makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1. Perang Diponegoro Praktik kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan bangsa Belanda di Nusantara telah menimbulkan penderitaan bagi rakyat pribumi. Hal tersebut mengakibatkan berbagai bentuk perlawanan bersenjata yang dilakukan rakyat di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah perlawanan yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro. Perang Diponegoro disebut-sebut sebagai perlawanan rakyat terbesar di Pulau Jawa selama pemerintahan kolonial Belanda. Perang Diponegoro berlangsung selama lima tahun yaitu antara tahun 1825- 1830 dan diperkirakan memakan hampir 200.000 dari kedua belah pihak. Pangeran Diponegoro adalah seorang bangsawan dari Kesultanan Yogyakarta dan merupakan putra Sultan Hamengkubuwono III. Pada zamannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram khususnya Kesultanan Yogyakarta menjadi semakin sempit karena banyak daerah yang di ambil alih oleh pemerintah kolonial Belanda. Di lingkungan istana Yogyakarta sendiri terdapat dua golongan, satu golongan berpihak kepada pemerintah kolonial Belanda, sementara pihak lain menentang 1

Upload: aguzzal

Post on 25-Oct-2015

4.551 views

Category:

Documents


51 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.1.1. Perang Diponegoro

Praktik kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan bangsa Belanda di

Nusantara telah menimbulkan penderitaan bagi rakyat pribumi. Hal tersebut

mengakibatkan berbagai bentuk perlawanan bersenjata yang dilakukan rakyat di

berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah perlawanan yang dilakukan

oleh Pangeran Diponegoro. Perang Diponegoro disebut-sebut sebagai perlawanan

rakyat terbesar di Pulau Jawa selama pemerintahan kolonial Belanda. Perang

Diponegoro berlangsung selama lima tahun yaitu antara tahun 1825-1830 dan

diperkirakan memakan hampir 200.000 dari kedua belah pihak.

Pangeran Diponegoro adalah seorang bangsawan dari Kesultanan

Yogyakarta dan merupakan putra Sultan Hamengkubuwono III. Pada zamannya,

wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram khususnya Kesultanan Yogyakarta menjadi

semakin sempit karena banyak daerah yang di ambil alih oleh pemerintah kolonial

Belanda. Di lingkungan istana Yogyakarta sendiri terdapat dua golongan, satu

golongan berpihak kepada pemerintah kolonial Belanda, sementara pihak lain

menentang pemerintah Belanda. Pangeran Diponegoro merupakan salah satu

bangsawan yang menentang kolonial Belanda karena telah melihat berbagai

penindasan yang mereka lakukan kepada rakyat. Beliau akhirnya lebih memilih

untuk mengasingkan diri dari istana dan menetap di Desa Tegalrajo, Yogyakarta.

Di Desa inilah Pangeran Diponegoro menjalani hidup sebagai rakyat biasa namun

diam-diam mulai menyusun kekuatan untuk melawan Belanda.

Setelah penyerangan itu, dimulailah sebuah perang besar yang akan

berlangsung 5 tahun lamanya. Di bawah kepemimpinan Diponegoro, rakyat

pribumi bersatu dalam semangat "Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan

pati"; sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati. Selama perang, sebanyak

15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Perjuangan Diponegoro

dibantu Kyai Maja yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan. Dalam

1

Page 2: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S.

Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.

1.1.2. Perang Badar

Sultan Adam memerintah tahun 1825-1857. Sebelum wafat beliau

mengangkat puteranya yang bernama Prabu Anom sebagai penggantinya.

Pemerintah Belanda tidak menyetujuinya, karena Belanda mengetahui bahwa

Prabu anom memusuhi Belanda. Belanda menunjuk putera Sultan Adam yang lain

yang bernama Bagusnya, tetapi meninggal dunia pada tahun 1852.

Selanjutnya terjadilah kericuhan-kericuhan dalam soal pemilihan calon

pengganti sultan. Akhirnya Sultan Adam menunjuk cucunya yang bernama

Pangeran Hidayatullah, tetapi Belanda mencalonkan cucunya yang lain yang

bernama Pangeran Tamjidillah. Setelah Sultan Adam wafat (tahun 1857), Belanda

memaksakan Pangeran Tamjidillah untuk menjadi sultan Banjar yang ke-21, dan

Pangeran Hidayatullah sebagai mangkubumi dengan maksud untuk

menghapuskan Kesultanan Banjar.

