makalah perbandingan htn
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
1/17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Jimly, melaksanakan kedaulatan rakyat, oleh rakyat dilakukan dengan
cara (turut) menentukan sesuatu kebijakan kenegaraan tertentu yang dapat dilakukan
sewaktu-waktu menurut tata cara tertentu. Cara ini dapat dilakukan secara tidak langsung
melalui perwakilan (representative democracy) atau secara langsung (direct democracy).
alam hal perwujudan kedaulatan rakyat secara tidak langsung dapat ditemukan dalam
pembentukan !! yang ditetapkan dengan persetujuan antara "emerintah dan para wakil
rakyat di "#. $rtinya dalam hal ini, rakyat berdaulat ikut menentukan melalui
perantaraan wakil-wakilnya di "#. %edangkan penyaluran kedaulatan rakyat secara
langsung dilakukan untuk memilih wakil-wakil rakyat dan juga untuk memilih para
pejabat publik tertentu yang akan memegang tampuk kepemimpinan dalam rangka
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan eksekuti&, baik pada tingkat pusat, propinsi,
maupun kabupaten atau kota, diadakan pemilu secara berkala, yaitu setiap lima tahun
sekali.'
erdasarkan pandangan Jimly tersebut terlihat bahwa pemilu memiliki makna
penting dan menjadi salah satu syarat pokok bagi negara yang menganut paham
kedaulatan rakyat. arena sebagaimana yang dinyatakan #i&&, kedaulatan rakyat hanya
akan ada jika setiap rakyat memiliki kesamaan hak untuk berpartisipasi dalam setiap
proses politik dan negara menjaminnya, yang salah satu caranya diwujudkan melalui
penyelenggaraan pemilu, sebagaimana yang dikemukakannya*
erbeda jauh dengan #i&&, dalam kacamata Claes +. #yn melalui hasil
penelitiannya terhadap perkembangan &aham konstitusionalisme $merika %erikat
adanya "emilu memang menempatkan rakyat sebagai pemegang otoritas politik
tertinggi dalam negara karena rakyat berkuasa penuh untuk memilih dan menentukan
siapa yang nantinya akan mengisi jabatan-jabatan lembaga-lembaga egara (baik
"residen, %enat maupun ouse o& #epresentative). amun demikian,
masyarakat sebenarnya tidak berdaulat secara langsung karena paska pemilu otoritas
politik itu telah beralih kepada lembaga-lembaga negara. edaulatan rakyat sebenarnya
1
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
2/17
telah dikekang dan dibatasi oleh prinsip cecks and balancesantar kekuasaan
negara. isamping itu, setiap kebijakan yang dilahirkan oleh lembaga-lembaga negara
sebenarnya berjalan secara sepihak, karena setiap kebijakan yang lahir hampir tidak ada
yang dimintakan persetujuan langsung dari rakyat melalui re&erendum./01
"andangan #yn tersebut sebenarnya cenderung mengikuti pemikiran #osseau
yang tidak menginginkan kedaulatan rakyat diwakili oleh lembaga negara apapun karena
kedaulatan hakekatnya tidak dapat diwakilkan dan dibagikan. 2leh karena itu #osseau
tidak menghendaki adanya lembaga perwakilan rakyat, karena kedaulatan rakyat harus
dilaksanakan secara langsung dengan mencontohkan praktik sistem demokrasi di masa
#omawi./31
amun sebagaimana menurut #ichard %. at4, pemilu dalam sistem
demokrasi pada akhirnya tidak terhindarkan ketika demokrasi dihadapkan pada suatu
kondisi ketidak-mungkinan diselenggarakannya sistem demokrasi secara
langsung. "ertumbuhan populasi masyarakat yang begitu pesat dalam suatu negara pada
akhirnya melahirkan sistem demokrasi representasi (representation democracy), untuk
itulah maka pemilu diselenggarakan, dengan tujuan untuk memilih wakil-wakil rakyat
dalam mewujudkan cita-cita demokrasi./51 %enada dengan at4, 6rans Magnis
%useno melihat sejarah pemilu pada dasarnya telah dimulai sejak #evolusi "erancis
yang kemudian berkembang ke dalam demokrasi representati&. #akyat sebagai pihak
yang berdaulat tidak langsung membuat undang-undang melainkan melalui wakil-wakil
yang mereka pilih. Melalui pemilu para warga negara menentukan partai mana yang akan
(ikut) memerintah negara./71
alam praktik, penyelenggaraan pemilu setiap negara memiliki sistem pemilu
yang berbeda-beda. "erbedaan itu diakibatkan oleh berbedanya sistem kepartaian,
kondisi sosial dan politik masyarakat, jumlah penduduk, jenis sistem politik, dan lain-
lain. 2leh karena itu, pilihan atas sebuah sistem pemilu menjadi perdebatan sengit di
kalangan partai politik sampai saat ini. amun, apapun dasar pertimbangannya, sistem
pemilu yang ditetapkan harus memperhatikan serangkaian kondisi. ondisi ini yang
membimbing pemerintah dan parpol guna menetapkan sistem pemilu yang akan dipakai.
