makalah htn kewarganegaraan ganda
DESCRIPTION
Hukum tata negara indonesiaTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Warga Negara merupakan salah satu hal yang bersifat prinsipal dalam kehidupan
bernegara. Setiap Negara mempunyai hak untuk menentukan siapa saja yang dapat menjadi
warga negaranya, dalam hal ini setiap Negara berdaulat, hampir tidak ada pembatasan.
Namun demikian, suatu Negara harus tetap menghormati prinsip-prinsip umum hukum dalam
negara tersebut khususnya dalam masalah kewarganegaraan. Dan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini khususnya yaitu kewarganegaraan ganda.
Diawali setelah masa reformasi terjadi perombakan Undang-Undang Dasar 1945
melalui amandemen. Didalam amandemen perubahan-perubahan terhadap perlindungan hak
asasi manusia terlihat sangat sifnifikan sehingga berdampak juga pada perombakan undang-
undang tentang kewarganegaraan. Reformasi peraturan perundang-undangan
kewarganegaraan bertujuan memberikan perlindungan terhadap warga Negara dengan
memposisikan secara tepat didalam kerangka perlindungan HAM tanpa menganggu
kedaulatan Negara Republik Indonesia.
Selanjutnya, dalam perkembangan politik hukum kewarganegaraan Indonesia
kewarganegaraan ganda diakui secara terbatas sampai dengan umur 18 tahun atau sudah
kawin. Hal ini dipergunakan dalam rangka memberikan perlindungan kepada anak yang
belum dewasa.
Kewarganegaraan ganda sebenarnya membuat warga negara lebih bebas untuk berbisnis di
negara lain. Informasi ekonomi dan alih teknologi bisa terjadi tanpa kendala atau batas. Biaya
menjadi murah dan jumlah investor bertambah banyak. Dan ini merupakan awal bagus untuk
menggalakkan ekonomi yang sedang berkembang saat ini.
Selain itu dari segi ketenagakerjaan juga dapat memberi seorang warga landasan hukum
untuk membuka bisnis dan mendapatkan karyawan di berbagai negara. Selain itu, hal yang
paling diutamakan dalam masalah kewarganegaraan ganda adalah bisa melindungi anak dari
pasangan yang berbeda kewarganegaraan, karena dengan demikian orang tua mereka tidak
bisa dideportasi akibat masalah hukum. Orang-orang berpendidikan internasional dan
1
multibudaya akan lebih mudah mencari kerja atau dipekerjakan di berbagai negara tanpa ada
kendala imigrasi.
II. Rumusan Masalah
Dalam makalah kewarganegaraan ganda ini akan dibahas beberapa masalah yaitu
diantaranya:
1.1 Bagaimana yang dimaksud dengan pengertian kewarganegaraan ganda khususnya di
indonesia ?
1.2 Apakah yang dimaksud dengan Kewarganegaraan Terbatas ?
1.3 Apakah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) diperbolehkan memiliki
kewarganegaraan ganda ?
1.4 Bagaimanakah cara untuk mendapatkan kewarganegaraan indonesia bagi anak yang
sudah berusia 18 tahun ?
III. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperluas pemahaman mahasiswa
akan materi status kewarganegaraan ganda serta mengerti aturan-aturan indonesia yang
mengatur tentang kewarganegaraan anda.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Kewarganegaraan Ganda
Kewarganegaraan ganda adalah sebuah status yang disematkan kepada seseorang
yang secara hukum merupakan warga negara sah di beberapa negara. Kewarganegaraan
ganda ada karena sejumlah negara memiliki persyaratan kewarganegaraan yang berbeda dan
tidak eksklusif. Secara umum, kewarganegaraan ganda berarti orang-orang yang "memiliki"
kewarganegaraan ganda, tetapi secara teknis diklaim sebagai warga negara oleh masing-
masing pemerintah negara bersangkutan. Karena itu, mungkin saja bagi seseorang menjadi
warga negara di satu negara atau lebih, atau bahkan tanpa kewarganegaraan.
Masing-masing negara mengikuti alasan-alasan mereka sendiri dalam menetapkan kriteria
mereka untuk kewarganegaraan. Setiap negara memiliki persyaratan berbeda mengenai
kewarganegaraan, serta kebijakan berbeda mengenai kewarganegaraan ganda. Hukum-hukum
tersebut kadang meninggalkan celah yang memungkinkan seseorang mendapatkan
kewarganegaraan lain tanpa menghapus kewarganegaraan asli, sehingga menciptakan kondisi
bagi seseorang untuk memiliki dua kewarganegaraan atau lebih. Berikut adalah persyaratan
umum bagi seseorang untuk memperoleh kewarganegaraan di suatu negara.
