makalah pembangunan

22
MAKALAH SEMINAR MASALAH-MASALAH/ISU-ISU PEMBANGUNAN Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Penguatan Sektor UMKM Untuk Perluasan Lapangan Pekerjaan (Studi Kasus Pada Kota Malang) Disusun Oleh : Gandjar Wiyono 105030100111135 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: deny-achmad-setiawan

Post on 21-Jan-2016

522 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

masalah pembangunan untuk Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Penguatan Sektor UMKM Untuk Perluasan Lapangan Pekerjaandalam rangka pengentasan kemiskinan daerah sekitar malang

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH pembangunan

MAKALAH

SEMINAR MASALAH-MASALAH/ISU-ISU PEMBANGUNAN

Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Penguatan Sektor UMKM Untuk Perluasan

Lapangan Pekerjaan

(Studi Kasus Pada Kota Malang)

Disusun Oleh :

Gandjar Wiyono 105030100111135

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: MAKALAH pembangunan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah Negara seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu menjadi tema

dan agenda utama pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Berbagai program digulirkan

semenjak era Orde Baru sampai sekarang. Dari mulai program IDT, P2KP, Raskin, BLT, sampai

ke PNPM. Namun, ketika kita berusaha untuk mengevaluasi setiap program pemerintah tersebut,

dalam realitanya, jumlah orang miskin di Indonesia tidak berubah secara signifikan. Ketika pun

terjadi penurunan, maka jumlahnya tidak begitu menggembirakan.

Biasanya kemiskinan banyak terjadi di kota-kota besar, itu dikarna kan masyarakat yang

tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena harga kebutuhan yang tinggi dan lapangan

pekerjaan yang semakin terbatas akibat ada nya kepadatan penduduk dan mengakibat kan banyak

pengganguran dikota-kota besar akibat banyak dari mereka kalah nya bersaing, akhirnya

kemiskinan pun terjadi. Oleh sebab itu perlakuan pemerintah untuk menanggulangi masalah

kemiskinan disetiap daerah berbeda namun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah walaupun

berbeda tapi perlakuan nya adil dan merata untuk mengatasi masalah kemiskinan di setiap

daerah.

Pengangguran menjadi masalah yang krusial bagi Indonesia. Meningkatnya angka

pertumbuhan tidak dengan serta mertamengurangi tingkat pengangguran. Selain itu, harus diakui

bahwa gambaran perekonomian kita kedepan dalam waktu singkat masih tampak suram.

Investasi skala besar, yang pada masa sebelum krisis menjadi salah satu andalan pertumbuhan

dan penyerapan tenaga kerja, masih sulit diharapkan. Dengan kondisi semacam itu, tidaklah

mengherankan jika banyak pihak kemudian beralih pada pengembangan Usaha Mikro Kecil

Menengah ( UMKM). Bagi para pendukung usaha kecil, baik praktisi maupun akademisi,

kondisi sekarang dilihat sebagai saat pembuktian bahwa perekonomian berbasis UMKM lebih

baik karena usaha ini terbukti mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap krisis, lebih banyak

menyerap tenaga kerja, dan lebih bisa memberikan kesejahtaeraan bagi rakyat kecil.

Dan sejak ekonomi Indonesia mengalami keterpurukan akibat krisis, UMKM menjadi

primadona bagi banyak pihak, baik donor, pemerintah, maupun lembaga-lembaga swadaya

masyarakat untuk menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia. Kecenderungan ini terlihat antara

Page 3: MAKALAH pembangunan

lain dari tercantumnya secara spesifik rencana pengembangan iklim usaha yang kondusif serta

peningkatan daya saing UMKM.

Keinginan untuk memberdayakan UMKM sebagai salah satu upaya dalam mengurangi

angka pengangguran, harus didasarkan pada pendekatan yang digerakkan oleh pasar. Target dari

pendekatan ini adalah pada penguatan sector usaha kecil menengah agar bisa menjadi motor

penggerak pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja.