"aling tidak menurut onald 8. orowit4, sistem pemilu harus mempertimbangkan
beberapa hal antara lain* (') "erbandingan ursi dengan Jumlah %uara9 (:)
$kuntabilitasnya bagi onstituen ("emilih)9 (0) Memungkinkan pemerintah dapat
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn6http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn6
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
3/17
bertahan9 (3) Menghasilkan pemenang mayoritas9 (5) Membuat koalisi antaretnis dan
antaragama9 dan (7) Minoritas dapat duduk di jabatan publik. /;1
:.:.: %istem "emilihan !mum
alam kaitannya dengan sistem pemilu, menurut Morissan secara umumdikenal : (dua) cara
untuk mengisi kenggotaan lembaga perwakilan, yaitu* melalui pemilihan organis dan
mekanis. alam pemilihan organis, rakyat dianggap sebagai individu-idividu yang bergabung
dalam beberapa persekutuan-persekutuan hidup, baik berdasarkan lapisan sosial, pro&esi
maupun asal atau keturunan, misalnya kelompok tani, guru, pekerja dan lain-lain. alam
persekutuan ini memiliki hak politik untuk menunjuk wakilnya di lembaga perwakilan sesuai
dengan yang diminta oleh konstitusi atau undang-undang yang mengatur mengenai lembaga
perwakilan tersebut. alam pemilihan mekanis, rakyat dianggap sebagai individu-idividu
yang berdiri sendiri, dimana satu orang mempunyai satu suara (one man one vote). "ada
sistem ini biasanya dikenal dua cara, yaitu* sistem perwakilan distrik atau biasa disebut
sistem mayoritas (single member constituency), dan sistem perwakilan proporsional (multi
member constituency)./:'1
alam pandangan %trong, sistem pemilihan dapat dilihat dari : (dua) sudut pandang yaitu
berdasarkan
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
4/17
oleh negara-negara di dunia, yaitu* sistem mayoritas>pluralitas9 perwakilan proporsional,
campuran dan sistem pemilu lainnya./:01
'.:.:.' %istem Mayoritas>"luralitas
%istem Mayoritas>"luralitas adalah sistem pemilu yang menekankan pada suara terbanyak
(mayoritas) dimana mayoritas tersebut berasal dari berbagai kekuatan (pluralitas). %istem
Mayoritas>"luralitas tersebut terbagi ke berbagai varian-varian sistem diantaranya* 6irst "ast
?he "ost, ?wo #ound %ystem, $lternative @ote, lock @ote, dan "arty lock @ote./:31
%istem 6irst "ast ?he "ost (6"?") adalah sistem pemilu dengan menggunakan model the
winner take all dimana kandidat dengan perolehan suara terbanyak otomatis menjadi kandidat
terpilih. i setiap daerah pemilihan hanya diambil ' (satu) pemenang saja./:51 %istem
6"?" di Andonesia juga sering dikenal dengan istilah kota. engan luas wilayah
distrik yang relati& kecil, diharapkan akan memudahkan para pemilih untuk mengetahui dan
mengenal lebih dalam mengenai pro&il masing-masing kandidat. isamping itu, &aktor
kedekatan antara rakyat (pemilih) dengan para kandidat juga akan membuka ruang
komunikasi politik yang lebih intensi& diantara keduanya sehingga kerja-kerja di parlemen
lebih bersi&at aspirati& dan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan rakyat.
eberapa kelebihan sistem 6"?" diantaranya adalah terbangunnya proses konsolidasi politik
antar parpol menuju sistem kepartaian yang lebih sederhana. %ebab dengan menggunakan
sistem wakil tunggal (' pemenang) akan memaksa parpol-parpol kecil berkoalisi dan ber&usi
agar dapat memenangkan pemilihan di setiap distrik. %istem 6"?" yang menghendaki sistem
kepartaian yang lebih sederhana pada akhirnya ikut mendorong terbentuknya pemerintahan
yang lebih stabil karena kon&igurasi kekuasaan pemerintah hanya dipimpin oleh satu partai
pemenang dalam setiap peroide pemerintahan, dan partai yang kalah otomatis menjadi
oposisi sebagai alat kontrol dan penyeimbang dalam proses penyelenggaraan pemerintahan.
