makalah pembelajaran efektif.doc

23
A. Pendahuluan Indikator pembelajaran yang efektif ditunjukkan oleh keberhasilan proses dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Harus diakui bahwa salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya, akan tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Secara umum tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Sebagai fasilitator ada dua tugas yang harus dilaksanakan guru dalam kegiatan pembelajaran yang efektif. Kedua tugas tersebut adalah sebagai pengelola pembelajaran (instructor/pengajar) dan sebagai 1

Upload: mufida-thariq

Post on 01-Jan-2016

1.905 views

Category:

Documents


109 download

DESCRIPTION

pembelajaran efektif adalah pembeljaran yang bagus untuk di baca sebagai salah satu sumber bacaan dalam pembelajaran.

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

A. Pendahuluan

Indikator pembelajaran yang efektif ditunjukkan oleh keberhasilan

proses dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran

tersebut. Harus diakui bahwa salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam

pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat

muncul dengan sendirinya, akan tetapi guru harus menciptakan pembelajaran

yang memungkinkan siswa belajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan.

Secara umum tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai

fasilitator, dinamisator dan motivator yang bertugas menciptakan situasi yang

memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Sebagai fasilitator ada

dua tugas yang harus dilaksanakan guru dalam kegiatan pembelajaran yang

efektif. Kedua tugas tersebut adalah sebagai pengelola pembelajaran

(instructor/pengajar) dan sebagai pengelola kelas (menager). Sebagai pengelola

pembelajaran, guru bertugas untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang

memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan sebagi

pengelola kelas, guru bertugas untuk menciptakan situasi kelas yang

memungkinkan terjadinya pembelajaran yang efektif.

B. Pembelajaran Langsung

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam menciptakan

pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran langsung. Pembelajaran ini

dapat dijadikan wahana guru dalam proses pembelajaran yang efektif.

1

Page 2: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

Pembelajaran langsung adalah sebuah model pendekatan pembelajaran yang

berorientasi pada tujuan pembelajaran yang disusun secara terstruktur oleh

guru. Model pembelajaran langsung terpusat pada guru dengan menggunakan

penjelasan dan pemodelan oleh guru yang dikombinasikan dengan latihan dan

umpan balik siswa. Model ini dirancang untuk mengajarkan materi ajar baru

berupa konsep dan ketrampilan.

Salah satu karakteristik yang menjadi ciri dari model ini adalah adanya

pola interaksi tertentu antara guru dan siswa. Sebagai model yang terpusat pada

guru, tugas dan fungsi guru memainkan peran penting untuk menyusun materi,

menjelaskan, dan menggunakan contoh untuk meningkatkan pemahaman

siswa, namun di sini bukan berarti siswa pasif. Pembelajaran langsung dapat

efektif bila melibatkan siswa secara aktif dalam belajar melalui penggunaan

pertanyaan, contoh, latihan, dan umpan balik dari guru.

Ide pokok yang memberi arah pola interaksi dalam model pembelajaran

langsung adalah ide transformasi pengetahuan dan tanggung jawab . Pada tahap

awal pembelajaran, guru memikul tanggung jawab penuh untuk menjelaskan

dan menguraikan materi atau suatu prosedur pembelajaran kepada siswa.

Ketika pembelajaran telah berlangsung dan siswa mulai memahami apa yang

diajarkan, maka mereka semakin memikul tanggung jawab untuk memecahkan

masalah-masalah dan menganalisa contoh-contoh yang diberikan oleh guru.

Tanggung jawab utama dalam pembelajaran tidak secara sekaligus dan serta

merta diberikan kepada siswa, akan tetapi dilakukan secara bertahap melalui

proses pembelajaran yang dilakukan guru dan diikuti oleh siswa.

Pembelajaran langsung menurut Rosenshine (dalam Slavin, 1991:252)

menjelaskan bahwa: pembelajaran langsung berkenaan dengan kelas yang

2

Page 3: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

difokuskan dan disetir oleh guru secara akademis dengan menggunakan materi

yang tersusun dan terstruktur. Hal ini berkenaan dengan aktifitas

pembelajaran di mana tujuan pembelajaran jelas bagi siswa, waktu yang

disediakan untuk pembelajaran cukup dan berkesinambungan, cakupan materi

luas, dan performan siswa dimonitor,… dan umpan balik untuk siswa

disegerakan dan diarahkan secara akademis. Pada pembelajaran langsung

guru menentukan tujuan pembelajaran, memilih materi yang sesuai dengan

kemampuan siswa, dan melaksanakan tahap-tahap pembelajaran. Interaksi

adalah terstruktur, tapi tidak otoriter. Belajar berlangsung dalam suasana

akademis yang ramah tamah.