Usaha kecil menengah mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian

Indonesia, terutama dengan jumlahnya yang sangat besar. UMKM memainkan peran dinamis

yang potensial dalam meningkatkan pasokan baru serta persaingan, menyesuaikan dan

mengembangkan teknologi, menciptakan ragam pasar baru, dan meningkatkan kesempatan kerja

dan hasil produksi ( Iwan T. dan Ahmad E.Y, 2003).

Tingkat pengangguran di kota Malang masih dalam kategori yang cukup

memprihatinkan. Pengangguran dapat diatasi dengan menempatkan penganggur pada lapangan

pekerjaan. Untuk mempekerjakan para tenaga penganggur tersebut harus diciptakan lapangan

kerja baru. Namun semakin hari jumlah penganggur terus meningkat lebih cepat dari

peningkatan jumlah lapangan pekerjaan. Walaupun demikian kita masih harus tetap optimis

masalah angkatan kerja yang tinggi dapat dicarikan solusinya. Salah satu hal yang mungkin bisa

dijadikan solusi dari pengurangan angka pengangguran dan perluasan kesempatan kerja adalah

dengan mengembangkan sektor UMKM ( Sudrajad, 2000).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan program penguatan UMKM di Kota Malang?

2. Apa kontribusi program penguatan UMKM bagi perluasan lapangan pekerjaan di Kota

Malang?

Page 4: MAKALAH pembangunan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemiskinan

Berbagai definisi tentang kemiskinan sudah diberikan oleh para ahli di bidangnya.

Menurut Todaro (2002), salah satu generalisasi (anggapan sederhana) yang terbilang paling sahih

(valid) mengenai penduduk miskin adalah bahwasannya mereka pada umumnya bertempat

tinggal di daerah-daerah pedesaan, dengan mata pencaharian pokok di bidang pertanian dan

kegiatan-kegiatan lainnya yang erat hubungannya dengan sektor ekonomi tradisional. Pengertian

kemiskinan itu sangat luas, dimana Arsyad (1997) mengelompokkan ukuran kemiskinan menjadi

2 macam, yaitu.

1) Kemiskinan Absolut, yang diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan

dari seseorang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti sandang,

pangan, pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Ukuran ini dikaitkan dengan batasan

pada kebutuhan pokok atas kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang

dapat hidup secara layak. Seseorang yang mempunyai pendapatn dibawah kebutuhan

minimum, maka orang tersebut dikatakan miskin.

2) Kemiskinan Relatif, yang berkaitan dengan distribusi pendapatan yang mengukur

ketidakmerataan. Dalam kemiskinan relatif ini, seseorang yang telah mampu memenuhi

kebutuhan minimumnya belum tentu disebut tidak miskin. Kondisi seseorang atau

keluarga apabila dibandingkan dengan masyarakat sekitarnya mempunyai pendapatan

yang lebih rendah, maka orang atau keluarga tersebut berada dalam keadaan miskin.

Dengan kata lain, kemiskinan ditentukan oleh keadaan sekitarnya dimana orang tersebut

tinggal.

Kemudian Dilihat dari segi penyebabnya (Baswir :1997) kemiskinan dapat dibagi menjadi,

1) Kemiskinan natural adalah keadaan miskin karena dari awalnya memang miskin.

Kelompok masyarakat tersebut menjadi miskin karena tidak memiliki sumberdaya yang

memadai baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun sumberdaya

pembangunan, atau kalaupun mereka ikut serta dalam pembangunan, mereka hanya

menadapat imbalan pendapatan yang rendah. Kemiskinan natural adalah kemiskinan

Page 5: MAKALAH pembangunan

yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah seperti karena cacat, sakit, usia lanjut atau

karena bencana alam

2) Kemiskinan kultural mengacu pada sikap hidup seseorang atau kelompok masyarakat

yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan budaya dimana mereka merasa

hidup berkecukupan dan tidak merasa kekurangan. Kelompok masyarakat seperti ini

tidak mudah untuk diajak berpartisipasi dalam pembangunan, tidak mau berusaha untuk

memperbaiki dan merubah tingkat kehidupannya. Akibatnya tingkat pendapatan mereka

rendah menurut ukuran yang dipakai secara umum.

3) Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan

manusia seperti kebijakan ekonomi yang tidak adil, distribusi aset produksi yang tidak

merata, korupsi dan kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung menguntungkan

kelompok masyarakat tertentu.

Menurut Djojohadikusumo (1994) kemiskinan muncul sebagai akibat kesenjangan yang

mengandung dimensi ekonomis sosiologis dan berdimensi ekonomi regional. Kemiskinan ini

terjadi sebagai akibat adanya ketimpangan kekuatan yang sangat mencolok diantara golongan-

golongan pelaku ekonomi, dimana pengusaha besar cenderung mengandalkan kekuatan

sumberdayanya untuk merebut suatu kedudukan di pasar barang dan jasa. Selain dari dimensi

ekonomi dan non ekonomi, kemiskinan juga dapat disebabkan oleh dimensi geografis, sebuah

rumah tangga miskin diwilayah yang mendukung dapat memiliki kesempatan yang lebih besar

untuk keluar dari kemiskinan, sementara rumah tangga miskin yang berada pada wilayah yang

tidak mendukung, cenderung menjadi stagnan dan bahkan menjadi sangat miskin. Kebijakan

yang memperhatikan ketimpangan geografis memberikan sumberdaya (tenaga kerja dan modal)

di wilayah miskin menjadi lebih produktif kemudian menstimulasi pertumbuhan yang pro orang

miskin (Rusastra dan Napitupulu, 2006).

B. Penyebab Kemiskinan (Potret Pembangunan di Indonesia)

Permasalahan masih besarnya penduduk miskin di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal yang antara lain :

Pertama, pemerataan pembangunan belum menyebar secara merata terutama di daerah

perdesaan. Penduduk miskin di daerah perdesaan pada tahun 2006 diperkirakan lebih tinggi dari

penduduk miskin di daerah perkotaan. Kesempatan berusaha di daerah perdesaan dan perkotaan

Page 6: MAKALAH pembangunan

belum dapat mendorong penciptaan pendapatan bagi masyarakat terutama bagi rumah tangga

miskin. Masih tingginya pengangguran terbuka di daerah perdesaan dibandingkan dengan di

daerah perkotaan menyebabkan kurangnya sumber pendapatan bagi masyarakat miskin terutama

di daerah perdesaan. Sementara itu masyarakat miskin yang banyak menggantungkan hidupnya

pada usaha mikro masih mengalami keterbatasan dalam memperoleh akses permodalan dan

sangat rendah produktivitasnya.

Kedua, masyarakat miskin belum mampu menjangkau pelayanan dan fasilitas dasar

seperti pendidikan, kesehatan, air minum dan sanitasi, serta transportasi. Gizi buruk masih terjadi

di lapisan masyarakat miskin. Hal ini disebabkan terutama oleh cakupan perlindungan sosial bagi

masyarakat miskin yang belum memadai. Bantuan sosial kepada masyarakat miskin, pelayanan

bantuan kepada masyarakat rentan (seperti penyandang cacat, lanjut usia, dan yatim-piatu), dan

cakupan jaminan sosial bagi rumah tangga miskin masih jauh dari memadai. Prasarana dan

sarana transportasi di daerah terisolir masih kurang mencukupi untuk mendukung penciptaan

kegiatan ekonomi produktif bagi masyarakat miskin.

Ketiga, harga bahan pokok terutama beras cenderung berfluktuasi sehingga

mempengaruhi daya beli masyarakat miskin. Kondisi terakhir, di mana dunia sedang di landa

dua krisis besar yakni krisis pangan dan krisis energi, juga turut mempengaruhi lonjakan jumlah

rakyat miskin

C. Program Penanggulangan Kemiskinan

1. Program JPS dan OPK

Program JPS (jaring Pengaman Sosial) adalah salah satu program penanggulangan

kemiskinan yang digulirkan pemerintah pada masa krisis ekonomi. Diantaranya ditujukan

untuk bidang pendidikan dan kesehatan, yang diikuti dengan program lainnya, baik dari

LSM lokal maupun dari lembaga keuangan internasional. Beberapa diantaranya masih

berlangsung sampai sekarang, walaupun telah beberapa kali mengalami perubahan nama

dan pergantian orientasi.

