 ini berbicara mengenai larangan transaksi orang dalam (insider

trading) dan perdagangan tutup sendiri yang merugikan pihak lain (abusive self dealing).

Banyak negara OECD sudah mempunyai peraturan perundang-undangan berkenaan

dengan larangan dua transaksi diatas. Yang masih menjadi masalah adalah penegakkan

hukum yang belum efektif atas pelanggaran ketentuan yang ada. Oleh sebab itu,

pemerintah diminta untuk memberikan perhatiannya terdapat penegakan hukum

khususnya untuk transaksi di atas.

Perdagangan Orang Dalam (insider trading)

Secara teknis pelaku perdagangan orang dalam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

pihak yang mengemban kepercayaan secara langsung maupun tidak langsung dari emiten

atau perusahaan publik (yang disebut juga sebagai pihak fiduciary position) dan pihak yang

menerima informasi orang dalam dari pihak pertama (fiduciary position) atau disebut juga

tippees.

Insider trading sebagaimana tercantum dalam “Dictionary of investing Jerry M Rosenberg, :

“ Yaitu keikutsertaan seseorang dalam suatu transaksi yang didasarkan kepada informasi

khusus yang didapatnya dari kedudukannya yang mana hal ini menghasilkan keuntungan

secara tidak fair. Bila informasi yang didapatnya akan mempengaruhi harga dalam transaksi,

hal ini merupakan perbuatan yang tidak sah .

Perdagangan Tutup Sendiri (crossing saham)

Perdagangan tutup sendiri ini biasanya dilakukan menjelang penutupan perdagangan di lantai

bursa. Tutup sendiri sebenarnya mengakibatkan pengecilan partisipasi dalam bursa dan dapat

mempengaruhi tingkat harga. Jika peserta bursa lebih banyak, lebih bias menjamin kurs yang

lebih baik. Ada ketentuan yang mengharuskan seorang pialang untuk secara umum

menawarkan dahulu saham yang bersangkutan pada harga yang paling tidak satu point di

atas harga yang lebih baik. Jika sudah tidak ada peminat lain, ia boleh tutup sendiri.

Ketentuan lain adalah pialang tidak boleh tutup sendiri untuk dirinya sendiri sebagai

pedagang efek selama masih ada pemodal lain yang berminat pada harga yang bersangkutan.

Ketentuan ini berguna agar tercipta harga yang terbaik.

C. Bagian terakhir dari pinsip 3 adalah kewajiban dari komisaris, direksi dan manajemen

kunci untuk mengungkapkan kepentingannya kepada dewan komisaris jika baik langsung

Page 11: MAKALAH PRAKTEK OECD

maupun tidak langsung atau atas nama pihak ketiga mempunyai kepentingan yang

material dalam suatu transaksi atau suatu hal yang mempengaruhi perusahaan.

Peungkapan kepentingan para pihak di atas kepada dewan komisaris juga harus diikuti

dengan ketidak-ikut sertaan para pihak didalam pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan transaksi yang memuat kepentingan mereka tersebut.

Prinsip 4: The role of stakeholders

Kerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate governance harus memberikan

pengakuan terhadap hak-hak stakeholders seperti yang ditentukan dalam undang-undang, dan

mendorong kerjasama yang aktif antara perusahaan dengan para stakeholders tersebut dalam

rangka menciptakan kesejahteraan, lapangan kerja, dan kesinambungan usaha. Hal tersebut

diwujudkan dalam bentuk mekanisme yang mengakomodasi peran stakeholders dalam

meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan juga diharuskan membuka akses informasi

yang relevan bagi kalangan stakeholders yang ikut berperan dalam proses corporate

governance.

Prinsip 5: Disclosure & transparency

Kerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate governance harus menjamin

adanya pengungkapan informasi yang tepat waktu dan akurat untuk setiap permasalahan yang

berkaitan dengan perusahaan. Dalam pengungkapan informasi ini termasuk adalah informasi

mengenai keadaan keuangan, kinerja perusahaan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.

