makalah pht - hama pada cacao

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin besarnya permintaan pasar dunia akan coklat, menjadikan tanaman penghasil coklat atau kakao semakin banyak. Imbasnya bagi daerah penghasil coklat adalah meningkatnya permintaan buah coklat. Coklat banyak dihasilkan di daerah beriklim tropis, salah satunya adalah daerah Asia Tenggara. Bagi Indonesia yang merupakan bagian dari kawasan Asia Tenggara tentu hal ini menjadikan peluang yang sangat baik untuk menghasilkan banyak buah kakao. Kakao (Theobromacacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Namun, keberadaan hama Penggerek buah pada tanaman kakao ternyata sangat merugikan petani. Di beberapa daerah sentra tanaman kakao, biji yang dihasilkan rusak karena serangan PBK dapat mencapai 80%. Artinya dari 1 kg hasil panen hanya 2 ons kakao yang bisa diambil hasilnya. Bisa kita bayangkan 1

Upload: auliyani-andam-suri

Post on 23-Jun-2015

3.100 views

Category:

Documents


58 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin besarnya permintaan pasar dunia akan coklat, menjadikan

tanaman penghasil coklat atau kakao semakin banyak. Imbasnya bagi

daerah penghasil coklat adalah meningkatnya permintaan buah coklat.

Coklat banyak dihasilkan di daerah beriklim tropis, salah satunya adalah

daerah Asia Tenggara. Bagi Indonesia yang merupakan bagian dari

kawasan Asia Tenggara tentu hal ini menjadikan peluang yang sangat baik

untuk menghasilkan banyak buah kakao.

Kakao (Theobromacacao) merupakan  tumbuhan  berwujud 

pohon  yang berasal dari Amerika Selatan. Dari  biji  tumbuhan ini

dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Namun,

keberadaan hama Penggerek buah pada tanaman kakao ternyata sangat

merugikan petani. Di beberapa daerah sentra tanaman kakao, biji yang

dihasilkan rusak karena serangan PBK dapat mencapai 80%. Artinya dari

1 kg hasil panen hanya 2 ons kakao yang bisa diambil hasilnya. Bisa kita

bayangkan bila produksi kita sekitar 100 ton, tentu saja yang bisa kita

dapatkan hanya 20 ton saja.

Oleh karena itu, kami memilih jurnal tentang Penggerek Buah

Kakao (Conopomorpha cramerella Snellen) dan Penanggulangannya.

Selain karena bahasa yang mudah dimengerti, pengajian jurnal tersebut

juga dapat membantu mengatasi masalah hama penggerek buah kakao.

Karena di kawasan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat juga ditemukan

perkebunan kakao sehingga, sekurang-kurangnya dapat membantu pelaku

pertanian kakao untuk mengatasi masalah hama tersebut.

1

Page 2: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini terbagi menjadi tujuan

umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penulisan makalah ini adalah

untuk memenuhi salah satu tujgas mata kuliah Pengendalian Hama

Terpadu. Sedangkan yang menjadi tujuan khususnya adalah untuk

memberikan informasi sejelas-jelasnya tentang tanaman kakao dan hama

penggerek buahnya.

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas pada makalah ini, tercakup dalam

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Dimana teknik pengelolaan hama penggerek buah coklat tersebut

diterapkan?

2. Kapan teknik pengelolaan hama penggerek buah coklat tersebut dapat

diterapkan?

3. Sejak kapan teknik pengelolaan hama penggerek buah coklat tersebut

diterapkan?

4. Berapa lama teknik pengelolaan hama penggerek buah coklat tersebut

dapat diterapkan?

5. Berapa biaya teknik pengelolaan hama penggerek buah coklat tersebut

diterapkan?

6. Bagaimana modifikasi dari teknik pengelolaan hama penggerek buah

coklat tersebut dapat diterapkan di daerah Jawa Barat?

2

Page 3: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kakao (Theobroma cacao)

Kakao (Theobromacacao) merupakan  tumbuhan  berwujud 

pohon  yang berasal dari 

Amerika Selatan Dari  biji  tumbuhan ini dihasilkan produk olahan

yang dikenal sebagai cokelat.

Klasifikasi ilmiah

Kingdom : Plantae

Divisio :Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae (Sterculiaceae)

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao

Nama binomial : Theobroma cacao L.

