makalah peranan air dalam pangan
DESCRIPTION
kimia panganTRANSCRIPT
MAKALAH
PERAN AIR DALAM BAHAN PANGAN
Mata Kuliah : Kimia Pangan
Di susun Oleh :
Cicilya Yuliana : 103020102
JURUSAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDANBANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dalam
bentuk makalah dengan judul PERAN AIR DALAM BAHAN PANGAN mata
kuliah Kimia Pangan.
Dalam penyusunan dan penyelesai makalah ini, tentunya tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing. Dan tak lupa pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan seluruh pihak yang
telah membantu penulis, baik moril maupun materiil guna menyelesaikan
penulisan makalah ini
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
sebab itu dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat membangun
terhadap isi makalah ini sangat penulis harapkan sebagai bahan masukkan untuk
penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat adanya. Amin.
Bandung, Oktober 2012
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan..................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Fisik dan Kimia Air.................................................................................3
2.2 Jenis Air dalam Makanan.........................................................................4
2.3 Istilah yang Terkai dengan Air.................................................................5
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................7
BAB IV PENUTUP.................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan bahan yang begitu penting bagi kehidupan manusia.
Fungsinya tidak tergantikan oleh senyawa lain. Air memiliki fungsi yang tidak
tergantikan oleh senyawa lain, karena merupakan komponen penting dalam bahan
makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa
makanan kita. Bahkan dalam bahan makan yang kering sekalipun, seperti buah
kering, tepung, serta biji-bijian terkandung air dalam jumlah tertentu
Semua bahan makanan mengandung air dalam julmah yang berbeda-beda,
baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Buah mentah yang menjadi
matang selalu bertambah kandungan airnya, misalnya calon buah apel yang hanya
mengandung 10% air setelah matang kadar airnya menjadi 80%. Kandungan air
beberapa bahan makanan tidak dapat ditentukan dari keadaan fisik bahan tersebut.
Hal seperti yang ditunjukkan pada tabel Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Air Beberapa Komoditi
Bahan Air Bahan AirTomat* 94% Selada (Lactusa sativa) *** 95%Semangka* 93% Kubis*** 92%Kol* 92% Jeruk*** 87%Nenas** 85% Biji kopi, Panggang*** 5%Kacang hijau* 90% Kentang*** 78%Susu Sapi** 88% Pisang*** 75%Ikan teri kering** 38% Ayam*** 70%Daging sapi* 66% Keju*** 37%Roti* 36% Selai*** 28%Buah Kering* 28% Madu*** 20%Susu bubuk* 14% Mentega dan Margarin*** 16%Tepung Terigu** 12% Beras*** 12%
(Sumber: *Hartley, 1970, **Perowosoedarmo,1977, ***John M deMan 1997 : di browser : http://file.upi.edu/Direktori/Oct.15.2012)
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability,
kesegaran dan keawetan bahan makanan tersebut. Sebagian besar dari perubahan-
perubahana bahan makanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau yang
1
berasal dari bahan makanan itu sendiri. Air berperan sebagai pembawa zat-zat
makanan dan sisa-sisa metabolisme, sebagai media reaksi yang menstabilkan
pembentukan biopolimer, dan sebagainya
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang peranan
air dalam bahan pangan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.3 Fisik dan Kimia Air
Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom oksigen yang berikatan
kovalen dengan dua atom hydrogen. Keunikan air terjadi berkat ikatan pemadu
kedua unsurnya. Perangkaian jarak atom-atomnya mirip kunci yang masuk
lubangnya, kecocokan begitu sempurna, sehingga air tergolong senyawa alam
yang kuat, yang hanya dapat dipecah oleh perantara yang agresif, misalnya energi
listrik atau zat kimia seperti logam kalium.
Dalam sebuah molekul air dua buah atom hidrogen yang bersifat elektro
positif berikatan dengan sebuah atom oksigen yang bersifat elektro negatif melalui
dua ikatan kovalen, yang masing-masing mempunyai energi sebesar 110,2
kkal/mol. Ikatan kovalen tersebut merupakan dasar bagi sifat air yang penting,
misalnya kebolehan air sebagai pelarut.
