makalah perbandingan htn

Upload: jaka-andhika

Post on 07-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    1/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut Jimly, melaksanakan kedaulatan rakyat, oleh rakyat dilakukan dengan

    cara (turut) menentukan sesuatu kebijakan kenegaraan tertentu yang dapat dilakukan

    sewaktu-waktu menurut tata cara tertentu. Cara ini dapat dilakukan secara tidak langsung

    melalui perwakilan (representative democracy) atau secara langsung (direct democracy).

    alam hal perwujudan kedaulatan rakyat secara tidak langsung dapat ditemukan dalam

     pembentukan !! yang ditetapkan dengan persetujuan antara "emerintah dan para wakil

    rakyat di "#. $rtinya dalam hal ini, rakyat berdaulat ikut menentukan melalui

     perantaraan wakil-wakilnya di "#. %edangkan penyaluran kedaulatan rakyat secara

    langsung dilakukan untuk memilih wakil-wakil rakyat dan juga untuk memilih para

     pejabat publik tertentu yang akan memegang tampuk kepemimpinan dalam rangka

    melaksanakan tugas-tugas pemerintahan eksekuti&, baik pada tingkat pusat, propinsi,

    maupun kabupaten atau kota, diadakan pemilu secara berkala, yaitu setiap lima tahun

    sekali.'

     erdasarkan pandangan Jimly tersebut terlihat bahwa pemilu memiliki makna

     penting dan menjadi salah satu syarat pokok bagi negara yang menganut paham

    kedaulatan rakyat. arena sebagaimana yang dinyatakan #i&&, kedaulatan rakyat hanya

    akan ada jika setiap rakyat memiliki kesamaan hak untuk berpartisipasi dalam setiap

     proses politik dan negara menjaminnya, yang salah satu caranya diwujudkan melalui

     penyelenggaraan pemilu, sebagaimana yang dikemukakannya*

    erbeda jauh dengan #i&&, dalam kacamata Claes +. #yn melalui hasil

     penelitiannya terhadap perkembangan &aham konstitusionalisme $merika %erikat 

    adanya "emilu memang menempatkan rakyat sebagai pemegang otoritas politik 

    tertinggi dalam negara karena rakyat berkuasa penuh untuk memilih dan menentukan

    siapa yang nantinya akan mengisi jabatan-jabatan lembaga-lembaga egara (baik 

    "residen, %enat maupun ouse o& #epresentative). amun demikian,

    masyarakat sebenarnya tidak berdaulat secara langsung karena paska pemilu otoritas

     politik itu telah beralih kepada lembaga-lembaga negara. edaulatan rakyat sebenarnya

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    2/17

    telah dikekang dan dibatasi oleh prinsip cecks and balancesantar kekuasaan

    negara. isamping itu, setiap kebijakan yang dilahirkan oleh lembaga-lembaga negara

    sebenarnya berjalan secara sepihak, karena setiap kebijakan yang lahir hampir tidak ada

    yang dimintakan persetujuan langsung dari rakyat melalui re&erendum./01

    "andangan #yn tersebut sebenarnya cenderung mengikuti pemikiran #osseau

    yang tidak menginginkan kedaulatan rakyat diwakili oleh lembaga negara apapun karena

    kedaulatan hakekatnya tidak dapat diwakilkan dan dibagikan. 2leh karena itu #osseau

    tidak menghendaki adanya lembaga perwakilan rakyat, karena kedaulatan rakyat harus

    dilaksanakan secara langsung dengan mencontohkan praktik sistem demokrasi di masa

    #omawi./31

     amun sebagaimana menurut #ichard %. at4, pemilu dalam sistem

    demokrasi pada akhirnya tidak terhindarkan ketika demokrasi dihadapkan pada suatu

    kondisi ketidak-mungkinan diselenggarakannya sistem demokrasi secara

    langsung. "ertumbuhan populasi masyarakat yang begitu pesat dalam suatu negara pada

    akhirnya melahirkan sistem demokrasi representasi (representation democracy), untuk 

    itulah maka pemilu diselenggarakan, dengan tujuan untuk memilih wakil-wakil rakyat

    dalam mewujudkan cita-cita demokrasi./51 %enada dengan at4, 6rans Magnis

    %useno melihat sejarah pemilu pada dasarnya telah dimulai sejak #evolusi "erancis

    yang kemudian berkembang ke dalam demokrasi representati&. #akyat sebagai pihak 

    yang berdaulat tidak langsung membuat undang-undang melainkan melalui wakil-wakil

    yang mereka pilih. Melalui pemilu para warga negara menentukan partai mana yang akan

    (ikut) memerintah negara./71

    alam praktik, penyelenggaraan pemilu setiap negara memiliki sistem pemilu

    yang berbeda-beda. "erbedaan itu diakibatkan oleh berbedanya sistem kepartaian,

    kondisi sosial dan politik masyarakat, jumlah penduduk, jenis sistem politik, dan lain-

    lain. 2leh karena itu, pilihan atas sebuah sistem pemilu menjadi perdebatan sengit di

    kalangan partai politik sampai saat ini. amun, apapun dasar pertimbangannya, sistem

     pemilu yang ditetapkan harus memperhatikan serangkaian kondisi. ondisi ini yang

    membimbing pemerintah dan parpol guna menetapkan sistem pemilu yang akan dipakai.

