makalah pp

15
MAKALAH PENGENDALIAN PENCEMARAN PENCEMARAN AIR RAKSA (Hg) AKIBAT PENAMBANGAN BIJIH EMAS TRADISIONAL Oleh : Novi Kartikasari (105080104111002) FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: luvi28

Post on 29-Dec-2014

77 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pp

MAKALAH

PENGENDALIAN PENCEMARAN

PENCEMARAN AIR RAKSA (Hg) AKIBAT PENAMBANGAN BIJIH

EMAS TRADISIONAL

Oleh :

Novi Kartikasari (105080104111002)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Makalah Pp

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan komponen yang paling penting bagi kehidupan

manusia. Air adalah kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi,

sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air, namun air

dapat menjadi malapetaka apabila tidak tersedia dalam kondisi yang

benar baik kualitas maupun kuantitasnya. Dewasa ini, air menjadi

masalah yang perlu mendapat perhatian, karena air sudah banyak

tercemar oleh bermacam-macam limbah dari kegiatan manusia, salah

satunya adalah kegiatan pertambangan. Salah satu kasus pencemaran air

akibat kegiatan pertambangan adalah kasus pencemaran air di sungai

ciliwung.

Kasus-kasus pencemaran biasanya diakibatkan karena

penambangan emas yang menggunakan air raksa sebagai bahan untuk

mendapatkan emas yang banyak. Penambangan emas dengan

menggunakan air raksa telah membudaya bagi masyarakat yang

menggeluti profesi sebagi seorang penambang, metode ini dipilih oleh

masyarakat karena air raksa dapat mempercepat  proses pencucian emas

hingga sekitar satu jam saja, sehingga emas yang didulang banyak dalam

waktu yang cepat. Namun tindakan yang dilakukan oleh masyarakat ini

tidak diimbangi oleh kearifan dalam menjaga lingkungan. Pertambangan

emas dengan menggunakan air raksa akan menyebabkan  air

disekitarnya menjadi tercemar dan menurunkan nilai dan fungsi strategis

air sungai yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan seharri-

hari. Air raksa termasuk salah satu  logam berat dengan berat molekul

tinggi. Dalam proses biologi logam berat dibutuhkan dalam jumlah sedikit,

namun apabila zat tersebut terdapat  dalam jumlah yang  berlebih  dapat

menimbulkan keracunan bagi tumbuhan, hewan dan manusia..

Masyarakat dan para penambang emas yang mengolah biji emas dengan

menggunakan air raksa di perairan Sungai sebagian besar mengatakan

bahwa gejala-gejala kesehatan yang sering timbul adalah penyakit

Page 3: Makalah Pp

penyakit seperti gatal-gatal,sakit perut, mual, muntah-muntah, demam,

sesak napas, pusing-pusing, sakit kepala, maag, tangan sering

kesemutan dan mudah lupa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan air raksa?

2. Apa saja kegunaan air raksa?

3. Apa efek dari pencemaran air raksa?

4. Bagaimana cara meminimalisir penggunaan air raksa?

Page 4: Makalah Pp

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Air Raksa

Air raksa termasuk salah satu logam berat, dengan berat molekul

tinggi. Raksa (air raksa/merkuri) merupakan unsur logam yang sangat

berat. Logam ini berbentuk cair pada suhu ruangan, mengkilap, berwarna

putih keperakan, mudah menguap pada suhu kamar, dan tidak berbau.

Raksa terbentuk secara alami di alam dan terdapat dalam berbagai

bentuk. Dalam bentuk murni  raksa dikenal sebagai “logam” raksa (Hg (O)

atau HgO). Di alam, raksa dibebaskan dari gunung berapi, penguapan

dari tanah dan permukaan air,  melalui endapan mineral, dalam batu bara

dan kebakaran hutan (Bima, 2013). Dalam kadar rendah, logam berat ini

umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia.

Beberapa logam berat lainnya adalah magnesium (Mg), timbal (Pb),

tembaga (Cu), kromium (Cr), dan besi (Fe). Air raksa (Hg) diperlukan

untuk pertumbuhan kehidup-an biologis, tetapi dalam jumlah berlebihan

akan bersifat racun. Oleh karena itu, keberadaan logam berat perlu

mendapat pengawasan, terutama dari segi jumlah kandungannya di

dalam air. Air raksa dalam kondisi temperatur kamar berbentuk zat cair,

bila terjadi kontak dengan logam emas akan membentuk larutan padat.

