makalah pengendalian aplikasi

24
Makalah Audit Berbasis Komputer “Pengendalian Intern untuk Pengendalian Aplikasi” Disusun Oleh: Tri Adiyanto (201212157) Sifa Fauziah (201212151) Ceria Ail Dayana (201212162) Putri Hariyati (201212171) Anik Ainur Rofiah (201212176) Nur Indah Astiani (201212178 ) Audit Berbasis Komputer (Pengendalian Intern Untuk Pengendalian Aplikasi) Page i

Upload: ceriacalylacinaga

Post on 09-Nov-2015

486 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

makalah EDP pengendalian aplikasi-akuntansi-S1-UMK

TRANSCRIPT

MakalahAudit Berbasis KomputerPengendalian Intern untuk Pengendalian Aplikasi

Disusun Oleh:

Tri Adiyanto(201212157)Sifa Fauziah(201212151)Ceria Ail Dayana (201212162)Putri Hariyati(201212171)Anik Ainur Rofiah(201212176)Nur Indah Astiani(201212178 )

FAKULTAS EKONOMI PROGDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MURIA KUDUSKAMPUS GONDANGMANIS PO.BOX 53 BAE KUDUS TELP.(0291)438229

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang Pengendalian Intern Untuk Pengendalian Aplikasi.Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam proses belajar mengajar. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca. Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Aamiin. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kudus , Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiBAB I PENDAHULUAN1A. Latar Belakang1B. Tujuan 1BAB II PEMBAHASAN2A. Pemahaman Pengendalian UmumB. Pengendalian AplikasiC. Tujuan Pengendalian AplikasiD. Klasifikasi Pengendalian AplikasiE. Apakah cuti, mutasi dapat dikategirikan dalam pengendalian?F. Elemen-elemen Pengendalian Intern BAB III PENUTUPKesimpulanDAFTAR PUSTAKA

Audit Berbasis Komputer (Pengendalian Intern Untuk Pengendalian Aplikasi) Page i

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

B. Tujuan Memahami pengendalian umum Memahami pengendalian aplikasi Memahami klasifikasi pengendalian aplikasi

BAB IIPEMBAHASANA. Pemahaman Pengendalian UmumPengendalian umum pada perusahaan biasanya dilakukan terhadap aspek fisikal maupun logikal. Aspek fisikal, terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek logikal biasanya terhadap sistem informasi di level manajemen (misal: sistem operasi).Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi beberapa, diantaranya adalah:a) Pengendalian organisasi dan otorisasi.Yang dimaksud dengan organisasi disini adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Disini juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah diotorisasi oleh administrator.b) Pengendalian operasi.Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.c) Pengendalian perubahan.Perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap sistem informasi juga harus dikendalikan. Termasuk pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi,serta manajemen perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.d) Pengendalian akses fisikal dan logikal.Pengendalian akses fisikal berkaitan dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).B. Pengendalian AplikasiPengendalian aplikasi (application controls) adalah sistem pengendalian intern komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan tertentu yang telah ditentukan (setiap aplikasi berbeda karateristik dan kebutuhan pengendaliannya). Misalnya komputerisasi kepegawaian tentu berbeda resiko dan kebutuhan pengendaliannya dengan sistem komputerisasi penjualan, apalagi bila sistem penjualan tersebut didesain web-based atau E-Commerce.C. Tujuan Pengendalian aplikasi Tujuan pengendalian aplikasi menurut Anies S.M. Basalamah (2011, 197) adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa:1) setiap transaksi telah diproses dengan lengkap dan hanya diproses satu kali.2) setiap data transaksi berisi informasi yang lengkap dan akurat;3) setiap pemrosesan transaksi dilakukan dengan benar dan tepat;4) hasil-hasil pemrosesan digunakan sesuai dengan maksudnya; dan5) aplikasi-aplikasi yang ada dapat berfungsi secara berkesinambungan.