/:71
elebihan lain dari sistem 6"?", sistem ini mengijinkan kandidat-kandidat independen ikut
dalam pemilihan, sehingga kelompok-kelompok minoritas yang aspirasinya tidak terwakilioleh parpol-parpol peserta pemilu dapat mengajukan wakilnya melalui jalur independen.
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn23http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn24http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn25http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn26http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn23http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn24http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn25http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn26
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
5/17
8ebih jauh dari itu, dengan karakter the winner take all sistem ini menjadi sistem yang paling
sederhana dibandingkan sistem pemilu lain terutama dari sisi metode penghitungan suaranya
karena kandidat yang memperoleh suara terbanyak otomatis menjadi kandidat terpilih./:;1
Balaupun demikian, sistem 6"?" masih memiliki kelemahan yang cukup mendasar
khususnya dalam hal potensi hilangnya suara rakyat. %ebab dengan model the winner take
all yang hanya menghendaki satu pemenang saja dalam satu distrik akan berakibat
terbuangnya suara rakyat yang kandidatnya kalah dalam pemilihan. #esiko kehilangan suara
tersebut akan semakin besar jika terjadi pertarungan antar kandidat yang dicalonkan oleh
parpol-parpol besar. %elain itu, model the winner take all selama ini juga dinilai kurang
memberi ruang kepada pluralisme politik yang ada di masyarakat baik yang berlatar belakang
kesukuan maupun sektoral (buruh, tani, nelayan, pro&esional, pengusaha, dan lain-lain),
karena parlemen hanya didominasi oleh parpol-parpol besar saja./:1
egara yang selama ini menjadi contoh terbaik penerapan sistem 6"?" adalah Anggris dan
$merika %erikat. amun menurut #e&ly arun di Anggris sendiri sistem ini terus digugat dan
diperdebatkan. ua hal yang sering diperdebatkan adalah keterwakilan (representativeness)
dan akuntabilitas (accountability). %istem 6"?" sering dipersepsikan mengandung masalah
dalam soal keterwakilan karena banyak suara yang terbuang. an dalam kenyataannyasistem
6"?" di Anggris selama ini telah meminggirkan parpol-parpol kecil dan kelompok minoritas
dari keterwakilan. #akyat Anggris hanya diberikan alternati& pemerintahan yang itu-itu saja.
%ebelum pemerintahan beralih ke kubu uruh pada 'DD;, Anggris diperintah onservati&
selama ' tahun dengan Margareth ?hatcher sebagai ikonnya. %ekarang hal yang sama
berulang kembali karena uruh sudah memerintah selama ': tahun./:D1
%istem mayoritas pluralitas yang kedua adalah sistem lock @ote (@).%istem ini hampir
sama dengan sistem 6"?" karena sama-sama memakai wilayah distrik sebagai daerah
pemilihannya. "erbedaannya, jika 6"?" hanya menghendaki wakil tunggal dari masing-
masing distrik, sebaliknya @ menghendaki wakil banyak dalam setiap distrik. "erbedaan
lainnya, jika dalam 6"?" masyarakat hanya memilih ' (satu) kandidat saja, dalam sistem @
masyarakat diberi hak untuk memilih kandidat sebanyak jumlah kursi yang diperebutkan.
alam menggunakan hak pilihnya tersebut, masyarakat dapat memilih semua kandidat
sampai sesuai dengan jumlah kursi atau memilih sebagian (satu) kandidat saja. /0E1
Menurut #eynold, sistem @ ini biasanya dipraktikkan di negara-negarayang tradisi
kepartaiannya lemah atau tidak ada. ?ahun :EE3, epulauan Cayman, epulauan 6alkland,
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn27http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn28http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn28http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn29http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn30http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn27http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn28http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn29http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn30
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
6/17
+uernsey, uwait, 8aos, 8ibanon, Maldives, "alestina, %uriah, ?onga, dan ?uvalu
menggunakan sistem pemilu ini. %istem ini juga pernah digunakan di Fordania
('DD) Mongolia ('DD:), dan 6ilipina serta ?hailand hingga tahun 'DD;. engan hak pilih
yang bersi&at ganda maka masyarakat lebih mendapatkan keleluasaan dalam menentukan
kandidat-kandidat pilihannya. amun sistem ini juga akan melahirkan persaingan antar
kandidat di internal parpol sehingga berdampak pada kesulitan parpol dalam mengkonsolidasi
kekuatan politik internalnya./0'1
%istem mayoritas>pluralitas yang ketiga adalah sistem "arty lock @ote ("@). %istem "@
prinsipnya hampir sama dengan sistem 6"?" dengan modelthe winner take all-nya dimana
hanya diperoleh satu pemenang saja dalam setiap distrik. "erbedaannya jika dalam sistem
6"?", parpol hanya boleh mencalonkan ' (satu) kandidat saja di masing-masing distrik,
sebaliknya dalam sistem "@ parpol boleh mencalonkan lebih dari satu kandidat. amun
masyarakat tetap hanya diberi hak untuk memilih ' (satu) kandidat saja.
