makalah pengolahan timah dan aluminium.pdf

Upload: nahri-azizah

Post on 05-Jul-2018

481 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    1/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 1

    BAB I

    PEDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

    alam termasuk sumber daya mineral logam. Kesadaran akan banyaknya

    mineral logam ini mendorong bangsa Indonesia untuk dapat memanfaatkan

    sumber daya alam tersebut secara efisien. Dalam pemanfaatanya, tentu saja

    menggunakan berbagai metode dan teknologi sehingga dapat diperoleh hasil

    yang optimal dengan hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar,

     biaya produksi yang seminim mungkin serta ramah lingkungan.

    Pengolahan timah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat tidak lepas

    dari peran reaksi kimia fisika. Pencucian maupun pemisahan pada timah

    merupakan nagian dari proses yang melibatkan reaksi-reaksi kimia fisika.

    Oleh karena itu, proses pemurnian timah untuk memperoleh hasil yang

    ekonomis perlu di kaji dan dipelajari dari segi kimia fisika.

    Timah merupakan logam dasar terkecil yang diproduksi, yaitu kurang

    dari 300.000 ton per tahun, apabila dibandingkan dengan produksi

    aluminium sebesar 20 juta ton per tahun. Timah putih merupakan unsur

    langka, kelimpahan rata-rata pada kerak bumi sekitar 2 ppm, dibandingkan

    dengan seng yang mempunyai kadar rata-rata 94 ppm, tembaga 63 ppm dan

    timah hitam 12 ppm. Sebagian besar (80%) timah putih dunia dihasilkan dari

    cebakan letakan (aluvial), sekitar setengah produksi dunia berasal dari Asia

    Tenggara.

    Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium

    hanya bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Wöhler.

    Dibandingkan dengan elektrolisis, proses ini sangat tidak ekonomis, dan

    harga aluminium dulunya jauh melebihi harga emas. Karena dulu dianggap

    sebagai logam berharga, Napoleon III Paul L.T Heroult dari Perancis (1808-

    1873) pernah melayani tamunya yang pertama dengan piring aluminium dan

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    2/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 2

    tamunya yang kedua dengan piring emas dan perak. Pada tahun 1886,

    Charles Martin Hall dari Amerika Serikat (1863-1914) dan Paul L.T.

    Héroult dari Perancis (1863-1914) menemukan proses elektrolisis yang

    sampai sekarang membuat produksi aluminium ekonomis.

    Aluminium sebagai logam yang bernilai komersial didapatkan dari hasil

    ekstraksi metalurgi. Untuk mendapatkan Aluminium ini diperlukan Alumina

    sebagai bahan baku yang didapat dari pengolahan bauksit atau dikenal juga

    dengan proses Bayer dan proses  Hall-Heroult. Pada saat ini Indonesia telah

    memiliki pabrik peleburan alumunium satu-satunya dengan cara reduksi

    elektrolit yang di kelola oleh PT. Inalum (Indonesia Asahan Alumunium)

    dimana bahan baku utamanya adalah alumina (Al2O3).

    1.2. Rumusan Masalah

    1.2.1.  Bagaimana proses pengolahan pada timah?

    1.2.2.  Bagaimana proses pengolahan pada aluminium?

    1.2.3.  Apa kegunaan timah?

    1.2.4.  Apa kegunaan aluminium?

    1.3. Tujuan

    1.3.1.  Untuk mengetahui proses pengolahan timah.

    1.3.2.  Untuk mengetahui proses pengolahan aluminium.

    1.3.3.  Untuk mengetahui kegunaan dari timah.

    1.3.4.  Untuk mengetahui kegunaan dari aluminium.

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    3/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Pengertian Timah

    Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

    simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini

    merupakan logam miskin keperakan, dapat ditempa (“malleable”), tidak

    mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam

     banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah

    karat. Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk

    sebagai oksida.

    Timah adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan

    yang rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas

     panas dan listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal (13  –  1600C), logam

    ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk.

    Timah putih (sn) adalah unsur kimia dengan simbol Sn (Latin :

    stannum) dan nomor atom 50, adalah logam golongan utama di kelompok 14

    dari tabel periodik. Timah menunjukkan kemiripan kimia untuk kedua

    kelompok 14 elemen tetangga, germanium dan memimpin dan memiliki dua

    kemungkinan oksidasi, +2 dan sedikit lebih stabil 4. Timah adalah unsur

     paling melimpah ke-49 dan memiliki, dengan 10 isotop stabil, jumlah

    terbesar yang stabil isotop dalam tabel periodik. Tin diperoleh terutama dari

    mineral kasiterit , di mana itu terjadi sebagai timah dioksida.

    Mineral ekonomis penghasil timah putih adalah kasiterit (SnO2),meskipun sebagian kecil dihasilkan juga dari sulfida seperti stanit, silindrit,

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    4/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 4

    frankeit, kanfieldit dan tealit (Carlin, 2008). Mula jadi timah di daerah jalur

    timah yang membentang dari Pulau Kundur sampai Pulau Belitung dan

    sekitarnya diawali dengan adanya intrusi granit yang berumur ± 222 juta

    tahun pada Trias Atas. Magma bersifat asam mengandung gas SnF4, melalui

     proses pneumatolitik hidrotermal menerobos dan mengisi celah retakan,

    dimana terbentuk reaksi: SnF4  + H2O → SnO2  + HF2  (Pamungkas, 2006).