Sedikitnya satu orang tua adalah warga negara di negara tersebut (jus sanguinis).
Orang tersebut lahir di teritori negara bersangkutan (jus soli)
Orang tersebut menikahi seseorang yang memiliki kewarganegaraan di negara
bersangkutan (jure matrimonii).
Orang tersebut mengalami naturalisasi.
Orang tersebut diadopsi dari negara lain ketika masih di bawah umur dan sedikitnya
satu orang tua asuhnya adalah warga negara di negara bersangkutan.
Orang tersebut melakukan investasi uang dalam jumlah besar: Austria, Siprus,
Dominika dan St. Kitts & Nevis.
Setelah kewarganegaraan diberikan, negara pemberi dapat atau tidak dapat
mempertimbangkan penghapusan kewarganegaraan lamanya secara sukarela agar sah. Dalam
hal naturalisasi, sejumlah negara mensyaratkan pendaftar naturalisasi untuk menghapus
3
kewarganegaraan mereka sebelumnya. Sayangnya, penghapusan tersebut bisa saja tidak
diakui oleh negara bersangkutan. Secara teknis, orang tersebut masih memiliki dua
kewarganegaraan.
Di Indonesia, Salah satu agenda penting reformasi adalah amandemen konstitusi atau
Undang-Undang Dasar 1945 yang kemudian dilakukan melalui empat tahap. Perubahan-
perubahan itu terlihat didalam hal mengenai warga Negara dan hak asasi manusia. Atas dasar
itulah perlu adanya perombakan didalam undang-undang kewarganegaraan Indonesia yang
pada akhirnya menghasilkan undang-undang nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan
Republik Indonesia.
Terdapat banyak perbedaan dengan peraturan tentang kewarganegaraan Indonesia
sebelumnya. Hal ini terkait dengan semakin lengkapnya perlindungan hak asasi manusia
didalam UUD 1945 yang oleh karenanya dalam politik hukum kewarganegaraan perlu
adanya penyesuaian antara undang-undang kewarganegaraan dengan UUD 1945 yang baru.
Perbedaan-perbedaan itu dapat terlihat pada prinsip-prinsip yang digunakan.
Dalam politik hukum kewarganegaraan saat ini melakukan perubahan yang
revolusioner yang berusaha menghilangkan segala bentuk diskriminasi. Oleh karena ini
terjadi perubahan terhadap system kekerabatan yang sebelumnya bersifat patrilineal menjadi
ke parental sehingga dengan ini dimungkinkannya terjadinya kewarganegaraan ganda.
Kewarganegaraan ganda yang semula tidak diperkenankan dalam politik hukum
kewarganegaraan Indonesia karena menganut asas kewarganegaraan tunggal mulai
diperlunak dengan diberlakukannya asas kewarganegaraan ganda terbatas yang bertujuan
memberikan perlindungan terhadap anak.
Untuk lebih mempermudahn pembahasan mengenai kewarganegaraan ganda,
indonesia asas yang mendasari hukum kewarganegaraan yang terdiri dari beberapa asas-asas
di dalamnya. Pengaturan Mengenai Anak Hasil Perkawinan Campuran Yaitu, segi kelahiran
terbagi lagi menjadi dua asas yaitu ius soli dan ius sanguinis, sedangkan dari segi perkawinan
terbagi lagi menjadi dua asas yaitu asas persamaan derajat dan asas kesatuan hukum.
Segi Kelahiran
Pada umumnya penentuan kewarganegaraan dilihat dari segi kelahiran seseorang.
Seperti yang disebut diatas,ada dua macam asas kewarganegaran berdasarkan kelahiran, yaitu
ius soli dan ius sanguinis. Kedua istilah ini berasal dari bahasa latin. Ius berarti hukum, dalil,
4
atau pedoman. Sedangkan soli berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah.
Dengan demikian, ius soli berarti pedoman yang berdasarkan tempat atau daerah. Dalam
kaitan dengan asas kewarganegaraan ini, ius soli berarti kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya. Sementara itu sanguinis berasal dari kata sanguis yang
berarti darah. Dengan demikian, ius sanguinis berarti pedoman yang berdasarkan darah atau
keturunan. Dalam kaitannya dengan asas kewarganegaraan ini, ius sanguinis berarti
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh keturunannya atau orangtuanya.