Daya tarik menarik di antara kutub positif sebuah molekul air dengan
kutub negative molekul air lainnya menyebabkan terjadinya penggabungan
molekul-molekul air melalui ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen jauh lebih lemah
daripada ikatan kovalen. Ikatan-ikatan hidrogen mengikat molekul-molekul air
lain disebelahnya dan sifat inilah yang bertanggung jawab terhadap sifat
mengalirnya air pada tekanan 1 atmosfer, suhu 0-100°C. Kemampuan molekul air
membentuk ikatan hidrogen menyebabkan pembentukan hidrat antara air dengan
senyawa-senyawa lain yang mempunyai kutub O atau N, seperti senyawa
methanol atau karbohidrat yang mempunyai gugus OH (hidroksi).
Bila suhu air diturunkan, pelepasan panas akan mengakibatkan pergerakan
molekul-molekul air diperlambat dan volumenya mengecil. Bila air didinginkan
sampai suhu 4°C, suatu pola baru ikatan hydrogen terbentuk. Volume air
sebaliknya mengembang ketika air diturunkan suhunya dari 4°C sampai 0°C.
Ketika panasa dilepas lagi setelah air mencapai 0°C terjadilah kristal, dan ketika
air es berubah menjadi kristal es, volume mendadak mengembang. Es
memerlukan ruan 1/11 kali lebih banyak daripada volume air pembentuknya,
3
tetapi es bersifat kurang pada bila dibanding air karenanya es terapung ke
permukaan air.
1.4 Jenis Air dalam Makanan
Menurut derajat keterikatan air dalam makanan, air dapat dibedakan
menjadi empat tipe:
1. Tipe I (Air Terikat)
Air terikat yaitu molekul air yang terikat pada molekul-molekul lain melalui
suatu ikatan hidrogen yang berenergi tinggi. Molekul air membentuk hidrat
dengan molekul-molekul lain yang mengandung atom-atom O dan N, seperti
karbohidrat, protein atau garam. Air tipe ini tidak dapat bertindak sebagai
pelarut, dan tidak membeku pada suhu dibawah 0°C, tetapi sebagian dapat
dihilangkan dengan cara pengeringan biasa.
2. Tipe II (Air Kapiler)
Air kapiler adalah molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen dengan
molekul air lain, terdapat dalam mikrokapiler. Air jenis lebih sukar
dihilangkan dan penghilangan air tipe ini akan mengakibatkan penurunan aw
(water activity).
3. Tipe III (Air Bebas)
Air bebas adalah air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan
seperti membran, kapiler, serat dll. Air tipe ini mudah diuapkan dan dapat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroba dan media bagi reaksi-reaksi
kimiawi. Aktivitas air berpengaruh besar terhadap laju dari banyak reaksi
kimia dalam makanan dan terhadap laju dari banyak reaksi kimia dalam
makanan dan terhadap laju pertumbuhan mikroba. Hal ini dapat dilihat dalam
tabel 2.
4
Tabel 2. Laju Reaksi dalam Makanan yang Ditentukan Oleh Aktivitas Air.
Reaksi Air Tipe I Air Tipe II Air Tepi IIIAktivitas Enzim 0 Rendah TinggiPertumbuhan Kapang 0 Rendah* TinggiPertumbuhan Khamir 0 Rendah* TinggiPertumbuhan Bakteri 0 0 TinggiHidrolisis 0 Meningkat Cepat TinggiPencoklatan non enzim 0 Meningkat Cepat TinggiOksidasi lipid Tinggi Meningkat Cepat Tinggi
(Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/Oct.15.2012)
4. Tipe IV
Air jenis ini adalah air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air
murni, dengan sifat-sifat air biasa dan keaktifan penuh.
Selain keempat air di atas, air juga dapat dibedakan menjadi air imbibisi
dan air kristal. Air imbibisi adalah air yang masuk kedalam bahan makanan dan
akan menyebabkan pengembangan volume. Air ini tidak merupakan komponen
penyusunan bahan tersebut. Contoh : air dengan beras membentuk nasi, atau
pembentuk gel dari bahan pati. Air kristal adalah air terikat dalam semua bahan,
baik makanan ataupun non-makanan yang berbentuk kristal seperti gula, garam ,
CuSO4 dan lain-lain.