Model pemelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah,

tetapi ceramah dan resitasi (menguji pemahaman dengan tanya jawab)

berhubungan erat dan dapat dilaksanakan dengan menggunakan model

pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung dalam penerapannya

memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci dan jelas, terutama

pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus

tetap menjamin keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Jadi

lingkungan belajar harus diciptakan dengan berorientasi pada tugas-tugas yang

diberikan kepada siswa. Pemberian tugas-tugas pembelajaran kepada siswa

pada intinya merupakan satu langkah yang bertujuan memberikan suatu

pengalaman kepada siswa untuk sampai pada tahab ”belajar”. Oleh karena

dengan pemberian tugas kepada siswa, maka secara psikologis telah melibatkan

emosional siswa untuk sampai pada tahab ”merasa sebagai pelajar”

Pembelajaran langsung mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

a.Belajar secara objektif yang berorientasi pada pelajaran siswa.

3

Page 4: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

b. Tinjauan prasyarat, untuk mengetahui kemampuan dan keahlian yang

dimiliki siswa untuk pembelajaran berikutnya.

c.Pengenalan materi pelajaran baru.

Memberi informasi, mendemonstrasikan konsep dengan memberikan

contoh-contoh.

d. Mengamati prilaku pembelajaran.

Memahami kemampuan dan membenahi kesalaham pebelajar.

e.Menyediakan kebebasan prilaku.

Memberi kesempatan pebelajar secara bebas untuk menunjukkan

keahliannya.

f. Melakukan penilaian performan dan tindak lanjut.

g. Memberikan kesempatan untuk pendistribusian pengalaman dengan

pemantauan.

Tahapan pembelajaran sebagaimana tersebut di atas yang

dikembangkan oleh Rosenshine sejalan dengan pandangan Robert Gagne yang

membagi proses belajar dan langkah-langkah instruksional menjadi 7 langkah/

fase (W.S. Winkel, 2004: 131-132), yaitu sebagai berikut:

1. Fase motivasi

Siswa : Sadar akan tujuan yang ingin di capai dan bersedia melibatkan diri.

Guru : Memberikan motivasi belajar dan menyadarkan siswa akan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Fase konsentrasi

Siswa : Memperhatikan unsur-unsur yang relevan sehingga terbentuk pola

perseptual tertentu.

4

Page 5: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

Guru : Mengarahkan perhatian siswa supaya memperhatikan unsur-unsur

pokok dalam materi (selective perception)

3. Fase pengolahan

Siswa : Menahan informasi dalam ingatan jangka pendek (short term

memory/STM) dan mengolah informasi untuk diambil maknanya

(diberi arti)

Guru : membantu siswa mencerna dan memahami pelajaran dengan

menuangkan dalam bentuk verbal, skema, atau bagan.

4. Fase menyimpan

Siswa : Menyimpan informasi yang telah diolah dalam ingatan jangka

panjang (long term memory/LTM); informasi dimasukan dalam

ingatan jangka panjang (teori kognitif). Hasil belajar dapat

diperoleh sebagian atau keseluruhan.

Guru : Memberikan bimbingan kepada siswa agar dalam mengolah

informasi tersebut dapat stabil.

5. a. Fase menggali 1

Siswa : Informasi dalam memori jangka panjang digali dan dimasukkan

dalam memori jangka pendek, informasi ini dikaitkan dengan

informasi baru dan dimasukkan kembali dalam memori jangka

panjang.

Guru : membantu siswa menggali hasil yang baru saja diperoleh dari

memori jangka panjang dan mengaitkannya dengan informasi baru

(transfer belajar). Membantu mempersiapkan diri untuk ujian yang

mencakup beberapa pokok bahasan dengan memberikan repetisi

pelajaran (review)

5

Page 6: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

a. Fase menggali 2

Siswa : Menggali informasi yang tersimpan didalam memori jangka panjang

digunakan untuk mempersiapkannya sebagai masukan bagi fase

prestasi

Guru : Memberikan petunjuk bentuk prestasi yang diharapkan, misalnya

bentuk uraian tertulis, lisan, diagram, atau demontrasi.