Dalam praktik setiap Negara pada umumnya penggunaan asas ini dipergunakan secara
simultan. Bedanya, ada Negara yang lebih menitikberatkan pada penggunaan ius sanguinis,
dengan ius soli sebagai kekecualian. Sebaliknya, adapula Negara yang lebih menitikberatkan
pada penggunaan ius soli, dengan ius sanguinis sebagai kekecualian. Penggunaan kedua asas
ini secara simultan mempunyai tujuan agar status apatride atau tanpa kewarganegaraan
(stateless) dapat terhindari.
Sebaliknya, karena berbagai Negara menganut asas kewarganegaraan berdasarkan
kelahiran yang berbeda-beda, dapat menimbulkan masalah bipatride atau dwi-
kewarganegaraan bahkan multipatride. Contoh terjadinya bipatride karena asas berdasarkan
kelahiran sebagai berikut, Negara A menganut asas ius sanguinis, sedangkan Negara B
menganut asas ius soli. Maka setiap orang yang lahir di Negara B dari orangtua yang
berkewarganegaraan A, akan mempunyai status baik sebagai warganegara B maupun
warganegara A. ia memperoleh status warganegara A, karena ia keturunan warga Negara A.
ia pun memperoleh status warga Negara B, karena ia lahir dinegara B.
Segi Perkawinan
Disamping dari sudut kelahiran, hukum kewarganegaraan juga mengenal dua asas
yang erat kaitannya dengan masalah perkawinan, yaitu asas kesatuan hukum dan asas
persamaan derajat. Suatu perkawinan dapat menyebabkan terjadinya perubahan status
kewarganegaraan seseorang.
Asas kesatuan hukum bertolak dari hakikat suami-istri ataupun ikatan dalam keluarga.
Keluarga merupakan inti masyarakat. Masyarakat akan sejahtera apabila didukung oleh
keluarga-keluarga yang sehat dan tidak terpecah. Dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat suatu keluarga ataupun suami- istri yang baik perlu mencerminkan adanya
5
suatu kesatuan yang bulat. Perlu adanya suatu kesatuan yang bulat. Guna mendukung
terciptanya kesatuan dalam keluarga, para anggota keluarga harus tunduk pada hukum yang
sama. Kesatuan hukum yang sama ini mempermudah dalam permasalahan-permasalahan
hukum seperti keperdataan, yaitu pengaturan harta kekayaan,status anak, dan lain-lain.
Dengan kata lain, hal ini akan sangat mendukung terciptanya keharmonisan dan
kesejahteraan dalam keluarga.
Selain asas ini adapula asas persamaan derajat yaitu bahwa suatu perkawinan tidak
menyebabkan berubahnya status kewarganegaraan masing-masing pihak. Baik pihak suami
maupun pihak istri tetap berkewarganegaraan asal. Kewarganegaraan mereka masing-masing
tetap sama seperti sebelum perkawinan berlangsung. Asas ini muncul akibat adanya
emansipasi wanita yang mempersamakan derajatnya dengan laki-laki. Asas ini apabila dilihat
dari aspek kepentingan nasional berguna untuk menghindari terjadinya penyelundupan
hukum.
Seperti halnya penggunaan dua asas kewarganegaraan dari segi kelahiran,
penggunaan asas kesatuan hukum dan persamaan derajat yang berlainan dapat menimbulkan
status bipatride dan apatride juga.
Seperti yang telah diuraikan diatas, asas-asas dalam hukum kewarganegaraan baik
dalam segi kelahiran maupun segi perkawinan semata-mata bertujuan untuk menentukan
siapa yang menjadi warga Negara suatu Negara tanpa terjadinya apathride maupun
Bipathride walau hal ini pasti akan terjadi karena perbedaan politik hukum kewarganegaraan
setiap Negara tidak mungkin ada yang sama. Baik apatride maupun Bipatride merupakan hal
yang tidak diinginkan oleh setiap Negara. Dengan apatride seseorang tidak akan
mendapatkan kejelasan status hukum, sehingga ia tidak mempunyai kejelasan perlindungan
hukum.