    "aling tidak menurut onald 8. orowit4, sistem pemilu harus mempertimbangkan

     beberapa hal antara lain* (') "erbandingan ursi dengan Jumlah %uara9 (:)

    $kuntabilitasnya bagi onstituen ("emilih)9 (0) Memungkinkan pemerintah dapat

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn6http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn6

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    3/17

     bertahan9 (3) Menghasilkan pemenang mayoritas9 (5) Membuat koalisi antaretnis dan

    antaragama9 dan (7) Minoritas dapat duduk di jabatan publik. /;1

    :.:.: %istem "emilihan !mum

    alam kaitannya dengan sistem pemilu, menurut Morissan secara umumdikenal : (dua) cara

    untuk mengisi kenggotaan lembaga perwakilan, yaitu* melalui pemilihan organis dan

    mekanis. alam pemilihan organis, rakyat dianggap sebagai individu-idividu yang bergabung

    dalam beberapa persekutuan-persekutuan hidup, baik berdasarkan lapisan sosial, pro&esi

    maupun asal atau keturunan, misalnya kelompok tani, guru, pekerja dan lain-lain. alam

     persekutuan ini memiliki hak politik untuk menunjuk wakilnya di lembaga perwakilan sesuai

    dengan yang diminta oleh konstitusi atau undang-undang yang mengatur mengenai lembaga

     perwakilan tersebut. alam pemilihan mekanis, rakyat dianggap sebagai individu-idividu

    yang berdiri sendiri, dimana satu orang mempunyai satu suara (one man one vote). "ada

    sistem ini biasanya dikenal dua cara, yaitu* sistem perwakilan distrik atau biasa disebut

    sistem mayoritas (single member constituency), dan sistem perwakilan proporsional (multi

    member constituency)./:'1

    alam pandangan %trong, sistem pemilihan dapat dilihat dari : (dua) sudut pandang yaitu

     berdasarkan

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    4/17

    oleh negara-negara di dunia, yaitu* sistem mayoritas>pluralitas9 perwakilan proporsional,

    campuran dan sistem pemilu lainnya./:01

    '.:.:.' %istem Mayoritas>"luralitas

    %istem Mayoritas>"luralitas adalah sistem pemilu yang menekankan pada suara terbanyak 

    (mayoritas) dimana mayoritas tersebut berasal dari berbagai kekuatan (pluralitas). %istem

    Mayoritas>"luralitas tersebut terbagi ke berbagai varian-varian sistem diantaranya* 6irst "ast

    ?he "ost, ?wo #ound %ystem, $lternative @ote, lock @ote, dan "arty lock @ote./:31

    %istem 6irst "ast ?he "ost (6"?") adalah sistem pemilu dengan menggunakan model the

    winner take all dimana kandidat dengan perolehan suara terbanyak otomatis menjadi kandidat

    terpilih. i setiap daerah pemilihan hanya diambil ' (satu) pemenang saja./:51 %istem

    6"?" di Andonesia juga sering dikenal dengan istilah kota. engan luas wilayah

    distrik yang relati& kecil, diharapkan akan memudahkan para pemilih untuk mengetahui dan

    mengenal lebih dalam mengenai pro&il masing-masing kandidat. isamping itu, &aktor 

    kedekatan antara rakyat (pemilih) dengan para kandidat juga akan membuka ruang

    komunikasi politik yang lebih intensi& diantara keduanya sehingga kerja-kerja di parlemen

    lebih bersi&at aspirati& dan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan rakyat.

    eberapa kelebihan sistem 6"?" diantaranya adalah terbangunnya proses konsolidasi politik 

    antar parpol menuju sistem kepartaian yang lebih sederhana. %ebab dengan menggunakan

    sistem wakil tunggal (' pemenang) akan memaksa parpol-parpol kecil berkoalisi dan ber&usi

    agar dapat memenangkan pemilihan di setiap distrik. %istem 6"?" yang menghendaki sistem

    kepartaian yang lebih sederhana pada akhirnya ikut mendorong terbentuknya pemerintahan

    yang lebih stabil karena kon&igurasi kekuasaan pemerintah hanya dipimpin oleh satu partai

     pemenang dalam setiap peroide pemerintahan, dan partai yang kalah otomatis menjadi

    oposisi sebagai alat kontrol dan penyeimbang dalam proses penyelenggaraan pemerintahan.