"arpol yang memperoleh suara terbanyakotomatis memenangkan pemilihan. ursi yang
dimenangkan akan diberikan kepada kandidat yang memperoleh suara terbanyak diantara
kandidat lain di internal parpol tersebut. %istem ini digunakan di egara amerun, Chad,
Jibouti, dan %ingapura./0:1
elebihan dari sistem "@ hampir sama dengan sistem 6"?" yaitu akan melahirkan sistem
kepartaian yang lebih sederhana dan kuat. elemahannya adalah potensi hangusnya suara
rakyat dalam skala besar karena hanya diperoleh satu pemenang saja dalam setiap distrik. /001
%istem mayoritas>pluralitas yang keempat adalah sistem $lternative @ote($@). %istem ini
juga hampir sama dengan sistem 6"?" yang menghendaki wakil tunggal di setiap
distrik. "erbedaannya, jika dalam 6"?" rakyat hanya diberikan hak untuk memilih satu
kandidat saja, di dalam sistem $@ rakyat diberikan hak untuk memilih seluruh kandidat yang
tercantum di dalam kertas suara, namun harus dengan cara merangking. andidat yang paling
dipercaya dan diyakininya ditempatkan pada rangking pertama dan seterusnya./031 engan
sistem demikian, maka masyarakat akan lebih memiliki ruang dalam mengekspresikan
pilihannya terhadap semua kandidat. an bagi para kandidat, sistem ini juga dapat dijadikan
sebagai alat untuk mengukur tingkat legitimasi mereka di mata masyarakat. Misalnya bagi
kandidat yang berada di rangking kedua, walaupun dia kalah dalam pemilihan, namun ia
kalah dengan terhormat karena tetap mendapatkan legitimasi yang kuat dari rakyat yang
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn31http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn32http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn33http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn34http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn31http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn32http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn33http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn34
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
7/17
ditunjukkan dengan besarnya dukungan rakyat yang berhasil menempatkannya di posisi
kedua./051
erdasarkan pemetaan #eynolds sistem ini digunakan di 6iji dan "apua ugini. elebihan
dari sistem $@ akan menuntut para kandidat untuk bekerja lebih keras dalam menarik simpati
pemilih khususnya para pemilih yang berasal dari luar partai mereka, yang paling tidak akan
menempatkannya di rangking kedua dan seterusnya. elemahan dari sistem ini akan
menuntut masyarakat untuk lebih kritis lagi dalam menganalisis pro&il masing-masing
kandidat yang tentu saja tidak mudah. isamping itu, sistem ini juga menghendaki tingkat
baca-tulis huru& dan angka yang tinggi di kalangan pemilih sehingga hanya bisa diterapkan di
negara-negara yang sistem pendidikannya telah merata./071
%istem mayoritas>pluralitas yang kelima adalah sistem ?wo #ound %ystem(?#%). %istem ini
di Andonesia lebih dikenal dengan sistem
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
8/17
e&isien karena dengan adanya putaran kedua akan membuat penyelenggara pemilu bekerja
dua kali dan pembiayaan pemilu yang akan memakan anggaran cukup besar ./3E1
'.:.:.: %istem "erwakilan "roporsional
%istem perwakilan proprosional oleh banyak pakar diyakini lahir sebagai respon atas
kelemahan sistem mayoritas>pluralitas (sistem distrik) yang berdampak pada banyaknya suara
rakyat (pemilih) yang terbuang karena hanya menghendaki ' (satu) pemenang saja di setiap
distrik. %ehingga yang menjadi poin krusial dari sistem ini adalah bagaimana menerjemahkan
semua suara agar dapat menjadi kursi secara proporsional sehingga dapat lebih berkeadilan.
engan demikian, suara kelompok minoritas dan parpol-parpol kecil akan lebih terjamin
karena prinsipnya semua suara harus dikonversi menjadi kursi.