Sedangkan, apabila seseorang bipatride ada dua status hukum yang berlaku terhadap
orang itu sehingga ada tumpang tindih hak dan kewajiban antara Negara yang satu dengan
yang lainnya maupun hak dan kewajiban orang tersebut terhadap negaranya. Namun dalam
perkembangan kewarganegaraan ganda (bipatride) ini mengalami pelunakan dengan alasan
memberikan perlindungan terhadap orang tersebut yang berkaitan dengan hak asasinya.
Perlunakan ini dapat diberikan terhadap anak-anak yang belum dewasa karena membutuhkan
perlindungan yang lebih dari suatu Negara. Hal ini berkaitan dengan status anak tersebut
terkait dengan orang tuanya yang terikat didalam suatu keluarga yang merupakan suatu
6
kesatuan,sehingga tercapainya kesatuan hukum dalam keluarga termasuk juga status hukum
anak tersebut.
1.2 Asas kewarganegaraan ganda terbatas
Berdasarkan UU No. 12 tahun 2006 pasal 4 jo c,d,h,l WNI :
4C. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNI dan ibu WNA;
4D. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNA dengan ibu WNI;
4H. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari Ibu WNA yang diakui oleh seorang
ayah WNI sbg anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin;
4I. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI, yang
karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
UU No. 12 tahun 2006
Pasal 5
Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun
dan belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing tetap
diakui sebagai WNI
Anak WNI yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penetapan Pengadilan tetap diakui sebagai WNI.
Asas kewarganegaraan ganda terbatas itu sendiri adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur didalam
undang-undang ini[6]. Yang dimaksud dengan undang-undang ini ialah Undang- Undang
Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Indonesia.
Asas kewarganegaraan ganda terbatas ini pada umumnya terjadi karena perkawinan
campuran, sehingga melahirkan anak yang mempunyai orang tua yang berbeda
7
kewarganegaraan. Seorang anak merupakan pribadi yang belum cakap untuk menentukan, ia
membutuhkan perlindungan lebih.
Oleh karena itu Negara wajib menjamin perlindungan itu melaui statusnya sebagai
warga Negara sehingga seorang anak dapat mendapatkan status warganegaranya demi
perlindungannya walaupun ia telah memperoleh kewarganegaraan dari Negara lain. Hal itu
tentu sebatas sampai pada tingkat kedewasaan anak tersebut, karena pada tingkat kedewasaan
seorang anak dapat menentukan pilihannya. Pemberian kewarganegaraan ganda terbatas ini
berfungsi untuk memudahkan anak tersebut menjalani hidupnya dinegara yang bersangkutan,
seperti masalah izin tinggal anak tersebut, Izin tinggal yang diberikan bagi anak-anak Warga
Negara Asing hanya berlaku satu tahun.
Selain itu diharuskan melapor ke kepolisian, ke berbagai tingkat administrasi dari
tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten sampai ke Kantor Urusan Kependudukan tingkat
provinsi. Setiap tahun pengurusan surat-surat ini menghabiskan waktu yang lama dan biaya
yang besar. Dengan adanya kewarganegaraan ganda terbatas tidak diperlukan pengurusan
izin tinggal ini. Selain itu terkait juga dengan pendidikan anak tersebut, dengan adanya
kewarganegaraan ganda terbatas anak tersebut dapat mendapatkan pendidikan di sekolah
negeri.
Jadi dalam perkembangan politik hukum kewarganegaraan Indonesia
kewarganegaraan ganda diakui secara terbatas sampai dengan umur 18 tahun atau sudah
kawin. Hal ini dipergunakan dalam rangka memberikan perlindungan kepada anak yang
belum dewasa. Namun perlu adanya pengaturan lebih lanjut mengenai batasan penggunaan
kewarganegaraan ganda terbatas ini karena didalam Undang-Undang tidak mengatur akibat
dari keadaan yang memungkinkan seseorang tidak memilih salah satu kewarganegaraannya
dalam hal orang tersebut memiliki status kewarganegaraan ganda terbatas.
Tata cara mendapatkan kewarganegaraan ganda terbatas
Anak Berkewarganegaraan Ganda adalah anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c,
huruf d, huruf h, dan huruf l serta dalam Pasal 5 Undang Undang Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Anak Berkewarganegaraan Ganda wajib didaftarkan oleh orang tua atau wali. Pendaftaran
Anak Berkewarganegaraan Ganda dapat dilakukan:
8
di wilayah Indonesia, atau
di luar wilayah Indonesia
Dalam hal Pendaftaran dilakukan di luar wilayah Indonesia, pendaftaran diajukan kepada:
Kepala Perwakilan Republik Indonesia
Pejabat imigrasi yang ditunjuk oleh Menteri Hukum dan HAM
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Anak Berkewarganegaraan Ganda.
Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda diajukan secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia yang memuat paling sedikit:
o nama lengkap Anak Berkewarganegaraan Ganda
o tempat/tanggal lahir
o jenis kelamin
o alamat
o nama orang tua
o kewarganegaraan orang tua, dan
o status perkawinan orang tua
Terlampir Formulir pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda
Formulir Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda dilampirkan dokumen:
Kutipan Akte Kelahiran Anak yang telah disahkan oleh lembaga terkait di Kanada
(certified true copy) yang akan disimpan dalam database KBRI Ottawa.
akta perkawinan, buku nikah, atau akta perceraian orang tua
Paspor kebangsaan asing anak bagi yang memiliki
Paspor kebangsaan asing ayah atau ibu bagi anak yang tidak memiliki Paspor
kebangsaan asing
Pas foto Anak Berkewarganegaraan Ganda terbaru berwarna dan berukuran 4 x 6 cm
sebanyak 4 lembar.
Pendaftaran akan diverifikasi oleh petugas, dan apabila dinyatakan benar dan sah, pejabat
penerima pendaftaran mencatat dalam buku registrasi. Bukti pendaftaran diterbitkan paling
lama 3 (tiga) hari kerja sejak penerimaan berkas pendaftaran.
9
Apabila Anak Berkewarganegaraan Ganda telah memiliki Paspor Biasa RI, selain
diberikan bukti pendaftaran, juga akan dibubuhkan cap pada halaman pengesahan atau
endorsement Paspor Biasa RI.
Anak Berkewarganegaraan Ganda yang belum menentukan pilihan kewarganegaraan dan
belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun dapat diberikan Paspor Biasa RI. Paspor Biasa RI
berlaku sampai Anak Berkewarganegaraan Ganda berusia 21 (dua puluh satu) tahun.
Anak Berkewarganegaraan Ganda yang telah memperoleh Paspor Biasa RI sebelum
berlakunya Peraturan Menteri ini (Desember 2012) harus melakukan pendaftaran berdasarkan
Peraturan Menteri ini paling lambat sebelum Anak Berkewarganegaraan Ganda berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin.
1.3 WNI berkewarganegaraan Ganda
Tentang boleh atau tidaknya seorang WNI memiliki kewarganegaraan ganda kita
lihat lagi dari asas-asas kewarganegaraan yang terdapat dalam Undang-Undang No. 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia(“UU Kewarganegaraan”). Di
dalam Penjelasan Umum UU Kewarganegaraan disebutkan bahwa untuk memenuhi tuntutan
masyarakat dan melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar, undang-undang ini
memperhatikan asas-asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu asas ius sanguinis, ius
soli, dan campuran. Adapun asas-asas yang dianut dalam UU Kewarganegaraan adalah
sebagai berikut:
a. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
b. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
c. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini
10
Lebih lanjut, dalam Penjelasan Umum UU Kewarganegaraan dikatakan bahwa pada
dasarnya UU Kewarganegaraan tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun
tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak
dalam UU Kewarganegaraan merupakan suatu pengecualian. Jadi, benar yang Anda katakan
bahwa hukum Indonesia tidak membolehkan warga negaranya berkewarganegaraan ganda.
Apabila seorang WNI kemudian diketahui mempunyai kewarganegaraan ganda,
maka ia harus melepaskan salah satu kewarganegaraan yang ia miliki. Apabila ia tidak mau
melepaskan salah satu kewarganegaraannya, maka sanksi yang didapatkan adalah kehilangan
kewarganegaraan Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 23 UU
Kewarganegaraan yang berbunyi:
“Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan:
a. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri
b. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
Jadi untuk saat ini di Indonesia belum diperbolehkan untuk memiliki kewarganegaraan ganda
terkecuali untuk anak yang belum berusia genap 18 tahun seperti yang sudah dijelaskan
diatas.