    /:71

    elebihan lain dari sistem 6"?", sistem ini mengijinkan kandidat-kandidat independen ikut

    dalam pemilihan, sehingga kelompok-kelompok minoritas yang aspirasinya tidak terwakilioleh parpol-parpol peserta pemilu dapat mengajukan wakilnya melalui jalur independen.

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn23http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn24http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn25http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn26http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn23http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn24http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn25http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn26

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    5/17

    8ebih jauh dari itu, dengan karakter the winner take all sistem ini menjadi sistem yang paling

    sederhana dibandingkan sistem pemilu lain terutama dari sisi metode penghitungan suaranya

    karena kandidat yang memperoleh suara terbanyak otomatis menjadi kandidat terpilih./:;1

    Balaupun demikian, sistem 6"?" masih memiliki kelemahan yang cukup mendasar 

    khususnya dalam hal potensi hilangnya suara rakyat. %ebab dengan model the winner take

    all yang hanya menghendaki satu pemenang saja dalam satu distrik akan berakibat

    terbuangnya suara rakyat yang kandidatnya kalah dalam pemilihan. #esiko kehilangan suara

    tersebut akan semakin besar jika terjadi pertarungan antar kandidat yang dicalonkan oleh

     parpol-parpol besar. %elain itu, model the winner take all selama ini juga dinilai kurang

    memberi ruang kepada pluralisme politik yang ada di masyarakat baik yang berlatar belakang

    kesukuan maupun sektoral (buruh, tani, nelayan, pro&esional, pengusaha, dan lain-lain),

    karena parlemen hanya didominasi oleh parpol-parpol besar saja./:1

     egara yang selama ini menjadi contoh terbaik penerapan sistem 6"?" adalah Anggris dan

    $merika %erikat. amun menurut #e&ly arun di Anggris sendiri sistem ini terus digugat dan

    diperdebatkan. ua hal yang sering diperdebatkan adalah keterwakilan (representativeness)

    dan akuntabilitas (accountability). %istem 6"?" sering dipersepsikan mengandung masalah

    dalam soal keterwakilan karena banyak suara yang terbuang. an dalam kenyataannyasistem

    6"?" di Anggris selama ini telah meminggirkan parpol-parpol kecil dan kelompok minoritas

    dari keterwakilan. #akyat Anggris hanya diberikan alternati& pemerintahan yang itu-itu saja.

    %ebelum pemerintahan beralih ke kubu uruh pada 'DD;, Anggris diperintah onservati& 

    selama ' tahun dengan Margareth ?hatcher sebagai ikonnya. %ekarang hal yang sama

     berulang kembali karena uruh sudah memerintah selama ': tahun./:D1

    %istem mayoritas pluralitas yang kedua adalah sistem lock @ote (@).%istem ini hampir 

    sama dengan sistem 6"?" karena sama-sama memakai wilayah distrik sebagai daerah

     pemilihannya. "erbedaannya, jika 6"?" hanya menghendaki wakil tunggal dari masing-

    masing distrik, sebaliknya @ menghendaki wakil banyak dalam setiap distrik. "erbedaan

    lainnya, jika dalam 6"?" masyarakat hanya memilih ' (satu) kandidat saja, dalam sistem @

    masyarakat diberi hak untuk memilih kandidat sebanyak jumlah kursi yang diperebutkan.

    alam menggunakan hak pilihnya tersebut, masyarakat dapat memilih semua kandidat

    sampai sesuai dengan jumlah kursi atau memilih sebagian (satu) kandidat saja. /0E1

    Menurut #eynold, sistem @ ini biasanya dipraktikkan di negara-negarayang tradisi

    kepartaiannya lemah atau tidak ada. ?ahun :EE3, epulauan Cayman, epulauan 6alkland,

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn27http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn28http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn28http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn29http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn30http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn27http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn28http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn29http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn30