Morfologi

Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon,

di alam dapat mencapai ketinggian 10 meter. Meskipun demikian, dalam

pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5 meter tetapi dengan

tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak

cabang produktif.

Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh

langsung dari batang (cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil

(diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena

sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.

3

Page 4: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil

(midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona)

yang biasanya terjadi pada malam hari1. Bunga siap diserbuki dalam

jangka waktu beberapa hari.

Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan

memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun

demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan

sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih

tinggi.

Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih

besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri

dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna

buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila

masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.

Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di

bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih.

Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak

dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp

difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.

2.2 PBK (Penggerek Buah Kakao)

Aspek biologi PBK

Siklus hidup PBK terdiri atas stadium telur 3-7 hari, larva 15-18

hari, pupa 6-8 hari dan ngengat 3-7 hari. Telur berbentuk oval dan

berwarna kuning oranye pada saat baru diletakkan. Panjang telur 0,45 –

0,50 mm dan lebar 0,25 – 0,30 mm. Larva yang baru keluar dari telur

berwarna putih transparan dengan panjang 1 mm. Dalam kondisi

pertumbuhan penuh, panjang larva mencapai 12 mm dan berwarna hijau.

Pupa berwarna kecoklatan, panjang 7-8 mm dan lebar 1 mm. Ngengat

memiliki panjang 7 mm dan lebar 2 m. Rentang sayap depan 12 mm

4

Page 5: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

Warna dasar ngengat adalah coklat dengan warna putih berpola zig

zag sepanjang sayap depan dan spot oranye pada ujung sayap. Telur

diletakkan pada permukaan buah yang berlekuk. Semakin besar ukuran

buah makin besar juga peluang diteluri. Larva yang baru keluar dari telur

langsung masuk ke dalam buah dan tinggal didalam buah selama 12-14

hari bahkan sampai 18 hari sebelum keluar untuk berkepompong.

Siklus Hidup Imago Conopomorpha Cramerella Snellen

Setelah mengakhiri perkembangannya di dalam buah, larva

berhenti makan dan keluar dari buah melalui lubang-lubang gerekan pada

kulit buah, selanjutnya larva melekat pada buah yang sama atau

menjatuhkan diri dan melekat pada buah lainnya atau pada daun, cabang,

batang, dan serasah di atas tanah. Larva juga dapat melekat dan

berkepompong pada bahan apa saja yang ada di kebun. Setelah 7 hari

kepompong pecah dan ngengat keluar. Ngengat dapat bertahan hidup 3-7

hari untuk berpindah tempat, kawin dan bertelur. Ngengat PBK berukuran

kurang lebih 7 mm, kecil, lembut sehingga jarak terbangnya tidak jauh.

Aktifitas ngengat untuk bertelur terjadi pada pukul 18.00 sampai 07.00

dengan puncaknya pada pukul 04.00-05.00. Setelah kawin, ngengat akan

meletakkan telur pada buah kakao. Kondisi cuaca yang sesuai bagi

ngengat untuk bertelur adalah pada curah hujan 100-200 mm/bulan. Pada

5

Page 6: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

siang hari ngengat bersembunyi pada tempat yang terlindung dari sinar

matahari yaitu pada bagian bawah cabang bawah horizontal.

Larva memakan jaringan yang lunak seperti pulp, plasenta dan

saluran makanan yang menuju biji. Kerusakan pada pulp mengakibatkan

biji saling melekat dan juga melekat pada dinding buah. Kerusakan

plasenta dapat menyebabkan semua biji rusak dan tidak berkembang.

Jaringan buah yang telah rusak menimbulkan perubahan fisiologis pada

kulit buah sehingga buah tampak hijau berbelang merah atau jingga.

2.3 PHT (Pengendalian Hama Terpadu)

PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang

pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan

efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang

berwawasan lingkungan yang terlanjutkan. Sasaran PHT adalah

produktivitas pertanian yang mantap dan tinggi, penghasilan dan

kesejahteraan petani meningkat, populasi OPT dan kerusakan tanaman

karena serangannya tetap berada pada aras yang secara ekonomis tidak

merugikan, dan pengurangan risiko pencemaran lingkungan akibat

penggunaan pestisida. Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel

semua teknik atau metoda pengendalian OPT didasarkan pada asas ekologi

dan ekonomi. PHT adalah sistem pengendalian OPT yang merupakan

bagian dari sistem pertanian berkelanjutan.