Di samping itu informasi yang diungkapkan harus disusun, diaudit, dan disajikan sesuai

dengan standar yang berkualitas tinggi. Manajemen perusahaan juga diharuskan meminta

auditor eksternal melakukan audit yang bersifat independen atas laporan keuangan

perusahaan untuk memberikan jaminan atas penyusunan dan penyajian informasi.

Prinsip 6: The responsibility of the board

Kerangka yang dibangun di suatu negara mengenai corporate governance harus menjamin

adanya pedoman strategis perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen yang

dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi, serta akuntabilitas Dewan Komisaris dan

Direksi terhadap perusahaan dan Pemegang Saham. Prinsip ini juga memuat kewenangan-

kewenangan yang harus dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direksi beserta kewajiban-

kewajiban profesionalnya kepada Pemegang Saham dan stakeholders lainnya.

Page 12: MAKALAH PRAKTEK OECD

Prinsip Dasar Corporate Governance

Terdapat empat prinsip utama Corporate Governance secara umum yaitu:

1. Fairness (Kewajaran)

Kewajaran (fairness) merupakan suatu bentuk perlakuan yang adil dan setara di dalam

memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan

perundangan yang berlaku.

2. Transparency (Keterbukaan Informasi)

Transparansi merupakan keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan

keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai

perusahaan.

3. Accountability (Dapat Dipertanggungjawabkan)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban organ

perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

4. Responsibility (Pertanggungjawaban)

Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (patuh) di dalam pengelolaan

perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang

berlaku.

6.

Page 13: MAKALAH PRAKTEK OECD

3. PEMBAHASAN MASALAH

Profil Perusahaan

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk adalah BUMN yang

bergerak dalamm bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha

di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa yang berkaitan dengan pertambangan

berbagai jenis bahan galian tersebut. Sub sektor pertambangan logam dan mineral ini mulai

beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Dengan modal dasar sebesar Rp 3,8

Triliun. Modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 953,8 miliar dengan struktur kepemilikan

Pemerintah Republik Indonesia sebesar 65% dan Masyarakat sebesar 35%. Selain itu, Antam

bergerak juga di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan

dengan bahan tambang. Data Total Penjualan tahun 2010 sebesar Rp 8,74 triliun

yang  berasal dari komoditas feronikel sebesar Rp 3,68 triliun (42%), bijih nikel sebesar Rp

2,36 triliun (27%), emas dan besi sebesar Rp 2,35 triliun (27%), serta bauksit sebesar Rp 340

milyar (4%).

Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi

secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh

Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan Antam mencakup eksplorasi,

penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral yang dimiliki. Antam

memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan

konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumber daya yang dimiliki, Antam

membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan

cadangan yang ada menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan.

Antam memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-hati.

Antam didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer

beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk

mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 Antam menawarkan 35%

sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, Antam

mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002

status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.

Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham. Hal ini

dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan

yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan

Page 14: MAKALAH PRAKTEK OECD

bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta

menurunkan biaya per unit. Antam berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui

proyek ekspansi terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta

peningkatan nilai melalui pengembangan bisnis hilir. Antam juga akan mempertahankan

kekuatan finansial perusahaan. Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan

memastikan akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai

pertumbuhan, dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi

lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan adanya skala

ekonomis.

Sebagai perusahaan pertambangan, Antam menyadari bahwa kegiatan operasi

perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan khususnya pengembangan

masyarakat tidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi merupakan bagian dari risiko

perusahaan yang harus dikelola dengan baik. Karakteristik industri pertambangan di

Indonesia sebagai industri pembuka daerah tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran

perusahaan tambang untuk berperan aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan

beroperasi sebagai good corporate citizen sangat penting. Hal ini akan berperan penting

dalam menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan. Beranjak dari

konsepsi ini maka perhatian yang mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan serta

partisipasi secara proaktif dalam pengembangan masyarakat merupakan salah satu kunci

kesuksesan kegiatan pertambangan.