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    6/17

    +uernsey, uwait, 8aos, 8ibanon, Maldives, "alestina, %uriah, ?onga, dan ?uvalu

    menggunakan sistem pemilu ini. %istem ini juga pernah digunakan di Fordania

    ('DD) Mongolia ('DD:), dan 6ilipina serta ?hailand hingga tahun 'DD;. engan hak pilih

    yang bersi&at ganda maka masyarakat lebih mendapatkan keleluasaan dalam menentukan

    kandidat-kandidat pilihannya. amun sistem ini juga akan melahirkan persaingan antar 

    kandidat di internal parpol sehingga berdampak pada kesulitan parpol dalam mengkonsolidasi

    kekuatan politik internalnya./0'1

    %istem mayoritas>pluralitas yang ketiga adalah sistem "arty lock @ote ("@). %istem "@

     prinsipnya hampir sama dengan sistem 6"?" dengan modelthe winner take all-nya dimana

    hanya diperoleh satu pemenang saja dalam setiap distrik. "erbedaannya jika dalam sistem

    6"?", parpol hanya boleh mencalonkan ' (satu) kandidat saja di masing-masing distrik,

    sebaliknya dalam sistem "@ parpol boleh mencalonkan lebih dari satu kandidat. amun

    masyarakat tetap hanya diberi hak untuk memilih ' (satu) kandidat saja.

    "arpol yang memperoleh suara terbanyakotomatis memenangkan pemilihan. ursi yang

    dimenangkan akan diberikan kepada kandidat yang memperoleh suara terbanyak diantara

    kandidat lain di internal parpol tersebut. %istem ini digunakan di egara amerun, Chad,

    Jibouti, dan %ingapura./0:1

    elebihan dari sistem "@ hampir sama dengan sistem 6"?" yaitu akan melahirkan sistem

    kepartaian yang lebih sederhana dan kuat. elemahannya adalah potensi hangusnya suara

    rakyat dalam skala besar karena hanya diperoleh satu pemenang saja dalam setiap distrik. /001

    %istem mayoritas>pluralitas yang keempat adalah sistem $lternative @ote($@). %istem ini

     juga hampir sama dengan sistem 6"?" yang menghendaki wakil tunggal di setiap

    distrik. "erbedaannya, jika dalam 6"?" rakyat hanya diberikan hak untuk memilih satu

    kandidat saja, di dalam sistem $@ rakyat diberikan hak untuk memilih seluruh kandidat yang

    tercantum di dalam kertas suara, namun harus dengan cara merangking. andidat yang paling

    dipercaya dan diyakininya ditempatkan pada rangking pertama dan seterusnya./031 engan

    sistem demikian, maka masyarakat akan lebih memiliki ruang dalam mengekspresikan

     pilihannya terhadap semua kandidat. an bagi para kandidat, sistem ini juga dapat dijadikan

    sebagai alat untuk mengukur tingkat legitimasi mereka di mata masyarakat. Misalnya bagi

    kandidat yang berada di rangking kedua, walaupun dia kalah dalam pemilihan, namun ia

    kalah dengan terhormat karena tetap mendapatkan legitimasi yang kuat dari rakyat yang

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn31http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn32http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn33http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn34http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn31http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn32http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn33http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn34

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    7/17

    ditunjukkan dengan besarnya dukungan rakyat yang berhasil menempatkannya di posisi

    kedua./051

    erdasarkan pemetaan #eynolds sistem ini digunakan di 6iji dan "apua ugini. elebihan

    dari sistem $@ akan menuntut para kandidat untuk bekerja lebih keras dalam menarik simpati

     pemilih khususnya para pemilih yang berasal dari luar partai mereka, yang paling tidak akan

    menempatkannya di rangking kedua dan seterusnya. elemahan dari sistem ini akan

    menuntut masyarakat untuk lebih kritis lagi dalam menganalisis pro&il masing-masing

    kandidat yang tentu saja tidak mudah. isamping itu, sistem ini juga menghendaki tingkat

     baca-tulis huru& dan angka yang tinggi di kalangan pemilih sehingga hanya bisa diterapkan di

    negara-negara yang sistem pendidikannya telah merata./071

    %istem mayoritas>pluralitas yang kelima adalah sistem ?wo #ound %ystem(?#%). %istem ini

    di Andonesia lebih dikenal dengan sistem

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    8/17

    e&isien karena dengan adanya putaran kedua akan membuat penyelenggara pemilu bekerja

    dua kali dan pembiayaan pemilu yang akan memakan anggaran cukup besar ./3E1

    '.:.:.: %istem "erwakilan "roporsional

    %istem perwakilan proprosional oleh banyak pakar diyakini lahir sebagai respon atas

    kelemahan sistem mayoritas>pluralitas (sistem distrik) yang berdampak pada banyaknya suara

    rakyat (pemilih) yang terbuang karena hanya menghendaki ' (satu) pemenang saja di setiap

    distrik. %ehingga yang menjadi poin krusial dari sistem ini adalah bagaimana menerjemahkan

    semua suara agar dapat menjadi kursi secara proporsional sehingga dapat lebih berkeadilan.