Larutan padat biasa disebut amalgam, yaitu merupakan paduan antara air

raksa dengan beberapa logam (emas, perak, tembaga, timah, dan seng)

(Widodo, 2008).

Secara alamiah, pencemaran raksa berasal dari kegiatan gunung

api atau rembesan air tanah yang melewati tumpukkan raksa di dalam

tanah. Apabila masuk ke dalam perairan, raksa mudah berkaitan dengan

klor yang ada dalam air laut dan membentuk ikatan HgCl. Dalam bentuk

ini, raksa mudah masuk ke dalam plankton. Jika plankton ini dimakan oleh

ikan ataupun hewan laut lainnya dan hewan laut ini dimakan manusia,

maka akan menimbulkan keracunan bahkan dapat menyebabkan

kematian. Raksa mencemari lingkungan (udara, air dan tanah) terutama

melalui pembakaran batu bara, insinerator limbah medis, produksi besi

Page 5: Makalah Pp

baja, produksi semen, pertambangan emas, limbah sampah yang

mengandung raksa, dan sebagainya (Bima, 2013).

2.2 Kegunaan Air Raksa

Logam raksa banyak digunakan di laboratorium untuk pembuatan

termometer, barometer, pompa difusi dan alat-alat lainnya. Raksa juga

digunakan dalam pembuatan lampu uap merkuri, pembuatan baterai, dan

alat-alat elektronik lainnya. Kegunaan lainnya adalah untuk pembuatan

pestisida, gigi buatan, pelapis cermin dan lainnya (Bima, 2013).

Air raksa pada umumnya banyak digunakan pada penambangan

biji emas contohnya penambangan bijih emas di Waluran, Kabupaten

Sukabumi, yang dilakukan secara tambang bawah tanah, dan hanya

batuan yang mengandung emas (bijih) cukup tinggi yang diambil. Bijih

emas hasil penambangan tersebut kemudian diolah dengan

menggunakan metode amalgamasi (Widodo, 2008).

2.3 Metode Penambangan Bijih Emas dengan Air Raksa

Salah satu Metode pengolahan yang digunakan oleh para pelaku

usaha penambangan bijih emas adalah amalgamasi cara langsung.

Dalam metode ini semua material (bijih emas, media giling, kapur tohor,

air, dan air raksa) dimasukkan secara bersama-sama pada awal proses,

sehingga proses penghalusan bijih emas dan pengikatan emas oleh air

raksa terjadi secara bersamaan. Metode amalgamasi cara langsung ini

kurang efektif dengan beberapa alasan, yaitu memerlukan jumlah air

raksa relatif lebih banyak, air raksa yang digunakan cepat rusak menjadi

butir-butir kecil/flouring (Peele, 1956 dalam Widodo, 2008), sehingga daya

ikat air raksa terhadap emas kurang, dan butir-butir air raksa yang kecil

mudah terbuang bersama ampas sewaktu dilakukan pendulangan

memisahkan ampas dengan amalgam. Akibatnya, metode ini menghadapi

dua permasalahan utama, yaitu kehilangan air raksa yang cukup tinggi

dan perolehan emas yang rendah. Kehilangan air raksa dalam

pengolahan bijih emas yang cukup tinggi ini dapat mencemari air.

Page 6: Makalah Pp

2.4 Dampak Pencemaran Air Raksa

Apabila penambangan dan pengolahan bijih emas masih tetap

dilakukan secara berkelanjutan, maka pencemaran air raksa dan logam-

logam lainnya juga akan meningkat dan dapat berpengaruh terhadap

kesehatan manusia. Air raksa (Hg) dalam perairan yang berikatan dengan

klor akan membentuk HgCl (senyawa merkuri anorganik), dan selanjutnya

merkuri anorganik ini akan tertransformasi menjadi merkuri organik (metil

merkuri) oleh peran organisme yang terjadi di sedimen dasar perairan.