D. Klasifikasi Pengendalian aplikasi.Kategori pengendalian yang termasuk dalam klasifikasi Application control adalah sebagai berikut:1) Pengendalian masukan atau input controls.2) Pengendalian proses pengolahan data atau process controls.3) Pengendalian keluaran atau output controls.a) Pengendalian Masukan (Input)Pengendalian masukan yaitu pengendalian yang ditujukan kepada semua data yang akan di-entry apakah sudah diyakini kebenarannya, sah, lengkap, tidak terduplikasi, dan cermat.. Pengendalian masukan ini sangat penting mengingat apabila terjadi kesalahan input data maka kesalahan tersebut tentunya akan terus berlanjut sampai tahap pemrosesan data dan hasil keluarannya pun tentu akan ikut menjadi salah (garbage in garbage out).Mengapa diperlukan pengendalian input? Karena input merupakan salah satu tahap dalam sistem komputerisasi yang paling krusial dan mengandung resiko.Resiko yang dihadapi misalnya ialah: Data transaksi yang ditulis oleh pelaku transaksi salah. Kesalahan pengisian dengan kesengajaan disalahkan. Penulisan tidak jelas sehingga dibaca salah oleh orang lain (misalnya petugas yang harus meng-entry data tersebut ke komputer), khususnya bila yang diolah bukan dokumen aslinya, melainkan tembusan.