    Cebakan bijih timah merupakan asosiasi mineralisasi Cu, W, Mo, U, Nb,

    Ag, Pb, Zn, dan Sn. Busur metalogenik terbentuknya timah 100 - 1000 km.

    Terdapat tiga tipe kelompok asosiasi mineralisasi timah putih, yaitu

     stanniferous pegmatites, kuarsa-kasiterit dan sulfida-kasiterit (Taylor, 1979).

    Urat kuarsa-kasiterit,  stockworks dan greisen terbentuk pada batuan

     beku granitik plutonik, secara gradual terbentuk  stanniferous pegmatites

    yang ke arah dangkal terbentuk urat kuarsa-kasiterit dan greisen (Taylor,

    1979). Urat berbentuk tabular atau tubuh bijih berbentuk lembaran mengisi

    rekahan atau celah (Strong, 1990). Tipe kuarsa-kasiterit dan greisen

    merupakan tipe mineralisasi utama yang membentuk sumber daya timah

     putih pada jalur timah yang menempati Kepulauan Riau hingga Bangka-

    Belitung. Jalur ini dapat dikorelasikan dengan “Central Belt” di Malaysia

    dan Thailand (Mitchel, 1979).

    Mineral utama yang terkandung di dalam bijih timah berupa kasiterit,

    sedangkan pirit, kuarsa, zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit,

    kalkopirit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan. Timah putih

    dalam bentuk cebakan dijumpai dalam dua tipe, yaitu cebakan bijih timah

     primer dan sekunder. Pada tubuh bijih primer, kandungan kasiterit terdapat

     pada urat maupun dalam bentuk tersebar. Proses oksidasi dan pengaruh

    sirkulasi air yang terjadi pada cebakan timah primer pada atau dekat

     permukaan menyebabkan terurainya penyusun bijih timah primer. Proses

    tersebut menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya timah putih, baik

    dalam bentuk mineral kasiterit maupun berupa unsur Sn. Proses pelapukan,

    erosi, transportasi dan sedimentasi yang terjadi terhadap cebakan bijih timah

     putih pimer menghasilkan cebakan timah sekunder, yang dapat berada pada

    tanah residu maupun letakan sebagai endapan koluvial, kipas aluvial, aluvial

    sungai maupun aluvial lepas pantai. Tubuh bijih primer yang berpotensi

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    5/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 5

    menghasilkan sumber daya cebakan timah letakan ekonomis adalah yang

    mempunyai dimensi sebaran permukaan erosi luas sebagai sumber dispersi.

    Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2.

    Berbentuk kristal dengan banyak permukaan mengkilap sehingga tampak

    seperti batu perhiasan. Kristal tipis Cassiterite tampak translusen. Cassiterite

    adalah sumber mineral untuk menghasilkan logam timah yang utama dan

     biasanya terdapat dialam di alluvial atau aluvium.

    Stannite adalah mineral sulfida dari tembaga, besi dan timah. Rumus

    kimianya adalah Cu2FeSnS4 dan merupakan salah satu mineral yang dipakai

    untuk memproduksi timah. Stannite mengandung sekitar 28% timah, 13%

     besi, 30% tembaga, dan 30% belerang. Stannite berwarna biru hingga abu-

    abu.

    Cylindrite merupakan mineral sulfonat yang mengandung timah,

    timbal, antimon, dan besi. Rumus mineral ini adalah Pb2Sn4FeSb2S14.

    Cylindrite membentuk kristal pinakoidal triklinik dimana biasanya

     berbentuk silinder atau tube dimana bentuk nyatanya adalah gulungan dari

    lembaran kristal ini. Warna cylindrite adalah abu-abu metalik dengan

    spesifik gravity 5,4. Pertama kali ditemukan di Bolivia pada tahun 1893.

    Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-

     biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik

    didih 1.740°C pada tekanan atmosfer. Senyawa Pb-organik seperti Pb-

    tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting karena banyak

    digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya

    meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil

     berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110°C dan 200°C.Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan

    dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan

     bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil.

    Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya

    sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti senyawa holegen

    asam atau oksidator.

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    6/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 6

    Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan

    timah sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-alur sungai, di darat

    (termasuk pulau-pulau timah), dan di lepas pantai. Endapan timah sekunder

     berasal dari endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang

    kemudian terangkut oleh aliran air, dan akhirnya terkonsentrasi secara

    selektif berdasarkan perbedaan berat jenis dengan bahan lainnya. Endapan

    alluvial yang berasal dari batuan granit lapuk dan terangkut oleh air pada

    umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.

    Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite

    (Sn02). Batuan pembawa mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan

    dengan magma asam dan menembus lapisan sedimen (intrusi granit). Pada

    tahap akhir kegiatan intrusi, terjadi peningkatan konsentrasi elemen di

     bagian atas, baik dalam bentuk gas maupun cair, yang akan bergerak melalui

     pori-pori atau retakan. Karena tekanan dan temperatur berubah, maka

    terjadilah proses kristalisasi yang akan membentuk deposit dan batuan

    samping.

    Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi akan tetapi

    diperoleh dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral

    cassiterite atau tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah

    SnO2, dengan kandungan timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah

    yang lain dan kurang mendapat perhatian daripada cassiterite adalah

    kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4) merupakan mineral

    kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite

    (PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    7/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 7

    dengan mineral logam yang lain seperti perak. Timah merupakan unsur ke-

    49 yang paling banyak terdapat di kerak bumi dimana timah memiliki

    kandungan 2 ppm jika dibandingkan dengan seng 75 ppm, tembaga 50 ppm,

    dan 14 ppm untuk timbal. Cassiterite banyak ditemukan dalam deposit

    alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi

    membentuk bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar laut,

    sungai, atau danau. Alluvium terdiri dari berbagai macam mineral seperti

     pasir, tanah liat, dan batu-batuan kecil. Hampir 80% produksi timah

    diperoleh dari alluvial/alluvium atau istilahnya deposit sekunder.