Salah satu contohnya adalah OPK (Operasi Pasar Khusus) yakni bantuan pangan yang

dioperasionalkan sejak tahun 1998 sebagai bagian dari program JPS dalam rangka

Page 7: MAKALAH pembangunan

meminimalisasi dampak krisis ekonomi. Pada tahun 2001, dengan tujuan untuk

mempertajam penetapan sasaran, program ini berubah nama menjadi Raskin (Beras untuk

Keluarga Miskin).

2. Program BLT (Bantuan Langsung Tunai) / SLT (Subsidi Langsung Tunai)

Program Subsidi Langsung Tunai (SLT) merupakan program pemerintah yang bertujuan

sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM sejak tahun 2005 lalu. BLT/SLT ini

disalurkan secara langsung dan tunai melalui cabang-cabang PT Pos Indonesia, dengan

alokasi anggaran untuk setiap rumah tangga miskin mendapatkan jatah Rp 100.000,00

per bulan dan dibayarkan setiap tiga bulan sekali.

3. Program P4K (Pembinaan Pendapatan Petani Nelayan Kecil)

Program P4K ini merupakan program hasil kerjasama Departemen Pertanian dengan BRI

yang dimulai sejak tahun 1979-2005. Indikator keberhasilan yang digunakan adalah

tumbuh dan berkembangnya KPK (Kelompok Petani-nelayan Kecil), dimana mereka

diupayakan untuk menjadi kelompok mandiri yang ditandai dengan pengurus dan

anggota yang aktif, dana bersama yang terus berkembang, dan terintegrasikannya

program P4K ke dalam program pembangunan  daerah. Namun demikian, dari berbagai

literatur dan hasil penelitian, tidak ditemukan adanya pedoman mengenai bagaimana

indikator-indikator keberhasilan tersebut bisa tercapai dan bagaimana strategi

pengakhiran programnya.

4. PPK dan P2KP

PPK (Program Pengembangan Kecamatan) dan P2KP (Program Penanggulangan

Kemiskinan di Perkotaan) adalah program penanggulangan kemiskinan berbasis

masyarakat yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia ,

dan diluncurkan dalam kurun waktu 1998-1999 dengan tujuan untuk meningkatkan dan

mengembangkan sarana perkotaan  (P2KP) dan pedesaan (PPK).

5. PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat)

Page 8: MAKALAH pembangunan

PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar

dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan

pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan

pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi

masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.

D. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi criteria kekayaan

bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-

undang. Pengertian kecil didalam usaha kecil bersifat relatif, sehingga perlu ada batasannya yang

dapat menimbulkan defenisi usaha kecil dari beberapa segi.

Macam-macam Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Usaha kecil dan menengah dapat digolongkan menurut bentuk, jenis, serta kegiatan yang

dilakukannya. Bentuk dan jenis UMKM dapat kita perinci dari beberapa segi antara lainsebagai

berikut :

1. Ditinjau dari hakikat dan penggolongannya

a. Industri kecil

b. Perusahaan berskala kecil

c. Sektor informal

2. Ditinjau dari bentuknya

a. Usaha perseorangan

b. Usaha persekutuan/ partnership

3. Ditinjau dari jenis produk atau jasa yang dihasilkan maupun aktivitas yang

dilakukan

a. Usaha pertanian

b. Usaha industry

c. Usaha jasa

Page 9: MAKALAH pembangunan

E. Landasan Hukum yang Mengatur UMKM

Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UMKM :

1) UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

2) PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan

3) PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

4) Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah

5) Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan

Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha

Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan

6) Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan

Menengah

7) Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha

Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan

8) Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha

Milik Negara

9) Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

BAB III

Page 10: MAKALAH pembangunan

PEMBAHASAN

3.1 Pelaksanaan Program Penguatan UMKM di Kota Malang

Dalam upaya program penguatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kota Malang ini,

pemerintah Kota Malang bekerja sama dengan instansi terkait dan dengan pihak non-

Government yang mempunyai perhatian khusus bagi perkembangan dunia usaha kecil di Kota

Malang. Model pemberdayaan yang dipakai dalam usaha penguatan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah di Kota Malang adalah pemberdayaan Partisipatoris yaitu pemerintah bersama

masyarakat dalam hal ini pihak di luar pemerintah mengupayakan pemberdayaan kepada Usaha

Kecil dan Menengah. Peran pemerintah dalam hal ini adalah sebagai fasilitator, mediator, dan

pengayom.

1. Sebagai fasilitator, pemerintah berperan memberi bantuan sarana dan prasarana

pendukung bagi pihak pelaku UMKM dan juga bagi pihak pemberi kredit yang

bersedia untuk membantu UMKM. Seperti menyediakan tempat pelatihan dan

pengembangan, mendata UMKM yang ada di Kota Malang untuk mencari tahu

kondisi dan perkembangannya, serta mencari pokok permasalahan yang dihadapi

UKM tersebut untuk kemudian dicari solusi yang tepat oleh pemerintah yang

bekerjasama dengan pihak di luar pemerintah, dll.

2. Sebagai mediator, peran pemerintah adalah mempertemukan pelaku UMKM yang

akan dibina oleh pihak non-government yang akan membantu membina UMKM.

Disini pemerintah berperan mensosialisasikan program-program yang ditawarkan

oleh pihak non-government tersebut kepada pelaku UMKM. Pemerintah juga

membantu pelaku UMKM dalam mendapatkan bantuan modal dan ikut

mempromosikan UKM mana yang layak untuk mendapatkan bantuan modal.

3. Dan sebagai pengayom, pemerintah berperan melindungi UMKM dengan membuat

peraturan hukum yang jelas untuk melindungi hak dan kewajiban UMKM. Seperti

UU Antimonopoli yang bertujuan untuk melindungi UMKM dari intervensi yang

sifatnya langsung dan tidak berdasarkan pasar seperti program “bapak angkat”,

kemitraan yang dipaksakan atau kredit subsidi.

3.2 Penerapan Program :

Page 11: MAKALAH pembangunan

Di Kota Malang tenaga kerja yang berasal dari pendidikan formal masih banyak yang

belum bekerja. Bahkan banyak tenaga kerja yang terdidik bekerja di tempat yang tidak sesuai

dengan pendidikannya. Bagi tenaga kerja yang tidak tertampung pada sektor formal, salah satu

alternatifny adalah berusaha di bidang UMKM. Hal ini didukung oleh Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Timur, BAB III tentang Agenda-Agenda

Pembangunan Jawa Timur Tahun 2006-2008, Angka 3.3 yang khusus menguraikan tentang

Agenda Penanggulangan Kemiskinan, Pengangguran, Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan dan

Memacu Kewirausahaan di Jawa Timur. Salah satu prioritas pembangunan diletakkan pada

kegiatan bidang Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan.

Kebijakan yang ditempuh untuk menciptakan lapangan kerja formal dan meningkatkan

produktivitas pekerja dilaksanakan dengan memperbarui program-program perluasan

kesempatan kerja yang dilakukan oleh Pemerintah, antara lain adalah program pekerjaan umum,

kredit mikro, pengembangan UKM, serta program-program pengentasan kemiskinan.