PHT memiliki 4 unsur diantaranya adalah pengendalian musuh

alami, pengambilan sampel, ambang ekonomi, ekologi dan biologi. Selain

itu, PHT juga memiliki 6 komponen dasar, yaitu pengendalian dengan

kultur teknis, pengendalian hayati, pengendalian mekanik dan fisik,

pengendalian varietas tahan hama, pengendalian kimiawi, peraturan

menurut UU no 12 tentang Sistem Budidaya Tanaman, dan INPRES No. 3

tahun 1986 tentang Penarikan Insektisida Tertentu Pada Tanaman Padi.

6

Page 7: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

Langkah-langkah pengembangan PHT :

1. Mengidentifikasi dan menganalisis status hama yang akan kita kendalikan.

2. Mempelajari faktor dan saling ketergantungan di ekosistem.

3. Penetapan dan pengembangan Ambang Ekonomi

4. Pengembangan sistem pengamatan dan monitoring hama

5. Pengembangan model deskriptif dan peramalan hama.

Pengembangan Teknologi PHT :

Teknik yang digunakan merupakan teknologi lunak yang sedikit

mendatangkan dampak negatif terhadap lingkungan kesejahteraan

masyarakat dan timbulnya reaksi seleksi dari hama.

Lebih memanfaatkan dan mendorong berfungsinya proses pengendalian

alami.

Merupakan perpaduan optimal berbagai teknologi pengendalian.

Mudah dimengerti dan mampu dilaksanakan oleh petani yang memiliki

teknologi terbatas.

Fleksibel dalam menentang inovasi dan variasi yang sesuai dengan

keadaan ekosistem yang dikelola oleh masyarakat setempat.

2.4 Musuh Alami

Salah satu musuh alami pada PBK adalah semut hitam

(Dolichoderus bituberculatu ). Semut hitam banyak dijumpai di pohon

rambutan, sirsak, kelapa, dan sebagainya. Semut ini tidak menggigit,

hanya kadang-kadang mengeluarkan asam semut yang terasa pedas apabila

mengenai mata. Ciri khas spesies ini apabila istirahat seolah-olah seperti

duduk dengan bagian perut berada menempel pada bagian batang. Semut

hitam dewasa pekerja berukuran 4-5 mm dan biasanya berasosiasi dengan

kutu putih (Cataenococcus hispidus). Oleh karena itu jenis semut ini

kurang berbahaya bagi pekerja kebun. Hal yang perlu dicermati adalah

bagaimana cara pemapanan semut hitam di kebun kakao. Serangga ini

termasuk serangga yang hidup berkelompok sehingga mendominasi

7

Page 8: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

lingkungan perkembangbiakannya. Biasanya bila ada kelompok serangga

lain atau jenis semut lain yang mendiami tempat yang sama, pasti akan

diusir atau akan saling menyerang sehingga yang bertahan hanya satu jenis

semut saja. Untuk mempercepat pemapanan semut hitam dan menjaga

populasinya tetap tinggi, perlu dilakukan introduksi kutu putih pada

pertanaman kakao tempat pengembangbiakan agar terjamin makanannya

dari embun madu yang dikeluarkan kutu putih. Disamping itu juga perlu

dibuatkan sarang dari daun kelapa kering yang telah diikat atau daun

kakao kering yang ditempatkan di dalam kantong plastik.

Setelah pemapanan semut hitam perlu dilakukan pemeliharaannya

dengan tidak menyemprotkan insektisida pada lokasi pengembangan

semut hitam, menghilangkan koloni jenis semut lain selain semut hitam,

pembaharuan sarang setidaknya 6 bulan sekali, inokulasi kutu putih secara

terus menerus pada pohon kakao.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semut hitam disamping

dapat mengendalikan hama PBK, buah kakao yang diselimuti oleh semut

hitam ternyata tidak disukai oleh hama tikus dan tupai. Hal ini berdampak

menaikkan nilai jual biji kakao karena pengendalian hama tidak

menggunakan pestisida. Semut Hitam merupakan cara pengendalian

biologi yang memiliki prospek untuk dikembangkan dengan biaya murah,

aman bagi lingkungan dan berkesinambungan.