Visi Antam :

"Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar

kelas dunia"

Misi Antam :

Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan

Antam sebagai pemain global.

Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna

dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.

Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan

kompetitif.

Page 15: MAKALAH PRAKTEK OECD

Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis

pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai

pemegang saham

Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya

organisasi berkinerja tinggi.

Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah

operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.

Saham ANTAM saat ini diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock

Exchange, IDX) serta di Bursa Efek Australia (Australian Securities Exchange, ASX). Saham

ANTAM tercatat di Papan Utama IDX serta merupakan anggota dari LQ45, the Jakarta

Islamic Index, the Jakarta Mining Index, the SRI Kehati Sustainability Index dan beberapa

indeks lokal terkemuka lainnya. Saham ANTAM di ASX tercatat dalam full ASX Listing

sejak tahun 2002. Saham ANTAM di ASX diperdagangkan dalam bentuk Chess Depository

Interests (CDI) dimana satu CDI mewakili 5 saham.

Daftar 10 Pemegang Saham Terbesar di luar Pemerintah Indonesia (saat ini memiliki 65%

saham ANTAM) pada akhir bulan Desember tahun 2014 adalah sebagai berikut :

No. Nama pemegang sahamJumlah

saham

Persentas

eStatus

1 Pt prudential life assurance-ref 234,135,900 2.4546510 Asuransi

2 Bpjs ketenagakerjaan-jht 210,522,500 2.2070911Perseroan

terbatas

3 Pt taspen (persero) – tht 180,766,500 1.8951330 Asuransi

4Citibank new york s/a dimensional

emerge80,886,500 0.8480038

Badan usaha

asing

5 Bpjs ketenagakerjaan – jkk 78,764,500 0.8257570 Asuransi

6 Banque pictet and cie sa 61,950,000 0.6494759Badan usaha

asing

7Bbh boston s/a vangrd emg mkts

stk infd61,919,500 0.6491562

Badan usaha

asing

8 Bpjs ketenagakerjaan – bpjs 59,562,900 0.6244499 Asuransi

Page 16: MAKALAH PRAKTEK OECD

9Citibank new york s/a emerging

markets c40,017,800 0.4195415

Badan usaha

asing

10Citibank new york s/a emerging

markets s32,303,800 0.3386689

Badan usaha

asing

Daftar 10 Pemegang Saham Terbesar di luar Pemerintah Indonesia (saat ini memiliki 65% saham ANTAM) pada akhir bulan Desember tahun 2014 adalah sebagai berikut:

No. NAMA PEMEGANG SAHAM JUMLAH SAHAM PERSENTASE STATUS

1 PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE-REF 234,135,900 2.4546510 ASURANSI

2 BPJS KETENAGAKERJAAN-JHT 210,522,500 2.2070911 PERSEROAN TERBATAS

3 PT TASPEN (PERSERO) – THT 180,766,500 1.8951330 ASURANSI

4 CITIBANK NEW YORK S/A DIMENSIONAL EMERGI 80,886,500 0.8480038 BADAN USAHA

ASING

5 BPJS KETENAGAKERJAAN – JKK 78,764,500 0.8257570 ASURANSI

6 BANQUE PICTET AND CIE SA 61,950,000 0.6494759 BADAN USAHA ASING

7 BBH BOSTON S/A VANGRD EMG MKTS STK INFD 61,919,500 0.6491562 BADAN USAHA

ASING

8 BPJS KETENAGAKERJAAN - BPJS 59,562,900 0.6244499 ASURANSI

9 CITIBANK NEW YORK S/A EMERGING MARKETS C 40,017,800 0.4195415 BADAN USAHA

ASING

10 CITIBANK NEW YORK S/A EMERGING MARKETS S 32,303,800 0.3386689 BADAN USAHA

ASING

Kepemilikan saham anggota dewan di ANTAM per akhir Desember 2014 adalah sebagai berikut:

No. Anggota Dewan Komisaris/Direksi % Kepemilikan Saham

1 Ir. Tato Miraza, S.E., M.M. (Direktur Utama) 0.0083

2 Ir. Tedy Badrujaman, M.M. (Direktur Operasi) 0.0004

3 Ir. Hendra Santika, M.M. (Direktur Pengembangan) 0.0018

4 Ir. Made Surata, M.Si. (Direktur Umum & CSR) 0.0015

5 Ir. Hari Widjajanto, M.M. (Direktur Sumber Daya Manusia) 0.0006

Total jumlah saham yang dimiliki manajemen senior (satu level di bawah Direksi) per 31

Page 17: MAKALAH PRAKTEK OECD

Desember 2014 berjumlah 4.602.900 lembar saham atau 0,048%.

Page 18: MAKALAH PRAKTEK OECD

PRAKTEK  CORPORATE GOVERNANCE PT. ANTAM

Antam telah  mengembangkan GCG dengan membangun aspek infrastruktur GCG,

baik hard structure maupun soft structure. Hard structure yang telah dibangun diantaranya

adalah dengan dibentuknya Dewan Komisaris yang terdiri dari Komisaris Independen beserta

lima Komite penunjang Dewan Komisaris, meliputi Komite Audit, Komite Good Corporate

Governance, Komite Nominasi Remunerasi dan Pengembangan SDM, Komite CSR

Lingkungan dan Pasca-tambang, dan Komite Manajemen Resiko. Soft structure GCG yang

telah dikembangkan diantaranya Pedoman Kebijakan Perusahaan (PKP), Management

Policy , Standard Operating Procedure (SOP), Standar Etika (Code of Conduct) Perusahaan,

Charter Dewan Komisaris, Charter Direksi, Charter Komite, serta Charter Internal Audit.

Saat ini cakupan Pedoman Kebijakan Perusahaan telah diperluas dan disempurnakan

menjadi Kebijakan Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance Policy

(CGP). Perluasan cakupan CGP diarahkan untuk melengkapi aspek-aspek kebijakan proses

yang telah diatur sebelumnya dengan aspek pedoman praktis implementasi GCG

sebagaimana yang diatur di dalam Pedoman Umum GCG Indonesia maupun ASX Principles

and Recomendation.

Pelaksanaan prinsip dasar Corporate Governance pada ANTAM:

Transparansi ( Transparency )

ANTAM menjamin pengungkapan informasi materiil dan relevan mengenai kinerja, kondisi

keuangan dan informasi lainnya secara jelas, memadai dan tepat waktu serta mudah diakses

oleh Stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi kewajiban

untuk melindungi informasi rahasia mengenai ANTAM dan Pelanggan sesuai dengan

peraturan perundanganundangan yang berlaku.

Akuntabilitas ( Accountability )

ANTAM menjamin kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban masing-masing

Organ Perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) yang

memungkinkan pengelolaan ANTAM terlaksana secara efektif. Akuntabilitas merujuk

kepada kewajiban seseorang atau organ kerja ANTAM yang berkaitan dengan pelaksanaan

wewenang yang dimilikinya dan/atau pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan oleh

ANTAM kepadanya.

Pertanggungjawaban ( Responsibility )

Page 19: MAKALAH PRAKTEK OECD

ANTAM menjamin kesesuaian dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya berdasarkan prinsip

korporasi yang sehat, pemenuhan kewajiban terhadap bekerjasama secara aktif untuk manfaat

bersama dan berusaha untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat.