Pangeran Tamjidillah setelah menjadi sultan, memfitnah Pangeran

Hidayatullah dengan cara menyuruh orangnya untuk merusak bangunan-bangunan

tambang batu bara di Pengaron yang menjadi milik Belanda dengan maksud agar

kesalahannya ditimpakan kepada Pangeran Hidayatullah. Tetapi setelah diadakan

pengusutan, tipu muslihat Pangeran Tamjidillah itu diketahui oleh Belanda.

Pangeran Tamjidillah terpaksa diturunkan dari tahta dan daerah Kesultanan

Banjarmasin dihapuskan oleh Belanda (Juni 1860).

1.2 Rumusan Masalah

1. Sejarah Perang Diponogoro dan Perang Badar?

2. Jalannya Perang Diponogoro dan Perang Badar?

3. Penyebab Perang Diponogoro dan Perang Badar?

2

Page 3: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui Sejarah Perang Diponogoro dan Perang Badar.

2. Dapat mengetahui bagaimana jalannya Perang Diponogoro dan Perang

Badar.

3. Dapat mengetahui Penyebab terjadinya Perang Diponogoro dan Perang

Badar.

1.4 Sistematika Penulisan

Kata pengantar, Daftar isi, Bab I terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan juga sistematika penulisan yang terdapat pada makalah ini.Bab II

terdiri dari isi yang membahas mengenai Sejarah Perang Diponogoro.Bab III

merupakan bab penutup dimana terdapat kesimpulan dan saran dari apa yang

dibahas pada makalah ini, daftar pustaka.

3

Page 4: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perang Diponegoro

Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog),

adalah perang besar dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830)

yang terjadi di Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), antara pasukan

penjajah Belanda di bawah pimpinan Jendral De Kock [1] melawan penduduk

pribumi yang dipimpin seorang pangeran Yogyakarta bernama Pangeran

Diponegoro. Dalam perang ini telah berjatuhan korban yang tidak sedikit. Baik

korban harta maupun jiwa. Dokumen-dokumen Belanda yang dikutip para ahli

sejarah, disebutkan bahwa sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terenggut. Sementara

itu di pihak serdadu Belanda, korban tewas berjumlah 8.000.

Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang

pernah dialami oleh Belanda selama menjajah Nusantara. Peperangan ini

melibatkan seluruh wilayah Jawa, maka disebutlah perang ini sebagai Perang

Jawa.

2.2 Jalannya Perang Diponegoro

Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri,

kavaleri dan artileri (yang sejak perang Napoleon menjadi senjata andalan dalam

pertempuran frontal) di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front

pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran

berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai

pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut

kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur Iogistik

dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong keperluan perang.

Berpuluh-puluh kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan di dasar jurang.

Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan sedang

berkecamuk. Para telik sandi dan kurir bekerja keras mencari dan menyampaikan

informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi perang. Informasi mengenai

4

Page 5: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

kekuatan musuh, jarak tempuh dan waktu, kondisi medan, curah hujan menjadi

berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melalui

penguasaan informasi.

Serangan-serangan besar rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulan-

bulan penghujan; para senopati menyadari sekali untuk bekerjasama dengan alam

sebagai "senjata" tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda

akan melakukan usaha-usaha untuk gencatan senjata dan berunding, karena hujan

tropis yang deras membuat gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria,

disentri, dan sebagainya merupakan "musuh yang tak tampak", melemahkan

moral dan kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika

gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengonsolidasikan pasukan dan

menyebarkan mata-mata dan provokator mereka bergerak di desa dan kota;

menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran

dan pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang dibawah komando Pangeran

Diponegoro. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang

melawan Belanda.

Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang

serdadu; suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu di mana suatu wilayah

yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan sebagian Jawa timur dijaga oleh

puluhan ribu serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini adalah perang pertama yang

melibatkan semua metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Baik

metode perang terbuka (open warfare), maupun metode perang gerilya (guerrilla

warfare) yang dilaksanakan melalui taktik hit and run dan penghadangan

(Surpressing). Perang ini bukan merupakan sebuah tribal war atau perang suku.

Tapi suatu perang modern yang memanfaatkan berbagai siasat yang saat itu belum

pernah dipraktekkan. Perang ini juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf

(psy-war) melalui insinuasi dan tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak

Belanda terhadap mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran; dan kegiatan

telik sandi (spionase) di mana kedua belah pihak saling memata-matai dan

mencari informasi mengenai kekuatan dan kelemahan lawannya.

5

Page 6: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro

dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada

tahun 1829, Kyai Modjo, pemimpin spiritual pemberontakan, ditangkap.

Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah

Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret

1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Di

sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat

sisa anggota laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan

diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di

Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Berakhirnya Perang Jawa merupakan akhir perlawanan bangsawan Jawa.

Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak

8.000 serdadu berkebangsaan Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa.

Sehingga setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya.

Mengingat bagi sebagian orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap

pemberontak, sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke

Kraton, sampai kemudian Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberi amnesti bagi

keturunan Diponegoro, dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang

dipunyai Diponegoro kala itu. Kini anak cucu Diponegoro dapat bebas masuk

Kraton, terutama untuk mengurus silsilah bagi mereka, tanpa rasa takut akan

diusir.

2.3 Penyebab terjadinya perang diponegoro

Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya Perang Diponegoro.

Sebab-sebab tersebut antara lain

a. Sebab Umum

Kekuasaan dan wibawa raja-raja di Jawa Tengah semakin merosot karena

daerah kekuasaannya semakin berkurang. Kaum bangsawan merasa dikurangi

haknya, tanah-tanah yang mereka sewakan kepada pihak swasta Eropa telah

diambil alih oleh pemerintah kolonial. Akibatnya, mereka harus mengembalikan

6

Page 7: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

uang persekot yang telah diterimanya. Kaum bangsawan kemudian diangkat

menjadi pegawai kolonial dengan mendapatkan gaji.

Rakyat mempunyai beban yang sangat berat dalam hidupnya, seperti kerja

rodi dan membayar pajak tanah. Disamping itu, juga terdapat pemungutan pajak

yang diborongkan kepada orang-orang Cina. Pemungutan yang dilakukan bersifat

memeras dan menjadi beban buat rakyat.

b. Sebab Khusus

Sebab khusus Perang Diponegoro adalah pembuatan jalan yang melalui

tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Pembuatan jalan itu

dilaksanakan oleh Patih Danurejo IV sebagai kaki tangan bangsa Belanda. Patok-

patok yang dipasang atas perintah Patih Danurejo IV dicabut oleh pasukan

pangeran diponegoro. Pemasangan dan pencabutan patok-patok tanda pembuatan

jalan itu telah terjadi berulang kali. akhirnya Pangeran Diponegoro

memerintahkan agar patok-patok itu diganti dengan tombak sebagai pernyataan

perang.

Sementara itu, pihak Belanda tidak menginginkan terjadinya perang. Pihak

Belanda mengirim Pangeran Mangkubumi (Paman Pangeran Diponegoro) untuk

membujuk Pangeran Diponegoro agar mau bertemu dengan Residen Belanda di

rumah dinasnya. Pangeran Diponegoro menolak, karena telah mengetahui maksud

Belanda. Ketika pembicaraan antara Pangeran Mangkubumi dengan Pangeran

Diponegoro sedang berlangsung, tiba-tiba pihak Belanda melancarkan serangan.

Serangan pihak Belanda itulah yang menjadi awal dari Perang Diponegoro.

2.4 Perang Banjar

Setiap tanggal 11 Oktober, kita diingatkan tentang peristiwa sejarah

wafatnya seorang pejuang banua yang selalu dikenang namanya. Ia, Gusti Inu

Kartapati alias Pangeran Antasari bin Pangeran Masohud bin Pangeran Amir,

lokomotif dan ikon pecahnya De Bandjermasinsche Krijg atau Perang Banjar

(1859-1905).

7

Page 8: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

Pangeran Antasari memiliki pribadi yang besar dan seorang ahli strategi

perang gerilya yang mampu memimpin dan menggerakkan pasukan di daerah

yang amat luas dan sulit serta seorang pemimpin yang ulet, tabah dan berwibawa

dengan memiliki kekuatan lahir dan batin untuk menggerakkan para pengikutnya

dalam mencapai tujuan bersama. Selain itu, beliau adalah pemimpin yang dicintai

rakyat, cerdik dan sangat alim.

Pengetahuannya yang dalam tentang Islam, ketaatannya melaksanakan

ajaran-ajaran Islam, ikhlas, jujur dan pemurah adalah merupakan akhlaq yang

dimiliki Pangeran Antasari. Pandangan yang jauh dan ketabahannya dalam

menghadapi setiap tantangan, menyebabkan ia dikenal dan disukai oleh rakyat.

Sebagaimana tertulis dalam sejarah, Banjarmasin merupakan pusat

kesultanan yang cukup maju. Tapi pada permulaan abad ke 19, relatif mereka

sudah dikuasai pihak Belanda. Belanda melaksanakan perang kolonialnya, antara

lain dengan maksud melakukan aneksasi wilayah Kalimantan Selatan.