1.5 Istilah yang Terkai dengan Air
Dalam ilmu pangan terdapat beberapa istilah yang terkait dengan air,
yaitu:
1. Kadar Air
Istilah ini digunakan di industri karena lebih mudah dicerna oleh
masyarakat awam. Kadar air merupakan jumla total air yang dikandung oleh suatu
bahan pangan (%) dan istilah ini tidak menggambarkan aktivitas biologisnya.
Untuk menentukan kadar air suatu bahan, mula-mula bahan makan tersebut di
ukur massanya (M1). Setelah itu bahan tersebut di keringkan sampai massanya
tidak berubah lagi, massa pada saat konstant dicatat sebagai massa dua (M2), yang
dinyatakan dengan persamaan dibawah ini:
5
kadar air=(M 1−M 2)
M 1×100 %
2. Kelembaban Relatif (RH)
RH menggambarkan kandungan air total yang dikandung oleh udara yang
biasanya juga dinyatakan dalam (%). Untuk menentukan jumlah air yang
dikandung di udara maka kita dapat menggunakan metode kelembaban spesifik.
Kelembaban spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara
dengan rasio terhadap uap air di udara kering.
3. Aktivitas Air (aw)
Aw menggambarkan derajat aktivitas air dalam bahan pangan, baik kimia
dan biologisnya. Nilai untuk aw berkisar antara 0 sampai 1 (tanpa satuan).
Aktivitas air menggambarkan jumlah air bebas yang dapat dimanfaatkan
mikroba untuk pertumbuhannya. Istilah ini paling umum digunakan sebagai
kriteria untuk keamanan pangan dan kualitas pangan. Nilai aw minimum yang
diperlukan tiap mikroba berbeda-beda sebagai contoh kapang membutuhkan aw
> 0,7, khamir > 0,8 dan bakteri 0,9.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Peranan air dalam bahan pangan dapat dinyatakan sebagi kadar air dan
aktivitas air. Sedangkan di udara dinyatakan dalam kelembaban relatif dan
kelembaban mutlak. Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari
beberapa komponen disamping ikut sebagai bahan pereaksi.
1. Aktivitas Enzim dalam Bahan Pangan
Dalam bahan pangan, terdapat beberapa enzim yang hanya dapat bekerja jika
ada air. Enzim tersebut tergolong enzim hidrokase seperti enzim protease,
lipase, dan amilase
2. Pelarut Universal
Air merupakan senyawa polar yang hanya akan melarutkan senyawa polar.
Senyawa-senyawa polar tersebut seperti garam (NaCl), vitamin (vitamin B
dan C), gula (monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida) dan
pigmen (klorofil).
3. Medium Pindah Panas
Dalam proses pengolahan pangan sering dilakukan pemasakan, dalam proses
pemasakan tersebut digunakan kalor (panas). Kalor tersebut akan dihantarkan
oleh air kebagian-kebagian dalam bahan pangan secara merata, hal ini karena
air mempunyai konduktivitas panas yang baik.
Selain itu adanya air juga akan mempengaruhi kestabilan bahan pangan
selama proses penyimpanan. Hal ini karena kestabilan bahan pangan tergantung
dari aktivitas mikroba pembusuk seperti kapang, kamir dan jamur. Sedangkan
aktivitas mikroba tersebut membutuhkan aw (water activity) tertentu yang bersifat
spesifik untuk tiap jenis mikroba.
7
BAB IV
PENUTUP
Dapat diambil kesimpulan dari uraian di atas bahwa fungsi air dalam bahan
pangan adalah:
1. Air dapat mempengaruhi penampakkan tekstur serta cita rasa makanan
2. Air dalam bahan makna menentukan kesegaran dan daya tahan pangan.
Kerusakan bahan makanan seperti pembusukan oleh mikroba ditentukan
oleh kandungan air yang ada dalam bahan makanan tersebut.
3. Selain itu air dalam makanan menentukan komposisi yang dapat
menentukan kualitas bahan makanan tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA
John M deMan, (1997). Kimia Makanan. Diterjemahkan: Padmawinata, K. Bandung : ITB
Winarno,FG. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/197807162006042AI_MAHMUDATUSSA%27ADAH/AIR_Makalah.pdf (15 Oktober 2012)
http://pertaniangambut.blogspot.com/2011/02/air-dalam-bahan-pangan.html (15 Oktober 2012)
http://reflitepe08.blogspot.com/2011/03/air-dalam-bahan-pangan.html (15 oktober 2012)