    Diperkirakan untuk mendapatkan 1 Kg Cassiterite maka sekitar 7 samapi 8

    ton biji timah/alluvial harus ditambang disebabkan konsentrasi cassiterite

    sangat rendah.

    Dibumi timah tersebar tidak merata akan tetapi terdapat dalam satu

    daerah geografi dimana sumber penting terdapat di Asia tenggara termasuk

    china, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Hasil yang tidak

    sebegitu banyak diperoleh dari Peru, Afrika Selatan, UK, dan Zimbabwe.

    2.1.1. Sifat Timah

    1.  Timah termasuk golongan IV B dan mempunyai bilangan oksidasi

    +2 dan +4.

    2.  Timah merupakan logam lunak, fleksibel, dan warnanya abu-abu

    metalik.

    3.  Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan

    terbentuknya lapisan oksida timah yang menghambat proses oksidasi

    lebih jauh. Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan

    tetapi dapat diserang oleh asam kuat, basa, dan garam asam. Proses

    oksidasi dipercepat dengan meningkatnya kandungan oksigen dalam

    larutan.

    4.  Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk

    SnO2.

    5.  Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa

     biasa disebut timah abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2 C dengan

    struktur ikatan kovalen seperti diamond. Sedangkan timah beta

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    8/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 8

     berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu tinggi, dan

     bersifat sebagai konduktor.

    6.  Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic

    seperti asam asetat asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut

    dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH.

    7.  Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah(II)

    cenderung memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan

    Sn dalam HCl pekat panas.

    8.  Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV)

    klorida.

    9.  Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.

    Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika

    dipanaskan timah abu-abu (timah alfa) dengan struktur kubus berubah pada

    13.2°C menjadi timah putih (timah beta) yang memiliki struktur tetragonal.

    Ketika timah didinginkan pada suhu 13.2°C, ia pelan pelan berubah dari

     putih menjadi abu-abu. Perubahan ini disebabkan ketidakmurnian

    (impurities) seperti alumunium dan seng, dan dapat dicegah dengan

    menambahkan antimony atau bismut. Jika dipanaskan dalam udara, timah

    membentuk Sn2, sedikit asam, dan membentuk stannate salts dengan oksida.

    2.2. Pengolahan Timah 

    2.2.1. Penambangan

    Penambangan timah putih dilakukan dengan beberapa cara, yaitu

    semprot, penggalian dengan menggunakan excavator, atau menggunakan

    kapal keruk untuk penambangan endapan aluvial darat yang luas dan dalam

    serta endapan timah lepas pantai. Kapal keruk dapat beroperasi untuk

     penambangan cebakan timah aluvial lepas pantai yang berada pada

    kedalaman sekitar 15 meter sampai dengan 50. Penambangan menggunakan

    cara semprot dilakukan terutama pada endapan timah aluvial darat dengan

    sebaran tidak luas dan relatif dangkal. Penambangan dengan menggunakan

    shovel/excavator dilakukan untuk menggali cebakan timah putih tipe residu,

    yang merupakan tanah lapukan bijih primer, umumnya berada pada lereng

    daerah perbukitan. Penambangan oleh masyarakat umumnya dilakukan

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    9/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 9

    dengan cara semprot. Banyak juga penambangan dalam sekala kecil terdiri

    dari satu atau dua orang, menggunakan peralatan sangat sederhana berupa

    sekop, saringan dan dulang, seperti penambangan oleh masyarakat di lepas

     pantai menggunakan sekop dengan panjang sekitar 2,5 meter, dan dilakukan

     pada saat air laut surut. Penambangan banyak dilakukan pada wilayah bekas

    tambang dan sekitarnya. Bahkan tailing yang semula dianggap sudah tidak

    ekonomis, kembali diolah untuk dimanfaatkan kandungan timah putihnya.

    Penambangan oleh masyarakat di lepas pantai selain menggunakan peralatan

    manual sederhana, menggunakan juga pompa hisap dan perahu.

    2.2.2 Pengolahan (Smelting) 

    Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan

    atau mineral timah ( kasiterit SnO2  ). Proses produksi logam timah

    dari bijinya melibatkan serangkaian proses yang terbilang rumit

    yakni pengolahan mineral ( peningkatan kadar timah/proses fisik dan

    disebut juga upgrading ), persiapan material yang akan dilebur,

     proses peleburan, proses refining dan proses pencetakan logam

    timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk paduan timah yang

    dikenal dengan nama timah putih yakni campuran 80% timah, 11 %

    antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal. Timah

     putih ini terutama dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipa

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    10/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 10

    dalam industri kimia, industri bahan makanan dan untuk menyimpan

     bahan makanan. Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai

    dengan namanya yaitu meningkatkan kadar kandungan timah dimana

    Bijih timah diambil dari dalam laut atau lepas pantai dengan

     penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan pembilasan

    dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa. Bijih

    timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20  –  30 % timah.