Keruwetan politik dalam negeri Kesultanan Banjar ini akhirnya

menimbulkan meletusnya Perang Banjar selama 4 tahun (1859–1863). Pada

periode konflik fisik itulah, yaitu pada tahun 1859, muncul seorang pangeran

setengah baya yang telah disingkirkan haknya, memimpin perlawanan terhadap

Belanda. Dialah Pangeran Antasari yang lahir tahun 1809.

Dua tokoh pimpinan saat itu, Panembahan Aling dan Sultan Kuning,

membantu Antasari untuk melancarkan serangan besar-besaran. Mereka

menyerang pertambangan batubara Belanda dan pos-pos misionaris, sehingga

pihak Kolonial mendatangkan bala bantuan besar-besaran.

Antasari kemudian bergabung dengan kepala-kepala daerah Hulu Sungai,

Martapura, Barito, Pelaihari, Kahayan, Kapuas, dan lain-lain. Mereka bersepakat

mengusir Belanda dari Kesultanan Banjar. Maka perang makin menghebat,

dibawah pimpinan Pangeran Antasari. Pernah pihak Belanda mengajak berunding,

tetapi Pangeran Antasari tidak pernah mau. Daerah pertempurannya meliputi

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

8

Page 9: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

2.5 Jalannya Perang Banjar

Tepatnya tanggal 28 April 1859, Perang Banjar yang dipimpin oleh

Pangeran Antasari meletus, dengan jalan merebut benteng Pengaron milik

Belanda yang dipertahankan mati-matian. Pertempuran di benteng pengaron ini

disambut dengan pertempuran-pertempuran di berbagai medan yang tersebar di

Kalimantan Selatan, yang dipimpin oleh Kiai Demang Lehman, Haji Buyasin,

Tumenggung Antaluddin, Pangeran Amrullah dan lain-lain.

Pertempuran mempertahankan benteng Tabanio bulan Agustus 1859,

pertempuran mempertahankan benteng Gunung Lawak pada tanggal 29

September 1859, mempertahankan kubu pertahanan Munggu Tayur pada bulan

Desember 1859, pertempuran di Amawang pada tanggal 31 Maret 1860. Bahkan

Tumenggung Surapati berhasil membakar dan menenggelamkan kapal Onrust

milik Belanda di Sungai Barito.

Sementara itu Pangeran Hidayatullah makin jelas menjadi penentang

Belanda dan memihak kepada perjuangan rakyat yang dipimpin oleh Pangeran

Antasari. Penguasa Belanda menuntut supaya Pangeran Hidayatullah menyerah,

tetapi ia menolak. Akhirnya penguasa kolonial Belanda secara resmi

menghapuskan kerajaan/kesultanan Banjar pada tanggal 11 Juni 1860. Sejak itu

kesultanan Banjar langsung diperintah oleh seorang Residen Hindia Belanda.

Perlawanan semakin meluas, kepala-kepala daerah dan para ulama ikut

memberontak, memperkuat barisan pejuang Pangeran Antasari bersama-sama

pangeran Hidayatullah, langsung memimpin pertempuran di berbagai medan

melawan pasukan kolonial Belanda. Tetapi karena persenjataan pasukan Belanda

lebih lengkap dan modern, pasukan Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayatullah

terus terdesak serta semakin lemah posisinya. Setelah memimpin pertempuran

selama hampir tiga tahun, karena kondisi kesehatan, akhirnya Pangeran

Hidayatullah menyerah pada tahun 1861 dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat.

Setelah Pangeran Hidayatullah menyerah, maka perjuangan umat Islam

Banjar dipimpin sepenuhnya oleh pangeran Antasari, baik sebagai pemimpin

rakyat yang penuh dedikasi maupun sebagai pewaris kesultanan Banjar.

9

Page 10: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

Untuk mengokohkan kedudukannya sebagai pemimpin perjuangan umat

Islam tertinggi di Kalimantan Selatan, maka pada tanggal 14 Maret 1862,

bertepatan dengan 13 Ramadhan 1278 Hijriah, dimulai dengan seruan: “Hidup

untuk Allah dan Mati untuk Allah,” seluruh rakyat, pejuang-pejuang, para alim

ulama dan bangsawan-bangsawan Banjar; dengan suara bulat mengangkat

Pangeran Antasari menjadi ‘Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin’.

Tidak ada alasan lagi bagi Pangeran Antasari untuk menolak. Dia harus

menerima kedudukan yang dipercayakan kepadanya dan bertekad melaksanakan

tugasnya dengan rasa tanggung jawab sepenuhnya kepada Allah dan rakyat.