Batch SistemCara pemrosesan data input antara lain dengan sistem batch processing, data diolah dalam satuan kelompok (bundel) dokumen, dan delayed processing system (pengolahan bersifat tertunda, yaitu updating data di komputer tidak sama dengan terjadinya transaksi).Pengendalian input dalam sistem batch dilakukan pada tahap: Data Capturing Batch Data Preparation Batch Data Entry Validation On-line Real time EntryPengendalian input sistem on-line real time dilakukan pada tahap:1) Entry Data & Validation2) Pada batch processing system lazimnya entri data dilakukan petugas data entry (petugas teknis unit komputer), sedangkan dalam sistem on-line real-time lazimnya entri data oleh pemakai langsung (misalnya para pelanggan atau nasabah bank) maupun para petugas operasional (sudah tidak dikatagorikan sebagai pegawai komputer lagi, misalnya: nasabah yang mengambil uang di ATM, petugas front office hotel, bank teller.3) Dalam sistem komputerisasi, khususnya yang menggunakan sistem on-line real-time, paperless, maka masalah jejak pemeriksaan (audit trail) menjadi makin penting. Oleh karena itu masalah audit trail antara lain dalam bentuk existence controls harus betul-betul diperhatikan. Pengendalian Bersifat PreventionPengendalian yang bersifat preventif misalnya ialah siapkan manual (buku pedoman kerja/prosedur tertulis) untuk cara-cara memasukkan data ke file komputer. Cara lain ialah perlunya pelatihan bagi para pengguna atau operatornya. Letak/ lingkungan/ bentuk layar perekaman yang baik juga merupakan faktor-faktor yang menentukan kenyaman perekaman data. Makin nyaman diharapkan tingkat kesalahan yang disebabkan oleh kejenuhan dan kelelahan akan makin kecil. Pengendalian lain mialnya ialah pembatasan access secara fisik (contoh ruang ATM), adanya aturan otorisasi (contohnya adanya PIN), identifikasi terminal dan operatornya (password tertentu), proteksi dari fragmentasi. Pengendalian Bersifat DetectionPengendalian intern yang bersifat detection objective misalnya ialah validasi kesesuaian kode/ identitas./ PIN/ Account-ID antara yang dientri dengan yang ada di file komputer, validasi atas field tertentu. Pengendalian Bersifat CorrectionDalam pengendalian intern yang bersifat correction objective perlu disusun prosedur pembetulan data apabila ternyata terdapat data salah yang lolos ke sistem. Lazimnya terdapat dua prosedur yang berkaitan dengan hal ini, yaitu: Bila kesalahan adalah Keying Error, cara pelaksanaan pembetulan ialah dengan merekam ulang (pembetulan data). Bila Source Error, artinya kesalahan bukan di pihak sistem pengolahan data, melainkan dari sumbernya. Cara pembetulannya apabila terjadi kesalahan semacam itu maka harus diklarifikasi kepada asal datanya.b) Pengendalian Atas Pengolahan (Processing )Pengendalian proses (processing controls) ialah pengendalian intern untuk mendeteksi jangan sampai data (khususnya data yang sesungguhnya sudah valid) menjadi error karena adanya kesalahan proses.Kemungkinan yang paling besar untuk menimbulkan terjadinya error adalah kesalahan logika program, salah rumus, salah urutan program, ketidakterpaduan antar subsistem atupun kesalahan teknis lainnya.Pengendalian proses merupakan pengendalian yang ada pada setiap aplikasi yang telah terprogram dengan berbagai program yang spesifik. Pengendalian ini berperan untuk meyakini apakah proses telah dilakukan secara benar, sesuai dengan instruksi, diproses hanya satu kali tanpa ada pemrosesan ganda, dan diproses secara tepat.Pengendalian proses ini menurut Anies S.M. Basalamah (2011, 198) memiliki beberapa jenis pengendalian sebagai berikut1. Pemeliharaan ketepatan dataPemeliharaan ketepatan data dapat dilakukan dengan cara berikut.a) Batch control totalPengendalian ini dilakukan dengan membandingkan total batch keluaran dengan total batch semula untuk mengidentifikasi apabila terjadi perbedaan.b) Run-to-run control totalPengendalian ini menggunakan jumlah dalam pengendalian keluaran yang berasal dari satu proses sebagai jumlah pengendalian masukan dalam proses berikutnya.c) Transaction logPengendalian ini akan mencatat segala aktivitas yang terjadi dalam pemrosesan komputer.d) Fallback proceduresPengendalian ini bertujuan untuk mengumpulkan dan mengendalikan transaksi yang seharusnya telah diproses apabila sistem tetap beroperasi.e) Restart proceduresPengendalian ini dimaksudkan untuk memulai pemakaian kembali sistem setelah dilakukan pemberhentian aktivitas sistem.f) Recovery proceduresPengendalian ini digunakan untuk mengembalikan kondisi semula apabila terjadi kejadian yang tidak semestinya pada sistem.2. Pengujian terprogram atas batasan dan memadainya pengolahanSuatu program aplikasi biasanya telah dilengkapi dengan fitur untuk menguji kelengkapan, keakuratan, dan kelogisan data yang diproses. Para programmer telah mendesain sedemikian rupa agar program buatannya memiliki pengendalian yang mumpuni. Pengendalian-pengendalian yang terpasang dalam program-program tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:a. Zero balancing checkPengendalian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa dua jumlah dalam pembukuan yang dilakukan mempunyai angka yang sama sehingga apabila kedua jumlah tersebut dikurangkan akan menghasilkan angka nol.b. Crossfooting checkPengendalian ini bertujuan untuk meyakini apakah penjumlahan ke bawah (footing) sudah dilakukan dengan benar. Jumlah seluruh hasil penjumlahan ke samping harus sama dengan jumlah seluruh hasil penjumlahan ke bawah.c. Overflow checkPengendalian ini digunakan untuk menentukan apakah besarnya hasil pemrosesan melebihi besarnya register yang dialokasikan untuk menyimpannya.3. Pengendalian atas fileFile-file yang ada harus dikendalikan dengan tujuan untuk pencegahan dari pemakaian oleh orang yang tidak punya otorisasi. Jenis pengendalian yang temasuk dalam pengendalian atas file ini antara lain:1) penggunaan label eksternal untuk memudahkan pengguna dalam mengadministrasikan file;2) penggunaan label internal yang hanya dapat dibaca oleh komputer dengan program atau aplikasi khusus; dan3) teknik rekonsiliasi untuk menyamakan jumlah record pada permulaan file data dengan perubahan-perubahan yang telah dilakukan.