Untuk itu, Pemkot Malang bertekad akan mengoptimalisasi upaya intensifikasi dan

ekstensifikasi PAD (Pendapatan Asli Daerah). Kebijakan itu sendiri akan dilakukan dengan

sebaik-baiknya dan memanfaatkan secara maksimal aset atau objek milik Pemkot Malang

dan/atau Kota Malang secara proporsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Melalui upaya ini, diharapkan masyarakat Kota Malang tidak memiliki dampak yang

terlalu signifikan di dalam kerangka peningkatan capaian PAD. Artinya, Pemkot Malang

mengambil langkah-langkah yang tidak akan membebankan dan memberatkan upaya ini kepada

masyarakat, seperti peningkatan retribusi dan pajak daerah yang terlalu tinggi.

Berbagai kegiatan dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang untuk memamerkan hasil

industri UMKM. Antara lain: kegiatan bazaar yang bertujuan memperkenalkan produk UKM

pada masyarakat yang diadakan setiap hari Minggu pagi. Dalam bazar yang biasa dikenal dengan

”Pasar Minggu” itu melibatkan sekitar lebih dari 50 usaha kecil dan menengah (UKM) se Kota

Malang.

Dengan menggelar bazaar “Pasar Minggu” itu, diharapkan produk atau kerajinan para

UKM di Kota Malang lebih dikenal masyarakat. Bahkan acara bazar tersebut sengaja di gelar di

Page 12: MAKALAH pembangunan

sepanjang Jalan Ijen, yang diprediksi selalu ramai pengunjung diakhir pekan. Selain bisa

berolahraga di pagi hari, masyarakat juga melihat pameran dan membeli dagangan yang

dipamerkan para pengusaha. Pameran ini membawa dampak yang sangat positif bagi

pertumbuhan ekonomi daerah bahkan saat ini pendapatan perkapita di Kota Malang. Jenis

dagangan yang dipamerkan dalam kampung UMKM ini, diantaranya, batik, mebel, souvenir,

makanan dan minuman ringan. Selain meningkatkan perekonomian, pameran/bazaar ini juga

menyerap tenaga kerja , dengan membuka lapangan usaha baru sama artinya dengan membuka

kesempatan kerja. Sehingga dengan membuka kesempatan kerja maka akan terjadi penyerapan

tenaga kerja.

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya yang terencana secara sistematis

untuk memberdayakan potensi seluruh lapisan masyarakat secara terpadu. Program tersebut

berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi dan sumber daya lokal sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara terencana dan berkelanjutan.

3.3 Kontribusi Program Penguatan UMKM Bagi Perluasan Lapangan Pekerjaan Di Kota

Malang

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan langkah

strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

besar penduduk Kota Malang, khususnya melalui penyediaan perluasan lapangan pekerjaan dan

mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan.

Dengan program penguatan UMKM yang meliputi pembinaan UMKM, kemitrausahaan,

bantuan pendanaan serta melihat penerapan program penguatan tersebut, faktanya memberikan

kontribusi tersendiri terhadap perluasan lapangan pekerjaan yang tentunya meningkatkan pula

PAD Kota Malang.

Seiring berkembangnya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kota Malang ,

bertambahnya unit-unit UMKM yang muncul atau meningkatnya jumlah orang yang bekerja di

sektor ini, bisa jadi merupakan respon dari adanya program penguatan UMKM. Sektor informal

yang dahulunya kurang bisa menyerap tenaga kerja, kini dengan adanya program penguatan

UMKM tersebut menjadi salah satu sektor yang strategis dalam menyerap tenaga kerja, terbukti

dengan munculnya unit-unit UMKM baru di Kota Malang.

Page 13: MAKALAH pembangunan

Selain itu, program Kredit Modal Kerja yang dilaksanakan Pemkot Malang bekerjasama

dengan Pengembangan Bank Perkreditan Rakyat dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Bank Indonesia (BI) memberi pengaruh positif dalam memberikan kontribusi perluasan lapangan

kerja.

Dari sisi pasokan, yakni mendorong bank dalam pemberian kredit kepada UMKM.

Bentuknya, regulasi kepada perbankan, kemitraan strategis, dan penguatan lembaga penunjang.