Pada tahun 1862 Pangeran Antasari merencanakan suatu serangan besar-

besaran terhadap Belanda, tetapi secara mendadak, wabah cacar melanda daerah

Kalimantan Selatan, Pangeran Antasari terserang juga, sampai ia meninggal pada

11 Oktober 1862 di Bayan Begak, Kalimantan Selatan. Kemudian ia dimakamkan

di Banjarmasin.

Gambaran singkat dari Perang Banjar yang berlangsung dari tahun 1859

dan berakhir tahun 1905, terlihat dengan jelas bahwa landasan ideologi yang

diperjuangkan adalah Islam, dengan semboyan “Hidup untuk Allah dan mati

untuk Allah”, dengan jalan perang Sabil dibawah pimpinan seorang Pangeran

Antasari, dan targetnya berdaulatnya kembali kesultanan Banjar.

2.6 Penyebab terjadinya perang Banjar

Rakyat tidak puas terhadap campur tangan Belanda dalam penggantian

tahta di Banjar.

Sultan Adam memerintah tahun 1825-1857. Sebelum wafat beliau

mengangkat puteranya yang bernama Prabu Anom sebagai penggantinya.

Pemerintah Belanda tidak menyetujuinya, karena Belanda mengetahui bahwa

Prabu anom memusuhi Belanda. Belanda menunjuk putera Sultan Adam yang lain

yang bernama Bagusnya, tetapi meninggal dunia pada tahun 1852.

Selanjutnya terjadilah kericuhan-kericuhan dalam soal pemilihan calon

pengganti sultan. Akhirnya Sultan Adam menunjuk cucunya yang bernama

Pangeran Hidayatullah, tetapi Belanda mencalonkan cucunya yang lain yang

10

Page 11: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

bernama Pangeran Tamjidillah. Setelah Sultan Adam wafat (tahun 1857), Belanda

memaksakan Pangeran Tamjidillah untuk menjadi sultan Banjar yang ke-21, dan

Pangeran Hidayatullah sebagai mangkubumi dengan maksud untuk

menghapuskan Kesultanan Banjar.

Pangeran Tamjidillah setelah menjadi sultan, memfitnah Pangeran

Hidayatullah dengan cara menyuruh orangnya untuk merusak bangunan-bangunan

tambang batu bara di Pengaron yang menjadi milik Belanda dengan maksud agar

kesalahannya ditimpakan kepada Pangeran Hidayatullah. Tetapi setelah diadakan

pengusutan, tipu muslihat Pangeran Tamjidillah itu diketahui oleh Belanda.

Pangeran Tamjidillah terpaksa diturunkan dari tahta dan daerah Kesultanan

Banjarmasin dihapuskan oleh Belanda (Juni 1860).

Belanda menangkap Prabu Anom (1857) seorang bangsawan yang terkenal

memusuhi Belanda.

Dengan adanya penangkapan Prabu Anom yang terus diasingkan ke

Bandung, menimbulkan kemarahan rakyat. Akibatnya rakyat Banjar mengadakan

perlawanan di bawah pimpinan Pangeran Antasari yang mendapat dukungan dari:

Kyai Demang Leman, Tumenggung Surapati,dan lain-lain.

11

Page 12: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjabaran di halaman yang telah dijelaskan di depan, dapat ditarik

kesimpulan, Belanda berusaha untuk merebut kedaulatan dengan berbagai macam

cara, taktik adu domba kekuasaan adalah salah satunya. Perang Diponegoro dan

perang Banjar mengingatkan kita akan perjuangan rakyat dimasa lalu, tetapi

kembali lagi kekuatan dan strategi peperangan harus kalah oleh uang dan senjata

yang lebih modern.

3.2 Saran

Saran kami selaku yang membuat makalah ini kita harus selalu mengenang

dan menghargai perjuangan pahlawan-pahlawan kita yang sudah memperjuangkan

nyawa dan hidupnya untuk membela negeri kita dari para penjajah. Dan dalam

penulisan makalah ini juga penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangannya atau masih jauh dari kesempurnaannya seperti yang diharapkan

oleh karena itu kritik dan saran baik itu dari bapak/Ibu Guru maupun rekan

siswa/siswi yang bersifat konstruktif sangat diharapkan guna memperbaiki

penulisan lebih lanjut.

12

Page 13: makalah perang diponegoro dan perang banjar.docx

DAFTAR PUSTAKA

Suparman. 1995. IPS SEJARAH. Jakarta: Pustaka Mandiri.

Anwar Kurnia. 2002. IPS TERPADU. Jakarta: Yudistira.

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Diponegoro

http://master-masday.blogspot.com/2012/07/sejarah-terjadinya-perang-

diponegoro.html

phesolo.wordpress.com/tag/perang-diponegoro/

13