8

Page 9: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

BAB III

PEMBAHASAN

Pada makalah ini kami membahas jurnal mengenai

penanggulangan hama pada tanaman kakao serta menganalisis mengenai

teknik/metode yang dilakukan untuk membasmi hama, teknologi yang

digunakan dalam membasmi hama beserta cara penggunaannya, waktu

penggunaan serta biaya yang digunakan dan contoh pengaplikasiannya di

Indonesia.

3.1 Metode/teknik yg digunakan

Metode yang digunakan dalam mengendalikan hama penggerek

buah kakao pada jurnal tersebut adalah :

1. Panen lebih awal dengan interval 5-7 hari

2. Panen secara serentak

Penanaman dilakukan secara serentak agar persediaan makanan

PBK menjadi lebih sedikit.

3. Sanitasi

Sanitasi berarti member-sihkan areal kebun dari daun-daun kering,

tanamn tidak sehat, ranting kering, kulit buah maupun gulma yang

berada di sekitar tanaman. Keadaan ini akan menciptakan suatu

kondisi yang tidak sesuai dengan lingkungan untuk

perkembangbiakan hama PBK

4. Menanam varietas yang resisten

Untuk memperoleh hasil yang optimal dipilih varites tahan hama

sebagai pilihan pertama bibit tanaman

5. Rampasan

Sistem rampasan berarti buah yang menggantung di pohon semua

dirampas. Setiap tahun sekali dapat dilakukan rampasan terhadap

semua buah. Dengan cara demikian, PBK itu hanya terbang di

sekitar tanaman tanpa bisa menemukan tempat untuk meletakkan

telur. Akhirnya PBK itu akan mati tanpa bisa meninggalkan

9

Page 10: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

keturunan. Adapun saat yang tepat untuk melakukan perampasan

adalah setelah panen.

6. Penyarungan buah kakao

Kondomisasi (penyarungan) berarti memberikan selubung

perlindungan terhadap buah kakao. Selubungnya dapat

menggunakan kantong plastik yang ujung bagian atasnya diikatkan

pada tangkai buah, sedangkan ujung buah tetap terbuka. Dengan

penyelubungan buah tersebut, hama tidak bisa meletakkan telurnya

pada kulit buah sehingga buah akan terhindar dari geretan larva.

7. Konservasi musuh alami

Konservasi musuh alami ini dapat dilakukan dengan cara

mempertahankan persediaan makanan sehingga kelangsungan

hidup musuh alami tersebut berkelanjutan, hal ini dapat

mengurangi penggunaan pestisida.

8. Mengisolasi kebun kakao

Pengisolasian ini dilakukan untuk meminimalisir akan datangnya

serangan PBK dari lahan pertanian yang berdekatan di sekitar lahan

perkebunan tanaman kakao.

9. Aplikasi insektisida

Aplikasi insektisida kimia hanya dilakukan jika persentase

serangan PBK dengan kategori serangan berat sudah mencapai

40%. Jenis insektisida yang dianjurkan adalah dari golongan

sintetik piretroid, a.l. deltametrin (Decis 2,5 EC), sihalotrin

(Matador 25 EC), betasiflutrin (Buldok 25 EC), esfenfalerat

(Sumialpha 25 EC), alfa sipermetrin (Bestox 50 EC). Konsentrasi

formulasi yang digunakan sesuai anjuran, yaitu antara 0,06 % -

0,1% (Sulistyowati et al. 1995b) dengan menggunakan alat

semprot knapsack sprayer, volume semprot 250 ml/pohon atau

250 l per hektar. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada saat

buah kakao sebagian besar berukuran panjang antara 8-10 cm.

Penyemprotan insektisida ini dilakukan dengan cara sistemik lokal

10

Page 11: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

yang diarahkan hanya pada buah-buah kakao dan cabang-cabang

horizontal.

Penyemprotan insektisida yang efektif dilakukan pada malam hari,

hal ini dikarenakan jenis hama ini aktif pada malam hari

(nokturrnal).

3.2 Waktu penggunaan

Musim sangat kering atau sangat basah (musim hujan) dapat

mengurangi populasi PBK. Dan jika menggunakan insektisida

penyemprotan dilakukan pada malam hari secara sistemik lokal.