Yang juga dilakukan BI, kerja sama denhgan pemerintah dan lembaga internasional sehingga

UMKM mempunyai akses ke kredit seluas-luasnya. Dampaknya terjadi pertumbuhan UMKM

dan sektor riil.

Kredit yang digunakan sebagai modal awal untuk membuka usaha, dengan membuka

lapangan usaha baru sama artinya dengan membuka kesempatan kerja. Sehingga dengan

membuka kesempatan kerja maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja.

Hal ini berhubungan dengan ulasan di atas, bahwasanya dengan adanya usaha-usaha baru

berbentuk unit-unit UMKM maka lapangan usaha baru akan terbuka lebar. Sehingga tenaga kerja

yang tidak bisa bekerja di sektor formal, bisa beralih ke sektor informal. Dengan demikian dapat

meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran.

BAB IV

PENUTUP

Page 14: MAKALAH pembangunan

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan ulasan di atas bisa disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia

sangat berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah pengangguran. Khususnya di Kota Malang

jumlah pengangguran cukup memprihatikan. Tenaga kerja yang berasal dari pendidikan formal

banyak yang belum tertampung pada sektor formal. Salah satu alternative adalah berusaha di

sektor UMKM.

Untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran di Kota

Malang, maka Pemkot Kota Malang melakukan pengembangan penguatan UMKM yang

bekerjasama dengan pihak luar pemerintah agar usaha UMKM bisa berkembang dan dapat

menyerap tenaga kerja pengangguran.

Program-program bantuan ini meliputi bantuan Kredit Usaha Kecil (KUK), pelatihan dan

pembinaan aspek produksi dan aspek pemasaran UMKM, pendampingan dan perlindungan

hukum melalui pembuatan kebijakan yang berpihak pada usaha kecil.

Harapan yang besar terletak di sektor UMKM untuk menyerap tenaga kerja, tidak hanya

besar dari sisi kuantitas tetapi juga mampu memberikan kehidupan yang lebih baik kepada

orang-orang yang bekerja didalamnya. Kontribusi yang diberikan pun juga signifikan, yaitu

dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang artinya juga memberikan kesempatan kerja bagi

para tenaga kerja pengangguran, peningkatan pendapatan perkapita dan PAD Kota Malang yang

disebabkan oleh potensi UMKM yang ada di Kota Malang.

4.2 Saran

1. Pemerintah seharusnya terus mencatat data tentang kelahiran dan kematian UMKM yang

ada di Kota Malang dan membandingkan dengan tingkat tenaga kerja yang terserap pada

beberapa titik waktu.

2. Pemerintah juga perlu meningkatkan usahanya demi keberlanjutannya program pengurangan

kemiskinan di kota malang ini.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: MAKALAH pembangunan

Arsyad, Lincolin.1997. Ekonomi Pembangunan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.

YKPN.Yogyakarta

Baswir, Revrisond. 1997. Agenda Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Djojohadikusumo, Sumitro, 1994. Perspektif Perekonomian Indonesia Jangka

Panjang. LPFE.UI, Jakarta

Kartasasmita, Ginanjar, 1995. Perencanaan Pembangunan Nasioanal, Malang: Universitas

Brawijaya

Pranaka AMW dan Prijono Onny S, 1996. Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implemintasi,

Jakarta: CSIS

Pratomo Titik S. & Abd. Rachman S. 2002. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi.

Jakarta: Ghalia Indonesia

Rusastra, I Wayan dan Togar A.Napitupulu, 2006.”Karakteristik Wilayah dan

Keluarga Miskin di Pedesaan : Basis Perumusan Intervensi

Kebijakan”. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,

Bogor.

Todaro, Michael. 2002. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan Jilid 1.

Erlangga.Jakarta

Sumber lain :

Deperindag Kota Malang, 2004/2006

Malang Dalam Angka Tahun 2009

Badan Pusat Statistik Kota Malang Tahun 2010

Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur Tahun 2010

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Tahun 2010

Data Survey Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Malang

Tahun 2009/2010

Rencana Strategis Kota Malang Tahun 2006/2010