1.4 Cara untuk mendapatkan Kewarganegaraan Ganda
Tata cara pendaftaran anak untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia bagi
anak yang berdomisili di luar negeri, diambil contoh misalhnya di inggris dan irlandia adalah
sebagai berikut:
Salah seorang dari orang tuanya mengajukan permohonan tertulis dalam bahasa
Indonesia yang ditandatangani di atas kertas bermeterai yang cukup. Adapun bentuk
Formulir Permohonan Pendaftaran Anak untuk Memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia tersebut bisa didapatkan (download) melalui website KBRI.
Memperlihatkan Akta Kelahiran asli, dan fotocopynya harus disahkan oleh
Perwakilan Republik Indonesia.
Orangtua membuat Surat Pernyataan yang isinya menyatakan bahwa anak belum
kawin. Adapun bentuk Formulir Surat Pernyataan Orangtua bahwa Anak Belum
Menikah tersebut bisa didapatkan (download) melalui website KBRI.
11
Memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk asli atau Paspor orang tua anak yang asli dan
masih berlaku, dan fotocopynya harus disahkan oleh Perwakilan Republik Indonesia.
Menyerahkan pas foto anak terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 6 (enam)
lembar.
Memperlihatkan dokumen asli kutipan Akta Perkawinan/Buku Nikah atau Akta
Perceraian/Surat Talak/Perceraian atau Keterangan/Kutipan Akta Kematian salah
seorang dari orang tuanya, dan fotocopynya disahkan oleh Perwakilan Republik
Indonesia.
Biaya Pendaftaran
Biaya Legalisasi fotocopy Kutipan Akta Kelahiran sebesar £10.00
Biaya Legalisasi fotocopy Kutipan Akta Perkawinan/Buku Nikah atau Akta
Perceraian/Surat Talak/Perceraian sebesar £15.00 atau gratis untuk
Keterangan/Kutipan Akta Kematian.
Setelah semua formulir dan dokumen terpenuhi, maka pihak KBRI akan mengirimkan
berkas-berkas tersebut ke pihak Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk
diproses.
Biaya pemberian salinan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang
menyatakan memilih Kewarganegaraan RI sebesar dibayar pada waktu menerima
salinan Surat Keputusan tersebut.
12
BAB 3
PENUTUP
I. Kesimpulan
Semua warga negara khususnya di indonesia memiliki hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang sama. Memperoleh suatu kewarganegaraan merupakan Hak asasi dari umat
manusia yang menjadi bagian dari suatu negara untuk mempertahankan kedudukannya
dimata hukum dan ikut berpartisipasi dalam hal bernegara. Kewarganegaraan ganda
merupakan salah status bernegara yang dimiliki seseorang akibat adanya perkawinan
campuran dengan warga negara asing.
Di indonesia sendiri, mengenal adanya asas kewarganegaraan terbatas yang diciptakan
untuk melindungi anak dari hasil perkawinan campuran untuk melindungi anak tersebut
dimata hukum dan negara. Sehingga hak-hak anak tersebut khususnya dalam pemenuhan
kehidupan sehari-hari dan pendidikannya dapat terpenuhi dengan baik. Namun, asas
kewarganegaraan tersebut hanya dapat berlaku sebelum usia anak tersebut 18 tahun. Setelah
usianya 18 tahun, maka setidaknya 3 tahun setelah sang anak berusia 18 tahun, ia harus
memilih kewarganegaraan negara mana yang dia pilih, entah mengikuti kewarganegaraan
ayah atau ibunya, atau mungkin tidak keduanya.
Di indonesia sendiri kewarganegaraan ganda belum diperbolehkan berlaku. Karena
indonesia menganut asas kewarganegaraan tunggal. Jika, dilihat lebih lanjut
berkewarganegaraan ganda ini juga sebenarnya dapat menguntungkan indonesia. Khususnya
dalam peningkatan di bidang ekonomi dan teknologi.
13
DAFTAR PUSTAKA
www.amb-indonesie.fr (diakses pada tanggal 16 mei 2014 pukul 20:27)
www.consular.indonesia-ottawa.org (diakses pada tanggal 16 mei 2014 pukul 20:28)
www.indonesianembassy.org.uk (diakses pada tanggal 16 mei 2014 pukul 20:29)
www.hukumonline.com (diakses pada tanggal 16 mei 2014 pukul 20:30)
www.kemlu.go.id (diakses pada tanggal 16 mei 2014 pukul 20:34)
Manan, Bagir. Hukum Kewarganegaraan Indonesia dalam UU No. 12 Tahun 2006.
Yogyakarta: FH-UII press. 2009.
14