    engan demikian, suara kelompok minoritas dan parpol-parpol kecil akan lebih terjamin

    karena prinsipnya semua suara harus dikonversi menjadi kursi.

    eberapa kelebihan yang paling prinsip dari sistem perwakilan proporsional antara lain*

    terangkatnya suara yang kalah9 mem&asilitasi partai-partai minoritas untuk punya wakil di

     parlemen9 menuntut partai-partai politik berkampanye di luarbasisnya9 memungkinkan

    tumbuh dan stabilnya kebijakan karena sistem inimenuntun pada pemerintahan yang

     berkesinambungan9 dan sistem ini juga memungkinkan partai-partai politik dan kelompok 

    kepentingan berkoalisi dalam kekuasaan./3'1

    %ementara beberapa kelemahan yang dimiliki sistem perwakilan proporsional adalah lahirnya

     pemerintahan koalisi (bahkan multi-koalisi). oalisi parpol dan antar kekuatan politik di

    tubuh pemerintahan biasanya dilakukan dengan cara membagi-bagi jabatan politik (biasanya

    ditingkat kementerian) sehingga seringkali membuat kebijakan-kebijakan publik yang

    dilahirkan tidak selaras antara satu kementerian>departemen dengan kementerian>departemen

    lainnya. "emerintahan koalisi juga seringkali rentan melahirkan &ragmentasi antar parpol

    karena terjadinya persaingan internal koalisi untuk menjadi parpol yang dominan. elemahan

    lain dari sistem perwakilan proporsional, dengan sistem wakil banyak memang akan

    melahirkan sistem kepartaian yang lebih plural, namun bagi negara-negara yang masih

    memiliki basis ideologi kuat akan berpotensi melahirkan partai-partai ekstrim (kiri maupun

    kanan)./3:1

    %istem perwakilan proporsional biasanya dilaksanakan dengan menggunakan "roporsional

    a&tar. engan model "roporsional a&tar maka setiapparpol diminta menda&tarkankandidat-kandidatnya. "ara kandidat kemudian diurut berdasarkan nomor urut (dari nomor 

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn40http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn40http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn41http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn42http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn40http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn41http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn42

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    9/17

    urut terkecil sampai terbesar)./301 a&tar kandidat tersebut ada yang tertutup (closed list) dan

    terbuka (opened list). ?ertutup jika da&tar kandidat tersebut tidak dicantumkan di kertas suara

    atau tempat pemilihan sehingga rakyat tidak mengetahui nama masing-masing kandidat.

    ?erbuka jika da&tar kandidat dicantumkan di kertas suara atau dipampang di tempat pemilihan

    sehingga masyarakat mengetahui nama-nama kandidat dari masing-masing partai./331

    alam hal memilih, baik da&tar terbuka maupun da&tar tertutup biasanya masyarakat hanya

    memilih partainya saja. "artai akan menerima kursi secara proporsional dari total suara yang

    dihasilkan. andidat yang nantinya duduk di kursi parlemen diambil dari kandidat yang ada

    di da&tar, biasanya diurut dari nomor urut terkecil. Jika berdasarkan perhitungan proporsional

    suatu partai mendapatkan 0 (tiga) kursi, maka kandidat yang dipilih adalah kandidat yang

    menempati nomor urut pertama, kedua dan ketiga di partai tersebut./351

    i beberapa negara (khususnya Andonesia), sistem perwakilan proporsional dengan da&tar 

    terbuka, memiliki variasi yang agak berbeda. alam hal memilih, rakyat boleh memilih

    kandidatnya saja (tidak harus memilih partai), namun suara yang diberikan kepada kandidat

    tersebut tetap dianggap sebagai suara milik partai, karena metode pengkonversian suara

    menjadi kursi tetap menggunakan akumulasi suara partai. "erbedaan lainnya, biasanya

    kandidat yang dipilih oleh parpol untuk didudukkan di kursi yang diperoleh adalah kandidat

    di urutan nomor paling kecil (nomor urut '), di Andonesia, kursi diberikan kepada kandidat

    yang memperoleh suara terbanyak (tidak lagi tergantung pada nomor urut).

    elebihan dari "roporsional a&tar adalah memungkinkan kelompok minoritas terwakili di

     parlemen. "roporsional a&tar juga memungkinkan calon perempuan terpililh. amun

    kelemahannya biasanya antara kandidat terpilih dengan konstituennya tidak memiliki

    hubungan politik yang kuat karena posisinya sebagai anggota parlemen bukan karena dipilih

    oleh rakyat tetapi karena ditempatkan oleh partai ke dalam a&tar. %ehingga dalam sistem ini

     biasanya pengurus parpol memiliki kekuasaan yang sangat besar karena pengurus parpol

    memiliki kewenangan untuk menentukan siapa saja anggotanya yang akan ditempatkan

    sebagai kandidat di dalam da&tar ./371

    %elain "roporsional a&tar, sistem perwakilan proporsional lainnya adalah sistem %ingle