6. Fase prestasi

Siswa : Informasi yang digali digunakan untuk unjuk kerja/prestasi yang

menampakkan hasil belajar.

Guru : Memberikan petunjuk bentuk prestasi yang sedang diberikan apakah

tertulis, lisan, atau perbuatan.

7. Fase umpan balik

Siswa : Mendapatkan konfirmasi sejauh mana prestasinya tepat.

Guru : Memberikan umpan balik segera sesudah prestasi diberikan dalam

bentuk perbuatan/demontrasi atau uraian lisan.

Fase-fase peran guru dalam pembelajaran lansung secara sedehana

penerapannya di kelas adalah sebagai berikut:

Fase dan Peran Guru dalam pembelajaran Langsung

Fase Peran Guru1. Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswaMenjelaskan tujuan pembelajaran, materi prasyarat, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa (apersepsi)

2. Mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan

Mendemontrasikan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap

3. Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan terbimbing4. Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balikMengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik.

5. Memberikan latihan dan penerapan konsep.

Menyiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.

6

Page 7: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

C. Model Pembelajaran Madeline Hunter

Program pengajaran Madeline Hunter memberikan suatu bentuk

bimbingan secara umum untuk pengajaran topik tertentu atau pada jenjang

tingkatan kualitas yang lebih tinggi. Pada pengajaran ini memilki 4 langkah

prinsip utama, yaitu:

1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Tahap ini bisa diartikan sebagai pendahuluan yaitu dengan memberikan

gambaran ringkas tentang materi baru yang akan dipelajari, menunjukkan

hubungannya dengan pengetahuan yang sudah dimilki siswa, membantu

siswa untuk memahami pentingnya materi baru tersebut.

2. Memberikan pembelajaran

Memberikan materi baru yang dijelaskan dan dimodelkan oleh guru secara

interaktif.

3. Memberikan latihan terbimbing.

Siswa diberi kesempatan untuk melatih pengetahuan dan keterampilan yang

baru di pelajari, dibawah bimbingan dan pengarahan guru. Sehingga bila

terdapat kekelirruan dan penyimpangan yang dilakukan siswa, dapat segera

dikoreksi serta diperbaiki.

4. Praktek mandiri.

Retensi dan transfer pengetahuan yang telah diperoleh siswa dapat

ditingkatkan dan diaplikasikan secara nyata oleh siswa melalui latihan

mandiri. Pelaksanaan latihan mandiri terhadap siswa sangat berperan penting

bagi peningkatan penguasaan sebuah pengetahuan maupun keterampilan

yang baru diperoleh siswa.

7

Page 8: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

D. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama, yaitu kerjasama antar siswa dalam kelompok

belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran kooperatif

adalah untuk membangun dan membangkitkan interaksi yang efektif diantara

anggota kelompok melalui diskusi dan musyawarah. Dalam hal ini sebagian

besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa dalam mempelajari materi

pelajaran. Berdiskusi adalah wahana untuk memecahkan masalah (tugas) yang

diberikan guru . Adanya interaksi yang efektif dimungkinkan semua anggota

kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar, sehingga

mengurangi kesenjangan penguasaan materi pelajaran antara siswa yang

pandai dengan siswa yang kurang pandai. Di samping itu, belajar kooperatif

dapat mengembangkan solidaritas dan rasa kebersamaan di kalangan siswa.

Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Sebagai guru dan

mungkin siswa kita pernah menggunakannya atau mengalaminya sebagai

contoh saat bekerja dalam laboratorium. Dalam belajar kooperatif, siswa

dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk

bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru (Slavin, 1995;

Eggen & Kauchak). Dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai

suatu team dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan

bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama

untuk keberhasilan kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif dalam penerapannya di kelas mengikuti

beberapa konsep. Menurut slavin (1995) ada tiga konsep pokok untuk

semua metode pembelajaran berkelompok, yaitu: 1) pengenalan anggota

8

Page 9: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

kelompok, 2) akuntabilitas individu, dan 3) kesempatan yang sama untuk

sukses. Ada 5 model pembelajaran kooperatif yang disampaikan oleh Slavin,

yaitu: Students Teams Achievement Divisions (STAD), Teams Games

Tournaments (TGT), Jigsaw Games, Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC), dan Team Accelerated Instruction (TAI).