Independensi ( Independency )

ANTAM menjamin pengelolaan Perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan

dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Kewajaran ( Fairness )

ANTAM menjamin perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak Stakeholders

berdasarkan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Praktek Prinsip 3 OECD: Perlakuan yang setara terhadap seluruh Pemegang Saham

(Equitable treatment of shareholders)

Berdasarkan Laporan Keuangan PT Aneka Tambang pada tahun 2014 terkait dengan

tata kelola korporat atau corporate governance, dapat diketahui bahwa PT Antam sudah

memenuhi prinsip 3 OECD. Terdapat empat subprinsip dalam prinsip 3 OECD ini. Setiap

subprinsip telah dipenuhi oleh PT Antam dengan baik namun ada beberapa hal yang perlu

diperbaiki namun tidak signifikan, sehingga bisa dikategorikan PT Antam hamper memenuhi

Asean Corporate Governance Scorecard.

No Prinsip dan RekomendasiPenerapan

KeteranganPenuh Sebagian

PERSAMAAN HAK PEMEGANG SAHAM (EQUITABLE TREATMENT OF SHAREHOLDERS RIGHT)

1 Saham dan Hak Suara V    

2 Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham   v

Kualitas informasi pemberitahuna RUPS yang telah disajikan masih perlu ditingkatkan. Dengan Mencantumkan antara lain:a. Profil calon anggota Direksi atau maupun dewan komisaris baru yang akan diangkat kembalib. Penunjukan atau Penunjukan kembali auditor eskternal.c.Kebijakan Dividen

3 Perdagangan orang dalam dan transaksi sendiri harus di larang

  v ANTAM perlu mengatur ketentuan mengenai kewajiban anggota Direksi dan Dewan Komisaris

Page 20: MAKALAH PRAKTEK OECD

dalam melaporkan transaksi kepemilikan saham mereka (bila ada) pada Saham perusahaan dengan jangka waktu 3 hari kerja.

4

Transaksi dengan pihak-pihak yang berhubungan (RPTs) yang dilakukan oleh Direksi dan Pejabat Kunci

  v Kebijakan terkait RPTs yang dimiliki ANTAM masih perlu dilengkapi

5Melindungi pemegang saham minoritas dari tindakan pelanggaran V    

ASEAN COPORATE GOVERNANCE SCORECARD

Sebagai wujud penerapan GCG yang komprehensif, ANTAM telah mengadopsi standar

terbaik yang berlaku di Internasional khususnya Australia Securities Exchange (ASX)

Corporate Governance Principle and Recommendation yang diterbitkan oleh ASX Corporate

Governance Council sejak tahun 2003 dan juga mengikuti perubahan atau amandemennya di

tahun 2003,  pedoman GCG Indonesia yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG) tahun 2006, serta mengacu pada kriteria dan metodologi yang

ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara No.

SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012.

Agar lebih meningkatkan standar penerapan corporate governance di perusahaan, maka sejak

tahun 2012 ANTAM mulai mengadopsi standar ASEAN Corporate Governance Scorecard

yang diterbitkan oleh ASEAN Capital Markets Forum (ACMF) and the Asian Development.

Penerapan ASEAN CG Scorecard menggunakan 2 level yakni:

1. Level 1

a. Hak Pemegang Saham

b. Perlakukan yang setara Kepada Pemegang Saham

c. Peran Pemangku Kepentingan

d. Pengungkapan dan Transparansi

e. Tanggung Jawab Dewan

2. Level 2

Bonus dan Pinalti

ANTAM melakukan self assessment ASEAN CG Scorecard untuk tahun 2014 dengan detail

sebagai berikut:

Page 21: MAKALAH PRAKTEK OECD

    a. Hak Pemegang Saham

    b. Perlakukan yang setara Kepada Pemegang Saham

    c. Peran Pemangku Kepentingan

    d. Pengungkapan dan Transparansi

    e. Tanggung Jawab Dewan

Berikut self assessment ASEAN CG Scorecard Tahun 2014

EQUITABLE TREATMENT OF SHAREHOLDERS

No. Questions Yes/No or

N/A Answer

Implementation Evidence/Source Document

B.1.1 Do the company's ordinary or common shares have one vote for one share?