Metil merkuri sangat beracun dan bersifat sangat bioakumulatif (terserap

secara biologis). Air raksa biasanya masuk ke dalam tubuh manusia lewat

pencernaan, baik melalui ikan maupun air itu sendiri. Air raksa (Hg) dalam

bentuk logam sebagian besar dapat disekresikan, sisanya akan

menumpuk pada ginjal dan sistem saraf yang suatu saat akan

mengganggu bila akumulasinya makin banyak. Apabila Hg ini terhisap dari

udara akan berdampak akut atau dapat terakumulasi dan terbawa ke

organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan bronkhitis sampai rusaknya

paru-paru. Pada keracunan Hg tingkat awal penderita akan merasa

mulutnya kebal, sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak

peka bau, mudah lelah, dan sering sakit kepala. Apabila terjadi akumulasi

yang lebih, dapat berakibat pada degenerasi sel-sel saraf di otak kecil

yang menguasai kondisi saraf, gangguan pada luas pandang, degenerasi

pada sarung selaput saraf dan bagian otak kecil.

Keracunan oleh merkuri anorganik terutama mengakibatkan

terganggunya fungsi ginjal dan hati, terganggunya sistem enzim dan

mekanisme sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok sulfur di

dalam protein dan enzim. Merkuri (Hg) organik jenis metil merkuri dapat

memasuki plasenta dan merusak janin pada wanita hamil, mengganggu

saluran darah ke otak, serta menyebabkan kerusakan otak (Herman,

2006).

Logam raksa sangat beracun karena dapat menyebabkan

kerusakan pada sistem saraf. Keracunan yang dapat membahayakan

Page 7: Makalah Pp

dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, dan pernafasan. Uap

air raksa sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan otak.

Senyawa air raksa dan logam air raksa dapat mengakibatkan kerusakan

susunan saraf pusat (otak), kerusakan ginjal, kerusakan hati, gangguan

mental, kebutaan, gangguan pada sistem reproduksi (perkembangan

janin) (Bima, 2013).

2.5 Cara Penanggulangan

Tindakan Pemerintah Kabupaten Sukabumi

A. Pemerintaha Kabupaten Sukabumi teleh membuat kebijakan

berupa peraturan daerah nomor 13 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Pertambangan.

B. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupeten Sukabumi telah

melakukan pemantauan pencemaran air raksa (Hg) di Sungai

Ciliunggunun, Waluran, Sukabumi secara berkala yaitu delapan kali

dalam setahun dalam rangka meminimumkan timbulnya dampak

pencemaran lingkungan akibat pengolahan bijih emas metode

amalgamasi langsung.

C. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sukabumi  juga telah

melakukan sosialisasi mengenai pengolahan biji emas dengan

dengan metode amalgamasi cara tidak langsung yang terdiri dari

tiga tahap proses yaitu (1) Desliming yaitu tahap menghilangkan

partikel halus (slime) yang menempel pada permukaan bijih emas

yang akan digunakan sebagai umpan dalam pengolahan dengan

cara pencucian. (2) Grinding yaitu tahap penghalusan ukuran bijih

emas dan (3) Tahap amalgamasi itu sendiri, meskipun metode

amalgamasi cara tidak langsung ini sudah disosialisasikan kepada

masyarakat Waluran yang sebagian besar mata pencahariannya

sebagai penambang emas di Sungai Ciliunggunung, tetap saja

masyarakat menggunakan metode amalgamasi secara langsung,

hal ini dikarenakan masyarakat mengganggap penambangan emas

Page 8: Makalah Pp

dengan metode amalgamasi tidak langsung tidak praktis dan

memerlukan waktu yang lebih lama

D. Solusi yang Ditawarkan dalam Menangani Pencemaran Air Raksa

i. Pemerintah daerah harus menetapkan secara resmi wilayah

pertambangan rakyat.

a. Selain Peraturan daerah tentang Pengelolaan

Pertambangan Pemerintah derah perlu membuat peraturan

daerah mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian pencemaran air.

b. Melakukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi tentang

penertiban penambangan emas dengan menggunakan air

raksa melalui petunjuk-petunjuk tata cara penambanagn dan

pengolahan biji emas  dengan menggunakan air raksa yang

benar dan dampak penting dari penggunaan air raksa dalam

kegiatan penambangan emas.