    ?rans&erable @ote (%?@). %istem ini sampai saat ini diyakini sebagai sistem pemilu

    yang cukup menarik. arena dalam memilih, pemilih harusmerangking calon menurut

     pilihannya di kertas suara seperti pada sistem [email protected] memilih, pemilih dibebaskan untuk 

    merangking ataupun cukup memilih satu saja. %istem ini dipakai di Malta dan #epublik 

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn43http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn43http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn44http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn45http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn46http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn46http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn43http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn44http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn45http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn46

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    10/17

    Arlandia./3;1 %etelah total suara yang memperoleh rangking pertama dihitung, perhitungan

    dilanjutkan dengan membuat kuota yang dibutuhkan bagi seorang calon. uota yang

    digunakan umumnya kuota roop, dengan rumus *

    asil ditentukan melalui serangkaian perhitungan. "ada perhitungan pertama, total jumlah

    suara rangking pertama tiap kandidat didahulukan. %etiap calon yang punya suara rangking

     pertama lebih besar atau sama dengan kuota otomatis terpilih. %etelah itu perhitungan

    dilanjutkan dengan, suara lebih kandidat terpilih (yang suaranya di atas kuota) didistribusikan

    kepada kandidat rangking kedua di suratsuara. emi keadilan, seluruh surat suara masing-

    masing calon didistribusikan. Contohya, jika seorang calon punya 'EE suara, dan

    kelebihannya 5 suara, lalu setiap kertas suara diredistribusikan senilai '>:E kali dari ' suara.

    %etelah perhitungan selesai, jika tidak ada calon yang punya kelebihan suara lebih dari kuota,

    calon dengan total suara terendah tersingkir. %uara mereka diredistribusikanke perhitungan

    selanjutnya dari para calon yang masih bersaing untuk rangking kedua dan seterusnya.

    "erhitungan diteruskan hingga seluruh kursi di daerah pemilihan ditempati pemenang yang

    menerima kuota atau jumlah calon yang tersisa dalam proses perhitungan tinggal satu ataulebih dari jumlah kursi yang nantinya diduduki./31

    elebihan %?@ sama dengan "roporsional a&tar secara umum, sebab memungkinkan

     pilihan dibuat baik antar partai maupun antar calon dalam satu partai. elemahan dari %?@

    adalah rumitnya proses perhitungan serta membutuhkan tingkat kenal huru& dan angka yang

    tinggi dari para pemilih. %istem ini juga memancing &ragmentasi di dalam internal partai

     poitik oleh sebab calon-calon dari partai yang sama saling berkompetisi satu sama lain./3D1

    '.:.:.0 %istem Campuran

    %istem Campuran lahir atas dasar keinginan untuk memadukan sisi positi& dari

    Mayoritas>"luralitas ataupun "erwakilan "roporsional sehingga dengan perpaduan tersebut

    diharapkan akan memperkecil kelemahan dalam sistem pemilu. engan model campuran

    tersebut maka, sistem pemilu dilaksanakan dengan menerapkan sistem Mayoritas>"luralitas

    dan "erwakilan "roporsional secara bersamaan./5E1

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn47http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn47http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn48http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn49http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn50http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn47http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn48http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn49http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn50

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    11/17

    alam praktiknya, sistem campuran terbagi ke dalam : (dua) varian sistem yaitu MiIed

    Member "roportional (MM") dan "aralel. eduanya tetap sama yaitu menerapkan sistem

    Mayoritas>"luralitas dan "erwakilan "roporsional secara bersamaan. Fang membedakannya

    adalah dalam hal pengalokasian kursi. %istem MM" dalam menentukan alokasi kursinya

    ditentukan oleh perolehan suara masing-masing parpol melalui sistem "erwakilan

    "roporsional. %ementara sistem "aralel dalam menentukan alokasi kursi tidak saling

    tergantung (sistem Mayoritas>"luralitas dan sistem "erwakilan "roporsional berjalan sendiri-

    sendiri)./5'1

    %alah satu negara yang menerapkan sistem MM" ini adalah Jerman. Jumlah kursi parlemen