Secara umum pembelajaran kooperatif memiliki enam langkah utama

yang hampir sama dalam penerapannya di kelas. Namun demikian apabila guru

ingin melaksanakan cooperative learning tidak harus mengikuti langkah-

langkah pembelajaran ini secara kaku. Akan tetapi dapat disesuaikan dengan

kondisi dan karakteristik siswa serta lingkungan belajar. Adapun enam langkah

pembelajaran kooperatif yang biasa dilakukan dapat dilihat pada table berikut:

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Fase Indikator Kegiatan1 Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswaGuru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan

3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas.

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan juga terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok

6 Memberi penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok

9

Page 10: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

E. Students Teams Achievement Divisions (STAD)

STAD (Tim Kelompok Siswa Prestasi) adalah salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang

baik untuk guru yang baru mulai menerapkan dengan pendekatan kooperatif .

Langkah-langkah pembelajaran STAD (Slavin,1995), yaitu sebagai berikut:

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

2. Guru menyajikan pelajaran

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-

anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan

pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab

kuis tidak boleh saling membantu

5. Memberi evaluasi

6. Kesimpulan

F. Numbered Head Together

Metoode ini dikembangkan oleh Spenser Kagan tahun 1993 dalam

Slavin (1995) dengan melibatkan siswa dalam mereview bahan yang tercakup

dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka

mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada

seluruh kelas, guru menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut:

1. Penomoran (numbering):

10

Page 11: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

Guru membagi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5

orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut

memiliki nomor berbeda.

2. Pengajuan pertanyaan (questioning):

Guru mengajukan pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi

dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.

3. Berpikir bersama (head together):

Para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa

tiap orang mengetahui jawaban tersebut.

4. Pemberian jawaban (answering):

Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor

yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.

Disamping dua model pembelajran kooperatif yang tersebut di atas, masih

terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif yang lain. Model-model

pembelajaran ini dapat dibaca pada literature lain. Kedua model pembelajaran

yang tersebut di atas hanya sekedar memberi informasi awal kepada pembaca.

Sehingga sangat dianjurkan kepada pembaca untuk menemukan secara mandiri

beberapa model pembelajaran kooperatif lainnya.

11

Page 12: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

G. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran kelompok belajar kooperatif memiliki sejumlah perbedaan

dari kelompok belajar konvensional. Perbedaan tersebut menurut Abdurahman

dan Bintoro (2000; 79), mengemukakan perbedaan tersebut, yaitu :

Tabel Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar KonvensionalAdanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.

Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok.

Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok sedangkan anggota kelompok lainnya hanya "mendompleng" keberhasilan "pemborong".

Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan.

Kelompok belajar biasanya homogen.

Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok

Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.

Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong-royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.

Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan.

Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok.

Pemantauan melalui onservasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.

Guru memperhatikan secara proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai)

Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

Dari sejumlah perbedaan yang tersebut di atas, tentunya guru sebagai desainer

pembelajaran di kelas dapat menentukan model pendekatan pembelajaran yang

12

Page 13: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

sesuai dengan karakteristik dan kondisi lingkungan sekolahnya. Sebaik dan

sesempurna apapun model pembelajaran yang telah dirancang oleh ahli yang

terdapat di sekolah. Pada intinya, adalah guru harus berupaya agar pembelajaran

yang dilaksanakan di kelasnya berjalan secara efektif dan efesien.

Daftar Rujukan

Abdurrahman, M., & Totok, B. 2000. Memahami dan Menangani Siswa dengan

Problema dalam Belajar: Pedoman Guru. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu

SLTP, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

Slavin, R. E (1995). Educational Psychology. John Hopkins University.

Winkel, W.S (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Elliott, et all, (2000). Educational Psychology: Effective teaching and Effective

learning, third Edition. McGraw-Hill Higher Education USA.

13

Page 14: MAKALAH PEMBELAJARAN EFEKTIF.doc

PEMBELAJARAN EFEKTIF

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliahPsikologi Pengajaran

yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. I Wayan Ardhana

OlehRudiardi

NIM.107611544237Akhmad Basori

NIM 107611554283

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARANNOPEMBER 2007

14