    Setelah dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan

    timah menjadi lebih dari 70 %, sedangkan bijih timah hasil

     penambangan darat biasanya mengandung kadar timah yang sudah

    cukup tinggi >60%. Adapun Proses pengolahan mineral timah ini

    meliputi banyak proses, yaitu :

    a.  Washing atau Pencucian

    (Wassrij (wasre) tempat pencucian PasirTimah )

    Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan

     bijih timah ke dalam ore bin yang berkapasitas 25 drum per

    unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton bijh per jam. Di

    dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan airtekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.

    ( Proses Pengolahan Timah )

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    11/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 11

     b.  Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji

    kadar

    Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore

     bin lalu dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran dengan

    menggunakan alat screen, mesh, setelah itu dilakukan pengujian

    untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian. Prosedur

     penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan

    mikroskop dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan

     pengotornya memiliki karakteristik yang berbeda sehinga dapat

    diketahui kadar atau jumlah kandungan timah pada bijih.

    c.  Pemisahan berdasarkan berat jenis

    Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig

    Harz.bijih timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj

    mengalir ke bawah yang berarti kadar timah yang diinginkan

    sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar rendah yang juga

     berarti mengandung pengotor atau gangue lainya seperti quarsa ,

    zircon, rutile, siderit dan sebagainya akan ditampung dan

    dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba.

    d.  Pengolahan tailing

    Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil

    mineral bernilai yang mungkin masih tersisa didalam tailing atau

     buangan. Prosesnya adalah dengan gaya sentrifugal. Namun saat

    ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan karena tidak efisien

    karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.

    e.  Proses Pengeringan

    Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip

    kerjanya adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di

    tengah  –   tengah rotary dryer dengan cara mengalirkan api yang

    didapat dari pembakaran dengan menggunakan solar.

    f.  Klasifikasi

    Bijih  –   bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses  –  

     proses pemisahan/klasifikasi lanjutan yakni: klasifikasi

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    12/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 12

     berdasarkan ukuran butir dengan screening klasifikasi

     berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension

    separator. Klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan

    Magnetic separator. Klasifikasi berdasarkan berat jenis denganmenggunakan alat seperti shaking table , air table dan multi

    gravity separator(untuk pengolahan terak/tailing).

    g.  Pemisahan Mineral Ikutan

    Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau

    value yang terbilang tinggi seperti zircon dan thorium( unsur

    radioaktif ) akan diambil dengan mengolah kembali bijih timah

    hasil proses awal pada Amang Plant. Mula  –  mula bijih diayak

    dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi dan disaring/screening

    sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa cassiterite

    dan mineral kasar yang merupakan ikutan. Mineral ikutan

    tersebut kemudian diolah pada air table sehingga menjadi

    konsentrat yang selanjutnya dilakukan proses smelting,

    sedangkan tailingnya dibuang ke tempat penampungan. Mineral

     –  mineral tersebut lalu dipisahkan dengan high tension separator

     –  pemisahan berdasarkan sifat konduktor –  nonkonduktornya atau

    sifat konduktivitasnya. Mineral konduktor antara lain: Cassiterite

    dan Ilmenite. Mineral nonconductor antara lain: Thorium, Zircon

    dan Xenotime. Lalu masing  –   masing dipisahkan kembali

     berdasarkan kemagnetitanya dengan magnetic separation

    sehingga dihasilkan secara terpisah, thorium dan zircon.

    h.  Proses pre-smelting

    Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan

     proses pre-smelting yaitu proses yang dilakukan sebelum

    dilakukannya proses peleburan, misalnya preparasi

    material,pengontrolan dan penimbangan sehingga untuk proses

     pengolahan timah akan efisien.

    i.  Proses Peleburan ( Smelting )

    Ada dua tahap dalam proses peleburan :

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    13/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 13

    - Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan

     slag/terak.

    - Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga

    menghasilkan hardhead dan slag II. 

    ( Peleburan )

    Proses peleburan berlangsung seharian – 24 jam dalamtanur guna menghindari kerusakan pada tanur/refraktori.

    Umumnya terdapat tujuh buah tanur dalam peleburan. Pada tiap

    tanur terdapat bagian  –   bagian yang berfungsi sebagai panel

    kontrol: single point temperature recorder, fuel oil controller,

     pressure recorder, O2 analyzer,multipoint temperature recorder

    dan combustion air controller. Udara panas yang dihembuskan ke

    dalam mfurnace atau tanur berasal dari udara luar / atmosfer yang

    dihisap oleh axial fan exhouster yang selanjutnya dilewatkan ke

    dalam regenerator yang mengubahnya menjadi panas.Tahap awal

     peleburan baik peleburan I dan II adalah proses charging yakni

     bahan baku  –  bijih timah atau slagI dimasukkan kedalam tanur

    melalui hopper furnace. Dalam tanur terjadi proses reduksi

    dengan suhu 1100  –   15000C.unsure  –   unsure pengotor akan

    teroksidasi menjadi senyawa oksida seperti As2O3 yang larut

    dalam timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua menjadi

    logam timah murni namun adapula yang ikut ke dalam slag dan

     juga dalam bentuk debu bersamaan dengan gas  –   gas lainnya.