c. Membuat waduk kecil yang disebut dengan embung

sebelum pembuangan akhir (sungai  atau laut). Embung

tersebut harus dijadikan sebagai muara buangan air limbah

pertambangan rakyat sehingga terkonsentrasi pada satu

tempat. Pada embung tersebut ditumbuhkan eceng gondok

yang akan mengadsorpsi logam berat yang terlarut

didalamnya. Sebagai pengolahan akhir sebelum dibuang ke

pembuangan air dapat digunakan saringan karbon aktif

untuk mengadsorbsi kandungan sisa yang belum dapat di

absorbsi oleh eceng gondok. Saringan karbon aktif memiliki

resolusi/derajat pemisahan yang sangat tinggi sehingga

menjamin kandungan logam berat sangat rendah. Karbon

aktif secara sederhana dapat dengan mudah dibuat dari

arang melalui proses aktifasi dapat dijadikan karbon aktif

melalui aktifasi fisik dengan pemanasan pada temperatur

600-800 °C selama 3-6 jam (Heriamariaty, 2011).

Page 9: Makalah Pp

Untuk mengurangi kerusakan air raksa atau kehilangan air raksa

yang mencemari lingkungan, pengolahan bijih emas perlu dilakukan

dengan metode amalgamasi cara tidak langsung. Pengolahan cara tidak

langsung ini terdiri atas tiga tahap proses, yaitu: (1) Desliming: yaitu tahap

menghilangkan partikel halus (slime) yang menempel pada permukaan

bijih emas yang akan digunakan sebagai umpan dalam pengolahan

dengan cara pencucian. (2) Grinding yaitu tahap penghalusan

ukuran/penggerusan bijih, dan (3) Tahap amalgamasi itu sendiri. Tahap 1

dan 2 terkenal dengan istilah tahap praolahan, sedangkan tahap ke 3

merupakan tahap pengolahan (Widodo,2008).

Page 10: Makalah Pp

3. KESIMPULAN

Air raksa pada umumnya digunakan untuk di laboratorium untuk

pembuatan termometer, barometer, pompa difusi dan alat-alat lainnya.

Raksa juga digunakan dalam pembuatan lampu uap merkuri, pembuatan

baterai, dan alat-alat elektronik lainnya. Kegunaan lainnya adalah untuk

pembuatan pestisida, gigi buatan, pelapis cermin dan lainnya.

Tapi sayangnya air raksa diberbagai daerah dimaanfaatkan

menjadi suatu bahan yang digunakan untuk mencari emas di sungai, yang

pada akhirnya logam berat tersebut mencemari lingkungan perairan

sekitarnya dan menimbulkan dampak yang sangat nyata bagi perairan itu

sendiri, lingkungan, biota perairan tersebut, bahkan tumbuhan dan hewan-

hewan ternak.

Logam raksa sangat beracun karena dapat menyebabkan

kerusakan pada sistem saraf. Keracunan yang dapat membahayakan oleh

raksa dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, dan

pernafasan. Uap air raksa sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan

kerusakan otak. Senyawa air raksa dan logam air raksa dapat

mengakibatkan kerusakan susunan saraf pusat (otak), kerusakan ginjal,

kerusakan hati, gangguan mental, kebutaan, gangguan pada sistem

reproduksi (perkembangan janin).

Masalah ini dapat dihindari apa bila masyarakat sekitar menyadari

akan bahayanya air raksa atau Hg bagi lingungan hidup mereka. Tidak

hanya dari masyarakatnya yang bergerak untuk tidak menambang emas

dengan menggunakan air raksa, tetapi pemerintahan setempat juga harus

memberikan wewenang untuk tidak menggunakan bahan kimia Hg

sebagai bahan untuk mencari emas.

Page 11: Makalah Pp

DAFTAR PUSTAKA

Bima, 2013, Raksa, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

http://www.engineeringtown.com. Diakses pada tanggal 27 maret

2013 pukul 21.00 WIB.

Heriamariaty, 2011, Upaya Pencegahan dan Penanggulangan

Pencemaran Air Akibat Penambangan Emas di Sungai Khayan,

Mimbar Hukum Vol 23 (3): 431-645.

Herman, 2006, pencemaran Air Akibat Penambangan Emas dengan Air

Raksa. www. Blogspot.com. diakses pada tanggal 27 maret 2013

pukul 21.59 WIB.

Widodo, 2008, Pencemaran air raksa (Hg) sebagai dampak pengolahan

bijih emas di Sungai Ciliunggunung, Waluran, Kabupaten

Sukabumi, Jurnal Geologi Indonesia Vol. 3( 3):  139-149.