eberapa kelebihan yang paling prinsip dari sistem perwakilan proporsional antara lain*
terangkatnya suara yang kalah9 mem&asilitasi partai-partai minoritas untuk punya wakil di
parlemen9 menuntut partai-partai politik berkampanye di luarbasisnya9 memungkinkan
tumbuh dan stabilnya kebijakan karena sistem inimenuntun pada pemerintahan yang
berkesinambungan9 dan sistem ini juga memungkinkan partai-partai politik dan kelompok
kepentingan berkoalisi dalam kekuasaan./3'1
%ementara beberapa kelemahan yang dimiliki sistem perwakilan proporsional adalah lahirnya
pemerintahan koalisi (bahkan multi-koalisi). oalisi parpol dan antar kekuatan politik di
tubuh pemerintahan biasanya dilakukan dengan cara membagi-bagi jabatan politik (biasanya
ditingkat kementerian) sehingga seringkali membuat kebijakan-kebijakan publik yang
dilahirkan tidak selaras antara satu kementerian>departemen dengan kementerian>departemen
lainnya. "emerintahan koalisi juga seringkali rentan melahirkan &ragmentasi antar parpol
karena terjadinya persaingan internal koalisi untuk menjadi parpol yang dominan. elemahan
lain dari sistem perwakilan proporsional, dengan sistem wakil banyak memang akan
melahirkan sistem kepartaian yang lebih plural, namun bagi negara-negara yang masih
memiliki basis ideologi kuat akan berpotensi melahirkan partai-partai ekstrim (kiri maupun
kanan)./3:1
%istem perwakilan proporsional biasanya dilaksanakan dengan menggunakan "roporsional
a&tar. engan model "roporsional a&tar maka setiapparpol diminta menda&tarkankandidat-kandidatnya. "ara kandidat kemudian diurut berdasarkan nomor urut (dari nomor
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn40http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn40http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn41http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn42http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn40http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn41http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn42
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
9/17
urut terkecil sampai terbesar)./301 a&tar kandidat tersebut ada yang tertutup (closed list) dan
terbuka (opened list). ?ertutup jika da&tar kandidat tersebut tidak dicantumkan di kertas suara
atau tempat pemilihan sehingga rakyat tidak mengetahui nama masing-masing kandidat.
?erbuka jika da&tar kandidat dicantumkan di kertas suara atau dipampang di tempat pemilihan
sehingga masyarakat mengetahui nama-nama kandidat dari masing-masing partai./331
alam hal memilih, baik da&tar terbuka maupun da&tar tertutup biasanya masyarakat hanya
memilih partainya saja. "artai akan menerima kursi secara proporsional dari total suara yang
dihasilkan. andidat yang nantinya duduk di kursi parlemen diambil dari kandidat yang ada
di da&tar, biasanya diurut dari nomor urut terkecil. Jika berdasarkan perhitungan proporsional
suatu partai mendapatkan 0 (tiga) kursi, maka kandidat yang dipilih adalah kandidat yang
menempati nomor urut pertama, kedua dan ketiga di partai tersebut./351
i beberapa negara (khususnya Andonesia), sistem perwakilan proporsional dengan da&tar
terbuka, memiliki variasi yang agak berbeda. alam hal memilih, rakyat boleh memilih
kandidatnya saja (tidak harus memilih partai), namun suara yang diberikan kepada kandidat
tersebut tetap dianggap sebagai suara milik partai, karena metode pengkonversian suara
menjadi kursi tetap menggunakan akumulasi suara partai. "erbedaan lainnya, biasanya
kandidat yang dipilih oleh parpol untuk didudukkan di kursi yang diperoleh adalah kandidat
di urutan nomor paling kecil (nomor urut '), di Andonesia, kursi diberikan kepada kandidat
yang memperoleh suara terbanyak (tidak lagi tergantung pada nomor urut).