    Setelah peleburan selesai maka hasilnya dimasukkan ke foreheart

    untuk melakukan proses tapping. Sn yang berhasil dipisahkan

    selanjutnya dimasukkan kedalam float untuk dilakukan

     pendinginan /penurunan temperatur hingga 4000C sebelum

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    14/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 14

    dipindahkan ke dalam ketel.sedangkan hardhead dimasukkan ke

    dalm flame oven untuk diambil Sn dan timah besinya.

     j.  Proses Refining ( Pemurnian )

    - Pyrorefining  

    Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas

    diatas titik lebur sehingga material yang akan direfining cair,

    ditambahkan mineral lain yang dapat mengikat pengotor atau

    impurities sehingga logam berharga dalam hal ini timah akan

    terbebas dari impurities atau hanya memiliki impurities yang

    amat sedikit, karena afinitas material yang ditambahkan terhadap

     pengotor lebih besar dibanding Sn. Contoh material lain yang

    ditambahkan untuk mengikat pengotor: serbuk gergaji untuk

    mengurangi kadar Fe, Aluminium untuk untuk mengurangi kadar

    As sehingga terbentuk AsAl, dan penambahan sulfur untuk

    mengurangi kadar Cu dan Ni sehingga terbentuk CuS dan NiS.

    Hasil proses refining ini menghasilkan logam timah dengan kadar

    hingga 99,92% (pada PT.Timah). Analisa kandungan impurities

    yang tersisa juga diperlukan guina melihat apakah kadar

    impurities sesuai keinginan, jika tidak dapat dilakukan proses

    refining ulang.

    - Eutectic Refining  

    Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan

    crystallizer dengan bantuan agar parameter proses tetap konstan

    sehingga dapat diperoleh kualitas produk yang stabil. Proses

     pemurnian ini bertujuan mengurangi kadar Lead atau Pb yang

    terdapat pada timah sebagai pengotor /impuritiesnya. Adapun

     prinsipnya adalah berhubungan dengan temperatur eutectic Pb-

    Sn, pada saat eutectic temperature lead pada solid solution

     berkisar 2,6% dan aakan menurun bersamaan dengan kenaikan

    temperatur, dimana Sn akan meningkat kadarnya. Prinsip

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    15/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 15

    utamnya adalah dengan mempertahankan temperatur yang

    mendekati titik solidifikasi timah.

    - Electrolitic Refining  

    Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga

    dihasilkan kadar yang lebih tinggi lagi dari pyrorefining yakni

    99,99%( produk PT. Timah: Four Nine ). Proses ini melakukan

     prinsip elektrolisis atau dikenal elektrorefining. Proses

    elektrorefining menggunakan larutan elektrolit yang

    menyediakan logam dengan kadar kemurnian yang sangat tinggi

    dengan dua komponen utama yaitu dua buah elektroda  – anoda

    dan katoda  – yang tercelup ke dalam bak elektrolisis.Proses

    elektrorefining yang dilakukan PT.Timah menggunakan bangka

    four nine (timah berkadar 99,99% ) yang disebut pula starter

    sheetsebagai katodanya, berbentuk plat tipis sedangkan anodanya

    adalah ingot timah yang beratnya berkisar 130 kg dan larutan

    elektrolitnya H2SO4. proses pengendapan timah ke katoda terjadi

    karena adanya migrasi dari anoda menuju katoda yang

    disebabkan oleh adanya arus listrik yang mengalir dengan voltasetertentu dan tidak terlalu besar.

    k.  Pencetakan

    ( Tumpukan Timah siap Jual )

    Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan

    otomatis. Peralatan pencetakan secara manual adalah melting

    kettle dengan kapasitas 50 ton, pompa cetak and cetakan logam.

    Proses ini memakan waktu 4 jam /50 ton, dimana temperatur

    timah cair adalah 2700C. Sedangkan proses pencetakan otomatis

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    16/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 16

    menggunakan casting machine, pompa cetak, dan melting

    kettleberkapasitas 50 ton dengan proses yang memakan waktu

    hingga 1 jam/60 ton. Langkah –  langkah pencetakan:

    a.  Timah yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan.

     b.  Ujung pipa penyalur diatur dengan menletakkannya diatas

    cetakan pertama pada serinya, aliran timah diatur dengan

    mengatur klep pada piapa penyalur.

    c.  Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke

    cetakan berikutnya dan permukaan timah yang telah dicetak

    dibersihkan dari drossnya dan segera dipasang capa pada

     permukaan timah cair.

    d.  Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju

     pendinginan akan merata sehingga ingot yang dihasilkan

    mempunyai kulitas yang bagus atau sesuai standar.

    e.  Ingot timah yang telah dingin disusun dan ditimbang.

    2.3. Kegunaan Timah

    Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan

    untuk solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%),

    kuningan & perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi

    lain (11%).

    Akibat dari petumbuhan permintaan, kegunaan baru dari timah

    ditemukan. Masalah lingkungan, keselamatan dan kesehatan mempengaruhi

    kegunaan timah. Hasil dari riset yang sedang dilakukan di Internatioanal Tin

    Research Institude Ltd., lembaga yang dibiayai industri, banyak pasar baru

    untuk timah sedang dikembangkan.

    Adapun manfaat timah dalam kehidupan sehari-hari yaitu digunakan

    sebagai pelapis dalam kaleng kemasan makanan, digunakan dalam pembuatan

     bola lampu, sampai pada penggunaan pada alat-alat olah raga.

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    17/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 17

    Industri kimia adalah konsumen timah yang paling cepat berkembang.

    Permintaan sangat kuat untuk peralatan rumah tangga dan cat industri, pada

     plastik dan lapisan tanpa belerang yang digunakan industri teknik (tembaga,

     perunggu dan fosfor perunggu diantara yang lainnya). Contoh aplikasi komersil

    adalah pelapisan timah pada kawat dan kabel tembaga dan pembuatan bentuk-

     bentuk timah tempa.