c) Pengendalian Atas Keluaran (Output)Pengendalian keluaran (output controls) ialah pengendalian intern untuk mendeteksi jangan sampai informasi yang disajikan tidak akurat, tidak lengkap, tidak mutakhir datanya, atau didistribusikan kepada orang- orang yang tidak berhak. Kemungkinan resiko yang dihadapi yang terkait dengan keluaran ialah seperti telah disebutkan di atas: laporan tidak akurat, tidak lengkap, terlambat atau data tidak uptodate, banyak item data yang tidak relevan, bias, dibaca oleh pihak yang tidak berhak. Dalam sistem yang sudah lebih terbuka (menggunakan jaringan komuni-kasi publik) potensi akses oleh hacker, cracker atau orang yang tidak berwenang lainnya menjadi makin tinggi.Pengendalian keluaran merupakan pengendalian yang meyakini bahwa hasil pemrosesan data telah sah, lengkap, cermat, dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang berhak. Jangan sampai informasi yang telah di-entry dan diolah dengan cermat datanya kemudian disajikan secara tidak tapat, tidak andal, dan tidak mutakhir penyajiannya.Pengendalian keluaran ini menurut Anies S.M. Basalamah (2011, 198) memiliki beberapa jenis pengendalian sebagai berikut.1. Rekonsiliasi keluaran dengan masukan dan pengolahanPengendalian ini bertujuan untuk memperoleh jaminan bahwa masukan telah diproses dengan benar sehingga hasilnya juga benar. Rekonsiliasi dilakukan secara terprogram oleh komputer maupun secara manual dengan membandingkan jumlah keluaran dan jumlah masukan.2. Penelaahan dan pengujian hasil pengolahanLaporan-laporan yang dihasilkan dari proses pengolahan data perlu ditelaah dan diuji kemudian dibandingkan dengan dokumen transaksi asalnya. Penelaahan juga dilakukan atas daftar revisi file-file induk.3. Pendistribusian keluaranKeluaran hanya didistribusikan kepada para pemakai yang memiliki otorisasi secara tepat waktu. Pada hasil keluaran juga hendaknya mencantumkan siapa saja pihak yang memang punya otorisasi untuk memperoleh hasil keluaran itu sehingga pendistribusian dari keluaran dapat dilakukan secara tepat tanpa adanya pendistribusian yang sia-sia..4. Pengawasan terhadap catatan (record)Pengawasan dilakukan dengan menjaga keamanan keluaran, menghindari perbaikan yang tidak material terhadap file, mengurangi biaya perlengkapan komputerisasi, dan mengendalikan keluaran-keluaran yang tidak diperlukan. Mencari bentuk pengendalian suatu perusahaan beserta sumber berita, pengendalian tersebut mengurangi eksposur yang apa?Pemisahan tanggung jawab.Pemrosesan data di BPR syariah Malang dilaksanakan oleh satu petugas tertentu yang di dalam tugasnya sehari-hari tidak memegang tanggung jawab otorisasi apapun dan juga tidak melaksanakan tugas penanganan fisik. Petugas pemrosesan data mengoperasikan computer untuk pelaksanaan tanggungjawabnya, yaitu menjalankan semua transaksi yang memenuhi syarat melalui sistem yang ada pada program komputer yang dimiliki BPR. Dalam menjalankan tugas ini operator mengikuti petunjuk sebagaimana yang didiskripsikan dalam petunjuk pelaksanaan program. Petugas ini tidak memiliki kemampuan membuat program sehingga tidak ada kemungkinan bagi dia untuk merobah program tersebut. Berdasar gambaran tentang aktivitasnya sehari-hari dapat dikatakan bahwa tidak ada kemungkinan usaha yang dia lakukan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sehingga dapat mengubah-ubah program asli yang dimiliki BPR syariah.Tanggung jawab sebagai tenaga pembukuan di BPR konvensional didelegasikan kepada seorang karyawan alumni sebuah perguruan tinggi di Surabaya yang tidak mengerti masalah pemrograman. Dia hanya menguasai masalah pengoperasian program . Selama ini tidak ada tanda-tanda bahwa dia mampu mengadakan perubahan terhadap program yang dimiliki BPR. Sementara ini dia sudah bekerja di BPR selama dua tahun. BPR tidak memiliki bagian khusus yang bertugas sebagai analis sistem, pemrograman, pustakawan, ataupun klerk. Tanggung jawab atas hal