    Jerman (undestag) yang totalnya sebanyak 5D kursi dibagi menjadi dua berdasarkan

    alokasi perolehannya. %ebanyak :DD kursi adalah kursi yang alokasinya diperuntukkan bagi

     pemilu dengan sistem Mayoritas>"luralitas (varian sistemnya menggunakan 6"?"), dan

    setengahnya (:DD kursi) dialokasikan untuk sistem "erwakilan "roporsional (varian

    sistemnya menggunakan "roporsional a&tar)./5:1

    alam menentukan alokasi kursi yang didapatkan oleh masing-masing partai tetap

    menggunakan dasar perhitungan akumulasi perolehan suara parpol melalui sistem "erwakilan

    "roporsional. Jika partai $ misalnya memenangkan 'E persen suara di satu negara bagian,

    dan berdasarkan perhitungan proporsionalberhak mendapat 'E kursi, maka akan

    dilihat terlebih dahulu berapa jumlah kandidatnya yang menang melalui sistem distrik. Jika

     partai $ memiliki 5 (lima) kandidat terpilih dari sistem distrik, berarti masih terdapat (lima) 5

    kursi yang belum terisi. ursi inilah yang kemudian akan diisi oleh kandidat yang

    dicantumkan di "roporsional a&tar oleh "artai tersebut. %elain Jerman, negara-negara lain

    yang mengunakan sistem MM" adalah $lbania, olivia, Jerman, ungaria, Atalia, 8esotho,

    Meksiko, %elandia aru, dan @ene4uela. i negara-negara ini, kursi distrik dipilih

    menggunakan 6"?", ungaria menggunakan ?#%./501

    %elain sistem MM", sistem "ararel juga banyak dipraktikkan oleh beberapa di dunia.

    %ebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, sistem ini sama dengan sistem MM" yang

    menerapkan sistem Mayoritas>"luralitas dan sistem "erwakilan "roporsional secara

     bersamaan. amun agak berbeda dengan MM", komponen "roporsional tidak 

    mengkompensasikan sisa suara bagi distrik yang menggunakan Mayoritas>"luralitas./531

    "ada sistem "aralel, seperti juga pada MM", setiap pemilih mungkin menerima hanya satu

    surat suara yang digunakan untuk memilih calon ataupun partai (orea %elatan dan

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn51http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn52http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn53http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn54http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn51http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn52http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn53http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn54

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    12/17

    "hilippina) atau surat suara terpisah, satu untuk kursi Mayoritas>"luralitas dan satunya untuk 

    kursi "roporsional (Jepang, 8ithuania, dan ?hailand). i "hillipina, dari :5E kursi "# 

     berdasarkan alokasi perolehannya dibagi menjadi dua bagian, masing-masing :EE kursi

    alokasinya diperoleh melalui sistem 6"?" dan 5E kursi alokasinya diperoleh melalui sistem

    "roporsional a&tar. %istem 6"?" disediakan bagi kandidat-kandidat dari parpol maupun

    independen, sementara sistem "roporsional a&tar dipergunakan untuk komunitas-komunitas

    sektoral (golongan) seperti organisasi guru, pro&esi, petani, pekerja dan lain-lain. %yarat

    untuk mendapatkan kursi setiap komunitas sektoral minimal harus memperoleh 0 G dari total

    suara./551

    %istem paralel kini dipakai :' (dua puluh satu) negara. $rmenia, Conakry, Jepang, orea

    %elatan, "akistan, 6ilipina, #ussia, ychelles, ?hailand, ?imor 8este dan !kraina

    menggunakan 6"?" satu distrik satu wakil bersama dengan komponen "roporsional a&tar,

    sementara $4erbaijan, +eorgia, a4akhstan, 8ithuania, dan ?ajikista

    menggunakan ?#% untuk distrik satu wakil untuk sistemnya./571

    elebihan %istem "aralel adalah, dalam hal ketidakproporsionalan, sistem ini memberikan

    hasil antara Mayoritas>"luralitas murni dan "roporsional murni. %atu keuntungannya adalah,

    tatkala cukup kursi "roporsional, partai kecil minoritas yang kurang sukses di pemilihan

    Mayoritas>"luralitas tetap dianugerahi kursi melalui sistem "roporsional atas setiap suara

    yang diperoleh. %ebagai tambahan, sistem "aralel secara teoretis, kurang menciptakan

    &ragmentasi partai ketimbang sistem pemilihan murni "roporsional. elemahan sistem

    "aralel adalah, sebagaimana terjadi dengan MM", akan menciptakan dua kategori wakil

    rakyat. Juga, sistem ini tidak menjamin keproporsionalan, dan sejumlah partai kemungkinan

    akan tetap kehilangan representasi kendatipun memenangkan jumlah suara secara substansial.

    %istem "aralel juga relati& rumit dan membuat pemilih bingung sebagaimanan ini juga

    menimpa para panitianya./5;1

    /'1 8ihat Jimly $sshiddiKie (:), 2p.Cit. hal. ;0D

    /:1 M.$. #i&& (ed), ictionary o& Modern "olitical

    Adeologies (Manchester* Manchester!niversity "ress, 'D;) hal. ';'.