Yes Based on the Company’s Articles of Association in Article 16 paragraph (3) in the AGM, that respective share shall provide right to the holder to cast 1 (one) vote.

The Company’s Articles of Association can be downloaded on ANTAM’s website: http://www.antam.com/i mages/stories/joget/file/e gmagm/ad_antam-en.pdf

B.1.2 Where the company has more than one class of shares, does the company publicize the voting rights attached to each class of shares (e.g. through the company website/reports /the stock exchange /the regulator‘s website)?

Yes The Company’s Articles of Association can be downloaded on ANTAM’s website: http://www.antam.com/i mages/stories/joget/file/e gmagm/ad_antam-en.pdf

B.2.1 Does each resolution in the most recent AGM deal with only one item, i.e. there is no bundling of several items into the same resolution?

Yes In the summary of minutes of the AGM For the Fiscal Year 2014 was explained a resolution of respective agenda

ANTAM’s Website: http://www.antam.com/i mages/stories/joget/file/e gmagm/ringkasan_risalah_ the AGM_tahun_buku_2014.pdf

B.2.2 Are the company's notice of the most recent AGM/circulars fully translated into English and published on the same date as the local-language version?

Yes of the AGM for the Fiscal Year 2014: a. Announcement to the Shareholder concerning implementation of the Meeting carried out through an advertisement in 2 (two) national-publicized daily Indonesian newspapers, namely Bisnis Indonesia and Investor Daily, and nationalpublicized daily English newspaper, namely the Jakarta Post, all was published on February 20, 2015; b. Summon to the Shareholder to attend the Meeting was carried out through an advertisement in 2 (two) national-publicized daily Indonesian

Page 22: MAKALAH PRAKTEK OECD

newspapers, namely Bisnis Indonesia and Investor Daily, and one nationalpublicized daily English newspaper, namely The Jakarta Post, all was published on March 9, 2015;

B.2.3 Are the profiles of directors/commissioner s (at least age, qualification, date of first appointment, experience, and directorships in other listed companies) in seeking election/reelection included?

N/A Constituting authority for Dwiwarna A Series Shareholder

B.2.4 Are the auditors seeking appointment/ reappointment clearly identified?

Yes In the summon to the AGM for the Fiscal Year 2014 was included an appointed auditor name

ANTAM’s Website: http://www.antam.com/i mages/stories/joget/file/e gmagm/undangan_the AGM_tahun_buku_2014en.pdf

B.2.5 Has an explanation of the dividend policy been provided?

No

B.2.6 Is the amount payable for final dividends disclosed?

No

B.2.7 Documents required to be proxy/ Were the proxy documents made easily available?

Yes In the summon of the AGM for the Fiscal Year 2014 was mentioned therein

ANTAM’s Website: http://www.antam.com/i mages/stories/joget/file/e gmagm/undangan_the AGM_tahun_buku_2014en.pdf\

B.3.1 Does the company have policies and/or rules prohibiting directors/commissioner s and employees to benefit from knowledge, which is not generally available to the market?

Yes a. Contained in the Company’s Ethic Standard of 2014 in point 2.2.7 concerning Confidential Data and Information which the Company strictly prohibits illegal use or providing of confidential data and information to external parties without acknowledgment of the Company. The document can be downloaded in:

b. Policy on Stock Trading in the form of the Company’s Stock No.242.K/02/DAT/2013, summary of the policy is contained in Annual Report 2014 pages 224-225

B.3.2 Are the directors and commissioners required to report their dealings in company shares within 3 business days?

Yes The policy is contained in the Charter of Board of Commissioners and Directors Year 2014

The charter can be downloaded on the Company’s website : a. The Charter of Board of Commissioners: b. The Charter of Board of Directors:

Page 23: MAKALAH PRAKTEK OECD

B.4.1 Are Directors and Commissioners required to disclose their interest intransactions and any others conflicts of interest?