    2.4. Pengertian Aluminium 

    Aluminium (dalam bentuk bauksit) adalah suatu mineral yang berasal

    dari magma asam yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara

    residual. Proses pengendapan residual sendiri merupakan suatu proses pengkonsentrasian mineral bahan galian di tempat.

    Aluminium merupakan suatu metal reaktif, dan tidak terjadi secara

    alami. Oleh karena itu, aluminium tak dikenal sebagai unsur terpisah sampai

    tahun 1820-an, walaupun keberadaan nya telah diramalkan oleh beberapa

    ilmuwan yang telah belajar aluminum campuran. Aluminium pertama kali

    diproduksi dengan bebas oleh ahli kimia dan ahli ilmu fisika yang berasal dari

    Denmark, Hans Oersted Kristen, dan ahli kimia Jerman, Frederich Wohler,

     pada pertengahan tahun1820-an. Nama aluminum diperoleh dari bahasa latin:

    alumen, yang berarti tawas tawas ( suatu aluminium sulfate mineral).

    Aluminium adalah unsur yang paling berlimpah ketiga dalam kerak

     bumi, yang terdiri dari 8% dari tanah dan batu (oksigen dan silikon

    membentuk 47% dan 28% masing-masing). Di alam, aluminium hanya

    ditemukan dalam senyawa kimia dengan unsur lain seperti belerang, silikon,dan oksigen. Logam aluminium dapat diproduksi secara ekonomis hanya dari

     bijih aluminium oksida.

    Aluminium metalik memiliki sifat ringan, kuat, bukan magnetik, dan

    tidak beracun. Melakukan panas dan listrik dan mencerminkan panas dan

    cahaya. Aluminium kuat tapi mudah dibentuk, dan mempertahankan kekuatan

    di suhu sangat dingin tanpa menjadi rapuh. Permukaan aluminium dengan

    cepat mengoksidasi untuk membentuk sebuah penghalang tak terlihat terhadap

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    18/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 18

    korosi. Serta, aluminium dapat dengan mudah dan ekonomis didaur ulang

    menjadi produk baru.

    2.4.1 Sifat Alumunium

    a.  Alumunium punya sifat yang ajaib, ia punya densitas yang

    rendah hanya sepertiga dari kepadatan atau densitas dari logam

     baja. Densitas logam ini hanya 2,7 g/cm3  atau kalau

    dikonversikan ke kg/m3  menjadi 2.700 kg/m

    3. Kepadatan yang

    relatif kecil membuatnya ringan tapi sama sekali tidak

    mengurangi kekuatannya.

     b.  Berbagai paduan logam alumunium memiliki kekuatan tarikantara 70 hingga 700 mega pascal. Kekuatan yang sangat besar.

    Sifat alumunium ini unik tidak seperti baja. Pada suhu rendah

     baja akan cenderung rapuh tapi sebaliknya dengan alumunium.

    Pada suhu rendah kekuatannya akan meninggkat dan pada suhu

    tinggi malah menurun.

    c.  Jika dibandingkan dengan logam lain, alumunium punya

    koefisien ekspansi linier yang relatif besar.

    d.  Bahan alumunium sangat aplikatif untuk berbagai jenis mesing

    seperti tipe mesin drilling, potong, keprok, bending, dan

    sebagainya.

    e.  Sifat konduktivitas panas dan listrik alumunium sangat baik. Luar

     biasanya lagi konduktor dari alumunium beratnya hanya setengah

    dari konduktor yang terbuat dari bahan tembaga.

    f.  Alumunium adalah reflektor cahaya tampak yang baik. Sifat

    alumunium ini juga belaku untuk pemancaran panas.

    g.  Alumunium bereakasi dengan oksigen di udara membentuk

    lapisan oksida tipis yang ampuh melindungi badan logam dari

    korosi.

    h.  Alumunium adalah bahan nonmagnetik. Karena sifatnya ini maka

    alumunium sering digunakan sebagai alat dalam perangkat X-ray

    yang menggunkan magnet.

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    19/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 19

    i.  Logam alumunium punya sifat tidak beracun sama sekali. Ia

     berada pada urutan ketiga setelah oksigen dan silikon unsur yang

     paling banyak di kerak bumi. Beberapa senyawa alumunium juga

    secara alami terbentuk dalam makanan yang kita konsumsi setiap

    hari.

    2.5. Proses Pengolahan Alumunium

    Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:

    1.)   Proses Bayer   merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk

    memperoleh aluminium oksida (alumina), dan

    2.)   Proses Hall-Heroult  merupakan proses peleburan aluminium oksida untukmenghasilkan aluminium murni.

    2.5.1. Proses Bayer

    Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-

    zat pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat

    yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter  dari Al2O3. 

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    20/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 20

    Tahapan dalam Proses Bayer:

    1.  Pertama, bijih bauksit diambil dari tambang.

    2.  Lalu, bijih bauksit tersebut dihancurkan atau dihaluskan secara

    mekanik.

    3.  Impurities (pengotor) dihilangkan dengan cara memanaskan serbuk

     bauksit dalam udara sehingga logam-logam lain teroksidasi. Misalnya

     besi teroksidasi menjadi Fe2O3.

    4.  Kemudian, serbuk bijih yang telah dipanaskan direaksikan dengan

    soda kaustik atau larutan Natrium hidroksida (NaOH) pekat dan

    diproses di pabrik penggilingan untuk menghasilkan lumpur (suspensi

     berair) yang mengandung partikel-partikel bijih yang sangat halus.