3.3 Teknologi yg digunakan

Teknologi yang digunakan dalam pengendalian hama penggerek

buah kakao meliputi :

1. Pengendalian kultur teknis

2. Pengendalian hayati

3. Pengendalian fisik dan mekanis

4. Pengendalian varietas tahan hama

5. Pengendalian kimiawi

3.4 Biaya

Di beberapa daerah sentra tanaman kakao, biji yang dihasilkan

rusak karena serangan PBK dapat mencapai 80%. Artinya dari 1 kg

hasil panen hanya 2 ons kakao yang bisa diambil hasilnya. Bisa kita

bayangkan bila produksi kita sekitar 100 ton, tentu saja yang bisa kita

dapatkan hanya 20 ton saja. Sebuah kerugian yang sangat besar. Hasil

survei Pusat Pengembangan Bersama Kakao yang dilakukan di Sulsel

menunjukkan bahwa sekitar 100.000 ha daerah sentra produksi kakao

mengalami serangan PBK yang serius. Keadaan demikian juga

dialami di Sulawesi Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa serangan

hama PBK benar-benar sangat merugikan dan perlu segera diambil

tindakan.

Dengan penyarungan buah kakao muda dengan menggunakan

plastik dan pengendalian musuh alami merupakan pengendalian hama

11

Page 12: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

PBK yang efektif, murah, mudah dan aman bagi lingkungan adalah

Ketika buah-buah di pertanam-an mulai mencapai ukuran panjang 8-10

cm (telah melampau periode layu pentil atau cherelle wilt),

penyarungan buah dimulai dengan menggunakan kantung plastik

berukur-an panjang 35 cm. dan lebar atau diameter 17 cm (tebal plastik

0,03 mm) yang kedua ujungnya terbuka.  Salah satu ujungnya diikat

dengan tali atau kawat pada tangkai buah.  Penyelubungan dilakukan

setiap kali terdapat buah buah-buah yang berukuran 8-10 cm. Untuk

mencegah terjadinya pembiakan hama PBK, maka buah-buah yang

ukurannya lebih panjang dari 8 cm dan sulit dijangkau untuk disarungi,

sebaiknya segera dimusnahkan. Untuk pengendalian musuh alami

hanya cukup dengan menjaga sumber makanannya yaitu dengan

mempertahankan bunga-bunga tumbuhan pengahasil nektar.

3.5 Negara yg menggunakan : Indonesia

3.6 Pengaplikasian di daerah lain : Cipatat-Bandung

Di daerah Cipatat panen coklat atau kakao musim panen diadakan

dari bulan Januari sampai bulan Juli, dengan cara pengambilan

dirotasi seminggu tiga kali. Sedangkan usaha penanggulangan hama

dilakukan dengan pemerliharaan tanaman secara intensif dan

perlakuan preventif juga pengawasan dini. Selain itu menurut kami

metode yang digunakan oleh para petani kakao di Sulawesi Tengah

dapat di lakukan di perkebunan kakao di cipatat.

Akan tetapi karena daerah Jawa Barat merupakan daerah yang

bercurah hujan tinggi, sekitar 1500-2000 sedangkan daerah Sulawesi

tengah merupakan daerah yang bercurah hujan rendah sekitar 500-

1000. Jadi diperlukan adanya modifikasi teknologi pengelolaan hama

dari daerah yang memiliki curah hujan yang rendah ke daerah yang

curah hujannya tinggi, karena populasi akan berkurang pada musim

yang sangat kering atau sangat basah.

12

Page 13: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

Dalam pengendalian hama kakao (PBK) para petani kakao di

Cipatat masih menggunakan pestisida insektisida jenis pbk dan

klenset. Para petani tersebut pernah menggunakan salah satu teknik

pengendalian yang di lakukan di daerah Sulawesi Tengah yaitu

dengan cara kondomisasi. Akan tetapi teknik tersebut tidak

memberikan hasil yang memuaskan, melainkan kualitas hasil panen

buah kakao menurun. Hal ini kemungkinan terjadi karena curah hujan

yang berbeda. Selain itu para petani kakao di Cipatat belum

sepenuhnya memahami penerapan Pengelolaan Hama Terpadu.