Yes Statement of no conflict interest undergone by Board of Commissioners and Directors of ANTAM is contained in Annual Report 2014 page 224

a. Annual Report 2014 page 224 b. The Company’s website available on link:

B.4.2 Does the company have a policy requiring a committee of independent directors/commissioner s to review material/significant RPTs to determine whether they are in the best interests of the company and shareholders?

Yes In the Company’s Articles of Association in Article 18 paragraph 6 is contained list of items that must be at the approval of Board of Commissioners.

The Company’s Articles of Association available on the Company’s Website: http://www.antam.com/i mages/stories/joget/file/e gmagm/ad_antam-en.pdf

B.4.3 Does the company have a policy requiring board members (directors/commissione rs) to abstain from participating in the board discussion on a particular agenda when they are conflicted?

Yes Policy governing Board of Directors and

Commissioners who are unable to participate in the meeting if any conflict of interest emerges, it is governed in the Company’s Articles of Association Article 18 Paragraphs (8) and (9), Article 19 Paragraph (10). Whereas for Board of Commissioners is governed in the Company’s Articles of Association in Article 22 Paragraph (10).

The Company’s Articles of Association available on the Company’s Website: http://www.antam.com/i mages/stories/joget/file/e gmagm/ad_antam-en.pdf

B.4.4 Does the company have policies on loans to directors and commissioners either forbidding this practice or ensuring that they are being conducted at arm's length basis and at market rates?

No

B.5.1 Were there any RPTs that can be classified as financial assistance to entities other than wholly-owned subsidiary companies?

No

B.5.2 Does the company disclose that RPTs are conducted in such a way to ensure that they are fair and at arms' length?

Yes Contained in Financial Statement of 2014, in ANTAM’s Annual Report 2014 on pages 485-486 (policy on transactions with related parties in accordance with PSAK No. 7, Revision of 2010) and pages 547—552 (Information on related parties)

ANTAM’s Annual Report of 2014: http://www.antam.com/i mages/stories/joget/file/annual/2014/ar_antam_2014.pdf

4. KESIMPULAN

Page 24: MAKALAH PRAKTEK OECD

Etika bisnis memiliki peran yang sangat besar dalam keberlangsungan eksistensi

perusahaan. Oleh karena itu sudah selayaknya perusahaan menerapkan suatu prinsip Good

Corporate Governance dengan prinsip-prinsip dikeluarkan oleh OECD.

PT Aneka Tambang Tbk, sebuah BUMN yang bergerak dalam bidang pertambangan

berbagai jenis bahan galian memiliki tujuan perusahaan yang berfokus pada peningkatan nilai

pemegang saham dan berkomitmen dalam pelaksanaan penerapan prinsp GCG agar kegiatan

operasional Perusahaaan dijalankan dengan berlandaskan prinsip Transparency,

Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness yang dijiwai oleh Nilai-Nilai dan

Etika Perusahaan.

Seluruh Pemegang Saham PT Antam memiliki kesempatan untuk mendapatkan

penggantian atau perbaikan (redress) atas pelanggaran dari hak-hak Pemegang Saham.

Adanya perlakuan yang sama atas saham-saham yang berada dalam satu kelas, melarang

praktek-praktek perdagangan orang dalam (insider trading) dan mengharuskan anggota

Direksi untuk melakukan keterbukaan apabila menemukan transaksi-transaksi yang

mengandung benturan kepentingan (conflict of interest). Adanya perlakuan yang sama

terhadap seluruh Pemegang Saham, termasuk Pemegang Saham minoritas dan asing. Semua

tercermin dalam Score Card Laporan Keuangan PT Antam.

Page 25: MAKALAH PRAKTEK OECD

5. DAFTAR PUSTAKA

Annual Report PT Aneka Tambang Tbk Tahun 2014

OECD Principles of Corporate Governance, tahun 2004

Code of Conduct PT Aneka Tambang Tbk