elebihan dari "roporsional a&tar adalah memungkinkan kelompok minoritas terwakili di
parlemen. "roporsional a&tar juga memungkinkan calon perempuan terpililh. amun
kelemahannya biasanya antara kandidat terpilih dengan konstituennya tidak memiliki
hubungan politik yang kuat karena posisinya sebagai anggota parlemen bukan karena dipilih
oleh rakyat tetapi karena ditempatkan oleh partai ke dalam a&tar. %ehingga dalam sistem ini
biasanya pengurus parpol memiliki kekuasaan yang sangat besar karena pengurus parpol
memiliki kewenangan untuk menentukan siapa saja anggotanya yang akan ditempatkan
sebagai kandidat di dalam da&tar ./371
%elain "roporsional a&tar, sistem perwakilan proporsional lainnya adalah sistem %ingle
?rans&erable @ote (%?@). %istem ini sampai saat ini diyakini sebagai sistem pemilu
yang cukup menarik. arena dalam memilih, pemilih harusmerangking calon menurut
pilihannya di kertas suara seperti pada sistem [email protected] memilih, pemilih dibebaskan untuk
merangking ataupun cukup memilih satu saja. %istem ini dipakai di Malta dan #epublik
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn43http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn43http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn44http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn45http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn46http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn46http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn43http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn44http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn45http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn46
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
10/17
Arlandia./3;1 %etelah total suara yang memperoleh rangking pertama dihitung, perhitungan
dilanjutkan dengan membuat kuota yang dibutuhkan bagi seorang calon. uota yang
digunakan umumnya kuota roop, dengan rumus *
asil ditentukan melalui serangkaian perhitungan. "ada perhitungan pertama, total jumlah
suara rangking pertama tiap kandidat didahulukan. %etiap calon yang punya suara rangking
pertama lebih besar atau sama dengan kuota otomatis terpilih. %etelah itu perhitungan
dilanjutkan dengan, suara lebih kandidat terpilih (yang suaranya di atas kuota) didistribusikan
kepada kandidat rangking kedua di suratsuara. emi keadilan, seluruh surat suara masing-
masing calon didistribusikan. Contohya, jika seorang calon punya 'EE suara, dan
kelebihannya 5 suara, lalu setiap kertas suara diredistribusikan senilai '>:E kali dari ' suara.
%etelah perhitungan selesai, jika tidak ada calon yang punya kelebihan suara lebih dari kuota,
calon dengan total suara terendah tersingkir. %uara mereka diredistribusikanke perhitungan
selanjutnya dari para calon yang masih bersaing untuk rangking kedua dan seterusnya.
"erhitungan diteruskan hingga seluruh kursi di daerah pemilihan ditempati pemenang yang
menerima kuota atau jumlah calon yang tersisa dalam proses perhitungan tinggal satu ataulebih dari jumlah kursi yang nantinya diduduki./31
elebihan %?@ sama dengan "roporsional a&tar secara umum, sebab memungkinkan
pilihan dibuat baik antar partai maupun antar calon dalam satu partai. elemahan dari %?@
adalah rumitnya proses perhitungan serta membutuhkan tingkat kenal huru& dan angka yang
tinggi dari para pemilih. %istem ini juga memancing &ragmentasi di dalam internal partai
poitik oleh sebab calon-calon dari partai yang sama saling berkompetisi satu sama lain./3D1
'.:.:.0 %istem Campuran
%istem Campuran lahir atas dasar keinginan untuk memadukan sisi positi& dari
Mayoritas>"luralitas ataupun "erwakilan "roporsional sehingga dengan perpaduan tersebut
diharapkan akan memperkecil kelemahan dalam sistem pemilu. engan model campuran
tersebut maka, sistem pemilu dilaksanakan dengan menerapkan sistem Mayoritas>"luralitas
dan "erwakilan "roporsional secara bersamaan./5E1
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn47http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn47http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn48http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn49http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn50http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn47http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn48http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn49http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn50
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
11/17
alam praktiknya, sistem campuran terbagi ke dalam : (dua) varian sistem yaitu MiIed
Member "roportional (MM") dan "aralel. eduanya tetap sama yaitu menerapkan sistem
Mayoritas>"luralitas dan "erwakilan "roporsional secara bersamaan. Fang membedakannya
adalah dalam hal pengalokasian kursi. %istem MM" dalam menentukan alokasi kursinya
ditentukan oleh perolehan suara masing-masing parpol melalui sistem "erwakilan
"roporsional. %ementara sistem "aralel dalam menentukan alokasi kursi tidak saling
tergantung (sistem Mayoritas>"luralitas dan sistem "erwakilan "roporsional berjalan sendiri-
sendiri)./5'1
%alah satu negara yang menerapkan sistem MM" ini adalah Jerman. Jumlah kursi parlemen
Jerman (undestag) yang totalnya sebanyak 5D kursi dibagi menjadi dua berdasarkan
alokasi perolehannya. %ebanyak :DD kursi adalah kursi yang alokasinya diperuntukkan bagi
pemilu dengan sistem Mayoritas>"luralitas (varian sistemnya menggunakan 6"?"), dan
setengahnya (:DD kursi) dialokasikan untuk sistem "erwakilan "roporsional (varian
sistemnya menggunakan "roporsional a&tar)./5:1
alam menentukan alokasi kursi yang didapatkan oleh masing-masing partai tetap
menggunakan dasar perhitungan akumulasi perolehan suara parpol melalui sistem "erwakilan
"roporsional. Jika partai $ misalnya memenangkan 'E persen suara di satu negara bagian,
dan berdasarkan perhitungan proporsionalberhak mendapat 'E kursi, maka akan
dilihat terlebih dahulu berapa jumlah kandidatnya yang menang melalui sistem distrik. Jika
partai $ memiliki 5 (lima) kandidat terpilih dari sistem distrik, berarti masih terdapat (lima) 5
kursi yang belum terisi. ursi inilah yang kemudian akan diisi oleh kandidat yang
dicantumkan di "roporsional a&tar oleh "artai tersebut. %elain Jerman, negara-negara lain
yang mengunakan sistem MM" adalah $lbania, olivia, Jerman, ungaria, Atalia, 8esotho,
Meksiko, %elandia aru, dan @ene4uela. i negara-negara ini, kursi distrik dipilih
menggunakan 6"?", ungaria menggunakan ?#%./501
%elain sistem MM", sistem "ararel juga banyak dipraktikkan oleh beberapa di dunia.
%ebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, sistem ini sama dengan sistem MM" yang
menerapkan sistem Mayoritas>"luralitas dan sistem "erwakilan "roporsional secara
bersamaan. amun agak berbeda dengan MM", komponen "roporsional tidak
mengkompensasikan sisa suara bagi distrik yang menggunakan Mayoritas>"luralitas./531
"ada sistem "aralel, seperti juga pada MM", setiap pemilih mungkin menerima hanya satu
surat suara yang digunakan untuk memilih calon ataupun partai (orea %elatan dan
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn51http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn52http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn53http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn54http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn51http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn52http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn53http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn54
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
12/17
"hilippina) atau surat suara terpisah, satu untuk kursi Mayoritas>"luralitas dan satunya untuk
kursi "roporsional (Jepang, 8ithuania, dan ?hailand). i "hillipina, dari :5E kursi "#
berdasarkan alokasi perolehannya dibagi menjadi dua bagian, masing-masing :EE kursi
alokasinya diperoleh melalui sistem 6"?" dan 5E kursi alokasinya diperoleh melalui sistem
"roporsional a&tar. %istem 6"?" disediakan bagi kandidat-kandidat dari parpol maupun
independen, sementara sistem "roporsional a&tar dipergunakan untuk komunitas-komunitas
sektoral (golongan) seperti organisasi guru, pro&esi, petani, pekerja dan lain-lain. %yarat
untuk mendapatkan kursi setiap komunitas sektoral minimal harus memperoleh 0 G dari total
suara./551
%istem paralel kini dipakai :' (dua puluh satu) negara. $rmenia, Conakry, Jepang, orea
%elatan, "akistan, 6ilipina, #ussia, ychelles, ?hailand, ?imor 8este dan !kraina
menggunakan 6"?" satu distrik satu wakil bersama dengan komponen "roporsional a&tar,
sementara $4erbaijan, +eorgia, a4akhstan, 8ithuania, dan ?ajikista
menggunakan ?#% untuk distrik satu wakil untuk sistemnya./571
elebihan %istem "aralel adalah, dalam hal ketidakproporsionalan, sistem ini memberikan
hasil antara Mayoritas>"luralitas murni dan "roporsional murni. %atu keuntungannya adalah,
tatkala cukup kursi "roporsional, partai kecil minoritas yang kurang sukses di pemilihan
Mayoritas>"luralitas tetap dianugerahi kursi melalui sistem "roporsional atas setiap suara
yang diperoleh. %ebagai tambahan, sistem "aralel secara teoretis, kurang menciptakan
&ragmentasi partai ketimbang sistem pemilihan murni "roporsional. elemahan sistem
"aralel adalah, sebagaimana terjadi dengan MM", akan menciptakan dua kategori wakil
rakyat. Juga, sistem ini tidak menjamin keproporsionalan, dan sejumlah partai kemungkinan
akan tetap kehilangan representasi kendatipun memenangkan jumlah suara secara substansial.