tersebut dipegang langsung oleh direksi utama. Dari uraian di atas menyatakan bahwa penanggung jawab aktivitas pembukuan pada BPR hanya memiliki tanggung jawab di bidangnya saja. Dengan demikian BPR telah melaksanakan pemisahan tanggung jawab dan melakukan pengendalian umum dengan baik. Dengan dilakukannya pemisahan tanggung jawab yang jelas tersebut maka BPR dapat mengurangi eksposur akan kehilangan aktiva. Sehingga kerugian yang dapat ditimbulkan dari intern dapat dicegah. Ataupun jika pada akhir periode dilakukan pengecekkan silang antar petugas jika didapati adanya ketidak cocokan antara satu petugas dengan petugas yang lain maka dapat mudah ditelusuri dan dapat mudah menemukan petugas mana yang melakukan kesalahan.E. Apakah cuti, mutasi dapat dikategorikan dalam pengendalian?Ya, karena cuti, mutasi termasuk dalam prosedur pengendalian yang ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan & mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidak beresan & kesalahan, yangterdapat dalam elemen pengendalian intern. Dengan mutasi, cuti diharapkan dapat mengurangi kejenuhan dalam bekerja. Mutasi dikategorikan dalam pengendalian karena mutasi dipengaruhi jika terjadi perubahan status karyawan, golongan, tunjangan,pensiun dini, pemberhentian pegawai dan lain-lain.Mutasi juga dapat mencegah persekongkolan antar pegawai karena telah merasa dekat dalam bekerja. Namun salah satu tindak lanjut yang dilakukan dari hasil penilaian prestasi karyawan adalah mutasi karyawan. Karena dengan penilaian prestasi karyawan akan diketahui kecakapan karyawan dalam menyelesaikan uraian pekerjaan (job description) yang dibebankan kepadanya. Mutasi ini harus didasarkan atas indeks prestasi yang dapat dicapai oleh karyawan bersangkutan.Dengan adanya mutasi diharapkan dapat memberikan uraian pekerjaan, sifat pekerjaan, lingkungan pekerjaan, dan alat-alat kerja yang cocok bagi karyawan bersangkutan sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif pada jabatan itu, yang berdampak menguntungkan bagi perusahaan untuk menaikkan laba.Yang terdapat dalam elemen pengendalian intern yang terdapat mutasi didalamnya F. Elemen-elemen Pengendalian Intern Lingkungan Pengendalian (Control Environment)Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Penilaian Resiko (Risk Assesment)Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya. Prosedur Pengendalian (Control Procedure)Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut: Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib. Pelimpahan tanggung jawab. Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait. Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional. Pemantauan (Monitoring)Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanSebuah aplikasi yang dibuat oleh pengembang sistem tentunya perlu memperhatikan aspek-aspek pengendalian internal yang diterapkan sehingga tetap dapat menjaga keandalan sistem yang berjalan pada sebuah organisasi tertentu. Bagaimanakah kriteria suatu aplikasi yang telah memenuhi aspek pengendalian internal tersebut perlu dipahami sebelum melakukan sebuah desain aplikasi. Pengendalian aplikasi atau application control merupakan pengendalian dalam hal pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam suatu proses pengolahan data sehingga akan berhubungan dengan ketelitian dan kelengkapan data yang diproses melalui aplikasi tertentu. (Mulyadi 2001, 183) Application control ini merupakan lingkup dari general control, sehingga apabila terjadi kelemahan dalam general control maka dapat berdampak terhadap berbagai jenis aplikasi yang telah dirancang dalam sebuah perusahaan. Application control dirancang khusus untuk memenuhi persyaratan pengendalian yang harus diterapkan pada aplikasi tertentu sehingga data hasil pemrosesan aplikasi tersebut mampu diyakini keandalannya.

DAFTAR PUSTAKARiyanto, Bambang. 2008. Dasar Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.