    5.  Suspensi berair tadi dipompa ke digester , yaitu sebuah tangki yang

     berfungsi seperti panci presto. Larutan ini diproses pada suhu dan

    tekanan yang tinggi untuk melarutkan alumina dalam bijih. Larutan

    dipanaskan sampai 230-520 ° F (110-270 ° C) dan dengan tekanan 50

    lb / dalam 2 (340 kPa). Kondisi ini, dilakukan selama sekitar setengah

     jam atau hingga beberapa jam. Pada prosesnya penambahan NaOH

    dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh senyawa aluminium yang

    terkandung terlarut. Proses ini akan memisahkan bijih dari kotoran

    yang tidak larut seperti senyawa silika, besi dan titanium.

    6.  Larutan panas dilewatkan melalui serangkaian tangki.

    7.  Larutan kemudian dipompa ke dalam tangki pengendapan. Larutan

    SiO32- dan [Al(OH)4]

    - akan ditampung.Ketika suspensi berair berada di

    dalam tangki ini, pengotor yang tidak larut dalam NaOH akan

    mengendap di bagian bawah tangki. Residu (disebut "red mud " atau

    “lumpur merah”) yang terakumulasi di dasar tangki terdiri dari pasir

    halus, oksida besi, dan oksida dari unsur lain seperti titanium. Al2O3 

    dan SiO2 akan larut, sedangkan Fe2O3 dan pengotor lainnya tidak larut

    (mengendap).

    Al2O3 (s) + 2OH- (aq) + 3H2O(l) →  2Al(OH)4

    - (aq) 

    SiO2 (s) + 2OH- (aq) → SiO3

    2- (aq) + H2O(l) 

    8.  Setelah pengotor telah diendapkan, masih ada larutan yang tersisa

    (filtrat) yang kemudian dipompa melalui serangkaian filter

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    21/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 21

    (penyaring). Setiap partikel-partikel halus dari pengotor yang masih

    ada dalam larutan juga akan tersaring.

    9.  Larutan yang telah disaring akan dipompa melalui serangkaian tangki

     pengendapan.

    10. Larutan itu kemudian direaksikan dengan asam encer, yaitu larutan

    HCl. Ion silikat tetap larut, sedangkan ion aluminat akan diendapkan

    sebagai Al(OH)3. AlO2-  (aq)  + H

    +(aq) → Al(OH)3  (s) Atau dengan cara

    dialirkan CO2  ke dalam larutan tersebut sehingga ion aluminat akan

    diendapkan sebagai Al(OH)3. 

    AlO2- (aq) + H2O(l) → Al(OH)3 (s)

    11. Endapan kristal atau Al(OH)3 (s) (mengendap di bagian bawah tangki)

    sedangkan SiO32- tetap larut.

    12. Kemudian endapan Al(OH)3 disaring dan diambil.

    13. Setelah dicuci, endapan Al(OH)3  dipindahkan ke pengering untuk

    dilakukan proses kalsinasi  (pemanasan untuk melepaskan molekul air

    yang secara kimiawi terikat pada molekul alumina). Suhu 2.000 ° F

    (1.100 ° C) akan mendorong lepasnya molekul air, sehingga hanya

    tinggal Kristal alumina anhidrat. Setelah meninggalkan tungku

     pengering, kristal akan melewati pendingin.

    14. Setelah itu, maka terbentuklah serbuk Al2O3 murni (korundum).

    2Al(OH)3(s) → Al2O3 (s) + 3H2O(g) 

    2.5.2.  Proses Hall-Heroult  

    Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis

    leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8%

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    22/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 22

    kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3  (titik

    lebur Al2O3  murni mencapai 20000C), campuran tersebut akan melebur

     pada suhu antara 850-950 0C. Anode dan katodenya terbuat dari grafit.

    Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

    Al2O3 (l) →  2Al3+ (l) + 3O

    2- (l) 

    Anode (+): 3O2- (l) → 3/2 O2 (g) + 6e− 

    Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- → 2Al (l) 

    Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2-

    (l) →  2Al (l) + 3/2 O2 (g) 

    Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja

    yang disebut pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi

    dengan karbon, yang bertindak sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik)

    dari sistem. Secara umum pada proses ini, leburan alumina dielektrolisis,

    dimana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di

    dalam pot dimana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon

    dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah pot

    sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan

    katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar

    sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri.

    Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat elektrolisis, lelehan

    aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala akan ditampung

    menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing  –   masing pot

    dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per

    tahun(Anonymous,2009). Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2

    ton alumina, yang nantinya akan menghasilkan 1 ton alumunium.

    Tahapan proses Hall-Heroult adalah sebagai berikut:

    1.  Di dalam pot reduksi (sel elektrolisis), kristal alumina dilarutkan dalam

     pelarut lelehan kriolit (Na3AlF6) cair dan CaF2 pada suhu 1.760-1.780

    ° F (960-970 ° C) untuk membentuk suatu larutan elektrolit yang akan

    menghantarkan listrik dari batang karbon (Katoda) menuju Lapisan-

    Karbon (Anoda).

    2.  Sebuah arus searah (5-10 volt dan 100.000-230.000 ampere)

    dilewatkan melalui larutan. Reaksi yang dihasilkan akan memecah

    ikatan antara aluminium dan atom oksigen dalam molekul alumina.