%istem "aralel juga relati& rumit dan membuat pemilih bingung sebagaimanan ini juga
menimpa para panitianya./5;1
/'1 8ihat Jimly $sshiddiKie (:), 2p.Cit. hal. ;0D
/:1 M.$. #i&& (ed), ictionary o& Modern "olitical
Adeologies (Manchester* Manchester!niversity "ress, 'D;) hal. ';'.
http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn55http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn56http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn57http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftnref1http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftnref2http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn55http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn56http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftn57http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftnref1http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=876498475195477205#_ftnref2
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
13/17
/01 alam konteks ini, #yn mencoba menambahkan bahwa prinsip kedaulatan rakyat tidak
cukup dengan hanya jaminan adanya pemilu dalam pengisian jabatan-jabatan lembaga
negara, tetapi juga harus diikuti oleh pendidikan etika dan moral para pejabat publik.
8ihat Claes +. #yn, emocracy and thical 8i&e, $ "hillosophy o& "olitics and
Community, %econd dition(8ouisiana* 8ouisiana %tate !niversity "ress, 'DDE), hal.'53-
'73.
/31 8ihat Jean JacKues #osseau. 2p.Cit. hal. '7-:'
/51 #ichard %. at4, 2p.Cit hal. 7D
/71 6rans Magnis %useno, 2p.Cit. hal. :DE-:D'
/;1 onald 8. orowit4,
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
14/17
/'31 %istem pemilu yang baik memungkinkan pemilih mengetahui siapa wakil yang ia pilih
dalam pemilu, dan si pemilih dapat mengawasi kinerjanya.
/'51 %istem pemilu yang baik mendorong partai politik untuk memperbaiki organisasi
internalnya, lebih memperhatikan isu-isu masyarakat, dan bekerja untuk para pemilihnya.
/'71 %istem pemilu yang baik mendorong terjadinya oposisi di tingkat legislati&, sebagai
bentuk pengawasan "# atas pemerintah.
/';1 %istem pemilu harus bisa dipakai secara berkelanjutan dan memungkinkan pemilu
sebagai proses demokratis yang terus dipakai untuk memilih para pemimpin.
/'1 %tandar internasional ini misalnya isu $M, lingkungan, demokratisasi, dan globalisasi
ekonomi.
/'D1 $rend 8ijphart, lectoral %ystems, dalam $&an +a&&ar, "olitik Andonesia, ?ransisi
Menuju emokrasi (Fogyakarta* "ustaka "elajar , :EEE), hal. :55.
/:E1 ieter ohlen, >www.electoral-re&orm.org.
uk>article.phpLid53
/:71 $ndrew #eynold. 2p.Cit. hal.0-0D
/:;1 Abid. hal.3E
/:1 Abid. hal.3' 8ihat juga #e&ly arun,
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
15/17
/:D1 #e&ly arun, Menggugat %istem "emilu ita,http*>>re&lyharun.blogspot.com>:EED>E3>
menggugat-sistem-pemilu-kita.html, diunduh '3 Juli :E'E.
/0E1 $ndrew #eynolds. et. al. 2p.Cit. hal.33-35
/0'1 Abid. hal.37
/0:1 Abid.
/001 Abid. hal.37 8ihat juga Anternational emocracy and lectoral $ssistance, Countries
!sing "arty locked @ote, http*>>www.idea.int>esd>type.c&mLelectoral%ystem"@ , diunduh
'5 Juli :E'E.
/031 8ihat lectoral #e&orm %ociety, ?he $lternative @ote. Bhat is ?he $lternative @oteL
http*>>www.electoral-re&orm.org.uk>article.phpLid55, diunduh '5 Juli :E'E.
/051 $ndrew #eynolds et. al. 2p.Cit. hal.3;
/071 Abid.
/0;1 Abid. hal.5:
/01 8ihat 6rance iplomatie, lection in 6rance, Conduct o& lections
in 6rance,http*>>www.diplomatie.gouv.&r>en>&ranceN'5D>institutions-and-
politicsN7'3>elections-in-&ranceN5353> indeI.html , diunduh '' Juli :E'E
/0D1 $ndrew #eynolds et.al. 2p.Cit. hal. 53-55
/3E1 Abid. hal. 57
/3'1 Abid. hal.5;
/3:1 Abid.
/301 Abid. hal.7E
/331 8ihat Juric ?oplak,
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
16/17
/371 $ndrew #eynolds. et.al. 2p.Cit. hal 75-7D
/3;1 Abid. hal. ;'
/31 Abid.
/3D1 Abid. hal. ;0-;7
/5E1 8ihat #e&ly arun,
-
8/19/2019 Makalah Perbandingan HTN
17/17
/7E1 $ndrew #ynolds. 2p.Cit. hal. ''0
/7'1 Abid. 8ihat juga aniel M. %mith,