13

Page 14: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Populasi PBK yang hidup pada buah kakao merupakan ras biologi

setelah memisah dari populasi asalnya yang hidup pada buah

rambutan. Timbulnya ras biologi yang hidup pada tanaman kakao ini

di asumsikan hanya sekali dalam 3 abad yang terjadi di Philipina.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh larva PBK yang memakan

jaringan lunak seperti pulp, plasenta dan saluran makanan yang

menuju biji. Kerusakan pada pulp mengakibatkan biji saling melekat

dan juga melekat pada dinding buah. Kerusakan plasenta dapat

menyebabkan semua biji rusak dan tidak berkembang.

PBK (penggerek buah kakao) dapat ditanggulangi dengan

menggunakan metode sebagai berikut:

1. Panen lebih awal dengan interval 5-7 hari

2. Panen secara serentak

3. Sanitasi

4. Menghindari pestisida

5. Menanam varietas yang resisten

6. Rampasan

7. Penyarungan buah kakao

8. Konservasi musuh alami

9. Mengisolasi kebun kakao

10. Aplikasi insektisida

Metode tersebut cukup baik dilakukan karena mudah dilakukan

dan biaya yang digunakan terjangkau untuk kalangan petani.

Tidak semua teknik Pengelolaan Hama Terpadu di Sulawesi

Tengah dapat langsung diterapkan di daerah Cipatat, melainkan harus

mengalami modifikasi teknik Pengelolaan Hama tersebut.

14

Page 15: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

B. Saran

Modifikasi teknik pengelolaan hama penggerek buah coklat:

1. Menanam tanaman kakao dan tanaman inang lainnya dengan

perhitungan, agar dapat diprediksi panen dapat dilakukan secara

bersamaan dengan demikian, siklus hidup larva dapat terputus

karena tidak ada buah yang dapat diteluri.

2. Cara lainnya adalah penanaman tanaman kakao dan inang

lainnya tidak boleh berdekatan, karena ngengat PBK tidak dapat

terbang jauh.

3. Membakar serasah di sore hari, karena pada sore hari ngengat

PBK melakukan kawin dan bertelur. Dengan membakar serasah

pada sore hari, ngengat yang merespon asap ini dapat dihalau

dan periode atau waktu kawin dapat dipersingkat. Selain itu

membakar serasah dapat memusnahkan pupa PBK, mengingat

larva PBK dapat menjadi pupa pada media apa saja termasuk

serasah.

4. Pengaturan cahaya (karena ngengat tidak suka pada cahaya)

pada puncak aktivitas kawin dan bertelur ngengat yaitu pukul

04.00-05.00, dengan mengatur cahaya pada puncak masa kawin

ngengat, maka aktivitas kawin ngengat PBK dapat ditekan dan

berimbas pada jumlah telur ngengat yang dihasilkan.

5. Buah kakao yang busuk dikumpulkan untuk kemudian

dibenamkan di air atau bahkan dibakar, agar siklus hidup PBK

terhenti.

6. Sanitasi tanaman, dengan membersihkan cabang-cabang

horizontal pohon di siang hari dari ngengat. Karena pada siang

hari, ngengat sering bersembunyi di bawah cabang-cabang

horizontal.

7. Dengan bioteknologi, yaitu dengan menyilangkan buah kecil

sedikit dengan buah besar dan banyak. Diharapkan yang diambil

adalah tanaman dengan buah kecil namun banyak. Buah yang

15

Page 16: Makalah PHT - Hama Pada Cacao

berukuran kecil memiliki keunggulan tidak diserang hama

sedangkan jumlahnya yang banyak tetap meningkatkan produksi

tanamannya.

8. Pemberian insektisida non sistemik berupa racun kontak pada

bagian bawah batang horizontal, Karena pada siang hari,

ngengat sering bersembunyi di bawah cabang-cabang horizontal

sehingga kontak dengan cabang dapat meracuni hama.

9. Pemberian insektisida sistemik lokal yaitu pada bagian buah,

karena bagian yang terserang adalah buah kakao. Dengan cara

masuk yaitu racun lambung. Sehingga larva di dalam buah dapat

mati.

10. Mengadakan penyuluhan mengenai Pengelolaan Hama Terpadu

16