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn55http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn56http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn57http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftnref1http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftnref2http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn55http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn56http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn57http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftnref1http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftnref2

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    13/17

    /01 alam konteks ini, #yn mencoba menambahkan bahwa prinsip kedaulatan rakyat tidak 

    cukup dengan hanya jaminan adanya pemilu dalam pengisian jabatan-jabatan lembaga

    negara, tetapi juga harus diikuti oleh pendidikan etika dan moral para pejabat publik.

    8ihat Claes +. #yn, emocracy and thical 8i&e, $ "hillosophy o& "olitics and

    Community, %econd dition(8ouisiana* 8ouisiana %tate !niversity "ress, 'DDE), hal.'53-

    '73.

    /31 8ihat Jean JacKues #osseau. 2p.Cit. hal. '7-:'

    /51 #ichard %. at4, 2p.Cit hal. 7D

    /71 6rans Magnis %useno, 2p.Cit. hal. :DE-:D'

    /;1 onald 8. orowit4,

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    14/17

    /'31 %istem pemilu yang baik memungkinkan pemilih mengetahui siapa wakil yang ia pilih

    dalam pemilu, dan si pemilih dapat mengawasi kinerjanya.

    /'51 %istem pemilu yang baik mendorong partai politik untuk memperbaiki organisasi

    internalnya, lebih memperhatikan isu-isu masyarakat, dan bekerja untuk para pemilihnya.

    /'71 %istem pemilu yang baik mendorong terjadinya oposisi di tingkat legislati&, sebagai

     bentuk pengawasan "# atas pemerintah.

    /';1 %istem pemilu harus bisa dipakai secara berkelanjutan dan memungkinkan pemilu

    sebagai proses demokratis yang terus dipakai untuk memilih para pemimpin.

    /'1 %tandar internasional ini misalnya isu $M, lingkungan, demokratisasi, dan globalisasi

    ekonomi.

    /'D1 $rend 8ijphart, lectoral %ystems, dalam $&an +a&&ar, "olitik Andonesia, ?ransisi

    Menuju emokrasi (Fogyakarta* "ustaka "elajar , :EEE), hal. :55.

    /:E1 ieter ohlen, >www.electoral-re&orm.org.

    uk>article.phpLid53

    /:71 $ndrew #eynold. 2p.Cit. hal.0-0D

    /:;1 Abid. hal.3E

    /:1 Abid. hal.3' 8ihat juga #e&ly arun,

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    15/17

    /:D1 #e&ly arun, Menggugat %istem "emilu ita,http*>>re&lyharun.blogspot.com>:EED>E3>

    menggugat-sistem-pemilu-kita.html, diunduh '3 Juli :E'E.

    /0E1 $ndrew #eynolds. et. al. 2p.Cit. hal.33-35

    /0'1 Abid. hal.37

    /0:1 Abid.

    /001 Abid. hal.37 8ihat juga Anternational emocracy and lectoral $ssistance, Countries

    !sing "arty locked @ote, http*>>www.idea.int>esd>type.c&mLelectoral%ystem"@ , diunduh

    '5 Juli :E'E.

    /031 8ihat lectoral #e&orm %ociety, ?he $lternative @ote. Bhat is ?he $lternative @oteL

    http*>>www.electoral-re&orm.org.uk>article.phpLid55, diunduh '5 Juli :E'E.

    /051 $ndrew #eynolds et. al. 2p.Cit. hal.3;

    /071 Abid.

    /0;1 Abid. hal.5:

    /01 8ihat 6rance iplomatie, lection in 6rance, Conduct o& lections

    in 6rance,http*>>www.diplomatie.gouv.&r>en>&ranceN'5D>institutions-and-

     politicsN7'3>elections-in-&ranceN5353> indeI.html , diunduh '' Juli :E'E

    /0D1 $ndrew #eynolds et.al. 2p.Cit. hal. 53-55

    /3E1 Abid. hal. 57

    /3'1 Abid. hal.5;

    /3:1 Abid.

    /301 Abid. hal.7E

    /331 8ihat Juric ?oplak,

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    16/17

    /371 $ndrew #eynolds. et.al. 2p.Cit. hal 75-7D

    /3;1 Abid. hal. ;'

    /31 Abid.

    /3D1 Abid. hal. ;0-;7

    /5E1 8ihat #e&ly arun,

  • 8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN

    17/17

    /7E1 $ndrew #ynolds. 2p.Cit. hal. ''0

    /7'1 Abid. 8ihat juga aniel M. %mith,