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    23/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 23

    Oksigen yang dilepaskan tertarik ke batang karbon, di mana ia

    membentuk karbon dioksida. Atom-atom aluminium dibebaskan dan

    mengendap di bagian bawah pot sebagai logam cair.

    3.  Proses peleburan dilanjutkan, dengan penambahan alumina pada

    larutan kriolit untuk menggantikan senyawa yang terdekomposisi. Arus

    listrik konstan tetap dialirkan. Panas yang berasal dari aliran listrik

    menjaga agar isi pot tetap berada pada keadaan cair.

    4.  Lelehan aluminium murni terkumpul dibawah pot.

    5.  Lelehan yang sudah terkumpul ini dipindahkan ke tungku

     penyimpanan dan kemudian dituangkan ke dalam cetakan sebagai

     batangan atau lempengan.

    6.  Ketika logam diisi ke dalam cetakan, bagian luar cetakan didinginkan

    dengan air, yang menyebabkan aliminium menjadi padat.

    7.  Logam murni yang padat dapat dibentuk dengan penggergajian sesuai

    dengan kebutuhan. Dengan proses  Hall-Heroult   ini, aluminium

    diproduksi secara massal dan murah.

    2.6. Kegunaan Alumunium

    Karena kelebihan sifat alumunium yang telah disebukan di atas, maka

    logam ini banyak digunakan atau dimanfaatkan dalam kehidupan manusia,

    diantaranya:

    1.  Karena sifat alumunium yang ringan dan kuat membuatnya ideal untuk

    digunakan dalam konstruksi badan pesawat. Yang sering dipakai

     bukan merupakan alumunium murni tetapi paduan alumunium yang

    disebut dengan duralium. Paduan ini dimaksudkan untuk

    meningkatkan kualitas alumunium sendiri.

    2.  Sifat Alumunium yang tahan korosi membuatnya menjadi bahan

    favorit untuk minuman kaleng dan rangka atap rumah.

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    24/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 24

    (rangka atap dari aluminium)

    3.  Alumunium banyak digunakan dalam alat masak sepeti kompor, panci,

    dan sebagainya karena sifat konduktivitas panasnya yang bagus.

    4.  Alumunium merupakan bahan kabel favorit karena bagus

    konduktivitas dan punya kelebihan lebih ringan dari tembaga. Akan

    tetapi harganya sedikit lebih mahal.

    5.  Alumunium punya reflektivitas tinggi. Karena sifat alumunium

    tersebut maka alumunium sangat cocok untuk cermin, reflektor pans

    dan cahaya, serta pakaian tahan api untuk pemadam kebakaran.

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    25/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 25

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

    symbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan

    logam miskin keperakan, dapat ditempa (“malleable”), tidak mudah

    teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy,

    dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah

    diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.

    Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :

    Proses Pengolahan Mineral Timah

      Washing atau Pencucian

      Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar

      Pemisahan berdasarkan berat jenis

      Pengolahan tailing

      Proses Pengeringan

      Klasifikasi timah

      Pemisahan Mineral Ikutan

      Proses pre-smelting

      Proses Peleburan ( Smelting )

      Proses Refining ( Pemurnian)

      Pyrorefining

      Eutectic Refining

      Electrolitic Refining

      Pencetakan

    Adapun manfaat timah dalam kehidupan sehari-hari yaitu digunakan

    sebagai pelapis dalam kaleng kemasan makanan, digunakan dalam pembuatan

     bola lampu, sampai pada penggunaan pada alat-alat olah raga.

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    26/27

     Makalah Proses Pengolahan Timah dan Alumunium 26

    Aluminium (dalam bentuk bauksit) adalah suatu mineral yang berasal

    dari magma asam yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara

    residual. Proses pengendapan residual sendiri merupakan suatu proses

     pengkonsentrasian mineral bahan galian di tempat.

    Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:

    1.)   Proses Bayer   merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk

    memperoleh aluminium oksida (alumina), dan

    2.)   Proses Hall-Heroult  merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk

    menghasilkan aluminium murni.

    Adapun kegunaan aluminium sendiri yaitu dari mulai pembuatan badan pesawat sampai bahan dasar pembuat minuman dan atap rumah.

  • 8/16/2019 Makalah Pengolahan Timah dan Aluminium.pdf

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    http://revival44.wordpress.com/2010/03/02/logam-besi/ Diakses 2 Januari 2015

    http://metal-hamzah.blog.friendster.com/2008/04/pengolahan-bijih-timah/

    Diakses 2 Januari 2015

    http://moslemchemistry.blogspot.com/2011/04/besi.html Diakses 2 Januari 2015

    http://www.encangirul.com/2011/04/proses-ekstraksi-timah-dari-ore.html

    Diakses 2 Januari 2015

    http://www.chem-is-try.org/ Diakses 2 Januari 2015

    http://rimayantisihite.blogspot.com/2011/03/timah.html Diakses 2 Januari 2015

    http://www.ypb97.com/2010/02/proses-pemurnian-mineral.html Diakses 2

    Januari 2015

    https://dananglistiyanto.wordpress.com/2013/01/24/metode-pengolahan-timah/

    Diakses 2 Januari 2015

    http://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium/ Diakses 2 Januari 2015

    http://yarayaa.blogspot.com/2013/05/proses-pembuatan-aluminium.html

    Diakses 2 Januari 2015

    http://rumushitung.com/2014/09/09/sifat-aluminium-dan-kegunaannya/ Diakses

    2 Januari 2015